-
PERCOBAAN KE 03PENGUKURAN DAN KESALAHAN
PRAKTIKAN : Teguh SaputraNO. BP : 1401051004KELAS : 1A
TCPEMBIMBING :1. Yustini SST., MT
2. Amelia Yolanda, ST
JURUSAN TEKNIK ELEKTROPROGRAM STUDI D III TEKNIK
TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI PADANG2015
LAPORAN PRAKTIKUMALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TCTC
-
Lembar Pengesahan
No. Percobaan : 03Judul : Pengukuran dan KesalahanPraktikan :
Teguh SaputraNo. Bp : 1401051004Kelas / Kelompok : 1.A TC /
1Partner : 1. Kemala Bakti 1401051021
2. Anisa Nadya Onty 14010510233. Arie Muhammad 13010510404.
Wirdatul Usrah 14010520095. Miftah Annisa 1401052012
Pembimbing : 1. Yustini, SST., MT2. Amelia Yolanda, ST
Tanggal Percobaan : 02 April 2015Tanggal Penyerahan : 09 April
2015Keterangan :
Nilai :
-
PERCOBAAN IIIPENGUKURAN DAN KESALAHAN
I. KOMPETENSI UTAMASetelah menyelesaikan praktikum ini
diharapkan :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dan menentukan
kesalahanpengukuran.
2. Mahasiswa dapat menentukan penyebab terjadi kesalahan.II.
KOMPETENSI PENUNJANGSetelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan
:
Mahasiswa mapu dan dapat menentukan penyebab kesalahan
dalammenggunakan multimeter analog.
III. TEORI PENUNJANG PRATIKUMAnalisis Statistik ( Statistical
Analysis )
Analisis statistik pada data pengukuran adalah pekerjaan yang
biasa, sebabanalisis ini memungkinkan untuk menentukan
ketidakpastian hasil pengukuransecara analitis. Hasil suatu
pengukuran dengan metode tertentu, dapatdiramalkan berdasarkan
sampel data tanpa memiliki informasi lengkap tentangseluruh faktor
gangguan. Umumnya diperlukan sejumlah pengukuran yangbanyak, agar
metoda statistik dan informasi yang dihasilkan bermanfaat.
Kesalahan-kesalahan sistematis harus lebih kecil dibandingkan
terhadapkesalahan acak, karna pengerjaan data secara statistik,
tidak dapatmenghilangkan suatu prasangka tertentu yang selalu
terdapat dalam semuapengukuran. = =
-
Penyimpangan terhadap nilai rata-rata / deviasi ( d )
Deviasi adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai
rata-rata dalamsekelompok pembacaan. Jika deviasi pembacaan pertama
X1 adalah d1 dandeviasi pembacaan X2 adalah d2, dan seterusnya,
maka penyimpanganterhadap nilai rata-rata adalah
d1 = x1 dn = Xn d2 = x2
Deviasi terhadap nilai rata-rata boleh positif atau negatif,
akan tetapi jumlahaljabar semua deviasi tersebut harus sama dengan
nol.
Deviasi rata-rata ( average deviation ) DDeviasi rata-rata
adalah : suatu indikasi keteptan instrumeninstrumen yang
digunakan untuk pengukuran. Instrumeninstrumen yang ketepatannya
tinggi,akan menghasilkan deviasi rata-rata yang rendah antara
pembacaan-pembacaan.
Deviasi rata-rata didefinisikan sebagai penjumlahan nilai-nilai
mutlak darideviasi-deviasi dibagi dengan jumlah pembacaan.Jadi,
deviasi rata-rata dapat dinyatakan sebagai berikut := = Deviasi
Standar ( )
Deviasi standar ( root mean square ), merupakan metode yang
sangatampuh untuk menganalisis kesalahan-kesalahan acak secara
statistik.
Deviasi standar dari jumlah data tak terbatas didefinisikan
sebagai : akar daripenjumlahan semua deviasi setelah dikuadratkan
dibagi dengan banyaknyapembacaan.
Secara matematis dituliskan := 12+ 22+ 32++ 2 = 2
-
Dalam praktek, jumlah pengamatan adalah terbatas, jadi deviasi
standar untukjumlah data terbatas adalah := 12+ 22+ 32++ 2 = 2
IV. ALAT DAN BAHAN1. Sumber tegangan DC variabel 1 buah2.
Multimeter 1 buah3. Resistor 100 1 buah4. Resistor 330 1 buah5.
Resistor 470 1 buah6. Papan Percobaan 1 buah7. Kabel Banana to
banana 4 buah
V. GAMBAR PERCOBAAN
VI. LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN1. Menghubungkan sumber tegangan DC
secara seri dengan tahanan.2. Memberi tegangan mula-mula 1V,
kemudian mengukur arusnya.3. Mengulangi percobaan sampai 12 kali
dengan menambahkan tegangan 0.5
V setiap kali pengukuran. Mencatat arusnya
4. Mengulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai
tahanannya.5. Menggambarkan grafiknya dengan tegangan ( V ) sebgai
koordinat dan
kuat arus ( I ) sebagai absisnya.6. Menghitung penyimpangan
rata-ratanya.7. Menghitung deviasi standarnya.8. Memberikan analisa
berdasarkan data yang diperoleh.
+-
V R
Gambar 3.1
-
VII. DATA PERCOBAANTabel 1.3 R = 100
Tegangan (V) Arus (mA)
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
Tabel 2.3 R = 330
Tegangan (V) Arus (mA)
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
-
55.5
6
6.5
Tabel 1.3 R = 470
Tegangan (V) Arus (mA)
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
VIII. PERTANYAAN / SOAL1. Ada berapa jenis keslahan ? Sebutkan,
dan jelaskan masing-masing2. Kenapa dalam pengukuran selalu harus
disertakan ralat / kesalahan
pengukuran ?
-
IX. ANALISA DAN KESIMPULANA. ANALISAPratikum yang telah
dilakukan bertujuan untuk mengukur dan menentukan
kesalahan pengukuran serta dapat menentukan penyebab terjadinya
suatu kesalahandalam pengukuran.
Percobaan dilakukan untuk mencari nilai Arus (I) saat diberi
sumber tegangan(V) secara bergantian yakni 1.0 V, 1.5 V, 2.0 V, 2.5
V, 3.0 V, 3.5 V, 4.0 V, 4.5 V,5.0 V, 5.5 V, 6.0 V, dan 6.5 V yang
diubah secara berurutan seperti pada tabel yangada pada data
sementara. Resistor yang digunakanpun ada 5 dan pada setiap
tabelberbeda.
1. Saat R = 4.7 K
Pada percobaan arus (I) dicari berdasarkan gambar rangkaian yang
ada padaGambar Rangkaian sehingga didapatkan hasil seperti pada
tabel 5. Berdasarkandata yang didapat pada tabel 5 kita dapat
melihat kesalahan pengukuran yang kitadapatkan dengan persamaan
:
I =
Keterangan : I = Kuat arus Listrik (A)V = Tegangan (V)R =
Resistor ()
Sehingga didapat hasil perhitungan untuk semua data pada tabel
5, sepertiberikut :
I = .. = 0.213 I = .. = 0.319 I = .. = 0.425 I = .. = 0.532 I =
.. = 0.638 I = .. = 0.744
I = .. = 0.851 I = .. = 0.957 I = .. = 1.06 I = .. = 1.17 I = ..
= 1.27 I = .. = 1.38
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa arus berbanding lurus
dengantegangan, sehingga semakin besar tegangan yang diberikan
terhadap suatu resistor
-
maka arusnya pun akan semakin naik. Ini dibuktikan dari grafik
yang ada padalampiran, bahwa grafik selalu naik saat terjadi
pertambahan nilai tegangan.
Jika dibandingkan antara data perhitungan dengan data hasil
pengukuranterdapat perbedaannya sedikit, selisih hasil pengukuran
dengan perhitunganmencapai 0-3 mA, karna perbedaan ini maka dapat
dicari besar kesalahn yangmungkin terjadi pada pengukuran.
Berikut adalah pencarian besar kesalahan yang terjadi pada
pengukuran secaramatematis adalah :
Harga rata-rata = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 +
12=
. . . . . . . . . . . .= . = 0.713 mA Penyimpangan terhadap
harga rata-rata ( d )d1 = x1 = 0.213-0.713= -0.5d2 = x2 =
0.319-0.713= -0.394d3 = x3 = 0.425-0.713= -0.288
d4 = x4 = 0.532-0.713= -0.181d5 = x5 = 0.638-0.713= -0.075d6 =
x6 = 0.744-0.713= 0.031
-
d7 = x7 = 0.851-0.713= 0.133d8 = x8 = 0.957-0.713= 0.244d9 = x9
= 1.06-0.713= 0.347
d10 = x10 = 1.17-0.713= 0.457d11 = x11 = 1.27-0.713= 0.557d12 =
x12 = 1.38-0.713= 0.667Selanjutnya, mencari penyimpangan terhadap
nilai rata-rata, pada
penyimpangan terhadap nilai rata-rata ini Jumlah deviasi
rata-ratanya harus samadengan 0. Penyimpangan nilai rata-rata
disimbolkan dengan dn, secara matematisdapat dicari := 1 + 2 + 3 +
4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 + 12
=( . ) ( . ) ( . ) ( . ) ( . ) . . . . . . .
=.
= 0.0748
Berdasarkan hasil diatas nilai dn yang didapatkan adalah 0.0748,
terbuktibahwa telah terjadi kesalahan pada pengukuran, karna nilai
dn secara teori berbedadengan nilai dn yang didapatkan secara
percobaan, Pada perhitungan didapat nilaidn = 0.0748, namun secara
percobaan didapat nilai dn = -3.3 x 10-4,
Deviasi rata-rataDeviasi rata-rata didefinisikan sebagai
penjumlahan nilai-nilai mutlak dari
deviasi-deviasi dibagi dengan jumlah pembacaan. Dari data yang
didapat secarateori, dapat dicari perbedaannya antara perhitungan
dan percobaan dengan carasebagai berikut :
-
==
. . . . . . . . . . . .=
.= 0.321
Berdasarkan hasil diatas nilai Deviasi rata-rata yang didapatkan
adalah 0.321,terbukti bahwa telah terjadi kesalahan pada
pengukuran, karna nilai Deviasi rata-rata secara teori berbeda
dengan nilai Deviasi rata-rata yang didapatkan secarapercobaan,
peebedaannya yakni 0.321 0.305 = 0.16.
Deviasi standar
Deviasi standar merupakan metode yang sangat ampuh untuk
menganalisiskesalahan-kesalahan acak secara statistik. Deviasi
standar dari jumlah data takterbatas didefinisikan sebagai : akar
dari penjumlahan semua deviasi setelahdikuadratkan dibagi dengan
banyaknya pembacaan.
Secara matematis dituliskan :
= 12+ 22+ 32+ 42+ 52+ 62+ 72+ 82+ 92+ 102+ 112+ 122=
. . . . . . . . . . . .=
. . . . . . . . . . . .=
.= 0.153
= 0.39
Berdasarkan hasil diatas nilai Deviasi standaryang didapatkan
adalah 0.367,terbukti bahwa telah terjadi kesalahan pada
pengukuran, karna nilai Deviasi standarsecara teori berbeda dengan
nilai Deviasi standar yang didapatkan secarapercobaan, peebedaannya
yakni 0.39 0.361 = 0.029.
-
Kesalahan yang mungkin terjadi
Setelah hasil deviasi standar didapatkan, kita dapat menentukan
kesalahanyang mungkin terjadi saat pengukura, dengan persamaan :=
0.6745
= 0.6745 x 0.39
= 0.263
Jadi, dari deviasi standar dapat dibuktikan bahwa kesalahan yang
mungkin terjadipada pengukuran ini adalah 0.263.
2. Saat R = 100
Percobaan pada resistor kedua ini sama halnya dengan yang
pertama sehinggauntuk mencari kesalahan pada data yang diperoleh
dapat dicari dengan rumus yangsama, yakni :
I =
Keterangan : I = Kuat arus Listrik (A)V = Tegangan (V)R =
Resistor ()
Untuk membuktikannya diambil 3 sampel sebagai perbandingan
dengan datahasil percobaan .
I = . = 10 I = . = 15 I = . = 20Berdasarkan data yang diperoleh
secara perhitungan, ternyata mendapatkan
hasil yang persis sama dengan data hasil percobaan, karna data
percobaan ini dicaridengan dua kali pengukangan pada pengukuran,
bisa jadi karna pengukangan yangtelitilah maka didapatkan hasil
yang sempurna.
Secara teori diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan
kenaikan hargategangan, dan pada percobaan ini terbukti bahwa benar
arus berbanding lurusdengan tegangan sehingga semakin besar
tegangan yang diberikan maka arusnya
-
akan semakin besar pula, ini dapat dibuktikan dengan grafik pada
lampiran, bahwaI selalu naik ketika V nya dinaikkan.
Untuk nilai rata-rata secara perhitungan sama dengan nilai
rata-rata padapercobaan karna percobaan yang dilakukan sudah benar
dan tidak terjadi perbedaandata antara perhitungan dan percobaan.
Nilai rata-rata yang didapat yakni 37.5 mA.
Untuk nilai penyimpangan terhadap harga rata-rata secara
perhitungan samadengan dengan penyimpangan terhadap harga rata-rata
pada percobaan karnapercobaan yang dilakukan sudah benar dan tidak
terjadi perbedaan data antaraperhitungan dan percobaan. Begitu juga
untuk penyimpangan terhadap nilai rata-rata dan deviasi standar
serta deviasi rata-ratanya. Sehingga didapat kesalahan yangmungkin
terjadi seperti pada percobaan yakni := 0.6745= 0.6745 18.0278 =
12.16
3. Saat R = 330
Percobaan pada resistor ketiga ini sama halnya dengan yang
sebelumnyasehingga untuk mencari kesalahan pada data yang diperoleh
dapat dicari denganrumus yang sama, yakni :
I =
Keterangan : I = Kuat arus Listrik (A)V = Tegangan (V)R =
Resistor ()
Untuk membuktikannya diambil 3 sampel sebagai perbandingan
dengan datahasil percobaan .
I = . = 3.03 I = . = 4.55 I = . = 6.06Dari data yang diperoleh
secara perhitungan ternyata hasil yang didapatkan
berbeda dengan data hasil percobaan perbedaanya yakni anatara 0
- 0.36 mA.Namun walau hasil yang didapat berbeda ini tidak
menyimpang dari hukum Ohm
-
bahwa arus selalu tegak lurus terhadp tegangan, sehingga semakin
besar teganganyang diberikan maka arus nya akan semakin besar pula,
ini dapat dibuktikan padagrafik yang ada dilampiran bahwa I selalu
naik ketika V nya dinaikkan.
Karna harga kuat arus pada masing-masing perubahan tegangan itu
berbeda,maka didapatlah hasil yang berbeda pula antara perhitungan
dan percobaan untukHarga rata-rata, Deviasi, penyimpangan terhadap
nilai rata-rata, deviasi rata-ratadan deviasi standarnya.
4. Saat R = 470
Percobaan pada resistor keempat ini sama halnya dengan yang
sebelumnyasehingga untuk mencari kesalahan pada data yang diperoleh
dapat dicari denganrumus yang sama, yakni :
I =
Keterangan : I = Kuat arus Listrik (A)V = Tegangan (V)R =
Resistor ()
Untuk membuktikannya diambil 3 sampel sebagai perbandingan
dengan datahasil percobaan .
I = . = 2.13 I = . = 3.19 I = . = 4.25Dari data yang diperoleh
secara perhitungan ternyata hasil yang didapatkan
berbeda dengan data hasil percobaan perbedaanya yakni anatara 0
- 0.37 mA.Namun walau hasil yang didapat berbeda ini tidak
menyimpang dari hukum Ohmbahwa arus selalu tegak lurus terhadp
tegangan, sehingga semakin besar teganganyang diberikan maka arus
nya akan semakin besar pula, ini dapat dibuktikan padagrafik yang
ada dilampiran bahwa I selalu naik ketika V nya dinaikkan.
Karna harga kuat arus pada masing-masing perubahan tegangan itu
berbeda,maka didapatlah hasil yang berbeda pula antara perhitungan
dan percobaan untukHarga rata-rata, Deviasi, penyimpangan terhadap
nilai rata-rata, deviasi rata-ratadan deviasi standarnya.
-
5. Saat R = 330Percobaan pada resistor kelima ini sama halnya
dengan yang sebelumnya
sehingga untuk mencari kesalahan pada data yang diperoleh dapat
dicari denganrumus yang sama, yakni :
I =
Keterangan : I = Kuat arus Listrik (A)V = Tegangan (V)R =
Resistor ()
Untuk membuktikannya diambil 3 sampel sebagai perbandingan
dengan datahasil percobaan .
I = . = 1 I = . = 1.5 I = . = 2Dari data yang diperoleh secara
perhitungan ternyata hasil yang didapatkan
berbeda dengan data hasil percobaan perbedaanya yakni anatara
0.2 mA - 0.5 mA.Namun walau hasil yang didapat berbeda ini tidak
menyimpang dari hukum Ohmbahwa arus selalu tegak lurus terhadp
tegangan, sehingga semakin besar teganganyang diberikan maka arus
nya akan semakin besar pula, ini dapat dibuktikan padagrafik yang
ada dilampiran bahwa I selalu naik ketika V nya dinaikkan.
Karna harga kuat arus pada masing-masing perubahan tegangan itu
berbeda,maka didapatlah hasil yang berbeda pula antara perhitungan
dan percobaan untukHarga rata-rata, Deviasi, penyimpangan terhadap
nilai rata-rata, deviasi rata-ratadan deviasi standarnya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bahwa kesalahan
padapengukuran terjadi karna :
Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk
dalamkesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan
olehpengamat. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang
terampil dalam
-
menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak
benar, dankekeliruan dalam membaca skala.
Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau
instrumen disebutkesalahan sistematis. Kesalahan sistematis
menyebabkan semua hasil data salahdengan suatu kemiripan. Kesalahan
sistematis dapat terjadi karena:
1. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang
sebenarnya.2. Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi
akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.3. Kabel
penghubung yang kurang baik juga mempengaruhi hasil pengukuran.
-
B. KESIMPULAN1. Hasil pengukuran yang sempurna adalah hasil
pengukuran dengan nilai
penyimpangan rata-rata sama dengan nol.2. Kesalahan yang umum
terjadi saat praktikan melaksanakan praktikum adalah
kesalahan dalam pembacaan alat ukur, kualitas instrumen yang
digunakan,serta kesalahan dalam penggunaan alat.
3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
kuat arusberbanding lurus dengan tegangan, sehingga ketika
tegangannya dinaikkan,maka nilai arus yang didapatkan akan semakin
besar pula, ini dapat dibuktikanmenggunakan grafik.