Top Banner

of 51

06 Jilid 2 Buku 6

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    1/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    51

    BUKU-6

    METODE PEMASANGAN dan

    PERAKITAN LIFT & ESKALATOR

    Ditulis oleh:

    Ir. SARWONO KUSASI 

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    2/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    49

    DAFTAR ISI

    BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

    BAB II : PERSIAPAN LAPANGAN ...................................................... 3

    BAB III : SUSUNAN PELAKSANA ....................................................... 5

    BAB IV : GAMBAR KERJA (Shop drawing)  .......................................... 10

    BAB V : JADWAL (Time Schedule)  ....................................................... 16

    BAB VI : REL PEMANDU (Guide rails)  ................................................ 19

    BAB VII : PINTU LANTAI (Landing entrances)  ...................................... 29

    BAB VIII : KERETA DAN BOBOT IMBANG ......................................... 34

    BAB IX : TALI BAJA (Steel wire rope)  ................................................... 38

    BAB X : MESIN TRAKSI ..................................................................... 42

    BAB XI : PENGAWATAN (Field Wiring) ............................................... 47

    BAB XII : PEMERIKSAAN ..................................................................... 52

    Lampiran : 1. Uraian Kerja (Job Description)  ............................................. 63

    2. Jadwal Pekerjaan Pemasangan ( Bar-chart ) ............................ 68

    3. Network Planning ( NWP) ..................................................... 69 

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    3/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    50

    PROGRAM PELATIHAN

    1. Nama Pelatihan : Instalasi Lift dan Eskalator2. Nama Mata Pelajaran : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    3. Peserta : Teknisi lapangan, Perencanan dan Penyelia bangunan

    4. Waktu : 3 JPL

    5. Uraian Singkat : Pelaksanaan pekerjaan suatu instalasi adalah pada

    dasarnya memasang tiap-tiap komponen pada

    tempatnya dan mengikuti urutan-urutannya serta

    menghubungkan satu sama lain sesuai panduan

    sehingga berfungsi. Banyak teknik (tata cara) yang

    dikembangkan oleh para produsen agar memudahkan

    pelaksanaan. Tetapi teknik-teknik apapun tidak

    terlepas dari peraturan (basic field practice) danstandar yang berlaku yang harus dipahami oleh

    pelaksana.

    6. Tujuan Instruksional

    A. Umum : Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta akan

    mampu menjelaskan urutan-urutan kerja, pemasangan

    lift, menyusun jadwal dan regu pelaksana pemasangan

    serta memahami prosedur pelaksanaan pemasangan

    lift.

    B. Khusus : Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta akan mampu.

    1. Menjelaskan lingkup pekerjaan pemasangan lift.

    2. Menyusun jadwal tepat waktu tiap-tiap tahapanpekerjaan.

    3. Menyusun regu pelaksana kompetensi pada bidang

    keterampilan tertentu.

    4. Melakukan persiapan lapangan dan penanganan

    bahan (material handling).

    5. Memahami prinsip metode pekerjaan pemasangan

    tiap-tiap komponen sesuai persyaratan.

    6. Menjaga keselamatan atau menghindari kecelakaan

    selama pelaksanaan pekerjaan pemasangan.

    7. Acuan : 1. SNI 03-219-1999Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift

    2. Lift Installation Manual

    by Northern Sdn Berhad, Malaysia

    3. Installation Manual by Puarsa, Spain

    4. Installation Manual, NEMI, Inc, New York

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    4/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    Masa kini pekerjaan instalasi lift bukan lagi merupakan monopoli perusahaan

    agen merk dagang lift. Sepanjang pengalaman penulis ada beberapa pribadi yang berani

    memasang lift tanpa dasar pengetahuan, walaupun sebagai sub-kontraktor. Kontraktor

    instalasi lift harus memperoleh izin operasi dari Departemen Tenaga Kerja sebelum mulai

    usahanya dan telah lulus dari bimbing teknis.

    Sasaran dari pemasangan lift adalah mencapai hasil kerja yang berkualitas, tepat

    waktu dengan biaya sesuai anggaran (budget ). Banyak pihak yang terlibat dan memberi

    dukungan mulai dari saat penjualan, perencanaan dan fabrikasi, namun hanya beberapa

    orang tertentu saja yang terlibat langsung dalam kualitas pekerjaan dilapangan. Beberapa

    orang inilah yang bertanggung jawab atas kualitas pemasangan dan sekaligus merupakan

    faktor penentu kualitas seluruh sistem lift. Bagaimana pendapat orang jika lift pada awal

    operasi sudah terasa bergetar, berbunyi, mengejut ( jerk ) dan sebagainya. Banyak faktor

    yang sulit untuk menyelesaikan dan memperbaikinya jika lift tersebut telah terpasang

    kecuali dengan biaya yang sangat besar. Misalnya, pemasangan rail tidak lurus dan tidak

    vertikal yaitu rail yang bengkok atau terpuntir (pada waktu handling dan transportasi),

    sambungan rail tidak cocok, jarak DBG (distance between guides) tidak tepat, rail bracket

    terlalu lemah, karena jarak rentang terlalu jauh. Sebab-sebab lain buruknya hasil

    pemasangan, ialah static balance  diabaikan, rope tension  dilupakan atau tidak diulang

    dan sebagainya.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    5/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    2

    Sebaliknya, jika dari awal pemasangan dilakukan dengan baik dan mengikuti

    prosedur dan metode yang cocok, maka sepanjang pemakaiannya akan tetap baik.

    Tentunya harus disertai dengan perawatan yang baik dan teratur pula. Faktor utama yang

    perlu diperhatikan dalam pemasangan lift, terutama untuk lift-lift berkecepatan tinggi

    pada gedung-gedung bertingkat (high rise), adalah pemasangan rail. Oleh karena itu

    disediakan jatah waktu minimal kurang lebih 20% dari seluruh jatah waktu khusus untuk

    pemasangan rail. Bahkan perlu dilakukan pengecekan ulang sepanjang rail yang telah

    terpasang dari bawah sampai paling atas pada tahap akhir pemasangan.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    6/51

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    7/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    4

    6.  Kebutuhan gudang kerja dan lokasi penyimpanan material yang terbaik /

    menguntungkan.

    7. 

    Jalan masuk (access) kelokasi kerja. Keamanan jalan masuk.

    8. 

    Penyelesaian ruang luncur dan kamar mesin sesuai dengan gambar layout dan

    kemungkinan perbaikan-perbaikan, termasuk  grouting, patching dan finishing.

    9.  Penyediaan tenaga listrik untuk alat-alat kerja dan tenaga listrik untuk

    menjalankan lift.

    10. 

    Ketegasan menggunakan air, wc, iuran kebersihan, iuran keamanan dan

    sebagainya.

    Supervisor menyusun NWP ( Net Work Planing) dan Bagan Urutan Kerja (Gantt

     Barcharts) seperti contoh pada lampiran. NWP dan Barcharts tersebut perlu disampaikan

    kepada pihak-pihak yang bersangkutan termasuk CM dengan tanda terima. Lebih baik

    lagi, jika diperoleh persetujuan dari CM. Hal ini penting untuk evaluasi keterlambatan

    kerja pemasangan yang disebabkan oleh pihak-pihak kontraktor lain atau oleh sebab

    keterlambatan pemborong utama (main contractor ).

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    8/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    5

    BAB III

    SUSUNAN PELAKSANA

    1. Supervision 

    Supervisor sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan

    dan penyelesaian pekerjaan pemasangan lift, bertugas dan bertanggung jawab atas:

    •  Pengelolaan Material, alat-alat kerja, dan orang-orang yang bekerja dibawah

    perintahnya,

    •  Koordinasi lapangan dengan kontraktor, konsultan, pemilik dan pihak-pihak

    lain.

    •  Pelaporan proses pemasangan, pekembangan proyek dan masalah yang timbul

    kepada atasanya.

    •  Pengontrolan mutu dan keselamatan ditempat kerja.

    Seorang supervisor memegang 3 sampai 4 proyek sekaligus dalam waktu

    yang sama. Pada tiap-tiap proyek ditempatkan regu-regu pemasang yang tiap

    regunya terdiri dari seorang kepala regu (charge hand ), seorang mechanic dan dua

    orang helper. Jumlah empat orang per regu. Tergantung pengalamannya dan

    volume pekerjaan, maka tiap proyek dapat ditempatkan satu atau lebih regu

    pemasang.

    Regu khusus lainnya ialah tukang listrik (wireman) 2 orang yang menyusul setelah

    tiba waktunya memasang wiring; dan adjuster 2 orang setelah lift siap untukdicoba, ditest dan diuji dengan disaksikan oleh construction management (CM)

    dan kontraktor utama.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    9/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    6

    Supervisor harus mampu menyiapkan keterampilan (skill) untuk dapat

    memenuhi jadwal waktu, biaya yang dianggarkan dan mutu. Dia memastikan

    bahwa orang-orang yang bekerja dibawah perintahnya telah mendapat material

    dan alat kerja yang memadai untuk pekerjaannya dan agar dapat bekerja dengan

    benar tanpa membuang waktu.

    Koordinasi lapangan sangat penting, mengingat sebuah gedung didirikan

    atas usaha gabungan dari banyak pihak yang saling bersaing untuk mendapatkan

    ruang dan sumber daya yang terbatas, guna dapat memenuhi jadwal dan anggaran

    masing-masing. Untuk itu, sejak awal supervisor sudah harus mengadakan kontak

    secara kontinu dengan pihak lain yang secara langsung terkait dalam pelaksanaan

    pemasangan lift.

    Koordinasi adalah tanggung jawab seorang supervisor, dia mengikuti

    rapat-rapat proyek, dimana permasalahan dapat dibahas bersama. Dia memastikan

    bahwa kebutuhan-kebutuhan / persyaratan pemasangan lift telah diketahui dan

    sesuai dengan pihak terkait, misalnya metode pemasangan yang akan diterapkan,

    kebutuhan sarana kerja dan lain-lain. Keuntungan dari koordinasi awal sering

    kurang disadari, padahal sebenarnya waktu yang disisihkan untukk itu tidaklah

    terbuang sia-sia, karena hasilnya sangat efektif. Sedangkan kepala regu tidak perlu

    mengikuti rapat-rapat proyek karena hal ini hanya akan merusak efisiensi kerjanya

    sehari-hari.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    10/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    7

    2. Susunan Organisasi

    Pelaporan mencakup kegiatan-kegiatan administrasi rutin dari pekerjaan,

    agar atasan dapat mengikuti perkembangan serta masalah-masalah penting. Semua

    kegiatan diproyek agar dicatat dalam buku harian, penggunaan jam kerja,

    instruksi-instruksi kontraktor, kesalahan atau cacat material yang sekecil apapun

    agar dilaporkan.

    Pengontrolan (pengawasan) ditempat kerja yang juga merupakan tugas

    utama dari seorang supervisor, meliputi : penyediaan material tepat waktu,

    kebersihan lingkungan dan keamanan.

    Terlampir disajikan contoh uraian kerja ( Job description) masing-masing

    bagian dari Manajer sampai Helper.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    11/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    8

    3. ALAT-ALAT KERJA

    Sebagai panduan, dicantumkan daftar alat-alat kerja dan perkakas yang

    diperlukan agar hasil kerja mencapai optimum. Tergantung dari besar kecilnya

    proyek maka daftar tersebut mungkin terasa agak berlebih-lebihan. Semua itu

    kembali kepada pengalaman atasan (superintendant ) atau kepala regu sendiri.

    Alat kerja dibagi 3 (tiga) golongan, yaitu alat kerja khusus lift, alat kerja

    perkakas umum dan set pekakas pribadi.

    Golongan 1 

    Alat kerja Umum (dapat disewa)

    a. Takel (chain hoist atau chain block ), 3-ton

    b. Mesin pengangkat (winch machine), 5-ton

    c. Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo

    d. Mesin bor portable (electric drill), macam-macam ukuran

    e. Dongkrak hidrolis (hydraulic jack )

    f. Kompor (burner ) minyak tanah, portable

    g. Gerobak dorong roda empat ( platform trolley)

    h. Palu godam , 6 kg

    i. Mesin gerenda portable (grinding machine)

     j. Gunting tali baja (rope cutter )

    Golongan 2 

    Alat kerja Khusus lift

    a. Gergaji kayu (carpenter saw)

    b. Gergaji besi (hacksaw)

    c. Palu 0.5 dan 0.9 kg

    d. Palu karet (rubber mallet )

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    12/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    9

    e. Pahat baja dan beton (chissels)

    f. Sikat kawat (wire brushes)

    g. Penjepit C (C-clamp)

    h. Penjepit B (cross B-clamp)

    i. Lampu center

     j. Walky-talky

    k. Tali sling, macam-macam jenis dan ukuran

    l. Siku pengukur, sigmat, water pas dan alat-alat ukur lain

    m. Bandul lood atau unting-unting ( plumb-bob)

    n. Clip pelurus rel

    o. Alat tera untuk rel (rail gauge)

    p. Kikir panjang bergagang

    q. Kunci pas (spanner ), macam-macam jenis dan ukuran

    r. Waterpas (leveling gauge)

    Golongan 3 

    Set Alat-alat perkakas pribadi (hand tool kit )

    a. Obeng + dan -, mechanical dan electrical screw driver  b. Tang buaya ,tang listrik (snipper ) tang potong dan tang kupas (stripper )

    c. Tang mekanik/ tang bebek (mechanical pliar )

    d. Kunci inggris (adjustable wrench)

    e. Kunci pas (spanner )

    f. Pisau saku, kombinasi

    g. Meteran (measuring tape), 2 M dan 5 M

    Perkakas khusus pekerjaan, field wiring dan testing :

    Kikir halus, kawat jumper, test pen, lampu senter (saku), batang solder listrik, multi

    tester, tapset, dan tikar tatakan dari karet. Ampere tester, tachometer, pengukur

    tegangan tali-baja.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    13/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    10

    BAB IV

    GAMBAR KERJA

    Dasar tata letak dan ruang komponen-komponen lift digambar secara lengkap dan

     jelas dengan ukuran (dimensi) dalam mm, yaitu terdiri dari :

    1. Gambar denah

    Menyatakan letak dan ukuran dari rel-rel pemandu, DBG ( Distance Between

    Guides), luang gerak (running clearance) landas kereta ( platform), bobot

    pengimbang (bandul), pintu, tali, roda puli, pengindra kecepatan. Semua

    komponen dari tiap-tiap satuan lift, serta susunan tata letak keseluruhan lift

    terhadap as bangunan.

    2. Gambar tata ruang kamar mesin 

    Menyatakan letak mesin, pengindra kecepatan (governor ), alat pengendali

    (controller ), panel distribusi tenaga, lokasi travelling cable, hoisting hook,

    hoisting beam, jendela ventilasi, trapped door  dan pintu masuk.

    3. Gambar irisan vertikal 

    Menyatakan dalamnya sumur dasar, tingginya kereta dan pintu, tinggi ruang atas

    (overhead ), lintasan ruang luncur, tinggi kamar mesin, bobot pengimbang, jarak

    rentang braket dan jarak-jarak luang gerak

    R/L perlu disurvey untuk memastikan posisi lift dalam lubang luncur yang paling

    menguntungkan dan hubungannya dengan as bangunan, serta kondisi vertikal dari

    dinding-dindingnya. Jika posisi kurang menguntungkan karena dinding tidak

    vertikal sehingga ada daerah kritis, maka perlu dirundingkan dengan CM, mencari

    penyelesaian kompromis, agar posisi digeser dan agar memperlonggar ruang yang

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    14/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    11

    kritis. Perubahan posisi terhadap as-bangunan harus mendapat persetujuan tertulis

    dari CM.

    Lubang R/L harus dapat menampung pada kiri kanan ruang untuk rel, bagian

    belakang ruang untuk bobot imbang dan bagian depan pintu-pintu lantai. Luang

    gerak ( Running clearance) pintu (sill dengan kereta) tetap harus 31 mm. Luang

    gerak kereta dengan bobot imbang minimal 5 cm.

    Gambar-gambar tersebut harus telah disetujui oleh perencana bangunan pada

    tingkat awal sebelum barang diproduksi oleh pabrikan. Kemudian gambar-gambar

    tersebut harus disetujui atau paling tidak, diserahkan (untuk disetujui) kepada pihak yang

    berwenang di Departemen Tenaga Kerja cq. Direktorat Bina K3 sebelum pekerjaan

    pemasangan secara fisik dimulai.

    Oleh karena terlalu banyak variasi tata ruang dan letak komponen lift, maka tidak

    mungkin dijelaskan semuanya disini. Sebagai petunjuk umum hanya dibicarakan tata

    ruang yang paling populer, yaitu :

    Letak mesin diatas ruang luncur, bobot pengimbang terletak dibelakang kereta, dan

     jumlah satuan lift 2 atau 3 buah berderet dalam satu ruang luncur. Selanjutnya akan

    disinggung sedikit perihal yang penting-penting atas variasi lain macam tata ruang dan

    letak yang umum dipakai.

    Ukuran (dimensi) yang penting dan perlu diperhatikan, ialah :

    1. Jarak antara sepasang rel ( Distance Between Guides, DBG), yaitu :

    masing-masing dari rel kereta (main rail) dan rel bobot imbang (cwt rail)

    2. Jarak antara as (CL) rel kereta dengan as rel bobot imbang

    3. Jarak antara as rel kereta dengan sisi pinggir ambang pintu lantai (door sill)

    4. Jarak antara as rel kereta dengan as (marking) bangunan yang disetujui oleh

    pimpinan proyek atau construction manager (CM).

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    15/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    12

    Diagram dalam lampiran menunjukkan pembagian ruang luncur satu unit lift serta jarak-

     jarak yang dimaksud diatas.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    16/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    13

    BAB V

    JADWAL (TIME SCHEDULE)

    1. Jadwal penyelesaian pekerjaan pemasangan tercantum dalam surat perjanjian

    dengan pihak pemilik (investor, developer ) atau dengan pemborong utama.

    Seringkali jadwal yang dituntut terlalu singkat. Oleh karena itu harus jelas tanggal

    patokan dimulainya, yaitu saat serah terima lapangan, dimana ruang luncur, pit

    dan kamar mesin telah siap dan bersih. Kemudian saat dimulainya uji coba, yaitu

    setelah tenaga listrik yang permanen telah tersedia pada MCB.

    Contoh :

    Satu unit lift 8 lantai perlu 30 hari pekerjaan fisik dan 7 hari uji-coba. Setelah

    pekerjaan fisik selesai dilakukan pemeriksaan bersama dengan CM, dan dibuat

    berita acara dengan beberapa catatan / nasehat. Setelah sumber tenaga siap

    tersedia dilakukan pemeriksaan bersama lagi, atas tegangan dan sebagainya. Jika

    memenuhi syarat, baru dimulailah jadwal uji-coba. Sementara itu dibuat janji

    temu untuk pemeriksaan final dengan inspektur dan petugas dari Depnaker.

    2. Jika jadwal terlalu ketat, maka tahapan- tahapan pekerjaan dapat dilakukan dalam

    waktu bersamaan antara dua jenis pekerjaan, dengan menambah beberapa regu

    pelaksana.

    Contoh - contoh jenis pekerjaan yang dilakukan bersamaan,ialah :

    a. Pemasangan braket rel bersamaan dengan pemasangan ambang pintu lantai,

    dengan mengandalkan masing-masing tali lood ( plumb-line kawat piano).

    b. Pemasangan rel pemandu bersamaan dengan pemasangan rangka pintu

    (entrance frame) dan pintu lantai.

    c. Pemasangan (perakitan) kereta dapat dikerjakan bersamaan dengan

    pemasangan pintu-pintu lantai.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    17/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    14

    d. Pentalian (roping) kereta dengan bobot imbang dapat dilakukan bersamaan

    dengan pemasangan penyangga (buffer ) di pit.

    e. Pemasangan mesin bersamaan dengan dimulainya pengawatan (wiring) dan

    pemasangan fixtures (tombol, dsb).

    Semua pekerjaan yang dilakukan bersamaan mengandung resiko insiden atau

    kecelakaan, maka perlu pengawasan yang ketat oleh supervisor agar tidak ada

    kesalahan atau kekeliruan hubungan tahapan demi tahapan.

    3. Tiap-tiap unit pekerjaan pemasangan ada jatah jumlah jam kerja, berdasarkan rata-

    rata angka pengalaman masa lalu.

    Contoh :

    Memasang door frame  dan door hanger   disediakan jumlah 4 jam kerja (2 jam,

    2 orang). Secara teoritis dalam satu hari dapat diselesaikan 8 / 2 = 4 unit. Jika

    ternyata selesai cuma 3 unit, maka perlu diperhitungkan faktor efisiensi kedalam

     jatah jam kerja sebesar 1.33

    Pada tahapan-tahapan tertentu dibutuhkan sedikit pelaksana, tetapi pada tahapan-

    tahapan lain perlu penambahan pelaksana. Hal ini tergantung dari tingginyabangunan. Oleh karena itu kebutuhan orang-orang pelaksana untuk menyelesaikan

    pekerjaan harus dianalisa oleh seorang pimpinan bersama supervisor yang

    berpengalaman.

    Berikut ini adalah patokan/panduan jumlah jam kerja yang dijatahkan dan jumlah

    regu pelaksana. Satu regu terdiri dari dua orang, yaitu satu mechanic ( fitter ) dan

    satu helper (kenek) dan jam kerja = 2 x 8 = 16 jam kerja.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    18/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    15

    TABEL : Jatah jam kerja

    Lift duty dan

     jumlah lantai

     jam kerja

    (man hour)

     jumlah regu diluar regu

    wiring & testing

    Satu (1) unit lift

    900 kg @ 60 m/m

    10 lantai

    Tambahan per lantai

    (inclusive : blind H/W)

    1000 Jam kerja

    80 Jam kerja

    2 regu

    Satu (1) unit lift

    1150 kg @ 120 m/m

    10 lantai

    Tambahan per lantai

    (inclusive : blind H/W)

    1120 Jam kerja

    100 Jam kerja

    2 regu

    Satu (1) unit lift

    1600 kg @ 150 m/m

    10 lantai

    Tambahan per lantai

    (inclusive : blind H/W)

    1600 Jam kerja

    110 Jam kerja

    2 regu

    TABEL : Jumlah regu untuk lift-lift dalam kelompok

    Jumlah lift

    dalam kelompok

    Jumlah regu Jam kerja / hari

    2 - Car group

    3 - Car group

    4 - Car group

    5 - Car group6 - Car group

    7 - Car group

    8 - Car group

    3 (= 6 orang)

    5 (= 10 orang)

    6 (= 12 orang)

    8 (= 16 orang)10 (= 20 orang)

    11 (= 22 orang)

    12 (= 24 orang)

    48 jk / hari

    80 jk / hari

    96 jk / hari

    128 jk / hari160 jk / hari

    176 jk / hari

    192 jk / hari

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    19/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    16

    BAB VI

    REL PEMANDU

    1. Pendahuluan

    Metoda pemasangan rails ada beberapa (masing-masing ada untung

    ruginya), diantaranya metoda “false car”  untuk high rise, metoda perancah

    (scaffolding, steiger ) untuk medium dan low rise. Dan untuk menekan waktu serta

    biaya, dikembangkan cara baru yang disebut metoda NR ( New Rail methodeoleh

    Nippon Otis).Urutan-urutan kerja secara tradisional akan dijelaskan lengkap dengan

    contoh-contoh skematik, planning diagram yang dapat dipakai sebagai alat bantu

    bagi supervisor (mandor) dan juga bagi pemimpin regu (charge hand ) untuk

    memandu proses kerja agar berkualitas dan selesai tepat waktu. Pemasangan rail

    bracket tidak mungkin dilaksanakan sebelum shaft lift selesai. Namun perlu

    dipahami bahwa tidak semua aktifitas tersebut harus dilakukan secara berurutan.

    Peralatan pit misalnya, dapat dipasang kapan saja setelah rail terpasang dan

    sebelum car frame dirakit. Dalam situasi tertentu diterapkkan program CPM

    (Critical Path Method ). Pemasangan pintu-pintu lantai (pintu ruang luncur) dapat

    dilaksanakkan hampir bersamaan dengan pemasangan rel. Hal ini perlu

    dikembangkan pengendalian tahap demi tahap.

    2. Fungsi Rel

    Fungsi rel ada empat, yaitu :

    1. Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot imbang lurus vertikal

    2. Sebagai penahan agar kereta tidak jomplang atau miring saat pemuatan dan

    akibat beban tidak merata.

    3. Sebagai sarana tempat memasang saklar, pengungkit (cam) dan puli penegang.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    20/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    17

    4. Sebagai penahan saat kereta dihentikan oleh pesawat pengaman (safety

    device/gear ).

    Ukuran rel dan jarak rentang braket pengikat rel hanya ditentukan oleh

    fungsi no. 4, yaitu tegangan tekuk (buckling stress) pada saat pesawat pengaman

    bekerja. Tegangan tekuk terjadi pada daerah paling rawan dimana rel tidak cukup

    kaku diikat braket. Oleh karena itu jarak maksimal rentang braket sangat penting

    disamping besaran ukuran rel.

    3. Ukuran Rel dan Rentang braket

    Dalam BS5655 ada 3 macam “rumus-praktis” menentukan ukuran rel, masing-

    masing untuk 3 macam pesawat pengaman, yaitu :

    1. Pesawat pengaman mendadak (instanteneous), saat mana terjadi perlambatan

    40 m/s/s

    T = 25 (P+Q) w /A

    2. Pesawat pengaman agak luwes (captive roller ), saat mana terjadi perlambatan 20

    m/s/s

    T = 15 (P+Q) w /A

    3. Pesawat pengaman berangsur (gradual clamp), saat mana terjadi perlambatan

    10 m/s/s kira-kira sama dengan gravitasi bumi.

    T = 10 (P+Q) w /A

    T : Tegangan tekuk maksimal 140 N/mm2 untuk baja liat (ductile),

    mutu 370 N/mm2 

    P+Q : Bobot berat kereta ditambah beban muatan maksimal, dalam kg

    w : Faktor tekuk (buckling factor ), korelasinya dengan λ =l/r,

    nilai kelangsingan.

    A : Luas penampang rel, dalam mm2 

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    21/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    18

    Sebagai pegangan dapat diperiksa daftar penggunaan rel kereta untuk beban-beban

    muatan tertentu, sedangkan besaran dan ukuran rel bobot imbang yang tidak

    dilengkapi pesawat pengaman, lebih kecil dari pada rel kereta dan jarak rentang

    braketnya pun dibolehkan maksimal 4.0 m, kecuali untuk maksud ketahanan

    akibat getaran gempa bumi, maka jarak braket ialah 2.0 m.

    PETUNJUK PEMILIHAN REL PEMANDU

    •  Lift dengan sepasang pesawat pengaman

    •  Asumsi berat kereta kosong = 2 kali kapasitas

    Kapasitas

    maksimallift

    Berat rel

    nominal(kg/m)

    Jarak rentang

    Braket maks(m)

    * Keterangan : T dalam N/mm2 

    type pesawat pengaman#1 atau #2

    450 8.60

    8.60

    2.20

    2.40

    #1 T = 95

    #2 = 49

    600 9.30

    8.60

    9.30

    2.20

    2.20

    2.50

    #1 140

    #2 55

    #2 56

    750 12.30

    10.65

    12.30

    2.60

    3.00

    3.30

    #1 122

    #2 87

    #2 78

    1000  9.30

    12.30

    12.309.30

    12.30

    2.20

    2.40

    2.602.60

    3.0

    #1 138 

    #1 102

    #1 140 

    #2 131

    #2 86

    1350 17.80

    17.80

    22.70

    3.60

    3.80

    4.00

    #1 140

    #2 62

    #2 53

    1600 22.70

    18.0

    22.70

    3.80

    3.80

    4.00

    #1 146

    #2 76

    #2 63

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    22/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    19

    * Keterangan : mengacu pada BS 5655 part1, carbon steel st 370

    #1 = Pesawat pengaman mendadak (instantenous) untuk lift berkecepatan

    maksimal 60 m/m

    Tmax = 140 N/mm2  = 25 (P+Q) ωωωω / A ; atau

    memakai captive roller safety, untuk berkecepatan maksimal 90 m/m.

    Tmax = 140 N/mm2  = 15 (P+Q) ωωωω / A 

    #2 = Pesawat pengaman berangsur (gradual clamp), untuk lift berkecepatan

    105 m/m keatas

    Tmax = 140 N/mm2  = 10 (P+Q) ωωωω / A 

    Catatan : 

    Setelah ditetapkan rentang 2 braket maksimal, umpama l = 3.50 m, maka dibuat

    perencanaan gambar skets posisi braket sepanjang jalur rel. Mengingat panjang

    tiap batang rel ialah 5.0 meter, maka perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi 2

    sambungan rel dalam jarak dua rentang berturut-turut, dimana jarak antarasambungan rel dengan braket paling luar melebihi 1/3 l (dalam hal ini 1/3 x 3.50

    m = 1.16 m).

    Contoh gambar 1 : tidak bermasalah, 1.0 m < 1.16 m

    Contoh gambar 2 : braket A (paling luar) dipindah mendekati sambungan relX, dari 1.50 m menjadi 1.16 m.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    23/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    20

    4. Prosedur

    Braket pertama dimulai dipasang pada posisi kira-kira 0.5 m dibawah

    permukaan lantai terbawah (atau lobby) sebagai daerah rel paling sering mendapat

    gaya tekan dan puntir saat bongkar dan muat dan saat start stop kereta. Lihat

    daftar petunjuk pemilihan rel pemandu.

    Salah satu ujung rel “dimatikan” (diikat) dengan struktur bangunan.

    Biasanya ujung rel paling bawah yang dimatikan didasar pit (supported rails).

    Sebaliknya untuk lift kecil dan kecepatan rendah, ujung atas rel yang dimatikan,

    atau ikut di-cor beton lantai kamar mesin (suspended rails).

    Kedua ujung jalur rel tidak boleh dimatikan sekaligus pada struktur

    bangunan, agar rel tidak bengkok atau berubah bentuk jika terjadi pergeseran

    relative posisi bangunan (building compression) terhadap rel.

    Cara mematikan ujung rel pada struktur dapat dengan fixed clip pada rel

    dengan braket. Ujung lain dari jalur rel bebas tidak menyentuh lantai kamar

    mesin, yaitu pada sistim supported rails. Atau tidak menyentuh dasar (pit) pada

    sistim suspended rail. Biasanya berjarak kira-kira 10 cm.

    a. Cara menetapkan as atau sumbu (center line) dari rel-rel titik pusat kereta dan

    ambang pintu dengan cara memasang bidang pola (template), satu diujung pada

    lantai K/M dan satu lagi dibawah pada pit. Kemudian dijatuhkan kawat-kawat

    lood (unting-unting) atau plumbline. Pastikan titik-titik kerja (TK) (working

     point ) pada template, dan kawat-kawat lood yang telah vertikal dimatikan pada

    TK tersebut. Dalam praktek banyak cara untuk mematikan kawat-kawat lood

    pada papan kayu di template atas dan bawah, agar tidak bergerak. Pastikan dulu

    posisi satu rel yang dianggap sebagai patokan kemudian TK lain mengikutinya.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    24/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    21

    b. Jika lift yang akan dipasang ada 2 (dua) buah atau lebih dan berjejer,

    perhatikan garis-garis sumbu (center line) dari semua rel dalam satu garis dan

    harus tegak lurus dengan sumbu-sumbu kolom bangunan. Lihat gambar skema.

    c. Langkah berikutnya ialah pemasangan braket dari rel kereta dan sekaligus,

    bersamaan pada level sama braket dari rel bobot-imbang. Bidang muka braket

    telah lebih dulu digores dengan kapur tulis kemudian digores dengan paku

    tepat ditengah-tengah antara dua lubang murnya. Usahakan kawat lood  hampir

    bersinggung tepat dengan garis tersebut.

    d. Braket pertama dipasang pada posisi kira-kira 1.0 m dibawah lantai dasar. Ikut

    pemasangan braket-braket lain sampai kira-kira 0.3 m dibawah lantai kamar

    mesin.

    e. Giliran memasang rel, pindahkan dulu kawat lood   ( plumbline) masih digaris

    sumbu rail arah mendekat, yaitu pada posisi 10 mm dimuka kepala rel.

    f. Pemasangan rel mulai dari bawah satu persatu disusun keatas. Gunakan slip

    clip dan kepingan shim pada waktu diikut dengan baut pada braket. Gunakan

     fish plate untuk menyambung rel satu dengan yang lain. Pilih kepingan shim

    berbagai ukuran ketebalan agar permukaan kepala rel tepat berjarak 10 mm

    dari kawat lood . Gunakan klip pelurus rail. Gunakan “rail-gauge” pada saat

    mengencangkan baut-baut.

    Catatan :

    1. Jarak rentang braket boleh lebih pendek (lebih dekat) dari pada ketentuan

    dalam layout drawing.

    2. Ujung-ujung satuan rail-rail sebelah kiri dan kanan harus beda, jika kiri

    male maka yang kanan harus female menghadap keatas (lihat gambar).

    3. Rel-rel yang tidak lurus dan terpintir jangan sekali-kali digunakan. Harus

    dikirim dulu ke bengkel untuk diperbaiki.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    25/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    22

    BAB VII

    PINTU LANTAI

    Pintu lantai atau landing entrances adalah komponen yang sering diklasifikasikan

    sebagai bagian dari ruang luncur, bukan bagian dari pesawat lift. Hal itu mungkin saja,

     jika pintu lantai dari jenis sederhana seperti manual swing door .

    Bagaimanapun jika pintu lantai harus berfungsi sinkrun dengan operasi lift, oleh karena

    itu harus dipasang dengan presisi. Pintu lantai harus sama jenis dan dimensi dengan pitnu

    kereta yang berfungsi sebagai penggerak pintu.

    Komponen pintu lantai, ialah:

    1. Daun pintu (door panel)

    2. Ambang pintu (door sill) 

    3. Rangka pintu (door frame) 

    4. Penggantung pintu (hanger assembly) 

    5. Kunci kait (interlock ) 6. Kusen Pintu ( jamb and header ) 

    1. Ambang Pintu

    Peletakan ambang pintu yang betul adalah kunci sukses pemasangan seluruh

    satuan pintu. Sill dapat dipasang bersamaan dengan memasang braket rel, dengan

    berpatokan pada 3 lembar kawat lood pada posisi khusus untuk itu lihat gambar.

    Seperti halnya rel, garis sumbu rel semua deretan lift-lift harus terletak pada satu

    garis, begitu pula semua sill dan deretan beberapa lift harus lurus dan sejajar,

    tegak lurus dengan as bangunan.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    26/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    23

    2. Selanjutnya pemasangan tiang-tiang tegak rangka pintu dan besi siku, dibaut pada

    ujung-ujung kiri dan kanan sill, dan diangker ke dinding. Kemudian dipasang

    penggantung pintu pada bagian atas rangka.

    3. Penggantung pintu merupakan rakitan yang siap, terdiri dari rel (track ) roda-roda

    penggantung, roda-roda tali penggerak, kunci kait dan excentric roller  dan bandul

    pemberat yang memaksa pintu selalu menutup rapat (alternatif : menggunakan

    pegas).

    4. Penyetelan perlu dilakukan, yaitu :

    a.  Excentric roller  terhadap rel (track ) bercelah 0,1 mm, lihat gambar.

    b. Celah dasar pintu terhadap permukaan kusen (side jamb) maksimal 4 mm.

    c. Celah bidang daun pintu terhadap kusen (side jamb) maksimal 4 mm.

    d. Pintu harus vertikal dengan penyetelan pada mur tiap-tiap roda penggantung.

    e. Pintu harus bertendensi menutup rapat. Caranya : pintu ditahan saat mau

    merapat pada jarak 7 cm, kemudian dilepas. Jika tidak mau rapat dengan

    sendirinya, maka pegas pada kunci kait perlu di setel.

    5. Kusen pintu terdiri dari sepasang  side jamb dan header . Keduanya harus dirakit

    ditempat. Mula-mula  side jamb  dipasang dengan baut pada sill. Kemudian

    gunakan mistar siku agar posisi lintang dan bujurnya benar, dan segera matikan

    sementara dengan klem dan pasak, selanjutnya header dipasang. Kemudian

    kencangkan baut-baut dan braket-braket di las pada rangka bangunan.

    Catatan :

    Cara paling aman pemasangan sill dan seluruh entrance ditunda sampai landas

    kereta terpasang, maka sill kereta dapat dipakai sebagai patokan posisi-sill lantai.

    Jatuhkan kawat lood ( plumbline) 3 lembar tepat pada sisi pinggir sill pintu untuk

    patokan bagi sill lantai-lantai berikutnya yang lain, yang berjarak 30 mm (sebagai

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    27/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    24

    running clearance). Cara lain, tanpa menggunakan tali lood ialah menggunakan

    2 batang pengukur jarak antara rel dan sill (sill distance gauge). Lihat gambar.

    Kedua cara tersebut biasanya untuk instalasi sampai setinggi 10 lantai saja. Lebih

    dari 10 lantai, pemasangan sill tidak dapat menunggu sampai rel terpasang.

    Tindakan hati-hati.

    1. Mintakan nasehat kepada CM tinggi sill yang benar terhadap permukaan lantai

    bangunan ( finished  /  final) dan dipertegas terhadap “level marking” pada dinding

    beton (dicat warna merah). Pernah kejadian sill yang telah terpasang sebanyak

    4 x 10 lantai harus dibongkar semua karena posisi kurang tinggi sebesar 30

    mm.

    2. Perhatikan pada saat mengelas side jamb, perikan api las tidak merusak cat

    finish dari side jamb. Setelah jamb selesai terpasang harus segera dilindungi

    dengan kertas minyak atau bahan lain.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    28/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    25

    BAB VIII

    KERETA dan BOBOT IMBANG

    1. Rangka Kereta

    Rangka kereta terdiri dari :

    a. Cross head channel  atau disebut “car sling, yaitu rangka atas tempat tarikan

    oleh mesin dan dudukan sepatu luncur.

    b.  Bottom channel, rangka bawah, tempat benturan buffe, (disebut safety plank ).

    c. Tiang tegak kiri, kanan (2 buah). (up-right channels atau stiles).

    Ke empat bagian tersebut membentuk segi-empat kokoh dengan plat baja penguat

    pada sudut-sudutnya. Perhatikan pemasangannya tidak boleh tertukar posisi,

    karena telah diberi nomor kode oleh pabrik.

    Bagian lain dari rangka ialah : rangka landas konstruksi besi siku merupakan

    bidang pendukung beban muatan. Rangka ini harus menyatu dengan rangka kereta

    dan batang pengencang silang (brace) muka-belakang dan kiri-kanan. Lihatgambar.

    Prosedur pemasangan :

    a. Pasang “meja” konstruksi kayu di lantai bawah sebagai dudukan bottom

    chanel. Pasang bottom channel  lurus, siku dan datar (waterpas). Gunakan

     plumbob  saat memasang upright channel. Kencangkan semua baut pada

    rangka.

    b. Pasang pesawat pengaman (safety block ) periksa batang tarik pasak pengaman

    apakah telah satu garis vertikal dengan tali governor .

    c. Pasang  safety plank , yakinkan datar arah muka belakang dan arah kiri kanan,

    serta posisi center dengan garis sumbu rel ke rel.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    29/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    26

    d. Pasang platform diatas safety plank  dengan bantalan karet (4 buah) pada pojok-

    pojoknya. Sisa muka  platform  telah dilengkapi oleh pabrik dengan car-sill.

    Gunakan shim untuk menyetel kerataan. Kemudian matikan dengan baut.

    e. Diatas platform dipasang bangunan badan kereta sesuai gambar petunjuk.

    f. Lakukan statis balance badan kereta setelah motor penggerak pintu terpasang.

    Kemudian badan kereta perlu ditahan dengan roller karet pada ujung atas dan

    upright channel (stiles), seolah-olah badan kereta bersender pada rangka kereta

    dengan bantalan karet, lihat gambar.

    g. Terakhir dipasang  roller guide  atau pada cross head   dan sepasang dibawah

    pada bottom channel.

    2. Bobot Imbang

    a. Gunakan tabel untuk menggantungkan rakitan rangka dan memasukan kedalam

    posisinya diantara rel-rel pemandu.

    b. Pasang roller guide atau sepatu luncur.

    c. Rangka diisi bobot ( fillerweight ) hanya sampai 50% dari kebutuhan

    sebenarnya. Kemudian ditarik ke lantai teratas dengan takel untuk maksud

    penyambungan tali baja tarik antara kereta dan bobot imbang. Lihat bab 9 tali

    baja tarik. Alternatif lain kereta ditarik ke lantai paling atas, sedangkan bobot

    imbang tetap dilantai terbawah.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    30/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    27

    BAB IX

    TALI BAJA (STEEL WIRE ROPE)

    1. Rangka kereta telah diangkat keatas dengan takel. Posisinya rata dengan lantai

    teratas. Bobot imbang ada dilantai terbawah posisinya berjarak 41 cm dari ujung

    atas penyangga pegas (untuk lift berkecepatan 60 m/m) lihat daftar runby pada

    pelajaran pemeriksaan uji coba.

    Siapkan gulungan (reel) tali baja pada lantai teratas, tarik ujungnya ke roda puli,

    kemudian tarik turun secukupnya sampai tempat ikatan pada rangka bobot

    imbang. Pada ujung tali tersebut telah dipasang lebih dahulu soket (thimble rod ).

    Tindakan hati-hati :

    a. Tali baja harus diikat dengan kawat pada dua tempatnya sebelum dipotong,

    untuk menghindari lilitan/pintalan terurai/terlepas.

    b. Usahakan pada waktu menarik tali jangan sampai terjadi tekukan (kinking),

    menjadikan tali tersebut cacat.

    c. Jika tali baja dalam gulungan (reel), maka pada roda gulungan dipasang balok

    kayu tirus dibawahnya sebagai rem, untuk menghindari berat tali yang terulur

    diruang luncur menyebabkan gulungan berputar tanpa kendali (lihat gambar

     jarak-jarak pengikatan kawat pada ujung-ujung tali dan cara pengikatannya).

    2. Cara pengikatan baut (socketing)

    Yang dibicarakan disini ialah cara pengikatan yang paling populer yaitu dengan

    thimble rod . Sifat khas thimble rod  ialah bentuk pot yang tirus.

    a. Masukkan ujung tali yang baru dipotong kedalam pot dari lubang ujung bawah.

    b. Buka dua ikatan kawat.

    c. Tekuk kedalam lilitan-lilitan yang telah terurai.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    31/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    28

    d. Tarik tali sehingga lilitan yang telah tertekuk sepenuhnya masuk ke pot, dan

    ikatan kawat nampak pada bagian luar pot.

    e. Tuang timah hitam (babbit ) panas dan cair kedalam pot dari atas. Ujung

    tekukan harus kelihatan (tidak tenggelam semua dalam timah) sebagai syarat

    pemeriksaan oleh inspektur.

    Timah cair tidak boleh terlalu panas, menyebabkan struktur baja dari tali rusak,

    dan melemahkan kekuatannya sampai 10%.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    32/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    29

    BAB X

    MESIN TRAKSI

    Pemasangan mesin traksi mencakup pemasangan batang profil baja pendukung mesin,

    peletakan mesin pada posisinya dan penyetelan posisi roda penyimpang, jika posisi bobot

    imbang berubah oleh sebab keadaan lapangan.

    1. a. Batang profil baja pendukung (machine supporting beams) dapat dipasang

    diatas permukaan lantai kamar mesin, jika beton lantai tersebut telah terlanjur

    dicor. Jika lantai beton belum dicor, batang profil dipasang lebih dulu pada

    posisi dibagian bawah lantai. Hanya sebagian kecil termasuk  flens  atas dari

    profil (INP) tersebut yang ikut masuk menjadi satu dengan beton lantai. Lihat

    gambar .

    b. Posisi dan jarak-jarak batang profil baja harus sesuai dengan gambar tata letak

    peralatan kamar mesin. Prosedur pemasangan sebagai berikut :

    Pasang lebih dulu satu batang sebagai patokan (king beam) bagi dua batang

    (batang-batang) lainnya. Pastikan dengan perhitungan, jarak-jarak as tengah

    batang terhadap titik berat kereta, atau garis sumbu rel kereta, sesuai gambar.

    Gunakan tali lood ( plumbline). Cermatkan posisinya sampai tali lood tenang

    (tidak goyang), jatuh tepat digaris as atau titik pusat berat (central of gravity).

    Gunakan shim untuk menyetel kerataan, kemudian matikan (dilas) ke struktur

    bangunan. Ikuti pemasangan batang-batang lain merujuk pada posisi batang

    king beam tadi.

    c. Ujung batang duduk pada balok struktur bangunan dengan dilandasi oleh plat

    baja (bed plates). Hal ini untuk mengurangi tekanan terhadap struktur

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    33/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    30

    bangunan sebelum dilakukan pengecoran beton lantai, dipasang pocket atau

    pipa-pipa pada posisi lubang-lubang tempat lalu, tali tarik, tali governor,

    selector tape dan kabel riser (raceways) yang berasal dari ruang luncur.

    d. Sebagai patokan tinggi batang baja dari profil INP minimal satu per sepuluh

    (1/10) dari jarak bentangannya, untuk mencegah lendutan dan getaran. Contoh :

    Jika jarak bentangan balok dari muka ke belakang 2,0 meter, maka gunakan

    profil INP 20.

    Tindakan hati-hati :

    Saat penanganan dan penempatan batang-batang baja pendukung, senantiasa

    mengandung resiko batang tersebut terjatuh. Oleh karena itu ruang luncur harus

    dikosongkan dan hentikan semua kegiatan sementara waktu.

    2. a. Penempatan Mesin (machine setting)

    Setelah umur beton lantai mencapai 10 hari, dimulai pelaksanaan penempatan

    mesin, didudukan pada posisinya, sesuai gambar tata letak. Yang dimaksud

    dengan mesin disini ialah termasuk kesatuan dengan motor listrik penggerak,

    tabung rem, dan roda-penyimpang (deflector sheave), duduk pada satu bed-plate yang kokoh.  Alignment   atas poros (shaft ) motor mesin sudah di set

    dipabrik.

    b. Posisi roda penyimpangan (deflector sheave) harus disetel dilapangan,

    menyesuaikan posisi bobot imbang, agar tepat vertikal plumb  (lood ) dengan

    titik beratnya.

    Gunakan tali lood ( plumb line) untuk memastikan posisi roda puli, siku

    terhadap garis sumbu rel, dan ujung keluar tali baja dan puli tepat vertikal

    plumb dengan titik berat kereta. Jika tidak digunakan roda penyimpang, maka

    ujung lain dari puli harus tepat vertikal diatas titik berat bobot imbang

    (Diameter puli sama dengan jarak antara garis-garis sumbu kedua pasang rel).

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    34/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    31

    Jika diameter puli lebih kecil dari pada jarak garis-garis sumbu kedua pasang

    rel (rel kereta dan rel bobot imbang), maka terjadi “off set ” antara kedua titik

    berat beban terhadap garis tarikan tali baja. Lihat gambar 10.2.

    c. Off set diperkenankan maksimal 1 : 20.

    Contoh :

    Diameter puli 600 mm. Jarak sumbu rel kereta ke rel bobot imbang = 800

    mm, selisih 200 mm, atau masing-masing tali off set 100 mm. Saat kereta

    berhenti dilantai teratas, panjang tali penggantung antara roda puli dan soket di

    sling kereta = 4200 mm, maka off set = 100 : 4200 = 1 : 42 lebih kecil dari

    ketentuan maksimal 1 : 20. Off set sebaiknya dihindari karena mengurangi

    efisiensi motor (walaupun kecil) dan terutama karena mempercepat keausan

    sepatu luncur dari kereta dan bobot imbang.

    d. Gunakan takel (chain block ) atau hoisting beam dengan troli angkat, dan

    dongkrak ( jack ) untuk meringankan pekerjaan, saat mengangkat /

    memindahkan mesin.

    Gunakan shim pada bagian bawah bantalan karet peredam, agar mesin duduk

    horisontal (waterpas). Bantalan karet peredam harus dipasang minimal

    berjumlah 4 buah, pada sudut bedplate. Jika digunakan deflector sheave, maka

    perlu dipasang satu lagi bantalan karet dengan kick-plate untuk menahan gaya

    reaksi horisontal. Lihat gambar

    Tindakan hati-hati

    Demi keselamatan, periksa alat-alat pengangkat seperti takel (chain block ),

    hoist, dongkrak ( jack ) besi kait / beam pada atap dak kamar mesin, agar yakin

    berfungsi sebagaimana mestinya.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    35/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    32

    Jika ragu-ragu atas kekuatan besi kait yang disediakan oleh kontraktor utama,

    mintakan nasehat atau konfirmasi tertulis kepada CM, Kenyataan besi kait

    dapat patah saat mengangkat mesin, mengakibatkan kecelakaan.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    36/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    33

    BAB XI

    PENGAWATAN ( FIELD WIRING)

    1. Instalasi kawat / kabel listrik adalah bagian dari instalasi lift keseluruhan. Istilah

    “ field-wiring” mempunyai arti luas, yaitu seluruh pekerjaan sistem kelistrikan

    yang harus dipasang oleh teknisi lapangan termasuk kanal-saluran kabel

    (troughing, trunking atau ductwork, konektor, pulboks, junction boks, braket ,

    sadel, klem, pipa-pipa dan  flexible (piable) conduit . Pekerjaan pemasangan

    instalasi kawat listrik dibagi menjadi sebagai berikut :

    a. Pengawatan di kamar mesin

    b. Pengawatan di ruang luncur (raceways)

    c. Instalasi kabel lari (travelling cables)

    d. Pemasangan tombol-tombol sinyal dan indikator posisi ( fixtures)

    e. Kabel tenaga dan MCB

    Instalasi pengawatan tersebut bermuara pada controller, interkoneksi sesuai

    dengan daftar panduan dari pabrik dan gambar  straight wiring diagram.

    Pemasangan harus mengikuti peraturan yang berlaku termasuk PUIL.

    2. Aturan Umum

    a. Pipa saluran kawat (konduit) sedapat mungkin lurus, minimal sepanjang 4,0 m.

    Tiap-tiap jarak tersebut dipasang kotak inspeksi.

    b. Tekukan konduit sebaiknya dua kali saja, dalam satu batas jarak kotak

    inspeksi.

    c. Tekukan siku hanya pada ujung kawat keluar, dan/atau masuk kotak saklar.

    d. Saluran lemas ( flexible conduit ) hanya untuk ujung akhir, dimana kawat listrik

    disambung ke alat / aparatus atau lokasinya yang sulit dijangkau atau selalu

    bergetar atau perlu penyetelan.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    37/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    34

    e. Saluran kanal (trunking troughing) lebih baik digunakan untuk sejumlah kawat

    atau kabel dari pada menggunakan beberapa saluran pipa atau konduit. Konduit

    menghubungkan saluran kanal dengan bagian alat, dengan sambungan

    konektor khusus.

    f. Konektor berupa locknut  sehingga hubungan konduit dan kanal kencang.

    g. Braket digunakan untuk memasang saluran kanal pada dinding. Sadel

    digunakan untuk memasang konduit pada jarak-jarak tertentu.

    h. Kapasitas kanal dan konduit harus longgar minimal 40% (60% untuk

    menampung luas penampang kabel). Lihat tabel kabel PVC dengan ukuran

    konduit yang sesuai.

    TABEL : Kapasitas Pipa saluran listrik (konduit) 

    Ukuran Kabel Ukuran diameter konduit (cm)

    Total Jumlah kawat 2,0 2,5 3,2 3,8 5,1

    penampung

    (mm2)

    diameter

    (mm)

    Jumlah kabel yang diizinkan

    Instalasi dengan PVC

    1,0 1 - 1.13 12 19 33 - -

    1,5 1 - 1.38 10 17 31 - -

    7 - 0.5 10 16 28 - -2,5 1 - 1.78 8 13 24 - -

    4 7 - 0.85 5 9 16 - -

    6 7 - 1.04 4 7 12 - -

    10 7 - 1.35 2 4 7 - -

    16 7 - 1.70 - 3 5 8 15

    25 7 - 2.14 - 2 3 5 10

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    38/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    35

    Tindakan hati - hati

    a. Yakinkan kabel-kabel dalam kanal dan konduit lurus tidak gelombang atau

    keriting.

    b. Gunakan pelumas pada saat kawat menekuk dalam konduit siku atau elbow.

    c. Gulungan kabel panjang (reel) harus dilengkapi rem, pada waktu menarik

    kebutuhan kabel. Begitu kabel ditarik dari rel, langsung ditandai kode.

    d. Sekrup harus menghadap keluar dari kanal, sehingga tidak mengganggu

     jalannya penarikan kabel.

    3. Persiapan

    Sebelum mulai pekerjaan, pelajari gambar yang disediakan oleh produsen, yaitu :

    a. Diagram garis tunggal (straight wiring diagram).

    b. Diagram susunan pengkabelan (wiring arrangement drawing).

    Pelajari keadaan ruang luncur dan kamar mesin. Buat gambar ke-3 yaitu

    perencanaan lokasi larinya kanal sepanjang ruang luncur (raceways), juga konduit

     junction box, dan sebagainya. Sebaiknya persiapkan material yang diperlukan

    berlebih 10% sebagai cadangan.

    Selama pelaksanaan pekerjaan ducting  dan konduit, gantungkan kabel yang

    diperlukan dari lantai teratas, terurai sampai bawah untuk membebaskan kabel

    (juga travelling cable) dari lekukan-lekukan akibat penyimpanan terlalu lama.

    Berkas kabel diikat dengan cable ties dibeberapa tempat (tiap-tiap jarak + 2,5 cm)

    dan diikatkan agar kabel tidak tegang. Semua kawat punya nomor kode,

    memudahkan penyambungan pada terminal di controller.

    4. Penyambungan

    Kabel kontrol dari kereta bermuara di  junction box  (dibawah landas atau diatas

    atap kereta) disambung dengan  travelling cable  dan lari ke  junction box. 

    Kemudian dari junction box disambung ke terminal di kontroler.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    39/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    36

    Hubungkan kabel antara kontroler dengan motor mesin tarik. Hubungkan kabel

    antara kontroler dengan governor. Hubungkan kabel antara kontroler dengan

    tombol-tombol, indikator, sinyal dan kontak-kontak pintu (raceway connection).

    Pasang kabel tenaga antara kontroler dengan panel distribusi MCB. Lihat daftar

    besaran arus (ampere) saat beban penuh sebagai patokan ukuran penampung

    kawat.

    Catatan :

    Kanal saluran kawat dikamar mesin sebaiknya ditanam dibawah permukaan

    lantai, sehingga tutup kanal sama rata dengan permukaan lantai.

    Cara lain, jika lantai telah dicor, maka kanal dipasang diatas permukaan,

    yaitu sepanjang tepi-tepi dinding, untuk menghindari orang tersandung.Trunking arah vertikal dimulai dekat dengan aparatus sampai terminal box

    setinggi + 2,0 m, dan dilanjutkan dengan flexible conduit .

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    40/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    37

    BAB XII

    PEMERIKSAAN

    1. Pendahuluan

    Sebelum melaksanakan langkah-langkah percobaan untuk menjalankan

    lift, setelah lift tersebut selesai terpasang, perlu diperiksa secara fisik oleh

    supervisor agar yakin bagian-bagian komponen telah terpasang dengan benar.

    Pemeriksaan harus dilakukan bersama kepala regu pemasang dan pertanyaan-

    pertanyaan yang timbul harus dijawab kepala regu secara jujur.

    Umumnya kebersihan pada bagian-bagian yang bergerak sangat dituntut

    diantaranya alur pada ambang pintu (door sill) dimana sepatu pintu bergerak,

    sepatu pemandu rel, teromol (tabung) rem dan motor perlu disemprot dengan

    blower. Lift digerakkan dengan engkol, setelah rem dibuka, untuk meyakinkan

    rotor bergerak bebas tanpa suara. Pada saat itu terasa perbedaan tenaga

    mengengkol keatas dengan mengengkol ke bawah.

    Sebaiknya kereta kosong dan bobot imbang kira-kira sama berat, sehingga

    tidak terasa beda mengengkol keatas maupun kebawah.

    Dalam praktek mula-mula pada bobot imbang tidak diisi penuh dengan

    “ filler weight ” sehingga diperoleh keseimbangan kereta kosong dengan bobot

    imbang.

    Hendaknya alat komunikasi atau interphone telah terpasang dan berfungsi

    dengan baik selama melakukan testing.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    41/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    38

    2. Prosedur Mekanis

    a. Static balance. Setel keseimbangan dudukan kereta diatas platform frame

    dengan memasang counter balance weight . Jika pekerjaan ini telah

    dilaksanakan pada saat memasang atau merakit bangunan kereta dan motor

    penggerak pintu, maka tinggal mengencangkan steadying braket  dengan roller-

    rollernya.

    Kemudian setel  sliding guide shoe  atau roller guide. Yakinkan roller guide 

    tidak harus menekan pada rel pada saat kereta dalam keadaan kosong (dan

    telah balance). Check dengan menyuruh seorang masuk kereta berdiri diujung

    belakang, maka roller depan-atas akan menekan rel, begitu pula pada roller

    belakang-bawah. Suruh dia berdiri ditengah-tengah kereta, maka semua roller

    akan bebas dapat diputar (dengan tenaga ringan).

    b. Periksa semua pintu-pintu lantai, yaitu gerakan bebas buka tutup tidak bergetar.

    Periksa kunci kait (door interlock ) dimana kaitnya akan masuk dengan

    sendirinya karena tekanan pegas, tanpa didorong (pada saat posisi pintu 5 cm

    mau merapat). Jika pintu bergetar, periksa dan setel excentric roller , dan door

    hanger roller  serta bersihkan dan lumasi. Jika cacat harus diganti dengan yang

    baru. Toleransi excentric roller   dengan bagian bawah rail penggantung tidak

    boleh lebih dari 0,1 mm. Gunakan feetergauge.

    c. Periksa pesawat penggerak pintu pada kereta (door closer linkages) lumasi

    pen-pennya, setel posisi motor penggerak. Setel pengungkit (retiring cam)

    posisi vertikal-nya dan juga horizontalnya.

    d. Periksa pesawat-pesawat pengaman (kiri dan kanan) posisi harus center. Baji-

    baji (pasak) dapat bergerak bebas dalam rumahnya dan bergerak serempak

    pada kiri dan kanan bersama-sama.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    42/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    39

    e. Setel tegangan tali baja semua lembar harus seragam, yaitu pada sisi kereta dan

    pada sisi CWT, kemudian kencangkan mur kedua (counter nut ) dan pasang 

    cotter pin  atau splitpen. Ulangi penyetelan tegangan sekali lagi setelah kereta

    dijalankan beberapa kali naik turun, karena kemungkinan sekali tegangan tali-

    tali berubah.

    f. Periksa jarak luang lari (runby) dari kereta sebesar 23 cm. Periksa luang lari

    CWT sebesar 23 cm ditambah kemuluran tali baja minimal 0.5%. Jika jarak

    lintas lift (rise) sebesar 40 m panjang tali baja + 50 m, maka dapat diperkirakan

    tali tersebut akan mulur sepanjang 3 cm. Maka luang lari CWT sebaiknya

    disetel 26 cm atau lebih sedikit.

    g. Lumasi rel pemandu (guide rails) kecuali jika digunakan roller guide dengan

    ban karet, maka rel harus bersih dan kering dari minyak.

    h. Pasang label pada cross head channel. Contoh label tersebut seperti terlampir.

    Pasang label instruksi dan peringatan penumpang didalam kereta.

    i. Setel tegangan tali pengaman (governoor rope) dengan menambah bobot

    dibawahnya roda penegang (tension sheave) di pit. Lumasi poros dari roda

    tersebut.

    3. PROSEDUR URUTAN UJI COBA

    a. Periksa sambungan-sambungan kabel listrik sumber tenaga 3 Phase (R,S,T)

    pada panel utama, dan yakinkan tegangan line to line seimbang 380 V. Periksa

    besaran nilai breaker MCB/NFB atau sekering ( fuses) sesuai dengan ketentuan.

    Catatan : toleransi voltage maksimal hanya + 5%.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    43/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    40

    b. Periksa pemasangan arde (earthing) pada motor lift, panel utama, governor dan

    pada kereta lift.

    c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 Phase motor lift, dengan megger, minimal

    0.5 mega ohm.

    d. Isi atau tuangkan minyak pelumas untuk gear box mesin dan minyaki rumah

    bantalan (bearing) mesin dengan minyak pelumas yang sesuai.

    e. Buka dan lumasi mekanis rem mesin bersihkan sedapat mungkin dan kemudian

    disetel. Rem dicoba dengan tenaga listrik, yakinkan dapat membuka dan

    menutup.

    f. Coba putaran motor, tanpa beban, untuk memastikan arah putaran, sesuaikan

    dengan relay, untuk arah naik dan turun. Bobot CWT kira-kira seimbang

    dengan kereta kosong.

    g. Periksa rangkaian kontak pengaman listrik seutuhnya yang terdapat dalam R/L,

    yaitu  final limit switch, stopping switch, rope tension sheave  switch, dsb.Kemudian pengaman kontak pada kereta, seperti inspection, emergency exit ,

    stopping switch, emergency stop switch (ES ), broken tape switch (TES ), safety

    linkage switch (SOS ). Periksa kontak keamanan pada mesin dan pada governor

    overspeed cutoff switch  (SO), dan terakhir semua door-contact   dan gate-

    contack   pada pintu kereta. Semua kontak berfungsi dengan baik yaitu dapat

    memutuskan arus dimana diperlukan dan secara normal dapat sempurna

    mengantar arus tenaga listrik.

    h. Fungsikan tombol-tombol “inspection mode” yang terdapat diatas atap kereta

    lift. Pastikan tombol dilengkapi dengan pegas dan hanya bekerja jika ditekan

    terus menerus baik untuk turun, maupun untuk naik.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    44/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    41

    i. Sekarang seorang diatas atap kereta dapat mulai jalankan lift dengan

    menggunakan tombol-tombol inspection tersebut pada point 2.8. Jalankan lift

    beberapa saat dulu, naik dan kemudian turun. Perhatikan bila ada bagian-

    bagian kereta yang terganggu atau suara-suara yang aneh. Hubungi rekan kerja

    yang ada di kamar mesin dengan intercom atau walkie-talkie, apakah semua

    peralatan berjalan normal.

     j. Setel (adjust) posisi slow-down switch, limit switch, final cutoff switch dengan

    posisi sesuai petunjuk dan ketentuan, yaitu pada saat kereta berada dilantai

    teratas dan lantai terbawah.

    k. Pasang bendera metal (metallic vane) di R/L dari atas kereta dan setel jarak-

     jarak badan inuction switch sesuai dengan ketentuan pabrikan untuk setiap

    pintu/lantai perhentian, satu per satu berturut - turut.

    l. Pasang  proximity switch  pada crosshead diatas atap kereta lift dengan jarak

    terhadap vane maximum 10 mm atau sesuai dengan ketentuan pabrikan.

    m. Fungsikan motor penggerak pintu kereta, dan coba buka dan tutup. Kemudianfungsikan safety shoe, setel microswitch sampai kerja pintu membuka kembali

    dengan memuaskan. Fungsikan light ray atau photocell. Setel buka tutup secara

    otomatis.

    n. Jalankan kereta dan berhenti pada posisi ditengah-tengah R/L. Sekarang rubah

    saklar “inspection mode” menjadi normal mode (automatic). Seorang didalam

    kereta mencoba car call. Seorang dikamar mesin mengamati controller .

    Lakukan penyetelan aselerasi dan decelerasi untuk   long run  dan juga untuk

    short run dan “one floor flight ”.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    45/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    42

    o. Lakukan penyetelan leveling pada tiap-tiap lantai dengan lift kecepatan normal,

    yaitu perhentian jika lift turun, dan ulang perhentian jika lift naik.

    p. Fungsikan semua tombol panggilan lantai (hall call). Juga  indicator ,  hall

    lantern dan arrival chime (jika ada) pada semua lantai.

    q. Fungsikan load detector switch  ada di bagian platform,  intercom, alarm bell,

    dan emergency lighting serta sinyal-sinyal yang termasuk dalam kontrak.

    4. UJI COBA PESAWAT PENGAMAN

    a. Lakukan uji coba  dropped test , yaitu dalam keadaan kereta turun, rahang

    governor dilepaskan (dengan cara melepaskan kaitnya secara manual).

    Perhatikan pesawat pengaman kiri dan kanan bekerja serempak. Ukur jarak

    kemerosotan kereta saat mulai pasak menggigit sampai berhenti. Periksa jarak

    kemerosotan dengan daftar yang diizinkan. Jika perlu setel tekanan pegas pada

    governor dan pesawat pengaman. Periksa posisi lantai platform dengan

    waterpas. Kemiringan tidak boleh lebih dari 5%.

    b. Uji coba Rem motor

    Beban kereta dengan test weight  sampai 125% dari kapasitas lift. Jalankan lift

    menurun dengan kecepatan penuh sesuai kontrak. Matikan sumber tenaga

    listrik saat lift sedang melaju. Perhatikan lift berhenti diam, atau merosot. Jika

    ragu-ragu maka pintu dibuka dan seorang masuk kedalam kereta. Seharusnya

    lift tetap diam (tidak bergerak). Jika perlu ulangi sekali lagi pengujian tersebut

    diatas dengan mematikan sumber tenaga listrik saat kereta mendekati lantai

    terbawah dan berangkatnya dari lantai teratas. Hal ini perlu jika motor lift

    dilengkapi dengan roda gila ( fly wheel). Harus ada waktu mulai saat rem

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    46/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    43

    bekerja sampai kereta berhenti total untuk menghindari kejutan, minimal

    3 detik.

    c. Pengujian overbalance.

    Pada point 2.6 disebutkan bahwa bobot imbang (CWT) masih kira-kira

    seimbang dengan kereta kosong. Sekarang tiba saatnya bobot imbang diisi

    tambahan beban agar seimbang dengan kereta yang dimuati beban sebesar 45%

    overbalance. (Jika kapasitas lift 1000 kg, maka kereta dimuati 450 kg).

    Jalankan lift naik turun dan ukur arus listrik pada kawat umpan. Setel (tambah

    atau kurangi) beban pada bobot imbang sampai diperoleh arus tersebut sama

    besar saat lift jalan dengan kecepatan normal naik maupun turun.

    Catatan : Pastikan bahwa interior kereta tidak dirubah dengan menambah

    beban seperti marmer.

    d. Pengujian langkah peredam (buffer stroke) kereta dimuati penuh sesuai

    kapasitas kontrak dan dibiarkan merosot sampai menekan peredam dengan cara

    men-jumper stopping contact  dan limit switch. Setelah kereta kembali merata

    dengan lantai, peredam hidrolis harus mampu mendorong kembali toraknya ke

    posisi normal.

    Uji coba pada a, b dan d sebaiknya disaksikan oleh pihak yang berwenang yaitu

    pegawai pengawas dari Depnaker dan juga wakil dari Construction

    Management (CM).

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    47/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    44

    Lampiran - 1

    URAIAN TUGAS ( Job description)

    •  SUPERVISOR 

    A. Syarat-syarat minimum

    1. Pendidikan : STM atau Politeknik bagian mesin atau listrik

    2. Kursus tambahan : Training khusus dan management lapangan.

    3. Pengalaman : 6 (enam) tahun pengalaman kerja, termasuk 2 tahun kerja

    dilapangan sebagai Charge hand (kepala regu)

    B. Bawahan yang dipimpin

    1. Kepala Regu (charge hand ) 4 sampai 6

    2. Teknisi mekanik ( fitter )

    3. Teknisi listrik (wireman)

    4. Adjuster

    C. Tugas pokok

    Bertanggung jawab atas penyelesaian tugas pemasangan (instalasi) lift, testing dan

    adjusting dengan mutu standard, tepat waktu dan sesuai anggaran.

    D. Tugas terperinci

    1. Menelaah jadwal waktu yang dijatahkan.

    2. Mengawasi tahapan-tahapan kerja secara berkala.

    3. Mengatur pertemuan dengan pihak lain atau mengikuti rapat berkala.

    4. Mengatur persiapan lapangan proyek

    5. Mengikuti prosedur administrasi proyek

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    48/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    45

    6. Memberikan motivasi dan bantuan kepada bawahan (pengetahuan, metode dsb)

    7. Tanggap atas kemungkinan jadwal tidak tercapai dengan membuat laporan kepada

    atasan (mendeteksi adanya rintangan).

    8. Memecahkan persoalan / kesulitan yang dihadapi bersama-sama dengan bawahan

    dan atasan.

    9. Mencatat jumlah manhour, menentukan efficiency hasil kerja dan membuat

    evaluasi untuk perbaikan efficiency.

    10. Tanggap atas metode kerja yang perlu disempurnakan.

    •  KEPALA REGU ( chargehand )

    A. Syarat minimum

    1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik

    2. Kursus tambahan : Training khusus

    3. Pengalaman : 3 Tahun pengalaman kerja lapangan memasang lift

    B. Bawahan yang dipimpin

    1. Teknisi mekanik ( fitter )

    2. Teknisi listrik (wireman)

    C. Tugas pokok :

    Seorang kepala regu adalah senior mekanik yang berbakat dan berpengalaman dan

    dapat diandalkan. Disamping ikut bekerja juga bertanggung jawab memimpin

    bawahannya 3 sampai 7 orang, menyelesaikan tugas pemasangan.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    49/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    46

    D. Tugas terperinci :

    1. Melakukan persiapan : mempelajari gambar layout, gambar teknis pemasangan,

    daftar barang, spesifikasi lift dan jatah waktu penyelesaian.

    2. Mempersiapkan kondisi lapangan.

    3. Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai besarnya proyek dan jatah waktu.

    4. Mengecek struktur bangunan R/L kalau-kalau ada yang menyimpang dan

    mungkin dapat berpengaruh atas proses pemasangan.

    5. Sewaktu-waktu lapor dan berunding dengan atasan untuk pemecahan persoalan,

    kesulitan dan sebagainya.

    6. Mengecek barang kemungkinan salah kirim, rusak, atau kurang lengkap

    (keterlambatan dan sebagainya).

    7. Membimbing dan mendidik bawahan.

    8. Menjaga keselamatan, mengikuti aturan prosedur kerja, mengevaluasi dan

    membuat usulan.

    •  TEKNISI MEKANIK

    A. Syarat-syarat minimum

    1. Pendidikan : STM bagian mesin2. Latihan : Orientasi

    3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper-mekanik pemasang lift.

    B. Bawahan yang dipimpin.

    Seorang Helper

    C. Tugas Pokok

    Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan mekanikal dalam

    pemasangan lift.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    50/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    47

    D. Tugas-tugas terperinci :

    1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.

    2. Mengecek barang yang harus dipasang, tersedianya barang yang akan dipasang

    dan bahan pembantu, peralatan dan perkakas.

    3. Menempatkan dan merapikan barang yang akan dipasang agar memudahkan

    proses pemasangan.

    4. Bekerja sama dengan teknisi listrik dalam mengatur pemasangan bagian-bagian

    tertentu.

    5. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap).

    6. Bertanggung jawab atas alat perkakas yang dipakai diproyek.

    •  TEKNISI LISTRIK

    A. Syarat-syarat minimum

    1. Pendidikan : STM bagian listrik

    2. Latihan : Orientasi

    3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper mekanik atau listrik.

    B. Bawahan yang dipimpin.

    Seorang Helper

    C. Tugas Pokok

    Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan perlistrikan dalam pemasangan

    lift.

  • 8/18/2019 06 Jilid 2 Buku 6

    51/51

    Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

    D. Tugas terperinci

    1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.

    2. Mempersiapkan kabel listrik (wire harness)

    3. Memasang saluran-saluran kabel (cable throwing)

    4. Mengecek barang yang akan dipasang, termasuk jumlah persediaannya dan

    kesesuaian dengan spesifikasi.

    5. Bekerja sama dengan teknisi mekanik dalam mengatur pemasangan bagian-bagian

    tertentu.

    6. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap) dan bertanggung

     jawab atas alat perkakas dan instrumen yang dipakai.

    •   HELPER

    A. Syarat-syarat minimum

    1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik

    2. Latihan : Orientasi

    3. Pengalaman : 1 Tahun dilapangan

    B. Tugas Pokok

    Membantu teknisi mekanik atau teknisi elektrik menyelesaikan tugas-tugas dalam

    rangka pemasangan lift.

    D. Tugas-tugas lain

    1. Membantu pekerjaan lain yang ditugaskan oleh atasan.

    2. Menjaga keamanan barang dari kerusakan dan lain-lain.

    3. Turut menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri dan lingkungan.

    4. Menjaga keamanan alat-alat perkakas proyek.