1 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 395/Psikologi Perkembangan LAPORAN AKHIR PENELITIAN FUNDAMENTAL PERAN ADULT ATTACHMENT DAN TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP KUALITAS PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI DI KOTA BANDUNG Tahun ke 1 dari rencana 1 Tahun TIM PENGUSUL Dr. Yuspendi, M.Psi., Psikolog, M.Pd. NIDN. 04-0507-7501 Lie Fun-Fun, M.Psi., Psikolog NIDN. 04-0612-7201 Cindy Maria S., M.Psi., Psikolog NIDN. 04-1508-8201 Dibiayai oleh DIPA Kopertis Wilayah IV Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Penelitian Fundamental Nomor : 1089/K4/KM/2014 Tanggal 05 Mei 2014 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA NOVEMBER 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 395/Psikologi Perkembangan
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN FUNDAMENTAL
PERAN ADULT ATTACHMENT DAN TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP
KUALITAS PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI
DI KOTA BANDUNG
Tahun ke 1 dari rencana 1 Tahun
TIM PENGUSUL
Dr. Yuspendi, M.Psi., Psikolog, M.Pd. NIDN. 04-0507-7501
Lie Fun-Fun, M.Psi., Psikolog NIDN. 04-0612-7201
Cindy Maria S., M.Psi., Psikolog NIDN. 04-1508-8201
Dibiayai oleh DIPA Kopertis Wilayah IV
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Penelitian Fundamental
Nomor : 1089/K4/KM/2014 Tanggal 05 Mei 2014
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
NOVEMBER 2014
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………...…………………………. 1
HALAMAN PENGESAHAN……………………………...……………………………2
DAFTAR ISI……………………………………….…………………………………... 3
RINGKASAN…………………………………………………..………………………. 5
PRAKATA………………………………………………………………….………….. 7
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………….. 8
5.2. Hasil Penelitian Suami……………………………………...……………………...37
5.3. Hasil Penelitian Istri……………………………………………………………….40
5.4. Kesesuaian Suami dan Istri……………………………...…………………………43
5.5. Pembahasan…………………...…………………………………………………...46
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan………………………………………………………...………………51
6.2. Saran……………………………………………………………………………….52
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..54
LAMPIRAN
5
RINGKASAN
Penelitian mengenai “Peran Adult Attachment dan Trait Kepribadian Terhadap Kualitas Pernikahan Pada Pasangan Suami-Istri di Kota Bandung” bertujuan untuk meningkatkan kualitas pernikahan sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat perceraian dengan cara mengetahui sejauhmana kesesuaian dari peran adult attachment yang terdiri dari 2 pola yaitu secure-insecure attachment dengan trait kepribadian yang terdiri dari 3 trait yaitu neuroticism, agreeableness dan conscientiousness pada pasangan suami-istri ketika membina hubungan dengan pasangannya.
Alat ukur yang akan dipakai untuk penelitian ini adalah Kualitas Pernikahan menggunakan Marital Satisfaction Scale (MSS) yang dimodifikasi dari Marital Satisfaction Inventory Synder’s (dalam Fower dan Olson, 1993). Attachment pasangan suami-istri menggunakan Experiences in Close Relationships (ECR) Inventory – Adult Attachment Questionnaire yang dikembangkan oleh Brennan, Clark dan Shaver (1998). Kepribadian menggunakan Big Five Inventory (BFI) yang disusun oleh John, Donahue, dan Kentle (1991 dalam Pervin dan John, 1999). Selanjutnya dilakukan uji coba alat ukur dengan menggunakan 50 pasangan suami-istri atau 10% dari total sampel penelitian keseluruhan.
Teknik pengambilan responden dengan teknik cluster area sampling berdasarkan pembagian lima area di kota Bandung yaitu Kodya Bandung, Kecamatan Bandung Barat, Kecamatan Bandung Timur, Kecamatan Bandung Utara dan Kecamatan Bandung Selatan yang masing-masing area diwakili 100 pasangan suami-istri. Jadi total sampel sebanyak 500 pasangan suami-istri dengan kriteria sebagai berikut pasangan suami-istri yang berusia 18 sampai 45 tahun, perkawinan yang pertama dan perkawinan bersifat monogami.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental yang bersifat expost-facto dengan mengumpulkan data dari pasangan suami-istri melalui wawancara maupun pemberian kuesioner kualitas pernikahan, attachment orang dewasa, trait kepribadian dan data demografis. Selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan uji statistik MANOVA dan Paired-Samples T Test untuk membuktikan hipotesis penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui adult attachment dan trait kepribadian berperan secara simultan dan signifikan terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami dan istri dimana ditemukan peran adult attachment dan trait kepribadian bila secara bersamaan akan memiliki nilai koefisien yang lebih besar dibandingkan berperan langsung dan berdiri sendiri terhadap kualitas pernikahan.
Analisis sub jalur ditemukan baik pada suami maupun istri tampak adult attachment memiliki peran yang lebih besar dibandingkan ketiga trait kepribadian yaitu agreeableness, conscientiousness dan neuroticism terhadap kualitas pernikahan. Trait agreeableness memiliki peran langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri, sedangkan trait conscientiousness memiliki peran langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan hanya pada suami tetapi tidak pada istri. Trait neuroticism berdasarkan hasil penelitian sebelumnya merupakan trait kepribadian yang paling konsisten dalam memprediksi kualitas pernikahan, tetapi pada penelitian ini
6
ditemukan trait neuroticism tidak memiliki peran langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan baik pada pasangan suami dan istri.
Adanya kesesuaian peran adult attachment terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri, demikian pula ada kesesuaian trait agreeableness dan conscientiousness terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri, sedangkan pada trait neuroticism tidak ditemukan adanya kesesuaian pada pasangan suami-istri.
Saran praktis kepada masyarakat maupun institusi pemerintahan, terutama BKKBN perlunya pembentukan secure attachment dari orang tua terhadap anak di rumah karena akan terbawa hingga dewasa yang menentukan kualitas pernikahan di kemudian hari. Hal ini karena adult attachment memiliki peran yang cukup besar terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri.
7
PRAKATA
Kami panjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya dalam upaya menyelesaikan penelitian hibah Fundamental ini yang
berjudul “Peran Adult Attachment dan Trait Kepribadian Terhadap Kualitas Pernikahan
Pada Pasangan Suami-Istri di Kota Bandung.”
Pelaksanaan hibah penelitian ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak yang
terlibat seperti :
1. Bpk. Agus Subekti selaku Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
yang telah memberikan kesempatan untuk memberikan hibah penelitian ini.
2. Prof. Dr. Ir. Abdul Hakim Halim, M.Sc selaku Pimpinan Kopertis IV wilayah Jawa
Barat yang telah memberikan bantuan dalam pencairan dana penelitian dan
pengarahan yang sangat berharga.
3. Ir. Yusak Gunadi Santoso, MM selaku Rektor UKM yang telah memberikan ijin
untuk dapat melaksanakan Penelitian ini.
4. Prof. Dr. dr. Susy Tjahjani, M.Kes selaku ketua LPPM UKM yang telah
memberikan waktu untuk mengurus segala perijinan administrasi selama
berhubungan dengan pihak Dikti.
5. Para responden yang terlibat dalam penelitian ini, kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya atas bantuan dan kerjasamanya.
6. Para asisten mahasiswa yang telah terlibat selama pengambilan data try-out maupun
pengambilan data penelitian untuk hibah ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, kami ucapkan
terimakasi yang sebesar-besarnya.
Ketua Peneliti
Yuspendi
8
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tingginya tingkat perceraian yang terjadi di Amerika Serikat mendekati 50%
dan di Canada dan Australia mendekati 40% dari pernikahan yang ada (Sweeper dan
Halford, 2006). Kondisi ini juga terjadi di kota Bandung yang menduduki urutan ke-4
dari 24 daerah yang ada di Jawa Barat berdasarkan data yang ada di Pengadilan Tinggi
Agama Bandung pada bulan Oktober 2012.
Faktor penyebab perceraian yang terjadi di kota Bandung adalah
ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini berbeda dengan di daerah lain di Jawa
Barat yang lebih mengarah pada faktor ekonomi seperti di Indramayu (PTA Bandung,
2013). Ketidakharmonisan dalam hubungan suami-istri di keluarga salah satunya dapat
disebabkan karena rendahnya kualitas pernikahan yang berkaitan dengan hubungan
yang sehat dengan pasangan, adanya komunikasi intensif dan perasaan bahagia saat
bersama pasangan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kualitas pernikahan berkaitan dengan
pola attachment dan trait kepribadian dengan pasangan. Penelitian yang dilakukan oleh
Mikulincer, Florian, Cowan dan Cowan (2002) menunjukkan kualitas pernikahan
memiliki hubungan dengan pola attachment dari pasangan, sedangkan menurut Ben-Ari
dan Lavee (2005) bahwa kualitas perkawinan berhubungan dengan trait kepribadian
dari pasangan hidupnya, terutama trait neuroticism.
Attachment merupakan ikatan emosional antara anak yang baru lahir dengan ibu
akan mempengaruhi perkembangan rasa aman pada anak dikemudian hari serta dapat
membantu anak untuk mengembangkan emosi dan hubungan yang sehat di masa depan
(Flory, 2005). Ibu dapat membentuk hubungan yang secure dengan anak, apabila ibu
memiliki perasaan yang secure karena ibu merupakan sumber rasa aman bagi anaknya.
Para ahli psikoanalisis meyakini pengalaman mengenai ikatan emosional pada masa
kanak-kanak awal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan
kepribadian dan penyesuaian diri setelah dewasa (Yuspendi, 2012).
9
Pola attachment anak yang konsisten dan berlangsung dalam waktu yang cukup
lama ini, menarik perhatian Main dan Cassidy (1985) untuk menguji baik secara
teoritis maupun empiris attachment orang dewasa. Ia melakukan penelitian untuk
menguji stabilitas dan konsistensi attachment sepanjang rentang kehidupan dengan
1. Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 ≤
Sig), Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya, tidak signifikan.
2. Jika nilai probabilitas lebih besar daripada nilai probabilitas Sig. (0.05 ≥ Sig.), Ho
ditolak dan Hi diterima. Artinya, signifikan.
Pada hasil uji signifikansi pada tabel 5. 20. Paired-Samples Test yang berkaitan
dengan adult attachment pasangan suami-istri menunjukkan nilai Sig. sebesar 0.064.
Jika dibandingkan dengan α = 0.05, diketahui nilai Sig. lebih besar daripada α artinya
Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian menunjukkan tidak ada perbedaan atau
adanya kesesuaian adult attachment pada pasangan suami-istri di kota Bandung.
Besarnya kesesuaian peran adult attachment pada pasangan suami-istri berdasarkan
koefisien korelasi sampel berpasangan (paired-samples correlations) sebesar 0.506
dengan Sig. 0.000 (lihat tabel 5.19).
Hasil uji signifikansi pada tabel 5.20 terhadap trait kepribadian menunjukkan
trait agreeableness dan trait conscientiousness suami dan istri memiliki nilai Sig.
sebesar 0.975 dan 0.936. Jika dibandingkan dengan α = 0.05, nilai Sig. lebih besar
daripada α (Sig. ≤ α), yaitu 0,000 ≤ 0.05. Artinya, Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan atau adanya kesesuaian peran trait kepribadian
agreeableness dan conscientiousness terhadap kualitas pernikahan pasangan suami-istri
di kota Bandung. Besarnya kesesuaian peran trait agreeableness dan trait
conscientiousness pada pasangan suami-istri berdasarkan koefisien korelasi sampel
46
berpasangan (paired-samples correlations) sebesar 0.283 dan 0.244 dengan Sig. 0.000
(lihat tabel 5.19).
Berbeda dengan hasil uji signifikansi pada tabel 5.20 menunjukkan trait
neuoticism suami dan istri memiliki nilai Sig. sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan
α = 0.05, nilai Sig. lebih kecil daripada α (Sig. ≤ α), yaitu 0,000 ≤ 0.05. Artinya, Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan atau adanya
ketidaksesuaian peran trait kepribadian neuroticism terhadap kualitas pernikahan
pasangan suami-istri di kota Bandung. Namun demikian, trait neuroticism pada
pasangan suami-istri berdasarkan koefisien korelasi sampel berpasangan (paired-
samples correlations) sebesar 0.172 dengan Sig. 0.000 masih memiliki korelasi yang
signifikan (lihat tabel 5.19) walaupun jika dibandingkan dengan koefisien korelasi
dengan kedua trait lainnya tampak lebih kecil.
Untuk hasil uji signifikansi pada tabel 5.20. Paired-Samples Test yang berkaitan
dengan kualitas pernikahan pasangan suami-istri menunjukkan nilai Sig. sebesar 0.990.
Jika dibandingkan dengan α = 0.05, diketahui nilai Sig. lebih besar daripada α artinya
Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian menunjukkan tidak ada perbedaan atau
adanya kesesuaian kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri di kota Bandung.
Besarnya kesesuaian peran adult attachment pada pasangan suami-istri berdasarkan
koefisien korelasi sampel berpasangan (paired-samples correlations) sebesar 0.521
dengan Sig. 0.000 (lihat tabel 5.19).
5.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik berkaitan dengan adult attachment dan
trait kepribadian terhadap kualitas pernikahan pada suami diperoleh nilai F sebesar
75.521 dengan nilai Sig 0.000. Jika dibandingkan dengan α = 0.05, maka nilai Sig. lebih
kecil dari 0.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan adult attachment dan trait kepribadian berperan secara simultan dan
signifikan terhadap kualitas pernikahan pada suami di kota Bandung.
Peran adult attachment dan ketiga trait kepribadian suami secara simultan
terhadap kualitas pernikahan memiliki nilai koefisien R sebesar 0.616 yang lebih besar
bila dibandingkan dengan peran dari setiap sub jalur struktural dari adult attachment
47
dan trait kepribadian suami terhadap kualitas pernikahan pada suami (lihat tabel 5.11
dan 5.13). Artinya akan lebih baik jika adult attachment dan trait kepribadian berperan
secara bersama-sama dalam meningkatkan kualitas pernikahan pada suami daripada
berperan langsung dan berdiri sendiri-sendiri terhadap kualitas pernikahan.
Hasil uji statistik pada tabel 5.13. pada setiap sub jalur struktural diketahui adult
atttachment berperan secara langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan pada
suami di kota Bandung dengan nilai koefisien β sebesar 0.437 dan Sig. 0.000. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mikulicer dkk. (2002) bahwa adanya hubungan adult
attachment dan kualitas hubungan dengan orang lain.
Pada hasil uji statistik pada ketiga trait kepribadian yang dimiliki oleh suami,
maka diperoleh hasil trait agreeableness berperan secara langsung dan signifikan
terhadap kualitas pernikaan pada suami dengan koefisien β sebesar 0.252 dengan Sig.
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa suami yang memiliki trait aggreeableness mampu
menunjukkan kelembutan pada pasangan, dapat dipercaya, memiliki kesediaan
menolong pasangan, sehingga memiliki kualitas pernikahan yang baik. Kelly dan
Conley (1987) menemukan rendahnya trait aggreeableness pada suami, tetapi bukan
pada istri berhubungan dengan masalah perceraian. Namun Botwin dkk. (1997)
menemukan tingginya trait aggreeableness pada salah satu pasangan berhubungan
dengan tingginya kepuasan pernikahan.
Trait coscientiousness memiliki koefisien β sebesar 0.098 dengan Sig. 0,021.
Hal ini berarti trait conscientiousness berperan secara langsung dan signifikan terhadap
kualitas pernikahan pada suami di kota Bandung. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Botwin dkk (1997) yang menemukan bahwa tingginya trait
conscientiousness pada salah satu pasangan berhubungan dengan tingginya kepuasan
pernikahan.
Trait neuroticism tidak memiliki peran secara langsung dan signifikan terhadap
kualitas pernikahan pada suami dengan koefisien β sebesar -0.033, dengan Sig. 0.402.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa neuroticism adalah trait
kepribadian yang paling konsisten dalam memprediksi kepuasan pernikahan yang
menggambarkan perasaan negatif ataupun kecemasan secara general (Karney dan
Bradbury, 1995). Trait neuroticism akan memiliki peran bila secara simultan bersama
dengan trait lainnya terhadap kualitas pernikahan pada suami.
48
Hasil uji hipotesis statistik dari peran adult attachment dan trait kepribadian
terhadap kualitas pernikahan pada istri diperoleh nilai F sebesar 53.648 dengan nilai Sig
0.000. Jika dibandingkan dengan α = 0.05, maka nilai Sig. lebih kecil dari 0.05. Dengan
demikian, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan adult attachment dan
trait kepribadian berperan secara simultan dan signifikan terhadap kualitas pernikahan
pada istri. Peran adult attachment dan ketiga trait kepribadian secara simultan terhadap
kualitas pernikahan pada istri dengan koefisien R sebesar 0.550 lebih besar bila
dibandingkan dengan masing-masing peran sub jalur dari adult attachment dan trait
kepribadian terhadap kualitas pernikahan pada istri di kota Bandung (lihat tabel 5.15
dan 5.17).
Hasil uji statistik pada tabel 5.17. pada setiap sub jalur struktural diketahui adult
atttachment berperan secara langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan pada
istri di kota Bandung. Pada istri diketahui nilai koefisien β sebesar 0.407 dengan Sig.
0.000. Hal ini sejalan dengan pendapat Brennan dan Shaver (1995) menyatakan adanya
hubungan yang kuat antara secure attachment dengan relationships satisfication yang
berupa laporan mengenai kepuasan pernikahan berhubungan secara signifikan dengan
attachment security pada pasangan hidupnya.
Dari ketiga trait kepribadian yang dimiliki oleh istri, maka didapatkan hasil
bahwa trait agreeabelness memiliki koefisien β sebesar 0.264 dengan Sig. 0,000. Hal
ini menunjukkan bahwa istri yang memiliki trait aggreeableness mampu menunjukkan
kelembutan pada pasangan, dapat dipercaya, memiliki kesediaan menolong pasangan,
sehingga memiliki kualitas pernikahan yang baik. Botwin dkk. (1997) menemukan
tingginya trait aggreeableness pada salah satu pasangan berhubungan dengan tingginya
kepuasan pernikahan.
Trait conscientiousness tidak memiliki peran secara langsung terhadap kualitas
pernikahan pada istri dengan koefisien β sebesar 0.079, dengan Sig. 0.084. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian Botwin dkk. (1997) yang menemukan tingginya trait
conscientiousness pada salah satu pasangan berhubungan dengan tingginya kepuasan
pernikahan. Istri dengan trait conscientiousness yang tinggi memiliki ciri-ciri kapasitas
istri untuk dapat diandalkan, pekerja keras, rapih dan tekun memiliki kualitas
pernikahan yang baik, akan tetapi tampaknya trait conscientiousness tidak berperan
49
secara langsung terhadap kualitas pernikahan pada istri karena sebagian besar istri di
kota Bandung berperan sebagai ibu rumah tangga.
Trait neuroticism tidak memiliki peran secara langsung terhadap kualitas
pernikahan pada istri dengan koefisien β sebesar -0.029, dengan Sig. 0.479. Hal ini
kurang sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa neuroticism adalah trait
kepribadian yang paling konsisten dalam memprediksi kepuasan pernikahan yang
menggambarkan perasaan negatif ataupun kecemasan secara general (Karney dan
Bradbury, 1995).
Hasil uji hipotesis yang terakhir berkaitan dengan kesesuaian adult attachment
dan trait kepribadian terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri di kota
Bandung. Hasil pada (5.19 dan 5.20) tabel menunjukkan adanya kesesuaian hubungan
antara suami dan istri berkaitan dengan peran adult attachment sebesar 0.506 terhadap
kualitas pernikahan sebesar 0.521 dengan Sig. 0.000. Hal ini berarti jika suaminya
memiliki tipe secure attachment maka istri juga memiliki tipe secure attachment pula,
dan sebaliknya suami yang tipe insecure attachment maka istri akan memiliki tipe
insecure attachment. Kondisi tersebut berkaitan dengan tingkat kualitas pernikahan
yang ditunjukkan dengan kepuasan pernikahan yang dialami pasangan suami-istri.
Pasangan suami-istri yang memiliki adult attachment yang secure, menurut
Feeney (dalam Meins, 1997) akan menampilkan keterlibatan dan kepuasan dalam
membina hubungan dengan orang lain dan pasangan, memiliki komitmen, percaya pada
orang lain, memiliki kehangatan dalam berelasi, interdependensi, mengetahui distress
yang dialaminya dan mampu mengolah distress secara konstruktif. Kondisi ini yang
membuat pasangan suami-istri relatif merasa mudah untuk dekat dan merasa nyaman
bergantung dengan pasangannya sehingga menimbulkan perasaaan bahagia (happy)
pada pasangan suami-istri sebagai indikator adanya kepuasan dalam pernikahan yang
berarti kualitas pernikahannya tergolong baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan adanya kesesuaian peran adult
attachment pada pasangan suami-istri terhadap kualitas pernikahan di kota Bandung
akan membantu mencegah terjadinya perceraian pada pasangan suami-istri terutama
perceraian yang terjadi karena kondisi psikologis. Oleh karena itu, saran yang dapat
diberikan adalah dengan membentuk secure attachment dalam diri pasangan suami-istri
sehingga membuat pasangan suami-istri relatif merasa mudah untuk dekat dan merasa
50
nyaman bergantung dengan pasangannya yang akan menimbulkan perasaaan bahagia
(happy).
Pada pasangan suami-istri yang memiliki trait aggreableness, memiliki nilai
Sig. Sebesar 0.975. Hal ini bila dibandingkan dengan α = 0.05, maka nilai Sig. lebih
besar dari 0.05. Dengan demikian, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang artinya ada kesesuaian antara pasangan
suami-istri yang sama-sama memiliki trait aggreableness dengan kualitas pernikahan
(lihat tabel 5.20). Begitu juga dengan pasangan suami-istri yang memiliki trait
conscientiousness memiliki nilai Sig. sebesar 0.936. Hal ini bila dibandingkan dengan
α = 0.05, maka nilai Sig. lebih besar dari 0.05. Dengan demikian, maka Ho diterima dan
H1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan atau ada kesesuaian antara pasangan suami-
istri yang sama-sama memiliki trait conscientiousness dengan kualitas pernikahan.
Ditemukan hal yang tidak sejalan dengan pasangan trait di atas yaitu pasangan
suami dan istri yang sama-sama memiliki trait neuroticism memiliki nilai Sig. sebesar
0.000. Hal ini bila dibandingkan dengan α = 0.05, maka nilai Sig. lebih kecil dari 0.05
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan, sehingga
ditemukan tidak ada kesesuaian antara pasangan suami-istri yang sama-sama memiliki
trait neuroticism dengan kualitas pernikahan (lihat tabel 5.20). Kondisi ini tampak dari
analisa sebelumnya dimana ditemukan trait neuroticism tidak memiliki peran secara
langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri di kota
Bandung.
Keterbatasan metodologi dari penelitian ini adalah teknik sampling yang
menggunakan area cluster sampling, saat pengambilan data di lapangan masih lebih
bersifat accidental sampling pada setiap area. Dalam setiap cluster, responden banyak
diambil dari beberapa titik area saja, belum menyebar secara merata saat mengambil
data di satu area. Saran bagi pengambilan data berikutnya, sebaiknya diketahui terlebih
dahulu jumlah pasangan suami-istri yang sesuai karakteristik sampel dalam setiap
clusternya, kemudian pengambilan data responden dapat dibuat secara lebih
proporsional untuk setiap cluster berdasarkan jumlah pasangan suami-istri yang berada
di setiap area.
51
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya peran adult attachment dan trait kepribadian secara simultan dan signifikan
terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami dan istri dimana ditemukan peran
adult attachment dan trait kepribadian bila secara bersamaan akan memiliki nilai
koefisien yang lebih besar dibandingkan berperan langsung dan berdiri sendiri
terhadap kualitas pernikahan.
2. Analisis sub jalur ditemukan baik pada suami maupun istri tampak adult attachment
memiliki peran yang lebih besar dibandingkan ketiga trait kepribadian yaitu
agreeableness, conscientiousness dan neuroticism terhadap kualitas pernikahan.
3. Trait agreeableness memiliki peran langsung dan signifikan terhadap kualitas
pernikahan pada pasangan suami-istri, sedangkan trait conscientiousness memiliki
peran langsung dan signifikan terhadap kualitas pernikahan hanya pada suami tetapi
tidak pada istri.
4. Trait neuroticism berdasarkan hasil penelitian sebelumnya merupakan trait
kepribadian yang paling konsisten dalam memprediksi kualitas pernikahan, tetapi
pada penelitian ini ditemukan trait neuroticism tidak memiliki peran langsung dan
signifikan terhadap kualitas pernikahan baik pada pasangan suami dan istri.
5. Adanya kesesuaian peran adult attachment terhadap kualitas pernikahan pada
pasangan suami-istri, demikian pula ada kesesuaian trait agreeableness dan
conscientiousness terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri,
sedangkan pada trait neuroticism tidak ditemukan adanya kesesuaian pada pasangan
suami-istri.
52
6.2. Saran
Saran metodologi dari penelitian ini dengan menggunakan teknik area cluster
sampling, tetapi pengambilan data di lapangan masih lebih bersifat accidental sampling
pada setiap area Bandung Tengah, Bandung Barat, Bandung Tengah, Bandung Utara,
dan Bandung Selatan. Sebaiknya di data terlebih dahulu seluruh pasangan suami-istri
yang sesuai karakteristik sampel di setiap area. Selanjutnya, dilihat proporsi pasangan
suami-istri setiap area dan ditentukan secara random dari semua titik yang ada di satu
area secara merata.
Saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil analisis sub jalur
ditemukan baik pada pasangan suami-istri tampak adult attachment memiliki peran
yang lebih besar terhadap kualitas pernikahan. Pembentukan secure attachment menurut
Bowlby (dalam Kirpatrick, 2005) bahwa perkembangan attachment berlangsung
sepanjang rentang kehidupan dimana pengalaman attachment awal akan terbawa hingga
dewasa sebagai model hubungan kedekatan dengan orang lain. Menurut Hazan dan
Shaver (1987) adult attachment merupakan pencerminan dari attachment pada masa
kanak-kanaknya. Hal ini berarti ikatan emosional orang tua dan anak yang terbawa
hingga masa dewasa memiliki peran penting dalam kualitas kehidupan anak di masa
mendatang. Implikasi untuk penelitian berikutnya adalah meneliti peran stabilitas
attachment terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri dimana peneliti akan
melihat pengaruh attachment sebelum dan setelah menikah terhadap kualitas pernikahan
pada pasangan suami-istri. Selain itu, implikasi praktis dari penelitian ini adalah peran
orang tua dalam membentuk secure attachment pada anak akan berpengaruh pada
kualitas pernikahan pada masa dewasa.
Berdasarkan hasil analisis terhadap ketiga trait kepribadian diketahui bahwa
trait agreeableness memiliki peran langsung dengan nilai koefisien β yang lebih besar
dibandingkan kedua trait lainnya terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-
istri. Hal ini berarti pentingnya pasangan memiliki trait agreeableness dalam kehidupan
pernikahan dengan menunjukkan kelembutan pada pasangan, dapat dipercaya, memiliki
kesediaan menolong pasangan, sehingga akan memiliki kualitas pernikahan yang baik.
53
Saran praktis kepada masyarakat maupun institusi pemerintahan, terutama
BKKBN perlunya pembentukan secure attachment dari orang tua terhadap anak di
rumah karena akan terbawa hingga dewasa yang akan menentukan kualitas
pernikahannya di kemudian hari. Hal ini karena adult attachment memiliki pengaruh
yang cukup besar terhadap kualitas pernikahan pada pasangan suami-istri. Oleh karena
itu, perlunya penyuluhan bagi orang tua dalam membentuk secure attachment dalam
persiapan pernikahan sehingga orang tua mengetahui hal-hal penting dalam membina
hubungan dengan anaknya dan sebagai upaya preventif untuk mengurangi tingkat
perceraian dalam pernikahan.
Saran bagi pasangan yang telah menikah dalam meningkatkan kualitas
pernikahannya dengan menunjukkan kesesuaian adult attachment dan trait
agreeableness seperti yang diungkapkan Feeney (dalam Meins, 1997) pasangan suami-
istri yang secure attachment akan menampilkan keterlibatan dan kepuasan dalam
membina hubungan dengan orang lain dan pasangan, memiliki komitmen, percaya pada
orang lain, memiliki kehangatan dalam berelasi, interdependensi, mengetahui distress
yang dialaminya dan mampu mengolah distress secara konstruktif. Kondisi ini yang
membuat pasangan suami-istri relatif merasa mudah untuk dekat dan merasa nyaman
bergantung dengan pasangannya sehingga menimbulkan perasaaan bahagia (happy)
pada pasangan suami-istri dalam pernikahan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, M. D. S. (1967). Infacy in Uganda: Infant care and the growth of love.
Baltimore: John Hopkins University Press. Beitel, M. (2002). The effect of psychological mindedness upon the relationships
between personality and attachment style: a structural equation model. Unpublished dessertation. New York : Fordham University.
Ben-Ari, A. And Lavee, Y. (2005). Dyadic characteristic of individual attributes: Attachment, neuroticsm, and their relation to marital quality and closeness. American Journal of Orthopsychiatric, Vol. 75, 621 – 631.
Botwin, M. D., Buss, D. M., and Shakefold, T. K. (1997). Personality and mate preferences: Five factors in mate selection and marital satisfaction. Journal of Personality, 65, 107-136.
Bowlby, J. (1979). The making and breaking of affectional bond. London: Tavistock. Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Volume I, Attachment. New York: Basic
Books. Brennan, K. A., Clark, C. L. dan Shaver, P. R. (1998). Self-report measures of adult
attachment: An integrative overview. June 18, 2009. http://www.psych.uiuc.edu/-rcraley/measures/brennan.htlm.
Brennan, K and Shaver, P.R. (1995). Dimension of adult attachment, affect regulation, and romantic relationship functioning. Personality and Social Psychology Bulletin, 21, 567-583.
Collins, N. L. and Read, S. J. (1990). Adult attachment working models, and relationship quality in dating couples. Journal of Personality and Social Psychology, 58, 644-663.
Costa, P. T. And McCrae, R. R. (1985). The NEO Personality Inventory: Manual. Odessa, FL: PAR-Psychological Assessment Resources.
Crowell, J. A. dan Treboux, D. (1995). A Review of adult attachment measures: Implications for theory and research. Social Development 4, 294-327.
Davila, J. and Bradbury, T. N. (2001). Attachment insecurity and the distinction between unhappy spouse who do and do not divorce. Journal of Family Psychology, 15, 371-393.
Flory, V. (2005). Your child’s emotional need. Sydney: Finch Publishing. Fowers, B. J. and Olson, D. H. (1993). ENRICH marital satisfaction scale: brief
research and clinical tool. Journal of Family Psychology, 7, 176-185. Gattis, K.S., Berns, S., Simpson, L.E. and Christensen, A. (2004). Bird of a father or
strange birds? Ties among personality dimensions, similarity, and marital quality. Journal of Family Psychology, Vol. 18, No.4, 564-574.
Hazan, C. and Shaver, P. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511-524.
Karney, B.R. and Bradbury, T.N. (1997). Neuroticism, marital interaction, and trajectory of marital satisfaction. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 1075-1092.
Karney, B.R. and Bradbury, T.N. (1995). The longitudinal course of marital quality and stability: A Review of theory, method, and research. Psychological Bulletin, 118, 3-34.
Kelly, E. L, and Conley, J.J. (1987). Personality and compability: A prospective analysis of marital satisfaction. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 27-40.
Kirkpatrick, L. A. (2005). Attachment, evolution, and the psychology of religion. New York : The Gulford Press.
Kirkpatrick, L. A., and Davis, K. E. (1994). Attachment style, gender, and relationship stability: A longitudinal analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 66, 502-512.
Kosek, R.B. (1996). The quest for a perfect spouse: Spousal ratings and marital satisfaction. Psychological Report, 79, 731-735.
Kurdek, L.A. (1997). Marital stability and changes in marital quality in newlywed couples: A test of the contextual model. Journal of Social and Personality Relationship, 8, 27-28.
Larsen, R. J. dan Buss, D. M. (2005). Personality psychology: Domains of knowledge about human nature. ( 2nd Ed). New York : McGraw-Hill.
Main, M., Kaplan, N. dan Cassidy, J. (1985). Security in infancy, childhood, and adulthood: A move to the level representation. In Growing Points of Attachment Theory and Research. Bretherton, I dan Waters, E. (Ed). Monographs of the Society for Research in Child Development. Serial No.209, 50(1-2), 66-104.
Mehrabian, A. (1989). Marital choice and compatibility as a fuction of trait similarity-dissimilarity. Psychological Report, 65, 1202.
Meins, E. (1997). Security of attachment and the social development of cognition. Hove, UK: Psychology Press.
Mikulicer, M., Florian, V., Cowan, P.A and Cowan, C.P.(2002). Attachment security in couple relationships: A systemic model and its implications for family dynamic. Family Process, 41, 405-434.
Pervin, L.P., Cervone, D.,dan John, P.J. (2005). Personality theory and research. (9th Ed). USA: John Wiley dan Sons, Inc.
Pervin, L. A. dan John, O. P. (1999). Handbook of personality : Theory and research. (2nd Ed). New York: The Guilford Press.
PTA Bandung. (2012). Faktor penyebab perceraian. www.pta-bandung.go.id/faktor-penyebab-perceraian.html diakses 27 Maret 2013.
Robin, R. W., Caspi, A. And Moffitt, T. E. (2000). Two personalities, one relationship: Both partner’s personality traits shape the quality of the their relationship. Journal of Personality and Social Psychology, 79, 251-259.
Sweeper, S. And Halford, K. (2006). Assessing adult adjusment to relationship separation : The Psychological Adjusment to Separation Test (PAST). Journal of Family Psychology, Vol. 20, No. 4, 632-640.
Van IJzendoorn, M. H.. (2006). Unresolved state of mind, anomalous parental behavior, and disorganized attachment : A review and meta-analysis of a transmission gap. Attachment dan Human Development. Vol. 8(2), 89-111.
Water, E., Crowell, J., Treboux, D., Merrick, S. dan Albersheim, L. (1995). Secure attachment from infancy to early adulthood: A 20-years longitudinal study. Poster, Biennial Meeting of the Society for Research in Child.
Waters, E. (1981). Traits, behavioral system and relationships: three models of infant-adult attachment. Behavioral development. Cambridge: Cambridge Univ. Press.
Wu, Selly. (2005). The big five personality. Http/www.melinioum.utoronto.ca/qo Vconcepts, htm. 5.
Yuspendi. (2013). Peran trait kepribadian dan mind-mindedness ibu sebagai mediator dari attachment ibu terhadap attachment anak. Anima Indonesian Journal. Vol.28, No.2, 63-74.
57
58
LAMPIRAN
59
Surat Kesediaan
Penelitian Adult Attachment dan Trait Kepribadian Terhadap Kualitas Pernikahan Pada Pasangan Suami-Istri
Kata Pengantar :
Bapak dan Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam hibah penelitian fundamental dari Dikti yang dilakukan oleh Dr. Yuspendi, M.Psi., Psikolog, M.Pd. dan Tim Peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Tujuan penelitian ini untuk memahami pola ikatan emosional (attachment) serta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pernikahan. Dalam upaya untuk mengetahui lebih mendalam pola ikatan emosional, trait kepribadian dan kualitas pernikahan pasangan suami-istri maka akan diberikan beberapa kuesioner. Semua jawaban yang diberikan selama penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya.
Persyaratan Responden:
Persyaratan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pasangan suami-istri berusia 18 – 45 tahun yang merupakan pernikahan pertama dan pernikahan bersifat monogami yang tinggal di kota Bandung. Bapak dan Ibu juga diharapkan mengisi semua kuesioner dengan lengkap.
Prosedur:
Jika Bapak dan ibu telah menyetujui persyaratan penelitian ini, maka prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti atau anggota tim peneliti akan memberikan kuesioner untuk diisi dengan lengkap.
2. Ibu diminta untuk mengisi data demografik serta kuesioner 1, 2 dan 3 dengan lengkap sekitar 30 - 45 menit.
3. Ibu diharapkan menjawab semua pernyataan yang diberikan dengan sebenar-benarnya.
Resiko dan Keuntungan :
Resiko dari penelitian ini akan sedikit menyita waktu bapak dan ibu untuk mengisi kuesioner. Keuntungan yang akan diberikan dalam penelitian ini berupa souvenir yang akan diberikan pada setiap pasangan suami-istri yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan hasil penelitian akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah yang
60
telah memberikan dana hibah penelitian untuk meningkatkan kualitas pernikahan pasangan suami-istri di kota Bandung.
Kontak dan Pertanyaan: Bila Bapak dan ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini dapat menghubungi : Dr. Yuspendi, M.Psi., Psikolog, M.Pd. di Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri No. 65 Bandung telpon (022) 2012186 Ext. 1300 atau 081321115558. Tim Peneliti : Lie Fun-Fun, M.Psi., Psikolog (08122023460) dan Cindy Maria, M.Psi., Psikolog (08122181625) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pernyataan Kesediaan Responden :
Saya telah membaca informasi di atas dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Nama : _____________________________ Tanggal :____________________2014
Nama Pasangan :_____________________ (Suami/Istri)
Telpon : _____________________________
Tandatangan : ____________________
61
Kuesioner Data Demografik
1. Identitas Responden Nama :
Usia :
Agama :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Marital : 1. menikah 2. Bercerai
2. Identitas Pasangan (Suami/Istri) Nama :
Agama :
Usia :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Marital : 1. menikah 2. Bercerai
Jumlah anak yang dimiliki :
Usia Jenis Kelamin Pendidikan
1
2
62
3
63
Adult Attachment Questionnaire
Petunjuk Pengisian
Pernyataan-pernyataan di bawah ini tentang bagaimana saudara merasakan hubungan dengan pasangan, bagaimana pengalaman saudara dalam membina hubungan secara umum, tidak hanya apa yang terjadi pada hubungan sekarang. Jawablah setiap pernyataan yang menunjukkan seberapa banyak saudara setuju atau tidak menyetujuinya. Berilah tanda checklist (V) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan pernyataan dengan menggunakan petunjuk berikut ini :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Netral Sangat
Tidak Setuju Setuju
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya tidak suka menunjukkan bagaimana perasaan saya yang terdalam.
2 Saya khawatir akan ditinggalkan.
3 Saya merasa sangat nyaman dekat dengan pasangan.
4 Saya banyak khawatir tentang hubungan saya.
5 Saya menarik diri ketika pasangan mulai dekat dengan saya.
6 Saya khawatir pasangan saya tidak memperhatikan saya, seperti saya peduli terhadap dirinya.
7 Saya merasa kurang nyaman ketika pasangan saya ingin dekat dengan saya.
8 Saya sangat khawatir akan kehilangan pasangan saya.
9 Saya merasa tidak nyaman untuk terbuka pada pasangan.
64
10 Saya sering berharap bahwa perasaan pasangan saya sama kuatnya seperti perasaan saya terhadapnya.
11 Saya ingin dekat dengan pasangan saya, tetapi saya terus menarik diri kembali.
12 Saya sering ingin menjadi satu seutuhnya dengan pasangan, dalam hal ini kadang-kadang membuat pasangan merasa takut.
13 Saya merasa gelisah ketika pasangan menjadi terlalu dekat dengan saya.
14 Saya khawatir dengan kesendirian.
15 Saya merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan pribadi dengan pasangan.
16 Keinginan saya untuk sangat dekat, kadang-kadang membuat orang menjadi takut.
17 Saya mencoba menghindar menjadi terlalu dekat dengan pasangan saya.
18 Saya membutuhkan jaminan bahwa saya dicintai oleh pasangan.
19 Saya relatif mudah menjadi dekat dengan pasangan saya.
20 Kadang-kadang saya memaksa pasangan saya untuk menunjukkan lebih banyak perasaan, lebih komitmen.
21 Saya merasa sulit untuk membiarkan diri saya bergantung pada pasangan.
22 Saya tidak terlalu sering merasa khawatir akan ditinggalkan pasangan.
23 Saya memilih untuk tidak terlalu dekat dengan pasangan.
24 Saya akan marah atau jengkel, jika pasangan tidak menunjukkan minatnya pada saya.
25 Saya menceritakan segala sesuatu pada pasangan.
65
26 Saya mendapatkan bahwa pasangan saya tidak ingin menjadi sedekat seperti yang saya inginkan.
27 Saya biasanya mendisukusikan masalah dan keprihatinan saya pada pasangan.
28 Ketika saya tidak terlibat dalam sebuah hubungan, saya agak merasa cemas dan tidak nyaman.
29 Saya merasa nyaman bergantung pada pasangan saya.
30 Saya menjadi frustrasi ketika pasangan saya tidak ada di dekat saya sebanyak yang saya inginkan.
31 Saya tidak keberatan untuk meminta kenyamanan, nasihat atau bantuan dari pasangan.
32 Saya menjadi frustrasi jika pasangan tidak ada ketika saya membutuhkannya.
33 Saya meminta bantuan dari pasangan saat saya membutuhkan.
34 Saya merasa diri saya benar-benar buruk ketika pasangan menolak saya.
35 Saya mengarahkan segala sesuatu pada pasangan, termasuk rasa nyaman dan ketenangan hati.
36 Saya marah kalau pasangan menghabiskan waktu jauh dari saya.
66
The Big Five Inventory
Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah karakteristik yang sesuai atau tidak sesuai dengan diri saudara. Contohnya, apakah saudara setuju bahwa saudara adalah seseorang yang suka menghabiskan waktu dengan orang lain ? Silakan beri tanda checklist (V) pada kotak yang tersedia di samping kanan setiap pernyataan yang mengindikasikan sangat sesuai atau tidak sangat sesuai dengan diri saudara dengan pernyataan tersebut.
1. Sangat tidak sesuai dengan diri saya 2. Kurang sesuai dengan diri saya 3. Netral 4. Sesuai dengan diri saya 5. Sangat sesuai dengan diri saya
No. Saya melihat diri saya sebagai seorang yang...
1 2 3 4 5
1 banyak bicara
2 cenderung menyalahkan orang lain
3 mengerjakan pekerjaan dengan teliti
4 Murung
5 memiliki ide original
6 suka menyendiri
7 suka menolong orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri
8 kadang-kadang ceroboh
9 santai dan dapat menangani stres dengan baik
10 ingin tahu banyak hal yang berbeda
11 banyak energi
67
12 memulai pertengkaran dengan orang lain
13 pekerja yang dapat dipercaya
14 mudah tegang
15 banyak akal dan pemikir yang dalam
16 mempunyai banyak energi
17 mudah memaafkan
18 cenderung tidak tertib
19 banyak khawatir
20 memiliki banyak imajinasi
21 cenderung tenang
22 secara umum percaya pada orang lain
23 cenderung pemalas
24 emosinya stabil, tidak mudah jengkel
25 berdaya cipta
26 mempunyai kepribadian tegas
27 bisa dingin dan menjauhkan diri
28 tekun dalam menyelesaikan tugas hingga akhir
29 mudah dipengaruhi suasana hati
30 menghargai pengalaman artistik dan keindahan
31 kadang-kadang pemalu dan terhambat
32 penuh pertimbangan dan baik hati pada hampir setiap orang
33 mengerjakan sesuatu secara efisien
34 tetap tenang dalam situasi yang tegang
35 lebih suka pekerjaan yang rutin
68
36 ramah tamah, suka bergaul
37 kadang-kadang kasar pada orang lain
38 membuat perencanaan dan menjalankannya
39 mudah mengalami kecemasan
40 suka membayangkan dan bermain dengan ide
41 memiliki minat seni
42 suka bekerjasama dengan orang lain
43 mudah teralihkan
44 pintar dalam seni, musik dan kesusasteraan
69
Kuesioner Kepuasan Pernikahan
Pernyataan-pernyataan di bawah ini tentang bagaimana saudara merasakan kepuasan pernikahan dengan pasangan anda saat ini. Jawablah setiap pernyataan yang menunjukkan seberapa banyak saudara setuju atau tidak menyetujuinya. Berilah tanda checklist (V) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan pernyataan dengan menggunakan petunjuk berikut ini :
1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = netral 4 = setuju 5 = sangat setuju
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Saya tahu apa yang pasangan harapkan dari saya dalam pernikahan
kami.
2 Pasangan saya dapat membuat hal-hal menjadi lebih mudah untuk saya .
3 Saya banyak merasa khawatir tentang pernikahan saya. 4 Jika saya dapat mengulang kembali masa lalu, saya akan menikah
dengan orang lain daripada dengan pasangan saya yang sekarang.
5 Saya bisa mempercayai pasangan saya. 6 Hidup saya akan tampak kosong tanpa pernikahan saya. 7 Pernikahan saya terlalu mengekang saya. 8 Saya merasa terjebak dalam pernikahan saya. 9 Saya tahu dimana posisi saya dalam hidup pernikahan bersama
pasangan saya.
10 Pernikahan saya memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan saya. 11 Saya menjadi kesal, marah atau terganggu karena hal-hal yang terjadi
dalam pernikahan saya.
12 Saya merasa kompeten dan sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan dalam pernikahan saya.
13 Pernikahan saya saat ini bukan suatu hal yang saya harapakan untuk dapat bertahan selamanya.
14 Saya berharap pernikahan saya dapat memberi saya kepuasan yang semakin lama semakin terus meningkat.
15 Saya berkecil hati untuk mencoba membuat pernikahan saya berjalan sebagaimana seharusnya.
16 Saya memikirkan situasi pernikahan saya agar jadi menyenangkan seperti bagaimana mestinya.
17 Pernikahan saya memberi saya kepuasan pribadi yang lebih nyata dari apapun yang saya lakukan.
70
18 Saya pikir pernikahan saya menjadi semakin sulit bagi saya setiap tahunnya.
19 Pasangan saya membuat saya sangat bingung dan gelisah. 20 Pasangan saya memberi saya kesempatan yang cukup untuk dapat
mengutarakan pendapat-pendapat yang saya miliki.
21 Sejauh ini, saya berhasil dalam pernikahan saya. 22 Pasangan saya menganggap saya setara dengannya. 23 Saya harus mencari di luar pernikahan saya untuk hal-hal yang dapat
membuat hidup menjadi berharga dan menarik.
24 Pasangan saya menginspirasi saya untuk melakukan pekerjaan terbaik saya.
25 Pernikahan saya telah “mematikan” kepribadian saya. 26 Pernikahan saya ke depannya tampak menjanjikan. 27 Saya sungguh-sungguh tertarik dengan pasangan saya. 28 Saya berhubungan baik dengan pasangan saya. 29 Saya takut kehilangan pasangan saya karena perceraian. 30 Pasangan saya membuat tuntutan pada waktu luang saya dengan tidak
adil.
31 Pasangan saya tampak tidak masuk akal saat berurusan dengan saya. 32 Pernikahan saya membantu saya mencapai tujuan yang sudah saya
tetapkan untuk diri saya sendiri.
33 Pasangan saya bersedia membuat perbaikan-perbaikan untuk mengembangkan hubungan pernikahan kami.
34 Pernikahan saya banyak ketidaksepakatan dalam hal rekreasi/hiburan. 35 Penyampaian kasih sayang yang ditunjukkan oleh saya dan pasangan
saya dapat saling diterima.
36 Hubungan seksual yang tidak menyenangkan sebagai salah satu kekurangan yang ada dalam pernikahan saya.
37 Pasangan saya dan saya sepakat untuk berperilaku yang benar dan tepat.
38 Pasangan saya dan saya tidak memiliki prinsip hidup yang sama. 39 Pasangan saya dan saya menikmati beberapa kegiatan bersama yang
menyenangkan.
40 Kadang-kadang saya berharap saya tidak menikahi pasangan saya saat ini.
41 Pernikahan saya yang sekarang jelas tidak menyenangkan. 42 Saya menantikan aktivitas seksual dengan pasangan saya dengan
harapan dapat menyenangkan.
43 Pasangan saya tidak memiliki rasa hormat terhadap saya. 44 Saya mengalami kesulitan untuk mengungkapkan isi hati pada
pasangan saya.
71
45 Seringkali pasangan saya memahami apa yang saya rasakan. 46 Pasangan saya tidak mendengarkan apa yang saya katakan. 47 Saya seringkali menikmati perbincangan dengan pasangan saya. 48 Saya tentu puas dengan pernikahan saya.
72
Format Catatan Harian (Logbook)
No Tanggal Kegiatan
1. 15/03/2014 Pencarian dan mempelajari jurnal online dan sumber-sumber pustaka lainnya untuk melengkapi tinjauan pustaka.
2. 05/04/2014 Menyusun tinjauan pustaka.
3. 12/04/2014 Menyusun alat ukur Adult Attachment (ECR-Inventory) dan merevisi kalimat tiap itemnya.
4. 19/04/2014 Menyusun alat ukur Kepribadian (Big Five Inventory) dan merevisi kalimat tiap itemnya.
5. 26/04/2014 Menyusun alat ukur Kepuasaan Pernikahan (MSS) dan merevisi kalimat tiap itemnya.
6. 06/05/2014 Membuat surat kesediaan dan data demografis.
7. 02/06/2014 Memperbanyak kuesioner penelitian untuk try-out alat ukur.
8. 06/06/2014 Pengambilan data untuk try-out alat ukur Adult Attachment, Big-Five, Kepuasaan Pernikahan dan data demografis pada pasangan yang telah menikah di kota Bandung.
9. 07/06/2014 Memesan souvenir untuk responden penelitian.
10. 24/06/2014 Pengolahan data try-out alat ukur Adult Attachment, Big-Five dan Kepuasaan Pernikahan.
11. 16/07/2014 Memperoleh hasil validitas dan reliabilitas setiap alat ukur.
12. 18/07/2014 Diskusi penyusunan ulang alat ukur.
13. 22/07/2014 Revisi penyusunan ulang alat ukur.
14. 24/07/2014 Menyusun Pedoman penilaian setiap alat ukur.
15. 25/07/2014 Briefing bersama koordinator teknisi lapangan untuk pengambilan data, teknik skoring alat ukur dan pemasukan data.
16. 04/08/2014 Briefing bersama koordinator teknisi lapangan dan pembagian alat ukur serta souvenir untuk responden.
73
17. 05/08/2014 Anggota peneliti selalu melakukan koordinasi dengan koordinator teknisi lapangan untuk memantau kemajuan pengambilan data.
18. 12/09/2014 Koordinator lapangan melaporkan data telah diperoleh sebanyak 500 pasangan suami-istri dari lima kabupaten dan kodya Bandung.
19. 15/09/2014 Ketua dan anggota peneliti menyatukan data primer dan demografis yang telah diperoleh.
20. 17/09/2014 Ketua melakukan konsultasi statistik untuk menentukan uji statistik sesuai dengan rancangan penelitian.
21. 19/09/2014 Briefing dengan koordinator teknisi lapangan berkaitan dengan pembayaran honor anggota teknisi lapangan di setiap wilayah.
22. 22/09/2014 Pembayaran honor koordinator teknisi lapangan dan anggota sesuai jumlah responden yang diperoleh.
23. 24/09/2014 Pihak redaksi jurnal ilmiah psikologi anima memberikan konfirmasi untuk menerbitkan hasil penelitian ini setelah menerima draft yang diberikan ketua peneliti.
24. 25/09/2014 Penyusunan laporan dari bab 3 sampai bab 4 membuat tabel validasi dan data demografi
25. 1/10/2014 Penyusunan laporan bab 4 dengan membuat pembahasan pengujian hipotesis.
26. 3/10/2014 Penyusunan pembahasan dan bab 5 untuk laporan lengkap.
27. 6/10/2014 Penyusunan artikel lengkap untuk ke jurnal ilmiah psikologi anima.
28. 11/10/2014 Penyusunan 2 artikel lengkap untuk call of paper dalam acara temu ilmiah nasional di Universitas Airlangga.
29 20/10/2014 Pengiriman 2 abstrak penelitian untuk call of paper dalam acara temu ilmiah nasional di Universitas Airlangga.
30 28/10/2014 Surat penerimaan abstrak dalam acara temu ilmiah nasional di Universitas Airlangga.
31 28/10/2014 Menyusunan laporan keuangan dari dana hibah.
32 30/10/2014 Melakukan pembayaran keikutsertaan dalam acara temu ilmiah
74
nasional di Universitas Airlangga.
33 31/10/2014 Pengiriman 2 artikel lengkap untuk call of paper dalam acara temu ilmiah nasional di Universitas Airlangga.