Page 1
PENGARUH RETURN ON ASSET, RETURNON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2011 – 2014
Oleh :ADRIAN ZULMI
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Adrian Zulmi, 2017 :
Pengaruh Return On Asset ( ROA ),Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Harga Saham pada perusahaan Industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh Return On Asset ( ROA ), Return On Equity ( ROE ), Net Profit Margin ( NPM ), dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Harga Saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan Industri dasar dan kimia periode tahun 2011-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014 sebanyak 65 perusahaan. Total sampel penelitian ini sebanyak 13 perusahaan. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel ditentukan jumlah observasi dalam penelitian ini sebanyak 52 sampel dengan pengamatan 4 tahun ( 2011-2014 ).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode uji asumsi klasik dan uji regresi berganda untuk menguji pengaruh Return On Asset ( ROA ), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Harga Saham. Dari hasil penelitian ini diketahui secara individu (Parsial) bahwa Return On Asset ( ROA ), Return On Equity (ROE) dan Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Perputaran Modal Kerja secara bersama-sama (Simultan ) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Kata kunci: Harga Saham, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Perputaran Modal Kerja
1
Page 2
PENDAHULUAN
Dalam dunia usaha perusahaan pada umumnya memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stake holder.
Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan (profit).
Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja perusahaan yang nantinya
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun
eksternal.
Nilai suatu perusahanan dapat di lihat dari harga saham suatu perusahaan
tersebut. Harga saham suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga, penawaran,
permintaan laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomian.
Karena perubahan faktor-faktor di atas harga saham suatu perusahaan akan
mengalami perubahan naik atau turun.
Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan
tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai
perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan
keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi
investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti
menjual, membeli, atau menanam saham (Nurmalasari, 2009).
Salah satu indikator penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan
di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting bagi investor untuk
2
Page 3
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan. Apabila rasio profitabilitas perusahaan tinggi, maka akan semakin
tinggi pula keinginan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Profitabilitas
merupakan aspek fundamental perusahaan yang cukup penting, karena selain
memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya
pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi
penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional
perusahaan.
Dalam melakukan investasi dipasar modal investor akan
mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja
perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan untuk memperkirakan harga
yang akan diterima dimasa yang akan datang. Analisis rasio merupakan alat yang
digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga
menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas,
pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan. Rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Return On Asset,
Return On Equity, Net Profit Margin, dan Perputaran Modal Kerja.
Sektor industri dasar dan kimia mewakili unsur dasar yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir semua barang yang kita gunakan sehari-hari
merupakan produk dari perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
3
Page 4
Sektor ini terdiri dari sub sektor semen, sub sektor pakan ternak, sub sektor
keramik, kaca dan porselen, sub sektor logam dan sejenisnya, sub sektor kimia,
sub sektor plastik dan kemasan, sub sektor kayu dan pengolahannya, serta sub
sektor pulp dan kertas.
Saham merupakan sekuritas yang paling populer baik di kalangan
perusahaan maupun investor. Di kalangan perusahaan, saham memiliki
keunggulan bebas beban bunga dan dapat menekan resiko karena tidak memiliki
kewajiban pelunasan hutang seperti pada sekuritas obligasi. Perusahaan dapat
memanfaatkan dana yang diperoleh dari penerbitan saham sebagai modal usaha,
dana ekspansi dan pelunasan hutang. Sedangkan di kalangan investor, saham
memiliki keunggulan antara lain bisa memberikan dividen dan capital gain,
prosedur investasinya sederhana dan praktis, harganya cenderung fluktuatif, serta
pilihan investasinya sangat beragam.
Pada laporan keuangan akan memberikan gambaran kinerja manajemen
dalam mengelola perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dilihat dari
kinerja keuangannya. kinerja keuangan perusahaan yang baik dapat
mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas),
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
(likuiditas), dan kemampuan perusahaan mendanai aktivanya dengan hutang
(solvabilitas).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian untuk menguji “Pengaruh Return on Asset,
4
Page 5
Return on Equity, Net Profit Margin dan Perputaran Modal Kerja Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Dasar dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) 2011-2014”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok
permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014?
2. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014?
3. Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014?
4. Apakah Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014?
5. Apakah Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014?
5
Page 6
PERUMUSAN MASALAH
Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2011:304), rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan sebagainya.
Menurut Kasmir (2008:196), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan.
Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau
manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak – pihak
yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan Kasmir
(2008:197), menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni :
1. untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu
2. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang
3. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4. untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
6
Page 7
5. untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri
6. untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
7. baik modal sendiri
Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk
menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari:
1. Net Profit Margin (NPM)
2. Gross Profit Margin (GPM)
3. Return On Assets (ROA)
4. Return On Equity (ROE)
Namun dari ke empat rasio profitabilitas tersebut, analisis rasio
profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh rasio Return On Asset, Return On
Equity, dan Net Profit Margin yang menunjukkan kaitannya dengan profitabilias.
Menurut Horne (2005:224), Return On Assets (ROA) merupakan penilaian
profitabilitas atas total assets, dengan cara membandingkan laba setelah pajak
dengan rata-rata total aktiva. Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas
perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal
pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam
mengelola assets. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA) maka akan
memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya
Return On Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan
investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan
7
Page 8
begitu pula sebaliknya.
Return On Assets (ROA)
Menurut Mardiyanto (2009: 196), Return On Asset adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196),
Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih
yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.
Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin
diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin
besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di
pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga Return On Asset akan
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto
(2007: 196), angka Return On Asset dapat dikatakan baik apabila > 2%.
Menurut Sawir (2005:18), Secara matematis Return On Asset dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Return On Asset =Net Income
Total Asset
Semakin besar Return On Asset suatu perusahaan, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
Return On Equity (ROE)
8
Page 9
Return On Equity disebut juga dengan istilah rentabilitas modal sendiri
(Husnan, 2004). Sartono (2008:124), mendefinisikan Return On Equity atau
Return On Net Worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Hanafi dan Halim (2009:84)
mengemukakan bahwa Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Syamsuddin
(2007:64), mendefinisikan Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang
saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return
atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Return On Equity merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham yang
dimiliki perusahaan. Return On Equity dapat dihitung sebagai berikut (Sartono,
2008:124):
Return On Equity =Net Income After Tax
Total Equity
Teori menunjukkan bahwa kenaikan Return On Equity berarti terjadi
kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Kenaikan tersebut
kemudian akan menaikkan harga saham sehingga return saham yang diperoleh
investor perusahaan akan semakin besar pula begitu juga sebaliknya. Return On
Equity dianggap sebagai suatu ukuran efisiensi pengelolaan investasi pemegang
9
Page 10
saham, jika rasio ini meningkat manajemen cenderung dipandang lebih efisien
dari sudut pandang pemegang saham.
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299), Net Profit Margin adalah
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar Net Profit
Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan
bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan
secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang
wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil
dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para
investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai
apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7)
angka Net Profit Margin dapat dikatakan baik apabila > 5 %.
Net Profit Margin, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan, rasio ini akan menggambarkan penghasilan bersih
perusahaan berdasarkan total penjualan. Pengukuran rasio dapat dilakukan dengan
cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih, yakni
dengan formula sebagai berikut (Kasmir, 2008:200):
Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax
10
Page 11
Sales
Perputaran Modal Kerja
Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Sementara itu
Menurut Weston dan Brigham dalam Sawir (2005:129), modal kerja adalah
investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-
surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Menurut Harahap (2009:228),
modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Penjualan dengan modal kerja diantaranya terdapat hubungan yang erat, bila
volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini
berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan
modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal kerja (working
capital turnover). Working Capital Turnover (WCT) yaitu rasio yang
memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Riyanto (2005:335) merumuskan formula untuk menghitung Working Capital
Turnover (WCT) sebagai berikut:
WCT =Penjualan
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Kaitan Rasio Profitabilitas dengan Harga Saham
11
Page 12
Rasio profitabilitas berfungsi sebagai alat yang digunakan perusahaan dalam
menilai suatu keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha yang didapat
perusahaan dari sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah
karyawan dan sebaginya. Perusahaan yang sudah memiliki pangsa pasar dan
pendapatan, memiliki kesempatan untuk bertumbuh dan menghasilkan laba yang
besar sehingga diharapkan harga saham akan menjadi tinggi. Laba berhubungan
positif dengan harga saham. Informasi laba mengukur kemampuan perusahaan
akan untuk menghasilkan laba melalui semua kemampuan. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan dan volume penjualan,
semakin besar rasio profitabilitas (informasi laba) maka semakin baik. Saham
dalam bentuk surat berharga yang dimiliki masyarakat dapat menghasilkan
keuntungan yang besar, tetapi dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar
pula. Dari keuntungan perusahaan yang didapat, investor dapat melakukan suatu
pertimbangan apakah akan membeli atau menjual saham perusahaan rasio ini
bukan sebagai faktor utama melainkan sebagai suatu salah satu faktot yang
digunakan oleh analisa tekhnikal di Bursa Efek (Faddila, 2010).
Kerangka Pemikiran
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dibuat kaitan antara Return On Asset,
Return On Equity, Net Profit Margin, dan Perputaran Modal Kerja terhadap
Harga Saham dengan kerangka pemikiran sebagai berikut.
12
Page 13
H1
Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menguji
variabel independen yang terdiri dari Return OnAsset, Return On Equity, Net
Profit Margin dan Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu harga saham.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham
Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset menilai
apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
13
HARGA SAHAM
ROA
ROE
NPM
H2
H3
H4
PERPUTARAN MODAL KERJA
H5
Page 14
operasional perusahaan. Saat laba sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva
turun maka Return On Asset akan naik, semakin besar Return On Asset semakin
besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Sehingga menarik banyak
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Rasio ini juga memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan
menurut Darsono & Ashari (2005)
H1 : Diduga Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014
Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham
Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan
dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan menurut Dharmastuti (2004), dalam
Patriawan (2011). Saat laba bersih turun dan modal naik maka Return on Equity
akan turun. Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi
perubahan harga saham. Dengan jumlah equity yang tinggi maka mengakibatkan
banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana
yang dapat menghasilkan keuntungan, seperti memperluas lahan usaha atau
menambah peralatan pabrik.
H2 : Diduga Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
14
Page 15
Net Profit margin (NPM) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya laba
bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Saat laba
bersih naik, total penjualan pun akan naik hal ini disebabkan karena tingginya
biaya yang dikeluarkan sehingga Net Profit margin tidak memiliki pengaruh
terhadap harga saham. Hal ini berarti manajemen mengalami kegagalan dalam hal
operasional (penjualan) dan ini akan mengakibatkan mengurangnya kepercayaan
investor untuk berinvestasi dalam perusahaan.
H3 : Diduga Net Profit margin berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014
Pengaruh Perputaran modal kerja terhadap Harga Saham
Harga saham mencerminkan informasi akuntansi yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Para investor dalam menanamkan modalnya di bursa efek berharap
mendapat keuntungan yang sebanding dengan tingkat resiko yang ditanggungnya.
Keuntungan yang diperoleh dapat berupa deviden yaitu keuntungan perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham dan capital gain yaitu keuntungan dari
hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham, investasi
dalam saham memberikan prospek bahwa suatu jumlah yang relatif kecil dapat
tumbuh menjadi jumlah yang cukup besar sehingga menarik investor. Banyak
faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham dari bursa efek, baik yang
berasal dari faktor internal maupun eksternal, salah satu diantaranya berupa
laporan keuangan.Budiman (1998), menguji pengaruh perputaran modal kerja
terhadap perubahan harga saham, dengan mengambil sampel sebanyak 19 bank
15
Page 16
yang sudah go public di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitiannya
menunjukkan secara parsial perputaran modal kerja memiliki pengaruh terhadap
perubahan harga saham.
H4 : Diduga perputaran modal kerja berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2011-2014
Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja terhadap Harga Saham
Pengaruh masing-masing rasio terhadap harga saham di atas diketahui
bahwa rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM) dan Perputaran Modal Kerja terhadap Harga Saham, yang akhirnya dapat
mempengaruhi harga saham yang diterima investor. Menurut Husnan (2001:317),
dikatakan ”rasio profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham”. Ini berarti
bahwa rasio Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM) memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan menurut
Hanafi dan Halim (2009:87), dikatakan bahwa rasio pasar lebih mempengaruhi
investor ataupun calon investor. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kelima
rasio ini secara bersama-sama mempengaruhi harga saham sehingga ikut
mempengaruhi Harga Saham.
H5 : Diduga Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2014.
16
Page 17
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel independen
adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset,
Return On Equity, Net Profit Margin dan Perputaran Modal Kerja. Sedangkan
variable dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengeruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga
Saham.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang di peroleh dari responden langsung saat penelitian dilakukan,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis yang
pernah diteliti orang sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Sedangkan sumber datanya yaitu didapat dari laporan
keuangan perusahaan yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh di www.idx.co.id.
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat
objek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi perusahaan manufaktur
industri dasar dan kimia pada sub sektoryang terdaftar di di BEI pada tahun 2011-
2014 sebanyak 65 perusahaan.
Sampel
17
Page 18
Metode penentuan sampel ini menggunakan kriteria-kriteria yang tertentu.
Adapun kriterianya sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur Industri Dasar dan Kimia yang listing di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2011-2014.
2. Perusahaan Manufaktur Industri Dasar dan Kimia yang menerbitkan laporan
keuangan berturut-turut per 31 Desember dan telah diaudit.
3. Perusahaan Manufaktur Industri Dasar dan Kimia yang memperoleh laba
selama periode 2011-2014.
Berdasarkan kriteria penarikan sampel, maka diperoleh sampel penelitian
sebanyak 13 perusahaan. Berikut ini daftar 13 perusahaan yang menjadi sampel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006:110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier variable pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data
dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dengan ketentuan bahwa data
normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola
distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti
data tidak terdistribusi secara normal. Grafik Normality Probability Plot juga
digunakan untuk mendeteksi normalitas dengan ketentuan jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas. Uji statistic juga digunakan untuk mendeteksi
18
Page 19
normalitas dalam penelitian ini yaitu uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini,
pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan jika nilai signifikan >
0.05 maka distribusi normal dan jika nilai signifikan <0.05 maka distribusi tidak
normal.
Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006:91) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Apabila variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel
independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Ghozali (2006:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinieritas
dapat dilakukan dengan melihat Varians Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance.
Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Uji Heteroskedasitas
Menurut Ghozali (2006:105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaam Variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika Variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Spearman. Jika tingkat signifikansi berada di atas 5% (0.05)
19
Page 20
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas tetapi jika berada di bawah 5% (0.05)
berarti terjadi gejala heteroskedastisitas. Grafik scatterplot juga dapat digunakan
untuk menentukan heteroskedastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar
secara acak baik diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model yang digunakan. Berikut dapat dilihat contoh
gambar scatterplot.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006:95) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penggganggu pada periode (t-1) dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Problem autokorelasi mungkin sering
terjadi pada time series data (data runtut waktu), sedangkan pada cross section
data (silang waktu), masalah autokorelasi jarang terjadi. Model regresi yang baik
adalah model yang bebas dari autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sunyoto (2011:63) korelasi berganda merupakan alat untuk
mengukur hubungan antara variable bebas terhadap variabel terikat.
Y=a+b1 X1+b2 X2+b3 X3+b4 X 4+e
Dimana:
Y = Harga Saham
b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi
X1 = Return on assets
20
Page 21
X2 = Return on equity
X3 = Net profit margin
X4 = Perputaran modal kerja
a = Konstanta
e = Faktor lain diluar model
Uji t (Uji Parsial)
Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh antara variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dengan cara
membandingkan probabilitas tingkat signifikan hasil output dengan tingkat
signifikan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, tingkat signifikan yang
digunakan adalah 5%. Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah
sebagai berikut:
1). Menentukan Hipotesis
Ho = Secara parsial Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin
dan Perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011-2014.
Ha = Secara parsial Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin
dan Perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011-2014
2). Menentukan tingkat Signifikansi
Tingkat Signifikansi menggunakan 0,05 (α = 5%)
21
Page 22
3). Menentukan t hitung (diperoleh dari hasil SPSS) atau dengan menggunakan
rumus
t=r y
1. 2√N−2
√1−r 2 y12
4). Menentukan t table
Tabel distribusi dicari pada α = 5% : 2 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-k (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen).
5). Kriteria Pengujian
Ho diterima – Ha ditolak jika t hitung < t tabel, artinya:
Secara parsial Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2011-2014
Ho ditolak – Ha Diterima jika t hitung > t tabel, artinya:
Secara parsial Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2014
6). Membandingkan t hitung dengan t tabel
7). Kesimpulan
Uji F (Uji Simultan)
Uji F adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji distribusui
F, yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang
22
Page 23
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat dengan cara membandingkan probabilitas tingkat signifikansi hasil
output dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan. dalam penelitian ini, tingkat
signifikan yang digunakan adalah 5%. Kriteria yang digunakan untuk menguji
hipotesis ini adalah sebagai berikut:
1). Menentukan Hipotesis
Ho = Secara simultan Return On Asset, Return On Equity, Net Profit
Margin dan Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014
Ha = Secara simultan Return On Asset, Return On Equity, Net Profit
Margin dan Perputaran Modal Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014
2). Menentukan tingkat Signifikansi
Tingkat Signifikansi menggunakan 0,50 (α = 5%)
3). Menentukan F hitung
a) Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
JK( Re g)=b1∑ x1 y+b2∑ x2 y
b) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:
JK( Re s)=(∑Y 2−(∑Y )2
n )−JK (Re g)
c) Menentukan nilai F dengan rumus:
23
Page 24
Fhitung=
JK(Re g )
kJK (Re s)
n−k−1
4). Menentukan F table
Tabel distribusi dicari pada α = 5% : 2 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variable independen).
5). Kriteria Pengujian
Ho diterima – Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel, artinya:
Secara simultan Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 20011-2014
Ho ditolak – Ha Diterima jika Fhitung > Ftabel, artinya:
Secara simultan Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Perputaran Modal Kerja berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2014
6). Membandingkan F hitung dengan F tabel
7). Kesimpulan
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar variable bebas mempengaruhi
variable terikat. Dalam penelitian ini yaitu seberapa besar variable X
mempengaruhi Y.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
24
Page 25
Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: Data
Deskripstif, Pengujian Asumsi Klasik yang terdiri dari Pengujian Normalitas,
Pengujian Multikolonieritas, Pengujian Autokorelasi dan Pengujian
Heteroskedastisitas, analisis data yang berupa Analisis Regresi, Pengujian
variable secara pasrsial dan simultan, dan pembahasan tentang pengaruh variable
independent terhadap variable dependent.
Data Deskriptif
Dari data mentah yang telah diinput dan diolah, didapat hasil yang
menunjukan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan nilai standar devisiasi
masing-masing variabel Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin,
Perputaran Modal Kerja dan Harga Saham pada tabel sebagai berikut :
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2011-2014
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 52 .001 .321 .09165 .077821
ROE 52 .006 .423 .13637 .097172
NPM 52 .002 .275 .08888 .081359
WTC 52 1.325 52.694 8.15654 10.305556
HARGA_SAHAM 52 50 25000 4453.98 6521.163
Valid N (listwise) 52
Sumber : Output SPSS 17
Berdasarkan tabel diatas terdapat 52 perusahaan sampel. Dari hasil
statistik deskriptif tersebut dapat dilihat bahwa:
25
Page 26
1. Jumlah data (N) sebanyak 52 ini berdasarkan jumlah sampel sebanyak 13
perusahaan dan periode penelitian selama 4 tahun ( 13 x 4 = 52).
2. Variable Return On Asset, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.001 dan
nilai maksimum atau terbesar adalah 0.321, nilai mean atau rata-rata
adalah 0.09165 dan standar deviasi adalah 0.077821.
3. Variabel Return On Equity, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.006
dan nilai maksimum atau terbesar adalah 0,423, nilai mean atau rata-rata
adalah 0.13637 dan standar deviasi adalah 0.097172.
4. Variable Net Profit Margin, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.002
dan nilai maksimum atau terbesar adalah 0.275, nilai mean atau rata-rata
adalah 0.08888 dan standar deviasi adalah 0.081359.
5. Variable Perputaran Modal Kerja, memiliki nilai minimum atau terkecil
1.325 dan nilai maksimum atau terbesar adalah 52,694, nilai mean atau
rata-rata adalah 8,15654 dan standar deviasi adalah 10,305556.
6. Variable Harga Saham, memiliki nilai minimum atau terkecil 50 dan nilai
maksimum atau terbesar adalah 25000, nilai mean atau rata-rata 4453.98
dan standar deviasi adalah 6521.163.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat untuk menganalisis regresi linier
berganda. Dalam uji asumsi klasik ini digunakan uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
26
Page 27
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik.
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua cara yaitu grafik histrogram
dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki distribusi normal.
Pada grafik histrogram data mengikuti atau mendekati normal apabila data
berbentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot data bisa dikatakan berdistribusi normal
apabila titik-titik datanya menyebar disekitar garis diagonal.
Grafik Histogram
27
Page 28
Sumber : Output SPSS 17
Berdasarkan gambar grafik histogram terlihat bahwa pola terdistribusi
normal, karena grafik histogram dalam keadaan seimbang baik disisi kana
maupun disisi kiri atau grafik histogram berbentuk lonceng.
Grafik P-P Plot
Sumber : Output SPSS 17
28
Page 29
Dari hasil gambar grafik p-p plot yang terlihat pada Gambar bahwa data
terdistribusi normal karna titik-titik plot menyebar pada garis diagonal. Pengujian
normalitas data secara analisis statistik juga bisa menggunakan uji One Sample
Kolmogorov – Smirnov. Uji ini dilakukan untuk memastikan data benar-benar
telah berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan
nilai signifikansi di atas 0,05.
Uji Kolmogorov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 52
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.68050353E3
Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .122
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .880
Asymp. Sig. (2-tailed) .421
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 17
29
Page 30
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengolahan data di peroleh besarnya
nilai Kolmogorof-Smirnov adalah 0.880 dan signifikansi pada 0.421. nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara
normal, dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2011) Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Pengujian
multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Varians Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai
Tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LOG_ROA .148 6.767
LOG_ROE .168 5.963
LOG_NPM .156 6.428
LOG_WTC .621 1.611
a. Dependent Variable: LOG_HS
Sumber : Output SPSS 17
30
Page 31
Berdasarkan tabel di atas dari hasil pengujian di atas, dapat diketahui
bahwa angka tolerance Return On Asset adalah sebesar 0.148 > 0.10 dan VIF
6.767 < 10, tolerance Retun On Equity adalah sebesar 0.168 > 0,10 dan VIF 5.963
< 10, tolerance Net Profit Margin adalah sebesar 0.156 > 0,10 dan VIF 6.428 <
10, dan tolerance Perputaran Modal Kerja adalah 0.621 > 0,10 dan VIF 1.611 <
10. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara
variabel bebas dalam penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedatisitas. Pada penelitian ini uji
heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Scatterplot,
yaitu Jika titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak baik di atas atau di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokesdastisitas pada model
yang digunakan. Selain itu uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan Spearman. Jika tingkat signifikansi berada di atas 0.05 berarti tidak
terjadi heterokedastisitas tetapi jika berada di bawah 0.05 berarti terjadi gejala
heterokedastisitas.
Grafik Scatterplot
31
Page 32
Dari grafik Scatterplot terlihat tidak ada pembentukan pola tertentu, titik-
titik menyebar secara acak serta menyebar dengan baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi. Untuk lebih keakuratan hasil digunakan uji
Rank Spearman untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Hasil uji Rank
Spearman tampak seperti dalam table berikut:
Uji Heteroskedastisitas (Uji Spearman)
Correlations
ROA ROE NPM WTC
Unstandardiz
ed Residual
Spearman's rho ROA Correlation Coefficient 1.000 .932** .940** -.600** .148
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .296
N 52 52 52 52 52
ROE Correlation Coefficient .932** 1.000 .869** -.454** .143
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .001 .311
N 52 52 52 52 52
32
Page 33
NPM Correlation Coefficient .940** .869** 1.000 -.559** .155
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .273
N 52 52 52 52 52
WTC Correlation Coefficient -.600** -.454** -.559** 1.000 -.069
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 . .628
N 52 52 52 52 52
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient .148 .143 .155 -.069 1.000
Sig. (2-tailed) .296 .311 .273 .628 .
N 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 17
Dari tabel diatas terlihat Return On Asset memiliki nilai Sig.(2-tailed)
0.296 > 0.05, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Kemudian
Return On Equity memiliki nilai Sig.(2-tailed) 0.311 > 0.05, dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, Net Profit Margin memiliki nilai Sig.(2-
tailed) 0.273 > 0.05, dan Perputaran Modal Kerja memiliki nilai Sig.(2-tailed)
0.628 > 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada
setiap variabel.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011) Uji Autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi
apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode ( t ) dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) dalam model regresi.
Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. Untuk
mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (D-W)
sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:
33
Page 34
Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .772a .596 .562 .56319 2.022
a. Predictors: (Constant), LOG_WTC, LOG_ROE, LOG_NPM, LOG_ROA
b. Dependent Variable: LOG_HS
Sumber : Output SPSS 17
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.022
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson
berada di antara. DU<DW<4-DU (1.721<2.022<2.279). Dengan demikian, maka
dalam model regresi linear berganda ini tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode penelitian dengan kesalahan pengganggu pada periode
sebelum penelitian.
Analisis Regresi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
variable independen yaitu Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin,
dan Perputaran Modal Kerja terhadap variable dependen Harga Saham,
sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:
Regresi Berganda
34
Page 35
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.780 .233
LOG_ROA -.256 .382 -.161
LOG_ROE .188 .504 .085
LOG_NPM 1.540 .425 .852
LOG_WTC .050 .255 .023
a. Dependent Variable: LOG_HS
Sumber : Output SPSS 17
Dari uji regresi di atas maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Harga Saham = 4.780 – 0.256 ROA + 0.188 ROE + 1.540 NPM + 0.050 WCT
+ e
Keterangan:
1. Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) sebesar 4,780 adalah apabila variabel Return On Asset,
Return On Equity, Net Profit Margin, dan Perputaran Modal Kerja bernilai 0 atau
konstan, maka perubahan Harga Saham sebesar 4,780.
2. Nilai Return On Asset (ROA)
Besarnya nilai koefisien regresi Return On Asset (ROA) adalah sebesar -0,256.
Nilai yang negatif ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 satuan Return On
35
Page 36
Asset (ROA) akan menyebabkan perubahan Harga Saham sebesar -0,256
dengan asumsi bahwa nilai koefisien variable lain tetap atau konstan.
3. Nilai Return On Equity (ROE)
Besarnya nilai koefisien regresi Return On Equity (ROE) adalah sebesar
0,188. Nilai yang positif ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 satuan
Return On Equity (ROE) akan menyebabkan perubahan Harga Saham sebesar
0,188 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau konstan.
4. Nilai Net Profit Margin (NPM)
Besarnya nilai koefisien regresi Net Profit Margin (NPM) adalah sebesar
1,540. Nilai yang positif ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 satuan Net
Profit Margin (NPM) akan menyebabkan perubahan Harga Saham sebesar 1,540
dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau konstan.
5. Nilai Working Capital Turnover (WCT)
Besarnya nilai koefisien regresi Working Capital Turnover (WCT) adalah sebesar
0,050. Nilai yang positif ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 satuan
Working Turn Capital (WTC) akan menyebabkan perubahan Harga Saham
sebesar 0,050 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau
konstan.
Uji Parsial (Uji t)
36
Page 37
Uji t pada dasarnya menunjukkan “Seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen”.
Ghozali (2011 : 84). Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel, atau -thitung > -ttabel maka Ho diterima.
Jika thitung > ttabel, atau -thitung < -ttabel maka Ha diterima.
Berdasarkan nilai probabilitas sebagai dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut
Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima.
Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima.
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Uji t
37
Page 38
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -886.612 899.435 -.986 .329
ROA -1856.634 21741.041 -.022 -.085 .932
ROE -15306.508 14412.090 -.228 -1.062 .294
NPM 86579.334 9057.956 1.080 9.558 .000
WTC -11.958 42.050 -.019 -.284 .777
a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Output SPSS 17
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tabel diatas adalah sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA) mempunyai nilai signifikansi 0.932, nilai ini lebih
besar dari 0.05 sedangkan nilai thitung 0,085 < 2,012 (ttabel α = 0.05, df= (52-
5) = 47) Berdasarkan kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Ho diterima dan Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa secara parsial Return
On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
b. Return On Equity (ROE) mempunyai nilai signifikansi 0.294, nilai ini
lebih besar dari 0.05 sedangkan nilai thitung 1,062 < 2,012 (ttabel α = 0.05, df=
(52-5) = 47). Berdasarkan kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa secara parsial
Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
c. Net Profit Margin (NPM) mempunyai nilai signifikansi 0.000, nilai ini
lebih kecil dari 0.05 sedangkan nilai thitung 9,558 > 2,012 (ttabel α = 0.05, df=
(52-5) = 47). Berdasarkan kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan
38
Page 39
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial
Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
d. Perputaran Modal Kerja mempunyai nilai signifikansi 0.777, nilai ini
lebih besar dari 0.05 sedangkan nilai thitung 0,284 < 2,012 (ttabel α = 0.05,
df= (52-5) = 47). Berdasarkan kedua nilai tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa
secara parsial Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham.
Uji Simultan ( Uji F)
Uji F atau yang disebut juga dengan uji simultan dugunakan untuk
“menguji pengaruh variable independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik”.
(Santoso, 2006:168). Apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji simultan dapat
dilihat pada tabel berikut.
(Uji F)
39
Page 40
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.802E9 4 4.506E8 57.793 .000a
Residual 3.664E8 47 7796596.980
Total 2.169E9 51
a. Predictors: (Constant), WTC, NPM, ROE, ROA
b. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Output SPSS 17
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, bahwa nilai fhitung 57,793 sedangkan
ftabel 2,570 dengan df pembilang = 4 df penyebut = 47 dan taraf signifikan = 0.05
sehingga fhitung 57,793 > ftabel 2,570 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05, Berdasarkan
kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
ini menunjukkan bahwa variabel independen Return On Asset, Return On Equity,
Net Profit Margin, dan Perputaran Modal Kerja secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2011). Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
40
Page 41
Koefisien DeterminasiModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .912a .831 .817 2792.239
a. Predictors: (Constant), WTC, NPM, ROE, ROA
b. Dependent Variable: HARGA_SAHAMSumber : Output SPSS 17
Dari hasil tabel diatas, besarnya Adjusted R Square berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh sebesar 0.817. Artinya besarnya
pengaruh yang diberikan oleh Return On Asset, Return On Equity, Net Profit
Margin, dan Perputaran Modal Kerja terhadap Harga Saham adalah sebesar
81,7%. Sedangkan sisanya sebesar 18,3% adalah dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham
Hasil regresi menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga saham. Dari hasil tersebut maka H1 yang
menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham ditolak.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Fahlevi (2013), yang
menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
41
Page 42
Hasil regresi menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari hasil tersebut maka H2 yang
menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Shidiq (2012), yang
menyatakan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Hasil regresi menunjukkan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil tersebut maka H3 yang menyatakan
bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Putra (2010), yang
menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Pengaruh Working Capital Turnover (WCT) Terhadap Harga Saham
Hasil regresi menunjukkan bahwa Working Capital Turnover (WCT) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dari hasil tersebut maka H4 yang
menyatakan bahwa Working Capital Turnover (WCT) tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dafista (2012) yang menyatakan bahwa Working Capital Turnover (WCT) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit
Margin, dan Perputaran Modal Kerja terhadap Harga Saham
42
Page 43
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Perputaran Modal Kerja (WTC)
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu Harga saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan penelitiaan ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Secara parsial Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham pada perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
b. Secara parsial Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham pada perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
c. Secara parsial Net Profit Margin berpengaruh terhadap terhadap Harga
Saham pada perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2014.
d. Secara parsial Working Capital Turnover tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham pada perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
e. Secara simultan (bersama-sama) bahwa variable independen Return On
Asset, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Perputaran Modal Kerja
43
Page 44
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI periode 2012-2014
SARAN
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent
namun peneliti menyarankan agar menambah variabel independen. Karena
masih banyak variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Harga Saham.
2. Didalam penelitian ini terbatas hanya lima (4) tahun saja namun peneliti
menyarankan agar penelitian selanjutnya menambahkan periode tahun
yang akan diteliti.
KETERBATASAN PENELITIAAN
Penelitiaan ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan
pengembangan dalam penelitiaan-penelitiaan berikutnya. Keterbatasan-
keterbatasan dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut :
1. Peneltiaan ini hanya menggunakan lima ( 5 ) variabel independen yaitu
Return On Asset, Return On equity, Net Profit Margin, Working Capital
Turnover, dan satu variabel dependen yaitu Harga Saham.
2. Tahun penelitiaan terbatas hanya lima ( 4) tahun saja, yaitu periode 2011-
2014.
3. Sampel perusahaan dalam penelitian ini terbatas hanya perusahaan dasar
dan kimia yang terdaftar di BEI dengan kriteria tertentu sehingga hanya di
peroleh 13 perusahaan sebagai sampel penelitian.
44
Page 45
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarta. 2006. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi.
Jakarta. Rienika Cipta.
45
Page 46
Bastian, Idra Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku dua, Edisi pertama.
Jakarta. Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. dan Joel F Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.
Clarensia dkk. 2011. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan
Penjualan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham.
Dafitsa, Eldo Arya. 2012. Pengaruh Perubahan Perputaran Modal Kerjadan
Tingkat Pengembalian Ivestasi Terhadap Pengembalian Harga Saham
Pada Perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) Yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010.
Darmadji, T. & Fakhruddin, H.M. 2006.Pasar Modal di Indonesia (Edisi dua).
Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta. Andi
Faddila. 2010. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham.
Fahlevi. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Terhadap Harga Saham.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Undip.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2009. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta. UPP STIM. YKPN.
46
Page 47
Harahap, SofyanSyafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta.
Raja Grafindo Persada.
Horne. 2005. Akuntansi Lanjutan 2. Penerbit PT. Raja Grafindo.
Husnan, Suad. 2002. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Ketiga. Yogyakarta. AMP YKPN.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. BPFE.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Rajawali Pers.
Lestari, Maharani Ikadan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank
Non Devisa dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus,
Vol.2. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta. Grasindo.
Nurmalasari. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2005-2008.
Putra.2010. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham di
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
47
Page 48
Riyanto. 2005. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Cetak
ketujuh. Yogyakarta. YBPFE UGM.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta.
BPFE.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan aplikasi. Yogyakarta.
BPFE.
Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.
Shidiq. 2012. Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas dan EPS Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010.
Simamora. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Sunyoto. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Cetakan Pertama. Yogyakarta.
CAPS.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi
Pertama. Yogyakarta. KANISIUS.
Widiatmojo. 2009. Pasar Modal Indonesia. Jakarta. Ghalia Indonesia.
48
Page 49
Wild, Jhon, KR. Subramanyam, dan Robert F. Hasley. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu.
Jakarta. Salemba Empat.
49