Top Banner
https://magelangkab.bps.go.id
52

magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

Jan 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 2: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 3: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

ISBN : 978-623-92580-9-2 Nomor Publikasi : 33080.2011 Katalog : 4201003.3308 Ukuran Buku : B5 (18,2 cm x 25,7 cm) Jumlah Halaman : xiv + 36 Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

Penyunting :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

Desain Kover oleh :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

Ilustrasi Kover :

Bulan Imunisasi Sekolah di Kabupaten Magelang

Penerbit :

©Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

Pencetak :

-

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 4: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

iii

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

KATA PENGANTAR Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2019 diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Publikasi ini memuat

beberapa informasi, khususnya yang berkaitan dengan gambaran

umum kesehatan di Kabupaten Magelang.

Data yang digunakan bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), antara lain mengenai kesehatan masyarakat secara umum,

status kesehatan, pelayanan kesehatan, penyediaan fasilitas air bersih dan

sanitasi layak. Untuk melihat perubahan dan keterbandingan antartahun

disajikan pula data hasil Susenas 2018.

Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini sehingga

Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2019 dapat terbit. Kritik

dan saran kami harapkan demi perbaikan publikasi ini di masa yang akan

datang.

Kota Mungkid, Agustus 2020 Kepala Badan Pusat Statistik

Kabupaten Magelang

Ir. Sri Wiyadi, M.M.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 5: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

iv

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ........................................................................... iii

Daftar Isi ..................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................ v

Daftar Gambar ............................................................................ vi

Konsep dan Definisi ..................................................................... ix

Bab I. Pendahuluan ................................................................. 2

Bab II. Gambaran Umum Kesehatan Kabupaten Magelang .......... 4

2.1 Kondisi Kesehatan Masyarakat .................................. 4

2.2 Upaya Mengobati Keluhan Kesehatan ........................ 6

2.3 Kepemilikan dan Penggunaan Jaminan ...................... 12

2.4 Kebiasaan Merokok .................................................. 15

Bab III. Kesehatan Ibu dan Anak ................................................ 18

3.1 Proses Persalinan..................................................... 18

3.2 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ................................... 24

3.3 Pemberian Imunisasi ................................................ 28

Bab IV. Air Minum Bersih dan Sanitasi Layak ............................... 31

4.1 Air Minum Bersih ..................................................... 31

4.2 Sanitasi Layak ......................................................... 35

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 6: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

v

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 2.1 Persentase Penduduk Kabupaten Magelang yang Berobat

Jalan menurut Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2018 dan 2019 ... 8

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 7: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

vi

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan

dalam Satu Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Magelang, 2019 ................................................. 5

Gambar 2.2 Angka Kesakitan di Kabupaten Magelang menurut Jenis

Kelamin, 2019 ....................................................................... 6

Gambar 2.3 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu

Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Magelang, 2019 .................................................................... 7

Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu

Bulan Terakhir menurut Fasilitas Pelayanan Kesehatan di

Kabupaten Magelang, 2019 .................................................. 10

Gambar 2.5 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang yang

Mengalami Keluhan Kesehatan dan Tidak Berobat Jalan

dalam Satu Bulan Terakhir menurut Alasan Tidak Berobat

Jalan, 2019 ............................................................................ 11

Gambar 2.6 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang yang

Berobat Jalan dan Menggunakan Jaminan Kesehatan

menurut Jenis Kelamin, 2019 ............................................... 12

Gambar 2.7 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang menurut

Kepemilikan Jaminan Kesehatan, 2019 ................................ 13

Gambar 2.8 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang menurut

Kepemilikan Jenis Jaminan Kesehatan, 2019 ........................ 14

Gambar 2.9 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam

Sebulan Terakhir, 2019 ......................................................... 16

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 8: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

vii

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Halaman

Gambar 2.10 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam

Sebulan Terakhir menurut Jumlah Batang Rokok yang

Dihisap per Minggu, 201 ....................................................... 17

Gambar 3.1 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur

15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah

Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir menurut Penolong

Proses Kelahiran, 2019..... .................................................... 21

Gambar 3.2 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur

15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah

Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir menurut Tempat

Melahirkan Anak Lahir yang Terakhir, 2019 ......................... 22

Gambar 3.3 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur

15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah

Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir menurut Berat Badan

Anak Lahir Hidup yang Terakhir Ketika Dilahirkan, 2019 ...... 23

Gambar 3.4 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang

Pernah Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis

Kelamin, 2019 ....................................................................... 25

Gambar 3.5 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang

Masih Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis

Kelamin, 2019 ....................................................................... 26

Gambar 3.6 Persentase Penduduk Umur 0 – 23 Bulan (Baduta) yang

pernah Diberi ASI menurut Lama Pemberian ASI di

Kabupaten Magelang, 2019 .................................................. 27

Gambar 3.7 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi di

Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019 ............ 29

Gambar 3.8 Keikutsertaan Imunisasi Wajib Anak Balita di Kabupaten

Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019 ............................... 30

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 9: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

viii

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Halaman

Gambar 4.1 Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Sumber

Air Minum Bersih di Kabupaten Magelang, 2019 ................. 33

Gambar 4.2 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses Air

Layak di Kabupaten Magelang, 2019 .................................... 34

Gambar 4.3 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses

terhadap Sanitasi Layak di Kabupaten Magelang, 2019 ....... 36

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 10: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

ix

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

KONSEP DAN DEFINISI

1. Rumah tangga (biasa) adalah seorang atau sekelompok orang yang

mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya

tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau pengurusan kebutuhan

bersama sehari-hari di bawah satu pengelolaan. Sedangkan orang-orang

yang tinggal di asrama, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah

tahanan dan sejenisnya, pengurusan kebutuhan sehari-hari diatur oleh

suatu lembaga, badan, yayasan dan sebagainya; atau sekelompok orang

yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau

sama dengan 10 orang dikategorikan sebagai rumah tangga khusus.

2. Anggota rumah tangga, semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat

atau rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang belum 6 bulan

namun berniat untuk menetap. Untuk selanjutnya anggota rumah tangga

dalam publikasi ini akan disebut juga penduduk.

3. Umur penduduk, dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau

umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.

4. Keluhan kesehatan, keadaan seseorang yang mengalami gangguan

kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering

dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit

kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama

sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), karena kecelakaan, kriminalitas

atau keluhan lainnya.

5. Sakit, suatu kondisi dimana seseorang mengalami keluhan kesehatan

sehingga tidak dapat melakukan kegiatan secara normal (bekerja, sekolah,

kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 11: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

x

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 6. Angka kesakitan, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan hingga

terganggu aktifitasnya. Angka kesakitan ditunjukkan dengan perbandingan

antara jumlah penduduk yang sakit dengan jumlah penduduk.

7. Berobat jalan, kegiatan atau upaya seseorang yang mempunyai keluhan

kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan

mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional

tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah.

8. Mengobati sendiri, upaya seseorang yang mempunyai keluhan kesehatan

untuk melakukan pengobatan dengan menentukan sendiri jenis obatnya

tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra.

9. Jaminan kesehatan, jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang

yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

10. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), bagian dari Sistem Jaminan Nasional

(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi

kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

Pemerintah.

11. Merokok, aktivitas membakar tembakau kemudian menghisap asapnya,

baik menggunakan rokok maupun pipa pada sebulan terakhir sampai saat

pencacahan. Terdapat 2 (dua) cara merokok yang umum dilakukan, yaitu

pertama menghisap lalu menelan asap rokok ke dalam paru-paru dan

dihembuskan; kedua hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan

melalui mulut atau hidung.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 12: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

xi

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 12. Dulu pernah merokok, apabila penduduk pernah merokok sekurang-

kurangnya 1 (satu) batang setiap hari, namun sebulan terakhir sampai saat

pencacahan tidak lagi merokok.

13. Penolong proses persalinan, penolong terakhir dalam proses persalinan

yang pernah melahirkan hidup dalam 2 tahun terakhir, termasuk bayi yang

saat pencacahan masih hidup maupun yang sudah meninggal.

14. Proses kelahiran, proses lahirnya janin dari dalam kandungan ke dunia luar,

dimulai dengan tanda-tanda kelahiran (rasa mules yang berangsur-angsur

makin sering, makin lama dan makin kuat, disertai keluarnya lendir, darah

dan air ketuban), lahirnya bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya

plasenta.

15. Imunisasi/Vaksinasi, memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu

yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau

diminum (diteteskan dalam mulut) dengan maksud untuk meningkatkan

kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.

16. Balita yang diimunisasi lengkap, jumlah anak umur kurang dari 5 tahun

yang sudah diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak/Morbili, Hepatitis

B).

17. BCG (Bacillus Chalmette Guerin), vaksinasi untuk mencegah penyakit TBC,

diberikan pada bayi baru lahir atau umur 1 bulan, dengan suntikan pada

kulit pangkal lengan atas. Suntikan BCG diberikan kepada anak sebanyak 1

kali.

18. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), vaksin untuk mencegah penyakit Difteri,

Pertusis, dan Tetanus yang diberikan kepada bayi berumur 2, 3, dan 4 bulan

sebagai imunisasi dasar dan dilanjutkan dengan booster 1 kali dengan jarak

1 tahun setelah DPT3, dengan suntikan pada paha, diulang 1 bulan dan 2

bulan kemudian. Suntikan imunisasi DPT lengkap pada balita diberikan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 13: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

xii

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 sebanyak 3 kali (kadang-kadang selang waktu antar suntikan bisa lebih dari 1

bulan).

19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi

umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan guna mencegah lumpuh layu,

dengan memberikan 3 tetes cairan vaksin berwarna merah muda atau putih

ke dalam mulut anak.

20. Campak/Morbili, merupakan vaksin untuk mencegah penyakit

Campak/Morbili, yang diberikan pada bayi berumur 9 sampai 12 bulan,

dengan suntikan di bawah kulit paha sebanyak 1 kali.

21. Hepatitis B, suntikan secara intramuscular (suntikan ke dalam otot) biasanya

di paha yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

Suntikan ini diberikan 4 kali. Suntikan pertama diberikan pada bayi baru lahir

untuk mencegah penularan Hepatitis B dari ibu ke anak pada proses

kelahiran, karena tidak semua ibu tahu apakah dirinya terinfeksi Hepatitis B

atau tidak. Suntikan kedua sampai keempat yang biasanya digabungkan

dengan pemberian DPT (dikenal dengan sebutan kombo), diberikan saat usia

2, 3, dan 4 bulan.

22. Air minum bersih, air minum yang bersumber dari air kemasan bermerk, air

isi ulang, air leding, sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air

terlindung. Khusus untuk air minum yang bersumber dari sumur bor/pompa,

sumur terlindung dan mata air terlindung harus memiliki jarak ≥ 10 meter

dari penampungan akhir tinja terdekat.

23. Air minum layak adalah air minum yang bersumber dari air leding, sumur

bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan. Khusus

untuk air minum yang bersumber dari sumur bor/pompa, sumur terlindung

dan mata air terlindung harus memiliki jarak ≥ 10 meter dari penampungan

akhir tinja terdekat.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 14: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

xiii

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 24. Akses air layak, apabila sumber air minum yang terdiri dari leding; air

terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung)

dengan jarak ≥ 10m dari penampungan kotoran/limbah; dan air hujan.

Kemudian digabungkan dengan penggunaan air mandi/cuci yang bersumber

dari air terlindung (leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur

terlindung, mata air terlindung, dan air hujan) bila sumber air minum

menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak terlindungi (air terlindungi

dengan jarak <10m dan air tidak terlindung).

25. Akses sanitasi layak adalah rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air

besar sendiri atau bersama, dengan jenis kloset leher angsa, kloset

plengsengan dengan tutup, dan tangki, serta SPAL (Sistem Pembuangan Air

Limbah) sebagai tempat pembuangan akhir tinja.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 15: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 16: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 17: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

2

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

PENDAHULUAN I

Salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional adalah kondisi

kesehatan masyarakat yang baik. Karena, derajat kesehatan masyarakat yang baik

memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif, baik secara ekonomi maupun

sosial, sehingga tercipta masyarakat sehat secara keseluruhan. Oleh karena itu, di

dalam pembangunan nasional juga harus diperhatikan pelaksanaan pembangunan

kesehatan. Pembangunan Kesehatan dimaksud merupakan proses perubahan

tingkat kesehatan masyarakat dari tingkat yang kurang baik menjadi lebih baik

sesuai dengan standar kesehatan. Masyarakat dengan kondisi kesehatan yang

baik, baik fisik maupun mental, dapat melakukan aktivitasnya secara produktif

sehingga dapat berperan serta dalam pembangunan.

Pemerintah melalui program kesehatan mengharapkan agar seluruh

masyarakat dapat hidup sehat. Salah satu indikator keberhasilan peningkatan

kualitas hidup adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memadai.

Upaya tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan yang memadai dan mudah dijangkau serta biaya kesehatan yang relatif

murah dan adil bagi setiap lapisan masyarakat terutama lapisan masyarakat yang

kurang mampu, sehingga masyarakat mendapatkan manfaatnya secara merata

dan tepat sasaran.

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Magelang antara lain

melalui peningkatan dan penyempurnaan sarana dan prasarana kesehatan. Upaya

tersebut ditempuh dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang

bermutu, mudah dan terjangkau bagi seluruh golongan masyarakat, seperti

melalui Puskesmas keliling, penugasan dokter/bidan di seluruh desa/kelurahan,

kepemilikan jaminan kesehatan bagi masyarakat, perbaikan gizi keluarga,

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 18: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

3

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 peningkatan kesehatan gizi ibu dan anak, imunisasi maupun penyediaan fasilitas

air bersih.

Dalam memonitor dan mengevaluasi pencapaian target kebijakan di

bidang kesehatan diperlukan data statistik kesehatan yang akurat. Data tersebut

diperlukan untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan serta untuk

memantau dan menilai hasil-hasil pembangunan di bidang kesehatan. Salah satu

survei yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan dirancang untuk

dapat memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pembangunan SDM,

khususnya kesehatan, adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2019 bersumber dari data

Susenas 2018 dan 2019 yang menyajikan statistik dan indikator di bidang

kesehatan, antara lain angka kesakitan, kunjungan ke fasilitas pelayanan

kesehatan, jaminan kesehatan, penolong persalinan, serta fasilitas air minum

bersih. Data dan indikator pada tingkat kabupaten disajikan secara sederhana dan

informatif dengan analisis deskriptif serta dilengkapi dengan grafik-grafik.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 19: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

4

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

GAMBARAN UMUM KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG

Kesehatan merupakan hal yang penting karena memiliki kaitan ke berbagai

aspek. Oleh karena itulah pemantauan perkembangan kesehatan penduduk di

suatu wilayah perlu untuk dilakukan. Gambaran kesehatan di Kabupaten Magelang

digunakan untuk melihat bagaimana kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten

Magelang melalui variabel yang dihasilkan dari Susenas Kor menurut karakteristik

sosial dan ekonomi. Penyajian data kesehatan menurut karakteristik diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan kebijakan tentang

kesehatan secara tepat.

2.1. Kondisi Kesehatan Masyarakat

Derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah dapat digambarkan oleh

angka kesakitan. Angka kesakitan dapat didekati dengan persentase penduduk

yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan mengakibatkan

terganggunya kegiatan sehari-hari. Buruknya kondisi kesehatan penduduk di suatu

wilayah dapat diindikasikan dengan angka kesakitan yang tinggi. Semakin banyak

penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan memiliki angka kesakitan yang

tinggi berarti semakin rendah derajat kesehatan di wilayah tersebut.

Keluhan kesehatan merupakan salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Keluhan

kesehatan menunjukkan gejala penyakit atau kondisi tubuh yang tidak sehat. Data

mengenai persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam satu

bulan terakhir dapat digunakan oleh pemerintah dalam upaya mengintervensi

program-program kesehatan.

II

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 20: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

5

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Hasil Susenas 2019 menunjukkan persentase penduduk Kabupaten

Magelang yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir sebesar

37,12 persen. Bisa dikatakan bahwa sekitar empat dari sepuluh penduduk

Kabupaten Magelang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir.

Jika diuraikan berdasarkan gender, terlihat dari Gambar 2.1 bahwa

perempuan lebih banyak mengalami keluhan kesehatan dibanding laki-laki.

Keluhan kesehatan yang dirasakan laki-laki adalah sebesar 34,99 persen,

sedangkan perempuan mencapai 39,26 persen.

Gambar 2.1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam Satu Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019

Pada Gambar 2.2, sekitar 2 dari 10 penduduk Kabupaten Magelang

mengalami keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya. Angka kesakitan laki-

laki lebih tinggi dibandingkan angka kesakitan perempuan, berbanding terbalik

dengan persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Laki-laki

memang cenderung identik dengan kondisi fisik yang lebih kuat dibandingkan

perempuan tetapi pada kenyataannya kekebalan tubuh perempuan terhadap

Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

34.99

39.26

37.12

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 21: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

6

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 penyakit lebih baik dibanding laki-laki. Hal ini pada umumnya disebabkan laki-laki

menjalani pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik yang lebih dan tentunya

memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Gambar 2.2 Angka Kesakitan di Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hal yang penting dalam rangka

meningkatkan status kesehatan penduduk. Selain itu, pengetahuan mengenai

derajat kesehatan dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang

kesehatan, yang bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh

pelayanan kesehatan. Melalui upaya tersebut, diharapkan dapat tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang lebih baik.

2.2. Upaya Mengobati Keluhan Kesehatan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan keluhan

kesehatan atau penyakit yang diderita adalah dengan berobat. Berobat dapat

dilakukan dalam bentuk berobat jalan ataupun rawat inap. Berobat dapat

Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

17.67

16.26

16.97

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 22: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

7

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 dilakukan baik ke fasilitas kesehatan maupun ke bukan fasilitas kesehatan. Dengan

berobat, keluhan tersebut dapat segera ditangani sehingga tidak mengganggu

produktivitas kerja. Selain itu, dengan berobat risiko penyebaran atau komplikasi

penyakit yang dialami juga dapat diperkecil.

Gambar 2.3 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019

Data Susenas 2019 menunjukkan belum ada separuh penduduk

Kabupaten Magelang yang mengobati keluhan sakitnya dengan berobat jalan.

Persentase penduduk Kabupaten Magelang yang berobat jalan selama 2019 baru

mencapai 48,7 persen. Namun demikian, kesadaran kaum laki-laki untuk berobat

jalan ketika mengalami keluhan kesehatan ternyata lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Terlihat dari Gambar 2.3 bahwa 49,06 persen kaum laki-laki telah

berupaya untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, sementara kaum

perempuan lebih rendah yaitu sebesar 48,37 persen.

Hidup sehat merupakan hal utama yang menjadi keinginan semua orang

tanpa mengenal usia, baik orang tua maupun anak-anak. Berbagai upaya dilakukan

Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

49.06

48.37

48.7

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 23: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

8

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 manusia agar tetap dalam kondisi sehat. Salah satunya adalah dengan melakukan

pemeriksaan kesehatan. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan

bagi masyarakat diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang lengkap dan

memadai tersebut, harapannya masyarakat akan mendapatkan pelayanan

kesehatan secara mudah dan cepat.

Tabel 2.1 menggambarkan persentase penduduk yang mempunyai

keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan berobat jalan menurut fasilitas

tempat berobat jalan. Puskesmas/pustu (36,89 persen) dan praktik dokter/bidan

(33,89 persen) merupakan fasilitas kesehatan utama yang dipilih oleh penduduk

ketika berobat jalan. Sedangkan persentase tempat berobat jalan seperti praktek

pengobatan tradisional/alternatif cenderung rendah. Bahkan penduduk sudah

tidak ada lagi yang berobat jalan ke UKBM. UKBM atau Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat merupakan salah satu sarana fasilitas kesehatan yang

terdiri dari Poskesdes, Polindes, Posyandu, dan Balai Pengobatan.

Tabel 2.1 Persentase Penduduk Kabupaten Magelang yang Berobat Jalan menurut Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2018 dan 2019

Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2018 (%) 2019 (%)

(1) (2) (3)

RS Pemerintah 13,10 8,62

RS Swasta 4,95 6,68 Praktik dokter/bidan 40,82 33,89 Klinik/praktik dokter bersama 11,15 14,80 Puskesmas/Pustu 27,50 36,89 UKBM 2,76 0,00

Praktek pengobatan Tradisional/alternatif 4,32 2,95

Lainnya 0,36 1,41 Sumber: Susenas

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 24: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

9

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Secara pola, persentase penduduk yang berobat ke fasilitas kesehatan

pada tahun 2019 sedikit berbeda dengan tahun 2018. Selama 2019,

Puskesmas/Pustu menjadi tempat favorit penduduk untuk berobat jalan yaitu

sebesar 36,89 persen. Fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering dikunjungi

sebagai tempat berobat jalan berikutnya, berturut-turut adalah Praktik

dokter/bidan (33,89 persen), klinik/praktek dokter bersama (14,80 persen), Rumah

Sakit Pemerintah (8,62 persen), Rumah Sakit Swasta (6,68 persen), praktik

pengobatan tradisional/ alternatif (2,95 persen), dan lainnya (1,41 persen).

Sementara pada 2018, penduduk lebih banyak berobat jalan ke Praktik

dokter/bidan yaitu sebesar 40,82 persen. Selanjutnya, secara berturut-turut

penduduk lebih sering berkunjung ke Puskesmas/pustu (27,50 persen), Rumah

Sakit Pemerintah (13,10 persen), Klinik/praktik dokter bersama (11,15 persen),

Rumah Sakit Swasta (4,95 persen), Praktik pengobatan tradisional/alternatif (4,32

persen), UKBM (2,76 persen), dan lainnya (0,36 persen).

Berdasarkan Tabel 2.1, proporsi penduduk yang berobat ke Rumah Sakit

Swasta selama 2019 meningkat 1,73 poin dibandingkan 2018. Dengan banyaknya

RS Swasta yang bergabung sebagai mitra BPJS Kesehatan dan adanya kemudahan

bagi Rumah Sakit Swasta untuk mengajukan klaim Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) membuat biaya kesehatan mudah dijangkau. Hal tersebut tentunya akan

semakin mendorong masyarakat untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan

ini.

Selain itu, proporsi penduduk yang berobat ke Puskesmas/pustu dan

Klinik/praktik dokter bersama pada 2019 meningkat masing-masing sebesar 9,39

poin dan 3,65 poin dibanding 2018. Terlepas dari pelayanan kesehatan di

Puskesmas/pustu memang tidak selengkap di Rumah Sakit, namun pasien masih

bisa mendapatkan perawatan yang memadai. Diantaranya adalah rawat jalan,

rawat inap, pelayanan skrining kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 25: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

10

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Di sisi lain, banyaknya masyarakat yang berobat ke Puskesmas/Pustu

menjadi titik awal keberhasilan Kementerian Kesehatan dalam upayanya

melakukan reformasi kesehatan berupa revitalisasi Puskesmas. Puskesmas

dianggap sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan karena lokasi

Puskesmas yang mudah dijangkau oleh penduduk.

Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu Bulan Terakhir menurut Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Magelang, 2019

Jika pada Gambar 2.3 menunjukkan 48,7 persen penduduk yang

mempunyai keluhan Kesehatan dan berobat jalan, maka masih ada sebesar 51,3

persen penduduk yang mengalami keluhan kesehatan namun tidak berobat jalan.

Alasan tidak berobat jalan pun bermacam-macam. Namun, sebagian besar atau

sekitar 8 dari 10 penduduk di Kabupaten Magelang beralasan sudah mengobati

sendiri keluhan sakit yang dialami. Di sisi lain, persentase penduduk yang merasa

tidak perlu mengobati keluhan sakitnya pun cukup besar yaitu 20,07 persen. Selain

kedua alasan tersebut, terdapat beberapa alasan penduduk Kabupaten Magelang

7.76 3.75

45.43

12.64

31.15

3.00 1.90

1.52

RS Pemerintah

RS Swasta

Praktik dokter/bidan

Klinik/praktik dokterbersama

Puskesmas/Pustu

UKBM

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 26: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

11

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 yang mempunyai keluhan kesehatan tetapi tidak berobat jalan dalam sebulan

terakhir, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.5.

Akan tetapi ada hal yang perlu digarisbawahi bahwa sebesar 0,62 persen

penduduk mengeluhkan waktu tunggu pelayanan yang lama. Alasan ini hendaknya

dapat menjadi bahan evaluasi bagi para pemangku kebijakan, terutama yang

terkait erat dengan pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan, untuk bisa

berbenah diri dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,

terlebih masyarakat perkotaan dengan tingkat mobilitas tinggi dan keterbatasan

waktu. Hal lain yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah adalah masih

terdapat penduduk yang kesulitan berobat jalan dikarenakan tidak punya biaya

berobat, baik penduduk yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.

Gambar 2.5 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Tidak Berobat Jalan dalam Satu Bulan Terakhir

menurut Alasan Tidak Berobat Jalan, 2019

1.39 0.33 0.62

75.67

0.45

20.07

1.47 Tidak punya biaya berobat

Tidak ada saranatransportasi

Waktu tunggu pelayananlama

Mengobati sendiri

Tidak ada yangmendampingi

Merasa tidak perlu

Lainnya

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 27: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

12

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 2.3. Kepemilikan dan Penggunaan Jaminan

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam memenuhi hak setiap

warga agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Untuk menjamin

kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah pun telah berupaya

menyediakan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Namun, tidak semua

penduduk yang berobat jalan menggunakan fasilitas jaminan kesehatan.

Merujuk data Susenas 2019, hanya 37,71 persen penduduk di Kabupaten

Magelang yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan. Persentase

laki-laki yang menggunakan jaminan kesehatan masih lebih tinggi dibandingkan

perempuan, yaitu sebesar 39,94 persen. Sementara perempuan yang

memanfaatkan jaminan kesehatan untuk berobat jalan hanya sebesar 35,67

persen.

Gambar 2.6 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang yang Berobat Jalan dan Menggunakan Jaminan Kesehatan menurut Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki+Perempuan

39.94

35.67

37.71

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 28: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

13

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Dengan memiliki jaminan kesehatan, diharapkan penduduk dapat merasa

lebih tenang dan terjamin dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Alasannya,

kepemilikan jaminan kesehatan berhubungan dengan kesiapan seseorang dalam

menghadapi risiko kesehatan yang akan ditanggung di masa datang.

Sisi positif lainnya, idealnya, dengan adanya jaminan kesehatan

masyarakat dapat memperoleh bantuan pembiayaan kesehatan ketika melakukan

perawatan di fasilitas kesehatan. Pada tahun 2019, persentase kepemilikan

jaminan kesehatan di Kabupaten Magelang sebesar 66,06 persen. Hal ini

menunjukkan arah yang positif karena sekitar tujuh dari sepuluh penduduk

Kabupaten Magelang telah memiliki jaminan kesehatan.

Gambar 2.7 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang menurut Kepemilikan Jaminan Kesehatan, 2019

Namun demikian, agar target cakupan jaminan kesehatan nasional

menjadi 100 persen di tahun 2020 tercapai, masih banyak hal yang harus terus

diupayakan dan dibenahi. Termasuk dalam hal ini adalah adanya data

66.06

33.94

Memiliki Tidak memiliki

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 29: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

14

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 kependudukan yang akurat. Data kependudukan yang akurat sangat diperlukan

untuk menjangkau kepesertaan jaminan kesehatan.

Adapun apa saja jenis jaminan kesehatan yang dimiliki penduduk

Kabupaten Magelang untuk berobat jalan dapat dilihat di Gambar 2.8. Terlihat

bahwa lebih dari separuh penduduk di Kabupaten Magelang sudah memiliki BPJS

Kesehatan. Sementara 7,56 persen penduduk memiliki asuransi selain BPJS

Kesehatan. Yang perlu diperhatikan adalah masih ada sekitar 33,94 persen

penduduk di Kabupaten Magelang yang sama sekali belum memiliki jaminan

kesehatan.

Gambar 2.8 Persentase Penduduk di Kabupaten Magelang menurut Kepemilikan Jenis Jaminan Kesehatan, 2019

Sejatinya, pemerintah telah berupaya mengeluarkan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) untuk memudahkan penduduk dalam mendapatkan jaminan

kesehatan. JKN menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang

diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang

bersifat wajib (mandatory).

59.04

4.26

0.24

3.06

33.94 BPJS Kesehatan

Jamkesda

Asuransi Swasta

Perusahaan/Kantor

Tidak Punyahttps:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 30: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

15

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Pada dasarnya, JKN merupakan program pelayanan kesehatan dari

pemerintah yang berwujud BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, tetapi yang

dihitung dalam publikasi ini hanya BPJS Kesehatan dan Jamkesda. Termasuk

Jamkesda adalah jika berobat gratis dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) setempat, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), ataupun jaminan dalam

bentuk kartu apapun yang dapat digunakan untuk pembiayaan kesehatan.

2.4. Kebiasaan Merokok

Rokok merupakan produk yang mengandung bahan kimia yang cukup

berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Kebiasaan merokok ini sudah menjadi

hal umum di masyarakat. Tanpa disadari, rokok yang selalu dihisap mengandung

zat aditif yang dapat membuat rasa ketagihan dan candu yang sangat sulit untuk

berhenti. Meskipun bahaya merokok sudah diketahui sejak lama oleh masyarakat,

akan tetapi merokok dianggap lumrah dan menjadi suatu kebutuhan pokok yang

harus terpenuhi di setiap harinya bagi perokok.

Perokok sendiri dari berbagai kalangan usia, baik tua maupun muda,

termasuk usia anak sekolah. Banyak anak yang belum cukup umur sudah

membiasakan diri untuk mengonsumsi rokok. Hal ini diakibatkan lingkungan

sekitar mereka yang menjadi perokok aktif sehingga menimbulkan rasa ingin

mencoba untuk merokok.

Terlepas dari itu, rokok juga sangat berbahaya bagi kesehatan para

perokok pasif. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok secara

langsung, namun menghirup asap rokok dari orang-orang yang merokok di

sekitarnya, seperti di rumah maupun di lingkungan kerja. Asap rokok yang dihirup

oleh perokok pasif yang memiliki berbagai senyawa kimia yang berbahaya, perokok

pasif lebih berpotensi mendapatkan risiko gangguan kesehatan.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 31: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

16

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 2.9 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam Sebulan Terakhir, 2019

Gambar 2.9 menunjukkan persentase penduduk yang memiliki kebiasaan

merokok. Dua dari sepuluh penduduk Kabupaten Magelang merokok, baik setiap

hari maupun tidak tiap hari. Sementara itu, penduduk yang tidak merokok sebesar

75,27 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak penduduk yang memiliki

kesadaran untuk tidak merokok.

Berdasarkan Gambar 2.10, penduduk yang merokok tembakau dalam

sebulan terakhir paling banyak menghisap rokok tembakau lebih dari 59 batang

rokok per minggu. Sedangkan, rata-rata batang rokok yang dihisap dalam

seminggu sebanyak 54,57 batang. Jika diperkirakan, dalam sehari maka penduduk

akan menghabiskan sebanyak 8 batang. Di posisi berikutnya, penduduk merokok

tembakau dalam sebulan terakhir menghabiskan 30 - 59 batang rokok per minggu.

21.6

2.98

75.27

0.15

Ya, setiap hari

Ya, tidak setiap hari

Tidak

Tidak tahu

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 32: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

17

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 2.10 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam Sebulan

Terakhir menurut Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Minggu, 2019

2.61

10.61

16.00

35.23

35.55 1 - 6

7 - 14

15 - 29

30 - 59

> 59

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 33: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

18

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

KESEHATAN IBU DAN ANAK

3.1. Proses Persalinan

Pembahasan mengenai ibu seringkali dikaitkan dengan masalah anak, tidak

terkecuali dalam bidang kesehatan. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Kesehatan

calon ibu pada masa kehamilan menentukan kesehatan bayi yang dilahirkannya.

Pengetahuan ibu tentang kesehatan yang diimplementasikan dalam bentuk

perilaku saat membesarkan anak berpengaruh terhadap kesehatan anak tersebut.

Berbagai hasil penelitian dan pendapat para ahli juga membuktikan bahwa kondisi

kesehatan ibu baik secara fisik maupun emosional membawa dampak terhadap

kesehatan anak.

Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak di masa ini akan menjadi

pemimpin di masa depan. Merujuk hal tersebut pemerintah menyatakan bahwa

upaya pemeliharaan kesehatan anak harus dilakukan sejak anak masih dalam

kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berumur 18 (delapan belas)

tahun. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak juga bukan hanya merupakan

tanggung jawab orang tua, namun juga masyarakat dan pemerintah. Upaya

pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ini ditujukan untuk mempersiapkan

generasi yang akan datang, yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk

menurunkan angka kematian bayi dan anak.

Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Isu ini

termasuk dalam target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya

Tujuan 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan

seluruh penduduk semua umur. Diharapkan pada tahun 2030, angka kematian ibu,

III

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 34: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

19

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 bayi baru lahir, dan balita dapat berkurang. Begitu juga angka kematian akibat

penyakit tidak menular. Pada tahun tersebut juga diharapkan agar jaminan

terhadap akses universal layanan kesehatan, termasuk kesehatan seksual dan

reproduksi dapat terlaksana.

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu tujuan pembangunan

kesehatan. AKI dan AKB merupakan indikator peka untuk menunjukkan keadaan

dari derajat kesehatan di suatu masyarakat, diantaranya pelayanan ibu dan bayi.

Banyak hal yang menyebabkan masih tingginya AKI dan AKB, mulai dari budaya

sampai dengan permasalahan akses pelayanan kesehatan. Pemerintah telah

berusaha untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan

sarana kesehatan melalui penyediaan pelayanan persalinan. Dengan meningkatnya

penolong kelahiran oleh tenaga medis dan meningkatkan pelayanan neonatal yang

memenuhi standar kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pula keselamatan

ibu dan bayinya.

Kementerian Kesehatan menyebutkan tiga kondisi yang akan

memperbesar peluang komplikasi persalinan dan mengakibatkan kematian ibu.

Tiga kondisi tersebut yaitu terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi

kegawatdaruratan obstetri, terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan

oleh keadaan geografis dan masalah transportasi, dan terlambat memperoleh

penanganan di tempat rujukan karena kurangnya sumber daya dan fasilitas

kesehatan pada pusat rujukan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

mengurangi kematian ibu adalah dengan melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Dengan demikian, ibu akan

memperoleh standar perawatan persalinan dengan peralatan yang memadai.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 35: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

20

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu

strategi untuk menangani masalah kesehatan ibu dan anak. Kemampuan dan

keterampilan penolong persalinan sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu

maupun bayi. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu

wilayah akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.

Proses persalinan akan lebih aman jika dilakukan oleh tenaga kesehatan

(dokter atau bidan atau tenaga paramedis lainnya) yang sudah terlatih

dibandingkan dengan tenaga non kesehatan yang sifatnya masih tradisional seperti

dukun bersalin. Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan akan

menimbulkan masalah karena pengetahuan tentang persalinan yang masih sangat

terbatas sehingga dapat mengakibatkan tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Sebaliknya, penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat

memperkecil resiko kematian maternal. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi lebih

dini jika kemungkinan terjadi adanya komplikasi akibat gangguan kelahiran dan

selanjutnya dapat segera tertangani.

Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa semua kelahiran di Kabupaten Magelang

ditolong oleh tenaga kesehatan baik yaitu bidan dan dokter kandungan.

Persentase penduduk perempuan yang menggunakan jasa bidan sebagai penolong

kelahiran sebesar 58,24 persen, sisanya sebesar 41,76 persen penolong kelahiran

dilakukan oleh dokter kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk

Kabupaten Magelang telah mengetahui dan memilih penolong kelahiran oleh

tenaga kesehatan. Bahkan, merupakan capaian yang sangat baik dimana penolong

kelahiran oleh dokter umum, perawat, dan dukun beranak sudah tidak ada lagi.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 36: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

21

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 3.1 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur 15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir

menurut Penolong Proses Kelahiran, 2019

Dalam menjalani proses kelahiran, biasanya penduduk memiliki prioritas

yang berbeda dalam memilih bidan atau dokter. Perbedaan mendasar antara

dokter dengan bidan adalah bidan cenderung dilatih untuk menangani kasus

kelahiran normal yang berisiko kecil mengalami gangguan kelahiran. Sementara

dokter dilatih untuk sanggup mengatasi kasus kehamilan yang bermasalah. Selain

itu, untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau perkembangan janin secara

lengkap, hanya dapat dilakukan oleh dokter. Tingginya pertolongan proses

persalinan oleh bidan dan dokter, menunjukkan majunya kesadaran masyarakat

akan pentingnya keselamatan serta kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di

Kabupaten Magelang memilih tempat kelahiran anak terakhir di rumah sakit,

rumah bersalin, ataupun klinik. Tenaga medis yang profesional dan fasilitas lebih

lengkap menjadi alasan dalam memilih untuk melahirkan di rumah sakit. Dengan

memilih melahirkan di rumah sakit, masyarakat merasa lebih tenang jika

41.76

58.24

Dokter kandungan Bidan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 37: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

22

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 mengalami komplikasi yang berat sehingga dapat segera mendapatkan

pertolongan. Bahkan, secara proporsi sudah mencapai separuh dari jumlah

perempuan berumur 15-49 tahun pernah kawin yang pernah melahirkan.

Tempat melahirkan berikutnya yang menjadi favorit penduduk di

Kabupaten Magelang justru praktik tenaga kesehatan. Proporsinya pun mencapai

27,23 persen. Sementara itu, puskesmas/pustu dan polindes/poskesdes menjadi

alternatif terakhir untuk melahirkan, masing-masing persentasenya sebesar 10,70

persen dan 6,07 persen.

Gambar 3.2 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur 15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir

menurut Tempat Melahirkan Anak Lahir yang Terakhir, 2019

Membahas ihwal terkait tempat kelahiran, tentu tidak lepas dari

kesehatan bayi baru lahir. Berat bayi yang baru lahir seringkali digunakan sebagai

tolok ukur kesehatan bayi. Berat badan lahir dikatakan normal bila berada di

kisaran 2.500 - 4.000 gram, untuk bayi yang lahir cukup umur (usia kehamilan 37-

40 minggu). Pada umumnya, bayi yang dilahirkan prematur atau kurang dari 37

56.00

10.70

27.23

6.07 RS Pemerintah/RSSwasta/ RSIA/ RumahBersalin/ Klinik

Puskesmas/ Pustu

Praktik Nakes

Polindes/Poskesdeshttps:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 38: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

23

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 minggu usia kandungan memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi normal

(BBLR). Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg memiliki risiko kematian 20

kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bayi dengan BBLR memiliki

peluang untuk mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan kognitif,

serta menderita penyakit kronik pada saat dewasa. Selain jangka waktu kehamilan,

berat lahir bayi juga ditentukan oleh beberapa faktor yang pada umumnya

berkaitan dengan kesehatan ibu saat hamil. Faktor lain yang turut mempengaruhi

berat badan bayi pada saat lahir adalah pertumbuhan janin di dalam kandungan

ibu dan pola makan ibu saat hamil sampai melahirkan. Gambar 3.3

memperlihatkan bahwa 1 di antara 10 perempuan di Kabupaten Magelang pernah

melahirkan dengan berat badan bayi di bawah 2,5 kg.

Gambar 3.3 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur 15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir

menurut Berat Badan Anak Lahir Hidup yang Terakhir Ketika Dilahirkan, 2019

8.49

89.81

1.70

< 2,5 kg

≥ 2,5 kg

Tidak Ditimbang/TidakTahu

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 39: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

24

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 3.2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi

sebagai sumber nutrisi yang paling sesuai dan memiliki komposisi gizi yang paling

lengkap yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI yang

diproduksi secara alami oleh tubuh memiliki kandungan nutrisi yang penting bagi

tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak.

Komposisinya pun lebih mudah dicerna dibanding susu formula. Oleh karena itu,

ASI dapat dikatakan sebagai makanan utama bayi pada 6 bulan pertama

kehidupannya.

Mengingat begitu penting dan banyaknya manfaat ASI, membuat

pemerintah mengeluarkan peraturan tentang ASI eksklusif selama 6 bulan

pertama. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012.

Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa mendapatkan ASI merupakan hak

seorang bayi.

Persentase baduta yang pernah diberi ASI di Kabupaten Magelang

menunjukkan hasil yang baik. Gambar 3.4 menunjukkan, dari 100 anak berumur

kurang dari 2 tahun (baduta) hanya 4 anak yang tidak mendapatkan ASI. Baduta

laki-laki yang pernah diberi ASI lebih banyak yaitu sebesar 96,79 persen dibanding

Baduta perempuan hanya sebesar 94,28 persen.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 40: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

25

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 3.4 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang Pernah Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019

ASI mengandung enzim yang dapat membantu pertumbuhan otak,

pembentukan tulang serta mencegah penyakit dan infeksi pada bayi. Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang Pemberian ASI

Secara Eksklusif di Indonesia menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih dengan

pemberian makanan tambahan yang sesuai. Selain itu, melanjutkan pemberian ASI

setelah anak berusia lebih dari 6 bulan juga dapat membantu anak mencerna

makanan padat pertama mereka.

Baduta yang masih diberikan ASI di Kabupaten Magelang sebesar 83,73

persen. Hal ini berarti masih ada 16,27 persen baduta yang sudah tidak

mendapatkan ASI lagi. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, baduta perempuan

yang masih diberikan ASI yaitu sebesar 84,33 persen lebih tinggi dari baduta laki-

laki yaitu sebesar 82,50 persen. Yang dimaksud baduta yang tidak mendapatkan

Laki-laki Perempuan Laki-laki+perempuan

96.79

94.28

95.57

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 41: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

26

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 ASI lagi adalah baduta yang pernah mendapatkan ASI tetapi sudah tidak

mendapatkan ASI pada kondisi sekarang ini.

Gambar 3.5 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang Masih Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019

Pola dan lama pemberian ASI memberikan pengaruh yang sangat positif

pada kondisi kesehatan dan proses tumbuh kembang balita secara optimal. Tingkat

kecerdasaan anak dipengaruhi oleh kualitas makanan yang diberikan pada saat

anak berusia balita dan lamanya pemberian ASI. Berdasarkan hasil Susenas tahun

2019, rata-rata lama pemberian ASI anak baduta di Kabupaten Magelang sekitar 11

bulan. Gambar 3.6 menunjukkan baduta yang pernah di beri ASI paling banyak

dengan lama pemberian ASI-nya antara 6 – 11 bulan sebesar 30,28 persen.

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki+Perempuan

82.50

84.33

83.73

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 42: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

27

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 3.6 Persentase Penduduk Umur 0 – 23 Bulan (Baduta) yang pernah Diberi ASI menurut Lama Pemberian ASI di Kabupaten Magelang, 2019

Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui

dan/atau Memerah Air Susu Ibu, kini sangat mudah ditemukannya ruang ASI di

tempat umum, sehingga memudahkan para ibu untuk menyusui atau memerah

ASI.

Pemerintah menganjurkan agar seorang ibu dapat memberikan ASI

eksklusif kepada bayi sejak dilahirkan sampai 6 bulan ke depan, tanpa

menambahkan atau mengganti dengan makanan/minuman lain. Pemberian ASI

eksklusif dipercaya karena mempunyai manfaat yang sangat besar baik bagi ibu

sebagai suatu bentuk wujud kasih sayang maupun bagi bayi untuk kesehatannya.

Selanjutnya setelah bayi berumur 6 bulan ke atas dapat dilanjutkan pemberian

makanan tambahan bersama dengan ASI hingga umur 2 tahun. Pemberian

makanan tambahan tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bayi dan

memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan perkembangan dan usianya.

0 - 5 6 - 11 12 - 17 18 - 23

25.34

30.28

21.99 22.39

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 43: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

28

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 3.3. Pemberian Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu cara serta upaya dengan memberikan

kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Proses ini dilakukan dengan

pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap

penyakit tersebut. Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh

seseorang terhadap suatu penyakit, dengan membentuk antibodi dalam kadar

tertentu. Pemberian imunisasi tersebut diharapkan dapat menjadikan bayi dan

anak kebal dari berbagai penyakit sehingga bayi dan anak dapat tetap tumbuh

dalam keadaan sehat.

Hasil Susenas 2019 menunjukkan seluruh balita di Kabupaten Magelang

telah mendapatkan imunisasi. Hal ini berarti bahwa pemahaman penduduk

tentang manfaat imunisasi sudah tinggi, baik di daerah perdesaan maupun

perkotaan.

Balita yang pernah diberikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG)

pada tahun 2019 sebanyak 96,02 persen. BCG merupakan vaksinasi untuk

mencegah penyakit TBC, diberikan pada bayi usia 1 bulan, dengan suntikan pada

kulit pangkal lengan atas. Selain itu, balita yang pernah mendapatkan imunisasi

Campak sebesar 84,36 persen. Persentase ini memang rendah karena imunisasi

Campak seharusnya diberikan kepada balita berumur 9 sampai 12 bulan. Tetapi,

untuk anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak, dapat diberikan

sampai umur kurang dari 15 tahun. Keleluasaan ini yang menyebabkan belum

semua balita mendapatkan imunisasi Campak.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 44: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

29

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 3.7 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi di Kabupaten Magelang menurut Jenis Imunisasi, 2019

Menurut Kemenkes, imunisasi dasar lengkap merupakan penyuntikan

vaksin tertentu yang diberikan kepada bayi sesuai dengan usianya. Anak

dinyatakan telah diimunisasi lengkap bila telah mendapatkan satu kali imunisasi

BCG, tiga kali imunisasi DPT, empat kali imunisasi Polio, satu kali imunisasi Campak,

dan satu kali imunisasi Hepatitis B. Dari 10 balita yang telah mendapatkan

imunisasi, hanya 8 balita yang telah mendapatkan imunisasi lengkap. Balita

perempuan ternyata lebih banyak yang mendapatkan imunisasi lengkap yaitu

sebesar 79,69 persen, sedangkan balita laki-laki sebesar 72,99 persen.

BCG

DPT

Polio

Campak

Hepatitis B

96.02

93.1

95.94

84.36

94.7

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 45: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

30

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 3.8 Keikutsertaan Imunisasi Wajib Anak Balita di Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

72.99

79.69

76.27

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 46: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

31

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Air minum bersih dan sanitasi layak

4.1. Air Minum Bersih

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (Sustainable Development

Goals/SDGs) keenam adalah menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih

dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Di dalamnya menargetkan

pencapaian akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan

terjangkau bagi semua pada tahun 2030, serta komitmen pemerintah dalam

menyediakan akses air minum layak di seluruh lapisan masyarakat. Target lainnya

yaitu mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata

bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,

memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok

masyarakat rentan miskin.

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menyebabkan penggunaan

air semakin tinggi. Kebutuhan terhadap kuantitas juga kualitas air pun turut

meningkat. Seperti telah diketahui bahwa air merupakan kebutuhan dasar

manusia guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Air pada umumnya

digunakan untuk minum, memasak, mencuci, mandi dan kakus. Namun, air yang

bersih dibutuhkan sebagai sumber kehidupan yang baik dan layak bagi manusia

untuk melangsungkan hidupnya. Oleh karena itu persediaan air bersih yang layak

dalam jumlah cukup mutlak diperlukan.

Mengutip Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005

tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, air bersih adalah air yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan

IV

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 47: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

32

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan dapat diminum apabila dimasak. Oleh karena itu, air dinyatakan bersih jika

memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan

yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik,

kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek

samping.

Ketersediaan air bersih yang belum merata menjadi isu penting karena

mempengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan hingga

kesejahteraan masyarakat. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian dari

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang bertempat tinggal

di daerah perkotaan maupun perdesaan. Akan tetapi sampai dengan saat ini,

pemanfaatan sumber air minum bersih di berbagai daerah di Kabupaten Magelang

dirasa belum optimal. Hal tersebut disebabkan masih terbatasnya penyediaan

sarana air bersih maupun kurangnya kesadaraan masyarakat tentang pentingnya

mengkonsumsi air bersih bagi kesehatan. Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan

bahwa rumah tangga yang menggunakan sumber air minum bersih di Kabupaten

Magelang sudah mencapai 76,43 persen. Semakin tinggi persentase rumah tangga

yang menggunakan air bersih di suatu daerah menunjukkan semakin baiknya

kondisi kesehatan rumah tangga di daerah tersebut.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 48: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

33

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 4.1 Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Sumber Air Minum Bersih di Kabupaten Magelang, 2019

Sesuai konsep dan definisi, sumber air minum bersih dimaksud adalah

sumber air minum yang berasal dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur

bor/pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat

penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat lebih dari 10 meter.

Keadaan tersebut menggambarkan bahwa pelayanan air bersih, meskipun

belum optimal, sudah dapat dinikmati oleh lebih dari sebagian besar rumah

tangga. Namun, kemampuan penduduk untuk mendapatkan akses ke sarana

penyediaan air bersih yang memenuhi syarat masih terbatas, sehingga masih ada

penduduk yang menggunakan air sungai dan sumber-sumber air lainnya, atau

hanya mengandalkan air hujan.

Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan, syarat-syarat air layak

dikonsumsi adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung

mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Menurut

76.43

23.57

Sumber Air Minum Bersih Sumber Air Minum Tidak Bersih

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 49: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

34

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 konsep dan definisi Susenas 2019, sumber air minum layak dimaksud adalah

sumber air minum yang berasal dari leding, air hujan, dan sumur bor/pompa,

sumur terlindung, serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan

limbah/kotoran/tinja terdekat lebih dari 10 meter. Hal yang membedakan dengan

penggunaan sumber air minum bersih adalah penggunaan air kemasan bermerk

dan air isi ulang. Selain itu, berdasarkan konsep dan definisi tersebut, air hujan

termasuk dalam kriteria layak konsumsi.

Gambar 4.2 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses Air Layak di Kabupaten Magelang, 2019

Merujuk data Susenas 2019, sebanyak 90,59 persen rumah tangga di

Kabupaten Magelang sudah memiliki akses air layak. Indikator akses air layak yang

dimiliki rumah tangga tersebut mencakup air minum utama dan air yang

digunakan untuk memasak/mandi/cuci/dan lain-lain. Sejauh ini, persentase rumah

tangga yang memiliki akses terhadap air yang dianggap layak dapat pula digunakan

untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan. Semakin tinggi persentase rumah

tangga yang memiliki akses terhadap air yang dianggap layak di suatu daerah

90.59

9.41

Akses Air Layak Akses Air Tidak layakhttps:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 50: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

35

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019 menunjukkan semakin baik pula derajat kesehatan rumah tangga di daerah

tersebut.

4.2. Sanitasi Layak

Di sisi lain, mewujudkan lingkungan permukiman yang baik dapat

berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Saat ini, akses sanitasi layak

masih terkendala sejumlah perilaku penduduk dalam menjaga lingkungan. Salah

satu solusi yang ditawarkan melalui percepatan pembangunan sanitasi adalah

digencarkannya sosialisasi terkait sanitasi layak. Dengan memberikan pemahaman

dan upaya persuasif terhadap penduduk dapat meningkatkan kesadaran akan

sanitasi yang bersih dan ideal.

Formula SDGs dari sanitasi layak adalah fasilitas BAB sendiri atau bersama,

jenis kloset leher angsa, dengan tempat pembuangan septik tank atau Sistem

Pengolahan Air Limbah (SPAL). Fasilitas sanitasi yang bersih dan sehat sangat

diperlukan bagi penduduk. Keberadaan sanitasi yang layak dapat menunjukkan

bahwa rumah tangga tersebut peduli pada kesejahteraan anggota rumah

tangganya. Sebaliknya, sanitasi yang tidak layak dan tidak terawat dapat

menyebabkan masalah kesehatan.

Gambar 4.3 menunjukkan rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak

di Kabupaten Magelang selama 2019 sebanyak 73,97 persen. Keterbatasan sarana

dan prasarana MCK yang memadai menjadi pemicu bagi 26,03 persen rumah

tangga lainnya di Kabupaten Magelang dalam memanfaatkan sanitasi tidak layak.

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 51: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

36

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG 2019

Gambar 4.3 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses terhadap Sanitasi Layak di Kabupaten Magelang, 2019

73.97

26.03

Sanitasi Layak

Sanitasi Tidak Layak

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id

Page 52: magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/a098915f-ca5d...19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

https:

//mag

elangka

b.bps.g

o.id