Top Banner
FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta WAHYUDI HARMOKO 20100320039 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014
44

thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Mar 11, 2019

Download

Documents

vanliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat

Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

WAHYUDI HARMOKO

20100320039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Publikasi

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH

Telah diseminarkan dan diujikan pada:

8 Juli 2014

Oleh:

WAHYUDI HARMOKO

NIM 20100320039

Pembimbing

FalasifahAniYuniarti,S.Kep,. Ns, MAN,.HNC (.…...……….………….)

Penguji

Rahmah, M.Kep., Ns. Sp.Kep.An (.…...……….………….)

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC)

Page 3: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : Wahyudi Harmoko

No Mahasiswa : 20100320039

Judul : Faktor-Faktor Perilaku Merokok Pada Anak Usia

Sekolah

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang

bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing

sebagai co-author.

Demikian harap maklum

Yogyakarta, 2 Juli 2014

Pembimbing Mahasiswa

Falasifah Ani Yuniarti,S.Kep,. Ns, MAN,.HNC Wahyudi Harmoko

*) Coret yang tidak perlu

Page 4: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Wahyudi Harmoko (2014). Faktor-Faktor Perilaku Merokok Pada Anak Usia

Sekolah.

Pembimbing: Falasifah Ani Yuniarti,S.Kep,. Ns, MAN,.HNC

INTISARI

Latar belakang Merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini di Indonesia. Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun 2011, menunjukkan bahwa Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi dibandingkan negara lain yang melaksanakan GATS. Rokok telah dikonsumsi oleh anak dengan usia yang masih dini. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan selama tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000 orang,

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor perilaku merokok pada anak usia sekolah dasar.

Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra dan putri kelas V di Unit Pelayanan Teknik Pelayanan Pendidikan Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini 101 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner tertutup.

Hasil Faktor pengetahuan tentang rokok rata-rata siswa dapat menjawab dengan benar sejumlah 93,76%. Faktor orangtua menjadi penyebab pada 16,93% anak. Faktor teman menyebabkan merokok sebesar 36,87% anak. Faktor kepribadian menyebabkan 15,35% anak merokok. Sedangkan faktor iklan sebesar 7,56%. Dari ke lima faktor di atas faktor teman menjadi penyebab paling besar dibandingkan dengan faktor lainnya yaitu sebesar 36,87% anak. Sehingga gambaran di atas menunjukkan perilaku anak merokok terbentuk dari faktor teman.

Kata kunci : rokok, anak usia sekolah, perokok dini

Page 5: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Wahyudi Harmoko (2014). The Factors That Affecting Smoking Behavior In

School Age

Advisers: Falasifah Ani Yuniarti,S.Kep,. Ns, MAN,.HNC

ABSTRACT

Background Smoking is the difficult problem that unsolved until now in Indonesia. The results of the Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia in 2011, showed that Indonesia occupied the first position with the highest prevalence of active smokers compared to other countries that implement GATS. Smoking has been consumed by children with early age. Data from the Indonesian National Commission for Child Protection shows during 2008 to 2012 the number of smokers children under the age of 10 years in Indonesia reached 239,000 people.

Objective this study to know the factors of smoking behavior in children of primary school age.

Method This study used a descriptive design with cross sectional approach. The population in this study were male and female students in grade V Unit Pelayanan Teknik Pelayanan Pendidikan Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta. The number of respondents in this study 101 people. Sampling using total sampling. Instrument used was an enclosed questionnaire.

Result Factors of knowledge about smoking an average student can answer correctly is 93.76%. Parental factor cause in 16.93% of children. Friends caused smoking for 36.87% of the children. Personality factors causing 15.35% of children. While the advertising factor is 7.56%. From five factors above, friends is the greatest factor that cause smoking behavior compared with other factors is 36,87% children. So an overview above shows that smoking behavior of the children formed from friends

Keywords : cigarettes, school-age children, young smokers

Page 6: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat ketiga dengan jumlah

pengkonsumsi rokok terbesar di dunia setelah China dan India, yakni 27,6%

atau satu diantaranya dari empat orang dari penduduk Indonesia adalah

seorang perokok (WHO, 2008). Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh

Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia pada tahun 2011,

menunjukkan bahwa Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi

perokok aktif tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lain yang

melaksanakan GATS (16 low dan middle income countries) (Depkes RI,

2012).

Rokok tidak hanya dikonsumsi oleh orang dewasa, tetapi juga telah

dikonsumsi oleh anak dengan usia yang masih dini. Data dari Komisi Nasional

Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan selama tahun 2008 hingga 2012

jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000

orang, sedangkan jumlah perokok anak usia 10 hingga 14 tahun mencapai 1,2

juta orang (Komnaspa, 2011).  

Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja.

Secara umum menurut Kurt Lewin, perilaku merokok merupakan fungsi dari

lingkungan dan individu. Perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor

dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Green, 1974, cit.,

Notoadmojo (2007) menyatakan bahwa perilaku seseorang (termasuk perilaku

merokok), dipengaruhi oleh faktor pendahulu (predisposing) yang meliputi

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai, serta faktor

1

Page 7: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

pemungkin (enabling) yang meliputi ketersediaan sumber-sumber/fasilitas,

dan faktor penguat/pendorong (reinforcing) yang meliputi sikap dan perilaku

orang-orang disekitarnya (Notoadmodjo, 2007).

B. METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif

non-eksperimental atau deskriptif dengan pendekatan desain penelitian cross

sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampel sebanyak

101 orang siswa/i. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup. Peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subyek

untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

C. HASIL dan PEMBAHASAN

1. Gambaran Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan sekolah

Responden dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V

yang pernah merokok di 8 Sekolah Dasar. Karakteristik responden

siswa kelas V yang pernah merokok berdasarkan sekolah siswa

berasal dari SD A sebanyak 15 orang (14,85%), SD B sebanyak 19

orang (18,81%), SD C sebanyak 12 orang (11,88%), SD D sebanyak

10 orang (9,90%), SD E sebanyak 13 orang (12,87%), SD F

sebanyak 17 orang (16,83%), SD G sebanyak 12 orang (11,88%),

dan SD H sebanyak 3 orang (2,97%).

2

Page 8: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

siswa penelitian ini. Responden siswa kelas V yang pernah merokok

dengan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 96 orang (95,05%)

dan perempuan sebanyak 5 orang (4,95%).

c. Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia siswa

Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia siswa

penelitian ini. Responden siswa kelas V yang pernah merokok paling

banyak pada usia 11 tahun sebanyak 62 orang (61,40%), dan paling

sedikit pada usia 14 tahun sebanyak 1 orang (1,00%).

d. Gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas siswa

mulai merokok

Gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas siswa

mulai merokok penelitian ini. Responden siswa kelas V yang pernah

merokok mulai merokok di kelas TK sebanyak 5 orang (5,00%),

kelas 1 sebanyak 9 orang (8,90%), kelas 2 sebanyak 7 orang

(6,90%), kelas 3 sebanyak 34 orang (33,70%), kelas 4 sebanyak 35

orang (34,70%), dan kelas 5 sebanyak 11 orang (10,90%).

Dari hasil karakteristik responden di atas dapat dijalaskan

bahwa sebagian besar anak memulai merokok pada saat mereka

duduk di kelas 3-4 SD. Sebagian anak mulai mencoba merokok saat

masih duduk di bangku TK. Hal ini sangat memprihatinkan karena

masa SD adalah masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini

3

Page 9: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

tentu saja sangat berpengaruh bagi perkembangan dan pertumbuhan

anak. Hasil di atas tidak jauh berbeda dari penelitian oleh Rika

(2009) yang menyebutkan bahwa 48,7% siswa SMU di Medan

kebiasaan memulai merokok pada saat masih duduk di bangku SD.

Desmita (2005) menerangkan bahwa masa sekolah dasar merupakan

masa anak mulai membangun relasi yang banyak dengan teman

sebaya, keluarga, dan sekolah. Hal ini bukan saja pada masa ini anak

mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan, namun siswa juga dalam

taraf perkembangan fisik dan psikis. Sehingga ketika anak

mendapatkan pengaruh dari pengetahuan, orangtua, teman, ataupun

iklan tentang merokok anak akan penasaran untuk mencoba ingin

tahu rasanya merokok, dan ketika anak sudah mencoba dan

merasakan akan merasa ketagihan dan ingin merokok terus-menerus.

2. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor Perilaku Merokok

Di bawah ini secara jelas deskripsi hasil penelitian faktor-faktor

perilaku merokok pada anak usia sekolah dideskripsikan mengenai

masing-masing faktor. Adapun penjabaran faktor perilaku merokok

berdasarkan masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

a. Faktor Pengetahuan

Jumlah jawaban benar mengenai faktor pengetahuan

dijelaskan dalam tabel berikut.

4

Page 10: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Tabel 1Faktor pengetahuan pada anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014

N=101No Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %1 Rokok bisa menjadikan perokok

menjadi lebih pintar.0 0 101 100

2 Rokok mengandung nikotin, tar (zat yang bersifat lengket dan menempel di paru-paru) dan karbon monoksida (CO).

101 100 0 0

3 Semua zat yang terdapat dalam rokok adalah zat yang dapat mengganggu kesehatan.

94 93,10 7 6,9

4 Merokok bisa mengakibatkan gangguan kehamilan

100 99,00 1 1,0

5 Merokok bisa menyebabkan terjadinya penyakit jantung.

100 99,00 1 1,0

6 Gigi perokok berwarna lebih kuning dibandingkan dengan yang tidak merokok.

95 94,10 6 5,9

7 Rokok bisa menjadikan perokok menjadi lebih pintar.

3 3,0 98 97,00

8 Merokok bisa meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh perokok.

89 12 88,10 101

9 Orang yang tidak merokok tetapi ikut menghirup asap rokok disebut perokok pasif.

89 12 88,10 101

10 Orang yang menghisap asap rokok lebih berbahaya dari pada yang merokok.

80 21 79,20 101

Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, 10 item pernyataan

mengenai pengetahuan tentang rokok rata-rata siswa dapat menjawab

dengan benar sejumlah 93,76%. Prosentase tertinggi terdapat pada item

5

Page 11: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

tes nomor 1 dan 2 dengan jumlah siswa yang menjawab benar sebesar

101 siswa (100%) dengan pernyataan ”Rokok bisa menjadikan perokok

menjadi lebih pintar” dan ”Rokok mengandung nikotin, tar (zat yang

bersifat lengket dan menempel di paru-paru) dan karbon monoksida

(CO).” Sedangkan prosentase siswa terendah terdapat pada item tes

nomor 10 dengan Jawaban 80 siswa (79,20%) dengan pernyataan ”

Orang yang menghisap asap rokok lebih berbahaya dari pada yang

merokok”. Anak usia sekolah dasar kelas V sudah sering melihat dan

membaca larangan untuk merokok dan apa saja bahaya bagi perokok

yang terdapat di bungkus rokok maupun di papan iklan yang banyak

terdapat dijalan sehingga anak mempunyai rasa takut ketika ingin

merokok. Dengan demikian pengetahuan anak tentang merokok sudah

baik, hal ini dibuktikan dengan rata-rata anak menjawab benar sebesar

93,76.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pengetahuan anak

tentang rokok sudah baik, sehingga perilaku anak tidak merokok.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang kurang

tentang rokok akan menyebabkan seseorang gampang terpengaruh dan

ingin mencoba untuk merokok. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Novi (2013) bahwa dari 57 responden yang diteliti ditemukan mayoritas

siswa memiliki pengetahuan kurang tentang rokok, yaitu sebanyak 37

responden (64,9%).

6

Page 12: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo

(2010) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Lawrence

Green sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa

salah satu faktor yang menentukan faktor predisposisi, termasuk

diantaranya adalah pengetahuan. Sementara itu, WHO dalam

Notoatmodjo (2010) menganalisis bahwa pengetahuan merupakan salah

satu alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku. Dalam hal

merokok, dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

yang baik terkait rokok cenderung untuk tidak merokok, sebaliknya

responden yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang merokok

cenderung berperilaku merokok. Hasil penelitian ini selaras dengan

penelitian Amelia Adisti (2009) yang menunjukkan adanya hubungan

antara pengetahuan dengan perilaku merokok terutama pada remaja. Dari

penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik,

tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai perilaku merokok

terbentuk dari beberapa faktor, yakni orangtua, teman, kepribadian, dan

iklan yang beredar di masyarakat.

a. Faktor Orangtua

Faktor-faktor perilaku merokok pada anak usia sekolah

ditinjau dari faktor orangtua dijabarkan dalam 7 item tes sebagai

berikut:

7

Page 13: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Tabel 2Faktor orangtua pada anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014

N=101No Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %11 Saya melihat orang tua/keluarga

saya merokok67 66,30 34 33,70

12 Orang tua saya melarang saya merokok

95 94,10 6 5,90

13 Orang tua tidak peduli saya merokok

10 9,90 91 90,10

14 Saya sering melihat orang tua saya bertengkar

24 23,70 77 76,20

15 Saya tidak dapat perhatian dari orang tua saya

5 5,00 96 95,00

16 Masalah di dalam keluarga mendorong saya untuk merokok

1 0,90 100 99,00

17 Saya mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua saya

94 93,10 7 6,90

Sumber: Data Primer

Faktor orangtua terdiri dari 7 item pernyataan mengenai faktor

orangtua memiliki rata-rata 16,93%. Prosentase terdapat pada item tes

nomor 11 sebesar 67 siswa (66,33%) dengan pernyataan ”Saya melihat

orang tua/keluarga saya merokok”. Sedangkan prosentase siswa terendah

terdapat pada item tes nomor 16 dengan prosentase 1 siswa (0,99%)

dengan pernyataan ”Masalah di dalam keluarga mendorong saya untuk

merokok”. Dari prosentase tertinggi yang didapat bahwa anak sekolah

dasar melihat keluarga/orang tua mereka merokok sehingga anak

penasaran dan ingin mencoba mengikuti apa yang mereka lihat. Dari

8

Page 14: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

faktor orangtua, menunjukkan bahwa sebanyak 16,93% perilaku

merokok anak terbentuk dari faktor orangtua.

Dari faktor orangtua memiliki rata-rata 16,93%. Hal ini berarti

faktor orangtua membentuk anak berperilaku merokok sebesar 16,93%.

Hal ini jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maziyatul,

2012) yang menyatakan sebanyak 51,5% perilaku merokok dipengaruhi

oleh orangtua. Aliyah (2011) menyebutkan bahwa orangtua perokok akan

berpengaruh dalam mendorong anak untuk menjadi perokok di usia

remaja. Secara psikologis, toleransi orangtua terhadap asap rokok di

rumah akan membentuk skor bagi anak bahwa merokok adalah hal yang

boleh-boleh saja dilakukan, dan bebas untuk merokok karena tidak ada

sangsi moral yang diberikan oleh orangtua.

Orang tua merupakan pendidikan pertama yang bersifat alamiah,

dan fungsi orangtua memelihara, merawat dan melindungi anak-anak

dalam proses spesialisasinya agar anak mampu mengendalikan diri dan

berjiwa social (Gofarudin, 2011). Jadi, peran orangtua di sini adalah

mendidik dan melindungi anak dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada

di lingkungannya, termasuk dalam penelitian ini adalah perilaku merokok

yang dapat terbentuk dari pergaulan dengan teman, lingkungan, dan iklan

yang beredar di masyarakat.

b. Faktor Teman

Faktor-faktor perilaku merokok pada anak usia sekolah

dilihat dari faktor teman dijabarkan dalam 4 item tes sebagai berikut:

9

Page 15: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Tabel 3Faktor teman pada anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014.

N=101No Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %18 Saya merokok karena teman saya

merokok47 46,50 54 53,50

19 Teman saya yang mengajak saya merokok pertama kali

63 62,40 38 37,60

20 Jika tidak merokok maka saya akan dijauhi oleh teman saya

13 12,90 88 87,10

21 Saya merasa tidak enak jika menolak ajakan teman untuk merokok

26 25,70 75 74,30

Sumber: Data Primer

Faktor teman terdiri dari 4 item pernyataan mengenai faktor

teman memiliki rata-rata 36,87%. Prosentase terdapat pada item tes

nomor 19 sebesar 63 siswa (62,40%) dengan pernyataan ”Teman saya

yang mengajak saya merokok pertama kali”. Sedangkan prosentase siswa

terendah terdapat pada item tes nomor 20 dengan Jawaban 13 siswa

(12,90%) dengan pernyataan ” Jika tidak merokok maka saya akan

dijauhi oleh teman saya”. Anak sekolah dasar masih sering berkumpul

dengan teman sebaya mereka, dimana jika teman ada yang merokok

maka akan mengajak teman lainnya untuk merokok agar bisa lebih

diterima dikalangan teman yang lain maka anak mencoba merokok

karena diajak oleh teman yang sudah merokok. Maka faktor teman,

menunjukkan bahwa sebanyak 36,87% perilaku merokok anak terbentuk

dari faktor teman.

10

Page 16: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Teman menjadi faktor yang paling besar dalam membentuk

perilaku merokok pada anak, hal ini disebabkan karena sebagian besar

anak bergaul sehari-harinya dengan temannya sehingga perilaku,

kebiasaan anak terbentuk dari keseharian dengan temannya. Bagi anak

yang sedang mencari kelompok temannya apabila bergabung dengan

kelompok anak yang sudah merokok, maka kemungkinan anak tersebut

akan mengikuti temannya untuk merokok. Sesuai dengan pendapat

Endrawanch (2009), menyatakan bahwa melalui hubungan teman sebaya,

anak belajar mengambil keputusan sendiri dan melakukan segala hal

dengan mandiri seraya mempelajari pola perilaku yang diterima dan

dilakukan oleh teman atau kelompoknya. Hal ini dilakukan agar

mendapat pengakuan dan penerimaan dari teman atau kelompok tersebut.

Kelompok teman sebaya merupakan hal yang penting bagi remaja

sehingga mereka cenderung mengikuti perilaku yang diterima oleh

kelompoknya. Dari fakta tersebut ada 2 kemungkinan yang terjadi,

pertama siswa sekolah tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau

bahkan teman-teman siswa sekolah tersebut dipengaruhi oleh diri siswa

sekolah tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Di

antara perokok terdapat 87% sekurang-kurangnya mempunyai satu atau

lebih sahabat yang merokok (Widianti, 2009).

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat 36,87%

anak menggambarkan bahwa perilaku anak merokok terbentuk dari

temannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus (2012) mengungkapkan

11

Page 17: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

bahwa hal yang mempengaruhi perilaku merokok paling besar adalah

teman satu kelompok yang merokok. Anak terjebak dalam perilaku

merokok agar memperoleh keuntungan psikososial antara lain agar

diterima dalam lingkungan sebaya, ingin terlihat lebih dewasa dan

merasa lebih nyaman. Sesuai pendapat Nainggolan, 1998 cit Fuadah

(2012), seseorang mulai merokok karena pengaruh dari teman. Hal ini

karena untuk iseng, agar terlihat tenang pada saat berpacaran, berani

ambil resiko, karena bosan dan ridak ada yang sedang dilakukan, dan

kelihatan seperti orang dewasa. Perilaku merokok itu juga dapat

disebabkan oleh syarat bagi kelompoknya, jika merokok baru diterima

dalam kelompok teman barunya tersebut. Jika dibandingkan dengan

faktor yang lain, faktor teman ini lebih besar pengaruhnya. Ini berarti

teman memiliki pengaruh yang kuat bagi pembentukan perilaku dan

karakter anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Karamhamzal (2010)

menunjukkan bahwa dari 15 responden yang merokok, sebagian besar

responden berperilaku merokok karena pengaruh pergaulan atau

temannya yaitu sebanyak 11 orang (73,3%). Berdasarkan penelitian ini

diketahui sebagian besar responden mengenal atau memiliki kebisaan

merokok karena pengaruh teman-teman. Hal ini karena remaja memiliki

hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya, dorongan sosial

dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok atau kalu tidak

merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya. Selain itu,

12

Page 18: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

dari 15 responden yang memiliki kebiasaan merokok terdapat responden

yang memperoleh rokok dari pemberian teman.

Usia anak sekolah dasar (SD) adalah usia yang sangat labil untuk

meniru lingkungannya. Sebagian besar alasan anak-anak mulai mencoba

merokok adalah coba-coba dan sebagian kecil karena dipaksa teman. Hal

tersebut menunjukkan motivasi merokok pada anak umumnya karena

adanya dorongan dari rasa ingin tahu, adanya persepsi positif tentang

rokok dan pengaruh teman. Teman berperan penting dalam

perkembangan anak. Sebuah penilitian di India tahun 2007 pada pelajar

usia 10-19 tahun menunjukan bahwa 61,69% seorang anak merokok

karena pengaruh teman, 11,03% karena pengaruh orangtua, dan 7,79%

karena pengaruh saudara.

a. Faktor Kepribadian

Faktor-faktor perilaku merokok pada anak usia sekolah

dilihat dari faktor kepribadian dijabarkan dalam 6 item tes sebagai

berikut:

Tabel 4Faktor kepribadian pada anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014.

N=101No Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %

22 Saya merokok karena ingin tahu rasa rokok

51 50,50 50 49,50

23 Saya merasa tenang ketika merokok 11 10,90 90 89,10

24 Saya merokok ketika marah 10 9,90 91 90,10

25 Saya merasa lebih percaya diri ketika merokok

10 9,90 91 90,10

13

Page 19: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Tabel LanjutanNo Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %26 Saya merokok untuk

menghilangkan stress4 4,00 97 96,00

27 Merokok sudah menjadi kebiasaan saya

7 6,90 94 93,10

Sumber: Data Primer

Dalam pernyataan faktor kepribadian terdiri dari 6 item

pernyataan mengenai faktor kepribadian memiliki rata-rata 15,35%.

Prosentase terdapat pada item tes nomor 22 sebesar 51 siswa (50,50%)

dengan pernyataan ”Saya merokok karena ingin tahu rasa rokok”.

Sedangkan prosentase siswa terendah terdapat pada item tes nomor 26

dengan prosentase 4 siswa (4,00%) dengan pernyataan ” Saya merokok

untuk menghilangkan stress”. Kepribadian anak usia sekolah masih

sangat mudah terpengaruh dengan hal yang negatif salah satunya dengan

merokok, dimana anak banyak yang merokok karena ingin tahu rasa

rokok ini berarti anak rasa ingin tahunya sangat besar dan banyak juga

jika ada permasalahan pada anak mereka melampiaskannya dengan

menghisap rokok sehingga jika tidak diberi pemahaman yang baik

nantinya anak akan bertindak dan mencoba hal-hal yang buruk. Dari

prosentase siswa yang menjawab anak merokok karena ingin tahu rasa

rokok yang tinggi Maka faktor kepribadian, menunjukkan bahwa

sebanyak 15,35% perilaku merokok anak terbentuk dari faktor

kepribadian.

14

Page 20: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Yusuf dan Juntika (2007) mengemukakan bahwa kepribadian

merupakan kualitas total individu dan gambaran total tentang tingkah

laku individu yang terorganisasi. Lebih lanjut Derlega dkk (2005)

kepribadian merupakan sistem yang relatif ajeg/stabil mengenai karakter

internal individu yang memiliki kontribusi terhadap konsistensi dalam

pikiran, perasaan dan tingkah laku. Jadi, kepribadian anak dapat

terbentuk dari pengaruh orangtua, lingkungan, dan teman sebaya. Dalam

hal ini perilaku merokok terbentuk dari kepribadian anak yang kurang

stabil dalam menyikapi tentang rokok. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Maziyyatul (2012) menunjukkan sebanyak 51% anak

dikarenakan dari faktor kepribadian, orang mencoba untuk merokok

karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan

kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun

seperti stress, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong

orang untuk menghisap asap rokok.

a. Faktor Iklan

Faktor-faktor perilaku merokok pada anak usia sekolah

dilihat dari faktor iklan dijabarkan dalam 3 item tes sebagai berikut:

Tabel 5Faktor iklan pada anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014.

N=101No Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %28 Setelah melihat iklan rokok, saya

ingin merokok7 6,90 94 93,10

15

Page 21: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Tabel LanjutanNo Pernyataan Jawaban

Iya % Tidak %29 Iklan rokok mencitrakan hal yang

positif seperti gagah, kuat, dan mengasyikkan.

7 6,90 94 93,10

30 Iklan rokok mempengaruhi saya untuk merokok

9 8,90 92 91,10

Sumber: Data Primer

Pernyataan terakhir adalah mengenai faktor iklan. Faktor iklan

terdiri dari 3 item pernyataan mengenai faktor iklan memiliki rata-rata

7,56%. Prosentase terdapat pada item tes nomor 30 sebesar 9 siswa

(8,90%) dengan pernyataan ”Iklan rokok mempengaruhi saya untuk

merokok”. Sedangkan prosentase siswa terendah terdapat pada item tes

nomor 28 dan 29 dengan Jawaban 7 siswa (6,90%) dengan pernyataan

”Setelah melihat iklan rokok, saya ingin merokok” dan ” Iklan rokok

mencitrakan hal yang positif seperti gagah, kuat, dan mengasyikkan.”

tidak sedikit anak sering melihat iklan dimana salah satunya iklan rokok

yang banyak melihatkan hal-hal yang mencitrakan bahwa dengan

merokok bisa jauh lebih hebat, hal ini mengakibatkan anak sekolah dasar

menghisap rokok karena sering melihat iklan rokok. Pada saat melakukan

perbincangan dengan siswa, diketahui bahwa sebagian anak yang

merokok membenci iklan rokok, karena iklan yang ditampilkan berbeda

dengan kenyataan bahwa rokok tidak enak. Maka faktor iklan,

menunjukkan bahwa sebanyak 7,56% perilaku merokok anak terbentuk

dari faktor iklan.

16

Page 22: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela

terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang

diinginkan pengiklan. Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik

dan media luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu penonton tentang

produk rokok. Penggambaran tokoh serta adegan-adegan menantang

dalam iklan membuat masyarakat menirunya. Iklan-iklan yang ada

merangsang mereka untuk merokok dengan bujukan yang berbeda.

Meskipun dalam iklan rokok tidak digambarkan orang akan tetapi

adegan-adegan yang identik dengan keperkasaan atau kebebasan

mempengaruhi mereka untuk mengkonsumsi rokok (Mu’tadin, 2002).

Sejalan dengan Embriana (2002) menunjukkan bahwa 48,9% anak

merokok karena faktor iklan. Penelitian Maziyyatul (2012) menyatakan

bahwa 56,1 % anak merokok dikarenakan pengaruh iklan yang beredar di

masyarakat.

Berdasarkan analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

gambaran sebagian besar anak mempunyai pengetahuan tentang merokok

sangat baik, sehingga dari ke empat faktor orangtua, teman, kepribadian,

dan iklan hasilnya rendah. Pengetahuan siswa tentang merokok yang baik

tidak membentuk perilaku merokok pada anak. Sebagian besar anak sudah

mengetahui bahaya dari merokok, sehingga anak tidak merokok walaupun

pengaruh untuk merokok datang dari berbagai faktor.

17

Page 23: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Namun dari ke empat faktor di atas faktor teman memiliki nilai yang

paling tinggi dibandingkan dengan faktor lainnya yaitu sebesar 36,87%.

Sehingga gambaran di atas menunjukkan perilaku anak merokok terbentuk

dari faktor teman.

D. KESIMPULAN

1. 93,76% anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping tahun 2014 memiliki

pengetahuan yang baik tentang merokok.

2. Gambaran perilaku merokok anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping

tahun 2014 dari faktor orangtua memiliki rata-rata 16,93%.

3. Gambaran perilaku merokok anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping

tahun 2014 dari faktor teman memiliki rata-rata 36,87%.

4. Gambaran perilaku merokok anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping

tahun 2014 dari faktor kepribadian memiliki rata-rata 15,35%.

5. Gambaran perilaku merokok anak usia sekolah di UPT Yandik Gamping

tahun 2014 dari faktor iklan memiliki rata-rata 7,56%.

6. Faktor teman memiliki prosentase rata-rata paling tinggi dibandingkan

dengan faktor lainnya yaitu sebesar 36,87%. Sehingga gambaran di atas

menunjukkan perilaku anak merokok terbentuk dari faktor teman.

18

Page 24: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

E. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian tentang hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada anak usia sekolah dan perilaku

merokok anak usia sekolah.

2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup

dengan jawaban ya atau tidak, akan lebih baik jika disertakan wawancara

dalam penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih detail

tentang pengaruh dari faktor yang ditentukan maupun sebab dari anak

merokok.

3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok pada anak usia sekolah dasar

dengan menggunakan metode lainnya.

4. Bagi masyarakat, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan

gambaran dan memberikan solusi bagi orangtua, guru, dan tenaga

kesehatan untuk dapat mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Anak perlu

mendapatkan pengawasan, perhatian, dan empati yang lebih agar tidak

terjerumus pada hal-hal yang negatif, misalnya merokok. Orangtua dan

guru agar dapat mendidik anak untuk berperilaku sehat, dan dapat menjaga

kesehatan.

5. Bagi guru, lebih memperhatikan, mendidik dan memberikan pengawasan

kepada siswa-siswinya agar tidak terjerumus ke pergaulan yang tidak baik,

salah satunya yaitu merokok.

19

Page 25: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

6. Bagi profesi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

referensi dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Profesi kesehatan diharapkan dapat menggunakan sekolah dasar sebagai

salah satu sasaran penyuluhan kesehatan sehingga dapat mencetak

generasi penerus dan calon pemimpin bangsa yang sehat jasmani sejak

usia sekolah.

7. Mengingat sebagian besar anak SD sudah mulai merokok maka perlu

diadakan seminar atau penyuluhan tentang bahaya dari merokok pada

anak-anak SD.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yaitu Bpk. (alm). Iskandar dan Ibu Ida

susilowati serta kakakku dan adikku, Iwan S, Chandra Dian, Lily

Andriani, Novita Yuli dan keluarga besar saya di Bontang, Kediri dan

yang tidak bisa disebut satu persatu. Tiada kata terucap selain terimakasih

atas semuanya.

2. Ibunda Falasifah Ani Yuniarti, Skep., Ns, MAN., HNC selaku

pembimbing penulis yang selalu sabar dalam memberikan masukan dan

mendengarkan keluhan di setiap konsultasi.

3. Dosen penguji Ibu Rahmah,M.Kep., Ns. Sp.Kep.An yang telah

meluangkan waktu untuk menguji penulis, Jazakillah.

20

Page 26: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

A. RUJUKAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta.

WHO. (2008). WHO Report On The Global Tobacco Epidemic. United Kingdom.Diakses pada tanggal 19 oktober 2013 dari who.int/tobacco/mpower/mpower_report_full_2008.pdf

Departemen Kesehatan Indonesia.(2012). Laporan GATS Final Revisi.Jakarta. Diakses pada tanggal 14 November 2013darihttp://depkes.go.id/downloads/laporan%20gats/FINAL_REVISI_DAFTAR_ISI.pdf

Komisi Perlindungan Anak. (2011). Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Perlindungan Anak. Diakses Tanggal 11 November 2013 dari http://komnaspa.wordpress.com/2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi-nasional-perlindungan-anak/

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Rika Mayasari Alamsyah (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi merokok dengn status penyakit periodontal remaja di kota Medan Tahun 2009. Jurnal. Pascasarjana USU.

Desmita. (2005). Psikologi perkembangan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Notoatmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Novi .(2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di SMA Negeri 1 Banda Aceh Th. 2013. Skripsi. Stikes u’budiyah Banda Aceh.

Amelia, Adisti, 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki. Skripsi.Psikologi USU

M. Fuadah. (2012). Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Merokok pada mahasiswa laki-laki fakultas teknik universitas negeri Jakarta angkatan 2009. Skiripsi. Jakarta: FakultasIlmuKeperawatan UI.

Gofarudin (2011). Peran orangtua dalam pendidikan. KTI: FKIP Universitas Muh. Prof. DR. Hamka.

Page 27: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34730.docx · Web viewDari penelitian di atas menunjukkan tingkat pengetahuan anak yang baik, tetapi ada juga beberapa anak yang mempunyai

Endrawanch. 2009. Indonesia dan Rokok. http://medicastore.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014.

Widianti, A. (2009). Hubungan lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok remaja di SMU N 11 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Agus. (2012). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja Putra. www.academia.edu/4313571/Jurnal_faktor_yg_mempengarui_perilaku_merokok_remaja_putra#. Diakses pada tanggal 8 Juni 2014.

Karamhamzal (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.http://karamhamzal.blogspot.com/2012/02/v behaviorurldefaultvmlo_5347.html. diakses pada tanggal 26 Juni 2014

Survey merokok pada remaja. (2007). http://www.sinarharapan.co.id/berita0601/16/nas04.html. diakses pada tanggal 8 Juni 2014

Yusuf, SLN dan Juntika N. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Rosda.

Derlega, vorelian S., Barbara winstead., Jones. 2005. Personality Contemporary Theory And Research. Belmont USA: Thomson Wadworth

Mu’tadin, Z (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diakses pada 18 desember 2013 dari http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.html

Embriana, F. (2002). Perilaku Merokok Di Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ispol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UMY.