1
KESEHATAN IBU & ANAK
14 NOVEMBER 07 DESEMBER 2012
Modul Mahasiswa
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat
rakhmat-Nya lah, Buku Modul Blok Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2012 ini dapat
diselesaikan pada waktunya.
Penyusunan Buku Modul ini dimaksudkan untuk menjadi pegangan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, agar mahasiswa memahami dan mampu berperan dalam
menjaga kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu indikator kuat untuk menilai keberhasilan
pembangunan kesehatan, karena hal tersebut menjadi acuan dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) 2015.
Proses dalam pelaksanaan Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini diselenggarakan dengan
sistem pembelajaran di FKIK Unwar yang menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) mengikuti proses pembelajaran modern yakni menumbuhkan kemampuan mahasiswa
dalam berkomunikasi, belajar aktif dan mandiri sebagai landasan untuk menjadi dokter yang
professional.
Namun demikian oleh karena keterbatasan kemampuan dalam penyusunannya buku
modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya saran dan masukan dari berbagai pihak,
terutama yang memanfaatkan buku ini sangat diharapkan dan akan digunakan sebagai
panduan dalam penyempurnaan modul ini di tahun berikutnya.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih kepada para dosen anggota Tim Penyusun
serta pegawai yang membantu selesainya modul ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
Informasi Umum ..................................................................................................... 2
Tim Penyusun Blok........................................................................................... 2
Dosen Pemberi Kuliah ...................................................................................... 3
Fasilitator ......................................................................................................... 4
Kurikulum ......................................................................................................... 5
Jadwal Pembelajaran ......................................................................................... 8
Pertemuan Evaluasi ........................................................................................... 12
Penilaian Hasil Belajar ...................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................... 13
Program Pembelajaran ............................................................................................ 14
Pemicu............................................................................................................... 14
Student Project .................................................................................................. 16
Abstrak Kuliah .................................................................................................. 17
Kunjungan ke Dinas Kesehatan ........................................................................ 33
Kunjungan ke Puskesmas ................................................................................. 34
Daftar Masalah Komunitas Blok Kesehatan Ibu dan Anak .................................... 35
Komentar dan Kiat Khusus ..................................................................................... 36
Penutup ................................................................................................................... 37
Lampiran ................................................................................................................. 38
1
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak azasi ibu dan anak. Hak ini diakui secara universal seperti tercantum
dalam Deklarasi Hak Reproduksi yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Namun data tentang
kesehatan ibu dan anak di Indonesia, seperti misalnya angka kematian ibu dan bayi, masih
sangat tinggi jika dibandingkan dengan keadaan di negara tetangga di ASEAN.
Kesehatan ibu dan anak sangat esensial dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Gangguan kesehatan pada ibu dan anak akan menimbulkan kerugian jangka pendek dan
kerugian jangka panjang.
Pertama, dalam jangka pendek, kesakitan dan kematian ibu dan anak menyebabkan keluarga
harus mengeluarkan berbagai macam biaya atau kerugian ekonomi, disamping pengorbanan
non-moneter seperti kecemasan dan rasa duka. Jadi dalam jangka pendek masalah kesehatan
ibu dan anak mengurangi kesejahteraan dalam keluarga.
Kedua, kesakitan dan kematian ibu dan anak akan mengganggu investasi modal manusia
(human capital investment), baik secara mikro pada tingkat rumah tangga maupun secara
makro pada tingkat masyarakat. Kesehatan ibu dan bayi diperlukan untuk menjamin mutu
modal manusia.
Uraian diatas menunjukkan bahwa kesehatan ibu dan anak sekaligus adalah indikator
kesejahteraan penduduk. Sedangkan kesejahteraan adalah salah satu tujuan pokok berbangsa
dan bernegara. Maka kegagalan mewujudkan kesehatan ibu dan anak adalah juga kegagalan
sebuah bangsa dan negara dalam mewujudkan kesejahteraan.
Sehingga jelaslah bahwa kesehatan ibu dan anak adalah prioritas pembangunan kesehatan,
baik pada tingkat nasional maupun global. Seperti yang tertuang dalam Deklarasi Millenium
PBB pada September 2000, yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs)
2015. Dimana pada sasaran target ke 4 dan 5 adalah menurunkan angka kematian anak dan
meningkatkan kesehatan ibu.
Berdasarkan target MDGs 2015 inilah selanjutnya dijabarkan program-program pemerintah
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. Dengan mempelajari blok ini
mahasiswa diharapkan nantinya sebagai tenaga medis mampu ikut berperan dalam
tercapainya MDGs 2015.
2
TIM PENYUSUN BLOK
Ketua blok
dr. Nyoman Rudi Susantha,SpOG
Sekretaris Blok
dr. Geg Mas Nurcahya Dewi,SpOG
Anggota
dr. IGN Anom Murdhana
Dr.dr. Anak Agung Oka Lely,SpA
dr. I Wayan Kandera,MPH
dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOG(K)
dr. Ni Nengah Wiryantini, S.Ked
dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked
3
DOSEN PEMBERI KULIAH
No. Nama Nama Bagian/ Institusi Alamat (E-mail & no. Telp.)
1. Dr. Made Wandia,SpOG RSUD Sanjiwani Jl. Sekar Tunjung XVI/XX Denpasar 08123926644
2. Dr. Pande Geriawan,SpOG RSUD Sanjiwani Jl. Bayangkara I/8 Gianyar 08123916893
3. Dr. Darmayasa,SpOG(K) RS Sanglah 08123923162 4. Dr. Made Bagus Dwi
Aryana,SpOG(K) RS Sanglah 081933145766
5. Dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes
Dinas Kesehatan Kota Denpasar
08123662094 0361-7964245
6. Dr. Nuada Dinas Kesehatan Kota Denpasar
08123984993
7. dr. I B Alit,SpF RS Sanglah 8. Dr.dr. Anak Agung Oka
Lely,SpA RS Sanjiwani Jl. Kaliasem 81X Gianyar
08174748970 0361-945445 0361-7988446
9. Dr. Triasa,SpA RS Sanjiwani 08123942056 081236406235
4
DOSEN FASILITATOR
No Nama Bagian Alamat/Telp. Klp. Ruang
Diskusi
1. dr. Bagus Toya Ariawan Farmakologi Br. Kertha Usadha III/30
Sidakarya Dps
08123666993
I 4.18
2. dr. Geg Mas Nurcahya
Dewi, Sp.OG
MEU Jln. Raya Sesetan
no.144,Denpasar
081236060008
II 4.19
3. dr. Ratna Juwita, S.Ked IKK/IKP Jl. P. Bangka No. 2 LC
Dauhwaru Jembrana-Bali
085237868396
III 4.20
4. dr. Desak Putu Citra,
S.Ked
Farmakologi Jln. Gn. Talang II no. 4,
Padangsambian.
081999112487
IV 4.21
5. dr.I Wayan Kandera,MPH IKK/IKP Jl. A. Yani No. 337 Denpasar
V 4.22
5
KURIKULUM
A. Tujuan Blok (Aims):
Mengetahui permasalahan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak dalam mendukung program pemerintah
untuk keberhasilan pembangunan nasional.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran mahasiwa dalam
mencapai kompetensi di bidang kesehatan ibu dan anak sesuai dengan standar
kompetensi dokter Indonesia yaitu masalah komunitas atau masalah kesehatan
masyarakat.
B. Learning Outcomes:
Setelah mempelajari Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Menerapkan pertimbangan moral dan etika dalam mengambil keputusan masalah
pasien yang sulit ( tentang sakitnya dan diluar sakitnya)
2. Tanggap terhadap adanya perbedaan agama, ras, budaya, ekonomi dan social pasien
dan keluarganya serta masyarakat dalam penanganan pasien
3. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan terkini
4. Menguasai konsep dan prinsip ilmu biomedik dan klinik, ilm kesehatan masyarakat
dan ilmu lainnya yang relevan
5. Menerapkan konsep dan prinsip ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik, ilmu
kesehatan masyarakat, ilmu perilaku dan ilmu lainnya yang relevan untuk
mengidentifikasi, meneliti dan menangani masalah kesehatan yan umum dan yang
kemungkinan akan menimbulkan masalah denagn menerapkan Evidence-based
practice
6. Memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu melakukan diagnosis, terapi dan
pencegahan penyakit, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
7. Memanfaatkan teknologi informasi untuk berkomnikasi dengan pasien dan
keluarganya, sejawat dan masyarakat
8. Menunjukkan keterampilan memelihara dan memanfaatkan arsip dalam manajemen
kesehatan
6
9. Menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam melaksanakan pendidikan kesehatan untuk
pencegahan penyakit kepada pasien, keluarga dan masyarakat
10. Menerapkan prinsip dasar untuk menggerakkan dn memberdayakan masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatan
11. Menerapkan prinsip dasar untuk mengelola sumber daya secara efektif dan efisien
dalam layanan kesehatan primer
12. Menerapkan prinsip dasar dalam melakukan kerjasama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
C. Isi Pembelajaran (Learning Contents):
1. Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate 2. Strategi Pendekatan Risiko 3. Kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan 4. Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan 5. Masalah 4 terlalu pada deteksi resiko tinggi kehamilan 6. Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer 7. Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi manusia 8. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 9. Audit maternal 10. Kesehatan reproduksi remaja 11. Kehamilan yang tidak diinginkan 12. Pengguguran kandungan ditinjau dari sisi hukum 13. Kesehatan lansia (menopause dan andropause) 14. Kematian neonatus, bayi dan balita 15. Audit perinatal 16. Imunisasi 17. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 18. Masalah laktasi/menyusui 19. Masalah Gizi anak 20. Masalah terkait Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak usia sekolah 21. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
7
D. Kemampuan Prasyarat (Prerequisite):
1. Memahami etika kedokteran dalam penanganan kesehatan dalam masyarakat
2. Memahami prinsip dasar komunikasi dalam profesi kedokteran
3. Mengakses, mengelola dan menilai informasi yang diperoleh dari sumber yang sahih
8
JADWAL PEMBELAJARAN
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Tempat Pelaksana
HARI 1
Rabu,
14-11-2012
08.00 09.00
09.00 11.00 11.00 12.00
12.00 12.30
12.30 13.30 13.30 14.30
14.30 15.00
Pengantar Blok Pemicu 1 Kuliah 1: Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate Istirahat Kuliah 2: Strategi Pendekatan Risiko (SPR) Kuliah 3: Kematian Ibu akibat kehamilan dan persalinan Mandiri
R. Kuliah
R.Diskusi R. Kuliah
-
R. Kuliah R. Kuliah
-
Ketua dan Sekretaris
Blok Fasilitator Kandera
-
Wandia
Wandia
-
HARI 2
Senin, 19-11-2012
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 14.30 14.30 15.00
Kuliah 4: Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan Kuliah 5: Masalah 4 terlalu pada deteksi risiko tinggi kehamilan Mandiri Istirahat Diskusi Kelompok Mandiri
R. Kuliah
R. Kuliah
- -
R. Diskusi -
Pande Geriawan
Pande Geriawan
- -
Fasilitator -
HARI 3
Selasa, 20-11-2012
08.00 10.00 10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 12.30 12.30 15.00
Pemicu 2 Kuliah 6: Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer Kuliah 7: Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi Manusia Istirahat Mandiri
R. Diskusi R. Kuliah
R. Kuliah
- -
Fasilitator Darmayasa
Darmayasa
- -
HARI 4
Rabu,
08.00 09.00 09.00 11.00 11.00-11.30
Kuliah 8: Kesehatan Reproduksi Remaja Diskusi Kelompok Istirahat
R. Kuliah R. Diskusi
-
Dwi Aryana
Fasilitator -
9
21-11-2012 11.30-12.30
12.30 15.00
Pleno: Kuliah 1-8 Student Project 1 (Kuliah 1-8)
R. Kuliah
R. Kuliah
Pemberi kuliah 1-8
Obgyn RS Sanjiwani
Obgyn RS Sanglah
HARI
5
Kamis, 22-11-2012
08.00 10.00 10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 12.30 12.30 13.30
13.30 14.30 14.30 15.00
Pemicu 3 Kuliah 9: Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Kuliah 10: Audit Maternal Istirahat Kuliah 11: Kehamilan yang Tidak Diinginkan Kuliah 12: Pengguguran Kandungan dari aspek medikolegal Mandiri
R. Diskusi R. Kuliah
R. Kuliah
-
R. Kuliah
R. Kuliah
-
Fasilitator IGA Mas/
Nuada
Dwi Aryana
-
Dwi Aryana
I.B Alit -
HARI 6
Jumat,
23-11-2012
08.00-09.00
09.00-11.00 11.00-11.30 11.30-13.30 13.30-15.00
Kuliah 13: Kesehatan lansia (menopause-andropause) Mandiri Istirahat Diskusi Kelompok Pleno: Kuliah 9-13
R. Kuliah
- -
R. Diskusi R. Kuliah
Darmayasa
- -
Fasilitator Pemberi
Kuliah 9-13
HARI 7
Senin,
26-11-2012
08.00 10.00 10.00 11.00
11.00 12.00 12.00 12.30 12.30 15.00
Pemicu 4 Kuliah 14: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (1) Kuliah 15: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita(2) Istirahat Mandiri
R. Diskusi R. Kuliah
R. Kuliah - -
Fasilitator Triasa
Triasa
- -
HARI 8
Selasa, 27-11-2012
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00-11.00
Kuliah 16: Audit Perinatal Kuliah 17: masalah terkait PHBS pada anak usia sekolah (SD,SMP/SMA) Kuliah 18: Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
R. Kuliah
R. Kuliah
R. Kuliah
Anak/ RS Sanglah IGA Mas/
Nuada
IGA Mas/ Nuada
10
11.00 11.30 11.30-13.30 13.30-15.00
dan Anak (PWS-KIA) Istirahat Diskusi Kelompok Student Project 2 (Kuliah 9-18)
-
R. Diskusi R. Kuliah
-
Fasilitator Anak
RS Sanjiwani Anak
RS Sanglah Obgyn
RS Sanglah Forensik
RS Sanglah Dinkes
HARI
9
Rabu, 28-11-2012
08.00 10.00 10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 12.30 12.30 15.00
Pemicu 5 Kuliah 19: Masalah gizi Kuliah 20: Masalah laktasi Istirahat Mandiri
R. Diskusi R. Kuliah
R. Kuliah
- -
Fasilitator IGA Mas/
Nuada Oka Lely
- -
HARI 10
Kamis,
29-11-2012
08.00 09.00 09.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30
13.30-15.00
Kuliah 21: Imunisasi Kuliah 22: Masalah terkait imunisasi (KIPI) Diskusi Kelompok Istirahat Pleno: Kuliah 14-22 Student Project 3 (Kuliah 19-22)
R. Kuliah R. Kuliah
R. Diskusi
- R. Kuliah
R. Kuliah
Oka Lely Oka Lely
Fasilitator
- Pemberi
Kuliah 14-22 Anak
RS Sanjiwani DinKes
HARI 11
Jumat, 30-11-2012
09.00-selesai Kunjungan ke Dinas Kesehatan (mendapat penjelasan ttg program KIA yg telah berjalan)
DinKes Geg Mas Wiri Nita
HARI 12
Senin, 03-12-2012
09.00-selesai
Kunjungan ke puskesmas (mempelajari kegiatan posyandu yg telah berjalan)
Puskesmas Geg Mas Wiri Nita
Ratna Citra
HARI 13
Selasa, 04-12-2012
09.00-selesai
Student project 4 (ttg kunjungan ke dinas kesehatan)
R. Kuliah Dinas Kesehatan Geg Mas
Wiri Nita
11
HARI
14
Rabu, 05-12-2012
09.00-selesai
Student project 5 (ttg kunjungan ke puskesmas)
R. Kuliah Dinas Kesehatan Puskesmas
Geg Mas Wiri Nita
Ratna Citra
HARI 15
Kamis, 06-12-2012
HARI TENANG
HARI 16
Jumat, 07-12-2012
09.00 -selesai
UJIAN
12
PERTEMUAN EVALUASI
Pertemuan Dengan Wakil Mahasiswa
Pertemuan Tim Blok Kesehatan Ibu dan Anak dengan Wakil Kelompok akan dilaksanakan
pada hari Sabtu, 24 November 2012. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan masukan,
saran serta keluhan kepada Tim Perancang Blok untuk penyempurnaan pelaksanaan Blok.
Untuk maksud tersebut setiap kelompok agar memilih wakilnya untuk mengikuti pertemuan
ini.
Pertemuan Dengan Dosen Fasilitator
Pertemuan antara Tim Blok dengan fasilitator bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan
blok, mengevaluasi Modul Blok serta mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam
diskusi kelompok. Dengan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan blok diharapkan menjadi
masukan yang sangat berharga untuk penyempurnaan blok. Pertemuan dilaksanakan di ruang
kelas pada hari Sabtu tanggal 24 November 2012. Fasilitator dan Tim Blok diharapkan
hadir pada pertemuan tersebut.
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Sumatif:
Ujian tulis akan dilakukan pada hari Jumat, 7 Desember 2012 dalam bentuk pilihan
berganda (MCQ). Soal ujian akhir blok ini akan berkontribusi terhadap nilai akhir Anda
sebesar 35 %.
Nilai akhir juga dipengaruhi oleh laporan student project (individu) 40% : 35% (tutor), 5%
(mahasiswa), laporan kunjungan lapangan (kelompok) 15%, diskusi kelompok di ruang
diskusi 10%. Nilai ambang untuk kelulusan blok ini adalah 70 (tujuh puluh).
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstreti Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
2. Depkes RI. 2004. Pedoman Pengembangan Pelayanan Obstreti-Neonatal Emergensi
Dasar (PONED). Jakarta : Departemen Kesehatan RI
3. Depkes RI. 2010. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
4. Depkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA). Jakarta : Departemen Kesehatan RI
5. Depkes RI. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Masalah Menopause dan Andropause.
Jakarta : Departemen Kesehatan
6. Depkes RI. 2010. Pedoman Palyanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI
7. WHO - Depkes RI FKMUI. 1998. Modul Safe Motherhood. Kerjasama WHO-
Depkes
RI-FKM UI
8. Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di
Indonesia 2001-2010. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
9. Depkes RI. 2006. Materi Ajar Penurunan kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Dirjen Bina Kesmas
10. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharadjo
14
PROGRAM PEMBELAJARAN
PEMICU
Pemicu 1
Nang Lecir terlihat sangat sedih karena istrinya baru saja meninggal setelah melahirkan
anak terkecilnya. Men Mongkeg meninggal setelah melahirkan anak ke-7 di dukun dan
meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas. Nang Lecir bingung memikirkan bagaimana
nasib anak-anaknya yang masih perlu asuhan ibunya. Anak terkecilnya berumur 1,5 tahun
dan terbesar kelas 3 SMP. Selama hamil Men Mongkeg tidak pernah memeriksakan
kehamilannya. Dia tidak memiliki biaya untuk pergi ke puskesmas. Sehari-hari Men
Mongkeg harus membantu mertuanya mencari kayu bakar untuk di jual untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, disamping itu ia juga mengurus anak-anaknya yang masih kecil.
Seorang bidan desa memberi saran agar kehamilannya diperiksa ke puskesmas, hanya saja
menurut suami dan mertuanya hal itu tidak perlu dilakukan karena menganggap
kehamilannya tidak bermasalah. Saat persalinan yang menimbulkan komplikasi perdarahan,
Men Mongkeg terlambat dibawa ke puskesmas karena masih menunggu keputusan dari
keluarganya, hingga nyawanya tidak tertolong.
Pemicu 2
Tomblos dan Koncreng baru saja datang dari bidan dan Koncreng dinyatakan hamil 4
bulan. Usia mereka masih sangat muda. Tahun depan baru akan mengikuti ujian akhir SMP.
Seorang teman memberitahu bahwa ada seorang dukun yang biasa melakukan praktik
pengguguran kandungan. Keesokan harinya datanglah mereka ke dukun tersebut. Oleh
dukun, daerah kemaluan Koncreng dimasukkan tangkai daun sirih. Dengan pesan bila
beberapa hari kemudian terjadi perdarahan, artinya telah terjadi keguguran.
Namun seminggu kemudian, Koncreng menderita demam dan nyeri di bagian perut. Karena
khawatir, orangtuanya membawa Koncreng ke Rumah Sakit. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter, diketahui Koncreng mengalami abortus infeksiosus. Dokter
menyarankan agar dirawat di Rumah sakit untuk menghilangkan sumber infeksinya.
15
Namun, bila tidak kunjung membaik, kemungkinan yang paling berat adalah melakukan
pengangkatan pada rahim, agar infeksinya tidak meluas ke organ lain.
Pemicu 3
Seorang ibu rumah tangga,berumur 39 tahun, mengalami post rape syndrome setelah
diperkosa oleh tetangganya. Akibat perkosaan tersebut, korban hamil yang sekarang sudah
berumur 4 minggu umur kandungan. Korban muntah hebat sampai berdarah dan tidak bisa
dikontrol oleh korban. Suami korban membawa ke RS. Oleh dokter Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, korban dinyatakan hamil dan mengalami hiperemesis gravidarum
serta syndroma Mallory Weiss. Dari pemeriksaan psikiatri, korban dinyatakan menderitan
Post Traumatic Stress Dissorder (PTSD).
Pemicu 4
Bagus seorang mahasiswa kedokteran menjemput adiknya Jegeg yang masih duduk di kelas
5 SD di sekolah. Bagus melihat Jegeg sedang makan di depan kelas. Tiba-tiba temannya
Jegeg datang dan ikut memakan makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Ketika
ditanya Jegeg mengatakan hal itu sudah biasa karena malas mencuci tangan. Makanan yang
dimakan Jegeg juga dibeli di luar sekolah karena bosan dengan makanan di kantin. Bagus
kemudian berkeliling sekolah dan melihat banyak sampah yang dibuang sembarangan serta
beberapa genangan air yang berisi jentik nyamuk.
Pemicu 5
Luhde bersama anaknya yang berusia 10 bulang datang ke Posyandu pada saat pelaksanaan
PIN. Setiba di Posyandu Luhde mengatakan bahwa dia datang tidak untuk mengimunisasi
anaknya melainkan hanya untuk mendapatkan susu gratis yang dibagikan di Posyandu. Saat
ditanya alasannya oleh dokter Luhde mengatakan bahwa dia takut anaknya akan meninggal
bila diimunisasi. Dia juga mengatakan bahwa anak tetangganya meninggal setelah
diimunisasi pada saat berusia 3 bulan. Dokter kemudian memberikan penjelasan mengenai
KIPI kepada Luhde.
16
STUDENT PROJECT
Student Project pada Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini, adalah mencari kasus yang terkait
dengan topik-topik pada mata kuliah yang telah diajarkan. Diharapkan mahasiswa mencari
kasus yang riil(nyata) dimana pernah ditulis dalam media cetak di Indonesia. Sehingga
diharapkan mahasiswa nantinya tidak secara gampang mencari kambing hitam dari setiap
peristiwa yang ada, tetapi sanggup menganalisa dan memberi masukan dan saran-saran
terkait dengan peristiwa tersebut.
Tugas ini akan diberikan kepada masing-masing mahasiswa. Dan tugas ini akan
dipresentasikan di depan mahasiswa lain dan dosen sesuai bidang keahliannya (pakar) akan
memberi penilaian.
Mahasiswa nomor urut 1-17 : Student project 1
Mahasiswa nomor urut 18-35 : Student project 2
Mahasiswa nomor urut 36-52 : Student project 3
Sedangkan unruk student project 4 dan student project 5 adalah berupa laporan kunjungan
yang dilakukan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan 5(lima) Puskesmas yang bernaung
dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
17
ABSTRAK KULIAH
Kuliah 1: Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate dr. I Wayan Kandera,MPH
Kematian atau mortalitas merupakan suatu komponen proses demografi disamping fertilitas
dan mobilitas yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tingkat mortalitas penduduk
selain mempengaruhi pertumbuhan penduduk juga merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat.
Angka kematian menurut kelompok umur yang sering digunakan adalah angka kematian
neonatus, angka kematian bayi dan angka kematian balita.
1. Angka Kematian Neonatus
= kematian neonatus (umur
18
Angka Kematian Menurut Sebab (Cause Specific Death Rate)
Angka Kematian Ibu Maternal (Maternal Mortality Rate/MMR) = kematian perempuan karena kehamilan, persalinan atau nifas pada tahun X x100.000 kelahiran hidup pada tahun X
Rumus ini sering digunakan baik dalam laporan di Departemen Kesehatan maupun WHO.. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian
Tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
1. Daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit, termasuk status gizi, komposisi
demografi dan sistem kekebalan tubuh
2. Angka kesakitan, baik penyakit infeksi, metabolic, kardiovaskuler, degeneratif,
reproduksi, tumbuh ganda, trauma (rudapaksa) atau lainnya
3. Sanitasi lingkungan yang berkaitan denan sumber infeksi, polusi dan vektor penyakit
4. Tingkat sosial-ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan daya beli masyarakat
untuk membeli makanan, memelihara kesehatan dan membeli obat jika sakit
5. Tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat
Kuliah 2: Strategi Pendekatan Risiko (SPR) dr. Made Wandia,SpOG
Konsep pemikiran dari Strategi Pendekatan Risiko (SPR) atau Risk Approach Strategy (RAS)
adalah bahwa pada tiap masyarakat selalu ada komunits, keluarga atau individu yang
mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi sakit, mendapat kecelakaan atau
kematian mendadak, jika dibandingkan dengan kelompok lain.
Adanya kerentanan terhadap penyakit atau kelainan ini disebabkan mereka mempunyai
berbagai karakteristik atau faktor risiko yang satu sama lain saling berpengaruh. Faktor risiko
ini bisa bersifat biologis,genetik, lingkungan atau psikososial. Sebagian dari faktor risiko ini
19
dapat dikenal dan diukur sehingga kita dapat menggunakannya dalam upaya pelayanan
kesehatan preventif.
Tingginya angka risiko hanya merupakan perkiraan, tanda-tanda atau indikator dari besarnya
pertolongan yang dibutuhkan, baik preventif maupun kuratif.
Faktor risiko adalah sesuatu yang ada pada diri seseorang atau komunitas, yang mungkin
pada suatu waktu dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kesakitan atau bahkan kematian.
Faktor risiko dalam kesehatan reproduksi, kita dapat membaginya secara lebih spesifik,yaitu:
1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan
2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan malaria
3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, berbgai kompliksi obstetri, SC, dll.
4. Faktor lingkungan: polusi udara kelangkaan air bersih, penyakit endemis,dll.
5. Faktor sosioekonomibudaya: pendidikan, penghasilan dan kepincangan gender.
Yang benar-benar dapat disebut sebagai faktor risiko adalah yang empat pertama karena
masing-masing berpotensi untuk menimbulkan berbagai penyulit tertentu.
Pengelompokan golongan risiko menurut Rochyati, terbagi menjadi:
Kelompok I : Ada Potensi Risiko Obstetri/ Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)
Kelompok II: Ada Risiko Obstetri/ Ada Gawat Obstetri (AGO)
Kelompok III: Ada Gawat Darurat Obstetri (AGDO)
Kuliah 3: Kematian Ibu akibat kehamilan dan persalinan
dr. Made Wandia,SpOG
Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok,yaitu:
1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh
komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang
disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-
20
tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas. Di negara
berkembang, sekitar 95% kematian ibu termasuk dalam kelompok ini.
2. Inderect obstetric deaths, yaitu kematian ib yang disebabkan oleh suatu penyakit,
yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat
kehamilan atau persalinan.
McCarty dan Maine (1992) dalam keangka konsepnya membagi penyebab kesakitan dan
kematian ibu menjadi:
1. Penyebab langsung (proximate determinants)
Kejadian kehamilan
Komplikasi kehamilan dan persalianan
2. Penyebab antara (intermediate determinants)
Status kesehatan
Status reproduksi
Akses terhadap pelayanan kesehatan
Perilaku sehat
Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga
3. Penyebab mendasar (contextual determinants)
Status wanita dalam keluarga dan masyarakat
Status keluarga dalam masyarakat
Status masyarakat
21
22
Kuliah 4: Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan dr. Pande Geriawan,SpOG
Tiga jenis keterlambatan dalam rujukan
Bila pelayanan obstetri yang tepat guna/memadai telah tersedia, belumlah menjadi jaminan
pemanfaatannya. Masyarakat yang membutuhkan seringkali tidak dapat menjangkau akibat
hambatan jarak, biaya dan budaya. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengenalan
tanda bahaya dan pencarian pertolongan profesional seringkali belum memadai. Dibanyak
negara berkembang, masih sering ditemukan hambatan lain berupa ketidakberdayaan
perempuan dalam mengambil keputusan, sementara peran suami dan mertua sangat dominan.
Banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam rujukan, namun dapat dikategorikan
dalam tiga jenis keterlambatan sebagai berikut:
1. Keterlambatan dalam pengambilan keputusan untuk merujuk Pengambilan keputusan untuk merujuk merupakan langkah pertama dalam menyelamatkan ib
yang mengalami komplikasi obstetri. Keterlambatan dalam mengambil keputusan di tingkat
keluarga ini mungkin dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya ketidakmampuan
ibu/keluarganya untuk mengenali tanda bahaya, ketidaktahuan kemana mencari pertolongan,
faktor budaya, keputusan tergantung pada suami, ketakutan akan besarnya biaya yang perlu
dibayar untuk transportasi dan perawatan di rumah sakit, serta ketidakpercayaan akan kualitas
pelayanan kesehatan.
2. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan Bila keputusan merujuk telah diambil, ibu akan menuju ke fasilitas pelayanan kedaruratan
obstetri. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh jarak,
ketersediaan dan efisiensi sarana transportasi, serta biaya.
3. Keterlambatan dalam memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya jumlah dan keterampilan tenaga
kesehatan, ketersediaan alat, obat, transfusi darah dan bahan habis pakai, manajemen serta
kondisi fasilitas pelayanan.
Kuliah 5: Masalah 4 terlalu pada deteksi risiko tinggi kehamilan dr. Pande Geriawan,SpOG
Masalah yang memicu tingginya angka kematian ibu adalah terlalu muda usia saat hamil,
terlalu sering hamil, terlalu dekat jarak antar anak dan terlalu tua usia saat hamil.
23
Kuliah 6: Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer
dr. Darmayasa,SpOG(K)
Empat Pilar Upaya Safe Motherhood
WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood nruk menggambarkan
ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, Mother-Baby Package,1994).
24
Empat pilar dalam upaya Safe Motherhood tersebut adalah:
1. Keluarga Berencana Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan
dan individu. Pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan
konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai,
termasuk kontrasepsi emergensi, dan pelayanan ini harus merupakan bagian dari
program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana
memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan.
2. Asuhan Antenatal Dalam masa kehamilan, petugas kesehatan harus member pendidikan pada ibu hamil
tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut, membantu
perempuan hamil serta keluarganya untuk persiapan bayi, meningkatkan kesadaran
mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjdinya komplikasi dalam
kehamilan/persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas
kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan melakukan penanganan risiko
tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan perempuan hamil.
3. Persalinan Bersih dan Aman Dalam persalinan, perempuan harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang
memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman. Tenaga kesehatan juga
harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta
mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut. Selain
itu, mereka juga harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persalinan yang
tidak bisa diatasinya ke tingkat pelayanan yang lebih mampu.
4. Pelayanan Obstetri Esensial Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau
komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan
obstetric esensial meliputi kemampuan pelayanan kesehatan untuk melakukan
tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.
Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia
Strategi MPS mendukung target nasional yang telah disepakati. Dengan demikian tujuan
global MPS adalah ntk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi lahir sebagai
berikut:
25
Ada tiga pesan kunci dari MPS yaitu:
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil.
2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3. Setiap perempuan usia subur mempnyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Kuliah 7: Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi Manusia
dr. Darmayasa,SpOG(K)
Kuliah 8: Kesehatan Reproduksi Remaja dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOG(K)
Kuliah 9: Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes
dr. Nuada
Kuliah 10: Audit Maternal dr. Made Bagus Dwi aryana,SpOG(K)
Audit maternal diselenggarakannya audit maternal adalah masih tingginya angka kesakitan
dan kematian maternal. Safe motherhood, menjabarkan langkah-langkah kegiatan untk
menrunkan angka kematian Ibu. Namun kenyataannya sangat sulit mendokumentasikan
penurunan angka kematian ibu yang terukur. Salah satu upaya untuk mendokumentasikan
angka tersebut dan sekaligue mencegah berulangnya kejadian kesakitan/kematian yang
sebetulnya dapat dicegah, adalah dengan audit maternal.
Audit medic menurut The British Government adalah analisis yang sitimatis dan kritis
tentang kualitas pelayanan medik, termasuk di dalamnya:
Kualitas hidup dan luaran (outcome) untuk pasien
Prosedur yang dipakai ntuk mendiagnosis dan mengobati
Penggunaan sumber-sumber; dengan tujuan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Kuliah 11: Kehamilan yang Tidak Diinginkan dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOGK)
Kuliah 12: Pengguguran Kandungan dari aspek medikolegal dr. Ida Bagus Alit,SpF
26
Tindak pengguguran kandungan secara statistik menelan korban yang lebih besar
dibandingkan bencana alam maupun peperangan. Hal tersebut mendasari Bunda Theresa
pada saat menerima hadiah Nobel bidang perdamaian menyatakan The greatest destroyed
of peace is the cry of innocent unborn baby.
Antara pandangan Medis dan Hukum agak berbeda terhadap aborsi. Secara Medis, aborsi
adalah terhentinya kehamilan sebelum 20 minggu umur kandungan. Sedangkan secara
Hukum, dipandang dari sudut yeng berbeda-beda di masing-masing Negara dimana Hukum
itu berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa Hukum dibatasi waktu dan ruang. Di Negara dengan
system hukum Contonental Law seperti Inggeris, dikatakan aborsi bila penghentian
kehamilan terbatas pada janin yang belum viable (kurang dari 7 bulan umur kandungan).
Sedangkan penghentian kehamilan pada janin yang sudah viable dikenal sebagai Child
Destruction dan ini tidak dikenal di Indonesia.
Pandangan hukum yang berbeda ini menyebabkan legalisasi atau kriminalisasi aborsi
berbeda- beda dimasing-masing Negara. Singapura, China dan Tunisia secara tegas
melegalisasi aborsi dalam upaya pembatasan jumlah penduduk, peningkatan ekonomi dan
perbaikan standar hidup. Jepang melegalkan aborsi atas dasar indikasi social. Swedia,
Inggeris dan Italia memperbolehkan aborsi atas dasar sosio-medis.
Berdasarkan Blacks Law Dictionary, aborsi didefinisikan sebagai the spontaneous or
artificially induced expulsion of an embryo or fetus . Dari definisi tersebut maka aborsi
dibedakan atas abortus spontan yang terjadi secara alamiah (natural) dan abortus provokatus.
Abortus Provocatus dibedakan menjadi Abortus Provokatus Medisinalis berdasarkan indikasi
medis dan Abortus Provokatus Kriminalis yang merupakan tindak melanggar hukum.
Sehubungan dengan tindak aborsi, di dunia berkembang dua kelompok pemikiran yaitu 1)
kelompok Pro-life yang anti terhadap tindak aborsi dan 2) kelompok Pro-Choice yang pro
terhadap tindak aborsi.. Kelompok Pro-life menilai tindak aborsi dari pelanggaran terhadap
hak janin yaitu hak untuk dilahirkan hidup dan hak untuk dilahirkan normal ( The right
unborn baby to be born alive and to be born normal ). Dilain pihak kelompok Pro-Choice
lebih memandang dari prinsip humaniora (Humanitarian Principles) yang menitik beratkan
prinsip Autonomi dari wanita yaitu Womens right to control her own body, social justice
27
mendapat pelayanan kesehatan dan fakta bahwa aborsi illegal berdampak buruk terhadap
kesehatan masyarakat. Kelompok Pro-Choice menganggap korban tindak aborsi bukan
manusia tetapi janin yang belum dianggap sebagai Human being with the right of a
person Tindak aborsi dianggap bukan tindak criminal karena sebagai Crime without
Victim atau Victimless Crime.
Legalisasi tindak aborsi dengan alasan tertentu dipandang dari segi Etika, sangat berbahaya
karena dapat mencetuskan fenomena yang dikenal sebagai Slippery Slope Phenomenon.
Monterque yang mencetuskan ide tersebut menyatakan, kalau ada suatu kelonggaran dalam
salah satu tatanan Etika masyarakat akan cenderung diikuti oleh kelonggaran tatanan etika
yang lainnya. Hal ini digambarkan sebagai tergelincir dilereng yang licin yang semakin lama
semakin memburuk keadaannya.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak aborsi dikelompokkan
kedalam kelompok kejahatan terhadap nyawa dan bila dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
maka hukumannya akan ditambah sepertiga dan ijin serta kewenangannya dicabut sehingga
tidak boleh melakukan praktek Kedokteran.
Pada Undang Undang Kesehatan RI No 36 tahun 2009, khususnya pasal 75 (2) diatur bahwa
tindak aborsi dapat dilakukan bila :
1. Adanya indikasi Kedaruratan Medis yang mengancam nyawa ibu dan atau
janin, menderita penyakit genetika yang berat, menderita cacat bawaan
yang tidak bias diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar
rahim
2. Kehamilan terhadap korban perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban.
Lebih lanjut ayat(3) menekankan tindak aborsi hanya dapat dilakukan setelah dilakukan
konseling pra, durante dan post aborsi oleh konselor yang berkompetensi dan berwenang.
Pada pasal 76 UU Kesehatan RI no 36 tahun 2009 mengatur aborsi dilakukan :
a. Sebelum kehamilan berumur 6 minggu umur kandungan atau terjadi kedaruratan
medis
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang
c. Mendapat persetujuan dari ibu hamil
28
d. Mendapat izin dari suami kecuali korban perkosaan
e. Dilakukan pada penyedia pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat
Kuliah 13: Kesehatan lansia (menopause-andropause) dr. Darmayasa,SpOG(K)
Kuliah 14: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (1)
Kuliah 15: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (2) dr. Triasa,SpA
Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi
dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini
terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi
baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada
masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun
kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup
bersih dan sehat.
Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi
saluran pernafasan akut, demam, ikterus, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada
kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabkan
oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan karena kendala kendala biaya (cost barrier),
geografis dan transportasi.
Perubahan perilaku merupakan penyebab langsung kematian bayi dan balita
sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan
perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan
bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki
perilaku keluarga dan masyarakat, terutama perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk upaya
mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat mutu manajemen
terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan
sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup.
Kuliah 16: Audit Perinatal Bagian Anak RS Sanglah
29
Kuliah 17: Masalah terkait PHBS pada anak usia sekolah (SD,SMP/SMA) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes
dr. Nuada
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
PHBS di sekolah dapat diartikan sebagai kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan
oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah,petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain
yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif
dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. Ada 8 indikator PHBS di sekolah antara lain
adalah :
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
2. Jajan di kantin sekolah yang sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah dengan terukur dan teratur
5. Mengukur berat badan dan tinggi badan secara teratur setiap 6 bulan
6. Bebaskan diri dari asap rokok
7. Memberantas jentik nyamuk
8. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di jamban sekolah
Kuliah 18: Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes
dr. Nuada
Kuliah 19: Masalah gizi dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes
dr. Nuada
30
Masalah-masalah gizi yang biasanya terjadi di indonesia antara lain:
1. Kurang energi protein (KEP)
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki.
Penyebabnya dapat berupa masukan makanan dengan kuantitas dan kualitas rendah ,
gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan, pengetahuan yang kurang tentang
gizi, kemiskinan sehingga timbul malnutrisi dan infeksi.
Gejala klinis KEP ringan yaitu pertumbuhan mengurang atau berhenti, BB
berkurang/terhenti bahkan turun, ukuran lingkar lengan menurun, maturasi tulang
terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau
menurun, aktivitas dan perhatian kurang, kelainan kulit dan rambut.
KEP dibagi menjadi marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor
2. Obesitas
Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh. Gizi lebih (over weight)
dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun tidak selalu identik dengan
obesitas. Penyebab obesitas antara lain:
Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan
Aktifitas fisik yang rendah
Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)
Laju pertumbuhan yang sangat cepat
Genetik atau faktor keturunan
Gangguan hormone
3. Anemia
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. Kadar hemoglobin (Hb), hematokrit
(Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa
31
unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.
Beberapa macam anemia antara lain:
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin
Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang
matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12
Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia,
hipoplastik atau aplastik
4. Defisiensi vitamin A
Penyebab defisiensi vit A antara lain:
Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah
Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan
akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI
MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A
Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik,
KEP dll)
Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar
tiroid
Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)
Tanda dan gejala
Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea
Kadar vitamin A dalam plasma
32
Kretinisme
Kegagalan reproduksi
Kematian
Kuliah 20: Masalah laktasi Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA
Kuliah 21: Imunisasi Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA
Kuliah 22: Masalah terkait imunisasi (KIPI) Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA
33
KUNJUNGAN KE DINAS KESEHATAN
( TERKAIT PROGRAM KIA )
Untuk kunjungan lapangan ke Dinas Kesehatan, mahasiswa akan dijelaskan mengenai
program-program KIA yang telah berjalan dan kendala yang dihadapi saat program tersebut
berjalan.
Mahasiswa ditugaskan membuat sebuah laporan kunjungan yang isinya tentang organisasi di
Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan KIA dan merangkum penjelasan yang telah
diberikan. Dan dapat jeli melihat permasalahan-permasalahan yang ada,sekaligus memberi
masukan terhadap permasalahan tersebut dari sudut pandang sebagai mahasiswa.
Tugas ini merupakan tugas kelompok. Kelompok dibagi berdasarkan kelompok SGD.
Laporan kunjungan dimasukkan dalam Student Project 4.
Masing-masing kelompok akan melakukan presentasi laporan dihadapan narasumber dari
Dinas Kesehatan.
34
KUNJUNGAN KE PUSKESMAS
( POSYANDU )
Untuk kunjungan lapangan ke Puskesmas, mahasiswa akan dijelaskan mengenai program-
program KIA yang telah berjalan di tingkat pelayanan kesehatan primer dan kendala yang
dihadapi saat proram tersebut berjalan.
Mahasiswa ditugaskan membuat sebuah laporan kunjungan yang isinya tentang pelaksanaan
program-program Puskesmas yang berkaitan dengan KIA sesuai panduan dari Dinas
Kesehatan dan merangkum penjelasan yang telah diberikan. Dan dapat jeli melihat
permasalahan-permasalahan yang ada,sekaligus memberi masukan terhadap permasalahan
tersebut dari sudut pandang sebagai mahasiswa.
Tugas ini merupakan tugas kelompok. Dan kelompok dibagi berdasarkan kelompok SGD.
Puskesmas yang dikunjungi adalah:
1. Puskesmas Denpasar Barat 2 : SGD 1
2. Puskesmas Denpasar Selatan 4 : SGD 2
3. Puskesmas Denpasar Utara 3 : SGD 3
4. Puskesmas Denpasar Utara 1 : SGD 4
5. Puskesmas Denpasar Timur 1 : SGD 5
Format laporan untuk masing-masing kelompok disesuaikan dengan contoh laporan yang
akan diberikan.
Tugas ini akan dimasukkan dalam penilaian student project 5.
35
DAFTAR MASALAH KOMUNITAS BLOK KESEHATAN IBU DAN ANAK
SESUAI SKDI 2006
1. Angka Kematian Ibu
2. Angka Kematian Bayi
3. Masalah Gizi
4. Imunisasi dan KIPI
5. Kesehatan Reproduksi
6. Kesehatan Lansia
36
KOMENTAR DAN KIAT KHUSUS
Beberapa kiat khusus yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, antara lain:
a. Carilah buku dan literatur lainnya baik di perpustakaan maupun internet sebelum
perkuliahan mulai dan sebaiknya buku yang dipilih adalah textbook luar bukan textbook
terjemahan.
b. Belajarlah dari textbook dan literatur lainnya, jangan merasa cukup hanya dengan
mendengarkan kuliah yang diberikan.
c. Waktu mandiri sebaiknya dimanfaatkan dengan bijaksana.
d. Untuk memudahkan belajar, buatlah cacatan kecil setiap perkuliahan sehingga saat
mendekati ujian sumatif mahasiswa tidak perlu mengulang membaca textbook dan cukup
membaca catatan kecilnya.
Semoga beberapa kiat khusus di atas dapat berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat
membantu mahasiswa dalam belajar.
37
PENUTUP
Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran blok
Kesehatan Ibu dan Anak baik bagi dosen pengajar, fasilitator, maupun mahasiswa sendiri,
sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.
Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
kemampuannya masing-masing dalam bidang ini. Namun demikian disadari bahwa buku blok ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang belum jelas, hendaknya
mahasiswa dan pembaca lainnya dapat meyampaikan kepada tim penyusun buku modul ini, serta
sangat diharapkan berbagai masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Modul ini
kedepannya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
38
Lampiran 4 : SK Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa
UNIVERSITAS WARMADEWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Websife:http//www.warmadewa.ac.id
Sekretariat : Jl. Terompong No.24 Denpasar (80235) Telp: 223858 Fax.235073
SURAT KEPUTUSAN
KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS WARMADEWA
Nomor : 039/Unwar/FKIK/PD-02/2010.
Tentang
PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PENYUSUNAN BLOK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAW WARMADEWA
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa, Menimbang : 1. Bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di FKIK Unwar diperlukan
kurikulum sebagai acuan dalam pelaksana pendidikan tersebut 2. Bahwa untuk maksud tersebut telah disusun Buku Kurikulum Program
Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa 3. Bahwa untuk berlakunya Buku Panduan Penyusunan Blok perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi; 3. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 304/DIKTI/Kep/1998, tanggal
18 Agustus 1998, tentang tindak lanjut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 188/U/1998, tanggal 7 Agustus 1998 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tinggi untuk Program Sarjana;
4. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 374/Dikti/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998, tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengawasan Program Studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana;
5. SK Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali No. 05/Yas Korps/VIII/1984 tentang pendirian Unwar
6. Statuta Universitas Warmadewa tanggal 21 Juni 2001; 7. SK Dirjen Dikti No. 63/D/T/2009 tanggal 20 Januari 2009 tentang Ijin
Penyelenggaraan FKIK (S1) Universitas Warmadewa Denpasar. Memperhatikan :
39
1. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 156/U/1994 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.
2. SK Dirjen Dikti No. 374/DIK/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998 tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan program studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana
3. SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
4. Hasil Lokakarya Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tanggal 5 Juni 2010.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pertama : Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Warmadewa tahun 2010 sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa
Kedua : Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Kurikulum ini akan diatur sebagai aturan tambahan, setelah mendapatkan pertimbangan yang bijak tanpa merugikan penyelenggaraan program pendidikan
Ketiga : Buku Kurikulum akan ditinjau dalam waktu 5 tahun atau apabila terjadi perubahan kebijakan akademik pada tingkat Program Studi Pendidkan Dokter, Universitas Warmadewa atau nasional
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Warmadewa Ketua,
Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP & E,Sp.ParK NIP. 130356069 Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Bapak Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali 2. Bapak Rektor Universitas Warmadewa 3. Para Pembantu Rektor Universitas Warmadewa 4. Ka. BAAK Universitas Warmadewa
DOSEN FASILITATORJADWAL PEMBELAJARANPemicu 4Bagus seorang mahasiswa kedokteran menjemput adiknya Jegeg yang masih duduk di kelas 5 SD di sekolah. Bagus melihat Jegeg sedang makan di depan kelas. Tiba-tiba temannya Jegeg datang dan ikut memakan makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Ke...Pemicu 5Luhde bersama anaknya yang berusia 10 bulang datang ke Posyandu pada saat pelaksanaan PIN. Setiba di Posyandu Luhde mengatakan bahwa dia datang tidak untuk mengimunisasi anaknya melainkan hanya untuk mendapatkan susu gratis yang dibagikan di Posyandu....Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan...Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, demam, ikterus, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabka...Perubahan perilaku merupakan penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan ba...Masalah-masalah gizi yang biasanya terjadi di indonesia antara lain:
UNIVERSITAS WARMADEWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERWebsife:http//www.warmadewa.ac.idSekretariat : Jl. Terompong No.24 Denpasar (80235) Telp: 223858 Fax.235073SURAT KEPUTUSANKETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS WARMADEWANomor : 039/Unwar/FKIK/PD-02/2010.TentangPEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PENYUSUNAN BLOKPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAW WARMADEWAKetua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa,Menimbang : 1. Bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di FKIK Unwar diperlukan kurikulum sebagai acuan dalam pelaksana pendidikan tersebut2. Bahwa untuk maksud tersebut telah disusun Buku Kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa3. Bahwa untuk berlakunya Buku Panduan Penyusunan Blok perlu ditetapkan dengan Surat KeputusanMengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;2. Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;3. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 304/DIKTI/Kep/1998, tanggal 18 Agustus 1998, tentang tindak lanjut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 188/U/1998, tanggal 7 Agustus 1998 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tingg...4. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 374/Dikti/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998, tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengawasan Program Studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana;5. SK Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali No. 05/Yas Korps/VIII/1984 tentang pendirian Unwar6. Statuta Universitas Warmadewa tanggal 21 Juni 2001;7. SK Dirjen Dikti No. 63/D/T/2009 tanggal 20 Januari 2009 tentang Ijin Penyelenggaraan FKIK (S1) Universitas Warmadewa Denpasar.Memperhatikan :1. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 156/U/1994 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.2. SK Dirjen Dikti No. 374/DIK/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998 tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan program studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana3. SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa4. Hasil Lokakarya Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tanggal 5 Juni 2010.MEMUTUSKANMenetapkan :Pertama : Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tahun 2010 sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas WarmadewaKedua : Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Kurikulum ini akan diatur sebagai aturan tambahan, setelah mendapatkan pertimbangan yang bijak tanpa merugikan penyelenggaraan program pendidikanKetiga : Buku Kurikulum akan ditinjau dalam waktu 5 tahun atau apabila terjadi perubahan kebijakan akademik pada tingkat Program Studi Pendidkan Dokter, Universitas Warmadewa atau nasionalKeempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di : DenpasarPada tanggal : Program Studi Pendidikan DokterUniversitas WarmadewaKetua,NIP. 130356069Tembusan disampaikan kepada Yth.:1. Bapak Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali2. Bapak Rektor Universitas Warmadewa3. Para Pembantu Rektor Universitas Warmadewa4. Ka. BAAK Universitas Warmadewa