TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA TAHUN 2013
Post on 25-Oct-2015
735 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG
PALANGKA RAYA TAHUN 2013
(PENELITIAN DESKIRIPTIF)
OLEH:YUERNY UTAMY
NIM:2010.A.01.0049
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANTAHUN 2013
i
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG
PALANGKA RAYA TAHUN 2013
(PENELITIAN DESKIRIPTIF)
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Pada ProgramStudi DIII Kebidanan diSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Eka Harap Palangka Raya
OLEH:YUERNY UTAMY
NIM:2010.A.01.0049
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANTAHUN 2013
i
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah/ berjanji bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri
dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Palangka Raya, Agustus 2013
Yang Menyatakan,
YUERNY UTAMY
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Ini telah disetujui untuk di uji
Tanggal, Agustus 2013
Oleh:
PEMBIMBING
AMALIA MUSTIKAWATI, SST
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi
Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2013.
Nama : Yuerny Utamy
NIM : 2010. A. 01. 0049
Karya Tulis Ilmiah Ini telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal, Agustus 2013
PANITIA PENGUJI
Ketua : Winarti Tri Wijayanti, SSi. T (.....................................)
Anggota : Amalia Mustikawati, SST (.....................................)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
(Sarah H. Rintuh S.Pd)
iv
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB implant Tentang Alat Kontrasepsi
Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2013.
Nama : Yuerny Utamy
NIM : 2010. A. 01. 0049
Karya Tulis Ilmiah Ini Ini telah Di Uji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal, Agustus 2013
PANITIA PENGUJI
Ketua : Winarti Tri Wijayanti, SSi. T (.....................................)
Anggota Amalia Mustikawati, SST (.....................................)
Ketua STIKES Ketua Prodi DIII Kebidanan
(Dra. Mariaty Darmawan, MM ) (Sarah. H. Rintuh, S.Pd)
v
MOTTO
vi
MOTTO
Janganlah terus menyesali
kegagalan, yang terpenting
bukan seberapa banyak
kegagalan itu, tetapi seberapa
banyak kita mampu bangkit
kembali…
Karena
Di balik kesulitan itu ada
kemudahan
Esok akan merekah bunga yang
harum mengusir kesedihan
menjadi penghibur hati…
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi
Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun
2013 tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Mariaty Darmawan, MM selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Sarah H. Rintuh, S.Pd selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3. Amalia Mustikawati, SST selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran dengan penuh kesabaran
selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh staf pengajar Jurusan prodi DIII-Kebidanan yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan selama ini.
5. Kedua Orang tua dan Adik – adik Saya yang selama ini telah memberikan
dukungan, kasih sayang serta doa.
6. Teman – teman jurusan DIII-Kebidanan Angkatan I dan semua pihak yang telah
banyak memberikan dukungan semangat pada penulis dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
vii
7. Tempat penelitian yaitu Puskesmas Panarung Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada saya untuk untuk
melakukan penelitian.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Kebidanan.
.
Palangka Raya, Agustus 2013
Peneliti
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan segenap ketulusan kupersembahkan ucapan
terima kasih dengan cinta dan kasih sayang yang tiada
terkira bagimu:
Tuhan Yesus dengan berkat dan karuniaMu serta
pernyataanMu di sepanjang hidupku dan Tidak
pernah meninggalkan Ku walau dalam keadaan
apapun.
Kepada Papah dan Mamah atas kasih sayang,
dukungan dan do’anya. Kalian adalah orang yang
sempurna bagiku dari kecil hingga sampai saat ini
yang selalu sabar dan tiada lelah mendidik dan
membimbing ku dengan setia.
Kedua adik – adik ku yaitu Dicky dan Vegy terima
kasih atas supportnya aku sayang sama kalian
semua, aku sayang kalian.
Sahabatku Bocor Dika dan Bocor Yomi, Eping,
Widari, Nia, Ririn, Yuyun, Iin, Novia (Inyong) yang
selalu menemaniku dalam suka duka, dan yang
INTISARI
Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya
Oleh: Yuerny Utamy
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel pserma. Kontrasepsi Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah PUS yang paling terbanyak adalah di Puskesmas Panarung yaitu dengan jumlah PUS 10.214 pasangan dari jumlah PUS Kota Palangka Raya 40.914 pasangan, dengan jumlah peserta KB baru 1.489 peserta (14,6%), dan KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsinya di puskesmas Panarung yaitu KB pil 49,3%, suntik 42,7%, implan 3,1%, IUD 2,3%, MOP 0,0%, dan MOW 2,8%. Dari data proporsi peserta KB aktif kontrasepsi implant tersebut, puskesmas Panarung menduduki urutan nomor tiga paling rendah perserta KB implant yaitu dengan jumlah peserta 165 (3,1%) peserta. Sehingga peneliti mengambil kesimpulan dimana untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan atau komunikasi secara langsung dengan sekelompok ibu Aseptor KB Implant dengan tujuan memberikan informasi serta edukasi tentang Alat Kontrasepsi Implant. Dengan adanya perencanaan tersebut diharapkan ibu Aseptor KB Implant dapat lebih mengetahui dan mengerti tentang Alat Kontrasepsi Implant. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu 165 akseptor KB Implant dengan jumlah sampel 30 responden, tekhnik sampling yang digunakan non probability sampling (accidental sampling). Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penyajian hasil menggunakan diagram dan presentase. Data di analisis menggunakan editing, coding, scoring, dan tabulating.
Hasil penelitian dapat disimpulkan dari 30 reapondens sebagian besar responden tingkat pengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%) sebagian kecil dari responden berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %). Respondens rata – rata berpendidikan SMA.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, PUS dan Alat Kontrasepsi Implant
Literatur : 13 Buku, dari tahun 2002 – 2010
x
ABSTRACT
Knowledge level Acceptor KB Implant Contraceptive Implants On The Health Clinic Panarung Palangkaraya
By: Yuerny Utamy
Contraception is to avoid or prevent the occurrence of pregnancy as a result of a meeting between the egg and cell pserma. Implant contraception is a contraceptive device that contains levonorgetrel silastik capsules wrapped in silicon and silicon polidymetri disusukan under the skin. PUS is the most highest amount is in Puskesmas Panarung ie the number of total PUS 10,214 couples Palangkaraya City 40 914 pairs, the number of new family planning acceptors 1,489 participants (14.6%), and KB Active 5,268 participants (51.6%). KB active participants in health centers by type of contraceptive pill KB Panarung ie 49.3%, 42.7% injectable, implantable 3.1%, 2.3% IUD, MOP 0.0%, and 2.8% MOW. From the data the proportion of active participants KB contraceptive implant, the clinic Panarung three ranks lowest number of participants KB implant with the number of participants is 165 (3.1%) participants. So the researchers concluded that to solve the problem is by approach or communicate directly with a group of mothers with the aim acceptor KB Implants provide information and education about Contraceptive Implant. With the expected mother is planning acceptors KB Implants can better know and understand about the Contraceptive Implant. To find out the level of knowledge of family planning acceptors mother of Implant Contraceptive Implants in district health centers Pahandut Panarung Palangkaraya.
This study uses descriptive. The population in this study is 165 implant acceptors with a sample of 30 respondents, the sampling technique used non-probability sampling (accidental sampling). Collecting data using questionnaires. Presentation of the results using charts and percentages. Data were analyzed using the editing, coding, scoring, and tabulating.
It can be concluded from the 30 most respondents reapondens enough knowledge level that is 14 respondents (50%) fraction of the less knowledgeable respondents ie 10 respondents (33%), while respondents were knowledgeable both the 5 respondents (17%). Respondens average - average high school educated.
Keywords: Knowledge Level, PUS and Contraceptive Implant
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUARHALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................................iSURAT PERNYATAAN............................................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH...........................ivPENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH..............................................................vMOTTO.......................................................................................................................viKATA PENGANTAR..............................................................................................viiLEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................................ixINTISARI.....................................................................................................................xDAFTAR ISI..............................................................................................................xiiDAFTAR BAGAN....................................................................................................xiiiDAFTAR TABEL......................................................................................................xivDAFTAR DIAGRAM................................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xviBAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................11.1 Latar Belakang..................................................................................................11.2 Rumusan Masalah.............................................................................................41.3 Tujuan...............................................................................................................51.3.1 Tujuan umum....................................................................................................51.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................51.4 Manfaat Penelitian............................................................................................51.4.1 Teoritis..............................................................................................................51.4.2 Praktis................................................................................................................5BAB II TINJAUAN PUSAKA.....................................................................................72.1 Tinjauan Konsep Dasar Pengetahuan................................................................72.1.1 Pengertian Pengetahuan....................................................................................72.1.2 Tingkat Pengetahuan.........................................................................................72.2 Tinjauan Konsep Dasar Keluarga berencana..................................................112.2.1 Pengertian keluarga Berencana.......................................................................112.2.2 Tujuan Keluarga Berencana............................................................................122.2.3 Sasaran Program KB.......................................................................................122.2.4 Ruang lingkup Program KB............................................................................132.2.5 Manfaat Usaha KB di Pandang dari Segi Kesehatan......................................132.2.6 Aseptor KB......................................................................................................132.3 Tinjauan Konsep Dasar Kontrasepsi...............................................................142.3.2 Pengertian kontrasepsi....................................................................................142.3.2 Metode Kontrasepsi Implant...........................................................................15BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................19
xii
3.1 Desain Penelitian.............................................................................................193.2 Kerangka kerja................................................................................................193.3 Identifikasi Variabel........................................................................................213.4 Definisi Operasional........................................................................................213.5 Populasi, Sampel, dan Sampling.....................................................................303.5.1 Populasi...........................................................................................................303.5.1 Sampel.............................................................................................................303.5.2 Sampling.........................................................................................................313.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data..............................................................323.6.1 Pengumpulan Data..........................................................................................323.6.2 Analisa Data....................................................................................................333.7 Keterbatasan....................................................................................................353.8 Etika Penelitian...............................................................................................353.8.1 Informed consent.............................................................................................353.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)................................................................................353.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality).........................................................................36BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................374.1 Hasil Penelitian...............................................................................................374.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian.......................................................................374.1.1 Data Umum.....................................................................................................384.1.2 Data Khusus....................................................................................................404.2.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Pengertian Implant Di
Puskesmas Panarung Palangka Raya..............................................................444.2.2 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Keuntungan
Atau Manfaat Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya.....................454.2.3 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau
Efek Samping Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya...................464.2.4 Tingkat Pengetahuan Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi
Implant............................................................................................................46BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................485.1 Kesimpulan.....................................................................................................485.2 Saran................................................................................................................495.2.1 Bagi Aseptor KB Implant................................................................................495.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................................49
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.4.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.........................................................................................18
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KBImplant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka Raya.................................20
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya..................................29
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Umur Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................................38
Diagram 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................................39
Diagram 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................39
Diagram 4.4. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant tentang Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.........40
Diagram 4.5 Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant Tentang Pengertian Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya Agustus 2013......................................................................................41
Diagram 4.6 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden keuntungan atau manfaat Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013......................................................................................41
Diagram 4.7 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden kerugian atau efek samping Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013......................................................................................42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1 Permohonan Menjadi Responden
2 Formulir Persetujuan Responden
3 Kuesioner
4 Lembar Konsultasi
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari bahasa kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan”
atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan
antara sel telur dan sel pserma.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya Metode kontrasepsi implant
yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia pada saat ini, nampaknya mulai
diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun banyak perempuan
mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak
hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan
mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai
faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang
direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya dan lingkungan serta
orang tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan program
KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi (Prawirohardjo , 2010)
Pada tahun 2011 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kalimantan Tengah
sebanyak 429.953 pasangan, dengan peserta KB baru 92.803 peserta (21,6%) dan
peserta KB aktif 340.982 peserta (79,3%). Sebagian besar peserta KB aktif tersebut
menggunakan alat kontrasepsi hormonal suntik dan pil dan alat kontrasepsi terendah
adalah kondom, implan, dan IUD, berdasarkan presentasi jumlah akseptor KB yaitu
1
2
KB pil 38,1%, suntik 41,8%, implan 9,8%, IUD 2,1%, MOP 0,2%, dan MOW 1,1%
dari data stastistik proporsi peserta KB menurut jenis kontrasepsinya. (sumber :
BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah 2011).
Peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi berdasarkan jumlah hasil pendataan
tingkat puskesmas Kabupaten atau Kota Palangka Raya, yaitu KB pil 43,8%, suntik
42,7%, implan 5,4%, IUD 3,8%, MOP 0,1%, dan MOW 1,7%, dari jumlah PUS
40.914 pasangan. 66,0%). (sumber : BPP dan KB)
Jumlah peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Kecamatan dan Puskesmas di
Kota Palangka Raya tahun 2011 yaitu di Kecamatan Pahandut ada dua Puskesmas
yakni Puskesmas Pahandut dengan jumlah PUS 5.947 pasang, jumlah peserta KB
baru 904 peserta (15,2%), dan KB Aktif 5.569 peserta (93,6%). Sedangkan di
puskesmas Panarung dengan jumlah PUS 10.214 pasang, jumlah peserta KB baru
1.489 peserta (14,6%), dan KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Di Kecamatan Jekan
Raya ada empat Puskesmas yakni Puskesmas Menteng dengan jumlah PUS 7.550
pasangan, jumlah peserta KB baru 1.435 peserta (19,0%), dan KB Aktif 2.860 peserta
(37,9%). Di Puskesmas Bukit Hindu jumlah PUS 4.865 pasangan, jumlah peserta KB
baru 296 peserta (6,1%), dan KB Aktif 3.464 peserta (71,2%). Di Puskesmas Kayon
jumlah PUS 4.071 pasangan, jumlah peserta KB baru 438 peserta (10,8%), dan KB
Aktif 3.095 peserta (76,0%). Sedangkan di Puskesmas Jekan Raya jumlah PUS 2.062
pasangan, jumlah peserta KB baru 726 peserta (35,2%), dan KB Aktif 2.062 peserta
(100%). Dikecamatan Sebangau ada dua puskesmas yakni Puskesmas Kalampangan
dengan jumlah PUS 1.123 pasangan, jumlah peserta KB baru 399 peserta (35,5%),
dan KB Aktif 1.365 peserta (121,5%). Sedangkan di Puskesmas Kereng Bangkirai
jumlah PUS 1.885 pasangan, jumlah peserta KB baru 431 peserta (22,9%), dan KB
3
Aktif 842 peserta (44,7%). Di kecamatan Bukit Batu puskesmas Tangkiling jumlah
PUS 2.584 pasangan, jumlah peserta KB baru 513 peserta (19,9%), dan KB Aktif
1.979 peserta (76,6%). Dan dikecamatan Rakumpit di Puskesmas Rakumpit jumlah
PUS 613 pasangan, jumlah peserta KB baru 176 peserta (28,7%), dan KB Aktif 502
peserta (81,9%). (sumber : BPP dan KB)
Dari data tersebut jumlah PUS yang paling terbanyak adalah di Puskesmas
Panarung yaitu dengan jumlah PUS 10.214 pasangan dari jumlah PUS Kota Palangka
Raya 40.914 pasangan, dengan jumlah peserta KB baru 1.489 peserta (14,6%), dan
KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsinya di
puskesamas Panarung yaitu KB pil 49,3%, suntik 42,7%, implan 3,1%, IUD 2,3%,
MOP 0,0%, dan MOW 2,8%.
Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi implant di puskesmas kota
Palangka Raya yaitu Puskesmas Pahandut perserta aktif KB implant 212 (3,8%)
peserta, Puskesmas Panarung perserta akrif KB implant165 (3,1%) peserta,
Puskesmas Menteng perserta aktif KB implant 112 (3,9%) peserta, Puskesmas Bukit
Hindu perserta akif KB implant 221 (6,4%) peserta, Puskesmas Kayon perserta aktif
KB implant Kalampangan 133 (9,7%) peserta, Puskesmas Kereng Pangi perserta akif
KB implant 134 (15,9%) peserta, Puskesmas Tangkiling perserta aktif KB implant
298 (15,1%) peserta, dan Puskesmas Rakumpit perserta aktif KB implant 132
(26,3%) peserta. Dari data proporsi peserta KB aktif kontrasepsi implant tersebut,
puskesmas Panarung menduduki urutan nomor tiga paling rendah perserta KB
implant yaitu dengan jumlah peserta 165 (3,1%) peserta. (sumber : BPP dan KB)
4
Dilihat dari masalah tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa Tingkat
Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant masih
kurang. Sehingga peneliti mengambil kesimpulan dimana untuk memecahkan
masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan atau komunikasi secara
langsung dengan sekelompok ibu Aseptor KB Implant dengan tujuan memberikan
informasi serta edukasi tentang Alat Kontrasepsi Implant. Dengan adanya
perencanaan tersebut diharapkan ibu Aseptor KB Implant dapat lebih mengetahui dan
mengerti tentang Alat Kontrasepsi Implant. Karena secara umum (KB) dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa
sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah, serta keluarganya yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan
suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan
untuk mengakhiri kehamilan.
Sehingga dari data yang diperoleh diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Bagaimana tingkat pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi
Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yakni Bagaimana tingkat pengetahuanibu Aseptor KB
Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan
Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.
5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat
Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka
RayaProvinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang
Pengertian Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya.
2. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang manfaat
atau keuntungan Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Palangka
Raya.
3. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang efek
samping atau kerugian Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung
Palangka Raya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memperkuat teori-teori yang
sudah ada,serta menemukan adanya teori baru.
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam
penelitian selanjutnya dan dapat di gunakan sebagai bahan menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
6
1.4.2.2 Tempat Penelitian
Sebagai masukan dan sumber informasi serta wawasan untuk meningkatkan
pelayanan kepada Akseptor KB Implant yang berada di Puskesmas Panarung
Palangka Raya serta untuk lebih berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan
Akseptor KB tentang Implant.
1.4.2.3 Responden
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya
ibu untuk mengetahui tentang Alat kontrasepsi Implant.
1.4.2.4 Penelitian
Meningkatkan ilmu pengetahuan dan memperoleh pengalaman untuk
melakukan penelitian lapangan, dan sebagai motifasi peneliti untuk lebih baik lagi
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1 Tinjauan Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Usaha manusia memperoleh pengetahuan dengan beberapa cara antara lain
ialah bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu terhadap permasalahan
tersebut. Jika dengan cara tersebut belum ditemukan suatu jawaban yang memuaskan,
maka jawaban atas pertanyaan dan permasalahannya diusahakan melalui akal sehat,
intuisi, prasangka atau coba-coba. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan sebagaimana diatas belum disebut sebagai cara ilmiah, mengingat dalam
proses memperoleh pengetahuan tidak melalui aplikasi logika yang disebut penalaran
(Hassan, 2003 ; 3).
Berdasarkan prosedur berpikir secara ilmiah, penalaran dapat dilakukan dengan
dua macam prosedur logika, yaitu prosedur dedukasi dan prosedur induksi. Prosedur
deduksi berpangkal dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diyakini dan
berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang lebih khusus. Sedangkan
pada prosedur induksi penalaran berpangkal pada proposisi khusus sebagai suatu
hasil pengamatan empirik yang berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum. (Kartono, 2001 ; 35).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
2.1.2.1 Tahu (know)
Tahu (know) merupakan pemahaman subyek atas ilmu pengetahuan yang telah
dipelajari sebelumnya.
7
8
2.1.2.2 Memahami (comprehension)
Memahami (comprehension) merupakan pemahaman terhadap obyek ilmu
pengetahuan yang ditunjukkan dengan kemampuan menjelaskan dan menerangkan
tentang ilmu pengetahuan yang diperoleh.
2.1.2.3 2.1.2.3 Aplikasi ( application)
Aplikasi (application) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu
pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan menggunakan (mengaplikasikan)
dalam kehidupan sehari – hari.
2.1.2.4 Analisis (analysis)
Analisis (analysis) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu
pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan mengklasifikasikan atau membeda
– bedakan, unsur – unsur yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimaksud.
2.1.2.5 Sintesis (sintesis)
Sintesis (sintesis) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu
pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari – hari.
2.1.2.6 Evaluasi (evaluasion)
Evaluasi (evaluasion) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu
pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap
pengetahuan yang dimaksud dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam menilai tingkat pengetahuan ada beberapa pengukuran dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dan
subjek penelitian atau responden dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan
9
rumusan kalimat pertanyaan tahapan pengetahuan seseorang mamiliki tiga tingkatan
yang berdasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut (Nursalam, 2008 : 5).
1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilai ≥ 75%
2. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya ≥56 – 74%
3. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≥55
Cara menentukan kategori dari tingkat pengetahuan yaitu dengan menentukan
perolehan nilai seperti :
Benar 1 : 25
Benar 2 : 50
Benar 3 : 75
Benar 4 : 100
Kemudian skor yang didapat dibagi skor total dikali 100 sehingga dapat ditentukan
tingkat pengetahuan asetor KB implant tentang KB Implant dengan rumus :
N= SpSm
×100
Keterangan :
Sp = skor yang didapat
Sm = skor yang tertinggi/total
N = nilai pengetahuan
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.1.3.1 Usia
Usia adalah lama seseorang hidup yang dapat dikelompokan menjadi tiga
umur < 20 tahun, 20 – 35 tahun. Dimana umur adalah waktu hidup sejak dilahirkan
(Notoatmodjo, 2003 : 36).
10
2.1.3.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan jenjang dari tingkat pengetahuan seseorang agar
dapat ,menangkap berbagai ilmu mulai dari memahami, mengetahui, mengerti, dan
memahami berdasarkan tingkat atas SMA dan perguruan tinggi pendidikan seseorang
semakin baik pula tingkat pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2003 : 26).
2.3.3.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah profesi yang dijalani sekarang ada 2 kategori yaitu bekerja
dan tidak bekerja, dimana bekerja meliputi PNS, swasta, wiraswasta, dan tidak
bekerja seperti IRT sebagai sumber dari penghasilan dan merupakan pengelolaan
pendapatan sebagai penggolongan masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi.
(Notoatmodjo, 2003 : 26).
2.3.3.4 Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. (Notoatmodjo,
2003 : 26).
2.3.3.5 Kebudayaan dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran
apakah yang harus dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. (Notoatmodjo, 2003 : 26).
11
2.3.3.6 Media Massa atau informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
(Notoatmodjo, 2003 : 26).
2.3.3.7 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbale balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu. (Notoatmodjo, 2003 : 26).
2.2 Tinjauan Konsep Dasar Keluarga berencana
2.2.1 Pengertian keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto,
2004; 27). Keluarga Berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Dan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk
Indonesia.
1. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
12
3. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan.
4. Mengatur interval diantara kehamilan.
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.
6. Menentukan jumlah anakdalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26)
Salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan
nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI,
1999; 1).
2.2.2 Tujuan Keluarga Berencana
1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2.2.3 Sasaran Program KB
1. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan
cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
2. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera(Handayani,2010; 29).
13
2.2.4 Ruang lingkup Program KB
Menurut Handayani (2010:29) ruang lingkup program KB, meliputi:
1. Komunikasi informasi dan edukasi.
2. Konseling.
3. Pelayanan infertilitas.
4. Pendidikan seks.
5. Konsultasi praperkawinan dan konsultasi perkawinan.
6. Konsultasi genetik
2.2.5 Manfaat Usaha KB di Pandang dari Segi Kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan
yang dialami wanita.
2.2.6 Aseptor KB
Aseptor KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang salah seorang dari padanya
menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk mencegah
kehamilan baik melalui program atau nonprogram, sedangkan aseptor adalah orang
yang menerima serta mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana
proses disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak waktu
kelahiran. (Sarwono, 2003 : 511).
2.2.6.1 Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia
yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan. Kriteria
kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang
14
tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena
pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi.
2.2.6.2 Fase mengatur / menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4
tahun. Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi
karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3 -
4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
2.2.6.3 Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamillagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak.Di
samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi.
2.3 Tinjauan Konsep Dasar Kontrasepsi
2.3.2 Pengertian kontrasepsi
1. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha
usaha itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanent. (wiknjosastro
hanifa : 2008)
2. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan
kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual
(Saifuddin, 2010 : U-46)
3. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan
kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).
15
4. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan
sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)
5. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 :
905).
6. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuanantaraseltelur yang matangdenganspermatersebut (BKKN, 1996
: 21).
2.3.2 Metode Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004).
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang
dibungkus dalam kapsul silastik silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah
kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing
masing kapsul panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg
levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul
levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil
atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009)
2.3.2.1 Jenis Implant
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
16
2. Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
3. Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama
kerjanya 3 tahun.
2.3.2.2 Cara Kerja
1. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok
untuk implantasi zygote.
3. Mengurangi transportasi sperma.
4. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
2.3.2.3 Keuntungan Kontrasepsi Implant
1. Dipasang selama 5 tahun
2. Dapat dilayani di daerah pedesaan
3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4. Tidak mengganggu kegiatan senggama
5. Tidak mengganggu ASI
6. Kembalinya kesuburan cepat setelah pencabutan.
7. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
8. Biaya ringan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
17
2.3.2.4 Kerugian metode kontrasepsi implant
1. Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi
pendarahan yang tidak teratur
2. Berat badan bertambah
3. Ketegangan payudara
2.3.2.5 Yang boleh menggunakan implant :
1. Usia reproduksi.
2. Setelah 6 minggu melahirkan dan telah haid
3. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
4. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
7. Sering lupa minum pil
8. Pasca persalinan dan tidak menyusui
9. Pasca keguguran
2.3.2.5 Yang tidak boleh menggunakan implant
1. Hamil atau diduga hamil.
2. Penderita penyakit hati.
3. Kelainan jiwa.
4. Diabetes mellitus.
5. Kelainan kardiovaskular.
6. Mioma uterus
7. Riwayat kanker payudara
8. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya
18
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan danmemberikan landasan kuat terhadap topik yag dipilih sesuai dengan
identifikasi masalah(Hidayat, 2009)
Keterangan :: Berpengaruh
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Berhubungan
Bagan 2.4.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan :1. Usia2. Pendidikan3. Pekerjaan4. Pengalaman5. Kebudayaan dan
ekonomi6. Mass media/
informasi7. lingkungan
1. Tahu 2. Memahami
1. Baik 2. Cukup3. kurang
Pengetahuan tentang :1. Pegertian Alat
kontrasepsi implant2. Keuntungan atau
Manfaat alat kontrasepsi implant
3. Efek samping atau kerugian alat kontrasepsi implant
Pengetahuan Ibu Aseptor KB
Implant tentang alat kontrasepsi
implant
3. Aplikasi4. Analisa5. Sintesis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005). Metode
pendekatan yang digunakan adalah metode survei, yaitu suatu metode penelitian dengan
cara mengambil sampel daripopulasi tertentu (Wasis, 2008).Desain penelitian deskriptif
merupakan merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat.
Studi formulatif dan eksploratif termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini. Selain
itu, studi untuk melukiskan secara akurat berbagai sifat dari fenomena, dan penentuan
frekuensi terjadinya suatu keadaan juga termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini.
3.2 Kerangka kerja
Kerangka kerja merupakan teknik dalam penyusunan dalam pengumpulan data hal
ini merupakan cara pengumpulan data untuk mempermudah penyusunan penelitian.
Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan
populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian
(Hidayat,2008). Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini adalah:
19
20
PopulasiSemua Ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka
Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.
Sampel Ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.Dengan Sampel 30 orang.
Tekhnik Sampling
Accidental Sampling
Desain PenelitianDeskriptif
Pengumpulan data Kuesioner
Analisa dataCoding, Scoring, Dan Tabulating
Penyajian hasilDisajikan dalam bentuk gambar dan presentase
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KBImplant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka Raya.
21
3.3 Identifikasi Variabel
Menurut Hidayat, 2009, variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan
menjadi dua yakni bersifat kuantitatif dan kualitatif. Menurut Nursalam, 2008, variabel
juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu
fasilitas untuk pengukuran dan atau memanipulasi suatu penelitian. Variabel bebas
(independen) adalah faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi variabel dependen
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini variabel penelitian adalah Tingkat Pengetahuan
ibu Aseptor KB tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan
Pahandut Palangka Raya.
3.4 Definisi Operasional
Menurut Hidayat (2008), didefinisikan operasional mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. (Hidayat, 2011:87). Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2011:101).
Adapun definisi operasional penelitian seperti dalam tabel berikut:
22
Tabel 3.4.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.
No Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Skor1. Tingkat Pengetahuan
ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.
Pengetahuan ibu Aseptor
KB Implant Tentang
Kontasepsi Implant adalah
cara pandan Aseptor KB
yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang
dibagi menjadi baik, cukup,
kurang.
Tingkat pengetahuanIbu Aseptor KB Implant Tentang Kontasepsi Implant yang meliputi:
1. Pengertian Alat Kontasepsi Implant.
2. Manfaat atau keuntungan Alat Kontasepsi Implant.
3. Efek samping atau kerugian Alat Kontasepsi Implant.
Kuesioner Ordinal 1. PenilaianBenar1 Nilai:25Benar 2 Nilai: 50Benar 3 Nilai: 75Benar 4 Nilai: 100
2. Rumus Perhitungan:
NSpSm
×100 %
Keterangan:N : NilaiSp : Skor yang didapatSm: Skor tertinggi
maksimum
3. Kategori Penilaian:Baik: 76%-100%Cukup: 56%-75%Kurang: ≤55%
23
3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis, 2002).
Populasi dalam penelitian subjek (misalnya manusia: klien) yang memiliki kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.
3.5.1 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau jumlah sebagian dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Nursalam, 2009). Sampel
penelitian ini yaitu ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan
Pahandut Palangka Raya.
Menurut Nursalam (2009), kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
3.5.1.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2007). Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah ibu Aseptor KB implant di Puskesmas Panarung
kecamatan Pahandut Palangka Raya.
3.5.1.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang dari
penelitian karena berbagai sebab dengan atau kata lain tidak layak untuk diteliti atau
tidak memenuhi kriteria inkulsi pada saat penelitian berlangsung penyebabnya antara
lain adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau berada pada suatu
keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Hidayat, 2007).
24
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Tidak bersedia untuk diteliti.
2) Ibu Aseptor KB Implant yang tidak kooperatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria sampel inklusi dan eksklusi.
Besar sampel terbersar ditentukan dengan rumus : n= N1+N (d) ²
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
D : Tingkat signifikan (d = 0,05)
Diketahui : N : 165 dan d : 0,05
n= N1+N (d) ²
n= 165
1+165 (0,05 )2
n= 1651+165 (0,0025)
n= 1651+0,4125
n= 1651,4125
= 116,8 = 117 sampel
3.5.2 Sampling
Sampling merupakan proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian
dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi
yang ada.
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability
sampling dengan menggunakan Accidental sampling adalah cara pengambilan sampel
25
dengan cara memilih siapa saja yang dapat diraih penelitian dijadikan sebagai
respondennya. Dalam penelitian bisa saja terjadi di perolehnya sampel yang tidak di
rencanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek
tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data di lakukan. Proses di peroleh sampel
semacam ini di sebut penarikan sampel secara kebetulan (Nursalam, 2009:94).
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data,
sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar
dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2011: 98). Alat ukur pengumpulan data
yang digunakan peneliti antara lain:
3.6.1.1 Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar
dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
koesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini
mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian
yang akan dilakukan. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.
Instrumen yang diambil untuk pengumpulan data penelitian adalah kuesioner
dengan jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali fakta dengan bentuk
pertanyaan tertutup untuk memudahkan mentabulasi data atau pengolahan data,
dengan menggunakan pertanyaan dichotomy choice hasil jawaban kuesioner lalu
diberi kode (Notoatmodjo, 2010: 159-160).
26
3.6.2 Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran
tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan
analisa deskriptif yang data dengan menggambarkan dan meringkas data secara
ilmiah dalam bentuk tabel dan grafik. Kegiatan dalam menganalisa data yaitu:
3.6.2.1 Coding (Pengkodean)
Data yang telah dikumpulkan diberi kode dalam bentuk angka untuk
mempermudah memasukkan ke dalam tabel.
1. Kode Umur
Kode 1 :≤ 15 tahun.
Kode 2 : 16-20 tahun.
Kode 3 : 21-25 tahun.
Kode 4 : ≥ 26 tahun.
2. Kode Pekerjaan
Kode 1 : Tidak Bekerja (IRT)
Kode 2 : swasta
Kode 3 : honorer
Kode 4 : PNS
3. Kode pendidikan
Kode 1 : SD
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
Kode 4 : Sarjana (perguruan tinggi)
27
3.6.2.2 Scoring
Menentukan scor/nilai untuk tiap pertanyaan, menentukan nilai tertinggi dan
termudah, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing-masing koesioner.
Penentuan jumlah skore. Pada kuesioner dalam penelitian penilaian digunakan
sebagai berikut :
Benar 1 Nilai:25
Benar 2 Nilai: 50
Benar 3 Nilai: 75
Benar 4 Nilai: 100
Dari hasil prosentase di atas selanjutnya ditentukan kriteria sebagai berikut :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : ≤ 55%
(Nursalam, 2009:120)
3.6.2.3 Tabulating
Yaitu usaha untuk menyajikan data yang akan disajikan, untuk memperoleh
memperoleh analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data
dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan memberikan scor terhadap
soal-soal yang diberikan kepada responden.
3.6.2.4 Analisis
Pengelolaan dan analisa data dilakukan secara manual, selanjutnya hasil analisis
dikategorikan atas baik, cukup, dan kurang berdasarkan (Nursalam, 2011: 120). Cara
penyajian dan penelitian melalui bentuk tabel data yang berisi frekuensi dan
kemudian dihitung presentasinya.
28
Caranya yaitu dengan menggunakan rumus:
N= SpSm
×100 %
Keterangan:
N: Nilai
Sp: Skor yang didapat
Sn: Skor tertinggi maksimum
Kategori Penilaian:
Baik: 76%-100%
Cukup: 56%-75%
Kurang: ≤55%
3.7 Keterbatasan
Dalam penelitian ini yang menjadi keterbatasan peneliti adalah:
1. Keterbatasan waktu dalam mengisi kuesioner.
3.8 Etika Penelitian
3.8.1 Informed consent
Sebelum melakukan penelitian maka akan disebarkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti
serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka responden harus
mendatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti
harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2011: 93).
3.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)
Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama
responden pada lembar pengumpulan data, dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data (Hidayat, 2011: 94).
29
3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian
(Hidayat, 2011: 95).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB ini akan di sajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
yang di lakukan di Ruang KIA/KB Puskesmas Panarung Palangka Raya pada tanggal
19 - 23 Agustus 2013 mengenai tingkat pengetahuan akseptor KB Implant tentang
Alat Kontrasepsi Implant. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk
mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB Impalant tentang Implant, dimana
jumlah respondennya sebanyak 30 orang responden. Dalam bab ini data yang
disajikan terdiri dari dua macam data yaitu data yaitu data umum dan data khusus.
Adapun data umum merupakan karakteristik dari subjek penelitian meliputi umur,
pekerjaan dan pendidikan terakhir responden. Sedangkan yang termasuk dalam data
khusus adalah tingkat pengetahuan dari subjek peneliti.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian
Puskesmas panarung merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kota
Palangka Raya. Puskesmas ini membina 3 (tiga) kelurahan, yakni : Kelurahan
Panarung, Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang, Lokasi Puskesmas
Panarung terletak di jalan Keruing no 25 Kota Palangka Raya, dengan batas - batas
wilayah yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Pahandut, sebelah Selatan
berbatasan dengan kelurahan Kereng Bangkirai, sebelah barat berbatasan dengan
kelurahan Menteng, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Bereng Bengkel, dan
Sebelah Tenggara berbatasan dengan kelurahan Kalampangan.
31
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah
kerja puskesmas panarung di bantu oleh 8 (delapan) Puskesmas (pustu) dan 1 (satu)
Poskesdes, yang tersebar di wilayah Kecamatan Panarung.
Pada saat ini ditetapkan juga Visi Puskesmas Panarung adalah: “Mewujudkan
Puskesmas Panarung yang mandiri dengan wilayah kerja sehat”.
Sedangkan misinya adalah: Mewujudkan lingkungkan dan perilaku yang sehat
diwilayah kerjanya. Meningkat perbedayaan masyarakat dan keluarga dalam
pembangunan kesehatan dengan menjalin kemitraan, dan melaksanakan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu oleh tenaga kesehatan yang profesional dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
4.1.1 Data Umum
4.1.1.1 Distribusi Umur Responden
7%
27%
67%
<=1516-2021-25> 26
Diagram 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Umur Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan sebagian kecil responden yang
berusia < 15 tahun yaitu 0 responden (0%) dan responden yang berusia 16 – 20 tahun
yaitu 2 responden (6%), responden yang berusia 21 – 25 tahun sebanyak 8
responden (27%) dan hampir sebagian besar responden yang berusia >26 tahun yaitu
20 responden (67%).
32
4.1.1.2 Distribusi Pendidikan Responden
30%
53%
17%
SD
SMP
SMA
SARJANA/PERGURUAN TINGGI
Diagram 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yang berpendidikan SMA yaitu 16 responden (53%). Hampir setengah dari
responden yang berpendidikan SMP yaitu responden (30%). Sebagian kecil dari
responden yang berpendidikan perguruan tinggi atau sarjana yaitu 5 responden (17%)
dan yang berpendidikan SD yaitu 0 responden (0%).
4.1.2.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Responden
27%
57%
10%
7%
IRT
SWASTA
HONORER
PNS
Diagram 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
33
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan
responden adalah swasta yaitu 17 responden (56%). Hampir setengah dari responden
yang bekerja sebagai Ibu rumah Tangga (IRT) yaitu 8 responden (27%).Sebagian
kecil dari responden yang berkerja sebagai honorer yaitu 3 responden (10%), dan
responden yang bekerja sebagai PNS yaitu 2 responden (7%).
4.1.2 Data Khusus
4.1.2.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Alat Kontrasepsi Implant
di Puskesmas Panarung Palangka Raya.
33%
50%
17%
kurang cukup
baik
Diagram 4.4. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant tentang Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan hampir seluruhnya dari responden
berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), sebagian kecil dari responden
berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang
berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %).
34
4.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang Pengertian
Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya
33%
47%
20%
kurang cukup
baik
Diagram 4.5 Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant Tentang Pengertian Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya Agustus 2013.
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden
mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 14 responden (47%), dan sebagian
kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33%)
sedangkan responden yang berpengetahuan baik 6 responden (20%).
4.1.3.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang keuntungan
atau manfaat KB Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya.
33%
60%
7%
kurang cukup
baik
Diagram 4.6 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden keuntungan atau manfaat Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
35
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden
mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%), dan sebagian
kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 8 responden (33%)
sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 2 responden (7%).
4.1.3.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang kerugian atau
efek samping KB Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya.
60%
36%
4%
kurang cukup
baik
Diagram 4.7 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden kerugian atau efek samping Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden
mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang 20 responden (60%), dan sebagian
kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 9 responden (36%)
sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 1 responden (4%).
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini jumlah responden ada sebanyak 30 responden di ambil dari
akseptor KB Implant yang berkunjung ke Puskesmas Panarung Palangka Raya. Ada
pun tingkat pengetahuan Ibu aseptor KB Implant tentang Alat kontrasepsi Implant
berdasarkan Umur responden yaitu terbanyak yaitu 20 responden yang berusia >26
tahun (67%). Berdasarkan pendidikan sebagian besar ibu yang menggunakan KB
implant berpendidikan SMA yaitu 16 responden (53%). Dan berdasarkan Pekerjaan
36
yang terbanyak adalah swasta yaitu 17 responden (56%). Dari hasil penelitian
Tingkat pengetahuan Ibu aseptor implant tentang alat kontrasepsi implant secara
umum di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden, responden
berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), sebagian kecil dari responden
berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang
berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %).
Berdasarkan teori metode kontrasepsi implant adalah suatu alat kontrasepsi
yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon
polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. (Prawirohardjo, 2009) .Sehingga
jika dihubungkan dengan pengetahuan yaitu usaha manusia memperoleh pengetahuan
dengan beberapa cara antara lain ialah bertanya kepada orang lain yang dianggap
lebih tahu terhadap permasalahan tersebut. Jika dengan cara tersebut belum
ditemukan suatu jawaban yang memuaskan, maka jawaban atas pertanyaan dan
permasalahannya diusahakan melalui akal sehat, intuisi, prasangka atau coba-coba.
Langkah yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan sebagaimana diatas belum
disebut sebagai cara ilmiah, mengingat dalam proses memperoleh pengetahuan tidak
melalui aplikasi logika yang disebut penalaran (Hassan, 2003 ; 3).
Dengan demikian menurut peneliti untuk tingkat pengetahuan ibu aseptor
implant tentang alat kontrasepsi implant adalah cukup, dan sebagian besar ibu hanya
tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan metode implant yang
digunakannya, hal ini jika dikaitkan dengan pengetahuan beberapa faktor yang
mempengaruhi ibu tentang KB implant yaitu faktor usia, pendidikan, dan pekerjaan
dimana seharusnya semakin bertambah usia, maka pengalaman semakin banyak,
kemudian dilihat dari pendidikan ibu merupakan lulusan SMA, dan dari pekerjaan ibu
37
yaitu swasta. Lebih banyak waktu luang dan memiliki daya nalar yang berkembang
dan jika dikaitkan tidak hanya dari segi pengetahuan saja perlu dipertimbangankan
dari faktor lain yang mempengaruhi ibu ber-KB dapat saja dipengaruhi oleh
pengalaman, kemudian media massa sebagai mesdia informasi, dari cara
penyampaian atau bahasa yang digunakan dalam pemberian informasi mungkin dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi juga dalam tingkat pengetahuan ibu
tentang kontrasepsi implant, sehingga bagi tenaga kesehatan perlu meningkatkan
pengetahuan dengan memberikan informasi yang jelas dan tidak hanya sekedar
memberikan informasi tetapi memberikan pemahaman yang baik untuk
meningkatkan pengetahuan yang baik kepada ibu yang menggunakan KB implant.
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Pengertian Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup yaitu 14 responden (47%), dan sebagian kecil dari
responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33%)
sedangkan responden yang berpengetahuan baik 6 responden (20%).
Pendidikan merupakan jenjang dari tingkat pengetahuan seseorang agar
dapat ,menangkap berbagai ilmu mulai dari memahami, mengetahui, mengerti, dan
memahami berdasarkan tingkat atas SMA dan perguruan tinggi pendidikan seseorang
semakin baik pula tingkat pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2003 : 26).
Dengan demikian , berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan karena mayoritas Akseptor KB implant mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 14 responden (47%). Sebagian besar ibu
hanya tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan metode implant yang
digunakannya, hal ini jika dikaitkan dengan pengetahuan beberapa faktor yang
38
mempengaruhi ibu tentang KB implant yaitu faktor usia, pendidikan, dan pekerjaan
dimana seharusnya semakin bertambah usia, maka pengalaman semakin banyak,
kemudian dilihat dari pendidikan ibu merupakan lulusan SMA, dan dari pekerjaan ibu
yaitu swasta.
4.2.2 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Keuntungan Atau Manfaat Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%), dan sebagian kecil dari
responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 8 responden (33%) sedangkan
responden yang berpengetahuan baik yaitu 2 responden (7%).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial.lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, jika
lingkungan baik maka baik pula pengetahuan yang di peroleh seorang individu.
Dengan demikian ,berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa
terdapat kesenjangan antara teori dan fakta karena mayoritas Akseptor KB implant
mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 responden (60%), tetapi
sebagian besar ibu hanya tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan
metode implant yang digunakannya, hal ini dikarenakan lingkungan dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang karena informasi yang didapatkan seseorang
pertama kali adalah dari lingkungan sekitarnya. Untuk itu supaya akseptor KB dapat
memahami informasi yang di dapat dengan baik maka hendaknya petugas kesehatan
memberikan informasi yang jelas tentang keuntungan Implant untuk memperjelas
informasi yang mereka dapat baik dari lingkungan ataupun dari sumber lainnya, agar
mereka dapat memahami apa-apa saja keuntungan Implant.
39
4.2.3 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek Samping Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang kurang 20 responden (60%), dan sebagian kecil dari responden
mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 9 responden (36%) sedangkan responden
yang berpengetahuan baik yaitu 1 responden (4%).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
(Notoatmodjo, 2003 : 26).
Dengan demikian , berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ada
kesenjangan antara teori dan fakta karena mayoritas Akseptor KB implant
mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 20 responden (60%), hal ini di
sebabkan sebagian besar Akseptor KB implant kurang mendapatkan informasi
tentang Implant baik dari tenaga kesehatan, kurang memperhatikan alat media massa
(televisi, radio, koran, majalah kesehatan dan lain-lain). Oleh Karena itu informasi
yang mereka dapatkan belum jelas, untuk itu sebaiknya petugas kesehatan dapat
membantu dalam memberikan informasi yang jelas tentang kerugian Implant supaya
Akseptor KB implant dapat mengetahui apa-apa saja kerugian Implant.
4.2.4 Tingkat Pengetahuan Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant
Tingkat pengetahuan Ibu aseptor implant tentang alat kontrasepsi implant
secara umum di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden, responden
berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), Tingkat Pengetahuan Akseptor KB
implant Tentang Pengertian implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30
40
responden, mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 14 responden
(47% ), Tingkat Pengetahuan Akseptor KB implant Tentang keuntungan atau
manfaat implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden,
Akseptor KB implant mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18
responden (60%). Sedangkan Tingkat Pengetahuan Akseptor KB implant Tentang
Kerugian atau Efek samping implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu
30 responden, Akseptor KB implant mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu
sebanyak 20 responden (60%).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Tentang
Pengertian Dan Keuntungan Atau Manfaat Alat Kontrasepsi Implant yaitu cukup,
tetapi Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek
Samping Kontrasepsi Implant masih kurang. Hal ini di sebabkan karena sebagian
besar Akseptor KB implant masih kurang mendapatkan informasi tentang alat
kontrasepsi implant secara dalam terutama tentang efek samping alat kontrasepsi
implant.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan proses pengolahan data pada penelitian yang
dilaksanakan dari tanggal 19 – 23 Agustus 2013 mengenai Tingkat Pengetahuan
Akseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung
Palangka Raya Dari 30 responden dapat di simpulkan sebagai berikut :
5.1.1 Tingkat Pengetahuan Ibu aseptor KB implant Tentang Alat Kontrasepsi
Implant yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 14
responden (50%).
5.1.2 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang Pengertian Alat
Kontrasepsi Implant yaitu responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
yang cukup yaitu 14 responden (47%).
5.1.3 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang Keuntugan atau Manfaat
Alat Kontrasepsi Implant yaitu responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%).
5.1.4 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang kerugian atau Efek
samping Alat Kontrasepsi Implant yaitu responden yamg mempunyai tingkat
pengetahuan yang kurang 20 responden (60%).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Tentang
Pengertian Dan Keuntungan Atau Manfaat Alat Kontrasepsi Implant yaitu cukup,
tetapi Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek
Samping Kontrasepsi Implant masih kurang. Hal ini di sebabkan karena sebagian
besar Akseptor KB implant masih kurang mendapatkan informasi tentang alat
42
kontrasepsi implant secara dalam terutama tentang efek samping alat kontrasepsi
implant.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Aseptor KB Implant
Diharapkan bagi Aseptor KB implant khususnya dapat menambah pengetahuan
tentang alat kontrasepsi Implant terutama tentang efek samping implant.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk Penelitian selanjutnya hendaknya meningkatkan lagi ilmu pengetahuan
dan pengalaman untuk melakukan penelitian lapangan, seperti Tingkat Pengetahuan
Aseptor KB implant tentang alat konrasepsi Implant, terutama tentang efek samping
atau kerugian implant karena tingkat pengetahuan Aseptor Implant masih kurang.
43
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan.
Hidayat Alimul Aziz.2008.Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Salemba medika:Jakarta
Manuaba, IBG, 2010. ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana. EGC :Jakarta
Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Media.
Saifuddin, Abdul Bari, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, dkk.(2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi
Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
Saifudin, Abdul bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi
Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono, Prawirohardjo, 2009. Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sarwono, Prawirohardjo, 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-Prawirohardjo
44
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
“TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG
ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG WILAYAH
KECAMATAN PAHANDUT KELURAHAN PAHANDUT KOTA PALANGKA
RAYA TAHUN 2013”
No responden :Umur :Pendidikan : No. telp : Alamat :Tgl pengisian :PETUNJUK :
1. Isilah data identitas anda sesuai dengan nomor keterangan.
2. Berilah tanda chek list (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap benar dan
jawaban dapat lebih dari satu.
3. Isilah kuesioner ini dengan jujur dan tidak dipengaruhi oleh orang lain.
4. Diisi sendiri oleh responden dan tidak boleh diwakilkan.
Identitas
A. Nama (Inisial) :
B. Umur : ≤ 15 tahun
16-20 tahun
21-25 tahun.
≥ 26 tahun.
C. Pekerjaan : Tidak bekerja (IRT)
Swasta
Honorer
PNS
D. Pendidikan Terakhir : SD
SMP
SMA
45
Sarjana (Perguruan Tinggi)
1. Menurut anda Keluarga berencana (KB) merupakan ?
Untuk mencegah terjadinya pembuahan dengan menggunakanm
kontrasepsi.
Usaha untuk menjarangkan kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Untuk mengatur tingkat kelahiran pertahunnya.
Suatu program untuk menghindari lajunya pertumbuhan penduduk.
2. Menurut anda untuk apa diadakan program keluarga berencana ?
Untuk mengatur jaraknya kelahiran anak
Untuk menjadi keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Untuk mengatur tingkat ekonomi dalam keluarga.
Untukmenghindaripengeluarankeuangan yang berlebih\
3. Menurut anda Kontrasepsi adalah ?
Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha usaha itu
dapatbersifat sementara dapat juga bersifat permanent
Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau
menjarangkan kehamilan
Untuk menghindari terjadinya kehamilan
Metode untuk menghambat terjadinya kontrasepsi dalam rahim.
4. Menurut anda alat kontrasepsi Implant adalah ?
Alat kontrasepsi yang ditanamkan dibawah kulit bagian lengan atas.
Terdiridari 6 batang, 2 batang, dan 1 batang.
Norplant, Implanon, Jadena dan Indoplant.
Kontrasepsi dengan Perlindungan jangka panjang (5 tahun).
5. Menurut anda mengapa Gerakan keluarga berencana didirikan ?
Untuk menghindari lajunya pertumbuhan penduduk
Untuk mengatur tingkat kelahiran pertahunnya
Untuk mengatur tingkat ekonomi dalam keluarga
Untuk menghindari pengeluaran keuangan yang berlebih
46
6. Jika ibu yang menggunakan KB mengalami pusing, mual, dan keluhan lainnya,
maka sebaiknya ibu ?
Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Mengajak suami untuk mengkonsultasikan dengan bidan untuk
menggantikan kontrasepsi yang lain.
Konseling dengan bidan.
Tidak segera minum obat.
7. Menurut anda keuntungan menggunakan alat kontrasepsi implant adalah ?
Perlindungan jangka panjang (5 tahun)
Kembalinya kesuburan cepat setelah pencabutan
Tidak mengganggu ASI
Tidak mengganggu kegiatan senggama
8. Syarat yang boleh menggunakan metode kontrasepsi implant adalah ?
Setelah 6 minggu melahirkan dan telah haid
Usia reproduksi
Telah memiliki anak ataupun yang belum
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
9. Menurut anda dalam pemilihan alat kontrasepsi hendaknya yaitu?
Aman dalam pemakaiannya
Efek samping yang tidak merugikan
Penggunaan dapat diatur menurut keinginan
Tidak menggangu hubungan seks
10. Menurut ibu yang termasuk jenis alat kontrasepsi implant adalah ?
Norplant
Implanon
Sinoplant
Jadena dan Indoplant
47
11. Menurut ibu keuntungan Implant adalah ?
Perlindungan jangka panjang (5 tahun)
Bias dilepas kapan saja.
Cepat kembalinya masa subur
Tidak mengganggu ASI
12. Menurut anda dengan pemberian kontrasepsi yang sederhana keuntungan yang di
dapat oleh penggunanya adalah ?
Tidak menganggu hubungan seks
Tidak menganggu proses pemberian ASI
Efektifitasnya tinggi
Pemberian yang sederhana.
13. Menurut anda KB implant memiliki keuntungan yaitu ?
Tidak menganggu hubungan seks
Tidak menganggu proses pemberian ASI
Efektifitasnya tinggi
Pemberian yang sederhana.
14. Jika ibu yang menggunakan KB implant dan ingin melepaskan kontrasepsi
tersebut, maka yang harus dilakukan adalah ?
Konsultasi dengan suami.
Melakukan konseling dengan bidan.
Dipikirkan secara matang.
Membicarakan dengan sebaik mungkin dengan suami dan bidan.
15. Menurut anda dalam pemberian KB implant yang dapat menggunakan kotrasepsi
ini adalah ?
Pasangan usia subur
Ibu yang menyusui
Ibu pasca persalinan
Ibu pasca keguguran
48
16. Menurut anda KB implant dapat di berikan kepada ?
Pasangan usia subur
Ibu yang menyusui
Ibu pasca persalinan
Ibu pasca keguguran
17. Menurut anda kerugian menggunakan metode kontrasepsi implant adalah ?
Perubahan pola haid
Nyeri payudara atau Ketegangan payudara
Peningkatan/ penurunan berat badan
Perasaan mual, pening/ pusing kepala
18. Yang tidak boleh menggunakan KB implant adalah ?
Hamil atau diduga hamil
Penderita penyakit hati.
Riwayat kanker payudara
Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya
19. Menurut anda dalam KB implant keluhan yang sering muncul adalah ?
Pusing
Kegemukan
Terjadi amenorea (tidak dalang haid)
Haid tidak tertartur
20. Dibawah ini adalah salah satu kerugian alat kontrasepsi implant adalah ?
Kontrasepsi untuk janngka waktu yang lama tetapi tidak bersedia
menjalani kontap seperti AKDR
Sering terjadi Badan mengalami kegemukan
Sering terjadi Haid menjadi tidak teratur
Sering terjadi kepala terasa pusing
21. Menurut ibu, Yang tidak boleh menggunakan KB Implant adalah ?
Ibu yang hamil
Ibu yang di duga hamil
Ibu yang ingin mendapatkan anak
Ibu yang ingin mendapatkan kontrasepsidengan efektifitas tinggi
49
22. Keadaan payudara yang tegang adalah salah satu dari ?
Efek samping menggunakan KB implant
Kerugian dari KB impant
Keterbatasan KB implant
Ibu yang menggunakan implant.
23. Menurut anda KB implant sering kali memiliki keluhan seperti ?
Haid yang tidak teratur
Terjadi amenorea (tidak datang haid)
Biaya bisa mahal.
Takut susah dalam melakukan aktivitas dan pekerjaan.
24. Menurut anda kontradiksi atau yang tidak dibolehkan menggunakan KB implant,
yang bagaimana yang pernah anda dengar?
Ibu yang sedang hamil
Ibu yang diduga hamil
Ibu yang menderita penyakit diabetes mellitus
Ibu yang menggalami gangguan jiwa.
25. Menurut anda dengan pemberian kontrasepsi yang sederhana keuntungan yang di
dapat oleh penggunanya adalah ?
Tidak menganggu hubungan seks
Pemberian Jangka waktu yang panjang
Efektifitasnya tinggi
Tidak menganggu proses pemberian ASI.
50
II. Kunci jawaban :Benar semua
III. Kisi-kisi kuesioner:
Variabel Indikator Nomor soal Jumlah Soal
Tingkat
Pengetahuan
Akseptor KB
Implant tentang
Implant
Pengetahuan tentang
:
1).Pengertian Implant
2).Keuntungan Atau
Manfaat Implant
3).Kerugian Atau Efek
Samping Implant
1, 2, 3,4, 5,6
7, 8, 9,10,11, 12,13,14, 15, 16
17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25
6
10
9
51
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Di Palangkaraya
Saya Yuerny Utamy, mahasiswi program studi DIII Kebidanan Yayasan
Eka Harap Palangka Raya bermaksud mengadakan penelitian untuk memperoleh
gambaran tentang “TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB
IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS
PANARUNG”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Amd. Keb (DIII Kebidanan).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan ibu untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.
Keikutsertaan saudara dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela dan tidak
berpengaruh pada nilai apapun. Jawaban yang telah ibu berikan akan dijamin
kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Semoga
amal ibadah saudara dibalas dengan kebaikan. Amin.
Palangka Raya, Agustus 2013
Pemohon
YUERNY UTAMY
NIM: 2010.A.01.0049
52
LEMBAR PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Inisial Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian mahasiswi
program studi DIII Kebidanan Yayasan Eka Harap Palangka Raya atas nama
Yuerny Utamy dengan judul:
“TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG
ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG”.
Saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi sebagai
responden pada penelitian ini secara sukarela.
Palangka Raya, Agustus 2013
Responden
( )
top related