Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bicara mengenai Lady Gaga memang tiada habisnya, ini tidak lepas dari kontroversi yang lekat padanya mulai dari gaya berbusana, potongan rambut, performa di atas panggung, lirik lagu, hingga adegan dalam video musiknya. Nama Gaga kerap disamakan dengan penyanyi sukses lainnya seperti Madonna, Britney Spears, Freddie Mercury, Pink, atau David Bowie karena mempunyai warna musik dan penampilan yang juga kontroversial. Lady Gaga membuat dirinya beda dengan masyarakat umumnya untuk menunjukan kharisma demi menciptakan kekaguman atau keterpesonaan mayarakat itu sendiri. Menurut Camille Paglia, seorang kritikus budaya terkemuka asal Amerika 1
61

thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Apr 27, 2019

Download

Documents

doanthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bicara mengenai Lady Gaga memang tiada habisnya, ini tidak lepas dari

kontroversi yang lekat padanya mulai dari gaya berbusana, potongan rambut,

performa di atas panggung, lirik lagu, hingga adegan dalam video musiknya.

Nama Gaga kerap disamakan dengan penyanyi sukses lainnya seperti

Madonna, Britney Spears, Freddie Mercury, Pink, atau David Bowie karena

mempunyai warna musik dan penampilan yang juga kontroversial. Lady Gaga

membuat dirinya beda dengan masyarakat umumnya untuk menunjukan

kharisma demi menciptakan kekaguman atau keterpesonaan mayarakat itu

sendiri. Menurut Camille Paglia, seorang kritikus budaya terkemuka asal

Amerika menyebutkan hal itu sebagai manufaktur atau kepribadian yang

diproduksi.1

Lady Gaga banyak menuai kritikan dan pencekalan di berbagai negara,

sebut saja Malaysia, China, Singapura, Australia, termasuk di Indonesia

karena aksinya dianggap berlawanan dengan nilai-nilai moral dan juga agama

yang dianut di negara tersebut. Menurut pengamat industri musik, Bens Leo,

1 Dikutip dari artikel majalah The Sunday Times. Camille Paglia.. Lady Gaga and The Death of Sexs. Published: 12 September 2010 (http://www.thesundaytimes.co.uk/sto/public/magazine/article389697.ece). Diakses 28 April 2013.

1

Page 2: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Lady Gaga hidup dari kontroversi. Kunci kesuksesan manajemen Lady Gaga

adalah kemampuan mereka memelihara kontroversi.2

Lady Gaga sendiri melalui promotornya dijadwalkan mengadakan konser

pada tanggal 3 Juni 2012 di Gelora Bung Karno, namun terkendala perizinan

dari Kepolisian yang berakibat pembatalan dari pihak promoter yaitu Big

Daddy Entertainment. Sejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya

masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

menolak pelantun hits “Poker Face” ini.

Lady Gaga penyanyi yang berasal dari New York ini sangat populer dan

digemari oleh jutaan orang. Dilihat dari akun Twitter Lady Gaga sekarang

mempunyai 35,952,144 follower’s dan akun Facebook Lady Gaga di-

like 56,359,569 orang3. Dengan jumlah fans sebanyak itu, Lady Gaga

tergolong artis yang populer, sehingga apa yang dikerjakannya ikut

berpengaruh pada masyarakat yang memungkinkan untuk meniru perilaku

Lady Gaga yang acap kali mengundang kontroversi.

Pada awal kemunculannya penyanyi yang di juluki “Mother Monster”

banyak mengeksplorasi lagu-lagu yang bertema ketenaran, kekayaan, dan

budaya populer di album The Fame. Penjualan album ini mampu menembus

angka 12 juta kopi dalam setahun setelah peluncurannya pada Agustus 2008.

Album The Fame juga mendapatkan sejumlah penghargaan dengan enam

2 Dikutip dari situs Tempo wawancara dengan pengamat musik Bens Leo, diakses 28 April 2013 (http://www.tempo.co/read/news/2012/05/29/112406826/Kisah-Lady-Gaga-Hidup-dari-Kontroversi-2)3 Data per-9 April 2013.

2

Page 3: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

nominasi Grammy Award,4 dan akhirnya meraih Grammy sebagai album

elektronik/dansa terbaik, serta singel Poker Face meraih Grammy

sebagai lagu dansa terbaik. Album ini juga meraih penghargaan album

internasional terbaik pada 2010 BRIT Awards.5

Selanjutnya Gaga me-release album keduanya dengan judul Born This

Way pada tanggal 23 Mei 2011. Album ini juga tak kalah berhasil dengan

meraih berbagai penghargaan. Namun tema dalam album ini berbeda dari

album The Fame, album ini lebih kental dengan isu sosial, seperti

seksualitas, agama dan kefeminiman serta suasana “kelam” yang sarat dengan

simbol-simbol okultisme6 pada beberapa lagu.

Satu lagu dalam album ini yang membuat umat Kristiani mengecam

penyanyi dengan nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta adalah lagu

Judas. Lagu ini di-release pada tanggal 15 April 2011 bertepatan dengan

seminggu menjelang perayaan Paskah pada tanggal 22 april 2011. Lagu ini

diprotes karena dinilai merusak perayaan Paskah.7 Dari judul lagu ini saja

4 Grammy Award adalah penghargaan yang diberikan oleh National Academy of Recording Arts and Sciences yaitu salah salah satu dari empat penghargaan musik terbesar di AS (bersama Billboard Music Awards, American Music Awards, dan Rock and Roll Hall of Fame Induction Ceremony). Grammy Awards dianggap sebagai setara dengan Academy Awards dalam bidang musik.5 Brit Awards adalah penghargaan musik tahunan di Inggris yang didirikan oleh British Phonographic Industry, yaitu perkumpulan dagang industri rekaman Britania.6 Okultisme adalah kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir. Kata "okultisme" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, occultism. Kata dasarnya, occult, berasal dari bahasa Latin occultus (rahasia) dan occulere (tersembunyi), yang merujuk kepada 'pengetahuan yang rahasia dan tersembunyi' atau sering disalah-artikan oleh masyarakat umum sebagai 'pengetahuan supranatural.7 Hari kebesaran umat Kristen yang menandakan kebangkikan Yesus Kristus setelah penyaliban.

3

Page 4: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

masyarakat Krtistiani mengetahui bahwa lagu Judas ini tidak jauh dari unsur

agama Kristen.

Lagu Judas ini menceritakan kisah tentang kejadian-kejadian dalam Injil.

Tokoh dalam video musik ini disimbolkan sebagai geng bikers (motor gede)

dengan jaket kulit hitam yang dibelakangnya bertulisan beberapa nama tokoh

dalam Injil seperti Yohanes (John), Petrus (Peter), Judas (Yudas), dan tentu

saja Yesus yang disimbolkan dengan ketua geng motor yang bermahkota duri.

Dalam video musik ini Lady Gaga berperan sebagai Maria Magdalena.8 Tentu

saja yang menjadi pusat perhatian dalam video musik ini yaitu Yesus, Maria

Magdalena, Judas.

Gambar 1.1. Lady Gaga dan karakter YesusPermasalahan keagamaan yang diangkat Lady Gaga dalam video musik

ini mendapat protes dari kalangan Katolik konservatif bahkan sebelum video 8 Maria Magdalena adalah nama salah seorang pengikut Yesus Kristus, murid perempuan yang paling terkenal, yang dicatat dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru. Namanya disebut 12 kali hanya di dalam keempat Kitab Injil, kebanyakan pada saat penyaliban dan kebangkitan Yesus. Peran pentingnya adalah sebagai orang pertama yang bertemu Yesus setelah bangkit dari kematian, dan orang pertama yang mengabarkan tentang "Yesus yang bangkit" kepada murid-murid yang lain.

4

Page 5: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

ini diluncurkan. Mereka menganggap bahwa Gaga menggunakan sosok

panutan agama untuk menutupi penampilannya yang membosankan.9

Sedangkan Lady Gaga sendiri berkilah bahwa dalam video musik ini dengan

melontarkan kalimat “I don’t view the video as a religious statement. I view it

as social statement. I view it as a cultural statement.”10

Apa itu Judas? Siapa itu Judas? Dan kenapa lagu itu dicekal oleh umat

Kristiani? Judas atau Yudas Iskariot adalah seorang tokoh dalam Injil yang

merupakan salah satu dari dua belas murid Yesus. Judas memiliki

keterampilannya dalam manajemen uang dan ditugaskan untuk mengurus

keuangan kelompok. Meskipun Yesus telah memilih dia untuk menjadi

pengikutnya, Yesus tahu dari awal bahwa Yudas akhirnya mengkhianatinya.

Pada satu ketika Yesus bahkan merujuk Judas sebagai “setan”, yang mana ini

ada dalam Injil yaitu surat Yohanes 6:70-7111

Bagi umat Kristiani Yudas adalah manusia terhina yang pernah terlahir ke

dunia ini. Judas mengkhianati Yesus hanya demi tiga puluh uang perak untuk

memberitahukan persembunyian Yesus, sehingga Yesus pun di tangkap untuk

diadili dan kemudian di salib oleh umat Yahudi. Saat menjadi murid Yesus,

Yudas memiliki beberapa masalah dengan Yesus. Suatu kejadian penting

9 Wawancara The President of The Catholic League dengan Hollywoodlife (http://hollywoodlife.com) Diakses pada 28 April 2013.10 Wawancara Lady Gaga denga E! Online. Dikutip dari situs (http://mureo.com/news/video-lady-gaga-judas-iscariot-kejatuhan-kristen.html) Diakses pada 28 April 2013.11 Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah IBLIS. Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu”. (Sumber http://www.sabda.org/alkitab/tb/?versi=tb&kitab=43&pasal=6 diakses 28 April 2013).

5

Page 6: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

yang melibatkan Yudas terjadi sewaktu Maria Magdalena mencuci kaki Yesus

dengan minyak mahal. Yudas tersinggung dengan hal itu karena dinilai sama

dengan menghamburkan uang, Yudas protes dan menyebabkan murid-murid

lainnya mengeluh. Kisah ini terdapat dalam Injil surat Yohanes 12:1-8.12

Kisah pengkhiatan Yudas terhadap Yesus pun dimunculkan dalam video

musik ini. Saat di mana Judas mengkhianati dan menyerahkan Yesus kepada

orang Yahudi dengan imbalan tiga puluh keping uang perak. Skenarionya

dengan mengidentifikasikan bahwa orang yang dicium Yudas adalah Yesus.

Tertulis dalam Injil Markus 14:43-46.13 Maka munculpun istilah “Judas kiss”

untuk menyimbolkan ciuman pengkhiatan. Istilah ini sangat populer bagi

kalangan yang anti ketuhanan (dalam konteks Kristen).

12 12:1 Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu”. Sumber (http://www.sabda.org/alkitab/tb/?versi=tb&kitab=43&pasal=12 diakses 28 April 2013).13 14:43 Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. 14:44 Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.” 14:45 Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Rabi” lalu mencium Dia. 14:46 Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. (Sumber http://sabda.org/alkitab/tb/?versi=tb&kitab=41&pasal=14 diakses 28 April 2013).

6

Page 7: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Selain adegan-adegan di atas, lirik dalam lagu Judas ini juga menjadi

perbincangan khalayak. Salah satu penggalan lirik, Lady Gaga menyatakan

I’m in love with Judas. Pada penggalan lirik lainnya Lady Gaga juga

menyatakan bahwa “Jesus is my virtue, and Judas is a demon I cling to”.

Penggalan lirik ini diartikan bahwa Yesus adalah kebajikan ku, dan Judas

adalah iblis yang melekat pada ku.

Lewat lagu dan video musik yang mengusik ketenangan umat Kristiani

ini, Lady Gaga menuangkan pemikirannya untuk merusak sesuatu yang

dianggap sakral. Lady Gaga bahkan menonjolkan bahwa dia menolak ajaran

Kristen. Salah satu adegan dalam video musiknya ini Lady Gaga

menampilkan gerakan tangan yang mengindikasikan penolakan dan akan

menjatuhkan Yesus dengan lirik “I’ll bring him down, bring him down,

down..a king with no crown, king with no crown”.

Dalam teologi Kristen, penolakan terhadap Kristen dinamakan anti-

Kristus. Anti-Kristus adalah pemimpin yang dinubuatkan Alkitab yang akan

menjadi musuh Kristus, yang akan menyesatkan banyak orang. Dalam

ajaran Islam, kisah anti-Kristus disamakan dengan tokoh Dajjal, karena

dalam eskatologi Islam, Dajjal akan bertarung dengan Isa (Kristus).

Penjelasan mengenai antikristus dalam Injil ditemukan dalam Injil surat 2

Yohanes 1:7.14

14 “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.” (Sumber http://sabda.org/alkitab/tb/?versi=&tb&kitab=63) diakses 28 April 2013

7

Page 8: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Anti berarti mengganti, melawan atau mengambil tempat orang lain. Jadi

anti-Kristus berarti melawan, mengganti, atau mengambil tempat kristus. Bisa

juga anti-Kristus berarti Kristus palsu. Anti-Kristus diidentifikasikan dengan

setan, Bapa segala dusta. Jadi sebenarnya tokoh yang ada di belakang setiap

manusia yang menentang dan menolak Yesus sebagai tuhan dan juruselamat

adalah setan, dan mereka semua telah didustai oleh Bapa segala dusta.15

Kisah-kisah dalam Injil yang ditampilkan Lady Gaga ini secara

keseluruhan diberi twist. Memang tidak digambarkan sama seperti seperti

kisah aslinya dengan setting masa itu, tetapi versi kisah ini dibuat versi

modern. Meskipun tujuan awalnya hanya memberi efek kejut tapi sekaligus

menjadikan alasan kuat bahwa video musik ini memperolok simbol agama.

Parahnya lagi simbol agama yang disertakan hanya sekedar demi membuat

sensasi dalam kontroversi.

Apa yang dilakukakan Lady Gaga ini sesungguhnya merupakan publicity

stunt yaitu suatu aksi yang dilakukan agar mendapatkan perhatian publik.

Secara harfiah publicity stunt terdiri dari dua kata, ‘publicity’ yang berarti

publik atau khalayak umum dan ‘stunt’ yang berarti pertunjukan keberanian.

Dari masing-masing arti tersebut dapat disimpulkan bahwa publicity

stunt adalah suatu aksi atau pertunjukan dalam bentuk berita atau wacana

yang disugukan kepada publik. Aksi keberanian dalam konteks yang

dimaksud adalah suatu aksi yang dapat menimbulkan sensasi. Tentunya tujuan

15 Joel Richardson. 2004. Antikristus Mesias yang Dianantikan Islam. Hal 37

8

Page 9: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

dari publicity stunt adalah untuk memperoleh atau menjadi pusat perhatian

publik.

Fenomena publicity stunt ini biasanya terjadi ketika seorang selebritis

yang bersangkutan sedang dalam proses pekerjaan seperti launching film,

album, single, produk iklan, dan sebagainya. Suatu stunt dapat dikatakan

berhasil ketika berita atau wacana yang disampaikan mulai dibicarakan

publik. Bagi para selebritis itu merupakan suatu kebutuhan dalam menunjang

karirnya. Positif ataupun negatifnya tidak lagi dipermasalahkan selama itu

dapat mempertahankan eksistensi dan popularitas mereka.

Stunt yang dilakukan artis yang kerap menyebut dirinya Mother

Monster ini tak segan-segan mencampuradukkan simbol-simbol sakral

keagamaan dalam karyanya. Agama bukan lagi suatu yang sakral bagi Lady

Gaga walaupun stunt yang diciptakannya ini menuai kritikan negatif dari

berbagai kalangan. Maneuver seperti ini merupakan hal sensitif karena

menyangkut religiusitas16 publik. Apalagi video ini di-launching seminggu

menjelang perayaan Paskah yang merupakan perayaan sakral bagi umat

Kristiani.

Sangat menarik untuk disimak bagaimana Lady Gaga merepresentasikan

agama Kristen dalam video musik berdurasi 5 menit 23 detik ini. Kisah dan

tokoh penting agama Kristen dihidupkan kembali kedalam versi modern. 16 Religiusitas adalah sebuah ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku dan ritual. Menurut Kaye & Raghavan dalam Hakekeat Relegiusitas Oleh Drs.H.Ahmad Thontowi. (Sumber: www.sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/hakekat religiusitas .pdf) diakses 28 April 2013.

9

Page 10: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Berbagai simbol yang lekat dengan agama Kristen ditampilkan untuk

menguatkan keberadaan agama Kristen itu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang

diangakat peneliti yaitu mengenai agama dan media. Maka untuk pertanyaan

utama dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana representasi agama Kristen

dalam video musik Lady Gaga - Judas?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

representasi agama Kristen dalam video musik Lady Gaga - Judas. Selain itu,

penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui unsur agama Kristen apa saja

yang digunakan dalam video musik Judas ini.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memahami lebih dalam

mengenai kajian representasi dan semiotika mengenai agama dalam

media.

10

Page 11: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangsih referensi terhadap

kajian komunikasi khususnya dalam agama di media.

E. Kerangka Teori

1. Representasi Agama Dalam Media

Media sangat berperan dalam mempengaruhi realitas sosial. Misalkan

dalam tayangan sinetron yang kebanyakan berisikan tentang gaya hidup yang

glamour, kekerasan, dan penggambaran tokoh utama yang jahat dan penuh

dengan intrik. Media tidak hanya berperan sebagai cermin realitas, tapi juga

berperan sebagai partisipan atau pemain yang berpihak dalam suatu proses

konstruksi realitas.17

Konstruksi realitas dalam media pada prinsipnya adalah upaya

menceritakan sebuah peristiwa, keadaan, atau benda. Pembuatan pesan dalam

media yaitu penyusunan realitas-realitas sehingga membentuk sebuah cerita

atau wacana yang bermakna. Dengan kata lain seluruh isi media tidak lain

adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang

bermakna,18 yang nantinya akan dimaknai berbeda-beda oleh khalayak

melalui sudut pandang tertentu. Dalam sebuah wacana terhimpun sejumlah

fakta pilihan yang diperlakukan sedemikian rupa atas dasar frame tertentu

17 Pamela J Shoemaker dan Stephen D Reese. 1996. Mediating The Message, Theories of Influences on Mass Media Content, New York : Longmann Publishers. Hal. 33.18 Sam Abede Pareno. 2005. Media Massa Antara Realitas dan Mimpi, Surabaya. Papirus. Hal. 1

11

Page 12: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

sehingga ada fakta yang ditonjolkan, disembunyikan, bahkan dihilangkan

sampai terbentuk ke khalayak.19

Media memiliki pengaruh yang besar terhadap konstruksi realitas sosial

dan pemaknaannya, termasuk dalam ranah agama. Bagaimana agama itu

muncul dalam media tergantung bagaimana media itu merepresentasikannya.

Representasi menurut Stuart Hall yaitu: 20

“Representation means using language to say something meaningful about, or to represent, the world meaningfully, to other people. Representation is an essential part of the process by whitch meaning is produced and exchanged between members of a culture. It does involve the use of language, of signs and image whith stand for represent things.”

Hal diatas menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari proses

produksi dan pertukaran makna. Makna diproduksi dan dipertukarkan antar

anggota budaya melalui bahasa. Bahasa menjadi hal yang penting peranannya

produksi dan pertukaran makna. Bahasa membentuk pemaknaan kita terhadap

dunia.21 Bahasa sendiri memiliki pengertian luas karena bahasa tidak sekedar

bagaimana makna dipertuakarkan secara oral. Akan tetapi lebih dari itu,

makna bisa dipertukarkan dengan bahasa tubuh, isyarat, petanda, dan

sebagainya.

Pada intinya menurut Stuart Hall, bahwa representasi adalah salah satu

praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan

19 Ibnu Hamad. 2004. Konstruksi realitas politik dalam media massa : Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik. Jakarta, Granit. Hal. 22-23.20 Stuart Hall. 1997. The Work of Representation. Representation: Cultural Representation and Signifiying Practices. London: Sage Publication. Hal 1521 Stuart Hall 1997. Op. Cit. Hal 1

12

Page 13: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut pengalaman berbagi.

Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-

manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-

kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam bahasa yang sama, dan saling

berbagi konsep-konsep yang sama.

Sementara itu ada tiga definisi dari kata ‘to represent’22. Pertama to stand

in for yang berarti melambangkan. Dalam keagamaan, hal ini dapat

dicontohkan dengan salib dilambangkan dengan agama Kristen. Kedua to

speak or act on behalf of, yaitu berbicara atas nama seseorang, contoh seorang

pendeta berbicara atas nama Kristen. Ketiga to re-present. Dalam arti ini

misalkan tulisan sejarah atau biografi yang menghadirkan kembali kejadian-

kejadian masa lalu.

Keagamaan yang direpresentasikan oleh media biasanya ditandai dengan

dimunculkannya simbol yang dominan seperti citra, perilaku, yang

menandakan keagamaan itu. Simbol-simbol agama yang dimunculkan disebut

referen. Bentuk fisik referen dalam sebuah representasi disebut dengan

penanda (X), makna yang dibangkitkan disebut petanda (Y) dan makna yang

potensial diambil dari representasi (X=Y) dengan disebut sistem penandaan

(signifikasi).23 Sebagai contoh pengertian tentang seorang pendeta. Pendeta

dalam konteks ini adalah sesuatu yang dirujuk berupa gambar seorang

22 Judy Giles and Tim Middleton. 1999. Studying Culture: A Practical Introduction. Oxford: Blackwell Publishers. Hal 56-5723 Marcel Denasi. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta. Jalasutra. Hal 4

13

Page 14: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

pendeta. Referen pendeta ditampilkan kedalam kesadaran melalui indra,

emosi, dan kecerdasan berupa bentuk fisik seorang pendeta (X) seperti orang

berpakaian seperti pemuka agama Kristen sambil memegang kitab dalam

sebuah gambar. Berbagai makna (Y) yang diturunkan tentang gambar seorang

pendeta itu. Maka representasi pendeta dalam gambar itu adalah bagaimana

petanda dan makna (X=Y) menandakan bahwa itu gambar seorang pendeta.

Agama yang direpresentasikan dalam media sejatinya hanya untuk

mendapatkan penyegaran rohani bagi khalayak. Biasanya agama yang

direpresentasikan dalam media bertepatan dengan momen-momen

keagamaan. Contoh pada saat memasuki bulan Ramadhan, berbagai program

televisi serentak menayangkan acara bertemakan Islami. Dalam berbagai

program Ramadhan, para artis yang berperan dalam merepresentasikan citra

Islam pun mengenakan busana yang menutup aurat-nya. Setelah ritual

tahunan keagamaan Islam itu berlalu, tayangan bernuansa Islami pun ikut

berlalu dan para artis yang merepresentasikan citra Islam pun kembali ke

busana awalnya.

Merepresentasikan simbol agama jauh lebih mudah dan memberi manfaat

ekonomis bagi media. Walaupun dalam merepresentasikannya bertentangan

dengan ajaran agama itu. Infotaiment adalah contoh tayangan dalam media

sarat akan ghibah, padahal ghibah itu sendiri dilarang dalam agama. Media

berkilah bahwa infotaiment merupakan tayangan yang disukai pemirsanya.

14

Page 15: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Sisi positifnya bagi media dari tayangan infotaiment yaitu meraup keuntungan

besar dari iklan karena tayangan itu disukai pemirsanya.

Sebagai contoh lainnya dalam industri musik banyak dijumpai musisi

yang mengangkat tema keagamaan untuk merepresentasikan nilai-nilai religi.

Sebut saja Opik, grup musik Ungu, Radja, Seventeen dan berbagai grup musik

lainnya sukses menyanyikan lagu bertema religi yang setiap menjelang bulan

Ramadhan selalu muncul di televisi. Namun juga banyak dijumpai musisi

yang mayoritas beraliran keras melantunkan cacian dan mengolok agama.

Grup musik Taake yang beraliran metal mengeluarkan album 'Noregs Vaapen'

berisikan lagu-lagu yang melecehkan umat Islam dan Nabi Muhammad. Salah

satunya lirik dalam lagu Orkan, terdapat lirik "persetan dengan Muhammad

dan orang Islam" dan "kebiasaan tak termaafkan".

Terlepas dari hal di atas, baik dan buruknya agama yang direpresentasikan

oleh media sangat tergantung dari permaknaan khalayak terhadap apa yang

ditampilkan media. Media dalam ini hanya menggunakan agama untuk

mendapatkan keuntungan, sedangkan khalayak dipengaruhi bagaimana

mereka memaknainya tergantung pada latar belakang pengetahuan dan

pemahaman suatu kelompok sosial terhadap suatu yang ditampilkan media

tersebut.

15

Page 16: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Jadi pada intinya merepresentasikan agama bagi media adalah suatu

komuditas yang bahkan bisa saja melemahkan kebenarannya.24 Media

menyuguhkan tayangan nuansa agama manakala tayangan itu memberi

manfaat ekonomis baginya. Agama sudah tidak lagi dipandang sebagai

sesuatu yang sakral asalkan asalkan ratingnya meningkat.

2. Media dan Komodifikasi Agama

Industri dalam media massa berupa surat kabar, televisi, buku, video, film,

dan seterusnya, menghasilkan produk-produk yang sumber (resource) untuk

didistribusikan ke publik dan dikonsumsi. Rangkaian pola produksi,

distribusi, dan konsumsi dalam industri media massa melibatkan relasi pihak

jurnalis, organisasi media, pemilik modal atau kapitalis.

Media sebagai institusi kapitalis menurut Vincent Masco memiliki tiga

konsep, yaitu:25 pertama komodifikasi, di mana media massa menjadi penting

dalam proses komodifikasi karena menjadi tempat produksi komoditas dan

berperan penting dalam periklanan. Kedua spatialisasi, merupakan

perpanjangan institusi dari kekuasaan perusahaan dalam industri komunikasi.

Ketiga strukturasi, di mana terciptanya suatu struktur dalam masyarakat yang

diciptakan oleh agen manusia dengan struktur sosial dan mempunyai

hubungan antara satu dan yang lainnya.

24 Stewart. M. Hoover. 2008. A White Paper from The Center for Media, Religion, and Culture. University of Colorado at Boulder, USA. Hal 725 Vincent Mosco. 1996. The Political Economy of Communiction. London; Sage Publication. Hal 25

16

Page 17: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Komodifikasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu yang sebelumnya

bukan komoditi sehingga kini menjadi komoditi.26 Komodifikasi menjelaskan

cara kapitalis dalam menjaga tujuan mereka dalam mengakumulasi kapital

atau merealisasi nilai melalui transformasi nilai guna kepada nilai tukar.

Komodifikasi menurut Marx adalah suatu bentuk transformasi dari hubungan,

yang awalnya terbebas dari hal-hal yang sifatnya diperdagangkan menjadi

hubungan yang sifatnya komersil. Dalam sebuah karya berjudul Capital, Karl

Marx memulai pembahasannya dengan membicarakan mengenai bentuk-

bentuk komoditas. Ekonomi politik telah banyak memberikan pertimbangan

pada institusi dan stuktur bisnis yang memproduksi dan mendistribusi

komoditas dan menguasai badan-badan yang meregulasi proses-proses

tersebut.27

Manajemen kapitalis memfokuskan diri pada usaha-usaha mempengaruhi

konsumen secara individual. Kepada tiap individu, produk yang ditawarkan

melalui media, produsen menjanjikan berbagai hal yang berhubungan

langsung dengan kepribadian individu, seperti pemenuhan diri, kesenangan,

kelimpahan, dan tentu saja prestise yang akan didapatnya kalau individu itu

mengkonsumsi komoditi yang mereka tawarkan.28 Secara sederhana, tujuan

sistem ekonomi kapitalis adalah uang, dan bukan barang yang diproduksi. 26 Yasraf Amir Piliang. 2006. Kreativitas & Humanitas: Sebuah Studi tentang Peranan Kreativitas dalam Perikehidupan Manusia. Yogyakarta. Jalasutra. Hal. 2127 Moch. Fakhruroji. 2010. Privatisasi Agama: Globalisasi dan Komodifikasi Agama. Hal. 204 (http://jurnalkomunikata.files.wordpress.com/2012/01/privatisasi-agama-moch-fakhruroji.pdf)28 Jean Baudrillard. 1998. The Consumer Society; Myth and Structures. London: Sage Publication. Hal. 82

17

Page 18: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Barang hanyalah sarana untuk memperoleh uang. Makin banyak keuntungan,

makin kuat kedudukannya di pasar, dan sebaliknya. Itulah sebabnya borjuasi

dalam analisa Marx secara terbuka menempatkan kepentingan egoistik, yaitu

kepentingan untuk memperoleh keuntungan sebagai nilai tertinggi.29

Secara operasional, komodifikasi yang dimaksud disini adalah menjadikan

agama sebagai komoditas yang dijual kepada konsumen. Di era modern ini

agama telah menjadi milik kaum kapitalis yang secara terus terang

dieksploitasi dan dikomodifikasi menjadi produk industri. Mara Einstein

dalam buku yang ditulisnya berjudul Brands of Faith: Marketing Religion in a

Commercial Age, menyatakan bahwa “Remember, religion is a commodity.

Religion is personal and religion is packaged and sold the same way as other

marketed goods and services.”30 Permasalahannya bagaimana agama yang

telah jadi komoditas di media agar tidak mengalami pergeseran orientasi dan

atau bahkan degradasi nilai.

Karena berada dalam pengaruh ekonomi kapitalis, agama diperlakukan

sama dengan produk industri budaya lain seperti seni, puisi, dan sebagainya.

Agama pun seakan tidak kebal dari komodifikasi.31 Produsen mengelola

agama itu dengan melakukan ekploitasi simbol-simbol unsur agama32 untuk

29 Franz Magnis - Suseno, 1999. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta, Gramedia. Hal. 16430 Mara Einstein. 2010. Brands of Faith:  Marketing Religion in a Commercial Age. Hal 7831 David Chidester. 2008. Key Words in Religion, Media and Culture. Canada. Routledge. Hal. 9232 Setiap agama pada dasarnya terdiri dari kepercayaan agama, simbol agama, praktik agama, umat agama, dan pengalaman agama menurut Donald Light, Suzanne Infeld Keller, dan Craig J Calhoun, dalam Sunarto Kamanto. 1993.Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Hal 165.

18

Page 19: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

menyentuh nilai religius publik. Komodifikasi memang tidak bertujuan

memproduksi bentuk dan gerakan baru yang berlawanan dengan keyakinan

dan praktik agama sebelumya.33 Komodifikasi ini akan mendudukan agama

sebagai produk yang menjadi komoditas yang layak dikonsumsi dalam

masyarakat.

Usaha yang dilakukan media dalam mengkomodifikasi agama dengan

melakukan standarisasi usur agama kedalam sebuah produk. Misalkan dalam

Islam, praktik-praktik ritual keagamaan seperti dzikir, ceramah keagamaan,

sedekah, lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dibuat sebagai standar bagi seseorang

yang ingin dianggap sebagai orang yang shaleh karena selalu terhubung

dengan hidayah Allah.

Sebagai contoh hasil dari komodifikasi agama yang sangat nyata adalah

film The Passion of Chist. Film yang disutradarai dan diproduseri oleh Mel

Gibson pada tahun 2004 itu merupakan film yang dibuat untuk

merepresentasikan kisah-kisah dalam Injil yang menunjukan 12 jam Yesus

sebelum disalib. Dalam film semua dari unsur agama kristiani dimunculkan

sebagai komoditas untuk mendukung tayangan film tersebut. Alhasil, film ini

sangat sukses meraup keuntungan penjualan dan bahkan masuk dalam top 10

hit box office pada tahun 2004.

33 Pattana Kitiarsa. 2008. Religious Commodification in Asia: Marketing Gods. London. Routledge. Hal. 1

19

Page 20: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Selain kesuksesan, film ini juga menuai protes. Umat Yahudi memprotes

film ini karena menggambarkan penyiksaan yang sangat sadis yang dilakukan

bangsa Yahudi terhadap Yesus. Beberapa organisasi Yahudi menganggap

bahwa film ini akan menguak luka lama orang-orang Yahudi termasuk

pertikaian dan dendam berdarah yaitu Kristen yang memusuhi Yahudi.34

Pada intinya usaha komodifikasi agama merupakan konstruksi historis dan

kultural yang kompleks, sekalipun demikian ciri komersial didalamnya begitu

nyata. Produsen media yang berperan dalam mengemas agama harusnya

bersikap rasional agar agama tidak mengalami degradasi nilai. Jangan sampai

ketika ekonomi mengendalikan agama, prinsip kebenaran, kezuhudan

(meninggalkan kesenangan dunia dalam rangka mencari kebahagiaan akhirat),

dan kesucian agama diambil alih oleh prinsip-prinsip ilusi, gemerlap, dan

profan (Tidak bersangkutan dengan agama) komoditi.35

3. Video Musik Sebagai Alat Representasi

Video merupakan media komunikasi massa yang memiliki peranan besar

dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Video adalah salah satu

bagian dari media elektronik yang terdiri dari unsur gambar dan suara. Video

berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan

34 Imam Aryadi Karyanto. 2009. Jesus di Hollywood. Yogyakarta. Kanisius. Hal. 4135 Yasraf Amir Piliang. 2003. Hantu-hantu Politik dan Matinya Sosial. Solo, Tiga Serangkai. Hal. 4

20

Page 21: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian lainnya

kepada masyarakat umum.36

Video dapat digunakan dalam dunia musik, yaitu sebagai video musik,

biasa juga disebut dengan video musik. Video musik adalah suatu video yang

menggabungkan antara musik dari seorang penyanyi atau sebuah grup dengan

tampilan visual yang merepresentasikan lagu dari grup atau penyanyi itu

sendiri.37 Perkembangan video musik tak lepas dari perkembangan dunia

industri musik. Sebagai contoh Michael Jackson dan Madonna adalah yang

memelopori video musik sebagai bentuk rekaman promosi yang memiliki

skenario dan storyboard dengan adegan sinematik yang mengagumkan.

Naratama Rukmananda mendefinisikan video musik adalah bagian dari

program acara televisi non-drama yang paling mudah diingat. Sehingga

dengan penggabungan elemen penglihatan, audio dan gerakan serta rancangan

produksi yang baik dapat menciptakan sebuah tontonan yang menarik

sekaligus dalam menyampaikan sebuah ide, pesan dan citra kepada para

penontonnya secara lebih efektif.38

Video musik merupakan sarana untuk mempromosikan lagu, album,

penyanyi atau band musik melalui media televisi. Sejatinya video musik

adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan produknya lewat

36 Dennis McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa. 2nd ed. Jakarta. Erlangga. Hal 13.37 Ruddy Alexader Hatumena. 2006. Tinjauan Bahasa Rupa Video Klip Musik Karya Cerahati. Bandung. DKV ITB. Hal. 10.38 Naratama Rukmananda. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta. Grasindo. Hal 43.

21

Page 22: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

medium televisi.39 Selain memperkenalkan suatu lagu, video musik juga dapat

membantu menaikkan pamor sang penyanyi. Dengan konsep yang tepat, video

musik juga dapat memperkuat citra diri penyanyi, sehingga mampu

membedakan diri dengan artis lain.

Para musisi bebas menuangkan ekspresinya melalui video musik untuk

menunjang mempromosikan lagu pada masyarakat. Mereka bebas berekspresi

menuangkan ide kedalam video musik untuk mendapat apa yang

diinginkannya. Lady Gaga misalnya, membuat video musik mengarah pada

kritik sosial dan gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melihat

sebuah fakta yang ada lalu membuat lagu dan memvisualisasikan melalui

video musik selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat. Seperti yang kita

ketahui sekarang sosok Lady Gaga menjadi terkenal, ini tidak terlepas dari

peranan video musik yang dibuatnya dan ditayangkan di media massa sebagai

salah media promosi.

Video musik dalam proses pembuatannya memiliki kesamaan dengan

pembuatan film. Secara umum peralatan yang digunakan dalam proses

produksinya sama. Alasan lainnya yaitu karakteristik video musik40 sehingga

39 Onong Uchjana Effendy. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal 14.40 Karakteristik pertama, berorientasi pada artis. Firth (2001:46) menyatakan bahwa konsep ini paling banyak digunakan dalam pembuatan video klip dengan menampilkan seorang artis dengan bernyanyi ditengah-tengah antusiasme para penggemar. Seperti dalam video klip Bon Jovi berjudul Dead or Alive. Karakter kedua berorientasi pada narasi. Schwichtenberg menyatakan bahwa pada umumnya sebuah narasi dalam video klip menjadikan sebuah video klip itu mempunyai alur yang bercerita seperti drama. Karakter ketiga beriorientasi pada konsep metafora. Dikutip dari Skripsi Ridha Fauziah yang berjudul Representasi Identitas Dalam Video Klip Michael Jackson-Black or White tahun 2010. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

22

Page 23: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

penonton atau pendengar musik tujuan video itu. Selain itu, perasaan yang

timbul ketika menyaksikan sebuah video musik dapat diidentifikasi dengan

perasaan ketika menyaksikan sebuah film. Sebuah film memiliki elemen-

elemen untuk merepresentasikan maksud dari film itu yaitu elemen visual dan

audio. Elemen visual dalam film adalah segala sesuatu yang terlihat ketika

sebuah adegan ditayangkan.41 Elemen film itu terdiri dari empat elemen yaitu,

latar (setting), tata cahaya (lighting), kostum (costume) dan perilaku figur

(behaviour of figure).

Pertama, latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlansung dalam video musik. Kedua lighting, dalam video musik dikenal

dengan tiga titik pencahayaan atau three point lighting.42 Lampu yang paling

terang diletakkan di satu sisi bagian depan. Lampu ini disebut key lighting.

Lampu kedua berada di belakang subjek yang disebut back lighting.

Sedangkan, lampu ketiga ditaruh di bagian depan sederet dengan key lighting.

Lampu ketiga ini diberi nama fill lighting.

41 David Bordwell and Kristin Thompson. 2008. Film Art: An Introduction. Boston. McGraw Hil. Hal 11042 Richard Harrington and Mark Weiser with Rhed Pixel. 2008. Producing Video Podcast. Burlington USA. Focal Press. Hal 68-69

23

Page 24: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Gambar 1.2. Three point lighting. Sumber http://www.getuptospeed.biz/get-creative/video/how-to-use-3-point-

lighting/. Diakses 30 April 2013.

Ketiga yaitu kostum, kostum dapat merujuk pada pakaian secara umum

atau gaya berpakaian tertentu pada kelas masyarakat. Kostum juga merujuk

pada suatu gaya pakaian tertentu yang dikenakan untuk menampilkan si

pengguna sebagai suatu karakter atau tipe karakter lain dari karakter biasa

mereka pada suatu acara sosial. Keempat adalah perilaku figur yang

merupakan aksi yang dipertunjukan subjek dalam bentuk ekspresi seperti

mimik wajah, gesture, dan sebagainya.

Tidak ada representasi visual tanpa mata, tidak aja juga representasi suara

tanpa telinga. Disini suara juga diperlukan untuk mendukung elemen visual

video musik. Elemen suara yaitu berupa bunyi musik, suara penyanyi dan

suara yang diberi effect sehingga berirama. Irama adalah pengaturan suara

dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya, sehingga memberikan

karakter yang harmoni dalam video musik.43 Elemen suara sangat menunjang

video untuk mendukung suasana yang ingin ditunjukan.

Selanjutnya penggunaan simbol dalam video musik tak lepas dari ideologi

para musisi. Simbol-simbol tersebut merupakan ekspresi untuk menyatakan

43 Jay Rose. 2008. Producing Great Sound for Film & Video 3rd edition. Burlington USA. Focal Press. Hal. 5

24

Page 25: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

pikiran dan perasaan, sehingga simbol-simbol visual dalam video musik

tersebut dapat menggambarkan pemikiran yang direpresentasikan kemudian

dikomunikasikan. Sehingga tercapai praktek komunikasi yang merupakan

proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang panduan pemikiran dan

perasaan melalui ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan

sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsing

maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,

pandangan atau perilaku.44

4. Teori Semiotika

Semiotika dalam definisi Ferdinand de Saussure adalah ilmu yang

mempelajari peranan tanda dalam kedudukannya sebagai bagian dari suatu

kehidupan sosial.45 Sedangkan Alex Sobur mendefinisikan semiotika adalah

studi tentang tanda dan cara tanda itu bekerja. Tanda-tanda adalah perangkat

yang kita pakai dalam upaya memaknai makna yang terkandung di dalamnya.

Sehingga dalam semiotika hendak memahami bagaimana manusia memaknai

tanda hal-hal. Memaknai berarti bahwa obyek-obyek itu hendak

berkomunikaasi, tetapi juga mengkonstruksi sistem terstruktur dari tanda. 46

Ferdinand de Saussure yang telah mengembangkan semiotika strukturalis

menjelaskan bahwa terbentuknya makna dengan mengacu pada sistem

44 Onong Uchjana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT. Mandar Maju. Hal 60.45 Piliang 2003.Op. Cit. Hal 25646 Alex Sobur. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Hal 15

25

Page 26: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

perbedaan yang terstruktur dalam bahasa. Konteks semiotika yang paling

penting dalam pemikiran Saussure adalah pandangan mengenai tanda.

Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan

melakukan pemilihan antara apa yang disebut signifier (penanda) dan

signified (petanda). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang

bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis

atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep

aspek mental dari bahasa. Kedua unsur ini seperti dua sisi dari sekeping mata

uang atau selembar kertas.47

Charles Pierce mengemukakan bahwa semiotika mempunyai tiga bidang

studi utama yaitu tanda itu sendiri, kode atau sistem yang mengorganisasikan

tanda, dan kebudayaan tempat kode atau tanda bekerja. Gagasan Pierce ini

disebut dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang, yakni, menciptakan di benak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda yang diciptakannya saya namakan interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukkan sesuatu, yakni objeknya”.48

47 John Fiske. 1990. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar. Yogyakarta & Bandung. Jalasutra. Hal 65.48 Fiske 1990. Op. Cit. Hal 63.

26

Page 27: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Gambar 1.3. Gagasan Peirce tentang tanda.

Tiga elemen semiotika menutut Pierce ini adalah tanda, yaitu bentuk fisik

yang ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang

merujuk (merepresentasikan) hal lain diluar tanda itu sendiri. Acuan tanda itu

disebut objek. Kedua, acuan tanda adalah kontek sosial yang menjadi

referensi. Dan pengguna tanda (interpertant) yaitu konsep pemikiran dari

orang yang menggunakan tanda dan menurunkan kesatu makna tertentu atau

makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah

tanda. Jadi, dalam pemikiran Pierce adanya relasi tak terpisahkan antara tanda

dan interpretant dengan objek yang dirujuknya.

Gagasan lain dari Pierce yang penting dalam perkembangan pengertian

tentang tanda adalah kategorinya terhadap tanda. Tanda dapat dimasukkan

dalam tiga kategori yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah sebuah tanda

yang menyerupai objeknya seperti sebuah foto misalnya. Indeks adalah

sebuah tanda yang memiliki hubungan langsung dengan objek seperti asap

adalah indeks dari api. Simbol adalah tanda yang tidak memiliki keterkaitan

27

Page 28: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

atau kemiripan dengan objeknya, jadi sebuah simbol dapat dipahami

berdasarkan kesepakatan belaka.49

Menurut Pierce, terdapat tiga area penting dalam studi semiotik, yakni:

Tanda, dalam hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda, seperti

cara mengantarkan makna serta cara menghubungkan dengan orang yang

menggunakannya. Tanda adalah perbuatan manusia dan hanya bisa dimengerti

oleh orang-orang yang menggunakannya. Kedua yaitu kode atau sistem di

mana lambang-lambang disusun. Studi ini meliputi bagaimana beragam kode

yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat

dalam sebuah kebudayaan. Ketiga yaitu kebudayaan di mana kode dan

lambang itu beroperasi. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan

kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaannya dan bentuknya sendiri.50

Selain itu, John Fiske dalam buku Television Culture, menjelaskan tentang

tayangan yang telah dikodekan dalam televisi (dalam hal ini video musik),

kode-kode yang mengatur sistem tanda, yang akan menentukan makna serta

bagaimana peran tanda tersebut dalam suatu kultur budaya, yaitu melalui tiga

level berikut:51

1. Realitas, pada level ini realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan

make up yang digunakan oleh pemain, lingkungan, perilaku, ucapan,

49 Fiske 1990. Op. Cit. Hal 68-6950 Ibid. Hal 6051 John Fiske. 1987. Television Culture. New York. Routledge. Hal 4

28

Page 29: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

gesture, ekspresi, dialog dan sebagainya yang dipahami sebagai kode

budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis.

2. Representasi, dalam proses ini realitas digambarkan dalam perangkat-

perangkat teknis seperti kamera, pencahayaan, editing, musik dan

suara.

3. Ideologi, dalam proses ini peristiwa-peristiwa dihubungkan dan

diorganisasikan ke dalam konvensi-konvensi yang diterima secara

ideologis oleh individu. 

Ideologi menurut Karl Marx merupakan alat untuk mencapai kesetaraan

dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Alat ini berasal dari pemikiran

berupa ide yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, darapan dan tujuan

sosial dari individu, kelompok, golongan atau budaya. Penggunaan ideologi

menurut Raymond William secara garis besar dibagi menjadi tiga,52 yaitu

pertama suatu sistem yang menandakan kelompok atau kelas tertentu. Kedua,

suatu sistem keyakinan ilusioner-gagasan palsu atau kesadaran palsu yang

bisa dikontraskan dengan pengetauan sejati atau pengetahuan ilmiah. Ketiga,

proses umum produksi makna dan gagasan.

Setidaknya ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam memahami

hubungan ideologi dengan media menurut Althusser yaitu:53 pertama ideologi

tidak terdiri dari konsep yang terpisah dan terisolasi secara sosial. Ideologi

52 Fiske. 1990. Op. cit. Hal. 22853 Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisa Teks Media. LKIS:Yogyakarta. Hal 127

29

Page 30: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

mengartikulasikan elemen atau unsur yang berbeda menuju perbedaan makna.

Kedua, status ideologis selalu dibuat secara individual tapi ideologi sendiri

tidak selalu produk kesadaran individual. Hal ini berarti bahwa ideologi sudah

ada sebelum individu ada. Ideologi bersifat aktif dalam masyarakat. Proses

transformasi ideologi merupakan proses kolektif. Proses ideologisasi lebih

banyak berlangsung secara tidak sadar. Ketiga, ideologi bekerja melalui

konstruksi sosial untuk posisi subyek individual dan kolektif dari keseluruhan

identifikasi dan pengetahuan yang ditransmisikan dalam nilai-nilai ideologis.

Dalam semiotika, penerima atau pembaca memainkan peran yang lebih

aktif dibandingkan dengan model transmisi. Semiotika lebih menyukai istilah

pembaca dari pada penerima karena istilah ini mengandung derajat aktifitas

yang lebih besar dan juga bahwa membaca adalah aktifitas yang kita pelajari,

yang ditentukan oleh pengalaman kultural si pembaca. Pembaca memaknai

teks dengan cara menyesuaikan dengan pengalaman, tingkah laku dan

emosinya.54

Tujuan utama dari semiotika media adalah mempelajari bagaimana media

massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. Ini

dilakukan dengan bertanya petama, apa yang dimaksud atau direpresentasikan

oleh sesuatu. Kedua bagaimana makna itu digambarkan dan yang ketiga

mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.55

54 Fiske. 1990. Op. cit. Hal 6155 Marcel Denasi. 2010. Op. Cit. Hal 40

30

Page 31: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

F. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis teks secara kualitatif dengan

analisis semiotik. Jenis penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

menggunakan pendekatan kata-kata, bukan angka. Dengan menggunakan

penelitian kualitatif peneliti mencari semua data yang dibutuhkan, kemudian

dikelompokkan menjadi lebih spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

bagaimana bentuk-bentuk wacana agama yang direpresentasikan dalam video

musik Lady Gaga-Judas.

Metode semiotika bersifat kualitatif interpretatif, atau dapat dijelaskan

bahwa metode tersebut memfokuskan pada tanda dan teks sebagai objek

kajian, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode dibalik

tanda dan teks tersebut dan memberikan kesimpulan yang komprehensif

mengenai hasil penafsiran dan pemahaman yang telah dilakukan.56 Penelitian

ini menggunakan analisis semiotika yang mengacu pada model Pierce dan

tayangan yang telah dikodekan menurut Fiske yaitu mengenai level realitas,

representasi, dan ideologi.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah video musik Judas yang

dipopulerkan oleh Lady Gaga. Video musik layak diteliti karena

merepresentasikan unsur agama Kristen.

56 Yasraf Amir Piliang. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung; Matahari. Hal 313

31

Page 32: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber data yang

merupakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data

pendukung.

a. Data Primer, data utama yang merupakan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti mengenai konsep penelitian ataupun

terkait dengan objek penelitian. Sumber data utama adalah semua

isi teks dari video musik Judas Lady Gaga.

b. Data Sekunder, keseluruhan informasi mengenai konsep penelitian

yang diperoleh secara tidak langsung melalui Alkitab, majalah,

website, literatur, dan informasi lain yang berhubungan dengan

objek penelitian ini. Studi pustaka yang dijadikan pedoman untuk

mengkaji data-data yang dibutuhkan, dan dikumpulkan untuk

mengkaji beberapa permasalahan yang muncul dari objek yang

diteliti.

3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini tahapan analisis dimulai dari meng-capture gambar

yang berhubungan dengan kekristianian dalam video musik Lady Gaga. Unsur

kekristianian yang ditemukan dalam video musik ini antara lain:57

57 Donald Light, Suzanne Infeld Keller, dan Craig J Calhoun, dalam Sunarto Kamanto. 1993.Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Hal 165.

32

Page 33: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar

tanpa ada keraguan lagi.

2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.

3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia

dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan

antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama.

4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman

keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.

5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.

Setelah itu dilakukan analisis untuk menentukan tanda, interpretant, dan

objek pada gambar itu. Data yang terkumpul kemudian akan dimaknai dan

diinterpretasikan oleh peneliti dengan memasukkan kedalam level realitas,

level representasi dan level ideologi.

Dalam level realitas, analisisnya dengan menentukan kode sosial yang

behubungan dengan penampilan dan perilaku. Penampilan meliputi warna

kulit, model rambut, make-up, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Selanjutnya

dalam level representasi berisi tentang teknis pengambilan gambar oleh

kamera. Dalam level ini kamera difungsikan sebagai kode teknis untuk

menentukan penempatan sudut pandang, jarak, gerakan, dan fokus mengenai

subjek. Kode teknis ini yang digunakan oleh sutradara untuk mencapai hal

yang diinginkan. Ada bebagai macam teknik shot kamera yang menyoroti

33

Page 34: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

subjek, di mana setiap teknik memiliki fungsi dan konotasi makna yang

berbeda, yaitu seperti dalam tabel berikut ini:58

Shot Definisi Contoh

Long Shot Teknik pengambilan yang jauh menunjukan di mana dan keterlibatan subjek berada secara utuh.

Full Shot Teknik ini menampilkan subjek dengan kostumnya dan menunjukan aksi subjek itu.

Medium Shot Menunjukan subjek setengah badan yaitu dari pinggang ke atas. Memperlihatkan subjek lebih dekat.

Close-up Menekankan pengambilan dari leher ke atas. Untuk menunjukan ekspresi subjek.

58 Briand Arnold & Brendan Eddy. 2007. Exploring Visual Storytelling. New York: Thompson Delamar Learning. Hal. 142

34

Page 35: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Extreme Close-up

Pengambilan gambar berfokus pada wajah saja. Menunjukan lebih detail ekspresi subjek.

Gambar 1.4. Teknik pengambilan gambar. Sumber http://snc0910-livetv.blogspot.com/2010_03_01_archive.html. Diakses 30 April 2013.Setelah ditentukan teknik pengambilan gambar, aspek representasi lainnya

yaitu penempatan angle kamera. Penempatan angle yang baik tentu saja bisa

memperkuat dramatik sebuah pertunjukan karena angle kamera ini adalah

mata penonton melihat informasi visual dan juga bisa berarti seberapa besar

area yang kita gunakan dalam sebuah shot. Penempatan sudut kamera akan

memposisikan penonton lebih dekat dengan action yang ada, misalnya dengan

teknik close up dan lain sebagainya. Tabel berikut menunjukan jenis-jenis

angle kamera:59

Angle Definisi dan makna Contoh

59 Briand Arnold & Brendan Eddy. 2007. Op. cit. Hal. 148-154

35

Page 36: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Straight-On Shot Disebut juga dengan eye-level angle. Penempatan kamera tehadap subjek sejajar dengan pandangan penonton.

Up-Angle Shot Kamera diposisikan lebih rendah dari subjek. Hal ini yang membuat penonton merasa subjek lebih tinggi secara fisik atau lebih tinggi derajatnya dalam tatanan sosial.

Down-Angle Shot Kamera diposisikan lebih tinggi dari subjek. Hal ini yang membuat penonton merasa subjek lebih kecil baik secara fisik atau lebih rendah derajatnya dalam tatanan sosial.

Gambar 1. 5. Jenis-jenis Angle. Sumber http://accad.osu.edu/~midori/Materials/camera.html. Diakses 30 April 2013

Selain itu, pergerakan kamera juga termasuk dalam aspek representasai.

Pergerakan kamera atau lebih dikenal sebagai camera movement adalah

sebuah usaha menggerakan kamera atau subjek untuk lebih mengenalkan

ruang atau memberi kesan tiga dimensi sebuah ruangan di mana penonton

seakan bergerak masuk/keluar atau bergerak ke kanan/ke kiri mengikuti atau

36

Page 37: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

meninggalkan subjek. Masing-masing pergerakan ini mempunyai makna

tersendiri. Pergerakan kamera ada dalam gambar berikut.60

Gambar 1.5. Camera movement. Sumber http://fineartstextualanalysis.blogspot.com/2012/09/camera-movement.html.

Diakses 1 Juni 2013

Untuk menghasilkan tayangan semakin menarik dan berkesinambungan

alur dalam video musik diperlukan editing. Editing yang dimaksud adalah

proses pergantian dari shot satu ke shot berikutnya. Transisi shot dalam

editing berfungsi agar tayangan jadi menarik dan tidak membosankan. Jenis-

jenis editing transmisi gambar adalah fade in, fade out, cut, wipe, dan

dissolve. Masing-masing transisi shot ini mempunyai makna tersendiri seperti

yang diungkapkan Arthur Asa Berger dalam table berikut.61

60 Tilt adalah gerakan kamera secara vertikal. Tilt up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. Dolly adalah kedudukan kamera di tripod dan diatas landasan rodanya. Dolly dibedakan menjadi dua yaitu dolly in dan dolly out. Sedangkan Pan adalah gerakan kamera secara horizontal yaitu Pan left dan pen right. Selain itu juga ada zoom in dan zoom out. Dikutip dari (http://www.videomaker.com/article/14221-camera-movement-techniques-tilt-pan-zoom-pedestal-dolly-and-truck). Diakses 25 juni 2013.61 Arthur Asa Berger. 2003. Media and Society: A Critical Perspective. California. Rowman & Littlefield. Hal 42.

37

Page 38: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

Editing Definisi MaknaFade in Gambar muncul dari

layar yang gelap.Beginning

Fade out Gambar menghilang dari layar menjadi gelap.

Ending

Cut Perpindahan gambar dari satu gambar ke gambar lain.

Berkesinambungan

Wipe Gambar hilang diganti gambar lain.

Menekankan ending

Dissolve Gambar memudar ke gambar lain.

Ending yang lemah

Gambar 1.7. Editing transisi gambar

Semua elemen-elemen representasi diatas kemudian disangkutkan ke

dalam level ideologi. Pada level ini semua kode dalam realitas dan

representasi akan disusun berdasarkan pada penerimaan kohernsi dalam

scene-scene yang memperlihatkan unsur agama yang ditonjolkan dalam video

musik Judas ini.

4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memudahkan penyajian dari hasil

analisis penelitian. Untuk itu, tulisan ini akan disusun secara sistematis yang

terdiri dari empat bab. Bab pertama yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori dan

metodologi penelitian. Pada bab pertama ini disajikan sebagai pendahuluan

dan pengantar isi dari penelitian pada bab-bab berikutnya. Bab kedua berisi

38

Page 39: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t36049.doc · Web viewSejumlah alasan dikemukakan, yang utama adanya masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan politisi di DPR yang

tentang gambaran umum dari objek penelitian. Bab ini berisi profil lagu dan

penyanyi yang dijadikan objek penelitian. Pada bab kedua akan

menggambarkan lebih dalam mengenai objek penelitian dan memberikan

informasi yang mendukung tentang objek penelitian. Bab ketiga berisi tentang

pembahasan yang terdiri dari analisis lagu dari video musik lagu Judas.

Analisis ini memuat mengenai representasi yang bisa dilihat di dalam video

musik. Tujuan dari paparan ini untuk menggambarkan bagaimana bab ini jadi

inti pembahasan dalam penelitian ini. Bab keempat yaitu bab penutup dari

kesimpulan, saran dan kritikan peneliti yang didapatkan dari penjelasan pada

bab satu sampai bab tiga.

39