Top Banner
1 Oseanografi Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
151

03. oseanografi

Apr 14, 2017

Download

Education

Nkhansa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 03. oseanografi

1

Oseanografi

Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc.

Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada

Page 2: 03. oseanografi

2

Page 3: 03. oseanografi

Pengantar Oseanografi

Oseanografi

Okeanidos (nama dewa laut dalam

mitologi Yunani) yang berarti laut atau

samudra, dan

Graphein yang berarti gambaran

3

Page 4: 03. oseanografi

Definisi

Duxbury, A.B., A.C. Duxbury, dan K.A.

Sverdrup. (2002). Fundamentals of

Oceanography. McGraw-Hill, Singapore.

Oceanography is a broad field in which

many sciences focus on the common goal

of understanding the oceans

4

Page 5: 03. oseanografi

5

Page 6: 03. oseanografi

6

Page 7: 03. oseanografi

Oseanografi Fisika

• Ilmu ini mempelajari hubungan antara

sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan

sendiri dan yang terjadi dalam lautan

sendiri dan yang terjadi antara lautan

dengan atmosfer dan daratan.

• Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok

seperti terjadinya tenaga pembangkit

pasang dan gelombang, iklim dan sistem

arus-arus yang terdapat di lautan dunia. 7

Page 8: 03. oseanografi

Oseanografi Geologi

• Ilmu geologi mempunyai arti penting untuk

mempelajari asal lautan yang telah

berubah lebih dari berjuta–juta tahun yang

lalu.

• Termasuk di dalamnya adalah penelitian

tentang lapisan kerak bumi, gunungapi

dan terjadinya tsunami akibat gempa

bumi.

8

Page 9: 03. oseanografi

Oseanografi Kimia

• Ilmu ini berhubungan dengan reaksi-reaksi

kimia yang terjadi di dalam dan dasar laut

dan juga menganalisa sifat-sifat air laut itu

sendiri.

9

Page 10: 03. oseanografi

Oseanografi Biologi

• Oseanografi biologis mempelajari

berbagai organisme yang hidup di lautan,

termasuk hewan-hewan yang berukuran

sangat kecil (plankton) dan juga hewan-

hewan yang berukuran besar dan tumbuh-

tumbuhan air.

10

Page 11: 03. oseanografi

Oseanografi Kemiliteran

• Cabang oseanografi ini berperan

memberikan pemahaman tentang

keadaan laut secara menyeluruh,

terutama aplikasinya untuk operasi kapal

selam.

11

Page 12: 03. oseanografi

Ilmu tentang laut (sea) dan lautan (ocean),

termasuk pesisirnya (coast), fenomena

dan proses yang terjadi di dalamnya, sifat-

sifat dan dinamikanya, beserta kehidupan

yang ada di dalamnya.

12

Page 13: 03. oseanografi

Manfaat

• untuk memahami perilaku laut mengingat

sebagian besar kota di Indonesia terletak

di tepi pantai bahkan ada kecenderungan

pengembangan waterfront city;

• untuk mengetahui daerah umbalan

maupun surutan;

13

Page 14: 03. oseanografi

Manfaat

• untuk mengetahui daerah persebaran

terumbu karang dan mangrove;

• untuk mengetahui pola kecenderungan

pantai yang mengalami akresi dan erosi;

• untuk memahami peranan laut sebagai

perekat kesatuan bangsa Indonesia.

14

Page 15: 03. oseanografi

Perkembangan data jumlah pulau

dan panjang garis pantai Indonesia

No. Tahun Jumlah

Pulau

Panjang Garis

Pantai (km)

1 1987 13.667 80.791

2 1995 17.508 80.791

3 2003 18.110 108.000

4 2013 13.466 99.093 15

Page 16: 03. oseanografi

Batasan antara laut dan

lautan

16

Page 17: 03. oseanografi

Laut

• Laut adalah bentuk umum kumpulan air

asin di permukaan Bumi, khususnya pada

kontinen.

• Contoh dari laut antara lain Laut

Mediterania, Laut Karibia, Laut Merah,

Laut Cina Selatan, Laut Baltik, dan lain-

lain

17

Page 18: 03. oseanografi

Lautan/Samudra

• Lautan merupakan suatu badan air utama

yang menempati cekungan besar di

permukaan planet Bumi.

• Contoh dari lautan antara lain Samudra

Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra

Hindia, Lautan Arktik, dan Lautan Antartik.

• Laut merupakan bagian dari lautan

18

Page 19: 03. oseanografi

19

Page 20: 03. oseanografi

Ridge dan Rise

• suatu bentuk proses peninggian yang

terdapat pada lantai samudra (sea floor)

yang hampir serupa dengan adanya

gunung-gunung di daratan.

• Ridge lerengnya lebih terjal daripada Rise.

20

Page 21: 03. oseanografi

21

Page 22: 03. oseanografi

Trench

• Bagian laut terdalam yang berbentuk

seperti saluran, yang seolah- olah terpisah

sangat dalam yang terdapat di perbatasan

antara benua dengan kepulauan.

Biasanya Trench (palung laut) memiliki

kedalaman yang sangat dalam.

22

Page 23: 03. oseanografi

Abyssal Plain (daratan Abyssal)

• Daerah ini relatif terbagi rata dari

permukaan Bumi yang terdapat di bagian

sisi yang mengarah ke daratan dari sistem

igir tengah samudra (mid-oceanic ridge).

23

Page 24: 03. oseanografi

Seamount dan Guyot

• Merupakan gunung-gunung berapi yang

muncul dari dasar lantai samudra, tetapi

tidak dapat mencapai sampai ke

permukaan laut.

• Seamount mempunyai lereng yang curam

dan berpuncak runcing dan kemungkinan

mempunyai tinggi sampai 1 kilometer atau

lebih. Guyot mempunyai bentuk yang

serupa dengan Seamount tetapi bagian

puncaknya datar. 24

Page 25: 03. oseanografi

25

Page 26: 03. oseanografi

26

Page 27: 03. oseanografi

Terminologi Coastal Area

• Ada perbedaan yang nyata (signifikan)

antara wilayah kepesisiran (coastal area),

pesisir (coast), dan pantai (shore).

27

Page 28: 03. oseanografi

28

Page 29: 03. oseanografi

29

Page 30: 03. oseanografi

• Pengertian wilayah kepesisiran (coastal

area) merupakan daerah pertemuan

antara darat dan laut, ke arah darat

mencakup bagian darat, baik kering

maupun terendam air, yang masih

dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti

pasang surut, angin laut, dan perembesan

air asin.

30

Page 31: 03. oseanografi

• Umumnya secara genetik berasal dari

bentukan laut (marine), bentukan

kombinasi sungai dan laut (fluviomarine),

atau bentukan angin (aeolian); sedangkan

ke arah laut wilayah kepesisiran

mencakup bagian laut yang terletak di

dekat pantai atau nearshore zone yang

mencakup zona pecah gelombang pada

saat laut surut

31

Page 32: 03. oseanografi

32

Page 33: 03. oseanografi

33

Page 34: 03. oseanografi

34

Page 35: 03. oseanografi

35

Page 36: 03. oseanografi

36

Page 37: 03. oseanografi

37

Page 38: 03. oseanografi

38

Page 39: 03. oseanografi

39

Page 40: 03. oseanografi

40

Page 41: 03. oseanografi

41

Page 42: 03. oseanografi

Sifat Fisika dan Kimia Air Laut

42

Page 43: 03. oseanografi

Komposisi Kimia Air Laut

• ± 96,5% berupa air dan sisanya sebanyak

±3,5% berupa komponen-komponen

anorganik terlarut

43

Page 44: 03. oseanografi

44

Page 45: 03. oseanografi

Salinitas

45

Page 46: 03. oseanografi

Salinitas

• Jumlah total material padat (gram) yang

terlarut dalam 1 kilogram air laut.

• Tingkatan salinitas ini dinyatakan dalam

permil (‰).

46

Page 47: 03. oseanografi

Tingkat Salinitas Nilai Salinitas

Oligo Haline 0,5 ‰ – 3,0 ‰

Meso Haline 3,0 ‰ – 10,0 ‰

Pleo-Meso Haline 10,0 ‰ – 17,0 ‰

Poly Haline 17,0 ‰ – 30,0 ‰

Ultra Haline >30,0 ‰

47

Page 48: 03. oseanografi

Sumber Utama Senyawa Garam

• Pelapukan,

• Erosi kerak bumi,

• Gas-gas vulkanik,

• Sirkulasi hidrotermal laut dalam,

• Pelarutan sedimen dan batuan dasar laut,

• Proses vulkanik dalam bentuk gas/padatan

48

Page 49: 03. oseanografi

Faktor yang mempengaruhi salinitas

?

49

Page 50: 03. oseanografi

Faktor yang mempengaruhi salinitas

50

Page 51: 03. oseanografi

• Evaporasi lebih besar dari presipitasi

(E>P) maka salinitas semakin ………….

• Evaporasi lebih kecil dari presipitasi (E<P)

maka salinitas semakin …………….

• Mencair/membekunya es

• Aliran sungai yang bermuara di laut

51

Faktor yang mempengaruhi salinitas

Page 52: 03. oseanografi

52

Page 53: 03. oseanografi

53

Page 54: 03. oseanografi

54

Microstructure

measurements

VMP/CTD

Turbulence + TS profiles CTD/LADCP

Currents + TS profiles

repeated profiles during 24h to catch the diurnal tidal cycle

Radium + Actinium

DIRECT

INDIRECT

INDIRECT

INTEGRATED

Kz

Page 55: 03. oseanografi

55

Page 56: 03. oseanografi

56

Page 57: 03. oseanografi

Pola Salinitas Vertikal

• Well-mixed surface zone, dengan ketebalan 50

– 100m (salinitas seragam)

• Halocline, zona dimana salinitas berubah

dengan cepat sesuai dengan bertambahnya

kedalaman

• Zona di bawah Halocline sampai ke dasar laut,

dengan salinitas yang relatif homogen

• Zona Berkala (Occasional Zone), pada

kedalaman 600 - 1000 m, dimana terdapat nilai

salinitas minimum 57

Page 58: 03. oseanografi

58

Page 59: 03. oseanografi

Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di

dunia berkisar antara 33 - 37‰,dengan nilai

median 34,7‰, namun di Laut Merah dapat

mencapai 40‰

Contoh nilai salinitas rata-rata untuk beberapa

tempat :

• Atlantik : 34,90 ‰

• Pasifik : 34,62 ‰

• Indonesia : 34,76 ‰

59

Page 60: 03. oseanografi

60

Sirkulasi Air Laut

Page 61: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 61

Page 62: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 62

Page 63: 03. oseanografi

Angin Pasat

• Sub-Tropis

Khatulistiwa

• Sepanjang

tahun

• Pembangkit

gelombang

dan arus

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 63

Page 64: 03. oseanografi

Angin Monsoon / Musim

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 64

Page 65: 03. oseanografi

Wind real time data

http://global.iwindsurf.com/ 4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 65

Page 66: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 66

Page 67: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 67

Page 68: 03. oseanografi

Angin Pembangkit Gelombang

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 68

Page 69: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 69

Page 70: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 70

Page 71: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 71

Page 72: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 72

Page 73: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 73

Page 74: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 74

Page 75: 03. oseanografi

Gelombang Laut

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 75

Page 76: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 76

Page 77: 03. oseanografi

Sea Swell Surf

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 77

Page 78: 03. oseanografi

• Sea adalah gelombang laut tak beraturan

yang dibentuk oleh angin. Gelombang ini

dipengaruhi langsung oleh angin, tanpa

pola yang sistematis (periode berubah dan

tinggi bervariasi).

• Swell adalah gelombang laut dengan

periode panjang. Mempunyai pola yang

teratur (panjang gelombang tetap, tinggi

berkurang).

• Surf adalah gelombang pecah pada

kawasan pantai.

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 78

Page 79: 03. oseanografi

Periode Gelombang

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 79

Page 80: 03. oseanografi

Gelombang Katastropik

• Gelombang badai (Storm Surge)

• Gelombang yang disebabkan oleh

longsoran (Landslide Surge)

• Gelombang tsunami, disebabkan oleh

gempa bumi baik yang bersifat tektonik

maupun vulkanik

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 80

Page 81: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 81

Page 82: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 82

Page 83: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 83

Page 84: 03. oseanografi

• Menentukan stasiun gelombang

• Memasangkan tiang pada sutu titik

di pantai pada kedalaman tertentu

• Mengamati permukaan rata – rata

air pada tiang

• Mencatat tinggi bukit dan lembah

gelombang yang sampai pada

tiang pancang (Pengukuran) dalam

satu menit hingga diperoleh

frekuensi dan periode

gelombangnya

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 84

Page 85: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 85

Page 86: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 86

Page 87: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 87

Page 88: 03. oseanografi

Refraksi Gelombang

Perubahan bentuk gelombang yang terjadi karena

pengaruh perubahan kedalaman dasar laut.

Akibat-akibat refraksi gelombang:

• Terjadinya gelombang pecah di pantai

• Garis puncak gelombang akan berbelok sejajar

bathimetri

• Arah gelombang juga berbelok ke arah

tegaklurus batimetri (kontur kedalaman dasar

laut)

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 88

Page 89: 03. oseanografi

Difraksi Gelombang

Pembelokan arah gelombang oleh adanya

rintangan yang dapat berupa pulau,

tanjung, atau bangunan pemecah

gelombang.

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 89

Page 90: 03. oseanografi

Refleksi Gelombang

• perubahan arah gelombang akibat

pemantulan.

• Hal tersebut dikarenakan gelombang yang

datang menabrak dinding pantai yang

terjal.

• Umumnya refeleksi gelombang terjadi

pada pantai-pantai yang curam atau

pantai dengan bangunan pelindung pantai.

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 90

Page 91: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 91

Page 92: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 92

Page 93: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 93

Page 94: 03. oseanografi

Perolehan Data Gelombang

• Pendekatan Observasional

Skala Beaufort

• Pendekatan Empirik

Pengukuran langsung

• Pendekatan Numerik

Pemodelan

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 94

Page 95: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 95

Arus

Page 96: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 96

Page 97: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 97

Page 98: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 98

Page 99: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 99

Page 100: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 100

Page 101: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 101

Page 102: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 102

Page 103: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Gelombang 103

Page 104: 03. oseanografi

Pasang Surut (Tide)

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 104

Page 105: 03. oseanografi

TIDE

Perubahan permukaan laut secara periodik yang

disebabkan oleh gaya tarik benda-benda angkasa terutama

matahari dan bulan terhadap massa air di bumi

Page 106: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 106

Page 107: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 107

Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat

diketahui, yaitu:

1. Pasang surut diurnal.

Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan

satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar

katulistiwa.

2. Pasang surut semi diurnal.

Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua

kali surut yang hampir sama tingginya.

3. Pasang surut campuran.

Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan

melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe

semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati

maksimum, terbentuk pasut diurnal.

Page 108: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 108

Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi

menjadi 4 yaitu:

a. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide). Merupakan

pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali

surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata.

Page 109: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 109

b. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide).

Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua

kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari,

ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.

Page 110: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 110

c. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed

Tide, Prevailing Diurnal). Merupakan pasut yang tiap

harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi

terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut

yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini

terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara

Jawa Barat.

Page 111: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 111

d. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed

Tide, Prevailing Semi Diurnal). Merupakan pasut yang

terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari

tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali

surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda,

ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia

Bagian Timur

Page 112: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 112

Page 113: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 113

http://newsite.pasutlapan.com/

Page 114: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 114

Page 115: 03. oseanografi

Kondisi Rob di Jakarta

Foto kejadian

banjir rob di

lapangan.

-muara sungai penuh sampah.

Koordinat 693815 mT dan

9324776 mU.

- pembangunan

fisik/pemukiman yang pesat di

lokasi penelitian. Koordinat

705475mT dan 9320521 mU

Page 116: 03. oseanografi

Dampak Banjir Rob Terhadap

Pemukiman

Genangan banjir Rob

Durasi genangan antara ± 6-12 jam

Page 117: 03. oseanografi

Kawasan Pesisir Terendam Permanen

di Kecamatan Tugu, Kota Semarang (Juli 2010)

Garis Pantai Mundur 1991-2010 mencapai 1,7 km

Area Genangan Mencapai 1.211,2 ha (1.460,1 x Luas Lapangan Sepak Bola Standart)

Page 118: 03. oseanografi

Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)

Adaptasi, Mengubah

Fungsi dari Perkantoran

Pelabuhan Menjadi Kolam

Budidaya Ikan

Page 119: 03. oseanografi

Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)

Page 120: 03. oseanografi

Banjir Pasang Air Laut Kota Semarang, Juni 2009

65,2 cm depth

Mangrove

Area ini berjarak 350m

dari garis pantai

Area ini berjarak 420m

dari garis pantai

Page 121: 03. oseanografi

Genangan Air

Laut

Kedalaman 41 Cm

Di Kamar Tidur

Genangan Permanen di

Kawasan Pemukiman Semarang, Januari 2009

Area ini berjarak 1.5 km

dari garis pantai

Page 122: 03. oseanografi

Bedono, Demak 2010

45 Cm

Page 123: 03. oseanografi

Bedono, Demak 2003

Page 124: 03. oseanografi

Bedono, Demak 2009

Page 125: 03. oseanografi

Coastal Erosion Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2005

101.7m

TPI Baru

Page 126: 03. oseanografi

Coastal Erosion Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2009

Erosion 2005 –

2009

652.7m

Erosion 2003 –

2005

101.7m

Page 127: 03. oseanografi

Erosion in Sayung

District, Demak

1991-2009

• Coastline Erosion

9,8 km

• Coastal erosion

cover 1.122,7 ha

• Coastal erosion in

18 year = 1.361 x

Soccer football

ground

• Erosion rate: 62,4

ha/year.

Erosion 3.2 km

( 178 m/year )

Page 128: 03. oseanografi

Morosari, Demak

- 1991, 455 m behind the coastline.

- 2009, 802 m in front of coastline.

Page 129: 03. oseanografi

Gaya Coriolis

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 129

Page 130: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 130

Gaya Coriolis

• Rotasi bumi membuat sirkulasi air

laut menjadi tidak sederhana.

• Pergerakan objek di atas bumi tidak

hanya dipengaruhi oleh rotasi bumi,

tapi juga bentuk bumi itu sendiri.

• Kecepatan rotasi bumi tergantung

pada lintang / koordinat

Page 131: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 131

Gaya Coriolis • Rotasi bumi mengakibatkan defleksi

material yang bergerak di atas permukaan bumi

• Perpindahan material cenderung mempunyai arah berupa garis lengkung dibandingkan garis lurus.

• Fenomena ini disebut dengan Coriolis Effect.

• Berdasarkan point of view dari pengamat/peneliti, pembelokan itu seolah-olah akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara (Northern Hemisphere) dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan (Southern Hemisphere).

Page 132: 03. oseanografi

Pemanasan yang berbeda pada permukaan bumi dan pengaruh defleksi Gaya

Coriolis mengakibatkan terbentuk sistem angin zonal (timur barat): diatur dalam sel

tiga sirkulasi

Page 133: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 133

Pola Sirkulasi Atmosfer

• Trade winds

– Bergerak dari mid-latitude high-

pressure belt menuju ke

ekuator.

• Westerlies

– Bergerak dari mid-latitude high-

pressure belt menuju ke lintang

yang lebih tinggi

• Polar Easterlies

– Pola yang sama terdapat pada

wilayah dengan lintang tinggi

• Pada lintang 60 derajat (belts of low atmospheric pressure), dimana udara

hangat meningkat, terjadi banyak hujan dan awan, serta lebih lembab.

• Sebaliknya, pada lintang 30 derajat (high pressure region), mempunyai

karakteristik yang lebih kering dengan sedikit hujan.

Page 134: 03. oseanografi

Circulation in the atmosphere

Diagram Sirkulasi Atmosfir

Page 135: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 135

Page 136: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 136

• Gaya Coriolis mempunyai peranan penting dalam pola angin global:

– mengarah ke kanan di belahan bumi utara (Northern Hemisphere) dan

– mengarah ke kiri di belahan bumi selatan (Southern Hemisphere)

• Keberadaan daratan menghasilkan angin permukaan yang cenderung

membentuk sel lingkaran atau elips di lautan sirkulasi arus dalam skala

besar (gyre), dan juga mempengaruhi variasi iklim.

Page 137: 03. oseanografi

Lima gyre utama: Atlantik Utara dan Selatan, Samudera Hindia,

Pasifik Utara dan Selatan

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 137

Page 138: 03. oseanografi

Arus dingin (Oyashio)

bergerak bertabrakan

dengan Arus Kuroshio

(arus panas) yang

bergerak dari pantai timur

Jepang.

Kedua arus ini saling

membentuk Arus Pasifik

Utara. Arus ini dimulai

dari Samudera Arktik dan

bergerak ke arah selatan

melewati Laut Bering.

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 138

Page 139: 03. oseanografi

Tsunami

• Tsunami akibat dislokasi dasar perairan

• Tsunami akibat longsoran

• Tsunami akibat letusan gunung berapi di

laut

• Tsunami akibat meteor atau benda langit

lainnya

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 139

Page 140: 03. oseanografi

SEBAB-SEBAB TERJADINYA TSUNAMI

• Terjadi gempabumi berpusat di dasar laut.

• Kedalaman pusat gempa < 60 km.

• Kekuatan gempa ≥ 6,5 SR.

• Terjadi sesar vertikal (dip slip).

• Terjadi keruntuhan dasar laut.

• Meletusnya gunungapi di laut.

• Jatuhan meteor di laut.

Page 141: 03. oseanografi

Sesar vertikal (dip slip) di dasar laut dapat menimbulkan tsunami

Page 142: 03. oseanografi

4/1/2013 Oseanografi - Sirkulasi Air Laut 142

Page 143: 03. oseanografi

Jatuhan meteor menimbulkan gempabumi dan tsunami

Page 144: 03. oseanografi

Tanda-tanda akan terjadinya

gempabumi yang berpusat di dasar laut

• Menghilangnya ikan-ikan laut bukan akibat musim.

• Binatang laut dalam terdampar di pantai. • Sebagai contoh adalah terdamparnya ikan paus

(binatang laut dalam, bukan binatang laut perairan pantai) di Pantai Trisik pada hari Senin 15 Januari 2007. Setelah 4 hari kemudian, Jumat 19 Januari 2007 terjadi gempabumi di Samudra Hindia dengan kekuatan 5,7 SR dan terjadi gempabumi pula pada Sabtu 20 Januari 2007 di daratan Pantai Depok dengan kekuatan 3,2 SR.

Page 145: 03. oseanografi

CIRI-CIRI DATANGNYA

TSUNAMI

• Air laut surut secara mendadak.

• Terdengar suara dentuman seperti ledakan bom dari tengah laut.

• Tiupan angin tercium bau busuk, seperti terasi atau telur busuk.

• Terdengar suara gemuruh dari tengah laut dan tampak gelombang tinggi, hitam, besar datang menuju pantai dengan kecepatan sangat tinggi (900 km/jam) di laut dalam.

Page 146: 03. oseanografi

•Mengapa laut surut

mendadak ?

•Mengapa terdengar

suara dentuman ?

Page 147: 03. oseanografi
Page 148: 03. oseanografi

148

Page 149: 03. oseanografi

149

Page 150: 03. oseanografi

150

Page 151: 03. oseanografi

151