Top Banner
SOSIALISASI DIKLATPIM IV (POLA BARU) SESUAI PERMENPAN NO. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
33

bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

May 01, 2019

Download

Documents

nguyennhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

SOSIALISASI DIKLATPIM IV (POLA BARU) SESUAI PERMENPAN NO. PERATURAN

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

NOMOR 13 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG

2015

Page 2: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

A. Latar BelakangEselon IV merupakan pejabat pembuat perencanaan dan sekaligus juga memimpin

“bawahan” dan steakholder stratejik dalam pelaksanaan berbagai kegiatan di satuan

kerjanya. Tugas tersebut harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Salah satu

persyaratan yang harus dimiliki pejabat Eselon IV adalah memiliki kepemimpinan

operasional. Kepemimpinan tersebut merupakan kepemimpinan yang startejik karena

selain sebagai pengendali SDM, juga sebagai pengendali kegiatan, dan sekaligus

melakukan perancangan kegiatan untuk mengembangkan satuan kerjanya ke arah yang

lebih baik lagi.

Untuk membekali kompetensi kepemimpinan opersional, diperlukan diklat

kepemimpinan yang inovatif. Diklat tersebut merupakan suatu diklat yang membekali

eselon IV dengan kemampuan merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan

memimpin perubahan tersebut hingga mencapai suatu hasil.

Terkait dengan hal tersebut, dalam diklatpim tersebut, ditunjukkan kemampuan

merancang dan sekaligus memimpin perubahan dalam suatu “projek”. Melalui pola

baru tersebut diharapkan tidak hanya sekadar menguasai kompetensi dan kemampuan

kepemimpinan namun ditunjukkan melalui hasil kerja nyata.

Maka, dalam pelaksanaan diklatpim Pola Baru tersebut memerlukan suatu upaya yang

sungguh-sungguh, kesiapan dari berbagai pihak yang cukup, serta instrummen yang

memadahi. Hal tersebut terkait dari kondisi masing-masing penyelenggara diklat

berbeda-beda. Begitu pula panduan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) masih

bersifat global shingga memerlukan pemahaman lebih lanjut sehingga betul-betul siap

dalam penyelenggaraan. Atas dasar hal tersebut di atas, dipandang perlu dilakukan

sosialisasi Diklatpim IV (Pola Baru)

B. Tujuan

1. Untuk memberikan pemahaman awal terhadap para peserta Sosialisasi, termasuk para

pimpinan calon peserta diklat tentang perubahan-perubahan dalam penyelenggaraan

diklat,

2. Untuk memberikan pemahaman awal peran calon peserta atau pimpinannya dalam

pelaksanaan diklatpim IV;

Page 3: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

3. Untuk memberikan ruang dan kesempatan para peserta, khususnya pimpinan calon

peserta diklatpim IV tentang berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan diklatpim

IV;

C. Manfaat

1. Agar para peserta rakor, khususnya yang menjadi pimpinan calon peserta diklatpim

dapat memberikan input yang konstktif untuk penyelenggaraan diklatpim IV di BDK

Semarang;

2. Agar para peserta rakor, khususnya para pimpinan calon peserta diklatpim IV

memiliki kesiapan yang matang dalam seleksi calon peserta diklatpim serta

memberikan pembekalan kepada para calon peserta di lingkungan tempat kerjanya

masing-masing.

II. Sekilas Diklatpim IV

A. Pengertian Diklatpim IV (Pola Baru)

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan selanjutnya disebut diklatpim merupakan diklat

yang diselenggarakan untuk mencapai perayaratan kompetensi kepemimpinan aparatur

pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Dengan begitu, diklatpim IV

merupakan suatu diklat yang diselengagarakan untuk mencapai persayaratan kompetensi

jabatan bagi para pejabat eselon IV atau setara. Terkait dengan pola baru yang dimaksud

adalah penyelengaraan diklatpim tersebut dengan tata cara yang berbeda dengan

diklatpim sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada 1) syarat kepsertaan, 2) durasi

waktu, 3) tata cara pelaksanaan, 4) peran pimpinan peserta, 5) substansi materi, 6) produk

akhir, dan beberapa hal lain.

B. Alasan Mengikutsertakan

Mengikuti diklatpim termasuk diklatpim IV merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi ketika seseorang menduduki jabatan struktural. Di sisi lain, jabatan merupakan

amanah dan penugasan dan bukan hak. Dengan begitu, mengikuti diklatpim meskipun

merupakan suatu prasyarat yang harus didikuti namun statusnya bukan merupakan hak,

namun mengikuti diklatpim harus berdasarkan suatu penugasan. Maka, mengikuti

diklatpim IV tidak dapat diminta atau ditutut melainkan karena penugasan dari atasannya.

Page 4: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

C. Tujuan Diklatpim IV (Pola Baru)

Tujuan utama yang akan dicapai dalam pelaksanaan diklatpim IV adalah “Membentuk

kepemimpinan operasional pejabat eselon IV yang akan berperan dalam tugas dan

fungsinya di instansinya masing-masing”

D. Kompetensi Yang akan Dicapai

Penyelenggaraan diklatpim IV dimaksudkan untuk mencapai kompetensi yaitu”

Kepemimpinan operasional (membuat perencanaan dan memimpin keberhasilan

implementasi kegiatannya)” dengan indikasi:

1. Membangun karakter integritas;

2. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansinya;

3. Melakukan kolaborasi internal dan eksternal dalam mengelola tugas-tugas organisasi

kea arah efektifitas dan efisiensi;

4. Melakukan inovasi sesuai bidang tugas dan fungsinya guna melaksanakan kegiatan

yang lebih efektif dan efisien;

5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal orgnisasi dalam

implementasi kegiatan unit instansinya.

II. KURIKULUM DAN MATA DIKLAT

A. Kurikulum

Kurikulum diklatpim IV ini disusun dengan menggunakan tahapan-tahapan. Ada 5

(lima) tahap dalam pelaksanaan, diantaranya:

1. Tahapan Diagnosa Kebutuhan Perubahan, terdiri atas:

a. Tahap penentuan area dari pengelolaan organisasi yang akan mengalami

perubahan;

b. Peserta dibekali kemampuan mendiagnosa organisasi sehingga mampu

mengidentifikasi area kegiatan dari organisasi yang perlu direformasi atau

dilakukan inovasi;

c. Meskipun secara eksplisit dalam kurikulum tidak disebutkan batasan

area, mengingat peserta memiliki batasan dalam ruang tugas dan

fungsinya, tentu area yang didiagnosa sesuai dengan kewenangan tugas

Page 5: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

dan fungsinya agar dapat terkait langsung dengan tugas dan fungsinya

dalam menjabat eselon IV sehingga tidak terjadi overleap dan dapat

memimpin langsung dalam implementasinya.

2. Tahap Taking Ownership (Breaktrough I), terdiri atas:

a. Peserta diarahkan untuk dapat membangun “Organizational Learning” atau

kesadaran pembelajaran bersama akan pentingnya mereformasi area dari

kegiatan organisasi yang bermasalah;

b. Peserta diminta mengkomunikasikan permasalahan organisasi (yang akan

dijadikan proyek perubahan) kepada steakholder (internal dan eksternal) dan

mendapat persetujuan untuk mereformasi, terutama dari atasan langsung;

c. Peserta diminta mengumpulkan data-data selengkap mungkin untuk

memasuki tahap pembelajaran dan pelatihan berikutnya.

3. Tahap Merancang perubahan dan Membangun Tim, terdiri atas:

a. Peserta dibekali pengetahuan dan kemampuan untuk membuat rancangan

perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal pengelolaan organisasi

yang dicita-citakan;

b. Peserta dibekali kemampuan mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan

rancangan perubahannya;

c. Peserta juga dibekali dengan teknik komunikasi strategis dengan berbagai

stakeholder untuk membangun tim yang efektif untuk mewujudkan perubahan;

d. Peserta menyajikan proyek perubahan masing-masing peserta untuk

mengkomunikasikan proyeknya dihadapan stakeholder strategis guna

mendapatkan masukan dan dukungan dari implementasi proyeknya.

4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breaktrouhg II), terdiri atas:

a. Peserta menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya.

b. Peserta di tempat kerja memimpin implementasi proyek perubahan yang telah

dibuatnya.

5. Tahap Evaluasi, terdiri atas:

Page 6: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

a. Tahap berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memimpin implementasi

“proyek perubahan”,

b. Tahap berbagi dalam bentuk seminar implementasi proyrk perubahan

c. Peserta yang berhasil mengimplementasikan proyek perubahan dinyatakan

lulus dan yang tidak berhasil diberi sertifikat “Mengikuti Diklatpim IV”.

B. Mata Diklat

Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan di atas, mata diklatnya sebagai berikut:

1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan

Mata diklatnya adalah:

a. Pilar-Pilar Kebangsaan

b. Integritas

c. Standar Etika Publik

d. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

e. Pembekalan Isu Aktual Substansi Lembaga

f. Dianostik Reading

g. Penjelasan Proyek perubahan

2. Tahap Taking Ownership (Breaktrough I)

Mata diklatnya adalah:

a. Coaching (Peningkatan Pemahaman dan penguasaan Kompetensi substansi

tentang diagnose perubahan)

b. Counselling (pemberian motivasi para peserta sehingga ada keinginan yang

tinggi dalam melakukan upaya diagnose perubahan dan kesiapan membuat

proyek perubahan)

3. Tahap Merancang perubahan dan Membangun Tim

Mata diklatnya adalah:

a. Kecerdasan emosi

b. Pengenalan Potensi Diri

c. Berpikir Kreatif dan Inovasi

d. Koordinasi dan Kolaborasi

e. Membangun Tim Efektif

f. Benchmarking ke best practice

Page 7: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

g. Merancang Proyek Perubahan

h. Seminar Presentasi Proyek perubahan

i. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan

4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breaktrough II)

Mata diklatnya adalah:

a. Coaching

b. Counselling

5. Tahap Evaluasi

Mata diklatnya adalah:

a. Seminar laboratorium Kepemimpinan

b. Evaluasi

III. Waktu Pelaksanaan

BAB IV

WAKTU PELAKSANAAN

A. Peta Waktu Pelaksanaan

No. Mata Diklat Jumlah JP Jumlah Hari Waktu

1. Pembukaan 3 jp

Selama 13 hari,

kegiatan

dilaksanakan di

kampus BDK

Semarang

Tahap I

2. Pengarahan Program 6 jp

3. Dinamika Kelompok 3 jp

4. Pilar-Pilar Kebangsaan 18 jp

5. Integritas 18 jp

6. Standar Etika Publik 18 jp

7. SANRI 9 jp

8. Pembekalan Isu Aktual

Substantif Lembaga

9 jp

9. Diagnostik Reading 18 jp

10. Penjelasan Proyek 3 jp

11. Taking Ownership

(breakthrough I)

Coaching dan

Counselling

dilaksanakan

Dilaksanakan

selama 5 hari

Page 8: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

a. Coaching

b. Counselling

dengan

menggunakan

teknologi

komunikasi dan

informasi

berbasis

elektronik

kerja di tempat

kerja peserta

diklat Tahap II

12. Kecerdasan Emosional 18 jp

Selama 17 hari

di kampus BDK

Semarang

Tahap III

13. Pengenalan Potensi Diri 18 jp

14. Berpikir Kreatif dan

Inovatif

18 jp

15. Koordinasi dan

Kolaborasi

9 jp

16. Membangun Tim Efektif 18 jp

17. Benchmarking ke Best

Practise

45 jp

18. Merancang Proyek

perubahan

3 jp

19. Persiapan Seminar -

20. Seminar Presentasi

Proyek Perubahan

12 jp

21. Pembekalan

Implementasi Proyek

perubahan

6 jp

22. Laboratorium

Kepemimpinan

(Breakthrough II)

a. Coaching

b. Counselling

Coaching dan

Counselling

dilaksanakan

dengan

menggunakan

teknologi

Selama 60 hari

di tempat kerja

Peserta diklat

Tahap IV

Page 9: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

komunikasi dan

informasi

berbasis

elektronik

23. Seminar laboratorium

Kepemimpinan

12 jp Selama 2 hari

di Kampus BDK

Semarang

Tahap V

24. Evaluasi Kepemimpinan 3 jp

25. Penutupan 3 jp

B. Rincian Waktu Pelaksanaan

1. Diklatpim IV Tahap I

No. Tahap Waktu Tempat Keterangan

1. I BDK Semarang 13 hari

2. II Satker masing-masing

Peserta

5 hari

3. III BDK Semarang 17 hari

4. IV Satker masing-masing

Peserta

60 hari

5. V BDK Semarang 2 hari

2. Diklatpim IV Tahap II

No. Tahap Waktu Tempat Keterangan

1. I BDK Semarang 13 hari

2. II Satker masing-masing

Peserta

5 hari

3. III BDK Semarang 17 hari

4. IV Satker masing-masing

Peserta

60 hari

5. V BDK Semarang 2 hari

Page 10: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

IV.Pendaftaran

A. Online

1. Mendaftar secara online di web BDK Semarang sejak 12-18 Pebruari 2015;

2. Menyertakan bukti-bukti yang menjadi pendukung melalui dengan cara

discan;

3. Mengajukan konsep proyek perubahan yang akan dilakukan di satuan kerja yang

telah mendapat persetujuan dari pimpinan melalui dengan cara discan

4. Hasil pendaftaran Online untuk pemetaan jumlah peserta yang memenuhi

syarat.

5. Jika dinyatakan diterima, mendapat pemberitahukan selanjutnya melalui web.

B. Di BDK

1. Melakukan Regrestrasi dengan menyertakan tanda bukti telah diterima

kepada panitia di BDK Semarang;

2. Peserta yang tidak dapat menunjukkan bukti-bukti yang telah ditetapkan oleh

panitia dapat dinyatakan gugur jika dalam waktu tertentu tidak bisa

memenuhi persyaratannya;

3. Peserta yang telah mendaftar ulang di BDK Semarang dan memenuhi syarat

telah resmi menjadi calon peserta tetap;

V. PELAKSANAAN DIKLAT

1. Pembelajaran di Kampus

a. Pembelajaran Tatap Muka

Tatap Muka I

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 13 hari kerja dengan sistem

klasikal;

2) Seluruh materi diarahkan untuk pembekalan peserta dapat melakukan

Diagnosa Kebutuhan Perubahan

3) Pola tempat duduk terbagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok 5

orang;

Page 11: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

4) Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan kontrak pembelajaran antara

narasumber dengan peserta yang isinya:

a) Tujuan akhir yang akan dicapai;

b) Cara pencapaian tujuan;

c) Metode yang digunakan dalam pembelajaran

5) Jika tim, narasumber utama menyampaikan materi secara tim (dua orang)

sesuai dengan mata diklat yang diampu;

6) Akhir kegiatan ditandai pernyataan dari fasilitator dan peserta dalam lembar

yang telah tersedia bahwa Kompetensi/produknya telah tercapai.

7) Konsep perubahan yang telah dibuat dijadikan dasar untuk melakukan

diagnosa kebutuhan perubahan sehingga waktu 5 hari di luar kampus cukup

untuk mempersiapkan rencana proyek perubahan.

Tatap Muka II

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 17 hari kerja dengan sistem

klasikal;

2) Seluruh materi diarahkan untuk pembekalan peserta merancang perubahan

dan Membangun Tim

3) Pola tempat duduk terbagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok 5

orang;

4) Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan kontrak pembelajaran antara

narasumber dengan peserta yang isinya:

a) Tujuan akhir yang akan dicapai;

b) Cara pencapaian tujuan;

c) Metode yang digunakan dalam pembelajaran

5) Narasumber utama menyampaikan materi secara tim (dua orang) sesuai

dengan mata diklat yang diampu;

6) Akhir kegiatan ditandai pernyataan dari fasilitator dan peserta dalam lembar

yang telah tersedia bahwa Kompetensi/produknya telah tercapai

7) Konsep perubahan yang akan dijadikan proyek perubahan setelah melalui

diagnosa kebutuhan perubahan dan dirancang ulang sesuai ketentuan serta

Page 12: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

berbagai perbaikan-perbaikan sesuai arahan fasilitator telah siap untuk

diimplementasikan.

TATAP MUKA III

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 2 hari di kampus BDK

Semarang;

2) Selama waktu tersebut digunakan untuk evaluasi implementasi proyek

perubahan yang telah dilaksanakan;

3) Dalam penilaian tersebut “proyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam

pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

b. Penyusunan Kertas kerja mandiri

1) Kertas kerja mandiri bersifat perseorangan;

2) Kertas kerja berisi tentang rencana perubahan yang akan dilakukan di satuan

kerja masing-masing peserta.

3) Perubahan yang akan dilakukan harus:

a) Melalui diagnosa kebutuhan perubahan yang ada;

b) Dapat diimplementasikan;

c) Mendapat dukungan dari staf maupun stakeholder lain serta mendapat ijin

dan dukungan dari atasan;

4) Penyusunan konsep penekanannya pada isi, sedangnkan penyusunan Kertas

Kerja Mandiri sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak

Penyelenggara dan disampaikan oleh fasilitator.

5) Kertas kerja yang dibuat merupakan hasil inovasi untuk proyek perubahan

yang akan dilaksanakan selama 2 bulan di tempat kerja masing-masing;

6) Kertas Kerja Mandiri dijadikan bahan seminar setelah dilakukan implementasi

di satker peserta masing-masing.

c. Seminar

Seminar dilaksanakan dua kali, yaitu:

1) Seminar Presentasi Proyek Perubahana) Persiapan

1. Penggandaan

Page 13: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

2. Pendaftaran Seminar

3. Penentuan jadwal dan tempat

b) Pelaksanaan

1) Masing-masing peserta melakukan presentasi:

2) Menjawab pertanyaan terkait isi materi yang dipresentasikan

3) Nara sumber memberikan masukan untuk penyempurnaan rencana

proyek perubahan dan pelaksanaannya

4) Peserta mencatat untuk perbaikan dan kesiapan pelaksanaan di satuan

kerja

c) Evaluasi Seminar tahap I

1) Pengolahan data hasil presentasi

2) Pemastian peserta untuk melakukan perbaikan dan kesiapan

pelaksanaan.

3) Pembuatan pernyataan siap untuk melaksanakan proyek perubahan.

a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan

1. Persiapan

a) Pemastian seluruh komponen seminar terpenuhi

b) Pembacaan tata cara dan mekanisme seminar

c) Pembukaan acara seminar

d) Masing-masing peserta melakukan presentasi:

1) Menyampaikan hal-hal yang ada dalam bahan presentasi:

2) Judul Rencana Proyek Perubahan

3) Identifikasi Permasalahan yang ada di satker

4) Permasalahan yang akan dijadikan bahan proyek perubahan

5) Alasan memilih masalah yang akan dijadikan bahan proyek

6) Tujuan dan sasaran yang akan dicapai

7) Stakeholder yang terlibat dalam proyek perubahan dan perannya

8) Data-data yang dibutuhkan untuk menyusun bahan dan pelaksanaan

proyek

Page 14: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

9) Sarana prasarana yang dibutuhkan dan cara pengadaannya

10) Metode yang digunakan untuk pelaksanaan proyek perubahan

11) Gambaran Pelaksanaan proyek perubahan

12) Sistem kepemimpinan yang akan diterapkan

13) Kemungkinan hambatan yang akan dihadapi

14) Kemungkinan Solusi yang akan dilakukan

15) Target yang akan dicapai

e) Menjawab pert anyaan terkait isi materi yang dipresentasikan

f) Nara sumber memberikan penilaian terhadap pelaksanaan proyek

perubahan

2. Evaluasi Seminar Tahap II

a) Pengolahan data hasil presentasi

b) Pemastian peserta untuk melakukan perbaikan dan kesiapan

pelaksanaan.

c) Pembuatan pernyataan siap untuk melaksanakan proyek perubahan.

V. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

(PRAKTIK DI SATKERNYA MASING-MASING PESERTA)

1. Tahap I

a. Persiapan Penyusunan Kerta kerja mandiri

b. Dilakukan selama 5 hari kerja;

c. Peserta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Mencari data-data yang diperlukan dalam rangka melakukan persiapan

penyusunan Ketas Kerja Mandiri tentang perubahan yang akan dilakukan di

satkernya masing-masing;

2) Melakukan komunikasi dengan berbagai pihak tentang perlunya perubahan

pada “bidang, aspek, hal” tertentu berdasarkan hasil analisis, diagnosa, dan

data-data yang ada;

3) Melakukan komunikasi dengan atasan untuk mendapat persetujuan tentang

perubahan yang akan dilakukan dan kesediaan menjadi mentornya;

Page 15: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

4) Karena waktu hanya 5 hari, kegiatan tersebut dapat dimulai sejak ditetapkan

sebagai peserta sehingga ketika mendaftar telah memiliki konsep (ditulis)

dan dijadikan bukti fisik kesiapan melakukan perubahan di satuan kerjanya

masing-masing peserta.

5) Peserta melakukan pencatatan berbagai hal sebagai data yang diperlukan

serta mempersiapkan diri pada pembelajaran di kampus tahap II yang

intinya adalah menyusun proyek perubahan sesuai ketentuan.

6) Selama praktik di satker tersebut, peserta melakukan komunikasi dengan

panitia karena disediakan “COACH” yang akan memberikan saran-saran

serta “COUNSELLOR” yang akan membimbing peserta jika terdapat

kesulitan.

7) Jadwal coaching dan counselling ditetapkan penyelenggara atas usulan dari

peserta;

8) Pelaksanaan COACHING dan COUNSELLING menggunakan Teknologi

Komunikasi dan Informasi berbasis elektronik sesuai kesepakatan dan

ketersediaan sarana dari BDK;

d. Tahap II

1) Dilaksanakan selama 60 hari kerja;

2) Peserta mengimpelementasikan proyek perubahan di satkernya;

3) Peserta memimpin implementasi proyek tersebut dan atasan sebagai

mentornya;

4) Dalam implementasi tersebut, peserta dapat mencatat berbagai hal atau

fenomena yang ada termasuk hambatan-hambatan serta solusi yang

dilakukan, karena implementasi dan kepemimpinan dalam pelaksanaan

implementasi akan dijadikan bahan penilaian;

5) Selama praktik di satker tersebut, peserta melakukan komunikasi dengan

panitia karena disediakan “COACH” yang akan memberikan saran-saran

serta “COUNSELLOR” yang akan membimbing peserta jika terdapat

kesulitan.

6) Jadwal coaching dan counselling ditetapkan penyelenggara atas usulan dari

peserta;

Page 16: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

7) Pelaksanaan COACHING dan COUNSELLING menggunakan Teknologi

Komunikasi dan Informasi berbasis elektronik sesuai kesepakatan dan

ketersediaan sarana dari BDK;

VI. EVALUASI

1. Peserta

Penilaian terhadap peserta terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Sikap dan Perilaku bobotnya 35

b. Kualitas Perubahan bobotnya 65

Dari kedua aspek yang dinilai tersebut, rinciannya sebagai berikut:

a. Sikap dan Perilaku bobotnya sebagai berikut:

No. unsur Indikator Bobot

1. Integritas a. Kejujuran dalam melaksanakan tugas setiap

tahapan diklat;

b. Ketegasan dalam menyampaikan ide dan

gagasan

c. Konsistensi dalam melaksanakan tugas setiap

tahapan diklat;

d. Kepatuhan pada nilai agama dan moral setiap

tahapan diklat;

10

2. Etika a. Sopan berperilaku dalam setiap tahapan diklat

b. Santun dalam bertutur kata

c. Toleran dalam keberagaman suku, agama, ras

d. Empati dalam pergaulan setiap tahapan diklat

10

3. Kedisiplina

n

a. Ketaatan dalam melaksanakan urutan dalam

setiap tahapan kegiatan diklat

b. Ketepatan hadir dalam setiap tahapan diklat

c. Kesungguhan dalam mengikuti setiap tahapan

diklat

d. Kepatuhan terhadap setiap tata tertib setiap

tahapan diklat

5

Page 17: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

4. Kerjasama a. Berkoordinasi dengan widyaiswara,

penyelenggara, dan peserta untuk

menyekesesdaikan dalam setiap tahapan diklat

b. Bersinergi dengan widyaiswara

penyelenggara, dan peserta untuk

menyelesaikan dalam setiap tahapan diklat

c. Tidak mendikte atau mendominasi kelompok;

d. Mau menerima pendapat orang lain

5

5. Prakarsa a. Membantu terciptanya iklim diklat yang

kondusif bagi lahirnya ide-ide pembaruan

b. Mampu membuat saran pembaruan

c. Aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang menggugah pemikiran

d. Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi,

dan lingkungan

5

Jumlah 35

Penilaian sikap dan prilaku dilakukan oleh penyelenggara, tenaga pengajar,

mentor, dan coach

b. Kualitas Perubahan

Unsur yang dinilai dari kualitas perubahan adalah:

No. Unsur Indikator Bobot

Identifikasi

Perubahan

a. Ketepatan focus perubahan

b. Kelayakan perubahan

c. Rasionalitas perubahan

d. Dukungan stakeholder

e. Manfaat Perubahan

10

Rancangan

Perubahan

a. Kejelasan visi perubahan

b. Kejelasan identifikasi stakeholder

c. Kejelasan langkah-langkah mewujudkan

10

Page 18: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

perubahan

d. Sistematika penulisan

Pemimpin

perubahan

a. Kemampuan mempengaruhi stakeholder

b. Kemampuan membangun tim efektif

c. Ketangguhan dalam melaksanakan rencana

perubahan;

d. Kualitas implementasi rancangan perubahan

e. Kepatuhan terhadap etika birokrasi

45

Penilaian Kualitas perubahan dilakukan oleh penyelenggara, tenaga pengajar,

mentor, dan coach

c. Evaluasi Akhir

Evaluasi akhir dilakukan oleh Tim Evaluasi yang terdiri atas:

No. Unsur Waktu

1.

2.

3.

4

5.

Kepala BDK Semarang

Kasi Diklat TA

Kasubag TU

Pejabat dari Unit kerja peserta

Koordinator WI

Ketua

Wk. Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Ketidakhadiran peserta lebih dari 18 hari , dinyatakan gugur.

d. Penentuan Kelulusan

No Skor Keterangan

1.

2.

3.

Sangat memuaskan

Memuaskan

Baik Sekali

92,5 - 100

85,0 - 92,4

77,5 - 84,9

2. Widyaiswara/fasilitator/Nara Sumber

Evaluasi wiidyaiswara/fasilitator/narasumber dilakukan oleh peserta dan Tim

Evaluator.

Page 19: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

a. Aspek yang dinilai oleh peserta

1) Sistematika penyajian;

2) Kemampuan penyajian;

3) Ketepatan waktu dan kehadiran;

4) Penggunaan metode dan sarana diklat;

5) Sikap dan perilaku;

6) Cara menjawab pertanyaan peserta;

7) Penggunaan bahasa;

8) Pemberian motivasi kepada peserta;

9) Kerapihan pakaian;

10) Kerjasama antar widyaiswara (jika tim)

b. Aspek yang dinilai oleh Tim Evaluator

1) Pengelolaan Pembelajaran, dengan sub kompetensi, kemampuan dalam:

a) Membuat SAP dan RP;

b) Menyusun bahan ajar;

c) Menerapkan pembelajaran orang dewasa;

d) Melakukan komunikasi efektif dengan peserta;

e) Melakukan evaluasi pembelajaran

2) Kompetensi keperibadian, dengan sub kompetensi, kemampuan dalam:

a) Menampilkan pribadi yang dapat diteladani

b) Melaksanakan kode etik dan menunjukkan etos kerja sebagai widyaiswara

yang profesional

3) Kompetensi Sosial, dengan sub kompetensi:

a) Membina hubungan dan kerjasama dengan sesama widyaiswara;

b) Menjalin hubungan dengan penyelenggara/pengelola diklat.

4) Kompetensi substantif, dengan sub kompetensi:

a) Menguasai keilmuan dan keterampilan mempraktikkan sesuai dengan materi

diklat yang diajarkan;

b) Menulis karya tulis ilmiah yang terkait dengan lingkup kediklatan dan atau

pengembangan spesialisasi.

Page 20: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

Penilaian widyaiswara oleh tim evaluator. Hasil penilaian diolah dan disampaikan

oleh Tim Evaluator kepada Kepala LAN dan widyaiswara sebagai masukan untuk

peningkatan kualitas pengajaran masa yang akan datang.

3. Evaluasi Penyelenggaraan

a. Evaluasi kepada pengelola diklat, meliputi:

1) Perencanaan Program diklat dengan indikator:

a) Kesesuaian antara perencanaan dengan standar program diklat;

b) Penyampaian diklat Kepada kepala LAN

2) Pengorganisasian program diklat, dengan indikator:

a) Surat Keputusan Kepala BDK Semarang tentang panitia penyelenggara diklat;

b) Uraian tugas panitia penyelenggara diklat.

3) Pelaksanaan program diklat, dengan indikator:

a) Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan;

2) Pengkoordinasian dengan pihak-pihak terkait;

3) Penyampaian laporan penyelenggaraan diklat kepada kepala LAN

b. Evaluasi kepada penyelenggara diklat, meliputi

1) Pelayanan kepada peserta, dengan indikator:

a) Kelengkapan informasi diklat

b) Ketersediaan dan kebersihan asrama, kelas, ruang makan, toilet, dan

prasarana lainnya;

c) Ketersediaan, kelengkapan, dan keberfungsian sarana pengajaran dalam

kelas.

b) Pelayanan kepada widyaiswara, dengan indikator:

1) Kelengkapan informasi diklat;

2) Ketepatan waktu untuk menghubungi widyaiswara dan tenaga kediklatan

lainnya;

3) Ketersediaan, kelengkapan, dan kefungsian sarana pengajaran dalam kelas

Page 21: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

c) Pengadministrasian diklat, dengan indikator:

1) kelengkapan surat menyurat;

2) Ketersediaan instrumen-instrumen penilaian

3) File keseluruhan dokumen setelah penyelenggaraan

3. Evaluasi Pasca Diklat

Mekanisme dan prosedur evaluasi pasca diklat, sebagai berikut:

1. Antara 6 (enam) sampai 12 (dua belas bulan) setelah penyelenggaraan diklat

berakhir, dilakukan evaluasi pasca diklat untuk mengetahui dan mengukur, sebagai

berikut:

1) Tingkat pemanfaatan alumni diklat dalam jabatan struktural;

2) Perkembangan perubahan yang telah dilakukan;

3) rencana perubahan yang akan dilaksanakan;

4) Tingkat peningkatan kinerja alumni;

5) Tingkat peningkatan instansi unit organisasi alumni.

2. Evaluasi pasca diklat dilakukan oleh penyelenggara diklat bekerjasama dengan

unit kepegawaian instansi, terkait:

1) Posisi alumni setelah mengikuti kegiatan diklat

2) Perkembangan “rencana perubahan yang pernah dilaksanakan”

3) Kemungkinan melakukan perubahan-perubahan yang baru selain yang telah

direncanakan sebelumnya;

4) Peningkatan kinerja alumnus setelah mengikuti kegiatan diklat;

5) Peningkatan kinerja instansi tempat alumnus bekerja.

3. Hasil evaluasi pasca diklat disampaikan oleh penyelenggara kepada pejabat

pembina kepegawaian alumni, pimpinan instansi alumni, instansi pembina diklat,

dan instansi pengendali diklat.

Page 22: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

4. Instansi pembina diklat menggunakan hasil evaluasi pasca diklat sebagai masukan

untuk penyempurnaan program diklat selanjutnya.

VII. SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (STTPL),

PIAGAM PENGHARGAAN DAN REGRESTRASI

1. STTPL

a. Peserta diklatpim IV yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik dan

dinyatakan lulus, berhak mendapat STTPL;

b. Peserta yang tidak lulus diberikan surat keterangan telah mengikuti diklatpim IV;

c. Pembuatan STTPL mengacu pada ketentuan dari Lembaga Administrasi Negara;

d. Penandatanganan STTPL sebagai berikut:

1) Halaman depan ditandatangani penjabat pembina kepagawaian (Kepala Biro

Kepegawaian Kemenag RI);

2) Halaman belakang ditandatangani oleh Kapusdiklat/Kepala BDK (untuk hal

ini menunggu keputusan dari Pusdiklat Tenaga Administrasi).

2. Piagam Penghargaan

a. Peserta yang masuk kategori lulus terbaik diberikan piagam penghargaan;

b. Penentuan peserta ditetapkan oleh penyelenggara berdasarkan kriteria kelulusan

yang ditetapkan dari Lembaga Administrasi Negara, yaitu jika nilainya mencapai

antara 92,5-100.

c. Pembuatan piagam penghargaan sesuai dengan Ketentuan dari Lembaga

Administrasi Negara;

3. Regrestrasi

1. Seluruh alumni diklatpim IV yang dinyatakan lulus diberikan kode regrestrasi dari

Instansi pembina diklat;

2. Pemberian regrestrasi dalam rangka pengendalian dan sebagai data base alumni

diklatpim IV;

3. Prosedur memperoleh nomer regrestrasi dari Instansi Pembina sebagai berikut:

a. BDK Semarang menyampaikan daftar dan data peserta kepada LAN melalui

Deputi yang membidangi pembinaan diklat aparatur, selambat-lambatnya 6

(enam) hari kerja sebelum program diklatpim IV berakhir;

Page 23: bdksemarang.kemenag.go.idbdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/02/... · Web viewproyek perubahan” dan “kepemimpinan” dalam pelaksanaan proyek menjadi acuannya.

b. LAN memastikan bahwa evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat telah

dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dari LAN;

c. LAN memberikan kode regrestrasi sesuai daftar yang syah/yang diajukan.

d. BDK Semarang dapat membuat kode regrestrasi secara internal sebagai

bagian dari penyusunan data Base Kediklatan dan dapat memberikan kode

regrestrasi khususnya untuk alumni diklatpim IV.

e. Setelah kegiatan diklatpim IV selesai, penyelenggara diklatpim IV

menyampaikan laporan pelaksanaan diklatpim IV pola baru ini kepada LAN

dengan format yang mengacu pada Pedoman Penyusunan laporan

Penyelenggaraan Diklat yang ditetapkan oleh LAN

VIII Penutup