1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar adalah hasil akhir
siswa setelah melakukan proses belajar-
mengajar. Menurut Dalyono faktor- faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar adalah faktor internal (kesehatan,
intelegensi dan bakat, minat dan motivasi,
cara belajar) faktor eksternal (keluarga,
sekolah, masyarakat, lingkungan sekitar)1.
Dari faktor- faktor ini, yang akan di bahas
adalah perbedaan sistem belajar siswa
yang mempengaruhi prestasi belajar, dan
nilai- nilai hasil dari proses belajar-
mengajar di kelas.
Kurikulum yang digunakan pada
penyelenggraan program Boarding School
di MAN 2 Surakarta meliputi kurikulum
Nasional yakni Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP (bagi siswa Klas 11)
dan Kurikulum Baru 2013 (bagi Klas 10)
yang diperkaya dengan kurikulum religial
(keagamaan) dengan mempertimbangkan
1 . Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta. 1997). Hlm.55.
muatan lokal dan Entrepreneurial (jiwa
dan semangat wirausaha), sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki daya
saing pada aspek keagamaan, keilmuwan,
karakter (glokalisasi: wawasan global
tanpa meninggalkan kearifan lokal).
Dengan alasan inilah, MAN 2 Surakarta
berusaha menfasilitasi peserta didik demi
kenyamanan belajar untuk mencapai
prestasi .
Berdasarkan uraian di atas, Penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian
tentang perbedaan prestasi belajar antara
siswa kelas boarding school dan kelas
regular di MAN 2 Surakarta . Baik
perbedaan dalam sistem yang diatur oleh
pihak sekolah untuk mengetahui adanya
perbedaan dalam prestasi belajar siswa,
dan nilai- nilai hasil belajar siswa kelas
boarding school dan kelas regular.
Penelitian ini fokus untuk para siswa-
siswi kelas sebelas dalam mata pelajaran
agama Islam.
Rumusan Masalah
2
Berdasarkan latar belakang dan kerangka
teoritik di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengajukan rumusan masalah
sehingga menarik untuk di teliti, rumusan
masalah tersebut sebagai berikut: “Adakah
perbedaan prestasi belajar antara siswa
kelas boarding school dan kelas regular ?”
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan
prestasi belajar antara siswa kelas
boarding school dan regular.
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah
a. Menambah ilmu dan wawasan dalam
hal membedakan prestasi belajar
siswa. Sebagai sumber bacaan bagi
calon pendidik. Manfaat Praktis
b. Dengan di adakannya penelitian ini
maka dapat di ketahui bagaimana
prestasi belajar antara siswa kelas
boarding school dan reguler.
Penelitian ini di harapkan bisa
membantu para guru dalam hal
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sebagai pedoman bagi penulis
berikutnya. Untuk menindak lanjuti
dalam pengembangan penelitian pada
aspek lain.
Tinjauan Pustaka
Fungsi tinjauan pustaka adalah
mengemukakan secara sistematis tentang
hasil- hasil yang di peroleh peneliti
terdahulu, terutama hasil penelitian yang
ada hubungannya dengan permasalahan
yang di angkat dalam penelitian ini. Yaitu :
1. Hendra Dharmaputra, (UMS, 2006),
dalam skripsi yang berjudul
Perbandingan Pembelajaran
Kemuhammadiyahan Pada Kelas
Unggulan dan Non Unggulan (di SMP
muhammadiyah 1 Surakarta). Dalam
penelitian ini, penulis membahas ada
atau tidak adanya perbedaan dan
permasalahan untuk pembelajaran
kemuhammadiyahan di kelas
unggulan dan kelas non unggulan.
2. Rohidin (UIN Syarif Hidayatullah,
2006). Pengaruh Tingkat pendidikan
dan Dorongan orang Tua Terhadap
3
prestasi belajar Anak kelas II (di SMK
Triguna Ciputat Tangerang ).
Dorongan dari keluarga terutama
orang tua sangat berpengaruh untuk
prestasi belajar anak, dalam skripsi di
jelaskan secara rinci cara peningkatan
prestasi belajar siswa, peneliti juga
menggunakan angket untuk
melengkapi data- data.
3. Yanar Tri Isnaeni (UNNES, 2005).
Efektifitas Layanan pembelajaran
Bidang Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Prestasi Pelajar Siswa
Kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Pelajaran 2004/ 2005. Dalam
skripsi ini, penulis merincikan cara-
cara meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas II di SMPN 16 Semarang.
Karena ada perbedaan nilai prestasi
siswa, ada yang di atas rata- rata ada
juga yang di bawah rata- rata. Dari
sinilah penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana caranya meningkatkan
prestasi belajar dari semua siswa.
Tinjauan Teoritik
1. Pengertian Prestasi Belajar
Merupakan suatu pencapaian dalam
pendidikan sebagai bukti tercapainya suatu
tujuan pendidikan. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, prestasi yaitu hasil yang
telah di capai2. Belajar yaitu berusaha
mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh
ilmu pengetahuan3. Jadi, dapat di
simpulkan bahwa, prestasi belajar adalah
suatu pencapaian hasil belajar untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
a. Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar
Suatu tujuan pasti ada upaya
yang harus di lakukan untuk
meningkatkan prestasi belajar.
Menurut Phil Race (1999: 1)
jangan hanya bekerja keras,
bekerjalah dengan cerdas. Yakinlah
bahwa tiap- tiap komponen bekerja
dengan cerdas merupakan bagian
dari cara belajar anda. Berikut cara-
cara belajar dengan cerdas: 1.
Mencapai hasil belajar yang tinggi 2Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1213 3Ibid, hlm. 23
4
(efektif). 2. Efisien dan ekonomis
(manajemen waktu yang baik). 3.
Seimbang (manajemen tugas yang
baik). Bekerja cerdas juga berarti,
1. Menunjukkan anda belajar harus
sukses (dalam komunikasi lisan
atau tulisan). 2. Menyiapkan buah
keberhasilan. 3. Memperoleh
control belajar, dan mengawasinya
sehingga anda dapat
meningkatkannya. 4. Jagalah
perspektif belajar, dan buatlah
menjadi bagian yang alami dalam
kehidupan yang normal4.
b. Faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Faktor- faktor yang
mempengaruhi proses tersebut,
yaitu: faktor internal dan faktor
external. Berikut penjelasannya:
a. Faktor internal terdiri dari:
1. Kesehatan
2. Intelegensi
3. Motivasi
4. Rice, phil, Meraih Prestasi Puncak Akademis,
(Jakarta:PT INDEKS Kelompok Gramedia, 1990),
hlm. 1
4. Cara belajar
b. Faktor external terdiri dari:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat dan lingkungan
sekitar5.
2. Boarding School
a. PengertianBoarding School
Dalam bahasa Indonesia, boarding
school mempunyai arti sekolah asrama.
Dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah)
yang di lengkapi dengan boarding school,
di mana, siswa- siswinya di wajibkan
untuk tinggal di asrama. Asrama itu di
lengkapi dengan fasilitas penunjang dan
pelajaran tambahan (tutorial) untuk
meningkatkan kualitas siswa- siswi
tersebut.
Secara global, pendidikan islam di
indonesia adalah podok pesantren dan
madrasah. Pada masa awal berdirinya
sebagian besar madrasah di indonesia lebih
banyak memberikan ilmu- ilmu
5 Fathurrohman Muhammad& Sulistyorini, Belajar
Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Sesuai Standart nasional, (Yogjakarta: Teras,
2012). Hlm. 20
5
keagamaan dari pada ilmu- ilmu umum.
Namun terjadilah perubahan yaitu setelah
keluarnya surat keputusan bersama tiga
menteri (SKB 3 Menteri) yaitu, Menteri
Agama, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri.
Maka, semua madrasah mengubah
kurikulumnya menjadi 70% bidang study
umum, dan 30% bidang study agama. Hal
tersebut berlaku bagi madrasah yang di
kelola Departemen Agama yaitu Madrasah
Negeri (MAN)6.
b. Tujuan Boarding School
Boarding school bisa juga di sebut
dengan pondok pesantren. Adapun tujuan
dari boarding school itu sendiri adalah. 1.
Untuk mencetak generasi muda yang
islami, tidak hanya memberikan pelajaran
umum, tetapi di lengkapi dengan pelajaran
agama yang memadai. 2. Untuk
membentuk kedisiplinan, di dalam
boarding school terdapat peraturan tertulis
yang mengatur para siswa mulai dari
bangun tidur sampai tidur kembali. Semua 6 . Nashir, Ridlwan, Format pendidikan Ideal
Pondok Pesantren di Tengah Arus perubahan.
(Yogjakarta: pustaka belajar, 2005). Hlm. 57
itu merupakan peraturan yang harus di
tepati dan bila di langgar akan
mendapatkan sanksi dari pengurus. 3.
Untuk membentuk generasi yang
berakhlakul karimah, seorang siswa yang
cerdas dan berakhlaq mulia, selalu berfikir
sebelum bertidak7.
3. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan
Pembelajaran
Belajar menurut pandangan Skinner,
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responya menurun. Dalam belajar di
temukan adanya hal sebagai berikut: 1.
Kesempatan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan respon belajar. 2. Respon
belajar, dan 3. Konsekuensi yang bersifat
respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada
stimulus yang menguatkan konsekuansi
tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon
dari pembelajar yang baik di beri hadiah.
7 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini,
Belajar dan Pembelajaran Membantun
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standard
Nasional (Yogjakarta: Teras, 2012), hlm. 20
6
Sebaliknya, respon yang tidak baik diberi
teguran dan hukuman8.
Pembelajaran dapat di artikan sebagai
kegiatan yang di tujukan untuk
membelajarkan siswa. Pembelajaran di
maksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan terjadinya belajar pada diri
siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran,
terdapat dua aspek penting, yaitu: hasil
belajar berupa perubahan perilaku pada
diri siswa dan proses hasil belajar berupa
sejumlah pengalaman intelektual,
emosional dan fisik pada siswa.
Pembelajaran juga berarti meningkatkan
kemampuan kognitif (daya pikir), afektif
(tingkah laku) dan psikomotorik
(keterampilan siswa), kemampuan tersebut
di kembangkan bersama dengan perolehan
pengalaman- pengalaman belajar9.
Menurut Gagne, belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar
berupa kapabilitas. Setelah belajar orang
8 . Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran (Jakarta: Asdi Mahasatya,2006),
hlm, 9 9 . Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini,
Belajar dan Pembelajaran Membantun
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standard
Nasional (Yogjakarta: Teras, 2012), hlm. 9
memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas
tersebut adalah dari, 1. Stimulasi yang
berasal dari lingkungan, 2. Proses kognitif
yang di lakukan oleh pembelajar. Dengan
demikian, belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas
baru. Gagne berpendapat bahwa, dalam
belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi
sembilan fase. Tahapan itu sebagai berikut:
1. Persiapan untuk belajar, 2. Pemerolehan
dan unjuk perbuatan (performasi), 3. Alih
belajar. Pada tahap persiapan di lakukan
tindakan mengarahkan perhatian,
pengharapan dan mendapatkan kembali
informasi. Pada tahap pemerolehan dan
performasi digunakan untuk persesi
selektif, sandi semantic, pembangkitan
kembali dan respons, serta penguatan.
Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan
untuk pembangkitan, dan pemberlakuan
secara umum. Adanya tahap dan fase
7
belajar tersebut mempermudah guru untuk
melakukan pembelajaran10
.
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar di maksudkan untuk
memberikan landasan belajar, yaitu dari
bekal pengetahuan yang sudah dimiliki
peserta didik sampai ke pengetahuan
berikutnya. Tujuan belajar dan
pembelajaran tidak dapat tercapai dengan
mudah begitu saja, tanpa adanya usaha
yang serius dari semua orang yang terlibat
dalam proses tersebut, baik dari orang
yang belajar maupun orang yang
mengajar11
.
c. Perinsip Belajar
Perinsip belajar adalah konsep- konsep
yang haus di terapkan dalam proses
belajar- mengajar. Berkaitan dengan
konsep belajar, pentingnya berusaha demi
tercapainya perubahan juga di ajarkan
dalam islam, seperti yang terdapat dalam
Al- Qur’an surat Ar- ro’du syst 11. Yang
artinya: Bagi manusia dan malaikat-
10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran (Jakarta: Asdi Mahasatya,2006),
hlm. 12 11Ibid. hlm. 13
malaikat yang mengikutinya bergiliran.
Dimuka dan dibelakangnya. Mereka
menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali- kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
Jerome Bruner menekankan bahwa
dalam belajar siswalah yang harus
betindak aktif dan guru hendaknya
memberikan situasi masalah yang
menstimulasi siswa untuk menemukan
struktur masalah subyek untuk diri mereka
sendiri. Ketika siswa benar- benar
memahami struktur dasar, maka mereka
akan mampu untuk mengungkapkan
banyak ide- ide dari pengertian mereka
sendiri. Memang belajar harus di sesuaikan
dari kemampuan masing- masing siswa,
8
sesuia tingkat intelegensi siswa itu
sendiri12
.
Demikian juga perintah untuk belajar.
Beberapa hal penting yang berkaitan
dengan belajar, antara lain adalah:
1. Bahwa orang yang belajar akan
dapat memiliki ilmu pengetahuan
yang akan berguna untuk
memecahkan masalah- masalah
yang dihadapi oleh manusia
dalam kehidupan. Sehingga
dengan ilmu pengetahuan yang
didapatkannya itu manusia akan
dapat mempertahankan
kehidupan.
2. Allah melarang manusia untuk
tidak mengetahui segala sesuatu
yang manusia lakukan. Apapun
yang dilakukan, manusia harus
mengetahui kenapa mereka
melakukannya.
3. Dengan ilmu yang demikian
manusia melalui proses belajar,
12
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini,
Belajar dan Pembelajaran Membantun
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standard
Nasional (Yogjakarta: Teras, 2012), hlm. 17
maka Allah akan memberikan
derajat yang lebih tinggi kepada
hambanya13
.
METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field researce) karena yang
di teliti adalah sesuatu yang ada di
lapangan langsung. Dalam hal ini,
obyek yang di teliti adalah siswa
Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta
dan Boarding School Madrasah
Aliyah Negeri 2 Surakarta. Penelitian
lapangan dalam hal ini bersifat
kualitatif, yaitu penelitian yang
prosedurnya menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan pelaku
yang diamati.14
2. Tempat dan Subjek Penelitian
Tatang (1998: 93) memberikan
pengertian, bahwa subjek penelitian
adalah sumber tempat memperoleh
informasi, yang didapat dari seseorang
13 . ibid. hlm 30 14
Lexy Melong, Metode Penelitian Kualitatif
(Bandung: Remaja Rosda, 2000), hlm. 3
9
maupun sesuatu yang mengenainya
ingin di peroleh keterangan.
Dalam hal ini, yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa- siswi
kelas XI di MAN 2 Surakarta, dan
siswa- siswi yang tinggal di asrama
MAN 2 Surakarta dan yang tidak di
asrama15
.
3. Metode Penentuan Obyek
Metode penentuan obyek
dalam penelitian ini menggunakan
metode populasi. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu
yang di tetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya16
.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi atau
Pengamatan
Metode observasi adalah
memperhatikan sesuatu dengan
15
. Amirin, Tatang M, Menyusun Rencana
penelitian. (Jakarta: Rajawali Press, 1986), hlm. 56 16 . Sugiyono. Statistika untuk penelitian, (bandung:
Alfabeta 2006), cet. 11,hlm 61
menggunakan mata atau
pengamatan yang meliputi
kegiatan, pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh panca
indera17
.
b. Metode Wawancara atau
Interview
Metode wawancara/
interviewadalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewee).18
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang
ditujukan kepada subyek
penelitian. Dokumen dapat berupa
catatan pribadi, surat pribadi,
buku harian, laporan kerja,
notulen rapat, catatan kasus,
rekaman kaset, rekaman video,
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
hlm. 57 18
ibid, hlm. 155
10
foto dan lain sebagainya19
. Data
yang diambil tentang prestasi
siswa yang tinggal di asrama dan
yang tidak tinggal di asrama dan
tata- tertib kedisiplinan belajar di
asrama.
5. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data,
penulis menggunakan metode
kualitatif deskriptif yang terdiri
dari tiga kegiatan, diantaranya
adalah penyajian data, reduksi
data, penarikan
kesimpulan/verifikasi. Tahapan
yang pertama yaitu dengan
pengumpulan data dilanjutkan
dengan reduksi data yaitu
menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data, kemudian
data yang telah direduksi akan
disajikan dalam bentuk narasi
dalam bentuk penarikan
19
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian
(Yogyakarta: Gajah Mada University, 2006), hlm.
100.
kesimpulan dari data yang
diperoleh.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi, dokumentasi dan
wawancara yang penulis lakukan di MAN
2 Surakarta, adapun hasil penelitiannya
sebagai berikut:
A. Perbandingan Prestasi belajar Antara
Siswa Kelas Boarding School dan
Reguler
Untuk mengetahui adanya
perbedaan prestasi belajar di kelas
boarding school dan kelas regular
diperlukan adanya penelitian. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Adapun hasil penelitian
di MAN 2 Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Boarding School
Materi pembelajaran yang
diajarkan di Boarding School
MAN 2 Surakarta terdiri dari
11
empat pilar, yaitu: Rumah
tahfidz, Pembinaan karakter
Rosullullah, Orientasi PTN/
PTAIN, Islamic Entrepreneur.
Berikut agenda kegiatan dalam
Boarding School MAN 2
Surakarta: Masa orientasi
peserta didik baru, Masa
ta’aruf santri, Placement test,
mamba’ul ‘ulum in action
(MULIA) ramadhan,
Achevemen motivasion
training, tugas liburan, Study
religion, Tahfidz, English night,
Ulumul Qur’an, Ulumul hadist,
Mufrodat (kosa kata), Fiqh
nisa, Tadarus, Tahajud,
Muhadhoroh/ Muhadatsah,
Tandiful’am, Tahsin, Islamic
Entrepreneurial, Pelatihan
(Matematika, Fisika, Kimia,
Bahasa Inggris, Biologi,
Ekonomi, Geografi, dan
Sosiologi), Pembimbingan
malam, Test standart, Pelatihan
TIK, Diklat vokasional, Outing
class, Transformational
leadership training, Pekan
bakti santri, dan sebagainya20
.
b. Reguler
Materi pembelajaran dalam
kelas regular sebenarya sama
dengan materi pembelajaran di
kelas boarding school.
Beberapa perbedaan terdapat
pada pelajaran tambahan yang
ada di boarding school, seperti
Tahfidz, Tahsin, English Night,
English Week In Village, Study
Religion, Fiqh Nisa, dan
Muhadhoroh/ Muhadastah.
Materi pembelajaran kelas
regular sama dengan sekolah
MAN pada umumnya21
.
2. Metode Pembelajaran
a. Boarding School
Metode pembelajaran
sangat berpengaruh dalam
20 Observasi dan wawancara dengan Bapak Drs. S.
Budiyono, M. Pd tanggal 31 Oktober 2014 21 Observasi dan wawancara dengan Bapak Muh.
Supratman Alamin, S. Ag tanggal 30 Oktober 2014
12
mempengaruhi motivasi siswa.
Metode pembelajaran yang
digunakan di kelas boarding
school ini adalah diskusi,
siswa- siswi begitu aktif
bertanya dan pemakalah
menjawab dengan sungguh-
sungguh. Guru hanya
memantau berjalanya diskusi,
dan menyimpulkan hasil
diskusi. Selain berdiskusi,
metode yang digunakan
diantaranya, consept map,
reading guide, indeks card,
hafalan dan lain sebagainya22
.
b. Regular
Metode pembelajaran yang
digunakan dalam kelas regular
sangat bervariasi. Salah satunya
diskusi, saat di lakukan diskusi
di kelas reguler suasana diskusi
lebih gaduh di bandingkan
dengan kelas boarding school.
Siswa- siswi antusias menjawab
22 Observasi dan wawancara dengan Bapak Sutan
Muda Faisal, M. ag tanggal 30 Oktober 2014
pertanyaan dari guru dan sering
bertanya jika ada yang kurang
mengerti tetapi sebagian siswa
banyak yang kurang focus dan
mengobrol sendiri, mungkin
faktor jumlah siswa- siswi
dalam kelas bisa
mempengaruhi, karena jumlah
siswa- siswi kelas boarding
school dengan kelas regular
terdapat perpedaan yang sangat
jauh. Jadi, suasana kelas lebih
ramai kelas reguler23
.
3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
a. Boarding School
Pengajaran di boarding
school MAN 2 Surakarta di
mulai pukul 04.45 WIB sampai
06.00 WIB. Kemudian 06.30
WIB sampai 13.50 WIB
pembelajaran umum/ KBM
pagi. Kemudian 13.30 WIB
sampai 21.30 WIB
23 Observasi dan wawancara dengan Bapak Muh.
Supratman Alamin, S. Ag tanggal 30 Oktober 2014
13
pembelajaran boarding school/
Tutorial24
.
b. Regular
Pengajaran di kelas reguler
MAN 2 Surakarta di mulai
pukul 06. 30 sampai dengan 13.
50 WIB25
.
4. Upaya Guru dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa
a. Boarding School
Upaya yang dilakukan guru
juga harus di bantu oleh siswa,
harus ada kerja sama antara
guru dan siswa untuk
mencapai prestasi belajar yang
maximal. Banyaknya kegiatan
di luar sekolah seperti,
Mamba’ul Ulum in Action
(MULIA) Ramadhan,
Achevemen Motivasion
Training, Tugas Liburan,
Study Religion, dan
sebagainya sangat membantu
24 Dokumentasi pasa profil MAN 2 Surakarta
tanggal 20 Oktober 2014 25 Dokumentasi pasa profil MAN 2 Surakarta
tanggal 20 Oktober 2014
meningkatkan prestasi belajar
siswa. Kegiatan yang positif
menjadikan siswa aktif dan
terbiasa berfikir kritis.
b. Regular
Kelas regular di MAN 2
Surakarta ini, berbeda dengan
kelas boarding school. Tetapi,
para pengajar atau guru
memiliki upaya yang sama
untuk meningkatkan prestasi
semua siswa- siswinya. Tidak
ada istilah pilih kasih, semua
siswa- siswi sama.
5. Faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Faktor- faktor yang
mempengaruhi proses tersebut,
yaitu: faktor internal dan faktor
external. Berikut penjelasannya:
a. Faktor internal terdiri dari:
1. Kesehatan
2. Intelegensi
3. Motivasi
4. Cara belajar
14
b. Faktor external terdiri dari:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat dan lingkungan
sekitar.
6. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah hasil
akhir dari proses pembejaran.
Prestasi belajar merupakan suatu
pencapaian dalam pendidikan
sebagai bukti tercapainya suatu
tujuan pendidikan. Ukuran prestasi
belajar yang sangat mudah
ditentuka oleh nilai- nilai hasil
Ulangan harian, UTS, dan UAS26
.
a. Boarding School
Instansi pendidikan di
MAN 2 Surakara memiliki
kelas boarding school,
berdasarkan data penelitian
pada bab sebelumnya,
membuktikan bahwa terdapat
perbedaan prestasi antara kelas
boarding school dengan kelas
26 Observasi dan wawancara dengan Bapak Muh.
Supratman Alamin, S. Ag dan Bapak Sutan Muda
Faisal, M. Ag tanggal 30 Oktober 2014
reguler. Kelas boarding school
lebih unggul dalam bidang
akademik. Nilai Ujian Tengah
Semester dikelas XI- A1
Boarding School, rata- rata 90,
5 dengan jumlah siswa 8.
b. Regular
Kelas regular di MAN 2
Surakarta memang berbeda
dengan kelas boarding school.
Walaupun terdapat perbedaan
prestasi akademiknya, bukan
berarti kelas regular kurang
bagus dari kelas boarding
school. Semua memiliki nilai
kelebihan dan kekurangan
masing- masing. Nilai Ujian
Tengah Semester dikelas XI-
A1, rata- rata 80, 5 dengan
jumlah siswa 21.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data yang telah diperoleh,
maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
15
1. Perbandingan Prestasi Belajar
antara Siswa Kelas Boarding
School dan Reguler
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran
kelas boarding school di
MAN 2 Surakarta ini terdiri
dri 4 pilar, yaitu Rumah
Tahfidz, Pembinaan Karakter
Rosullullah, Orientasi PTN/
PTAIN, Islamic Interpreneur.
Pembelajaran di dalam kelas
metode pembelajaran yang
digunakan guru sangat
bervariasi, sering mengadakan
diskusi disetiap pelajaran.
Kelas regular terdapat
perbedaan pada mata
pelajaran dan gedung
sekolahnya. Waktu belajarnya
longgar, tidak terbimbing,
kurang intensif, dan tidak
terjadwal seperti di boarding
school.
b. Upaya Guru Meningkatkan
Prestasi Belajar
Berikut beberapa upaya-
upaya yang dilakukan oleh
guru: 1. Guru memiliki
antusias dalam mengajar 2.
Guru menggunakan metode
pembelajaran yang sangat
bervariasi 3. Guru
memberikan evaluasi 4. Guru
memberikan latihan- latihan
soal kepada siswa sesuai
materi yang diajarkan 5. Guru
memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa ketika
siswa mengalami kesulitan.
c. Perbedaan Prestasi Belajar
antara Siswa Kelas Boarding
School dan Reguler
Kelas boarding school lebih
unggul dalam bidang
akademik. Nilai Ujian Tengah
Semester dikelas XI- A1
Boarding School, rata- rata
90, 5 dengan jumlah siswa 8.
41
16
Walaupun terdapat
perbedaan prestasi
akademiknya, bukan berarti
kelas regular kurang bagus
dari kelas boarding school.
Semua memiliki nilai
kelebihan dan kekurangan
masing- masing. Nilai Ujian
Tengah Semester dikelas XI-
A1, rata- rata 80, 5 dengan
jumlah siswa 21.
d. Faktor Pendukung dan
Penghambat Pencapaian
Prestasi Belajar antara Siswa
Kelas Boarding School dan
Reguler
1. Faktor Internal
a. Kesehatan
b. Intelegensi
c. Motivasi
d. Cara Belajar
2. Faktor External
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat dan
Lingkungan Sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Al-Barry, Hadi, Sofyan. 2000. Kamus
Ilmiyah Kontemporer. Bandung:
Pustaka Setya
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur
penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
_________________. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Fathurrohman Muhammad& Sulistyorini.
2012. Belajar Pembelajaran
Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Sesuai Standart nasional.
Yogjakarta: Teras.
Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nashir, Ridlwan. 2005. Format pendidikan
Ideal Pondok Pesantren di Tengah
Arus perubahan. Yogjakarta:
Pustaka Belajar.
Rice, Phil. 1990. Meraih Prestasi Puncak
Akademis. Jakarta: PT INDEKS
Kelompok Gramedia.
17
Sukandarrumidi. 2006. Metode Penelitian.
Yogjakarta: Gajah Mada
University.
.