Un tidak ciptakan proses belajar kreatif

Post on 26-May-2015

219 Views

Category:

Education

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

the requirements for Education Psikology class

Transcript

UN TIDAK CIPTAKAN PROSES BELAJAR

KREATIF

Kelompok II

Aprilia Rosmarie Sahetapy ( 1221009 )

Beauty C Wenas ( 1221002 )

Kelvri Sinambela ( 1221006 )

Tree A Nainggolan

( 1221013 )

TRIK

Mengapa UN tidak ciptakan proses belajar

kretif?

#1

Standar nilai UN sama di seluruh Indonesia, sementara kondisi baik sarana prasarana, guru, input siswa di setiap daerah terdapat perbedaan yang sangat signifikan.

#2

Dengan dilaksanakannya nilai UN sebagai syarat kelulusan akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.

#3

Pemanfaatan Anggaran Dana yang mubadzir (sia-sia). Pelaksanaan UN menghabiskan dana yang tidak sedikit.

#4

UN merupakan penilaian yang sifatnya temporal (sesaat) dan hanya menilai 1 aspek saja, namun menentukan kelulusan.

#5

Banyak korban berjatuhan akibat pelaksanaan kebijakan UN yang kontroversial dalam beberapa tahun belakangan ini.

#6

Muncul aroma yang cukup tajam bahwa ada beberapa sekolah/madrasah yang dalam pelaksanaan UN- nya tidak fair-play alias tidak jujur.

#7

Merupakan bentuk pelecehan karena, misalnya murid SMP yang sudah belajar selama 3 tahun hanya 3 hari Ujian Nasional dilaksanakan, bagaimana kalau sikap mereka berakhlak yang buruk dan nilai UNnya bagus, pasti akan banyak oknum yang menentangnya.

#8

Ujian Nasional hanya mengujikan mata pelajaran yang rata-rata harus dikuasai siswa seperti matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan bahasa inggris.

#9

Sebagian kebijakan UN bisa melumpuhkan motivasi anak karena mereka melihat ada yang belajar bermalasan dan tidak berprestasi bisa lulus karena faktor uang.

#10

Siswa harus menyiapkan tenaga ekstra untuk mengikuti les atau bimbingan belajar.

Siswa kehilangan waktu untuk bermain. “Bermain itu penting, namun kita harus tau kapan kita harus berhenti bermain dan belajar”

Dampak UN terhadap Psikologi

Terhadap Siswa Ujian nasional juga dapat membuat siswa tertekan. Siswa pun dibuat tidak percaya diri yang pada

akhirnya mereka akan membeli soal atau kunci jawaban dari guru atau oknum lain.

 Siswa pun bisa kalah sebelum bertanding karena stress yang tinggi memikirkan standar nilai yang harus dicapai yang bisa berakibat fatal.

Standar Nilainya pun cepat naik dari tahun ke tahun sehingga siswa susah untuk beradaptasi kepada standar nilai Ujian Nasional tersebut.

melumpuhkan motivasi anak karena mereka melihat ada yang belajar bermalasan dan tidak berprestasi bisa lulus karena faktor uang.

perasaan akan adanya bahaya, kurang percaya diri, kurang tenaga/tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa konsentrasi, kesempitan jiwa, ketakutan , kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur tidak nyenyak, berdosa, terancam, dan  kebingungan/linglung.

Dampaknya UN pun bisa dilihat bagi yang tidak lulus. Pasti akan berdampak pada psikis. Entah dengan berbagai cara seperti kabur dari rumah, bunuh diri dan lain-lain. Itu dikarenakan mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka.

Tidak mau melanjutkan sekolahnya, Terjerumus ke dalam pergaulan bebas, Menjadi pribadi yang rusak, tidak punya masa depan.

Terhadap Guru, Sekolah dan Kepala Sekolah

Guru ikut stress. Sebagai akibatnya pelajaran semester 5 dan 6 diselesaikan dalam semester 5 saja sedang semester 6 untuk latihan soal saja, mengajarkan pelajaran hanya berpatokan UN saja, menasehati agar siswanya saling mencontek jawaban, dll

Tidak jujur. Bekerjasama dengan pengawas, memberi jawaban kepada siswa.

Tidak Percaya akan kemampuan dirinya sendiri dan juga siswanya.

takut kalau siswanya tidak lulus.sehingga segelintir KS sering membuat kebijakan-kebijakan negatif seperti :meminta materi KBM UN yang dilakukan semester 5 dan 6 diselesaikan pada semester 5 saja , semester 6 untuk latihan soal soal

meminta panitia dalam pembuatan nominasi ujian untuk menyebar anak-anak yang pintar pada tiap tiap ruang, sehingga tiap ruang ada anak pintarnya

ingin semua siswanya lulus ingin peringkat perolehan nilainya tinggi, naik setiap tahunnya Tidak tegas dalam menjalankan peraturan UN

Terhadap Orang tua

Beberapa orangtua ada yang panik. Memaksa anak-anak mereka bimbel,

belajar. Tidak mengajarkan anak untuk jujur. Kalau tidak lulus orang tua ada yang

menjadi malu bahkan menyalahkan anaknya sendiri.

KESIMPULAN

Dengan diadakannya UN, sesungguhnya banyak pihak- pihak yang dirugikan. Guru menjadi tidak kreatif , siswa menjadi tidak jujur, tidak berkembang, dan kurang percaya diri.

Secara psikology dapat merusak kepribadian siswa, guru, kepala sekolah dan orangtua.

UN tidak menciptakan proses belajar yang kreatif, sebaiknya UN ditiadakan. Ada baiknya sistem pendidikan di luar negri diterapkan di Indonesia yang meluluskan siswanya dengan dasar kemampuan siswanya.

Referensi

theDOCTOR.com

http://lutviaaekaa.blogspot.com

www.abkin.org

ujiannasionaldiotakku.blogspot.com

http://smacepiring.wordpress.com

top related