Transcript
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS DALAM MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk
SKRIPSI
Diajukan kepada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
Oleh:
WIWI DEVITA10 203 077
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAHJURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)BATUSANGKAR
2015
KATA PERSEMBAHAN
Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapai semua yang sudah dicita-citakan.
Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi. Never give up.
Yang utama dari segalanyaSembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Terima kasih ya Allah
telah memberi hamba kesehatan dan rhido-Nya untuk menyelesaikan kuliah dengan ditutup skripsi ini. Shalawat dan salam selalu
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Aku persembahkan karya yang teramat beharga ini kepada orang yang sangat ku kasihi dan ku sayangi.
Mama ( Marnis) dan Papa (Andrizal)Terima kasih ma... Terima kasih pa...Telah memberikan kasih sayang, cinta, segala dukungan, motivasi, nasehat dan do’a dalam setiap sujud yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas. Semoga ini
menjadi awal untuk membuat Mama dan Papa bahagia, karna ku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih.
Uda( Afrinaldi & Yulhendri) One (Vivi Andriani)Terima kasih atas do’a dan bantuan yang sudah Uda & One berikan
selama ini. Insya Allah setelah ini aku akan lebih berusaha lagi untuk menjadi yang terbaik untuk kalian semua.
Keponakan (Muhammad Afdinul Irfan & Habibi Zayan)Terima kasih ipan..., Terima kasih ibi.... Kehadiran kalian yang lucu dan
pintar memberi hiburan tersendiri selama Tek Adi menyelesaikan skripsi ini. Yang bisa membuat Tek Adi tertawa dan bahagia sehingga
membangkitkan semangat pada saat bad mood skripsi ini.
Dosen Pembimbing SkripsiNasfizar Guspendri, SE., MSi , Sri Adella Fitri, SE., MSi , selaku
pembimbing skripsi, terima kasih banyak Pak... Bu.., sudah dibantu selama ini, dinasehati dan diajari. Dr. Himyar Pasrizal, SE., MM dan
Elfina Yenti, SE.,Ak.,M.Si.,CA selaku tim penguji skripsi ini, terima kasih atas kesempatan ujian dan revisinya yang sangat memberi kesan dan
manfaatnya.
Seluruh Dosen Pengajar Di Jurusan Syariah Dan Ekonomi IslamTerima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang
sangat berarti yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada kami.
Staf AkademikTerima kasih banyak untuk Bapak David danIbu Romi dan semua staf Di Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam atas semua bantuan selama ini.
Teman-Teman pada Prodi Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah
Terima kasih buat sahabat-sahabat pada Program Studi Ekonomi Islam Konsentrasi Akuntansi Syariah yang tidak mungkin
disebutkan namanya satu persatu, khususnya teman-temanku AKSYA B 2010. Terima kasih banyak untuk bantuan dan kerja
samanya selama ini. Special untuk temanku Winda Putri & Yopi Gusnita Sari terima kasih atas bantuan, nasehat, hiburan, traktiran, semangat, inspirasi dan do’a yang kalian berikan
selama kuliah. Semoga keakraban diantara kita selalu terjaga. Buat teman-temanku yang juga turut membantu selama ini,
Zahratul Hayati, Reski Ameliana, Jenny Nanda Putri, Wella Padma Yolanda, Heroica Patriota, Siska Aprilisa, Weri Mulyati, Yenny Prastika, Ria Mustika, Mayola Putri Elson, Susi Adriani, Lidia
Puspita Sari, Sri Yuliani, Putri Yulisbet, Rati Yulia Sari, Yerdanela, Hening Retno Pertiwi, Iwan Setia, Yendizal, Sandi Saputra,
Ridwan Lesmana, Rini Susrianti, Sebrila Yolanda, Robi Arlan, dan semua teman-teman yang lain terima kasih bantuan kalian.
Hidup AKSYA ‘10
Special….Terima kasih untuk Sardoyo & Sardiman atas dukungan
semangat, perhatian, inspirasi dan kesabaran yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Febrina Sari
dan Wini Effendi atas wejangan, motivasi dan inspirasi serta semangatnya yang membuat aku kuat.
The last but not least semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian skripsi ini.
Aku datang, aku menunggu, aku bimbingan, aku revisi, aku ujian, aku lulus, skripsi ini ada.
Skripsi ini tidak menakutkan, ini hanya 6 SKS dengan sejuta pengalaman :)
WIWI DEVITA, SE., Sy
ABSTRAKANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS DALAM MENJAGA
TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT.HOLCIM INDONESIA TbkOleh : WIWI DEVITA / 10 203 077
(Dibimbing Oleh : Nasfizar Guspendri, SE., M.Si dan Sri Adella Fitri, SE., M.Si.)
Penelitian ini mendeskripsikan dari mana sumber kas dan bagaimana penggunaan kas pada PT.Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber dan penggunaan kas PT.Holcim Indonesia Tbk dan untuk menganalisis tingkat likuiditas PT.Holcim Indonesia Tbk. Data diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam bentuk laporan keuangan PT.Holcim Indonesia Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menaganalisis serta menginter pretasikan data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang terjadi. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.
Hasil penelitian menunjukkan sumber kas perusahaan berasal dari penurunan aktiva lancar selain kas, berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya unsur-unsur dalam hutang lancar, bertamabahnya unsur-unsur dalam hutang jangka panjang dan bertambahnya modal sendiri. Sedangkan penggunaan kas untuk penambahan aset tetap, pelunasan utang lancar, pelunasan utang jangka panjang jatuh tempo dan membeli kembali saham beredar. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio,quick ratio, cash ratio dan rasio perputaran kas menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan berada dibawah standar aman tingkat likuiditas 200%, ini berarti secara perhitungan tingkat likuiditas perusahaan berada dalam kondisi kurang baik.
Dilihat dari hubungan sumber dan penggunaan kas dalam menjaga tingkat likuiditas pada periode 2010-2011 dan 2011-2012 terlihat ketika kas mengalami kenaikan tingkat likuiditas perusahaan mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penambahan kas berasal dari penurunan aktiva lancar dan penambahan utang lancar sehingga hal ini menyebabkan tingkat likuiditas perusahaan menurun. Pada periode 2012-2013 ketika kas mengalami penurunan tingkat likuiditas juga mengalami penurunan.
KATA PENGANTAR
Assalamu ’alaikum Wr.WbPuji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dalam Menjaga Tingkat Likuiditas pada PT. Holcim IndonesiaTbk”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Program Studi Ekonomi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Barusangkar.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Terutama Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Nasfizar Guspendri, SE.,M.Si selaku dosen Pembimbing I, Ibu Sri Adella Fitri, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing II, Bapak selaku dosen Penguji I dan ibuk selaku dosen Penguji II dimana ditengah-tengah kesibukan beliau dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah membimbing Penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan terima kasih Penulis ucapkan kepada ibu Sri Adella Fitri, SE., M.Si sebagai Penasehat Akademik yang selalu memberikan Nasehat dan Motivasi selama masa perkuliahan.
Rasa terima kasih yang tulus juga ingin Penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang berperan membantu Penulis dalam proses penyelesaian skripsi hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu perkenankan Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Ketua STAIN Batusangkar Dr.H Kasmuri MA dan Wakil Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkaryang memberikan motivasi serta fasilitas belajar kepada Penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan.
2. Bapak KetuaJurusanNasfizar Guspendri., SE.,MSi., beserta sekretaris Jurusan Syariah serta staf JurusanSekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ketua Program StudiGampito, S.E., M.Si beserta Staf Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah banyak memberikan dorongan dan fasilitas belajar kepada Penulis selama mengikuti pendidikan serta dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. BapakNasfizarGuspendri., SE.,MSi., dan Sri Adella Fitri, SE., M.Si., SE.,MSi., selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memotivasi Penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak, Ibu Dosen dan Staf Administrasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah banyak memberikan ilmu dan arahan kepada Penulis yang sangat bermanfaat.
6. Bapak kepala dan staf perpustakaan STAIN Batusangkar yang telah memberikan fasilitas untuk membaca dan buku dalam penulisan skripsi ini
7. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia) Bapak Reza Sadat Shahme ini beserta seluruh Karyawan/Karyawati yang telah bersedia memberikan data yang Penulis butuhkan.
8. Ayahanda (Andrizal) dan Ibunda (Marnis) tercinta beserta saudara (Afrinaldi), (Yulhendri), dan (Vivi Andriani), tercinta yang tidak hentinya mendoakan dan memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil dalam menumbuhkan motivasi penulis untuk meyelesaikan skripsi ini
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah umumnya dan angkatan 2010 khususnya dan juga pada para sahabat yang telah memberikan dukungannya pada Penulis selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwadalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dalam rangka penyempurnaan isi skripsi ini Penulis mengharapkan sumbangan pikiran para pembaca berupa kritikan yang bersifat membangun beserta saran, demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dimasa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Batusangkar, Januari 2015Penulis,
Wiwi DevitaNIM. 10203077
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. IdentifikasiMasalah........................................................................7
C. BatasanMasalah.............................................................................7
D. TujuanPenelitian............................................................................7
E. RumusanMasalah...........................................................................7
F. KegunaanPenelitian.......................................................................8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. KerangkaTeoritik...........................................................................9
1. LaporanKeuangan....................................................................9
2. Kas...........................................................................................13
3. AnalisisSumberdanPenggunaanKas........................................15
4. LaporanSumberdanPenggunaanKas........................................22
5. RasioLikuiditas........................................................................22
B. PenelitianRelevan..........................................................................34
C. DefenisiOperasionalVariabel.........................................................35
1. SumberKas................................................................................35
2. PenggunaanKas.........................................................................35
3. RasioLikuiditas.........................................................................35
D. KerangkaBerpikir...........................................................................35
BAB III :METODOLOGI PENELITIAN
A. JenisPenelitian...............................................................................38
B. WaktudanTempatPenelitian...........................................................39
C. MetodePenelitian...........................................................................39
1. Sumber Data...........................................................................39
2. TeknikPengumpulan Data......................................................39
D. Analisis Data..................................................................................39
BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................43
1. SejarahSingkat PT. Metrodata Electronics Tbk......................43
2. Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk......................................44
3. VisidanMisi PT. Metrodata Electronics Tbk..........................45
4. StrukturOrganisasi PT. Holcim Indonesia Tbk…………….. 45
B. AnalisisSumberdanPenggunaanKas..............................................46
1. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk
Tahun 2010 Sampaidengan2011.............................................49
2. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk
Tahun 2011 Sampaidengan 2012............................................52
3. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk
Tahun 2012 Sampaidengan2013.............................................56
C. AnalisisLikuiditasPT.Holcim Indonesia TbkAktivitas..................60
1. Current ratio...........................................................................60
2. Cash Ratio.............................................................................61
3. Quick Ratio............................................................................61
4. RasiPerputaranKas..................................................................61
D. AnalisisSumberdanPenggunaanKasdalamMenjaga
Tingkat Likuiditas..........................................................................68
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN..............................................................................70
B. SARAN..........................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Iktisar Keuangan PT.Holcim Indonesia Tbk.................................... 5
Tabel 1.2 Pengukuran Tingkat Likuiditas PT.Holcim Indonesia Tbk.............. 6
Tabel 4.1 Kertas Kerja Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
PT. Holcim IndonesiaTbk................................................................ 47
Tabel 4.2 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
per 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011................................. 47
Tabel 4.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
per 31 Desember 2011 s/d 31 Desember 2012................................. 48
Tabel 4.4 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
per 31 Desember 2012 s/d 31 Desember 2013................................. 50
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk..............54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir......................................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2010
2. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2011
3. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2012
4. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2013
5. Surat Mohon Izin Penelitian
6. Formulir Keterangan IDX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya
(input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan
barang atau jasa (output) bagi pelanggannya. Perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh laba yang maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan (going
concern). Laba merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan
atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk
membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.
Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu
perusahaan sangat penting karena pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya
investor dan kreditur mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Dalam
menjalankan kegiatan usahanya suatu perusahaan memerlukan dana yang
memadai untuk mencapai target laba yang ditetapkan. Dana yang ada pada
suatu perusahaan berasal dari internal dan eksternal. Sumber dana internal
berasal dari laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode dan modal
sendiri. Sedangkan sumber modal eksternal perusahaan berasal dari pinjaman
oleh kreditur dan dari para investor. Untuk melihat kondisi, perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada keuangan suatu perusahaan dapat kita lihat
pada laporan keuangan perusahaan.
Informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi disebut
dengan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk melihat kinerja
perusahaan dengan membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya
dengan periode setelahnya. Salah satu komponen laporan keuangan adalah
laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan adalah daftar yang
sistematis dari aset, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya
dibuat pada akhir tahun. Dalam laporan posisi keuangan dapat diketahui
jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahan dalam memperoleh
tambahan pinjaman dari pihak luar dan juga dapat diperoleh informasi tentang
jumlah utang perusahaan kepada kreditor dan jumlah investasi yang ada di
dalam perusahaan tersebut. Selain itu kita juga bisa mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya. Salah satu bentuk kewajiban
perusahaan adalah kewajiban jangka pendek. Biasanya dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya kemampuan perusahaan tersebut diukur dari
kemampuan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membayar semua
kewajiban jangka pendek saat jatuh tempoh. Salah satu aktiva lancar yang
paling likuid yaitu kas.
Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Keberadaan kas dalam entitas sangat penting karena tanpa kas,
aktivitas perusahaan tidak dapat berjalan. Perusahaan tidak dapat membayar
gaji, memenuhi hutang jatuh tempo dan kewajiban lainnya. Perusahaan harus
menjaga jumlah kas agar sesuai dengan kebutuhannya. Jika jumlah kas
kurang, maka kegiatan operasional akan terganggu.1
Kas merupakan unsur aktiva yang paling likuid atau merupakan salah
satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin
besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi
pula tingka likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang mempunyai
tingkat likuiditasnya yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar
berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over
investment dalam kas yang berarti pula perusahaan tersebut kurang efektif
dalam mengelolah kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat
perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar,
tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa
memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan
tidak dapat membayar kewajibannya apabila sewaktu-waktu ada tagihan.2
1 Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK,(Jakarta Selatan: Salemba Empat,20120, hal.180
2 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), hal. 97
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan
keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan
untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.3 Baik buruknya likuiditas
dapat dilihat dari mampu atau tidaknya perusahaan dalam memenuhi kewajiban uang
tunai pada waktunya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya
tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya jika
perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar
dari pada utang lancarnya atau utang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajiban keuangannya apada saat ditagih berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan ilikuid.4
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang
berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan likuiditas
badan usaha, sedangkan yang berhubungan pihak interen atau proses produksi
dinamakan likuiditas perusahaan. Untuk melihat perubahan setiap tahunnya
dalam laporan keuangan dapat kita analisis dengan menggunakan salah satu
alat analisis laporan keuangan.
Salah satu analisis laporan keuangan tersebut adalah analisis sumber
dan penggunaan kas. Analisis sumber dan penggunaan kas adalah suatu
analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode
tertentu. Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk melihat
sumber-sumber kas sebagai alat pembayaran operasional perusahaan serta
untuk melihat penggunaan dari kas tersebut selama periode analisis. Dengan
analisis sumber dan penggunaan kas ini, akan diketahui struktur pembiayaan
perusahaan selama periode bersangkuatan, sehingga dapat diketahui ketepatan
(efektifitas) penggunaan kas, kemudian diambil langkah-langkah perubahan
3 Syamsudin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 41
4 Danang, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis,( Yogyakarta : PT. Buku Seru, 2012), hal. 60-61
yang mungkin dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan kas. Di
samping itu pihak stakeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang terjadi
terutama bagi kreditur dan pemegang saham.5
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai
dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan
sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
dan peramalan kebutuhan kas yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor
atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan
pinjaman. Oleh karena itu, analisis sumber dan penggunaan kas merupakan
alat analisis yang sangat penting bagi menajemen perusahaan. Dengan analisis
sumber dan penggunaan kas akan dapat diketahui bagaimana perusahaan
mengelolah atau menggunakan kas yang dimiliki sebaik-baiknya.6
Dalam objek penelitian, penulis memilih PT. Holcim Indonesia Tbk,
perusahaan ini sebagai pelopor dan inovator di sektor industri semen yang
tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring pertumbuhan pasar
perumahan, bangunan umum dan infrastruktur. PT. Holcim merupakan satu-
satunya produsen yang menyediakan produk dan layanan terintegrasi yang
meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat. Kini tengah dikembangkan usaha
waralaba yang unik, yakni solusi rumah yang menawarkan solusi perbaikan
dan pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari
49.000 ahli bangunan binaan Holcim, namun dalam objek penelitian penulis
yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk untuk mencapai tujuan memperoleh laba
yang maksimal serta dalam menjaga tingkat likuiditasnya, aliran dana di
perusahaan harus dikelola keseimbangannya antara dana masuk dan dana
keluar. Dilihat dari segi kas, aset lancar, kewajiban lancar dan laba perusahaan
terdapat perubahan yang berfluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun
5 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Batusangkar: STAIN Batusangkar, 2008), hal. 42
6 Hanif Supriatna, Manfaat Analisis Sumber dan Penggunaan Kas sebagai Alat Bantu dalam Menjaga Tingkat Likuiditas Perusahaan pada PT. Agronesia, (Journal)
2013 dan untuk kas mengalami penurunan yang signifikan pada dua tahun
terakhir yang dapat menurunkan modal kerja untuk kegiatan perusahaan.
Penulis memilih satu perusahaan dengan alasan supaya bisa
mengetahui darimana sebuah perusahaan memperoleh sumber dana (kas) dan
mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan kas yang dimiliki dalam
membiayai kegiatan operasional perusahaannya. Periode laporan keuangan
yang penulis ambil adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Alasan
penulis mengambil empat tahun periode karena PT. Holcim Indonesia Tbk
mengalami penurunan kas yang signifikan selama 2 tahun terakhir dan 2 tahun
sebelumnya yang menjadi pembanding dalam menganalisis sumber dan
pengunaan kas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1PT. Holcim Indonesia Tbk
Ikhtisar Keuangan (Dalam Jutaan)
Description 2010 2011 2012 2013
Persentase kenaikan/ penurunan (-) periode 2010-2011
Persentase kenaikan/ penurunan (-) Periode 2011-2012
Persentase kenaikan/ penuruna
n (-) Periode
2012-2013
Cash 1,070,427 1,127,482 555,785 375,565 5.3% -50% -32%
Current Assets
2,253,237 2,468,172 2,186,797 2,085,055 9.5% -11% -4.6%
Current Liabilities
1,355,830 1,683,799 1,556,875 3,262,054 24% -7.5% 109%
Net Sales 5,960,589 7,523,964 9,011,076 9,686,262 26% 20% 7.5%
Net Income 830,382 1,063,560 1,350,791 952,305 28% 27% -29%
Berdasarkan data yang ada pada tabel ikhtisar keuangan diatas, terlihat
perubahan nilai dari kas sebagai salah satu unsur modal yang paling likuid serta aset
lancar yang berfluktuasi setiap tahunnya, yaitu terjadi penurunan pada tahun 2012
dan 2013. Sedangkan dilihat dari nilai kewajiban lancar mengalami kenaikan setiap
tahunnya selama empat tahun periode, yang mana kenaikan signifikan terjadi pada
tahun 2013 yang di sebabkan oleh adanya pinjaman jangka panjang pihak berelasi
jatuh tempo sebesar Rp. 1.156.432.000.000, hal ini menyebabkan jumlah kewajiban
lancar pada tahun 2013 naik menjadi dua kali dari jumlah tahun sebelumnya .
Penurunan dari nilai kas dan aset lancar lainnya yang disertai oleh kenaikan
kewajiban jangka pendek, bisa membuat perusahaan berada pada posisi tidak likuid
dan juga bisa mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
Tabel 1.2PT. Holcim Indonesia Tbk
Pengukuran Tingkat Likuiditas
RatioTahun Kenaikan / Penurunan
2010 2011 2012 2013 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Current ratio 166 % 146 % 140 % 64 % -20 % -6 % -76 %Sumber : Data Olahan Dari Laporan Keuangan PT. Holcim IndonesiaTbk.
Dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar
perusahaan atau yang sering disebut dengan current ratio perusahaan
mengalami perubahan persentase yang berfluktuasi setiap tahunnya yaitu pada
tahun 2010 dengan persentase 166% pada tahun 2011 turun menjadi 146%
pada tahun 2012 turun menjadi 140% dan pada tahun 2013 mengalami
penurunan yang cukup tinggi yaitu menjadi 64%. Sebaliknya persentase yang
aman bagi perusahaan adalah 200%, namun kondisi pada perusahaan
mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya mengalami penurunan.
Dari penjelasan di atas terlihat pentingnya pengelolaan kas yang baik
bagi suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang
dilakukan terfokus pada analisis sumber dan penggunaan kas dalam menjaga
tingkat likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk, yang dituangkan dalam
skripsi dengan judul “Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dalam
Menjaga Tingkat Likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah
yang muncul antara lain:
1. PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas
2. PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas
3. Tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk
4. Hubungan sumber dan penggunaan kas terhadap likuiditas pada PT.
Holcim Indonesia Tbk
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasinya
kepada:
1. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas?
2. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas?
3. Bagaimana tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dibuat suatu rumusan
masalah yaitu bagaimana sumber dan penggunaan kas dalam menjaga tingkat
likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk yang dilihat dari laporan keuangan
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai daya guna sebagai berikut:
1. Bagi penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi
Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Batusangkar
b. Sebagai wadah untuk aplikasi teori-teori yang telah diperoleh dalam
perkuliahan serta diluar perkuliahan dan dijadikan sebagai alat dalam
pembahasan
c. Untuk memperdalam pengetahuan tentang analisis sumber dan
penggunaan kas sebagai alat bantu dalam menjaga tingkat likuiditas
perusahaan
2. Bagi perusahaan
Bagi perusahaan dapat sebagai bahan masukan untuk
mengevaluasi kinerjanya (memperbaiki apabila ada kekurangan dan
kelemahan) dan pertimbangan untuk kebijakan pengambilan keputusan.
3. Bagi pihak akademik
a. Sebagai pedoman dalam pembuatan skripsi bagi mahasis khususnya
mahasiswa akuntansi syariah
b. Sebagai tambahan wacana akademik di Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Batusangkar
BAB II
LANDASAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritik
1. Laporan Keuangan
1) Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah
entitas. Informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi
disebut laporan keuangan7 berikut definisi laporan keuangan menurut
beberapa ahli:
Menurut Lili dan Sadeli laporan keuangan adalah laporan
tertulis yang memberikan susunan kekayaan kuantitatif tentang posisi
keuangan dan perubahannya serta hasil yang dicapai selama periode
tertentu. Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana
susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber
kekayaan itu dipakai.8
Menurut Samryn laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar
yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas serta
perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu format sendiri secara
terpisah. Ikhtisar posisi keuangan tercermin dalam laporan keuangan
yang disebut neraca.9
Sedangkan menurut Novi Priyanti laporan keuangan adalah
hasil akhir dari suatu pencatatan, pengelolaan dan pemeriksaan dari
transaksi finansial dalam suatu usaha yang dirancang untuk
pembuatan keputusan baik dalam perusahaan mengenai proses
keuangan dan hasil usaha perusahaan.10
2) Tujuan laporan keuangan
7 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2012), hal. 8
8 Lili dan Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 189 Saymryn, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 3010 Novi Priyanti, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Permata Puri Media, 2013), hal. 5
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 (revisi 2009)
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah:
1) Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Menunujukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship)
dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercaya kepadanya.
3) Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
4) Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu.11
Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB statement No.
4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan
posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Tujuan umum laporan
keuangan menurut APB statement No. 4 adalah:
1) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya
ekonomi (aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi
perusahaan\
c) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajibannya
d) Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk
pertumbuah perusahaan
11 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK ..., hal. 9
2) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan
maksud:
a) Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang
diharapkan pemegang saham.
b) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah
dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk
pelaksanaan ekspansi perusahaan
c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian
d) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba jangka panjang.
3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba
4) Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan
kewajiban
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan pada
pemakai laporan.12
3) Komponen laporan keuangan
1) Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang posisi keuangan sebuah organisasi pada saat
tertentu. Misalnya tanggal 31 Desember untuk neraca tahunan atau
31 Maret untuk negara tiga bulanan serta seterusnya. Posisi
keuangan meliputi kekayaan yang disebut aktiva, kewajiban yang
meliputi utang-utang dan ekuitas yang terdiri dari modal pemilik.
Dalam manajemen keuangan, kelompok kewajiban dan
ekuitas dikenal sebagai sumber dana. Sementara aktiva dikenal
12 Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 92
sebagai objek pembelajaran. Kewajiban sebagai modal pinjaman
dan ekuitas disebut modal sendiri.
2) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar yang
menggambarkan total pendapatan dan total biaya serta laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu. Laba
atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi bagian dari
kelompok ekuitas dalam neraca.
3) Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar yang
menunjukkan perubahan modal dari awal periode akuntansi
menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba
tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive
dalam perusahaan perseorangan atau dividen dalam perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas. Perubahan juga bisa bersumber
dari pengaruh koreksi kesalahan dan perubahan metode akuntansi
yang digunakan. Laba atau rugi yang dihasilkan dari laporan laba
rugi pada periode yang sama juga menjadi bagian dari laporan
perubahan modal.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir perusahaan
yang dirinci atas arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas
bersih dari aktifitas investasi serta arus kas bersih dari aktifitas
pendanaan. Hasil penjumlahan ketika kelompok arus kas tersebut
dijumlahkan dengan saldo awal kas akan menghasilkan saldo kas
pada akhir periode akuntansi yang dilaporkan. Saldo kas menurut
laporan ini harus sama dengan saldo kas yang ada dalam kelompok
aktiva dalam neraca.
5) Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas
laporan keuangan yang menjelaskan tentang gambaran umum
perusahaan, kebijakan akuntasi perusahaan serta penjelasan atas
pos-pos signifikan dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena
itu, dalam laporan-laporan keuangan hasil audit atau yang
dipublikasikan secara resmi selalu terdapat catatan dibawahnya
yang berbunyi catatan atas laporan keuangan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.13
2. Kas
a. Pengertian
Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid
karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.
Keberadaan kas dalam entitas sangat penting karena tanpa kas,
aktivitas operasi perusahaan tidak dapat berjalan.
Kas termasuk instrument keuangan dalam klasifikasi aset
keuangan. Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan entitas. Kas terdiri atas uang
kartal yang tersimpan dalam sebuah entitas, uang tersimpan dalam
rekening bank dan setara kas.14
b. Pengendalian kas
Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak
yang menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab. Untuk itu entitas perlu merancang pengendalian
internal yang baik agar kas perusahaan aman dan terlindungi.
Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun perlindungan
untuk menjaga agar kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak
seharusnya.
Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas misalnya sebagai
berikut:
13 Samryn, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 31-3214 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK ..., hal. 180
1) Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi
dengan pembayaran pihak yang melakukan pengelolaan kas dan
pencatatan, pihak pengguna, dan pihak pembayaran.
2) Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di
ruang tertutup dengan akses terbatas.
3) Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang
berbeda
4) Pengeluaran kas dilakukan melalui bank dan menggunakan cek
sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.
5) Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan
pengendalian pencatatan.
6) Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan
kas dalam jumlah kecil
7) Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran
bank.15
c. Anggaran kas
Perencanaan menyangkut pelaksanaan kegiatan/operasional
pada masa yang akan datang. Sedangkan masa yang akan datang
penuh dengan ketidakpastian, agar penyimpangan antara realisasi dan
rencana tidak terlalu besar maka dibutuhkan anggaran sebagai alat
pengawasan bagi manajemen. Pola penerimaan dan pengeluaran kas
setiap hari pada masa yang akan datang tidak diketahui secara pasti.
Agar perusahaan tidak mengalami kesulitan kas pada masa-masa yang
akan datang maka diperlukan anggaran kas sebagai alat bantu bagi
manajemen dalam pengelolaan kas.
Anggaran kas berisikan estimasi penerimaan dan estimasi
pengeluaran kas, sehingga dengan demikian dapat diketahui kapan
perusahaan mengalami surplus dan kapan perusahaan mengalami
difisit kas. Juga dapat diketahui jumlah kekurangan kas sehingga
15 Dwi Martini, Akuntansi Keuangan ..., hal. 182
manajemen dapat menentukan sumber dana untuk menutupi defisit
kas tersebut.
Menentukan anggaran kas terlebih dahulu ditentukan anggaran
kas operasional yang berisikan estimasi penerimaan kas dan estimasi
pengeluaran kas karena operasional perusahaan, sehingga dapat
dilihat/diketahui defisit dan surplus kas. Kemudian dilanjutkan dengan
menentukan anggaran kas finansial yaitu estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas karena kebijaksanaan pembelajaran.16
3. Analisis sumber dan penggunaan kas
a. Pengertian analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk
melihat sumber-sumber kas sebagai alat pembayaran operasional
perusahaan serta untuk melihat penggunaan dari kas tersebut selama
periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan
diketahui struktur pembiayaan perusahaan selama bersangkutan,
sehingga dapat diketahui ketepatan (efektifitas) penggunaan kas,
kemudian diambil langkah-langkah perubahan yang mungkin
dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan kas. Di
samping itu pihak stokeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang
terjadi terutama bagi kreditur dan pemegang saham.
Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan
sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan
kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan
tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
pengunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan
atau menunjukkan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber
penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.
16 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 60
b. Sumber-sumber kas
Dalam kegiatan sehari-hari sekalipun sudah direncanakan
dengan baik, maka faktor kekurangan dan kelebihan uang kas sering
terjadi. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor.
Misalnya terjadi kekurangan kas atau uang kas yang berlebihan.
Kedua hal tersebut tidak kekurangan maupun kelebihan perlu
dicarikan solusinya. Khususnya untuk kekurangan uang kas perlu
dicarikan melalui penerimaan dari sumber-sumber kas yang tersedia.
Penerimaan kas atau sumber-sumber kas yang tersedia. Penerimaan
kas atau sumber kas yang diperoleh harus diseleksi terlebih dahulu,
terutama kas yang diperoleh dari sumber pinjaman, artinya harus
dipilih sumber yang mana yang lebih memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada
dasarnya dapat berasal dari:
1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau
adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan
penambahan kas.
2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel)
maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau
utang jangka panjang lainnya serta utang yang diimbangi dengan
penerimaan kas)
4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya
persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai,
adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan
dan sebagainya.
5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya. Sumbangan ataupun hadiah maupun adanya
mengurangi waktu di mana pembayaran yang diterima
perusahaan.17
Menurut James C. Van Horne cara untuk mempercepat
penerimaan kas perlu dilakukan beberapa hal:
1) Mempercepat persiapan dan pengiriman faktur tagihan
2) Mempercepat pengiriman pembayaran pelanggan kepada
perusahaan
3) Mengurangi waktu di mana pembayaran yang diterima perusahaan
tetap menjadi dana tidak tertagih
Faktor merupakan tagihan yang diberikan penjual kepada
pembeli yang berisi daftar barang yang dibeli, harga dan syarat
penjualan. Dengan diterimanya faktur tersebut oleh pembeli, otomatis
pembeli merasa harus segera membayar kewajibannya sesuai
kesepakatan. Paling tidak dengan adanya faktur tersebut dapat
mengikat pembeli atas kewajibannya.
Mempercepat pengiriman pembayaran pelanggan kepada
perusahaan. Artinya, perusahaan menyediakan sarana pembayaran
yang cepat sehingga uang diterima ke perusahaan juga cepat.
Pembayaran dilakukan dengan setoran langsung ke rekening
perusahaan atau dengan menggunakan cek. Jelas bahwa setoran yang
dilakukan dengan menyetor ke rekening perusahaan secara langsung
penerimaannya lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan cek.
Keterlambatan waktu pengiriman pembayaran akan memperlambat
tibanya uang menjadi kas.
Alternatif yang ketiga dilakukan apabila waktu penguangan
cek dengan menggunakan cek atau bliyet giro yang harus dikliring
lebih dahulu. Cek yang penagihannya melalui proses kliring akan
17 Jumingan, Analisi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 97-98
memakan waktu paling tidak dua hari. Hal ini tentu dapat mengurangi
waktu di mana pembayaran yang diterima perusahaan.18
c. Penggunaan kas
Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga
harus menginvestarisasikan penggunaan kas untuk keperluan yang
akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-
benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang disusun.
Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka penggunaan kas juga
terjadi akibat berbagai hal yang harus dikelolah secara baik.
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan
oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
1) Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli
sejumlah barang baik barang dagangan untuk perusahaan dagang
maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri di mana
pembayarannya dilakukan secara tunai (cash)
2) Pembayaran biaya seperti gaji, upah, merupakan pengeluaran untuk
kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik
secara bulanan maupun secara mingguan.
3) Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan
penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin,
atau peralatan lainnya.
4) Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah
dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk preme asuransi.
5) Pembayaran pajak, yaitu banyak yang harus dibayar dan
merupakan kewajiban perusahaan baik pajak badan maupun pajak-
pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.
6) Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan
oleh perusahaan dalam rangka mempromosikan produk perusahaan
agar masyarakat tertarik untuk membelinya.
18 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 196-197
7) Pembayaran persekot, artinya perusahaan membayar sejumlah uang
sebagai uang muka baik terhadap pembelian barang atau
pengerjaan suatu kegiatan perusahaan
8) Pembayaran angsuran pinjaman (pokok+bunga), hal ini dilakukan
apabila perusahaan memiliki pinjaman terhadap lainnya misalnya
bank. Biasanya pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap
bulan.
9) Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini
perusahaan membeli surat berharga uang usianya tidak lebih dari
satu tahun seperti wesel atau sertifikat deposito
10) Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat
berharga yang dibeli usianya lebih dari satu tahun, baik berbentuk
obligasi maupun saham.
11) Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan
membeli saham mereka yang sudah terjual untuk maksud-maksud
tertentu.
12) Pengambilan kas oleh pembeli, dalam hal ini pemilik perusahaan
mengambil sejumlah uang untuk keperluan tertentu. Dan lain-lain.19
d. Faktor yang mempengaruhi besarnya kas
Seiring dengan perubahan kas yang terjadi dalam suatu
periode, maka jumlah uang kas juga dari waktu ke waktu akan selalu
berubah. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari
berbagai sumber yang dimiliki. Kemudian perubahan juga terjadi
dalam penggunaan uang kas untuk berbagai kegiatan perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
jumlah uang kas, yaitu:
1) Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya
perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai mupun
secara kredit. Bila dilakukan secara tunai otomatis langsung
berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara
19 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan ..., hal. 197-198
angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat ke
depan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas
bertambah.
2) Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membeli
sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan atau barang
keperluan lainnya yang tertunda berakibat mengurangi jumlah uang
kas.
3) Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini,
perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi
kewajiban perusahaan untuk membiayai aktifitas perusahaan,
seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya
pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas
berkurang.
4) Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman, artinya
jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan
pinjaman ke bank atau lembaga lain, maka perusahaan tentu akan
membayar angsuran cicilan pinjaman tersebut, selama beberapa
waktu, hal ini tentu akan mengakibatkan berkurangnya uang kas
5) Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila
perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi
seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung
atau pabrik baru. Hal ini dapat juga terjadi bila perusahaan hendak
melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.
6) Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan
memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan
langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang
tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini mempengaruhi jumlah
uang kas.
7) Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan
memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam seperti bank
atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menambah
jumlah uang kas dalam periode tersebut.20
Di samping faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kas
perusahaan terdapat pula faktor yang tidak mempengaruhi perubahan
jumlah uang kas, yaitu:
1) Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva
2) Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur
ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
3) Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi,
amortisasi dan deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan
pengeluaran kas)
4) Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock deviden)
5) Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang
karena tidak dapat ditagih lagi
6) Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba
7) Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang
dimiliki.21
Setelah diketahui faktor-faktor yang memperbesar kas (sumber
kas) dan yang memperkecil kas (penggunaan kas) maka selanjutnya
dapat dilakukan analisis laporan sumber dan penggunaan kas dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat laporan perubahan neraca pada dua periode, serta
mencatat perubahan masing-masing yang terjadi pada neraca dan
laporan laba rugi.
2) Mengelompokkan perubahan-perubahan yang terjadi pada elemen
neraca yang memperbesar dan memperkecil kas.
3) Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba
atau laporan laba ditahan dan laporan perubahan modal ke dalam
20 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan..., hal. 192-19421 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan..., hal. 192
golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil
jumlah kas.
4) Membuat konsolidasi dari perubahan yang memperbesar dan
memperkecil kas ke dalam laporan sumber-sumber dan
penggunaan kas.
5) Membuat analisis mengenai sumber dan penggunaan kas.22
4. Laporan sumber dan penggunaan kas
Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kas
antara lain adalah untuk:
a. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber
kas
b. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan penggunaan kas
c. Untuk mengetahui sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber
maupun penggunaan kas.
d. Untuk mengetahui apakah sumber dan penggunaan kas sudah
dilakukan secara efektif dan efisien
e. Untuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan
datang
f. Sebagai alat untuk perencanaan kas mendatang
g. Sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjaman.
5. Rasio Likuiditas
a. Pengertian
Menurut Kasmir rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk
22 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 45
memenuhi kewajiban tersebut terutama kewajiban yang sudah jatuh
tempo.23
Menurut Nofrivul rasio likuiditas merupakan rasio
menggambarkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
lancar dengan menggunakan elemen-elemen aktiva lancar.24
Menurut Samryn rasio likuiditas merupakan suatu
perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang
jangka pendeknya dengan aktiva lancar.25
Menurut Danang likuiditas merupakan gambaran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas disebut dengan short term
likuidity.26
Sedangakan menurut Irham Fahmi likuiditas adalah
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segerah dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih.27
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka
pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan kedaan
keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan
kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang
kas.28
23 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan...., hal. 11024 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ...., hal. 1125 Samryn, Pengantar ..., hal. 41526 Danang , Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, ( Yogyakarta : PT. Buku Seru,
2012), hal .6027 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 17428 Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hal. 41
b. Aktiva lancar dan hutang lancar
1) Aktiva lancar
a) Pengertian aktiva lancar
Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang
segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan
paling lama satu tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang
paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya. Jika
perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera
harus dibayar misalnya utang yang sudah jatuh tempo atau
pembelian suatu barang atau jasa, uang tersebut dapat
diperoleh dari aktiva lancar. Komponen yang ada di aktiva
lancar terdiri dari antara lain kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, sediaan, sewa dibayar di muka, dan aktiva lancar
lainnya. Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari
aktiva yang paling lancar, artinya yang paling mudah untuk
dicairkan.29
Current Asset adalah yang likuid. Beberapa fixed assets
berupa asset tidak berwujud. Semakin likuid asset, semakin
kecil kemungkinan perusahan menghadapi masalah
pemenuhan jangka pendek. Aset likuid biasanya memiliki
tingkat pengembalian yang rendah dibanding fixed assets.30
Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang
diharapkan akan dapat dikonversikan menjadi kas, di jual atau
dikonsumsi (dipakai) dalam jangka waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana
yang paling lami. Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan
penyajian di neraca haruslah berdasarkan pada urutan tingkat
likuiditas. Kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar),
29 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 3930 Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2010), hal. 15
lalu diikuti dengan investasi jangka pendek, piutang,
persediaan dan biaya dibayar di muka.
b) Unsur-unsur aktiva lancar
(1) Kas
Kas merupakan unsur modal kerja yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya. Tersedianya uang kas yang
cukup akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika
sewaktu-waktu harus mengadakan transaksi dengan pihak
ketiga, yang nantinya menghasilkan keuntungan. Di
samping itu dengan tersedianya uang kas yang cukup akan
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam keadaan
darurat. Dimaksud dengan uang kas adalah uang tunai yang
tersedia di perusahaan maupun yang berada di bank. Uang
kas dapat digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari,
memiliki barang dan jasa yang diharapkan juga memenuhi
kewajiban perusahaan.
(2) Surat berharga
Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya
untuk membeli surat berharga. Pembelian ini bertujuan
untuk menjaga likuiditas juga merupakan investasi yang
bersifat sementara, yaitu apabila perusahaan membutuhkan
uang tunai untuk memenuhi kewajiban yang mendesak,
perusahaan dapat segera menjual kembali surat berharga
tersebut.
(3) Piutang dagang
Piutang dagang timbul karena perusahaan menjual
secara kredit, penjualan kredit dimaksudkan untuk
memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan
piutang yang kemudian pada hari jatuh tempo pembayaran
piutang tersebut adalah penerimaan kas. Pengaturan
piutang ditujukan agar kredit yang diberikan dapat tertagih
tepat pada waktunya. Oleh karena itu manajemen piutang
perlu diperhatikan baik-baik. Sekalipun pengumpulan
piutang seringkali tidak tepat pada waktu yang sudah
ditetapkan, namun sebagian besar piutang tersebut akan
terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu
tahun. Dengan alasan itulah maka piutang dimasukkan
sebagai salah satu aktiva lancar perusahaan.31
(4) Persediaan
Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam
aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri.
Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses
produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan
mentah dan barang jadi harus selalu tersedia sebagai buffer
stock agar memungkinkan perusahaan memenuhi
permintaan yang timbul.32
2) Hutang lancar
Hutang lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar
dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan kewajiban
lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun. Yang termasuk dalam kategori kewajiban lancar adalah
utang usaha, pendapatan diterima di muka, utang pajak penghasilan
karyawan, utang bunga, utang upah, utang pajak penjualan dan
kewajiban jangka panjang yang akan segera jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun.33
Short term liabilities (utang jangka pendek) sering disebut
juga dengan utang lancar (current liabilities). Penegasan utang
lancar karena sumber utang jangka pendek dipakai untuk mendanai
kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendukung aktivitas
31 Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan ...., hal. 25532 Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan ...., hal. 28033 Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 195
perusahaan yang segera dan tidak bisa ditunda. Dan utang jangka
pendek ini ummunya harus dikembalikan kurang dari 1 (satu)
tahun.
Adapun contoh kategori umum yang termasuk dalam
hutang lancar atau utang jangka pendek adalah :
1) Utang dagang
2) Utang wesel
3) Utang pajak
4) Utang gaji
5) Utang lembur
6) Beban yang masih harus dibayar
c. Risiko likuiditas
Risiko lokuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh
suatu perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memnuhi
kewajiban jangka pendeknya., sehingga itu member pengaruh kepada
terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara
normal. Oleh karena itu risiko likuiditas sering disebut dengan short
term likuidity risk. Contohnya dalah perusahaan tidak tepat waktu
dalam mambayar gaji karyawan, pembayaran listrik yang terlambat,
terjadi tunggakan pembayaran air ke PDAM, pembayaran gaji buruh
yang terlambat, pembayaran gaji teknisi kontrak yang tidak sesuai
dengan kesepakatan isi kontrak yang seharusnya setiap akhir bulan,
dan lain sebagainya. Sehingga kondisi ini member arah bahwa
perusahaan sudah mengalami permasalahan keuangan, yaitu berupa
tertundanya berbagai kewajiban jangka pendek.
Untuk menganalisa secara lebih dalam tentang risiko likuiditas
dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi kemampuan suatu
perusahaan yang dapat dilihat dari segi :
1) Analisa arus kas
2) Analisa kewajiban jangka pendek
3) Melakukan analisa terhadap arus dana jangka pendek34
Sebab-sebab terjadinya risiko likuiditas ada beberapa sebab
yang melatarbelakanginya, yaitu :
1) Utang perusahaan yang berada dpada posisi extreme laverage.
Extrem laverage artinya utang perusahaan sudah berada dalam
kategori yang membabahayakan perusahaan itu sendiri.
2) Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempoh
sudah begitu besar, baik utang perbankan. Leasing, mitra bisnis,
utang dagang, termasuk utang dalam bentuk bunga obligasi yang
sudah jatuh tempo yang harus secepatnya dibayar, dan berbagai
bentuk tagihan lainnya.
3) Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga
member pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan
jangka panjang
4) Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk
menstabilkan perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang
dijual sehingga jika aset yang tersisa tersebut masih ingin dijual
maka itu tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
5) Penjualan dan hasil keuantungan yang diperoleh adalah terjadi
penurunan yang sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan
keuantungan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan
harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jika
terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan memperoleh
profit secara fluktuatif. Sementara kondisi profit yang baik adalah
yang bresifat konstan bertumbuh. Konstan bertmbuh artinya
penjualan dan keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan
yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif yang
membahayakan.
6) Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang tutup lubang
pada kewajiban jangka pendeknya. Seperti dana untuk memenuhi
34 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 164
kewajiban atau menyelesaikan persoalan likuiditas dipakai dana
untuk membayar utang, sehingga pembayaran utang menjadi
tertunda, dan begitu pula sebaliknya pada dana yang harusnya
dialokasikan untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo
namun dipakai untuk membayar gaji karyawan, listrik, dan
sejenisnya yang termasuk kategori short term likuidity.35
Solusi untuk mengatasi risiko likuiditas. Ada beberapa solusi
yang dapat diberikan agar suatu perusahaan terhindar dari timbulnya
risiko likuiditas, yaitu :
1) Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian
2) Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada, yaitu berdasarkan analisa jangka
pendek dan jangka panjang
3) Menghindari keputusan yang bersifat mengejar keuantungan
yang bersifat jangka pendek, namun member ikan kerugian
yang bersifat jangka panjang. Bahwa memperoleh profit secara
konstan bertumbuh adalah lebih aman dari pada secara
maksimal profit namun bersifat fluktuatif
4) Memperhatikan dan mengamati dengan baik setiap kebijakan
moneter yang ditetapkan pemerintah, sperti kebijakan
penetapan suku bunga. Seperti suku bunga kredit, onligasi,
deposito, SBI, dan sebagainya. Serta memperhatikan kondisi
targer pencapaian pertumbuhan ekonomi dan realita inflasi
yang terjadi saat ini
5) Pihak manajemen perusahaan sebaiknya juga memahami
kondisi mikro dan makro ekonomi secara baik, seperti politik
dan keamanan dalam luar negeri, social dan politik dalam dan
luar negeri, dan berbagai permasalahan lainnya yang bisa
dianggap memiliki pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro
dan makro ekonomi. Segingga dengan pemahaman yang
35 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan..., hal.165
mendalam dan komplek seperti itu perusahaan tidak akan
melakukan tindakan yang bersifat kurang perhitungan, seperti
melakukan ekspansi penambahan modal dan pembukuan
kantor cabang dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif.
6) Melakukan pendekatan headging untuk menyesuaikan jatuh
tempoh antara aktiva dan kewajiban
7) Melakukan perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi,
seperti melakukan analisis varians dalam operasi atau
departemen
8) Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit,
dengan menghindari utang berlebihan, memperthankan
pembayaran utang dan memperpanjang jatuh tempo
pembayaran utang
9) Menghindari operasi luar negeri di Negara-negara yang
berisiko tinggi
10) Menurunkan harga pada jenis barang yang susah dijual dan
meningkatkan harga pada barang yang tingkat permintaannya
tinggi.36
d. Jenis-jenis rasio likuiditas
Dalam pengukuran tingkat likuiditas, terdapat beberapa rasio
yang digunakan, di antaranya:
1) Rasio Lancar (Current ratio)
Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang
sering digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan
jalan membandingkan antara current assets dengan current
liabilities. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar atau
beberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi tiap
rupiah kewajiban jangka pendek. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan
36 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan…, hal166-167
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Untuk
kesehatan perusahaan current ratio sebaiknya tidak kurang dari
200%37
Current AssetsRumus = x 100%
Current Liabilities
Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai
ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur :
a) Kemampuan memnuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah
(kelipatan) aset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar
keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
b) Penyanngga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil
risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang
tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas
saat aset tersebut dilepas atau dilkuiditasi.
c) Cadangan dana lancar. Rasio lancar meruapakn ukuran tingkat
keamanan terhadap ketidak pastian dan kejutan atas arus kas
perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan
dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara
sementara dan tidak terduga.
2) Rasio kas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal
yang tertanam dalam kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank. Rasio ini menunjukkan bahwa
tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas dan setara
kas. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan
karena mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.
Kas + Setara KasRumus =
Kewajiban jangka pendek
37 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hal.135-137
3) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain
persediaan. Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah kewajiban
jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan.
Semakin besar rasio ini semakin baik, dimana sebaiknya quick
ratio diatas 100% sehingga menunjukkan kondisi keuangan
jangka pendek baik.38
Rumus = Current assets−Inventory
Current Liabilities x 100%
4) Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk
membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
penjualan. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti,
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.
Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan
kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu
singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang
lebih sedikit.
Rumus : = Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersi h
Untuk mengaplikasikan rumus diatas, dapat digunakan data
sebagai berikut :
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan 2005 2006Penjualan bersih (net sales) Rp. 5950 Rp. 5550Total aktiva lancar (current assets) Rp. 1640 Rp. 1340Total utang lancar (current assets) Rp. 750 Rp. 750
38 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hal.139
Untuk tahun 2005:Rumus : = 5.950 / 1.640-750 = 6,68 kali dibulatkan (7 kali)
Untuk tahun 2006:Rumus : = 5550 / 1.3 40-750 =9,4 kali dibulatkan (10 kali)
Jika rata-rata industri untuk perputaran kas adalah 10%,
keadaan perusahaan pada tahun 2005 kurang baik karena masih
cukup jauh dari rata-rata industri. Namun, kondisi tahun 2006
dikatakan baik karena kondisinya sama dengan rata-rata industri.
Perbandingan rasio ini dengan tahun sebelumnya dapat
menunjukkan penguatan atau melemahnya likuiditas perusahaan.
Maka likuid sebuah perusahaan maka semakin andal kemampuan
keuangannya dalam jangka pendek. Likuiditas diperlukan untuk
memberikan kepercayaan kepada pelanggan dan pemasok untuk
menunjang keandalan kinerja operasi perusahaan.39
e. Tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas.
1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar yang sudah waktunya dibayar sesuai
jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.
2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya
jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama
dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangkan pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan
dan hutang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang
ada dengan modal kerja perusahaan
39 Kasmir, Analisis Keuangan..., hal. 134-141
5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang
6) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang
7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang sejenis ini merupakan bagian yang menguraikan
tentang pendapat yang terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Berikut ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan yang
menghasilkan kesimpulan yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan
kas.
Sisca Wulandari (2009) yang meneliti mengenai pengaruh perubahan
laporan arus kas terhadap likuiditas dan rentabilitas perusahaan perbankan
yang listing di BEI, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perubahan arus kas berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap
tingkat likuiditas pada perusahaan perbankan yang listing di BEI
2. Perubahan arus kas berpengaruh secara langsung berpengaruh terhadap
rentabilitas perusahaan
3. Tingkat likuiditas berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap
tingkat rentabilitas pada perusahaan
Muhammad Bayu Rahman (2009) yang meneliti mengenai analisis
sumber dan penggunaan dana pada CV. Ujang Jaya Medan, dengan hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Sumber dana CV. Ujang Jaya Medan berasal dari laba bersih, depresiasi,
penambahan hutang, penamahan obligasi, modal dasar dan kas.
2. Penggunaan dana CV. Ujang Jaya Medan adalah untuk pembayaran
deviden, surat-surat berharga, penambahan piutang, penambahan
persediaan, pembelian mesin, penurunan hutang dagang dan penambahan
gedung
James Marcel Kaunang (2013) meneliti mengenai analisi laporan arus
kas sebagai alat ukur menilai kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) cabang
Manado Timur, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Sumber kas berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih dan dari
aktivitas pendanaan yaitu modal disetor
2. Penggunaan kas untuk aktivitas operasi seperti pembayaran rekening
listrik, rekening air, rekening telepon. Untuk aktivitas pendanaan seperti
pembayaran UMB dan untuk aktivitas investasi yaitu pembelian
pembangkit listrik.
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, terdapat
persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang penulis lakukan,
persamanannya adalah penelitian yang penulis lakukan sama-sama
menganalisis bagaimana sumber dan penggunaan kas. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada penelitian yang akan penulis lakukan di mana
penulis juga akan meneliti tingkat likuiditas perusahaan dengan menggunakan
rasio likuiditas.
C. Definisi Operasional
1. Sumber kas
Menunjukkan dari mana sumber-sumber penerimaan kas atau kas masuk
dalam suatu perusahaan.
2. Penggunaan kas
Merupakan penggunan kas atau penyebab berkurangnya kas suatu
perusahaan
3. Rasio likuiditas
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan)
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh
tempo secara tepat waktu.
D. Kerangka Berpikir
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu
unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah
kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas
yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat
perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment
dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang
tinggi dan keuntungannya yang diperoleh akan lebih besar apabila digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan yang akan mendatangkan
keuntungan, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa
memperlihatkan likuiditas akhirnya perusahan itu akan berada dalam keadaan
tidak likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Analisis sumber dan penggunaan kas memberikan informasi mengenai
perubahan kas suatu perusahaan selama satu periode serta menjelaskan alasan
dari perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaannya. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas
dapat dinilai likuiditas suatu perusahaan. Baik atau buruknya tingkat likuiditas
suatu perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan tersebut dalam
Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar
penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
LAPORAN KEUANGAN PT. HOLCIM INDONESIA TBK
ANALISIS SUMBER-SUMBER KAS
PENGGUNAAN KAS
KENAIKAN/PENURUNAN JUMLAH KAS
MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS
Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Rasio perputaran
kas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dipakai yaitu deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menaganalisis serta menginter pretasikan
data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan
permasalahan yang terjadi. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang
berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran
yang kuantitatif yang kokoh.40
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada PT.
Holcim Indonesia Tbk, yaitu penulis akan meneliti laporan keuangan yang ada
pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
data yang diperoleh untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan kas
yang diperhitungkan menggunakan work sheet.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas?
2. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas?
3. Bagaimana tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dari mana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh
sumber kas
2. Untuk menganalisis bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam
penggunaan kas
3. Untuk menanalisis tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk
40 Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesisi, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal. 38
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini memakan waktu 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember 2014. Tempat penelitian ini adalah pada PT.
Holcim Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan yang telah go public dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010
sampai tahun 2011
E. Metode Penelitian
1. Sumber data
Adapun sumber data penelitian penulis adalah data sekunder, yaitu
data dari hasil olahan, seperti laporan keuangan dan gambaran umum PT.
Holcim Indonesia Tbk periode 2010 sampai dengan 2013 yang penulis
dapatkan dari situs resmi pada Bursa Efek Indonesia.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik yang penulis pakai dalam mengumpulkan data adalah
teknik dokumenter atau biasa disebut dokumentasi. Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan,
transkrip, buku, agenda dan sebagainya.41 Dengan mendapatkan data-data
tertulis berupa laporan keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk, pengumpulan
data tersebut dilakukan dengan cara mengakses ke situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id tentang laporan keuangan PT. Holcim
Indonesia Tbk periode 2010 sampai dengan 2013
F. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis kuantitatif
yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung
untuk menghasilkan penaksiran yang kuantitatif yang kokoh. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis perbandingan, analisis perbandingan
adalah teknik analisis laporan keuangan secara horizontal dan
membandingkan antara satu data dengan data lainnya, baik dalam rupiah atau
41 Arikunto Suharsimi, Prosedur Peneilitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 231
dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan
penuruan dalam rupiah atau unit dan juga persentase atau perbandingan dalam
bentuk angka perbandingan rasio.42
Adapun langkah-langkah analisis yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan kas dari periode
2010 sampai dengan 2013. Adapun tahap analisisnya adalah:
a. Membuat laporan perubahan neraca pada dua periode, serta
mencatat perubahan masing-masing yang terjadi pada neraca dan
laporan laba rugi.
b. Mengelompokkan perubahan- perubahanyang terjadi pada elemen
neraca yang memperbesar kas dan yang memperkecil jumlah kas.
c. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba
atau laporan laba ditahan dan laporan perubahan modal ke dalam
golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil
jumlah kas.
d. Membuat konsolidasi dari perubahan yang memperbesar dan
memperkecil kas ke dalam laporan sumber-sumber dan
penggunaan kas.
e. Membuat analisis mengenai sumber dan penggunaan kas.43
.
2. Menghitung analisis rasio likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Jenis-jenis rasio
yang penulis gunakan yaitu:
a. Current ratio
Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering
digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan
membandingkan antara current assets dengan current liabilities. Rasio
42 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 227
43 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 45
ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar atau beberapa banyak aktiva
lancar yang tersedia untuk menutupi tiap rupiah kewajiban jangka
pendek. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang
lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Untuk kesehatan perusahaan current ratio
sebaiknya tidak kurang dari 200%
Current AssetsRumus = x 100%
Current Liabilities
b. Rasio kas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal yang tertanam
dalam kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau
tabungan di bank. Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas dan setara kas. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan karena mampu
membayar kewajiban jangka pendeknya.
Kas + Setara KasRumus =
Kewajiban jangka pendek
c. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain persediaan.
Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah kewajiban jangka pendek
dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan. Semakin besar rasio ini
semakin baik, dimana sebaiknya quick ratio diatas 100% sehingga
menunjukkan kondisi keuangan jangka pendek baik.
Rumus = Current assets−Inventory
Current Liabilities x 100%
d. Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang)
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Apabila rasio
perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar tagihannya. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah,
dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan
dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan
kas yang lebih sedikit.
Rumus : = Penjualan Bersih
Modal Ker ja Bersi h
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Holcim Indonesia Tbk
Ketika pertama kali berdiri pada tahun 1971, perusahaan bernama
PT Semen Cibinong, dan merupakan perusahaan pertama yang sahamnya
tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1977. Berganti nama menjadi
PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2006. Holcim Indonesia
mengoperasikan dua pabrik yaitu di Narogong, Jawa Barat, dan di
Cilacap, Jawa Tengah, serta stasiun penggilingan di Ciwandan,
Banten.Pabrik semen ketiga di Tuban, Jawa Timur, dijadwalkan mulai
berjalan pada tahun 2013.
Holcim dikenal sebagai pelopor dan innovator di sector industry
semen yang tercatat sebagai sector yang tumbuh pesat seiring
pertumbuhan pasar perumahan, bangunan umum dan insfratruktur.
Holcim merupakan satu-satunya produsen yang menyediakan produk dan
layanan terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat.
Kini tengah dikembangkan usaha waralaba yang unik, yakni solusi
rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan pembangunan rumah
dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 49.000 ahli
bangunan binaan Holcim, waralaba yang hingga 2013 telah mencapai
437 gerai, dan staf penjualan via telepon yang jumlahnya terus
bertambah.
Pada tahun 2013 pabrik semen Holcim di Cilacap menjadi salah satu
dari sedikit badan usaha di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan
PROPER Emas dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup –
penghargaan tertinggi di bidang manajemen limbah dan lingkungan
hidup di Indonesia, yang dicapai untuk keempat kalinya. Pabrik Holcim
di Narogong berhasil memperoleh peringkat PROPER Hijau untuk ketiga
kalinya berturut-turut.Pada tahun yang sama, Holcim memperoleh
penghargaan Inudtri Hijau untuk yang keempat kalinya. Holcim juga
merupkan perusahaan satu-satunya yang menerima penghargaan Ozon
sebagai pengakuan atas kegiatan yang berkalenjutan dalam memusnakan
bahan perusak ozon dengan aman. Kegiatan CSR Holcim mendapat
penghargaan CSR Awards dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah serta pemrintahan daerah.
2. Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk
a. Semen
Holcim Indonesia memiliki produkasi tahunan sekitar 8,5 juta
ton klinker dan semen yang merupakan kombinasi dari semen
berkualitas tinggi dalam berbagai sak dan curah baik untuk
pelanggan domestic maupun pasar ekspor di regional.
b. Agregat
Holcim Indonesia mengoperasikan dua tambang agregat, yaitu
di Maloko, Jawa Barat dan di Jeladri, Jawa Timur.Keduanya
memasok bahan untuk proyek pembangunan insfrastrutur dan umum
skala besar, dan untuk Holcim Beton yang memproduksi beton jadi.
c. Beton
Holcim beton, merupakan anak usaha dari Holcim Indonesia
yang beroperasi selama 24 jam perhari dalam jaringan pabrik
pengolahan beton, pengolahan beton yang bergerak, mini mixer dan
juga truk mixer kami untuk memastikan pesanan sampai dengan
cepat dan tepat waktu.
d. Solusi Rumah
Sebuah paradigm baru bagi sector semen dan bahan material di
Indonesia, Solusi Rumah menyediakan segala sesuatunya dalam satu
lokasi untuk pemilik rumah dengan rancangan yang fleksible,
informasi harga, jenis bahan bangunan, tukang yang terlatih dan
akses ke perbankan untuk pelanggan yang ingin mengajukan kredit
di bank.
e. Geocycle
Geocycle menyediakan jasa pengolah limbah yang aman,
terpecaya dan terjamin untuk seluruh limbah industri.Keahlian dan
pengalaman kami memberikan keamanan dan solusi yang lengkap
bagi limbah yang tidak diinginkan.
3. Visi dan Misi serta Nilai PT. Holcim Indonesia Tbk
a. Visi
Membangun solusi yang berkelanjutan bagi masa depan
masyarakat kita.
b. Misi
Membangun Holcim Indonesia menjadi perusahaan yang
memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dengan :
1) Menyediakan solusi pembangunan sesuai prinsip berkelanjutan
bagi setiap segmen pelanggan tertentu
2) Memperhatikan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan
3) Membina kemampuan sumber daya manusia, berinovasi dan
membangun jaringan yang kuat
c. Nilai
1) Kekuatan terjalin melalui kemitraan
2) Kinerja tercermin dari pemenuihan janji
3) Semangan terwujud dalam kepedulian
4. Struktur Organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk
Dewan direksi :
a. Presiden Direktur - Gerhard Wolfgang Schutz
b. Sekretaris Perusahaan dan Direktur Urusan Hukum - Farida Helianti
(Heli) Sastrosatomo
c. Direktur Produksi - Lilik Unggul Raharjo
d. Direktur Keuangan - Kent Carson
e. Direktur Strategi, Pengembangan Usaha dan Inovasi - Patrick Walser
f. Direktur RMX dan Agregat - Derek Williamson
g. Direktur Logistik dan Ekspor - Fazri Yulianto
h. Direktur Sumber Daya Manusia - Wiwik Wahyuni
i. Direktur Komersial - Jan Kunigk
B. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk melihat
sumber-sumber kas perusahaan serta melihat penggunaan dari kas tersebut
selama periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan
diketahui ketepatan (efektifitas) penggunaan kas, kemudian diambil langkah-
langkah perubahan yang mungkin dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam
penggunaan kas.Dalam pembahasan ini penulis akan melakukan perhitungan
dari masing-masing pos dalam neraca yang diperbandingkan antara periode
sekarang dengan periode sebelumnya. Sumber penerimaan kas dalam suatu
perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari hasil penjualan investasi jangka
panjang, penjualan saham, penambahan modal oleh pemilik, pengeluaran
surat tanda bukti utang, penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain
kas, adanya penerimaan seperti sewa,bunga dan deviden serta sumbangan
ataupun hadiah maupun adanya pengembalian atas kelebihan pembayaran
pajak. Sedangkan penggunaan kas atau pengeluaran kas dapat disebabkan
oleh pembelian barang secara tunai, pembayaran gaji, pembayaran sewa,
pembayaran asuransi, pembayaran pajak, pembayaran iklan atau promosi,
pembayaran persekot, pembayaran ansuran pinjaman, pembelian surat
beharga jangka pendek dan jangka panjang, penarikan kembali saham beredar
dan pengambilan kas oleh pemilik.
1. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2010 sampai
dengan tahun 2011
Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan
neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat
disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan
laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang
memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :
a. Aset lancar
1) Penurunan aset lancar
a) Piutang usaha pihak berelasi : 14217
b) Aset pajak tangguhan : 8780
2) Kenaikan aset lancar
a) Piutang usaha pihak ketiga : 73721
b) Piutang lain-lain : 2325
c) Persediaan : 70533
d) Pajak dibayar dimuka : 25518
b. Aset tidak lancar
1) Penurunan aset tidak lancar
a) Aset tetap : 345001
2) Kenaikan aset lancar
a) Aset tidak lancar lainnya : 37904
c. Liabilitas jangka pendek
1) Kenaikan liabilitas jangka pendek
a) Utang usaha : 62267
b) Utang lain-lain : 74882
c) Utang pajak : 160414
d) Biaya yang masih harus dibayar : 83371
e) Utang jangka pendek berelasi : 8470
f) Utang sewa pembiayaan : 3838
g) Utang sewa : 5721
2) Penurunan liabilitas jangka panjang
a) Pinjaman jangka panjang jatuh tempo: 65000
d. Liabilitas jangka panjang
1) Kenaikan liabilitas jangka panjang
a) Pinjaman jangka panjang berelasi : 109551
b) Liabilitas imbalan kerja : 20934
c) Liabilitas jangka panajang : 20712
2) Penurunan liabilitas jangka panjang
a) Liabilitas jangka panjang : 2829
b) Pinjaman jk panjang pihak ketiga : 670000
e. Ekuitas
1) Kenaikan ekuitas
a) Saldo laba ditentukan penggunaanya: 153258
b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 557418
2) Penurunan ekuitas
a) Kepentingan non pengendali : 900
b) Selisih kurs : 57055
Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut
penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31
Desember 2010-2011 :
Tabel 4.2Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
Per 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)
Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas
Akun Jumlah Akun Jumlah
Piutang usaha pihak berelasi Rp. 14217 Piutang usaha pihak ke-3 Rp. 73721
Aset pajak tangguhan Rp. 8780 Piutang lain-lain Rp. 2325
Aset tidak lancar lain-lain Rp. 37.904 Persediaan Rp. 70533
Utang usaha Rp. 62267 Pajak dibayar dimuka Rp. 25518
Utang lain-lain Rp. 74882 Aset tetap Rp. 345001
Utang pajak Rp. 160141 Pinjaman jangka panjang Rp. 65000
Biaya yang masih harus dibayar Rp. 83371 Liabilitas jangka panjang Rp. 2892
Utang jangka pendek pihak berelasi
Rp. 8470 Pinjaman jangka panjang pihak ke-3
Rp. 670000
Utang sewa pembiayaan jatuh tempo 1 tahun
Rp. 3838 Kepentingan non pengendali
Rp. 900
Utang sewa pembiayaan Rp. 5721 Selisih kurs Rp. 8519
Pinjaman jangka panjang pihak berelasi
Rp. 109551
Liabilitas imbalan kerja Rp. 20934
Liabilitas jangka panjang Rp. 20712
Saldo laba ditentukan penggunaannya
Rp. 153258
Tidak ditentukan penggunaanya
Rp. 557418
Bertambahnya kas Rp. 57055
Jumlah Rp.1321464 Jumlah Rp.1321464
Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2010 sampai
dengan 2011 tersebut di atas terlihat adanya penambahan kas sebesar
Rp.57066,-. Sumber kas berasal dari piutang usaha sebesar Rp.14217,-,
hutang usaha Rp.62267,-, hutang lain-lain Rp.74882,-, biaya yang masih
harus dibayar Rp.83371, utang jangka pendek pihak berelasi Rp.8470,-,
pinjaman jangka panjang pihak berelasi Rp. 109551. Dan bertambahnya
saldo laba ditentukan penggunaannya yang merupakan sumber kas paling
besar jumlahnya Rp. 153258 dan saldo laba yang tidak ditentukan
penggunaannya Rp. 557418.
Sedangkan penggunaan kas dilakukan untuk membeli persedian,
pada laporan penggunaan kas terlihat adanya tambahan persediaan
Rp.70533. Pajak dibayar dimuka Rp.25518. Bertambahnya aktiva tetap
Rp.345001,-. Pelunasan pinjaman jangka panjang Rp.65000,-, dan
pinjaman jangka panjang pihak ketiga Rp.670000, liabilities jangka
panjang Rp.2892,-, dan Kepentingan non pengendali Rp. 900,-.
Dari analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas, terlihat
bahwa sumber kas paling besar bagi perusahaan yaitu bertambahnya
saldo laba yang ditentukan penggunaannya.Sedangkan penggunaan kas
paling besar dikarenakan adanya pelunasan utang jangka panjang pihak
ketiga yang jumlahnya cukup besar.
2. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan
neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat
disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan
laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang
memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :
a. Aset lancar
1) Penurunan aset lancar
a) Piutang usaha pihak berelasi : 11314
b) Piutang lain-lain : 17291
c) Aset pajak tangguhan : 6689
d) Uang muka : 56212
2) Kenaikan aset lancar
a) Piutang lain-lain : 170448
b) Persediaan : 116268
c) Pajak dibayar dimuka : 32189
d) Biaya dibayar dimuka : 46123
e) Aset lancar lainnya : 18751
b. Aset tidak lancar
1) Kenaikan aset tidak lancar
a) Aset tetap : 1350531
2) Penurunan aset tidak lancar
a) Aset tidak lancar lainnya : 74973
c. Liabilitas jangka pendek
1) Kenaikan liabilitas jangka pendek
a) Utang usaha : 10690
b) Utang usaha pihak ketiga : 178237
c) Utang lain-lain : 25669
2) Penurunan liabilitas jangka pendek
a) Pinjaman jangka panjang jatuh tempo: 242883
b) Pinjaman berelasi jatuh tempo : 346864
c) Tagihan pajak : 57057
d) Biaya yang masih harus dibayar: 87802
e) Goodwill : 120242
f) Hak pengelolaan tambang : 131703
d. Liabilitas jangka panjang
1) Penurunan liabilitas jangka panjang :
a) Liabilitas imbalan kerja : 103178
b) Liabilitas jangka panajang : 36692
c) Liabilitas pajak tangguhan : 9765
2) Kenaikan liabilitas jangka panjang
a) Liabilitas jangka panjang : 62219
b) Pinjaman jk panjang pihak ketiga: 719929
e. Ekuitas
1) Kenaikan ekuitas
a) Saldo laba ditentukan penggunaanya: 153258
b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 706566
c) Selisih kurs : 30195
d) Kepentingan non pengendali : 777
e) Selisih nilai transaksi : 114929
2) Penurunan ekuitas
a) Modal disetor : 114928
Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut
penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31 Desember
2011-2012 :
Tabel 4.3Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
Per 31 Desember 2011 s/d 31 Desember 2012(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)
Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas
Piutang usaha pihak berelasi Rp. 11314 Piutang lain-lain Rp. 170448
Piutang Rp. 17 291 Persediaan Rp. 116 268
Aset lain-lain Rp. 228426 Pajak dibayar dimuka Rp. 32189
Aset pajak tangguhan Rp. 6689 Biaya dibayar dimuka Rp. 46123
Uang muka,biaya dan pajak dibayar dimuka
Rp. 65212 Aset lancar lainnya Rp. 18751
Utang usaha pihak berelasi Rp. 10690 Aset tetap Rp.1350531
Utang usaha pihak ke -3 Rp. 178237 Goodwill Rp. 120242
utang lain-lain Rp. 25669 Hak pengelolaan tambang Rp. 131703
Liabilitas imbalan kerja Rp. 55890 Tagihan pajak Rp. 57057
Pinjaman bank jangka pendek Rp. 16431 Aset tidak lancar lainnya Rp. 74973
Utang sewa pembiayaan jatuh tempo dalam satu tahun
Rp. 20024 Biaya yang masih harus dibayar
Rp. 87802
Hutang sewa pembiayaan Rp. 36427 Liabilitas imblan kerja jangka pendek
Rp. 103178
Pinjaman jangka panjangpihak berelasi
Rp. 719929 Liabilitas pajak tangguhan Rp. 9765
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Rp. 62219 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo pihak ketiga
Rp. 242883
Provisi untuk restorasi Rp. 28890 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo pihak berelasi
Rp. 346864
Saldo laba ditentukan penggunaannya
Rp. 153258 Modal disetor Rp. 114928
Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya
Rp. 706566 Liabilitas jangka panjang lainnya
Rp. 36692
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Rp. 30195
Kepentingan non pengendali Rp. 777
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Rp. 114928
Berkurangnya kas Rp. 571697
Jumlah Rp.3060757 Jumlah Rp. 3060757
Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2011 sampai
dengan 2012 tersebut di atas terlihat adanya penurunan kas sebesar
Rp.571697,-, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ini merupakan
penurunan yang cukup signifikan. Sumber kas berasal dari penurunan
piutang usaha pihak berelasi sebesar Rp.11314,- dan piutang usaha pihak
ketiga Rp.17291. Hutang usaha pihak berelasi Rp.10690,-,utang usaha
pihak ketiga Rp.178237,-, dan hutang lain-lain Rp.25567-. Pinjaman
jangka panjang pihak ketiga sebesar Rp.719929,-, hutang jangka panjang
pihak berelasi Rp.36427,-, dan liabilitas imbalan jangka panjang
Rp.62219. Bertambahnya saldo laba ditentukan penggunaannya Rp.
153258 dan yang tidak ditentukan penggunaannya Rp.
706566.Kepentingan non pengandali Rp. 777.Selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali Rp. 114928.
Sedangkan penggunaan kas pada perusahaan dilakukan untuk
membeli persediaan Rp.116628,-, untuk pembayaran pajak dibayar
dimuka Rp.32189,-, dan biaya dibayar dimuka
Rp.46123,-, .Bertambahnya aktiva tetap sebesar Rp.1350531,-, tagihan
pajak Rp.57057,-, biaya masih harus dibayar Rp.87802,-, pinjaman
jangka panjang pihak ketiga Rp.242883,-, ,liabilitas pajak tangguhan
Rp.9765,-, pinjaman jangka panjang jatuh tempoh pihak berelasi
Rp.346864,- dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek Rp.103178,-.
Penurunan modal Rp. 114928,-.
Berdasarkan analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas,
bahwa sumber kas paling besar didapat dari penambahan pinjaman
jangka jangka panjang.Sedangkan penggunaan kas paling besar
digunakan untuk penambahan aset tetap.Secara keseluruhan pada tahun
2012 kas mengalami penurunan yang mencapai 49 % dari tahun
sebelumnya.
3. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2012 sampai
dengan tahun 2013
Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan
neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat
disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan
laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang
memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :
a. Aset lancar
1) Penurunan aset lancar
a) Persediaan : 96030
b) Pajak dibayar dimuka : 12641
c) Aset pajak tangguhan : 2932
2) Kenaikan aset lacar
a) Piutang usaha pihak berelasi : 365
b) Piutang pihak ketiga : 147322
c) Piutang lain-lain : 24578
d) Aset lancar lainnya : 13926
b. Aset tidak lancar
1) Penurunan aset tidak lancar
a) Biaya dibayar dimuka : 1588
b) Aset tetap : 2778540
c) Aset tidak lancar lainnya : 33972
d) Hak pengelolaan tambang : 20606
2) Kenaikan aset tidak lancar
a) Aset pajak tangguhan : 2932
b) Tagihan pajak : 1971
c. Liabilitas jangka pendek
1) Kenaikan liabilitas jangka pendek
a) Utang usaha pihak ketiga : 183745
b) Utang lain-lain : 184401
c) Biaya yang masih harus dibayar : 75615
d) Pinjaman jk panjang jatuh tempo : 30735
e) Pinjaman jk panjang berelasi : 1156432
2) Penurunan liabilitas jangka pendek
a) Biaya masih harus dibayar : 58050
b) Utang pihak berelasi : 4461
c) Pinjaman jangka pendek berelasi : 38543
d. Liabilitas jangka panjang
1) Kenaikan jangka panjang
a) Liabilitas imbalan kerja jangka panjang: 40418
b) Utang sewa pembiayaan : 5708
c) Pinjaman jangka panjang : 1453934
2) Penurunan jangka panjang
a) Pinjaman jangka panjang pihak ketiga: 823097
b) Liabilitas pajak tangguhan : 10609
e. Ekuitas
1) Kenaikan ekuitas
a) Saldo laba ditentukan penggunaanya : 147626
b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 153258
c) Profisi untuk restorasi : 49
d) Selisih kurs : 471
e) Kepentingan non pengendali : 53536
Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut
penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31 Desember
2011-2012 :
Tabel 4.4Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk
Per 31 Desember 2012 s/d 31 Desember 2013
(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)
Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas
Persediaan Rp. 96030 Piutang usaha pihak berelasi
Rp. 365
Pajak dibayar dimuka Rp. 12641 Piutang usaha pihak ke-3 Rp. 147322
Aset pajak tangguhan Rp. 2932 Piutang lain-lain Rp. 24578
Tagihan pajak Rp. 1971 Biaya dibayar dimuka Rp. 1588
Utang usaha pihak ke-3 Rp. 183745 Aset lancar lainnya Rp. 13926
Utang lain-lain Rp. 184401 Aset tetap Rp.2778540
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp. 38543 Hak pengelolaan tambang
Rp. 20606
Biaya yang masih harus dibayar Rp. 75615 Aset tidak lancar lainnya Rp. 33972
Pinjaman jangka panjang pihak ke-3 Rp. 30735 Utang pihak berelasi Rp. 4461
Utang sewa Rp. 21630 Liabilitas pajak tangguhan
Rp. 10609
Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak berelasi
Rp. 1156432 Pinjaman jangka panjang pihak ke-3
Rp. 823097
Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak ketiga
Rp. 153945 Biaya yang masih harus dibayar
Rp. 58050
Pinjaman jangka panjang Rp. 1453934 Pinjaman jangka pendek pihak berelasi
Rp. 38543
Utang sewa pembiayaan Rp. 5708
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp. 40418
Provisi untuk restorasi Rp. 49
Saldo laba Rp. 153258
Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya
Rp. 147626
Selisih kurs dan penjabaran laporan keuangan
Rp. 471
Kepentingan non pengendali Rp. 53536
Berkurangnya kas Rp. 180220
Jumlah sumber kas Rp. 3955027 Jumlah Rp. 3955027
Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2012 sampai
dengan 2013 tersebut di atas terlihat adanya penurunan jumlah kas
Rp.180220,-,. Sumber kas berasal dari penurunan persediaan
Rp.96030,-,pengembalian pajak berjumlah Rp.1971. Hutang usaha pihak
ketiga Rp.183745,-, yang merupakan pos yang paling tinggi
kenaikannya,dan utang lain-lain Rp.184 401,-Selain itu bertambahnya
utang jangka panjang yaitu pinjaman jangka panjang pihak ketiga
sebesar Rp.30735,-, dan pinjaman jangka panjang Rp.1156432, dan
liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp.40418. Bertambahnya saldo
laba ditentukan penggunaannyaRp.153258 dan saldo laba yang tidak
ditentukan penggunaannya Rp.147626, bertambah selisih kurs dan
penjabaran laporan keuangan Rp.471,-.
Sedangkan penggunaan kas dilakukan untuk membayar biaya
dibayar dimuka Rp.1588,-, hutang usaha pihak berelasi Rp.4461,-, dan
penurunan utang pajak jangka panjang Rp.58320. liabilities pajak
tangguhan Rp.10609,-, pinjaman jangka panjang pihak ketiga
Rp.823097,-, biaya yang masih harus dibayar Rp. 58050,-, dan pinjaman
jangka panjang pihak berelasi Rp38543,-. Aktiva tetap perusahaan, pada
laporan penggunaan kas terlihat bertambahnya aktiva tetap sebesar
Rp.2778540,-.
Dari analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas, terlihat
bahwa sumber kas paling besar pada perusahaan didapat pada kenaikan
hutang jangka panjang.Sedangkan penggunaan kas paling besar
dikarenakan adanya penambahan aset tetap dan pelunasan hutang jatuh
tempo.
C. Analisis Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (hutang) jangka pendeknya. Artinya apabila perusahaan ditagih,
maka akan mampu untuk memenuhi kewajiban (hutang) tersebut terutama
hutang yang sudah jatuh tempo.Rasio likuiditas merupakan suatu
perbandingan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar.
PT Holcim Indonesia Tbk tentu harus menjaga tingkat likuiditas
perusahaannya karena likuiditasnya apabila perusahaan tidak mampu menjaga
likuiditasnya maka kelanjutan usaha perusahaan bisa terganggu, karena
ketidakmampuan perusahaan dalam menutupinya kewajiban jangka pendek
perusahaan.
a. Current ratio
Rumus =Current Asset
Current Liabilities
Tahun 2010 = 22532371355830
=1,66 = 166%
Tahun 2011 = 24681721683799
=1,46 = 146%
Tahun 2012 =21867971556875
=1,40 = 146%
Tahun 2013 = 20850553262054
=0,63 = 63%
b. Rasio kas
Rumus =Kas+Setarakas
KewajibanJangka Pendek
Tahun 2010 = 10704271355830
= 0,78
Tahun 2010 = 11274821683799
= 0,66
Tahun 2010 = 555785
1556875= 0,35
Tahun 2010 = 375565
3262054=0,11
c. Rasio Cepat ( Quick Ratio)
Rumus =Current Assets−Inventory
Current Liabilities x 100%
Tahun 2010 = 2253237−51659
1355830x 100% = 1,62 = 162%
Tahun 2011 = 2468172−53984
1683799 x 100% = 1,43 = 143%
Tahun 2012 =2186797−687087
1556875 x 100%= 0,96 = 96%
Tahun 2013 = 2085055−591057
3262054 x 100% = 0,40= 40%
d. Rasio Perputaran Kas
Rumus : = Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersih
Tahun 2010 = 59605892213543
= 2,7
Tahun 2011 =75239642402960
= 3,1
Tahun 2012 = 90110762089734
= 4,3
Tahun 2013 = 96862621985749
= 4,9
Untuk lebih sederhananya hasil perhitungan rasio likuiditas dengan
menggunakan rasio current ratio dan cash ratio pada PT. Holcim
Indonesia Tbk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
tabel berikut :
\
Tabel 4.5PT. Holcim Indonesia Tbk
Rasio Likuiditas
RasioTahun Naik atau Turun
2010
2011 20122013
2011-2010
2012-2011
2013-2012
Current Ratio 1.66 1.46 1.40 0.63 (0.2) (0.06) (0.77)Cash Ratio 0.78 0.66 0.35 0.11 (0.12) (0.31) (0.24)Quick Ratio 1.6 1.4 0.9 0.4 (0.2) (0.5) (0.5)Rasio P.Kas 2.7 3.1 4.3 4.9 0.4 1.2 0.6
Sumber : Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk
Tabel 4.2 diatas merupakan hasil pengukuran tingkat likuiditas PT.
Holcim Indonesia Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Disini
penulis mengukur tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk
menggunakan 4 jenis rasio likuiditas yaitu current ratio,cash ratio, quick
ratio dan rasio perputaran kas. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dengan
menggunakan rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki PT. Holcim Indonesia Tbk, terlihat dari
perhitungan current ratio pada tahun 2010 jumlah aktiva lancar yang
dimiliki yaitu 1.66. Artinya, jumlah aktiva lancar sebanyak 1.66 kali
utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1.66 rupiah
aktiva lancar atau 1,5 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Pada
tahun 2011 jumlah aktiva lancar sebanyak 1.46 kali utang lancar ini berarti
setipa 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1.46 rupiah aktiva lancar. Pada
tahun 2012 jumlah aktiva lancar yaitu 1.40 kali utang lancar, atau setiap 1
rupiah utang lancar dijamin oleh 1.40 rupiah aktiva lancar. Sedangkan
pada tahun 2013 jumlah aktiva lancar yang dimiliki adalah sebanyak 0.63
kali dari utang lancar, artinya setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
0.63 aktiva lancar atau 0.63 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Dilihat dari perhitungan cash ratio, rasio ini menggambarkan
kecukupan kas/setara kas untuk membayar utang lancar pada saat jatuh
tempo. Pada tahun 2010 kemampuan perusahaan dalam setiap Rp. 1,-
utang lancar dapat dijamin oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.78. Pada
tahun 2011 kemampuan perusahaan dalam setiap Rp.1,-utang lancar dapat
dijamin oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.66, dan pada tahun 2012
kemampuan perusahaan untuk setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin
oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.35, sedangkan pada tahun 2013
kemampuan perusahaan untuk setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin
oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.11.
Dilihat dari perhitungan quick ratio, yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
aktiva lancar selain persedian. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Rp.
1,- kewajiban lancar dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan
sebesar Rp.1.6,-, pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,-
kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp.
1.4. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar
dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 0.9,-, pada tahun
2013 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh
aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 0.4.
Sedangkan dilihat dari perhitungan rasio perputaran kas, yaitu rasio
yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Pada
tahun 2010 kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah 2.7
kali dari total modal kerja bersih, pada tahun 2011 kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan adalah 3.1kali dari total modal kerja bersih. Pada
tahun 2012 kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah
4.3kali dari total modal kerja bersih, sedangkan pada tahun 2013
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah 4.9kali dari total
modal kerja bersih,
Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas PT.Holcim Indonesia
Tbk diatas dengan menggunakan current ratio dan cash ratio terlihat
terjadi penurunan tingkat likuiditas perusahaan setiap tahunnya yaitu dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Rasio lancar ( cash ratio),
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva
lancar yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Pada tahun 2011 dilihat dari nilai current ratio mengalami
penurunan sebesar 0,2 atau menurun 20% dari tahun 2010, penurunan ini
terjadi karena penurunan jumlah aktiva lancar yang disertai dengan
kenaikan jumlah utang lancar perusahaan. Pada tahu 2012 juga mengalami
penurunan sebesar 0.06 atau menurun sebesar 6 % dari tahun 2011,
penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah aktiva lancar
yang tinggi dibandingkan penurunan jumlah utang lancar. Sedangkan pada
tahun 2013 nilai dari current ratio mengalami penurunan yang signifikan
yaitu turun sebesar 0,77 atau 77% dari tahun 2012, hal ini terjadi karena
adanya kenaikan jumlah utang lancar akibat adanya pinjaman jangka
panjang ke pihak berelasi jatuh tempoh, sehingga jumlah utang lancar
perusahaan mengalmi kenaikan 2 kali dari jumlah utang lancar pada tahun
2012, dan untuk aktiva lancar pada tahun ini juga turun dari tahun 2012
meskipun penurunannya tidak signifikan.
Sedangkan dilihat dari perhitungan cash ratio, PT.Holcim Indonesia
Tbk juga mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2013.Rasio kas (cash ratio), merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur sberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang
lancar.Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya
bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Pada
tahun 2011 nilai cash ratio turun sebesar 0.12 atau menurun 12% dari
tahun 2010. Penurunan ini karena adanya kenaikan dari jumlah utang
lancar dari tahun 2010 dan untuk kas dan setara kas mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 mmengalami penurunan yang lebih tinggi disbanding
dari tahun sebelumnya, yaitu turun sebesar 0.31 atau menurun sebesar
31%, hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah kas dan setara kas yang
signifikan dari tahun sebelumnya yaitu turun sampai 50%, sedangkan
utang lancar juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya namun
tidak sebesar penurunan kas dan setara kas. Pada tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 0.24 atau menurun sebesar 24%, ini disebabkan adanya
penurunan jumlah kas dan setara kas yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya dan utang lancar mengalami kenaikan paling tinggi selama
empat tahun ini yaitu naik sebesar 109%. Kenaikan utang lancar pada
tahun 2013 ini karena adanya pinjaman jangka panjang pihak berelasi
jatuh tempoh sehinggan menyebabkan kenaikan utang lancar pada tahun
ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Dilihat dari perhitungan quick ratio, terlihat nilai rasio ini mengalami
penurunan selama empat tahun ini, pada tahun 2011 mengalami penurunan
sebesar 0,20 atau sebesar 20% dari tahun sebelumnya, penurunan ini
disebabkan oleh kenaikan utang lancar yang tidak sebanding dengan
kenaikan aktiva lancar. Pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
0,50 atau sebesar 50% dari tahun sebelumnya, penurunan ini disebabkan
oleh adanya penurunan jumlah aktiva lancar selain persediaan yang
disebabkan oleh peningkatan jumlah persedian pada tahun ini. Sedangkan
pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,5 atau sebesar 50% dari
tahun sebelumnya, penurunan ini disebabkan oleh kenaikan jumlah utang
lancar yang signifikan disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar.
Dilihat dari perhitungan rasio perputaran kas, pada tahun 2011
mengalami kenaikan dari tahun seblumnya sebesar 0,40 atau 40%, apabila
rasio perputaran kas ini tinggi berarti ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar tagihannya, Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah
dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva sulit dicairkan dalam waktu
singkat sehingga kondisi perusahaan tidak baik karena perputaran yang
tinggi akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu dalam mebayar
tagihan utang dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan penjualan yang tinggi dan
tidak sebanding dengan kenaikan modak kerja bersih perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas di atas, terlihat bahwa
tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk selama empat tahun ini selalu
mengalami penurunan yang bervariatif setiap tahunnnya.Hal ini tentu
merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh pihak manajemen
perusahaan. Tingkat likuiditas yang rendah tentu saja akan menyebabkan
perusahaan berada pada posisi yang tidak likuid. Dilihat dari perhitungan
rasio lancar (current ratio), dapat dilihat meskipun jumlah aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan selama tiga tahun yaitu pada tahun 2010,
tahun 2011, tahun 2012, jumlahnya besar dari utang lancar yang dimiliki
namun secara teori atau standar yang ada mengatakan bahwa untuk
kesehatan perusahaan current ratio sebaiknya tidak kurang dari 200% atau
jumlah aktiva lancar 2 : 1 dengan utang lancar. Namun pada PT. Holcim
Indonesia Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya. Kondisi ini
membuat perusahaan berada pada posisi kurang likuid, artinya
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendekny
akan menurun. Sedangkan untuk tahu 2013 jumlah aktiva lancar yang
dimiliki merupakan jumlah yang paling rendah selama empat tahun ini dan
jumlah utang lancarnya merupakan jumlah paling tinggi selama empat
tahun ini. Sehingga pada tahun ini perusahaan berada pada posisi ilikuid,
artinya dengan jumlah aktiva yang lebih kecil dari pada jumlah utang
lancar yang dimiliki membuat perusahaan tidak mampu membayar
kewajiban jangka pendeknya apabila ditagih.
Dari perhitungan rasio kas (cash ratio), perusahaan selalu mengalami
penurunan setiap tahunnya, dimana secara teori mengatakan semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan karena kas dan setara
kas yang dimiliki mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.Artinya
semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun kondisi pada PT. Holcim
Indonesia Tbk yang terjadi adalah nilai rasio kas selalu mengalami
penurunan selama empat tahun ini.Hal ini disebabkan oleh penurunan
jumlah kas, yang mana untuk dua tahun terakhir jumlah kas yang dimiliki
mengalami penurunan yang signifikan, yaitu jumlah kas dan setara kas
yang dimiliki setengah dari jumlah utang lancarnya.Kondisi ini tentu saja
membuat perusahaan berada pada posisi kas dan setara kas yang dimiliki
tidak sanggup membayar kewajiban lancarnya.
Dari perhitungan quick ratio atau rasio cepat, terlihat nilai rasio dari
PT.Holcim Indonesia Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.Secara
teori mengatakan bahwa semakin besar rasio ini semakin baik, dimana
sebaiknya quick ratio diatas 100% sehingga menunjukkan kondisi
keuangan jangka pendek yang baik.Pada PT. Holcim Indonesia Tbk
penurunan berturut-turut disebabkan oleh penurunan aktiva lancar selain
kas yang disertai dengan peningkatan jumlah utang lancarnya.Kondisi ini
membuat perusahaan dinilai dari rasio cepat menunjukkan posisi yang
tidak sanggup membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva
lancar selain persediaan yang dimiliki.
Berdasarkan pengukuran tingkat likuiditas di atas, dapat dijadikan
pedoman yang penting bagi pihak manajemen perusahaan dalam menjaga
tingkat likuiditas perusahaan.Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan, karena dengan likuiditas memberikan
gambaran kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban
atau utang yang dimilikinya. Tingkat likuiditas yang baik tentu juga akan
memberikan kepercayaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas
perusahaan tersebut seperti, investor, pemasok, pelanggan serta pemberi
pinjaman atau kreditor. Selain itu tingkat likuiditas yang baik juga akan
berdampak baik terhadap kegiatan operasional perusahaan serta
kelansungan hidup perusahaan.
D. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Dalam Menjaga Tingkat
Likuiditas Pada PT.Holcim Indonesia Tbk.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala
kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.Artinya seberapa
besar aktiva lancar yang dimiliki mampu memenuhi kewajiban lancanya.
Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar yang jatuh
tempo akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Dalam
manajemen modal kerja kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan merupakan hal yang sangat penting diperhitungkan,
baik dalam penyediaan dana maupun dalam penggunaan dana yang berkaitan
dengan kegiatan opersional perusahaan. Disini kas merupakan salah satu
unsur modal kerja yang paling likuid, yang dibutuhkan dalam kegiatan
opersional perusahaan seperti untuk membiayai kegiatan produksi perusahaan
dan untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan yang bersifat
kewajiban jangka pendek yang apabila ditagih pada saat jatuh tempo.Oleh
karena itu terdapat hubungan yang erat antara likuiditas dank as. Karena
dengan kekurangan atau tersedia kas dalam jumlah kecil akan berdampak
pada perusahaan tidak mampu dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya. Perusahaan harus mengelolah sumber-sumber kas dan
penggunaan kas yang ada secara efektif.
Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2011, perusahaan mengalami kenaikan jumlah kas
sebesar Rp.57055,-, yang disebabkan oleh adanya penurunan pada pos-pos
dalam aktiva lancar selain kas yang disertai oleh penambahan kas perusahaan.
Selain itu kenaikan kas juga disebabkan oleh adanya kenaikan hutang lancar
yang menambah jumlah kas. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas
perusahaan mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami
penurunan 0.2 atau 20%, cash ratio turun 0.12 atau 12%, quick ratio turun
sebsar 0.2 atau 20% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.4 kali Artinya
kenaikan jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh penurunan aktiva
lancar selain kas dan kenaikan kewajiban lancar mengakibatkan tingkat
likuiditas mengalami penurunan.
Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2011
sampai dengan tahun 2012, perusahaan mengalami penurunan jumlah kas
sebesar Rp.571697,-, yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset
tetap perusahaan. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas perusahaan
mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami penurunan
0.06 atau 20%, cash ratio turun 0.31 atau 31%, quick ratio turun sebesar 0.5
atau 20% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.12 kali. Artinya penurunan
jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset
tetap perusahaan bukan penyebab tingkat likuiditas mengalami
penurunan.Tingkat likuiditas mengalami penurunan karena kenaikan hutang
lancar yang disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar.
Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2013, perusahaan mengalami penurunan jumlah kas
sebesar Rp.18820,-, yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset tetap
perusahaan. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas perusahaan
mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami penurunan
0.77 atau 77%, cash ratio turun 0.24 atau 24%, quick ratio turun sebesar 0.5
atau 50% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.6 kali. Artinya penurunan
jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset
tetap perusahaan bukan penyebab tingkat likuiditas mengalami penurunan.
Tingkat likuiditas mengalami penurunan karena kenaikan hutang lancar yang
disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar, yang mana kenaikan hutang
lancar naik mencapai 50% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh
adanya utang jangka panjang pihak berelasi yang jatuh tempo pada tahun
2013.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan kegiatan opersionalnya, PT.Holcim Indonesia
Tbk pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan
memperoleh kas dari penurunan piutang usaha, piutang lain-lain,
persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka dan asset
lancer lainnya. Berkurangnya aktiva tetap yang terdiri dari asset pajak
tangguhan, asettetapsetelahdikurangiakumulasipenyusutan,goodwiil,
hak pengelolaan tambang, tagihan pengembalian pajak dan asset tidak
lancar. Dari hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pajak, biaya masih
harus dibayar, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, pinjaman jangka
pendek pihak ketiga, hutang sewa pembiayaan jatuh tempo dalam satu
tahun, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak
berelasi dan pihak ketiga. Dari hutang jangka panjang yang terdiri dari
liabilitas pajak tangguhan, hutang sewa pembiayaan setelah dikurangi
bagian jatuh tempo dalam satu tahun, pinjaman jangka panjang setelah
dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun, liabilitas imbalan
kerja jangka panjang, provisi untuk restorasi. Bertambahnya modal
sendiri yang terdiri dari modalsaham.
2. Sedangkan penggunaan kas PT. Holcim Indonesia Tbk pada tahun
2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan menggunakannya untuk
asset lancar, penambahan asset tetap, pelunasan utang lancar,
pelunasan utang jangka panjang jatuh tempo, membeli kembali saham
beredar.
3. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas pada PT. Holcim Indonesia
Tbk pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan bahwa
nilai dari masing-masing rasio yang terdiri dari current ratio, cash
ratio,quick ratio dan rasio perputaran kas menunjukkan tingkat
likuiditas perusahaan selalu mengalami penurunan dari tahun ketahun
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan
berada dibawah standar aman tingkat likuiditas 200%, ini berarti
secara perhitungan tingkat likuiditas perusahaan berada dalam kondisi
kurang baik.
4. Berdasarkanan analisis dari hasil perhitungan sumber dan penggunaan
kas dalam menjaga tingkat likuiditas perusahaan dapat disimpulkan
bahawa ketika kas perusahaan mengalami kenaikan namun tingkatl
ikuiditas perusahaan justru mengalami penurunan, hal ini disebabkan
karena penambahan kas berasal dari penurunan aktiva lancer dan
penambahan utang lancer sehingga hal ini menyebabkan tingkat
likuiditas perusahaan menurun. Pada tahun berbeda ketika kas
mengalami penurunan tingkat likuiditas juga mengalami penurunan
meskipun penurunan likuiditas yang terjadi bukan akibat penurunan
jumlah kas, karena penurunan jumlah kas yang terjadi disebabkan oleh
bertambahnya asset tetap perusahaan yang
Tidak berhubungan dengan perhitungan tingkat likuiditas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka
penulis memberikan beberapa saran kepada perusahaan sebagai
berikut:
1. Sebaiknya PT. Holcim Indonesia Tbk untuk meningkatkan jumlah
kas yang dimiliki perusahaan karena kas merupakan uang tunai
yang sangat diperlukan perusahaana dalam membiayai kegiatan
opersional perusahaan dan juga digunakan untuk membayar
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempoh. Dengan adanya kas
dalam jumlah yang cukup maka perusahaan tidak akan mengalami
kesulitan dalam membiayai kegaitan opersional perusahaan dan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya apabila sewaktu-
waktu ditagih ketika jatuh tempoh.
2. Sebaiknya perusahaan memperbaiki kebijakan perusahaan dalam
memperoleh kas yang banyak bersumber dari utang jangka panjang
dan utang jangka pendek dibanding dengan yang bersumber dari
penurunan aktiva lancer selain kas dan modal saham.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2010
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006
Danang, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, Yogyakarta : PT. Buku Seru, 2012
Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta Selatan : Salemba Empat, 2012
Hanif Supriatna, “ Manfaat Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas Sebagai Alat Bantu Dalam Menjaga Tingkat Likuiditas Perusahaan Pada Pt Agronesia” (journal)
Hery, Teori Akuntansi, Jakarta : Kencana, 2009
____, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Kencana, 2009
Www.IDX.Com
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Bandung : Alfabeta
James Marcel Kaunang, Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi ( Universitas Sam Ratulangi Manado) : 2013
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2011
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 1,Jakarta : Kencana, 2010
, Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 1, Jakarta : Kencana, 2010
Lili dan Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Martono, Manajemen Keuangan, Yogyakarta : Ekonosia, 2005
Muhammad Bayu Rahma, Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada CV. Ujang Jaya Medan, Fakultas Ekonomi ( Universitas Sumatera Utara) : 2009
Nofrivul, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Batusangkar : STAIN Batusangkar, 2008
Novi Priyanti, Pengantar Akuntansi, Jakarta: Permata Puri Media, 2013
Samyrin, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Rajawali Pers, 2011
Siska Wulandari, “pengaruh perubahan laporan arus kas terhadap likuiditas dan rentabilitas perusahaan yang listing di BEI”, Fakultas Ekonomi (Universitas Negeri Malang), 2009
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011
Syamsuddin Lukman, Manjemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011
Umar Husein, Desain Penelitian Msdm Dan Perilaku Karyawan Paradigm Positifikasi Dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta : Radjawali Press, 2010
L
A
M
P
I
R
A
N
top related