KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ------------------------------------------------------------ 1. Pendahuluan Dewasa ini, kualitas pendidikan telah menjadi salah satu fokus perhatian, setelah sekian lama kita berkutat dengan upaya-upaya peningkatan kuantitas, seperti wajib belajar, pemerataan pendidikan secara massal, dan sekarang sudah saatnya (bahkan sudah terlambat), harus mulai memberikan penekanan pada upaya-upaya peningkatan kualitas. Banyak upaya yang bisa dilakukan kearah itu, seperti peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas professional kepala sekolah dan guru, penciptaan iklim yang inovatif di sekolah, penciptaan iklim yang inovatif dalam pembelajaran, dan salah satunya upaya yang tidak boleh dilupakan adalah pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk pengambilan kebijakan pendidikan, serta yang lebih mikro adalah untuk peningkatan profesionalisme guru untuk perbaikan perbaikan pembelajaran. Dalam kaitan dengan itu, usaha-usaha yang acapkali dilakukan oleh praktisi pendidikan adalah mendapatkan informasi atau explanasi dari suatu penelitian tindakan (action research) Penelitian tindakan merupakan salah satu metode penelitian yang menarik perhatian ilmuwan dan atau praktisi ilmu pengetahuan pendidikan, social dan humaniora. Pro dan kontra mengenai kelayakan penelitian ini acapkali terjadi, apabila diproliferasi antara istilah penelitian (research)
37
Embed
madesuartawan.files.wordpress.com · Web view1 Kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru Berlatih bersama Kepala sekolah/SD/SMP negeri/ swasta kota Batu 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP DASAR DAN PROSEDURPENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Rincian dari langkah kegiatan di atas dapat dideskripsikan sbb:
A. JudulJudul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin
permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada
judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan
tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang
seharusnya tertulis di dalam judul harus menggambarkan masalah yang akan
diteliti dengan menuliskan (1) apa yang mau ditingkatkan mutunya, (2) bagaimana
tindakan yang akan dilakukan pengawas, dan (3) siapa yang akan ditingkatkan?
Bila diperlukan di bawah judul dituliskan sub judul. Sub judul ditulis untuk
menambahkan keterangan yang lebih rinci, tentang populasi, seperti misalnya di
mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, di sekolah-sekolah mana dan
lain-lain.
Berikut disajikan beberapa contoh judul laporan PTS (dari kegiatan block
grant PTS pada tahun 2008 di Dir.PMPTK).
Judul PTS PenulisBerlatih bersama sebagai strategi alternatif peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru SD/SMP negeri/swasta kota Batu,
Pugu,Muhammad
Usaha meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran kewirausahaan dalam menyusun RPP melaui Workshop pada SMP binaan di kota Malang,
Sampir,
Peningkatan kemampuan tenaga administrasi sekolah dalam membuat surat dinas melalui pendampingan pada SMP binaan di kota Batu
Sukardi,
Dari ketiga judul di atas, tiga informasi utama dalam PT telah dapat dituliskan dengan baik, yakni:
No Apa yang mau ditingkatkan mutunya...
Bagaimana tindakan yang akan dilakukan pengawas...
Siapa yang akan ditingkatkan?
1 Kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru
Berlatih bersama Kepala sekolah/SD/SMP negeri/ swasta kota Batu
2 Kemampuan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menyusun RPP
Melalui workshop Guru mata pelajaran kewirausahaan pada SMP binaan di kota malang
3 Kemampuan tenaga administrasi sekolah dalam membuat surat dinas
Melalui pendampingan
Tenaga administrasi sekolah pada SMP binaan di kota Batu
B. Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian
dengan uraian sebagai berikut :
Isi sub Latar Belakang
Pendahuluan paling tidak terdiri dari sub yang menjelaskan alasan atau
latar belakang pelaksanaan PTS, hendaknya disesuaikan dengan permasalahan
PTS yang dilakukan. Latar belakang yang digunakan dalam usulan PTS
diperlukan agar orang dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Jadi segala informasi
yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dikemukakan dengan maksud
agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi di mana masalah-msalah
tersebut timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu
penjang lebar melainkan singkat tapi jelas agar tidak membosankan. Seringkali
peneliti perlu memberikan uraian kronologi dan logis dalam bentuk urutan
paragraf yang teratur. Urutan informasi ini memerlukan organisasi pemikiran yang
cermat yang harus dituangkan dalam kalimat yang efektif dan menarik. Masalah
yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah yang terkait dengan tugas
kepengawasan salah satu umpama masalah pembelajaran yang terjadi dan
dihadapi oleh guru di kelasnya, di sekolahnya, maka dituliskan dengan jelas
kondisi yang menjadikan terjadinya permasalahan tersebut (untuk pengawas
sekolah, masalahnya benar-benar terjadi dalam pelaksanaan tugas pengawasan
di sekolah-sekolah binaannya). Penyebab munculnya masalah dan didukung oleh
teori yang relevan, serta didukung oleh data yang ada dan benar. Oleh karena itu:
a) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi
ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya
b) Masalah itu jelas dan bukan kajian teoretik, namun yang nyata terjadi di
sekolah, yang terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi juga dapat
digali dari permasalahan kepengawasan yang aktual
c) Masalah tersebut harus dapat diduga menjadi akar penyebabnya dan secara
cermat dan sistematis dapat diberikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat
menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari
melalui penelitian. Dengan perkataan lain, masalah penelitian merupakan
pertanyaan peneliti yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian. Karena itu
masalah penelitian (research question) harus dirumuskan secara spesifik agar
dapat menjadi penuntun bagi peneliti. Peneliti yang belum berpengalaman pada
umumnya ingin meneliti masalah yang terlalu luas dan terlalu banyak hingga
akhirnya tidak mampu melaksanakannya. Karena itu para peneliti harus
senantiasa berhati-hati sebelum menentukan masalahnya agar jangan sampai
meneliti masalah yang terlalu luas, terlalu banyak dan tidak benar-benar diketahui
sehingga akhirnya tidak mampu melanjutkannya. Begitu pula pada penelitian
tindakan dan juga PTS harus dapat dirumuskan secara jelas.
Sebagai contoh, jika judul PTSnya adalah: (1) Berlatih bersama sebagai strategi
alternatif peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi klinis guru SD Negeri di gugus 1 kota Amlapura, dan (2) Peningkatan
kemampuan tenaga administrasi dalam membuat surat dinas melalui
pendampingan pada SMK Binaan di Kota Singaraja; maka rumusan masalah
penelitiannya adalah
(1) Apakah berlatih bersama dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru SD Negeri di
gugus 1 kota Amlapura
(2) Apakah pendampingan dapat meningkatkan kemampuan tenaga
administratif dalam membuat suart-surat dinas pada SMK Binaan di kota
Singaraja?
D. Tujuan dan ManfaatTujuan PTS harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Mengacu
pada permasalahan di atas, perumusan tujuan dapat dituliskan (sebagai salah
satu alternatif) sebagai berikut :
(1) Untuk meningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi klinis pada para guru SD Negeri di gugus 1 kota Amlapura
(2) Untuk dapat meningkatkan kemampuan tenaga administratif dalam
membuat suart-surat dinas dengan cara pendampingan pada SMK Binaan
di kota Singaraja?
Sedangkan perumusan manfaat PTS umumnya dirumuskan pada tingkatan
manfaat praktis, seperti :
”(PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ....( bagi guru, atau bagi
pengawas sekolah, bagi kepala sekolah atau yang lain...)
E. Tinjauan PustakaSetiap akademisi atau praktisi khususnya pendidikan mempunyai kebiasaan
membaca dan mengkaji berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses
tersebut ia akan menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang
berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat menentukan
masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah penelitian mempunyai kaitan
dengan teori. Karena itu teori-teori tersebut merupakan sumber dimana masalah
dapat ditemukan. Dengan perkataan lain masalah penelitian harus mempunyai
landasan teori. Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka
menentukan teori dasar yang akan digunakan peneliti untuk meneliti variabel
yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki
kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk selanjutnya teori yang
digunakan akan menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut
instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya),
maupun tahapan verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat
mendeduksikan konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi
konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar
orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering
digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.
Seiring dengan hal di atas, kajian hasil-hasil penelitian yang relevan
merupakan suatu langkah penting untuk memperkaya pengetahuan peneliti.
Dalam kasanah metodologi antara kajian teori dengan kajian empirik tersebut
adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik teori-empirik) merupakan modal
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai
faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi yang dapat dirumuskan
dalam kerangka berpikir, yang disusun secara rasional berdasarkan premis-
premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor
empiris yang relevan.
Bila dikaitkan dengan PTS, ciri khusus PTS adalah adanya tindakan.
Tindakan tersebut dapat berupa penerapan model/ strategi/cara kepengawasan
yang ”baru” yang benar-benar dilakukan oleh pengawas sekolah di sekolah-
sekolah binaannya, dalam upayanya meningkatkan hasil kerja kepengawasan
tertentu.
Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan pengawas sekolah pada
kegiatan Supervisi Akademik antara lain (a) Meningkatkan kemampuan guru
dalam proses pembelajaran matematika, atau dalam pembelajaran mata
pelajaran yang lainnya, (b) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
penilaian hasil belajar siswa, (c) Meningkatkan kemampuan guru dalam
menggunakan media dan sumber belajar, (d) Meningkatklan kemampuan guru
dalam memanfaatkan lingkungan belajar, (e) Meningkatkan kemampuan guru BK
dalam menyusun dan melaksanakan program BK di sekolah, (f) Menilai dan
meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan,
menggunakan media dan sumber belajar, (g) Membina guru dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, (h) membina guru dalam
mengembangkan karir profesi dan kepangkatannya, dan lain-lain.
Sedangkan pada kawasan penelitian supervisi manajerial, misalnya (a)
Membina kepala sekolah dalam melaksanakan visi, misi dan tujuan sekolah, (b)
Membina kepala sekolah dalam menyusun perencanaan pendidikan pada
sekolahnya, (c) Membina kepala sekolah dalam melaksanakan program
pendidikan pada sekolahnya, (d) membina kepala sekolah dalam menyusun
rencana anggaran biaya sekolah, (e) Menbina kepala sekolah dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah, (f) Membina kepala sekolah dalam
mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan, (g) Membina staf sekolah
dalam melaksanakan administrasi kesiswaan, kepegawaian, keuangan, (h)
menilai dan meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan, dan lain-lain.
Sebagai contoh, akan dilakukan PTS yang menerapkan model
pembelajaran berkelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan guru.
Pada kajian pustaka haru jelas dapat dikemukakan
a) Bagaimana teori learning together, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya,
bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori ini, apa
persyaratannya, dan lain-lain.
b) Bagaiman bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut
dalam upaya peningkatan kemampuan guru, bagaimana pelaksanaan
pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaan, dan
sebagainya,
c) Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan
perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan
dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil
penelitian yang sesuai, dan
d) Bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya
penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan
dipecahkan.
Harus diyakini bahwa tindakan yang dipilih (berdasar teori) lebih baik dari
tindakan pembelajaran yang selama ini dilakukan.
Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang
akan digunakan dalam kajian teori, yakni :
a) Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, dan
b) Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah
kadaluwarsa harus ditinggalkan.
Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun keterkaitan
antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas, harus
dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan dengan banyaknya buku yang
tercantum pada daftar pustaka, tetapi kualitas pustaka yang digunakannya.
F. Metode PenelitianHal penting yang harus dimengerti bahwa ; penelitian tindakan sekolah
(PTS) adalah adanya kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b)
tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat dirinci sebgai berikut:
Langkah perencanaan umumnya terdiri dari kegiatan (a) menentukan
subyek dan sekolah-sekolah yang akan menjadi subyek penelitian, (b)
menetapkan aspek-aspek yang akan diamati, (c) menetapkan jenis data baik dan
cara pengumpulannya sesuai tujuan penelitian, (d) menentukan instrumen untuk
mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang
pelaksanaan tindakan, (e) menetapkan cara pelaksanaan refleksi, (f) menetapkan
kriteria keberhasilan atau penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk
mengukur pencapaian pemecahan masalah-masalah sebagai akibat
dilakukannya tindakan, dan (g) perencanaan tindakan-tindakan lain yang
diharapkan akan menghasilkan dampak ke arah perbaikan program.
Pelaksanaan tindakan meliputi deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
meliputi pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan, termasuk di
dalamnya langkah-langkah pelaksanaannya atau praktik kepengawasan di
sekolah dalam setiap siklus. Deskripsikan pula kegiatan yang akan dilakukan
sehubungan dengan pelaksanaan program kegiatan di sekolah sebagai bentuk
nyata pelaksanaan tindakan dalam penelitian.
Langkah observasi, adalah berupaya mendeskripsikan pelaksanaan
observasi, meliputi siapa yang melakukan observasi, cara pelaksanaan obsevasi,
alat bantu observasi, dan data yang hendak dikumpulkan, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan observasi seperti yang telah disiapkan pada saat membuat
perencanaan tindakan sebelumnya.
Tahap analisis dan refleksi, berupa paparan prosedur analisis data yang
dilakukan, melalui (a) reduksi data, jika terdapat data yang tidak diperlukan, (b)
penyederhanaan data, (c) tabulasi data, (d) penyimpulan data. Selanjutnya hasil
analisis data akan digunakan sebagai bahan refleksi. Deskripsikan bagaimana
reflesi dilakukan, kapan, dan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan refleksi serta
jelaskan mengapa refleksi dilakukan.
Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat
kegiatan di atas. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari
tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti (dalam hal
pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegitan pada
siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila
ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau
menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja
ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan
pada siklus pertama.
Jika sudah selesai dengan siklus kedua, peneliti belum juga merasa puas,
dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan
siklus terdahulu.
Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan.
Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri atau kebutuhan yang
terkait dengan pemecahan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian pada bab Rencana Pelaksanaan PTS hendaknya:
a. Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.
b. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian
secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus.
c. Tujukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator
keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelumnya pindah ke siklus
lain.
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu
menuliskan pokok-pokok rencana kegitan dalam suatu tabel sebagaimana
contoh rancangan PTS berikut ini.
Siklus I
Perencanaan : identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
a. Merencanakan tindakan yang akan diterapkanb. Bila berupa peningkatan kemampuan guru,
kepala sekolah, tetapkan pokok-pokok bahasan sesuai dengan tujuan PTS
c. Mengembangkan skenario pelatihand. Menyusun RPP pelatihane. Menyiapkan sumber belajarf. Mengembangkan format evaluasig. Mengembangkan format observasi pelatihan
Tindakan Menerapkan tindakan (pelatihan) mengacu pada skenario dan RPP
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format observasiMenilai hasil tindakan dengan menggunakan formap RPP
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario, dllMemperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi, untuk digunakam pada siklus berikutnyaEvaluasi tindakan I
Siklus II
Perencanaan Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.Pengembangan pogram tindakan II
Tindakan Pelaksanaan tindakan IIPengamatan Pengumpulan data tindakan IIRefleksi Evaluasi tindakan II
Sebagai tambahan contoh, berikut disajikan pokok-pokok kegiatan pada
keempat tahapan kegiatan siklus pertama dari PTS yang dilakukan oleh Puguh (2008)
Tahapan kegiatan Rincian kegiatan
1. Perencanaan a. Mensosialisasikan model supervisi klinis kepada kepsek
b. Menyiapkan skenario pelatihan dalam bentuk RPP
c. Menyiapkan materi, peralatan pelatihand. Membagikan materie. Menyiapkan lemba observasif. Menyusun materi simulasi dan berlatih perang. Menyiapkan media pelatihanh. Menetapkan kelompok heterogen dengan 3-4
orang
2. Pelaksanaan Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan pada setiap tahap pelaksanaan. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap kemampuan kepala sekolah, sikap, partisipasinya, dll.Sebelum dilakukan tindakan diadakan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal kepala sekolahPengawas dalam PTS ini berperan sebagai:
Merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatanBekerjasama dengan kepala sekolah dalam melakukan tindakan yang dirancangBerperan sebagai pendampingMelakukan pemantauan komprehensifMerumuskan langkah-langkah supervisi
klinis,kendala, dan mendikusikan pemecahannyaMenerapkan tukar menukar penglaman, bermain peran, dan lain-lain.
3. Observasi Dilakukan pengamatan perilaku kepala sekolah dalam kegiatan yang dilakukan.
4. Refleksi Dilakukan kajian terhadap berbagai kendala, kelemahan, dan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan, sebagai input dalam menyusun perencanaan tindakan pada siklus berikutnya
G. Kerangka Isi LaporanUmumnya karya tulis ilmiah hasil laporan tindakan ini mempunyai kerangka
isi sebagai berikut :
Bagian awal yang terdiri dari : (a) halaman judul, (b) lembaran persetujuan
dan pernyataan dari KORWAS (bila ditulis oleh pengawas sekolah, bila penulis
adalah guru maka pernyataan tersebut dibuat oleh KEPALA SEKOLAH) yang
menyatakan keaslian tulisan dari si penulis, (c) pernyataan dari perpustakaan
yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakaannya, (d)
pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangani oleh penulis, (e) kata
pengantar, (f) daftar isi, (bila ada : daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan.
Bagian isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah dan cara
pemecahan masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, tujuan dan
kemanfaatan hasil penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI / TINJAUAN PUSTAKA
Berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan
gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan (khususnya kajian
teori yang berkaitan dengan macam tindakan yang akan dilakukan), proses
tindakan, ketepatan atau kesesuaian tindakan, dan lain-lain.
BAB III METODE PENELITIAN
Menjelaskan tentang prosedur penelitian (terutama : prosedur diagnosis
masalah, penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan,
prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur
refleksi, serta hasil penelitian). Yang harus ada dan dikemukakan secara jelas
dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan secara rinci.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan. Akhir dari bab
ini adalah pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang plus minus tindakan serta
kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model
tindakan ini sebagai metode mengajar (atau model kepengawasan) yang
dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran
yang maksimal
BAB V SIMPULAN DAN SARAN-SARAN.Berisi simpulan hasil penelitian tindakan sekolah, dan saran operasional
kepada pihak terkait
Bagian Penunjang, pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan
lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan.
Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) rancangan pelaksanaan PTS
bisa menyangkut RPP, skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out diklat, dan
lain-lain, (b) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar
pengamatan yang digunakan selama penelitian tindakan (PTS) yang dilakukan,
misalnya lembar observasi, kuesioner, tes, dan lain-lain, (c) contoh-contoh asli
(atau foto kopi) hasil kerja dari siswa/guru/kepala sekolah dalam pengisian/
pengerjaan instrumen, (d) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-
foto kegiatan, daftar hadir, surat ijin dari kepala sekolah, dari pengawas sekolah,
catatan harian dan lain-lain. 5. Penutup
Pada dasarnya, upaya-upaya perbaikan pendidikan harus selalu dilakukan.
PTS/PTK adalah salah satu upaya tersebut. Pengalaman pengawas/guru-guru
yang telah melakukan PTS/PTK menunjukkan bahwa mereka mendapat
beberapa manfaat yang baik dari hal itu. Sebagai suatu upaya yang sangat
relevan dengan kepentingan perbaikan praktik kependidikan atau pembelajaran
pembelajaran, maka seyogyanya PTS/PTK ini disambut secara positif. Bagi
pemula, sebaiknya mulailah dengan masalah-masalah yang tidak terlalu luas.
Penguasaan prosedur melakukan PTS/PTK sangat penting, dan ini hanya dapat
diperoleh melalui latihan yang berkelanjutan (rule of practice). Pada akhirnya,
diharapkan PTS/PTK ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
pengawas/guru, suatu aspek yang menunjang profesionalismenya.
Peningkatan profesionalisme adalah suatu tantangan bagi praktisi pendidikan.
Diharapkan PTS/PTK dipandang sebagai kesempatan untuk menjawab tantangan
tersebut. Naskah ini diharapkan dapat memberi bekal kepada pengawas/guru
dalam upaya mengisi tantangan tersebut.
Daftar Pustaka
Blaine R.Worthen and James R. Sandrs.1981.Educational Evaluation: Theory and Practice.Ohio : Charles A.Jones Publishing Company.
Clive Opie. 2004. Doing Educational Researcg (A Guide to Fist Time Researchers). London : SAGE Publications Ltd.
Dantes Nyoman. 2009. Kerangka Dasar Penelitian Kuantitatif. Makalah. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia
David Middlewood, Marianne Coleman, and Jacky Lumby. 2004. Practitioner Research in Education (Making a Difference). London : Paul Chapman Publishing.Ltd.
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat PMPTK
Donald McIntyre (Eds).1997. Teacher Education Research in a New Context. London : Paul Chapman Publishing.Ltd.
Geoffrey Walford (Eds). 1998. Doing Research About Education. London : Falmer Press.
Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.
Kemmis and Mc Taggart. 1994 The Action Research Planner, Melbourne: Dekain University
Louis Cohen and Lawrwncw Manion. 1996. Research Methods in Education (Fourth Edition). London : Routledge.
Martyn Hammersley (Eds). 2002. Educational research (Current Issues). London : Paul Chapman Publishing.Ltd.
McNiff, J. 1992. Action Research for Professional Development. London: Sage Publications
Michael Crossley and Keith Watson. 2003. Comparative and International Research in Education (Globalisation, Context and difference).London : Routledge Falmer.
Peter Freebody. 2004. QualitativeResearch in Education (Interaction and Practice). London : SAGE Publications Ltd.
Puguh, Muhammad, 2008. Berlatih Bersama Sebagai Strategi Alternatif Peningkatan Kemampuan Kepala sekolah dalam Melakasakan supervisi klinis guru SMA/MA negeri/Swasta kota Batu, Laporan hasil penelitian
tindakan sekolah. Blockgrant PTS Dirjen PMPTK 2008.
Stringer, E.T. 1999. Action Research 2Ed. London: Sage Publications. Tuckman, Bruce W., 1997. Conducting Educational Research. New York
:Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Webb, G. 1996. ‘Becoming Critical of Action Research for Develompent’. Dalam Zuber-Skerritt, O. (Ed.). New Directions in Action Research. London: The Falmer Press.
KONSEP DASAR DAN PROSEDURPENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH