Page 1
BAB IIPEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA PERKEBUNAN
Pada BAB II Pemahaman Terhadap Agrowisata Perkebunan ini, penulis
akan menjelaskan pengertian mengenai Agrowisata, perkembangan Agrowisata di
Indonesia, teori-teori yang dibutuhkan dalam merancang objek Agrowisata,
tanaman perkebunan yang dibudidayakan, serta contoh studi banding yang
menjelaskan tempat-tempat sejenis yang sudah ada sebelumnya.
2.1 Pengertian Agrowisata
Dalam istilah sederhana, Agritourism didefinisakan sebagai perpaduan
antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun,
peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan,
mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam
bersama di suatu areal perkebunan atau taman (Utama, 2013:hal.1).
Di Indonesia, Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah
bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai
objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi
dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari
objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata.
Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan Agrowisata yang
7
Page 2
menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang
umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2005).
Contoh Agrowisata dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan,
rutinitas dan segudang kesibukan. Pengembangan Agrowisata dapat diarahkan
dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau
lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan Agrowisata ruangan
tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah
atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan
hasil pertanian seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Agrowisata ruangan terbuka
dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi
lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan.
Komponen utama pengembangan Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora
dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pascapanen
komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian
setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan
yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua
versi/pola, yaitu alami dan buatan (Deptan, 2005).
8
Gambar 2.1 Contoh Agrowisata
Sumber: http://temanggungcity.wordpress.com/
Page 3
Selanjutnya Agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua
versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami
Objek Agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana
kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai
dengan kehidupan keseharian mereka seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.
Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka
lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan
kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh
masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika
9
Gambar 2.2 Contoh Agrowisata Ruangan Tertutup
Gambar 2.3 Contoh Agrowisata Ruangan Terbuka Alami
Sumber: http://www.voaindonesia.com/
Page 4
alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap
disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada,
seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari
binatang buas. Contoh Agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy
di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di
Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan berbagai pola
atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.
2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan
Kawasan Agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-
kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat
adat.Contoh Agrowisata ruang terbuka buatan dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan
komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.
Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat
lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk
atraksi Agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi
wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern,
namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata
ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya
tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.
10
Gambar 2.4 Contoh Agrowisata Ruangan Terbuka Buatan
Sumber: http://www.travelcare.co.id/
Page 5
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Agrowisata
Agritourism bermula dari ecotourism. Ecotourism adalah yang paling cepat
bertumbuh diantara model pengembangan pariwisata yang lainnya di seluruh
dunia, dan memperoleh sambutan yang sangat serius. Ecotourism dikembangkan
di negara berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang potensial untuk
memelihara sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan ekonomi
masyarakat lokal. Ecotourism dapat menyediakan alternatif perbaikan ekonomi ke
aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan bagi
masyarakat lokal (U.S. Konggres OTA 1992).
Agritourism telah berhasil dikembangkan di Switzerland, Selandia Baru,
Australia, dan Austria. Sedangkan di USA baru tahap permulaan, dan baru
dikembangkan di California. Beberapa keluarga petani sedang merasakan bahwa
mereka dapat menambah pendapatan mereka dengan menawarkan pemondokan
bermalam, menerima manfaat dari kunjungan wisatawan (Rilla, 1999).
Pengembangan Agritourism merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia
wisata untuk liburan di desa. Atraksi dari Agritourism adalah pengalaman bertani
dan menikmati produk kebun bersama dengan jasa yang disediakan.
Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data
Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu
Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih
berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar
yang dikelola secara modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan
belum menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat.
2.1.2 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Agrowisata
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan suatu Agrowisata
dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan sebagai objek wisata, menurut
Spillane (1994), untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan
pariwisata (termasuk juga Agrowisata) ada lima unsur yang harus dipenuhi seperti
dibawah ini:
11
Page 6
1. Attractions
Dalam konteks pengembangan Agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah,
hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya
petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas
pertanian tersebut.
2. Facilities
Fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum, telekomunikasi,
hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.
3. Infrastructure
Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk sistem pengairan, jaringan
komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan
energi, system pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan system
keamanan.
4. Transportation
Transportasi umum, bis-terminal, system keamanan penumpang, system
Informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta kota/objek wisata.
5. Hospitality
Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah
sistem pariwisata yang baik.
Sedangkan untuk pemilihan lokasi wilayah pertanian yang akan dijadikan
objek Agrowisata perlu dipertimbangkan, di antaranya mempertimbangkan
kemudahan mencapai lokasi, karakteristik alam, sentra produksi pertanian, dan
adanya kegiatan Agroindustri. Pemilihan lokasi juga dapat dilihat berdasarkan
karakteristik alam, apakah merupakan dataran rendah atau dataran tinggi, pantai,
dan danau/waduk. Pemilihan juga dapat dilakukan dengan melihat potensi daerah
seperti sentra produksi pertanian, letak daerah yang strategis, sejarah dan budaya
ataupun pemilihan dilakukan dengan melihat potensi Agroindustri suatu wilayah.
Dataran rendah biasanya memiliki karakteristik iklim kering dan biasanya terdapat
padang rumput yang luas (stepa) yang cocok untuk dikembangkan usaha
peternakan, sedangkan dataran tinggi biasanya memiliki topografi yang berbukit-
bukit atau berupa kawasan pegunungan yang sambung-menyambung. Umumnya
daerah pegunungan memiliki tanah yang subur dan suhu relatif rendah, sehingga
12
Page 7
cocok bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman bunga dan sayuran. Untuk
wilayah yang memiliki kawasan pantai yang sangat luas dapat dimanfaatkan
untuk usaha budi daya perikanan laut dan tambak atau rumput laut. Untuk
kawasan yang memiliki danau atau waduk untuk usaha teknik budi daya ikan air
tawar dengan menyediakan sarana pemancingan.
2.1.3 Jenis Klasifikasi Agrowisata
Agrowisata merupakan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan usaha agro (agrobisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian. Jenis klasifikasi Agrowisata sendiri dapat dibagi menjadi 6 jenis
(Institut Pertanian Bogor, 2013), yaitu:
1. Agrowisata Perkebunan
Kegiatan wisata dalam kelompok ini dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
pra produksi (pembibitan), pemeliharaan dan pasca produksi (pengelolaan dan
pemasaran). Beberapa daya tarik perkebunan sebagai obyek wisata adalah
sebagai berikut, daya tarik historis bagi wisata alam, pemandangan alam yang
indah dan berhawa sejuk, cara tradisional dalam penanaman, pemeliharaan dan
pengolahan dan jenis tanaman yang tidak dimiliki oleh negara asal wisatawan
mancanegara. Potensi perkebunan yang ada merupakan modal dasar yang
kesemuanya dapat dikemas untuk disajikan menjadi atraksi Agrowisata yang
menarik. Dalam rangka menciptakan Agrowisata perkebunan unsur-unsur yang
harus diperhatikan adalah budidaya tanaman perkebunan, penataan kebun dan
ketersediaan fasilitas penunjangnya. Sedangkan salah satu contoh kawasan
agrowisata di Indonesia yang sudah terbentuk adalah di Kusuma Agrowisata
Batu, Jawa Timur.
2. Agrowisata Hortikultura
Kegiatan wisata ini adalah suatu kegiatan wisata di daerah pertanian tanaman
hortikultura dan tanaman hias yang dapat juga dapat berupa paket kunjangan
ke kebun buah-buahan dan kebun bunga. Para wisatawan dapat menikmati
buah-buahan dengan cara memetik sendiri, dan juga dapat melihat secara
13
Page 8
langsung berbagai teknologi pengolahan yang ada. Hal serupa juga dapat
dilakukan pada taman bunga dengan pemandangan yang indah.
3. Agrowisata Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan terdiri dari pertanian pangan di lahan basah dan di
lahan kering. Komoditas yang dihasilkan di lahan basah adalah padi,
sedangkan di lahan kering dataran rendah komoditasnya adalah jagung, kedelai
dan kacang tanah, serta di dataran tinggi biasanya komoditas yang dihasilkan
adalah sayuran seperti kol, lobak, daun bawang dan wortel. Berbagai hal
tersebut dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan dalam
lingkup tanaman pangan serta dapat dipilih secara spesifik untuk dapat
dikombinasikan dengan daya tarik wisata lainnya (Che, 2005).
4. Agrowisata Perikanan
Agrowisata perikanan merujuk pada penyediaan sarana wisata dan rekreasi
bagi wisatawan mulai dari penangkapan komoditas perikanan hingga
penyajiannya untuk siap disantap. Para wisatawan dapat menyaksikan budi
daya ikan dan melakukan kegiatan menangkap ikan seperti memancing dan
menjaring. Pengusahaan perikanan meliputi perikanan budidaya dan perikanan
penangkapan. Perikanan budidaya terdiri dari kolam air tenang, kolam air
deras, sawah (minapadi), jaring terapung, keramba, kolam pembenihan dan
tambak. Perikanan penangkapan terdiri dari penangkapan ikan di perairan
umum (rawa, danau, sungai) dan perairan laut. Sebuah studi di Bonne Bay,
Kanada menunjukkan adanya keinginan dari wisatawan yang berkunjung ke
sana untuk melihat bagaimana ikan ditangkap dan diproses. Pengunjung ingin
diantar dalam perahu penangkapan, ditemani menangkap ikan dan hasilnya
disajikan sebagai hidangan mereka. Karena itu Ryan (2010) menyatakan
potensi Agrowisata perikanan dimulai dari penangkapan komoditas perikanan
yang dilanjutkan pengolahan hingga penyajiannya sebagai sebuah hidangan
untuk para wisatawan tersebut.
5. Agrowisata Peternakan
Wisata jenis ini merupakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk mempelajari
cara-cara beternak tradisional maupun secara modern. Usaha peternakan yang
dilakukan dapat berupa ternak besar seperti sapi (potong dan perah), kerbau
14
Page 9
dan kuda serta ternak kecil seperti kambing, domba, babi, ayam (ras, petelor,
ras pedaging, buras) dan itik. Agrowisata jenis ini lebih banyak tercakup dalam
farm-tourism yang antara lain meliputi aktivitas berburu binatang, berkuda dan
suguhan pemandangan kehidupan liar alami (Oredegbe dan Fadeyibi, 2009).
Sebagai contoh wisata ternak yang terdapat di kaki Gunung Tangkuban Perahu
bernama ”little farmer” yang menyuguhkan wisata hewan-hewan ruminansia
seperti sapi, kelinci, hamster dan sebagainya.
6. Agrowisata Perhutanan
Hutan merupakan bagian lingkungan pedalaman yang sering digunakan
sebagai sasaran wisata dan rekreasi. Agrowisata jenis ini umumnya terkait
dengan hutan produksi ataupun hasil tanaman hutan seperti Mahoni, Jati,
Pinus, Rasamala, Rimba dan Damar. Disamping itu, aktivitas-aktivitas rekreasi
yang hanya bisa dilakukan dihutan juga merupakan daya tarik Agrowisata ini,
antara lain melihat dan berburu binatang, petik jamur dan berry, orientasi alam
maupun studi alam (Font and Tribe, 1999). Bagi daerah yang mempunyai
kawasan hutan seperti kawasan Suaka Margasatwa, Cagar Alam dan Kebun
Raya, pemanfaatan kawasan tersebut dalam kaitannya dengan pengembangan
kawasan agrowisata perhutanan diarahkan khusus untuk wisata ilmiah dalam
rangka kegiatan penelitian dan pendidikan. Hal ini karena di dalam kawasan
hutan tersebut terdapat beragam jenis flora dan fauna yang dilindungi.
2.1.4 Tanaman yang Dibudidayakan
Keanekaragaman sumber genetik buah-buahan tropik yang tumbuh tersebar
di berbagai wilayah di Indonesia merupakan harta karun yang tak ternilai
harganya. Namun harta tersebut belum banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan
masyarakat. Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di
wilayah Khatulistiwa. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam
tanaman dengan subur. Berbagai macam tanaman, namun masih terlalu sedikit
yang dibudidayakan. Dalam perencanaan objek Agrowisata ini sebagai contoh
pembudidayaan tanaman yang ada di Indonesia. Contoh-contoh tanaman tersebut
yaitu:
15
Page 10
1. Jeruk Keprok
Jeruk keprok (C.reticulata), termasuk jeruk siam dan terkenal dengan nama
jeruk mandarin. Tanaman jeruk keprok dapat dilihat pada Gambar 2.5. Jeruk
umumnya diambil sari buahnya karena rasanya manis, segar dan banyak
mengandung vitamin C. Pada umumnya tanaman jeruk berbentuk semak.
Tingginya dapat mencapai 5m. Berikut karakteristik dari jeruk keprok:
a. Daun dan Batang, daunnya duduk saling berhadapan satu-satu, kecuali
golongan Poncirus yang terdapat tiga-tiga (trifoliata). Daunnya beraroma
spesifik karena mengandung minyak asiri (minyak terbang). Tanaman jeruk
bercabang banyak dan keras. Arah cabang umumnya mendatar, tetapi ada
pula yang condong ke atas. Cabangnya ada yang berduri tajam dan ada pula
yang tidak berduri. Pada umumnya, arah percabangan jeruk keprok
cenderung ke atas. Batangnya berkayu keras, tetapi hanya baik untuk kayu
bakar.
b. Bunga, bunga ke luar setelah berbentuk trubus (tunas muda) pada ujung-
ujung cabang secara tunggal. Warna mahkota bunga putih, pada ujungnya
bercanggap seperti bintang. Bunganya sempurna (dalam satu bunga terdapat
putik dan benang sari). Aroma bunga harum sehingga menarik lebah.
Tanaman dapat berbunga sepanjang tahun, asalkan kondisi ekosistemnya
memenuhi syarat pembungaan. Namun pada umumnya jeruk dapat
berbunga setelah mengalami musim kering 3-4 bulan, yakni bulan Oktober
– Desember.
c. Buah, buah matang 4-6 bulan setelah berbunga, biasanya terjadi pada bulan
Mei-Juni. Untuk jeruk besar, musim buah utama pada bulan Juni-
16
Gambar 2.5 Jeruk Keprok
Sumber: http://kebunjerukkeprok.blogspot.com
Page 11
September. Buah jeruk tergolong berbiji banyak dan kulit buahnya banyak
mengandung minyak asiri. Buah jeruk umumnya berbentuk bulat.
d. Agroekologi, tanaman jeruk dapat ditanam di daerah dataran rendah hingga
dataran tinggi pada suhu 20-30 C. Jeruk keprok baik ditanam di ketinggian
100-1.300m dpl dengan iklim relatif kering dan berada di tempat terbuka.
Umumnya tanaman menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, berporositas tinggi.
2. Kopi Arabika
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. Tanaman kopi dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta. Biji kopi
dapat diolah menjadi minuman kopi yang memiliki rasa dan aroma yang
menarik, kopi juga dapat menurunkan resiko terkena penyakit kanker, diabetes,
batu empedu dan berbagai penyakit jantung.
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.
Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.
Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.
Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000m di atas permukaan laut.
Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 m bila kondisi lingkungannya baik. Suhu
tumbuh optimalnya adalah 18-260C. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup
kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.
3. Stroberi
Stroberi merupakan buah berwarna merah yang memiliki rasa manis dan
masam. Tanaman stroberi dapat dilihat pada Gambar 2.7. Buah stroberi baik
17
Gambar 2.6 Kopi Arabika
Sumber: http://www.bali-bisnis.com/
Page 12
dikonsumsi untuk kesehatan, dapat mencegah penyakit jantung, menyehatkan
otak, mencegah kanker dan menyembuhkan jerawat.
Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan
berubah menjadi merah ketika masak. Stroberi dapat dinikmati dengan cara
dikomsumsi langsung dan juga dimakan bersama roti, yoghurt dan cake.
Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di
dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17-200C. Ketinggian tempat
yang sesuai untuk penanaman stroberi adalah 1000-1500m di atas permukaan
laut.
2.1.5 Hubungan Arsitektur dan Lingkungan
Atas dasar hubungan antara arsitektur dan lingkungannya maka perhatian
kepada arsitektur diahlihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang
memperhitungkan juga keselarasan dengan alam maupun kepentingan manusia
penghuninya. Pembangunan menurut kebutuhan manusia itu dinamakan
pembangunan secara biologis atau arsitektur biologis (Frick, 1991). Biologis
berasal dari kata bios yang berarti alam kehidupan/alam tumbuh-tumbuhan dan
logos berarti dunia teratur atau dunia berakal. Rumah tempat tinggal boleh
dianggap sebagai suatu susunan organis, yang berfungsi sebagai kulit manusia
yang ketiga dimana pakaian sebagai kulit keduanya. Istilah arsitektur biologis
tersebut memperlihatkan hubungan erat antara manusia dan lingkungan atau alam
sekitar. Jadi Arsitektur biologis berarti ilmu penghubung antara manusia dan
lingkungannya secara keseluruhan. Hubungan-hubungan arsitektur biologis dapat
diperlihatkan sebagai berikut: Arsitektur yaitu rumah, pondok, kediaman ataupun
permukiman, Bios yaitu kehidupan, daya hidup, alamiah, alam kehidupan, alam
18
Gambar 2.7 Stroberi
Sumber: http://balitjestro.litbang.deptan.go.id
Page 13
tumbuh-tumbuhan, Logos yaitu keputusan, daya cipta energi, materialisasi,
kesehatan dan kebudayaan (Frick, 1991).
Kehidupan, pemukiman dan pembangunan merupakan materi yang rumit
dan berlapis majemuk. Penyelesaian yang baik hanya dapat dihasilkan dalam kerja
sama antara berbagai unsur yang terkait. Pentingnya arsitektur dan arsitek yang
dicerminkan oleh komposisi dan penghubungan bagian-bagian sebagai sesuatu
yang harmonisdan kompleks. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material
dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian terhadap
tiap-tiap bagian yang mempengaruhi kualitas kehidupan, dilakukan oleh arsitektur
biologis. Setiap pembangunan merupakan suatu sistem pembaharuan atau
perubahan lingkungan. Perhatian atas perubahan lingkungan berarti perhatian atas
arsitekturnya dan atas kualitas kehidupan manusia. Berikut dipaparkan beberapa
material alami yang dapat membuat arsitektur tersebut menjadi biologis dan
sesuai dengan konsep Agrowisata yang akan dirancang, yaitu:
1. Kayu
Pilihan atas suatu bahan bangunan tergantung pada sifat-sifat biologis, teknis,
ekonomis dan keindahan. Kayu sebagai bahan bangunan biologis, maka
perlulah diketahui sifat-sifatnya sepenuhnya. Kayu sampai saat ini masih
banyak dicari dan dibutuhkan manusia. Diperkirakan abad-abad yang akan
datan, kayu semakin lama semakin dibutuhkan (Frick, 1991). Dari segi
manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu sebagai bahan bangunan biologis
mempunyai sifat-sifat utama antara lain:
a. Kayu merupakan sumber daya alam yang tidak akan habis apabia dikelola
dengan cara yang baik,
b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses dan dijadikan barang
lain,
c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan
lain.
Terdapat beberapa jenis kayu yang sering digunakan di pasaran, yaitu : kayu
jati, kayu mahoni, kayu bangkirai, kayu kamper, kayu meranti merah, kayu
sonokeling, kayu sungkai dan kayu kelapa (www.sari-jati.com). Kayu dapat
diolah menjadi berbagai material bangunan dalam bangunan, yang membuat
19
Page 14
bangunan tersebut terkesan alami dan biologis. Pengaplikasian material kayu
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.8.
2. Bambu
Pada umumnya bambu sebagai bahan bangunan biologis didapatkan hampir di
seluruh Indonesia. Bambu adalah bahan ramuan yang penting, sebagai
pengganti kayu. Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua dan
berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang
mengkilap. Bambu untuk pelupuh dan barang anyaman seperti bilik, sesek,
gedek dan lain-lain harus telah direndam dengan baik. Barang anyaman yang
harus tahan lama terbuat dari bambu jenis yang terbaik. Yang termasuk jenis
bambu tahan lama antara lain: bambu petung dan bambu gombong untuk jenis
besar, bambu andong dan bambu temen untuk jenis sedang, bambu apus dan
bambu tali untuk jenis kecil. Bambu dapat diolah menjadi berbagai material
bangunan, yang membuat bangunan tersebut terkesan alami dan biologis.
Pengaplikasian material bambu dapat dilihat seperti pada Gambar 2.9.
20
Gambar 2.8 Pengaplikasian Material Kayu
Sumber: http://www.karyakukusen.com
Gambar 2.9 Pengaplikasian Material Bambu
Page 15
3. Alang-alang
Alang-alang adalah jenis rumput yang banyak ditemukan di daerah tropis. Akar
rimpangnya yang sulit dihancurkan, merusak tanaman-tanaman pertanian.
Bijinya sangat mudah disebarkan angin, sehingga dalam waktu singkat dapat
menguasai daerah yang luas. Atap alang-alang dibuat seperti atap rumbia.
Rumput tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Oleh karena alang- lang kurang
panjang daripada rumbia, maka jalon berukuran lebih kecil. Jalon merupakan
satuan helai atap rumbia. Pengaplikasian material alang-alang dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.10.
4. Batu Alam
Batu alam, seperti bahan alam yang lain, tercipta dan terkandung dalam suatu
peredaran alam yang tertutup. Batu alam cocok untuk membuat dinding batu
sebagai dinding dari bahan biologis, terutama dinding batu alam yang kering.
Pengaplikasian material batu alam dapat dilihat seperti pada Gambar 2.11.
Perencanaan arsitektur biologis dengan bahan bangunan biologis merupakan
suatu lintas ilmu yang melibatkan banyak ahli. Kerja sama yang baik antara
ahli yang terlibat akan memungkingkan optimalisasi dalam perencanaan. Yang
terpenting pada prinsip ini ialah ide sebagai dasari perencanaan meskipun
21
Gambar 2.10 Pengaplikasian Material Alang-alang
Gambar 2.11 Pengaplikasian Material Batu Alam
Page 16
terdapat kesulitan-kesulitan, misalnya bahan bangunan, letak site, iklim,
keuangan dan sebagainya.
2.2 Studi Banding
Studi ini menjelaskan tempat-tempat sejenis yang telah ada sebelumnya,
menjelaskan bagaimana contoh Objek Agrowisata.
2.2.1 Bagus Agro Pelaga
Bagus Agro Pelaga terletak diperbukitan dengan ketinggian 950 m dari
permukaan laut, terletak di Jalan Raya Puncak Mangu, Desa Petang, Kecamatan
Pelaga, Kabupaten Badung, Bali. Bagus Agro Pelaga merupakan sebuah kawasan
Agrowisata yang dibangun oleh The Bagus Discovery Group. Pemandangan
Bagus Agro Pelaga dapat dilihat seperti pada Gambar 2.12
Kawasan ini menawarkan wisata agro yaitu kegiatan wisata dimana tanaman
menjadi objeknya mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan hingga
pemetikan. Berbagai macam tanaman terdapat di dalamnya, antara lain anggrek,
sayur-sayuran, jagung, kacang-kacangan, stroberi, pisang dan kopi. Dan kelebihan
dari kawasan ini ialah memiliki pemandangan pegunungan yang indah.
Kawasan Bagus Agro Pelaga ini luasnya sekitar 18 hektar. Sistem
perkebunan disini menggunakan sistem tetes untuk pengairannya, berbeda dengan
sistem subak yang digunakan untuk pertanian tradisional Bali. Sistem tetes
memungkinkan untuk mengatur aliran air dengan lebih efektif dan lebih efisien,
yang sangat cocok untuk perkebunan. Di kawasan wisata agro ini, baik ternak
unggas, sapi, maupun ikan juga dikembangkan. Peta wilayah Bagus Agro Pelaga
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.13.
22
Gambar 2.12 Bagus Agro Pelaga
Page 17
Berikut penjelasan dari peta wilayah Bagus Agro Pelaga:
A. Parking Area 1. Orchids
B. Lobby 2. Children Playground
C. Restaurant 3. Vegetables
D. Terrace Restaurant & Agro Shop 4. Sweet Corn & Peanut
E. Wantilan Hall 5. Strawberry
F. Laboratory 6. Game Spot
G. Luxury Farm House 7. Fruits
H. Gazebo 8. Herbal Medicine
I. Coffee Roasting Demonstratio Venue 9. Banana & Coffee Plantation
J. Coconut Oil Demonstration Venue 10. Coffee Plantation
K. Temple 11. Sweet Corn & Beans
L. Camping Ground
M. Executive House
N. Agro Store
O. Administration Office
Dengan luas sebesar 18 hektar terdapat berbagai fasilitas di dalamnya,
antara lain restaurant, agro shop, wantilan, laboratorium, luxury farm house
(resort), swimming pool, gazebo, camping ground dan children playground.
Berikut beberapa penjelasan dari fasilitas tersebut, antara lain:
23
Gambar 2.13 Sitemap Bagus Agro Pelaga
Sumber: http://www.bagus-agro.com/
Page 18
1. Parking Area
Terdapat dua lahan parkir Bagus Agro Pelaga, yaitu parkir bus dan parkir
mobil. Dengan kapasitas 6 parkir bus dan 20 parkir mobil. Lahan parkir Bagus
Agro Pelaga dapat dilihat seperti pada Gambar 2.14.
2. Lobby & Restaurant
Lobby dan restaurant dari Bagus Agro Pelaga merupakan satu kesatuan
bangunan. Restaurant ini bisa menampung hinggal 230 pengunjung. Restaurant
ini biasanya digunakan untuk acara ulang tahun, family gathering, maupun
acara lainnya. Lobby & restaurant dapat dilihat seperti pada Gambar 2.15.
24
Gambar 2.14 Lahan Parkir
Gambar 2.15 Lobby & Restaurant
Page 19
3. Luxury Farm House & Swimming Pool
Luxury Farm House merupakan fasilitas resort dari Bagus Agro Pelaga.
Terdapat 4 unit resort yang disewakan kepada pengunjung, dengan tambahan
fasilitas swimming pool dan pemandangan alam yang indah, terlihat seperti
pada Gambar 2.16.
2.2.2 Bali Strawberry Farm & Restaurant
Bali Strawberry Farm & Restaurant terletak diperbukitan yaitu terletak di
Jalan Raya Baturiti Bedugul, Bedugul, Bali. Bali Strawberry Farm & Restaurant
merupakan sebuah Agrowisata yang berdiri pada tahun 2008. Kawasan ini
menawarkan wisata agro yaitu kegiatan wisata dimana tanaman menjadi
objeknya, yaitu pemetikan langsung di kebun. Tanaman yang ditawarkan disini
ialah stroberi. Dan kelebihan dari kawasan ini ialah memiliki pemandangan
pegunungan yang indah. Pemandangan Bali Strawberry Farm & Restaurant dapat
dilihat seperti pada Gambar 2.17.
25
Gambar 2.16 Luxury Farm House
Gambar 2.17 Bali Strawberry Farm & Restaurant
Page 20
Bali Strawberry Farm & Restaurant merupakan wisata agro yang berfokus pada
stroberi. Wisata ini merupakan kombinasi antara kebun stroberi dan restaurant,
dengan keunggulan-keunggulan menu restaurant ini yang menawarkan berbagai
menu stroberi. Jarak objek wisata ini sekitar 90 km dari Denpasar. Dengan luas
sekitar 50 are, pada objek wisata ini terdapat 4 kebun stroberi dan 6 gazebo yang
terbuat dari bambu dan beratapkan jerami. Berikut beberapa penjelasan dari
fasilitas tersebut, antara lain:
1. Lahan Parkir
Area parkir Bali Strawberry Farm & Restaurant terletak di sisi jalan dan
berjarak sekitar 10 m dari Lobby. Dengan parkir yang cukup luas dan mudah
dijangkau sehingga memudahkan pengunjung untuk memarkir kendaraan.
Dengan kapasitas parkir mencapai 10 mobil dan tidak terdapat parkir khusus
untuk bus. Lahan parkir dapat dilihar seperti pada Gambar 2.18.
2. Lobby
26
Gambar 2.18 Lahan Parkir
Gambar 2.19 Lobby
Page 21
Lobby dari Bali Strawberry Farm & Restaurant terletak di sisi jalan, berada
sekitar 10m dari area parkir. Lobby dapat dilihat seperti pada Gambar 2.19.
Pada lobby ini terdapat barang dagangan berupa stroberi dan pakaian. Hanya
terdapat 2 meja restaurant pada lobby dengan daya tampung yang sedikit, yaitu
hanya sekitar 10 orang.
3. Restaurant
Restaurant dari Bali Strawberry Farm & Restaurant berbentuk gazebo.
Terdapat 6 buah gazebo pada restaurant ini. Restaurant ini bisa menampung
hingga 80 orang. Restaurant dapat dilihat seperti pada Gambar 2.20.
2.2.3 Kusuma Agrowisata
Kusuma Agrowisata terletak di perbukitan dengan ketinggian sekitar 1000
m dari permukaan air laut, terletak di Jalan Abdul Gani, Kota Wisata Batu, Jawa
Timur. Pemandangan Kusuma Agrowisata dapat dilihat seperti pada Gambar 2.21.
Kusuma Agrowisata berdiri pada tahun 1991 dan merupakan salah satu pelopor
objek Agrowisata di Indonesia.
27
Gambar 2.21 Kusuma Agrowisata
Sumber: http://www.kusuma-agrowisata.com/
Gambar 2.20 Restaurant
Page 22
Kusuma Agrowisata Group merupakan sebuah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang agro. Kusuma Agrowisata Group antara lain PT. Kusuma
Dinasasri Wisatajaya (Agrowisata), PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa
(Agrobisnis), PT. Mannasatria Kusumajaya Perkasa (Agroindustri) dan PT.
Kusumantara Graha Jayatrisna (Perumahan).
Kusuma Agrowisata dengan luas total 60 hektar, merupakan objek
Agrowisata yang juga ditunjang dengan hotel. Objek Agrowisata menawarkan
wisata petik di kebun apel, jeruk, jambur merah, buah naga, strawberry dan sayur
hidroponik bebas pestisida. Dengan memetik sendiri buah-buah segar tersebut
langsung dari pohonnya dan ditemani oleh pemandu yang juga menjelaskan
tentang objek tersebut. Selain wisata petik, Kusuma Agrowisata juga menawarkan
wisata outbond. Wisata outbond tersebut antara lain war game di arena airsoft
gun, mengendarai ATV di mini off-road track, dan meluncur dengan Flying Fox.
2.3 Spesifikasi Umum Proyek
Dari kesimpulan teori dan juga studi banding yang didapat, dapat dijelaskan
spesifikasi umum dari Agrowisata Perkebunan yang akan dirancang sebagai
berikut:
1. Pengertian
Agrowisata Perkebunan merupakan sebuah tempat wisata, dimana wisata yang
ditawarkan merupakan wisata yang berbeda dengan wisata perkotaan. Tempat
wisata ini ialah sebagai tempat berekreasi di perkebunan, sebagai tempat
beristirahat dan menghilangkan kejenuhan tinggal di perkotaan, mendapatkan
petualangan baru, makanan yang alami karena dapat dipetik langsung dari
kebunnya dan mendapatkan suasana yang berbeda dari perkotaan.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari perencanaan Agrowisata Perkebunan di Desa Gobleg ini
adalah:
a. Tujuan Sosial
Sebagai tempat pelestarian sumber daya alam, dapat memunculkan peluang
bagi penduduk lokal khususnya petani untuk meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan taraf hidup mereka, menjadi sarana yang baik untuk
28
Page 23
mendidik masyarakat tentang pentingnya pertanian, mengurangi arus
urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu mendapatkan
pendapatan yang layak dari usahanya di desa (Agrowisata) dan menjadi
media promosi bagi produk lokal dan membantu perkembangan daerah
dimana tempat Agrowisata Perkebunan ini dibangun.
b. Tujuan Komersial
Tujuan komersial berupa peyediaan jasa pemandu wisata perkebunan serta
menyediakan fasilitas-fasilitas komersial berupa penginapan, restaurant dan
toko yang menjual souvenir dan buah-buahan.
3. Lingkup Kegiatan
Dalam Agrowisata Perkebunan terdapat beberapa lingkup kegiatan, antara lain:
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama yaitu kegiatan utama yang terdapat dalam perencanaan
Agrowisata Pekebunan ini. Kegiatan utama yang diwadahi dalam
perencanaan Agrowisata Perkebunan ini ialah kegiatan rekreasi perkebunan
dan perdagangan berupa souvenir maupun buah-buahan.
b. Kegiatan Penunjang
Kegiatan Penunjang yaitu kegiatan yang dilakukan dalam mendukung dan
melengkapi kegiatan utama. Kegiatan penunjang yang diwadahi dalam
perencanaan Agrowisata Perkebunan ini ialah kegiatan hunian berupa
penginapan dan kegiatan pelayanan makan dan minum berupa restaurant.
c. Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan pengelolaan yaitu kegiatan yang dilakukan dalam mendukung
kegiatan utama dan penunjang sebagai suatu fungsi terhadap pelindung,
pengelolaan, pemeliharaan dan administrasi dari proyek ini. Kegiatan
pengelolaan yang diwadahi dalam perencanaan Agrowisata Perkebunan ini
ialah kegiatan perkebunan, kegiatan pengolahan hasil perkebunan dan
kegiatan pengelolaan kantor.
29
Page 24
4. Pelaku Kegiatan
Dalam Agrowisata Perkebunan terdapat beberapa pelaku kegiatan, antara lain:
a. Wisawatan atau konsumen
Merupakan tamu atau konsumen baik wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara yang datang untuk berekreasi serta memperoleh
pelayanan penunjang yang ditawarkan pada Agrowisata Perkebunan ini.
b. Pengelola
Dalam perencanaan Agrowisata Perkebunan ini terdapat pelaku kegiatan
pengelola sebagai berikut:
1) Pengelola staff pelayanan, yaitu staff kebersihan, staff perkebunan, staff
penginapan, staff restaurant, staff pengolahan, staff perdagangan dan
staff keamanan.
2) Pengelola staff administrasi, yaitu karyawan, sekretaris, asisten manager
dan general manager.
5. Fungsi
Dari penjabaran di atas terdapat beberapa fungsi dalam Agrowisata Perkebunan
di Desa Gobleg, dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Fungsi Rekreasi
Fungsi rekreasi yaitu rekreasi perkebunan yang terdapat pada Agrowisata
Perkebunan ini dengan penyediaan jasa pemandu wisata, pengunjung dapat
berkeliling kebun dan memetik langsung buah dari kebunnya. Selain itu
rekreasi ini juga mengandung pengetahuan yaitu pembelajaran mengenai
perkebunan misalnya pengolahan hasil perkebunan.
b. Fungsi Perdagangan
Fungsi perdagangan yaitu penjualan hasil perkebunan yang terdapat pada
kebun di Agrowisata Perkebunan ini dan penjualan berupa produk hasil
perkebunan.
c. Fungsi Pelayanan Makan dan Minum
Fungsi pelayanan makan dan minum yaitu penyediaan jasa pelayanan
makan dan minum berupa restaurant.
30
Page 25
d. Fungsi Hunian
Fungsi hunian yaitu penyediaan jasa penginapan yang ditujukan kepada
wisatawan yang ingin menginap baik itu wisatawan mancanegara maupun
domestik.
e. Fungsi Perkebunan
Fungsi perkebunan yaitu berupa perkebunan yang dikelola oleh staff
perkebunan untuk mendukung tempat Agrowisata Perkebunan ini.
f. Fungsi Pengolahan
Fungsi pengolahan yaitu berupa pengolahan hasil perkebunan menjadi
makanan atau cemilan yang nantinya akan dikemas menjadi sebuah produk
dan dijual di toko yang terdapat pada Agrowisata Perkebunan ini.
g. Fungsi Pengelolaan
Fungsi pengelolaan yaitu berupa pelayanan dan fungsi terhadap pengelolaan
Agrowisata, baik dalam pemeliharaan, pengelolaan fasilitas dan
administrasi.
31