NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK BUTINEDIOL DARI ASETILEN DAN FORMALDEHID KAPASITAS 55.000 TON PER TAHUN Oleh: Wahyu Aditiya Arif D 500 060 013 Dosen Pembimbing: Muhammad Mujiburohman, S.T., M.T., Ph.D. Ir. H. Haryanto Ar., M.S. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2013
17
Embed
02. Naskah Publikasi - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/24005/14/02._Naskah_Publikasi.pdfABSTRAK Wahyu Aditiya Arif, Haryanto, M. Mujiburohman, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN
PABRIK BUTINEDIOL DARI ASETILEN DAN FORMALDEHID
KAPASITAS 55.000 TON PER TAHUN
Oleh:
Wahyu Aditiya Arif
D 500 060 013
Dosen Pembimbing:
Muhammad Mujiburohman, S.T., M.T., Ph.D.
Ir. H. Haryanto Ar., M.S.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Wahyu Aditiya Arif, Haryanto, M. Mujiburohman, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Butynediol merupakan bahan yang cukup penting dalam sintesis bahan-bahan organik, seperti butanediol, tetrahydrofuran, dan pyrolidone. Pabrik butynediol dari acetylene dan formaldehyde dirancang dengan kapasitas 55.000 ton/tahun. Pabrik beroperasi kontinyu selama 330 hari per tahun. Proses pembuatan butynediol dijalankan dalam reaktor fixed bed single tube,
irreversible, dengan kondisi operasi berlangsung pada range suhu 100-130oC dan tekanan 2 atm.
Hasil dari reaktor dipisahkan dalam separator, hasil atas separator berupa gas bereaksi dengan udara menjadi flare dan hasil bawah berupa cairan diumpankan ke menara distilasi. Dari hasil bawah menara distilasi diperoleh produk butynediol dengan kemurnian yang diinginkan di pasaran (45%). Hasil atas menara distilasi dipisahkan kembali dengan menggunakan coller untuk memperoleh produk samping berupa metanol dengan kemurnian sebesar 99%. Pabrik direncanakan didirikan di Kawasan Industri Gresik (KIG), Jawa Timur dengan luas tanah 1,2 Ha. Bentuk Perseroan Terbatas dan jumlah karyawan sebanyak 150 orang. Dari analisis ekonomi, pabrik butynediol ini membutuhkan modal terdiri dari modal tetap dan modal kerja sebesar Rp 104.401.542.770,20. Keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 41.389.710.474,34 /th. Keuntungan sesudah pajak sebesar Rp 16.555.884.189,74 /th. Analisis kelayakan ini memberikan hasil bahwa Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 39,6447% dan setelah pajak sebesar 15,8679%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 2,0143 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 3,8697 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 44,0718% kapasitas, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 26,1336% kapasitas. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFRR) sebesar 36,5813%. Berdasarkan data–data di atas maka pabrik butynediol dari acetylene dan formaldehyde cukup layak untuk didirikan. Kata Kunci : Prarancangan Pabrik, Butinediol, Fixed Bed Single Tube
A. Pendahuluan
Sejalan dengan berkembangnya industri di Indonesia, semakin banyak
diversifikasi usaha telah dilakukan. Banyak bahan mentah atau setengah jadi diolah
menjadi produk intermediate atau produk jadi, sehingga mengurangi ketergantungan kita
pada produk impor.
Pertumbuhan industri kimia di Indonesia patut dibanggakan. Tentu saja banyak
alasan mengapa pemerintah begitu bersemangat untuk mengembangkan industri tersebut.
Bukan hanya karena jumlah bahan baku yang cukup memadai di tanah air maupun
wilayah pemasaran yang luas melainkan juga karena prospek dan kelanjutan industri
kimia di Indonesia cukup cerah.
Salah satu industri yang mempunyai kegunaan penting dan mempunyai prospek
yang bagus adalah industri butynediol. Pertimbangan utama yang melatarbelakangi
berdirinya pabrik butynediol ini, pada prinsipnya adalah sama dengan sektor-sektor lain
yaitu untuk melakukan usaha yang secara sosial ekonomi cukup menguntungkan. Karena
sifatnya yang prospektif di masa yang akan datang, dalam pengertian potensi pasar,
mudah diperoleh bahan baku, yakni acetylene dan formaldehyde, teknologi yang
dibutuhkan dapat terpenuhi, dan terdapatnya tenaga pelaksana, maka keuntungan dapat
dicapai dengan adanya pendirian pabrik butynediol. Sifat prospektif ini akan terlaksana
dengan kemampuan modal yang memadai.
Paper ini menampilkan analisis prarancangan pabrik butynediol dari acetylene dan
formaldehyde mulai dari perancangan kapasitas, pemilihan proses, dan alat, serta analisis
ekonomi.
B. Perancangan Kapasitas
Dalam pemilihan kapasitas pabrik butynediol ada beberapa pertimbangan-
pertimbangan, yaitu:
a. Prediksi Kebutuhan Dalam Negeri
Kapasitas pabrik butynediol ditentukan berdasarkan kebutuhan impor
butynediol dalam negeri yang berasal dari negara-negara lain. Kebutuhan butynediol
di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1. Kebutuhan butynediol di Indonesia
No Tahun Kebutuhan Impor (ton/tahun)
1 2005 4.433.356
2 2006 11.692.243
3 2008 18.529.922
4 2009 240.170.898
5 2010 293.314.041
Sumber : Badan Pusat Statistik 2005-2010
Gambar 1. Grafik Tahun Versus Kebutuhan butynediol
Dari hasil regresi linear diperoleh perkiraan kebutuhan butynediol