Translate Jurnal (Syphillis)
Post on 09-Dec-2015
49 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Prevalensi dan insiden Sifilis pada Pendonor Darah di Israel
Data dari 1.290.222 pendonor dalam 5 tahun terakhir, digunakan untuk
menganalisis prevalensi dan insiden dari sifilis. Berikut adalah tes dari pendonor
yang positif terhadap hemaglutinasi Treponema Pallidum termasuk dalam
Laboratorium Penelitian penyakit kelamin dan absorbs antibody terhadap
Treponema. Model regresi bertahap digunakan untuk mengidentifikasi serologi
sifilis yang positif. Prevalensidari sifilis mencapai 47 : 100.00, tidak ada
perbedaan antara pria dan wanita dan secara signifikan meningkat sesuai
bertambahnya umur ( P < 0,001 ). Penduduk asli Israel mepunyai prevalensi yang
rendah terhadap penyakit sifilis ( 21 : 100.00 ), sementara prevalensi lebih tinggi
ditemukan di daerah imigran dari Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Selatan
( odds rasio dari 19 : 10,8 dan 7,3, resp., P < 0,001 masing-masingnya ). Dari
33,2% dari pendonor mempunyai bukti seropositif infeksi baru, dan 66,8% post
infeksi. Insiden sekitar 8 : 100.00 orang pertahun. Koinfeksi dengan HIV, HCV
dan HBV menambah jumlah donor yang positif sekitar 8%, 1,88% dan 0,37%.
Data pendukung dibutuhkan untuk melanjutkan skrining darah pendonor di Israel
untuk sifilis dan menggunakan langkah-langkah pencegahan untuk populasi yang
beresiko, dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, keamanan darah dan
kualitas. Sebuah studi berikut untuk menilai darah pendonor seperti pengetahuan,
sikap dan rencana perilaku. Pada zaman migrasi global, informasi ini mungkin
sangat berguna untuk blood servise di seluruh dunia.
1. Pendahuluan
Sifilis adalah penyakit menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh
Treponema Pallidum, yang mana juga menular melalui plasenta selama kehamilan
dan tranfusi darah.
Meskipun nilaiskrining serologi rutin dari darah pendonor untuk sifilis
telah menjadi perdebatan akhir-akhir ini, dan komponen darah yang diinginkan itu
kurang infektif untuksifilis, transmisi melalui komponen-komponen darah masih
terjadi. Oelh karena itu, prosedur standar operasional dari penetapan darah dari
seluruh dunia termasuk kedalam rekomendasi untuk dilakukannya skrining
tersebut. Pedoman rancangan baru untuk skrining, pengujian dan penatalaksanaan
dari seluruh pendonor dan komponen-komponennya baru-baru ini disebutkan oleh
FDA.
Banyak bagian di dunia yang insiden dan prevalensi sifilisnya masih tinggi
diantara relawan dan keluarga. Disini banyak dilaporkan kelompok yang
mempunyai resiko tinggi, baik dari Negara maju maupun berkembang, ang
menunjukkan peningkatan prevalensi dan insiden sifilis.
Di Israel, tes skrining untuk sifilis dilakukan terhadap komunitas IMS
secara umum dan populasi yang mempunyai resiko tinggi, dari “ National Blood
Services” terhadap seluruh darah relawan/pendonor dan juga terhadap semua
wanita hamil. Konfirmasi tes untuk semua sampel yang positif secara khusus
dilaporkan oleh “ Central National Reference Laboratory “ dari Departemen
Kesehatan dalam penyakit kelamin, sehingga terbentuk pencatatan nasional untuk
pengawasan dan tindak lanjut.
Data dilaporkan oleh Departemen kesehatan Israel ke kantor regional
WHO di Eropa menunjukakan bahwa insiden sifilis dari polulasi umu di Israel
mencapai 2,52 ; 5,8 ; dan < 0,7 per 100.000 pada tahun 1996, 2001, dan 2005.
Meskipun insiden dari sifilis di Israel pada populasi secara umum pada tahun
2005 lebih sedikit, laporan lebih lanjut antara tahun 2004 dan 2009 pada orang
dengan resiko tinggi perilaku seksual menunjukkanpeningkatan prevalensi dan
insiden sifilis pada kelompok tertentu. Kami mempelajari mengenai prevalensi
dan insiden sifilis serta koinfeksi dengan penyakit menular lain pada darah
relawan/pendonor dari “ Israel National Magen David Adom Blood Services “
(MDABS ) mulai tahun 2005-2009 untuk menilai penyebab dari penyakit menular
seksual terhadap populasi ini.
2. Bahan dan Metode Penelitian
2.1 Populasi Penelitian.
Seluruh pendonor darah di Israel yang merupakan sukarelawan yang tidak
dibayar. Pendonor dikumpulkan melalui kendaraan donor darah atau ruangan
donor darah. Sebelum donasi, pendonor mengisi kuesioner riwayat kesehatan,
yang meliputi usia, jenis kelamin, negara kelahiran, dan tahun imigrasi (jika masih
berlaku), dan pertanyaan-pertanyaan yang fokus pada kesehatan umum pendonor,
gaya hidup dan perilaku yang berisiko, diikuti dengan wawancara pribadi singkat,
tekanan darah dan pengukuran hemoglobin, dan pemeriksaan fisik. Pendonor
dapat didiskualifikasi dan dikeluarkan dari donasi berdasarkan tulisan mereka dan
jawaban-jawaban verbal atau informasi sebelumnya di data dasar MDABS.
Kriteria eksklusi yang relevan meliputi, dikeluarkan secara permanen jika
diketahui menderita hepatitis atau HIV, berdasarkan uji sebelumnya atau laporan
pribadi, pria yang pernah melakukan hubungan seks dengan pria (MSM) sejak
tahun 1977, dan orang-orang yang diberikan uang untuk seks (pekerja seks).
Dikeluarkan sementara selama 12 bulan meliputi pendonor yang berobat untuk
sifilis atau gonore dalam tahun sebelumnya dan mereka yang pernah melakukan
hubungan seks dengan orang-orang yang telah disebutkan di atas [7]. Penelitian
ini menggunakan data rekam medis pendonor MDA Blood Services untuk periode
2005-2009.
2.2. Uji Laboratorium
2.2.1. Skrining untuk Sifilis (lihat Gambar 1).
Uji ini sudah dilakukan menggunakan serologi spesifik Treponema Pallidum
hemagglutination assay (TPHA) dari uji hemaglutinasi autoindirek Biokit-
Syphagen TPHA (Biokit, Barcelona, Spanyol), dilakukan pada alat pen-tipe-an
darah Olympus PK 7200 (Olympus, Jepang). Tiap sampel reaktif awal telah diuji
lebih jauh dalam dua sampel yang identik, berdasarkan instruksi. Jika dua dari tiga
menunjukkan hasil yang positif (Repeat Reactive), unit tersebut dikeluarkan dan
sampel dikirim ke National Reference Laboratory for Venereal Diseases of the
Israeli Ministry of Health untuk uji konfirmasi serologis menggunakan uji
hemaglutinasi TPHA yang berbeda, uji treponemal non-spesifik Venereal Disease
Research Laboratory (VDRL), menggunakan Antigen BD VDRL (Becton
Dickinson, USA), dan uji fluorescent Treponemal absorption (FTA-ABS) dengan
Trepo-Spot IF, Fluoline H (Biomerieux France).
Berdasarkan hasil konfirmasi, pendonor dapat digolongkan menjadi:
(a) “Infeksi Aktif/ Baru”: jika hasil konfirmasi adalah salah satu dari berikut
ini: VDRL+ TPHA+ FTA+; VDRL- TPHA- FTA+; VDRL+ TPHA- FTA+
atau VDRL+ TPHA+ FTA-, pendonor belum diobati dan oleh karena itu
mungkin bisa menjadi penyebab infeksi [26];
(b) “Scar Serologis/ Infeksi yang lalu”: jika hasil konfirmasi adalah VDRL-
TPHA+ FTA+
Uji tersebut digolongkan sebagai positif palsu ketika VDRL- TPHA+ dan
FTA-.
Prevalensi adalah jumlah pendonor dengan TPHA positif dari total populasi
pendonor. Insidens adalah jumlah pendonor dengan TPHA positif baru dari total
populasi pendonor. Serokonversi adalah ketika donasi didapatkan seronegatif
tetapi ketika diulang memberikan hasil reaksi konfirmasi seropositif.
2.2.2. Skrining untuk Virus-Virus Lain yang Bertransmisi Melalui Transfusi
Uji ini dilakukan di laboratorium MDABS menggunakan
chemiluminescentimmunoassay untuk human immunodeficiency virus (HIV),
hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), dan human T-lymphotropic virus (HTLV)
(Prism, Abbott laboratories, USA), dan Individual Unit Nucleic Acid Testing (ID-
NAT) untuk HIV, HBV, dan HCV menggunakan Procleix Ultrio (Novartis, USA).
2.3. Analisis Statistik.
Seroprevalensi adalah proporsi dari serologis pendonor yang sudah
dikonfirmasi positif dari jumlah total pendonor dan diberikan 95% confidence
intervals.
Angka serokonversi tiap 100.000 orang tiap tahun dihitung dari jumlah
pendonor yang di-serokonversi, dibagi dengan jumlah total orang tiap tahunnya
yang melakukan donasi, dikali dengan 100.000.
Perbandingan proporsi dilakukan dengan perkiraan normal. Uji chi-square
digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel kategori.
Dua model dari regresi logistik digunakan untuk menginvestigasi variabel-
variabel yang berhubungan dengan seropositif total (Ya/Tidak) dan infeksi baru
(Ya/Tidak). Kami memperkirakan model tersebut dengan variabel-variabel yang
menjelaskannya: usia, negara kelahiran (dikelompokkan menjadi kelahiran Israel,
Eropa Timur, dan negara-negara pendiri USSR, Eropa Barat, Amerika Utara, dan
Oceania, Afrika, Asia, dan Amerika Selatan), tahun imigrasi (sama dengan 1
untuk tahun imigrasi ≥ 1990 dan 0 untuk sebelum 1990), dan interaksi 2 jalur
antara tahun imigrasi dan kelompok negara. Kelompok negara adalah variabel
kategori, dengan Israel sebagai kategori referensi untuk setiap lima kelompok
negara lainnya. Kami menggunakan metode yang bergantung pada keadaan
mendatang untuk menyeleksi variabel. Nilai P untuk variabel-variabel yang
signifikan, dan perkiraan odds ratio dengan confidence intervals 95%.
3. Hasil
Data yang dianalisis meliputi total dari 1.290.222 donasi darah,
dikumpulkan dari 605.549 pendonor, dengan rata-rata 2,1 unit/donor (rentang 1-
57). 69% pendonor adalah pria dan 31% pendonor adalah wanita. Usia rata-rata
pendonor adalah 33 ± 12,4 tahun. 79% pendonor darah lahir di Israel, dan 21%
merupakan emigrasi dari negara lain (Tabel 1).
Dari 605.549 pendonor pada tahun 2005-2009, didapatkan 283 seropositif,
menunjukkan prevalensi 47 tiap 100.000 orang. Angka prevalensi adalah seluruh
pendonor seropositif sifilis (dengan infeksi baru dan infeksi yang lalu) yang
dianalisis dari jenis kelamin, usia, asal negara, dan tahun imigrasi ke Israel
diterangkan dalam Tabel 1.
Laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi yang hampir sama untuk
sifilis, masing-masing 45 dan 49 per 100.000 . Ada Kenaikan signifikan (𝑃 <0,001) pada prevalensi sifilis berdasarkan usia: usia donor 45 tahun dan lebih
tua, yang menyumbangkan sekitar seperlima dari total jumlah, terdiri 36,7 % dari
hasil seropositif. Tingkat prevalensi yaitu masing-masing 7.4, 6.5, dan 3.7 kali
lebih tinggi pada donor usia 45 atau lebih tua, 35-44, dan 25-35 tahun, masing-
masing, dibandingkan dengan usia 24 tahun. Ketika dianalisis dengan negara
asal, tingkat tertinggi dari seropositif terdeteksi di donor yang lahir di Timur
Eropa dan Afrika (192 per 100.000 dan 178 per 100.000 responden), bila
dibandingkan dengan penduduk asli Israel.
Sembilan puluh empat dari 283 donor dengan seropositif (33%),
didiagnosis sebagai Infeksi baru oleh National ReferenceLaboratory for Venereal
Diseases, dan 189 dari 283 (67%) yang didefinisikan sebagai Infeksi pada masa
lampau / berdasarkan serologis Scars. Distribusi seropositif antara donor pada
kasus baru atau kasus dengan infeksi lama serupa antara kedua kelompok (Tabel
2), berikut ulasan riwayat penyakit donor dan kuesionermodel regresi logistik
(Tabel 3) memungkinkan identifikasidari kontribusi marjinal faktor penentu
atasuntuk risiko seropositif, baik infeksi secara keseluruhan atau infeksi baru.
Umur meningkatkan risiko sifilis pada populasi tertentu donor darah
(mengontrol variabel lain dalammodel). Setiap tahun tambahan usia
menambahkan 6% untuk risikobaik jumlah seropositif atau infeksi baru (rasio
odds =1,06, 𝑃 <0,001). Tahun adanya imigrasi (di atas dan di bawah 1990) dan
negara imigrasi juga memiliki hubungan yang signifikan.L ebih khusus, imigran
baru (tahun imigrasi≥ 1990) dari Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Selatan
memilikirisiko secara signifikan lebih tinggi untuk sifilis (dengan odds rasio
19.0,10.8, dan 7.3, resp dengan 𝑃 <0,001 untuk masing-masingnya) dibandingkan
dengan pendonosr kelahiran Israel dan orang-orang tersebut berimigrasi sebelum
1990.Hasil yang sama disajikan untuk infeksi yang baru.Insiden berdasarkan
tahun disajikan pada Gambar 2.
Koinfeksi dari seropositif untuk sifilis dengan penyakit yang dapat
ditularkan lewat donor darah ditemukan: 2 dari 25 Donor HIV-positif memiliki
seropositif untuk sifilis (8%), dibandingkan dengan 0,046% di antara donor darah
HIV-negatif (𝑃 <0,001). Selain itu, 0,37% dan 1,88% dari donor positif untuk
hepatitis B dan C juga positif sifilis, dibandingkan dengan 0,046 dan 0,045%
antara donor yang negatif untuk virus hepatitis ini (𝑃 <0,001).
4. Diskusi
penelitian sebelumnya dari prevalensi sifilis di Israel sebagian besar
dialami orang-orang dengan perilaku seksual berisiko tinggi, seperti pekerja seks.
Hanya dalam satu penelitian, dilaporkan pada tahun 2005 dan dilakukan di yang
daerah terbatas, insiden yang rendah 0,7 kasus sifilis di antara 100.000 populasi
[21].Donor darah sukarela dianggap sebagai populasi terpilih, karena mereka di
screening untuk penyakit sebelumnya dan perilaku seksual, baik oleh kuesioner
rinci dan selama wawancara pribadi sebelum sumbangan. Namun, karena donor
darah dilakukan oleh semua warga negara, maka perlu memperbarui mengenai
insiden dan prevalensi sifilis pada populasi ini. Data pada tahun 2005-2009
menunjukkan prevalensi 47 per 100.000, 33% didiagnosis sebai infeksi saat ini
dan 67% infeksi pada masa lampau/ “serological scars”, sebagai tambahan
ditemukan Insiden 8 dari 100.000 orang pertahun ditemukan, dengan
peningkatan 11,4 pada tahun 2005. Tiga variable utama pada penelitian kami
secara statistic berhubungan antara factor risiko seropositif (baik untuk kelompok
infeksi secara keseluruhan atau infeksi baru) dengan usia donosr, asal negara, dan
waktu berimigrasi ke Israel. Prevalensi dari sifilis meningkat berdasarkan usia.
Pendonor dengan usia 35-44 tahun dan > 45 tahun memiliki risiko 6.5 dan 7.4 kali
lebih besar menderita sifilis, bila dibandingkan donor dengan usia 24 tahun atau
kurang.Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang menemukan peningkatan
sifilis primer atau sekunder pada dewasa di USA seiring dengan penambahan
umur. [27, 28].
Negara daerah asal dan waktu imigrasi. Israel merupakan Negara yang
menampung imigran yahudi dari berbagai Negara. Dari tahun 1990 sampai
2001 lebih dari 900.000 imigran datang ke Israel ( 13% dari total penduduk
Israel. Kebanyakan berasal dari Uni Soviet dan Afrika [29]. Penelitian kami
menyatakan bahwa imigran baru dari Afrika dan eropa timur yang tiba setelah
tahun 1990 memiliki risiko masing masing 19 dan 10.8 kali lebih besar untuk
seropositif sifilis dibandingkan pendonor yang lahirn di Israel. Penelitian serupa
untuk prevalensi pada Negara asal tersebut, yang dilaporkan oleh Israeli MOH
[30] dan pada tahun 2001 oleh WHO. [21]. Hasil ini sesuai dengan tingginya
insiden sifilis pada Negara komunis di Eropa timur, dengan angka kejadian
masing-masing 262, 245, 150 kasus per 100.000 untuk Federasi Rusia,
Kazakhstan, dan ukraina [21], Data yang di publikasi dari Afrika pada tahun
2001 tingkat infeksi yakni 1000. 300-400, dan 100-200 kasus per 100.000 sampel
di Zambia, Kenya, dan Benin [31].
Penelitian ini juga mencari hubungan sifilis dengan penyakit lain yang
ditularkan lewat transfuse darah, misalnya HIV, hepatitis B dan C, dibandingkan
dengan donor dengan sifilis negative .
Disebutkan bahwa 62% dari unit yang yang didonasikan oleh penduduk
asli , memiliki risiko rendah untuk infeksi baru. Penelitian yang akan datang
direncanakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan prilaku dari pendonor.
Hal ini meningkatkan kesehatan masyarakat.
top related