Top Banner
UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAE POLIKLINIK GIGI INSTRUKSI KERJA No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal : PEMBERSIHAN KARANG GIGI 1. NAMA PEKERJAAN Pembersihan Karang Gigi 2. TUJUAN PROSES a. Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pembersihan karang gigi yang tepat. 3. KETERAMPILAN PETUGAS a. Dokter gigi b. Perawat gigi 4. PERALATAN a. Alat Ultra Scaller b. Bahan 4.2.1 Polibag dan penjempitnya 4.2.2 Alkohol 70 % 4.2.3 Betadine 5. URAIAN UMUM Pembersihan karang gigi sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit ginggiva, penyakit periodontal dan karies gigi. Pembersihan karang gigi atau scaling hanya bisa dilakukan di puskesmas atau di sarana-sarana kesehatan karena menggunakan alat yang disebut Ultra Scaller dan dilakukan oleh dokter gigi atau perawat gigi yang terlatih. 6. PROSEDUR
33

05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

Feb 02, 2016

Download

Documents

Muhammad Anwar

Muhammad Anwar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

PEMBERSIHAN KARANG GIGI

1. NAMA PEKERJAAN Pembersihan Karang Gigi

2. TUJUAN PROSESa. Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pembersihan karang gigi yang tepat.

3. KETERAMPILAN PETUGASa. Dokter gigi b. Perawat gigi

4. PERALATANa. Alat Ultra Scallerb. Bahan4.2.1 Polibag dan penjempitnya4.2.2 Alkohol 70 %4.2.3 Betadine

5. URAIAN UMUMPembersihan karang gigi sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit ginggiva, penyakit periodontal dan karies gigi. Pembersihan karang gigi atau scaling hanya bisa dilakukan di puskesmas atau di sarana-sarana kesehatan karena menggunakan alat yang disebut Ultra Scaller dan dilakukan oleh dokter gigi atau perawat gigi yang terlatih.

6. PROSEDUR1. Pasien dipersilahkan masuk dan duduk dikursi depan meja dokter.2. Dilakukan anamnesa dan dicatat di kartu status.3. Mengukur Tekanan Darah Pasien.4 . P e r s i a p a n a l a t - a l a t .5 . Pa s i en d i s i l ahkan duduk d i den t a l cha i r .6. Posisi mulut pasien setinggi siku operator.7 . Sanda ran ku r s i da l am pos i s i 45°8. Pasien diinstruksikan kumur terlebih dahulu.9. Operator memakai sarung tangan, kacamata untuk melindungi mata

dan masker untuk mengurangi inhalasi dan kontaminasi aerosol yang dihasilkan saat pembersihan karang gigi. Lampu dinyalakan lalu pasien diinstruksikan untuk buka mulut.

Page 2: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

10. Ultrasonic scaler dipegang seperti memegang pulpen, dan diletakkan pada posisi yang tepat untuk menghasilkan pandangan yang baik dari tip. Aspirasi yang adekuat sangat penting untuk menghindari akumulai air dalam mulut. Kekuatan yang digunakan sebaiknya tidak terlalu besar untuk mengeluarkan kalkulus.

11. Tekanan yang pendek, vertikal, dan horisontal dilakukan secara bergantian di atas deposit. Tekanan lateral yang besar tidak diperlukan karena energi getar dari alat.

12. Pembersihan karang gigi ini harus dilakukan dengan gerakan yang konstan dan tip harus paralel atau dengan sudut tidak lebih dari 15 derajat terhadap permukaan gigi,untuk menghindari permukaan gigi tergores.

13. Alat harus di off-kan secara periodik supaya terjadi aspirasi air dan permukaan gigi dapat terlihat dengan baik.

14. Pasien diinstruksikan kumur dan kemudian diolesi dengan povidone Iodine.15. Instruksi Pasien.16. Kursi diturunkan.17. Pemberian resep apabila diperlukan.18. Menyelesaikan administrasi.

7. CATATAN MUTUa. Buku status Gigib. Register gigic. Form tindakan ( Bukti bayar)

Sumber :(Fermin A.Carranza, Jr., Dr. Odont. Dan Michael G. Newman, D.D.S, Clinical Periodontology, W.B. Saunders Company,Philadelphia;465)

Page 3: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

INSTRUKSI KERJA PENCABUTAN GIGI PERMANEN

1. NAMA PEKERJAAN

Pencabutan gigi permanen

2. TUJUAN PROSES

Sebagai acuan dalam melakukan pencabutan gigi permanen di unit

pelayanan gigi di puskesmas Pekkae.

3. KETERAMPILAN PETUGAS

Dokter gigi

Perawat gigi terlatih, di bawah pengawasan dokter gigi yang bertugas

4. PERALATAN

Alat

Alat Pemeriksaan ( Sonde, pinset, kaca mulut dan ekscavator )

Cito jet/jarum suntik disposibel 2,5 ml atau 3 ml

Bein

Tang gigi sesuai indikasi

Bahan

Obat suntik untuk cito jet

Kapas/tampon

Sarung tangan

Masker

Betadine 10 %

Obat Lidocaine untuk jarum suntik disposibel

5. URAIAN UMUM

Pencabutan gigi adalah pencabutan gigi yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi, atau

atas permintaan pasien dengan alasan tertentu

Pemeriksaan radiologi sangat diperlukan sebelum dilakukan pencabutan gigi untuk

mengetahui keadaan jaringan pendukung gigi, merupakan anjuran

Page 4: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

Persetujuan tindakan medik adalah formulir yang diisi oleh pasien yang akan di cabut

giginya, dan pasien sudah mengerti tindakan yang akan dilakukan.

Semua pekerjaan perawat gigi merupakan tanggung jawab dokter gigi di unit masing-

masing / yang bertugas saat itu, dan pendelegasian pekerjaan berdasarkan

pendidikan, keterampilan, pengalaman dan pengamatan

Pemberian antibiotik dilakukan apabila pasca abses, penyakit sistemik, dan pencabutan

dengan penyulit, dll, sedangkan pencabutan normal tidak perlu dengan antibiotik

6. RENCANA PERAWATAN

TAHAP YANG DILAKUKAN

Alat yang digunakan disterilkan lebih dahulu dengan :

- Boiling water

- Alkohol

Mengukur Tekanan Darah Pasien.

Memberitahu pasien bahwa giginya harus dicabut dan memberitahu setiap tahap yang

akan dilakukan, serta menanyakan apakah pasien sudah makan atau belum.

Posisi pasien, untuk gigi RA : posisi pasien ralatif lebih tinggi (di atas dataran siku), dan

duduk pada kursi setengah menyandar. Untuk gigi RB : Posisi pasien relatif lebih

rendah (di bawah dataran siku) dan posisi kursi tegak.

Jika anestesi sudah bereaksi, gunakan elevator (bein) untuk mengetes anestesi,

memperkirakan mobilitas gigi, memisahkan perlekatan gingiva,dan

mengawali pelonggaran alveolus.Mobilitas yang cukup dicapai apabila

elevator ditekan ke apikal dan juga dirotasi ke bukal/fasial.

Penyelesaian pencabutan gigi dilakukan dengan menggunakan tang, tang

dipegang dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah untuk gigi

bawah, dan menghadap ke atas untuk gigi atas.

Arah aplikasi tekanan untuk pencabutan gigi terutama adalah menutup,

paralel (apikal dan oklusal), lateral (bukal, fasial-lingual) dan rotasi.

Apabila gigi sudah tercabut, perikasa soket untuk memastikan tidak ada sisa

gigi/fragmen tulang

Kompresi soket lalu gigit tampon kurang lebih 30 menit s/d 1 jam.

Pemberian tampon betadine pada bekas pencabutan.

Page 5: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

Pemberian obat analgesik, antibiotik, bila perlu anti inflamasi.

7. CATATAN MUTU

Buku Status Pasien gigi

Register gigi

Formulir Rujukan Internal /Eksternal

Formulir Persetujuan/penolakan Tindakan Medis

Lembaran Resep

Form Tindakan Gigi

Buku pemantauan sasaran mutu

KONSELING/EDUKASI

Menjelaskan kepada pasien/pengantar setelah pencabutan untuk : Menggigit tampon ± 1 jam, boleh meludah tapi tampon tidak dibuang/tetap digigit.

Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah karena bisa menyebabkan infeksi Tidak menghisap-hisap karena bisa menyebabkan infeksi Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama ± 24 jam, menghindari perdarahan dan infeksi Mengajukan kepada pasien/pengantar untuk menjaga kebersihan mulut dengan cara

menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan memperagakan cara menyikat gigi yang benar

Memberi kesempatan pada pasien/pengantar untuk menanyakan hal yang kurang jelas dan menjawab pertanyaan sampai pasien/penderita jelas

Mengecek pemahaman pasien/pengantar dengan memberikan pertanyaan terbuka atas informasi yang sudah disampaikan

Mengucapkan terima kasih sudah datang dan semoga lekas sembuh.

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 32-36)

ATRAUMATIK RESTORATIVE TREATMENT

Page 6: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

(KONSERVASI GIGI )

1. NAMA PEKERJAAN Atraumatik Restorative Treatment (Konservasi Gigi)

2. TUJUANSebagai acuan kerja untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada kasus hiperaemi pulpa sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat, di unit pelayanan gigi Puskesmas Pekkae.

3. KETERAMPILAN PETUGAS - Dokter gigi- Perawat gigi dibawah pengawasan dan tanggung jawab dokter gigi unit dan

mempunyai pengalaman 2 tahun

4. PERALATAN

Alat : sonde, kaca mulut, sonde, excavator, pinset,gelas kumur.Bahan : Zink oxide eugenol, Glass Ionomer,alkohol.

5. URAIAN UMUM

5.1 Hiperaemi pulpa adalah kerusakan pada gigi dimana terjadi dilatasi pembuluh darah pada pulpa sehingga aliran darah arteri dalam pulpa akan bertambah.

5.2. Gejala subyektif : -Adanya rasa sakit bila kemasukan makanan- Nyeri dapat ditahan sbentar, tetapi setelah rangsang hilang, nyeri pun hilang.- Rangsangan asam, manis, dan dingin terasa sakit-Tidak ada nyeri spontan.

5.3. Gejala obyektif :-Karies media / Profunda dan Pulpa belum terbuka.-Tidak ada periodontitis.-Test Vitalitas Sondasi : ( - ) atau (+), Chlor Ethil : ( + )-Diagnosa banding Pulpitis akut dan pulpitis chronis

6. PROSEDUR.

6.1. Dokter gigi/perawat gigi melakukan anamnesa.6.1.1 Sejak kapan sakitnya.

Page 7: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

6.1.2. Apakah ada rasa sakit / ngilu bila kemasukan makanan dan minuman dingin.

6.1.2 Apakah ada rasa sakit spontan pada malam hari.6.2. Dokter/perawat gigi melakukan pemeriksaan :

6.2.1 Visual ; tampak caries media sampai profunda6.2.2 Sondase : bisa (-) negatif / (+) positif6.2.3 Thermis ; dengan Chlor ethyl : + (positive), ada rasa ngilu.

6.3 Tetapkan diagnosa yang tepat 6.4 Lakukan terapi sesuai diagnosa.

6.4.1. Sterilisasi alat dengan boiling water.6.4.2 Pasien dibaringkan pada dental unit.6.4.3 Operator duduk di kursi samping kanan kepala pasien, disesuaikan dengan

gigi yang akan dirawat.6.4.4. Pengambilan jaringan karies dengan ekskavator dengan gerakan

memutar.6.4.5 Kavitas dibersihkan dengan butiran kapas yang dibasahi air, dan k

kemudian keringkan dengan butiran kapas.6.4.6 Kavitas dibersihkan dengan dentin conditioner untuk meningkatkan ikatan

antara bahan tumpat dengan jaringan gigi, digunakan selama 10 detik.6.4.7 Daerah kerja diisolasi dengan gulungan kapas,selanjutnya bahan tumpat

diaduk sesuai dengan aturan pakai,dan dimasukkan ke dalam kavitas dengan filling instrument. Untuk kavitas kelas II dan III, bahan tumpat dapat ditekan dengan matriks, sedangkan pada kavitas klas I di oklusal dianjurkan untuk menekannya dengan jari segera setelah bahan tumpat tidak mengkilat lagi.

6.4.8 Rapikan bahan tumpatan dengan pengukir/carver dan diulas dengan pernis tahan air, jika tumpatan terasa tinggi tentunya harus dikurangi lagi sampai pasien merasa nyaman, dan akhirnya harus diulas dengan pernis kembali.

7. CATATAN MUTU

7.1 Status pasien gigi 7.2 Buku harian register gigi

Sumber : (Edi Hartini Sundoro, Serba SerbiIlmu KonservasiGigi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 2005;164-169)

Page 8: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

PENCABUTAN GIGI SULUNG

I. NAMA PEKERJAANPencabutan gigi sulung.

2. TUJUAN PROSESa. Sebagai acuan dalam melakukan pencabutan gigi permanen di unit

pelayanan gigi di puskesmas Pekkae.

3. KETERAMPILAN PETUGASa. Dokter gigi b. Perawat gigi

4. PERALATANa. Alat

i. Alat Pemeriksaan ( Sonde, pinset, kaca mulut dan ekscavator )ii. Bein

iii. Tang gigi sesuai indikasib. Bahan

i. Kapas/tamponii. Sarung tangan

iii. Maskeriv. Betadine 10 %v. Chlor Ethyl

5. URAIAN UMUM

a. Pencabutan gigi sulung adalah pencabutan gigi pada anak-anak yang sudah goyang atau sudah tumbuh penggantinya.

b. Persetujuan tindakan medik adalah formulir yang diisi oleh orang tua pasien yang akan di cabut giginya, dan orang tua pasien sudah mengerti tindakan yang akan dilakukan

c. Semua pekerjaan perawat gigi merupakan tanggung jawab dokter gigi di unit masing-masing / yang bertugas saat itu, dan pendelegasian pekerjaan berdasarkan pendidikan, keterampilan, pengalaman dan pengamatan.

6. PROSEDUR

Persiapan penderita Menjelaskan kepada penderita bahwa akan dilakukan tindakan pencabutan gigi

sulungnya dengan tujuan untukmemberi kesempatan gigi permanen tumbuh dengan baik

Menjelaskan kepada penderita bahwa sebelumnya pencabutan akan dilakukan pembiusan dan setelah itu penderita akan merasakan dingin (bila menggunakan Chlor

Page 9: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

Ethyl). Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan tindakan (bolehkah saya mulai sekarang ?)

1. Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan alat tindakan pencabutan gigi sulung yang sudah disteril di media instrument.

2. Mencuci tangan dengan sabun dan memakai sarung tangan steril

Menggunakan Chlor Ethyl : 1. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan betadine2. Mengolesi gusi pada daerah gigi yang akan dicabut dengan gerakan searah 1 kali3. Mengambil kapas 2 buah gulungan dengan pinset, kemudian kapas dipegang dengan

tangan kiri4. Memegang Tabung Chlor Ethyl dengan tangan kanan kemudian ujungnya didekatkan

pada kapas dengan jarak 1 cm kemudian menyemprot kapas dengan Chlor Ethyl, tunggu sampai kapas berbuih

5. Meminta pasien membuka mulut kemudian meletakkan kapas sambil di tekan pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi yang akan dicabut.

6. Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi sampai dengan cervical gigi /bifurcasi gigi

7. Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigi anterior)memutar gigi searah sambil ditarik keluar

8. Pada gigi yang mempunyai lebih 1 akar menggerak-gerakkan gigi ke arah bukal dan lingual/palatinal supaya gigi terlepas dan menarik gigi keluar

PENGOBATAN Mencatat pengobatan pada kartu status penderita

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 32-36)

Page 10: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

KRITERIA RUJUKAN PASIEN GIGI

1. .NAMA PEKERJAAN Kriteria rujukan pasien gigi

2.TUJUAN PROSESSebagai acuan dalam menentukan kriteria rujukan pasien gigi dalam melaksanakan tindakan medis dan rujukan pasien di unit pelayanan gigi Puskesmas Pekkae.

3.KETERAMPILAN PETUGAS3.1 Dokter gigi3.2 Perawat gigi

4. PERALATAN4.1 Alat

4.1.1 ATK4.2 Bahan

4.2.1 Form Rujukan internal4.2.2 Form rujukan eksternal

5. URAIAN UMUM5.1 Rujukan pasien gigi yang dimaksud adalah rujukan dari unit gigi ke unit

lainnya, baik di dalam Puskesmas maupun ke luar Puskesmas5.2 Rujukan internal adalah rujukan di dalam Puskesmas, rujukan antar unit5.3 Rujukan eksternal, adalah rujukan ke unit lain/ rumah sakit di luar

Puskesmas karena tidak ada fasilitas yang memadai baik tenaga maupun peralatan

5.4 Perawat gigi adalah perawat gigi yang telah mempunyai pengalaman bekerja minimal 2 tahun dan di bawah tanggung jawab dokter gigi unit

6. PROSEDUR

Tindakan Pencabutan Gigi6.1 Semua pasien dengan usia di atas 20 Tahun yang akan dilakukan tindakan

pencabutan gigi harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan dicatat tekanan darah dalam buku status atau persetujuan tindakan medis jika dilakukan pencabutan

Page 11: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

Klasifikasi tingkat tekanan darah ( mmHg ) berdasarkan JNC VII

Kategori Sistolik DiastolikOptimal < 120 < 80 NormalNormalHigh normal

120 – 129130 - 139

80 – 8485 – 89

Prehipertension

Grade I MT ( mild ) 140 – 159 90 – 99 Stage I HipertensiGrade 2 MT Grade 2 MT

160 – 179> 180

100 – 109> 110

Stage II Hipertensi

Isolated systolichipertension

> 140< 90

6.2 Pencabutan gigi dapat dilakukan pada kategori normal dan high normal ( Lihat umur pasien ) , dengan catatan pasien dalam kondisi baik dan tidak mempunyai komplikasi DM, Ginjal, Jantung

6.3 Pada Kategori Grade I MT dan Grade II IMT dengan tekanan seperti kolom di atas , dilakukan rujukan internal dan, ikuti anjuran dari dokter yang menerima rujukan

6.4 Jika diizinkan dilakukan tindakan oleh dokter, perhatikan atau Tanya kepada pasien obat yang diminum terakhir ( Pengencer darah ) seperti Aspilet, Ascardia dll, harus dihentikan 2 hari sebelum pencabutan dan 2 hari setelah pencabutan untuk menghindari perdarahan setelah pencabutan.

Diabetes mellitus6.5 Jika dicurigai DM Dokter gigi meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan

penyaring yaitu Glukosa darah sewaktu atau, glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam sesudah makan.

Bukan DM Belum Pasti DMGlukosa darah sewaktu <110 110 – 199 200Glukosa darah puasa <110 110 – 125 > 125Glukosa darah 2 jam PP < 140 140 – 200 > 200

6.6 Jika pasien dalam kondisi normal bukan DM, dapat dilakukan pencabutan apabila glukosa darah sewaktu dan diantara 110 dan 200 dapat lakukan rujukan internal untuk pencabutan.

6.7 Sedangkan pasien dengan DM terkontrol dapat dilakukan pencabutan dengan izin dokter yang merawat

Kelainan Jantung6.8 Semua pasien dengan kelainan Jantung, dilakukan rujukan internal dulu untuk

memastikan apakah pasien tersebut ada kelainan jantung ( Diagnosanya belum pasti, hanya menurut pengakuan pasien saja ).

6.9 Sedangkan untuk pasien yang diagnosanya sudah jelas lakukan rujukan eksternal seperti :

Page 12: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

6.9.1 MCI ( Mio Card Infark )6.9.2 Decomp ( pembengkakan jantung )6.9.3 Angina Pectoris6.9.4 Jantung Koroner

Pasca Tindakan Medis gigi6.9.5 Terjadi perdarahan setelah dilakukan tindakan pencabutan gigi, dimana

sudah dilakukan penanganan perdarahan tetapi belum dapat di atasi.6.9.6 Pasien mengalami syok anafilaktik, terlebih dahulu dilakukan penanganan

sesuai petunjuk kerja anafilaktik syok jika tidak ada perbaikan rujukan ke Rumah sakitPasien Pasca radiasi

6.9.7 Pasien yang mendapat pengobatan kanker dengan radiasi, 6 bulan setelah radiasi baru dapat dilakukan tindakan pencabutan gigi, mengingat jaringan saraf dan pembuluh darah masih rapuh

7. CATATAN MUTU7.1 Rujukan Internal7.2 Rujukan Eksternal7.3 Buku Daftar rujukan pasien7.4 Buku status pasien gigi

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 101-102)

INSTRUKSI KERJA ANAMNESA

Page 13: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

SKRINING PASIEN

1. Riwayat Kesehatan

Mendapatkan riwayat kesehatan dan kesehatan gigi dengan teliti sebelum

melakukan perawatan adalah kewajiban.Paling tidak riwayat kesehatan harus

meliputi kesehatan umum, rasa sakit yang ada, obat-obatan dan pengobatan, alergi,

diabetes, dan tekanan darah.

2. Evaluasi Fisik

Pengamatan awal : pengamatan terhadap pasien dimulai saat pasien masuk ke

bagian poli gigi. Mula-mula jenis kelamin, umurnya, selanjutnya tinggi badan,

cara berjalan dan lain-lain. Sesudah mengevaluasi, perhatian kita terarah pada

kelakuan pasien yang mencerminkan status mental pasien. Pasien yang sangat

cemas atau takut munkin menutupi kondisi dengan bicara berlebihan dan

berkeringat berlebihan atau secara terus terang mengakui kenyataan.

Tekanan darah : Penentuan tanda-tanda vital sangat diperlukan pada pasien

poli gigi. Pengukuran tekanan darah tidak hanya dilakukan terhadap pasien

yang diduga hipertensi saja, tetapi bisa dipakai pedoman pada kejadian-

kejadian yang merugikan sewaktu melakukan perawatan atau sesudahnya.

Tekanan diastolik merupakan indikator yang lebih baik dari hipertensi

dibanding tekanan sistolik : diatas 90 mmHg adalah hipertensi ringan, di atas

100 mmHg hipertensi sedang, pasien dengan tekanan diastolik di atas 110

mmHg merupakan tanda hipertensi yang berat.

Denyut nadi : Meningkatnya denyut nadi kebanyakan terjadi pada pasien yang

takut/cemas dan juga adanya hipertiroid. Ketidakteraturan denyut sering

disebabkan oleh adanya kontraksi ventrikel prematur (PVC). Pada saat

tersebut, perlu dilakukan konsultasi medis sebelum melakukan perawatan.

Page 14: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

Respirasi : Dengan mengobservasi pernapasan pasien bisa diungkapkan adanya

hiperventilasi (frekuensi pernapasan orang dewasa adalah 14-18), mengi dari

asma atau kelainan lainnya.

3. Pemeriksaan akhir

Informasi yang didapat dari riwayat kesehatan, evaluasi fisik menghasilkan

evaluasi akhir dari individu yang merupakan calon penerima perawatan bedah

mulut.Pasien mungkin merupakan calon yang baik untuk prosedur yang diusulkan;

atau mungkin diperlukan perubahan perawatan, misalnya pemberian antibiotik

profilaksis, atau mungkin pasien mempunyai resiko tertentu yang memerlukan

penundaan atau rujukan.Jika pemeriksaan akhir meragukan, adalah bijaksana

untuk menghubungi dokter umumnya, atau merujuk pasien untuk dilakukan

pemeriksaan kesehatan.

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 101-102)

Page 15: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

INSTRUKSI KERJA KONSELING/EDUKASI

Sesudah pencabutan gigi biasanya diikuti dengan rasa sakit, perdarahan, dan pembengkakan dalam berbagai tingkatan.Sebaiknya diketahui kalau hal tersebut adalah akibat yang wajar dari pencabutan gigi.

1. PERDARAHAN,bisa dikontrol dengan baik dengan menggigit tampon selama 30 menit sampai 1 jam sesudah pencabutan.Tampon akan memacu terjadinya beku darah dan melindungi beku darah tersebut. Adanya perdarahan yang kadang-kadang keluar selama 24 jam pertama sesudah pencabutan masih bisa dikatakan normal.

2. EDEMA, meskipun edema pasca pencabutan gigi biasanya tidak terlalu berat, tetapi perlu dicegah Dengan aplikasi dingin.Kompres es atau potongan-potongan es dalam kantung plastik yang kemudian dibungkus sebuah atau dua buah handuk adalah metode yang tepat untuk aplikasi dingin. Selama 24 jam pertama pasca pencabutan, dianjurkan aplikasi dingin selama 30 menit. Pemberian minuman panas sebaiknya dihindari karena akan meningkatkan edema.

3. RASA SAKIT/KETIDAKNYAMANAN sesudah pencabutan gigi tidak akan terjadi sampai pengaruh anestesinya hilang. Saat pulihnya sensasi dari anestesi adalah saat paling tidak nyaman. Pasien sebaiknya meminum obat yang telah diresepkan untuk mengurangi rasa sakit tersebut.

4. HINDARI : - Hindarkan kerusakan daerah bekas pencabutan karena makanan yang

keras.- Jangan mengisap daerah bekas pencabutan.- Jangan mengunyah permen karet atau merokok.- Jangan memberikan rangsang panas pada daerah wajah di dekat

pencabutan.- Jangan meminum alkohol.

PADA KEADAAN DIMANA ANDA MERASA MENGALAMI MASALAH DI LUAR YANG TELAH DISEBUTKAN DI ATAS SILAHKAN HUBUNGI drg. SRI ANDRIYANITLP : 081355530388

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 35-36)

Page 16: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

INSTRUKSI KERJA STERILISASI

Di bagian poli gigi, pemliharaan alat di bagi menjadi 3 bagian sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya.

Alat-alat kritis, adalah alat-alat yang berkontak langsung dengan daerah steril pada tubuh yaitu semua struktur atau jaringan yang tertutup kulit atau mukosa, karena semua ini mudah terkena infeksi. Apabila memungkinkan sebaiknya peralatan disterilisasi dengan autoklaf. Apabila tidak memungkinkan menggunakan autoklaf, maka cara lain untuk mensterilkan adalah dengan air mendidih sekurang-kurangnya 10 menit. Caranya . Merebus Merupakan tekhnik disinfeksi yang paling mudah. Waktu yang dianjurkan adalah 15 menit dihitung setelah air mendidih. Sel vegetatif akan dimatikan dalam waktu 5-10 menit pemanasan tetapi spora dan virus mampu bertahan berjam-jam dengan cara ini.Untuk proses sterilisasi dengan autoklaf, hal pertama yang dilakukan adalah diisi sampai elemen panas, kemudian dimasukan alat-alat yang akan sterilisasi. Setelah itu, ditutup secara horisontal agar rapat, kemudian diatur klep uap , kemudian dinyalakan tombol on-off dan diatur waktu 15-20 menit. Lalu ditunggu sampai autoklaf berbunyi, 0,1 Mpa setelah itu ditunggu selama 20 menit. Lalu dimatikan tombol on-off dan dibuka klep uap secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan uap yang ada di autoklaf, lalu ditunggu hingga mencapai tekana 0 Mpa.Setelah itu dibuka tutupnya dan diambil alatnya, dan alat-alatpun Steril.Tujuan mencapai tekanan 0 Mpa adalah agar saat dibuka tutup tidak terlepas atau terluntar untuk kenyamanan tekanan didalam autoklaf dan diluar autoklaf (berbeda tekanannya).

Alat-alat semikritis, adalah alat-alat yang bisa bersentuhan tetapi sebenarnya tidak dipergunakan untuk penetrasi ke membran mukosa mulut. Meskipun terkontaminasi saliva dan darah, alat tersebut biasanya tidak membawa kontaminan ke daerah steril tubuh. Contohnya kaca mulut, dan alat diagnostik lainnya. Dapat disterilkan dengan bahan-bahan desinfektan seperti povidone iodine yang diencerkan sesuai petunjuk pabrik selama 30 menit.

Alat-alat nonkritis, adalah peralatan yang biasanya tidak tidak berkontak dengan membran mukosa. Seperti pengontrol posisi kursi, lampu, kran air. Apabila terkontaminasi dengan darah, saliva atau keduanya,mula-mula harus dilap dengan handuk pengisap kemudian desinfeksi dengan larutan antikuman yang cocok.

Sumber : (Pederson,G.W, DDS.,M.S.D, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996; 35-36)

Page 17: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

PENATALAKSANAAN DENTO ALVEOLAR ABSES

1. NAMA PEKERJAAN Penatalaksanaan dento alveolar abses.

2. TUJUAN1.1 Sebagai acuan kerja untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada penyakit dento

alveolar abses sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat di Puskesmas Pekkae.3. KETERAMPILAN PETUGAS

- Dokter Gigi4. PERALATAN

Dokter gigi/Perawat gigi mempersiapkan alat diagnosa seperti sonde, kaca mulut, pinset dan excavator, High speed bur.

5 URAIAN UMUMDento alveolar abses adalah suatu pengumpulan nanah terlokalisasi didalam tulang alveolar pada apeks akar setelah matinya pulpa dengan perluasan infeksi melalui foramen apikal masuk ke dalam jaringan periapikal.

5.1.1 Gejala Subyektif :

5.1.1.1 Adanya pembengkakan pada pipi5.1.1.2 Demam, suhu badan naik5.1.1.3 Gigi terasa sakit dan kadang-kadang disertai goyang5.1.1.4 Penderita sukar tidur, lesu dan pusing.5.1.1.5 Kelenjar lymphe membesar.

5.2 Gejala Obyektif 5.2.1.1 Gigi gangraen dengan sondasi : (-)5.2.1.2 P/T : (+)5.2.1.3 Adanya pembengkakan

5.2.1.3.1 Pada gigi depan atas pembengkakan meluas pada bibir atas dan sampai pada kelompak mata

5.2.1.3.2 Pada gigi posterior atas meluas pada pipi 5.2.1.3.3 Pada gigi anterior bawah pembengkakan pada bibir

bawah dapat meluas ke dagu5.2.1.3.4 Pada gigi posterior bawah pembengkakan pada pipi

meluas sampai bawah telinga atau sampai batas sekeliling rahang bawah menuju submandibularis

6 PROSEDUR6.1 Dokter gigi /perawat gigi melakukan anamnesa 6.2 Dokter gigi melakukan pemeriksaan obyektif

Page 18: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

6.3 Lakukan drainase jika gigi yang sakit belum terbuka ( Open bur )6.4 Dokter merencanakan terapi atau tindakan yang akan dilakukan

6.4.1 Lakukan pengobatan atau tindakan yang sesuai dengan diagnosa6.4.2 1. Beri obat antibotik 2. Beri pereda rasa sakit / penurun demam jika pasien demam

3. Lakukan perawatan endodontik atau cabut gigi penyebab

7 CATATAN MUTU

Buku status pasien 7.1 Buku register gigi7.2 Buku register loket7.3 Lembaran Resep7.4 Formulir Rujukan Internal dan Eksternal7.5 Forn Surat Keterangan Sakit

Sumber : (Grossman,L.I, Ilmu Endodontik Dalam Praktek, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995; 21-23)

Page 19: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

TAMBALAN AMALGAM KELAS I

1. NAMA PEKERJAAN1.1 Tambalan amalgam kelas I

2. TUJUAN PROSES2.1 Sebagai acuan kerja untuk mendapatkan tindakan yang tepat pada penambalan

gigi dengan bahan tambalan amalgam pada kasus kelas I Black ( karies oklusal) di unit pelayanan gigi Puskesmas Pekkae.

3. KETERAMPILAN PETUGAS3.1 Doktergigi 3.2 Perawat gigi terlatih

4. PERALATAN4.1 Alat

4.1.1 Amalgam Stoper/Amalgam Pistol4.1.2 Burnisher Bulat dan bercabang4.1.3 Lumpang dan Alu 4.1.4 Handpiece dan bur4.1.5 Plugger

4.2 Bahan

4.2.1 Gelas Kumur yang telah diisi air4.2.2 Aloi Hg-Sn4.2.3 Ca(OH)24.2.4 Pernis copalite

5. URAIAN UMUM5.1 Tambalan amalgam kelas I adalah tambalan pada permukaan oklusal dari

gigi susu atau permanenet gigi premolar dan molar yang mengalami demineralisasi secara klinik dan dentin di bawahnya telah mengalami diskolorisasi dan terlihat dari email sekitarnya

5.2 Dilaksanakan di ruang pemeriksaan /klinik gigi oleh seorang doktergigi / perawat gigi pada semua pasien yang giginya berlubang pada permukaan oklusal.

6 PROSEDUR6.1 Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan penambalan gigi dengan

bahan tambalan amalgam, setelah mendapatkan persetujuan baru dilakukan tindakan

6.2 Operator mencuci tangan dan mengeringkan seperti diatur dlm petunjuk kerja lalu memakai masker dan sarung tangan.

6.3 Membuat kavitas permukaan kelas I Black dengan menggunakan bur. 6.4 Membersihkan kavitas dengan air dan keringkan dengan semprotan udara.

Page 20: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

6.5 Memberikan lapisan semen pelapik Ca(OH)2, diamkan ± 1 menit.6.6 Membersihkan kelebihan semen dengan excavator tajam.6.7 Mengulaskan dinding kavitas dengan pernis copalite dengan menggunakan

kapas kecil.6.8 Amalgam dicampur lalu ditempatkan dalam tempat plastik kecil. Ujung

pistol amalgam dibenamkan pada campuran amalgam dan jikatelah terisi penuh ditumpatkan ke kavitas, lalu dimampatkan dengan plugger.

6.9 Setelah proses selesai,permukaan tumpatan hendaknya dihaluskan dengan burnisher.

7. CATATAN MUTU

a. Status pasien gigib. Buku harian register gigi

Sumber : (Pitt Ford.T.R., Restorasi Gigi, Edisi 2; Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 1993, Hal : 62, 73)

Page 21: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

PERAWATAN SALURAN AKAR (ENDODONSIA)/PULPEKTOMI

1. NAMA PEKERJAAN Perawatan Saluran Akar (Endodonsia) / Pulpektomi

2. TUJUANSebagai acuan petugas untuk melakukan perawatan endodonsia dengan tepat.

3. KETERAMPILAN PETUGAS3.1 Dokter Gigi

4. ALAT DAN BAHANAlat :4.1 Citoject,mirror, pinset, sonde, ekskavator dan kuret.4.2 Hand Piece high speed dan Bur4.3 Rimer dan K- File4.4 Barbed Broach4.5 Absorbent points

.Bahan :4.6 Larutan salin dan Sodium hipoklorit4.7 Lidokain 2%4.8 Cavit4.9 Eugenol, CHKM.

5. URAIAN UMUMPulpektomi adalah pengambilan jaringan pulpa gigi baik pada gigi vital atau pada gigi non vital. Pada pulpektomi, pulpa benar-benar robek dari saluran akar waktu diekstirpasi. Reaksi terdiri dari perdarahan, inflamasi, dan perbaikan. Meskipun dapat timbul rasa sakit, biasanya minimal dan dapat ditanggulangi dengan analgesik ringan.

6. PROSEDUR 6.1 Sterilisasi alat-alat yang akan digunakan.6.2 Anestesi gigi yang terserang.6.3 Buat jalan masuk kedalam pulpa.6.4 Keluarkan pulpa dari kamar pulpa ekskavator atau kuret.6.5 Lakukan irigasi dan debridement di dalam kamar pulpa. 6.6 Temukan orifis saluran akar.6.7 Lakukan ekstirpasi jaringan pulpa dengan melakukan instrumentasi yang

berurutan dengan menggunakan reamer atau file sampai 1 mm dari apeks akar radiografik.

6.8 Lakukan irigasi dengan larutan salin dan larutan sodium hipoklorit.6.9 Bersihkan debris dengan barbed broach, pilih yang agak longgar sehingga

dapat berputar didalam saluran akar tanpa kemungkinan terjepit.6.10 Keringkan saluran akar dengan absorbent poits yang steril.6.11 Masukkan gulungan kapas yang telah dibasahi dengan bahan pereda rasa

sakit seperti eugenol.

Page 22: 05 New Instruksi Kerja -Poli Gigi

MENGETAHUIKEPALA UPTD PUSKESMAS PEKKAE

H. TASWI, S.Farm, AptNIP. 19700413 199103 1 006

KOORDINATOR POLIKLINIK GIGI

drg. SRI ANDRIYANINIP. 19790307 200604 2 024NIP. 19790307 200604 2 024

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PEKKAEPOLIKLINIK GIGIINSTRUKSI KERJA

No. Dok.: IK/PG/0 No. Rev.: 0 Tgl. Berlaku: 20 Februari 2012 Hal :

6.12 Letakkan Suatu tumpatan sementara seperti misalnya cavit.6.13 Hilangkan trauma oklusal.6.14 Beri resep obat analgesika yang hanya digunakan bila timbul rasa sakit.

7. CATATAN MUTU7.1 Buku status gigi7.2 Buku register gigi