himawanreza5.files.wordpress.com€¦ · Web viewSelain konsep atau prinsip 5C tersebut diatas,dalam prakteknya bank juga seringkali menerapkan dasar penilaian lain yang sering
Post on 21-May-2018
223 Views
Preview:
Transcript
KREDIT BANK
MATA KULIAH HUKUM PERBANKAN
(untuk mememenuhi tugas terstruktur 1)
Oleh:
KELOMPOK 3
1. Ruth Monica Bakara 132. Reza Himawan 14 (Ketua Kelompok)3. Sari Valentina Sihite 154. Aziza Winda Adi Wijaya 165. Dea Awalia 176. Fauziah Tsamrotul F. 18
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2015
DAFTAR ISI
1.1. PENGERTIAN KREDIT 3
1.2. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT 4
1.3. UNSUR-UNSUR KREDIT 6
1.4. JENIS-JENIS KREDIT 8
1.5. SIKLUS PERKREDITAN 11
1.6. PENCEGAHAN KREDIT BERMASALAH 20
DAFTAR PUSTAKA 25
2
1.1. PENGERTIAN KREDIT
Kredit dalam bahasa latin disebut sebagai credere, yang
berarti kepercayaan, misalnya seorang nasabah sebagai
debitor yang memperoleh kredit dari bank sebagai kreditor dan
seorang debitor jelas mendapat kepercayaan dari Bank selaku
kreditor untuk memberi kredit. Hal ini menunujakan dasar
pemberian kredit kepada debitor yaitu kepercayaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian
kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran
pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai
jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank dan badan lain.
Dalam Pasal 1 Butir 11 UU RI No. 10 Tahun 1998
dirumuskan bahwa kredit adalah penyediaan utang atau
tagihan yang dapat dipesamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnhya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa
prestasi yang wajib dilakukan oleh debitor atas kredit yang
diberikan kepadanya adalah tidak semata-mata melunasi
3
utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
1.2. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT
Tujuan dari kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan
yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya, selalu
meningkat. Sedangkan kemampuan manusia mempunyai
suatu batasan tertentu, memaksakan seseorang untuk
berusaha memperoleh bantuan permodalan untuk
pemenuhan hasrat dan cita-citanya guna peningkatan usaha
dan peningkatan daya guna sesuatu barang/jasa.
Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk
melayani kebutuhan masyarakat (to serve the society) dalam
rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi,
jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada
akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat banyak.
Firdaus dan Ariyanti menjabarkan lebih rinci fungsi-
fungsi kredit sebagai berikut :
a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-
barang dan jasa-jasa
4
Andai kata suatu saat belum tersedia uang sebagai alat
pembayaran, maka dengan adanya kredit, lalu lintas
pertukaran barang dan jasa dapat terus berlangsung.
b. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle
Terjadinya kredit disebabkan oleh adanya golongan
yang berlebihan (Y>E) dan golongan yang kekurangan
(Y<E), maka dari golongan yang berlebihan ini akan
terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan (idle).
Dana yang idle tersebut jika dipindahkan atau lebih
tepatnya dipinjamkan kepada golongan yang kekurangan,
maka akan berubah menjadi dana efektif.
c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru
Dalam hal ini yang dimaksud adalah salah satu jenis
kredit yang diberikan oleh Bank Umum (commercial
bank), yaitu Kredit Rekening Koran. Dalam kredit R/K,
begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat-syarat
kredit telah terpenuhi, maka pada dasarnya pada saat itu
telah beredar uang giral baru dimasyarakat sejumlah
kredit R/K tersebut.
5
d. Kredit sebagai alat pengendalian harga
Dalam hal ini jika diperlukan adanya perluasan jumlah
uang yang beredar pada masyarakat, maka salah satu
caranya ialah dengan jalan mempermudah dan
mempermurah pemberian kredit perbankan kepada
masyarakat.
e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/
faedah/ kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.
Bantuan permodalan yang berupa kredit, maka seorang
pengusaha baik industriawan, petani dan lain sebagainya
bisa memproduksi atau meningkatkan produksi dari
potensi-poensi yang dimilikinya.
1.3. UNSUR-UNSUR KREDIT
Unsur-unsur kredit menurut Drs. Thomas Suyatno ialah:
a. Kepercayaan
Yaitu keyakinan pembeli kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa,
akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
6
b. Tenggang waktu
Suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada
masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini,
terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang
ada sekarang lebih tinggi dari nilainya dari uang yang akan
diterima di masa mendatang
c. Degree of Risk
Tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima
dikemudian hari. Semakin lama kredit yang diberikan
semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena sejauh-
jauhnya kemampuan manusia untuk menerobos masa
depan itu, maka masih selalu terdapat unsur
ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Dengan
adanya unsur ini maka timbulah jaminan dalam pemberian
kredit.
d. Prestasi
Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam
bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.
7
Namun, karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini
didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit
yang menyangkut uanglah yang setiap kali kita jumpai
dalam praktik perkreditan.
1.4. JENIS-JENIS KREDIT
Berdasarkan pada jangka waktu dan penggunaannya dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Kredit Investasi,
kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan
kepada debitor untuk membiayai barang-barang modal
dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun
pendirian proyek baru.
b. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja yang diebrikan baik dalam rupiah
maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang
habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu
maksimal 1 (satu) tahun dan dapat di perpanjang sesuai
dengan kesepakatan antara para pihak yang
bersangkutan.
8
c. Kredit Konsumsi
Kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan
kepada debitor untuk membiayai barang-barang kebutuhan
atau konsumsi dalam skala kebutuhan dan rumah tangga
yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah
debitor yang bersangkutan.
Sedangkan menurut bentuk kredit atau cara penarikan
dan pembayaran terdapat 2 macam yaitu :
a. Pinjaman Rekening Koran (R/K).
Adalah pinjaman yang diberikan bank kepada
nasabahnya dengan batas plafond yang sudah ditetapkan.
Nasabah menarik pinjaman secara bertahap sesuai
kebutuhannya. Bunga yang dibayar hanya untuk jumlah
pinjaman yang benar- benar yelah ditariknya.
b. Pinjaman Persekot.
Adalah pinjaman yang penarikannya dilakukan sekaligus
pada saat realisasi, sedangkan pelunasannya dilakukan
dengan angsuran secara bulanan atau musiman yang
besarnya telah ditetapkan menurut suatu cara perhitungan
tertentu. Ada dua macam pinjaman persekot, yaitu:
9
1. Pinjaman Persekot Annuteit.
Pinjaman persekot yang bunganya dihitung
benar-benar secara annuity, sehingga bunga
efektifnya sesuai dengan rate yang ditentukan,
Bunga yang dibayar semakin lama semakin kecil
sesuai dengan baki debet pinjaman
sesungguhnya.
2. Pinjaman Persekot Non Annuitet (Sliding rate
atau Flate rate)
Pinjaman persekot yang bunganya dihitung
tidan secara annuity, tetapi dengan cara sliding
rate atau flate rate
Sedangkan menurut tujuannya dibagi menjadi 2 yaitu:
Pinjaman untuk Modal Kerja (Working Capital Loan).
Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan
usaha operasional sehari-hari atau untuk membantu modal
kerja perusahaan dalam usaha meningkatkan
/mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan/usaha
nasabah.
10
Pinjaman untuk Investasi (Investment Loan).
Adalah pinjaman yang diberikan bank untuk membiayai
kebutuhan yang bersifat jangka panjang atau untuk
pembelian aktiva tetap perusahaan untuk keperluan
rehabilitasi, modernisasi, perluasan, pembangunan proyek
baru atau relokasi pabrik.
1.5. SIKLUS PERKEDITAN
Gambar 0.1. Siklus Perkreditan
I. Permohonan Kredit
Permohonan fasilitas kredit adalah surat permohonan
yang diajukan oleh seseorang / perusahaan untuk meminta
fasilitas kredit pada bank, dimana surat permohonan tersebut
dilampiri berkas-berkas lain yang berhubungan dengan
11
permohonan kreditnya sebagai pelengkap dan penunjang
permohonan kredit tersebut.
Permohonan fasilitas kredit tersebut dapat berupa :
1. Permohonan baru untuk mendapatkan suatu fasilitas
kredit.
2. Permohonan tambahan atas kredit yang sedang
berjalan.
3. Permohonan perpanjangan masa berlakunya atas
kredit yang telah berakhir jangka waktunya.
4. Permohonan lainnya misalnya pengunduran jadwal
angsuran, penukaran jaminan, dll.
Surat permohonan kredit harus dibuat oleh calon debitur
secara tertulis dan ditandatangani oleh
orang atau pejabat yang berhak mengajukan permohonan
kredit tersebut menurut status dan bentuk hukum perusahaan.
Isi surat permohonan tersebut minimal menyebutkan jumlah
kredit yang dibutuhkan, untuk apa penggunaannya dan jangka
waktu pengembalian kredit berapa lama. Disamping surat
permohonan tersebut harus dilampirkan pula berkas-berkas
lainnya berupa :
12
a. Daftar isian formulir permohonan kredit yang disediakan
oleh bank, yang diisi secara lengkap dan benar oleh
calon debitur.
b. Izin-izin yang dimiliki misalnya SIUP, NPWP, TDP, dll.
c. Akte Pendirian dan Akte-Akte Perubahan Perusahaan.
d. Bukti-bukti pemilikan barang yang akan dijaminkan.
e. Surat persetujuan dari komisaris perseroan kepada
Direksi perusahaan.
f. Curriculum vitae para pengurus perusahaan.
g. Neraca dan perhitungan rugi laba berikut lampirannya.
h. Realisasi kegiatan usaha seperti pembelian/penjualan.
i. Rencana kegiatan usaha yang akan datang.
j. Struktur Organisasi perusahaan.
k. Sarana produksi yang dimiliki berupa mesin-mesin,
gedung,dll
Permohonan kredit berikut lampirannya yang diajukan calon
debitur tsb. dicatat dalam buku surat-surat masuk oleh
sekretaris selanjutnya dimasukkan ke ruang pemimpin cabang untuk
mendapatkan disposisi atas surat permohonan calon debitur
tersebut.
13
Disposisi pemimpin tsb ditujukan kepada seorang pejabat
kredit ( Relationship Officer atau Account Officer) untuk
menganalisa permohonan calon debitur mengenai kemungkinan
untuk dipertimbangkan / disetujui permohonan kreditnya.Selanjutnya
RO atau AO yang ditunjuk tersebut mencatat dalam register khusus
permohonan kredit, kemudian R O meneliti kelengkapan
permohonan
kredit tersebut serta menghubungi calon debitur untuk dilakukan
wawancara.
2. Analisis Kredit.
Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon
nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan
yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang
disampaikan kepada bank. Keterangan tersebut bisa disampaikan
secara lisan melalui wawancara (interview) maupun tertulias sesuai
informasi maupun data yang diminta oleh account officer dari bank
Selanjutnya account officer melakukan analisa kredit berdasarkan
pedoman (manual) yang sudah ditentukan dalam bank dan
biasanya tergantung kepada jenis kredit yang diminta.
14
Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode
yaitu:
I. Metode penilaian “ 6C “ yang meliputi Character, Capital,
Capacity, Condition of economy, Collateral dan Constraints.
II. Metode penilaian “ 6A “ yang meliputi aspek yuridis (hukum) ,
pasar & pemasaran, teknik, manajemen, keuangan dan social
ekonomis.
3. Persetujuan Kredit.
Analisa yang sudah dibuat account officer diperiksa lebih dahulu
oleh atasannya (Kepala bagian kredit) sebelum disampaikan ke
Pemimpin Cabang atau Wilayah atau Direksi (tergantung dari
wewenangnya) untuk pengambilan keputusan persetujuan atau
penolakan kredit.
Pada beberapa bank umum, pembahasan dan persetujuan kredit
dilakukan oleh komite yang dibentuk diresksi yang disebut “Komite
Kredit”. Tugas komite kredit ini adalah:
a. Memeriksa laporan analisa kredit.
b. Menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur.
15
c. Menetapkan syarat-syarat pemberian kredit,seperti
tingkat bunga, jangka waktu kredit, nilai agunan, dan
syarat-syarat lainnya.
4. Perjanjian Kredit.
perjanjian kredit dapat dibuat/disiapkan oleh bank yang
bersangkutan. Ataukah dibuat lewat Notaris tergantung kesepakatan
bank dan calon debitur.
Secara umum isi perjanjian kredit terdiri dari:
1. Pihak pemberi kredit (disebut bank )
2. Pihak penerima kredit (disebut debitur)
3. Tujuan pemberian kredit
4. Besarnya biaya proyek
5. Besarnya kredit yang diberikan
6. Tingkat bunga kredit
7. Biaya lain yang harus dibayar nasabah kredit seperti
provisi kredit, commitment fee, appraisal cost. Dll.
8. Jangka waktu pengembalian kredit (angsuran kredit)
9. Jadwal pembayaran angsuran kredit dan bunga kredit
10. Jaminan kredit
16
11.Syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi sebelum
kreditnya dicirkan.
Perjanjian kredit yang dibuat oleh bank sendiri, ditandatangani
oleh pihak bank dan pihak debitur. Sedangkan perjanjian kredit yang
dibuat dihadapan notaris ditandatangi oleh 3 pihak yaitu, bank,
notaris dan debitur.
5. Pencairan Kredit.
Pencairan kredit baru dapat dilakukan bank setelah debitur ybs
telah memenuhi persyaratan-persyaratan dalam perjanjian kredit
yang telah ditandatangai baik oleh debitur maupun bank.
Pencairan kredit/pembayaran oleh bank dilakukan oleh bank
dengan berbagai cara, ada yang langsung dikirimkan/dimasukkan
dalam rekening debitur, ada juga yang langsung dikirim kerekening
perusahaan yang menjadi rekanan nasabah,dsb.nya.
6. Pengawasan Kredit.
Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan bank setelah
kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari
keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang
dilakukan sewaktu melakukan analisis kredit. Terjadinya kegagalan
17
kredit (kredit bermasalah) terutama disebabkan oleh kelalaian bank
dalam melakukan pengawasan kredit.
Pengawasan kredit meliputi berbagai aspek atau kegiatan sbb:
a. Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan
cara-cara mutakhir.
b. Keharusan bagi debitur untuk menyampaikan laporan secara
berkala.
c. .Keharusan bagi account officer untuk melakukan on the spot
ke proyek/prshaan nsb.
d. Adanya konsultasi terstruktur antara pihak bank dan debitur
e. .Adanya suatu “system peringatan” pada administri bank yg
dikelola account officer.
7a. Pelunasan Kredit.
Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu
memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan
kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat
mampu membayar angsuran dan bunga kreditnya sesuai jadwal
sehingga kreditnya dinyatakan lunas.
18
Jaminan yang semula dipegang/dikuasai bank harus dikembalikan
kepada nasabah, serta dibuatkan surat keterangan “kredit telah
lunas”
7b. Tambahan Kredit.
Bagi nasabah yang berhasil menjalankan usaha atau
proyeknya, nasabah tersebut dapat datang kembali kebank untuk
membicarakan kemungkinan memperoleh tambahan kredit bagi
perluasan usaha atau proyeknya.
Untuk itu seluruh proses analisis kredit diulangi kembali oleh pihak
bank sebagaimana dalam gambar siklus perkreditan.
7c. Kredit Bermasalah.
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak
menggembirakan bagi pihak bank adalah apabilan kredit yang
diberikannya menjadi kredit bermasalah. Hal ini terutama
disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya
untuk membayar angsuran pokok serta bunga kreditnya yang
disepakati dalam perjanjian kredit.Sebelum diuraikan tentang
implikasi yang timbul bagi bank sebagai akibat timbulnya Kredit
bermasalah terlebih dahulu dijelaskan beberapa pengertian
19
mengenai kategori kolektibilias kredit berdasarkan ketentuan
yang dibuat Bank Indonesia sbb:
1. Kredit Lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.
2. Kredit dengan perhatian khusus adalah kredit yang
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
mengalami penundaan kurang dari 3 bulan
3. Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan
selama dari 3 bulan dari waktu yang telah diperjanjikan.
4. Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan
selama dari 6 bulan dari waktu yang telah diperjanjikan.
5. Kredit Macet adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan
lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang
telah diperjanjikan.
1.7. PENCEGAHAN KREDIT BERMASALAH
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari,
penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap
suatu permohonan kredit dilakukan dengan cara 5c,5p,3r
20
Pedoman 5c berisi :
1. Character(Watak)
Karakter pemohon kredit dapat diperoleh dengan cara
mengumpulkan informasi dari referensi nasabah dan
bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan
ketaatannya memenuhi pembayaran transaksi. Karakter
yang baik jika ada keinginan untuk membayar
kewajibannya.
2. Capacity(Kemampuan)
Kemampuan calon debitur perlu dianalisis apakah ia
mampu memimpin perusahaan dengan baik dan benar.
Kalau ia mampu meminpin perusahaan, ia akan dapat
membayar pinjaman sesuai
dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berdiri.
3. Capital(Modal)
Modal dari calon debitur harus dianalisis mengenai besar
dan struktur modalnya yang terlihat dari neraca lajur
perusahaan calon debitur.
4. Condition(Kondisi)
Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap
variabel makro yang melingkupi perusahaan baik variabel
21
regiona1, nasional maupun internasional. Variabel yang
diperhatikan terutama adalah variabel ekonomi.
5. Collateral(Jaminan)
Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang
diberikan sebagai pengaman kredit yang diberikan bank.
Penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminan
dimasa depan dan tingkat kemudahan
mengkonversikannya menjadi uang tunai (Marketability).
Selain konsep atau prinsip 5C tersebut diatas,
dalam prakteknya bank juga seringkali menerapkan dasar
penilaian lain yang sering disebut dengan prinsip 5P yaitu
1.Personality
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur
seperti riwayat hidupnya, hobi, keadaan keluarga, sosial
standing, serta hal-hal lain yang erat hubungannya
dengan kepribadian sipeminjam.
2. Purpose
Bank mencari data tentang tujuan atau keperluan
penggunaan kredit.
22
3. Prospect
Bank mencari data tentang harapan masa depan dari
bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam.
4. Payment
Bank mencari data tentang bagaimana perkiraan
pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan.
5. Party
Party (golongan) dari calon-calon peminjam bank perlu
menggolongkan calon debiturnya menjadi beberapa
golongan menurut caracter, capacity dan capital.
Penggolongan ini akan memberi arah analisis bank
bagaimana ia harus bersikap.
Selain konsep atau prinsip 5C dan 5P bank juga menerapkan
dasar penilaian lain yang sering disebut dengan prinsip 3R yaitu :
1. Return
Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan
calon peminjam setelah mendapatkan kredit, apakah hasil
tersebut cukup untuk menutup hasil pinjaman serta sekaligus
memungkinkan pula usahanya untuk berkembang terus.
2. Repayment
Sebagai kelanjutan dari return diatas, yang kemudian
23
diperhitungkan kemampuan, jadwal serta jangka waktu
pengembalian kembali kredit.
3. Risk Bearing Activity
Yaitu sejauh mana ketahanan suatu perusahaan calon
peminjam untuk menanggung resiko kegagalan andaikata
terjadi suatu hal dikemudian hari yang tidak diinginkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
Hermansyah,S.H.,M.Hum., Hukum Perbankan Nasional
Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2011.
INTERNET
Mandiri Bali,2012,Teknik Analisis Kredit 5C,5P Dan
3
R(online),http://www.bankmandiri.info/2012/07/teknik-
analisis-kredit-5c-5p-dan-3r.html. diakses 24
september 2015.
N.A.T.,2012,Manajemen Perkreditan(online), http://fantastic-
note.blogspot.co.id/2012/02/manajemen-
perkreditan.html diakses 22 September 2015.
Riadi,Muchlisin,2013,Pengertian Kredit Tujuan dan Fungsi
Kredit(online),http://www.kajianpustaka.com/2013/02/
pengertian-unsur-dan-fungsi-kredit.html diakses 24
September 2015
25
top related