Sumber: www.ciptaantangan.com Deterjen merupakan salah satu dari bahan pembersih yang sering digunakan manusia untuk membersihkan pakaian. Kandungan aktif dalam bahan deterjen mampu untuk merontokkan noda- noda yang ada pada pakaian dengan daya bersih yang lebih baik dibandingkan dengan sabun. Meskipun deterjen dengan sabun merupakan contoh dari bahan pembersih, namun terdapat perbedaan antara bahan aktif pada deterjen dengan sabun. BAHAN KIMIA PEMBERSIH BAB 1 Pokok Pembahasan Pada bab ini akan dibahas lebih tuntas mengenai: 1. Pengertian bahan pembersih 2. Bahan pembersih sintetis
30
Embed
ikwanwan.files.wordpress.com · Web viewBahan Ajar Kimia Rumah Tangga Author Ikwan Created Date 04/19/2018 02:35:00 Last modified by Ikwan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sumber: www.ciptaantangan.com
Deterjen merupakan salah satu dari bahan pembersih yang sering
digunakan manusia untuk membersihkan pakaian. Kandungan aktif
dalam bahan deterjen mampu untuk merontokkan noda-noda yang ada
pada pakaian dengan daya bersih yang lebih baik dibandingkan
dengan sabun. Meskipun deterjen dengan sabun merupakan contoh
dari bahan pembersih, namun terdapat perbedaan antara bahan aktif
pada deterjen dengan sabun. Selain itu, bahan pembersih yang
digunakan manusia tidak hanya pada pakaian saja. Pada pokok
pembahasan ini, akan dibahas tentang bahan kimia pembersih.
BAHAN KIMIA PEMBERSIHBAB 1
Pokok Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas lebih
tuntas mengenai:
1. Pengertian bahan pembersih
2. Bahan pembersih sintetis
3. Bahan pembersih alami
4. Dampak bahan pembersih
PETA KONSEP
Kata Kunci: Air leri Daun ketapang Sabun
Alkyl benzene sulphonate Deterjen Saponifikasi
Belimbing wuluh Eutrofikasi Saponin
Daun mimba Pembersih lantai Surfaktan
2 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
Bahan Kimia Pembersih
Pengertian DampakDibedakan menjadi
Bahan Pembersih Sintesis
Bahan Pembersih Alami
Air Cucian Beras
Belimbing Wuluh
Daun Mimba
Daun Ketapang
Sabun
Deterjen
Sampo
Pembersih kaca/lantai
Gambar 1.1 Beragam produk pembersih dalam kehidupan sehari-hari Sumber: www.ujiansma.com
S
etiap pemilik rumah tangga pasti tahu betapa pentingnya untuk menjaga
kebersihan di rumah, baik itu ruangan yang ada di dalam rumah maupun perabot
rumah tangga. Oleh karena itu, diperlukan suatu produk pembersih yang akan
menjaga kebersihan rumah beserta isinya. Bahan pembersih rumah tangga yang
banyak digunakan adalah bahan kimia sintetis atau buatan atau yang diperoleh
melalui proses reaksi kimia.
Saat ini, sudah banyak beredar produk pembersih rumah di pasaran, baik
jenis, bentuk, maupun harganya. Bahan pembersih tersebut mengandung bahan
kimia berbahaya yang dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Oleh
karena itu, dalam penggunaannya harus hati-hati. Banyak bahan kimia rumah
tangga yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan pembersih yang
digunakan antara lain pembersih pakaian, lantai, piring, badan, dan sebagainya.
Sabun, deterjen, dan sampo termasuk bahan pembersih rumah tangga yang
membantu dalam proses pencucian karena sifatnya dapat melepaskan kotoran dari
tempatnya menempel. Sabun, deterjen, dan sampo merupakan produk yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas yang
berhubungan dengan cuci-mencuci selalu berhubungan dengan produk ini. Selain
bahan sintetis yang dapat digunakan, ternyata terdapat bahan-bahan alami yang
berfungsi sebagai alternatif bahan pembersih.
-
Bahan Kimia Pembersih 3
PENGERTIAN BAHAN PEMBERSIH
Pada zaman dahulu,
sejak air menjadi bagian
yang penting untuk
kehidupan, orang pertama
hidup dekat air dan tahu apa
itu properti kebersihan,
sedikitnya bagaimana
membilas lumpur dari
tangan mereka. Seiring
dengan perkembangan
zaman, teknologi semakin
berkembang terkait dengan
bahan pembersih yang
dimulai dari penemuan benda mirip sabun yang sampai sekarang menjadi dasar dalam
pembuatan bahan pembersih.
Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat
sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat
membantu proses pembersihan yaitu bahan yang dapat melepaskan kotoran dari
tempatnya menempel dan menahan kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Proses
pembersihan selain dilakukan untuk melepas dan menahan kotoran juga untuk
menghilangkan dan membunuh mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur mikroskopis
melalui kerja fisik dari pencucian dan pembilasan, serta kandungan kimia yang bersifat
desinfektan yang terkandung dalam bahan pembersih.
Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut dengan bahan aktif. Bahan
aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan kimia utama, tentu saja masing-
masing produk pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat
mengoptimalkan fungsi produk pembersih tersebut sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Misalnya air aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri,
mineral, pelembut, pewangi, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya pemilihan bahan
pembersih yang akan digunakan sangat bergantung pada beberapa faktor berikut.
1. Jenis dan jumlah cemaran yang akan dibersihkan.
4 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
A
Gambar 1.2 Beragam bahan pembersih dalam kehidupanSumber: www.ujiansma.com
2. Sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan, misalnya logam, pakaian, kayu,
kulit, dan sebagainya.
3. Sifat fisik senyawa bahan pembersih (cair atau padat).
4. Metode pembersihan yang tersedia.
5. Mutu air yang tersedia.
6. Biaya.
Sebagai contoh sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan mempengaruhi
keberhasilan dari proses pembersihan, dimana pada permukaan benda yang sulit
ditembus seperti stainless steel akan lebih mudah daripada permukaan benda yang
berpori seperti kayu. Contoh lain kotoran yang mengandung banyak lemak harus
dibersihkan dengan bantuan air panas dan sabun, atau dengan menggunakan bahan
pelarut lemak, misalnya alkohol dengan kadar 70%.
Bahan pembersih yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ekonomis, artinya harganya tidak mahal (dapat dijangkau) namun tetap
berkualitas yang baik.
2. Tidak beracun, tidak korosif, dan tidak lengket.
3. Tidak menggumpal dan tidak berdebu.
4. Mudah diukur, dimaksudkan adanya label aturan dosis pemakaian yang jelas dan
mudah dimengerti bagi semua orang yang menggunakannya.
5. Stabil selama penyimpanan, artinya apabila bahan pembersih tersebut disimpan
dalam jangka waktu yang lama, tidak mengalami perubahan warna, bau, dan
bentuk.
6. Mudah larut dengan sempurna, artinya apabila bahan pembersih dicampurkan
dengan pelarut tertentu, bahan pembersih dapat larut (menyatu) dengan
sempurna dalam pelarut tersebut.
Bahan pembersih
berdasarkan asalnya dibedakan
menjadi dua golongan, yakni bahan
pembersih sintetis dan bahan
pembersih alami. Sedangkan untuk
penggolongan dari segi fungsinya
bahan pembersih digolongkan
menjadi pembersih pakaian, kulit,
gigi, piring, lantai, kaca, rambut,
serta bahan-bahan pembersih lainnya.
Bahan Kimia Pembersih 5
Gambar 1.3 Label dalam produk pembersihSumber: nonobahasainggris-smp.blogspot.in
Gambar 1.4 Sabun padat dan sabun cairSumber: analisisduniakesehatan.blogspot.com
BAHAN PEMBERSIH SINTETIS
Bahan pembersih sintetis sering dikenal pula dengan bahan permbersih buatan.
Bahan pembersih ini merupakan bahan pembersih yang dibuat di pabrik dalam skala
besar.
1. SABUNSabun dibuat melalui proses
saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak
yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan
laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan
bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,
sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun
yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun bervariasi sesuai dengan sifat dan
jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada
jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah
natrium hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah
kalium hidroksida (KOH). Dalam produknya, sabun yang terdiri dari garam asam-asam
lemak. Fungsi sabun dalam keanekaragaman cara adalah sebagai bahan pembersih.
Sabun menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk
6 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
B
membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif. Sabun bertindak sebagai suatu zat
pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran.
Teknologi pembuatan sabun berkembang dengan pesat menggunakan proses
saponifikasi. Adapun kandungan zat-zat untuk membuat sabun bervariasi sesuai dengan
sifat dan jenis sabun. Pembuatan sabun merupakan reaksi sederhana antara asam lemak
yang terkandung dalam minyak dengan NaOH/KOH, reaksi ini dikenal dengan reaksi
saponifikasi. Reaksi yang terjadi ialah:
1. Reaksi lemak dengan basa natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan gliserol
dan sabun keras.
2. Reaksi lemak dengan basa kalium hidroksida (KOH) menghasilkan gliserol dan
sabun lunak.
Pada proses ini, asam lemak yang digunakan adalah C12 (asam laurik) sampai C18 (asam
stearat). Jika kurang dari C12 maka akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan jika
lebih dari C20 maka kurang larut ketika digunakan dalam campuran.
Bahan Kimia Pembersih 7
Gambar 1.5 Reaksi saponifikasi pada sabun kerasSumber: tewewe.wordpress.com
Gambar 1.6 Reaksi saponifikasi pada sabun lunakSumber: brainly.co.id
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun
biasanya berbentuk padatan tercetak
yang disebut batang karena sejarah
dan bentuk umumnya. Penggunaan
sabun cair juga telah telah meluas,
terutama pada sarana-sarana publik.
Jika diterapkan pada suatu permukaan,
air bersabun secara efektif mengikat
partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Sifat–sifat sabun yaitu:
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air
bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + NaOH
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka
akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam
hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam