1 I. PENDAHULUAN Permintaan anggrek cenderung terus meningkat. Anggrek sangat populer dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta untuk ungkapan duka cita. Hongkong, Singapura dan Amerika Serikat merupakan contoh beberapa negara yang cukup gencar meminta anggrek yang berasal dari Indonesia karena memiliki keragaman serta ciri khas tersendiri sebagai bunga tropis. Hal ini menyebabkan minat masyarakat untuk memelihara tanaman anggrek dengan tujuan komersial menjadi tinggi, mengingat kondisi pasar di dalam dan luar negeri yang sangat cerah. Anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara di samping dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani dan pendapatan asli daerah. Perkembangan teknologi memungkinkan untuk menghasilkan anggrek berwarna-warni, bentuk yang menarik, tahan lama dengan harga yang relatif terjangkau. Adanya segmen pasar untuk masyarakat golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan fanatik terhadap jenis bunga tertentu yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri menyebabkan semakin meningkatnya impor anggrek. Di lain pihak, lembaga penelitian dan nursery dalam negeri telah mampu mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing kuat dengan produk impor, selain teknologi budidaya yang semakin dikuasai, menjadikan harga jual anggrek mampu bersaing dengan produk impor. Dengan kondisi tanah, agroklimat dan sumberdaya manusia serta dukungan teknologi inovatif dan investasi yang memadai di Indonesia, akan sangat mendukung pengembangan usaha anggrek. Berkembangnya usaha anggrek dalam negeri akan mampu meningkatkan pendapatan petani, memenuhi tuntutan keindahan lingkungan, menunjang pembangunan industri pariwisata, membuat kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran bertambah asri. Pembangunan industri anggrek diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, menambah devisa, dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
14
Embed
02 BAB1 4 - · PDF fileharga media per botol Rp. 5000,- dan harga jual benih anggrek Dendrobium Rp. 25.000,- per botol dan harga benih anggrek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I. PENDAHULUAN
Permintaan anggrek cenderung terus meningkat. Anggrek sangat populer dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta untuk ungkapan duka cita. Hongkong, Singapura dan Amerika Serikat merupakan contoh beberapa negara yang cukup gencar meminta anggrek yang berasal dari Indonesia karena memiliki keragaman serta ciri khas tersendiri sebagai bunga tropis. Hal ini menyebabkan minat masyarakat untuk memelihara tanaman anggrek dengan tujuan komersial menjadi tinggi, mengingat kondisi pasar di dalam dan luar negeri yang sangat cerah. Anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara di samping dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani dan pendapatan asli daerah.
Perkembangan teknologi memungkinkan untuk menghasilkan anggrek berwarna-warni, bentuk yang menarik, tahan lama dengan harga yang relatif terjangkau. Adanya segmen pasar untuk masyarakat golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan fanatik terhadap jenis bunga tertentu yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri menyebabkan semakin meningkatnya impor anggrek. Di lain pihak, lembaga penelitian dan nursery dalam negeri telah mampu mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing kuat dengan produk impor, selain teknologi budidaya yang semakin dikuasai, menjadikan harga jual anggrek mampu bersaing dengan produk impor. Dengan kondisi tanah, agroklimat dan sumberdaya manusia serta dukungan teknologi inovatif dan investasi yang memadai di Indonesia, akan sangat mendukung pengembangan usaha anggrek.
Berkembangnya usaha anggrek dalam negeri akan mampu meningkatkan pendapatan petani, memenuhi tuntutan keindahan lingkungan, menunjang pembangunan industri pariwisata, membuat kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran bertambah asri. Pembangunan industri anggrek diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, menambah devisa, dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
II. KONDISI AGRIBISNIS ANGGREK
SAAT INI
A. Usaha Pertanian Primer
1. Luas panen, produksi dan produktivitas
Perkembangan komoditas anggrek dapat dilihat dari luas areal panen di beberapa propinsi di Indonesia. Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001, luas areal panen tanaman anggrek mengalami penurunan, namun mulai tahun 2002 sampai dengan 2003 kembali meningkat, diperkirakan tahun 2005 luas areal panen menjadi
21.903.080 m . Daerah sentra anggrek di Indonesia adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali (Tabel 1). Peta sentra anggrek disajikan dalam Lampiran 1 dan lampiran 2.
3
2Tabel 1. Luas panen (m )tanaman anggrek menurut propinsi
Sumber : Profil tanaman hias, Direktorat Tanaman Hias, 2004Keterangan : * proyeksi
Menurunnya luas areal panen, berpengaruh pada turunnya produksi anggrek secara nasional. Namun demikian, produktivitas tanaman anggrek untuk menghasilkan bunga mengalami peningkatan, pada tahun 1989 2,39 tangkai/per tanaman dan tahun 2000 meningkat menjadi 3,43 tangkai per tanaman (Tabel 2).
Dibandingkan dengan produktivitas anggrek dari negara tetangga Thailand, rata-rata 10 - 12 tangkai/per tanaman, produk-tivitas anggrek secara nasional rata-rata hanya dapat mencapai 3 - 4 tangkai per tanaman.
2. Biaya dan penerimaan usahatani
Anggrek dapat dipasarkan dalam bentuk compot, tanaman individu/tanaman remaja, tanaman dewasa dan bunga potong. Untuk menghasilkan produk-produk ini diperlukan biaya yang berbeda. Dari
2analisa usahatani yang dilakukan untuk luasan 1000 m , besar biaya yang dibutuhkan untuk usaha compot setelah ditambahkan dengan bunga modal adalah sebesar Rp. 137.909.830,-, untuk usaha tanaman individu/tanaman remaja sebesar Rp 84.537.070,-, untuk usaha tanaman dewasa sebesar Rp 163.101.242,- dan untuk industri bunga potong sebesar Rp 162.773.778,-. Pada jenis usaha primer, bila dilihat dari sisi penerimaan, didapatkan produk anggrek dalam bentuk tanaman dewasa ádalah yang terbesar yaitu sekitar Rp 216.090.000,-, kemudian diikuti oleh compot (Rp 194.407.500,-), bunga potong (Rp 180.075.000) dan tanaman individu/tanaman remaja (Rp 129.654.000,-). Namun bila dilihat dari R/C ratio yang didapatkan, pengusahaan tanaman anggrek dalam bentuk tanaman individu dan remaja lebih menguntungkan dibandingkan produk lainnya, yang ditunjukkan oleh R/C ratio sebesar 1,53 (Tabel 3). R/C ratio sebesar 1,53 artinya setiap Rp 1,- yang dikeluarkan untuk pengusahaan anggrek dalam bentuk tanaman individu/remaja diperoleh keuntungan sebesar Rp 1,53,-. Analisis usaha tani lengkap anggrek Dendrobium disajikan di Lampiran 3 dan 4.
Tahun No Propinsi
1999 2000 2001 2002 2003 2004* 2005*
1 Sumatra Utara 105,796 73.023 110.134
2 Riau 598 1.099 1.174
3 Jambi 7.988 5.032 4.576
4 DKI Jakarta 77.765 150.795 355.094
5 Jawa Barat 346.597 261.284 109.144
6 Jawa Tengah 82.148 104.603 86.070
7 DI Yogyakarta 68.847 42.265 28.236
8 Jawa Timur 31.176 25.035 6.053
9 Banten 53.022 339.190 866.694
10 Bali 38.681 106.322 256.013
11 Kalimantan Barat 15.010 20.056 59.588
12 Kalimantan Timur 4.279 5.511 14.408
13 Sulawesi Utara 4.638 2.981 2.335
14 Sulawesi Selatan 4.964 4.000 860
15 Gorontalo 1.065 1.065 2.701
Indonesia
406.832
1.760
7.132
172.128
628.945
145.035
69.085
128.178
0
124.507
7.041
5.155
4.369
20.530
0
1.720.697
60.610
733
5.139
126.097
475.967
89.931
73.075
41.935
0
40.988
8.499
12.943
3.505
11.317
0
950.739 842.574 1.142.261
83.976
1.121
4.881
295.558
195.963
98.327
37.193
15.522
464.690
142.471
28.881
7.605
2.743
2.400
1.448
1.382.780
96.170
1.147
4.726
323.961
146.247
91.995
32.406
9.693
634.621
190.983
41.484
10.468
2.531
1.437
1.978
1.589.848 1.903.080
2
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Tabel 2. Produktifitas tanaman anggrek di Indonesia, 1989-2005
Sumber : Direktorat Tanaman Hias, 2004 (diolah)Keterangan : * : proyeksi
Tabel 3. Analisis usahatani anggrek dendrobium berdasarkan jenis usaha, 2005 (Rp000).
Jenis usaha
Hulu PrimerUraian
Benih Compot Individu/
tan remaja
Tan dewasa
Bunga potong
Biaya tetap 14.634,17
Biaya tidak tetap 135.000,00
Total biaya 149.634,17
Total biaya + bunga 163.101,24
Penerimaan 216.090,00
Keuntungan 52.988,76
R/C ratio
1.260.000
200.000
1.460.000
1.722.800
2.250.000
527.200
1,31
22.622,78
103.900,00
126.522,78
137.909,83
194.407,50
56.497,67
1,41
16.806,94
60.750,00
77.556,94
84.537,07
129.654,00
45.116,93
1,53 1,32
9.083,75
140.250,00
149.333,75
162.773,78
180.075,00
17.301,22
1,11
3. Kalender pertanaman
Pertanaman anggrek dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Protocorm like bodies sampai menjadi plantlet siap keluar dari botol. Untuk mendapatkan ini waktu yang dibutuhkan ± 1 tahun.
b. Compot (Community pot). Untuk mendapatkan plantlet menjadi seedling dalam bentuk compot diperlukan waktu ± 6 bulan
c. Tanaman individu. Untuk mendapatkan compot menjadi seedling dalam bentuk individu dibutuhkan waktu ± 6 bulan
d. Tanaman remaja. Untuk mendapatkan seedling dalam bentuk individu menjadi tanaman remaja dibutuhkan waktu ± 6 bulan
e. Tanaman dewasa. Untuk mendapatkan tanaman remaja menjadi dewasa dan Sian berbunga ± 6 bulan.
Gambar 1. Kalender pertanaman anggrek
B. Usaha Agribisnis Hulu
Pengusaha yang menggunakan benih berkualitas sebagai bahan baku produksi masih terbatas. Kebanyakan petani/pengusaha kecil membeli benih hanya sekali, dan kemudian menggunakan benih tersebut secara terus-menerus tanpa ada upaya memperbaharui. Penggunaan benih tanpa upaya memperbaharui akan menyebabkan penurunan kualitas genetik yang drastis (untuk jenis tertentu), bahkan menurunkan ketahanannya terhadap hama dan penyakit.
Pengusaha bibit anggrek botolan di Indonesia masih terbatas dan masih banyak dilakukan impor benih botolan, compot atau seedling.
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV
stadia tanaman 6 bulan
ke1 6 bulan
ke2 6 bulan
ke1 6 bulan
ke2 6 bulan
ke1 6 bulan
ke2 6 bulan
ke1 6 bulan
ke2
eksplan-plb
proliferasi plb
plb-plantlet
compot (aklimatisasi)
tanam individu
Remaja
dewasa/berbunga dst
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
76
Pengusaha benih botolan mampu menghasilkan benih botolan 4000 - 6000 botol dalam satu tahun yang dihasilkan dari 2 (dua) tanaman induk. Media yang populer digunakan pengusaha benih adalah media Vacin and Went dan 1 enkast mampu menghasilkan 100 - 150 botol dalam sehari dengan faktor kontaminasi 5 - 10 persen. Diperkirakan harga media per botol Rp. 5000,- dan harga jual benih anggrek Dendrobium Rp. 25.000,- per botol dan harga benih anggrek Phalaenopsis berkisar antara Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 100.000,- . Pengusaha benih anggrek botolan di Jawa Timur antara lain adalah Handoyo Harjo, Royal Orchids, Simanis Orchids, Edward Frans, Sien Orchids, Suryanto Orchids, Lawang Orchids, dan Indah Orchids. Pengusaha benih botolan di Jawa Barat adalah PT Melrimba, PT Dafa Teknolog Mandiri, Rizal, Ayub dan lain-lain.
Persyaratan yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan usaha perbenihan adalah (1) lokasi : jarak tempat produksi dengan pasar, (2) jenis produk : untuk mass production atau niche products, (3) efisiensi produksi : daya saing ditentukan oleh efisiensi produksi, (4) nilai produk : nilai ekonomis dari produk.
Permasalahan utama perbenihan tanaman anggrek adalah hama dan penyakit. Petani/ pengusaha anggrek belum menyadari sepenuhnya bahwa tanaman anggrek yang ditanam di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta telah banyak terserang penyakit virus (Muharam dan Dyah Widiastoety, 1999), oleh karena itu, permasalahan tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dalam permasalahan ini terutama untuk mendukung pengembangan perbenihan nasional.
Usaha perbenihan anggrek memerlukan biaya yang sangat besar. 2,Dari analisa usahatani yang dilakukan untuk luasan 200 m besar biaya
per 2 tahun yang dibutuhkan untuk usaha perbenihan setelah ditambahkan dengan bunga modal adalah sebesar Rp. 1.722.800.000,-dengan penerimaan sebesar Rp. 2.250.000.000 dan R/C rasio 1,31 (Tabel 3)
dan bentuk bunga tersebut. Menurut Widjaya (1994) selera masyarakat terhadap bunga dipengaruhi dan ditentukan oleh produsen dan trend luar negeri. Pada tahun 1983 selera konsumen terhadap anggrek Vanda lebih tinggi (48,92 %) daripada terhadap Aranthera, James Storie dan Dendrobium. Sedangkan pada tahun 1986 selera konsumen mulai beralih, kesukaan terhadap Vanda sama dengan kesukaan terhadap Dendrobium (Soerojo, 1991). Pada saat ini anggrek yang dominan disukai masyarakat adalah jenis Dendrobium (34 %), diikuti oleh Oncidium Golden Shower (26 %), Cattleya (20 %) dan Vanda (17 %) serta anggrek lainnya (3%). Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian karena relatif lebih tahan lama, warna bunga lebih bervariasi, tersedia cukup banyak, batangnya lentur sehingga mudah dirangkai dan harganya relatif murah. Cattleya bunganya berukuran besar dan indah namun kurang tahan dan harganya relatif lebih mahal. Bunga ini hanya digunakan sebagai pemanis dalam rangkaian bunga anggrek. Sedangkan Vanda jarang digunakan dalam rangkaian karena tangkainya agak kaku. Bunga Vanda banyak digunakan sebagai pemanis gelas minum (restoran) dan untuk ungkapan dukacita dan lain-lain. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar maka para penangkar banyak mengusahakan jenis anggrek Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, Cimbidium, Vanda, Oncidium, Paphiopedilum dan lain-lain.
Pemilihan warna bunga anggrek yang dikonsumsi banyak dipengaruhi oleh maksud penggunaannya. Pada hari Natal warna bunga yang disukai didominasi oleh warna putih; pada hari Imlek disukai warna merah, pink dan ungu; untuk keperluan ulang tahun banyak digunakan warna lembut, seperti putih, pink, ungu, sedangkan untuk menyatakan belasungkawa umumnya digunakan warna kuning dan ungu (Nurmalinda dkk. 1996).
Pasar anggrek saat ini terdiri atas pasar dalam negeri dan pasar luar negeri. Konsumen pasar dalam negeri terdiri atas: penggemar dan pecinta anggrek, pedagang keliling tanaman anggrek, pedagang tanaman anggrek pada kios di tempat-tempat tertentu dalam kota, perhotelan, perkantoran, gedung-gedung pertemuan, pengusaha pertamanan, toko bunga, florist, pesta-pesta dan perkawinan. Jenis-jenis anggrek yang banyak diminta pasar adalah Vanda Douglas,
C. Pasar dan Harga
Selera konsumen terhadap mutu bunga potong anggrek sangat spesifik dan berkembang sangat dinamis ke arah yang lebih serasi dan sempurna dari segi keindahan, warna, ukuran, susunan, daya tahan
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
98
Dendrobium dan Golden Shower (Tabel 4). Untuk memenuhi permintaan konsumen anggrek dalam negeri, selain dipenuhi oleh produksi dalam negeri juga dari produk impor untuk jenis-jenis tertentu, seperti Phalaenopsis, dan Dendrobium.
Tabel 4. Jenis dan jumlah (tangkai) anggrek yang banyak dijual di Jakarta
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta tahun 2001
Tahun (tangkai)Anggrek
1996 1997 1998 1999 2000
1. Vanda Douglas 9.335.150 7.501.500 6.094.875 5.110.625 6.510.025
Total 13.131.095 10.769.348 9.715.845 7.556.647 9.567.021
Harga rata-rata bunga potong anggrek Dendrobium, Golden Shower, anggrek bulan dan Magie Oei dari tahun 2002 ke tahun 2003 cenderung turun. Namun untuk jenis anggrek lainnya menunjukkan kecenderungan naik (Tabel 5).
2002 2003Jenis Anggrek
HRR HTT HRR HTT
Dendrobium Sp*
A. Ukuran S 149.718 150.000 139.616 152.143
B. Ukuran M 17.444 175.000 165.946 177.143
C. Ukuran L 200.687 211.845 188.577 202.857
Vanda Douglas** 35.109 55.536 44.854 62.857
Golden Shower*** 77.142 87.750 72.819 87.143
James Storie* 80.354 143.750 114.320 152.500
Magie Oie* 16.413 19.205 11.496 18.929
Cattleya**** 6.833 9.018 7.474 9.283
Anggrek Bulan**** 2..855 3.500 2.583 3.167
Tabel 5. Perkembangan harga rata-rata bunga potong anggrek
Keterangan : HRR : Harga Rata-rata *: per 50 tangkaiHTT : Harga Tertinggi **: per 75 tangkai***: per 100 tangkai****: per kuntum
D. Ekspor dan Impor
1. Ekspor
Perkembangan industri anggrek di Indonesia pada periode 1997 - 1999 ketika era krisis ekonomi berlangsung di Indonesia industri anggrek menurun drastis. Dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional sekitar tahun 2000, industri anggrek mulai menunjukkan peningkatan aktivitas. Bila dilihat dari perkembangan ekspor, anggrek yang diekspor Indonesia terdiri atas tiga macam bentuk yaitu benih, tanaman dan bunga potong. Pada tahun 2000 ekspor anggrek Indonesia mencapai 1,473,722 kg atau senilai 2,340,506 dollar, tahun 2002 meningkat menjadi 2,720,691 kg atau senilai 3,941,929 dollar (Tabel 6).
Ekspor benih dan tanaman anggrek dilakukan melalui beberapa bandar udara dan pelabuhan laut. Nilai ekspor tertinggi dari Bandar Udara Sukarno Hatta, mencapai US $ 167.565, sedangkan nilai ekspor tanaman mencapai US $ 1.640.688 Ekspor benih dan tanaman anggrek melalui beberapa bandar udara dan pelabuhan laut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Perkembangan volume dan nilai ekpor/impor anggrek 2000-2003
Tahun Ekspor Impor
Volume (kg) Nilai (US $) Volume (kg) Nilai (US $)
2000 1.473.722 2.340.506 91.685 604.555
2001 1.211.510 2.439.598 523.981 1.716.958
2002 2.720.691 3.941.929 169.179 375.050
2003 638.339 1.756.158 72.757 217.613
2004* 702.173 1.808.843 157.155 263.312
2005* 772.390 2.351.496 339.455 318.607
Growth (%) 10 3 116 21
Sumber: BPS, 2004 (diolah)Keterangan: * proyeksi
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
1110
Tabel 7. Ekspor anggrek melalui bandara dan pelabuhan laut (1999)
Total 219.876 216.610 613.986 2.389.114 32.916 36.0361
Sumber : WTO, 2002
Perkembangan negara tujuan ekspor tanaman anggrek Indonesia cukup luas, mulai dari 5 negara pada tahun 1997, yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, Hongkong dan Belanda sampai berkembang menjadi 30 negara. Pada tahun 1998 ekspor tanaman anggrek ke negara Jepang tidak ada, sedangkan pada tahun 1999 ekspor tanaman anggrek negara Belanda, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, Italia, RRC, Jerman, Hongkong, Australia, UK, Swiss, Brunei, Belgia, Perancis, Mali, Nicaragua, Denmark dan Armenia. Pada tahun 2000 negara tujuan ekspor hanya ke 17 negara, akan tetapi terdapat lima negara tujuan ekspor baru, yaitu Pakistan, Malaysia, Nigeria, Mexico dan, Saudi Arabia. Pada tahun 2001 berkembang ke 22 negara tujuan ekspor tanaman anggrek. Negara tujuan tambahan adalah negara Austria, Costarica, dan Spanyol. Secara keseluruhan sampai tahun 2001 terdapat 30 negara tujuan ekspor tanaman anggrek Indonesia. Negara tujuan ekspor tanaman dan benih anggrek tahun 1997-2001 disajikan pada Tabel 8.
Pengembangan usaha anggrek di Indonesia belum semaju negara lain. Negara-negara lain telah mampu mengejar ketertinggalannya dalam menekuni usaha anggrek. Beberapa negara seperti RRC, India, Costarica, Brunei, Malaysia, Vietnam, Thailand, Taiwan, Singapura, Hongkong, Korea Selatan telah menunjukkan potensi yang memadai untuk mengembangkan anggrek. Ta
bel 8.
N
egara
tuju
an e
kspor
tanam
an d
an b
enih
anggre
k t
ahun 1
997-2
001 (
US $
-cif)
Sum
ber
: W
TO
, 2002
Eksp
or
Tanam
an
Ekspor
Benih
Negara
Tuju
an
Eksp
or
1997
1998
1999
2000
2001
1997
1998
1.
Bela
nda
- -
1.5
65.0
08
472.1
29
-
-
2.
Sin
gapura
5.7
23
5.1
40
84.3
44
52.2
11
- -
3.
Hongkong
- -
4.8
05
51.2
42
- -
-
4.
Am
erika
- -
17.2
35
24.4
12
- -
5.
Italia
-
- 4.9
00
16.3
17
- -
- -
- 6.
Kors
el
- -
49.3
48
14.2
00
- -
7.
Jerm
an
- -
10.4
85
10.3
63
- -
-
8.
Inggris
- -
1.7
10
4.7
52
-
-
9.
Kanada
- -
464
4.6
00
10.
Taiw
an
5.2
35
- 44.2
15
2.9
75
11.
Mexico
- -
- 780
12.
Jepang
24.4
82
- 13.5
30
708
2.8
74
-
13.
Arm
enia
-
- 1.2
70
494
14.
Chin
a
- -
63.0
00
250
15.
Aust
ralia
-
- 18.9
40
-
16.
Bru
nei
- -
490.9
62
-
17.
Denm
ark
-
- 80
-
18.
Pera
ncis
- -
1.6
79
-
- -
-
19.
Mali
- -
542
-
20.
Nik
ara
gua
-
- 7.8
58
- -
21.
Pakista
n
- -
- -
- -
- -
22.
Kanada
-
- -
- -
- -
23.
Nig
eria
- -
- -
- -
- -
24.
Mala
ysia
-
- -
- -
- -
-
25.
Belg
ia
- -
- -
- -
-
-
26.
Sw
iss
--
--
--
--
Tota
l35.4
40
5.1
40
2.3
80.3
75
655.4
33
54.7
09
2.8
74
-
1999
9.4
75
58.3
15
7.3
66
81.0
49
15.9
77
50
80
16.1
28
22.3
26
90
5.6
00
74
80
216.6
10
2000
106.9
70
50.1
98
140.2
46
5.0
00
24.7
77
1.2
00
18.9
00
11.4
98
3.9
72
170
362.9
31
2001
84.7
22
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
12
Negara tujuan ekspor bunga potong anggrek pada tahun 2001 adalah 19 negara dengan 6 negara yang memiliki nilai ekspor terbesar, yaitu negara Jepang (US $ 377 ribu), Singapura (US $ 292 ribu), Amerika Serikat (US $213 ribu), Korea Selatan (US $ 19 ribu) dan Belanda US $ 46 ribu). Negara tujuan ekspor bunga potong Indonesia telah mencapai 30 negara, dimulai ke lima negara pada tahun 1997, yaitu Jepang, Singapura, Hongkong, Belanda dan Taiwan. Tahun 1998 ekspor bunga anggrek hanya dilakukan ke negara Singapura, Belanda dan Brunei. Pada tahun 1999 mulai berkembangnya penjualan ekspor bunga potong anggrek hingga mencapai 19 negara tujuan, tambahan negara tujuan ekspor tahun 1999 adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, Australia, RRC, Saudi Arabia, Srilangka, Kuwait, Bahrain, Fiji dan Italia. Tahun 2000 bertambah lagi negara tujuan ekspor Indonesia, yaitu Kamboja, Senegal, Kanada, Swiss dan Norwegia. Berbagai negara tujuan ekspor bunga potong anggrek disajikan pada Tabel 9.
Negara-negara pengekspor bunga potong anggrek yang menjadi pesaing Indonesia adalah Thailand, Taiwan, Belanda, Colombia, Afrika Selatan, Cina, Singapura, Malaysia, Vietnam, India, Mali, Australia, New Zealand, Albania dan Rusia. Salah satu tujuan ekspor anggrek dari Thailand adalah ke Negara-negara Eropa, seperti ke Italy (51% kebutuhan dalam negeri), ke Belanda (47% kebutuhan dalam negeri), ke Inggris (18% kebutuhan dalam negeri) dan ke Jerman (12% kebutuhan dalam negeri). Sedangkan Belanda yang merupakan Negara eksportir utama di Eropa mengisi sebagian besar pasar anggrek di negara Jerman (87% kebutuhan dalam negeri), Inggris (72% kebutuhan dalam negeri), Italy (45% kebutuhan dalam negeri) dan Belgia (3% kebutuhan dalam negeri).
Di Belanda rata-rata harga anggrek Phalaenopsis dalam pot yang berdiameter 13 cm dengan memiliki 2 (dua) cabang bunga per tanaman dapat mencapai EUR 4.54. Harga produksi rata-rata untuk tanaman tersebut mencapai EUR 2.70. Harga benih secara resmi tidak tercatat, sehingga sulit memperoleh informasi yang dapat dipercaya. Sedangkan harga anggrek di negara tetangga (Malaysia) dalam bentuk botolan berkisar antara 60 - 150 RM, anggrek meriklon 300 RM, tanaman anggrek berbunga berkisar antara 45 - 60 RM. Anggrek yang
memiliki keunggulan khusus dapat mencapai harga sampai 10.000 RM seperti Phalaenopsis ungu hitam. Harga bunga potong anggrek dapat mencapai 2 RM per tangkai, bila dijual dalam kotak khusus sebagai gift yang berisi 8 tangkai harganya dapat mencapai 27 RM per kotak.
2. Impor
Impor komoditas pertanian sejak 5 tahun terakhir meningkat terus, impor komoditas pertanian bernilai sekitar 3.638 juta dolar AS, yang terdiri atas 68,1 persennya komoditas pangan dan hortikultura, 23,7 persen hasil perkebunan, 4 persen hasil peternakan dan 0,1 persen komoditas perikanan. Dari total impor komoditas tanaman pangan dan hortikultura tersebut, sekitar 40 persen (senilai 1.042,2 juta dolar AS) dibayarkan kepada negara-negara di kelompok NAFTA (North America Free Trade Area), 11 persen (senilai 2.478,6 juta dolar AS) kepada negara-negara di kelompok Asean, 1 persen (10,9 juta dolar) kepada negara-negara MEE dan selebihnya dibayarkan ke berbagai negara lain. Di negara Asean impor dari Thailand menduduki tempat terbesar senilai 251,8 juta dolar, hampir mencapai 15 persen dari total nilai impor komoditas pertanian nasional.
Impor bunga potong juga meningkat pada periode tahun tersebut. Pada tahun 2001 terjadi lonjakan impor bunga potong anggrek dengan volume 523,981 kg senilai 1,716,958 US dollar (Tabel 6). Hal ini disebabkan karena adanya event Internasional yaitu East Java Orchid Show, di Purwodadi, Pasuruan, sehingga banyak didatangkan anggrek-anggrek dari luar negeri ke Indonesia. Persaingan ketat menyebabkan harga bunga potong anggrek yang dihasilkan petani menjadi sangat rendah yang menyebabkan usahatani anggrek menjadi semakin terpuruk. Negara-negara pengekspor bunga potong anggrek yang menjadi pesaing Indonesia adalah Taiwan, Cina, Singapura, Malaysia, Vietnam, India, Mali, Australia, New Zealand, Belanda, Albania dan Rusia.
13
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
14
Tabel 9. Negara tujuan ekspor bunga potong anggrek 1997 - 2001 (US $ - cif)
Total 269.138 37.696 2.447.710 1.683.324 1.201.882
Sumber : WTO, 2002
Impor benih dan tanaman anggrek yang dilakukan Indonesia pada tahun 2001 (US $ 423.351) lebih kecil dibandingkan impor pada tahun 1997 (US $ 525.709), akan tetapi lebih tinggi dari tahun berikutnya. Negara asal impor benih dan tanaman anggrek yang terbesar adalah Taiwan. Trend impor dari Taiwan menunjukkan persentase lebih dari empat belas persen (14,42%), dalam kurun waktu lima tahun (1997-2001), berjumlah US $ 415.143, yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar US $ 204.463. Negara asal impor kedua adalah Thailand dengan nilai US $ 332.875 dalam kurun waktu lima tahun. Trend impor dari Thailand menunjukkan persentase hampir 30 persen (29,16%). Sedangkan impor dari negeri Belanda menunjukkan penurunan sejak tahun 1997, trend impor dari Belanda menunjukkan angka minus hampir 33% sejak tahun 1997 sampai tahun 2001 (-32,6%). Impor yang terkecil dilakukan dari negara Swedia (US $ 120) pada tahun 1997 (Tabel 10).
15
Tabel 10. Negara asal impor benih dan tanaman anggrek tahun 1997-2001 (US $ - cif)
Tahun TotalNegara Asal Impor 1997 1998 1999 2000 2001
Tanaman anggrek akan tumbuh baik bila kebutuhan airnya tercukupi. Frekuensi dan jumlah air yang diberikan pada tanaman anggrek tergantung pada jenis, ukuran tanaman dan keadaan lingkungan pertanaman. Sistem penyiraman pada anggrek yang masih kecil (compot dan tanaman individu yang masih kecil) dilakukan dengan pengkabutan (mist) menggunakan sprayer, sedangkan untuk tanaman remaja dilakukan dengan penyiraman menggunakan selang. Selain itu,
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
1716
untuk mengatasi kelembaban yang sangat rendah pada siang hari diatasi dengan system pengkabutan (mist) disekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer. Sistem irigasi terutama untuk pengkabutan dibuat sendiri oleh petani di lokasi pertanaman anggrek.
Di bidang transportasi, untuk menunjang kelancaran pangangkutan komoditas anggrek dari produsen ke pasar konsumen tidak menjadi masalah, untuk jarak dekat, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sepeda motor, sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh menggunakan kereta api, kapal laut atau pesawat terbang. Prasarana jalan juga tidak menjadi hambatan dalam pengangkutan bunga anggrek ke tempat-tempat pemasaran. Namun demikian dalam rangka pengembangan kawasan agribisnis anggrek, diperlukan pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana transportasi yang lebih baik. Untuk ekspor impor komoditas tanaman hias khususnya bunga potong anggrek memerlukan fasilitas ruang pendingin, namun demikian fasilitas tersebut masih terbatas.
Di bidang komunikasi, untuk pe-ngembangan jejaring dan jaringan kerja pada saat ini sudah cukup memadai. Penggunaan jasa tele-komunikasi (fax, telepon, e-mail, dsb.) sudah sampai ke tingkat kecamatan. Akan tetapi pada lokasi-lokasi tertentu sering kali mengalami kendala yang disebabkan kurang berfungsinya fasilitas komunikasi tersebut dengan alasan teknis.
F. Kebijakan Harga, Perdagangan dan Investasi
Kebijakan pemerintah untuk perdagangan dan investasi di bidang tanaman hias belum banyak membantu pelaku usaha dalam pengembangan agribisnis tanaman hias. Kebijakan penurunan tarif impor produk hortikultura menjadi 5% dan benih sebesar 0% menyebabkan produk anggrek kalah bersaing dengan produsen dari Negara-negara lain. Demikian juga dengan naiknya jasa karantina lebih dari 100% pertanaman dan sulitnya pengurusan ijin budidaya dan perdagangan/ekspor anggrek (CITES). Sulitnya pengurusan ijin budidaya dan perdagangan/ekspor anggrek (CITES), semakin me-nambah surutnya semangat produsen melakukan ekspor komoditas florikultura umumnya dan anggrek khususnya.
Selain itu rendahnya daya saing produk florikultura Indonesia di pasaran dunia termasuk anggrek dipengaruhi juga oleh belum adanya kebijakan pemerintah dalam bidang transportasi udara. Tidak tersedianya fasilitas cargo pada maskapai penerbangan Garuda menyebabkan biaya angkut produk florikultura dikenakan tarif komersial, yang berimplikasi pada tingginya harga produk florikultura di pasaran dunia.
Di bidang investasi belum adanya dukungan kebijakan pemerintah dalam impor peralatan laboratorium untuk memproduksi benih secara in-vitro berimplikasi terhadap tingginya biaya investasi benih.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
1918
III. PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN
A. Prospek Pasar
Pada lima tahun terakhir telah terjadi fluktuasi ekonomi di Indonesia, yang menyebabkan terjadinya gejolak volume kebutuhan anggrek yang berbentuk tanaman maupun bunga potong (Tabel 11). Namun omzet penjualan meningkat karena harga anggrek naik sejalan dengan naiknya nilai tukar dolar.
Tabel 11. Volume kebutuhan dan nilai jumlah penjualan tanaman dan bunga potong anggrek
Sejalan dengan globalisasi ekonomi, maka usaha peningkatan dan penganekaragaman produk anggrek menjadi sangat penting, karena akan mempermudah perluasan pasar dengan meningkatnya kemampuan bersaing di pasar dalam dan luar negeri. Apabila tidak mampu melakukan hal tersebut, maka di dalam negeripun komoditas anggrek tidak akan mampu bersaing dengan produk yang masuk.
Permintaan anggrek luar negeri sampai tahun 2002 mencapai 2.720.691 kg dengan nilai US$ 1.756.158. Anggrek tersebut diekspor dalam bentuk bibit (botolan, compot dan individu), tanaman berbunga dan bunga potong. Tahun 2003 tujuan ekspor bibit ke negara Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapore, Malaysia, Vietnam, Kenya, Amerika, Canada, United Kongdom, Belanda, Perancis, Denmark, Italy, dan Republik Cheko dengan volume 108.556 kg dan nilai US $ 67.000. Ekspor bunga potong Aranda, Cattleya, dan tanaman pot berbunga Phalaenopsis adalah Denmark, Jepang, Taiwan, dan Thailand, Singapore, Banglades, Amerika, Canada, dan Belanda dengan volume masing-masing 175 kg dan nilai US $ 1.081; 253.426 kg senilai US $
66.320; dan 57.747 kg senilai US $ 588.687. Selain itu anggrek juga diekspor ke negaara Jepang, Hongkong, Republik Korea, Taiwan, China, Singapore, Malaysia, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Amerika, Canada, United Kingdom, Belanda, Perancis, Jerman, dan Swiss dengan volume 291.440 kg dan nilai US $ 987.894. Upaya peningkatan ekspor bunga potong maupun pot berbunga dilakukan mulai dari perbaikan varietas, penanganan pascapanen, dan kebijakan pemerintah menyangkut kemudahan cargo dan transportasi udara, kemudahan ekspor (tarif dan pengurusan dokumen), pembebasan bea masuk untuk bahan plastic dan kimia, dan penyediaan ruangan dingin di bandara.
Impor bibit, bunga potong Dendrobium dan Vanda, tanaman pot berbunga Cattleya, serta anggrek lainnya terutama dari Jepang, Taiwan, Thailand, Singapore, Philipine, Malaysia, India, Amerika, Belanda, Australia, Perancis, dan Spanyol. Volume impor bibit sebesar 53.678 kg dengan nilai US $ 187.801; bunga Dendrobium dengan volume 2.586 kg dan nilai US $ 2.412; Vanda 1.078 kg dan nilai US $ 1.005; Cattleya dengan volume 258 kg dan nilai US $ 241; dan Phalaenopsis dengan volume 372 kg bernilai US $ 1.758, sedangkan anggrek lainnya sebesar 45.969 kg dengan nilai US $ 33.665.
B. Pohon Industri dan Bidang Usaha
Usaha anggrek harus berorientasi pasar. Khusus usaha produk bunga potong dan bunga pot, permintaan yang terbentuk dari selera konsumen sangat menentukan laku tidaknya produk yang ditawarkan. Pengusaha, petani produsen bunga potong dan pot maupun bibit anggrek harus mengikuti perkembangan pasar terbuka dengan mencari terobosan-terobosan dalam penawaran ke luar negeri diikuti dengan peningkatan produksi, pembinaan peningkatan kualitas dan profesionalisme pengusaha, petani produsen anggrek. Kelengkapan fasilitas pengembangan peranggrekan seperti laboratorium perbenihan, green house dan sarana-sarana penunjang lainnya mulai dari pengadaan benih sampai pasca panen merupakan prasyarat dalam bisnis peranggrekan. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan varietas unggul baik pada bidang usaha perbenihan sampai dengan produk akhir bunga potong dan pot. Bagan alur industri anggrek disajikan pada Gambar 2.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
2120
Gam
bar
2 :
Pohon industr
i anggre
k
C. Potensi Pengembangan
Rata-rata produktivitas komoditas tanaman hias sampai saat ini masih tergolong rendah bila dibandingkan potensinya. Bila potensi genetik dari komoditas tanaman hias dapat dicapai, maka peningkatan produksi secara perhitungan dapat mencapai 2-3 kali lipat produksi yang dicapai saat ini. Dari proyeksi produksi tahun 2010, produktivitas anggrek diharapkan mencapai 8-10 tangkai per tanaman (Tabel 12 ).
Tabel 12. Target produktivitas anggrek sampai tahun 2010 (tangkai per tanaman)
Tahun ProduktivitasTingkat pertumbuhan
(%)Keterangan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
4 5 6 7 8 10
- 25 20 17 14 25
Rata-rata tangkai pertanaman = 4
tangkai (2005)
Peningkatan produktivitas memerlukan sumber genetik teruji sebagai bahan untuk perakitan varietas unggul baru secara terus menerus. Untuk komoditas tanaman hias, sasaran pertumbuhan produksi selain untuk keperluan dalam negeri juga untuk ekspor. Untuk itu kualitas hasil sangat menentukan keberhasilan persaingan dalam era globalisasi.
Usaha mempercepat dalam menghasilkan varietas baru dan mempercepat perbanyakannya juga dilakukan dengan metode non konvensional melalui bioteknologi. Melalui bioteknologi/transfer gen, dapat mempercepat perolehan varietas baru tahan hama tanpa mengubah kualitas dan meningkatkan variasi morfologi tanaman hias. Peningkatan morfologi pada tanaman hias sangat perlu karena preferensi konsumen terhadap komoditas tanaman hias sangat dinamis seperti halnya mode pakaian.
Penelitian sumberdaya genetik tanaman hias terhadap sifat-sifat ketahanan atau toleransi terhadap hama dan penyakit serta kualitas hasil akan sangat mendukung perakitan varietas-varietas unggul baru di masa mendatang. Penggunaan benih baik (genetik, fisik, dan fisiologi) dan sehat merupakan langkah awal keberhasilan pertanaman.
Bunga
Poto
ng
Pot
pla
nt
A N
G G
R E
K
Tekn
olo
gi p
asca p
an
en
o
Krite
ria t
anam
an p
ot
berm
utu
& t
ahan lam
a
di w
ism
asari (
indoors
) o
Tra
nsport
asi
o T
eknik
mem
perp
anja
ng
o u
mur
pera
gaan d
i dala
m r
uangan
(am
bie
nt
& A
C)
o T
eknik
pem
elihara
an
kera
gaan d
i pengecer
&
di k
onsum
en
Saran
a d
an
prasaran
a
o n
aungan (
para
net)
utk
ru
mah s
ere
o
rak
o s
pringkle
o
pengatu
r kele
mbaban
��
P
en
gad
aan
/p
en
gg
un
aan
b
ibit
un
gg
ul
��
Tekn
olo
gi b
ud
idaya:
o p
em
ilih
an m
edia
tu
mbuh (
jenis
media
) o
pem
upukan (
jenis
pupuk)
o p
engendalian h
am
a &
penyakit (
pestisid
a)
��
S
aran
a d
an
prasaran
a
o n
aungan (
para
net)
utk
ru
mah s
ere
o
rak
o s
pringkle
o
pengatu
r kele
mbaban
Com
pot/
seedling/
rem
aja
Pla
ntlet
- Pengadaan
labora
torium
perb
enih
an
- Pem
ilih
an p
ohon
induk a
nggre
k h
asil
hib
ridis
asi (v
arieta
s
unggul)
-
Jenis
anggre
k
(bunga p
oto
ng,
pot
pla
nt)
Tekn
olo
gi
Perla
ku
an
Seg
ar
o
Teknolo
gi
pem
anenan
o S
ort
asi/
gra
din
g
o P
ra p
endin
gin
an
o L
aru
tan p
engaw
et
(hold
ing&
puls
ing
solu
tion)
o P
engem
asan*
o T
ransport
asi*
o
Penyim
panan*
Saran
a d
an
p
rasaran
a:
o
ruang p
endin
gin
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
2322
Untuk menghasilkan benih baik dan sehat perlu adanya spesialisasi pekerjaan yaitu oleh penangkar benih.
Pemanfaatan sumberdaya alam (lahan) dan teknologi efisien, dapat dicapai dengan mengatur pola tanam yang tepat. Dengan cara demikian, penggunaan lahan lebih efisien, pendapatan petani meningkat dan serangan hama/penyakit juga berkurang.
Berdasarkan arahan dari Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat yang sesuai dengan syarat tumbuh komoditas maka ditentukan areal pertumbuhan komoditas anggrek di Sumatera Utara 20 ha, DKI Jakarta 51,8 ha, Jawa Barat 60 ha, Jawa Timur 100 ha, Kalimantan Timur 51,7 ha, Sulawesi Selatan 3,6 ha, dan Papua 99,4 ha. Walaupun areal pengembangan hanya di delapan propinsi, bukan berarti penanaman anggrek di luar propinsi tersebut tidak bisa dilakukan, karena syarat tumbuh komoditas anggrek berbeda dengan syarat pertumbuhan tanaman lainnya. Dengan pengaturan agroklimat yang sesuai, anggrek dapat ditanam dalam kondisi lahan apapun, karena anggrek tidak memerlukan media tumbuh tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan usaha anggrek terutama adalah kualitas dan pH air.
Dalam upaya menca-pai industri pengembangan anggrek yang diinginkan, berbagai tahapan strategis perlu di susun. Kegiatan yang dilakukan mulai dari penyusunan paket tekno-logi dan SOP, GAP, standari-sasi; sosialisasi dan bimbi-ngan SPO dan GAP; bim-bingan manajemen mutu dan pasca panen; pe-ngembangan kawasan sentra; kelembagaan usaha dan kemitraan; peningkatan SDM sampai regulasi investasi dan promosi. Kegiatan-kegiatan tersebut mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2010 (Tabel 13).
Tabel 13. Tahapan pengembangan anggrek periode 2005 - 2010
URAIAN KEGIATAN
TAHUN Penyusunan
paket dan SOP, GAP, standari ssa i
Sosialisasi dan
bimbingan SPO dan GAP
Bimbingan manajemen mutu dan
pasca panen
Pengem-bangan kawasan sentra
Kelembagaan usaha dan kemitraan
Peningkatan SDM
Regulasi, investasi, promosi
2005 X X X X X
2006 X X X X X X
2007 X X X X X X
2008 X X X X
2009 X X X
2010 X X
teknologi
D. Arah Pengembangan
1. Paket teknologi dan standarisasi
Dalam upaya pengembangan industri anggrek yang berdaya saing dibutuhkan dukungan teknologi dan infrastruktur yang memadai. Komponen teknologi yang dibutuhkan adalah varietas unggul yang dirakit di dalam negeri menggunakan sumberdaya genetik nasional. Teknologi lainnya yang diperlukan adalah media tanam, teknologi pemupukan, perbenihan, pengendalian OPT dan pengelolaan rumah kaca. Komponen teknologi tersebut dirakit menjadi teknologi pengelolaan tanaman terpadu yang akan digunakan dalam pelaksanaan program pengembangan tanaman anggrek.
Di dalam kegiatan ini akan dilakukan penerapan SPO dan GAP dalam skala pilot di tujuh sentra produksi. Kegiatan dilakukan di lahan petani dengan melibatkan kelompok tani. Selama penerapan SPO para petani mendapat pendampingan tenaga ahli dengan mengacu pada panduan yang telah disediakan.
Berbicara tentang perdagangan internasional dewasa ini, tentunya tidak bisa terlepas dari adanya suatu standarisasi terhadap komoditas yang diperdagangkan. Anggrek sebagai salah satu komoditas non migas diperdagangkan dalam bentuk hasil tanaman (bunga potong) maupun berupa tanaman hidup (live plant / bibit).
Pada perdagangan internasional anggrek, baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong, sebenarnya tidak ada aturan baku
X
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
2524
mengenai standar mutu yang harus dipenuhi. Standar mutu yang harus dipenuhi lebih tergantung pada importir dari negara tujuan ekspor. Negara-negara tujuan ekspor memberikan syarat bahwa komoditas anggrek harus bebas dari OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) baik berupa hama, penyakit, maupun gulma. Sedangkan pihak importir menghendaki suatu standar mutu/grade tertentu lebih dikaitkan dengan masalah harga.
Standar mutu komoditas anggrek yang diperdagangkan sesuai dengan permintaan negara tujuan ekspor berdasarkan pengalaman PT. Bintang Delapan Hortikultura selama ini adalah sebagai berikut :
a. Bunga potong (Cut Flower) oncidium
Negara tujuan bunga potong anggrek Oncidium adalah Jepang dan Singapura. Kriteria bunga potong anggrek Oncidium seperti yang tertera pada Tabel 14 berikut:
Tabel 14.Kriteria bunga potong Oncidium terdapat 3 macam kriteria/grade
Grade Panjang Stem a/b Jumlah Percabangan
4 L 50/45 cm 8 + 3 L 45/40 cm 5 - 7 2 L 40/35 cm 3 - 4
Keterangan :a.Panjang dari percabangan terbawah sampai ujung atas stem;b.Panjang dari ujung bawah stem utama sampai percabangan terbawah.
Adapun persyaratan yang diminta negara tujuan ekspor adalah sebagai berikut :
a. Diameter stem + 5 mm, harus lurus;ob. Percabangan membentuk sudut + 40 terhadap stem utama,
panjang cabang terbawah minimal 20 cm;c. Tiap percabangan minimal terdapat sisa 4 kuntum/ buds
yang siap mekar;d. Tiap percabangan minimal terdapat 2 bunga yang sudah
mekar;e. Bunga tidak layu/ rontok;f. Bebas OPT.
b. Tanaman pot anggrek bulan (Phalaenopsis)
Ekspor tanaman pot mulai dari ukuran pot 1,5 inch; 2,5 inch; 3,5 inch. Negara tujuan ekspor tanaman pot adalah Belanda, Korea, Jepang dan Singapura.
Adapun kriteria mutu tanaman pot yang diminta Negara tujuan ekspor adalah sebagai berikut:
a. Diameter daun : diukur dari ujung-ujung daun paling atas, tidak termasuk tunas� 10 - 12 cm untuk ukuran pot 1,5 “� 16 - 18 cm untuk ukuran pot 2,5”� 25 - 30 cm untuk ukuran pot 3,5”
b. Jumlah daun� 3 untuk ukuran pot 1,5”� 3,5 untuk ukuran pot 2,5” (1,5 adalah tunas daun aktif)� 4 untuk ukuran pot 3,5” batang + 2 cm
c. Perakaran sehat
d. Bentuk tanaman proporsional, daun tegak/ tidak lemas
e. Bebas OPT
2. Pengembangan sentra produksi
Pengembangan sentra produksi membutuhkan dukungan kegiatan yang mencakup penetapan komoditas unggulan, latihan teknis dan manajerial, sistem informasi manajemen, penguatan kelembagaan usaha, penyediaan modal investasi dan regulasi yang kondusif. Pengembangan sentra produksi diawali dengan inisiasi model pengembangan inovasi agribisnis skala pilot dalam bentuk kegiatan MODEL FARM di tujuh kabupaten sentra produksi anggrek. Skala pilot model inovasi anggrek selanjutnya dikembangkan menjadi skala aktual agribisnis.
Pada tahap ketiga dari kerangka roadmap pengembangan anggrek adalah tersedianya produk dengan kualitas dan kuantitas sesuai preferensi pasar. Produk bermutu dengan kuantitas sesuai preferensi pasar sangat terkait dengan ketersediaan luasan area tanam dan standar mutu berbasis SNI (Lampiran 8). Di samping itu diperlukan pula teknologi pasca panen untuk mendapatkan nilai
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
tambah yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan petani. Di sisi lain jenis dan kualitas anggrek yang dihasilkan selayaknya ditentukan oleh informasi market intelligent dan preferensi konsumen.
Dalam rangka mendorong investasi di bidang anggrek, sangat diperlukan pemberian insentif kepada para investor yang bersedia terlibat langsung di dalam pembangunan industri anggrek nasional. Insentif dapat berupa kemudahan perizinan, pemberian kuota perdagangan, kemudahan akses informasi, penurunan tarif impor, pemberian bantuan, bimbingan teknis dan lainnya.
Kebijakan impor dan ekspor perlu dibangun dalam upaya meningkatkan devisa negara yang sangat diperlukan bagi pembangunan perekonomian nasional. Kebijakan impor dan ekspor biasanya dilakukan melalui penurunan tarif yang diarahkan pada peningkatan dan pemberdayaan kegiatan dan potensi di dalam negeri. Dengan demikian pada masa mendatang diharapkan terjadi kemandirian yang berkelanjutan di bidang pengembangan anggrek nasional.
Pengembangan industri anggrek yang berdaya saing perlu didukung oleh sistem informasi yang handal. Sistem informasi sangat berguna dalam penentuan (1) perencanaan kebutuhan perbenihan secara nasional, (2) penetapan strategi pemasaran, (3) pemetaan sentra produksi, (4) sarana komunikasi antar pelaku bisnis, (5) perwilayahan spesifik komoditas, (6) pemetaan negara kompetitor, (8) evaluasi kinerja peranggrekan masa lampau.
Dalam rangka mendukung pengembangan industri anggrek berdaya saing dibutuhkan sumberdaya manusia yang terampil. Hal ini dapat dimaklumi mengingat SDM menentukan mutu kinerja manajemen peranggrekan nasional ke depan. Dengan SDM terampil, perencanaan organisasi, pelaksanaan dan pengendalian sistem manajemen dapat dilakukan oleh SDM terlatih. Ketersediaan SDM yang berkualitas juga diperlukan dalam pengambilan keputusan organisasi. Pembinaan SDM dapat dilaksanakan melalui pelatihan staf di dalam dan luar negeri sesuai bidang keahlian, kerja magang di instansi terpilih, pembinaan karier, kursus manajemen dan teknis, prakter kerja lapang, workshop dan lokakarya.
2726
IV. TUJUAN DAN SASARAN
Pengembangan tanaman anggrek diarahkan untuk mendukung berkembangnya sistem dan usaha agribisnis tanaman anggrek yang berdaya saing, berkelanjutan, mendatangkan devisa dan pertumbuhan ekonomi Nasional serta meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha.
Dengan mengacu pada tujuan pengembangan tanaman anggrek, ditetapkan sasaran pada periode tahun 2005-2010 sebagai berikut :
1. Tersedianya produk anggrek sebanyak 75.192.000 tangkai dan 16.166.628 pot pada tahun 2005 menjadi 89.692.000 tangkai dan 19.284.219 pot tahun 2010, sesuai standar mutu yang dipersyaratkan pasar domestik dan internasional.
2. Tersedianya sentra anggrek dengan luasan 187.98 ha pada tahun 2005 menjadi 224.23 ha pada tahun 2010 sebagai lokasi produksi yang ramah lingkungan dan sumber pertumbuhan ekonomi. Lokasi pembinaan dapat dilihat dalam.
3. Meningkatnya kemampuan teknis dan manajerial 100 anggota kelompok petani, pengusaha dan petugas anggrek tahun 2005 menjadi 500 orang pada tahun 2010.
4. Terbentuknya 25 kelembagaan usaha anggrek tahun 2005 menjadi 40 kelembagaan usaha pada tahun 2010 sebagai basis pembinaan dan pengembangan usaha.
5. Meningkatnya jejaring kerja dan intensitas/kualitas kerjasama antar pelaku usaha tanaman anggrek.
6. Tersedianya sistem informasi dengan dukungan database yang mudah diakses untuk investasi dan pengembangan usaha tanaman anggrek.
7. Meningkatnya citra komoditas tanaman anggrek nasional dan berkembangnya jaringan pemasaran tanaman anggrek.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek