BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk menjalankan ajaran agama yang dipeluknya dengan baik dan benar. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia mengamanatkan supaya peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan dan berakhlak mulya. Dengan demikian pendidikan keagamaan yang diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama, sehingga tercapai kehudupan yang sejahtera di dunia dan di ahirat kelah. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah, yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang berakhlak mulya, yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang- undang. Tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ialah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta berahlak mulya dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.(Muhaimin,2001: 78). Dari sini dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan pembelajaran agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan anak didik terhadap ajaran Islam; (2) Dimensi pemahaman dan penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengamalan batin yang dirasakan peserta didik dalam Ptk nur azizah 1
39
Embed
tukarpendapat.files.wordpress.com · Web viewSlameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998 Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk menjalankan ajaran agama yang dipeluknya dengan baik dan benar.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia mengamanatkan supaya peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan dan berakhlak mulya.
Dengan demikian pendidikan keagamaan yang diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama, sehingga tercapai kehudupan yang sejahtera di dunia dan di ahirat kelah.
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah, yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang berakhlak mulya, yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang.
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ialah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta berahlak mulya dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.(Muhaimin,2001: 78). Dari sini dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan pembelajaran agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan anak didik terhadap ajaran Islam; (2) Dimensi pemahaman dan penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengamalan batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; (4) dimensi pengamalannya , dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, difahami dan dihayati peserta didik itu mampu menumbuhkan motifasi untuk menggerakkan dan mengamalkan nilai-nilainya dalam kehudupan pribadi dan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
Muatan Pendidikan Agama Islam di SMA secara garis besar meliputi aqidah-akhlak, al-Qur’an/al-Hadits, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dari masing-masing pokok bahasan tersebut , terdapat sub pembahasan dan standar kompetensi yang sangat beragam. Di antaranya ialah mengenai perintah menjaga kelestarian
Ptk nur azizah1
lingkungan alam, keharusan berbuat baik dengan sesama manusia dan penghurmatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dari Isi dan Standar Kompetensi tersebut di atas, penulis memilih masalah yang menyangkut keharusan berbuat baik dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini akan dianalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam peningkatan, penghormatan serta penegakan nilai-nilai kemanusiaan, sebagai landasan judul penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung kurang tertarik dengan pelajaran Agama Islam, karena selama ini pelajaran Agama Islam dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar Agama Islam siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Agama Islam siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata.
Di sinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Agama Islam. Dalam hal ini penulis memilih model “Pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran Agama Islam.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E. Mulyasa Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.(E.Mulyasa, 2003:45) Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Ptk nur azizah2
Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran Agama Islam.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran PAI?
3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Pemecahan Masalah
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better religious Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi kemasyarakatan. PAI merupakan mata pelajaran yang tidak hanya menyangkut aspek penalaran saja tetapi sekaligus menyangkut ranah psikomotorik dan afektif. Untuk itu dalam Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, yang dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
1. Kemampuan menguasai bahan ajar
2. Kemampuan dalam mengelola kelas
3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar
4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil
Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :
1. Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)
Ptk nur azizah3
2. Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
3. Learning to live together
4. Learning to be (Nadirah, 2007: 1-2)
Berdasarkan uraian analisis permasalahan di atas, pendekatan model Problem Based Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. khususnya kelas XII IB pada SMA Assa’adah Sampurnan Bungah Gresik, sehingga pembelajaran PAI menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas.
3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam
4. Menciptakan rasa senang belajar pendidikan agama Islam selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.”
Ptk nur azizah4
BAB IIKAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan(Slameto, 1998:2)
Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
1. Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang
memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan
dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan.
2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang
kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan
juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang
lain serta mengelola dan mengatasi koflik
3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup
bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi,
saling pengertia dan tanpa prasangka.
4. Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai
tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama,
kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa
yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahua
yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa,
dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan
memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga
Ptk nur azizah5
menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian
mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual,
yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut
emotional intelegence (kecerdasan emosi).
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter kaum mukmin yang islami dan bertanggung jawab.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PAI dalam rangka “religious character building” :
Pertama : PAI merupakan bidang kajian pemikiran keagamaan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu filsafat, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku kegamaan setiap muslim.
Kedua : PAI mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pengembangan karakter merupakan proses pengembangan kaum muslimin yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PAI memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan pemeluk Islam (muslim intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku religius.
Ketiga : PAI sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran PAI yang efektif, dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience).
Keempat: kelas PAI sebagai laboratorium pengembangan sika keberagamaan. Melalui PAI, pemahaman sikap dan perilaku beragama dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar norma agama secara formal”, tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara Islami (doing a muslem). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
B. Kerangka Berpikir
1. Meningkatkan hasil belajar PAI melalui model Problem Based Learning
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis
Ptk nur azizah6
dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Allah.
Hasil belajar PAI adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajara PAI berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan keagamaan dan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: masalah bidang aqidah, syariat dan akhlak, serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar PAI, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, maka guru harus mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PAI meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif, baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran di mana sebelum proses belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa dibandingkan dengan pendekatan konvensional (metode ceramah).
2. Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam
mata pelajaran PAI
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan
Ptk nur azizah7
pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)
C. Hipotesa Tindakan
Dengan demikian dapat diduga bahwa:
1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
siswa kelas XII IB SMA Assa’adah Sampurnan Bungah Gresik
2. Pedekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran efektif, aktif dan kreatif.
Ptk nur azizah8
BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN
A. Perencanan Penelitian
1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran PAI dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan di atas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMA Assa’adah pada siswa kelas XII IB dengan jumlah siswa 37 orang, yang semuanya terdiri siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan agama Islam berlangsung dengan pokok bahasan “menegakkan dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan” .
3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.
4. Prosedur Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memilih bahan pelajaran yang sesuai
Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
dan pembelajaran berbasis masalah.
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
Menyusun lembar kerja siswa
Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi pembelajaran.
B. Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat
pada buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
C. Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk
mengumpulkan data.
Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa
(LKS).
D. Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai
mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Ptk nur azizah10
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
A. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternative pemecahan masalah.
Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
Pengembangan program tindakan II.
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1. Guru melakukan appersepsi
2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3. Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
4. Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.
5. Siswa menceritakan unsur-unsur nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada gambar.
6. Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
7. Presentasi hasil diskusi.
8. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
C. Pengamatan (Observasi)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dikembangkan.
D. Refleksi
Ptk nur azizah11
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data
yang terkumpul.
Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus
II.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus III
Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I. Siklus III (bila diperlukan).
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ” dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, khususnya :
1. Kebebasan memeluk agama الدين حفظ
2. Kebebasan mengembangkan keturunan النسل حفظ
3. Kebebasan mengembangkan pemikiran/akal/berpendapat العقل حفظ
4. Kebebasan memperoleh jaminan ekonomi المال حفظ
5. Kebebasan mendapatkan perlindungan jiwa النفس حفظ
Belajar PAI serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama dan partisipasi siswa semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PAI. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus tentang bentuk-bentuk penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dari poin 1 sd 5 di atas melalui metode Problem Based Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.
Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ” Masalah penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan ” dan aktivitas siswa ditetapkan sebagai berikut :
Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus kebebasan beragama.mengembangkan keturunan,mengembangkan
pemikiran,jaminan ekonomi dan perlindungan jiwa
No NIlai Kriteria
1 < 5,9 Kurang
2 6,0 - 7,50 Sedang
3 7,51 - 8,99 Baik
Ptk nur azizah12
4 9,00 - 10 Baik Sekali
Table 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan
No NIlai Kriteria
1 < 50 Kurang
2 60 - 69 Sedang
3 70 - 89 Baik
4 90 - 100 Baik Sekali
Ptk nur azizah13
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran PAI dikelas XII SMA Assa’adah Sampurnan Bungah ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut ini :
Table 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II1 Keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat52,75% 69,44%
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok )
63,82% 83,35%
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
72,25% 88,32%
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran
75,00% 91,66%
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
77,65% 86,11%
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
80,55% 94,45%
Rata -Rata 70,33% 85,55%
Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 12,42%. Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada table 4.
Table 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%
Rata - rata 21,26% 9,25%
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2
Ptk nur azizah14
mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,01%.
Data pemahaman Siswa tentang masalah penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ketuntasan belajar siswa .
No Aspek yang diamati Ketercapaian
Siklus I Siklus II1 Nilai Rata-rata penghurmatan thd nilai
kemanusiaan7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%
Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.
B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 5 orang. Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan buku Filsafat Hukum Islam.
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul kebebasan memluk agama yang diyakini (pro dan kontra masalah kebebasan beragama), terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata perolehan skor pada siklus pertama 52,75 % menjadi 69,44 %, mengalami kenaikan 16,69 %. Begitupun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 63,82 % dan pada siklus kedus 83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 72,25 % dan pada siklus kedua 88,32 % mengalami kenaikan sebesar 16,07 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 % mengalami kenaikan sebesar 16,66 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 77,65 % sedangkan pada siklus kedua 86,11 % mengalami kenaikan sebesar 8,46 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihata pada siklkus pertama 80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam kenaikan sebesar 13,9 %.
Ptk nur azizah15
Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang meliputi:
1. Kebebasan memeluk agama sesuai keyakinan(membahas tentang pro
dan kontra kebebasan beragama)
2. kebebasan mengembangkan keturunan (pro kontra pembatasan anak
dalam program KB)
3. Kebebasan mengambangkan perekonomian (pro kontra sekitar
penggusuran PKL)
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mengajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan teori ke dalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah penegakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XII IB SMA Assa’adah Samprnan Bungah.
Ptk nur azizah16
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV di atas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
1. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran
mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada
siklus pertama keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat meningkat dari 70.33 % menjadi 85,55 % mengalami
kenaikan sebesar 15,22 %
2. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran
mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada
siklus pertama rerata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar
21,26 %, sedangkan pada siklus kedua sebesar 9,25 % mengalami
penurunan sebesar 12,01 %
3. Skor rerata pemahaman siswa tentang masalah penegakan dan
penghormatan nilai-nilai kemanusiaan, pada siklus pertama sebesar
7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,80 %, tergolong
baik demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama
74,82 % dan pada siklus kedua menjadi 89,96 %
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah penegakan dan penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dalam pelajaran Pendidikan agama Islam di kelas XII IB SMA Assa’adah Sampurnan Bungah Gresik.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:
1. Pembelajaran pengetahuan agama pada umunya dan Pendidikan PAI
pada khususnya dapat menggunkan model Problem Based Learning
sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran di
Sekolah.
2. melalui pembelajaran model Problem Based Learning, guru dapat dengan
mudah merespon potensi atau modalitas siswa daoam setiap kelompok
Ptk nur azizah17
belajar, apakah tergolong kepada kelompok Visual, atau kelompok
Auditorial atau kelompok Kinestetik. Dengan demikian seorang guru yang
profesional dapat elbih efektif dapat melakuakn kegiatan proses belajar
mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan-perbedaan
potensi yang dimiliki peserta didiknya
Bungah, Desember 2007
Nur Azizah
Ptk nur azizah18
DAFTAR PUSTAKA
Anonem, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT. Genesindo
SMA Assa’adah, 2006, Silabus Pendidikan Agama Islam,Kurikulum 2006
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung : Remaja Rosda arya, 2003
Mukhtar Yahya, Dr. Prof, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, Bandung : al-Ma’arif, 1986
Nadirah, Profesionalisme Guru Sebagai Esensi dari Sosial Studies, dalam Jurnal Dinamika Pendidikan, Vol 1, No. 1, 2007
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
Anonem, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT. Genesindo
Departemen Agama RI, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, tahun 2006, Jakarta, Depdiknas
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung : Remaja Rosda arya, 2003
Mukhtar Yahya, Dr. Prof, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, Bandung : al-Ma’arif, 1986
Nadirah, Profesionalisme Guru Sebagai Esensi dari Sosial Studies, dalam Jurnal Dinamika Pendidikan, Vol 1, No. 1, 2007
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
Ptk nur azizah19
Lampiran 1PEDOMAN OBSERVASI
A. Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran
No. IndikatorKetercapaianYa Tidak
1. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
2.Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
3. Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kelompok
4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran
5. Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( dalam kerja kelompok
6.Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)
B. Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
No. IndikatorKetercapaianYa Tidak
1. Tidak memperhatikan penjelasan guru2. Mengobrol dengan teman3. Mengerjakan tugas lain
FORMAT PENILAIAN KELOMPOK
No. Nama. Keberanian Kerjasama Penguasaan Materi
Ketepatan Jawaban
5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ptk nur azizah20
10 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Ptk nur azizah21
35
36
37
Nama :
Kelas :
Ptk nur azizah22
Lampiran 2 LEMBARAN KASUS 1HAK UNTUK BERAGAMA
Biola, seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria bernama Bonaran berusia 25 tahun. Mereka sudah berkenalan lebih kurang 1 tahun, sehingga dalam hubungan mereka yang begitu akrab mereka ingin melangsungkan pernikahan. Tetapi masih ada kendala,Bonaran tidak beragama islam , sedang Biola beragama Islam. Karen itu ia meminta kepada Bonaran supaya memeluk Islam terlebih dahulu sebelum akad nikah.Pertanyaan untuk didiskusikan:
1. Apakah sikap Biola melanggar Hak kebebasan beragama? 2. Bagaiman tindakan Bonaran seharusnya? 3. Dalam hal keadaan bagaimana seorang dapat memaksa pindah agama? 4. Kemukakan dampak negatif dari perkawinan tidak se agama?
Nilai : Paraf Guru: Nama :
Kelas :
LEMBARAN KASUS 2 hak memiliki keturunan
Banyaknya kasus keluarga yang memiliki anak dalam jumlah besar, tetapi miskin, sehingga mereka mengalami banyak kesulitan dalam mendidik anak-anaknya dengan baik. Demikian juga banyak kasus dari keluarga cukup berada/kaya, yang hanya memiliki anak sedikit, tetapi kerena kesibukannya gagal mendidikan anaknya dengan baik. Pemerintah telah mencanangkan program KB (keluarga berencana) dengan tujuan supaya masyarakat dapat hidup sejahtra dan bahagia.Pertanyaan: 1. Bagaimana pendapat anda menganai Program KB? 2. jika anda seorang telah berkeluarga, apakah anda setuju dengan praktek
pembatasan anak? 3. Bagaimana perlindungan Hak-hak anak supaya mereka bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik? 4. bagaimana seharusnya suatu keluarga merencanakan keluarganya
supaya dapat hudup sakinah, mawadah dan rahmah. Apakah herus melalui jalan berKB?
Nilai : Paraf Guru:
Ptk nur azizah23
LEMBARAN KASUS 3hak memiliki Harta
Sumantri dan kawan-kawan, sudah lama bekerja di Surabaya sebagai penjuan soto. Ia biasa mangkal di terotoar/kaki lima Jalam Tunjungan. Kira-kira 5 tahun sudah dijalani dengan tenang tanpa ada gangguan berarti. Namun karena Pemerintah Koramadya Surabaya memprogramkan kota bersih, indah dan tertib, maka dilakukanlah upaya paksa supaya semua pedagang kaki lima di Jalam Tunjungan memindahkan aktifitasnya ke sebuah tempat yang disediakan, namun tidak strategis.
Pertanyaan1. Bagaimana pendapat anda tentang program Pemkota Surabaya tersebut?2. Apa yang seharusnya dilakukan Sumantri dalam menanggapi Program Pemkota Surabaya?3. Jika anda menjadi Wali Kota, apa yang semestinya dilakukan
sebagai pengayom masyarakat, hususnya dalam hal persoalan pengaturan Ekonomi masyarakat kecil seperti sumantri dkk?
Ptk nur azizah24
Lampiran 3DATA HASIL PENELITIAN
Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran
No. IndikatorJumlah Siswa Prosentase
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 21. Keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat 19 28 52,77 69,44
2.
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
23 30 63,88 83,33
3. Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kelompok 26 32 72,22 88,32
4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran 27 33 75,00 91,66
5.Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kerja kelompok) 28 32 77,65 86,11
6.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)
29 34 80,55 94,55
Rerata 25,33 31,00 70,34 85,55Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
guru 10 5 27,75 13,882. Mengobrol dengan teman 7 3 19,44 8,333. Mengerjakan tugas lain 6 2 16,60 5,50
Rerata 7,66 3,33 21,26 9,23
PEROLEHAN SKOR HASIL BELAJAR SISWATENTANG HAK –HAK DASAR MANUSIA
No. Nama Nilai Siklus 1 Nilai Siklus 2
1 Abdurrahman Saleh 8,00 8,50
2 Agung Novianto 8,00 8,25
Ptk nur azizah25
3 Agustia Ardila 7,50 8,00
4 Allisa Septia Indriani 5,25 6,.50
5 Aprilia Rulis 8,50 8,50
6 Dessy Lestari 4,75 6,00
7 Dini Tri Rulita Sari 9,00 9,50
8 Eka Novita Sari 5,50 7,00
9 Elysa Andelany A 6,75 7,50
10 Erliawati Suci 9,75 9,75
11 Evany Rodhiyah 7,75 8,75
12 Fina Nurfitriana 6,25 7,00
13 Fitria Aprilliani 6,00 7,00
14 Fitria Nurtiani 9,75 9,75
15 Ika Ayu Puji Lestari 9,00 9,00
16 Kuni Julita Sari 6,50 7,50
17 Mentari 4,75 6,00
18 Nungki Saraswati 4,75 6,00
19 Okti Marina 8,00 8,50
20 Putri Dina Sulistiyani 8,00 9,00
21 Resti Pratiwi 8,25 8,50
22 Ris Triadi - -
23 Septiasih 9,00 9,00
24 Siti Lutfiah 7,50 8,00
25 Sri Wahyuni 4,00 6,00
26 Syadat Faillah Syaifatul 8,00 8,50
27 Syawallyyah Handayani 4,00 6,00
Ptk nur azizah26
28 Tia Ashari 5,25 6,75
29 Tria Oktarianti 8,75 9,00
30 Ulfah Nurillah 6,00 7,50
31 Umanti 7,75 8,00
32 Wenny Wulandari 6,00 7,00
33 Wike Widowati 7,25 7,75
34 Wina Waskilah Dewi 9,00 9,00
35 Wisika 5,50 6,50
36 Wulandari 6,50 7,50
37 Yuli Yana Wulansari 6,00 7,25
Rerata 7,01 7,80
Diketahui oleh:Kepala SMA Assa’adah
______________________Gresik, Desember 2007
Peneliti
____________________
Ptk nur azizah27
Lampiran 4TIPE GAYA BELAJAR ANDA
PETUNJUK PENGISIAN1. Baca pernyataan/pertanyaan, pilih jawaban yang paling cocok dan paling natural pada anda! 2. Pertanyaan yang mungkin perlu anda perhatikan adalah, “Manakah yang paling cocok
dengan diri saya saat ini?” 3. Anda boleh memilih dua atau bahkan semua pilihan jawaban yang tersedia dengan catatan
demikianlah adanya diri anda ! 4. Tulis jawaban anda di lembar soal yang telah disediakan 5. Apabila anda tidak menjawab dengan akurat maka hasil tes ini tidak akan menggambarkan
diri anda yang sesungguhnya.
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Jika anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda perhatikan pertama kali? a. penampilan dan cara berpakaiannya b. cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya c. cara mereka bertingkah laku atau berperilaku
2. beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya paling anda ingat dari orang tersebut?
a. wajah b. nama c. sesuatu yang anda lakukan bersamanya, meski lupa nama dan wajahnya
3. saat anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan a. keadaan ruangan b. suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut c. aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut
4. Jika anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda sukai? a. diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik, peta, bagan atau
objek b. diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi tidak diberikan
sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan c. diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi, percobaan,
permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang memungkinkan anda bergerak bebas dalam belajar
5. Saat anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan? a. memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu objek, gambar atau
bagan b. anda akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan materi visual
apapun c. anda mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara bersama-sama
6. Jenis buku apa yang paling anda suka? a. buku yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi b. buku yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog c. buku saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan bakat
7. Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang anda? a. membaca buku atau majalah b. mendengarkan pelajaran lewat kaset atau radio c. berolahraga atau melakukan permainan yang membutuhkan gerakan tubuh
8. Berikut ini situasi mana yang anda anggap paling enak untuk membaca atau mempelajari sesuatu
a. anda tetap bisa belajar dengan diiringi musik atau suara-suara bising disekelling anda b. anda tidak akan bisa belajar bila ada musik atau kebisingan di sekeliling anda
Ptk nur azizah28
c. anda harus merasa nyaman, tetap bisa belajar baik dengan atau tanpa musik tapi aktivitas dan kegiatan yang berlagsung di ruangan bisa mempengaruhi proses belajar anda
9. Saat anda berbicara dengan seseorang kemanakah arah pandangan mata anda? a. anda merasa harus melihat tepat diwajah orang yang anda ajak berbicara dan iapun
harus melihat wajah anda b. anda memandangnya hanya sekilas saja dan kemudian mata anda melihat dari satu sisi
ke sisi yang lain, ke kanan atau kekiri c. anda sering memandangnya dan melihat ke bawah atau ke arah lain, tetapi jika ada
suatu gerakan maka anda akan mengalihkan pandangan ke arah gerakan tersebut
10. Pernyataan manakah yang paling pas menggambarkan diri anda a. anda senang mengamati warna, bentuk, dan desain b. anda tidak biasa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi maka anda akan
bersenandung atau menghidupkan tv agar diruangan tersebut selalu ada suara c. Anda merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak bergerak dan
bila anda harus duduk anda akan membungkuk, bergeser-geser, atau sering menggerak-gerakkan kaki
Ptk nur azizah29
Lampiran 5RENCANA PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Assa’adahMata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas : I (satu) SMKSemester : 1 (satu)Waktu : 2 X 45 menit (1 x pertemuan)Kompetensi Dasar : Kemampuan Menganalisis penghurmatan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menganalisis pengertian nilai kemanusiaan, macam-macam hak dasar manusia dan perkembangannya dalam kehidupan masyarakat
II. Materi Ajar
Penegakan Hak Asasi Manusia dan Implikasinya:1. Pengertian Hak dan nilai kemanusiaan 2. Macam-macam Hak dasar Manusia 3. Perkembangan Hak dasar Manusia dalam kehidupan masyarakat
III. Media/Metode Pembelajaran 1. Kliping tentang persoalan kemanusiaan 2. Kasus yang berhubungan dengan Hak dasar Manusia 3. Lembar pengamatan/skala sikap 4. Kertas 5. Alat tulis
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran 1 (Apersepsi):
1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hak-hak dasar manusia
2. Menunjukkan gambar-gambar tokoh-tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan Hak –hak dasar Manusia
Kegiatan Inti:
Membagi siswa dalam kelompok belajar, masing-masing kelompok belajar terdiri dari 4 - 5 orang :
a. siswa 1 membahas hak beragama b. siswa 2 membahas hak memiliki harta c. siswa 3 membahas hak memiliki anak dan keturunan d. siswa 4 membahas hak hidup e. siswa 5 membahas hak berpikir dan menyatakan pendapat Siswa-siswa dengan nomor yang sama membentuk kelompok baru membahas hak
dasar m,anusia sesuai tugas pada nomornya Memastikan semua siswa memiliki catatan hasil diskusi tersebut, sehingga dalam
waktu yang bersamaan semua siswa akan mendapat jawaban dari kelima kasus Salah satu siswa melaporkan hasilnya didepan kelas dan yang lainnya menyimak
laporan tersebut Guru memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap laporan dan jawaban siswa
Ptk nur azizah30
Kegiatan Akhir:PenilaianData kemajuan belajar siwa diperoleh dari: 1. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok 2. Lembar kerja pengumpulan daftar kerja kelompk 3. Cara siswa menyampaikan usul deskriptif secara lisan 4. Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas 5. Lembar pengamatan/skala sikap 6. Sikap dan perilaku selama kerja kelompok
Catatan:Dilakukan refleksi diakhir pembelajaran: 1. Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja
diikuti? 2. Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami Hak Asasi
Manusia?
Mengetahui,Kepala SMA Assa’adah
____________________Gresik, Juli 2007
Guru Yang Bersangkutan
___________________
Ptk nur azizah31
Lampiran 7FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
[1] E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan implementasi ( Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003) Halaman 45 [2] NADIROH, Profesionalisme Guru PKn sebagai esensi dari Social Studies, dalam JURNAL DIAMIKA PENDIDIKAN ( Jurnal Pasca Sarjana UNJ) Volume 1, No.1, Sept. 2007, p. 1-2[3] NADIROH, Loccit[4] Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998, h. 2