USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA RELEVANSI …
Post on 02-Oct-2021
7 Views
Preview:
Transcript
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
RELEVANSI ARSITEKTUR TERHADAP SISTEM PANGAN
DAN PENDISTRIBUSIAN DI PEMUKIMAN TRADISIONAL
KAMPUNG NAGA
BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Diusulkan oleh :
Ilfaya Ilham Burhanudin 2014 46 0012 Angkatan 2014 (Ketua Kelompok)
Faridzal 2014 46 0006, Angkatan 2014 (Anggota 1)
Risyda Afifah 2014 46 0018, Angkatan 2014 (Anggota 2)
Allyssa Syifa Salsabila 2013 46 0004, Angkatan 2013 (Anggota 3)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA PUSAT
2015
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengasahan ............................................................................................................. i Daftar Isi .............................................................................................................................. ii Ringkasan ............................................................................................................................ iii BAB 1.PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 2 1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2 1.4 Luaran ................................................................................................................ 2
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3 2.1 Proses Bercocok Tanam di Kampung Naga........................................................ 3 2.2 Sistem Pangan, Pendistribusian, serta Peranan Padi di Kampung Naga............. 7 2.3 Relevansi Arsitektur Terhadap Sistem Pangan dan Pendistribusian di Kampung Naga .................................................................................................................................. 8 BAB 3.METODE PENELITIAN......................................................................................... 9 3.2 Pengkajian Literatur............................................................................................ 9 3.3 Peninjauan Langsung.......................................................................................... 9 3.4 Wawancara.......................................................................................................... 9 BAB 4.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................................... 11 4.1 Anggaran Biaya................................................................................................... 11 4.2 Jadwal Kegiatan................................................................................................... 11 Daftar Pustaka........................................................................................................................ 12 Lampiran 1............................................................................................................................. 13 Lampiran 2............................................................................................................................. 18 Lampiran 3............................................................................................................................. 20
iii
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya alam, salah satunya adalah dibidang pangan. Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan pangan di Indonesia kian lama kian meningkat. Sehingga Indonesia pun dilanda dengan krisis pangan yang disebabkan oleh produktivitas beras di indonesia semakin menurun. Tetapi, di beberapa daerah salah satunya adalah Kampung Naga, masih memproduksi beras sendiri tanpa pernah mengalami krisis pangan.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi arsitektur lumbung padi dan saung lesung terhadap sistem pangan dan pendistribusian di Kampung Naga. Kata Kunci : kampung naga, lumbung padi, saung lesung, sistem pangan
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Di Indonesia
terdapat berbagai macam mata pancaharian salah satunya adalah pertanian. Pertanian merupakan
usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Masyarakat agraris
memanfaatkan sektor pertanian sebagai mata pancaharian utama. Persawahan merupakan
pertanian yang sifatnya tetap dan biasanya menggunakan tanaman yang dikenal sebagai padi.
Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan pangan di Indonesia kian lama kian meningkat.
Kebutuhan pangan beras ini tidak diimbangi dengan produktvitas beras di Indonesia. Karena tidak
seimbangnya antara produksi dengan konsumsi, Indonesia pun dilanda dengan krisis pangan
padahal sektor pertanian di Indonesia sudah dimudahkan dengan adanya teknologi tinggi yang
membantu produktivitas padi.
Ketersediaan pangan di Indonesia semakin menipis karena beberapa faktor seperti
meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, terjadi kerusakan lingkungan, penurunan kualitas
lahan pertanian. Di Indonesia, diprediksi akan mengalami krisis pangan di beberapa
kota/kabupaten pada tahun 2017 mendatang. Tetapi, di beberapa daerah salah satunya adalah
Kampung Naga, masih memproduksi beras sendiri tanpa pernah mengalami krisis pangan.
Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan yang memiliki produktivitas tanah
yang subur. Kampung ini terletak di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga ini berada di lembah yang subur dan
dibatasi dengan hutan keramat dan juga sawah-sawah serta Kali Wulan yang berasal dari Gunung
Cikuray di daerah Garut.
Kampung Naga ini masih mempertahankan cara tradisional mereka dalam bercocok tanam
dan mayoritas warga Kampung Naga berprofesi sebagai petani. Masyarakat Kampung Naga
hingga sekarang masih memproduksi kebutuhan pangan sendiri untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari tanpa pernah mengalami krisis pangan. Setiap tahunnya, masyarakat Kampung Naga
mampu memproduksi beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Kampung Naga. Kampung Naga
ini memiliki tempat mengolah padi menjadi beras yang dikenal sebagai saung lesung. Hasil dari
pengolahan padi ini berupa beras yang disimpan di tempat penyimpanan warga yang dikenal
sebagai lumbung padi.
2
Dari uraian di atas, isu tentang sistem pangan dan pendistribusiannya yang dikaitkan
dengan arsitektur merupakan hal yang penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
relevansi arsitektur Kampung Naga terhadap sistem pangan dan pendistribusiannya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana proses bercocok tanam dan peranan padi di Kampung Naga?
Bagaimana sistem pangan dan pendistribusiannya di Kampung Naga?
Bagaimana relevansi arsitektur lumbung padi dan saung lesung terhadap sistem pangan
dan pendistribusian di Kampung Naga?
1.3. Tujuan
Mengeksplorasi proses bercocok tanam di Kampung Naga.
Mengeskplorasi sistem pangan dan pendistribusiannya di Kampung Naga
Mengeksplorasi relevansi arsitektur lumbung padi dan saung lesung terhadap sistem
pangan dan pendistribusiannya di Kampung Naga
1.4. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Publikasi Jurnal Ilmiah
2. Seminar Lokal Tingkat Jurusan
3. Perbendaharaan Perpustakaan Tingkat Jurusan
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Bercocok Tanam di Kampung Naga
Bercocok tanam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah teknologi menggarap
tanah dan tanaman sampai menghasilkan (panen) untuk keperluan hidup manusia. Cara bertanam
padi di Indonesia telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Sedikitnya sistem bertanam padi
di Jawa Barat telah mengalami tiga periode yakni periode bertanam padi sekali setahun (semusim),
periode tanam padi dua kali setahun, dan kemudian periode tanam padi tiga kali setahun. Di
beberapa kampung adat cara bertanam padi ini bervariasi. Sejak diperkenalkannya revolusi hijau
melalui penerapan panca usaha tani tahun 1960-an, cara bertani tradisional di masyarakat adat
mulai berubah dari menanam padi lokal setahun sekali, kemudian menanam varietas padi unggul
2 atau 3 kali setahun. Perubahan ini tak dapat dihindari untuk mengatasi kebutuhan pangan yang
semakin besar akibat pesatnya ledakan jumlah penduduk. Maka terjadi adaptasi sistem bertani
untuk memenuhi kebutuhan produksi dan desakan ekonomi. (Heri Yanto, 2013)
Di Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat masih ditemukan masyarakat adat yang tetap
memegang teguh cara bertani tradisional dengan cara tanam sekali setahun untuk tujuan konservasi
alam. Masyarakat Kampung Naga tidak terpengaruh oleh cara bertanam dengan menggunakan
sistem baru karena sangat memegang teguh amanat leluhur untuk tetap melestarikan padi yang
disimbolkan sebagai Nyi Pohaci.Warga Kampung Naga sangat memedulikan alam karena sudah
menjadi tradisi mereka agar menjaga lingkungan mereka. Warga juga memanfaatkan alam untuk
membantu kehidupan sehari-hari mereka. Salah satunya adalah pemanfaatan Sungai Ciwulan
untuk membantu pengairan persawahan Kampung Naga. Pengaturan air di persawahan Kampung
Naga memakai sistem irigasi Bluk sejak tahun 1990-an. (Heri Yanto, 2013)
Lahan persawahan di Kampung Naga pun mengikuti garis kontur perbukitan Kampung
Naga yang dikenal dengan sebutan ngais gunung. Petak dan pematang di persawahan ini pun
mengikuti kontur karena dapat menahan air. Apabila hujan, air pun tidak menyebabkan erosi pada
tanah dan dapat ditahan dengan adanya petak dan pematang. (Heri Yanto, 2013)
Masyarakat Kampung Naga tidak menggunakan teknologi modern dalam pengolahan
padinya. Dapat dilihat juga dalam pemupukannya. Masyarakat menganggap bahwa penggunaan
pupuk anorganik dapat merusak lingkungan. Oleh dari itu, mereka meneruskan warisan nenek
4
moyang mereka dengan menggunakan pupuk yang terbuat dari kotoran kambing dan ayam yang
disebut pupuk kandang. (Heri Yanto, 2013)
Masyarakat Kampung Naga memiliki tatacara tersendiri dalam bercocok tanam. Walaupun
hampir sama dengan sebagian besar suku yang berada di Jawa Barat, masyarakat memiliki tradisi
khusus sebagai simbol kepatuhan mereka terhadap nenek moyang, yaitu: Tandur, Nyibéasan Paré,
Ngarujakkeur Reuneuh, dan Panen. (Heri Yanto, 2013)
2.2. Sistem Pangan, Pendistribusian, serta Peranan Padi di Kampung Naga
Padi tersebut digunakan untuk konsumsi sendiri yang disimpan untuk persediaan, terutama
untuk jenis padi ageung. Sedangkan untuk padi hawara umumnya dijual digunakan untuk
membantu biaya pengolahan dan pemeliharaan lahan pesawahan seperti untuk mengolah lahan
dan pemupukan. Padi tersebut biasanya dijual kepada para agen yang dikenal dengan istilah tukang
pare dan biasa membeli padi dalam keadaan basah atau kering (telah dijemur). (Jamalidin, 2012)
Walaupun hasil panen tidak dijual untuk pemenuhan ekonomi, namun masyarakat
Kampung Naga tidak pernah kekurangan pangan. Jenis padi lokal tersebut sudah cukup memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat Kampung Naga. Dari hasil bertani mereka bisa mendapatkan 4
kuintal per kepala keluarga dalam setiap kali panen selama 6 bulan sekali. Jumlah ini sudah lebih
cukup untuk konsumsi harian dan bekal untuk menanti panen berikutnya. Masyarakat Kampung
Naga menganggap padi lokal selalu membawa banyak berkat. Mereka tidak pernah kekurangan
padi atau beras dalam setiap siklus atau putaran masa penanaman padi. Mereka juga selama ini
tidak pernah gagal panen. Menyimpan padi di rumah, bukan sekedar menyimpan bahan makanan
pokok, tetapi mereka merasa menyimpan dan memelihara suatu amanat dari leluhur mereka.
(Jamalidin, 2012)
Dalam masyarakat Kampung Naga, padi sebagian besar hanya untuk dikonsumsi sendiri
dan jarang untuk di jual ke bandar atau agen. Padi dianggap sakral, sehingga tidak diabaikan secara
sembarangan. Setiap tahap mengandung ijab kabul. Ucapan-ucapan ini dilatihkan di rumah
masing-masing yang intinya berharap dan bermohon agar akar, pohon, daun, dan bulirnya bagus,
sedikit agar cukup, banyak agar bersisa, jangan habis jika diambil. Tujuan bertani mereka untuk
5
kesejahteraan, bukan hanya bekerja keras mengeluarkan keringat (mun tani hayang timbul mukti
lain daki). (Jamalidin, 2012)
Bagi masyarakat Kampung Naga menanam padi di ladang dan sawah merupakan upaya
memelihara amanat leluhur untuk melestarikan padi lokal. Itu sebabnya strategi bersawah dan
berladang lebih bersifat konservasi dan spiritual yang ditujukan pada kualitas hasil panen, bukan
untuk mengejar peningkatan produksi untuk pemenuhan ekonomi. Oleh sebab itu, hanya sebagian
kecil masyarakat Kampung Naga yang menjual padi untuk pemenuhan ekonomi mereka.
(Jamalidin, 2012)
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Studi Lapangan
Studi Lapangan adalah metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif dengan cara studi
langsung di lapangan.
Studi Literatur
Studi Literatur adalah metode pengumpulan data dari media cetak maupun elektronik.
Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada narasumber
baik itu langsung ke objek lokasi maupun tidak. Hal ini digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari orang-orang yang berbeda di tempat kajian dalam waktu yang relatif lama.
2. Analisa
Data data tentang bercocok tanam dan pendistrbusiannya, kemudian ditelusuri
relevansinya dengan bentuk arsitektur lumbung padi dan saung lesung di Kampung Naga.
3. Menarik Kesimpulan
Relevansi yang terjadi antara bercocok tanam dan pendistribusiannya dengan bentuk
arsitektur lumbung padi dan saung lesung di Kampung Naga dijadika kesimpulan dalam
penelitian ini.
7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya 1 Peralatan Penunjang 3.180.000
2 Bahan Habis Pakai 5.000.000 3 Perjalanan 3.070.000 4 Lain-Lain 1.250.000 Jumlah 12.500.000
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P No Nama Kegiatan Bulan
ke-1
Bulan
ke-2
Bulan
ke-3
Bulan
ke-4
1 Pengumpulan data objek literatur
2 Pengolahan data literatur
3 Pengumpulan data teori yang
berhubungan dengan objek
4 Survey dan eksplore objek yang
akan diteliti
5 Menyusun data survey
6 Mengkaji dan meneliti data
temuan
7 Pengolahan data dan analisa hasil
temuan
8 Menyusun laporan akhir
9 Menyusun artikel ilmiah
10 Publikasi
8
DAFTAR PUSTAKA
Handout-PKL Geo Terpadu. “Masyarakat Baduy”.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MASYARAKAT%20BADUY%20-%20Handout-PKL%20Geo%20Terpadu.pdf (diakses tanggal 18 September 2015).
Hermawan, Iwan. ”Bangunan Tradisional Kampung Naga: Bentuk Kearifan Warisan Leluhur
Masyarakat Sunda”. http://perpusbalarjogja.com/main/index.php?author=%22Iwan+Hermawan%22&search=Search (diakses tanggal 18 September 2015).
Jamaludin. “Makna Simbolik Huma (Ladang) Di Masyarakat Baduy”.
http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2012/10/Makna-Simbolik-Huma-di-Masyarakat-Baduy.pdf (diakses tanggal 14 September 2015).
Saringendyanti, Etty. 2008. “Kampung Naga (The Dragon Village), Tasikmalaya in Mythology: Meaningly of the Sundanese Culture Heritage”. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/kampung_naga_tasikmalaya_dalam_mitologi.pdf (diakses tanggal 15 September 2015).
Yanto, Heri. “Etnobotani Padi Masyarakat Kampung Naga”.
http://heryantos.blogspot.com/2013/01/etnobotani-padi-masyarakat-kampung-naga.html (diakses tanggal 20 September 2015).
Kusumawati,tri, (2015). “Penetapan Kawasan kampung Naga Adat sebagai Area Preservasi atau
Isolasi.skripsi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta.
13
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri Nama Lengkap Ir. Ashadi, M.Si Jenis Kelamin Laki-Laki Program Studi Arsitektur NIDN 0325026601 Tempat, Tanggal dan Lahir Cepu, 25 Pebruari 1966 E-mail ashadihadiwinoto@yahoo.co.id No. Telepon/HP 08176028354
B. Riwayat Pendidikan S1 S2 S3 Nama Institusi UNDIP UI UNPAR Jurusan Arsitektur Antropologi Arsitektur Tahun Masuk-Lulus 1985-1991 2000-2004 2011-
C. Pemakalah Seminar Ilmiah No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
01 Semiloka Pendidikan Arsitektur : Metode Pembelajaran Yang Tepat untuk Mata Kuliah Berbasis Studio pada Jurusan Arsitektur
Konsep Perancangan Arsitektur Kontekstual : Berdasarkan Perkembangan Pemikiran Seputar Konsep Ruang dan Arsitektur
14 April 2007, Universitas Pancasila, Jakarta
02 Seminar Nasional: Reinterpretasi Identitas Arsitektur Nusantara
Religi dan Arsitektur Bangunan Peribadatan Masyarakat Jawa : Studi tentang Sinkretisme
10 Oktober 2013, Universitas Udayana, Bali
03 Seminar Nasional Arsitektur Islam III : Islam, Arsitektur dan Kesahajaan
Sinkretisme dalam Arsitektur Mesjid Menara Kudus
07 November 2013, Universitas Islam Negeri, Malang
04 Seminar dan Forum Diskusi 1 : Metodologi Penelitian Disertasi Arsitektur
Sinkretisme dalam Arsitektur Mesjid Walisanga
22 November 2013, Universitas Atmajaya, Yogyakarta
05 Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Tradisional ke-V : Teknologi di Arsitektur Nusantara dan Upaya Keberlanjutannya
Perubahan Tata Ruang Permukiman di Sekitar Mesjid Menara Kudus
27 November 2013, Medan
15
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang No Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga
Satuan Jumlah Harga
1 Buku dan Alat Tulis Catatan pengumpulan data
3 set 200.000 600.000
2 Buku Literatur Studi Literatur 2 buah 500.000 1.000.000 3 Flash Disk Penyimpanan file data 3 buah 160.000 480.000 4 Memory Card Penyimpanan foto 3 buah 215.000 645.000 5 Wifi Portable Mencari data
pendukung penelitian 1 buah 440.000 540.000
SUB TOTAL (RP) 3.180.000
2. Bahan Habis Pakai
No Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
1 Sewa Kamera Survey & eksplore objek
4 bulan/unit 200.000 800.000
2 Sewa Laptop Menyusun Laporan 4 bulan/3unit 400.000 1.200.000 3 Sewa Printer Print Artikel Ilmiah 4 bulan/unit 200.000 800.000 4 Kertas HVS Print Artikel Ilmiah 2 rim 50.000 100.000 5 Tinta Printer Print Artikel Ilmiah 2 set 400.000 800.000 6 Paket Internet Mencari data
pendukung 4 bulan 150.000 600.000
7 Penggandaan Laporan Penggadaan dan Penjilidan
10 buah 50.000 500.000
8 Souvenir Narasumber Penghargaan untuk Narasumber
5 buah 40.000 200.000
SUB TOTAL (RP) 5.000.000
3. Perjalanan
No Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
1 Tiket Kereta JKT-BDG PP 4 orang 210.000 840.000 2 Transportasi BDG-
TASIK 3 hari 4 orang 200.000 800.000
16
3 Penginapan 2 malam 4 orang 250.000 750.000 4 Konsumsi 3 hari 4 orang 170.000 680.000 SUB TOTAL (RP) 3.070.000
4. Lain-Lain
No Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
1 Seminar/Kolokium Biaya Seminar 500.000 500.000 2 Publikasi Jurnal 500.000 500.000 3 Pembuatan Banner 250.000 250.000 SUB TOTAL (Rp) 1.250.000 TOTAL (KESELURUHAN) (Rp) 12.500.000
17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama/NIM Program Studi Alokasi waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas
1 Ilfaya Ilham Burhanudin / 2014460012
Arsitektur 10 jam/minggu Analisis Data
2 Faridzal / 2014460006 Arsitektur 10 jam/minggu Survey dan Eksplor Objek
3 Risyda Afifah / 2014460018 Arsitektur 10 jam/minggu Survey dan Eksplor Objek
4 Allyssa Syifa Salsabila / 2013460004
Arsitektur 10 jam/minggu Penyusunan Laporan
top related