Top Banner
VIRUS Virus adalah parasit intrasel obligat yang bergantung pada perangkat metabolik sel untuk berkembang biak. Virus terdiri atas genom asam nukleat yang dikelilingi oleh sebuah selaput protein (disebut kapsid) yang kadang- kadang terbungkus oleh suatu membran lemak. Virus diklasifikasikan berdasarkan genom asam nukleatnya (DNA atau RNA, tetapi tidak keduanya), bentuk kapsid (ikosahedral atau heliks), ada tidaknya selubung lemak, cara replikasi, jenis sel yang digunakan untuk replikasi (disebut tropisme), atau jenis patologi. Karena berukuran hanya 20 sampai 300 nm, virus paling baik jika dilihat dengan mikroskop elektron. (Kumar : 2009) ISTILAH & DEFINISI DALAM VIROLOGI a. Kapsid: Selubung protein, atau lapisan, yang menyelubungi genom asam nukleat. b. Kapsomer: Unit morfologi yang terlihat pada mikroskop elektron di permukaan partikel virus ikosahedral. Kapsomer merupakan sekelompok polipeptida, tetapi unit-unit morfologi tidak perlu sesuai dengan sifat kimia unit struktur. c. Selubung (Envelope): Membran yang mengandung Iipid yang mengelilingi beberapa partikel virus. Selubung tersebut diperoleh selama maturasi virus
23

( Virus Jamur )

Dec 22, 2015

Download

Documents

Ihda Paridah

virus dan jamur
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ( Virus Jamur )

VIRUS

Virus adalah parasit intrasel obligat yang bergantung pada perangkat

metabolik sel untuk berkembang biak. Virus terdiri atas genom asam nukleat yang

dikelilingi oleh sebuah selaput protein (disebut kapsid) yang kadang- kadang

terbungkus oleh suatu membran lemak. Virus diklasifikasikan berdasarkan genom

asam nukleatnya (DNA atau RNA, tetapi tidak keduanya), bentuk kapsid

(ikosahedral atau heliks), ada tidaknya selubung lemak, cara replikasi, jenis sel

yang digunakan untuk replikasi (disebut tropisme), atau jenis patologi. Karena

berukuran hanya 20 sampai 300 nm, virus paling baik jika dilihat dengan

mikroskop elektron.

(Kumar : 2009)

ISTILAH & DEFINISI DALAM VIROLOGI

a. Kapsid: Selubung protein, atau lapisan, yang menyelubungi genom asam

nukleat.

b. Kapsomer: Unit morfologi yang terlihat pada mikroskop elektron di

permukaan partikel virus ikosahedral. Kapsomer merupakan sekelompok

polipeptida, tetapi unit-unit morfologi tidak perlu sesuai dengan sifat

kimia unit struktur.

c. Selubung (Envelope): Membran yang mengandung Iipid yang

mengelilingi beberapa partikel virus. Selubung tersebut diperoleh selama

maturasi virus dengan proses budding suatu proses reproduksi aseksual

melalui membran sel Glikoprotein yang dikode virus terpajan pada

permukaan selubung proyeksi yang disebut peplomer.

d. Nukleokapsid: Kompleks asam nukleat protein yang merupakan bentuk

kemas genom viral. Istilah tersebut sering digunakan pada kasus yang

nukleokapsidnya merupakan substruktural partikel virus yang lebih

kompleks.

e. Unit struktural: Protein dasar yang membangun cetakan lapisan. Unit

tersebut biasanya merupakan kumpulan lebih dari satu subunit protein

yang tidak identik, unit struktural sering diesbut sebagai protomer.

Page 2: ( Virus Jamur )

f. Virion: Partikel virus yang lengakp. Pada beberapa keadaan (missal

Papilomavirus, picornavirus), virion identik dengan nukleokapsid. Pada

virion lebih kompleks (herpesvirus) termasuk nukleokapsid ditambah

selubung sekitar. Struktur tersebut, virion berperan untuk memindahkan

asam nukleat virus dari satu sel ke sel lain.

(Brooks : 2012)

Gambar : Partikel Virus lengkap (Virion). A: Virus dengan

Selubung simetri ikosahedral. B: Virus dengan

Simetri heliks.

Komposisi kimiawai virus

a. Protein Virus

Protein struktural virus memiliki beberapa fungsi penting. Manfaat

utama protein tersebut adalah untuk memfasilitasi transfer asam nukleat

virus dari satu sel pejamu ke sel pejamu Iain. Protein tersebut berfungsi

untuk melindungi genom virus dari inaktivasi oleh nuklease, berpartisipasi

dalam perlekatan partikel virus ke sel yang rentan, dan memberikan

Page 3: ( Virus Jamur )

simetri struktural bagi partikel virus. Protein menentukan karakteristik

antigenik suatu virus. Respons imun pejamu memiliki target berupa

determinan antigenik protein atau glikoprotein yang terekspos pada

permukaan partikel virus. Beberapa protein permukaan dapat pula

memiliki aktivitas spesifik, misalnya hemaglutinin virus influenza

mengaglutinasi sel darah merah.

Beberapa virus memiliki enzim (yang merupakan protein) di dalam

virion. Enzim- enzim tersebut terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit

dan mungkin tidakpenting dalam struktur partikel virus, tetapi mereka

penting untuk inisiasi siklus replikasi virus saat virion memasuki sel

pejamu. Contoh-contohnya, meliputi polimerase RNA yang dibawa oleh

virus dengan genom RNA sense-negatif (misalnya, orthomyxovirus,

rhabdovirus) yang diperlukan untuk menyalin mRNA pertama, dan reverse

transkriptase, suatu enzim dalam retrovirus yang membuat salinan DNA

dari RNA virus, suatu langkah penting dalam replikasi dan transformasi.

Contoh yang ekstrem adalah poxvirus yang bagian intinya mengandung

suatu sistem transkripsi; banyak enzim yang berbeda terdapat dalam

partikel poxvirus.

(Brooks:2012)

b. Asam Nukleat Virus

Virus mengandung satu macam asam nukleat DNA atau RNA yang

menyandi informasi genetik yang diperlukan untuk replikasi virus. Genom

dapat berbentuk sirkular atau linear, untai-tunggal atau untai-ganda, dan

bersegmen atau tak bersegmen. Jenis asam nukleat, untaiannya, dan

ukurannya merupakan ciri-ciri utama yang digunakan untuk

menggolongkan virus ke dalam famili-famili. Ukuran genom DNA virus

berkisar dari 3,2 kbp (hepadnavirus) hingga 375 kbp (porvirus). Ukuran

genom RNA virus berkisar dari sekitar 7 kb (beberapa picornavirus dan

astrovirus) hingga 30 kb (coronavirus).

Semua kelompok utama virus DNA rnemiliki genom berupa

molekul DNA tunggal dan memiliki konfigurasi linear atau sirkular.

Page 4: ( Virus Jamur )

RNA virus terdapat dalam beberapa bentuk. RNA dapat berupa

molekul linear tunggal (misalnya, picornavirus). Untuk virus-virus lain

(misalnya, orthomrxovirus), genom terdiri atas beberapa segmen RNA

yang dapat berikatan secara longgar di dalam virion. RNA (saja) dari virus

dengan genom sense-positif (yaitu, picornavirus, togavirus) bersifat

infeksius, dan molekulnya berfungsi sebagai mRNA di dalam sel yang

terinfeksi. RNA (saja) dari virus RNA sense-negatif seperti rhabdovirus

dan orthoml.xovirus, tidak infeksius. Pada famili-famili virus tadi, virion

memiliki polymerase RNA yang di dalam sel akan mentranskripsi molekul

RNA genomik menjadi beberapa moiekul RNA komplementer, masing-

masing dapat berperan sebagai mRNA.

Sekuens dan komposisi nukleotida tiap asam nukleat virus bersifat

khas. Banyak genom virus yang telah berhasil disekuens. Sekuens dapat

memperlihatkan hubungan genetik antarisolat, termasuk hubungan yang

tak terduga antara virus-virus yang sebelumnya tidak diperkirakan

berkerabat erat.

(Brooks:2012)

c. Selubung Lipid Virus

Beberapa virus yang berbeda memiliki selubung lipid sebagai

bagian struktur mereka. Lipid diperoleh saat nukleokapsid virus

"menonjol" keluar membran sel selama terjadinya pematangan. Pertunasan

tersebut hanya terjadi di ternpat-tempat yang membran sel penjamunya

telah disisipi protein spesifik virus. Proses pertunasan sangat bervariasi

bergantung pada strategi replikasi virus dan struktur nukleokapsid

Komposisi fosfolipid spesifik suatu selubung virion ditentukan

oleh jenis spesifik membran sel yang terlibat dalam proses pertunasan

Sebagai contoh, herpesvirus bertunas menembus membrane inti sel

pejamu, dan komposisi fosfolipid virus yang telah dimurnikan setara

dengan lipid pada membran inti. Akuisisi membran yang mengandung

lipid merupakan tahap integral dalam morfogenesis virus pada beberapa

kelompok virus. Selalu terdapat Protein terglikosilasi virus yang menonjol

dari selubung dan terekspos pada permukaan luar partikel virus. Terdapat

Page 5: ( Virus Jamur )

protein tak terglikosilasi yang berasal dari Virus di bawah selubung tadi

vang menambatkan partikel tersebut menjadi satu.

(Brooks:2012)

d. Glikoprotein Virus

Selubung virus mengandung glikoprotein. Berlawanan dengan

lipid dalam membran virus yang berasal dari sel penjamu, glikoprotein

virus disandi oleh virusitu sendiri. Namun, gula yang ditambahkan ke

glikoprotein sering kali mencerminkan sel pejamu tempat bertumbuhnya

virus. Glikoprotein permukaan pada virus berselubung-lah yang

melekatkan Partikel virus ke sel target melalui interaksi dengan reseotor

sel.

(Brooks:2012)

Virus DNA

Virus DNA dapat berbetuk untai ganda (double stranded, ds) maupun

untai-tunggal (single stranded,ss). Ukuran genom DNA virus berkisar dari 3,2

kbp (hepadnavirus) hingga 375 kbp (porvirus). Virus DNA biasanya bereplikasi

dalam nucleus sel pejamu, memproduksi polymerase yang memproduksi DNA

virus. DNA virus biasanya tidak bergabung dalam DNA kromosom pejamu.

(Gillespie : 2007)

Tinjauan Mengenai Virus yang Mengandung-DNA

a. Parvovirus

Parvovirus adalah virus-virus berukuran sangat kecil dengan ukuran

partikel sebesar 18-26 nm. Partikel-partikel tersebut memiliki simetri kubik,

dengan 32 kapsomer, tetapi mereka tidak berselubung. Genomnya berupa

DNA untai-tunggal Iinear, berukuran 5,6 kb. Replikasi hanya terjadi dalam

sel-sel yang aktif membelah, pembentukan kapsid terjadi didalam nucleus se;-

sel yang terinfeksi. Virus ini dapat menyebabkan kematian janin.

Page 6: ( Virus Jamur )

b. Polyomavirus

Polyomavirus adalah virus kecil (45 nm), tak berselubung, stabil-

panas, resisten eter yang memiliki simetri kubik, dengan 72 kapsomer.

Genomnya adalah DNA untai-gandasirkular, berukuran 5 kbp. Agen-agen

tersebut memiliki siklus pertumbuhan yang lambat, memacu sintesis DNA

sel, dan bereplikasi di dalam nukleus. Polyomavirus yang paling dikenal

adalah virus C, agen penyebab leukoensefalopati multifokal progresil dan

virus BK yang menyebabkan nefropati pada resipien transplan. SV40 juga

menginfeksi manusia dan telah ditemukan dari tumor pada manusia.

c. Papillomavirus

Papillomavirus dahulu merupakan anggota famili Papovaviridae.

mirip dengan polyomavirus dalam beberapa aspek, tetapi memiliki genom

yang lebih besar (8 kpb) dan ukuran partikel yang juga lebih besar (55

nm). Terdapat banyak genotipe papiliomavirus manusia, dikenal juga

sebagai virus "kutil” beberapa tipe merupakan penyebab kanker genitalia

pada manusia. Papillomavirus sangat spesifik terhadap pejamu dan

jaringan. Banyak spesies hewan yang membawa papillomavirus.

d. Adenovirus

Adenovirus adalah virus-virus berukuran sedang (70-90 nm), tak

berselubung yang memiliki simetri kubik, dengan 252 kapsomer. Serabut

menjulur dari kapsomer verteks. Genomnya berupa DNA untai-ganda,

linear, berukuran 26- 45 kbp. Replikasi terjadi di dalam nukleus.Pola

splicing yang kompleks menghasilkan mRNA. Beberapa adenovirus

menyebabkan penyakit pernapasan akut, konjungtivitis, dan

gastroenteritis.

e. Hepadnavirus

Hepadnavirus adalah virus kecil (40-48 nm) yang mengandung

rnolekul DNA untai-ganda sirkular yang berukuran 3,2 kpb. DNA virus

dalam partikel mengandung satu sel untai-tunggal vang besar. Replikasi

Page 7: ( Virus Jamur )

melibatkan perbaikan sel untai-tunggal di dalam DNA, transkripsi RNA,

dan transkripsi terbalik RNA untuk membuat DNA genomik. Virus

tersebut terdiri dari satu nukleokapsid ikosahedral 27-nm vang terletak

dalam selubung yang melekat erat dan nengandung lipid dan antigen viral

Permukaan. Hepadnavirus menyebabkan hepatitis akut dan kronis; infeksi

persisten berkaitan dengan risiko tinggi mengalami kanker hepar.

Beberapa tipe virus

f. Herpesvirus

Herpesvirus adalah suatu famili besar virus yang berdiameter 50-

200 nm. Nukleokapsid virus berdiameter 100 nm, dengan simetri kubik

dan 162 kapsomer yang dikelilingi oleh selubung mengandung-lipid.

Genomnya adalah DNA untai-ganda, linear, berukuran 125-240 kbp.

Adanya sekuens berulang di bagian tengah dan terminal DNA

menyebabkan terjadinnya beberapa bentuk isomerik DNA genomik.

Herpesvirus manusia, meliputi herpes simplex tipe I dan 2 (lesi oral dan

genital), virus varicella-zoster (cacar air dan dampa/shingle).

g. Poxvirus

Poxvirus adalah virus ovoid atau berbentuk bata yang berukuran

besar, memiliki panjang 220-450 nm x lebar 140-260 nrn x tebal 1.10-260

nm. Struktur partikelnya kompleks, dengan selubung mengandung lipid.

Genomnya merupakan DNA untai-ganda linear, berikatan secara kovalen,

berukuran 130-375 kbp. Partikel poxvirus mengandung sekitar 100

protein, banyak di antaranya merniliki aktivitas enzimatis, seperti RNA

polimerase yang bergantung pada DNA. Replikasi seluruhnya terjadi

dalam sitoplasma sel. Semua poxvirus cenderung menyebabkan lesi kulit.

Beberapa patogenik terhadap manusia (cacar, vaccinia, moluskum

kontagiosum).

(Brooks:2012)

Page 8: ( Virus Jamur )

Gambar : Bentuk Virus DNA untai ganda

dan Untai tunggal

Virus RNA

Virus RNA memilik rantai untai tunggal RNA dan mengadopsi strategi

reproduksi yang berbeda tergantung apakah RNA bersifat sense atau antisense.

RNA sense (positif) dapat bertindak langsung sebagai mRNA. mRNA ini

ditranlasi kedalam protein structural dan suatu RNA polymerase yang tergantung

RNA. Virus dengan RNA antisense (negative) mengandung RNA polymerase

yang tergantung RNA mentranskripsi genom virus kedalam RNA. Ukuran genom

RNA virus berkisar dari sekitar 7 kb (beberapa picornavirus dan astrovirus)

hingga 30 kb (coronavirus).

(Gillespie : 2007)

Tinjauan Mengenai Virus yang Mengandung-RNA

a. Picornavirus

Picornavirus merupakan virus yang berukuran kecil (28-30 nm),

resisten terhadap eter yang memiliki simetri kubik. Genom RNA merupakan

untai-tunggal dan sense-posilif (yaitu dapat berfungsi sebagai mRNA) dan

berukuran 7,2-8,4 kb. Grup yang menginfeksi manusia adalah enterovirus,

rhinovirusdan hepatovirus. Rhinovirus bersifat labil asam dan memiliki

densitas tinggi, enterovirus bersifat stabil asam dan memiliki densitas rendah.

Page 9: ( Virus Jamur )

Picornavirus yang menginfeksi hewann meliputi penyakit kaki-dan-mulut

pada ternak dan ensefalo miokarditis pada hewan pengerat.

b. Astrovirus

Astrovirus memiliki ukuran yang serupa dengan picornavirus ( 28-

30nm) tetapi partikel-partikelnya memperlihatkan bentuk-bintang yang

khas pada permukaan mereka. Genomnya merupakan RNA untai-tunggal,

linear, sense positif. Berukuran 6,4-7,4 kb. Agen-agen ini mungkin

menyebabkan gastroenteritis pada hewan dan manusia

c. Calicivirus

Calicivirus adalah virus yang serupa dengan picornavirus, tetapi

sedikit lebih besar (27-40 nm). Partikelnya tampak memiliki cekungan

berbentuk mangkuk pada permukaannya. Genomnya merupakan RNA

untai tunggal, sense positif berukuran 7,4-8,3 kb; virion tidak memiliki

selubung Salah satu patogen manusia yang penting adalah virus Norwaik

penyebab gastroenteritis akut epidemik.

d. Hepevirus

Hepevirus adalah virus yang serupa dengan calicivirus partikel-

partikelnya kecil (27-34 nm) dan resisten terhadap eter. Genomnya

merupakan RNA untai-tunggal, sense positif, berukuran 7,2 kb. Virus

hepatitis E.

e. Reovirus

Reovirus adalah virus tak berselubung, berukuran sedang (60-80

nm), resisten eter yang memilik simetri ikosahedral. Partikel-partikelnya

memiliki dua atau tiga pembungkus protein dengan saluran-saluran yang

membentang dari permukaan hingga ke inti; duri-duri pendek menonjol

dari permukaan virion. Genomnya merupakan RNA untai-ganda, linear,

bersegmen (10-12 segmen) yang berukuran total 16- 27 kbp. Segmen

RNA individual memiliki ukuran yang berkisar dari 680 hingga 3900 bp.

Page 10: ( Virus Jamur )

Replikasi terjadi di dalam sitoplasma. Reovirus pada manusia

menyebabkan gastroenteritis.

(Brooks:2012)

Gambar : Bentuk Virus RNA untai tunggal positif

dan untai tunggal negative

JAMUR

Jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang berarti

tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang

memiliki tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan.

Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung

kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya

memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau

berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi

Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu

dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora. Dinding

sel jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang dominan. Kitin

Page 11: ( Virus Jamur )

adalah polimer dari gugus amino yang lebih memiliki karakteristik seperti tubuh

serangga daripada tubuh tumbuhan. Spora jamur terutama spora yang diproduksi

secara seksual berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan (bentuk)

dan metode produksinya

(Gandjar, et al., 2006).

Banyak jamur yang sudah dikenal peranannya, yaitu jamur yang tumbuh

di roti, buah, keju, ragi dalam pembuatan bir, dan yang merusak tekstil yang

lembab, serta beberapa jenis cendawan yang dibudidayakan. Beberapa jenis

memproduksi antibiotik yang digunakan dalam terapi melawan berbagai infeksi

bakteri. Diantara semua organisme, jamur adalah organisme yang paling banyak

menghasilkan enzim yang bersifat degradatif yang menyerang secara langsung

seluruh material oganik. Adanya enzim yang bersifat degradatif ini menjadikan

jamur bagian yang sangat penting dalam mendaur ulang sampah-sampah alam,

dan sebagai dekomposer dalam siklus biogeokimi

(Gandjar, et al., 2006).

Klasifikasi Jamur

Jamur tercakup di dalam salah satu dari kategori taksonomi, dibedakan

atas dasar tipe spora, morfologi hifa dan siklus seksualnya. Kelompok-kelompok

ini adalah : Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan

Deuteromycetes. Terkecuali untuk deuteromycetes, semua jamur menghasilkan

spora seksual yang spesifik. (Gunawan:2008)

Page 12: ( Virus Jamur )

Tabel : Pengelompokan Jamur

a. Oomycetes

Dikatakan sebagai jamur air karena sebagian besar anggotanya hidup di air

atau di dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Miseliumnya terdiri

atas hifa yang tidak bersekat, bercabang, dan mengandung banyak inti. Hidup

sebagai saprofit dan ada juga yang parasit. Pembiakan aseksualnya dengan

zoospora, dan dengan sporangium untuk yang hidup di darat. Pembiakan

seksualnya dengan oospora. Beberapa contoh dari kelompok ini antara lain:

Saprolegnia sp., Achya sp., Phytophtora sp. (Gunawan : 2008 )

b. Zygomycetes

Kelompok Zygomycetes terkadang disebut sebagai “jamur rendah” yang

dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat (coneocytic), dan berkembang biak

secara aseksual dengan zigospora. Kebanyakan anggota kelompok ini adalah

saprofit.

Pilobolus, Mucor, Absidia, Phycomyces termasuk kelompok ini; Rhizopus

nigricans adalah contoh dari anggota kelompok ini, berkembang biak juga

melalui hifa yang koneositik dan juga berkonjugasi dengan hifa lain. Rhizopus

nigricans juga mempunyai sporangiospora. Ketika sporangium pecah,

Page 13: ( Virus Jamur )

sporangiospora tersebar, dan jika mereka jatuh pada medium yang cocok akan

berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru. Spora seksual pada kelompok

jamur ini disebut zygospora (Tortora, et al., 2001).

Gambar : Daur Hidup Zygomycetes

c. Ascomycetes

Golongan jamur ini dicirikan dengan sporanya yang terletak di dalam

kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di dalamnya

terbentuk spora yang disebut askuspora. Setiap askus biasanya menghasilkan 2-8.

Kelas ini umumnya memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium askus

atau stadium aseksual. Perkembangbiakan aseksual ascomycetes berlangsung

dengan cara pembelahan, pertunasan, klamidospora, dan konidium tergantung

kepada spesies dan keadaan sekitarnya. Selain itu, kebanyakan Ascomycetes

mikroskopis, hanya sebagian kecil yang memiliki tubuh buah. Pada umumnya hifa

terdiri atas sel-sel yang berinti banyak. (Gunawan : 2008 )

Page 14: ( Virus Jamur )

Gambar : Daur Hidup Ascomycetes

d. Basidiomycetes

Basidiomycetes dicirikan memproduksi spora seksual yang disebut

basidiospora. Kebanyakan anggota basiodiomycetes adalah cendawan, jamur

payung dan cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, yang spora

seksualnya menyebar di udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging

lainnya. Struktur tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa

haploid hasil dari formasi sel dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti

yang disumbangkan oleh sel yang kompatibel secara seksual. Sel-sel yang diploid

membelah secara meiosis menghasilkan basidiospora yang haploid. Basidiospora

dilepaskan dari cendawan, menyebar dan berkecambah menjadi hifa vegetatif

yang haploid.

Kelas basiodiomycetes ditandai dengan adanya basidiokarp yang

makroskopik kecuali yang hidup sebagai parasit pada daun dan pada bakal buah

menerangkan bahwa karakteristik dari Basiodiomycetes antara lain kebanyakan

makroskopik, sedikit yang mikroskopik. Basidium berisi 2-4 basiodiospora,

masing-masing pada umumnya mempunyai inti satu. Diantara Basiodiomycetes

ada yang berguna karena dapat dimakan, tetapi banyak juga yang merugikan

karena merusak tumbuhan, kayu-kayu dan perabot rumah tangga. Selain itu tubuh

Basidiomycetes terdiri dari hifa yang bersekat dan berkelompok padat menjadi

semacam jaringan, dan tubuh buah menonjol daripada Ascomycetes. Misellium

terdiri dari hifa dan sel-sel yang berinti satu hanya pada tahap tertentu saja

Page 15: ( Virus Jamur )

terdapat hifa yang berinti dua. Pembiakan vegetatif dengan konidia. Pada

umumnya tidak terdapat alat pembiakan generatif, sehingga lazimnya

berlangsung somatogami. Anyaman hifa yang membentuk mendukung himenium

disebut himenofore. Himenofore dapat berupa rigi-rigi, lamella, papan-papan dan

dengan demikian menjadi sangat luas permukaan lapis himenium.

(Gunawan : 2008 )

Gambar : Daur hidup Basidiomycetes

e. Deuteromycetes

Ada beberapa jenis jamur belum diketahui siklus reproduksi seksualnya

(disebut fase sempurna). Jamur ini “tidak sempurna” karena belum ada spora

seksual mereka yang ditemukan. Anggota kelompok ini berkembang biak dengan

klamidospora, arthrospora, konidiospora, pertunasan juga terjadi. Deuteromycetes

juga memiliki hifa yang bersekat (Tortora, et al., 2001).

Page 16: ( Virus Jamur )

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, KG., Rengganis, I.2014. Imunologi Dasar edisi 11. Jakarta: FKUI

Brooks, GF., Butel, JS.2012. Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi

Kedokteran edisi 25. Jakarta; EGC

Kumar, V., Abbas, AK., Fausto, N. 2009. Robbins&Cotran Dasar Patologis

Penyakit edisi 7. Jakarta: EGC

Gunawan, AW.2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: PT Penebar Swadaya

Tortora, GJ., Funke, BR. 2012. Microbiology: An Introduction edisi 1. Pearson

Education