Top Banner

of 27

02-Konsep-Syok

Apr 02, 2018

Download

Documents

Fikar Darwis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    1/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi

    jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa

    metabolisme ( Theodore, 93 ), atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna. Perfusi

    organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang ditentukan oleh volume darah, curah

    jantung dan ukuran vaskuler.

    Syock dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan tidak adekuatnya perfusi jaringan,

    Keadaan akut yang menyebar secara luas dimana terjadi penurunan perfusi jaringan dan tidak

    adekuatnya sirkulasi volume darah intravaskuler yang efektif, Suatu bentuk sindroma

    dinamik yang akibat akhirnya berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan

    untuk metabolisme aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak

    adekuat oleh aliran darah yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi (Candido, 1996)

    Jumlah insiden syok semakin semakin meningkat di Indonesia. Tidak jarang kita temui

    insiden seperti ini. Mahasiswa keperawatan harus mampu mengenal tanda dan gejala syok

    dan melaksanakan penatalaksanaan pada pasien syok. Sehingga ketika menemukan kasus

    syok mahasiswa mampu memberikan pertolongan pertama pada klien. Oleh karena itu,

    mahasiswa perlu mempelajari tentang syok dan penatalaksaannya.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang kami angkat adalah:

    1. Apakah Pengertian Syok?

    2. Bagaimanakah Etiologi dari syok?

    3. Apasajakah Tanda Dan Gejala Syok?

    4. Bagaimana Tahapan Syok?

    5. Apasaja Klasifikasi Syok?

    6. Bagaimanakah Pengelolaan/ Penatalaksanaan syok?

    1

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    2/27

    1.3 TUJUAN

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

    1 Untuk mengetahui Pengertian Syok

    2 Untuk mengetahui Etiologi dari syok

    3 Untuk mengetahui Tanda Dan Gejala Syok

    4 Untuk mengetahui Tahapan Syok

    5 Untuk mengetahui Klasifikasi Syok

    6 Untuk mengetahui Pengelolaan/ Penatalaksanaan syok

    2

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    3/27

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 DEFINISI SYOK

    Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat

    untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung

    pada 3 faktor utama yaitu curah jantung, volume darah, dan tonus vasomotor perifer. Jika

    salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan

    kompensasi, maka akan terjadi syok. Awalnya tekanan darah arteri normal sebagai

    kompensasi peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok berlanjut, curah jantung

    menurun dan vasokonstriksi perifer meningkat. Jika hipotensi menetap dan vasokonstriksi

    berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan asidosis laktat, oliguria, dan ileus. Jika tekanan arteri

    cukup rendah, terjadi disfungsi otak dan otot jantung (Mansjoer, 1999).

    Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan fungsi akut fungsi sirkulasi yang

    menyebabkan ketidakckupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat

    mekanisme homeostatis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland tentang fisiologi

    keadaan syok dan homeostatis, syok adalah keadaan tidak cukupnya pengiriman oksigen ke

    jaringan. Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan

    pemantauan yang kontinyu atau terus-menerus di unit terapi intensif (Ashadi, 1999).

    2.2 ETIOLOGI SYOK

    Penyebab utama shock adalah kehilangan darah . Syok dapat disebabkan oleh kegagalan

    jantung dalam memompa darah (serangan jantung atau gagal jantung), pelebaran pembuluh

    darah yang abnormal (reaksi alergi, infeksi), dan kehilangan volume darah dalam jumlah

    besar (perdarahan hebat).

    2.3 TANDA DAN GEJALA SYOK

    a. Sistem Kardiovaskuler

    - Gangguan sirkulasi perifer pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena

    perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.

    - Takikardi, Nadi cepat dan halus.

    3

    http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    4/27

    - Hipotensi, Tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau MAP (mean arterial pressure /

    tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg, atau menurun 30% lebih. karena

    tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan curah jantung,

    vasokonstriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan tekanan

    darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun

    tidak di bawah 70 mmHg.

    - Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.

    - CVP rendah.

    b. Sistem Respirasi

    - Pernapasan cepat dan dangkal.

    c. Sistem saraf pusat

    - Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai

    menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif

    dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang

    karena kesakitan.

    d. Sistem Saluran Cerna

    - Bisa terjadi mual dan muntah.

    e. Sistem Saluran Kencing

    - oliguria : produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria

    pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam.

    2.4 TAHAPAN SYOK

    Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani

    oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak

    dapat pulih).

    - Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi

    normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat,

    peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian pembuluh

    darah yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya

    individu yang mengalami syok terlihat normal.

    4

    http://nursingbegin.com/anatomi-fisiologi-saluran-pernafasan/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/http://nursingbegin.com/anatomi-fisiologi-saluran-pernafasan/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    5/27

    - Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya.

    Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan

    mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak,

    jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus

    yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta

    kesadaran yang mulai terganggu.

    - Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat

    diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka

    aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan

    darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah

    ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal

    ini yang menjadi penyebab rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan

    yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat

    diperbaiki.

    2.5 KLASIFIKASI SYOK

    Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok yaitu :

    1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)

    Kardiogenik syok adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke

    jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal akibat gangguan fungsi pompa

    jantung. Definisi klinis di sini mencakup curah jantung yang buruk dan bukti adanya

    hipoksia dengan adanya volume darah intravaskular yang cukup. Syok terjadi jik

    kerusakan otot jantung lebih dari 40% dan angka kematiannya lebih dari 80% (Mansjoer,

    1999).

    Etiologi (Anonim, 2007)

    a. Gangguan fungsi miokard :

    Infark miokard akut yang cukup jelas (>40%), infark ventrikel kanan. Penyakit

    jantung arteriosklerotik. Miokardiopati : Kardiomiopati restriktif kongestif atau

    kardiomiopati hipertropik.

    b. Mekanis

    Regurgitasi mitral/aorta, Ruptur septum interventrikel, Aneurisma ventrikel masif

    5

    http://nursingbegin.com/diagnosa-dan-intervensi-keperawatan-pada-klien-dengan-ggk/http://nursingbegin.com/diagnosa-dan-intervensi-keperawatan-pada-klien-dengan-ggk/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    6/27

    Obstruksi : Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium

    Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus,

    perikarditis/efusi perikardium.

    c. Aritmia : Bradiaritmia/takiaritmia

    Patofisiologi (Anonim, 2007)

    Respon neurohormonal dan reflek adanya hipoksia akan menaikkan denyut nadi,

    tekanan darah, serta kontraktilitas miokard. Dengan meningkatnya denyut jantung,

    tekanan darah, dan kontraktilitas miokard, akan meningkatkan kebutuhan oksigen

    miokard, yang pada kondisi kardiogenik syok perfusi miokard telah menurun, hal ini

    akan memperburuk keadaan. Akibatnya, fungsi penurunan curah jantung, tekanan

    darah menurun, dan apabila "Cardiac Index" kurang dari 1,8 ltr/menit/m2, maka

    keadaan kardiogenik syok semakin nyata. Hipoperfusi miokard, diperburuk oleh

    keadaan dekompensasi, akan menyebabkan semakin memperjelek keadaan,

    kerusakan miokard ditandai dengan kenaikan ensim kardial, serta peningkatan asam

    laktat.

    Kondisi ini akan menyebabkan; konsumsi oksigen (O2) tergantung pada transport

    oksigen (Supply dependent), hutang oksigen semakin besar (oxygen debt), asidosis

    jaringan. Melihat kondisi tersebut, obyektif resusitasi bertujuan menghilangan VO2

    yang "supplay-dependent", "oxygen debt" dan asidosis. Di sisi lain dengan kegagalan

    fungsi ventrikel, akan meningkatkan tekanan kapiler pulmoral, selanjutnya diikuti

    dengan meningkatnya tekanan hidrostatis untuk tercetusnya edema paru, disertai

    dengan kenaikan "Pulmonary capilary wedge pressure" (PCWP), serta penurunan isi

    sekuncup yang akan menyebabkan hipotensi. Respon terhadap hipotensi adalah

    vasokontriksi sistimik yang akan meninggikan SVR ("Sistimik Vaskuler Resistan")

    dan meninggikan "After load". Gambar akhir hemodinamik, penurunan isi sekuncup,

    peninggian SVR, LVEDP dan LVEDV.

    Gambaran Klinik

    Gambaran syok pada umumnya, seperti takikardi, oligouri, vasokontriksi perifer,

    asidosis metabolik merupakan gambaran klinik pada kardiogenik syok. Arythmia

    6

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    7/27

    akan muncul dalam bentuk yang bervariasi yang merupakan perubahan ekstrem dari

    kenaikan denyut jantung, ataupun kerusakan miokard. Dengan adanya kerusakan

    miokard, enzim-enzim kardiak pada pemeriksaan laboratorium akan meningkat.

    Sebagian besar penderita kardiogenik syok dengan edema paru disertai naiknya

    PCWP, LVEDP (Left Ventrikel Diastolic Pressure). Edema paru akan mencetuskan

    dyspnoe yang berat ditunjukkan dengan meningkatnya kerja nafas, sianosis, serta

    krepitasi. Sedang kardiogenik syok yang tidak tertangani akan diikuti gagal multi

    organ, metabolik asidosis, kesadaran yang menurun sampai koma, yang semakin

    mempersulit penanganannya.

    Diagnosis

    Tanda karakteristik syok kardiogenik adalah penurunan curah jantung dengan

    kenaikan tekanan vena sentral yang nyata dan takikardia. Tahanan vascular sistemik

    umumnya juga meningkat. Bila perangsangan vagus meningkat misalnya pada IM

    inferior, dapat terjadi bradikardia, Diagnosis dapat juga ditegakkan sebagai berikut:

    1. Tensi turun : sistolis < 90 mmHg atau menurun lebih dari 30-60 mmHg dari

    semula, sedangkan tekanan nadi < 30 mmHg.

    2. Curah jantung, indeks jantung < 2,1 liter/menit/m2.

    3. Tekanan diatrium kanan (tekanan vena sentral) biasanya tidak turun, normal

    redah sampai meninggi.

    4. Tekanan diatrium kiri (tekanan kapiler baji paru) rendah sampai meninggi.

    5. Resistensi sistemis.

    6. Asidosis

    2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)

    Syok hipovolemik adalah terganggunya system sirkulasi akibat dari volume darah

    didalam volume darah yang berkurang. Hal ini bisda terjadi akibat perdarahan yang

    massif atau kehilangan plasma darah.

    Etiologi (Wijaya, 2009) :

    Perdarahan

    7

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    8/27

    Hematom subkapsular hati

    Aneurisma aorta pecah

    Perdarahan gastrointestinal

    Perlukaan berganda

    Kehilangan Plasma

    Luka bakar luas

    Pankreastitis

    Deskuamasi kulit

    Sindrom Dumping

    Kehilangan cairan ektraselular

    Muntah (Vomitus )

    Dehidrasi

    Diare

    Terap[eutik diuretic yang sangat agresif

    Diabetes insipidus

    Insufisiensi adrenal

    Patofisiologi

    Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan

    menurunkan aliran darah balik ke jantung. Curah jantung yang rendah dibawah normal

    akan menimbulkan kejadian pada beberapa organ:

    Mikrosirkulasi

    Ketika curah jantung turun, tahanan vaskular sistemik akan berusaha untuk

    meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi

    jantung dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit dan khususnya

    traktus gastrointestinal. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolism

    jantung dan otak sangat tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu

    menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantung akan

    ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentan bila terjadi iskemia yang

    berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak.

    8

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    9/27

    Neuroendokrin

    Hipovolemia, hipotensi dan hipoksia dapat dideteksi oleh baroreseptor dan

    kemoreseptor tubuh. Kedua reseptor tadi berperan dalam respon autonom

    tubuh yang mengatur perfusi serta substrak lain.

    Kardiovaskular

    Tiga variable seperti ; pengisian atrium, tahanan terhadap tekanan (Ejeksi)

    ventrikel dan kontraktilitas miokard, bekerja keras dalam mengontrol volume

    sekuncup. Curah jantung, penentu utama dalam perfusi jaringan, adalah hasil

    kali volume sekuncup dan frekuensi jantung. Hipovolemia menyebabkan

    penurunan pengisian ventrikel, yang pada akhirnya menurunkan volume

    sekuncup

    Gastrointestinal

    Akibat aliran darah yang menurun kejaringan intestinal, maka terjadi

    peningkatan absorbs endotoksin yang dilepaskan oleh bakteri gram negative

    yang mati didalam usus. Hal ini memicu pelbaran pembuluh darah serta

    peningkatan metabolisme dan bukan memperbaiki nutrisi sel dan

    menyebabkan depresi jantung.

    Ginjal

    Gagal ginjal akut adalah satu kompilikasi dari syok dan hipoperfusi,

    frekuensi terjadinya sangat jarang karena cepatnya pemberian cairan

    pengganti. Yang banyak terjadi kini adalah nekrosis tubular akut akibat

    interaksi antra syok, sepsis dan pemberian obat yang neprotoksik seperti

    aminoglikosida dan media kontras angiografi. Secara fisiologi, ginjal

    mengatasi hipoperfusi dngan mempertahankan garam dan air. Pada saat

    aliran darah diginjal berkurang, tahanan arteriol aferen meningkat untuk

    mengurangi laju filtrasi glomerulus, yang bersama sama dengan aldosterondan vasopressin bertanggung jawab terhadap menurunnya produksi urine.

    Gejala Klinis

    Gejala dan tanda yang disebabkan oleh syok hipovolemic akibat non

    perdarahan serta perdarahan adalah sama ada sedikit perbedaan dalam kecepatan

    9

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    10/27

    timbulnya syok. Respon fisiologi yang normal adalah mempertahankan perfusi

    terhadap otak dan jantung sambil memperbaiki volume darah dalam sirkulasi

    dengan efektif. Disini akan terjadi peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,

    pembuluh vena yang kolaps, pelepasan hormone strees serta expansi besar guna

    pengisian volume pembuluh darah dengan menggunakan cairan interstisial,

    intraselular dan menggunakan produksi urine.

    Hipovolemia ringan ( 20 % volume darah) menimbulkan takikardia

    ringan dengan sedikit gejala yang tampak, terutama pada penderita muda yang

    sedang berbaring. Pada hipovolemia sedang (20-40% dari volume darah) pasien

    menjadi lebih cemas dan takikardia lebih jelas, meski tekanan darah bias ditemukan

    normal pada posisi berbaring, namun dapat ditemukan dengan jelas hipotensi

    ortostatik dan takikardia. Pada hipovolemia berat maka gejala klasik syok akan

    muncul, tekanan darah menurun drastis dan tak stabil waktu posisi terbaring, pasien

    menderita takikardia hebat, oliguria, agitasi atau bingung. Perfusi ke susunan saraf

    pusat dipertahankan dengan baik sampai syok bertambaha berat. Penurunan

    kesadaran adalah gejala penting. Transisi dari syok hipovolemik ringan ke berat

    dapat terjadi bertahap atau malah sangat cepat, terutama pada pasien usia lanjut dan

    yang memiliki penyakit berat dimana kematian mrngancam. Dalam waktu yang

    sangat pendek dari terjadinya kerusakan akibat syok maka dengan resusitasi agresif

    dan cepat.

    Diagnosis

    Syok hipovolemik didiagnosis ketika ditemukan tanda berupa

    ketidaksetabilan hemodinamik dan ditemukan adanya sumber perdarahan.

    Diagnosis akan sulit bila perdarahan tak ditemukan dengan jelas atau berada dalam

    traktus gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan jumlah plasma dalam darah.

    Setelah perdarahan maka biasanya hemoglobin dan hematokrit tidak langsung turun

    sampai terjadi gangguan kompensasi atau terjadi penggantian cairan dari luar. Jadi

    kadar hematokrit di awal tidak menjadi pegangan sebagai adanya perdarahan.

    Kehilangan plasma ditandai dengan hemokonsentrasi, kehilangan cairan bebas

    10

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    11/27

    ditandai dengan hipernatremia. Temuan terhadap hal ini semakin meningkatkan

    kecurigaan adanya hipovolemia.

    Harus dibedakan syok akibat hipovolemik dan akbat kardiogenik karena

    penatalaksanaan yang berbeda. Keduanya memang memiliki penurunan curah

    jantung dan mekanisme kompensasi simpatis. Tetapi dengan menemukan adanya

    tanda syok kardiogenik seperti distensi vena jungularis, ronchi, dan gallop S3 maka

    semua dapat dibedakan

    3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)

    Reaksi syok anafilaksis adalah terjadinya reaksi renjatan (syok) yang memerlukan

    tindakan emergency karena bisa terjadi keadaan yang gawat bahkan bisa menimbulkan

    kematian. Kalangan awam menerjemahkan keracunan, padahal sesungguhnya adalah

    resiko dari tindakan medis atau penyebab lain yang disebabkan faktor imunologi. Perlu

    diingat bahwa reaksi alergi tidak semata ditentukan oleh jumlah alergen, namun pada

    kenyataannya setiap pemberian obat tertentu (umumnya antibiotika secara parenteral)

    dilakukan test kulit untuk melihat ada tidaknya reaksi alergi (Anonim, 2006).

    Dikatakan medical error apabila nyata-nyata seseorang yang mempunyai riwayat alergi

    obat tertentu tetapi masih diberikan obat sejenis. Karena itu penting untuk memberikan

    penjelasan dan cacatan kepada penderita yang mempunyai riwayat alergi, agar tidak

    terjadi reaksi syok anafilaksis.

    Etiologi (Anonim, 2006) :

    Obat-obatan:

    Protein: Serum heterolog, vaksin,ektrak alergen

    Non Protein: Antibiotika,sulfonamid, anestesi lokal, salisilat.

    Makanan: Kacang-kacangan, mangga, jeruk, tomat, wijen, ikan laut, putih

    telor, susu, coklat, zat pengawet.

    Lain-lain: Olah raga, berlari, sengatan (tawon, semut)

    Manifestasi Klinis :

    Reaksi Tubuh:

    11

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    12/27

    a. Lokal: Urtikaria, angio-edema

    b. Sistemik:

    1) Kulit/mukosa: konjungtivitis,rash,urtikaria

    2) Saluran napas: edema laring, spasme bronkus

    3) Kardiovaskuler: aritmia

    4) Saluran cerna: mual, muntah, nyeri perut, diare

    Derajat Alergi:

    c. Ringan:

    Rasa tidak enak, rasa penuh di mulut, hidung tersumbat, edema pre-orbita,

    kulit gatal, mata berair.

    d. Sedang:

    Seperti di atas, ditambah bronkospasme

    e. Berat (syok):

    1) Gelisah, kesadaran menurun

    2) Pucat, keringat banyak, acral dingin

    3) Jantung berdebar, nyeri dada, takikardi, takipneu

    4) Tekanan darah menurun, oliguri

    5) Penatalaksanaan Reaksi Alergi (Anonim, 2006)

    4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)

    Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas yang

    merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma, syok septik dapat

    terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik terutama

    terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga

    peritonium dengan isi usus.

    Invasi aliran darah oleh beberapa mikroorganisme mempunyai potensi untuk

    menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidakadekuatan

    perfusi jaringan yang mengancam kehidupan yang disebut syok septik. Pada pasien rawat

    inap, organism gram negative (mis. Eschericia coli, klebsiella, Enterobacter, dan spesies

    seratia, pseudomonas aeruginosa, spesies proteus, neisseria meningitides, bacteroides

    12

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    13/27

    fragilis) sering dikaitkan dengan syok septic dari pada organisme gram positif (mis. S.

    Aureus, streptococcus pneumonia).

    Etiologi

    Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika

    mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon

    imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang

    mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu peningkatan permeabilitas

    kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi.

    Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan kolaps

    kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan

    terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan

    permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer

    menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas

    kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai

    udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan

    perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen

    karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan

    dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien

    sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala

    takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.

    Manifestasi klinis

    Tanda klinis syok septic sangat bervariasi di antara pasien diketahui infeksinya dan

    pasien yang sangat disupresi kekebalannya sehingga berada pada risiko terhadap syok

    harus di pantau tanda vitalnya secara rutin dan diawasi. Pada keadaan teetentu, perawat

    harus menyadari tanda-tanda :

    Demam

    Takikardia (lebih dari 90 denyut/menit)

    Takipnea (lebih dari 20x/menit)

    13

    http://nursingbegin.com/vital-signs-atau-tanda-vital/http://nursingbegin.com/vital-signs-atau-tanda-vital/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    14/27

    Adanya kekurangan perfusi organ atau disfungsi dalam bentuk

    o Perubahan status mental

    o Hipoksemia bila diukur dengan gas darah arteri

    o

    Peningkatan kadar laktato Haluaran urin (kurang dari 30 ml/ jam)

    Patofisiologi

    Kemungkinan infeksi tempat pembedahan secara langsung dikaitkan dengan

    kemungkinan dan banyaknya bakteri yang masuk ke dalam insisi selama pembedahan.

    Pembedahan di mana insisi dibuat melewati kulit yang utuh masuk ke dalam jaringan

    steril membawa risiko infeksi yang lebih rendah daripada pembedahan yang memasuki

    tempat yang terkontaminasi (seperti setelah trauma) atau ke dalam jaringan terinfeksi

    (mis. rupture rongga abdomen seperti apendiks). Karena perbedaan dalam risiko infeksi,

    prosedur pembedahan dahulu dikategorikan berdasarkan kemungkinan risiko. Kategori-

    kategori ini, determinannya, dan angka infeksi pascabedah yang perkirakan diringkas

    pada table di bawah ini :

    Kategori

    pembedahan

    Determinan Kategori Perkiraan Risiko

    Infeksi Pascabedah (%)

    Bersih - Tempat tidak traumatik

    - Tempat tidak terinfeksi

    - Tidak ada inflamasi

    - Tidak ada pelanggaran pada teknik aseptik

    - Tidak ada entri ke dalam traktus respiratorium

    pencernaan, genitourinaria atau orofaring.

    1-3

    Bersih

    terkontaminasi

    - Entri ke dalam traktus respiratorius,

    pencernaan, genitourinarius atau orofaring

    tanpa kontaminasi yang tidak biasanya.

    - Apendictomy.

    - Pelanggaran kecil pada teknik aseptic

    - Drainase mekanis

    3-7

    14

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    15/27

    Terkontaminasi - Luka terbuka, traumatic yang baru dialami.

    - Pembuangan besar dari gastrointestinalis.

    - Pelanggaran besar pada teknik aseptic

    - Entri ke dalam traktus genitourinarius atau

    bilier ketika urin atau empedu terinfeksi.

    7-16

    Kotor - Luka traumatic dengan perbaikan lambat,

    devitalisasi jaringan, benda asing, kontaminasi

    fekal.

    - Inflamasi akut dan drainase purulen yang

    diperpoleh selama prosedur.

    16-29

    5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).

    Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi

    dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Syok neurogenik

    terjadi karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh

    (Corwin, 2000).

    Syok neurogenik juga disebut sinkope. Syok neurogenik terjadi karena reaksi

    vasovagal berlebihan yang mengakibatkan vasodilatasi menyeluruh di regio splanknikus

    sehingga perdarahan otak berkurang. Reaksi vasovagal umumnya terjadi pada suhu

    lingkungan yang panas, terkejut, takut atau nyeri (Jong, 2004).

    Etiologi

    Penyebab utamanya adalah trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau

    paraplegia (syok spinal). Syok pada trauma medula spinalis lebih banyak disebabkan oleh

    hipovolemia karena trauma abdomen atau rongga toraks.

    Penyebab lain :

    b. Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebatpada fraktur tulang.

    c. Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi spinal.

    d. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom)

    e. Syok neurogenik bisa juga akibat letupan rangsangan parasimpatis ke

    jantung yang memperlambat kecepatan denyut jantung dan menurunkan

    15

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    16/27

    rangsangan simpatis ke pembuluh darah. Misalnya pingsan mendadak

    akibat gangguan emosional

    Manifestasi Klinis (Tambunan, 1990)

    Mirip dengan analgesia spinal tinggi. Berbeda dengan syok hipovolemik,

    walaupun tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat, malahan dapat lebih lambat

    (bradikardi). Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah

    nadi bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah di dalam arteriol, kapiler

    dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.

    Diagnosis

    Tanda dan gejala serupa dengan syok hipovolemik tapi kelainan neurologik seperti

    quadriplegia atau paraplegia harus ada.

    Diagnosis bandingnya syok neurogenik adalah vasovagal. Keduanya sama-sama

    menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat pengaturan vasomotor tetapi pada sinkop

    vasovagal hal ini tidak sampai menyebabkan iskemia jaringan menyeluruh dan

    menimbulkan gejala syok.

    2.6 PENGELOLAAN/ PENATALAKSANAAN SYOK

    Penatalaksanaan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk

    memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhutubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera

    ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.

    Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC.

    1. Melihat keadaan sekitar apakah berbahaya (danger) , baik untuk penolong maupun

    yang ditolong (contoh keadaan berbahaya : di tengah kobaran api)

    2. Buka jalan napas korban, dan pertahankan kepatenan jalan nafas (Airway)

    3. Periksa pernafasan korban (Breathing)

    4. Periksa nadi dan Cegah perdarahan yang berlanjut (Circulation)

    5. Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear

    6. Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat (misal dengan

    selimut)

    16

    http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    17/27

    7. Lakukan penanganan cedera pasien secara khusus selama menunggu bantuan medis

    tiba. Periksa kembali pernafasan, denyut jantung suhu tubuh korban (dari hipotermi)

    setiap 5 menit.

    Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang

    juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan

    ditanggulangi.

    Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi

    syok:

    Posisi Tubuh

    1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi

    penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke

    organ-organ vital.

    2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan

    digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari

    terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama

    seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

    3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita

    tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk

    memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatanjalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah

    meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya

    asfiksia.

    4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala

    agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh

    lainnya.

    5. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan

    dengan posisi telentang datar.

    6. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan

    kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan

    tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar

    bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

    17

    http://nursingbegin.com/vital-signs-atau-tanda-vital/http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok-hipovolemik/http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok-hipovolemik/http://nursingbegin.com/vital-signs-atau-tanda-vital/http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok-hipovolemik/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    18/27

    Pertahankan Respirasi

    1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.

    2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas

    (Gudel/oropharingeal airway).

    3. Berikan oksigen 6 liter/menit

    4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup

    (Ambu bag) atau ETT.

    Pertahankan Sirkulasi

    Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan

    darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).

    Cari dan atasi penyebab syok

    Penatalaksanaan Syok Kardiogenik

    Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :

    - Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.

    - Berikan oksigen 8 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk

    mempertahankan PO2 70 120 mmHg

    - Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus

    diatasi dengan pemberian morfin.

    - Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.

    - Bila mungkin pasang CVP.

    - Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

    Medikamentosa :

    - Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.

    - Anti ansietas, bila cemas.

    - Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.

    - Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.

    - Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak

    adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.

    - Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.

    18

    http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    19/27

    - Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.

    - Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan.

    - Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

    Obat alternatif:

    Menurut Dean AJ, Beaver KM (2007):

    1. Emergent therapy. Terapi ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien

    dengan oksigen, pengaturan jalan nafas (airway control), dan akses intravena.

    Diperlukan usaha untuk memaksimalkan fungsi ventrikel kiri.

    2. Volume expansion. Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru,

    volume expansion dengan 100mL bolus dari normal saline setiap 3 menit

    sebaiknya dicoba; hingga, baik perfusi yang cukup maupun terjadi kongesti paru.

    Pasien dengan infark ventrikel kanan memerlukan peningkatan tekanan untuk

    mempertahankan atau menjaga kardiak output.

    3. Inotropic support.

    o Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90 mmHg) dan

    kongesti pulmoner, untuk hasil terbaik dirawat dengan dobutamine (2,5

    mikrogram/kg berat badan/menit, pada interval 10 menit). Dobutamine

    menyediakan dukungan inotropik saat permintaan oksigen miokardium meningkatsecara minimal.

    o Pasien dengan hipotensi berat (tekanan darah sistolik kurang dari 75-80 mmHg)

    sebaiknya dirawat dengan dopamine. Pada dosis lebih besar dari 5,0

    mikrogram/kg berat badan/menit, stimulasi alfa-adrenergik secara bertahap

    meningkat, menyebabkan vasokonstriksi perifer. Pada dosis lebih besar dari 20

    mikrogram/kg berat badan/menit, dopamine meningkatkan ventricular irritability

    tanpa keuntungan tambahan.

    o Kombinasi dopamine dan dobutamine merupakan strategi terapeutik yang efektif

    untuk syok kardiogenik, meminimalkan berbagai efek samping dopamine dosis

    tinggi yang tidak diinginkan dan menyediakan bantuan/dukungan inotropik.

    19

    http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    20/27

    o Jika dukungan tambahan untuk tekanan darah diperlukan, maka dapat dicoba

    norepinephrine, yang berefek alfa-adrenergik yang lebih kuat. Dosis awal : 0,5-1

    mikrogram/menit.

    4. Terapi reperfusi

    Reperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan

    infark miokard akut dan syok kardiogenik.

    Penatalaksanaan Syok Hipovolemik

    Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah :

    (1) Memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa sehingga

    tidak mengarah pada perfusi jaringan yang tidak adekuat.

    (2) Meredistribusi volume cairan, dan

    (3) Memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.

    Pengobatan penyebab yang mendasar

    Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan

    perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau mungkin

    diperlukan pembedahan untuk menghentikan perdarahan internal.

    Penggantian Cairan dan Darah

    Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang untuk membuat

    akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan pemberian secara

    simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan.Contohnya : Ringer Laktat

    dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).

    Redistribusi cairan

    Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai

    pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak

    dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya

    gravitasi

    Terapi Medikasi

    Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang

    mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien dengan

    20

    http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    21/27

    dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk diabetes

    insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic untuk muntah-muntah.

    Military anti syoc trousersn(MAST)

    Adalah pkain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan

    hipovolemia dengan memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan abdomen. Alat ini

    menciptakan tahanan perifer artificial dan membantu menahan perfusi coroner.

    Penatalaksanaan Syok Anafilaktik

    Penatalaksanaan syok anafilaktik memerlukan tindakan cepat sebab penderita berada

    pada keadaan gawat. Sebenarnya, pengobatan syok anafilaktik tidaklah sulit, asal tersedia

    obat-obat emergensi dan alat bantu resusitasi gawat darurat serta dilakukan secepat

    mungkin. Hal ini diperlukan karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak

    terjadi kematian atau cacat organ tubuh menetap.

    Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau zat kimia, baik

    peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan, adalah:

    1. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari

    kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah

    jantung dan menaikkan tekanan darah.

    2. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:A. Airway (membuka jalan napas). Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada

    sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi kepala dan leher

    diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan

    melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan, dan buka mulut.

    B. Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada tanda-

    tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pada syok

    anafilaktik yang disertai udem laring, dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi

    jalan napas total atau parsial. Penderita yang mengalami sumbatan jalan napas

    parsial, selain ditolong dengan obat-obatan, juga harus diberikan bantuan napas

    dan oksigen. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong

    dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi.

    21

    http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-gawat-darurat-intra-hospital/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-gawat-darurat-intra-hospital/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    22/27

    C. Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau

    a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.

    Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan hidup dasar yang

    penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru.

    1. Segera berikan adrenalin 0.30.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita dewasa atau

    0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang

    tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa penulis menganjurkan pemberian

    infus kontinyu adrenalin 24 ug/menit.

    2. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi

    respons, dapat ditambahkan aminofilin 56 mg/kgBB intravena dosis awal yang

    diteruskan 0.40.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.

    3. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau deksametason 5

    10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok

    anafilaktik atau syok yang membandel.

    4. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk koreksi

    hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama

    dalam mengatasi syok anafilaktik. Pemberian cairan akan meningkatkan tekanan

    darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat. Pemilihan jenis cairan antara

    larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perdebatan didasarkan atas keuntungan

    dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permeabilitas atau kebocoran kapiler.

    Pada dasarnya, bila memberikan larutan kristaloid, maka diperlukan jumlah 34 kali

    dari perkiraan kekurangan volume plasma. Biasanya, pada syok anafilaktik berat

    diperkirakan terdapat kehilangan cairan 2040% dari volume plasma. Sedangkan bila

    diberikan larutan koloid, dapat diberikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan

    kehilangan volume plasma. Tetapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma

    protein atau dextran juga bisa melepaskan histamin.

    5. Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik dikirim

    ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan,

    maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin

    sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh

    22

    http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    23/27

    dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih

    tinggi dari jantung.

    6. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus

    diawasi/diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam. Sedangkan penderita yang telah

    mendapat terapi adrenalin lebih dari 23 kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit

    semalam untuk observasi.

    Penatalaksanaan SyokSeptic

    1. Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan

    dengan tekhnik aseptik.

    2. Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif

    dilakukan selama 4 hari dari awitan syok.

    3. Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk

    antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler

    Penatalaksanaan Syok Neurogenik

    Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian vasoaktif seperti

    fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan penyempitan sfingter

    prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempattersebut.

    1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi Trendelenburg).

    2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan

    menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang berat,

    penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini

    untuk menghindari pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi

    yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat menolong menstabilkan hemodinamik

    dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi.

    3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi cairan.

    Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus

    secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang cermat terhadap tekanan

    darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi.

    23

    http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    24/27

    4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat vasoaktif

    (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan seperti ruptur lien) :

    Dopamin

    Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa

    dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi.

    Norepinefrin

    Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Monitor

    terjadinya hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika norepinefrin gagal

    dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat. Pada pemberian subkutan,

    diserap tidak sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan

    obat yang terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari

    pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan

    darah sudah normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil, karena

    dapat menimbulkan kontraksi otot-otot uterus.

    Epinefrin

    Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan sempurna dan dimetabolisme

    cepat dalam badan. Efek vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya

    terhadap jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu bahwa

    pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat obat yang dapatmenyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh diberikan pada pasien syok

    neurogenik

    Dobutamin

    Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya cardiac

    output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer.

    Pasien-pasien yang diketahui/diduga mengalami syok neurogenik harus diterapi

    sebagai hipovolemia. Pemasangan kateter untuk mengukur tekanan vena sentral

    akan sangat membantu pada kasus-kasus syok yang meragukan

    24

    http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/menyiapkan-obat/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/menyiapkan-obat/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    25/27

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi

    jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa

    metabolisme ( Theodore, 93 ), atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna. Perfusi

    organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang ditentukan oleh volume darah, curah

    jantung dan ukuran vaskuler.

    Tanda dan gejala syock terlihat berbeda beda tergantung pada tahapan syock yang

    dialami. Namun secara umum Diagnosa klinis syock dinyatakan bila : sistolik kurang dari 80

    mmhg, oliguria, asidosis metabolic, dan perfusi jaringan jelek. Sedang ditingkat sel,

    fenomena akibat suplai oksigen yang tidak adekuat yaitu terjadinya : metabolisme anaerob,

    akumulasi asam laktat mikokondria bengkak, sel tidak mampu menggunakan substrat untuk

    membuat ATP, mikrosom bengkak dan membran ruptur sehingga terjadi digesti intraseluler

    Jenis syok dapat dikenal melalui penyebabnya yaitu syok hipovolemik, septic,

    kardiogenik, neurogenik, dan anafilaktik

    3.2 SARAN

    Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami selaku penulis berpesan kepada semua

    khusunya bagi tenaga kesehatan agar di dalam setiap tindakan keperawatan selalu

    mendahulukan kebutuhan klien sebagaimana mestinya. Bagi seorang mahasiswa perawat

    hendaknya dapat mempelajari lebih dalam tentag syok secara teoritis.Agar terwujud suatu

    lembaga kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai maka penulis

    menyarankan kepada lembaga kesehatan hendaknya lebih mengutamakan fasilitas kebutuhan

    oksigenasi sebagai kebutuhan utama manusia.

    25

  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    26/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2006, Syok Anafilaksis, Online (terdapat pada) :

    http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/11/05/syok-anafilaksis/

    Anonim, 2007, Syok Kardiogenik, Online (terdapat

    pada):http://medlinux.blogspot.com/2007/09/syok-kardiogenik.html

    Ashadi, T., 2001, Terapi Cairan Intravena (Kristaloid) Pada Syok Hipovolemik, Online (terdapat

    pada) : http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/sek-1.htm

    Elliott, doug dkk. 2007. Critical Care Nursing. Australia:.Elsevier.

    Jevon Philip , Ewen Beverley.2008.Pemamntauan Pasien Kritis Edisi kedua. Jakarta:Erlangga.

    Jong, W. D., 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

    Komite Medik RSUP Dr. Sardjito., 2000., Standar Pelayanan Medis., Ed Ketiga., Medika.,

    Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada., Yogyakarta

    Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ke-3 Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta

    OGrady, Eileen. 2007.A Nursess Guide to Caring for Cardiac Intervention Patients.England.

    http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok/. Diakses tanggal 14 September 2011

    Tambunan, K., 1990., Buku Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat., Fakulatas Kedokteran

    Universitas Indonesia., Jakarta

    TIM PPGD. 2010.Penanggulangan Penderita Gawar Darurat Basic Trauma & Cardiac Life

    Support. Bukittinggi.

    26

    http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/11/05/syok-anafilaksis/http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/sek-1.htmhttp://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok/http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/11/05/syok-anafilaksis/http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/sek-1.htmhttp://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok/
  • 7/27/2019 02-Konsep-Syok

    27/27

    Patrick, gaskins. 2010.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan syok hipovolemik.

    http://jrpatrickgaskins.blogspot.com (diakses tgl: 14 September 2011)

    Wijaya, Ika Prasetya. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 5. Jakarta : Internet

    Publishing

    http://jrpatrickgaskins.blogspot.com/http://jrpatrickgaskins.blogspot.com/