Transcript
Hal. | 26
PANDUAN PEMBUATAN APE BERBAHAN ALAM
DARI HASIL HUTAN
Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam
di Kawasan Pinggiran Hutan
Disusun Oleh
Tim Pengembang Model
● H. Salehuddin, SP. M.Si.
● Dra, Hj. Dalwa
● Sallena, S.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN DIKMEN
BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
2020
SUPLEMEN MODEL
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan hidayahNya
lah, sehingga bahan ajar ini dapat diselesaikan. Bahan ajar ini merupakan bahan yang
dapat digunakan oleh pendidik/tenaga kependidikan dalam melakukan pengelolaan
satuan PAUD berbasis alam di kawasan pinggiran hutan
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya dalam penyelesaian bahan ajar ini, semoga segala bantuannya menjadi
amal ibadah dan mendapat keberkahan dari Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kami selaku tim pengembang model, menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh
dari kesempurnaan, olehnya itu saran serta kritikan konstruktif sangat kami harapkan
demi penyempurnaannya.
Akhirnya, selamat menggunakan bahan ajar ini, semoga pendidik/tenaga
kependidikan PAUD dapat memiliki pengetahuan praktis yang bermakna, bermanfaat
dan memberikan kontribusi positif, bagi kemajuan pendidikan, utamanya PAUD dan
Dikmas di masa yang akan datang. Aamiin.
Palu, Juli 2020
Kepala BP PAUD dan Dikmas Sulawesi Tengah Penyusun : 1. Salehuddin, SP. M.Si. 2. Dra. Hj. Dalwa 3. Sallena, S.Pd. Drs. Arman Agung, M.Pd. NIP : 1969101120011121002
KATA PENGANTAR
BP PAUD dan Dikmas Sulawesi Tengah, pada tahun anggaran 2020 melaksanakan
pengembangan Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam di Kawasan Pinggiran
Hutan yang diujicobakan di dua lokasi yang berada di kabupaten Donggala provinsi
Sulawesi Tengah. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan model tersebut,
maka disusunlah bahan ajar berupa modul, yang berfungsi sebagai pedoman bagi
guru/pendidik maupun tenaga kependidikan, dalam melaksanakan pengelolaan di satuan
PAUD masing-masing.
Bahan ajar model berbentuk modul yang disusun ini, dibuat sebagai panduan bagi
guru/pendidik dan tenaga kependidikan, dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan
dalam melakukan pengelolaan satuan PAUD, khususnya yang berbasis alam di kawasan
pinggiran hutan. Sebelum diimplementasikan, modul ini diujicoba dalam skala terbatas,
untuk itu perlu kajian dan penyempurnaan lebih lanjut, apabila nantinya akan digunakan
dalam skala yang lebih luas, dengan karakterisik satuan PAUD yang mirip atau hampir
sama saat diujicoba.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan model, dan semoga bahan ajar
yang berbentuk modul ini dapat bermanfaat adanya. Aamiin.
Palu, September 2020
Kepala
BP PAUD dan Dikmas Provinsi Sulawesi Tengah
H. Saprullah, S.Sos. MM. NIP : 196308301992031009
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Deskripsi Singkat 1 C. Standar Kompetensi 2 D. Peta konsep 3 E. Manfaat 5 F. Tujuan Pembelajaran 5 G. Petunjuk Penggunaan Modul 5 BAB II. KEGIATAN BELAJAR 1 ; HAKIKAT PENGELOLAAN A. Standar Kompetensi 6 B. Kompetensi Dasar 6 C. Materi Pokok 6 1. Hakikat Pengelolaan 6 2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan 6 D. Uraian Materi 6 E. Rangkuman 11 F. Latihan / Tugas 11 G. Kunci Jawaban 11 BAB III. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENYUSUN PENGELOLAAN SATUAN PAUD A. Standar Kompetensi 13 B. Kompetensi Dasar 13 C. Materi Pokok 13 1. Perencanaan Pengelolaaan Satuan 13 2. Pelaksanaan Pengelolaan Satuan 13 3. Evalusi Pengelolaan Satuan 13 D. Uraian Materi 13 E. Rangkuman 21 F. Latihan / Tugas 21 G. Kunci Jawaban 22 BAB IV. KEGIATAN BELAJAR 3 : PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI KELOMPOK BERMAIN A. Standar Kompetensi 23 B. Kompetensi Dasar 23
K
C. Materi Pokok 23 1. Hakikat Pengelolaaan di Kelompok Bermain 23 2. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 24 3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 25 4. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain 27 D. Uraian Materi 23 E. Rangkuman 29 F. Latihan / Tugas 29 G. Kunci Jawaban 30 BAB V. KEGIATAN BELAJAR 4 : PENGELOLAAN BELAJAR DI TAMAN KANAK KANAK A. Standar Kompetensi 31 B. Kompetensi Dasar 31 C. Materi Pokok 1. Mengelola Taman Kanak-Kanak 31 2. Memanfaatkan Potensi Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-Kanak 33 D. Uraian Materi 31 E. Rangkuman 36 F. Latihan / Tugas 37 G. Kunci Jawaban 38
1
A. Latar Belakang
Pengelolaan merupakan suatu upaya yang sistematis atau suatu rangkaian
pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Standar Nasional
Pendidikan, pengelolaan merupakan standar ke enam, yang didalamnya mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien,
pada tingkat satuan pendidikan. Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber daya yang
ada, seperti sumber daya manusia, peralatan atau sarana yang ada pada satuan pendidikan
dapat didaya gunakan, sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu,
tenaga, dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Seorang pendidik ataupun tenaga kependidikan, penting untuk memahami
dengan baik fungsi pengelolaan, dalam mendukung aktivitas tugas di satuan pendidikan.
Berlimpahnya potensi sumber daya lingkungan di sekitar satuan pendidikan, khususnya
PAUD, dapat dikelola dengan baik dalam rangka mendukung pembelajaran yang
produktif.
B. Deskripsi Singkat
Bahan Ajar ini merupakan bahan ajar tentang Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis
Alam di Kawasan Pinggiran Hutan, yang didalamnya terdiri dari 6 modul. Bahan ajar
ini akan memberikan pengetahuan tentang Hakikat Pengelolaan, Fungsi Pengelolaan,
Pengelolaan dalam Perencanaan, Pengelolaan dalam Pelaksanaan, Pengelolaan
dalam Pengawasan, dan Keterkaitan Pengelolaan dengan Standar Nasional
BAB I PENDAHULUAN
2
Pendidikan Lainnya.
C. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kemampuan minimal peserta didik atau warga belajar
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang
diharapkan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran pada satu mata ajar. Adapun
standar kompetensi dimaksud meliputi :
1. Hakikat Pengelolaan
2. Menyusun Pengelolaan Satuan PAUD
3. Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam
4. Keterkaitan Pengelolaan dengan Standar Nasional Pendidikan Lainnya.
3
D. Peta Konsep
Peta konsep merupakan suatu bagian skematis atau ilustrasi grafis yang mewakili
hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep lainnya ,sehingga
menjelaskan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian
pernyataan. Adapun peta konsep dalam bahan ajar ini, sebagai berikut :
44
Gambar 1. Peta Konsep Bahan Ajar
5. Pengelolaan
Satuan PAUD di
Kelompok Bermain
6. Pengelolaan Satuan
PAUD di Taman Kanak-
Kanak
1. Hakikat Pengelolaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan memahami seluruh konsep dan melakukan praktik terbaik yang
berhubungan dengan pengelolaan satuan PAUD berbasis alam di kawasan pinggiran hutan
3. Prinsip
Pengelolaan
Pengelolaan Satuan
PAUD Berbasis Alam
yang Berdayaguna dan
Berhasilguna
2. Fungsi
Pengelolaan
4. Menyusun
Pengelolaan
Satuan PAUD
5
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan adanya bahan ajar berupa modul ini adalah bahwa
pendidik dan tenaga kependidikan, pada satuan PAUD di kawasan pinggiran hutan, dapat
memahami bagaimana melaksanakan pengelolaan satuan PAUD berbasis alam secara ideal,
sehingga akan dapat meningkatkan kualitas satuan PAUD di wilayahnya.
F. Tujuan Pembelajaran
Melalui penggunaan bahan ajar yang berupa modul ini, pendidik dan tenaga
kependidikan dapat mendeskripsikan tentang hakikat pengelolaan, menyusun
pengelolaan satuan PAUD, pengelolaan satuan PAUD berbasis alam, dan keterkaitan
pengelolaan dengan Standar Nasional Pendidikan.
G. Petunjuk Penggunaan Modul
Bahan ajar modul Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam di
Kawasan Pinggiran Hutan, adalah bacaan sederhana, singkat, padat, dan spesifik, yang
dapat dijadikan panduan bagi guru/pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan
PAUD. Sebelum menggunakan bahan ajar ini, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut :
1. Baca dan pahami isi yang terkandung dalam bahan ajar (modul) ini;
2. Lakukan atau praktekkanlah apa yang menjadi arahan dan petunjuk dalam modul
ini;
3. Diskusikan dengan teman sejawat, fasilitator atau pada tim pengembang, jika
menemui kendala atau masalah;
4. Carilah solusi lain yang tepat jika sekiranya solusi yang ada pada bahan bacaan ini
kurang sesuai.
6
D. URAIAN MATERI
1. Hakikat Pengelolaan
Pengelolaan merupakan sebuah kata yang artinya dapat disamakan dengan manajemen,
yang berarti pula pengurusan atau pengaturan (Arikunto, 1993). Pengelolaan diartikan
sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Marry Parker Follet (1997) mendefinisikan bahwa pengelolaan adalah
seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Dalam
penyelesaian sesuatu tersebut, terdapat 3 faktor yang terlibat, yaitu : (1). Adanya penggunaan
sumberdaya organisasi, baik SDM maupun faktor-faktor produksi lainnya; (2).Proses yang
bertahap, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan adanya proses
pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan; dan (3) Adanya seni
dalam penyelesaian pekerjaan yang ada didalam organisasi.
A. Standar Kompetensi Menjelaskan pengertian pengelolaan sebagai suatu upaya mengembangkan organisasi
B. Kompetensi Dasar Peserta mampu menjelaskan pengelolaan sebagai suatu upaya mengembangkan organisasi
C. Materi Pokok 1. Hakikat Pengelolaan 2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1
PENGELOLAAN
7
Kata “pengelolaan” sering kita dengar ataupun kita baca, dan kata ini sangat familiar di semua
sektor kehidupan kita, termasuk sektor pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata
manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi ( Sutisna:1983).
Pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah
adiministrasi dalam bidang pendidikan. Namun sebelum itu, kita perlu memahami terlebih
dahulu pengertiaan administrasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :
• Menurut Moh. Rifai (1982) adiministrasi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan
dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersdia dan yang sesuai, baik personal
maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu tujuan secara efektif dan
efisien.
• Sondang P Siagian ( 1983) administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara
dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang diolah ditentukan sebelumnya.
Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) menyampaikan beberapa alasan tentang perlunya
kaidah-kaidah administrasi diterapkan dalam bidang pendidikan berikut beberapa alasanya:
• Mengantisipasi tuntutan perkembangan dan juga tuntutan pembangunan yang terjadi baik
lokal maupun global sehingga pendidikan dapat merencanakan, menyediakan, mengelola
dan juga mengatur berbagai tuntutan yang ada guna kepentingan pembangunan itu sendiri
• Produk atau hasil dari pembangunan pendidikan baik berbentuk fisik maupun non fisik
dap dirasakan manfaatnya bagi kehidupan manusia
• Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan yag semakin bertambah dan beragam sehingga
akhirnya tidak hanya tenaga pengajar yang diperlukan tetapi juga membutuhkan berbagi
tenaga kependidikan lainya seperti pengelola pendidikan, administrator , planner, supervisor
dan juga konselor.
• Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang menuntut peralatan dan
fasilitas yang memadai serta personil yang berkualitas.
• Pendidikan dan lembaga pendidikan telah menjadi ajang bisnis yang memerlukan
penangananyang lebih serius untuk dapat bersaing sehat.
8
2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan
2.1. Membuat Putusan
Pembuatan putusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang perlu dilakukan oleh para
administrator yang akan membawa dampak terhadap seluruh organisasi, prilakunya dan hasil
keputusan itu.
Langkah-langkah pembuatan putusan:
• Menentukan masalah
● Mengananalisa situasi
• Mengemembangkan aternatif-alternatif kemungkinan
• Menganalisa aternatif-alternatif kemungkinan
• Memilih alternatif yang paling mungkin
2.2. Merencanakan
• Adalah persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Dalam
merumuskan perencaan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri ( 1994)
• Kegiatan dapat bersifat tunggal maupun banyak dan saling mendukung satu sama lain.
• Kegiatan untuk menetapkan tindakan yang akan dilakukan
• Ada unsur ketidakpastian dalam merumuskan perencanaan sebab tidak ada rencana yang
tanpa hambatan tak terduga.
• Optimalisasi perhitungan yang akan terjadi untuk menjaga dan mengurangi kegagalan.
Lebih lanjut Dudung A Dasuqi dan Setyo Somantri ( 1994) menjelaskan bahwa merencanakan
mengandung:
• Pra rencana yang berisi
~ Pengumpulan dan pengolahan data
~ Diagnosa dan prognosis situasi
9
~ Perumusan kebijakan
~ Estimasi kebutuhan
~ Menganggarkan kebutuhan
~ Memilih sasaran
• Merumuskan rencana
• Perincian rencana
• Implementasai rencana
• Revisi dan perencanaan
2.3.Mengorganisasikan
Menurut Sutisna( 1983) makna arti mengorganisasikan adalah sebagai kegiatan dalam
menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam
usaha mencapai tujuan yang telah disepakati bersama oleh semua anggota.
2.4. Mengkomunikasikan
Berarti menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang yang satu
kepada orang lain atau dari kelompok yang satu kepada kelompok yang lain. Mengkomunikasikan dalam suatu organisasi adalah dimaksudkan utnuk dapat
mempengaruhi sikap perilaku para anggota organisasi secara sendiri- sendiri atau
berkelompok.
2.5.Mengkoordinasikan
Sutisna (1983) mengkoordinasikan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersatukan
sumbangan dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-sumber lain yang
terdapat dalam organisasi itu ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati.
2.6.Mengawasi
Menurut Sutisna ( 1983) adalah suatu proses fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa
yang terjadi sesuai dengan apa yang semestinya terjadi. Dengan kata lain pengawasan adalah
fungsi administratif untuk memastikan bahwa yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang
dibuat.
10
2.7. Menilai
Sutisna ( 1983) mengartikan penilaian sebagai seperangkat kegiatan yang dapat
menentukan baik tidaknya program-program atau kegiatan-kegiatan organisasi
yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Fungsi penilaian
• Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir periode kerja
• Mendukung dan menjamin cara bekerja yang efektif danefisien
• Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran
• Memajukan pengembangan oragnisasi sekolah.
Prinsip penilaian dalam pengelolaan pendidikan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo
Somantri (1994)
• Komperhensif : penilaian mencakup keseluruhan unsur
• Kooperatif : melibatkan semua yang terkait
• Ekonomis : tidak ada pemborosan.
11
E. Rangkuman
Pengelolaan pendidikan pada intinya adalah upaya-upaya untuk menerapkan kaidah-
kaidah administrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan hakikatnya adalah sebuah
manajemen, yang didalamnya memerlukan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
dan juga kontrol atau evaluasi. Pengelolaan juga adalah suatu seni untuk mengatur atau
mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Satuan PAUD perlu dikelola secara baik dan benar, agar tercapai kualitas PAUD yang
kompetitif.
F. Latihan / Tugas
1. Jelaskan pengertian pengelolaan dan pengelolaan pendidikan !
2. Jelaskan fungsi dan prinsip pengelolaan bagi sebuah satuan pendidikan !
3. Apakah tujuan dari penilaian dalam pengelolaan satuan PAUD ?
G. Kunci Jawaban
1. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Marry Parker Follet (1997)
mendefinisikan bahwa pengelolaan adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang
terkait dengan pencapaian tujuan. sedangkan pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai
upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan.
2. Fungsi dan prinsip pengelolaan adalah : a. Membuat putusan; b. Merencanakan; c.
Mengorganisasikan; d. Mengkomunikasikan; e. Mengkoordinasikan; f. Mengawasi; dan g.
menilai.
3. penilaian sebagai seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik tidaknya program-
program atau kegiatan-kegiatan organisasi yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Fungsi penilaian : a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir periode
kerja; b. Mendukung dan menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
12
c. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran; d. Memajukan
pengembangan organisasi sekolah; Prinsip penilaian dalam pengelolaan
pendidikan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) : e.
Komperhensif penilaian mencakup keseluruhan unsur; f. Kooperatif melibatkan semua yang
terkait; dan g. Ekonomis tidak ada pemborosan.
13
D. URAIAN MATERI
1. Perencanaan Pengelolaan Satuan PAUD
Perencanaan pendidikan merupakan salah satu kebijakan nasional yang terindependensi dengan
kebijakan publik lainnya (Saud dan Abin, 2009). Di tingkat satuan pendidikan perencanaan
pendidikan secara legal formal biasa disebut sebagai rencana kerja satuan.
Sebelum menyusun perencanaan pengelolaan satuan, maka perlu dilakukan identifikasi
tantangan dan perumusan program. Langkah-langkah yang dilakukan, sebagai berikut :
a. Persiapan
Sebelum penyusunan rencana satuan, kepala sekolah dan guru/pendidik membentuk
tim penyusun rencana kegiatan satuan yang disebut kelompok kerja PAUD. Tugas utama
Pokja PAUD adalah menyusun RKS PAUD Pembentukan Pokja PAUD hendaknya
dilakukan melalui proses demokratis dengan mengedepankan musyawarah mufakat.
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
MENYUSUN PENGELOLAAN SATUAN PAUD
A. Standar Kompetensi Menjelaskan hakikat penyusunan pengelolaan satuan PAUD
B. Kompetensi Dasar Menjelaskan dan menyusun bagian-bagian dari pengelolaan satuan PAUD
C. Materi Pokok 1. Perencanaan Pengelolaan Satuan 2. Pelaksanaan Pengelolaan Satuan 3. Evaluasi pengelolaan Satuan
14
13
BAB V KEGIATAN BELAJAR IV
PENGELOLAAN DALAM PELAKSANAAN
Setelah Pokja PAUD terbentuk, maka pengurus akan mengikuti pembekalan / orientasi
mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan, khususnya PAUD. Kegiatan
utama selama dalam pembekalan adalah membantu Pokja PAUD untuk mengenal
informasi pokok yang diperlukan dalam perencanaan pendidikan PAUD. Subyek yang
dibahas adalah : (1). Peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan dan
perlindungan anak; (2). Kebijakan pendanaan pendidikan; (3). Kebijakan peningkatan
atuan; (5). Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran inovatif. Kegiatan
pembekalan ini dapat berupa kunjungan ke satuan PAUD, pelatihan, atau pemberian
nformasi.
b. Penyusunan Rencana Pengelolaan Satuan ( RPS )
Penyusunan RPS terdiri dari 5 tahap, yaitu :
1. Tahap Identifikasi Tantangan
Tahapan ini terdiri dari 4 langkah. langkah-langkah tersebut yaitu :
● Menyusun profil satuan PAUD. Profil yang disusun berisi gambaran yang jelas,
lengkap, dan obyektif tentang situasi satuan PAUD saat ini serta
perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Profil yang disusun juga
memuat pula tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
● Mengidentifikasi harapan pemangku kepentingan (stakeholders). Harapan
pemangku kepentingan disusun dengan rambu-rambu, sbb :
~ Dirumuskan berdasarkan profil satuan sat ini, apa yang akan ditingkatkan,
diperbaiki, atau dicapai dalam 4 tahun kedepan.
~ Berorientasi pada peningkatan/perbaikan satuan (school improvement),
termasuk memperkuat kapasitas satuan PAUD dalam mengembangkan iptek.
~ Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), dalam hal
ini satuan PAUD, tetapi juga pengguna layanan (service user)
~ Mengacu pada visi dan misi serta tujuan satuan PAUD
~ Mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan.
● Merumuskan tantangan bagi satuan PAUD yakni perbedaan antara apa yang
menjadi harapan pemamgku kepentingan dengan apa yang ada pada profil.
15
Tantangan satuan PAUD sebaiknya dirumuskan secara spesifik, artinya
rumusan tantangan harus menunjukkan : (1). Apabila berkaitan dengan
pendidik/guru, maka perlu dirumuskan pendidik di kelas mana ( A atau
B ), apakah semua pendidik di kelompok umur tertentu, dan apakah di
semua tema atau tema-tema tertentu saja; (2). Apabila berkaitan dengan
penilaian dan metodenya, maka perlu dirumuskan besarnya
tantangan di penilaian apa dan dikelas mana saja; (3).
Apabila berkaitan dengan media, maka perlu dirumuskan media apa saja yang
dimaksud.
● Menetapkan tantangan utama (prioritas) . Tantangan utama terjadi karena
banyaknya keterbatasan-keterbatasan di satuan PAUD, seperti keterbatasan
SDM, pendanaan, fasilitas, media, dan lainnya, maka satuan PAUD sebaiknya
menfokuskan diri pada beberapa tantangan yang memiliki pengaruh besar
pada kinerja satuan PAUD secara keseluruhan. Tantangan utama dipilih
berdasarkan skala prioritas. Hal-hal di bawah ini dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan tantangan utama : (1). Tingkat kepentingan suatu
tantangan terhadap keseluruhan tujuan peningkatan mutu satuan PAUD; (2).
Besaran tantangan, yaitu besar antara harapan dan kenyataan; (3).
Sumberdaya manusia yang tersedia untuk menangani tantangan tersebut, baik
kini maupun akan datang; (4). jumlah biaya yang diperkirakan dan jumlah
dana yang akan diperoleh; (5). Kesiapan satuan PAUD dalam menghadapi
tantangan tersebut.
2. Tahap Analisis Pemecahan Tantangan
Tahap ini terdiri dari 2 langkah, yaitu :
● Tahap menentukan penyebab utama tantangan, caranya adalah :
~ Membuat daftar penyebab tantangan
~ Memilih penyebab utama tantangan.
16
● Menentukan alternatif pemecahan tantangan utama, caranya adalah :
~ Membuat daftar alternatif pemecahan tantangan
~ Menetapkan alternatif pemecahan tantangan utama.
3. Tahap Perumusan Program
Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yaitu :
● Menentukan sasaran. Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai
satuan PAUD dalam kurun waktu tertentu (biasanya 4 tahun) ke depan.
Penetapan sasaran satuan bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu tertentu
guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan.
Penentuan sasaran yang baik, harus memperhatikan 3 hal, yaitu realistis, dapat
diukur, dan spesifik.
● Merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program.
Diketahui bahwa program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan
program sebaiknya disesuaikan dengan sasaran. Program ini bisa dilaksanakan
oleh pihak satuan PAUD maupun pihak lain. Misalnya dengan melibatkan
komite sekolah/ orang tua.
● Merumuskan indikator keberhasilan perencanaan pengelolaan berupa
program atau kegiatan lainnya. Indikator keberhasilan merupakan ukuran yang
digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan atau program
yang telah dilakukan. Indikator keberhasilan dapat berupa proses ataupun
hasil akhir. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan hasil akhir dapat
mengacu pada harapan pemangku kepentingan yang telah disusun oleh Pokja
17
● Menentukan kegiatan dan jadwal kegiatan. Jadwal adalah alokasi waktu suatu
Program dan kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan. Tujuan penyusunan
jadwal program dan kegiatan ini adalah untuk mempermudah pelaksana
dalam menentukan urutan kegiatan dan mengatur penggunaan sumberdaya
dan dana yang dimiliki satuan pendidikan. Dengan demikian alur kegiatan dan
keuangan satuan pendidikan/madrasah dapat dikontrol dengan lebih efektif.
4. Tahap Perumusan Rencana Anggaran Satuan PAUD
Tahap ini terdiri dari 3 langkah langkah, yaitu :
a) Membuat rencana biaya program
b) Membuat rencana pendanaan program
c) Menyesuaikan rencana biaya dengan sumber pendanaan.
5. Tahap Perumusan Rencana Kerja Tahunan Satuan PAUD
(RKTS PAUD) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan PAUD (RKAS PAUD).
Tahap ini terdiri dari 2 langkah. yaitu :
a) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan (RKTS PAUD, berisi 3 kegiatan : (1)
Menetapkan program/kegiatan strategis; (2) Menetapkan kegiatan operasi;
(3) Menetapkan jadwal RKTS PAUD. b) Membuat RKAS PAUD.
C. Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan PAUD (RKS PAUD)
Kegiatan ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :
a. Penyetujuan RKS PAUD oleh rapat dengan pertimbangan persatuan orang tua anak
didik
b. Pengesahan RKS PAUD oleh Dinas pendidikan setempat
c. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
18
2. Pelaksanaan atau Implementasi Pengelolaan Satuan PAUD
Pola pelaksanaan atau penerapan rencana yang telah disusun dilakukan secara
komprehensif oleh satuan PAUD, dikoordinasi, disinkronisasi, dan
dikontrol, serta dievaluasi. Pelaksanaan atau implementasi rencana, dilakukan
melalui berbagai forum rapat/pertemuan, koordinasi antar panitia, dan
koordinasi umum. Agenda yang dibahas pada setiap pertemuan dipimpin
langsung oleh Kepala Satuan PAUD, dimana dalam kegiatan tersebut diberikan
pengarahan yang bersifat global atas sebuah rencana yang telah digagas. Dari
pengarahan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi oleh panitia kegiatan
yang berfungsi semisal komisi. Di dalamnya dibahas teknis dan operasional
secara detail suatu rencana kegiatan. Hasil rapat dari panitia kegiatan
kemudian dibawa ke dalam rapat koordinasi umum atau diplenokan. Pola
pelaksanaan atau penerapan RKS PAUD yang dilakukan secara berjenjang
didasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) di Satuan PAUD, POS yang
dimaksudkan lebih dikenal dengan istilah panduan.
Adapun panduan yang biasanya ada di Satuan PAUD terdiri atas:
1) Panduan pengelolaan satuan PAUD
2) Panduan administrasi surat menyurat
3) Panduan administrasi keuangan
4) Panduan kepegawaian/pendidik
5) Panduan pengembangan kurikulum
6) Panduan proses pembelajaran
7) Panduan penilaian
8) Panduan peserta didik
9) Panduan pengelolaan sarana dan prasarana
10) Panduan kehumasan
11).Panduan kemitraan dalam mewujudkan PAUD Holistik Integratif.
19
Koordinasi, komunikasi, dan sinkronisasi antar guru/pendidik yang menangani
kelas dan kepala TK/KB/RA dilakukan secara berkala dan berkesinambungan selama
sepekan dua kali. Dalam lain kesempatan, secara temporer, kepala sekolah/kepala
TK/KB/RA, mengawal pelaksanaan program sesuai jadwal kegiatan bersama
kelompok-kelompok kerja atau panitia kegiatan yang dibentuk. Kelompok kerja atau
kepanitiaan yang dibentuk bisa jadi mendorong partisipasi pihak orang tua/wali murid
yang tergabung dalam paguyuban di satuan PAUD. Bentuk partisipasi itu bisa berupa
kontribusi tenaga, pikiran, bahkan materi dengan berbagai variasi yang sesuai
kebutuhan.
Selain secara internal, sinkronisasi juga diharapkan dijalin dengan pihak gugus
PAUD sebagai wahana perkumpulan pendidik/guru di tiap rayon/wilayah. Pelaksanaan
pemberdayaan gugus PAUD dilakukan dengan berbagai kegiatan, dimana kegiatan
tersebut terbagi dalam beberapa tahapan. Kegiatan dimaksud dibagi kedalam
dua tahap, yaitu : (1) perencanaan; dan (2) pengembangan. Dalam tahap perencanaan,
mereka mengumpulkan pendidik/guru, memilih pengurus, merancang kegiatan dan
program kerja, mencari informasi dari berbagai sumber dan mengembangkannya,
mendata/mencari dukungan dana dengan mengajukan proposal, merencanakan
program monitoring/evaluasi kerja, dan pelaporan kegiatan. Dalam tahap
pengembangan, mereka merancang kegiatan yang terdiri atas kegiatan mereformulasi
pembelajaran melalui model model pembelajaran yang variatif, seperti
mempersiapkan RPP dan mendiskusikan strategi alternatif pembelajaran yang efektif
sesuai dengan standar proses, merancang pengembangan silabus sesuai dengan
standar isi dan standar TPPA, merancang pengembangan penilaian sesuai dengan
standar penilaian, merancang lembaran kegiatan ilmiah/praktik siswa
untuk tiap KD, mendiskusikan penggunaan media pembelajaran yang tepat;
mendiskusikan kesulitan kesulitan yang dihadapi dalam rombel di kelas; menampung
karya PTK pendidik dan menyediakan jadwal presentasi , sosialisasi pembaruan yang
20
didapat oleh guru yang mengikuti penataran/diklat tingkat provinsi/nasional, baik
yang diselenggarakan oleh kementerian, dinas pendidikan, maupun di luar dinas
pendidikan/swasta; memperluas wawasan gurun dengan mendatangkan pakar/nara
sumber, guru model dan studi banding; melaksanakan program pemberdayaan dalam
berbagai kegiatan, antara lain: seminar, workshop, lokakarya, diskusi panel.
3. Evaluasi Pengelolaan Satuan PAUD
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menilai sesuatu / obyek berdasarkan
kriteria atau standar tertentu yang telah ditetapkan, untuk kemudian diambil
keputusan atas obyek yang dievaluasi tersebut. Evaluasi terhadap pengelolaan satuan
PAUD biasanya dilakukan untuk mengevaluasi 1). Perencanaan program, yaitu
kurikulum dan perangkatnya; 2). Pengorganisasian, yaitu tugas dan fungsi
struktur organisasi; 3). Peserta didik, yaitu jumlah dan kondisinya; 4). Sarana dan
prasarana, kuantitas, jenis dan kualitasnya; 5). Pembiayaan, yaitu pengeluaran dan
pemasukan. Evaluasi secara umum juga biasanya dilakukan terhadap 8 Standar
Nasional Pendidikan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, akan ditemukan hal-hal yang
masih kurang / minim, dan hal-hal yang perlu dipertahankan (Munthe, 2015).
21
E. Rangkuman
Penyusunan pengelolaan satuan PAUD meliputi hal-hal, sebagai berikut :
1. Perencanaan pengelolaan satuan yang terdiri dari kegiatan persiapan, penyusunan rencana
pengelolaan satuan, dan penyetujuan pengesahan dan soaialisasi RKS PAUD;
2. Pelaksanaan atau implementasi pengelolaan satuan PAUD;
3. Evaluasi pengelolaan satuan PAUD.
F. Latihan / Tugas
1. Hal-hal apa sajakah yang biasanya dievaluasi dalam pengelolaan satuan PAUD ?
2. Sebutkan 3 langkah dalam Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan
PAUD (RKS PAUD) !
3. Jelaskan tentang pengertian merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program ,
dalam kegiatan perumusan program satuan PAUD ?
4. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan ?
22
2
G. Kunci Jawaban
1. Evaluasi terhadap pengelolaan satuan PAUD biasanya dilakukan untuk mengevaluasi a).
Perencanaan program, yaitu kurikulum dan perangkatnya; b). Pengorganisasian, yaitu tugas
dan fungsi struktur organisasi; c). Peserta didik, yaitu jumlah dan kondisinya; d). Sarana dan
prasarana, kuantitas, jenis dan kualitasnya; dan e). Pembiayaan, yaitu pengeluaran dan
pemasukan. Evaluasi secara umum juga biasanya dilakukan terhadap 8 Standar Nasional
Pendidikan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, akan ditemukan hal-hal yang masih kurang /
minim, dan hal-hal yang perlu dipertahankan.
2. Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan PAUD (RKS PAUD)
Kegiatan ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :
a. Penyetujuan RKS PAUD oleh rapat dengan pertimbangan persatuan orang tua anak
didik
b. Pengesahan RKS PAUD oleh Dinas pendidikan setempat
c. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
3. Merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program, merupakan hal penting ,
karena diketahui bahwa program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan
program sebaiknya disesuaikan dengan sasaran. Program ini bisa dilaksanakan
oleh pihak satuan PAUD maupun pihak lain. Misalnya dengan melibatkan
komite sekolah/ orang tua.
4. Perencanaan pendidikan merupakan salah satu kebijakan nasional yang terindependensi
dengan kebijakan publik lainnya. Di tingkat satuan pendidikan, perencanaan
pendidikan secara legal formal biasa disebut sebagai rencana kerja satuan.Sebelum menyusun
perencanaan pengelolaan satuan, maka perlu dilakukan identifikasi tantangan dan
perumusan program.
23
D. URAIAN MATERI
A. Hakikat Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain
Keberadaan kelompok Bermain (KB) sangat diperlukan sebagai usaha membantu
meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multikecerdasan pada diri setiap anak
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebelum anak memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya. Kelompok Bermain adalah wadah pembinaan sebagai usaha kesejahteraan anak
dengan mengutamakan kegiatan bermain dan menyelenggarakan pendidikan
prasekolah bagi anak yang berusia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar . Selain itu, Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk
PAUD pada jalur pendidikan nonformal ( PAUD Nonformal )
yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini sekaligus program
pendidikan sekaligus program
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI
KELOMPOK BERMAIN
A. Standar Kompetensi Memahami pengelolaan satuan PAUD di Kelompok Bermain ( KB )
B. Kompetensi Dasar Menjelaskan dan menerapkan cara pengelolaan satuan PAUD di Kelompok Bermain (KB)
C. Materi Pokok
1. Hakikat Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 2. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 4. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain
24
kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Adapula yang
menyebutkan bahwa KB adalah wadah PAUD bagi anak yang berusia 3 – 4 tahun.
PAUD khususnya pada jenjang Kelompok Bermain (KB) dalam menyelenggarakan
pendidikan menfokuskan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan
perkembangan fisik motoric kasar dan motorik halus, kecerdasan dalam berpikir,
mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan sosio emosional, dan
kecerdasan sikap serta perilaku beragama, kecerdasan bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan).
Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami
akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi tersebut
disebabkan oleh adanya keterbatasan orang tua dan pendidik akan pengetahuan dan
informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan perlindungan pada anak usia dini.
Keterbatasan ini pada akhirnya mengakibatkan multipotensi dan multikecerdasan
yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan optimal.
B. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain
Secara umum tujuan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain (KB)
adalah memberikan pelayanan pada anak usia 2-4 tahun sesuai amanat UUD 1945
dan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Bab II
Pasal 3. Sedangkan secara khusus, pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain,
yaitu :
1. Mengembangkan kehidupan beragama sedini mungkin, agar anak memiliki
moral dan budi pekerti yang luhur
2. Mengembangkan kemandirian agar anak dapat melayani dirinya sendiri /
mandiri dalam kehidupan sehari-hari
25
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa agar anak mampu berkomunikasi
4. Mengembangkan kognitif agar anak memiliki kemampuan menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki dengan pengetahuan dan
pengalaman yang baru diperolehnya
5. Mengembangkan kreativitas agar anak menjadi kreatif, lancar, fleksibel, dan
memiliki spontanitas dalam bertutur kata dan berpikir
6. Mengembangkan perasaan atau emosi agar anak mampu mengendalikan emosi
dan sikap prososial serta dapat menunjukkan reaksi yang wajar
7. Mengembangkan kemampuan bermasyarakat agar anak mampu bergaul dan
dapat mengembangkan kemampuan prososialnya secara wajar dan dapat
meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat
8. Mengembangkan keterampilan agar anak dapat mengembangkan motorik halus
dalam berolah tangan
9. Mengembangkan jasmani agar anak dapat meningkatkan keterampilan motorik
kasarnya dalam berolah tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatannya
10. Meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar dalam rangka
membentuk SDM yang berkualitas sejak usia dini dengan cara belajar melalui
bermain
11. Mengembangkan pengelolaan kegiatan secara sistematis, holistik, dan
integratif.
C. Prinsip / pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain
Ada 3 prinsip dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain. Prinsip
tersebut, sebagai berikut :
a. Prinsip Pendidikan Anak usia Dini
~ Berorientasi pada kebutuhan anak
~ Kegiatan pengembangan dilakukan melalui bermain
26
~ Merangsang munculnya kreativitas dan pemikiran yang inovatif
~ Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan
~ Mengembangkan kecakapan hidup anak
~ Menggunakan berbagai sumber dan media pengembangan yang ada di
lingkungan sekitar anak
~ Dilakukan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan anak
~ Rangsangan pendidikan mencakup semua aspek pengembangan.
b. Prinsip Perkembangan Anak
ⱺ Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan
merasakan aman serta nyaman dalam lingkungannya
ⱺ Anak belajar secara terus menerus dimulai dari membangun pemahaman
tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu
konsep, hingga mampu membuat sesuatu yang berharga
ⱺ Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun
dengan teman sebaya yang ada di lingkungannya
ⱺ Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajarnya
ⱺ Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangkan sebagai
perbedaan individu
ⱺ Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke
yang abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
c. Prinsip Belajar Melalui Bermain
ꭥ Setiap anak itu unik. Mereka tumbuh dan berkembang dari kemampuaan,
kebutuhan, keinginan, pengalaman dan latar belakang keluarga
ꭥ Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. bagi anak-anak usia
dini, bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu, kegiatan bermain harus
dapat menfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang, sukarela
dan kasih sayang dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar
27
ꭥ Pendidik atau guru yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik
yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak,
bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak, penuh kasih sayang
dan kehangatanserta bersedia bermain dengan anak (Montolalu, 2011).
D. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain
Apa yang Dikerjakan Apa yang Dilakukan
Kesadaran ~ Pengalaman ~ Memiliki minat ~ Mengenali parameter yang luas ~ Hadir ~ Menangkap
Menyiapkan Lingkungan a. Menyediakan kesempatan melalui
pengenalan obyekbaru, peristiwa, dan orang
b. Menumbuhkan minat dengan memunculkan masalah atau pertanyaan
c. Merespons minat anak atau berbagi pengalaman
d. Memperlihatkan minat, antusias
Eksplorasi ~ Observasi ~ Eksplorasi materi ~ Mengumpulkan informasi ~ Menemukan ~ Menghadirkan ~ Mencari tahu komponen-komponen ~ Membangun pengertian ~ Mengaplikasikan aturan sendiri ~ Menciptakan arti oleh diri sendiri
Menfasilitasi a. Mendukung dan meningkatkan
eksplorasi b. Memperluas dan memperbanyak
kegiatan dan alat-alat bermain c. Menjelaskan kegiatan anak d. Bertanya dengan pertanyaan terbuka e. Menghargai cara berpikir anak dan
sistem aturan mereka f. Membolehkan kesalahan yang bersifat
konstruktif
28 25
Penyelidikan ~ Menganalisis ~ Menyelidiki ~ Mengajukan penjelasan ~ Fokus ~ Membandingkan pemikiran sendiri
dengan yang lain ~ Menggeneralisasi ~ Menghubungkan dengan belajar
sebelumnya ~ Menyesuaikan dengan aturan sistem
yang konvensional
Mendorong a. Membantu anak memberikan
pengertian b. Arahkan anak, fokuskan perhatiannya c. Tanyakan pertanyaan yang lebih fokus d. Sediakan pertanyaan jika diminta e. Bantu anak membuat hubungan f. Sediakan waktu untuk penyelidikan
Penggunaan ~ Gunakan belajar dengan berbagai cara ~ Belajar menjadi lebih fungsional ~ Tampilkan belajar dalam cara yang
bervariasi ~ Aplikasikan dalam situasi baru ~ Formulasikan hipotesis baru dan ulangi
siklus.
a. Ciptakan alat untuk mengaplikasikan dalam dunia nyata
b. Bantu anak untuk mengaplikasikan dalam situasi baru
c. Sediakan situasi yang berarti untuk belajar.
29
E. Rangkuman
Hakikat pengelolaan kegiatan di Kelompok bermain (KB) adalah suatu upaya untuk
mewujudkan keberadaan kelompok Bermain (KB) bagi anak, yang sangat diperlukan sebagai usaha
membantu meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multikecerdasan pada diri setiap
anak berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebelum anak memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya.
Secara umum tujuan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain (KB) adalah
memberikan pelayanan pada anak usia 2-4 tahun sesuai amanat UUD 1945 dan UU RI No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Bab II Pasal 3.
Ada 3 prinsip dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain. Prinsip tersebut, sebagai
berikut : a. Prinsip Pendidikan Anak usia Dini; b. Prinsip perkembangan anak; dan c. Prinsip belajar
melalui bermain.
Dalam Kelompok bermain, anak dapat diarahkan melakukan “ Apa yang dikerjakan” yang
meliputi kesadaran, eksplorasi, penyelidikan dan penggunaan, serta “apa yang dilakukan” yang meliputi
menyiapkan lingkungan, menfasilitasi, dan mendorong.
F. Latihan / Tugas
1. Berikan pendapat anda tentang prinsip perkembangan anak yang perlu diketahui oleh seorang
pendidik !
2. Apa yang menyebabkan sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami akan potensi luar
biasa yang dimiliki oleh anak usia dini, dan bagaimana dampaknya bagi anak ?
3. Bagaimana seorang guru menfasilitasi anak saat belajar dan bermain ?
30
F. Kunci Jawaban
1. Prinsip Perkembangan Anak yang perlu diketahui oleh pendidik adalah :
ⱺ Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan merasakan aman
serta nyaman dalam lingkungannya
ⱺ Anak belajar secara terus menerus dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu,
mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep, hingga mampu membuat
sesuatu yang berharga
ⱺ Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan teman
sebaya yang ada di lingkungannya
ⱺ Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajarnya
ⱺ Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangkan sebagai perbedaan individu
ⱺ Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dari
gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
2. Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami akan potensi luar
biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan
orang tua dan pendidik akan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan
perlindungan pada anak usia dini. Keterbatasan ini pada akhirnya mengakibatkan multipotensi
dan multikecerdasan yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan optimal.
3. Guru dapat menfasilitasi belajar dan bermain anak dengan cara : a. Mendukung dan
meningkatkan eksplorasi; b. Memperluas dan memperbanyak kegiatan dan alat-alat
bermain; c. Menjelaskan kegiatan anak; d. Bertanya dengan pertanyaan
terbuka e. Menghargai cara berpikir anak dan sistem aturan mereka; dan
f. Membolehkan kesalahan yang bersifat konstruktif
31
26
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI
TAMAN KANAK-KANAK
A. Standar Kompetensi
Memahami pengelolaan belajar yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan berbagai cara pengelolaan yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak
C. Materi Pokok 1. Mengelola Taman Kanak-Kanak 2. Memanfaatkan Potensi Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-Kanak
D. URAIAN MATERI
1. Mengelola Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wadah PAUD yang diperuntukkan bagi anak yang
berusia 4-6 tahun. Di Taman Kanak-Kanak biasanya peserta didik di bagi dalam 2 kelas,
yaitu kelas A untuk anak yang berusia 4-5 tahun, dan kelas B untuk anak berusia 5-6 tahun.
namun dibeberapa TK terkadang masih menampung anak yang semestinya berada di Kelompok
Bermain, yaitu anak yang berusia 3-4 tahun. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan
prasekolah yaitu pendidikan yang yang diperuntukkan dalam membantu tumbuh kembang
32
jasmani dan rohani anak didik (usia dini) di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah (formal). Pendidikan
prasekolah bukan merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Pendidikan
prasekolah yang diwujudkan sebagai Taman Kanak-Kanak (TK), pada hakekatnya adalah
tempat anak bermain sambil belajar, dan bukan usaha percepatan pengajaran bahan sekolah
dasar.
Berbicara ruang lingkup pengelolaan TK, maka pertanyaan yang biasanya timbul
adalah “sebetulnya hal-hal apa saja yang dikelola di TK ?”. Ibrahim Bafadal dan Husaini
Usman (1998) menyebutkan bahwa yang dikelola di TK meliputi : 1). Program kegiatan
belajar; 2). Peserta didik; 3). Pegawai/tenaga PTK; 4). Sarana dan prasarana; 5). Tata
usaha dan keuangan; 6). Organisasi; dan 7). Hubungan TK/sekolah dengan masyarakat.
Taman Kanak-Kanak dikelola dengan sejumlah program yang dibuat oleh pendidik,
tenaga kependidikan, bahkan juga dengan melibatkan masyarakat. Program tersebut berupa
program non belajar dan program belajar. Program kegiatan belajar di TK berfungsi untuk :
1). Mengembangkan seluruh kemampuan yang di miliki anak sesuai dengan tahap
perkembangannya; 2). Mengenalkan anak dengan dunia sekitarnya; 3). Mengembangkan
sosialisasi anak; 4). Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak; 5).
Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu) yang
diperolehnya. Untuk itu, setiap satuan TK diharapkan mempersiapkan satuannya untuk
akreditasi. Biasanya persiapan akreditasi menjadi sesuatu yang dirasa memberatkan, namun
dengan pengelolaan/penataan yang baik, yang dipimpin oleh kepala TK yang serius, inovatif,
enerjik, dan kreatif, dan bertanggung jawab, maka proses akreditasi akan menjadi
menyenangkan, karena semua data dan dokumen 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
diperlukan dalam penyelenggaraan TK tersebut telah tersedia, sehingga sewaktu-waktu
diperlukan, akan mudah dan cepat ditemukan kembali untuk diajukan dalam proses akreditasi
33
2. Memanfaatkan Potensi / Bahan Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-
Kanak
Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan alam
terdapat di alam, dan ditemukan baik di tanah, atau bagian dari hewan dan tumbuhan.
Bahan alam mudah ditemukan disekitar lingkungan anak, dan ditemukan hampir di
semua tempat. Penggunaan bahan alam akan mempengaruhi pengetahuan anak,
bermain, dan mengekspresikan ide. Bahan yang digunakan anak dapat menstimulasi
daya kreatif imajinasi anak dan ekspresi artistik (Ismi Yunitasari, 2017). Bahan alam juga
dapat digunakan untuk lebih dari sekali tema atau kegiatan yang akan dipakai
dalam pembelajaran.
Memanfaatkan lingkungan alam akan merangsang bakat dan potensi yang dimiliki
anak. Lingkungan alam, seperti disekitar pantai, danau, pegunungan, atau sekitar hutan,
kaya akan sumber daya atau potensi yang dapat menunjang tumbuh kembang anak.
Alam sekitar dapat membantu anak dikarenakan : 1). Alam bersifat universal dan tidak
habis-habis; 2). Alam tidak dapat diprediksi; 3). Alam sangat berlimpah; 4). Alam itu
indah, alam hidup dengan suara dan berbagai keadaan; 5). Alam menciptakan banyak
tempat; dan 6). Alam dapat menyembuhkan dan mengandung sumber makanan yang
bergizi (Miller, 2009).
Bahan alam meliputi batang, ranting, daun, batu, biji-bijian, pasir, lumpur, dan air.
Anak dapat melakukan eksperimen dan eksplorasi dengan menggunakan bahan alam
( Isenberg dan Jalongo, 2010 ). Bahan alam yang digunakan sangat beragam, dan
penggunaannya diharapkan tepat yaitu sesuai dengan lingkungan di sekitar anak
(misalnya di lingkungan pesisir, lingkungan pasar, lingkungan danau, lingkungan tambang,
lingkungan perkebunan kelapa sawit, lingkungan persawahan, lingkungan pelelangan
ikan, dan lingkungan kawasan hutan). Banyak langkah-langkah yang digunakan dalam
penggunaan bahan alam. Adapun langkah untuk menggunakan bahan alam, yaitu bahan
alam dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, ukuran, dan bentuk. Selanjutnya
34
29
alam dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, bentuk, dan ukuran. Selanjutnya
dicocokkan yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya. Disediakan bahan-bahan
pendukung yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam seperti menggunakan tangkai
sebagai kaki, atau tangan, juga menggunakan daun sebagai sayap, biji-bijian untuk mata,
dan lain-lain.
Keuntungan dari penggunaan media bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya
yang mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan yang diberikan mudah, serta relatif
bersifat aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media pandang, dan berfungsi sebagai
Alat Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan Edukatif adalah jenis media yang
merupakan alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan (Badru Zaman, 2011). Berkaitan dengan alat permainan untuk anak TK, maka
pengertian APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan
meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK, yaitu aspek moral dan nilai-nilai
agama, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio emosional, aspek motoric/kinestetik, dan
aspek seni.
Bahan alam berupa batu-batuan dapat dibuat sebagai media bermain menjadi alat
hitung menghitung, bunyi-bunyian, juga dibuat menjadi bentuk binatang atau bentuk
lainnya.
Bahan kayu dapat berupa kayu keras dan lunak, pilihlah kayu yang cukup keras dan
kering, agar bubuk atau jaamur kayu tidak mudah termakan oleh anak. Ranting kayu, kulit
kayu, cabang, bahkan akar dapat dipergunakan sebagai media main anak.
Daun-daun kering dapat digunakan sebagai alat untuk melukis atau prakarya,
seperti membuat topi, boneka daun, dan mencetak. Juga dapat digunakan untuk kegiatan
matematika, seperti mengukur daun, membedakan kasar dan halus, dan mengelompokkan
macam-macam bentuk daun.
Biji-bijian hasil hutan dapat dpergunakan sebagai alat main, seperti biji mahoni, biji
salak, biji saga, bunga flamboyant, biji johar, biji tengkawang, atau biji tanaman hutan
lainnya, yang kesemuanya dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung atau menjadi
hiasan.
35
Pelepah dari pohon, seperti pelepah pinang, pelepah kelapa, pelepah pisang
hutan, pelepah daun singkong, dapat digunakan sebagai alat permainan maupun
kegiatan kesenian / alat musik, dan untuk peningkatan kreativitas, seperti untuk meronce
atau membuat cap dari pelepah.
Bambu sebagai tumbuhan yang banyak tumbuh di hutan, dapat pula dibuat
sebagai alat main, alat musik, dan alat untuk main bangunan. Ada berbagai macam
bambu yang dapat digunakan untuk keperluan main anak, seperti bambu apus, bambu
kuning, bambu betung, dan bambu belang, serta bambu kerdil.
Keseluruh hasil alam, yang umumnya dari hutan tersebut, harus dipertimbangkan
keamanannya bagi anak. Keamanan tersebut, jika bahannya kayu, maka sebaiknya yang
tidak berserat, agar tangan anak tidak tertusuk, juga untuk bambu khuusnya bulu bambu
yang gatal, sebaiknya dibersihkan agar licin dan bebas dari bulu bambu, seluruh alat main
dari kayu harus diamplas/dihaluskan, dan sudutnya harus dibuat tumpul. Jika dipaku,
diupayakan pakunya jangan menonjol, harus ditanam sampai dalam. Penggunaan cat
harus mempertimbangkan kemungkinan adanya racun/toksik, olehnya itu catnya harus
benar-benar kering (Rika Cahyani, 2002).
36
E. Rangkuman
Kegiatan atau hal-hal yang dikelola di TK antara lain, 1). Program kegiatan belajar;
2). Peserta didik; 3). Pegawai/tenaga PTK; 4). Sarana dan prasarana; 5). Tata usaha dan
keuangan; 6). Organisasi; dan 7). Hubungan TK/sekolah dengan masyarakat.
Taman Kanak-Kanak dikelola dengan sejumlah program yang dibuat oleh pendidik, tenaga
kependidikan, bahkan juga dengan melibatkan masyarakat. Program tersebut berupa program
non belajar dan program belajar. Program kegiatan belajar di TK berfungsi untuk : 1).
Mengembangkan seluruh kemampuan yang di miliki anak sesuai dengan tahap
perkembangannya; 2). Mengenalkan anak dengan dunia sekitarnya; 3). Mengembangkan
sosialisasi anak; 4). Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak;
5). Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Dalam mengelola TK penggunaan bahan alam sangat mendukung untuk meningkatkan
seluruh aspek perkembangan anak. Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di
alam sekitar. Bahan alam terdapat di alam, dan ditemukan baik di tanah, atau bagian dari
hewan dan tumbuhan. Bahan alam mudah ditemukan disekitar lingkungan anak, dan
ditemukan hampir di semua tempat. Penggunaan bahan alam akan mempengaruhi
pengetahuan anak, bermain, dan mengekspresikan ide. Keuntungan dari penggunaan media
bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya yang mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan
yang diberikan mudah, serta relatif bersifat aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media
pandang, dan berfungsi sebagai Alat Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan Edukatif adalah
jenis media yang merupakan alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Berkaitan dengan alat permainan untuk anak TK, maka pengertian
APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan
meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK, yaitu aspek moral dan nilai-nilai agama,
aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio emosional, aspek motoric/kinestetik, dan aspek seni.
37
F. Latihan / Tugas
1. Bagaimanakah langkah-langkah yang digunakan dalam penggunaan bahan alam, sebagai
media pembelajaran ?
2. Apa keuntungan dari penggunaan media bahan alam menjadi alat permainan anak ?
3. Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu) yang
diperolehnya, apa maksud pernyataan tersebut ? \
38
G. Kunci Jawaban
1. Banyak langkah-langkah yang digunakan dalam penggunaan bahan alam, sebagai media
belajar. Adapun langkah untuk menggunakan bahan alam, yaitu bahan. alam
dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, bentuk, dan ukuran. Selanjutnya
dicocokkan yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya. Disediakan
bahan-bahan pendukung yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam seperti
menggunakan tangkai sebagai kaki, atau tangan, juga menggunakan daun sebagai
sayap, biji-bijian untuk mata, dan lain-lain.
2. Keuntungan dari penggunaan media bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya yang
mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan yang diberikan mudah, serta relatif bersifat
aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media pandang, dan berfungsi sebagai Alat
Permainan Edukatif (APE).
3. Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu)
yang diperolehnya. maksudnya adalah bahwa setiap satuan TK diharapkan mempersiapkan
satuannya untuk akreditasi. Biasanya persiapan akreditasi menjadi sesuatu yang dirasa
memberatkan, namun dengan pengelolaan/penataan yang baik, yang dipimpin oleh kepala TK
yang serius, inovatif, enerjik, dan kreatif, dan bertanggung jawab, maka proses akreditasi akan
menjadi menyenangkan, karena semua data dan dokumen 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP) yang diperlukan dalam penyelenggaraan TK tersebut telah tersedia, sehingga sewaktu-
waktu diperlukan, akan mudah dan cepat ditemukan kembali untuk diajukan dalam proses
akreditasi
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Anonim. http://wikipedia.org/wiki/pendidikan Dudung A. Dasuqi dan Setyo Sumantri. 1992. Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan. Bandung. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung. Isenberg, Joan P, & Jalongo, Mary R. 1993. Creative expression and Play in the Early Childhood Curriculum. New York. Macmillan Publishing Company. Ismi Yunitasari. 2017. Pengaruh APE Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas AUD. Lampung. UIN Raden Intan. Moh. Rifai. 1982. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Jemmars. Marry Parker Follet. 1997. Definition of Management. Jakarta. Indeks. Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Satuan pendidikan; Konsep,Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Miller, K. 2009. Organizational Communication Approaches and Processes 6th Edition. Belmont. CA. WadsworthPublishing Company. Rika Cahyani. 2002. Mainan untuk Anak, Edukatif dan Fun. Jakarta. Femina. Sondang P. Siagian. 1983. Organisasi, kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta. PT. Gunung Agung. Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek. Bandung. Profesional. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta. Kemdikbud RI.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Epi Syahadat dan Subarudi, 2012. Permasalahan Penataan Ruang Kawasan Hutan dalam
Rangka Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Bogor. Penerbit Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2003. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Komarudin. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.
Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir,M. 2013. Metode Penelitian. Bogor. Penerbit Ghalia Indonesia. Nugroho, Riant. 2003. Pendidikan Indonesia; Harapan, Visi, dan Strategi. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Permenpan No. 15 Tahun 2010. Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.
Jakarta. Kemenpan RB. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI.
Peraturan Mendikbud No. 84 Tahun 2014. Pendirian Satuan PAUD. Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI.
Perdirjen PAUD dan Dikmas No. 02 Tahun 2016. Petunjuk Teknis Pengembangan Model PAUD
dan Dikmas. Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI. Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Santoso, Soegeng. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan.
Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua. Surakarta. Fairuz Media. Terry, George R. 2009. Prinsip- Prinsip Manajemen. Jakarta. Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo.
Aristo Rahadi, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.
Anwar, 2003. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education)Konsep dan Aplikasi. Bandung. Alfabeta.
Abdul Majid, 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. Remaja
Rosdakarya. Akmal Zimran, 2019. Makalah Esensialitas Pembelajaran STEAM bagi Anak. Disajikan pada
Workshop Peningkatan Kreativitas Guru, di Unsyiah Aceh. Badru Zaman dkk, 2009. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung. PPG Universitas
Pendidikan Indonesia. Bligh A, 2015. Towards a 10 10 Years Plan for Science Technology Engineering and Mathematics (STEM) Edycation and Skills in Queensland. Queensland Departmentof
Education. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah) .
Bandung. FPTK IKIP.
Endarta, 2016. Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi,dan Mengkomunikasikan. Literasi Pedagogi dan Teknolog, Media Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Guru Indonesia.
Ishak Abdulhak, 2011. Teknologi Pendidikan. Bandung. Remadja Rosda Karya.
Jujun S. Suriasumantri, 1999. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Komaruddin, 2000. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta, Bumi Aksara.
Marpaung, Yansen S, 2003. Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika di Sekolah. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. (tgl 27 – 28 Maret 2003 ).
Permenpan No. 15 Tahun 2010. Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya..
Jakarta. Kemenpan RI. Perdirjen PAUD dan Dikmas No. 02 Tahun 2016. Petunjuk Teknis Pengembangan Model
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Jakarta. Kemdikbud Ditjen PAUD dan Dikmas.
Santoso, Soegeng, 2012. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta. Universitas Terbuka.
Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang dasar tgl 6 – 19 di PPGMatematika.
Suryanto, Abdul Kadir, 1999. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta. Prenada Media Group. Udin S. Winataputra, 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
White, D.W, 2010. What is STEM Education and Why is it Important. USA. Florida association of Teachers Educators Journal Vol. I.
top related