Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan
Post on 22-Oct-2015
116 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
I. TEMUAN MASALAH :
1. Kalkulus pada regio a,c,d.e.f dan perdarahan interdental pada region a dan c. D/
Gingivitis included plaque DD/ gingivitis marginalis
Alasan:
o Ditemukannya perubahan warna pada tepi gingiva yang berwarna merah tua dan
ditemukannya perdarahan ketika probing pada gigi yang terdapat kalkulus dan
plak.
Penjelasan:
o Gingivitis include plak adalah istilah medis untuk inflamasi/peradangan gingiva
(gusi) yang merupakan bentuk ringan dari penyakit gingiva dan biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri sebagai akibat dari pembentukan plak. Sedikit
perdarahan dan pembengkakan ringan pada gusi adalah tanda-tanda dan gejala
awal. Jika hadir dalam tahap awal, gingivitis dapat diperbaiki dengan langkah-
langkah sederhana seperti menyikat gigi, flossing dan pembersihan (Alison,
2006).
o Etiologi/patologi: infiltrat inflamasi sebagai respon dari akumulasi plak pada
margin gingiva. Flora awal pada plak adalah kokus Gram positif dalam waktu 4-
7 hari, kemudian diikuti organisme Gram negatif filamen dan fusiform setelah 2
minggu (Millett & Welbury, 2000).
o Gejala klinis: bengkak dan eritem pada margin gingiva. Berdarah saat
menggosok gigi atau makan (Millett & Welbury, 2000). Gingiva kemungkinan
sakit saat disentuh, gingiva mudah berdarah saat menyikat gigi atau memakai
dental floss, napas bau, gigi sensitif (Alison, 2006).
2. Lesi karies D3 dibagian oklusal gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, 35, 36, 37, 45, 47, dan mesial
gigi 15 D/ pulpitis reversible.
Alasan:
Ditemukannya lesi email berwarna kehitaman pada pit dan fisur, sondasi (+), perkusi
(-), palpasi (-), gigi masih vital dan pasien tidak mengeluhkan sakit.
Penjelasan:
Menurut ICDAS, karies diklasifikasikan :
1. D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering
2. D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah
3. D3, karies mencapai email
4. D4, karies hampir menyerang dentin (mencapai DEJ)
5. D5, karies menyerang dentin
6. D6, karies menyerang pulpa
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya
dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor
yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti
karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif,
kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin
terbuka. Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan
hingga sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat.
Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru
muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan
baik, apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi
stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini
dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang
berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang
tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus
panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus
dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus
dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun
terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan
intrapulpa.
3. Atrisi gigi 32. D/ pulpitis reversibel
Alasan: terlihat adannya kehilangan substansi gigi pada bagian insisal sehingga
batas DEJ terlihat.
Penjelasan: Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang
berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian
prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur enamel yang
menyebabkan terbukanya dentin. Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan
gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada, gejala biasanya timbul dari suatu pola
tertentu.
4. Malposisi kearah bukal gigi 18 dan 28. D/ bukoversi gigi 18 dan 28
Malposisi kearah labial gigi 13, 22, dan 43 serta diastema anatara gigi 42 dan 43 kurang
lebih 2mm. D/ labioversi gigi 13,22, dan 43
Malposisi kearah mesial gigi 14. D/ mesioversi gigi 14
Malposisi kearah distal gigi 24. D/distoversi gigi 24
Malposisi kearah mesial dan rotasi gigi 47 dan 48. D/ mesiotorsiversi gigi 47 dan 48
Alasan: ditemukan gigi yang tidak pada posisi yang tepat sehingga meyebabkan
diastema dan menganggu oklusi
Penjelasan:
Malposisi merupakan gigi yang terletak secara tidak benar dan tidak pada posisi
yang tepat (terletak salah).
Nomenklatur yang dikemukakan oleh Lischer, banyak digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan malposisi gigi. Penamaan ini dianggap lebih
mudah, karena hanya dengan menambahkan akhiran “–versi” pada kata yang
mengindikasikan arah dari posisi normal.
Berikut merupakan klasifikasi dari Lischer :
Mesioversi : Lebih ke mesial dari posisi normal
Distoversi : Lebih ke distal dari posisi normal
Lingouversi : Lebih ke lingual dari posisi normal
Labioversi : Lebih ke labial dari posisi normal
Bukoversi : Lebih ke bukal dari posisi normal
Infraversi : Lebih rendah atau jauh dari garis oklusi
Supraversi : Lebih tinggi atau panjang melewati garis oklusi
Axiversi : Inklinasi aksial yang salah, tipped.
Torsiversi : Rotasi pada sumbunya yang panjang
Transversi : Perubahan pada urutan posisi.
Istilah tersebut dapat digabungkan ketika gigi mengasumsikan malposition yang
melibatkan lebih dari satu arah dari normal. Jadi, misalnya, dikatakan bahwa
keadaan gigi adalah di mesiolabioversi.
5. Garis bergelombang berwarna putih, menimbul, sejajar dengan garis kunyah pada
mukosa pipi kanan dan kiri, memanjang dari gigi graham dua kecil ke graham dua besar
kurang lebih 3cm. D/ linea alba bukalis DD/ marsicatio buccarum
Penjelasan: linea alba bukalis adalah suatu temuan intraoral umum yang tampak
sebagai garis bergelombang putih, menimbul, dengan panjang yang bervariasi dan
terletak pada garis oklusi di mukosa pipi. Secara umum kelainan ini tanpa gejala
memiliki lebar 1 sampai 2mm dan memanjang dari mukosa daerah pipi daerah
molar sampai kaninus. Lesi tersebut biasanya bilateral dan tidak dapat dihapus.
Perubahan-perubahan epitel yang menebal terdiri atas jaringan hiperkrotik yang
merupakan suatu respon terhadap gesekan pada gigi-gigi. Keadaan tersebut
seringkali dikaitkan dengan crenated tongue dan dapat merupakan tanda dari
bruksisme, clenching, atau tekanan mulut negatif. Gambaran klinisnya
menunjukan cirri diagnostik dan tidak perlu perawtan.
Gambar 17. Linea alba bukalis
6. Benjolan, memanjang yang berada di tengah langit-langit kurang lebih 3cm. D/ torus
palatine DD/ adenoma pleomorfik
Penjelasan:
Torus palatum adalah suatu bentuk eksostosis tulang yang terjadi pada kira-kira
20% penduduk dewasa. Kelainan ini sering kali diturunkan; karena banyak
anggota keluarga yang mendapatkannya. Insidesni torus palatum lebih tinggi
terjadi pada perempuan dari pada pria.
Torus sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran klinis, serta cenderung untuk
bertambah perlahan-lahan dalam semua dimensi sesudah pubertas. Letaknya
selalu digaris tengah palatum keras di sekitar kedua gigi premolar atau molar.
Torus palatinus biasanya berupa pembengkakan sekeras tulang, berbentuk kubah,
licin, tunggal; tetapi versi bosselate kadang-kladang dijumpai dengan suatu lekuk
garis tengah dan beberapa tonjolan setempat. Mukosa yang menutupi adalah
merah muda pucat, tipis dan lembut; batas dari lesi dilukiskan oleh kontur oval
yang timbul dari atap palatum.
Torus oalatum seringkali tanpa gejala jika tidak terkena trauma dan pasien dengan
tegas menyatakan bahwa mereka tidak tahu adanya torus samapai peristiwa
traumatic terjadi. Ulkus yang terjadi harus dipantau samapai sembuh, jika tidak
kunjung sembuh maka iritan kronis harus diidentifikasi dan dihilangkan. Torus
palatum harus dibuang jika menganggu bicara, pengunyahan atau pembuatan alat
prostetik.
Gambar18. Torus palatinus
7. Lekukan pada tepi lateral lidah yang terdapat pada kedua sisi lidah yang mencetak seperti
pola tertentu yang tampak sebagai oval-cekung, dibatasi dengan tepi yang menimbul. D/
scallop tongue DD/ makroglosia
Penjelasan:
Scallop tongue adalah suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan
pada tepi lateral lidah. Kedaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral
atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan
abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola tertentu yang tampak seperti
pola oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang putih dan menimbul.
Panebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal
pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan
menjulurkan lidah, menghisap lidah, clenching atau lidah yang membesar.
Keadaan ini sama sekali tidak berbahaya dan tanpa gejala. Perawatan sering
diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.
Gambar19. Scallop Tongue
II. URUTAN PRIORITAS PERAWATAN :
1. Pro periodonsia : Scalling dan root planning
Alasan :
Scalling merupakan prosedur awal pembuangan kalkulus, plak, akumulasi materi
dan stain dari mahkota gigi dan permukaan akar. Root planning merupakan teknik
menghilangkan permukaan sementum atau dentin yang berubah karena adanya
penyakit atau merupakan tindakan menghaluskan dan mengambil sisa-sisa plak
dan kalkulus agar permukaan akar menjadi licin, keras, dan bersih. Root planning
dapat dapat dicapai melaui tindakan mekanis, prosedur kimiawi atau kombinasi
keduanya.
Scalling dan root planning adalah prosedur yang penting dalam semua fase terapi
periodontal. Preparasi gigi secara mekanis biasanya meliputi scalling dan root
planning. Seringkali sulit untuk memisahkan kapan scalling berhenti root
planning dimulai karea prosedur ini biasanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
2. Pro konservasi :
1. Tumpatan resin komposit kelas 1 pada gigi 18, 17, 16,15, 26, 27,
28, 35, 36, 37, 45, 47
Alasan:
Lesi karies merupakan karies email pada pit dan fissure belum
mencapai dentin, pulpcapping tidak diperlukan dan langsung
dilakukan penumpatan resin komposit kelas 1 sebagai tumpatan
awal dengan membuang email yang telah terkena karies untuk
mencegah perkembangan karies.
2. Aplikasi desensitisasi pada gigi 32
Gigi 32 yang atrisi mengalami pulpitis reversibel hipersensitif
dentin. Terapi dengan aplikasi bahan desensitisasi merupakan
terapi non invasive terapi ini ringan dan mudah dilakukan oleh
pasien maupun dokter gigi. Terapi non invasive ini lebih sederhana
dan murah dibandingkan terapi invasive.
3. Pro oral medicine : Observasi
Alasan:
Penemuan keadaan intra oral berupa linea alba bukalis, torus
palatine, dan scallop tongue merupakan keadaan umum yang tidak
berbahaya, namun tetap dibutuhkan observasi untuk mencegah
kondisi menjadi parah dan menghilangkan kebiasaan buruk yang
merupakan penyebab timbulnya keadaan tersebut.
4. Pro Orthodonsia : aplikasi alat orthodonsi lepasan
Alasan:
Alat orthodonsi lepasan diaplikasikan untuk mengembalikan posisi
gigi yang mengalami malposisi sehingga fungsi oklusi kembali
normal.
5. Dental Health Education :
1. Kontrol plak
2. Edukasi dan instruksi cara menyikat gigi yang benar
3. Instruksi menjaga kebersihan gigi dan mulut
4. Intruksi pasien kedokter gigi 6 bulan sekali
Alasan:
DHE adalah suatu usaha atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah
laku sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan gigi dan mulut pribadi maupun
masyarakat. Pemberian DHE ini penting untuk merubah pola hidup pasien dan
meningkatkan pengetahuan pasien mengenai kebersihan gigi dan mulut.
Tahapan DHE
Plak Kontrol
Pengertian: Tindakan untuk memeriksa bersih tidaknya gigi dengan menggunakan
bahan pewarna plak.
Maksud :
1.Untuk menunjukkan gigi sudah bersih atau masih kotor.
2.Untuk melihat apakah cara menyikat gigi sudah baik dan benar
Pelaksanaan:
1. Bila bahan pewarna berupa cairan, teteskan di ujung lidah dan dengan
lidah dioleskan ke seluruh gigi.
2. Bila bahan pewarna berupa tablet, kunyahlah dan ratakan dengan lidah
keseluruh pemukaan gigi.
Penilaian
Melalui cermin dapat dilihat keadaan gigi yang masih kotor :
o Bagian gigi yang masih berwarna merah menunjukkan adanya plak.
o Bahan pewarna plak ada beberapa bentuk yaitu : berupa cairan, tablet,
bubuk (sumbah kue).
Cara Sikat Gigi
Menggosok gigi tiap hari dengan cara yang salah tidaklah membantu dalam
mengurangi akumulasi plak pada gigi. Metode penyikatan gigi harus dapat
membersihkan semua permukaan gigi, khsususnya daerah leher gingiva dan
daerah interdental. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun
jaringan keras. Metode harus tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi
geligi dapat disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.
Beberapa metode penyikatan gigi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tekhnik Horizontal
Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti
menggosok lantai. Teknik ini biasanya dianjurkan pada anak-anak.
2. Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan
digerakan melingkar selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal,
lingual digosok dengan gerakan maju mundur. Teknik ini baik untuk
gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.
3. Teknik Charter
Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut
45º, sikat ditekan sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan
ujung ditekan diantara kedua gigi kemudian dengan gerakan memutar
pada gagangnya, ujung sikat dipertahankan pada posisi ini. Tehnik ini
dianjurkan untuk pendertia dengan daerah interdental yang terbuka.
4. Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang
sensitive. Bagian samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian
samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar
terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah
pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat
menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat
dengan gerakan rotasi.
5. Teknik Stillman
Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota
gigi, digerakan maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan
kali tiap daerah interproksimal, membersihkan dan memijat.
6. Teknik Fisiologik
Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke
oklusal dengan gerakan untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan penurunan gusi.
7. Teknik Bass
Tehnik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik
digunakan bila gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat
menimbulkan rasa sakit bila digunakan pada jaringan yang
terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung sikat harus dipegang
sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat terhadap
sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher ginggiva. Sikat
kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan gerakan
memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher
ginggiva dan juga terdorong masuk diantara gigi.
Pencegahan Karies Dengan Flour :
Kumur-kumur dengan larutan flour
Pengertian : Kumur-kumur dengan larutan flour (NaF, 0,2%)
Maksudnya : Untuk mencegah terjadinya karies gigi.
Persiapan : menentukan jadwal.
Menyediakan gelas plastik kumur.
Menyediakan bahan flour dengan kepekatan 0,2% NaF.
Kumur-kumur dilakukan setelah gosok denganbaik dan bebas dari sisa
makanan serta karang gigi.
Pengolesan Flour Pada Gigi.
Pengertian : tindakan pengolesan flour pada gigi geligi.
Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya karies
Menghentikan perjalanan karies yang masih dini.
Persiapan :
Menyiapkanalat-alat diagnostic, chip blower, kapas, kain kasa gulung,
kapas butir
Menyiapkan bahan NaF 2% / SnF 8% /ApF 1,23%
Pelaksanaan :
Mendeteksi adanya karies dini.
Membersikan permukaan gigi
Blokir daerah sekitar gigi perkwadran yang akan dioles dengan flour.
Gigi-gigi harus dalam keadaan kering.
Oleskan dan basahi gigi dengan larutan flour.
NaF2% dibiarkan selama 2-3 menit
SnF8% dibiarkan selama 2-3 menit
Hanya setalah dioles penderita tidak diperbolehkan makan atau
sikat gigi selama 3 jam.
AFF1,2% dibiarkan selama 4menit.
Makanan/Nutrisi Untuk Kesehatan Gigi
Pada dasarnya karbohidrat dalam makanan merupakan substrat untuk bakteri,
yang melalui proses sintesa akan diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan
mulut. Adapun makanan yang dianjurkan adalah makanan yang banyak
mengandung serat dan air, Jenis makanan ini memiliki efek cleansing yang baik
serta vitamin yang terkandung didalamnya akan memberi daya tahan pada
jaringan peyangga gigi.
top related