------------------------------------------------------------------------ ---------------------------------- CEDERA DAN KEMATIAN SEL Abdul Kadir Ahmad, S.Kep., Ners ----------------------------------------------------------------------------- ----------------------------- SUB POKOK BAHASAN Organisasi Sel Modalitas Cedera Sel Sel yang Diserang Perubahan Morfologis Sel Cedera Kematian Sel Nasib Jaringan Nekrotik Kalsifikasi Patologi Kematian Somatik ----------------------------------------------------------------------------- ----------------------------- ORGANISASI SEL Walaupun di dalam tubuh terdapat berbagai jenis sel dengan fungsi-fungsi yang sangat khusus, semua sel sampai taraf tertentu, mempunyai gaya hidup dan unsur struktural yang serupa. Mereka mempunyai keperluan yang sejajar akan zat-zat seperti oksigen dan suplai zat makanan, suhu, suplai air dan sarana pembuangan sampah yang konstan. Sel secara harafiah adalah unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil yang menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup. Karena itu, sel juga merupakan unit dasar penyakit. Organisasi sel hipotesis yang "khas", dilukiskan dalam Gambar 1. Sel dibatasi oleh membran sel, yang tidak saja memberi bentuk sel tetapi juga melekatkannya pada sel lain. Bahkan yang lebih penting, membran sel bekerja ---------------------------------------------------------------------- -------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
menghasilkan tenaga penggerak bagi kegiatan-kegiatan lain dari sel. Retikulum endoplasma dan
aparatus Golgi merupakan semacam sistem pembuatan, proses dan penambalan dalam sitoplasma.
Retikulum endoplasma adalah suatu jaringan yang terdiri dari tubuli dan sisterna yang saling
berhubungan satu dengan lain, sedangkan kompleks Golgi adalah deretan sisterna yang pipih yang
berhubungan erat serta vesikel-vesikel yang berhubungan. Sintesis protein dikerjakan dengan bantuan
retikulum endoplasma di bawah pengawasan RNA (asam ribonukleat) di dalam ribosom. RNA sitoplasma
sebetulnya dihasilkan dan dipimpin oleh DNA nukleus untuk bertindak sebagai semacam regu perakit
dalam hubungan dengan peranan khusus DNA. Ribosom melakukan sintesis protein dengan merakit
asam-asam amino menjadi molekul-molekul kompleks menurut petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
DNA. Aparatus Golgi adalah alat pembungkus yang membungkus hasil-hasil sel untuk dikeluarkan
(sekresi) atau untuk disimpan dalam sel. Kompleks glikoprotein tertentu juga dikeluarkan di dalam
aparatus Golgi. Lisosom adalah bungkusan enzim pencernaan yang terikat membran, disiapkan oleh sel
dan dibiarkan tidak aktif sampai dibutuhkan. Organela lain yang tidak ditunjukkan dalam Gambar 1
bertanggung jawab atas fungsi-fungsi istimewa tambahan di dalam sel, seperti memberi kekakuan
dan/atau gerakan dengan cara muskuloskleton. Bermacam-macam organela mewakili organisme utuh
dalam mikrokosmos dan kegiatan mereka harus dikoordinasi dan diatur secara ketat untuk menjaga
integritas sel.
Gambar 1. Diagram sebuah sel yang khas. Struktur dasar bagi pembagian kerja dalam sel diperlihatkan secara diagramatis. Perlu dicatat bahwa dalam tubuh hidup membran sel tidak saja membatasi sel dan mengatur jalan masuk ke dalam sel, tetapi juga menghubungkan sel dengan sel lainnya untuk membentuk jaringan.
Perlu ditekankan bahwa setiap sel saling berhubungan satu sama lain melalui berbagai cara dalam
membentuk jaringan dan organ. Beberapa jaringan, seperti epitel pembatas atau epitel penutup terdiri
dari kelompok sel yang rapat, saling melekat erat secara langsung dengan sedikit sekali ruang antara.
Kelompok sel jenis ini adalah lunak dan lentur dan tidak dapat mempertahankan bentuk organ atau
kekuatan seluruh tubuh. Sebenarnya jaringan penyambunglah yang mempersatukan sel-sel tersebut
menjadi tubuh karena jaringan ini memiliki substansi interselular, secara harafiah jaringan penyambung
merupakan zat antara sel. Zat ini merupakan kolagen yang merupakan suatu protein yang dihasilkan
dalam bentuk serabut yang amat kuat (seperti tendo dan ligamentum) dan elastin yang juga protein yang
dibentuk menjadi serabut, tetapi dengan sifat-sifat kenyal. Di antara serabut-serabut elastik ini terdapat
matriks atau zat dasar seperti agar-agar. Kombinasi serabut kuat dan serat elastis serta matriks mem-
berikan kekuatan, bentuk, dan gaya pegas pada tubuh. Pada rangka, zat antar sel ini diisi dengan garam-
garam kalsium, menghasilkan tulang penyokong tubuh yang kuat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel
oleh karena beratnya sedikit meningkat. Jika bahaya pembengkakan sel dapat dihilangkan maka setelah
beberapa lama sel-sel biasanya mulai mengeluarkan natrium, dan bersama-sama dengan air, dan
volumenya kembali menjadi normal. Perubahan ini hanya merupakan gangguan ringan dari keadaan
normal.
Jika terdapat aliran masuk air yang hebat, sebagian dari organela sitoplasma seperti retikulum
endoplasma dapat diubah menjadi kantong-kantong yang berisi air. Pada pemeriksaan mikroskopik
terlihat sitoplasma bervakuola (Gambar 2). Perubahan ini disebut perubahan hidropik atau kadang-
kadang disebut perubahan vakuolar. Bentuk dan perubahan-perubahan yang dialami oleh organ-organ
itu identik dengan pembengkakan sel.
Gambar 2. Perubahan hidropik pada epitelium tubuli ginjal Sel-sel epitel yang melapisi tubuli kontortus membesar dan mempunyai sitoplasma bervakuola, kelihatan seperti renda, disebabkan oleh penimbunan air intrasel.
Perubahan yang lebih penting dari pembengkakan sel sederhana adalah penimbunan lipid
intrasel. Jenis perubahan ini sering dijumpai pada ginjal, otot jantung dan khususnya hati. Secara
mikroskopis, sitoplasma dari sel-sel yang terserang tampak bervakuola dengan cara yang sangat mirip
dengan yang terlihat pada perubahan hidropik, tetapi isi vakuola itu adalah lipid bukan air. Pada hati,
banyaknya lipid yang tertimbun di dalam sel sering hebat, sehingga inti sel terdesak ke suatu sisi dan
sitoplasma sel diduduki oleh satu vakuola besar yang berisi lipid (Gambar 3). Secara makroskopis
jaringan yang terserang terlihat membengkak, beratnya bertambah dan sering terlihat warna kekuningan
yang nyata karena mengandung lipid. Hati yang terserang dengan hebat seringkali berwarna kuning
cerah dan jika disentuh terasa berlemak. Jenis perubahan ini disebut perubahan berlemak atau
degenerasi lemak atau infiltrasi lemak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel
Perubahan lemak sering terjadi, sebab dapat ditimbulkan oleh begitu banyak mekanisme yang
berbeda, khususnya pada hati. Hepatosit (dan jenis sel lain), dalam keadaan normal terlibat dalam
metabolisme aktif lipid. Zat-zat ini terusmenerus dimobilisasi dari jaringan adiposa ke dalam aliran darah,
di mana mereka diabsorpsi oleh sel-sel hati. Sebagian dari lipid yang diabsorpsi oleh sel akan dioksidasi,
sedangkan sebagian lagi diikat oleh protein yang disintesis oleh sel dan kemudian dikeluarkan lagi dari
sel (ke dalam aliran darah) dalam bentuk lipoprotein.
Gambar 3. Perubahan lemak pada hati. Banyak sel hati memiliki beberapa "lubang" kecil dalam sitoplasma atau satu vakuola besar yang mengubah berisi banyak lipid. Sel-sel hati di sebelah kiri bawah adalah merupakan sel normal.
Penimbunan lemak di dalam sel dapat ditimbulkan dengan mengganggu proses-proses per-
tukaran biasa pada salah satu tempat dari beberapa tempat yang ada. Misalnya, jika lipid yang diberikan
kepada sel hati berlebihan, maka kemampuan metabolisme dan sintesis dari sel tersebut akan dapat
dilampaui, sehingga lipid akan mengumpul di dalam sel. Sebaliknya, meskipun lipid yang mencapai sel
jumlahnya normal akan tetapi oksidasinya terganggu oleh kelainan sel, maka lipid juga akan tertimbun.
Akhirnya, jika proses sintesis lipoprotein dan pengeluarannya dipengaruhi di tempat manapun dari
beberapa tempat yang ada, maka lipid akan tertimbun juga. Karena sebab-sebab inilah orang dapat
menemukan perlemakan hati pada berbagai keadaan mulai dari malnutrisi yang akan menghalangi
sintesis protein, sampai kelebihan makanan yang akan mengakibatkan hati dibanjiri oleh lipid. Hipoksia
akan cukup mengganggu metabolisme sel untuk menimbulkan penimbunan lemak, dan banyak sekali
zat-zat beracun dari lingkungan itu akan mempengaruhi sel-sel dengan sedemikian rupa sehingga
mempermudah penimbunan lipid. Salah satu dari racun-racun yang paling kuat dan tersebar luas dalam
lingkungan kita untuk menimbulkan perlemakan hati adalah alkohol. Zat ini secara langsung beracun bagi
sel-sel hati, secara tidak langsung menimbulkan kelainan pada individu-individu yang minum banyak
alkohol, sebab hal ini sering menimbulkan malnutrisi. Perubahan lemak secara potensial bersifat revers-
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel
Gambar 4. Perubahan inti pada kematian sel. Perubahan morfologis paling jelas yang menunjukkan kematian sel adalah perubahan morfologi pada inti. (A) inti normal; (B) inti piknotik; (C) inti karioreksis; (D) inti yang sudah mengalami kariolisis.
Penampilan morfologis jaringan nekrotik berbeda-beda tergantung pada akibat kegiatan litik
dalam jaringan mati. Jika kegiatan enzim-enzim litik dihambat oleh keadaan lokal, maka sel-sel nekrotik
itu akan mempertahankan bentuk mereka, dan jaringannya akan mempertahankan ciri-ciri arsitekturnya
selama beberapa waktu. Jenis nekrosis ini dinamakan nekrosis koagulativa dan khususnya sering
dijumpai bila nekrosis disebabkan oleh hilangnya suplai darah. Nekrosis koagulativa adalah jenis
nekrosis yang paling sering dijumpai.
Dalam beberapa keadaan jaringan nekrotik sedikit demi sedikit mencair akibat kerja enzim,
proses ini dinamakan nekrosis liquefaktiva. Ini khususnya sering terjadi pada daerah otak yang
nekrotik, dan akibatnya secara harafiah adalah lubang dalam otak yang terisi oleh cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik itu hancur, tetapi pecahan-pecahan sel yang terbagi halus itu
tetap berada di daerah itu selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, jelas tidak dapat dicernakan.
Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa karena kenyataan bahwa daerah yang terkena tampak
seperti keju yang hancur jika dilihat secara makroskopik. Prototipe keadaan yang menimbulkan nekrosis
kaseosa adalah tuberkulosis, walaupun jenis nekrosis ini dapat ditemukan pada banyak keadaan lain.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel
Gambar 5. Nekrosis liquefaktiva. Di sebelah kiri pada bagian otak ini terlihat defek besar. Substansi otak di daerah ini mengalami nekrosis disebabkan oleh hilangnya suplai darah. Seperti pada organ ini jaringan yang nekrotik sedikit demi sedikit menjadi lunak, kemudian mencair, dan meninggalkan defek yang permanen.
Keadaan lokal khusus tertentu dapat menimbulkan jenis nekrosis lain. Gangren merupakan salah
satu jenis nekrosis koagulativa, biasanya disebabkan oleh tidak adanya suplai darah, disertai per-
tumbuhan bakteri saprofit. Gangren timbul pada jaringan nekrotik yang terbuka terhadap bakteri yang
hidup. Ini khususnya sering dijumpai pada ekstremitas (Gambar 6) atau pada segmen usus yang
nekrotik. Kadang-kadang jaringan berwarna hitam yang mengkerut dari daerah gangren pada ekstremitas
dimasukkan digolongkan sebagai gangren kering, sedangkan daerah bagian dalam yang tidak dapat
kering disebut gangren basah. Pada kedua keadaan ini proses melibatkan pertumbuhan bakteri saprofit
di atas jaringan nekrotik.
Jaringan adiposa yang nekrotik merupakan kasus istimewa lain. Jika sistem saluran pankreas
pecah, baik oleh trauma atau pada penyakit pankreas yang spontan, maka enzim pankreas yang
biasanya mengalir dalam saluran dapat tercecer ke sekitarnya. Sekret pankreas itu mengandung banyak
enzim hidrolisis yang kuat, termasuk lipase yang memecah lipid dari jaringan adiposa. Jika pembelahan
ini terjadi, maka asam-asam berlemak terbentuk oleh kerja enzim dan dengan cepat digabungkan
dengan kation (seperti ion kalsium) di daerah itu sehingga menimbulkan endapan-endapan sabun.
Nekrosis lemak enzimatik (atau pankreatik) sebagian besar terbatas di rongga abdomen karena
merupakan daerah yang terbuka terhadap kebocoran enzim pankreas. Jika jaringan adiposa di tempat
lain menjadi nekrotik, ceceran lipid dari sel-sel yang mati itu dapat menimbulkan respon peradangan,
tetapi tidak ada pembentukan endapan-endapan kuning berkapur, yang khas untuk nekrosis lemak
enzimatik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel
Gambar 6. Gangren. Jari jari kaki ini sudah menjadi nekrotik karena suplai darah yang buruk. Mikroorganisme saprofit tumbuh pada jaringan mati yang menghitam. Pada ekstremitas gangren semacam ini disebut kering.
Akibat Nekrosis
Tentu saja akibat nekrosis yang paling nyata adalah hilangnya fungsi daerah yang mati itu. Jika
jaringan yang nekrotik itu merupakan sebagian kecil dari organ dengan cadangan yang besar
(umpamanya, ginjal), mungkin tidak ada pengaruh fungsional pada tubuh. Sebaliknya, jika daerah
nekrosis merupakan bagian otak, maka akibatnya adalah defisit neurologis yang hebat atau bahkan
mungkin kematian. Selain itu, daerah nekrotik dalam beberapa keadaan dapat menjadi fokus infeksi,
merupakan medium pembiakan yang baik sekali bagi pertumbuhan organisme tertentu yang kemudian
dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh. Tanpa terkena infeksi pun, adanya jaringan nekrotik di
dalam tubuh dapat menimbulkan perubahan sistemik tertentu, seperti demam, leukositosis, dan berbagai
gejala subyektif. Akhirnya, jaringan yang nekrosis sering membocorkan enzim-enzim yang dikandungnya
ke dalam aliran darah karena sel-sel mati dan permeabilitas membran sel bertambah, memungkinkan
untuk menganalisa contoh darah dan menentukan kadar berbagai enzim seperti CPK (kreatinin
phosphokinase), LDH (laktat dehidrogenase), atau GOT (glutamik-oksaloasetik transaminase).
Kemudian, peningkatan dari salah satu enzim atau enzim lain dapat menunjukkan bahwa si penderita
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Patofisiologi/Cedera dan Kematian Sel