UII BEDA DUA MEAN Felix Kasim, dr, M PENDAHUTUAN ada bab sebelumnya telah dibahas tentang pengujian rata-rata maupun proporsi tintuk satu populasi (uji satu sampel). Dibidang kesehatan seringkalikita harus menarik kesimpulan apakah parameter dua populasi berbeda atau tidk. Misalnya apakah ada perbedaan tekanan darah penduduk dewasa orang kota dengan orang desa. Atau, apakah ada perbedaan berat badan antara sebelum mengikuti program diet dengan sesudahnya. Uji statistik yang membandingkan mean dua kelompok data ini disebut uji beda dua mean. Sebelum kita melakukan uji statisik dua kelompok data, kita perlu perhatikan apakah dua kelompok data tersebut berasal dari dua kelompok yang independen atau berasal dari dua kelompok yang dependen / pasangan. Dikatakan kedua kelompok data dependen bila data kelompok yang satu tidak tergantung dari data kelompok kedua, misalnya membandingkan mean tekanan darah sistolik orang desa dengan orang kota. \tekanan darah orang kota independen (tidak tergantung) dengan orang desa . Dilain pihak, kedua kelompok data dikatakan dependen f pasangan bila kelompok data yang dibandingkan datanya saling mempunyai ketergantungan, misalnya data berat badan sebelum dan sesudah mengikuti program diet berasal dari orang yang sama (data sesudah dependen / tergantung dengan data sebelum) Berdasarkan karakteristik data tersebut maka uji beda dua mean dibagi dalam dua kelompok, yaitu uji beda dua mean independen dan uji beda mean dependen' lvtcr$Dorocr BrbJ[LrTlAN sloMEDts I 241
12
Embed
repository.maranatha.edu BAB XV.pdf · 2013-01-23 · Created Date: 1/22/2013 10:56:04 AM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UII BEDA DUA MEAN
Felix Kasim, dr, M
PENDAHUTUANada bab sebelumnya telah dibahas tentang pengujian rata-rata maupun proporsi
tintuk satu populasi (uji satu sampel). Dibidang kesehatan seringkalikita
harus menarik kesimpulan apakah parameter dua populasi berbeda atau tidk.
Misalnya apakah ada perbedaan tekanan darah penduduk dewasa orang kota dengan
orang desa. Atau, apakah ada perbedaan berat badan antara sebelum mengikuti program
diet dengan sesudahnya. Uji statistik yang membandingkan mean dua kelompok data
ini disebut uji beda dua mean.
Sebelum kita melakukan uji statisik dua kelompok data, kita perlu perhatikan
apakah dua kelompok data tersebut berasal dari dua kelompok yang independen atau
berasal dari dua kelompok yang dependen / pasangan. Dikatakan kedua kelompok data
dependen bila data kelompok yang satu tidak tergantung dari data kelompok kedua,
misalnya membandingkan mean tekanan darah sistolik orang desa dengan orang kota.
\tekanan darah orang kota independen (tidak tergantung) dengan orang desa . Dilain
pihak, kedua kelompok data dikatakan dependen f pasangan bila kelompok data yang
dibandingkan datanya saling mempunyai ketergantungan, misalnya data berat badan
sebelum dan sesudah mengikuti program diet berasal dari orang yang sama (data
sesudah dependen / tergantung dengan data sebelum)
Berdasarkan karakteristik data tersebut maka uji beda dua mean dibagi dalam dua
kelompok, yaitu uji beda dua mean independen dan uji beda mean dependen'
lvtcr$Dorocr BrbJ[LrTlAN sloMEDts I 241
UII BEDA DUA MEAN INDEPENDEN
Tujuan : untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data independen
Syarat / asumsi yang harus dipenuhi:
1. Data berdistribusi normal / simetris
2. Kedua kelompok data independen
3. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan katagori ( dengan hanya dua
kelompok)
Prinsip pengujian dua mean adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok
data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian
kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Bentuk variab kedua kelompok data
akan berpengaruh pada nilai standar eror yang akhirnya akan membedakan rumus
pengujiannya.
1. Uii untuk varian sama
Uji beda dua mean dapat dilakukan dengan menggunakanujiZ atau uji T.UjiZdapat digunakan bila standar deviasi populasi (o) diketahui dan jumlah sampel besar
(lebih dari 30). Apabila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka dilakukan uji T. Pada
umumnya nilai o sulit diketahuoi, sehingga uji beda dua mean biasanya menggunakan
uji T (T-Test). Untuk varian yang sama maka bentuk ujinya sbb:
xt -x2T:
(nl-l)S,'z+ (n2-1)S2'z
Spt:n1-+n2-2
df: nl +n22
Ket:
(1/ nl) + (tl n2)
242 | MrroDolocr PENETTTTAN BroMEDrs
n1 atau o2 = lumlah sampel kelompok'L atau2
SL atau 52 = standar deviasi sampel kelompok l dan2
2.Uii untuk varian berbeda
Xr-XzI ----
f(S,'z/nl)'z/ (n1-1)] + (5221 n2)'z1 (nz-l))
3. Uii Homogenitas varian
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui varian antara kelompok daa satu
apakah sama dengan kelompok data yang kedua.
Perhitungannya dengan menggunakan uji F :
S,'F_
S,,
dt: ttl-1 dan di : n2-l
Pada pehitungan uji F, varian yang lebih besar sebagai pembilang dan varian yang
lebih kecil sebagai penyebut.
Contoh kasus : Seorang pejabat Depkes berpendapat bahwa rata-rata nikotin yang
dikandung rokok jarun lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak. Untuk membuktikan
pendapatnya kemudian diteliti dengan mengambil sampel secara random 10 batang
rokok jarum dan 8 batang rokok wismilak. Hasil pengolahan data melaporkan bahwa,
rata-rata kadar nikotin rokok jarum adalah 23,1, mg dengan standar deviasi 1,,5 mg.
Sedangkan pada rokok wismilak rata-rata kadar nikotinnya 20,0 mg dengan standar
BAB XV - Urr BEDA DUAMEAN | 243
deviasi 1.,7 mg. Berdasarkan data tsb ujilah pendapat pejabat Depkes tersebut dengan
menggunakan alpha 5%.
Jawab:
Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan homogenitas varian kedua data
dengan menggunakan uji F
Hipotesis:
Ho : oL2 = o22 (varian kadar nikotin jarum sama dengan varian kadar nikotinwismilak)
Ha: o12 * o22 (vafian kadar nikotin jarum berbeda sengan varian kadar nikotinwismilak)
Perhitungan Uji F:
F=(L,4'/ (1,5)'=1.,28
df, = 8 -1.=7 dandfr= 10 - 1= 9
Dari nilai F dan kedua df tersebut kemudian dilihat pada tabel F (lampiran v ) , dfr=7
sebagai numerator, dan df, = 9 sebagai denominator. Adapun cara mencarinya
dalah sbb:
244 | Mr-ronoro6r P[NELrrrAN BT()MED]S
Pada tabel diskibusi F terdiri dari tiga bagian yaitu : DF numerator, DF denominator
dan Area. Bagian Area menunjukkan nilai alphanya atau nilai p. Nilai area dimulai
dari angka 0,100 turun sampai dengan angka 0,001, yang berarti bahwa semakin ke
atas nilai areanya semakin besar nilai p-nya.
Sebagai contoh mencari nilai p dapat dilihat ilustrasi sbb:
Bila F = 4.20, terlihat dalam tabel angka 4,20 terletak pada arean 0,025, arttnya
nilaip = 0,025
Bila F = 6,88 maka nilai p - 0,005
Bila F = 4,00 maka nilai p < 0,050 du. p > 0,025-+ 0.025 <p<0,050
Standar deviasi dari nilai deviasinya (SD-d) = 0,60 (dihitung dengan kalkulator)
1,86t - --------- :9,80
0,60 / { l0Kemudian dari nilai t tsb dicari nilai p dengan melalui tabel t
Cuplikan tabel t
.10 .05 .025 .01 .005
nilai p
9 1.383 1.833 2.262 2.82t 3.250
dst
' F4rl
248 | METoDoLoGT PENELTTTAN BroMrDls
Dari soal diatas diperoleh t = 9,80 dan df = L0 - 1 = 9, maka nilainya disebelah
kanan dari nilai tabel3,250(p = 0,005) berarti nilai p < 0,005, oleh karena ujinya two tail
maka nilai p = 0,005 x 2 -+ nilai P < 0,01
Keputusan uii statistik:
Hasil perhitungan menghasilkan nilai P < 0,0L yang lebih kecil dari nilai alpha
(0,05) maka dapat diputuskan.Ho ditolak. Sehingga dengan menggunakan alpha 5%
dapat disimpulkan bahwa, secara statistik ada perbedaan kadar Hb antara sebelum dan
sesudah diberi suntikan vitamin B12 (p<0,01).
DAFTAR PUSTAKABabbie, E, 1989, The Prqctice of Social Research, Woodsworth Publishing Company,
California.
Chaedar, A.A, 2001 Pokoknyakualitatif: Dasar-dasar merancang dan melakukan penelitiankualitatif, Pustaka Jaya, ]akarta.
Clinical Epidemiology and Biostatistics, Faculty of medicine and Health Sciences,lggT,Introduction to quality improaement, techniques and tools for measuring qualityUniversity of Newcastle New South Wales, Australia.
Daniel,W.W, lgSg,AppliedNonParametric Statistics,Georgia State University, HoughtonMiffin, Co, Georgia
Kusnanto, H.,2004, Metode kualitatif riset kesehatan, Program studi ilmu kesehatanmasyarakat, Pascasariana Universitas Gadjah Mada, Aditya Media,Yogyakarta.
Kerlinger, F.N., 2003, A sas -Asas Penelitian Behaoioural, GAMA Presp,Yogyakarta.
Krowinski, W.]., and Steiber, S.R., L996, Measuring and Managing Patient Satisfaction,
American Hospital Publishing Inc.
Lemeshow, S.1gg7, Besar sampel dalam penelitian kesehatan, Gajah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
Mc.Dowell, L. Newell, C., 1996, Measuring Health, A Guide To Rating Scales and
Quinru M.P., 1.990, Qualitatioe Eaaluation Research and Methods, Sage Publication,London.
Riduan, 2002, Skalapengukuran aaiabel - aariabel penelitian, Alfabeta, Bandung.
BAB XV- Ulr BEDA DUAMEAN | 249
SingarimburlM, Sofyan"E, 2OOO, Metode Penelitian Survei, edisi ke dua,LP3S,Jakarta.
Skiorshamrner,M.,1998, Conflict management in a hospital - Designing processingstructure and intervention metho d., lournal of Management in Medicine,200lYol15,lss2, pg L56.
Soehartono,1., 2000, Metode Penelitian Sosial, Suatu tehnik penelitian bidang kesehjateraan
sosial dan ilmu sosial lainnya, Remaia Rosdakarya, Bandung.
Sprading I., 1980, Participant Obseraation, Hrconut Brave Ovanovich CollegePublication, Philadelphia.
SultzJ.W., 2003, , Defining and Measuring lnterpersonal Continuity of care, availableat www.annfammed.otglcgp/content/ful[13fl34#R13, downloaded on 15
lanuary 2004.
Supranto, I.,lgg2, Tehnik sarnpling untuk surcei dan eksperimen, Rineka Cipta, ]akarta.
Sugiyono, 1999, Metode P enelitian Administrasi,Alfabeta, Bandung.
Sukandarmmidi, 2002, Metodologi Penelitian, Gadiah Mada University Press,Yogyakarta.
Supranto, I., 200'J., Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan, Rineka Cipta, |akarta.