HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS DENGAN
HASIL PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL
AHMAD YANI METRO PERIODE JULI 2013 JUNI 2014
GAMBARAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PETUGAS KESEHATAN
DI PUSKESMAS PEJUANG BEKASIOleh:Muhammad Thanthawi Jauhari
(2011730151)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Starta Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
Latar BelakangKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Kualitas pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas sangat
dipengaruhi oleh petugas kesehatan. Disisi lain petugas kesehatan
berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat mengancam
keselamatan saat bekerja.
Infeksi dapat dicegah dengan menerapkan universal precaution
secara benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan universal precaution pada petugas kesehatan.Rumusan
MasalahPenelitian ini akan mempelajari mengenai pelaksanaan Sistem
Universal Precautions, sehingga penelitian ini mempunyai pertanyaan
penelitian sebagai berikut:Bagaimana Penerapan Komponen Universal
Precautions pada petugas kesehatan di Puskesmas Pejuang
Bekasi?Bagaimana pelaksanaan penerapan cuci tangan pada petugas
kesehatan Puskesmas Pejuang Bekasi?Bagaimana pelaksanaan pemakaian
alat pelindung diri pada petugas kesehatan Puskesmas Pejuang
Bekasi?Bagaimana pelaksanaan pengelolaan alat kesehatan yang
dilakukan petugas kesehatan Puskesmas Pejuang Bekasi?Bagaimana
pelaksanaan pengelolaan limbah di Puskesmas Pejuang
Bekasi?Bagaimana tindakan petugas kesehatan Puskesmas Pejuang
Bekasi dalam hal melakukan tindakan kecelakaan kerja yang
terjadi?TujuanTujuan umum Untuk mengetahui penerapan komponen
kewaspadaan umum pada petugas kesehatan Puskesmas Pejuang
Bekasi
Tujuan KhususDiketahuinya pelaksanaan penerapan cuci tangan pada
petugas kesehatan Puskesmas Pejuang Bekasi.Diketahuinya pelaksanaan
pemakaian alat pelindung diri pada petugas kesehatan Puskesmas
Pejuang Bekasi.Diketahuinya pelaksanaan pengelolaan alat kesehatan
oleh petugas kesehatan Puskesmas Pejuang Bekasi.Diketahuinya
pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilakukan petugas kesehatan
Puskesmas Pejuang Bekasi.Diketahuinya tindakan petugas kesehatan
Puskesmas Pejuang Bekasi dalam hal melakukan tindakan kecelakaan
kerja.Kerangka TeoriBerpotensi menularkan penyakit/ infeksi
nosokomial kepada didri mereka, pasien dan masyarakat luasAktivitas
petugas/ tenaga kesehatan tidak sesuai prosedur Infeksi
NosokomialPencegahan: Kewaspadaan Umum/ Universal PrecautionsCuci
TanganPemakaian APDPengelolaan Alat KesehatanPengelolaan
LimbahKecelakaan KerjaKewaspadaan UmumPedoman Pelaksanaan
Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan menurut Depkes RI
tahun 2003Ditangani oleh petugas/ tenaga kesehatan Pasien berobat
ke fasilitas kesehatan Kerangka KonsepCuci TanganPemakaian
APDPengelolaan Alat KesehatanPengelolaan LimbahKecelakaan Kerja
Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan
menurut Depkes RI tahun 2003Tinjauan PustakaTinjauan PustakaMetode
PenelitianHasil Penelitian dan PembahasanCuci
TanganNoPertanyaanInforman IInforman IIInforman IIIInforman
IVInforman VInforman VIInforman VII1.Indikasi cuci tangan (Apakah
Bapak/ Ibu melakukan cuci tangan? Apa tujuan Bapak/ Ibu melakukan
cuci tangan?Pada saat apa saja Bapak/ Ibu mencuci tangan?)Ya. Agar
tangan bersih dari kuman,virus, jamur dan bakteri pathogen lainnya.
Sebelum tindakan sama habis tindakan itu pasti terus habis dari
kamar mandi, setelah pegang alkes, jika kena kontaminasi kaya
darah, sekret, selaput mukosa sama cairan lain dari pasien, sebelum
sama sesudah pake hand scoon.Ya. Biar bersih dari kuman pathogen,
bakteri virus juga. Cegah kontaminasi dari satu tempat ketempat
lain. Habis pegang alkes yang kena kontaminasi, setelah dan sesudah
menangani pasien, setelah dari wc, setelah sama sebelum pake sarung
tangan, kena percikan darah, lendir atau cairan lain dari pasien
saya cuci tangan.Iya mas. Cuci tangan agar bersih, kumannya hilang
jadi ntar pas ke pasiennya juga bersih, kalo infeksi juga jadi ga
makin parah gitu. Biasanya sebelum sama habis tindakan, sebelum
injeksi kepasien, setelah pegang alat yang kontaminasi.Melakukan.
Biar tangannya bersih dari kuman. Saat akan ke pasien, setelah dari
pasien juga kadangkan kena darah atau cairan lain juga. Sebelum
sama sesudah pake sarung tangan, sebelum injeksi pasien.Ya. Untuk
membersihkan tangan dari kuman. Saat akan melakukan tindakan
kepasien apalagi jika akan menolong partus itu wajib, sama
setelahnya kan banyak terkena darah, setelah dari wc juga cuci
tangan.Ya. Untuk membersihkan tangan dari kuman. Saat akan menolong
partus dan setelahnya, sebelum dan sesudah menggunakan sarung
tangan, setelah dari kamar mandi, setelah terkontaminasi darah, air
liur dan secret.Sudah dilaksanakan. Supaya bersih dari kuman maupun
kontaminasi dari alat kesehatan setelah pakai. Saat akan memilih
limbah dan sesudahnya, akan pakai sarung tangan dan sesudahnya,
setelah selesai melakukan pekerjaan juga.Cuci
TanganNoPertanyaanInforman IInforman IIInforman IIIInforman
IVInforman VInforman VIInforman VII2.Prosedur cuci tangan
(Bagaimana prosedur cuci tangan yang Bapak/ Ibu lakukan?)Nyalakan
air pastikan airnya mengalir, basahi telapak tangan, ambil sabun,
gosok kedua tangan, tangan kanan diatas tangan kiri lalu
kebalikannya, jari- jarinya saling terkait kaya gini, jempol
digenggam terus putar, kuku di gosok ditelapak tangan, pergelangan
tangan lalu bilas terus keringkan. Biasanya 10-15 detik.Nyalakan
kran air, basahi tangan, ambil sabun, bersihkan sela jari, punggung
tangan, jari saling terkait, jempol bersihin, kuku di gosok ke
telapak tangan, pergelangan tangan, bilas lalu kering kan dengan
kain/tisu kering. Biasanya 15 detik.Gunakan air mengalir, basahi
tangan dan ambil sabun, bersihkan selajari, punggung tangan,
jari-jari mengait terus jempol, bersihin kuku digosok ke tangan
sama terakhir pergelangan tangan. Baru deh dibilas sama air bersih
terus di keringkan dengan kain bersih.Nyalakan kran, ambil sabun
basahi sedikit, sela-sela jari digosok, telapak tangan, punggung
tangan juga di gosok, terus gerakan mengait, jempol, kuku di gosok
sama pergelangan tangan. Baru dibilas pake air kran tadi terus
keringkan pake tisu. 10 detik biasanya.Pake air mengalir disini
kran, basahi dikit ambil sabun gosokan sela jari-jari punggung
tangan, jari mengait kanan terus kiri, jempol diputar, kuku digosok
ke telapak tangan, pergelangan tangan. Semuanya gentian kanan kiri
terus dibilas ambil tisu atau kain kering lalu keringkan.Nyalakan
air kran, basahi tangan, ambil sabun. Gosok punggung dan sela
jari-jari tangan bolak-balik, jari saling mengait kanan kiri juga,
bersihkan jempol dengan gerakan memutar, kuku kanan dan kiri
digosokkan ke talapak tangan, pergelangan tangan kanan dan kiri.
Bilas dengan air sampai bersih. Keringkan dengan kain kering/tisu.
Lamanya 10-15 menit.Menyalakan kran air, dibasahin dulu tangannya,
habis itu ambil sabun, sela jari dibersihkan dulu, habis itu
punggung tangan juga digosok-gosok, terus gini mas jarinya itu kaya
mengait yang kanan sama kiri terus digosok juga, jempol digenggam
sambil di puter-puter, pergelangan tangan yg terakhir. Dibilas
barung dilap pake tisu/kain.Cuci TanganNoPertanyaanInforman
IInforman IIInforman IIIInforman IVInforman VInforman VIInforman
VII3.Sarana cuci tangan (Apa saja sarana cuci tangan yang tersedia
di sini dan apakah sudah lengkap?)Sudah lengkap, wastafel, air
mengalir, sabun, antiseptic, kain kering, tisu, gambar
langkah-langkah cuci tangan dari depkes juga ada.Lengkap, air
mengalir, wastafel, tisu, kain kering, antiseptic, sabun, pamphlet
cara cuci tangan.Sangat lengkap. Wastafel, air mengalir, sabun,
langkah cuci tangan dari depkes,Lengkap. Wastafel, kran air, sabun,
antiseptic, pamphlet cuci tangan dari dinkes, kain bersih.Cukup
lengkap, wastafel, sabun, antiseptic, gambar langkah cuci
tangan.Lengkap dari wastafel, kran dengan air mengalir, sabun,
antiseptic, gambar langkah mencuci tangan yang baik dan benar dari
depkes.Sangat lengkap. Ada wastafel, kran buat air mengalir, tisu
sama kain bersih, sabun, antiseptic juga ada, pamphlet dari depkes
tentang mencuci tangan yang benar.Alat Pelindung1.Jenis alat
pelindung (Apa saja jenis alat pelindung yang terdapat di Puskesmas
Pejuang Bekasi?)Penutup kepala, kacamata pelindung, masker,
handscoon, apron, sepatu bot.Handscoon, apron, masker, penutup
kepala, sepatu pelindung, kacamata pelindungMasker, sarung tangan,
celemek, sepatu bot, kacamata pelindungSarung tangan, masker,
kacamata pelindung, celemet, sepatu bot, penutup kepalaKacamata dan
sepatu pelindung, masker, handscoon, pelindung kepala, apronPenutup
kepala, kacamata, gaun pelindung, sepatu bot, masker, sarung
tanganSarung tangan, masker, sepatu bot, celemek, kacamata
pelindung, penutup kepalaAlat PelindungNoPertanyaanInforman
IInforman IIInforman IIIInforman IVInforman VInforman VIInforman
VII2.Indikasi pemakaian alat pelindung (Apakah semua petugas selalu
memakai alat pelindung ketika melakukan tindakan pada pasien? Apa
saja jenis alat pelindung yang sering digunakan dan kapan
digunakannya?)Handscoon dan masker, terutama saat memeriksa dan
melakukan tindakan seperti pada pasien yang harus dilakukan
penjahitan pada luka dan saat melakukan penyuntikan.Handscoon dan
masker paling sering. Masker biasanya digunakan saat menangani
pasien dengan tbc dan flu/batuk berat. Handscoon buat perawatan
luka biasanya.Sarung tangan paling sering, sepatu bot biasanya
untuk yang mengurusi limbah agar melindungi kaki dari benda tajam
dan cairan yang keluar dari tempatnya.Handscoon untuk melakukan
penyuntikan dan pemasangan infuse bila diperlukan.Masker, sarung
tangan paling sering. Apron sama kacamata juga untuk menolong
partus.Sarung tangan. apron, penutup kepala, kacamata pelindung
jarang digunakan. biasanya untuk membantu saat
persalinan/partus.Sarung tangan, sepatu bot dan masker. Saat
mengelola limbah masker untuk meminimalisir bau yg menusuk dan
infeksi saluran nafas, sepatu bot agar tidak menginjak bendatajam
dan benda infeksius lainnya.Pengelolaan Alat
KesehatanNoPertanyaanInforman IInforman IIInforman IIIInforman
IVInforman VInforman VIInforman VII1.Proses dekontaminasi
(bagaimana proses dekontaminasi alat kesehatan yang dilakukan?)Alat
kesehatan yang selesai dipakai langsung direndam dalam bak klorin
0,5% selama 10 menit, lalu bias direbus dengan air mendidih tapi
disini biasanya pakai autoklaf untuk mensterilkan alatnya dengan
cara dipanaskan juga.Sterilkan dengan klorin 0,5% selama 10 menit,
lalu dimasukkan autoklaf untuk disterilisasi.Setelah pakai alatnya
langsung di rendam pakai klorin selama 10 menit setelah itu baru di
masukkan ke autoklaf agar steril.Sterilisasinya pertama pakai
klorin 0,5% selama 10 menit, setelah itu jika perlu disikat, lalu
dimasukkan autoklaf.Alat setelah pakai yang terkontaminasi cairan
tubuh pasien direndam dalam klorin, dibersihkan lalu di masukkan
kedalam autoklaf.Pakai klorin 0,5% selama 10 menit, di bersihkan
seperti bagian yang bergerigi disikat agar bersih setelah itu
dimasukkan kedalam autoklaf untuk disterilisasi. Ini jadi tanggung
jawab personal mas disini.Kalu itu tanggung jawab pribadi. Biasanya
prosesnya di rendam pake klorin 10 menit, yang ga dibutuhin dibuang
kaya sarung tangan, yang perlu disikat disikat biar bersih, masuk
ke autoklaf.2.Pencucian Alat (Bagaimana proses pencucian alat
kesehatan yang dilakukan?)Setelah direndam klorin dibersihkan
dengan deterjen halus.Alat dicuci bersih dengan menggunakan
deterjen atau desinfektan.Untuk bagian yang bergerigi tajam seperti
klem akan disikat hingga bersih, mencuci menggunakan desinfektan/
deterjen.Setelah di rendam dengan bak klorin dilanjutkan
debersihkan dengan desinfektan / deterjen.Setelah 10 menit dalam
bak klorin langsung dicui, disini biasanya menggunakan
deterjen.Benda bergerigi seperti klem biasanya dicuci dengan sikat
dengan menggunakan desinfektan/deterjen.Setelah selesai direndam
dengan bak klorin akan dilanjutkan dengan dicuci dengan deterjen/
desinfektan, untuk alat begerigi menggunakan sikat gar lebih
bersih.Pengelolaan Alat KesehatanNoPertanyaanInforman IInforman
IIInforman IIIInforman IVInforman VInforman VIInforman
VII3.Desinfeksi dan sterilisasi (Bagaimana proses desinfeksi dan
sterilisasi alat kesehatan yang dilakukan?/)Desinfeksi dengan
deterjen, sterilisasi dengan autoklaf.Desinfeksi tingkat tinggi
dengan direbus dalam air mendidih, sterilisasi dengan masukan dalam
autoklaf.Sterilisasi masukan dalam autoklaf sekitar 30 menit,
desinfeksi dicuci dengan deterjen/ alcohol/ cairan
sejenis.Desinfeksi dengan cairan desenfektan seperti alcohol dan
deterjen, sterilisasi dengan autoklaf.Sterilisasi dengan autoklaf
dengan suhu 121oC selama 30 menit, kalo desinfeksi pakai deterjen
atau cairan sejenisnya.Kalo strerilisasi pakai autoklaf mas disini
suhunya 121oC lamanya sekitar 30 menit, desinfeksinya jika ga pake
deterjen ya pakai zat desenfektan lain.Sterilisasinya pakai alat
autoklaf pakai suhu 121 oC lamanya 30 menit biasanya beberapa
bahannya dibungkus dulu, buat desenfeksi pakai
deterjen.4.Penyimpanan Alat Kesehatan (Bagaimana alat kesehatan
yang ada di Puskesmas Pejuang Bekasi?)Disimpan dilemari khusus,
sudah terbungkus, ada juga yang di autoklaf.Alatnya akan dibungkus
dan disimpan di dalam autoklaf dan beberapa di lemari khusus.Di
simpan di lemari dan autoklaf.Alat yang sudah di sterilkan akan
dibungkus dan sisimpan di autoklaf beberapa juga dilemari.Setelah
alat selesai disterilisasikan akan di bungkus dan berikan label
hari, karena alat di puskes ini setiap 1 minggu sekali dipakai atau
tidak akan disterilkan kembali. Biasanya di autoklaf.Diberikan
label dan disimpan diautoklaf dan lemari khusus.Diberikan label
kapan disterilakn setelah itu akan dibungkus dan disimpan dilemari
dan di autoklaf.Pengelolaan Alat KesehatanNoPertanyaanInforman
IInforman IIInforman IIIInforman IVInforman VInforman VIInforman
VII5.Pengelolaan benda tajam (bagaimana pengelolaan benda tajam di
Puskesmas Pejuang Bekasi?)Untuk sampah benda tajam akan langsung
dipisah kan dan di tempatkan dalam safety box berwarna kuning.Benda
tajam yang tidak terpakai seperti jarum akan dipisahkan dari
spuitnya dan akan di masukkan kedalam safety box yang berwarna
kuning.Sampah tajam akan dipisahkan dalam box kuning yang bernama
safety box yang ada disetiap ruangan di puskesmas.Benda tajam yang
masih bisa dipakai akan di sterilkan untuk di pakai kembali, untuk
yang sekali pakai akan di pisahkan dalam safety box.Pengelolaan
benda tajam dengan cara memisahkan sampah ynag tajam dengan yang
tidak, tajam akan di tempatkan dalam safety box berwarna kuning
yang. Jika sudah terisi 2/3 akan ditutup dan akan
dikumpulkan.Pengelolaannya untuk yang masih bisa di gunakan akan di
sterilisasikan dengan menggunakan autoklaf, yang sekali pakai masuk
safety box yang sebelumnya sudah dibilas dengan larutan
klorin.Untuk limbah tajam akan di pisahkan dengan tanda safety box
berwarna kuning dan yang masih bisa dipakai akan di sterilisasi
dengan autoklaf.Pengelolaan Limbah1.Pengelolaan Limbah Padat
(Bagaimana pengelolaan limbah padat medis dan non medis?Informan
VII (tambahan): Limbah Medis Padat: pengelolaan limbah medis padat
melalui pemilihan yaitu di pisahkan antara sampah medis dan non
medis, sampah non medis yang terkumpul akan dipisahkan dan diberi
tanda dengan perbedaan warna plastic. Biasanya sampah medis seperti
jarum bekas pakai sebelum dibuang sudah dibilas dahulu dengan
menggunakan klorin sebelum dibuang. setelah itu akan dikumpulakan
dalam satu tempat penampungan sementara. Untuk hal memusnahkan
limbah medis padat kita bekerja sama dengan PT. Jalur Hijau untuk
memusnahkannya. Jadi kita sebatas hanya sampai menampung sementara
sampah medisnya.Limbah Non-medis Padat: Penanganannya hampir sama
dengan sampah medis padat, di kelompokkan organic dan non organic
yang kan diangkut oleh petugas kebersihan yang akan di bawa ke
tempat pembuangan akhir di bantar gebang.2.Pengelolaan limbah cair
(Bagaimana pengelolaan limbah medis cair dan non medis yang
dilakukan?)Informan VII (tambahan): Limbah Medis Cair:
pengelolaannya sama dengan limbah medis padat, setelah dikumpulkan
akan di ambil oleh PT. Jalur Hijau yang akan mengurus
limbahnya.Limbah Non-medis cair: akan langsung dibuang melalui
saluran pembuangan, melalui wastafel kusu langsung ke
selokan.Kecelakaan KerjaNoPertanyaanInforman IInforman IIInforman
IIIInforman IVInforman VInforman VIInforman VII1.Apakah Bapak/Ibu
pernah terpajan dengan darah? Apa tindakan yang segera
dilakukan?Pernah. Cuci tangan dan bagian yang terpajan dengan sabun
antiseptic/ dengan alcohol.Pernah. Cuci tangan dan bagian yang
terpajan dengan sabun antiseptic/ dengan alcohol.Pernah. Cuci
tangan dan bagian yang terpajan dengan sabun antiseptic/ dengan
alcohol.Pernah. Cuci tangan dan bagian yang terpajan dengan sabun
antiseptic/ dengan alcohol.Pernah. Cuci tangan dan bagian yang
terpajan dengan sabun antiseptic/ dengan alcohol.Pernah. Cuci
tangan dan bagian yang terpajan dengan sabun antiseptic/ dengan
alcohol.Pernah. Cuci tangan dan bagian yang terpajan dengan sabun
antiseptic/ dengan alcohol.2.Apakah di Puskesmas Pejuang Bekasi
pernah terjadi kecelakaan kerja? Bila pernah apa yang
dilakukan?Belum pernahPernah kena darah ke lengan, langsung cuci
pake sabun.Jarang, dulu pernah ketusuk jarum langsung di dep pakai
alcohol pat.Belum pernah.Jarang, pernah terkena percikan darah
langsung cuci pakai antiseptic dan sabun.Pernah terkena percikan
darah tapi langsung cuci pakai antiseptic.Pernah tertusuk jarum,
dibersihkan dengan alcohol.Checklist Tindakan Pencegahan
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi menurut SOP Pencegahan Infeksi
UPT Puskesmas Ciputat TimurHasil PenelitianDilaksanakan/ adaTidak
dilaksanakanCuci Tangan (7 langkah hygiene cuci tangan)Memakai
sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya (topi, kacamata
pelindung/ goggle, masker wajah, celemek/ appron, sepatu boot,
sarung tangan/ handscoon)Menggunakan teknik asepsis atau
aseptikMemproses alat bekas pakaiMenangani peralatan tajam dengan
amanMenjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk
pengelolaan sampah secara benar)Kesimpulan Pelaksanaan 5 komponen
universal precaution secara umum telah dilakukan dengan baik oleh
petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pejuang Bekasi, namun
secara rinci ada yang belum dilakukan.Daftar PustakaBasuki, Endang
dan Hadi S. Topobroto. 2007. Advokasi sebagai Usaha untuk Membangun
Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Masyarakat. Majalah
Kedokteran, 57 (3): 135-139.Berhitu, Fergina Stefani, dll. 2012.
Skripsi. Gambaran Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Puskesmas
Paniki Bawah Kecamatan Mapanget. Universitas Sam Ratulangi.Bungin,
Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali
PersCDC. 2007. Guidline for Isolation Precautions: Preventing
Transmission of Infectious Agents in Healthcare Setting,
http://cdc.gov/hicpac/pdf/isolation/isolation2007.pdf (07 Januari
2014)Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman
Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan.
Jakarta.Departemen kesehatan RI., 2001, Paradigma Sehat. Jakarta :
Depkes Ditjen PPM dan Penyehatan Lingkungan DepKes RI. 2007.
StatistikKasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik IndonesiaDuerink, D.O., et.al. 2006. Preventing nosocomial
infections: Improving Compliance with Standard Precautions in An
Indonesian Teaching Hospital. Journal of Hospital Infections (64):
36-43.Effendi, Nasrul. 2009. Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta:
EGCEfstathiou, Georgios, Evridiki Papastavio, Vasilios Raftopoulos,
Anastasios Merkouris. 2011. Factors Influencing Nurses Compliance
with Standarad Precautions in order to Avoid Occupational Exposure
to Microorganism: A Focus Group Study. BMC Nursing, 10 (1):
1-12Emaliyawati. 2009. Tindakan Kewaspadaan Universal Sebagai Upaya
Untuk Mengurangi Risiko Penyebaran Infeksi. Oktober, 1, 2011.
(http://pustaka.unpad.co.id/tindakan kewaspadaan
universal.pdf)Fahmi, Ismail. 2012. Skripsi Gambaran Pengetahuan
Perawat tentang Kewaspadaan Standart. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.Forms, contexts dan determinants research
studies from Uganda and IndiaFranklin, Okechukwu Emeka. 2009. MPH
Thesis. The Knowledge and Practice of Standard Precautions among
Health Care Workers in Public Secondary Helath Facilities in Abuja,
Nigeria. University of South Africa.Hermana, Agus Dwi. 2006. Tesis.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum
atau Benda Tajam Lainnya pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Cianjur. Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
http://wholibdoc.who.int/publications/2010/9789241599252_eng.pdf
(dinuduh 15 Desember 2013)KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 128/MENKES/SK/II/2004. 2004. KEBIJAKAN DASAR PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT.Kirkland, Katherine Hayes. 2011. Dissertation
Thesis. Nurses and Standard/Universal Precautions Analysis of
Barriers Affecting Strict Compliance. The Faculty of The School of
Public Health and Health Services the George Washington.Kurniawati,
Ninuk Dian & Nursalam. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba MedikaLubis, P.
Chairuddin. 2004. Infeksi Nosokomial pada Bayi Baru Lahir di Rumah
Sakit Pringadi Medan, USU.Mehta, A, et.al.,2010. Interventions to
Reduce Needlestick Injuries at A Tertiary Care Centre. Indian
Journal of Medical Microbiology, 1 (28): 17-20Moleong, L.J. 2007.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
RosdakaryaNursalam dan Ninuk. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi. Jakarta: Salemba Medika.Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 1996. Tenaga Kesehatan.Perry & Potter.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: EGCSchwartz. 2001. Ilmu Bedah. Edisi
6. Jakarta: EGCSugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: AlfabetaSwearingen. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC Tietjen, L. 2004.
Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Trihono. 2005.
Manajemen Puskesmas. Jakarta: EGCUNAIDS. 2006. HIV and AIDS-related
stigmatization, discrimination and denial: (diunduh pada 20
November 2013)Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia No 36.
2009. KesehatanWeston, Debbie. 2008. Infection Prevention and
Control: Theory and Clinical Practice for Healthcare Professionals.
England: John Wiley & Sons, Ltd.WHO. 2010. WHO best practices
for infections and related procedures toolkit.World Health
Organization. 2008. Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. World Health Organization. 2010. WHO Best
Practices for Infections and Related Procedures Toolkit.
http://whqlibdoc.who.int/publications/2010/9789241599252 eng.pdf
(07 Januari 2014).