library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewBerdasarkan fungsi otak (otak kiri dan kanan). Berdasarkan gender (laki-laki dan perempuan).
Post on 08-Feb-2020
7 Views
Preview:
Transcript
9
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Penelitian Sebelumnya
Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh objek yang akan diteliti yaitu
Kelas Penyiar ID berupa survey dengan instrumen kuisioner yang disebar melalui
email seluruh anggota dengan mengisi kuisioner di Google Docs. Penelitian tersebut
dilakukan dari bulan September sampai bulan November terhadap seluruh anggota
Kelas Penyiar ID yang sudah selesai berjalan. Dari 4 batch, yaitu batch I, batch II,
batch III dan batch IV, ditemukan 82 anggota yang menjawab survey tersebut.
Variabel penelitian tersebut bersifat deskriptif mengenai Kelas Penyiar ID.
Mulai dari asal batch, usia, dari mana responden mendapat informasi tentang Kelas
Penyiar ID, subject yang paling disuka, mentor favorit beserta alasannya, harapan-
harapan, subject yang dibutuhkan selain yang sudah dilakukan dan terakhir adalah
siapa mentor tamu yang diharapkan datang untuk memberikan pelajaran mengenai
dunia broadcast.
Menurut data yang diperoleh, dari variabel terakhir survey Kelas Penyiar ID
yaitu siapa mentor tamu yang Anda harapkan, lebih dari separuh responden atau
sekitar 44 anggota Kelas Penyiar ID, mengisi jawabannya dengan nama Dimas
Danang ataupun Imam Darto. Sisanya, menyebutkan nama-nama presenter atau
announcer atau MC yang sudah sangat familiar seperti, Nycta Gina, Farhan, Sarah
Sechan, Indi Barens, Arief Soeditomo dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin lebih mengetahui, faktor-
faktor apakah yang dimiliki oleh Imam Darto dan Dimas Danang sebagai broadcaster
dan faktor-faktor apa yang mendukung minat anggota Kelas Penyiar ID terhadap dua
presenter tersebut. Peneliti tertarik untuk lebih mengembangkan survey tersebut
untuk kemudian menjadi suatu penelitian pasti dengan menggunakan data statistik.
(Sumber: Data Kelas Penyiar ID)
10
2.2 Teori Umum
Dalam menganalisis penelitian ini, dibutuhkan kerangka teori sebagai
kerangka acuan yang disusun berdasarkan berbagai aspek, baik secara teoritis
maupun empiris agar dapat menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian.
Teori umum yang relevan dengan penelitian Hubungan antara Gaya Komunikasi
Presenter The Comment di NET. dengan Minat Menonton (Studi Kasus Anggota
Kelas Penyiar ID) yaitu, Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa, Televisi,
Program Televisi dan dengan teori khusus yaitu Teori Uses and Gratification, Gaya
Komunikasi, Presenter, dan Teori Minat.
2.2.1 Komunikasi
2.2.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu kebutuhan pokok. Komunikasi merupakan
peristiwa sosial yang terjadi secara alami pada setiap manusia. Bahkan komunikasi
terjadi mulai dari seseorang terlahir didunia. Dan sebagai makhluk sosial manusia
senantiasa ingin berhubungan dengan sesamanya, ingin mengetahui lingkungan
sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya sendiri.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, kata com/cum
memiliki arti dengan atau bersama dengan dan kata unis/units adalah kata bilangan
yang berarti satu. Maksudnya adalah, membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih untuk mengacu pada satu tujuan (Cangara, 2003).
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
(komunikator) kepada satu penerima atau lebih (komunikan), yang mempunyai
pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Menurut Profesor Dalvin K. Berlo, untuk mengetahui dan memprediksi sikap
orang lain, komunikasi digunakan sebagai instrumen dari integrasi sosial.
Komunikasi sendiri dapat membentuk keseimbangan di masyarakat. (Meylina
Djafar, 2005).
11
Komunikasi diperlukan untuk mengatur tatacara pergaulan manusia, sebab
berkomunikasi yang baik akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan seseorang
dalam bermasyarakat.
Para ahli mendefiniskan arti komunikasi menurut persepsi dan perkembangan
zaman. Adapun definisinya, sebagai berikut:
1964, Benard Berelson dan Gary A. Stainer; Komunikasi adalah transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dengan menggunakan simbol dan
sebagainya. Transmisi itulah yang kemudian disebut komunikasi.
1981, Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid; Komunikasi adalah sebuah
proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan
yang lainnya, dan pada akhirnya akan timbul rasa saling pengertian secara
mendalam.
1996, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen; Komunikasi merupakan suatu
proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui
beragam media/saluran (Meylina Djafar, 2005).
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi
Dalam setiap penerapannya, komunikasi memiliki fungsi yang beragam.
Berikut merupakan fungsi dari komunikasi:
1. Fungsi Pribadi
Komunikasi dapat menyatakan identitas sosial.
Komunikasi dapat menyatakan integrasi sosial.
Komunikasi menambah pengetahuan.
Komunikasi menuntun seseorang untuk melepaskan diri/menentukan jalan
keluar.
2. Fungsi Sosial
Komunikasi sebagai pengawasan.
Komunikasi sebagai penghubung.
12
2.2.2 Komunikasi Massa
2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Manusia dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan manusia lainnya
dengan media atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan
suatu efek atau gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan, dan oleh karena itu istilah komunikasi massa muncul.
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media yang disampaikan
kepada massa (lebih dari satu orang). Komunikasi berasal dari literatur Inggris,
media of mass communication. Massa disini menunjuk kepada khalayak, audiens,
penonton, pemirsa, pendengar atau pembaca (Ardianto & Komala, 2005).
Menurut Tan dan Wright yang dikutip dari buku Pengantar Komunikasi
Massa, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
atau media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, yang
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang saling berjauhan, heterogen dan akan
menimbulkan efek tertentu.
Sedangkan Nurudin berpendapat bahwa, komunikasi massa adalah
komunikasi yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik (Nurudin, 2009).
2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa antara lain:
Fungsi informasi
Fungsi ini merupakan fungsi paling utama dalam setiap komunikasi massa.
Fungsi hiburan
Fungsi hiburan ini muncul dengan hadirnya media massa yang mampu
memenuhi kebutuhan akan hiburan masyarakat.
Fungsi persuasi
Jika diperhatikan secara mendalam, komunikasi massa mencoba untuk
memberitahu dan mengajak seseorang untuk paham atas informasi tersebut.
13
Fungsi transmisi budaya
Dalam komunikasi massa, transmisi budaya menjadi hal yang sangat
memiliki nilai tambah. Secara pribadi, umat manusia akan menambahkan
pengalaman baru dari budaya lain.
Fungsi sosial
Komunikasi massa dianggap sebagai proses untuk dengan mudah
menyamaratakan pola pikir atau perilaku manusia.
Fungsi Pengawasan
Komunikasi massa menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi
mengenai kejadian sekitar.
Fungsi korelasi
Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai
penghubung komponen antar masyarakat. (Nurudin, 2009)
2.2.2.3 Model Komunikasi Massa
Laswell, menggambarkan suatu proses komunikasi massa yang mempunyai
efek atau pengaruh, yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Komunikasi Massa
2.2.2.4 Efek Komunikasi Massa
Salah satu ciri komunikasi massa adalah memiliki efek. Efek diketahui
melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. Efek komunikasi
massa merupakan kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan sumber guna
memberikan akibat atau hasil yang terjadi dalam diri penerima yang sesuai dengan
keinginan sumber (Nurudin, 2009). Berikut merupakan tingkatan efek komunikasi:
14
Primer
Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan membentuk
sikap seseorang. Media pula yang menentukan pembentukan citra karena
sumber informasi dalam pembentukan citra bersal dari media.
Sekunder (kognitif)
Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan. Menjadi
tahu, sadar, ingat dan kenal.
Perubahan perilaku
Efek perubahan perilaku yang dihasilkan oleh penerima menjadi sama attau
bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang dikomunikasikan.
2.2.3 Media Massa
Kenyataan yang tidak dapat dibantahkan dan menjadi faktor penting
komunikasi massa adalah media massa. Bahkan ketergantungan manusia pada media
massa sangat besar. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
informasi dari sumber kepada penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi
(Cangara, 2003).
Media massa telah menjadi sumber dominan bagi setiap individu untuk
memperoleh gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi, media berfungsi
sebagai hiburan dan kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi menjadi dua
kategori, yakni media konvensional dan media elektronik.
1. Media konvensional
Media konvensional merupakan media cetak seperti koran, majalah, poster,
buletin dan lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak adalah
informasi.
2. Media elektronik
Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan alat elektronik,
yaitu:
Radio
Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi. Radio
bersifat auditif dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi.
15
Walaupun hanya bersifat auditif, radio memiliki pendengarnya sendiri,
karena pendekatan radio terhadap pendengarnya terjadi secara dekat dan
personal.
Televisi
Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan sebagai
memancarkan dan menerima gambar bergerak beserta suaraD. Maka
televisi diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak
jauh.
Internet
Internet merupakan media massa elektronik yang dapat diakses dimana
saja. Internet adalah jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang
disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network).
Departemen tersebut mendemonstrasikan bagaimana internet dengan
hardware dan software komputer yang berbasis UNIX. Dengan internet,
kita dapat melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga
melalui saluran telepon. Jumlah pengguna internet yang besar dan
semakin berkembang pada akhirnya melahirkan media massa lainnya pun
saat ini dapat terintegrasi dengan internet, maka dari itu internet memiliki
pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan pandangan dunia.
Internet telah menjadi media massa yang sangat berpengaruh. Nilai yang
ditawarkan internet dapat dikiaskan sebagai sistem yang diibaratkan
sebagai ”perpustakaan yang dapat dikunjungi kapan saja”.
2.2.4 Televisi
Televisi adalah sebuah alat telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima
siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monochrome (hitam-putih)
maupun berwarna. Televisi merupakan gabungan dari kata tele yang berasal dari
bahasa Yunani yang berarti jauh dan visio dari bahasa Latin yang berarti tampak,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.
16
Menurut Effendy dalam Televisi Siaran, Teori dan Praktek mengatakan
bahwa televisi adalah paduan media massa dengan audio dari segi penyiarannya dan
video dari segi gambar bergeraknya. Dari seluruh media massa elektronik saat ini,
televisi merupakan media pokok yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan
informasi dan hiburan (Effendy, 2006).
Penggunaan kata televisi sendiri juga dapat merujuk kepada transmisi televisi
dan acara televisi. Penemuan televisi mampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia, televisi secara tidak formal sering disebut dengan TV.
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan
sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun
institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi
media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan
kini cakram blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat
materi siaran serta hasil rekaman (Walisongo, 2013).
Pada awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi
antara optik, mekanik, dan elektronikuntuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan
gambar visual. Berikut adalah kronologi sejarah perkembangan televisi:
1876, George Carey menciptakan selenium camera, yang memiliki gambaran
supaya seseorang dapat melihat listrik.
1881, Ide dari penggunaan scanning untuk mengirim gambar dimasukkan
untuk sebenarnya penggunaan praktis pantelegraph.
1884, Seorang mahasiswa di German bernama Paul Gottlieb Nipkow
mematenkan pertama kali elektromekanik sistem pada televisi yang bekerja
dengan pemindaian disk, pemintalan sebuah disk dengan sejumlah lubang
sulur yang menuju pusat. Pada lubang yang sama di interval dalam rotasi disk
akan memungkinkan cahaya untuk melewati setiap lubang dan menuju
selenium sensor yang menghasilkan listrik pulses. Disebut dengan teleskop
elektrik dengan resolusi 18 garis.
1897, Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat
berpendar jika terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis
tabung.
17
1900, sejarah penggunaan nama televisi baru pertama kali ditemukanpada
tahun ini. Constatin Perskyl yang menyebutkan tele(jauh) dan vision
(tampak). yang jika digabung menjadi television.
1907, dua orang bernama, Boris Rosing dan Campbell Swinton melakukan
percobaan terpisah yang menggunakan sinar katoda untuk dapat mengirim
gambar.
1929, Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan perkembangan tabung
katoda dan kemudian menamakannya dengan kinescope. Temuannya
sebenarnya hanya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
1940, ini adalah awal perkembangan televisi warna pertama. Seseorang
bernama Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi
mencapai 343 garis.
1981, NHK sebuah stasiun televisi di negara Jepang mendemonstrasikan
sebuah sejarah baru yaitu teknologi HDTV.
1995, Larry Weber, Pada tahun ini dia berhasil mengelesaikan proyek layar
plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.
2000, dan tahun selanjutnya, pengembanga produk LCD, plasma dan lainnya,
menyusul perkembangan sejarah dari televisi digital.
Indonesia pun turut mengalami perkembangan dalam sejarah pertelevisian.
Televisi diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan pada
pelaksanaan olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta.
Peresmian televisi dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) dibuka
oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962. Pada saat itu TVRI dibangun
dengan tujuan untuk menyiarkan dan meliput semua kejuaraan dan pertandingan
selama pesta olahraga berlangsung.
Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia mulai marak sejak pemerintah
mengeluarkan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989.
Stasiun televisi pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). RCTI
mulai mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1989. Stasiun televisi
swasta lainnya seperti Surya Citra Televisi (SCTV) mulai mengudara bulan Agustus
1989, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mulai mengudara tanggal 23 Januari
1991, ANTV (1993), Indosiar (Januari 1995). Hingga kini telah mengudara sekitar 8
18
stasiun televisi swasta, dengan tambahan televisi swasta yang beru mengudara sejak
tahun 2001 antara lain Metro TV, Trans TV, TV7 (Trans7), Global TV, LAtivi, dan
TVOne. Selain televisi swasta nasional tersebut, juga mulai banyak bermunculan
beberapa televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-masing seperti JTV di
Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, CakraTV, TVku, dan Borobudur TV di
Semarang (Muda, 2003).
Melalui televisi dapat diinformasikan berbagai hal yang berkaitan dengan
kehidupan manusia. Bahkan dengan munculnya televisi di Indonesia sangat besar
dampaknya dalam kehidupan manusia terutama pada bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan negara.
Televisi sebagai media massa elektronik memiliki karakteristik media massa
sebagai berikut:
Publisitas, yaitu disebarluaskan kepada orang banyak.
Universalitas, yaitu pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan
peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum.
Periodesitas, tetap atau berkala. Televisi mengudara secara periodik, misalnya
setiap hari mengudara 24 jam.
Kontinuitas, terus menerus mengudara sesuai dengan periode dan jadwal
siaran.
Aktualitas, kecepatan dalam menyampaikan laporan peristiwa terbaru.
2.2.5 Program Televisi
Progam berasal dari bahasa inggris yaitu progamme yang berarti acara atau
rencana. Definisi progam sendiri dalam media televisi adalah sesuatu yang
ditampilkan melalui televisi untuk memenuhi kebutuhan audiens. Program televisi
menjadi faktor utama yang membuat khalayaknya merasa tertarik untuk
menyaksikan dan mengikuti apa yang disajikan dan berdampak pada ketertarik
audiens dalam menggunakan stasiun televisi tersebut.
19
Menurut Deddy Iskandar Muda dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik
Televisi: Menjadi Reporter Professional(Muda, 2003), bentuk program televisi
dibagi dua, yaitu:
1. Program karya jurnalistik
Program ini mengutamakan kecepatan, ketepatan dan fakta atas
informasi yang disajikan. Sumber atau ide awal diperoleh melalui lingkungan
sekitar, masalah atau peristiwa yang sedang terjadi maupun yang sedang
hangat diperbincangkan.
2. Program karya artistik
Merupakan sebuah progam yang proses produksinya bersumber dari
ide atau gagasan manusia untuk dijadikan informasi audio dan informasi
audio visual sesuai dengan kriteria acara yang akan dibawakan. Program ini
mengandalkan kreatifitas manusia untuk mengembangkan setiap ide yang
ada.
Dengan banyaknya stasiun-stasiun televisi di Indonesia membuat
banyak pemilik pertelevisian berlomba-lomba membuat program yang
menarik untuk ditonton, ada yang memproduksi sendiri semua program
siarannya, dan ada juga yang membeli atau memesan dari production
company yang lebih dikenal sebagai production house, bahkan tidak sedikit
yang menjiplaknya. Jenis-jenis program televisi di Indonesia meliputi:
1. News Reporting
2. Talk Show
3. Call – in Show
4. Documenter
5. Entertainment
6. Magazine
7. Advertising
8. Education
9. Art & Culture
10. Musik
11. Sinetron
20
12. TV Movies
13. Game Show
14. Comedy
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Teori Uses and Gratification
Efek media yang terjadi akibat banyaknya jenis-jenis acara pada setiap
stasiun televisi membuat masyarakat lebih kritis untuk memilih media mana yang
digunakan untuk mencari informasi dan hiburan. Karena fenomena tersebut,
muncullah teori dalam kajian komunikasi yaitu, Uses and Gratification Theory oleh
Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch pada tahun 1974. Para ahli yang
mendukung teori ini berpendapat bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi
bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dengan kata lain
penggunaan media oleh khalayak diasumsikan sebagai sebuah perilaku dimana
khalayak dengan sadar memilih dan mengkonsumsikan media tertentu.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan, menggunakan pendekatan ini
dengan berfokus terhadap audiens. Teori ini mencoba menjelaskan tentang
bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka
merupakan audiens yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan
yang berbeda-beda di dalam mengkonsumsi media.
Model ini merupakan perkembangan fokus dari tujuan komunikator ke tujuan
komunikan (Teori Jarum Suntik). Teori ini tidak tertarik terhadap apa yang dilakukan
media kepada komunikan, teori ini memusatkan pada penggunaan (uses) media,
untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Model uses
and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah
bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi berpihak lebih pada khalayak
yang aktif yang sengaja mengunakan media untuk mencapai tujuan khusus.
(Ardianto & Komala, 2005)
Model ini memulai dengan lingkup sosial yang memetakan kebutuhan kita.
Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual
21
(individual needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs,
personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs (Ardianto &
Komala, 2005).
1. Cognitive needs
Kebutuhan yang berkaitan dengan informasi, pengetahuan dan pemahaman
mengenai lingkungan. Kebutuhan ini di dasari pada keinginan untuk
memahami dan menguasai lingkungan. Juga memuaskan rasa penasaran
terhadap dorongan untuk penyelidikan.
2. Affective needs
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan harga diripengalaman –
pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrtive needs
Kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan
status individual. Hal ini diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Social integrative needs
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan teman,
keluarga, dan dunia.
5. Escapist needs
6. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan, tekanan,
ketegangan, dan keanekaragaman.
Berikut merupakan gambaran logika yang mendasari teori uses and gratification.
22
Gambar 2.2
Model Teori Uses and Gratification
2.3.2 Gaya Komunikasi
Menurut ahli psikologi Carl Benedict dalam situs terapinya, ada empat gaya
dasar manusia dalam berkomunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Pasif
Komunikasi pasif adalah gaya komunikasi ketika individu telah
mengembangkan pola menghindari mengungkapkan pendapat atau perasaan
mereka, melindungi hak-hak merekadan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan mereka. Komunikasi pasif biasanya lahir dari sifat rendah diri
pada diri manusia.
Individu pasif tidak merespon terang-terangan terhadap situasi negatif
Sebaliknya, mereka memungkinkan keluhan dan gangguan untuk masuk
kedalam pikirannya, biasanya tidak menyadari itu.Dan ketika mereka telah
mencapai ambang batas toleransi yang tinggi mereka untuk perilaku tidak
dapat diterima, mereka mudah untuk meledak. Karakteristik komunikator
pasif:
Gagal untuk menegaskan diri mereka sendiri.
23
Memungkinkan orang lain untuk sengaja atau tidak sengaja melanggar
hak-hak mereka.
Gagal untuk mengungkapkan perasaan mereka, kebutuhan, atau
pendapat.
Cenderung berbicara lembut atau meminta maaf.
Sulit melakukan kontak mata dengan lawan bicara.
Dampak dari pola komunikasi pasif membawanya pada kecenderungan:
Sering merasa cemas karena hidup tampaknya di luar kendali mereka.
Sering merasa tertekan karena merasa terjebak dan putus asa.
Sering merasa marah (tapi tidak disadari) karena kebutuhan mereka tidak
terpenuhi.
Sering merasa bingung karena mereka mengabaikan perasaan mereka
sendiri.
2. Komunikasi Agresif
Komunikasi agresif adalah gaya ketika individu mengungkapkan
perasaan dan pendapat untuk kebutuhan mereka dengan cara yang melanggar
hak orang lain. Komunikasi agresif yang lahir dari diri (sering disebabkan
oleh kekerasan fisik atau emosional masa lalu). Karakteristik komunikator
agresif:
Mencoba untuk mendominasi.
Menggunakan penghinaan untuk mengendalikan orang lain.
Mengkritik, menyalahkan atau menyerang orang lain.
Menjadi sangat impulsif.
Memiliki toleransi frustrasi rendah.
Berbicara dengan suara keras, menuntut dan sombong.
Memiliki kontak mata yang sangat baik.
Dampak dari pola komunikasi agresif membawanya pada kecenderungan:
Menjadi terasing dari orang lain.
Mengasingkan orang lain.
Menghasilkan ketakutan dan kebencian pada orang lain.
Selalu menyalahkan orang lain atas masalah mereka.
24
3. Komunikasi Pasif-Agresif
Komunikasi Pasif-Agresif adalah gaya ketika individu tampil pasif di
permukaan, tetapi benar-benar bertindak kemarahan dengan cara yang halus,
tidak langsungatau di belakang layar.
Orang yang mengembangkan pola komunikasi pasif-agresif biasanya
merasa tidak berdaya, terjebak dan marah. Dengan kata lain, mereka merasa
tidak mampu berhadapan langsung dengan objek kebencian mereka.
Sebaliknya, mereka mengekspresikan kemarahan mereka dengan merusak
halus obyek (nyata atau bayangan) dari kebencian mereka. Mereka tersenyum
pada lawannya ketika mengatur jebakan di sekitar lawan tersebut.
Karakteristik komunikator pasif-agresif:
Bergumam kepada diri mereka sendiri daripada menghadapi orang atau
isu.
Mengalami kesulitan mengakui kemarahan mereka.
Menggunakan ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan cara yang mereka
rasakan contohnya, tersenyum saat marah.
Menggunakan sarkasme.
Menyangkal ada masalah.
Muncul kooperatif sementara sengaja melakukan hal-hal untuk
mengganggu dan mengganggu.
Menggunakan sabotase halus untuk mendapatkan perhatian.
Dampak dari pola komunikasi pasif-agresif membawanya pada
kecenderungan:
Menjadi terasing dari orang di sekitar mereka.
Tetap terjebak dalam posisi ketidakberdayaan.
Sulit menangani masalah, sehingga mereka tidak dapat matang secara
perilaku.
4. Komunikasi Asertif
25
Komunikasi asertif adalah gaya ketika individu dengan jelas
menyatakan pendapat dan perasaan mereka, dan tegas membela hak-hak dan
kebutuhan mereka tanpa melanggar hak orang lain. Komunikasi asertif lahir
dari harga diri yang tinggi. Orang-orang ini menghargai diri mereka sendiri,
waktu mereka, dan emosional. Kebutuhan spiritual dan fisik mereka yang
baik merupakan pendukung kuat untuk diri mereka sendiri ketika berhadapan
dengan orang lain. Karakteristik komunikator asertif:
Mengungkapkan perasaan dengan jelas, dan tepat.
Mampu berkomunikasi sesuai dengan keadaan.
Mendengarkan dengan baik tanpa mengganggu.
Merasa mampu mengendalikan diri.
Memiliki kontak mata yang baik.
Berbicara dengan nada tenang dan jelas.
Memiliki postur tubuh yang santai.
Merasa terhubung dengan orang lain.
Merasa kompeten dan terkendali.
Tidak memungkinkan orang lain untuk menyalahgunakan atau
memanipulasi mereka.
Dampak dari pola komunikasi asertif membawanya pada kecenderungan:
Merasa terhubung dengan orang lain.
Merasa mengendalikan hidup mereka.
Mampu untuk dewasa karena mereka mengatasi masalah dan masalah
yang muncul.
Menciptakan lingkungan yang seimbang (Benedict, 2005).
Sedangkan, menurut Ponijan Liaw dalam bukunya yang berjudul ComiCation
(Liaw, 2010), karakter dan gaya kepribadian seseorang dapat dilihat dari:
Berdasarkan kepribadian manusia (sanguinis, koleris, melankolis dan
plegmatis).
Berdasarkan psikologi (terbuka, tertutup, perasa, pengkhayal, penilai dan
lain-lain).
Berdasarkan fungsi otak (otak kiri dan kanan).
26
Berdasarkan gender (laki-laki dan perempuan).
Berdasarkan golongan darah (A, B, AB dan O).
Berdasarkan sifat manusia (pasif, agresif dan asertif).
Berdasarkan pola laku (pelaku, pemberi pengaruh dan penghubung).
Berdasarkan ekspresi (pengungkap, pendorong dan analitis).
Berdasarkan gerak (penggembira, pemikir dan pengarah).
Berdasarkan sistem representasional (visual, auditori dan kinestetik).
2.3.3 Presenter
Presenter atau pembawa acara merupakan komunikator yang bertugas untuk
menyampaikan informasi dalam sebuah acara atau program kepada audiens.
Keberhasilan acara sangat dipengaruhi oleh kemampuan presenter untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan.
Menurut Becky Tumewu sebagai presenter senior, ada ukuran-ukuran yang
dimiliki seorang presenter, yaitu kepercayaan diri, kematangan skill, kredibilitas
yang baik, menarik, berusaha untuk melakukan koneksi dengan audiensnya, kreatif
dan menguasai topik atau konten yang dibawakan, memiliki karakter sehingga
mampu menghasilkan ingatan jangka pendek maupun panjang kepada audiens, tahu
dimana harus bertutur kata yang sesuai. Dan untuk menjadi presenter profesional,
kekuatan mental, ketepatan kata dan totalitas bahasa tubuh menjadi modal utama
untuk dapat terus berada dalam industri ini(Sriewijoyono, Tumewu, & Parengkuan,
2008)
Presenter dalam dunia pertelevisian dibagi dalam beberapa kategori sesuai
jenis tugasnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Continuity Presenter
Presenter jenis ini, adalah orang-orang yang bertugas membawakan
program-program televisi kepada pemirsa. Mereka berfungsi sebagai jeda
atau perangkat dari satu acara ke acara lainnya.
Agar pemirsanya tidak berganti channel ke stasiun televisi lain,
biasanya mereka akan sedikit mengulas tentang materi acara yang segera
hadir.Keberadaan continuity presenter ini cukup membantu memasarkan
27
acara. Mereka menggunakan sapaan dan ajakan untuk menonton sebuah acara
untuk mengikat pemirsa. Pengetahuan akan sebuah program atau acara sangat
harus dipahami oleh presenter jenis ini.
2. Host
Secara umum, host diartikan sebagai orang yang memegang program
tertentu dalam pertelevisian. Keberadaan host biasanya identik dengan
program yang dibawakannya, maka dari itu figur seorang host akan
memegang peranan penting dan menjadi awareness point pemirsa terhadap
suatu program.
Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya tarik
suatu acara. Pemilihan host pada suatu program biasanya dipilih bukan hanya
berdasarkan fisik dan popularitasnya, melainkan dari latar belakang, karakter
dan integritasnya.
3. Anchor atau News Caster
Istilah anchor khusus diberikan pada seseorang yang membawakan
sebuah program berita. Anchor merupakan faktor penting karena harus paham
dengan konten dan secara baik mengetahui aturan untuk menyampaikan
naskah berita.
4. Reporter
Reporter adalah orang yang menyampaikan berita dari lokasi
terjadinya sebuah peristiwa. Kegiatan seorang reporter dapat dilakukan secara
rekaman atau langsung pada saat kejadian, bahkan kejadian yang tidak
terduga. Maka dari itu, seorang reporter harus memiliki kemampuan
jurnalistik yang mumpuni (Fanani, 2013).
Untuk menjadi pembawa acara televisi yang baik, ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Kenali Diri (Know Your Self)
Mengetahui dengan pasti apa kelebihan seseorang untuk dapat
dikembangkan sebagai modal yang ditonjolkan. Seseorang yang memiliki
rasa percaya diri, merupakan dasar untuk menjadi presenter yang baik.
2. Kepribadian (Image Personality)
Seseorang harus dapat menentukan brand image ketika pertama kali
akan memulai karir sebagai pembawa acara. Sebagai contoh, apakah memilih
28
serius atau humoris dan sebaiknya tetap konsisten dengan pilihan awal,
karena kepribadian akan membentuk karakter, dan jika cocok dengan sebuah
program, akan sangat kuat program tersebut.
3. Karakter yang Baik (Great Character)
Menjaga sikap-sikap tertentu dan profesional agar mendapat
kepercayaan rekan bisnis, seperti tepat waktu, disiplin, selektif dalam
pemilihan acara atau pekerjaan dan sebagainya.
4. Pengaturan Waktu (Time Management)
Pengaturan waktu adalah aspek penting yang harus diperhatikan
sebagai presenter. Seperti, datang untuk brief program dengan klien. Hal ini
berfungsi untuk mencegah kemungkinan terjadinya salah persepsi saat
membawakan acara (Fanani, 2013).
2.3.4 Minat
2.3.4.1 Definisi Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai,
ketertarikan, kecenderungan hati yang dimiliki oleh individu secara mendalam untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan (Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, 2008). Dalam sebuah proses komunikasi melalui media massa,
komunikator dikatakan berhasil apabila mampu menarik minat audiens untuk
mendengar/menonton.
Menurut Witherington dalam situs Pendidikan Indonesia (Unknown, 2012),
minat adalah kesadaran seseorang mengenai suatu objek. Minat sangat berhubungan
erat dengan perasaan dan pikiran. Manusia memberi corak dan menentukan sesudah
memilih keputusan.
Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
“Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan diperhatikan terus-
menerus yang disertai dengan rasa senang.”
29
Sedangkan menurut Holland mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu. (Slameto, 2003)
Minat merupakan aspek psikologis seseorang yang mengetahui atau sadar
akan suatu objek kemudian menimbulkan rasa suka atau tertarik dan mampu
mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat memiliki hubungan yang erat dengan
dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk
berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang memiliki
minat pada suatuobyek maka akan cenderung merasa senang bila berkecimpung di
dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan. Perhatian yang
diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan kemudian
mempelajari obyek tersebut.
Berikut merupakan tiga aspek yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :
Aspek Kognitif; keinginan yang berasal dari dalam untuk mengetahui sesuatu
(knowledge), kritis akan suatu hal dan kemudian memahami
(comprehension).
Aspek Afektif; kesadaran saaat menerima stimulus, respon, reaksi
(receiving). Dapat menanggapi (responding) dan kemudian menilai apa yang
menjadi ketertarikan tersebut (evaluating).
Aspek Psikomotor; ketika dapat melakukan tindakan ketertarikan tersebut
secara alami (naturalization) dan dapat meniru (perception) bahkan
memanipulasi (manipulating).
2.3.4.2 Jenis Minat
Dalam perkembangan kajiannya, minat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Minat primitif atau biologis
Minat yang timbul berdasarkan kebutuhan jasmani dan primer. Minat
ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang dapat memuaskan dorongan
untuk mempertahankan organisme.
2. Minat kultural atau sosial
30
Minat ini timbul dalam orang-orang yang berusaha menggali lebih
dalam tentang kemampuan dan keinginan sebenarnya. Minat ini berasal dari
pembelajaran yang lebih tinggi tingkatannya. Hal ini ditandai oleh pelatihan
dan pengetahuan akan minat itu sendiri.
2.3.4.3 Proses Timbulnya Minat
Minat memberikan daya tarik dan pengalaman yang menyenangkan bagi
seseorang. Hal-hal tersebut secara skematis digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3
Proses Terbentuknya Minat
.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam menyusun penelitian ini, terdapat dua variabel untuk kemudian
selanjutnya dilakukan pengolahan data. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran
2.5 Operasional Konsep
Operasional konsep dalam penelitian Pengaruh Gaya Komunikasi Presenter
The Comment di NET. terhadap Minat Menonton, studi kasus Anggota Kelas
Penyiar ID menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala psikometrik yang
umum digunakan dalam sebuah penelitian kuantitatif menggunakan kuisioner dan
31
merupakan skala paling banyak digunakan dalam riset berupa survey. (Saifudin,
2012)
2.5.1 Operasional Konsep Variabel X
Tabel 2.1
Operasional Konsep Variabel X
Variabel Dimensi IndikatorSkala
Pengukuran
Gaya
Komunikasi
Presenter (X)
Pengalaman Presenter The Comment
NET. memiliki jam
terbang tinggi sebagai
penyiar di radio swasta
Jakarta.
Likert
Pendidikan Presenter The Comment
NET. memiliki pendidikan
presenter yang baik.
Likert
Kapabilitas Presenter The Comment
NET. mampu
menggunakan bahasa
yang sesuai dengan
audiensnya.
Presenter The Comment
NET. mampu berinteraksi
langsung dengan audiens.
Presenter The Comment
mampu menyampaikan
informasi dalam program
tersebut dengan baik dan
menghibur.
Likert
Kepribadian Presenter The Comment
NET. memiliki
spontanitas yang tinggi.
Likert
32
Presenter The Comment
NET. merupakan orang
yang ceplas-ceplos.
Ekspresi Dalam tayangan The
Comment, presenter saling
melakukan kontak mata
dengan baik dengan
seluruh pengisi acara.
Ekspresi dan gestureyang
disampaikan dalam setiap
segmen tidak dibuat-buat.
Likert
Penampilan Presenter The Comment
NET. memiliki postur
tubuh yang santai.
Kostum yang digunakan
selalu pas dengan tema
segmen.
Likert
Psikologi Sifat dari presenter The
Comment NET. saling
terhubung satu sama lain.
(Imam Darto bersifat
koleris/tegas dan
langsung, Dimas Danang
bersifat sanguinis/ceria
dan penggembira)
Likert
2.5.2 Operasional Konsep Variabel Y
33
Tabel 2.2
Operasional Konsep Variabel Y
Variabel Dimensi IndikatorSkala
Pengukuran
Minat
Menonton (Y)
Knowlegde atau
Kognitif
(Pengetahuan)
Responden mendapatkan
pelajaran atau
pengetahuan dari Imam
Darto dan Dimas Danang
sebagai presenter televisi.
Likert
Atittude atau
Affective (Sikap)
Merasa lebih
memperhatikan tentang
penyiar dan presenter
khususnya Imam Darto
dan Dimas Danang karena
sesuai dengan
hobi/karir/studi di dunia
broadcasting.
Secara sadar tertarik
dengan presenter The
Comment ketika
membawakan program
tersebut.
Merasa kecewa jika
presenter The Comment
diganti.
Merasa puas dengan
informasi yang
disampaikan presenter
dalam program The
Comment.
Merasa senang apabila
menonton program The
Comment.
Likert
34
Behavior atau
Psikomotor
(Perilaku)
Responden sering
menonton The Comment
di NET.
Responden suka
berperilaku mengikuti
gaya komunikasi (Shikat
miring, shanggupin dan
lain-lain) yang dilakukan
Imam Darto dan Dimas
Danang dalam program
The Comment.
Likert
top related