STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43996/1/AHMAD RIZAL-FDK.pdf · keberhasilan program pemberdayaan masyarakat yang
Post on 05-Jul-2019
254 Views
Preview:
Transcript
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENDAMPINGAN KOMUNITAS KADER POSYANDU
DI YAYASAN KALYANAMITRA (STUDI KASUS POSYANDU
KASUARI RW 04 CIPINANG BESAR UTARA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
AHMAD RIZAL
NIM 11140540000012
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/ 2019M
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENDAMPINGAN KOMUNITAS KADER POSYANDU
DI YAYASAN KALYANAMITRA (STUDI KASUS POSYANDU
KASUARI RW 04 CIPINANG BESAR UTARA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
AHMAD RIZAL
NIM 11140540000012
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/ 2019M
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENDAMPINGAN KOMUNITAS KADER POSYANDU
DI YAYASAN KALYANAMITRA (STUDI KASUS POSYANDU
KASUARI RW 04 CIPINANG BESAR UTARA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
AHMAD RIZAL
NIM 11140540000012
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/ 2019M
i
ABSTRAK
AHMAD RIZAL
Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendampingan
Komunitas Kader Posyandu di Yayasan Kalyanamitra (Studi
Kasus Posyandu Kasuari RW 04 Cipinang Besar Utara)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra,
mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang
didapat oleh Yayasan Kalyanamitra dalam pemberdayaan
masyarakat.
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemberdayaan
yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra yang berfokus pada
pemberdayaan perempuan terlihat bahwa strategi pemberdayaan
yang dilakukan berkaitan dengan teori Sumodiningrat yaitu
motivasi, peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan,
manajemen diri, pembangunan dan pengembangan jaringan yang
terbilang cukup mampu dalam meningkatkan keberdayaan kader
posyandu sehingga dapat meningkatkan kualitas kader posyandu
dalam segi pelayanan. Dalam pelaksanaan suatu program tentu
tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dari kegiatan yang akan berpengaruh pada
keberhasilan program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan. Faktor pendukungnya yaitu kemitraan dengan
pemerintah, swasta maupun masyarakat, antusias maupun respon
yang tinggi, metode dan media yang menarik, dan materi
berperspektif gender. Faktor penghambatnya yaitu regenerasi
kader posyandu, anggaran atau dana minim, kesibukan kader
posyandu dan kurangnya dukungan pemerintah juga masyarakat
sekitar.
Key Word: Strategi Pemberdayaan, Pemberdayaan Perempuan,
Kader Posyandu.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, skripsi
ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini
banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan,
kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Ibu Rosita Tandos, MA, M.ComDev, Ph.D
sebagai pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan
penuh sadar dan ketulusan pula kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
sekaligus pembimbing akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah M.
Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum
iii
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr.
Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si sebagai Ketua Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, serta Bapak Drs. M. Hudri.
M.Ag, sebagai Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
4. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan
seluruh Civitas Akademik yang telah memberi wawasan
keilmuan dan membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Listyowati sebagai Ketua Yayasan Kalyanamitra yang
telah memberi izin dan informasi.
6. Buyah tercinta (Alm) H. Murtado yang selalu memberikan
dukungan materi maupun moril semasa beliau hidup, serta
memberi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Ibu tercinta Satiroh Hamzah yang selalu tulus ikhlas
mendoakan penulis sehingga lancar dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kakak tercinta Muhammad Hafiz Aly, Evy Fauziyah S.Pd dan
Adik tercinta Billa Fitria Hasanah yang selalu tulus ikhlas
mendoakan penulis sehingga lancar dalam menyelesaikan
skripsi ini.
iv
9. Ayah Irman Hadi, S.T dan Bunda Diah Doreri S.T yang selalu
memberikan dukungan materi maupun moril serta memberi
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Aamiin
10. Kak Jo, Kak Anna, Kak Joko, Kak Ika, Bapak Hegel Terome
dan Seluruh Staf Yayasan Kalyanamitra.
11. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2014 dan Kakak
serta Adik kelas semua yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti
perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
12. Kepada murid-muridku tercinta dan wali murid yang telah
memberikan semangat untuk terus menyelesaikan
perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang
telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Januari 2019
Ahmad Rizal
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................i
KATA PENGANTAR…….........................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.........................................9
C. Tujuan Penelitian.............................................................10
D. Manfaat Penelitian...........................................................10
E. Metodologi Penelitian......................................................11
F. Tinjauan Pustaka..............................................................23
G. Sistematika Penulisan......................................................32
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi.............................................................................34
B. Pemberdayaan Masyarakat…..........................................36
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat..........................36
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat....................42
vi
C. Pemberdayaan Perempuan...............................................44
D. Strategi Pemberdayaan Masyarakat.................................47
E. Pendampingan Komunitas...............................................53
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Yayasan Kalyanamitra…..................57
B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi Yayasan
Kalyanamitra...................................................................63
C. Isu-isu Strategis...............................................................69
D. Program Kerja.................................................................70
E. Struktur Yayasan.............................................................73
F. Struktur Pelaksana Harian...............................................74
BAB IV ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
A. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui
Pendampingan Komunitas...............................................75
1. Motivasi Dalam Strategi Pemberdayaan…….............81
2. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Kemampuan
Dalam Strategi Pemberdayaan....................................86
3. Manajamen Diri Dalam Strategi Pembedayaan..........91
4. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Dalam
Strategi Pemberdayaan...............................................94
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendampingan
Komunitas Kader Posyandu di Yayasan
Kalyanamitra.................................................................119
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................137
B. Saran..............................................................................138
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
CATATAN LAPANGAN
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informan......................................................................15
Tabel 4.1 Matriks Strategi Pemberdayaan..................................97
Tabel 4.2 Bagan Pemberdayaan Masyarakat............................101
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Keterlibatan Laki-Laki di Posyandu Kasuari.......112
Gambar 4.2 Alur Kegiatan Posyandu Kasuari.........................113
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Struktur Yayasan.......................................................69
Bagan 3.2 Struktur Pelaksana Harian.........................................70
Bagan 4.1 Proses Pendampingan Komunitas.............................73
Bagan 4.2 Metode Pendampingan Komunitas.........................107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan fenomena yang masih sulit
dipecahkan dan ditangani oleh bangsa Indonesia. Kemiskinan
juga memunculkan berbagai masalah baru seperti kebodohan,
pengangguran, kelaparan, kesenjangan sosial, kesehatan dan
kriminalitas. Dampak lain yang ditimbulkan oleh kemiskinan
bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan pokok semata,
tetapi kurangnya akses pendidikan juga ikut terabaikan. Beban
kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok
tertentu dan kaum perempuan pada umumnya merupakan
pihak yang dirugikan.1
Fenomena penting mengenai kemiskinan adalah lebih
banyak diderita oleh kaum perempuan. Banyaknya perempuan
yang menjadi kepala rumah tangga, dan rendahnya
kesempatan serta kapasitas mereka untuk mencetak
pendapatan sendiri, sekaligus terbatasnya kontrol mereka
terhadap penghasilan pada suami, merupakan sebab-sebab
pokok fenomena yang memprihatinkan. Selain itu, akses kaum
perempuan sangat terbatas untuk memperoleh kesempatan
menikmati pendidikan yang layak di sektor formal, tunjangan-
tunjangan sosial, dan program-program penciptaan lapangan
kerja yang diciptakan oleh pemerintah maupun swasta.
1Sungkowo Edy Mulyono, Kemiskinan dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2017), h.5
2
Kenyataan ini mempersempit sumber-sumber keuangan
mereka sehingga posisi mereka secara finansial kurang stabil
apabila dibandingkan dengan kaum pria.2
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada bulan
Maret 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai
25,95 juta orang atau sekitar 9,82%. Jumlah penduduk miskin
berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan
kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang sebesar
10,12%. Penduduk miskin di daerah perkotaan turun 7,26%
pada September 2017 menjadi 7,02% pada Maret 2018.3
Pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan perlu
dilakukan dengan baik dan benar. Para pelaku pemberdayaan
mulai dari aparatur pemerintah, pekerja sosial, dunia usaha,
penyuluh, kader, relawan, mahasiswa, dosen, dan masyarakat
luas sangat perlu memiliki keahlian yang diperlukan dalam
menjalankan pemberdayaan masyarakat. Disisi lain arus
globalisasi, tuntutan masyarakat, dan ilmu pengetahuan
berkembang sangat pesat. Perkembangan ini menuntut semua
pihak termasuk agen pemberdayaan untuk bisa menyesuaikan
dirinya. Mereka perlu memiliki berbagai kemampuan yang
diperlukan dalam melaksanakan pemberdayaan dan
pengentasan kemiskinan. Para agen pemberdayaan juga
dituntut memahami konsep yang benar, serta berbagai strategi
2Sungkowo Edy Mulyono, Kemiskinan dan Pemberdayaan
Masyarakat, h.17 3Berita Resmi Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan di Indonesia”
No. 66/07/Th. XX, 16 Juli 2018, http://www.bps.go.id.
3
dan implementasi pemberdayaan masyarakat dan pengentasan
kemiskinan yang sesuai dengan tuntutan zaman.4
Sejauh ini, sebenarnya berbagai kalangan telah
menjalankan upaya pemberdayaan masyarakat diberbagai
bidang kegiatan seperti pemberdayaan ekonomi rakyat,
pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan komunitas, dan
sebagainya, meskipun akhir-akhir ini pemerintah juga ikut
ambil bagian didalamnya. Namun, patut dihargai berbagai
upaya itu masih banyak terdapat kelemahan karena belum
matangnya pilihan strategi pemberdayaan yang diambil.
Banyak upaya pemberdayaan masyarakat selama ini masih
hanya memberikan bantuan sosial, bersifat kreatif,
melestarikan ketergantungan, tidak bersifat berkelanjutan,
sehingga belum mampu membebaskan masyarakat dari
berbagai ketidakberdayaan.5
Pemberdayaan menunjuk pada upaya memandirikan
seseorang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk
memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya,
memperoleh hak bersuara serta mengeluarkan pendapat yang
mereka inginkan, dan berpartisipasi dalam proses
4Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, (Bandung :
Alfa Beta 2013), h.5 5Saparwadi. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pengurus
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk): Studi Di Kampung
Demangan Rw 05, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman,
Yogyakarta” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2016), h.6-7.
4
pembangunan juga keputusan-keputusan yang mempengaruhi
mereka. Mereka yang termasuk dalam kelompok rentan dan
lemah adalah, kelompok-kelompok masyarakat ekonomi
lemah, masyarakat desa, masyarakat nelayan, petani, termasuk
kelompok perempuan. Secara gender kelompok perempuan
adalah kelompok yang rentan memperoleh kekerasan,
diskriminasi, dan marjinalisasi akibat dari konstruksi sosial
masyarakat terhadap jenis kelamin laki-laki dan perempuan
(gender).6
Kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sejajar.
Sering kali gender stratification menempatkan status
perempuan dalam tatanan kedudukan pada posisi tidak sejajar
dengan kaum laki-laki. Dibandingkan dengan perempuan, laki-
laki memperoleh akses yang lebih besar kepada sumber-
sumber ekonomi dan politik. Secara ekonomis, laki-laki lebih
banyak mempunyai kesempatan untuk bekerja daripada
perempuan. Sedangkan secara politis, laki-laki lebih banyak
menempati posisi-posisi kunci dalam proses pengambilan
keputusan.7 Persamaan antar manusia, baik laki-laki dan
perempuan maupun antar bangsa, suku, dan keturunan ini
diisyaratkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:8
6Tutik Sulistyowati, “Model Pemberdayaan Perempuan dalam
Meningkatkan Profesionalitas dan Daya Saing untuk Menghadapi
Komersialisasi Dunia Kerja” Jurnal Perempuan dan Anak Jurusan
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Malang, Vol 1 No 1 Januari 2015. h.4. 7Sunyoto, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017) h.114-115 8Al-Qur’an online, “Surah Al-Hujurat (ayat 13)”, diakses pada 27 April
2018
5
ن ذكر وأنثى وجعلناكم يا أيها الناس إنا خلقناكم م
أتقاكم إن للا شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند للا
﴾٣١عليم خبير ﴿
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu. QS.
Al-Hujurat 49: 13”
Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang
persamaan antara laki-laki dan perempuan baik dalam hal
ibadah (dimensi spiritual) maupun dalam aktivitas sosial
(urusan karier profesional). Ayat tersebut juga sekaligus
membahas tentang pandangan yang menyatakan bahwa antara
keduanya terdapat perbedaan yang memarginalkan salah satu
diantara keduanya. persamaan tersebut meliputi berbagai hal
misalnya dalam bidang ibadah. Siapa yang rajin ibadah, maka
akan mendapat pahala lebih banyak tanpa melihat jenis
kelaminnya. Perbedaan kemudian ada disebabkan kualitas
nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah swt. Ayat ini
juga mempertegas misi pokok Al-Qur’an diturunkan adalah
untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk
diskriminasi dan penindasan, termasuk diskriminasi seksual,
warna kulit, etnis dan ikatan-ikatan primordial lainnya. Namun
demikian sekalipun secara teoritis Al-Qur’an mengandung
prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun
6
ternyata dalam tatanan implementasi seringkali prinsip-prinsip
tersebut terabaikan.9
Pemberdayaan haruslah bisa mencapai: (1). Rendahnya
kemiskinan (2). Rendahnya pengangguran (3). Relatif ada
kesetaraan (4). Demokratisasi dalam kehidupan politik (5).
Kemerdekaan nasional yang sesungguhnya (6). Baiknya
tingkat pendidikan masyarakat (7). Status perempuan yang
setara dengan laki-laki dan partisipasi perempuan (8).
Keberlanjutan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa
depan.10
Untuk itu pemberdayaan tidak lepas dari perencanaan.
Keberhasilan atau kegagalan suatu perencanaan terletak pada
strateginya. Strategi didasarkan pada segala tindakan atau
perbuatan digunakan agar tujuan pemberdayaan masyarakat
dapat tercapai, yaitu keberdayaan dalam menjalani kehidupan.
Salah satu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di
bidang pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas yaitu Yayasan Kalyanamitra.
Salah satu upaya dari pemerintah Indonesia dalam
bidang kesehatan yang bersumberdayakan masyarakat dimana
dalam proses pengelolaan dan penyelenggaraannya dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat Indonesia yaitu melalui Pos Pelayanan
9Sarifa Suhra, Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Implikasinya Terhadap Hukum Islam Jurnal Al-Ulum IAIN Gorontalo Vol. 13
No 2, Desember 2013 h.374 10
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan
Masyarakat; dalam Persfektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012) ,
h. 20
7
Terpadu (Posyandu). Fungsi Posyandu adalah untuk
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi. Posyandu merupakan perpanjangan tangan
Puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.11
Keberadaan Posyandu tidak terlepas dari peran kader
sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan di Posyandu. Untuk
meningkatkan Posyandu dibutuhkan kader yang mau dan
mampu melaksanakan kegiatan, hal ini berarti kader harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
Posyandu sehingga alih teknologi maupun informasi kepada
masyarakat berjalan dengan baik.
Yayasan kalyanamitra melakukan program
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan komunitas
untuk kader posyandu. Banyak kerja Kalyanamitra berkisar
seputar pendampingan komunitas. Pendampingan komunitas
yang dilakukan merupakan proses yang berhubungan dengan
pemantapan ikatan perkawanan dengan perempuan atau
komunitas secara umum. Prosesnya meliputi dialog kritis dan
pendidikan berkelanjutan guna memecahkan persoalan hidup
secara bersama-sama. Pendampingan ini juga mendorong
11
Endah Puspita Sari, Upaya Pemberdayaan Komunitas Melalui Sinergi
Kader Posyandu Dan Psikolog Puskesmas, Jurnah Ilmiah Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Vol. 04, No.01, Januari 2016
h.56
8
tumbuhnya keberanian komunitas dan perempuan untuk
mengungkapkan penyebab yang memarjinalisasikan mereka.
Pendampingan komunitas kader posyandu Kalyanamitra
memfokuskan pada pembentukan kesadaran kritis dan
penggalian pengetahuan lokal yang berharga mengenai
perempuan. Dialog atau musyawarah yang demokratis sangat
diutamakan dalam proses ini. Usulan komunitas menjadi
sumber utama dari gagasan kampanye Kalyanamitra.
Kemudian, perempuan yang melanjutkan untuk berperan
dalam proses-proses kampanye, berpartisipasi dalam
perencanaan, membuat keputusan, dan melaksanakan program.
Pendampingan komunitas kader posyandu Kalyanamitra
juga menekankan pada pentingnya pendidikan berkelanjutan,
sebagai pembentukan dan penguatan kelompok-kelompok
masyarakat dan organisasi perempuan. Tujuannya ialah
transformasi sistem sosial yang dipandang menindas
komunitas atau perempuan, selain itu juga bertujuan
membantu membentuk sistem masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai demokratis, yang transparan, berkesejahteraan
sosial, dan politik dan ekonomi yang berkeadilan gender.12
Dengan demikian melihat komitmen Yayasan Kalyanamitra
menerapkan pemberdayaan masyarakat berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan dan faktor
pendukung serta penghambat pemberdayaan masyarakat
12
Ahmad Rizal, Laporan UAS Praktikum I di Yayasan Kalyanamitra
(2017)
9
melalui pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra.
Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian skripsi
yang berjudul: “STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI PENDAMPINGAN
KOMUNITAS KADER POSYANDU DI YAYASAN
KALYANAMITRA (STUDI KASUS POSYANDU
KASUARI RW 04 CIPINANG BESAR UTARA)”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dengan demikian luasnya permasalahan yang
terdapat dalam Yayasan Kalyanamitra untuk
memfokuskan permasalahan yang ada di dalam penelitian
ini, maka penulis hanya membatasi penelitian ini pada
ruang lingkup strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra, faktor-faktor pendukung serta penghambat
dalam pemberdayaan masyarakat tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra?
10
b. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat
pada pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu di Yayasan Kalyanamitra?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader
posyandu di Yayasan Kalyanamitra
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor
penghambat pada pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari
penulisan skripsi ini adalah:
1. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dan evaluasi, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dalam pemberdayaan masyarakat .
2. Manfaat Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi dokumen perguruan tinggi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang berguna untuk menjadi bahan
rujukan bagi mahasiswa dalam dimensi pemberdayaan
masyarakat.
11
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.13
Yaitu penulis langsung terjun kelapangan untuk
meneliti data yang berkenaan dengan masalah yang akan
diteliti. Adapun pendekatan penelitian yang penulis
lakukan ini adalah bersifat deskriptif.14
Yakni penilaian
yang menggambarkan atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan bagaimana sebenarnya “Strategi Pemberdayaan
Masyarakat melalui Pendampingan Komunitas Kader
Posyandu di Yayasan Kalyanamitra”
2. Pendekatan Lapangan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif
yang disusun secara cermat dan sistematis mulai dari
menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan
hasil penelitian.15
Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode
penelitian dalam mengungkapkan permasalahan dalam
13
S. Margon, Metodologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.
36. 14
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabet, 2005), h. 11. 15
Dr. Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Al-
Fabeta, 2015), h. 52.
12
kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,
kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni
dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan
untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.16
3. Macam dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi dua macam yaitu, data primer dan data sekunder
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari obyek penelitian yaitu Yayasan Kalyanamitra serta
orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi dan
dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah
yang diteliti.17
b. Data Sekunder
Data-data yang peneliti kumpulkan dari catatan-catatan
di lapangan dan data-data pelengkap lainnya.
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Kalyanamitra
Jalan SMA 14 RT 009 RW 09 No 17 Cawang Jakarta
Timur dan Posyandu Kasuari RW 04 Cipinang Besar
Utara.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan
Yayasan Kalyanamitra bergerak di bidang pemberdayaan
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h.80-81 17
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2007) h.68
13
masyarakat melalui pendampingan komunitas pada kader
posyandu.
5. Teknik Pengumpulan Data
Guna untuk memperoleh data yang di butuhkan
dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang
di gunakan ada beberapa cara, antara lain:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengadakan
penelitian secara teliti, serta pencatatan secara
sistematis. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan
memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan antar aspek dalam
fenomena tersebut.18
Dalam teknik observasi ini untuk memperoleh
data penulis mengunjungi dan meninjau lokasi
penelitian yaitu Yayasan Kalyanamitra dan Posyandu
Kasuari RW 04 Cipinang Besar Utara dan mencatat
kejadian kedalam buku catatan mengenai kegiatan
yang sedang berlangsung dalam kegiatan
pemberdayaan di lokasi penelitian. Sehingga dapat
terlihat strategi pemberdayaan yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra kepada kader posyandu.
18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2010) h.62-63
14
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan
proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik.19
Wawancara secara
garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur
dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur
atau biasa disebut wawancara mendalam yaitu
wawancara atau percakapan secara informal, yang
bersifat luwes juga susunan pertanyaan dan susunan
kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat
wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
saat wawancara termasuk karakteristik sosial budaya.
Dalam wawancara tak terstruktur responden biasanya
akan memberikan jawaban lebih mendalam dan bisa
menjawab pertanyaan yang mencakup lebih dari satu
pertanyaan.20
Sedangkan dalam wawancara terstruktur adalah
sebaliknya, wawancara terstruktur menuntut
pewawancaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang susunannya ditetapkan sebelumnya, dengan kata-
kata yang sama persis. Jawabannya biasanya sudah
19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik h.160
20
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h.180
15
baku dan responden tinggal memilih dari beberapa
jawaban yang telah disediakan oleh pewawancara.21
Tabel 1.1
Informan
No Penentuan
Informan
Nama Informasi Yang
di Cari
Teknik
Pengumpulan
Data
1 Senior
Researcher
Hegel
Terome
Profil Yayasan
Kalyanamitra,
Seputar Yayasan
Kalyanamitra,
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
2 Pendamping
Komunitas
Yohanna
Tantria
Seputar Yayasan
Kalyanamitra,
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
3 Pendamping
Komunitas
Anna
Soetomo
Seputar Yayasan
Kalyanamitra,
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Wawancara
21
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, h.183
16
Pemberdayaan
4 Pendamping
Komunitas
Joko
Sulistyo
Seputar Yayasan
Kalyanamitra,
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
5 Kader
Posyandu
Endang Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
6 Kader
Posyandu
Tini Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
7 Kader
Posyandu
Ida Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
8 Kader
Posyandu
Evy Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
9 Kader
Posyandu
Syamsiyah Seputar
Pendampingan
Wawancara
17
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
10 Kader
Posyandu
Susmilih Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
11 Kader
Posyandu
Rosmaliana Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
12 Kader
Posyandu
Sri Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
13 Peserta
Posyandu
Liana Seputar Kader
Posyandu
Wawancara
14 Peserta
Posyandu
Tiara Seputar Kader
Posyandu
Wawancara
15 Volunteer Ikrima Nur
Alfi
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan
Wawancara
16 Volunteer Syifa
Nurohmah
Seputar
Pendampingan
Komunitas,
Wawancara
18
Seputar Kader
Posyandu,
Seputar
Pemberdayaan Sumber : Hasil penentuan informan berdasarkan teknik purposive
sampling
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini adalah metode pencarian
dan pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya, yang ada hubunganya dengan tema
penelitian.22
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data-
data yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat, seperti kegiatan pemberdayaan masyarakat
dan data-data tentang sejarah yayasan itu sendiri serta
data-data lain yang berhubungan dengan pokok
penelitian. Adapun sifat dokumen yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah dokumen resmi internal,
yaitu dokumen yang dikeluarkan dan dimliki oleh
pihak yayasan itu sendiri.
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahaan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data atau uji
validitas data bertujuan untuk mendeteksi keabsahan data
dan kebenaran data yang diperoleh dalam penelitian.
Validitas data dalam penelitian komunikasi kualitatif
lebih menunjukan pada tingkat sejauh mana data yang
22Saharsimi Arkanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 206.
19
diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau
gejala yang diteliti.23
Guna menentukan sah atau tidaknya data yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka pemeriksaan data
penelitian dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan
pengamatan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu.
Dalam konteks penelitian ini, triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber data, berasal dari
Yayasan Kalyanamitra. Teknik yang dilakukan adalah
dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan cara yang dilakukan dengan (paton, 1987)24
:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu
dokumen yang berkaitan.
23
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta : LKIS, 2008),
h.97 24
Moeleong L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006) h. 330
20
Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah
berupa kesamaan atau alasan–alasan terjadinya
perbedaan.
7. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian
Instrumen penelitian dalam tradisi penelitian
kualitatif adalah manusia/orang yakni peneliti sendiri
dengan menggunakan alat bantu berupa catatan, tape
recorder, dan kamera. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Moleong bahwa “Orang (peneliti) sebagai instrumen
memiliki senjata yang secara luwes dapat
digunakannya.”25
20
Catatan, tape recorder, dan kamera hanya
digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.
Oleh karena itu, sebagai instrumen penelitian, peneliti
melakukan pemahaman makna data yang peneliti peroleh
di lapangan. Sebagaimana diungkapkan Danim “meskipun
peneliti menggunakan beberapa alat bantu dalam
pengumpulan data, data-data yang dikumpulkan perlu
ditunjang oleh pemahaman yang mendalam tentang
makna data-data yang diperoleh.”26
Jadi, instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif
adalah orang/manusia sedangkan alat bantu seperti catatan
dan lainnya hanya merupakan “senjata” pelengkap.
Karena peneliti sebagai instrumen dalam penelitian ini,
25
Moeleong L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif h. 9 26
Sudarwan Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung : Pustaka
Setia 2002) h. 60.
21
maka peneliti mempersiapkan diri dengan mencari senjata
yang tepat, sehingga dengan menggunakan senjata itu
peneliti dapat mengolah data menjadi informasi yang
bermakna. Sebagai instrumen penelitian, maka peneliti :
a. Telah mempersiapkan rancangan penelitian,
menentukan lokasi penelitian, menjajaki dan menilai
fisik lapangan, menentukan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan menyiapkan diri untuk
beradaptasi dengan suasana kehidupan subjek
penelitian. Inilah yang peneliti sebut dengan tahap pra
lapangan.
b. Terjun ke lapangan untuk mengumpulkan
data/informasi melalui wawancara dan observasi serta
studi dokumentasi dengan menggunakan “senjata”
yang telah disiapkan seperti catatan, rekaman (tape
recorder) dan bila perlu kamera untuk mengabadikan
semua kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
Berkenaan dengan alat bantu berguna agar hasil
wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti
memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada
informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan
alat-alat sebagai berikut:27
1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua
percakapan dengan sumber data. Sekarang sudah
banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat
27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABET
2005) h.81-82
22
digunakan untuk membantu mencatat data hasil
wawancara.
2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua
percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape
recorder dalam wawancara perlu memberi tahu
kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.
3) Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang
melakukan pembicaraan dengan informan/sumber
data. Dengan adanya foto ini, maka dapat
meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih
terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan
pengumpulan data.
c. Setelah data terkumpul peneliti melakukan editing,
reduksi dan klasifikasi data, sekaligus melakukan
perumusan kategori, memberikan interpretasi dan
memberikan eksplanasi untuk menjawab masalah
penelitian.
8. Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.28
28
Moeleong L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006) h. 248
23
Adapun analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Analisis data
bermaksud mengorganisasikan data, di antaranya
mengatur, mengurutkan, mengkelompokan, memberi
kode dan mengkategorikannya.29
Analisis data yang digunakan bersifat deskriptif
untuk mendapatkan gambaran yang kongkrit tentang
strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu yang
dilakukan pihak Yayasan Kalyanamitra. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif
deskriptif.
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut
dan menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, peneliti
mengkaji terlebih dahulu hasil-hasil penelitian terdahulu
sebagai bahan perbandingan dan bahan tinjauan dalam
penulisan skripsi ini, maka penulis membaca beberapa
skripsi sebagai bahan referensi yang membahas mengenai
strategi pemberdayaan masyarakat. Diantaranya sebagai
berikut:
29
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:
CV. Tumaritis, 2003). Edisi 3, h.55
24
1. Dalam tinjauan pustaka yang digunakan oleh peneliti,
salah satu skripsi yang ditemukan bahwa skripsi tersebut
membahas mengenai strategi Rumah Gemilang
Indonesia dan output program Rumah Gemilang
Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat kaum dhuafa
melalui pelatihan keterampilan. Berdasarkan temuan
lapangan yang kemudian di analisis bahwa strategi yang
digunakan oleh Rumah Gemilang Indonesia adalah
strategi yang berbasis aras mezzo yaitu yang dilakukan
oleh sekelompok klien melalui pelatihan keterampilan
seperti desain grafis, Otomotif, Tata Busana, Aplikasi
Perkantoran, dan Teknik Komputer Jaringan. Adapun
output program yang sudah di lakukan oleh Rumah
Gemilang Indonesia mereka dapat mempunyai skill yang
baik dalam bidangnya masing-masing dan dapat
membanggakan keahlian tersebut dengan membuka
usaha sendiri dan bekerja di suatu perusahaan-
perusahaan ternama.30
2. Dalam skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka,
skripsi tersebut membahas mengenai proses
pemberdayaan yang dilakukan di Komunitas Punk
Taring Babi dan bagaimana strategi dalam
memberdayakan komunitas dan anggota. Komunitas
Punk Taring Babi telah melakukan pemberdayaan
30
Adiatma, Strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam Pemberdayaan Kaum
Dhuafa melalui Pelatihan Keterampilan, (Jakarta, Skripsi Mahasiswa program
studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017)
25
terhadap anggota, komunitas, dan masyarakat dalam
bentuk berkarya seni yang produktif. Strategi
pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Direktif dan Non Direktif. Pendekatan
Direktif terlihat dari Sistem Kolektif dan Komunikasi
Terbuka yang dipilih dan dilakukan oleh Stakeholder
atau pendiri komunitas dalam pemberdayaan di
Komunitas Punk Taring Babi. Sedangkan Pendekatan
Non Direktif terlihat dari keterlibatan penuh anggota
komunitas dalam pemberdayaan yang anggota
komunitas memiliki kesadaran untuk berdaya serta
ketersediaan fasilitas pemberdayaan anggota komunitas
dan juga keterlibatan serta tanggung jawab anggota
komunitas.31
3. Dalam skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka,
skripsi tersebut membahas tentang bagaimana strategi
dan hasil pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
pengurus pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan
keluarga (PKK) dalam pemberdayaan masyarakat di
kampung Demangan RW 05 kecamatan Gondokusuman
Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah strategi
dalam pemberdayaan masyarakat oleh pengurus PKK
Kampung Demangan RW 05 Melalui lima tahap
diantaranya adalah (1) tahap sosialisasi. (2) tahap
31
Muhammad Ni’am, Strategi Pemberdayaan Komunitas Punk,
(Jakarta: Skripsi Mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017)
26
fasilitasi. (3) tahap pemetaan. (4) tahap perencanaan. (5)
tahap pelaksanaan. Hasil pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh pengurus PKK dalam
pemberdayaan masyarakat di Kampung Demangan RW
05, menunjukkan bahwa pengurus PKK Kampung
Demangan berperan dalam pemenuhan kebutuhan dasar,
jangkauan sumber produktif, dan partisipasi dalam
proses pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama pada kondisi sosial serta ekonomi
masyarakat.32
4. Dalam skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka,
skripsi tersebut membahas tentang proses penyusunan
strategi pemberdayaan ekonomi umat, strategi
pemberdayaan ekonomi umat dan hasil strategi
pemberdayaan ekonomi umat di masjid Darusalam Kota
Wisata Cibubur melalui program koperasi serba usaha
dan BMT. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi ekonomi umat yang digunakan dalam
koperasi serba usaha lebih menggali potensi yang
dimiliki oleh jamaah dan berupaya untuk
mengembangkan usaha mereka sedangkan BMT
programnya dibuat untuk para pengusaha mikro yang
kesulitan dalam memperoleh atau mengakses modal dan
32
Saparwadi, Strategi Pemberdayaan Masyarakat oleh Pengurus
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK): Studi di Kampung
Demangan RW 05, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman,
Yogyakarta, (Yogyakarta: Skripsi Mahasiswa program studi Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2016)
27
jika ada penerima program BMT mengalami kesulitan
dalam memajukan usahanya maka BMT akan
bekerjasama dengan koperasi serba usaha begitupun
sebaliknya.33
5. Dalam skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka,
skripsi ini menemukan strategi pemberdayaaan yang
dilakukan dapat melihat perubahan-perubahan anak
menjadi lebih baik. Terlihat bagaimana anak menjadi
lebih mandiri, produktif, disiplin, jujur dan ulet. Dengan
ada pemungkinan membuat anak ingin berkembang.
Dari ingin berkembang maka harus diberikan penguatan
melalui pemberian keterampilan maka harus diberikan
perlindungan serta akses agar anak dapat mampu
berkembang. Setelah semua itu terpenuhi maka
diperlukan penyokongan berupa bimbingan-bimbingan
agar anak tidak salah dalam memilih jalannya sendiri.34
6. Dalam skripsi yang gunakan tinjauan pustaka, skripsi ini
menemukan proses pemberdayaan yang dilakukan
Yayasan Kreatifitas Usaha Unit Muslimah (Kuntum)
Indonesia melakukannya dengan menggali potensi dan
mengembangkannya dengan kemasan yang lebih baik
33
Fevi Saleha, Strategi Pemberdayaan Ekonomi Umat di Masjid
Darussalam Kota Wisata Cibubur, (Jakarta: Skripsi Mahasiswi program studi
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017) 34
Suryo Widodo, Strategi Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur melalui
Keterampilan Elektro dan Montir Motor, (Jakrata: Skripsi Mahasiswa program
studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017)
28
dan menarik. Dalam penggalian potensi melakukannya
dengan empat tahapan yakni persiapan, pengkajian,
perencanaan alternative program atau kegiatan
pemformulasian rencana aksi, pelaksanaan program atau
kegiatan, evaluasi, dan terminasi. Selanjutnya
pengembangan potensi yang dilakukan ialah dengan
melakukan serangkaian acara kegiatan, diantaranya
training entrepreneur, charity creatifity, outbond on the
road, dan juga melalui promosi UKM-UKM dengan
berbagai media seperti internet, program televisi , dan
seminar. Hasil yang didapat dari pemberdayaan ini
adalah adanya perubahan sosial yang lebih baik,
keadaaan psikologis dengan mental dalam usaha, dan
adanya pembebasan dari tekanan kehidupan ekonomi
yang sulit.35
7. Dalam skripsi yang gunakan tinjauan pustaka, skripsi ini
membahas tentang pendampingan kader melalui Bina
Keluarga Balita dalam meningkatkan kualitas kesehatan
dengan melakukan studi kasus pada Posyandu
Belimbing Kelurahan Pondok Cabe Udik Kecamatan
Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Skripsi ini
menemukan aspek-aspek pendampingan dipengaruhi
oleh faktor-faktor pendorong dan penghambat. Faktor
35
Ade Yunus Sukmana, Strategi Pemberdayaan Ekonomi oleh
Yayasan Kreatifitas Usaha Unit Muslimah (KUNTUM) Indonesia melalui
Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), di Desa Tegalwaru Ciampea
Bogor, (Jakarta: Skripsi Mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015)
29
pendorongnya adalah seperti identifikasi sistem sosial
yang bersangkutan, identifikasi mengenai “key
individual” dalam struktur kekuasaan dari masyarakat
penerima manfaat, penerimaan tujuan program oleh key
individual, peran serta secara aktif key-individual dan
individu dalam masyarakat, dorongan aktif dari setiap
individu dalam masyarakat, pengalaman keberhasilan
terdahulu.36
8. Dalam skripsi yang gunakan tinjauan pustaka, skripsi ini
menemukan bahwa strategi pemberdayaan masyarakt
petani melalui pengembangan agribisnis di Gapoktan
Subur dapat dilihat dari 5P strategi pemberdayaan yaitu
Pemungkinan, memungkinkan masyarakat untuk mandiri
dalam membuat bibit sendiri yang berkualitas.
Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan
melalui berbagai pelatihan seperti pembuatan pupuk
organik, penguatan organisasi dengan cara melakukan
pertemuan rutin. Perlindungan, melindungi masyarakat
terutama kelompok-kelompok lemah melalui
pengelolaan saluran irigasi. Penyokongan, memberikan
bimbingan dan dukungan kepada masyarakat melalui
Koperasi LKM-A membantu mengatasi permasalahan
dari aspek permodalan. Pemeliharaan, menjamin
36
Reza Agustiyadi Rachmansyah, Pendampingan Kader Posyandu
Melalui Bina Keluarga Balita dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Keluarga (Studi Kasus Pada Posyandu Belimbing Kelurahan Pondok Cabe
Udik, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan), (Jakarta: Skripsi
Mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016)
30
keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatan berusaha yaitu
melalui petani desa berdikari dan toko tani Indonesia
dimana disitu petani dibantu dalam hal pemasaran
produksi pertanian dan adanya kepastian harga padi
tidak jatuh dipasaran.37
9. Dalam skripsi yang gunakan tinjauan pustaka, skripsi ini
menemukan strategi dalam memberdayakan keluarga
pedagang komunitas PPMNM melalui pendekatan
Direktif dan Non Direktif. Pendekatan Direktif, dengan
mumunculkan program arisan PPMNM yang berguna
untuk membantu menangani permasalahan sosial dan
ekonomi keluarga anggota PPMNM. Penyedian akses
fasilitas bagi pedagang juga melalui pendekatan ini,
dimana kemudahan fasilitas memperkuat perekonomian
dan kesejahteraan keluarga pedagang. Sedangkan
pendekatan Non Direktif dengan menanamkan dan
memperkuat nilai, norma, dan relasi bagi pedagang dan
PPMNM.38
10. Dalam skripsi yang gunakan tinjauan pustaka, skripsi ini
menemukan bahwa strategi pemberdayaan masyarakat
37
Wiyanti Wahyuni, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani
melalui Pengembangan Agribisnis (Studi Kasus pada Gapoktan Subur Desa
Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga), (Purwokerto:
Skripsi Mahasiswi program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Purwokerto 2018) 38
Emha Qurrotuain Musyaffa, Strategi Pemberdayaan Komunitas
Persatuan Pedagang Majlis Nurul Musthofa dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga di Jakarta Selatan, (Jakarta: Skripsi Mahasiswi
program studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017)
31
yang dilakukan oleh PPMK adalah strategi yang berbasis
aras mezzo yang dilakukan oleh sekelompok klien.
Strategi tersebut dilakukan melalui pelatihan komputer
dan dana bergulir. Untuk pelatihan komputer, teknik
pengajaran yang diberikan berupa bimbingan yaitu teori
dan praktek. Teorinya adalah memberikan pengetahuan
tentang teknik dan tata cara komputer. Praktek diberikan
secara langsung melalui pelatihan di ruang komputer dan
para peserta diuji satu persatu dengan baik. Sedangkan
dana bergulir terkait dengan memberikan pinjaman
modal kepada masyarakat untuk menambah modal usaha
atau mengembangkan usahanya. Adapun manfaat yang
diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer yaitu
mereka bisa punya keahlian dibidang komputer dan
dapat mengembangkan keahlian tersebut dengan
membuka usaha sendiri. Sedangkan untuk dana bergulir
adalah mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan
usahanya dengan maju, adanya penambahan modal dan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.39
Dari kesepuluh karya ilmiah di atas, penulis mencoba
menjadikan sebuah proses pembelajaran yang bisa
dijadikan acuan dalam perbandingan karya ilmiah yang
sedang penulis lakukan. Dimana letak perbedaan karya
39
Erniyati, Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat
Jakarta Utara (Jakarta: Skripsi Mahasiswi program studi Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2010)
32
ilmiah yang sedang penulis lakukan bertumpu pada strategi
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu di Yayasan Kalyanamitra.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui strategi
pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Kalyanamitra.
Selain untuk mengetahui strategi pemberdayaan, peneliti
ingin mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung
dalam strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara
sistematis, penyusunannya dibagi menjadi lima bab, yang
masing-masing terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika
penyusunannya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, bab ini membahas tentang Latar
Belakang, Pembatasan dan Perumusan masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Landasan Teori,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan
BAB II Landasan Teoritis, dalam bab ini peneliti akan
membahas mengenai definisi Strategi,
Pemberdayaan Masyarakat, Pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
Perempuan, Strategi Pemberdayaan Masyarakat,
Pendampingan Komunitas
33
BAB III Gambaran Umum, yang membahas mengenai
sejarah berdirinya Yayasan Kalyanamitra, visi dan
misi, program, struktur organisasi di Yayasan
Kalyanamitra
BAB IV Analisa dan Temuan Lapangan yang meliputi
Strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu, Faktor
pendukung dan penghambat pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas
kader posyandu di Yayasan Kalyanamitra
BAB V Penutup merupakan akhir dari pembahasan skripsi
ini. Adapun bahasanya meliputi kesimpulan dari
semua pembahasan skripsi ini dan saran saran
penulis
34
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.1 Asal kata “Strategi” berasal dari bahasa
Yunani “Strategos” (Stratos=militer dan ag=memimpin) yang
berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan
perang.2
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan
keberhasilan dalam perkembangannya, konsep mengenai
strategi terus berkembang selama 30 tahun terakhir. Menurut
Hj. Sedarmayanti strategi secara umum adalah proses yang
menentukan adanya perencanaan terhadap top manajer yang
terarah pada tujuan jangka panjang perusahaan, disertai
penyusunan upaya bagaimana agar mencapai tujuan yang
diharapkan. Sedangkan secara khusus strategi adalah tindakan
yang bersifat terus-menerus, mengalami peningkatan dan
dilakukan sesuai sudut pandang tentang apa yang diinginkan
serta diharapkan oleh konsumen di masa depan.3
1Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses dari
https://kbbi.web.id/strategi pada 30 April 2018 2Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik, (Jakarta:Binarupa
Aksara, 1996), h.19 3Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, Manajamen Strategi, (Bandung:PT Refika
Aditama, 2014), h.2
35
Konsep strategi pertama yang dikemukakan oleh
Chandler menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka
panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan
alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai
tujuan tersebut.4 Menurut Lawrence R. Jauch dan William F.
Glucek menyatakan strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.5
Menurut Karl von Clausewitz, strategi merupakan suatu
seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu
perang.6 Griffin mendefinisikan strategi sebagai rencana
komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya
sekadar mencapai, akan tetapi strategi juga dimaksudkan untuk
mempertahankan keberlangsungan organisasi di lingkungan di
mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya.7 Menurut
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter strategi adalah rencana
mengenai bagaimana sebuah organisasi akan melakukan
sesuatu yang harus dikerjakan dalam bisnis, bagaimana
mereka akan menang bersaing, dan bagaimana perusahaan
4Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, Manajamen Strategi, h.4
5Lawrrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 12 6Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik, h.16
7Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen
(Jakarta:Kencana, 2005), h.132
36
menarik serta memuaskan pelanggan agar dapat mencapai
tujuannya.8
Dari sekian banyaknya teori strategi diatas, penulis
menyimpulkan strategi adalah suatu tindakan dengan rencana
yang dilakukan untuk mengambih langkah dalam
mengembangkan suatu organisasi agar mencapai keberhasilan
yang tepat. Strategi akan menemukan potensi yang belum
maksimal dengan melihat peluang dan tantangan guna
menemukan strategi yang efektif dan partisipatif.
Yayasan Kalyanamitra dalam menjalankan program
pemberdayaan masyarakat tentu memiliki strategi agar
mencapai suatu program yang berhasil. Strategi yang
digunakan pada Yayasan Kalyanamitra tidak untuk
memenangkan dalam persaingan melainkan untuk sebagai
rencana dalam mencapai tujuan, visi maupun misi organisasi
juga keberlangsungan dalam menjalankan aktivitasnya sesuai
dengan cara, metode sehingga proses pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader posyandu
berhasil dilakukan dengan strategi yang tepat.
B. Pemberdayaan Masyarakat
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa
inggris yaitu empowerment yang secara harfiah berarti
pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami
sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan
8Stephen P. Robbins, Manajemen, (Jakarta:Erlangga, 2010), h.213
37
(power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung
(disadvantaged). Pemberdayaan merupakan upaya untuk
membangun aktualitas seseorang dalam kehidupannya
dengan memberi dorongan agar memiliki kemampuan atau
keberdayaan.9
Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata
dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan.
Pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju
berdaya, atau proses untuk memperoleh
daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya
kepada pihak yang belum berdaya.10
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu pada
makna kekuasaan yaitu sebagai upaya untuk
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh
masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam
pendampingan komunitas adalah penekanan pada
pentingnya masyarakat lokal yang mandiri (selfreliant
communities), sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri
mereka sendiri yang diharapkan memberikan peranan
kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku
yang menentukan hidup mereka.11
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang.
Khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
9Asep Usman Ismail, Pengamalam Al-Qur’an tentang Pemberdayaan
Dhu’afa, (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h.161 10
Sungkowo Edy Mulyono, Kemiskinan dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2017), h.38 11
Masyhuri Imron, Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, (Yogyakarta:
Penerbit Media Pressindo, 2001), h.9
38
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: (a) memenuhi
kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan
pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari
kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-
sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; (c)
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.12
Sebagai tujuan
maka pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau hasil
yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial yaitu
masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi
maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan inspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri.13
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori
pemberdayaan dikarnakan pemberdayaan yang dilakukan
oleh Yayasan Kalyanamitra berdasarkan keinginan
pemberdaya untuk membuat komunitas dampingan kader
posyandu menjadi masyarakat yang mandiri, dapat
12
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,
(Bandung: PT Ravika Adimatama 2005), h.57-58 13
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,
h.59-60
39
memperoleh yang mereka inginkan dan mempengaruhi
keputusan-keputusan pada proses pembangunan seperti
teori Edi Suharto.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
Yayasan Kalyanamitra melewati proses panjang dengan
melakukan peningkatan kapasitas kader posyandu yang
meliputi pendidikan dan pelatihan agar kritis dalam
mendorong ibu-ibu untuk menumbuhkan keberanian agar
dapat mengemukakan pendapat, menjadi pemimpin dalam
masyarakat serta terlibat aktif dalam forum musyawarah.
Yayasan kalyanamitra melakukan peningkatan
kapasitas untuk para kader posyandu karena banyak kader
posyandu yang belum memahami dengan baik tugas-tugas
yang harus dilakukan. Masalah lain yang dihadapi kader
posyandu adalah kesulitan regenerasi karena jarang sekali
generasi muda yang mau menjadi kader posyandu. Di sisi
lain keterlibatan laki-laki sebagai kader posyandu juga
jarang terjadi, baik dalam pelayanan maupun membawa
balita.
Para kader yang mayoritas ibu rumah tangga dituntut
untuk menjalankan program pemerintah dengan
keterbatasan anggaran, kapasitas, serta sarana dan
prasarana. Namun pemerintah dalam kondisi ini masih
menggunakan konsep swadaya masyarakat dan semangat
kerelawanan kader Posyandu untuk menjalakan tanggung
jawabnya pemerintah dalam pemenuhanan hak dasar
40
warganya terkait bidang kesehatan ibu dan anak kepada
Posyandu.
Tujuan dari pemberdayaan yaitu menunjuk kepada
keadaan atau hasil yang ingin di capai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan inspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
mandiri.14
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk
memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan
kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan dalam proses
memandirikan masyarakat.15
Dari sekian banyak teori pemberdayaan diatas, maka
peneliti menggunakan beberapa teori yang dikemukakan
oleh para ahli, yang dapat menjadi suatu acuan dalam
penelitian skripsi diantaranya:
14
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,
(Bandung: PT Ravika Adimatama 2005), Cet Ke-1, h.59-60 15
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 1
41
a. Shardlow (1998) mendefinisikan mengenai
pemberdayaan adalah bagaimana individu, kelompok
atau komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa
depan sesuai dengan keinginan mereka.
b. Biestek (1961) mendefinisikan bahwa pemberdayaan
adalah mendorong klien untuk menentukan sendiri apa
yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya
mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga klien
mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari depannya.16
c. Cox dan Parson (1994) mengidentifikasi pemberdayaan
di bidang kesehatan sebagai sebuah proses intervensi
yang diawali dengan proses identifikasi kebutuhan dan
kesadaran individu terhadap kekurangan atau masalah
yang dihadapinya. Tahap selanjutnya dari proses
pemberdayaan adalah penyuluhan dan pendidikan di
kelompok kecil media pendidikan. Oleh karena itu
model pemberdayaan melalui kelompok kelompok kecil
sangat memberikan arti yang lebih signifikan.
Kelompok-kelompok kecil tersebut menjadi media tukar
informasi dan pendidikan masyarakat agar mereka lebih
memiliki informasi dan berdaya.17
16
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat
dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
2001), h.33 17
Shinta Prastyanti dan Mochammad Sugiarto, Malnutrisi dan
Pemberdayaan Kelompok Perempuan, Acta diurna Vol 7 No 1 2011 h.19
42
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra dengan strategi melalui pendampingan
komunitas pada kader Posyandu, bertujuan untuk
memberikan ruang dan kesempatan bagi para perempuan
untuk menyuarakan aspirasinya. Upaya-upaya tersebut
harus didahului dengan peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap program dan kegiatan yang dilakukan.
Para kader posyandu selama ini tidak mendapatkan
dukungan dan perhatian yang memunculkan permasalahan
yang krusial. Pemetaan yang dilakukan Kalyanamitra
menyebutkan bahwa kader Posyandu dibebani tuntutan
untuk mengisi dokumen-dokumen dan laporan untuk
kebutuhan data pemerintah yang sangat banyak dan rumit.
Berdasarkan hasil audit layanan posyandu yang di
lakukan kader posyandu dan Yayasan Kalyanamitra, hasil
laporan dan pendataan dari kader Posyandu tersebut
digunakan oleh instansi pemerintah untuk kepentingannya
masing-masing. Namun sayangnya tidak ada instansi
pemerintah yang benar-benar bertanggung jawab atas
kelembagaan Posyandu sehingga menyebabkan kebijakan
yang tumpang tindih dan koordinasi antar instansi
pemerintah yang lemah yang membuat program ini
menyulitkan perempuan dalam pelaksanaannya.
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Kartasasmita menyatakan bahwa pendekatan utama
dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat
43
tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan,
tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya
sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan
masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:18
a. Upaya itu harus terarah (targeted). Ini yang secara
populer disebut pemihakan, yang ditujukan langsung
kepada yang memerlukan, dengan program yang
dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai
kebutuhannya.
b. Pemberdayaan harus langsung mengikutsertakan atau
bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi
penerima manfaatnya. Mengikut sertakan masyarakat
yang akan menerima manfaat, mempunyai beberapa
tujuan, yakni supaya bantuan tersebut efektif karena
sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta
kebutuhan mereka.
c. Menggunakan pendekatan kelompok, karena secara
sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, juga
lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau
penanganannya dilakukan secara individu, karena kalau
pendekatan kelompok lebih efektif dan dilihat dari
penggunaan sumber daya juga lebih efesien.
18
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan
Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta 2013),
h.167
44
Dalam hal pendekatan pemberdayaan masyarakat
terdapat model pendekatan dengan melihat konsep-konsep
yang penting dikarenakan pemberdayaan masyarakat tidak
dapat dilaksanakan tanpa adanya program yang jelas dan
dapat dilaksanakan dengan memperhitungkan kondisi sosial
budaya setempat. Konsep pendekatan pada Yayasan
Kalyanamitra harus mampu mendorong dan memunculkan
motivasi para kader posyandu untuk mau dan mampu
melakukan kegiatan posyandu dalam rangka mendukung
program pemerintah.
C. Pemberdayaan Perempuan
Pada dasarnya konsep pemberdayaan menginginkan
perempuan mempunyai kontrol terhadap beberapa sumber daya
materi dan non materi yang penting dan pembagian kembali
kekuasaan di dalam maupun di antara masyarakat. Moser (1993)
menyatakan bahwa strategi pemberdayaan bukan bermaksud
menciptakan perempuan lebih unggul dari laki-laki kendati
menyadari pentingnya meningkatkan kekuasaan, namun
pendekatan ini mengidentifikasikan kekuasaan bukan sebagai
dalam rangka dominasi yang satu terhadap yang lain, melainkan
lebih condong dalam kapasitas perempuan meningkatkan
kemandirian dan kekuatan internal.19
19
Pradita Debby Mutiara, Responsivitas Gender Dalam Proses
Pemberdayaan Oleh Yayasan Annisa Swasti (Studi Pada Sekolah
Kepemimpinan Buruh Gendong Pasar Beringharjo) Jurnal Kajian Ilmu
Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Tahun 2017 h.113
45
Menurut Sumodiningrat (1997), sedikitnya ada tiga
aspek yang dicakup dalam memaknai pemberdayaan
perempuan, yaitu:
1. Menciptakan kondisi yang kondusif yang mampu
mengembangkan potensi perempuan.
2. Memperkuat potensi (modal) sosial perempuan demi
meningkat mutu kehidupannya.
3. Mencegah dan melindungi perempuan, serta mengentaskan
ketertindasan dan kemarginalan segala bidang kehidupan
mereka.20
Pemberdayaan perempuan merupakan proses kesadaran
dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap
partisipasi yang lebih besar untuk memiliki kekuasaan dan
pengawasan dalam pembuatan keputusan dan transformasi
(transformation action) agar perempuan mampu menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.21
Pemberdayaan merupakan
transformasi hubungan kekuasaan antara laki-laki dan
perempuan pada empat level yang berbeda, yakni keluarga,
masyarakat, pasar dan negara. Konsep pemberdayaan dapat
dipahami dalam dua konteks.22
Pertama, kekuasaan dalam
proses pembuatan keputusan dengan titik tekan pada
pentingnya peran perempuan. Kedua, pemberdayaan dalam
20
Pradita Debby Mutiara, Responsivitas Gender Dalam Proses
Pemberdayaan Oleh Yayasan Annisa Swasti (Studi Pada Sekolah
Kepemimpinan Buruh Gendong Pasar Beringharjo) h.113 21
Siti Hasanah, Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi
Berkeadilan (Simpan Pinjam Syariah Perempuan), Sawwa, volume 9, no 1,
(Semarang: 1 Oktober 2013), h. 75 22
Zakiyah, Pemberdayaan Perempuan oleh Lajnah Wanita, Jurnal
Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan, XVII, 01 (Januari-Juni 2010), h.44
46
term yang berkaitan dengan fokus pada hubungan antara
pemberdayaan perempuan dan akibatnya pada laki-laki di
masyarakat yang beragam.
Terkait dengan penelitian ini, pemberdayaan perempuan
yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra bertujuan agar
perempuan menyadari hak-hak sebagai perempuan dan
anggota masyarakat, kritis terhadap persoalan sosial ekonomi
dan melakukan advokasi terhadap persoalan tersebut, berperan
aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, dan terlibat
dalam pengambilan keputusan-keputusan desa. Pemberdayaan
tersebut dilakukan melalui pendidikan kritis, layanan
langsung, pendampingan komunitas, dan penyebaran
informasi kritis mengenai isu-isu perempuan.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas pada kader posyandu dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman kader posyandu terhadap
pentingnya hidup sehat, ibu-ibu yang sedang menjalani
kehamilan melalui penyuluhan dan pelatihan terhadap
berbagai aspek yang disuluhkan. Peningkatan pemahaman
pada kader kosyandu ditujukan agar pengetahuan kader dapat
meningkatkan kapasitasnya untuk memaksimalkan peran dan
fungsi posyandu dalam melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan. Kader posyandu diharapkan mampu mendorong
dan membimbing, serta memberi contoh bagi masyarakat
untuk bersama-sama menjadikan posyandu sebagai pusat
layanan kesehatan keluarga yang paling mudah dijangkau dan
diakses
47
D. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan
pemberdayaan dapat dicapai melalui penerapan pendekatan
pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu:
pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan
pemeliharaan.
1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara
optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan
masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang
menghambat.
2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus
mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan
kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian
mereka.
3. Perlindungan: melindungi masyarakat tertutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang
(apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan
mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada
penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang
tidak menguntungkan rakyat kecil.
48
4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong
masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi
yang semakin lemah dan terpinggirkan.
5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang
memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan
berusaha.23
Adapun Dubois dan Miley menjelaskan empat strategi
dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, yaitu:24
1. Membangun relasi pertolongan agar membentuk respon
rasa empati terhadap klien, menghargai pilihan dan hak
klien untuk menentukan nasibnya
2. Membangun komunikasi untuk membentuk sikap
menghormati dan harga diri klien, mempertimbangkan
keragaman individu.
3. Terlibat dalam proses pemecahan masalah, serta melibatkan
klien dalam membuat keputusan dan kegiatan evaluasinya.
4. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial yang
diwujudkan dalam bentuk keterlibatan dalam
pengembangan profesional, melakukan riset, dan
23
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2005) h.67-68 24
Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, (Bandung
: Alfa Beta 2013), h.88-89
49
perumusan kebijakan, dan penghapusan segala bentuk
diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.
Korten (1998), mengemukakan ada 5 (lima) strategi
pemberdayaan, yaitu:
1. Strategi yang lebih mengutamakan pada kekurangan dan
kebutuhan setiap individu dan masyarakat.
2. Strategi yang lebih mengutamakan pada kesadaran
kesehatan, penerapan teknologi tepat guna dan
pembangunan infrastruktur.
3. Strategi yang lebih mengharapkan terjadinya perubahan
pada tingkat regional dan nasional.
4. Strategi yang lebih mengembangkan gerakan masyarakat,
melalui pengorganisasian masyarakat, identifikasi masalah
dan kebutuhan lokal, serta mobilisasi sumberdaya lokal
yang ada dan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan.
5. Strategi pemberdayaan masyarakat (empowering people)
yang memperhatikan arti penting perkembangan, teknologi,
kerjasama agar lebih terbuka terhadap kemampuan dan
keberanian masyarakat, dan pengakuan pemerintah
terhadap inisiatif lokal.
Strategi dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat
dalam aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok
Pembentukan kelompok merupakan fase awal dari
pemberdayaan. Artinya masyarakat miskin atau masyarakat
lemah diberi kebebasan untuk membentuk dan beraktivitas
dalam kelompok yang diinginkannya
50
2. Pendampingan
Fungsi pendampingan sangat penting dalam membina
aktivitas kelompok. Pendamping bertugas menyertai proses
pembentukan dan penyelenggaraan kelompok sebagai
fasilitator (pemandu), komunikator (penghubung), ataupun
dinamisator (penggerak). Melalui pendampingan, kelompok
diharapkan tidak tergantung pada pihak luar namun dapat
dibentuk untuk tumbuh dan berfungsi sebagai suatu
kelompok kegiatan yang mandiri.
3. Perencanaan Kegiatan
Tahap perencanaan kegiatan melengkapi tahap-tahap
sebelumnya yang mementingkan peran aktif anggota
kelompok untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya
melalui kemampuanya.25
Menurut Sumodiningrat strategi dalam pemberdayaan
masyarakat dapat dilakukan dengan pendampingan komunitas.
Terdapat lima strategi pemberdayaan masyarakat yang dapat
dilakukan dalam melakukan pendampingan yaitu:26
25
Satrya Wulan Darmayanti. “ Studi Deskripsi Tentang Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya Dalam
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Sasaran Penerima Program Urban
Farming Budidaya Lele Di Kelurahan Pakis,” Kebijakan Dan Manajemen
Publik. Volume 3, Nomor 1, (Januari – April 2015) h.3. 26
Andi Nugraha “Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui
Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi”
Jurnal Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan
Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Volume 5, Nomor 2, Juni 2009
h.125
51
1. Motivasi
Rumah tangga miskin perlu didorong untuk
membentuk kelompok yang merupakan mekanisme
kelembagaan penting untuk mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam
peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber-
sumber dan kemampuan-kemampuan mereka sendiri.
2. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Kemampuan
Peningkatan kesadaran masyarakat dapat di capai
melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan
sanitasi. Sedangkan ketrampilan-ketrampilan vokasional
bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif.
Pengetahuan lokal yang biasanya diperoleh melalui
pengalaman dapat dikombinasikan dengan pengetahuan
dari luar. Pelatihan semacam ini dapat membantu
masyarakat miskin untuk menciptakan mata pencaharian
sendiri atau membantu meningkatkan keahlian mereka
untuk mencari pekerjaan di luar wilayahnya.
3. Manajemen Diri
Kelompok harus mampu memilih pemimpin mereka
sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti
melaksanakan pertemuan-pertemuan, melakukan
pencatatan dan pelaporan, resolusi konflik dan manajemen
kepemilikan masyarakat. Pada tahap awal, pendamping dari
52
luar dapat membantu mereka mengembangkan sebuah
system.
4. Mobilisasi Sumber
Merupakan sebuah metode untuk menghimpun
sumber-sumber individual melalui tabungan regular dan
sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal
sosial. Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang
memiliki sumbernya sendiri yang, jika dihimpun, dapat
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi secara substansial.
5. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan
Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya
masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan
para anggotanya membangun dan mempertahankan
jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya.
Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan
mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan
kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat.
Dari sekian banyak teori strategi pemberdayaan, maka
peneliti menggunakan teori Sumodiningrat untuk mengetahui
strategi yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra. Strategi yang
dimaksud adalah proses yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan pengendalian kegiatan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi lapangan agar tepat dan efisien dalam
pelaksanaannya, yang belum meningkatkan kesadaran dan
memotivasi masyarakat menjadi masyarakat yang dapat
menggali potensi diri dan lingkungannya untuk berpartisipasi
53
aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupannya sehingga
mampu hidup mandiri dan sejahtera.
E. Pendampingan Komunitas
Pendampingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah proses, cara, perbuatan mendampingi atau
mendampingkan.27
Sedangkan Komunitas menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kelompok organisme (orang
dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam
daerah tertentu; masyarakat; paguyuban.28
Istilah
pendampingan, berasal dari kata “damping”. Jadi, antara LSM
dan masyarakat bersifat sejajar, tidak ada yang menjadi
‘atasan’ atau ‘bawahan’. LSM berperan melakukan
pendampingan dalam arti bahwa LSM berada di pihak
masyarakat, menemani, atau bermitra dengan masyarakat. Dan
orang yang melakukan kegiatan pendampingan pada umumnya
disebut “pendamping”.29
Pendampingan adalah serangkaian kegiatan
memfasilitasi kelompok-kelompok marjinal baik di pedesaan
maupun di perkotaan dalam rangka transformasi sosial untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sosial-ekonomi melalui
cara-cara partisipatif-dialogis. Pendampingan memiliki nilai
dan makna yang luas dan mendalam dalam konteks daripada
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari
https://kbbi.web.id/pendampingan pada 2 Mei 2018 28
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari
https://kbbi.web.id/komunitas pada 2 Mei 2018 29
Esrom Aritonang, Hegel Terome dan Syaiful Bahari, Pendampingan
Komunitas Pedesaan, (Sekretariat Bina Desa: Jakarta, 2001), h.7
54
sekedar melaksanakan sebuah proyek. Area pendampingan
meliputi seluruh dimensi kehidupan yang dijalani masyarakat,
seperti dimensi ekonomi, sosial, politik dan budaya.30
Pendampingan komunitas memiliki peran yang sangat
menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.
Sesuai dengan prinsip pemberdayaan yang memperhatikan
pentingnya partisipasi publik yang kuat. Pendamping
komunitas diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai
pendamping, bukan sebagai pemecah masalah (problem
solver) secara langsung. Mereka biasanya terlibat dalam
penguatan partisipasi rakyat dalam proses perencanaan,
implementasi, maupun mnitoring serta evaluasi program
kegiatannya. Pendamping komunitas biasanya membantu
membangun dan memperkuat jaringan dan hubungan antara
komunitas setempat dan kebijakan-kebijakan pembangunan
yang lebih luas. Para pendamping komunitas harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan mengenai bagaimana bekerja
dengan individu-individu dalam konteks masyarakat lokal,
maupun bagaimana mempengaruhi posisi-posisi masyarakat
dalam konteks lembaga-lembaga sosial yang lebih luas.31
Pendampingan komunitas merupakan proses interaksi
dalam bentuk ikatan pertemanan atau perkawanan pendamping
dengan komunitas dampingan untuk saling berdialog dan
berhubungan erat dalam rangka memecahkan persoalan
30
Esrom Aritonang, Hegel Terome dan Syaiful Bahari, Pendampingan
Komunitas Pedesaan, h.1 31
Edi Suharto, CSR & Comdev, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.77-78
55
kehidupan mereka bersama-sama serta menumbuhkan
keberanian komunitas untuk mengungkap, melakukan aksi dan
merubah realitas yang meminggirkan mereka. Makna lain
pendampingan komunitas ialah proses pembangunan
organisasi rakyat yang dilakukan secara transformatif,
partisipatif, sistematis dan terus-menerus melalui
pengorganisasian dan peningkatan kekuatan sumber daya agar
mereka mampu mengungkapkan persoalan-persoalan dan
keprihatinan dirinya sendiri guna merubah kondisi menindas
dan eksploitatif yang mereka alami. Terbangunnya organisasi
rakyat yang mandiri yang menjadi tempat berhimpun kaum
marjinal di pedesaan adalah tujuan ideal pendampingan.32
Pendampingan komunitas merupakan pekerjaan sosial
yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka. Pendampingan komunitas sebuah kerja bersama
masyarakat agar masyarakat menjadi kuat dan kelak dapat
menolong dirinya sendiri. Proses pendampingan dilaksanakan
bersama-sama secara partisipatif, semua terlibat mulai dari
menyusun rencana bersama, bertindak aksi bersama, evaluasi,
dan menyusun rencana kembali. Dalam pendampingan,
masyarakat tidak boleh dipandang sebagai sistem atau
sekumpulan orang yang pasif dan tidak memiliki apa-apa.
Seorang pendamping komunitas akan memainkan peran
32
Esrom Aritonang, Hegel Terome dan Syaiful Bahari, Pendampingan
Komunitas Pedesaan, h.45
56
strategis, bukan hanya sebagai fasilitator, seringkali berperan
sebagai mediator, pembela dan pelindung.33
Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak
pembangunan khususnya di bidang kesehatan. Saat ini
pemerintah belum dapat meningkatkan kapasitas kader
posyandu terlihat masih banyak kader Posyandu merasa
kebingungan dalam memberikan peyuluhan kesehatan kepada
ibu hamil. Sehingga banyak kader yang hanya mampu
melakukan menimbang berat badan bayi. Kader posyandu
seharusnya diberikan pengetahuan dan keterampilan. Para
kader ini dalam melaksanakan tugasnya juga seharusnya
memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui. Mereka pun
dituntut untuk mampu menguasai teknik-teknik dalam
penanganan posyandu.
Yayasan Kalyanamitra melakukan pendampingan
komunitas, dengan tujuan membangun kesadaran perempuan
yang makin kritis tentang hak-hak asasi mereka dan persoalan
keadilan dan kesetaraan gender serta membangun kemandirian
dan kepemimpinan perempuan serta peningkatan layanan
sosial dasar posyandu dalam rangka pemenuhan hak-hak
perempuan.
33
Abdul Wahab dkk, Menuju Masyarakat Berdaya Modul
Pendampingan Komunitas Terpinggir, (Jawa Timur:Lakpesdam NU Jombang,
2008) h. 23
57
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Yayasan Kalyanamitra
Kalyanamitra berdiri pada tanggal 28 Maret 1985
sebagai respon terhadap ketidakadilan yang dihadapi
perempuan Indonesia pada masa itu. Kemunculan
Kalyanamitra sebagai organisasi perempuan yang independen
pada masa Orde Baru berkuasa, berkaitan dengan munculnya
ide perlunya sentra informasi mengenai perempuan.
Kalyanamitra menjadi organisasi perempuan kedua yang lahir
di masa Orde Baru setelah Yayasan Anisa Swasti (Yasanti) di
Yogyakarta. Nama Kalyanamitra berasal dari Bahasa Sanskrit
yang artinya “Kawan Baik”. Pada awal berdirinya,
Kalyanamitra ingin mendukung kerja berbagai pihak dalam
penguatan buruh dengan memberikan informasi tentang hak-
hak buruh, bahwa buruh layak mendapatkan upah yang sama,
berhak mendapatkan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan.
Untuk itu Kalyanamitra berpihak pada perempuan tertindas
seperti buruh, petani, nelayan, dan pekerja sektor informal.
Oleh karena itu, Kalyanamitra melakukan pengumpulan data-
data mengenai berbagai aspek perempuan dan mengangkatnya
ke permukaan melalui seminar, pelatihan, dan diskusi publik.
Data-data mengenai berbagai aspek tentang perempuan
dari perspektif feminis terkumpul di perpustakaan
Kalyanamitra dalam berbagai bentuk seperti buku, working
paper, laporan penelitian, video, foto, dan slide yang
58
mendokumentasikan kehidupan perempuan. Perpustakaan
menjadi wadah yang penting karena Kalyanamitra ingin
menjadi Pusat Informasi dan Komunikasi Perempuan.
Perpustakaan Kalyanamitra juga memiliki koleksi kliping
tentang isu perempuan yang ada di media masa sejak tahun
1996. Selain perpustakaan, Kalyanamitra juga memiliki
program pendidikan mengenai pelatihan analisis gender untuk
aktivis-aktivis lembaga non pemerintah. Dapat dikatakan
bahwa Kalyanamitra yang memperkenalkan pelatihan analisis
gender di Indonesia pada 1990.1
Dalam rangka memberikan pengetahuan dan penyadaran
mengenai persoalan-persoalan perempuan kepada publik,
Kalyanamitra menerbitkan berbagai publikasi baik buku,
buletin, poster, pamflet dan lain sebagainya. Pada masa awal
berdirinya, Kalyanamitra menerbitkan newsletter Mitra Media
dan buletin bernama Dongbret, yang diterbitkan dalam bentuk
sisipan cerita bergambar sehingga dapat mudah dimengerti dan
dipahami. Akan tetapi, pada tahun 1994, saat terjadi
pelarangan Tempo dan De Tik, Mitra Media juga dilarang
penerbitannya oleh Pemerintah saat itu. Pada tahun 1991,
sebagai bagian dari Kampanye Anti Perkosaan, Kalyanamitra
menerbitkan buku saku mengenai penanganan kasus
perkosaan. Selanjutnya newsletter Kalyanamitra berubah nama
menjadi Bejana Wanita pada tahun 1996 dan Bejana
Perempuan Pada tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2005
1Ahmad Rizal, Laporan UAS Praktikum I di Yayasan Kalyanamitra
(2017)
59
Kalyanamitra menerbitkan Buletin Kalyanamedia dan berubah
nama menjadi Buletin Perempuan Bergerak pada tahun 2008
hingga saat ini. Selain buletin, Kalyanamitra juga menerbitkan
beberapa buku tentang perempuan seperti Menghadapi
Pelecehan Seksual (1999), Bila Perkosaan Terjadi (2000),
Gerakan Perempuan dan Kesadaraannya (2001), Ibunda
(2002), Gerakan Perempuan di Amerika Latin: Feminisme dan
Transisi Menuju Demokrasi (2003), Asal Usul Keluarga,
Kepemilikan Pribadi dan Negara (2004), Berbagi Pengalaman,
Merajut Perlawanan: Tuturan Suvivor (2007), Evolusi
Perempuan: Dari Klan Matriarkal Menuju Keluarga Patriarkal
(2011), dan lain sebagainya.
Pada tahun 1993, Kalyanamitra menjadi sebuah resource
center yang terbagi menjadi dua divisi kerja yaitu Divisi
Penelitian Pengembangan dan Divisi Perpustakaan. Kegiatan
yang dilakukan ialah penelitian tentang persoalan perempuan
pekerja di Pasar Kramat Jati, Pekerja Rumah Tangga (PRT),
pelacuran, perkosaan, pelecehan seksual, dan lainnya. Hasil
penelitian itu diangkat dan disosialisasikan ke masyarakat.
Tahun 1995, Kalyanamitra memperkuat kampanye tentang isu
kekerasan terhadap perempuan. Kalyanamitra banyak
menerima kasus-kasus perkosaan dan mulai terlibat secara
langsung dalam penanganan kasus kekerasan terhadap
perempuan. Titik kulminasinya ialah peristiwa Kerusuhan Mei
1998. Ketika itu, terjadi perkosaan terhadap perempuan etnis
Tionghoa. Kalyanamitra pun menjadi sekretariat Tim Relawan
Kemanusiaan (TRK) untuk korban perkosaan di Jakarta.
60
Sejak itu, Kalyanamitra membangun gerakan
perlawanan anti kekerasan terhadap perempuan baik akibat
ketimpangan gender maupun oleh negara. Kerja menangani
korban ini memerlukan wadah tersendiri. Dalam kaitan
tersebut, tahun 1999 dibentuklah Divisi Pendampingan Korban
di Kalyanamitra. Kemudian divisi-divisi pendukung kerja
pendampingan korban seperti Divisi Pendidikan, Divisi
Kampanye, dan Divisi Perpustakaan Dokumentasi. Namun
sejak tahun 2003, Kalyanamitra tidak lagi memiliki Divisi
Pendampingan Korban, divisi ini berubah menjadi Divisi
Pendampingan Komunitas. Sejalan dengan itu maka sejak saat
itu Kalyanamitra tidak lagi menangani kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan.
Pada tahun 2003-2006, Kalyanamitra telah berperan
sebagai mitra dalam memfasilitasi perempuan tertindas dan
marjinal melalui pendidikan, penyadaran, penyediaan
informasi, dokumentasi, kampanye, advokasi kelompok
perempuan marjinal agar perempuan berdaya untuk
mengorganisir dirinya sendiri.
Pada tahun 2007-2009, Kalyanamitra melaksanakan
kegiatan pendampingan yang mencakup pendidikan dan
penguatan. Pendidikan dilakukan meliputi diskusi dan
pelatihan. Penguatan komunitas dititik-beratkan pada
peningkatan pengetahuan, ekonomi, dan berbagai bentuk
keterampilan dalam memperjuangkan hak-haknya.
Pada tahun 2010-2012, Kalyanamitra mempersiapkan
agar perempuan di tingkatan komunitas dapat berperan
61
maksimal dalam proses mewujudkan demokrasi yang adil dan
gender di Indonesia. Beberapa kegiatan difokuskan pada
kemandirian kelompok, keberdayaan kelompok, dan soal
kepemimpinan perempuan dalam masyarakat. Peningkatan
kapasitas kelompok terus dilakukan dalam upaya
mempersiapkan kemandirian kelompok.
Pada tahun 2013-2015 Kalyanamitra terus mengadakan
pendampingan komunitas dengan menggunakan pendekatan
pemberdayaan dan pendidikan hak-hak perempuan.
Pendampingan ini dilakukan di tingkat dusun atau kelurahan
dengan cara membangun kelompok-kelompok baru,
memaksimalkan kelompok yang telah ada, dan juga
bekerjasama dengan lembaga lain yang telah mempunyai
kelompok dampingan.
Pada tahun 2016 sampai saat ini Kalyanamitra sedang
fokus ke restrukturisasi kepengurusan yang mencakup susunan
Badan Pendiri, Pengawas, dan Pengurus, untuk memenuhi
legalitas keorganisasian, peningkatan kinerja staf dan fokus
program kerja yang lebih konsisten, terukur dan memberikan
dampak pada perubahan sosial di tingkat kelompok-kelompok
atau komunitas perempuan dalam mencapai keadilan dan
kesetaraan gender.2
Jika melihat dari sejarah berdirinya Yayasan
Kalyanamitra tersebut bahwa pada dasarnya terbentuk dengan
respon terhadap ketidakadilan yang dihadapi perempuan
2Wawancara pribadi dengan Ika Agustina selaku Informasi dan
Dokumentasi Yayasan Kalyanamitra, (Jakarta, 4 September 2018)
62
Indonesia dengan pendampingan individual. Namun, dengan
seiring berjalannya waktu yang di tangani berkembang
menjadi pendampingan komunitas kader posyandu. Seperti
yang di sampaikan oleh Senior Researcher Yayasan
Kalyanamitra:
“Itu sebenernya bermula dari program pendampingan
dulu kan pendekatannya itu kan tahun 98 ya itu ada
pendampingan kekerasan terhadap perempuan ada
program khusus kdrt kan pendekatan-pendekatan itu kan
individual jadi korban masing-masing itu di asistensi di
kelola di tangani masing-masing kemudian di tahun
2003an itu kita mengevaluasi efektifitas lalu kita
temukan pendekatan individual itu lambat dan itu juga
memakan waktu yang banyak dan sumber daya yang
besar sementara percepatan perubahannya minim jadi
banyak korban-korban yang pulih dari traumanya tapi
ada juga beberapa yang gak sembuh seperti itu lalu kita
mengubah strategi dari individu menjadi kelompok
karena kita fikir kalo pendekatannya kelompok lebih
besar bukan hanya orang perorang tapi ada banyak
orang di situ dan mereka bisa belajar bareng dan lalu
memang kami mengubah jadi kami fasilitasi kelompok-
kelompok nah dari situ nanti kalau ketemu isu-isu
kekerasan itu bisa dibicarakan dalam kelompok di
diskusikan bareng apakah itu kasus yang sedang terjadi
atau antisipasi agar tidak terjadi nah itu keuntungan
dari perubahan strategi ke kelompok nah itu kita melihat
efektif lebih cepet ketika orang itu rame berkelompok
tadinya orang itu takut ngomong takut salah macem-
macem kan pelan-pelan mengungkapkan pendapat
menjadi terbiasa gitu kami melihat itu perubahan-
perubahan dalam penerapan strategi dari individu ke
komunitas, kenapa posyandu kan karena kebetulan
programnya memang itu fokusnya pada audit gender
posyandu sebelumnya kan pada posyandu juga ada
kesehatan ada ekonomi.”3
3Wawancara pribadi dengan HT , 22 Oktober 2018. (Terlampir)
63
Dari pernyataan diatas yang di sampaikan oleh Senior
Researcher bahwa Yayasan Kalyanamitra merupakan
organisasi yang bergerak di bidang isu-isu perempuan atas
ketidakadilan gender dapat di katakan bahwa kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan komunitas
kader posyandu dapat menciptakan aktor-aktor sosial di
masyarakat untuk pemenuhan hak-hak perempuan serta
mendorong perubahan kebijakan.
B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi Yayasan Kalyanamitra
1. Visi Jangka Panjang
“Terwujudnya sistem masyarakat dan negara yang
berkeadilan gender melalui penguatan kapabilitas
perempuan dengan prinsip kepedulian dan solidaritas”
Persoalan-persoalan nasional yang dihadapi oleh
perempuan maupun yang lokal di daerah untuk menjawab
tantangan yang ada. Melihat sistem masyarakat dengan
norma-norma sosial yang masih diskriminatif yang timpang
memandang peran-peran perempuan, sistem tersebut masih
menjadi tantangan. Seharusnya negara lebih sensitif gender
tidak hanya membuat undang-undang dan kebijakan-
kebijakan namun implementasi tidak di awasi sehingga
masih banyak pelanggaran undang-undang dan kebijakan
yang diskriminasi terhadap perempuan. Banyak peraturan
daerah yang diusulkan untuk dicabut karena bertentangan
dengan hak asasi perempuan bertentangan dengan
konstitusi pelanggaran terhadap kemanusiaan banyak
64
dilakukan terutama pada perempuan. Penguatan kapabilitas
perempuan persoalan terhadap perempuan yang tidak hanya
mampu tetapi cakap sungguh-sungguh terampil dalam
memperjuangkan kepentingannya dengan prinsip
kepedulian dan solidaritas. Yayasan kalyanamitra tidak
ingin membangun suatu perjuangan untuk kemajuan
perempuan dengan melanggar hukum, melanggar
kemanusiaan, untuk itu prinsip-prinsip kepedulian dan
solidaritas sesama perempuan dipegang dalam visi jangka
panjang pada Yayasan Kalyanamitra.
2. Visi Eksternal
“Perempuan mempunyai otonomi atas dirinya dan
mampu membangun gerakan untuk memperjuangkan
kontrol atas sumber-sumber penghidupannya”
Yayasan Kalyanamitra melihat perempuan dalam hak,
wewenang dan kewajiban terbatas dalam hal soal
pengambilan keputusan maupun pilihan-pilihan seperti
politik, keyakinan, pekerjaan dan sebagainya seharusnya
perempuan otonom mempunyai kebebasan dalam memilih
untuk itu Yayasan Kalyanamitra ingin mendorong agar
perempuan lebih maju dan mampu membangun gerakan
untuk memperjuangkan sumberdaya kehidupannya.
3. Visi Internal
“Kalyanamitra mampu merefleksikan dan
mendokumentasikan pengalaman bekerja bersama dan
untuk perempuan”
65
Yayasan Kalyanamitra mempunyai harapan dapat
merefleksikan pengalaman bekerja sehingga bisa
didiskusikan untuk diproduksi menjadi buku, infografis,
paper maupun makalah yang dapat dibahas dan dijadikan
pengetahuan bersama. Yayasan Kalyanamitra dengan
mendokumentasikan pengalaman bekerja sehingga bisa
menemukan permasalahan dan melihat isu-isu pokok yang
harus dihadapi agar merespon dengan tepat lalu berguna
dan bermanfaat untuk organisasi maupun publik dengan
melihat kerja nyata kita.4
4. Misi Organisasi
a. Menguatkan komunitas dampingan untuk menjadi aktor-
aktor sosial di wilayahnya melalui penyediaan dan
penyebaran informasi serta pengetahuan dan pendidikan
kritis.
Yayasan kalyanamitra medorong di publik untuk
komunitas dampingan dapat menjadi aktor-aktor sosial
agar bisa menyuarakan kepentingannya dan sadar akan
haknya sebagai warga negara maupun perempuan.
b. Melakukan kajian-kajian berdasarkan pendampingan
komunitas untuk menjadi rekomendasi perubahan
kebijakan publik.
Yayasan Kalyanamitra melakukan kajian-kajian
untuk memperkuat pemahaman dan informasi
dampingan komunitas yang diharapkan dapat menjadi
4Wawancara pribadi dengan Bapak Hegel Terome selaku Senior
Researcher Yayasan Kalyanamitra, (Jakarta, 4 September 2018)
66
kajian dalam kampanye advokasi serta mendorong
perubahan-perubahan kebijakan dengan berbasis data.
c. Meningkatkan kesadaran publik mengenai persoalan
ketidakadilan gender.
Yayasan Kalyanamitra meningkatkan kesadaran
publik mengenai persoalan ketidakadilan gender melalui
pendidikan, pelatihan dan diskusi kelompok.
d. Membangun jaringan kerja dengan aktor-aktor sosial di
berbagai level dalam rangka mendukung kerja-kerja
Kalyanamitra.
Yayasan Kalyanamitra bekerja sama dengan
organisasi-organisasi perempuan dan pemerintahan
dalam mendukung kerja nyatanya.
e. Melakukan advokasi kebijakan publik yang
berperspektif gender.
Yayasan Kalyanamitra melakukan advokasi
kebijakan publik untuk mendorong tercapainya
kebijakan yang responsif dan berperspektif gender baik
di tingkat lokal, nasional, maupun regional.
f. Meningkatkan kompetensi sumber daya Kalyanamitra
untuk menghasilkan pengetahuan berdasarkan
pembelajaran perempuan.
Peningkatan kapasitas staf di Kalyanamitra adalah
modal dasar untuk mengembangkan kapasitas organisasi
atau lembaga agar semakin produktif dan kontributif.
Kapasitas pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu
yang memadai akan membantu kerja-kerja staf dan
67
lembaga dalam mencapai target-targetnya. Peningkatan
ini dilakukan dengan memberikan kesempatan pada
semua staf untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti
diskusi internal, pelatihan/pendidikan, dan fasilitasi yang
dilaksanakan oleh internal organisasi maupun lembaga-
lembaga lain di tingkat nasional maupun internasional.
Staf program juga diminta untuk bisa menuliskan
temuan-temuan atau pengalamannya selama
mendampingi kelompok-kelompok di lapangan.5
5. Nilai-nilai yang Dijunjung
Dalam menjalankan visi dan misinya, Kalyanamitra
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai:
a. Berpihak kepada kaum perempuan yang marjinal, lemah,
miskin dan tertindas.
b. Anti diskriminasi
Yayasan Kalyanamitra tidak melakukan
pembedaan dalam berperilaku atas dasar ras, etnis,
agama, gender.
c. Anti kekerasan
Yayasan Kalyanamitra tidak melakukan kekerasan
dan tidak berpihak pada pelaku kekerasan. Tidak
menoleransi segala bentuk kekerasan baik yang
dilakukan di dalam organisasi, kelompok dampingan,
jaringan maupun negara secara umum.
5Wawancara pribadi dengan Bapak Hegel Terome selaku Senior
Researcher Yayasan Kalyanamitra, (Jakarta, 4 September 2018)
68
d. Demokratis
Yayasan Kalyanamitra melibatkan semua unsur di
dalam organisasi dan kelompok dampingan dalam
pengelolaan program perencanaan, implementasi,
pemantauan dan evaluasi yang melibatkan semua unsur
di dalam organisasi dan kelompok dampingan dalam
proses pengambilan keputusan.
e. Berkeadilan gender
Yayasan Kalyanamitra memberi perlakuan yang
sama pada laki-laki dan perempuan. Akses dan kontrol
yang sama bagi perempuan dan laki-laki dalam
pengambilan keputusan dan pemanfaatan sumber daya.
f. Transparansi
Yayasan Kalyanamitra melakukan proses
pengelolaan organisasi dijalankan secara terbuka. Secara
reguler organisasi menyampaikan informasi tentang hasil
kerjanya kepada publik.
g. Kesukarelawanan
Yayasan Kalyanamitra bersifat peka dan peduli
terhadap lingkungan sekitar dan berkehendak membantu
orang lain.
h. Independen
Yayasan Kalyanamitra bebas dari pengaruh dari
kepentingan politik, modal, pemerintah dan partai politik
dalam mengambil keputusan.
69
i. Akuntabel
Yayasan Kalyanamitra bertanggung jawab atas
berbagai upaya yang dilakukan kepada komunitas dan
publik.
j. Kesetaraan
Yayasan Kalyanamitra berprinsip semua orang
mempunyai hak untuk diperlakukan sama, semua orang
harus menerima perlakuan yang setara dan tidak
didiskriminasi berdasarkan apapun.
k. WeSIS: Welbeing, Self Care dan Integrated Security.
Yayasan Kalyanamitra Menjunjung tinggi pada
kesadaran diri (mindfullness) secara penuh yang
dilakukan melalui lima sikap dasar: attention, non-
judgement, acceptance, letting go, dan presence. Nilai
ini juga menekankan terhadap kesejahteraan diri dan
kesejahteraan orang lain baik secara fisik, mental, relasi
sosial, spiritual, dan emosional.6
C. Isu-isu Strategis
1. Kontrol perempuan terhadap sumber kehidupan
Perempuan harus memperoleh akses dan kontrol
dalam pengelolaan sumber kehidupan seperti pengambilan
keputusan. Keadaan perempuan yang marginal dalam
pengelolaan dan keberlanjutan sumber kehidupan itu
6Wawancara pribadi dengan Bapak Hegel Terome selaku Senior
Researcher Yayasan Kalyanamitra, (Jakarta, 4 September 2018)
70
semakin parah dan membebaninya jika tidak memiliki
akses dan kontrol pada perempuan.
2. Kekerasan berbasis gender
Kekerasan yang ditujukan pada seorang perempuan
karena dia perempuan atau kekerasan yang mempengaruhi
seorang perempuan secara tidak proporsional yang
mengakibatkan kerusakan atau penderitaan fisik, mental
atau seksual, tindakan intimidasi, pemaksaan, dan
perampasan kebebasan.
3. Ancaman Fundamentalisme agama terhadap otonomi
perempuan
Kecenderungan intoleransi dalam kasus-kasus yang
akan mengancam hak, wewenang dan kewajiban seorang
perempuan.
4. Komoditas perempuan (politik, ekonomi, sosial budaya)
Perempuan hanya untuk kepentingan-kepentingan
seperti untuk kemenangan pilkada.
5. Tidak terkelolanya pengetahuan perempuan7
D. Program Kerja
1. Informasi dan Dokumentasi
Kalyanamitra menyadari bahwa analisis berbasis
gender akan mendorong terwujudnya keadilan dan
kesetaraan posisi perempuan. Guna memfasilitasi
kebutuhan data dalam analisis gender, Kalyanamitra
7Wawancara pribadi dengan Bapak Hegel Terome selaku Senior
Researcher Yayasan Kalyanamitra, (Jakarta, 4 September 2018)
71
melakukan dokumentasi isu-isu dan pengalaman
perempuan Indonesia. Dokumentasi tersebut tersaji dalma
bentuk buku dan buletin yang dapat diakses di perpustakaan
maupun situs web Kalyanamitra. Di samping itu,
Kalyanamitra juga mendorong kesadaran publik, khususnya
perempuan terkait persoalan-persoalan gender lewat
penerbitan buku, lembar info dan majalah sehingga
dokumen-dokumen tersebut dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai perempuan.
2. Pendampingan Komunitas
Pendampingan komunitas yang dibangun
Kalyanamitra merupakan pengembangan yang lebih
mengutamakan pembentukan kesadaran kritis dan
penggalian potensi pengetahuan lokal komunitas atau
perempuan. Program ini merupakan pemantapan kapasitas
komunitas atau perempuan yang berhadapan langsung
dengan persoalan-persoalan gender. Pendampingan
komunitas bertujuan untuk memicu keberanian dalam
mengungkapkan penyebab yang memarjinalkan mereka.
Aktivitas dalam pendampingan komunitas antara lain:
dialog kritis, pembekalan pengetahuan mengenai
perempuan, musyawarah yang demokratis, serta pendidikan
berkelanjutan. Aktivitas-aktivitas ini juga menjadi sumber
utama dari gagasan kampanye Kalyanamitra yang
melibatkan perempuan dalam proses pelaksanaannya dari
72
mulai perencanaan, membuat keputusan, hingga
menyelenggarakan program.
3. Advokasi
Fokus utama Program Advokasi kalyanamitra adalah
untuk mendorong tercapainya kebijakan yang responsif dan
berperspektif gender baik di tingkat lokal, nasional, maupun
regional. Untuk menunjang keberhasilan program ini,
Kalyanamitra bekerja sama dengan berbagai stakeholder,
seperti: jaringan organisasi masyarakat sipil, pemerintah,
legislatif, dan instansi lainnya. Selain itu, Kalyanamitra
juga mengajak kader-kader kelompok dampingan untuk
terlibat aktif dalam proses perencanaan pembangunan di
wilayahnya, seperti perencanaan program, kebijakan dan
anggaran melalui rembug RW/ dusun/ musrenbang ataupun
penyusunan peraturan desa/ bupati.
4. Jaringan
Jaringan merupakan kekuatan pendukung dalam
pelaksanaan kerja-kerja Kalyanamitra, khususnya pada
program advokasi. Kalyanamitra ikut dalam beberapa
persekutuan organisasi nasional, regional maupun
internasional, yang memiliki kesamaan visi dan cita-cita
sehingga dapat membantu pencapaian misi dan
keberhasilannya program.
5. Keorganisasian
Kalyanamitra percaya bahwa keberhasilan program
kerja dan kemajuan organisasi turut dipengaruhi oleh
73
pengelolaan dan penguatan organisasi yang baik dan tepat
guna. Di samping itu, pengembangan organisasi juga perlu
ditopang dengan pengembangan sumber daya lainnya,
seperti: sumber daya manusia, keuangan, jaringan kerja dan
sarana prasarana. Prinsip tersebut sudah sejak mula diyakini
Kalyanamitra dengan memilih badan hukum
kelembagaannya dalam bentuk yayasan yang memiliki
dasar hukum yang sah dan kuat. Dalam hal memperkaya
kapasitas internal, Kalyanamitra melaksanakan diskusi-
diskusi kritis tentang arah dan strategi organisasi bersama
dengan Mitra Kritis, sebutan untuk individu-individu
terpilih yang diperlukan Kalyanamitra untuk
mengembangkan organisasi.
E. Struktur Yayasan
Pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, Yayasan
Kalyanamitra mempunyai struktur sebagai berikut:
Bagan 3.1
Sumber: Dokumen Profil Yayasan Kalyanamitra
Pembina
Pengawas
Pengurus
74
F. Struktur Pelaksana Harian
Pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, Yayasan
Kalyanamitra mempunyai struktur pelaksana harian sebagai
berikut:
Bagan 3.2
Sumber: Dokumen Profil Yayasan Kalyanamitra
Ketua
Program Pendampingan
Komunitas
Program Knowledge
Management
Senior Researcher
Informasi dan
Dokumentasi
Keorganisasian
Sekretaris Keuangan Kerumahtanggaan
75
BAB IV
ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
A. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui
Pendampingan Komunitas Kader Posyandu
Setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat perlu di
landasi oleh strategi yang tepat demi keberhasilannya
mencapai tujuan yang di inginkan. Strategi pemberdayaan
masyarakat merupakan suatu proses hal yang penting yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra untuk
keberlangsungan, demi tercapainya tujuan.
Semua strategi pemberdayaan masyarakat perlu
menempatkan sasaran pemberdayaan sebagai hal yang penting
untuk melihat karakter, potensi dan kebutuhan. Masalahnya
adalah bagaimana para pemberdaya di Yayasan Kalyanamitra
dapat meningkatkan kesadaran dan memotivasi kader
posyandu menggali potensi untuk berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan kualitas kehidupannya sehingga mampu hidup
mandiri dan sejahtera. Para pemberdaya di Yayasan
Kalyanamitra perlu memiliki kemampuan dalam merumuskan
program agar strategi pemberdayaan masyarakat dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan agar tepat
dan efisien dalam pelaksanaannya.
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat Yayasan
Kalyanamitra memiliki tujuan dalam membuat program
76
pendampingan komunitas kader posyandu. Tujuan dari
pemberdayaan yaitu menunjuk kepada keadaan atau hasil yang
ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial
seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
inspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri.1 Seperti yang di sampaikan oleh
Senior Researcher sebagai berikut:
“Tujuan dari program itu ya tadi bagaimana kita melihat
kelompok-kelompok posyandu pertama kan ya soal
masalah kesetaran gender keadilan gender bisa dilihat
dalam kebijakan-kebijakan, penganggaran trus juga
dalam pelayanan dan kapasitas dari kader itu sendiri
nah itu yang kita lihat tujuannya ya itu memang ya
payung hukumnya engga ada ya harus ada kalo gaada
peraturannya ya harus dibuat itu supaya gaada
diskriminasi gaada ketimpangan pada ibu-ibu mereka
diminta melayani masyarakat gaada payung hukum trus
anggarannya minim trus kayak kasus-kasus tertentu kan
mereka harus keluar uang sendiri untuk pelayanannya
itu kan gak wajar itu udah eksploitasi seharusnya kan
pemerintah hadir disitu untuk membenahi itu semua ya”2
Pendampingan dalam pemberdayaan dituntut memiliki
kemampuan untuk melakukan interaksi atau membangun
hubungan dengan setiap keluarga yang ada perilaku dalam
aspek peningkatan kapasitas masyarakat dalam meningkatkan
1Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,
(Bandung: PT Ravika Adimatama 2005), Cet Ke-1, h.59-60 2Wawancara pribadi dengan HT, 22 Oktober 2018. (Terlampir)
77
Membuat Kajian Awal
Membuat Perencanaan
Menentukan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Membuat Laporan Kegiatan
kualitas kehidupan dan kesejahteraannya.3 Pendampingan
dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Kalyanamitra merupakan sebuah upaya peningkatan kapasitas
diri dari komunitas kader posyandu secara keterampilan dalam
Posyandu dan secara pengetahuan yang akan menghasilkan
kader lebih berdaya dan mandiri. akan tetapi semua itu
dilakukan dengan sebuah proses dalam pendampingan.
Bagan 4.1
Proses Pendampingan Komunitas Kader Posyandu
Sumber Hasil Penelitian
Sesuai dengan teori Cox dan Parson (1994)
mengidentifikasi pemberdayaan di bidang kesehatan sebagai
sebuah proses intervensi yang diawali dengan proses
3Dr. Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global,
(Bandung : Alfabeta, 2014) h.76
78
identifikasi kebutuhan dan kesadaran individu terhadap
kekurangan atau masalah yang dihadapinya.4
Berdasarkan hasil wawancara, menurut peneliti dari
bagan di atas dapat diketahui bahwa proses pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader posyandu
di Yayasan Kalyanamitra terbagi dalam lima (5) tahapan yaitu:
Tahapan pertama fasilitator membuat kajian awal. Kajian
awal meliputi apa saja permasalahan yang terjadi pada kader
Posyandu, apa saja yang dibutuhkan dan apa saja potensi yang
ada pada kader Posyandu.
Tahapan kedua membuat perencanaan. Perencanaan
program pemberdayaan sangat penting untuk dilakukan demi
keberhasilan program tersebut. Perencanaan meliputi proses
pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai
identifikasi pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau
yang di inginkan pada kader Posyandu.
Tahapan ketiga menentukan kegiatan. Dalam kegiatan
pendampingan komunitas kader posyandu melihat SDM dan
kebutuhan, kegiatan diprioritaskan yang terpenting dahulu dan
kader Posyandu ikut menentukan dalam pendidikan seperti
materi maupun waktu.
4Shinta Prastyanti dan Mochammad Sugiarto, Malnutrisi dan
Pemberdayaan Kelompok Perempuan, Acta diurna Vol 7 No 1 2011 h.19
79
Tahapan keempat pelaksanaan kegiatan rencana yang
telah disusun bersama dengan dukungan pendamping,
pemerintah, masyarakat maupun LSM lainnya selanjutnya
diimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan yang tetap
memperhatikan rencana awal.
Tahapan kelima membuat laporan kegiatan pendamping
komunitas Yayasan Kalyanamitra membuat laporan bulanan
dan laporan tiga bulanan untuk melihat capaian yang sudah
dilakukan agar dapat menjadi bahan evaluasi di awal tahun.
Pendampingan komunitas memiliki peran yang sangat
menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.
Sesuai dengan prinsip pemberdayaan yang memperhatikan
pentingnya partisipasi publik yang kuat. Pendamping
komunitas diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai
pendamping, bukan sebagai pemecah masalah (problem
solver) secara langsung. Mereka biasanya terlibat dalam
penguatan partisipasi rakyat dalam proses perencanaan,
implementasi, maupun monitoring serta evaluasi program
kegiatannya. Pendamping komunitas biasanya membantu
membangun dan memperkuat jaringan dan hubungan antara
komunitas setempat dan kebijakan-kebijakan pembangunan
yang lebih luas.5
Sesuai dengan teori diatas, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat melalui
5Esrom Aritonang, Hegel Terome dan Syaiful Bahari, Pendampingan
Komunitas Pedesaan, (Sekretariat Bina Desa: Jakarta, 2001), h.1
80
pendampingan komunitas kader posyandu. Pendampingan
komunitas yang dimaksud merupakan kegiatan yang diyakini
mampu mendorong terjadinya pemberdayaan kader posyandu
yang optimal serta melihat kemampuan kapasitas kader
posyandu yang sebelumnya kurang pengetahuan dan
keterampilan pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri
sehingga sangat bergantung pada petugas kesehatan dan
puskesmas menjadi kader posyandu yang dapat melayani
publik dengan baik.
Dalam menjalankan strategi pemberdayaan masyarakat
Yayasan Kalyanamitra memiliki indikator yang harus di capai
dalam program pendampingan komunitas kader posyandu.
Seperti yang disampaikan oleh Joko Sulistyo selaku
pendamping komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra:
“Indikator yang harus di capai dalam program ini tuh
ada dua level, pertama di level pemerintah dan yang
kedua di level kader. Level Outcomenya itu Pemerintah
Lokal menerapkan audit gender untuk pelayanan sosial
dasar Posyandu di wilayah proyek agar Anggaran
Posyandu naik sebesar 35% trus Kegiatan pelayanan
sosial dasar di Posyandu naik sebesar 35% Komunitas
perempuan di wilayah proyek menggunakan gender
audit dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pelayanan sosial dasar di Posyandu di wilayah proyek.
Untuk di level kader indikatornya sekurang-kurangnya
50% dari 20 kelompok perempuan menggunakan audit
gender dalam perencanaan dan monitoring kegiatan
Posyandu dan dalam dialog dengan pihak-pihak yang
bertanggungjawab terhadap Posyandu. 60% Kader
Posyandu dapat mempengaruhi proses-proses terkait
81
dengan Posyandu sebagai akibat dari pengetahuan dan
ketrampilan baru yang dimilikinya.”6
Sedangkan penuturan Yohanna Tantria selaku
pendamping komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra:
“Posyandu bisa berjalan dengan baik, kader posyandu
meningkat pengetahuan dan keterampilannnya,
anggaran untuk kegiatan posyandu meningkat, semua
bayi dan balita di timbang setiap satu bulan sekali.”7
Menurut Sumodiningrat dalam strategi pemberdayaan
masyarakat dapat dilakukan melalui pendampingan yang
dilakukan dengan lima (5) kegiatan diantaranya adalah
motivasi, peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan,
manajemen diri, mobilisasi sumber serta pembangunan dan
pengembangan jaringan. Akan tetapi, dari kelima (5) strategi
yang dipaparkan oleh Sumodiningrat terdapat empat (4)
strategi yang di temukan di lapangan berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah di lakukan
peneliti, sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai alat
analisis dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Motivasi Dalam Strategi Pemberdayaan
Motivasi dalam strategi pemberdayaan yang di
paparkan oleh Sumodiningrat merupakan suatu tahapan
awal dari strategi pemberdayaan masyarakat di Yayasan
Kalyanamitra. Motivasi adalah usaha yang dapat
6Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
7Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
82
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.8 Akan tetapi yang dimaksud dengan motivasi
yang dipaparkan oleh Sumodiningrat mendorong untuk
membentuk kelompok agar bisa mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.9
Sehingga menurut peneliti dapat dikatakan bahwa motivasi
adalah suatu kondisi dimana fasilitator mendorong suatu
kelompok untuk bisa mencapai tujuan pemberdayaan
masyarakat.
Terkait pemberdayaan perempuan yang dilakukan
Yayasan Kalyanamitra upaya yang dilakukan dalam konteks
mendorong suatu kelompok untuk melaksanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi,
sosialisasi dilakukan secara formal maupun non formal
dalam forum perkumpulan RW maupun kader posyandu,
berikut penuturan Anna Soetomo selaku pendamping
komunitas:
“Pertama kali itu kami dateng ke RW yang pasti kan
ga mungkin langsung ketemu kader kami dateng door
to door dari RW ke RW dan kami bilang bahwa kami
adalah lembaga yang konsen di isu perempuan tapi
kami sedang ada program penguatan kapasitas
8https://kbbi.web.id/motivasi (Di akses pada tanggal 4 Desember 2018
pada pukul 14.34 WIB) 9Andi Nugraha “Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui
Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi”
Jurnal Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan
Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Volume 5, Nomor 2, Juni 2009 h.125
83
posyandu penguatannya itu selain isu terkait
posyandu juga termasuk isu gender kita pengen
sebisa mungkin posyandu itu memberi manfaat bagi
perempuan dan anak selesai sosialisasi door to door
itu kita bikin pertemuan dengan kader-kadernya sama
kita perkenalan lagi kemudian kita membuat
pemetaan apa aja sih permasalahan yang ada di
posyandu setelah membuat pemetaan bersama kita
membikin planning oke berarti kita butuh pendidikan
a b c d kita susun bersama pendidikan a mau di
bulan apa pendidikan b di bulan apa udah setelah itu
ya begitu aja.”10
Dalam proses pembentukan kelompok kader
posyandu memang sudah terbentuk lama. Kader posyandu
mempunyai tugas yang besar dalam upaya meningkatkan
kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Selain itu kader ikut
membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan
melalui kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu. Kader
harus memiliki jiwa sosial yang tinggi serta tanpa pamrih.
Berikut penuturan Ibu Tini:
“Ya mungkin karena panggilan hati ya jadi kader itu
kan pertama emang ga ada honornya ya kan ya saya
seneng aja si pertama di suruh ikut kader posyandu
yaudah coba ikut dulu gimana si kegiatan
posyandu”.11
Sedangkan penuturan Ibu Rosmaliana:
“Ingin membantu masyarakat sini aja biar bisa
imunisasi lengkap trus terhindari dari penyakit
10
Wawancara pribadi dengan AS, Jakarta 22 Oktober 2018. (Terlampir) 11
Wawancara pribadi dengan TN, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
84
seperti hepatitis gitu kan karena kan dasarnya
hepatitis tuh anak kita engga dapet imunisasi
hepatitis B gitu dari HB 0 baru di keluarin baru lahir
baru di suntik gitu”
Sama halnya dengan Ibu Ida:
“Tertarik karena sosial untuk warga itu
mengutamakan, untuk kepentingan umum lebih di
utamakan”12
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Evy:
“Sebenernya sih gaada alasan ya cuma emang kita
mau bantu misalnya masyarakat aja trus apa
namanya untuk anak kita juga wilayah juga istilahnya
sekedar biar gaada yang BGM, biar gaada angka
kematian ibu, angka kematian bayi ya AKI, dan
AKB.....”13
Motivasi yang diberikan pihak pemberdaya kepada
klien (kader posyandu) terdiri dari motivasi kerja, motivasi
dalam kemandirian, motivasi dalam menyelesaikan
permasalahan kehidupan para kader. Motivasi kerja
diberikan kepada kader posyandu dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas diri dalam segi pelayanan di
Posyandu. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri:
“...enak orangnya pokoknya enak deh kalo bisa
jangan pindah dari sini supaya bimbing kita biar
ngisi kayak kasih motivasi jadi kalo kayak
penimbangan pendamping juga hadir jadi ngasih
tugas ke ibu-ibu bergantian bulan ini siapa bulan ini
siapa yang untuk ngasih motivasi orang-orang
menyampaikan materi pas lagi rame-rame pas ibu-ibu
12
Wawancara pribadi dengan IA, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 13
Wawancara pribadi dengan EY, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
85
sewaktu banyak nanti kalo udah siang dikit kan satu-
satu gitu yang hadir banyak soalnya sampai ratusan
saya aja keteter.”14
Selain diberikan motivasi pada aspek pekerjaan, pihak
pemberdaya melakukan motivasi kepada klien dalam
menjalankan kehidupan. Seperti yang disampaikan oleh Ibu
Susmilih:
“....Kalyanamitra juga kayak suka ngasih motivasi
gitu kayak apa kita di rumah tangga ibu suaminya
gini gini gak coba bu seandainya kalo gini gini ya
pokoknya tentang perempuan sama anak.”15
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti juga
menemukan bahwa motivasi yang diberikan tidak hanya
kepada klien (kader posyandu), tetapi klien (kader
posyandu) juga memberikan motivasi kembali kepada
masyarakat agar mendorong masyarakat agar selalu aktif
datang ke Posyandu. Berikut penuturan kader Posyandu:
“Terkadang saya kasih tau satu persatu ketika esok
ada penimbangan saya akan kasih tau besok akan ada
penimbangan bersiap-siap untuk dateng”16
“Ya apa namanya kan kita tiap minggu jumantik
sambil ngeliat kan gitu jumantik itu sambil kita
ingetin ada juga yang misalnya mba tanggal berapa
ya bulan ini posyandu itu dia ya pasti pas lewat aku
ketemu dijalan jangan lupa ya kamis besok posyandu
mengingatkan selalulah setiap ini biarpun kadang
lupaan orang ini tetep aja namanya aku dia tau punya
balita kan kemaren udah ngomong ya yaudah salam
14
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir) 15
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir) 16
Wawancara pribadi dengan IA, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
86
aja ama yang lain jadi ya setiap ketemu selalu
mengingatkan ibu balita aja biarpun disiarin kan ya
terkadang dia suka ga denger waktunya dia tidur atau
dia berisik.”17
“Suka ngasih penyuluhan umpamanya kita ajak
ngobrol kalo orang itu engga mau ke posyandu males
atau gimana kasih dorongan kenapa sih ga ke
posyandu kan kalo ke posyandu dia sehat apa
engganya timbangannya berat badannya naik atau
engga kan jadi terpantau jadi ibu tau.”18
Motivasi yang diberikan kepada peserta posyandu
sangatlah penting dikarenakan jika bayi maupun balita rutin
dibawa ke posyandu dapat diketahui dengan baik jika
memang anak mengalami masalah gizi maupun masalah
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Kemampuan
Dalam Strategi Pemberdayaan
Kategori yang kedua dalam strategi pemberdayaan
yang di paparkan oleh Sumodiningrat terkait strategi
pemberdayaan yaitu peningkatan kesadaran dan pelatihan
kemampuan. Menurut Sumodiningrat peningkatan
kesadaran dan pelatihan kemampuan adalah pelatihan yang
dapat membantu masyarakat untuk menciptakan mata
pencaharian sendiri atau membantu meningkatkan keahlian
mereka.19
Sedangkan menurut peneliti peningkatan
17
Wawancara pribadi dengan EY, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 18
Wawancara pribadi dengan SS, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 19
Andi Nugraha “Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui
Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi”
87
kesadaran adalah keadaan dimana seseorang atau
sekelompok mengetahui wawasan dan pemahaman yang
dimiliki, sedangkan pelatihan kemampuan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja pada seseorang.
Pihak pemberdaya melakukan peningkatan kesadaran
dan pelatihan kemampuan kepada kader posyandu dalam
jangka waktu tiga (3) tahun. Dari temuan lapangan yang
peneliti lakukan, menurut Anna Soetomo selaku
pendamping komunitas kader posyandu bahwa peningkatan
kesadaran dan pelatihan kemampuan yang di lakukan
Yayasan Kalyanamitra sebagai berikut:
“....kita mensupport banyak pendidikan dan pelatihan
untuk kader terkait dengan bagaimana mereka
mampu menjawab permasalahan yang ada di
posyandu, di tahun berikutnya kita mendorong kader
untuk mampu melakukan sendiri jadi kader mampu
melakukan upaya-upaya advokasi, melakukan audit
gender, di tahun ketiga kader mampu menularkan
kepada kader lain untuk bisa melakukan advokasi
yang sama, tahun pertama mereka dapat pendidikan
tahun kedua mereka implementasi atau aplikasi
pendidikan tahun ketiga mereka itu sudah dapat
menularkan ke orang lain jadi itu strategi
pemberdayaannya kayak gitu”20
Hal serupa juga sama di sampaikan oleh Yohanna
Tantria, berikut penuturannya:
Jurnal Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan
Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Volume 5, Nomor 2, Juni 2009 h.125 20
Wawancara pribadi dengan AS, Jakarta 22 Oktober 2018. (Terlampir)
88
“Di tahun pertama supaya mereka punya kesadaran
oooh hak perempuan ini selama ini sudah ditindas
oooh pengalaman perempuan ini tidak digunakan
sebagai subyek pengambilan keputusan, pengambilan
kebijakan, ditingkatan rembuk RW, Puskesmas dan
sebagainya itu engga di anggap itu ditahun pertama
kesadaran termasuk kesadaran individu oooh saya
relasi saya dengan suami selama ini timpang tidak
setara di tahun-tahun pertama di kasih pengetahuan
itu sehingga muncul kesadaran kritis mereka. Di
tahun kedua mulailah mereka mempraktekkan apa
yang ditahun pertama itu dapatkan pengetahuan,
ilmu, informasi-informasi baru di tahun kedua ini
mereka mulai jalankan. Maka tahun kedua mereka
mulai melakukan audit gender partisipatif jadi
mereka mengecek program pemerintah, kebijakan
pemerintah, anggaran pemerintah, implementasi
pemerintah, khusus untuk kegiatan posyandu itu
berpengarusutamaan gender atau engga,
mengimplementasikan pengarusutamaan gender apa
engga nah kita memotret itu oooh posyandu sudah
sekian lama ada tapi mereka gak pernah paham itu
isu perempuan padahal mereka sehari-hari
berhadapan dengan perempuan termasuk mulai
mengecek relasi di dalam keluarga mulai berubah
atau tidak jadi kita mendorong ibu-ibu tuh dirumah
menjalankan relasi yang setara dengan suaminya
selama ini kan suami kopi minta kopi ini nih, makan.
Ada gak setelah di ajak ngobrol ngomong soal
adanya pentingnya relasi dan setara antara suami
istri saling menghormati berbagi peran oooh ada
perubahan kak mulailah mereka report-report di
tahun kedua ini kak tadi suami aku udah gak marah-
marah lagi sama aku, udah mau beresin rumah kalo
aku lagi capek dia mau mengerjakan rumah kalo aku
lagi pergi dia jaga anakku mereka foto tuh tar kirim
ke group. Kak suami aku lagi pergi ke pasar. Kak
suami aku lagi nyuci baju, dulu suami aku tuh malu
kalo ngejemur pakaian kalo di liat tetangga kalo
sekarang cuek dia gitu. Itu kita punya alat tools untuk
89
mengecek perkembangan kesadaran gender di tingkat
kader, jadi itu kita ngelihat oh itu ada perubahan, ya
itu bagus harus dilanjutkan kalo keluarga sudah
seperti itu terjadi relasi yang setara maka angka
kekerasan perempuan, angka kdrt itu akan turun dan
kalo turun negara ikut seneng, karena angka
kekerasan perempuan itu kan tinggi banget di
Indonesia nah kalo terciptalah keluarga-keluarga
tanpa kekerasan, pembagian peran yang setara tidak
ada kdrt negara ikut seneng artinya mengapa
program posyandu itu berpengarusutamaan gender
atau tidak itu biar adaloh posyandu gak sekedar
posyanduan tapi ada kontribusinya keatas ada
kontribusinya kebawah jadi ada imbal baliknya jadi
di tahun kedua itu kita mastiin itu dilakukan. Di tahun
ketiga kita mendorong nih eh kesadaran yang kalian
udah punya ini jangan cuma dipakai sendirian tapi
buat menciptakan perubahan yang lebih besar lagi,
lebih baik lagi buat perempuan maka tahun ketiga
kalian harus melakukan advokasi yang nantinya hasil
advokasi ini bermanfaat untuk masyarakat dari yang
dulunya engga ada menjadi ada gitu ya nah tahun
ketiga mendorong advokasi salah satunya adalah
advokasi gender budgetting untuk kegiatan program
posyandu”21
Berdasarkan pernyataan di atas, menurut peneliti
upaya pemberdayaan yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra untuk melakukan peningkatan kesadaran dan
pelatihan kemampuan dibuktikan dengan tahun pertama (1)
membangun kesadaran kritis pada kader posyandu untuk
pemenuhan hak-hak perempuan melalui pendidikan dan
pelatihan untuk kader dalam menangani masalah Posyandu.
21
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
90
Tahun kedua (2) kader mengimplementasi
pendidikan dan pelatihan yang diberikan, kader posyandu
mulai terbangun kesadaran, cerdas, kritis sudah mulai aktif
dan berani berbicara serta memberikan penyuluhan.
Implementasi yang dilakukan kader posyandu seperti kader
mampu melakukan sendiri upaya-upaya mengenai isu-isu
perempuan, posyandu yang berpengarusutamaan gender,
mengecek relasi di dalam keluarga, mengecek program,
anggaran dan kebijakan pemerintah terkait Posyandu.
Tahun ketiga (3) kader sudah memiliki kesadaran
harus melakukan pemberdayaan lagi kepada kader yang
belum memiliki kesadaran. Sehingga dampak pada
peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan tersebut
dapat di rasakan oleh kader lainnya.
Yayasan Kalyanamitra memfokuskan pada
pembentukan kesadaran kritis dan penggalian pengetahuan
kader posyandu guna memecahkan persoalan yang terjadi
dalam masyarakat maupun posyandu secara bersama-sama.
Dengan demikian pemberdayaan yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra dapat meningkatkan kualitas kader posyandu.
Berikut penuturan Ibu Tini:
“Banyak banget si ya dari kalyanamitra kayak
penyuluhan, pelatihan-pelatihan masukan untuk
kader apa pokoknya masukan dari kalyanamitra
banyak banget sampai kita harus jadi penyuluh
gimana kita harus bisa bicara gimana cara-cara
91
menulis trus jadi kader pendamping kekerasan
banyak banget sih ya kalo dari kalyanamitra.”22
Hal yang sama juga di rasakan Ibu Endang:
“Belajar penyuluhan, banyak si ya sebenernya dari
kalyanamitra banyak ilmunya.”
Keberhasilan posyandu sangat ditentukan oleh kinerja
kader, karena kader merupakan penggerak posyandu dan
hidup matinya posyandu tergantung aktif tidaknya kader.
Semakin tinggi pengetahuan dalam penyuluhan maka akan
semakin baik dalam kegiatan posyandu.
3. Manajamen Diri Dalam Strategi Pemberdayaan
Kategori yang ketiga dalam strategi pemberdayaan
yang dipaparkan oleh Sumodiningrat terkait strategi
pemberdayaan yaitu manajemen diri. Secara istilah
manajemen diri adalah menempatkan individu pada tempat
yang sesuai untuk dirinya dan menjadikan individu layak
menempati suatu posisi sehingga tercapai suatu prinsip yang
kapabel pada posisi yang tepat. Manajemen diri adalah
sebuah proses merubah “totalitas diri” baik itu dari segi
intelektual, emosional, dan spiritual agar apa yang di
inginkan tercapai. Manajemen diri dapat digunakan sebagai
proses mencapai kemandirian (personal autonomy).23
Akan
tetapi yang di maksud manajemen diri yang dipaparkan oleh
22
Wawancara pribadi dengan TN, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 23
Hanum Jazimah, Implementasi Manajemen Diri Mahasiswa dalam
Pendidikan Islam, Mudarrisa: Jurnal Pendidikan Islam Vol.6 No 2 Desember
2014, h. 226
92
Sumodiningrat Kelompok harus mampu memilih pemimpin
mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri,
seperti melaksanakan pertemuan-pertemuan, melakukan
pencatatan dan pelaporan, resolusi konflik dan manajemen
kepemilikan masyarakat.24
Dalam konteks ini manajamen diri yang dilakukan
dalam strategi pemberdayaan Yayasan Kalyanamitra
mencakup kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam melakukan hal yang dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas kader posyandu
dalam kegiatan Posyandu, manajemen diri tujuannya adalah
agar setiap anggota dapat mengatur kegiatan mereka sendiri.
“....saya gak tau tiba-tiba mereka itu ngadain
pertemuan sendiri di inisiasi oleh 5 posyandu
dampingan kalyanamitra mereka ngumpulin semua
posyandu 14 posyandu yang ada di CBU ketua-ketua
dikumpulin mereka kasih pengetahuan besok pas
pertim kita ngomongin ini ini yo jadi di tahun 2018
awal awal ini jadi dulu tahun 2016 engga ada
anggaran 2017 mulai naik dan 2018 ini mulai ada
perubahan karena kita kan audiensi sama lurah sama
kadernya ini akhirnya turun 10.000 perbalita per
posyandu di catat anggarannya kalikan dong 1
posyandu 250 kali 10.000 lumayan kan di banding
dulu Cuma 900an bahkan tahun sebelumnya engga
ada sama sekali nah itu perubahan tapi di bulan
januari mereka tuh dapet 2 jutaan mereka wehhh
lumayan bisa untuk menutupi mengcover program-
program lain yang engga ada anggarannya kayak
posyandu lansia, posyandu bindu, posyandu bumil,
24
Andi Nugraha “Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui
Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi”
Jurnal Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan
Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Volume 5, Nomor 2, Juni 2009 h.125
93
kegiatan program-program lainnya kayak foto copy,
transport kader dan sebagainya udah mulai ada yang
mengcover ini lumayan gitu eh tiba-tiba bulan maret
berubah kelurahan ngasih dalam bentuk barang
memang sih ada 3 macem bentuknya susu, biskuit,
buah di hitung sama kelurahan tuh 10.000 per balita
mereka komplain kok cuma dikasih 250 kan sesuai
dengan laporan data di kelurahan ya mereka
komplain karena itu kok kenapa kita ga dikasih aja
uangnya kita yang mengelola masa segitu engga
percayanya sih yaudah gini aja di rinci aja itu kira-
kira item-item itu cukup engga 10.000 per balita
akhirnya mereka rinci tuh oreo satu itu 3000 susu ini
2500 engga cukup nih cuma 7000 ga sampe 10.000
habis lurahnya tendernya sama warung jd warung
juga mengambil keuntungan lah kita pokoknya mau
usul kita harus minta turun dalam bentuk uang aja
biar kita yang kelola, kumpulin ibu kader nih
kumpulin yang lain-lain untuk ngomong yang sama
nanti di pertemuan soal berhasil engga berhasilnya
itu ya wallahualam ya. Tapi sengganya mereka punya
niat ya ada kesadaran kolektif lalu memperjuangkan
soal advokasi soal isu anggaran ini dan aku tuh gatau
bahwa mereka ini kumpul udah terjadi baru mereka
bilang kak kemaren aku tuh ngumpulin delegasi ibu-
ibu biar kompakkan ngomong itu, bagus itu tapi pakai
data iya kak kita pakai data kita punya rinciannya
anggarannya perbalita berapa-berapa oreo berapa,
ager-ager berapa, gak ada gasnya gak dikasih
gas....25
Berdasarkan pernyataan di atas, manajamen diri pada
kader, kader posyandu mampu mengkritisi kebijakan
dengan melakukan audiensi secara mandiri. Kader
membangun kesadaran kolektif dengan berani
mengadvokasi masalah terkait perempuan dan Posyandu.
25
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
94
Hasil yang di dapat dari audiensi yang sudah dilakukan
Yayasan Kalyanamitra untuk di level pemerintah isu-isu
perempuan menjadi penting di Cipinang Besar Utara sudah
mengeluarkan peraturan pemerintah perkawinan anak yang
di sosialisasikan dan di sebarluaskan melalui media sosial
yang menjadi perbincangan di masyarakat. Selain masalah
perkawinan anak, kader posyandu dengan pengetahuan dan
data yang mereka temukan di lapangan kader posyandu juga
mengadvokasi masalah anggaran Posyandu yang hasilnya
besarnya kenaikan PMT yang terjadi pada kelurahan
Cipinang Besar Utara.
4. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Dalam
Strategi Pemberdayaan
Kategori yang keempat dalam strategi pemberdayaan
yang dipaparkan oleh Sumodiningrat terkait strategi
pemberdayaan yaitu pembangunan dan pengembangan
jaringan. Pembangunan dan pengembangan jaringan
dimaksudkan sebagai pemberdayaan masyarakat yang
sengaja dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi
masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan
mengelola sumberdaya yang dimiliki sehingga pada
akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian
secara ekonomi, ekologi dan sosial secara berkelanjutan.
Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat perlu diadakan
kerja sama dengan pemerintah yang pada hakekatnya
berkaitan erat dengan sustainable development yang
membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian
95
masyarakat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu
dinamis.26
Akan tetapi yang dimaksud pembangunan dan
pengembangan jaringan yang dipaparkan oleh
Sumodiningrat Pengorganisasian kelompok-kelompok
swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan
kemampuan para anggotanya membangun dan
mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di
sekitarnya.27
Dalam konteks ini pembangunan dan pengembangan
jaringan dalam strategi pemberdayaan oleh Yayasan
Kalyanamitra tergolong dalam peningkatan kemampuan
yang dilakukan dengan bekerja sama oleh kecamatan,
kelurahan maupun puskesmas. Berikut penuturan Ibu
Rosmaliana dan Ibu Ida:
“Yang kemaren ini di kecamatan untuk pelayanan
dasar sekali jadi ya bagian penimbangan apa aja
bagian pendataan apa aja jadi semua muanya jadi
prosedur posyandu dasar itu yang kemaren di
kecamatan jatinegara.”28
“Pernah ikut dipuskes kecamatan tentang ibu dan
anak cara penimbangan,cara persiapan-persiapan
menyiapkan posyandu.”29
26
Munawar Noor, Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ilmiah CIVIS,
Volume I, No 2, Juli 2011 h. 88 27
Andi Nugraha “Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui
Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi”
Jurnal Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan
Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Volume 5, Nomor 2, Juni 2009 h.125 28
Wawancara pribadi dengan RM, 7 November 2018. (Terlampir) 29
Wawancara pribadi dengan IA, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
96
Selain itu pengembangan jaringan juga dilakukan
dengan membuka rekruitmen Volunteer berikut penuturan
Syifa Nurohmah selaku Volunteer Yayasan Kalyanamitra:
“Selama di Kalyanamitra banyak kegiatan yang saya
ikuti beberapa yang saya ingat sih seminar
perkawinan anak, diskusi publik tentang isu-isu
perempuan dan juga diskusi tentang gender di
RPTRA.”30
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Ikrima Nur
Alfi selaku Volunteer Yayasan Kalyanamitra
“Pelatihan yang saya ikuti waktu itu suka ada diskusi
tentang gender, pernah ikut jambore sama kader
posyandu kalyanamitra trus kita suka ikut pertemuan-
pertemuan gitu di hotel ngebahas perlindungan anak
dan perkawinan anak”31
Jika merujuk kembali pada teori strategi
pemberdayaan yang dipaparkan oleh Sumodiningrat,
terdapat perbedaan antara teori dengan fakta di lapangan.
Menurut Sumodiningrat, terdapat lima (5) strategi
diantaranya: motivasi, peningkatan kesadaran dan pelatihan
kemampuan, manajamen diri, mobilisasi sumber,
pembangunan dan pengembangan jaringan. Akan tetapi
yang terjadi dilapangan strategi pemberdayaan yang
dilaksanakan oleh Yayasan Kalyanamitra hanya memuat
empat (4) strategi saja, diantaranya motivasi, peningkatan
kesadaran dan pelatihan kemampuan, manajemen diri,
pembangunan dan pengembangan jaringan. Sehingga dapat
30
Wawancara pribadi dengan SN, 7 November 2018. (Terlampir) 31
Wawancara pribadi dengan IN, 7 November 2018. (Terlampir)
97
di simpulkan bahwa dalam praktik pemberdayaan yang
dilakukan Yayasan Kalyanamitra dengan strategi
pemberdayaan yang dikaitkan empat (4) kategori teori yang
dipaparkan oleh Sumodiningrat terbilang cukup mampu
dalam meningkatkan keberdayaan, meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra. Alasan peneliti tidak menggunakan satu (1)
kategori yang dipaparkan oleh Sumodiningrat peneliti tidak
menemukan kategori mobilisasi sumber pada kader
posyandu yang tidak berfokus pada sumbernya ekonomi
yang dibangun sendiri dan tidak dapat meningkatkan
kehidupan ekonomi secara substansial di karenakan
Yayasan Kalyanamitra membangun kesadaran kritis kader
posyandu pada hak-haknya, peka terhadap persoalan
keadilan dan kesetaraan gender, membentuk kemandirian
dalam Posyandu serta menumbuhkan kepemimpinan
perempuan.
Tabel 4.1
Matriks Strategi Pemberdayaan
No Strategi
Pemberdayaan
Temuan di lapangan
1. .Motivasi Motivasi yang diberikan Yayasan
Kalyanamitra untuk Kader
Posyandu yaitu motivasi kerja,
motivasi kemandirian, motivasi
dalam menyelesaikan
permasalahan kehidupan para
kader, dengan tujuan untuk
98
meningkatkan kualitas diri dalam
segi pelayanan posyandu. Hal
yang menarik kader posyandu juga
memberikan motivasi kepada
masyarakat agar mendorong
masyarakat agar selalu aktif
datang ke Posyandu.
2. Peningkatan
Kapasitas dan
Pelatihan
Kemampuan
Peningkatan kapasitas dan
pelatihan kemampuan yang
diberikan Yayasan Kalyanamitra
untuk Kader Posyandu yaitu
Tahun pertama (1) membangun
kesadaran kritis pada kader
posyandu untuk pemenuhan hak-
hak perempuan. Tahun kedua (2)
kader mengimplementasi
pendidikan dan pelatihan yang
diberikan. Tahun ketiga (3) kader
sudah memiliki kesadaran harus
melakukan pemberdayaan lagi
kepada kader yang belum
memiliki kesadaran.
3. Manajamen Diri Manajamen diri yang diberikan
Yayasan Kalyanamitra yaitu
kegiatan yang tujuannya untuk
meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam melakukan hal
yang dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas kader
posyandu dalam kegiatan
Posyandu, manajemen diri
tujuannya adalah agar setiap
anggota dapat mengatur kegiatan
mereka sendiri
4. Pembangunan dan
Pengembangan
Jaringan
Pembangunan dan pengembangan
jaringan yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra yaitu dengan
melakukan kerja sama dengan
Kecamatan, Kelurahan dan
Puskesmas selain itu melakukan
99
pembukaan rekruitmen Volunteer. Sumber : hasil penelitian
Implementasi dari strategi pemberdayaan yang
dilakukan Yayasan Kalyanamitra terdapat dalam hasil
wawancara bersama Pendamping Komunitas berikut
penuturannya:
“Di antara strategi itu setelah mereka punya
kesadaran kritis kita dorong mereka melakukan
advokasi advokasi artinya ada perubahan sistem di
tingkatan masyarakatnya itu advokasi itu kan
dilakukan secara perlahan dan harus bersama-sama
engga bisa sendirian misalnya mempengaruhi
kebijakan perubahan, mempengaruhi implementasi
program pemerintah, mempengaruhi program
budgeting itu yang kita dorong.”32
Sedangkan menurut Anna Soetomo:
“Ada yang berjalan sesuai rencana tapi sejauh ini si
eee lebih banyak yang berjalan sesuai rencana
sebenernya gini faktor menyusun rencana bersama
kader menjadi faktor yang sangat penting hal paling
sederhana gini kalo kalmit itu jarang sekali
menentukan tanggal kayak misalnya tanggal 14 kita
pendidikan ya tapi kayak melempar ke kader kita bisa
ditanggal berapa nih gitu atau kayak kita mau
prioritas pendidikan apa dulu nih jadi benar-benar
semua yang diberikan sebisa mungkin itu menjawab
kebutuhan kader.”33
Berdasarkan hasil wawancara implementasi dari
strategi pemberdayaan yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra dengan melakukan advokasi sehingga dapat
32
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir) 33
Wawancara pribadi dengan AS, 22 Oktober 2018. (Terlampir)
100
berjalan sesuai rencana yang dapat mempengaruhi
kebijakan perubahan. Sedangkan efektifitas dari strategi
pemberdayaan yang digunakan Yayasan Kalyanamitra
tergolong terjadinya perubahan pada klien dan masyarakat.
Bukti bahwa strategi pemberdayaan yang dilakukan efektif,
berikut penuturannya:
“Efektifitasnya ya sebelum Kalyanamitra memulai
kegiatan, kegiatan utama pelayanan Posyandu terkait
dengan pemantauan kesehatan anak dan pemberian
makanan tambahan, maka saat ini kader Posyandu
mulai memberikan penyuluhan terkait isu-isu
kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan
gizi, meskipun baru sejumlah kecil kader yang
melakukannya. Kesadaran tersebut kemudian memicu
mereka untuk memperkuat kapasitas dalam memberi
penyuluhan. Mereka memanfaatkan kesempatan
melakukan sharing kepada sesama kader untuk
membagi pengalaman setelah kader tertentu
mengikuti training atau workshop yang difasilitasi
oleh Kalyanamitra dan latihan memberikan
penyuluhan. Di Cipinang Besar Utara, kehadiran
Kalyanamitra mempengaruhi komitmen dan
keseriusan petugas Puskesmas CBU baik itu bidan
maupun PLKB dari kelurahan untuk selalu hadir dan
memberikan layanan di Posyandu. Khususnya untuk
imunisasi dan pelayanan KB.”34
Berdasarkan hasil wawancara efektifitas dari strategi
pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra
cukup efektif terlihat kader Posyandu Kasuari yang
dahulunya belum melaksanakan penyuluhan saat ini kader
Posyandu dapat memberikan penyuluhan terkait isu-isu
34
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
101
kesehatan ibu dan anak dan mempengaruhi komitmen dari
Petugas Puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan
di Posyandu. Kader Posyandu dapat memberikan saran
kepada peserta posyandu. Berdasarkan hasil observasi kader
posyandu memberikan saran terkait makanan yang harus
dikonsumsi oleh peserta posyandu.
Tabel 4.2
BAGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENDAMPINGAN KOMUNITAS KADER POSYANDU DI
YAYASAN KALYANAMITRA
No Program Kegiatan Dampak Hasil
1 Peningkatan
Kapasitas dan
Pelatihan
Kemampuan
Kader
Posyandu
Pelatihan
tentang
pengisian Kartu
Menuju Sehat
(KMS)
Pengetahuan
kader tentang
pengisian Kartu
Menuju Sehat
bertambah
Kader dapat
mengimplementasikan
dalam pengisian Kartu
Menuju Sehat di
Posyandu
Pelatihan
pengisian form
pelaporan
Pengetahuan
kader tentang
pengisian form
pelaporan
bertambah
Kader dapat membuat
laporan secara benar
Pelatihan
tentang Audit
Gender
Kader posyandu
bisa melakukan
Audit Gender
terhadap
layanan
Posyandu
Hasil temuan audit
gender menyimpulkan
bahwa kebijakan
terkait dengan
Posyandu cukup
banyak, tetapi
Posyandu kurang
mendapat dukungan
dari pemerintah
(minim anggaran,
rendahnya kapasitas
kader dan lemahnya
102
kelembagaan
Posyandu).
Implementasi 15
program layanan
Posyandu yang
dimandatkan oleh
pemerintah masih jauh
dari harapan. Kader-
kader Posyandu
melakukan layanan
Posyandu dengan
keterbatasan sumber
daya, anggaran dan
prasarana. Mereka
dituntut untuk mengisi
dokumen-dokumen
dan laporan data ke
pemerintah.
Diskusi tentang
Perkawinan
anak dan
Undang-undang
Perlindungan
anak
Kader Posyandu
mendalami
tentang
perkawinan
anak dan
dampaknya
terhadap anak
perempuan dan
UU
perlindungan
anak
Kader Posyandu
mensosialisasikan
kepada masyarakat
tentang perkawinan
anak dan UU
perlindungan anak
Diskusi tentang
Kebijakan-
kebijakan
Posyandu
Kader Posyandu
memahami
jaminan hukum
untuk Posyandu.
Selama ini
pemerintah
hanya menuntut
tanggung-jawab
masyarakat dan
Posyandu agar
Kader lebih kritis
dalam kebijakan
Posyandu dan aktif
memberikan saran
terkait pelaksanaan
Posyandu
103
terpenuhi
layanan sosial
dasar. Dengan
ini peserta
diajak
memahami
bahwa kebijakan
atau peraturan
dibuat harus ada
program dan
anggarannya.
Diskusi tentang
Kekerasan
Dalam Rumah
Tangga dan
UUPKD No
23/2003
Pengetahuan
kader tentang
KDRT dan
sensitifitas kader
terhadap kasus
KDRT
bertambah
Kader Posyandu dapat
menyebarkan
informasi tentang
KDRT, lebih peka,
dan memberikan
dukungan terhadap
korban di
lingkungannya.
Diskusi tentang
PHBS, PUGS,
KIA
Kader Posyandu
memahami
pentingnya
PHBS, PUGS,
dan KIA.
Kader Posyandu
mengiformasikan
pentingnya PHBS,
PUGS, dan KIA.
Pelatihan
tentang
Musrenbang dan
keterlibatan
perempuan
Kader Posyandu
memahami
pentingnya
keterlibatan
perempuan
dalam
perencanaan
pembangunan
Kader berani
berbicara dan aktif
dalam Musrenbang
Pelatihan
tentang soft
skills
Kader Posyandu
percaya diri dan
memahami
teknik
komunikasi
yang baik
kepada
Kader berani dalam
memberikan
penyuluhan dalam
Posyandu
104
masyarakat
maupun
keluarga
Diskusi tentang
Hak Politik
Perempuan
mempersiapkan
perempuan
berpartisipasi
dalam
perencanaan
pembangunan
melalui RW,
Musrenbang
Kelurahan,
Musrenbang
Kecamatan, dan
Provinsi serta
memantau
dokumen
Perencanaan
Kerja
Pembangunan
Daerah. Dari
kegiatan ini
dihasilkan
dokumen
Agenda
Perempuan
untuk
Pembangunan
Memanfaatkan
momentum
pilkada DKI,
agenda itu
disampaikan
kepada calon
kepala daerah.
Kader aktif dalam
berdiskusi dan bisa
mengimplementasikan
dalam Musrenbang
Diskusi tentang
pencegahan
kekerasan
terhadap
perempuan dan
Pengetahuan
kader tentang
pencegahan
kekerasan
terhadap
Kader Posyandu dapat
memberikan
penyuluhan dan lebih
respon terkait
kekerasan perempuan
105
anak perempuan dan
anak bertambah
dan anak
Pelatihan
pendampingan
korban
kekerasan
Kader Posyandu
dapat
melakukan
konseling dalam
pendampingan
kepada
sekitarnya,
terutama
pengenalan bagi
keluarga
mengenai isu
kekerasan
berbasis gender
dan kerentanan
anak mengalami
kekerasan
seksual
Kader Posyandu dapat
memberikan konseling
untuk warga sekitar
2. Asistensi Mengajak
keterlibatan
laki-laki dalam
mengakses
layanan
Posyandu
Laki-laki juga
memiliki peran
dalam layanan
Posyandu
Keterlibatan laki-laki
sudah mulai muncul
dalam layanan
Posyandu
Memantau
kekerasan
terhadap
perempuan yang
terjadi
dilingkungan
sekitar
Kader Posyandu
dan masyarakat
lebih respon
dalam kekerasan
terhadap
perempuan
Kekerasan terhadap
perempuan berkurang
di lingkungan sekitar
3. Sosialisasi Kampanye Stop
Perkawinan
Anak untuk
Remaja
Kader dapat
mencegah
Perkawinan
Anak untuk
Remaja dan
masyarakat
memiliki
pengetahuan
UU Peraturan
Kelurahan Cipinang
Besar Utara untuk
larangan Perkawinan
Anak
106
bahaya
perkawinan
anak untuk
remaja
Karnaval
memperingati
Hari
Kemerdekaan
RI
Kegiatan berjalan
keliling kampung
di Kelurahan
Cipinang Besar
Utara untuk
menyampaikan
infomasi tentang
pentingnya
kesetaraan gender
pada masyarakat
luas.
Masyarakat
mendapatkan
informasi tentang
pentingnya kesetaraan
gender
Peringatan Hari
Penghapusan
Kekerasan
terhadap
perempuan
Kader Posyandu
lebih kritis
dalam kekerasan
terhadap
perempuan.
Kader Posyandu
terbuka wawasannya
dalam mencegah
kekerasan terhadap
perempuan. Kader
juga menjadi kreatif
karena diadakan
lomba membuat
poster bertema anti
kekerasan terhadap
perempuan, lomba
menari, lomba lagu
Kampanye
Kementerian
Pemberdayaan dan
Perlindungan Anak.
Diskusi
Komunitas Hari
Pergerakan
Perempuan
Indonesia
Pengetahuan
kader terkait sejarah Hari
Pergerakan
Perempuan
Indonesia, isu-isu
perempuan yang
diperjuangkan
bertambah
Kader mencoba
menyusun usulan
perbaikan kehidupan
perempuan pada
sektor kesehatan,
ekonomi dan
pendidikan pada
Musrenbang 2018.
4. Advokasi Menyusun Advokasi Anggaran layanan
107
usulan rencana
kerja pemerintah
kelurahan
peningkatan
layanan sosial
dasar Posyandu
dalam rangka
pemenuhan hak-
hak perempuan
di wilayah
Cipinang Besar
Utara untuk
meningkatkan
anggaran
layanan
Posyandu meningkat.
Sumber : hasil penelitian
Jika dilihat dari tabel di atas pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader
posyandu di Yayasan Kalyanamitra dengan program
kegiatan peningkatan kapasitas dan pelatihan kemampuan
kader posyandu, asistensi, sosialisasi dan advokasi dengan
berbagai kegiatan yang dilakukan terdapat dampak dan hasil
yang dirasakan oleh kader posyandu.
Disini tampak jelas bahwa adanya pendampingan
komunitas kader posyandu sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu.
Pelatihan yang diberikan Yayasan Kalyanamitra bermanfaat
dalam menunjang kader yang dapat mengaplikasikakan
peran dan fungsinya sebagai kader posyandu. Peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kader terlihat bahwa kader
sudah dapat memberikan penyuluhan dan melakukan
advokasi dengan pihak pemangku kepentingan di tingkat
kelurahan dalam rangka mendapatkan dukungan sumber
108
daya dalam menunjang Posyandu terlihat kader lebih
memiliki informasi pengetahuan dan berdaya. Seperti yang
di utarakan oleh ibu Sri dan Ibu Endang yang merasakan
pengetahuannya bertambah sebagai berikut:
“Manfaatnya ya lebih memuaskan gitu kader kan jadi
lebih ada pengalaman dan pengetahuan.”35
“Manfaatnya dapat ilmu, pengetahuannya
bertambah”36
Kader posyandu yang sudah mengikuti pendampingan
komunitas kader posyandu semakin terampil karena dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat serta aktif dan
berani berbicara. Kader dapat berkontribusi dalam
memberikan saran dan arahan kepada masyarakat dalam
menangani permasalahan yang terjadi, seperti yang
disampaikan oleh beberapa informan:
“Manfaatnya banyak banget sih dari kalyanamitra ya
itu tadi kalo kita sering ikut pelatihan kan kita jadi
tahu trus kita jadi berani ngomong didepan banyak
orang yang saya rasain itu sih”37
“Manfaatnya oh sangat banyak ya pengetahuannya
malah jadi bertambah jadi dulu sebelum saya
mengikuti program pendampingan komunitas engga
terlalu mendalam ya jadi lebih yakin jadi lebih bisa
terkadang kalau kita udah tahu kita kasih informasi
ke yang lain kita berbagi jadi walaupun kita berbagi
sudah tau patokan dan dasarnya kan jadi enak.”38
35
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir) 36
Wawancara pribadi dengan EG, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 37
Wawancara pribadi dengan TN, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 38
Wawancara pribadi dengan IA, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
109
“Manfaatnya ya yang tadi banyak pengetahuan
banyak pengalaman trus bisa berinteraksi lagi sama
mereka yang tadinya kita takut orang itu jadi bagi-
bagi pengetahuan sama orang yang engga ngerti
seperti yang tadi kanker serviks mereka jadi ga malu-
malu kalo misalnya mereka punya keluhan gini kita
bisa arahkan harus kemana harus ke puskesmas ke
rumah sakit jadi kader lebih kritis dan aktif lah.”39
“Manfaatnya ya jadi lebih bisa di mengertilah di
pahamilah ibaratnya kita jadi tahu oh ternyata tuh
kalo kita ada masalah di masyarakat jalannya harus
kesini tahulah seluk beluknya kalo ada masalah gak
perlu sekedar cuma di diemin engga sekedar di RW
doang.”40
Selain bertambah pengetahuan dan dapat memberikan
penyuluhan, kader posyandu yang mengikuti pendampingan
komunitas kemampuan yang sudah didapat di
implementasikan di dalam keluarga. Berikut penuturan Ibu
Susmilih dan Ibu Syamsiyah:
“Manfaatnya gimana ya apa yang di kasih
kalyanamitra tuh saya terapkan di rumah di posyandu
kayak yang tadinya suami gak peduli kalau kita capek
gitu istilahnya kita bersosialisasi lebih taulah lebih
ngerti penyampaiannya apa apa, ya kader juga lebih
berani ya kalo ngomong kalyanamitra kan soalnya
suka ngadain ini nih ada kayak bukan semacem
lomba misalnya kayak penyuluhan asi atau kesehatan
nanti pas posyandu itu siapa yang berani ngomong di
depan ibu-ibu istilahnya kesehatan manfaatnya
pemberian asi jadi kita di kasih kayak makalah nanti
kita tinggal berani ngomongnya aja gitu.”41
39
Wawancara pribadi dengan RM, 7 November 2018. (Terlampir) 40
Wawancara pribadi dengan EY, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 41
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir)
110
“Manfaatnya banyak banget terutama untuk keluarga
saya sendiri suami juga berubah pola pikirnya juga
berubah trus bisa membantu seandainya saya repot
juga bisa membantu seperti nyapu atau apa ya nyuci
tuh mau manggil makan sendiri juga mau itu untuk
keluarga saya ya tapi kalo langsung terjun ke
masyarakatnya kali lain juga karena saya kan udah
biasa ngobrol apa jadi ya kayak kurang di percaya
gitu alah nih nih jadi kayak kurang ini tapi saya
terappin ke keluarga saya sendiri dulu ke anak-anak
saya walaupun perempuan tuh ga harus begini-begini
perempuan tuh harus maju perempuan tuh ga harus
di dapur aja contohnya anak saya juga begitu anak
saya umur 23 sekarang tadinya memang dia gamau
kuliah maunya nikah aja ngapain kamu nikah nikah
cuma sampe disitu trus punya anak udah tapi kalo
kamu trusin kuliah ya setidaknya kalo bisa kalo untuk
ngebiayain mamah gabisa tapi kalo untuk sendiri
kamu nyari sendiri silahkan alhamdulillah udah mau
akhir udah semester 7 mau 8.”42
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan
fakta yang menarik bahwa pada pelaksanaan Posyandu
Kasuari RW 04 sudah mulai ada keterlibatan laki-laki
(ayah) dalam membawa balitanya. Seperti yang
disampaikan oleh beberapa kader Posyandu:
“Kadang-kadang sekarang bapaknya mau mengantar
semenjak ada kalyanamitra udah mau mengantar
istrinya anaknya menimbang kalau dulu-dulu kan
belom tapi sekarang alhamdulillah bapak-bapak
banyak kok yang mau mengantar istrinya kan selalu
ngasih tau gender jadi bekerja sama keluarga antara
bapak dan ibu, jadi kalyanamitra ngasih tau ke kader
lalu kader ngasih tau ke peserta posyandu.”43
42
Wawancara pribadi dengan SS, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 43
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir)
111
“Mulai sekarang pas ada kalyanamitra terjun kesini
alhamdulillah sih udah mulai banyak lelaki yang mau
ngajak anaknya ke posyandu.”44
“Ada satu, untuk menimbang kadang banyak suami-
suami nganter istrinya membawa anaknya jadi gak
hanya wanita aja udah mulai banyak.”45
“Udah ada cuma untuk bapak kadernya belom ada
kecuali di RW 4 ini suaminya bu endang itu ikut.”46
Sedangkan menurut penuturan Ibu Liana dan Ibu
Tiara selaku peserta Posyandu, sebagai berikut:
“Belom pernah si bapaknya nganter selalu kerja, tapi
waktu itu si pas mau kerja denger ada informasi trus
pas pulang ditanya itu udah nimbang belom suka
ditanya gitu.”47
“Engga, bapaknya kerja tapi kadang nanyain
anaknya gimana di posyandu.”48
Dari pernyataan di atas bahwa keterlibatan laki-laki
dalam pelaksanaan Posyandu sudah ada, namun tidak
banyak baru 1 orang yang membantu dalam sarana maupun
prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan Posyandu. sudah
mulai ada keterlibatan laki-laki (ayah) dalam membawa
balitanya ke Posyandu. Tetapi berdasarkan hasil wawancara
dengan 2 peserta Posyandu, keterlibatan laki-laki (ayah)
dalam mengantar balitanya belum ada di karenakan kerja,
tetapi memantau kesehatan balitanya sudah dilakukan.
Keterlibatan laki-laki (ayah) sangat penting karena
44
Wawancara pribadi dengan SS, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 45
Wawancara pribadi dengan IA, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 46
Wawancara pribadi dengan RM, 7 November 2018. (Terlampir) 47
Wawancara pribadi dengan LA, 6 November 2018. (Terlampir) 48
Wawancara pribadi dengan TR, 6 November 2018. (Terlampir)
112
kewajiban untuk memberikan perhatian dan menjaga
kesehatan balita tidak hanya seorang perempuan (ibu) tetapi
dibutuhkan peran orang tua ayah dan ibu.
Gambar 4.1
Keterlibatan Laki-Laki dalam Posyandu
Sumber : hasil penelitian
Posyandu tidak lepas dari peran kader posyandu
sebagai ujung tombak berjalannya kegiatan posyandu.
Kader lah yang berperan utama dalam kegiatan posyandu,
mulai dari penyusunan jadwal, persiapan sarana dan
prasarana sekaligus pelaksana kegiatan. Upaya strategi
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu yang dilakukan Yayasan
Kalyanamitra untuk menjadikan kader yang memiliki
pengetahuan yang lebih mengenai posyandu dibandingkan
masyarakat pada umumnya dapat dikatakan cukup mampu
113
melakukan keberdayaan. Berbekal pengetahuan yang
diberikan Yayasan Kalyanamitra diharapkan kegiatan
posyandu akan berjalan baik dan dapat dikatakan berhasil.
Gambar 4.2
Alur Kegiatan Posyandu Kasuari RW 04
Sumber : hasil penelitian
Berdasarkan hasil observasi, Jika dilihat dari gambar
di atas, peneliti melihat kegiatan Posyandu Kasuari RW 04
terdapat lima (5) tahapan, dalam tahapan ini kader diberi
tugas yang berbeda dalam melaksanakan kegiatan
Posyandu.
Pendaftaran Peserta Posyandu
Penimbangan Peserta Posyandu
Pencatatan Peserta
Posyandu dan
Penyuluhan
Pemberian Makanan Tambahan
Pelayanan oleh
Petugas Puskesmas
114
Tahapan pertama yaitu pendaftaran. Peserta posyandu
mendaftarkan balitanya di meja pendaftaran. Kader
posyandu mencatat data anak balita seperti nama, usia, dan
nama orang tua. Peserta posyandu datang ke meja
pendaftaran dengan membawa Kartu Menuju Sehat (KMS)
dari kartu ini dapat diketahui kehadiran bayi dan anak balita
yang aktif dan tidak aktif datang ke Posyandu.
Tahapan kedua yaitu penimbangan. Setelah peserta
posyandu melakukan pendaftaran, kemudian anak balita
akan ditimbang oleh kader posyandu. Penimbangan berat
badan merupakan kegiatan sebulan sekali rutin dalam
posyandu yang berfungsi memantau pertumbuhan anak
balita. Di dalam melakukan penimbangan berat badan,
kader Posyandu Kasuari di bagi menjadi beberapa tugas ada
yang mengukur berat bayi, mengukur berat balita,
mengukur tinggi bayi dan mengukur tinggi balita. Dalam
hal ini perlu suatu keterampilan tersendiri oleh kader
posyandu, agar dapat melakukan penimbangan secara benar
sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam pemantauan
status gizi.
Tahapan ketiga yaitu Pencatatan dan penyuluhan.
Setelah peserta posyandu melakukan penimbangan kader
posyandu, hasil penimbangan kader posyandu ditulis di
dalam KMS. KMS anak menggambarkan keadaan balita
yaitu status gizi. Pada tahap ini setelah kader posyandu
melakukan pencatatan di KMS, kader posyandu melakukan
115
penyuluhan dalam tahap ini kader posyandu memberikan
informasi yang penting dalam kepada peserta posyandu.
Tahapan ke empat yaitu pemberian makanan
tambahan. Kader posyandu memberikan vitamin dan
makanan tambahan seperti vitamin, bubur kacang hijau,
puding, pisang dan lain-lain.
Tahapan ke lima yaitu Pelayanan oleh Petugas
Puskesmas. Posyandu Kasuari dalam hal ini bekerja sama
dengan Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara dan
Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Pelayanan yang
diberikan seperti imunisasi, pelayanan KB dan lain-lain.
Moser (1993) menyatakan bahwa strategi
pemberdayaan bukan bermaksud menciptakan perempuan
lebih unggul dari laki-laki kendati menyadari pentingnya
meningkatkan kekuasaan, namun pendekatan ini
mengidentifikasikan kekuasaan bukan sebagai dalam rangka
dominasi yang satu terhadap yang lain, melainkan lebih
condong dalam kapasitas perempuan meningkatkan
kemandirian dan kekuatan internal.49
Berdasarkan
penelitian, hasil yang didapat dalam pemberdayaan yang
dilakukan Yayasan Kalyanamitra, berikut penuturan Hegel
Terome, Joko Sulistyo dan Anna Soetomo dari sebagai
berikut:
49
Pradita Debby Mutiara, Responsivitas Gender Dalam Proses
Pemberdayaan Oleh Yayasan Annisa Swasti (Studi Pada Sekolah
Kepemimpinan Buruh Gendong Pasar Beringharjo) Jurnal Kajian Ilmu
Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Tahun 2017 h.113
116
“Kalo dari sisi kapasitas bisa dilihat dari ibu-ibu
kader dapat dilihat kemajuan-kemajuan mulai kritis
yang tadinya biasa-biasa aja gak berani ngungkapin
pendapat dalam diskusi pelan-pelan ya mulai tumbuh
di ibu-ibu di dalam pendidikan dan isu-isu yang
berkembang kan kita ajak diskusi kayak contoh
kemaren ada kasus perkosaan di cipinang itu mereka
cukup kritis langsung jadi perbincangan di
masyarakat ya kan tadinya itu kan dianggap ya itu
urusan lu lah bukan gue pikirin tapi dari hasil diskusi
kemaren ibu-ibu mulai terbiasa kalau ada kasus-
kasus pelecehan diomongin itu kan jadi masalah
sosial jadi gak dicuekin.”50
“Kalo hasil ini kan sebenernya relatif target kita itu
kan perubahan cara pandang tentu saja bisa di ukur
dan tidak, untuk yang terukur itu sebenernya kader
mulai berani menyuarakan aspirasi dia sebagai
perempuan bahwa kader itu bukan sekedar suruhan
tapi kader adalah sekelompok orang yang mereka
juga punya inisiatif untuk perubahan gitu. Kemudian
perubahan yang kedua adalah kader mampu
mengidentifikasi permasalahan yang ada di wilayah
dan mencarikan solusinya bersama kayak kader
berani audiensi ke lurah ke camat ke walikota ke
dinas jadi kader punya kemampuan itu jadi dia tidak
merasa lagi merasa wah kita kan cuma kader cuma
kader engga mereka udah bisa ngomong kita itu
kader yang punya pengetahuan dan punya peran di
masyarakat jadi perubahan cara pandang gitu.”51
“Ya dulu mereka sebelum ada pendampingan
komunitas mereka hanya seperti pada umumnya
posyandu jadi pemerintah itu kan luput ya ngerjain
posyandu jadi si program pemerintah itu banyak tapi
posyandu itu kan udah identik dengan domestiksasi
dengan perempuan dan melanggengkan pembagian
50
Wawancara pribadi dengan HT, 22 Oktober 2018. (Terlampir) 51
Wawancara pribadi dengan AS, 22 Oktober 2018. (Terlampir)
117
peran yang tidak setara terhadap perempuan dan
laki-laki di dalam rumah tangga jadi sehingga
program-programnya hanya melibatkan perempuan,
medorong perempuan untuk menjaga kesehatan,
melakukan kerja-kerja sosial gitu ya laki-laki tidak
terlibat dalam program itu sementara program
pemerintah ini banyak banget kebijakannya
posyandu, penurunan angka kematian ibu, melibatkan
posyandu trus penurunan angka kb, posyandu.
pengingkatan laki-laki dalam menggunakan alat
kontrasepsi nah itu melibatkan posyandu kalau di
mention-mention gitu tapi tidak disertai dengan
peningkatan wawasan otomatis mereka cuma hanya
oh disuruh cari data bapak-bapak yang pake KB
berapa gitu kan misalnya suruh data jumlah ibu hamil
berapa, suruh ngedata setiap bulan ada angka
kematian ibu apa engga tapi tidak pernah punya
pengetahuan dasar kenapa itu hanya dilakukan oleh
perempuan dan kenapa itu di data bahwa kemudian
itu tau setelah kita masuk itu ada hubungannya soal
program pengarusutamaan gender pemerintah jadi
posyandu ini seharusnya lengket dengan program-
program diatasnya bukan mandiri sendiri swadaya
sendiri lalu ngerjain program sendiri tapi itu ada
hubungannya kenapa pemerintah menjadikan
posyandu panjang tangannya mereka minta data data
sekecil-kecilnya pasti yang tau posyandu tanya sama
RT RW coba berapa jumlah laki-laki dan perempuan
dilingkungan gatau RT RW yang tau kader posyandu
nah sehingga kita coba memasukkan isu isu gender
isu isu perempuan bahwa posyandu itu menjadi bisa
menjadi pusat informasi bisa menjadi pusat
pengetahuan perempuan juga sehingga di program
kalyanamitra bisa mendobrak ini kritis kader-
kadernya oooh ternyata selama ini di dalam buku
posyandu ini ada tentang isu kekerasan perempuan ya
ada kekerasan seksual ya tapi mereka itu ga pernah
diberikan pendidikan itu ya sehingga si kader gak
punya kepecayaan diri ketika acara posyandu
bulanan mereka melakukan sosialisasi tentang kdrt
118
mereka itu gak paham bahwa ternyata hanya
perempuan yang dilibatkan ada domestiksasian
perempuan ada pemisahan antara perempuan dan
laki-laki jadi kayak ngurus-ngurus ngelayanin anak
ngelayanin ibu-ibu tuh identik dengan perempuan
padahal kan laki-laki juga bisa nah kalyanamitra
coba masuk kesitu coba kita mendorong ada
revitalisasi posyandu supaya posyandu itu lebih
progresif gitu gak kayak zaman dulu aja nimbang
anak tapi engga tahu pemahaman isu-isu perempuan
isu-isu anak isu-isu gender karena kita strategis untuk
bisa menyampaikan isu-isu perempuan dan isu-isu
kesetaraan gender kalo dulu misalnya mereka datang
ke posyandu ada bapak-bapak di cemooh ih ibunya
kemana si sekarang kan udah oh tau bahwa laki-laki
itu kan juga punya kewajiban untuk bisa memastikan
bahwa anggotanya sehat tidak hanya perempuan
perempuan mengurusi segambreng-gambreng masa
laki-laki cuma enak-enak bae jadi perubahannya yang
dulu itu emang engga tersentuh dengan isu-isu kata
gender aja mereka baru kenal ketika kita masuk
padahal programnya mereka itu korban dari
konstruksi gender gitu kerja-kerja posyandu yang
dilakukan kader ini kan korban dari konstruksi
gender dimana ya posyandu itu yang ditempatin
perempuan gaada laki-laki disitu padahal mah bisa
laki-laki perempuan disana mah banyak pemahaman
baru isu gender, isu perempuan dulu engga kenal ada
hari perempuan sekarang jadi tau memaknai hari
kartini tidak hanya pakai kebaya tapi juga memaknai
ada perjuangan di balik kartini memperjuangkan
emansipasi tapi juga bersungguh-sungguh mendobrak
engga hanya dari kebaya menjadi celana panjang
bukan tapi soal minset kartini itu memperjuangkan
isu perempuan.”52
Berdasarkan pernyataan diatas, adanya pemberdayaan
melalui pendampingan komunitas menjadikan kader
52
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
119
posyandu yang berbeda dengan kader pada umumnya. Isu-
isu perempuan dan gender sebenarnya ada di dalam buku
posyandu namun kader posyandu belum diberikan
pendidikan seputar itu, dalam hal ini Yayasan Kalyanamitra
mampu menjadikan kader-kader yang kritis, lebih percaya
diri dalam Posyandu.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendampingan
Komunitas Kader Posyandu di Yayasan Kalyanamitra
Dalam pelaksanaan suatu program tentu tidak terlepas
dari adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dari
kegiatan yang akan berpengaruh pada keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan.
Faktor pendukung tentunya sangat menentukan dalam
kesuksesan akan suatu program atau kegiatan, dengan adanya
faktor pendukung program-program yang sudah ada akan
menjadi lebih matang dan berhasil. Selain itu faktor
pendukung juga dapat menjadi tolak ukur dimana suatu
program itu apakah mendapat respon yang baik dari berbagai
kalangan atau tidak.
Faktor pendukung pada pemberdayaan masyarakat
melalui pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra berasal dari kerjasama dan kemitraan dengan
lembaga-lembaga lain yang merupakan faktor pendukung
dalam pelaksanaan kerja-kerja Yayasan Kalyanamitra,
120
khususnya pada program advokasi. Lembaga-lembaga lain
yang mempunyai visi dan cita-cita yang sama yaitu
memberdayakan perempuan dan memperjuangkan hak-hak
perempuan untuk itu Yayasan Kalyanamitra ikut dalam
beberapa persekutuan organisasi nasional, regional maupun
internasional, sehingga dapat membantu pencapaian misi dan
keberhasilannya program seperti Gerakan Perempuan Peduli
Indonesia (GPPI), Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks
(KICKS), WEAVE, Girls Not Brides, Terres de Femmes
(Germany), Equality Now (New York) dll.
1. Kemitraan dengan pemerintah, swasta maupun
masyarakat sekitar.
Kemitraan dalam pemberdayaan masayarakat
sangatlah penting. Seperti yang di kemukakan oleh Ambar
Teguh Sulistyani, menciptakan keberdayaan masyarakat
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
swasta, maupun masyarakat melalui mekanisme kemitraan
yang serasi selaras dan seimbang. Ide dasar kemitraan
tersebut dimunculkan sebagai kritik pendekatan
pembangunan yang bersifat topdown, yang kemudian
memposisikan pemerintah sebagai aktor dominan, dan
pemberdayaan kaum lemah.53
Berikut bukti adanya dukungan dari pemerintah,
swasta maupun masyarakat sekitar berikut adalah penuturan
dari Bapak Hegel Terome:
53
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu) 2004 h.94
121
“Ya itu melibatkan pihak-pihak kelurahan yang
terkait kayak PKK, di PKK itu kan ada kelompok-
kelompok kerja yang terkait dengan posyandu itu
secara keselurahan. Ya yang kedua itu kalo berbicara
mengenai kesehatan itu menyangkut kaitannya
dengan puskesmas itu juga terlibat, kelurahan waktu
itu kecamatan juga dilibatkan untuk mendorong
peraturan-peraturan yang mungkin dibuat, kayak
seperti kemaren keluar peraturan lurah di Cipinang
Besar Utara untuk mencegah perkawinan anak.”54
Dukungan itu juga dirasakan oleh Yohanna Tantria,
berikut penuturannya:
“Ada kita berstrategi berjaringan dengan stakeholder
yang lain misalnya LMK, PKK, Puskesmas, lalu
Karang Taruna, Forum Anak, itu kita libatkan kalo
kita ada kegiatan jadi kita merangkul semuanya.”55
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Joko Sulistyo,
berikut penuturannya:
“Kerjasama dengan pihak Puskesmas menjadi salah
satu faktor pendukung atas tercapainya program ini,
Dukungan dari pemerintah desa juga menjadi salah
satu mendorong kebehasilan program. Pemerintah
desa memberi kesempatan kepada kader untuk
terlibat dalam proses-prosess perencanaan yang
sedang berlangsung. Dalam kegiatan itu kader
memberikan usulan terkait dengan kebutuhan-
kebutuhan perempuan dan anak serta kebutuhan
Posyandu yang dibutuhkan.”56
Dalam pemberdayaan masyarakat penting untuk
menjalankan kemitraan karena pemberdayaan masyarakat
merupakan tanggung jawab bersama oleh karena itu
54
Wawancara pribadi dengan HT, 22 Oktober 2018. (Terlampir) 55
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir) 56
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
122
kerjasama antar lembaga yang berkepentingan dapat
meningkatkan hasil pemberdayaan yang maksimal.
Kemitraan yang dilakukan Yayasan Kalyanamitra
merupakan sebuah kemitraan untuk pemberdayaan
masyarakat. Kemitraan yang dilakukan tersebut sudah tepat
karena dengan kemitraan dengan lembaga-lembaga yang
sudah maju tentu sangat mendukung pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader
posyandu di Yayasan Kalyanamitra.
2. Antusiasme maupun respon yang tinggi dari peserta
pendampingan komunitas kader posyandu.
Berikut bukti adanya antusiasme dan respon yang
tinggi dari peserta pendampingan komunitas kader
posyandu berikut adalah penuturan dari Ibu Tini salah satu
peserta pendampingan komunitas:
“Ya kalo untuk tertarik ya tertarik kalo yang tadinya
gak tahu jadi tahu kalo dari kalyanamitra kan banyak
banget ngasih pelatihan, kalo buat saya ya tertarik
bantu banget jadi kita tahu kan yang tadinya ga tahu
jadi tahu”57
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh peserta
pendampingan komunitas kader posyandu lainnya, berikut
ungkapan wawancara dengan Ibu Syamsiyah:
“Karena ada perkawinan dini jadi dia dibawah 18
tahun, jadi saya kayaknya tertarik untuk begitu
seandainya ada orang atau tetangga bermasalah
tentang begitu saya ngomong begitu ah begini begini
kalo untuk dibawah umur 18 tahun sebenernya engga
boleh ada undang-undangnya dari departemen
57
Wawancara pribadi dengan TN, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
123
agama pun tidak mengizinkan kan seandainya itu dari
pada anak begini begini engga bener kan mendingan
di kawinkan kata saya tidak tergantung bagaimana
kita mendidik anaknya biar anaknya itu engga sampai
begitu saya bilang begitu.”58
Berikut penuturan Ibu Susmilih yang antusias dalam
mengikuti pendampingan komunitas kader posyandu:
“Ya namanya kita hidup bermasyarakat seperti apa
gitu jadi kita ambil hikmahnya lebih terbuka
wawasannya.”59
Antusias dan respon sangat penting dalam
pemberdayaan masyarakat. Antusias dan respon yang
kurang dari masyarakat akan menyebabkan pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik.
Kader posyandu dampingan Yayasan Kalyanamitra
memiliki kesadaran dan peduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Terlihat kader
posyandu ikut berpartisipasi dalam pendampingan
komunitas kader posyandu.
3. Penggunaan metode dan media yang mudah di pahami
Berikut kutipan wawancara dari peserta
pendampingan komunitas kader posyandu yang
menyatakan metode dan media yang diberikan, berikut
penuturan Ibu Susmilih, Ibu Evy dan Ibu Sri:
“Wah bagus banget kita bisa nyerap bisa ngerti ya
metode yang diberikan mah.”60
58
Wawancara pribadi dengan SS, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 59
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir) 60
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir)
124
“Alhamdulillah enak kok bisa di mengerti gampang di
pahami.”61
“Enak cara menyampaikannya gitu enak orangnya
pokoknya enak deh kalo bisa jangan pindah dari sini
supaya bimbing kita”62
Bagan 4.2
Sumber : hasil penelitian
Tidak hanya peserta pendampingan komunitas
kader posyandu yang menyatakan bahwa metode dan media
yang diberikan menjadi faktor pendukung, berikut
penuturan Syifa Nurohmah dan Ikrima Nur alfi sebagai
Volunteer:
61
Wawancara pribadi dengan EY, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 62
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir)
Metode Pendampingan
Komunitas
Asistensi
Pendidikan
Pelatihan
Advokasi
Kampanye
125
“Ya paling dia selalu ngasih diskusi bareng-bareng
dikasih tau berulang-ulang jadi kadernya ngerti.”63
“Ini sepenglihatan saya aja ya soalnya saya kan
belum lama ikut serta di Kalyanamitra, yang saya
lihat melalui diskusi cara penyampaian pedamping
komunitas yang santai namun berisi dan media nya
kan pakai papan tulis yang di tempel kertas warna
warni sesuai materi nah kertas tersebut berisi poin-
poin saja jadi memudahkan untuk diserap. Ada juga
games nya jadi tidak membuat jenuh para kader
posyandu. Oia satu lagi jadi para kader posyandu
juga ikut menyampaikan pendapat dan berperan aktif
dalam diskusi.”64
Peserta pendampingan komunitas kader posyandu
berasal dari berbagai latar belakang pendidikan yang
berbeda sehingga dibutuhkan metode dan media yang sesuai
dalam pemberian materi agar peserta bisa dengan mudah
menerima dan memahami materi yang disampaikan. Selain
itu penggunaan metode dan media yang tepat mampu
memberikan tujuan pendidikan, pelatihan serta peningkatan
kapasitas dengan optimal. Metode yang digunakan
didukung dengan penggunaan media,hal ini bertujuan untuk
mempermudah penyampaian materi dan peserta didik
memperoleh pengalaman langsung dengan melihat apa yang
sedang dikaji. Metode yang diberikan Yayasan
Kalyanamitra seperti belajar bersama dengan diskusi untuk
melatih keberanian perserta didik, ceramah, presentasi dan
simulasi. Media yang digunakan disesuaikan dengan
63
Wawancara pribadi dengan IN, 6 November 2018. (Terlampir) 64
Wawancara pribadi dengan SN, 7 November 2018. (Terlampir)
126
metode dan materi yang akan dikaji. Seperti LCD,
permainan, kertas warna-warni, papan tulis, spidol dan
solatip
4. Materi Berperspektif gender
Materi berpersfektif gender sangat dibutuhkan agar
kader posyandu dapat melakukan penyuluhan untuk
memahami peran dan fungsi antara suami dan istri, supaya
tercipta hubungan yang harmonis dan sekaligus terhindari
dari percekcokan.
“Isu-isu kesetaraan dan keadilan gender, terkait
posyandu, pelatihan audit gender, politik perempuan
dan lain sebagainya kesehatan reproduksi, kesehatan
seksual”65
“Materi yang pertama diberikan itu tentang
keposyanduan tentang pengelolaan posyandu,
pencatatan kemudian isu isu yang terkait dengan
posyandu kesehatan ibu dan anak kesehatan balita
dan lansia selain itu kita juga ngomong soal gender
jadi kita mengaitkan antara isu gender dan posyandu
misalnya berapa banyak si bapak yang nganter
anaknya ke posyandu, berapa banyak si laki-laki yang
jadi kader posyandu kemudian berapa banyak si
akseptor kb posyandu, apa sih peran bapak dalam
pemberian asih ekslusif karena sebenernya yang kita
fikir hanya urusan ibu ternyata engga istri itu ketika
dia di bentak psikologisnya terganggu pasti asi nya
engga keluar jadi peran bapak itu sebenernya sangat
penting dalam pemberian asi eksklusif jadi kita
mengaitkan itu. Selain itu materi yang kita berikan
terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak kita
kampanye hari anti kekerasan perempuan dan anak
kita bikin perayaan hari kartini dan yang berbeda
gini kartini itu kan bukan soal lomba masak atau
65
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
127
main tinggi tinggian konde kan tapi perubahan cara
pandang tetapi bagaimana kartini memandang agama
memandang adat istiadat memandang kolonialisme
dan dia kaitkan dengan bahwa perempuan ini punya
kemampuan gitu untuk merubah situasi.”66
“Seputar apa itu posyandu, tugas kader, kesehatan
reproduksi, perkawinan anak, kekerasan terhadap
perempuan dll”67
Materi berprespektif gender juga bermanfaat supaya
perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam
pembangunan. Derajat perempuan terangkat karena
perempuan mempunyai wadah dalam kehidupan
masyarakat.
Faktor penghambat mempunyai manfaat agar dapat di
ketahuinya sisi-sisi kelemahan pada program terkait agar
dapat di evaluasi menjadi lebih baik.
1. Regenerasi kader posyandu
Berikut bukti regenerasi kader menjadi faktor
penghambat dalam pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu, berikut
kutipan wawancara dengan Bapak Hegel Terome selaku
Senior Researcher:
“kan kalo dilihat dari komposisi kader itu banyak
yang usianya udah tua-tua karena regenerasi dari
kader itu lambat bahkan ada yang udah 40 tahun
ya bisa dibayangkan nah dengan begitukan
66
Wawancara pribadi dengan AS, 22 Oktober 2018. (Terlampir) 67
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
128
sebenernya kapasitas-kapasitas mereka terbatas
kalopun diberikan pendidikan dan sebagainya kan
agak engga bisa berkembang lebih jauh kan ya nah
sementara kan yang muda-muda itu engga mau
terlibat di masyarakat sekitar itu terlibat dengan
posyandu nah itu menjadi masalah didukung oleh
temuan-temuan yang kita baca nah itu dari sisi
kadernya sendiri.”68
Joko Sulistyo menyampaikan dalam wawancara
bahwa penyebab belum adanya regenerasi kader
posyandu, berikut penuturannya:
“Sampai saat ini belum ditemukan adanya sistem
regenerasi kader Posyandu. Sulitnya mencari
kader baru disebabkan karena beban kerja di
Posyandu yang banyak dan membutuhkan banyak
waktu, sehingga banyak anggota masyarakat yang
menolak untuk menjadi kader dan masih adanya
rasa minder kader baru terhadap kader lama.”69
Regenerasi kader juga di rasakan peserta
pendampingan komunitas kader posyandu, berikut
penuturun dari Ibu Endang:
“Penambahan kader ya kita kepengennya si
kadernya ganti yang muda-muda tapi kita gak
mungkin dong yang tua berenti gitu gamau,
penambahan tapi kepengen saya tuh yang tua
udahlah aku udah tua sekarang kita mau nyari
yang tua ada kesehatan jiwa rapat sono kan ga
mungkin yang muda tuh jarang yang mau.”70
Kepengurusan posyandu dari awal terbentuk
hingga saat ini belum mengalami regenerasi, dikarenakan
68
Wawancara pribadi dengan HT, 22 Oktober 2018. (Terlampir) 69
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir) 70
Wawancara pribadi dengan EG, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
129
masih kurang dari masyarakat yang ingin berpartisipasi
menggantikan pengurus lama dalam memegang kegiatan
posyandu. Hal tersebut menyebabkan kurangnya inovasi-
inovasi baru yang dapat mendukung perkembangan
posyandu. Seharusnya dilakukan regenerasi dalam
kepengurusan posyandu. Akibat dari kepengurusan yang
belum melakukan regenerasi maka pendamping
komunitas harus mengulang-ngulang pendidikan yang
diberikan agar informasi dan pendidikan dapat di terima
dengan baik. Jika kepengurusan Posyandu dapat
dipegang oleh pengurus yang baru yaitu misalnya yang
lebih muda maka akan banyak muncul ide-ide dan
inovasi baru untuk mengembangkan Posyandu ke arah
yang lebih baik dan dapat mengatur urusan administrasi
secara lebih baik pula.
2. Anggaran atau dana minim
Anggaran atau dana merupakan faktor penghambat
yang terjadi dalam keberlanjutan pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader
posyandu. Berikut penuturan Ibu Susmilih:
“Apa ya kalo untuk masalah posyandu paling
masalah PMTnya kan sekarang yang pegang
puskes kalau yang dulu kan kita di kasihnya uang
kita kan istilahnya apa nih kadang suka ga sama
130
rata menunya kadang kita suka kok begini gitu tapi
dari sananya begitu yaudah kita terima.”71
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Sri:
“PMT yang harus diperbaiki...”72
Terdapat hal menarik dalam masalah anggaran atau
dana, berikut penuturannya Ibu Susmilih dan Ibu Sri:
“Sebetulnya kesejahteraan kadernya aja deh
karena kita kan walau kita petugas kesehatan tapi
istilahnya kan butuh ada peningkatan apalah biar
kita lebih semangat lagi ya kita tetap semangat
cuma kan kalo ada pemicunya dukungan lebih jadi
semangat.”73
“kalo posyandu belom, tapi kita kan lagi usahain
bareng-bareng ya mudah-mudahan ada hasil
supaya ada perubahan lebih maju gitu”74
Mengenai anggaran atau dana yang dibutuhkan
untuk pemberdaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu tidak ada, di karenakan
Yayasan Kalyanamitra yang menyelenggarakan program
tersebut yang mengeluarkan anggaran atau dana untuk
membantu meningkatkan kapasitas kader posyandu.
Namun untuk kegiatan penunjang program tetap tidak
bisa terlepas dari anggaran untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan Posyandu seperti
71
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir) 72
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir) 73
Wawancara pribadi dengan SM, 6 November 2018. (Terlampir) 74
Wawancara pribadi dengan SR, 7 November 2018. (Terlampir)
131
pemberian makanan tambahan (PMT) maupun
operasional yang terkait dengan Posyandu.
3. Kesibukan kader posyandu
Berikut bukti kesibukan kader posyandu menjadi
faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat
melalui pendampingan komunitas kader posyandu,
berikut kutipan wawancara Ibu Endang:
“Nah itu kadang-kadang bentrok kadang-kadang
ada acara dari puskes kecamatan bentroknya gitu
makannya suka gajadi di undur lagi di undur lagi
kadang-kadang kebanyakan program jadi bentrok
itu masalahnya trus yang muda-muda kurang kita
ga mungkin nyuruh yang tua cari kader yang muda
susah, ini yang muda udah satu ke malaysia satu
meninggal udah berkurang lagi baru bulan ini.”75
Sedangkan menurut Ibu Tini waktu masih menjadi
kendala, berikut penuturannya:
“Mungkin waktu kali ya kadang saya suka juga
bentrok”76
Hal yang sama juga di rasakan Ibu Syamsiyah,
berikut penuturannya:
“Kendalanya waktu sih ya abis saya ada dagang
ada paud tapi kalo seandainya gak dateng sayang
ilmunya udah diinin sempet-sempetin”
Berikut penuturan Joko Sulistyo yang mengakui
bahwa kesibukan kader menjadi faktor penghambat:
75
Wawancara pribadi dengan EG, 29 Oktober 2018. (Terlampir) 76
Wawancara pribadi dengan TN, 29 Oktober 2018. (Terlampir)
132
“Kesibukan kader posyandu, Padatnya jadwal dari
kader juga menjadi tantangan....”77
4. Kurangnya dukungan dari pemerintah dan
masyarakat sekitar
Kurangnya dukungan dari pemerintah dan
masyarakat sekitar yang belum optimal menjadi faktor
penghambat. Berikut penuturan Bapak Hegel Terome:
“Dari sisi lain ya kayak pemangku kepentingan
kayak lurah dan sebagainya kadang kan iya
kadang tidak, kalo ada usulan-usulan nah itu kan
kayak yang memperhambat kemajuan tadinya kita
kan menetapkan ini akan dibahas ditingkat
provinsi termasuk kayak penganggaran, kemaren
kita kan kayak sosialisasi itu kan di undang tapi
engga dateng setelah diundang kayak gubernur
dan sebagainya kan gubenur yang pemegang
kekuasaan tertinggi supaya bisa nanti bagaimana
perancangan peraturan daerah bisa diusulkan jadi
itu kan kendala sebenernya karena temuan
posyandu itu kan penting sebagai unit sosial yang
paling bawah yang memberikan pelayanan sosial
dasar di masyarakat kalo dibilang ga penting kan
ya tetep ada sampe sekarang.”78
Hal yang sama juga di rasakan oleh Yohanna
Tantria, berikut penuturannya:
“Ya kalo soal kendala pasti ada ya setiap program
pasti ada kendalanya masyarakat CBU kan
masyarakat yang hetero banget macam-macam
orang ada disana mulai dari orang sumatra orang
jawa yang halus sampai yang ngapak-ngapak lalu
77
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir) 78
Wawancara pribadi dengan HT, 22 Oktober 2018. (Terlampir)
133
RW nya juga macem-macem karakternya bahkan
RW nya ada yang pengacara menerima isu gender
isu keadilan perempuan itu juga engga mudah
salah satu RW tuh mereka ketua RW nya sangat
bagus tapi mereka setuju isu keadilan perempuan
tapi isu gendernya mereka belom nerima
kesetaraannya perempuan tuh harus dibedakan
sedikit dari laki-laki ada tantangan-tantangannya
itu mereka ga sepakat.”79
Di Era Sustainable Development Goals (SDGs),
dalam Perpres Nomor 59 tahun 2017 Tujuan SDGs No 5
adalah Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan dan anak perempuan. Untuk mencapai target
tujuan SDGs No 5 yaitu mencegah dan menghilangkan
kekerasan terhadap individu, khususnya perempuan dan
anak, memantau dan mengakhiri diskriminasi dan
kesenjangan dalam pelayanan publik, penegakan hukum,
akses terhadap keadilan dan partisipasi dalam kehidupan
politik dan ekonomi berbasis gender, Mencapai
kesehatan seksual dan reproduksi dengan semua hak-
haknya, dan mensosialisasikan program penurunan
kelahiran dengan cara yang efisien dan sukarela yang
implementasinya tersebut ada di Posyandu.80
Yayasan
Kalyanamitra dalam hal ini membantu kader posyandu
untuk memiliki pemahaman kesetaraan gender yang juga
merupakan target SDGs untuk itu penting dukungan dari
79
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir) 80
http://www.bps.go.id Kajian Indikator Sustainable Development
Goals (SDGs) h.73-39
134
pemerintah dan masyarakat sekitar dalam pendampingan
komunitas kader posyandu.
Setiap kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan
masyarakat tentu pasti ada solusi dalam menghadapinya.
Solusi merupakan suatu pemecahan masalah dari
kendala-kendala yang dihadapi sebuah organisasi dan
berusaha untuk memperbaiki diri dari praktek yang
sebelumnya dilakukan. Adapun beberapa kendala yang
terjadi di atasi dengan beberapa solusi, berikut
penuturannya:
“Ya mengatur jadwal kader posyandu tantangan
tersendiri dalam menjalankan program ini karena
pendamping dituntut mampu mengatur waktu
dengan baik agar bisa mengunjungi kegiatan-
kegiatan Posyandu, karena ketika ingin melakukan
kegiatan kita harus menyesuaikan kedatengan
jadwal kader, kalau tidak maka bisa jadi yang
hadir tidak bisa memenuhi kuota trus kader
kadang sering lupa atas materi yang pernah
disampaikan sehingga pendamping harus sering
mengulang-ulang kembali.”81
Sedangkan penuturan Yohanna Tantria:
“....mereka setuju isu keadilan perempuan tapi isu
gendernya mereka belom nerima kesetaraannya
perempuan tuh harus dibedakan sedikit dari laki-
laki ada tantangan-tantangannya itu mereka ga
sepakat tapi gapapa kita ngakalinnya itu di anggap
aja sebagai perbedaan tapi yang penting dia
mendukung kegiatan-kegiatan kita nanti lama-
lama dia berubah trus pihak dari kelurahan itu
81
Wawancara pribadi dengan JS, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
135
engga gampang ngedeketinnya namanya juga
birokrasi ketika mereka bertemu dengan orang
NGO/LSM itu kan ih ini pasti mau ngomporin
masyarakat anggapannya seperti itu tapi kita
selalu membuat laporan tahunan ke kelurahan
program-program kalyanamitra itu apa aja
pendidikan-pendidikan apa aja yang udah dikasih
trus kita setiap diskusi seminar kita adain di
RPTRA trus ngundang lurah artinya biar lurah
juga tau kita buat pawai untuk mensosialisasikan
pentingnya posyandu, pentingnya kelibatan ayah di
posyandu kemudian pentingnya mencegah
poligami itu tema-tema yang diusul sama kader
sendiri itu akhirnya lurah juga kebuka oooh bagus
juga kalyanamitra istilahnya lurah CBU itu
kelurahan mengerjakan bagian kelurahan karena
gak bisa semuanya LSM membantu program
kelurahan termasuk mensosialisasikan isu-isu
perempuan, kesetaraan gender, hak-hak
perempuan, hak-hak anak, perkawinan anak,
kekerasan seksual itu yang ngerjain kalyanamitra
jadi kita bermitra lama-lama dia punya pemikiran
begitu ya dengan Ka.Kesmasnya sulit sekali
karena kan dengan kader kritis yang tadi jadi
banyak nanya ya coba tukang komplen istilahnya
kendalanya ya itu ya pemerintahan sulit di tembus
ada tembok-tembok yang harus kita jaga gitu
alhamdulillah si ya kita coba mencari jalan ya will
win solutionnya gimana ya kader mengerjakan
yang bisa dikerjakan oleh kader menjadi kritis dan
kolektif gitu ya jangan sendirian kritisi program
pemerintah....”82
Hal yang sama juga dirasakan Anna Soetomo:
“Di lewatin aja gimana yaaa, Kemudian strategi
yang kami memberikan support transport jadi
bukan apa yaaa bukan bayar kader yang dateng
82
Wawancara pribadi dengan YT, 26 Oktober 2018. (Terlampir)
136
tapi kaya bener-bener support jumlahnya engga
besar 20rb-25rb kami pengen kader yang ikut
pendidikan minimal mereka tidak kesulitan naik
bajaj itu strategi yang ke 2 supaya mereka bisa
trus intens sama kita dan ikut pendidikan sama
kita. Strategi yang kami berikan adalah mengambil
kader-kader inti jadi gini dimasing-masing
posyandu ada kader-kader yang kita sebut kader-
kader inti yang kita kuatkan secara extra dengan
catatan kader ini harus sharing ke kader yang lain
jadi kader inti ini gak boleh dapet pendidikan dari
kita trus dia simpen sendiri dia harus sharing
gitu....”83
Berdasarkan pernyataan diatas, solusi yang dapat
dilakukan Yayasan Kalyanamitra untuk menangani dan
meminimalisir kendala yang dihadapi yaitu mengatur
jadwal waktu kader posyandu, kader aktif
mensosialisasikan kegiatannya dan memberikan support
transport dalam pendidikan.
83
Wawancara pribadi dengan AS, 22 Oktober 2018. (Terlampir)
137
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah diteliti melalui
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi
dokumen di Yayasan Kalyanamitra mengenai strategi
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan komunitas
kader posyandu studi kasus Posyandu Kasuari Rw 04 Cipinang
Besar Utara. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu di Yayasan Kalyanamitra yang
berfokus pada pemberdayaan perempuan terlihat bahwa
strategi pemberdayaan yang dikaitkan dengan 4 strategi
yang dipaparkan oleh teori Sumodiningrat yaitu: (a)
Motivasi (b) Peningkatan kesadaran dan pelatihan
kemampuan (c) Manajemen diri (d) Pembangunan dan
pengembangan jaringan cukup mampu dalam meningkatkan
kesadaran kritis, kemampuan dan pengetahuan komunitas
kader posyandu dalam upaya memperoleh hak-hak mereka.
2. Dalam praktik pemberdayaan terdapat faktor pendukung
dan faktor penghambat dalam pelaksanannya. Faktor
pendukung dalam pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan komunitas kader posyandu di Yayasan
Kalyanamitra berasal dari kemitraan dengan pemerintah,
swasta maupun masyarakat sekitar, antusiasme maupun
138
respon yang tinggi dari peserta pendampingan komunitas
kader posyandu, metode dan media, dan materi
berprespektif gender. Sedangkan faktor penghambat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan
komunitas kader posyandu di Yayasan Kalyanamitra
terletak pada regenerasi kader posyandu, anggaran atau
dana minim, kesibukkan kader posyandu, dan dukungan
dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Namun terdapat
solusi dalam mengatasi kendala yang terjadi yaitu mengatur
jadwal waktu kader posyandu, kader aktif mensosialisasikan
kegiatannya dan memberikan support transport dalam
pendidikan.
B. Saran
Saran-saran peneliti terhadap strategi pemberdayaan
masyarakat melalui pendampingan komunitas kader posyandu
di Yayasan Kalyanamitra adalah:
1. Yayasan Kalyanamitra sebagai fasilitator harus
meningkatkan pemberdayaannya di lebih banyak Posyandu
yang lain.
2. Akan lebih baik jika pemberdayaan yang dilakukan tidak
hanya untuk kader posyandu tetapi peserta posyandu agar
pengetahuan dan wawasan peserta posyandu bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan
Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Bandung :
Alfabeta
Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global.
Bandung : Alfa Beta
Aritonang, Esrom dkk. 2001. Pendampingan Komunitas
Pedesaan, Jakarta : Sekretariat Bina Desa
Arkanto, Saharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung :
Pustaka Setia
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV
Al-Fabeta
Imron, Masyhuri. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.
Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo
Ismail, Asep Usman. 2008. Pengamalam Al-Qur’an tentang
Pemberdayaan Dhu’afa. Jakarta: Dakwah Press
Jauch, Lawrrence R dan Glueck, William F. 1988. Manajemen
Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. 2012.
Pemberdayaan Masyarakat; dalam Persfektif Kebijakan
Publik. Bandung: Alfabeta
Margon, S. 2004. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2004 Metodologi Penelitian Kualitatif:
Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyono, Sungkowo Edy. 2017 Kemiskinan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Yogyakarta: Penerbit Ombak
Pawito. 2018. Penelitian Komunikasi Kualitatif Yogyakarta :
LKIS
Robbins, Stephen P. Robbins. 2010. Manajemen.
Jakarta:Erlangga
Rukhiyat, Adang dkk. 2003. Panduan Penelitian Bagi Remaja.
Jakarta: CV. Tumaritis
Sedarmayanti. 2014. Manajamen Strategi. Bandung: PT Refika
Aditama
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakayat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Sosial Dan Pekerja Sosial, Bandung: PT Ravika
Adimatama
Suharto, Edi. 2010. CSR & Comdev. Bandung: Alfabeta
Sule, Ernie Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan. 2005.
Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana
Sunyoto. 2017. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: Penerbit Ombak
Wahab, Abdul dkk. 2008. Menuju Masyarakat Berdaya Modul
Pendampingan Komunitas Terpinggir, Jawa Timur :
Lakpesdam NU Jombang
Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik,
Jakarta:Binarupa Aksara
Sumber Tinjauan Pustaka
Adiatma, 2017. Strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam
Pemberdayaan Kaum Dhuafa melalui Pelatihan
Keterampilan, Jakarta : Skripsi Mahasiswa program studi
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Erniyati, 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)
di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara, Jakarta: Skripsi
Mahasiswi program studi Pengembangan Masyarakat
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Musyaffa, Emha Qurrotuain, 2017. Strategi Pemberdayaan
Komunitas Persatuan Pedagang Majlis Nurul Musthofa
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga di Jakarta
Selatan, Jakarta : Skripsi Mahasiswi program studi
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ni’am, Muhammad, 2017. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Punk, Jakarta : Skripsi Mahasiswa program studi
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rachmansyah, Reza Agustiyadi, 2016. Pendampingan Kader
Posyandu Melalui Bina Keluarga Balita dalam
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga (Studi Kasus
Pada Posyandu Belimbing Kelurahan Pondok Cabe Udik,
Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan), Jakarta:
Skripsi Mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Saleha, Favi, 2017. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Umat di
Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Jakarta: Skripsi
Mahasiswi program studi Pengembangan Masyarakat
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Saparwadi, 2016. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh
Pengurus Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga
(Pkk): Studi Di Kampung Demangan Rw 05, Kelurahan
Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta
Yogyakarta : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Sukmana, Ade Yunus, 2015. Strategi Pemberdayaan Ekonomi
oleh Yayasan Kreatifitas Usaha Unit Muslimah
(KUNTUM) Indonesia melalui Pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM), di Desa Tegalwaru Ciampea Bogor,
Jakarta : Skripsi Mahasiswa program studi Kesejahteraan
Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wahyuni, Wiyanti, 2018. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Petani melalui Pengembangan Agribisnis (Studi Kasus
pada Gapoktan Subur Desa Kedungjati, Kecamatan
Bukateja, Kabupaten Purbalingga), Purwokerto : Skripsi
Mahasiswi program studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto.
Widodo, Suryo 2017. Strategi Pemberdayaan Remaja Putus
Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus
Jakarta Timur melalui Keterampilan Elektro dan Montir
Motor, Jakarta : Skripsi Mahasiswa program studi
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sumber Jurnal
Darmayanti, Satrya Wulan. 2015. “Studi Deskripsi Tentang
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas Pertanian
Kota Surabaya Dalam Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Sasaran Penerima Program Urban Farming
Budidaya Lele Di Kelurahan Pakis,” Kebijakan Dan
Manajemen Publik. Volume 3, Nomor 1, Januari – April
Hasanah, Siti. 2013. Pemberdayaan Perempuan Melalui
Kegiatan Ekonomi Berkeadilan (Simpan Pinjam Syariah
Perempuan), Sawwa, Volume 9, No 1, Semarang: 1
Oktober
Mutiara, Pradita Debby. 2017. Responsivitas Gender Dalam
Proses Pemberdayaan Oleh Yayasan Annisa Swasti (Studi
Pada Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong Pasar
Beringharjo) Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara
Volume 5 Nomor 2 Tahun
Nugraha, Andi. 2009. “Pengembangan Masyarakat
Pembangunan Melalui Pendampingan Sosial Dalam
Konsep Pemberdayaan Di Bidang Ekonomi” Jurnal
Ekonomi Modernisasi Fakultas Ekonomi – Universitas
Kanjuruhan Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id
Volume 5, Nomor 2, Juni
Sari, Endah Puspita. 2016. Upaya Pemberdayaan Komunitas
Melalui Sinergi Kader Posyandu Dan Psikolog Puskesmas,
Jurnah Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang Vol. 04, No.01, Januari
Shinta Prastyanti dan Mochammad Sugiarto, 2011. Malnutrisi
dan Pemberdayaan Kelompok Perempuan, Acta diurna Vol
7 No 1
Suhra, Safira. 2013. Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Implikasinya Terhadap Hukum Islam
Gorontalo: IAIN Gorontalo
Sulistyowati, Tutik. 2015. Model Pemberdayaan Perempuan
dalam Meningkatkan Profesionalitas dan Daya Saing untuk
Menghadapi Komersialisasi Dunia Kerja Malang: Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah
Malang
Zakiyah, 2010. Pemberdayaan Perempuan oleh Lajnah Wanita,
Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan, XVII, 01
Januari-Juni
Sumber Laporan
Berita Resmi Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan di
Indonesia” No. 66/07/Th. XX, 16 Juli 2018,
http://www.bps.go.id.
Rizal, Ahmad. 2017. Laporan UAS Praktikum I di Yayasan
Kalyanamitra
Sumber Internet
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses dari
https://kbbi.web.id/strategi pada 30 April 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses dari https://kbbi.web.id/motivasi (Di akses pada tanggal 4 Desember 2018
pada pukul 14.34 WIB)
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari
https://kbbi.web.id/pendampingan pada 2 Mei 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari
https://kbbi.web.id/komunitas pada 2 Mei 2018
Sumber Wawancara
Anna Soetomo, Pendamping Komunitas Yayasan Kalyanamitra,
Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Oktober 2018
Endang, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 29
Oktober 2018
Evy, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 29
Oktober 2018
Hegel Terome, Senior Researcher Yayasan Kalyanamitra, Wawancara
Pribadi, Jakarta, 22 Oktober 2018
Ida, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 29
Oktober 2018
Ikrima Nur Alfi, Volunteer Yayasan Kalyanamitra, Wawancara
Pribadi, Jakarta 6 November 2018
Joko Sulistyo, Pendamping Komunitas Yayasan Kalyanamitra,
Wawancara Pribadi, Jakarta 26 Oktober 2018
Liana, Peserta Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 6
November 2018
Rosmaliana, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi,
Jakarta 7 November 2018
Sri, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 7
November 2018
Susmilih, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 6
November 2018
Syamsiyah, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi,
Jakarta 29 Oktober 2018
Syifa Nurohmah, Volunteer Yayasan Kalyanamitra, Wawancara
Pribadi, Jakarta 7 November 2018
Tiara, Peserta Posyandu Kasuari, Wawancara pribadi, Jakarta 6
November 2018
Tini, Kader Posyandu Kasuari, Wawancara Pribadi, Jakarta 29
Oktober 2018
Yohanna Tantria, Pendamping Komunitas Yayasan
Kalyanamitra, Wawancara Pribadi, Jakarta, 26 Oktober
2018
PEDOMAN WAWANCARA KETUA PROGRAM YAYASAN
KALYANAMITRA
Nama : Hegel Terome
Nama Inisial : HT
Hari/ Tanggal : Senin/ 22 Oktober 2018
Jabatan : Senior Researcher
Tempat Wawancara : Ruang Meeting Yayasan Kalyanamitra
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana proses awal berdirinya yayasan kalyanamitra?
Proses berdirinya kalyanamitra tahun 1985 28 maret itu pertama
di inisiasi oleh ratna saptari dia pada waktu itu diajak oleh
temennya dari yayasan lembaga bantuan hukum indonesia ylbhi
nah temennya itu kan bergerak di bidang buruh waktu itu banyak
ditemukan kasus-kasus mengenai buruh perempuan jadi di
kelompok-kelompok buruh ratna ini diajak menangani buruh-
buruh perempuan yang ada di dalam kelompok-kelompok karena
temennya itu gak begitu menguasai bagaimana cara menangani
buruh-buruh perempuan dan sebagainya nah itu dulu temennya
sebagai salah satu pendiri dari kalyanamitra ini untuk bergabung
dalam diskusi-diskusi ini jadi terbentuk kelompok diskusi buruh
gitu dalam perempuan tempatnya ya di ylbhi nah setiap minggu itu
mereka melakukan diskusi mengenai hak cuti haid, buruh
perempuan, persoalan-pesoalan tempat kerja tadinya ratna itu
engga punya latar belakang mengenai organisasi perempuan
karena studinya antropologi dia antropolog lama lama dia tertarik
lalu lama lama ratna mengusulkan untuk dibentuk organisasi
perempuan karena belum ada dulu yang ada organisasi
pemerintah kayak kowani lalu ia bertanya ke seniornya yang
bernama wiladi yang berlatar belakang psikologi UI lalu
mengajak mira dan sita dan lainnya kemudian dalam
perjalanannya ada yang terlibat namanya dibra inisiasinya kan
tahun 84 kemudian tahun 85 mereka resmikan di aktakan di
notariskan pertemuannya tuh dari tahun 80an.
2. Berapa lama yayasan kalyanamitra didirikan?
Dari 1985 sampai saat ini yaa 33 tahun.
3. Apa saja program-program yang dilaksanakan di yayasan
kalyanamitra?
Program yang sekarang pendampingan komunitas kayak ada audit
gender itu kan suatu program melihat mengecek soal-soal keadilan
gender, kesetaraan gender, persfektif gender dalam posyandu
misalnya dalam anggaran, kebijakan, pelayanan dan sebagainya
nah itu ada di prumpung penjaringan, cipinang besar utara,
yogyakarta nah itu yang jadi fokus dari audit gender nah yang
lain-lain program pendek-pendek ada juga kajian tentang MEA
Masyarakat Ekonomi Asia yang di danai oleh WIF WIF itu
semacam jaringan lsm-lsm di asean nah itu yang memberikan
mereka di danai oleh donor untuk mengajak kerja sama
kalyanamitra untuk melakukan penelitian melihat kesiapan
masyarakat sipil atau masyarakat akar rumput kelompok-
kelompok perempuan, jadi kan MEA itu kan membuka batas-batas
dari wilayah asean sehingga terjadi pertukaran-pertukaran tenaga
kerja dari Filipina boleh kerja ke Indonesia dan sebagainya
seperti itu apakah masyarakat kita siap gak ada di itu makannya
mereka melakukan penelitian.
4. Apa strategi yang digunakan dalam menjalankan program-program
di yayasan kalyanamitra?
Strateginya ya kalo yang program pendampingan komunitas yang
kayak audit gender ini kan sebenernya strateginya
pengorganisasian disitu bagaimana kita melakukan konsolidasi
kelompok-kelompok ya harus di organisir kan karena belom ada
yang ada itu kan ya kader-kader, kader-kader itu kan cair belom
terkonsolidasi nah itu harus diorganisir dengan pertemuan-
pertemuan rutin, asistensi resmi, dan pendidikan dan sebagainya
nah itu strateginya. Kalo yang lain ya pendidikan secara umum,
advokasi misalnya bagaimana mendorong terhadap kebijakan-
kebijakan yang gak sesuai bisa dilatih ya diubah kalo belom ada
kebijakan ya bisa di inisiasi munculnya kebijakan-kebijakan
seperti itu.
5. Bagaimana implementasi strategi yang digunakan dalam program-
program di yayasan kalyanamitra?
Kan kalo pendampingan itu kalo yang program posyandu itu
prosesnya memang dimulai bagaimana dari yang individu-individu
itu yang satu sama lain tidak kenal kader-kader itu lalu kan di
konsolidasi diadakan pertemuan-pertemuan sehingga satu sama
lain jadi mengerti gitu, siapa si a si b si c baru kenal tadinya kan
mereka itu gak kenal itu siapa siapa itu baru terjadi dalam proses
memang agak lama untuk membuat mereka menjadi kenal satu
sama lain bisa mengerti satu sama lain dalam bentuk kelompok-
kelompok kader karena itu baru sama sekali kelompok-kelompok
kader ini tadinya emang gaada si.
6. Bagaimana efektifitas strategi yang telah digunakan dalam
menjalankan program-program di yayasan kalyanamitra?
Kalo dalam proses pendampingan kayak audit gender itu ya
memang seperti itu ya dekatan atau strategi yang kita pakai
karena dia memang berbasis komunitas masyarakat akar rumput
jadi supaya mereka terbangun kesadarannya dengan fokus yang
sama karena mereka semua kader-kader posyandu bahasanya
pelayanan posyandu meskipun awalnya mereka itu belom kenal
satu sama lain tapi oleh proses pertemuan, rutin ya pendidikan
bersama diskusi bareng kemudian mereka jadi kelompok yang
solid dilihat seperti itu kita lihat bagaimana tingkat misalnya dari
yang tidak berani bicari jadi berani dalam kelompok bersama.
7. Apakah ada kerja sama yang dilakukan dengan instansi lain dalam
menjalankan program-program di yayasan kalyanamitra?
Ya itu melibatkan pihak-pihak kelurahan yang terkait kayak PKK,
di PKK itu kan ada kelompok-kelompok kerja yang terkait dengan
posyandu itu secara keselurahan. Ya yang kedua itu kalo
berbicara mengenai kesehatan itu menyangkut kaitannya dengan
puskesmas itu juga terlibat, kelurahan waktu itu kecamatan juga
dilibatkan untuk mendorong peraturan-peraturan yang mungkin
dibuat, kayak seperti kemaren keluar peraturan lurah di Cipinang
Besar Utara untuk mencegah perkawinan anak.
8. Siapa saja yang mendukung dalam menjalankan program-program
di yayasan kalyanamitra?
Kelurahan, PKK, Puskesmas, dll.
9. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalankan
program-program di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya yaa banyak ya bisa dari kelompok itu sendiri bisa dari
kader itu sendiri, kan kalo dilihat dari komposisi kader itu banyak
yang usianya udah tua-tua karena regenerasi dari kader itu lambat
bahkan ada yang udah 40 tahun ya bisa dibayangkan nah dengan
begitukan sebenernya kapasitas-kapasitas mereka terbatas
kalopun diberikan pendidikan dan sebagainya kan agak engga
bisa berkembang lebih jauh kan ya nah sementara kan yang muda-
muda itu engga mau terlibat di masyarakat sekitar itu terlibat
dengan posyandu nah itu menjadi masalah didukung oleh temuan-
temuan yang kita baca nah itu dari sisi kadernya sendiri. Dari sisi
lain ya kayak pemangku kepentingan kayak lurah dan sebagainya
kadang kan iya kadang tidak, kalo ada usulan-usulan nah itu kan
kayak yang memperhambat kemajuan tadinya kita kan menetapkan
ini akan dibahas ditingkat provinsi termasuk kayak penganggaran,
kemaren kita kan kayak sosialisasi itu kan di undang tapi engga
dateng setelah diundang kayak gubernur dan sebagainya kan
gubenur yang pemegang kekuasaan tertinggi supaya bisa nanti
bagaimana perancangan peraturan daerah bisa diusulkan jadi itu
kan kendala sebenernya karena temuan posyandu itu kan penting
sebagai unit sosial yang paling bawah yang memberikan
pelayanan sosial dasar di masyarakat kalo dibilang ga penting kan
ya tetep ada sampe sekarang.
10. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program-program di yayasan kalyanamitra?
Kalo di kader-kader sendiri kita gatau seharusnya kan ada
proses regenerasi ada rekrutmen baru untuk kader-kader
posyandu misalnya ditawarkan ke orang-orang muda untuk
terlibat dalam pelayanan posyandu walaupun itu gak mudah
karena kan posyandu dianggap sebagai inisiatif warga bukan
inisiatif pemerintah jadi ya dia ada karena warga ya itu
pandangan selama ini, ketika orang mau jadi kader posyandu
kan seperti prospek orang berfikir gak punya masa depan nanti
siapa si yang jamin kalau saya ngerjain posyandu saya dapet
honor gak itu masalah sebenernya itu ditingkat kader-kadernya.
Kalau di pemerintah ya kita udah tau ya seperti itu sikap dan
penerimannya seharusnya mereka kan bisa aktif melihat temuan-
temuan kita dari program-program kita bisa melakukan
perubahan-perubahan kalau dianggap posyandu itu masih
penting bagi pelayanan sosial dasar di masyarakat di tingkat
kelurahan di samping puskesmas.
11. Bagaimana proses pendanaan dalam pelaksanaan program-
program yang dijalankan?
Kita tidak mendanai posyandu kita mendorong ibu-ibu supaya
pihak kelurahan ya karena kelurahan kan yang memiliki pihak
kekuasaan dalam penganggaran ini karena sebab pihak
kelurahan kan memeriksa kembali dalam posyandu ini seberapa
besar gitu misalnya anggaran dalam pembelian makanan
tambahan dari sekian rupiah ke rupiah ya ibu-ibu kita dorong
lalu mereka mendorong ke kelurahan nah yang jadi masalah kan
lurah juga gabisa ngapa-ngapain itu kan peraturan daerah
kemaren seharusnya itu kan dia harus dateng bahwa anggaran di
posyandu itu kan kecil bagaimana mungkin kamu mengharapkan
kesehatan balita kalo kamu engga kasih anggaran anggaran itu
dari mana jadi kami tidak memberikan anggaran memberikan
pengetahuan untuk mendorong ke kelurahan ibu-ibu itu yang
mendorong supaya kelurahan mengeluarkan peraturan tentang
mereka harus mendidik mereka dan sebagainya jadi
pengetahuan-pengetahuan dasar itu yang kami berikan.
12. Apa saja hasil yang dicapai serta perubahan yang terlihat dalam
program-program di yayasan kalyanamitra?
Kalo dari sisi kapasitas bisa dilihat dari ibu-ibu kader dapat
dilihat kemajuan-kemajuan mulai kritis yang tadinya biasa-biasa
aja gak berani ngungkapin pendapat dalam diskusi pelan-pelan
ya mulai tumbuh di ibu-ibu di dalam pendidikan dan isu-isu yang
berkembang kan kita ajak diskusi kayak contoh kemaren ada
kasus perkosaan di cipinang itu mereka cukup kritis langsung
jadi perbincangan di masyarakat ya kan tadinya itu kan
dianggap ya itu urusan lu lah bukan gue pikirin tapi dari hasil
diskusi kemaren ibu-ibu mulai terbiasa kalau ada kasus-kasus
pelecehan diomongin itu kan jadi masalah sosial jadi gak
dicuekin, begitu juga di penjaringan ibu-ibu ada urusan-urusan
perempuan ada pelecehan seks perkosaan mereka mulai
nanggepin mereka kan ada Wanya ada medsosnya kalo ada apa-
apa langsung di share di WA ya itu yang kita lihat. Kalo di level
pemerintahnya ya kayak kemaren di CBU ada peraturan
pemerintah perkawinan anak ya yang tadinya emang gaada
begitu di sosialisasikan di sebarluaskan di media sosial banyak
wartawan dateng kan itu jadi perbincangan umum dan lurahnya
itu sendiri yang tadinya biasa-biasa aja dengan dia baca sendiri
ada di koran dan dimana-manaitu mulai terbangun kepercayaan
dirinya isu-isu perempuan menjadi penting di CBU ya tadinya
bagi dia kan sama aja isu-isu perempuan dengan persoalan biasa
dengan gini kan dia mulai melihat efek dari apa yang dia lakukan
nanti tinggal di awasi peraturan itu seberapa jauh efektifitas
dampaknya di masyarakat kelurahan itu kalau ada benar-benar
kasus mereka bisa jadi perbincangan di masyarakat ga kalo ada
perkawinan kalau ada kan efektif peraturan itu mulai ada
kesadaran kalau tetap berlangsung kan kebijakan itu gak efektif
makannya kita harus awasi di tingkat lapangan seberapa jauh.
13. Bagaimana harapan untuk kedepan dalam menjalankan program-
program di yayasan kalyanamitra?
Kalo program pendampingan ini kan kita harapkan menjadi
suatu kesadaran yang harus terus berlangsung bagi ibu-ibu
kader jadi seluruh pendidikan pengetahuan yang kita kasih kita
informasi ya harapannya bisa mereka teruskan mereka
kembangkan bisa jauh lebih baik jadi programnya lebih hidup
bagi ibu-ibu kader karena kan sejauh ini kita organisasi untuk
melihat implikasi dari program ini di lapangan seberapa jauh
berdampak bagi ibu-ibu. Nah yang lain kan kita berharap kepada
pemerintah setempat lurah, kita berharap pemerintah lokal ini
punya sumberdaya yang banyak yang kuat dari sisi anggaran sisi
kekuasaan untuk membuat kebijakan-kebijakan memaksa orang
lain dan sebagainya seharusnya ini bisa dimiliki oleh pemerintah
kelurahan setempat bisa di adopsi jika itu baik diteruskan
dikembangkan bisa juga dikolaborasi untuk hal-hal lain yang
relevan.
14. Apa yang melatarbelakangi dibentuknya program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Itu sebenernya bermula dari program pendampingan dulu kan
pendekatannya itu kan tahun 98 ya itu ada pendampingan
kekerasan terhadap perempuan ada program khusus kdrt kan
pendekatan-pendekatan itu kan individual jadi korban masing-
masing itu di asistensi di kelola di tangani masing-masing
kemudian di tahun 2003an itu kita mengevaluasi efektifitas lalu
kita temukan pendekatan individual itu lambat dan itu juga
memakan waktu yang banyak dan sumber daya yang besar
sementara percepatan perubahannya minim jadi banyak korban-
korban yang pulih dari traumanya tapi ada juga beberapa yang
gak sembuh seperti itu lalu kita mengubah strategi dari individu
menjadi kelompok karena kita fikir kalo pendekatannya kelompok
lebih besar bukan hanya orang perorang tapi ada banyak orang
di situ dan mereka bisa belajar bareng dan lalu memang kami
mengubah jadi kami fasilitasi kelompok-kelompok nah dari situ
nanti kalau ketemu isu-isu kekerasan itu bisa dibicarakan dalam
kelompok di diskusikan bareng apakah itu kasus yang sedang
terjadi atau antisipasi agar tidak terjadi nah itu keuntungan dari
perubahan strategi ke kelompok nah itu kita melihat efektif lebih
cepet ketika orang itu rame berkelompok tadinya orang itu takut
ngomong takut salah macem-macem kan pelan-pelan
mengungkapkan pendapat menjadi terbiasa gitu kami melihat itu
perubahan-perubahan dalam penerapan strategi dari individu ke
komunitas, kenapa posyandu kan karena kebetulan programnya
memang itu fokusnya pada audit gender posyandu sebelumnya
kan pada posyandu juga ada kesehatan ada ekonomi.
15. Apa tujuan dibentuknya program pendampingan komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tujuan dari program itu ya tadi bagaimana kita melihat
kelompok-kelompok posyandu pertama kan ya soal masalah
kesetaran gender keadilan gender bisa dilihat dalam kebijakan-
kebijakan, penganggaran trus juga dalam pelayanan dan
kapasitas dari kader itu sendiri nah itu yang kita lihat tujuannya
ya itu memang ya payung hukumnya engga ada ya harus ada
kalo gaada peraturannya ya harus dibuat itu supaya gaada
diskriminasi gaada ketimpangan pada ibu-ibu mereka diminta
melayani masyarakat gaada payung hukum trus anggarannya
minim trus kayak kasus-kasus tertentu kan mereka harus keluar
uang sendiri untuk pelayanannya itu kan gak wajar itu udah
eksploitasi seharusnya kan pemerintah hadir disitu untuk
membenahi itu semua ya disisi lain memampukan kader-kader
agar timbul daya kritis, trampil dalam melayani publik ya
masyarakat sekitar itu kan ada keterampilan-keterampilan dasar
mereka juga mendapat pelatihan-pelatihan kayak membuat
laporan, menimbang bayi dll
16. Siapa saja yang terlibat dalam program pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kalo kayak pendidikan yang posyandu itu kan ya bisa dari dokter
atau puskesmas setempat
PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPING KOMUNITAS
Nama : Anna Soetomo
Nama Inisial : AS
Hari/ Tanggal : Senin/ 22 Oktober 2018
Jabatan : Pendamping Komunitas
Tempat Wawancara : Ruang Staff Pendamping Komunitas
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang menjadi alasan anda menjadi pendamping komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Pertama itu adalah job desk saya bekerja di kalyanamitra sebagai
pendamping komunitas
2. Sudah berapa lama menjadi pendamping komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Sudah 3 tahun
3. Apa saja tugas dari pendamping komunitas kader posyandu di
yayasan kalyanamitra?
Tugas dari pendampingan komunitas membuat perencanaan
bersama kader, pertama kita membuat pemetaan dulu apa yang
menjadi permasalahan di kader kemudian membuat perencanaan
bersama bagaimana menyusun langkah-langkah untuk
penyelesaian kader kemudian setelah itu melakukan serangkaian
pendidikan, serangkaian pelatihan, kemudian kita juga melakukan
proses audit gender bersama kader kemudian menyusun pelaporan
audit gender kemudian kita melakukan sosialisasi audit gender
kepada stakeholder terkait selain itu untuk isu audit gender
posyandu kita juga banyak melakukan pendidikan dan diskusi
banyak kampanye terkait kekerasan terhadap perempuan,
kekerasan terhadap anak, kdrt, kesehatan reproduksi dan isu-isu
yang terkait kesetaraan gender lainnya.
4. Bagaimana yayasan kalyanamitra mensosialisasikan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu?
Oke, pertama kali itu kami dateng ke RW yang pasti kan ga
mungkin langsung ketemu kader kami dateng door to door dari
RW ke RW dan kami bilang bahwa kami adalah lembaga yang
konsen di isu perempuan tapi kami sedang ada program
penguatan kapasitas posyandu penguatannya itu selain isu terkait
posyandu juga termasuk isu gender kita pengen sebisa mungkin
posyandu itu memberi manfaat bagi perempuan dan anak selesai
sosialisasi door to door itu kita bikin pertemuan dengan kader-
kadernya sama kita perkenalan lagi kemudian kita membuat
pemetaan apa aja sih permasalahan yang ada di posyandu setelah
membuat pemetaan bersama kita membikin planning oke berarti
kita butuh pendidikan a b c d kita susun bersama pendidikan a
mau di bulan apa pendidikan b di bulan apa udah setelah itu ya
begitu aja.
5. Apa strategi yang digunakan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ada pendidikan yang diberikannya itu pendidikan kesehatan ibu
dan anak, pedoman umum gizi seimbang, pola hidup bersih dan
sehat, kesehatan reproduksi remaja, kehamilan tidak di inginkan,
perkawinan anak, sunat perempuan, kekerasan seksual, kekerasan
dalam rumah tangga, penyuluhan tentang kb laki-laki, penyuluhan
tentang bapak balita, kemudian anggaran responsif gender,
penganggaran berbasis gender, politik perempuan, kota layak
anak dan perempuan ada pelatihan, ada kampanye bersama jadi 3
strategi besar.
6. Bagaimana implementasi strategi yang digunakan dalam program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Ada yang berjalan sesuai rencana tapi sejauh ini si eee lebih
banyak yang berjalan sesuai rencana sebenernya gini faktor
menyusun rencana bersama kader menjadi faktor yang sangat
penting hal paling sederhana gini kalo kalmit itu jarang sekali
menentukan tanggal kayak misalnya tanggal 14 kita pendidikan ya
tapi kayak melempar ke kader kita bisa ditanggal berapa nih gitu
atau kayak kita mau prioritas pendidikan apa dulu nih jadi benar-
benar semua yang diberikan sebisa mungkin itu menjawab
kebutuhan kader.
7. Apa saja indikator pendukung strategi yang digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Menggunakan audit gender dalam planning, menggunakan audit
gender dalam monitoring, menggunakan audit gender dalam
dialog, mengumpulkan informasi tentang posyandu, membaca
dokumen terkait posyandu, bicara dalam musrenbang, peka dan
kritis dalam persoalan gender, sharing tentang audit gender pada
kader lain.
8. Strategi pemberdayaan apa saja yang menjadikan komunitas kader
posyandu lebih berdaya?
Strategi yang pertama kita mensupport banyak pendidikan dan
pelatihan untuk kader terkait dengan bagaimana mereka mampu
menjawab permasalahan yang ada di posyandu, di tahun
berikutnya kita mendorong kader untuk mampu melakukan sendiri
jadi kader mampu melakukan upaya-upaya advokasi, melakukan
audit gender, di tahun ketiga kader mampu menularkan kepada
kader lain untuk bisa melakukan advokasi yang sama, tahun
pertama mereka dapat pendidikan tahun kedua mereka
implementasi atau aplikasi pendidikan tahun ketiga mereka itu
sudah dapat menularkan ke orang lain jadi itu strategi
pemberdayaannya kayak gitu
9. Bagaimana strategi pemberdayaan dapat dicapai oleh komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Jadi indikatornya pertama mereka melakukan sendiri upaya
advokasinya dan kedua mereka mampu sharing ke kader lain untuk
juga melakukan advokasi yang sama
10. Bagaimana efektifitas strategi yang telah digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Kalau sekarang sih sebenernya secara strategi strategi yang
dipilih sudah cukup baik tapi kalau ngomong efektifitas ini
sangat bergantung pada subyek yang kita ajak bekerja sama jadi
ada kader-kader yang mereka bisa sesuai dengan harapan kita
dan ada kader-kader yang karna satu hal mundur atau tidak bisa
melanjutkan kerja-kerja yang sudah direncanakan bersama.
11. Bagaimana metode dalam program pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Metodenya yang tadi itu ya melalui pendidikan, pelatihan dan
kampanye
12. Bagaimana proses dalam program pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Di tahun pertama kita mensupport seluruh pendidikan, di tahun
kedua mereka aplikasi pendidikan yang sudah kita berikan di
tahun ketiga mereka sharing hasil pendidikan dan menyampaikan
ke kader-kader lain untuk bisa melakukan upaya yang sama.
13. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Kendala yang pertama itu adalah gini cara pandang kader
tentang bahwa kalau perempuan keluar rumah selain untuk
pengajian dan kegiatan sosial itu engga ada, kaya perempuan
keluar dari rumah untuk pendidikan itu masih agak susah
kemudian mereka terbentur mereka harus membereskan rumah
dahulu, mereka punya anak kecil yang harus diurusin, merawat
lansia, mereka tidak diizinkan oleh suami atau mereka buka
warung dirumah banyak faktor yang bikin kader ini susah untuk
pendidikan. Kendala yang kedua ada kader-kader yang
mendominasi dikelompoknya jadi kalo pendidikan yaudah gue aja
gitu ada yang kayak gitu. Kemudian yang ketiga itu adalah
kendala ekonomi jadi kalo lokasi pendidikannya tidak berdekatan
dengan rumah kader biasanya mereka akan kesulitan pergi
karena ga ada ongkos misalnya kayak bajaj pp 40rb mereka
engga ada. Kemudian dukungan dari kelurahan jadi kadang-
kadang tuh kader pendidikan yang diberikan.
14. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Di lewatin aja gimana yaaa, dulu kami punya strategi gini
penjaringan kan luas wilayahnya kami dulu selalu bikin acara di
satu tempat dulu tahun pertama kalyanamitra punya sekretariat
tapi karena sekretariat itu disatu lokasi yang jauh dijangkau dari
itempat yang lain akhirnya kami punya strategi keliling bulan ini
kami di bulan ini kami rw 1 bulan depan rw 2 bulan lalu di rw 3
sebanyak 9 rw tapi itu engga berjalan karena penjaringan 1 ke
penjaringan 2 itu jauh banget akhirnya strategi kami membagi
secara regional penjaringan 1 4 rw penjaringan 2 5 rw 5 rw itu
tetep harus keliling rw 10 rw 11 rw 13 rw 14 rw 15 itu untuk
strategi tentang wilayah tadi sehingga kader mau gamau akan
dateng karena daerah pertemuan masih bisa dijangkau dengan
jalan kaki. Kemudian strategi yang ke 2 kami memberikan support
transport jadi bukan apa yaaa bukan bayar kader yang dateng
tapi kaya bener-bener support jumlahnya engga besar 20rb-25rb
kami pengen kader yang ikut pendidikan minimal mereka tidak
kesulitan naik bajaj itu strategi yang ke 2 supaya mereka bisa trus
intens sama kita dan ikut pendidikan sama kita. Strategi yang ke 3
adalah mengambil kader-kader inti jadi gini dimasing-masing
posyandu ada kader-kader yang kita sebut kader-kader inti yang
kita kuatkan secara extra dengan catatan kader ini harus sharing
ke kader yang lain jadi kader inti ini gak boleh dapet pendidikan
dari kita trus dia simpen sendiri dia harus sharing gitu. Kemudian
strategi yang lain adalah pendekatan ke keluarga bahwa kayak
ngobrol sama para suami bahwa kegiatan yang dilakukan
kalyanamitra meskipun tidak berhubungan dengan keagamaan ini
bermanfaat loh buat perempuan dan anak-anak mereka
kedepannya. Kalo untuk strategi pendekatan ke kelurahan sendiri
memang beragam cara sudah ditempuh ya tapi memang akhirnya
ini berbeda dengan CBU relatif lebih mudah lurahnya akhirnya
kami strateginya meskipun tidak bisa melakukan pendekatan
dengan pihak kelurahan, lmk, pkk kami menguatkan kadernya
sekarang kami membuat semacam organisasi sebenernya cuma
forum antar kader supaya mereka bisa membahas permasalahan
yang ada dikelurahan dengan atau tanpa melibatkan pkk jadi
kadernya ini dikuatkan.
15. Adakah kerjasama yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kita bekerja sama dengan RPTRA ini adalah Ruang Publik
Terbuka Ramah Anak dia ada di Jakarta ketika era di
kepemimpinan gubernur ahok. Ini harus saya sebutkan karena
yang menarik ahok itu ia mendekatkan ruang ramah lingkungan
itu ke kelurahan jadi basisnya kelurahan supaya orang itu bisa
main kesana, kalo untuk penjaringan itu ada 2 rptra karena
wilayahnya itu kan luas ada di penjaringan 1 dan penjaringan 2
kami banyak bekerja sama dengan rptra. Kemudian yang kedua
kami bekerja sama dengan puskesmas karena puskesmas yang
sehari-hari ketemu kader untuk diskusi kesehatan. Yang ketiga
kami bekerja sama dengan WVI wahana visi indonesia dia lsm
lsm yang bergerak di isu perlindungan hak hak anak dan
kekerasan anak. Jadi untuk sementara 3 itu dengan pkk dan
kelurahan agak sulit disebutkan bekerja samanya ada tapi sedikit
sekali.
16. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tadi sudah saya sebutkan ya ada pendidikan dan segala macem
17. Apa saja materi yang diberikan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Materi yang pertama diberikan itu tentang keposyanduan tentang
pengelolaan posyandu, pencatatan kemudian isu isu yang terkait
dengan posyandu kesehatan ibu dan anak kesehatan balita dan
lansia selain itu kita juga ngomong soal gender jadi kita
mengaitkan antara isu gender dan posyandu misalnya berapa
banyak si bapak yang nganter anaknya ke posyandu, berapa
banyak si laki-laki yang jadi kader posyandu kemudian berapa
banyak si akseptor kb posyandu, apa sih peran bapak dalam
pemberian asih ekslusif karena sebenernya yang kita fikir hanya
urusan ibu ternyata engga istri itu ketika dia di bentak
psikologisnya terganggu pasti asi nya engga keluar jadi peran
bapak itu sebenernya sangat penting dalam pemberian asi
eksklusif jadi kita mengaitkan itu. Selain itu materi yang kita
berikan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak kita
kampanye hari anti kekerasan perempuan dan anak kita bikin
perayaan hari kartini dan yang berbeda gini kartini itu kan bukan
soal lomba masak atau main tinggi tinggian konde kan tapi
perubahan cara pandang tetapi bagaimana kartini memandang
agama memandang adat istiadat memandang kolonialisme dan
dia kaitkan dengan bahwa perempuan ini punya kemampuan gitu
untuk merubah situasi.
18. Bagaimana hasil yang didapatkan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kalo hasil ini kan sebenernya relatif target kita itu kan perubahan
cara pandang tentu saja bisa di ukur dan tidak, untuk yang
terukur itu sebenernya kader mulai berani menyuarakan aspirasi
dia sebagai perempuan bahwa kader itu bukan sekedar suruhan
tapi kader adalah sekelompok orang yang mereka juga punya
inisiatif untuk perubahan gitu. Kemudian perubahan yang kedua
adalah kader mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada di
wilayah dan mencarikan solusinya bersama kayak kader berani
audiensi ke lurah ke camat ke walikota ke dinas jadi kader punya
kemampuan itu jadi dia tidak merasa lagi merasa wah kita kan
cuma kader cuma kader engga mereka udah bisa ngomong kita itu
kader yang punya pengetahuan dan punya peran di masyarakat
jadi perubahan cara pandang gitu.
19. Bagaimana pengetahuan peserta pendampingan komunitas
mengenai posyandu?
Tentu saja kalo tentang posyandu mereka pasti lebih tau banyak
tapi kalo bagaimana mengaitkan isu posyandu dan isu gender
menurut saya perubahannya ada disana.
PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPING KOMUNITAS
Nama : Yohanna Tantria
Nama Inisial : YT
Hari/ Tanggal : Jum’at / 26 Oktober 2018
Jabatan : Pendamping Komunitas
Tempat Wawancara : Ruang Meeting Yayasan Kalyanamitra
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang menjadi alasan anda menjadi pendamping komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Sebenernya itu karena panggilan aja kesenangan karena aku kan
sebelum di kalyanamitra selama kurang lebih tahun 2005 memang
sudah seneng dengan kegiatan yang istilahnya kemasyarakatan
sebelumnya aku di pemberdayaan masyarakat yang isunya di
hukum dan perempuan kalo dikalyanamitra ini kan ada tantangan
yang berbeda tidak ada bau-baunya dengan hukum tapi disini
dengan isu kesetaraan perempuan, keadilan gender saya senang
untuk jadi pendamping, panggilan hati lah ya.
2. Sudah berapa lama menjadi pendamping komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Di Kalyanamitra aku udah 3 tahun.
3. Apa saja tugas dari pendamping komunitas kader posyandu di
yayasan kalyanamitra?
Tugasnya itu biasanya kita melakukan pendampingan komunitas
itu pertama kita mendorong komunitas mendampingin komunitas
untuk memiliki kesadaran individu soal kesetaraan dan keadilan
gender isu-isu perempuan di tingkat individu membangun
kesadaran individu setelah membangun kesadaran ibu kita
dorong ibu-ibu menjadi kritis atas ketidakadilan yang dialami
perempuan khususnya setelah menjadi kesadaran kritis di
tingkatan individu kita dorong menjadi kesadaran yang kolektif
artinya perempuan-perempuan yang kita dampingi punya
kesadaran yang sama keadilan kritis yang sama soal
ketidakadilan dan kesetaran gender
4. Bagaimana yayasan kalyanamitra mensosialisasikan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu?
Kita sosialisasi ke kelurahan ke kader ke pkk dll
5. Apa strategi yang digunakan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Strategi yang kita gunakan di tingkat komunitas dengan
melibatkan kelompok-kelompok perempuan di komunitas jadi itu
strateginya karena apa strategi itu mendorong kesetaraan gender
terbangun di tingkatan individu lalu di terapkan di lingkungan
keluarga ketika di keluarga sudah terjadi kesetaraan gender maka
itu bisa mengantisipasi pola-pola relasi ketidaksetaraan gender
dalam keluarga, kekerasan-kekerasan terhadap perempuan yang
terjadi di keluarga itu strateginya harapannya kalau sudah ada
kesadaran di dalam keluarga dia bisa mempengaruhi keluarga-
keluarga yang dilingkungannya itu kalau satu dilingkungannya itu
ada kesadaran itu bisa mendukung negara ini untuk menurunkan
angka kekerasan pada perempuan, kekerasan kdrt, kekerasan
seksual, perkawinan anak dan sebagainya
6. Bagaimana implementasi strategi yang digunakan dalam program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Di antara strategi itu setelah mereka punya kesadaran kritis kita
dorong mereka melakukan advokasi advokasi artinya ada
perubahan sistem di tingkatan masyarakatnya itu advokasi itu kan
dilakukan secara perlahan dan harus bersama-sama engga bisa
sendirian misalnya mempengaruhi kebijakan perubahan,
mempengaruhi implementasi program pemerintah, mempengaruhi
program budgeting itu yang kita dorong
7. Apa saja indikator pendukung strategi yang digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Posyandu bisa berjalan dengan baik, kader posyandu meningkat
pengetahuan dan keterampilannnya, anggaran untuk kegiatan
posyandu meningkat, semua bayi dan balita di timbang setiap satu
bulan sekali
8. Strategi pemberdayaan apa saja yang menjadikan komunitas kader
posyandu lebih berdaya?
Dengan melakukan pendidikan, pelatihan, pendampingan
komunitas jadi kita mempunyai metode dan strategi seperti ini
kita mempunyai program 3 tahunan di tahun pertama itu kita
menyasar proses awarness, proses penyadaran, empowering
mereka untuk berubah pola fikir makannya kita kasih pendidikan,
kita kasih pelatihan, pelatihan audit gender, politik perempuan
dan lain sebagainya kesehatan reproduksi, kesehatan seksual itu
kita kasih semua.
9. Bagaimana strategi pemberdayaan dapat dicapai oleh komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya itu tadi melalui pendidikan, pelatihan dan pendampingan
10. Bagaimana efektifitas strategi yang telah digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Di tahun ketiga itu udah muncul kesadaran individu, kesadaran
kolektif yang kritis mulai mengkritisi anggaran pemerintah
apapun gitu kan khususnya program posyandu kenapa anggaran
tahun ini kok engga ada, maka di tahun pertama kita engga ada
anggaran untuk keposyanduan setelah ada kader-kader kritis kita
juga mendorong pemerintah melakukan perubahan mulai muncul
ditahun kedua misalnya anggaran posyandu mulai turun mulai
yang tadinya harus nalangin dulu sekarang di tahun 2017 mulai
ada perubahan mulai ada anggaran 900an perposyandu itu salah
satu indikatornya
11. Bagaimana metode dalam program pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Biasanya kalo di pendampingan komunitas kita metodenya yang
digunakan itu asistensi, asistensi itu pendampingan rutin tiap
bulan pendidikan-pendidikan kita berikan selain pendampingan
kita pendidikan, trus juga pendidikannya macem-macem mulai
dari isu perempuan isu ketidakadilan perempuan, isu gender
sampai isu anak dan perempuan lainnya. Udah lewat pendidikan
selain pendidikan lewat pelatihan pelatihan yang sifatnya umum
semuanya pendidikan di kelompok-kelompok. Selain pendidikan
juga ada praktek lapangan misalnya prakteknya praktek
melakukan advokasi praktek melakukan audit gender praktek
melakukan isu-isu perempuan di masyarakat itu metodenya
pedampingan, pendidikan, praktek membangun kesadaran kolektif
12. Bagaimana proses dalam program pendampingan komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tahun pertama pendidikan, tahun kedua praktek trus tahun ketiga
berbagi pengetahuan dari yang kader dapet
13. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Ya kalo soal kendala pasti ada ya setiap program pasti ada
kendalanya masyarakat CBU kan masyarakat yang hetero banget
macam-macam orang ada disana mulai dari orang sumatra orang
jawa yang halus sampai yang ngapak-ngapak lalu RW nya juga
macem-macem karakternya bahkan RW nya ada yang pengacara
menerima isu gender isu keadilan perempuan itu juga engga
mudah salah satu RW tuh mereka ketua RW nya sangat bagus tapi
mereka setuju isu keadilan perempuan tapi isu gendernya mereka
belom nerima kesetaraannya perempuan tuh harus dibedakan
sedikit dari laki-laki ada tantangan-tantangannya itu mereka ga
sepakat tapi gapapa kita ngakalinnya itu di anggap aja sebagai
perbedaan tapi yang penting dia mendukung kegiatan-kegiatan
kita nanti lama-lama dia berubah trus pihak dari kelurahan itu
engga gampang ngedeketinnya namanya juga birokrasi ketika
mereka bertemu dengan orang NGO/LSM itu kan ih ini pasti mau
ngomporin masyarakat anggapannya seperti itu tapi kita selalu
membuat laporan tahunan ke kelurahan program-program
kalyanamitra itu apa aja pendidikan-pendidikan apa aja yang
udah dikasih trus kita setiap diskusi seminar kita adain di RPTRA
trus ngundang lurah artinya biar lurah juga tau kita buat pawai
untuk mensosialisasikan pentingnya posyandu, pentingnya
kelibatan ayah di posyandu kemudian pentingnya mencegah
poligami itu tema-tema yang diusul sama kader sendiri itu
akhirnya lurah juga kebuka oooh bagus juga kalyanamitra
istilahnya lurah CBU itu kelurahan mengerjakan bagian
kelurahan karena gak bisa semuanya LSM membantu program
kelurahan termasuk mensosialisasikan isu-isu perempuan,
kesetaraan gender, hak-hak perempuan, hak-hak anak,
perkawinan anak, kekerasan seksual itu yang ngerjain
kalyanamitra jadi kita bermitra lama-lama dia punya pemikiran
begitu ya dengan Ka.Kesmasnya sulit sekali karena kan dengan
kader kritis yang tadi jadi banyak nanya ya coba tukang komplen
istilahnya kendalanya ya itu ya pemerintahan sulit di tembus ada
tembok-tembok yang harus kita jaga gitu alhamdulillah si ya kita
coba mencari jalan ya will win solutionnya gimana ya kader
mengerjakan yang bisa dikerjakan oleh kader menjadi kritis dan
kolektif gitu ya jangan sendirian kritisi program pemerintah,
kebijakan maupun anggaran yang diberikan bukan apa-apa kita
perlu ngecek perspektif gendernya setiap program yang turun
jangan-jangan bangun jalan bangun jalan aja tapi engga melihat
bagaimana perspektif perempuan disitu buat penerangan yang
diterangi tidak mengurangi isu angka kekerasan perempuan tuh
tinggi, pelecehan seksual atau apa, perlu dikritisi tuh gitu-gitu
maka mereka di libatkan dalam mendorong mereka di tahun
ketiga itu kalau tahun pertama udah belajar terlibat dalam
proses-proses pembangunan, membuat usulan-usulan ya
tantangannya gitu pro kontra ya meskipun itu kita ditanyain kok
program kita kalyanamitra cuma di 5 RW 5 yang lainnya engga
disentuh ya itu jadi tantangan juga ya kayak di pemerintahan ya
mendorong mereka untuk berubah bisa menerima masukan-
masukan
14. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
(Sudah terjawab di atas)
15. Adakah kerjasama yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ada kita berstrategi berjaringan dengan stakeholder yang lain
misalnya LMK, PKK, Puskesmas, lalu Karang Taruna, Forum
Anak, itu kita libatkan kalo kita ada kegiatan jadi kita merangkul
semuanya
16. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya diskusi-diskusi dan pelatihan-pelatihan serta asistensi
17. Apa saja materi yang diberikan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Isu-isu kesetaraan dan keadilan gender, terkait posyandu,
pelatihan audit gender, politik perempuan dan lain sebagainya
kesehatan reproduksi, kesehatan seksual
18. Bagaimana hasil yang didapatkan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Di tahun pertama supaya mereka punya kesadaran oooh hak
perempuan ini selama ini sudah ditindas oooh pengalaman
perempuan ini tidak digunakan sebagai subyek pengambilan
keputusan, pengambilan kebijakan, ditingkatan rembuk RW,
Puskesmas dan sebagainya itu engga di anggap itu ditahun
pertama kesadaran termasuk kesadaran individu oooh saya relasi
saya dengan suami selama ini timpang tidak setara di tahun-
tahun pertama di kasih pengetahuan itu sehingga muncul
kesadaran kritis mereka. Di tahun kedua mulailah mereka
mempraktekkan apa yang ditahun pertama itu dapatkan
pengetahuan, ilmu, informasi-informasi baru di tahun kedua ini
mereka mulai jalankan. Maka tahun kedua mereka mulai
melakukan audit gender partisipatif jadi mereka mengecek
program pemerintah, kebijakan pemerintah, anggaran
pemerintah, implementasi pemerintah, khusus untuk kegiatan
posyandu itu berpengarusutamaan gender atau engga,
mengimplementasikan pengarusutamaan gender apa engga nah
kita memotret itu oooh posyandu sudah sekian lama ada tapi
mereka gak pernah paham itu isu perempuan padahal mereka
sehari-hari berhadapan dengan perempuan termasuk mulai
mengecek relasi di dalam keluarga mulai berubah atau tidak jadi
kita mendorong ibu-ibu tuh dirumah menjalankan relasi yang
setara dengan suaminya selama ini kan suami kopi minta kopi ini
nih, makan. Ada gak setelah di ajak ngobrol ngomong soal
adanya pentingnya relasi dan setara antara suami istri saling
menghormati berbagi peran oooh ada perubahan kak mulailah
mereka report-report di tahun kedua ini kak tadi suami aku udah
gak marah-marah lagi sama aku, udah mau beresin rumah kalo
aku lagi capek dia mau mengerjakan rumah kalo aku lagi pergi
dia jaga anakku mereka foto tuh tar kirim ke group. Kak suami
aku lagi pergi ke pasar. Kak suami aku lagi nyuci baju, dulu
suami aku tuh malu kalo ngejemur pakaian kalo di liat tetangga
kalo sekarang cuek dia gitu. Itu kita punya alat tools untuk
mengecek perkembangan kesadaran gender di tingkat kader, jadi
itu kita ngelihat oh itu ada perubahan, ya itu bagus harus
dilanjutkan kalo keluarga sudah seperti itu terjadi relasi yang
setara maka angka kekerasan perempuan, angka kdrt itu akan
turun dan kalo turun negara ikut seneng, karena angka kekerasan
perempuan itu kan tinggi banget di Indonesia nah kalo terciptalah
keluarga-keluarga tanpa kekerasan, pembagian peran yang
setara tidak ada kdrt negara ikut seneng artinya mengapa
program posyandu itu berpengarusutamaan gender atau tidak itu
biar adaloh posyandu gak sekedar posyanduan tapi ada
kontribusinya keatas ada kontribusinya kebawah jadi ada imbal
baliknya jadi di tahun kedua itu kita mastiin itu dilakukan. Di
tahun ketiga kita mendorong nih eh kesadaran yang kalian udah
punya ini jangan cuma dipakai sendirian tapi buat menciptakan
perubahan yang lebih besar lagi, lebih baik lagi buat perempuan
maka tahun ketiga kalian harus melakukan advokasi yang
nantinya hasil advokasi ini bermanfaat untuk masyarakat dari
yang dulunya engga ada menjadi ada gitu ya nah tahun ketiga
mendorong advokasi salah satunya adalah advokasi gender
budgetting untuk kegiatan program posyandu jadi program
posyandu itu kan programnya banyak ya di titipin dari macem-
macem program kementerian kesehatan, kemendagri dll dan
programnya segambreng-gambreng tapi tidak disertai dengan
anggaran yang cukup masyarakat, mungkin dilevel nasionalnya
ada anggarannya tapi kebawahnya ini engga ada tapi
implementasinya prakteknya dilapangan itu ada semua hampir
semua punya posyandu 1 RW pasti minimal 1 posyandu ada
karena diharuskan oleh pemerintah kesadaran kritisnya eh kok
posyandu gaada budgetnya gaada anggarannya kadernya engga
di perhatikan gimana kalo kita bubar aja kita mogok yu ngobrol
ama bu lurah ampe ada kesadaran begitu mau mogok mereka
karena apa-apa posyandu di tanyain nanti ada angka kematian
ibu, angka kecukupan gizi kita dimarahin sampe mereka bawa ke
pertemuan rutin kelurahan kita sampaikan, mereka sampaikan
kendala-kendala mereka di posyandu, alatnya engga ada, alatnya
cepat rusak, anggarannya minim dll sebagainya mereka sampai
omongkan ini sampai mogok massal ngumpulin tuh ibu
dampingan kalyanamitra kita engga memprovokasi ke situ ya tapi
kita memunculkan mereka mempunyai kesadaran kritis yang
kolektif itu rame-rame itu resikonya banyak temennya kalo sendiri
vokal maju sendiri saya mau ini saya mau ini bu lurah bu lurah
bakal marahin ibu ibu mati sendirian mati konyol namanya tapi
kalo ibu punya kesadaran kemudian kesadarannya dibagi dengan
orang lain pasti nanti pas berjuang engga sendirian ada temen
lainnya yang memback up nah diluar pengetahuan saya saya gak
tau tiba-tiba mereka itu ngadain pertemuan sendiri di inisiasi oleh
5 posyandu dampingan kalyanamitra mereka ngumpulin semua
posyandu 14 posyandu yang ada di CBU ketua-ketua dikumpulin
mereka kasih pengetahuan besok pas pertim kita ngomongin ini
ini yo jadi di tahun 2018 awal awal ini jadi dulu tahun 2016
engga ada anggaran 2017 mulai naik dan 2018 ini mulai ada
perubahan karena kita kan audiensi sama lurah sama kadernya
ini akhirnya turun 10.000 perbalita per posyandu di catat
anggarannya kalikan dong 1 posyandu 250 kali 10.000 lumayan
kan di banding dulu Cuma 900an bahkan tahun sebelumnya
engga ada sama sekali nah itu perubahan tapi di bulan januari
mereka tuh dapet 2 jutaan mereka wehhh lumayan bisa untuk
menutupi mengcover program-program lain yang engga ada
anggarannya kayak posyandu lansia, posyandu bindu, posyandu
bumil, kegiatan program-program lainnya kayak foto copy,
transport kader dan sebagainya udah mulai ada yang mengcover
ini lumayan gitu eh tiba-tiba bulan maret berubah kelurahan
ngasih dalam bentuk barang memang sih ada 3 macem bentuknya
susu, biskuit, buah di hitung sama kelurahan tuh 10.000 per balita
mereka komplain kok cuma dikasih 250 kan sesuai dengan
laporan data di kelurahan ya mereka komplain karena itu kok
kenapa kita ga dikasih aja uangnya kita yang mengelola masa
segitu engga percayanya sih yaudah gini aja di rinci aja itu kira-
kira item-item itu cukup engga 10.000 per balita akhirnya mereka
rinci tuh oreo satu itu 3000 susu ini 2500 engga cukup nih cuma
7000 ga sampe 10.000 habis lurahnya tendernya sama warung jd
warung juga mengambil keuntungan lah kita pokoknya mau usul
kita harus minta turun dalam bentuk uang aja biar kita yang
kelola, kumpulin ibu kader nih kumpulin yang lain-lain untuk
ngomong yang sama nanti di pertemuan soal berhasil engga
berhasilnya itu ya wallahualam ya. Tapi sengganya mereka punya
niat ya ada kesadaran kolektif lalu memperjuangkan soal
advokasi soal isu anggaran ini dan aku tuh gatau bahwa mereka
ini kumpul udah terjadi baru mereka bilang kak kemaren aku tuh
ngumpulin delegasi ibu-ibu biar kompakkan ngomong itu, bagus
itu tapi pakai data iya kak kita pakai data kita punya rinciannya
anggarannya perbalita berapa-berapa oreo berapa, ager-ager
berapa, gak ada gasnya gak dikasih gas ditahun ketiga jadi di
tahun kedua itu juga udah mulai ada kesadaran-kesadaran itu
mulai bisa mendampingi kasus kalau ada apa-apa mereka respon
perkawinan anak mereka mulai datang. Trus di tahun ketiga
mendorong kebijakan perubahan dengan akhirnya muncul surat
edaran lurah tentang perkawinan anak itu baru satu-satunya
lurah di CBU yang mengeluarkan itu di Jakarta nah itu kalo kita
gak kerja sama dengan RW-RW sama kadernya juga
19. Bagaimana pengetahuan peserta pendampingan komunitas
mengenai posyandu?
Ya dulu mereka sebelum ada pendampingan komunitas mereka
hanya seperti pada umumnya posyandu jadi pemerintah itu kan
luput ya ngerjain posyandu jadi si program pemerintah itu banyak
tapi posyandu itu kan udah identik dengan domestiksasi dengan
perempuan dan melanggengkan pembagian peran yang tidak
setara terhadap perempuan dan laki-laki di dalam rumah tangga
jadi sehingga program-programnya hanya melibatkan
perempuan, medorong perempuan untuk menjaga kesehatan,
melakukan kerja-kerja sosial gitu ya laki-laki tidak terlibat dalam
program itu sementara program pemerintah ini banyak banget
kebijakannya posyandu, penurunan angka kematian ibu,
melibatkan posyandu trus penurunan angka kb, posyandu.
pengingkatan laki-laki dalam menggunakan alat kontrasepsi nah
itu melibatkan posyandu kalau di mention-mention gitu tapi tidak
disertai dengan peningkatan wawasan otomatis mereka cuma
hanya oh disuruh cari data bapak-bapak yang pake KB berapa
gitu kan misalnya suruh data jumlah ibu hamil berapa, suruh
ngedata setiap bulan ada angka kematian ibu apa engga tapi
tidak pernah punya pengetahuan dasar kenapa itu hanya
dilakukan oleh perempuan dan kenapa itu di data bahwa
kemudian itu tau setelah kita masuk itu ada hubungannya soal
program pengarusutamaan gender pemerintah jadi posyandu ini
seharusnya lengket dengan program-program diatasnya bukan
mandiri sendiri swadaya sendiri lalu ngerjain program sendiri
tapi itu ada hubungannya kenapa pemerintah menjadikan
posyandu panjang tangannya mereka minta data data sekecil-
kecilnya pasti yang tau posyandu tanya sama RT RW coba berapa
jumlah laki-laki dan perempuan dilingkungan gatau RT RW yang
tau kader posyandu nah sehingga kita coba memasukkan isu isu
gender isu isu perempuan bahwa posyandu itu menjadi bisa
menjadi pusat informasi bisa menjadi pusat pengetahuan
perempuan juga sehingga di program kalyanamitra bisa
mendobrak ini kritis kader-kadernya oooh ternyata selama ini di
dalam buku posyandu ini ada tentang isu kekerasan perempuan
ya ada kekerasan seksual ya tapi mereka itu ga pernah diberikan
pendidikan itu ya sehingga si kader gak punya kepecayaan diri
ketika acara posyandu bulanan mereka melakukan sosialisasi
tentang kdrt mereka itu gak paham bahwa ternyata hanya
perempuan yang dilibatkan ada domestiksasian perempuan ada
pemisahan antara perempuan dan laki-laki jadi kayak ngurus-
ngurus ngelayanin anak ngelayanin ibu-ibu tuh identik dengan
perempuan padahal kan laki-laki juga bisa nah kalyanamitra
coba masuk kesitu coba kita mendorong ada revitalisasi posyandu
supaya posyandu itu lebih progresif gitu gak kayak zaman dulu
aja nimbang anak tapi engga tahu pemahaman isu-isu perempuan
isu-isu anak isu-isu gender karena kita strategis untuk bisa
menyampaikan isu-isu perempuan dan isu-isu kesetaraan gender
kalo dulu misalnya mereka datang ke posyandu ada bapak-bapak
di cemooh ih ibunya kemana si sekarang kan udah oh tau bahwa
laki-laki itu kan juga punya kewajiban untuk bisa memastikan
bahwa anggotanya sehat tidak hanya perempuan perempuan
mengurusi segambreng-gambreng masa laki-laki cuma enak-enak
bae jadi perubahannya yang dulu itu emang engga tersentuh
dengan isu-isu kata gender aja mereka baru kenal ketika kita
masuk padahal programnya mereka itu korban dari konstruksi
gender gitu kerja-kerja posyandu yang dilakukan kader ini kan
korban dari konstruksi gender dimana ya posyandu itu yang
ditempatin perempuan gaada laki-laki disitu padahal mah bisa
laki-laki perempuan disana mah banyak pemahaman baru isu
gender, isu perempuan dulu engga kenal ada hari perempuan
sekarang jadi tau memaknai hari kartini tidak hanya pakai kebaya
tapi juga memaknai ada perjuangan di balik kartini
memperjuangkan emansipasi tapi juga bersungguh-sungguh
mendobrak engga hanya dari kebaya menjadi celana panjang
bukan tapi soal minset kartini itu memperjuangkan isu perempuan
PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPING KOMUNITAS
Nama : Joko Sulistyo
Nama Inisial : JS
Hari/ Tanggal : Jum’at / 26 Oktober 2018
Jabatan : Pendamping Komunitas
Tempat Wawancara : Ruang Staff Pendamping Komunitas
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang menjadi alasan anda menjadi pendamping komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Karena posisi saya di kalyanamitra sebagai pendamping
komunitas
2. Sudah berapa lama menjadi pendamping komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
3 tahun
3. Apa saja tugas dari pendamping komunitas kader posyandu di
yayasan kalyanamitra?
Melakukan pendampingan kader posyandu
4. Bagaimana yayasan kalyanamitra mensosialisasikan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu?
Melalui diskusi-diskusi dan asistensi kegiatan posyandu
5. Apa strategi yang digunakan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Melakukan asistensi kegiatan posyandu dan diskusi-diskusi di
wilayah dampingan
6. Bagaimana implementasi strategi yang digunakan dalam program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Melakukan asistensi kegiatan posyandu dan diskusi-diskusi di
wilayah dampingan
7. Apa saja indikator pendukung strategi yang digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Indikator yang harus di capai dalam program ini tuh ada dua
level, pertama di level pemerintah dan yang kedua di level kader.
Level Outcomenya itu Pemerintah Lokal menerapkan audit gender
untuk pelayanan sosial dasar Posyandu di wilayah proyek agar
Anggaran Posyandu naik sebesar 35% trus Kegiatan pelayanan
sosial dasar di Posyandu naik sebesar 35% Komunitas perempuan
di wilayah proyek menggunakan gender audit dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pelayanan sosial dasar di Posyandu
di wilayah proyek. Untuk di level kader indikatornya sekurang-
kurangnya 50% dari 20 kelompok perempuan menggunakan audit
gender dalam perencanaan dan monitoring kegiatan Posyandu
dan dalam dialog dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab
terhadap Posyandu. 60% Kader Posyandu dapat
mempengaruhi proses-proses terkait dengan Posyandu sebagai
akibat dari pengetahuan dan ketrampilan baru yang dimilikinya.
8. Strategi pemberdayaan apa saja yang menjadikan komunitas kader
posyandu lebih berdaya?
Proses pendampingan Kalyanamitra telah membuka kesempatan
perempuan terhadap pengembangan kapasitas baik melalui
training, workshop, pendampingan, maupun pemasaran produk.
Kalyanamitra juga telah memperkenalkan model relasi baru
(relasi baru dalam rumah tangga, relasi baru dengan kelompok
lain di dalam dan di luar desa/kelurahan, relasi baru dengan
pemerintah ditingkat dusun maupun di desa/kelurahan).
Kehadirannya lebih memperkokoh dan memperluas kemajuan-
kemajuan sebelumnya, dimana dimensi “agency” dari perempuan
dan kelompok perempuan mulai muncul dan berkembang lebih
kuat untuk mempengaruhi perubahan melalui nilai dan praktek
baru terlihat terutama pada aspek kinerja kader Posyandu baik
dalam kecakapan maupun sikap dalam memberikan layanan.
Dalam bahasa penerima manfaat Posyandu bahwa kader
Posyandu sekarang tampak lebih bersemangat, lebih ramah, dan
lebih cakap dalam memberikan pelayanan dan pengarahan.
9. Bagaimana strategi pemberdayaan dapat dicapai oleh komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya melalui diskusi-diskusi
10. Bagaimana efektifitas strategi yang telah digunakan dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Efektifitasnya ya sebelum Kalyanamitra memulai kegiatan,
kegiatan utama pelayanan Posyandu terkait dengan pemantauan
kesehatan anak dan pemberian makanan tambahan, maka saat ini
kader Posyandu mulai memberikan penyuluhan terkait isu-isu
kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan gizi, meskipun
baru sejumlah kecil kader yang melakukannya. Kesadaran tersebut
kemudian memicu mereka untuk memperkuat kapasitas dalam
memberi penyuluhan. Mereka memanfaatkan kesempatan
melakukan sharing kepada sesama kader untuk membagi
pengalaman setelah kader tertentu mengikuti training atau
workshop yang difasilitasi oleh Kalyanamitra dan latihan
memberikan penyuluhan. Di Cipinang Besar Utara, kehadiran
Kalyanamitra mempengaruhi komitmen dan keseriusan petugas
Puskesmas CBU baik itu bidan maupun PLKB dari kelurahan
untuk selalu hadir dan memberikan layanan di Posyandu.
Khususnya untuk imunisasi dan pelayanan KB.
11. Bagaimana metode dalam program pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Khusus di Desa Banjaroyo, staff pendamping Komunitas
Kalyanamitra tinggal bersama (life in) sebagai strategi agar lebih
bisa mengetahui kondisi di desa dan bisa menentukan intervensi
yang akan dilakukan. Metode life in ini menjadi metode yang
sangat penting karena dengan demikian pendamping bisa
mengikuti dinamika yang sedang terjadi di masyarakat, sehingga
bisa memotret perubahan-perubahan yaang trejadi mulai dari
level yang paling kecil. Dengan metode life in, informasi-informasi
perubahan mudah di dapatkan oleh pendamping dan
didokumentasikan sebagai bahan analisa
12. Bagaimana proses dalam program pendampingan komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Pertama itu membuat kajian awal dilapangan yang dijadikan
sebagai baseline data yang bisa digunakan sebagai acuan dalam
menjalankan program. Membuat perencanaan tahunan, bulanan
dan 3 bulanan juga dilakukan sebagai salah satu strategi untuk
implementasi program dan menentukan kegiatan-kegiatan apa
yang bisa dilakukan untuk mendukung capaian indikator. Selain
perencanaan, pendamping juga membuat laporan bulanan dan
tiga bulanan, untuk melihat capaian yang sudah dilakukan. Ada
evaluasi yang kita lakukan setiap awal tahun, untuk melihat sejauh
mana capaian program sudah terpenuhi dan juga apa yang belum
terpenuhi.
13. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kesibukan kader posyandu, Padatnya jadwal dari kader juga
menjadi tantangan trus SDM kader juga menjadi tantangan
tersendiri, hal ini karena rata-rata kader berpendidikan SMP,
sehingga materi dan bahasa yang digunakan juga disesuaikan.
Sampai saat ini belum ditemukan adanya sistem regenerasi kader
Posyandu. Sulitnya mencari kader baru disebabkan karena beban
kerja di Posyandu yang banyak dan membutuhkan banyak waktu,
sehingga banyak anggota masyarakat yang menolak untuk menjadi
kader dan masih adanya rasa minder kader baru terhadap kader
lama.
14. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam
program pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Ya mengatur jadwal kader posyandu tantangan tersendiri dalam
menjalankan program ini karena pendamping dituntut mampu
mengatur waktu dengan baik agar bisa mengunjungi kegiatan-
kegiatan Posyandu, karena ketika ingin melakukan kegiatan kita
harus menyesuaikan kedatengan jadwal kader, kalau tidak maka
bisa jadi yang hadir tidak bisa memenuhi kuota trus kader kadang
sering lupa atas materi yang pernah disampaikan sehingga
pendamping harus sering mengulang-ulang kembali.
15. Adakah kerjasama yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kerjasama dengan pihak Puskesmas menjadi salah satu faktor
pendukung atas tercapainya program ini, Dukungan dari
pemerintah desa juga menjadi salah satu mendorong kebehasilan
program. Pemerintah desa memberi kesempatan kepada kader
untuk terlibat dalam proses-prosess perencanaan yang sedang
berlangsung. Dalam kegiatan itu kader memberikan usulan terkait
dengan kebutuhan-kebutuhan perempuan dan anak serta
kebutuhan Posyandu yang dibutuhkan.
16. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Asistensi dalam kegiatan posyandu dimasing-masing dusun dan
diskusi-diskusi
17. Apa saja materi yang diberikan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Seputar apa itu posyandu, tugas kader, kesehatan reproduksi,
perkawinan anak, kekerasan terhadap perempuan dll
18. Bagaimana hasil yang didapatkan dalam program pendampingan
komunitas kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Menurut para kader sih, pengorganisasian melalui kelompok telah
membantu meningkatkan kepercayaan diri perempuan. Terutama
kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum. Pertama berani
berbicara di kelompok, kemudian berkembang di kelompok lain,
baik di kelurahan/desa maupun kelompok diluar desa dan
akhirnya berani berbicara dalam pertemuan-pertemuan desa
Banjaroyo. Dari 22 kelompok ekonomi, para kader memainkan
peran-peran baru dalam organisasi Guyub Remen. Setelah itu,
mereka terlibat dalam forum-forum musyawarah pembangunan di
dusun-dusun dan pelahan-lahan di tingkat Desa.
19. Bagaimana pengetahuan peserta pendampingan komunitas
mengenai posyandu?
Secara garis perubahan yang muncul dapat dilihat dari sejumlah
aspek. Pertama, terjadinya peningkatan pengetahuan kader
Posyandu tentang Posyandu sebagai akibat dari pelatihan, diskusi
dan pendampingan yang difasilitasi oleh Kalyanamitra. Secara
rutin staf lapangan memfasilitasi pendidikan kader, pelatihan,
asistensi dan menyedikan kesempatan untuk bertemu dengan para
stakeholder Posyandu untuk melakukan dialog. Secara merata
disemua wilayah, kader mendapatkan penguatan terkait dengan
isu Posyandu yang baru meliputi sejarah Posyandu, kebijakan
tentang Posyandu, Integrasi layanan sosial dasar dsb.
Kalyanamitra juga memfasilitasi pendalaman terhadap
pengetahuan dan konsep-konsep dalam pelaksanan Posyandu.
Misalnya Sistem 5 meja, kesehatan ibu dan anak, kesehatan
reproduksi, deteksi dini tentang pertumbuhan anak, Pemberian
makanan tambahan dan gizi, sistem informasi Posyandu, PHBS,
Pengarusutamaan sensitifitas Gender, Kekerasan terhadap
perempuan dan anak, kekerasan seksual, pernikahan usia anak.
Tema-tema tersebut diberikan dalam pertemuan rutin maupun
diskusi yang difasilitasi oleh staf lapangan Kalyanamitra.
Pendampingan staf lapangan dilakukan dalam bentuk asistensi
pelaksanaan pelayanan Posyandu, pertemuan kader, pendidikan
kader, dan penyusunan rencana kerja kader. Staf juga melakukan
kunjungan door to door kerumah kader. Kader juga memperoleh
pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk perwakilan-perwakilan
kader baik yang menyangkut isu-isu diatas maupun kegiatan
inovasi lain dari Posyandu. Misalnya tentang shoft skill
komunikasi, pengelolaan bank sampah, Sistem Informasi
Posyandu, menulis, membuat majalah dinding dan pelatihan
tentang participatory gender audit.
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Endang
Nama Inisial : EG
Hari/ Tanggal : Senin / 29 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Endang
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Saya dari pertama ada posyandu ya tahun 82 kalo gak salah
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Dulu karena masih baru ya ibu-ibunya masih pada muda-muda
jadi kita terpanggil aja gitu ayo ayo ayo lama-lama keterusan deh
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Dari posyandu itu ya kita kan bisa mengetahui perkembangan
anak, bisa kita dapet imunisasinya bisa dari situ, trus kalo ada
yang gizi buruk ketawan dari situ nah kita laporin deh ke
puskesmas nanti puskesmas yang menilai gizi buruk atau bukan
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Lupa banyak bener, banyak sih kalo pelatihan kita gantian yang
belum siapa kita gantian pelatihan kader posyandu, pelatihan
memberi makan bayi macem-macem si kalo dari puskesmas, kalo
dari kalyanamitra banyak juga si cuma judulnya engga tau
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Setelah kita gabung dengan kalyanamitra kita sering bikin
penyuluhan-penyuluhan gantian kita kadernya ya tentang apa aja
trus kalo selama ini si ya dari puskesmas ada kalo emang mereka
lagi bikin program tapi jarang si dari puskesmas. Kalo dari kader
selama ini kita kan gimana ya bagi waktunya hampir 300 anak
cuma 2 jam semua kader udah pegang meja masing-masing jadi
kalo untuk satu orang ngomong kurang udah gitu warganya
maunya buru-buru pulang abis nimbang ini ini nih langsung
pulang suruh duduk sebentar aja susah tapi sudah ada
kalyanamitra kita coba aja walau cuma sepuluh orang kek lima
belas orang kek kita coba
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Kita usahanya kan kita punya kader per RT ya dari jumantik kan
kita kader per RT jadi jumantik itu bukan cuma jumantik aja jadi
setiap misalnya besok mau posyandu tuh suruh coba tolong ingetin
tuh kader-kadernya biar ngingetin warganya paling usahanya gitu
sama dimasjid di siarin gak cukup sekali berkali-kali
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Dukungannya ya ada kalo dari puskesmas itu kita lapor dari sana
di bina kesini ada kelas gizi apa yang kurang-kurang gizi
dukungannya paling itu, dari lurah ya sekarang dikasih PMT dari
kelurahan sekarang PMT dari kelurahan jadi kita rada ga pusing
tadinya ya kita nyari sendiri ya ga pernah cukup sekarang udah
dibantu dari kelurahan
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat di lingkungan
posyandu terkait dengan kesehatan?
Yang peduli banyak yang gak peduli juga ada banyak si banyakan
yang peduli tapi yang gak peduli juga ada trus rata-rata bagus ya
di tempat saya ini paling banyak cakupan imunisasinya setiap
imunisasi kan tentang kesehatan ya berarti dia memerlukan paling
banyak ya di RW saya menurut petugas-petugas yang turun tuh
kalo ke RW paling banyak jadi kesadaran masyarakatnya ada lah
responnya baik
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Ya mas liat sendiri tuh ya hampir 300 tuh cuma 2 jam berduyun-
duyun berarti kan bagus ya masih banyak yang mau walaupun ada
yang gamau tapi yang mau masih banyak
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Kalo untuk jadi kader belom ada paling cuma suami saya aja tuh
yang sibuk membantu sama bapak LMK bantu juga, ya paling
yang nimbang suka ada lah laki-laki 1 2 3 tapi kalo untuk
nimbrung laki-laki belum ada paling cuma suami saya bapak LMK
paling orang-orang yang nimbang juga engga banyak ada 2 3 lah
yang datang
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Masalahnya ya kalo ada kader yang berhalangan kadang-kadang
kan bentrok ya nih harus pelatihan kemana ya kegiatannya kan
banyak banget ya kadernya itu-itu juga kadang sekali keluar 2 3
ini ke kecamatan ini kemana hambatannya itu aja jadi kita
kadernya kurang kalo pas bentrok gitu sampe 4 orang keluar kita
kan bingung
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Penambahan kader ya kita kepengennya si kadernya ganti yang
muda-muda tapi kita gak mungkin dong yang tua berenti gitu
gamau, penambahan tapi kepengen saya tuh yang tua udahlah aku
udah tua sekarang kita mau nyari yang tua ada kesehatan jiwa
rapat sono kan ga mungkin yang muda tuh jarang yang mau
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Belajar penyuluhan, banyak si ya sebenernya dari kalyanamitra
banyak ilmunya
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Bisa, jadi kita kadernya jadi pada pinter
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ilmunya, itu ibu-ibunya yang tadinya gak berani apa jadi bisa
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Nah itu kadang-kadang bentrok kadang-kadang ada acara dari
puskes kecamatan bentroknya gitu makannya suka gajadi di undur
lagi di undur lagi kadang-kadang kebanyakan program jadi
bentrok itu masalahnya trus yang muda-muda kurang kita ga
mungkin nyuruh yang tua cari kader yang muda susah, ini yang
muda udah satu ke malaysia satu meninggal udah berkurang lagi
baru bulan ini
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya dapat ilmu, pengetahuannya bertambah
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Tini
Nama Inisial : TN
Hari/ Tanggal : Senin / 29 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Tini
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
6 tahunan deh kalo gak salah
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Ya mungkin karena panggilan hati ya jadi kader itu kan pertama
emang ga ada honornya ya kan ya saya seneng aja si pertama di
suruh ikut kader posyandu yaudah coba ikut dulu gimana si
kegiatan posyandu
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Ya kalo yang dibawa ke posyandu kan kesehatan anak ketahuan
tuh dia timbangannya naik apa engga trus kondisi badannya juga
keliatan kalo rutin di bawa ke posyandu jadi bisa langsung ngasih
tau aja ke orang tuanya
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Pengisian Kartu Menuju Sehat yang biasa dibawa ibu balita
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Pernah sih sering bukan saya aja sih teman-teman juga ada yang
ngasih penyuluhan kalo posyandu gitu
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Ya paling kita kalo posyandu belom semua datang ya kita
samperin ke rumahnya satu-satu ayo dong ke posyandu gitu paling
kita woro-woro aja
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Puskes ya sangat mendukung orang puskes si pasti ada
kegiatannya, kalo dari kelurahan kayaknya jarang deh mungkin
kalo dia lagi ada kegiatan baru turun ke posyandu tapi seringnya
sih orang puskes
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Sebagian sih udah ngerti tapi lebih banyak yang engga deh kurang
paham kalo pas posyandu alah udah cuma posyandu doang jadi
dia belum paham banget kalo ke posyandu itu ngapain pentingnya
posyandu belom paham kesitu
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Ya sebenernya si warga antusias banget ya cuma kadang kalo pas
posyandu itu bentrok bentroknya itu pas orang tuanya ke
sekolahanya, apa pas ngantri KJP, jadi kita kurang kesitu yang ke
pasar, kadang yang suka gak denger pengumuman gitu sebenernya
sih pas nimbang kalo emang mereka tau kayaknya si banyak juga
yang dateng, jadi bulan ini ga dateng mungkin bulan depan baru
dateng sebenernya sih ngaruh ya buat balita kadang kalo yang
bulan kemaren dateng trus bulan ini dia dateng jadi di liat dari
timbangannya kan iiih kok turun sih begini begini jadi si
sebenernya ngaruh cuma kan karena orang tuanya kan kita gak
bisa maksa juga kesibukannya
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Ya sebagian si ya ga sebagian si adalah berapa orang yang
suaminya nganter ke posyandu cuma kayaknya belom banyak deh
cuma beberapa orang doang ke posyandu
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Ya kadang kayak gitu udah siang ibu-ibu balitanya belom dateng
semua ke situ jadi kita harus datengin kan ke masjid lagi nyiarin
lagi, biasanya mulai jam 09.00 ada yang lebih getol kan ya 08.30
udah datang cuma susahnya ya itu yang daerah agak jauh-jauh itu
dideket kuburan sama yang di pinggir jalan yang deket kali
bassura jadi agak susah kalo itu jauh
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Kalo di posyandu sih sebenernya udah hampir ini ya mungkin
karena kader masih suka telat datengnya cuma kalo untuk
posyandu mungkin kesadaran orangnya masing-masing sih
kayaknya
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Banyak banget si ya dari kalyanamitra kayak penyuluhan,
pelatihan-pelatihan masukan untuk kader apa pokoknya masukan
dari kalyanamitra banyak banget sampai kita harus jadi penyuluh
gimana kita harus bisa bicara gimana cara-cara menulis trus jadi
kader pendamping kekerasan banyak banget sih ya kalo dari
kalyanamitra
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Kalo dari cara penyampaiannya mungkin bisa di terima kayaknya
deh, soalnya pendamping kan nyampainnya langsung ke ibu-ibu
kan yaaa jadi gampang diterima cuma gitu kalo ibu-ibu kan ya
susah masuknya kalo dari pendampingnya udah bagus sih
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya kalo untuk tertarik ya tertarik kalo yang tadinya gak tahu jadi
tahu kalo dari kalyanamitra kan banyak banget ngasih pelatihan,
kalo buat saya ya tertarik bantu banget jadi kita tahu kan yang
tadinya ga tahu jadi tahu
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Mungkin waktu kali ya kadang saya suka juga bentrok
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya banyak banget sih dari kalyanamitra ya itu tadi kalo
kita sering ikut pelatihan kan kita jadi tahu trus kita jadi berani
ngomong didepan banyak orang yang saya rasain itu sih
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Ida
Nama Inisial : IA
Hari/ Tanggal : Senin / 29 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Ida
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Saya baru sih yaa satu tahun baru jalan dua tahun
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Saya suka bersosialisasi dengan warga berbagi dengan
kemampuan yang saya punya
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Dengan datang ke penimbangan balita biar mengetahui
bagaimana perkembangan dengan anaknya dengan ibunya dapet
informasi tentang kesehatan juga di posyandu banyak untuk
kesehatan ibu dan anaknya
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Pernah ikut di puskes kecamatan tentang ibu dan anak cara
penimbangan, cara persiapan-persiapan menyiapkan posyandu
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Ya ada setiap posyandu ada yang dibagi tugas untuk menerangkan
penyuluhannya
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Terkadang saya kasih tau satu persatu ketika esok ada
penimbangan saya akan kasih tau besok akan ada penimbangan
bersiap-siap untuk dateng
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Mendukung sekali dan amat sangat mendukung
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Kurang juga sih
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Ya itu walaupun mereka kurang masih antusias untuk dateng juga
masih tetep mau menimbang dateng juga menimbangkan balitanya
walaupun mereka kurang tapi tetep sih semua antusias untuk
menimbang balitanya
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Ada satu, untuk menimbang kadang banyak suami-suami nganter
istrinya membawa anaknya jadi gak hanya wanita aja udah mulai
banyak
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Biasa itu mah masalahnya UMPnya masalah PMTnya kalo
terkadang dapet kiriman dari pusat ga memenuhi targetnya yang
dibawa terkadang kita harus menambah dana pribadi pakai dana
dari lingkungan dari RW, kadang penimbangan kan gak sesuai
terkadang ada yang dateng sedikit tapi kadang memenuhi target
jadi bisa saja kita harus menambahkan
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Ya mungkin timbangannya kalo timbangan itu kan yang ada
pernya suka eror kalo yang dacin bingung juga si di atapnya
gimana terkadang suka bingung kan dacin nya yang mungkin
diperbaiki mungkin tiangnya semacem ayunan gitu trus kita di
tengah posisinya bisa bongkar pasang
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kadang ya setiap acara kalyanamitra ya semua kami kan
diundang si jadi semua hampir mengikuti, tugas-tugas yang jauh
ya kadang karena keterbatasan ya yaudah perwakilan misal yang
ke yogya
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Bisa di terima engga terlalu serius tapi di mengerti
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tertarik karena sosial untuk warga itu mengutamakan untuk
kepentingan umum lebih di utamakan
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya karena kayak misalnya kan banyak dari kami ya
mungkin hanya beberapa orang tidak bisa merasakan gimana
mereka yang ikut rasa ingin tapi karena keterbatasan pesertanya
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya oh sangat banyak ya pengetahuannya malah jadi
bertambah jadi dulu sebelum saya mengikuti program
pendampingan komunitas engga terlalu mendalam ya jadi lebih
yakin jadi lebih bisa terkadang kalau kita udah tahu kita kasih
informasi ke yang lain kita berbagi jadi walaupun kita berbagi
sudah tau patokan dan dasarnya kan jadi enak
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Evy
Nama Inisial : EY
Hari/ Tanggal : Senin / 29 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Ibu Evy
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Tahun 2005 berapa tuh sekarang 13 tahunan ya
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Sebenernya sih gaada alasan ya cuma emang kita mau bantu
misalnya masyarakat aja trus apa namanya untuk anak kita juga
wilayah juga istilahnya sekedar biar gaada yang BGM, biar gaada
angka kematian ibu, angka kematian bayi ya AKI, dan AKB
misalnya biar kita soalnya waktu dulu waktunya posyandu kok
engga posyandu mba? Engga ah anaknya rewel kalo di timbang,
trus engga ah kalo di suntik di imunisasi panas badannya jadi
engga mau di situlah kecenderungan ibu yang awam ya mungkin
baca tulis dia kurang juga ya kan gitu tapi kan pas dari dulu udah
mulai pas ibu saya jadi kader dulu taulah makin kesini oh mungkin
orang ini gimana caranya biar anak itu mau nimbang ya kan ke
posyandu katanya lagi sakit justru kalo sakit itu kita ada
penimbangan posyandu itu bukannya untuk sekedar nimbang jadi
kita tau perkembangan anak kita dalam sebulan sekali bahasanya
oh berat badan anak saya dalam sebulan naiknya sekian ons apa
sekian kilo kan gitu ibaratnya mungkin kok ga naik-naik ya
badannya anak saya kurus trus ya berarti kan itu ibaratnya ada
dari puskes memberi penyuluhan atau harus bagaimana begitu
gitu aja sih
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Masih di sekitar saya ini ya masih banyak yang gak peduli dengan
kesehatan gitu masih engga 50 persen sedikitnya adalah masa
bodo ibaratnya gitu tau-tau giliran apa sakit apa namanya baru
bawa ke rumah sakit baru minta bantuan dengan kader trus tau-
tau BGM yang disalahin siapa padahal bayi itu engga pernah ke
posyandu jadi ya disitulah kesadaran masyarakatnya masih
kurang
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Banyak, ya tentang kesehatan tentang kesehatan IBI, kesehatan
HIV dan AIDS, pemberian makan anak dari ibu yang mengandung
sampai melahirkan trus pemberian asi ekslusif kan ada aja ya
madu atau air putih dia minum berarti kan itu udah ga termasuk
asi ekslusif
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Ya ada si untuk kader tapi untuk ibu-ibu kita gaada penting si ya
paling saya sebagai kader mingg keliling kan saya hafal ya kok ga
pernah posyandu sih jarang udah lama engga nimbang-nimbang
iya abis jarang kalo waktunya nimbang saya gak denger, waktunya
nimbang anak saya tidur, saya pergi ke pasar, banyak alesan
macem alesan trus ibu tau ga pentingnya posyandu akhirnya saya
beri penyuluhan posyandu itu kan bukan sekedar itu si bukan
sekedar nimbang imunisasi tuh harus lengkap nanti sewaktu anak
ibu kena bakteri tuh dari imunisasi juga kan bisa jadi kalo
misalnya ibu kenapa-kenapa akhirnya yang disalahin puskesmas
engga udah ini kok ada nimbang di bidan di klinik udah biasa kok
di bidannya imunisasinya, makannya suka ada yang bilang saya
imunisasi di bidan gak pernah panas loh tapi kalo di posyandu
kenapa panas saya bilang obatnya sama aja dari bidan tuh harus
dari puskesmas masa sih panas sih tergantung fisiknya juga ibu
kenapa ga dikasih minum obat panas tuh kan semalem dua malem
aja ya itu sih memberi penyuluhan pada ibu-ibu balita
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Ya apa namanya kan kita tiap minggu jumantik sambil ngeliat kan
gitu jumantik itu sambil kita ingetin ada juga yang misalnya mba
tanggal berapa ya bulan ini posyandu itu dia ya pasti pas lewat
aku ketemu dijalan jangan lupa ya kamis besok posyandu
mengingatkan selalulah setiap ini biarpun kadang lupaan orang
ini tetep aja namanya aku dia tau punya balita kan kemaren udah
ngomong ya yaudah salam aja ama yang lain jadi ya setiap ketemu
selalu mengingatkan ibu balita aja biarpun disiarin kan ya
terkadang dia suka ga denger waktunya dia tidur atau dia berisik
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Ya biasa aja si dukungannya hanya untuk para kader aja yang
turun ya kita-kita juga ya untuk dari atas paling tolong ibu ini
untuk HPSnya masih kurang nih kan gitu masih ini nih kok balita
yang garis merahnya masih ada seharusnya kan engga HPRS ya
tetep aja gembar gembor trus jemput bola ya tapi disini jarang
juga si jemput bola
8. Bagaimana perilaku pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan
yang dilaksanakan di posyandu?
Alhamdulillah sih ya sebagian udah bisa di mengerti tapi
terkadang ada juga yang modelnya seperti padahal kan lagi hamil
ya dia ikut posyandu yang bumil dikasih penyuluhan gimana cara
menyusui asi ekslusif asi sampe 2 tahun trus makanan bergizinya 4
bintang ada trus kalo lagi kerja dia kasih susu formula gitu jadi
saya bilang kan itu bukan asi eksklusif kesadaran masyarakatnya
masih kurang juga sih ya
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Alhamdulilah banyak juga sebagian hampir 90 persen belom 100
persen banget sih
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Jarang, bisa di hitung paling suami satu dua ikut ke posyandu
sama keluarga ya sama anaknya masih jarang
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Engga ada sih biasa aja paling ya itu kalo kita ga gembor-gembor
jarang pada dateng gitu ibu balitanya kadang jemput bola kadang
udah di siarin 2 kali 3 kali kok biasanya ini kan sekian ratus kok
baru berapa dateng lagi
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Engga ada sih biasa aja udah maksimal istilahnya
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Audit gender, penyuluhan-penyuluhan itu trus kemaren saya di
tunjuk jadi Jaringan Perempuan Tanpa Merokok jadi harga
cengkeh naik itu kita memberi rokok itu kan dari anak kecil
sampai dewasa udah pada merokok gimana gak laku sama
perempuan gimana cara kita biar ga merokok, pokoknya banyak di
kalyanamitra audit gender, trus kekerasan rumah tangga,
kekerasan pada anak
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Alhamdulillah enak kok bisa di mengerti gampang di pahami
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya istilahnya kita tadinya tahu jadi lebih tahu pengalamannya juga
adalah oh ternyata kayak yang audit gender itu pekerjaan
perempuan itu engga di sepelekan ya kan gimana caranya gitu kita
lebih tahu bukannya kita jadi pemberani sama laki tapi sedikitnya
kan kita jadi pahamlah kan kekerasan kdrt juga ada undang-
undangnya juga dan kita lebih waspadalah sama lingkungan kita
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya paling kita ga tepat waktu misalnya perjalanannya
jauh
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya ya jadi lebih bisa di mengertilah di pahamilah
ibaratnya kita jadi tahu oh ternyata tuh kalo kita ada masalah di
masyarakat jalannya harus kesini tahulah seluk beluknya kalo ada
masalah gak perlu sekedar cuma di diemin engga sekedar di RW
doang
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Syamsiyah
Nama Inisial : SS
Hari/ Tanggal : Senin / 29 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Ida
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Ya dari 2002 sih pas banjir gede itu udah jadi cuma belum
terdaftarlah masih bantuin sedikit-sedikit belum ada SK nya
sekarang kan udah ada SK nya
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Ya untuk membantu kader-kader yang lain aja yang lain kan udah
tua tadinya saya kan masih muda kebetulan saya kan engga repot
gitu cuma punya anak 2 trus udah besar-besar saya bilang untuk
membantu warga kita apa salahnya
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Ya lumayan apa sih ya kalo engga ke posyandu kita gak tahu anak
itu sehat apa tidak kalo ke posyandu kan otomatis melihat keadaan
anak jadi ini anak sehat atau bagaimana kalo seandainya anak
kurang sehat jadi engga ke posyandu jadi di kasih saran harus ke
posyandu jadi kelihatan anak itu dari posyandu itu anak kelihatan
sampe ke puskes oh jadi ini anak harus di rujuk atau bagaimana
jadi kelihatan gitu terpantau
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Pelatihan tentang pengisian KMS, ya pelatihan tentang kesehatan
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Suka, kalo di posyandu kan bergiliran ntar kader yang satu bulan
ini masalah kesehatan balita apa bulan depannya lagi siapa
gantian kadernya yang tugas untuk penyuluhan tentang gizi
tentang makanan sempurna tentang imunisasi
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Suka ngasih penyuluhan umpamanya kita ajak ngobrol kalo orang
itu engga mau ke posyandu males atau gimana kasih dorongan
kenapa sih ga ke posyandu kan kalo ke posyandu dia sehat apa
engganya timbangannya berat badannya naik atau engga kan jadi
terpantau jadi ibu tau
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Baik sih pas waktunya posyandu di RW dari pihak kelurahan suka
dateng ngasih penyuluhan pihak puskesmas juga ngasih
penyuluhan tentang kesehatan anak pentingnya imunisasi gitu
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Sebetulnya kalo tentang kesehatan tau sih tau cuma kadang-
kadang menyepelekan gitu ah ke posyandu anak saya begini-begini
doang trus kalo anaknya timbangannya turun trus biasanya orang
tua juga males ah malu abis anak saya ga naik mulu timbangannya
makannya saya dorong biar tau makannya kalo posyandu kan tau
naik turunnya kan ibu kalo engga ke posyandu otomatis ibu gatau
anak ibu naik apa turun jadi kayaknya ini juga kalo tentang
kesehatan aktif ibunya loh kurang kesadaran gitu
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Antusias mah bener-bener memuaskan orang tua tuh kalo dateng
ke posyandu kalo yang engga ada masalah tuh kalo yang masalah
mah ah males ah tapi kalo yang engga masalah antusiasnya bagus
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Mulai sekarang pas ada kalyanamitra terjun kesini alhamdulillah
sih udah mulai banyak lelaki yang mau ngajak anaknya ke
posyandu
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Ya kayaknya sih gaada masalahnya kalo untuk warga yang dateng
ke posyandu kayaknya ini aja kalo seandainya belom pengumuman
aja kayaknya udah pada dateng gitu antusias banget untuk dateng
ke posyandu
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Udah bagus sih tapi biasanya kalo ada masalah ya yang kurang
timbangannya doang itu yang bermasalah ibu-ibu yang anaknya
ga naik timbangannya jadi itu aja sebenernya sih kalo untuk yang
bermasalah engga ada masalah
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tentang posyandu, tentang hak perempuan gender antara
perempuan dan lelaki harus sama, perlindungan kekerasan
terhadap hukum
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Bagus sih jadi mudah dicerna gitu kalo kak jo ngomong oh jadi
begini-begini
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Karena ada perkawinan dini jadi dia dibawah 18 tahun jadi saya
kayaknya tertarik untuk begitu seandainya ada orang atau
tetangga bermasalah tentang begitu saya ngomong begitu ah
begini begini kalo untuk dibawah umur 18 tahun sebenernya engga
boleh ada undang-undangnya dari departemen agama pun tidak
mengizinkan kan seandainya itu dari pada anak begini begini
engga bener kan mendingan di kawinkan kata saya tidak
tergantung bagaimana kita mendidik anaknya biar anaknya itu
engga sampai begitu saya bilang begitu
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya waktu sih ya abis saya ada dagang ada paud tapi kalo
seandainya gak dateng sayang ilmunya udah diinin sempet-
sempetin
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya banyak banget terutama untuk keluarga saya sendiri
suami juga berubah pola pikirnya juga berubah trus bisa
membantu seandainya saya repot juga bisa membantu seperti
nyapu atau apa ya nyuci tuh mau manggil makan sendiri juga mau
itu untuk keluarga saya ya tapi kalo langsung terjun ke
masyarakatnya kali lain juga karena saya kan udah biasa ngobrol
apa jadi ya kayak kurang di percaya gitu alah nih nih jadi kayak
kurang ini tapi saya terappin ke keluarga saya sendiri dulu ke
anak-anak saya walaupun perempuan tuh ga harus begini-begini
perempuan tuh harus maju perempuan tuh ga harus di dapur aja
contohnya anak saya juga begitu anak saya umur 23 sekarang
tadinya memang dia gamau kuliah maunya nikah aja ngapain
kamu nikah nikah cuma sampe disitu trus punya anak udah tapi
kalo kamu trusin kuliah ya setidaknya kalo bisa kalo untuk
ngebiayain mamah gabisa tapi kalo untuk sendiri kamu nyari
sendiri silahkan alhamdulillah udah mau akhir udah semester 7
mau 8.
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Susmilih
Nama Inisial : SM
Hari/ Tanggal : Selasa/ 6 November 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Susmilih
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Jadi kader posyandu ya udah sekitar 2 tahun lebih
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Kita istilahnya ya demi kesejahteraan dilingkungan bantu-bantu
untuk penimbangan bayi
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Kalo di posyandu kan ketahuan tuh gizi buruknya gitu berat
badannya usia bayi segini timbangannya kan harus sesuai
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Pelatihan ya saya cuma ikut dari bu endang aja ya karena
sebenarnya saya kan tadinya di pelayanan KB karena kita harus
nimbrung di posyandu karena berkaitan kan tuh KB sama
Posyandu
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Sering itu kan kadang dari puskesmas, dari kalyanamitra juga
banyak
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Ya kita kadang satu kader itu ini aja kayak door to door eh besok
kita nimbang yaaa apalagi kalo ada anak bayi ya kita tegor
mengingatkan gitu ayo nimbang gitu ajalah ngingetinnya
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Kalau dukungan ya sebenernya ada cuma kalau untuk
kesejahteraan kadernya belom deh baru untuk balitanya aja
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Di posyandu kan kita sebelum nimbang atau apa kalo emang ada
yang harus dikasih tau ya kita kumpulin dulu bu nih ada ini ini
sebelum ibunya bubar kita kasih tau dulu
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Alhamdulillah sih... kalau dateng hampir 300an pokoknya 200
keatas yang ikut
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Kalau keterlibatan laki-laki ya terkadang ada yang peduli ya dia
dateng ke posyandu ibunya gak sempet dia yang bawa kadang
kalau dia nganter ibunya menimbang memang ada sih tapi gak
semua cuma adalah 1 2
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Apa ya kalo untuk masalah posyandu paling masalah PMTnya kan
sekarang yang pegang puskes kalau yang dulu kan kita di kasihnya
uang kita kan istilahnya apa nih kadang suka ga sama rata
menunya kadang kita suka kok begini gitu tapi dari sananya begitu
yaudah kita terima
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Sebetulnya kesejahteraan kadernya aja deh karena kita kan walau
kita petugas kesehatan tapi istilahnya kan butuh ada peningkatan
apalah biar kita lebih semangat lagi ya kita tetap semangat cuma
kan kalo ada pemicunya dukungan lebih jadi semangat
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kalau saya kan untuk aktif banget engga, kalau dari kalyanamitra
suka kasih isu tentang kdrt trus kesejahteraan kader kan kita udah
ngajuin bareng-bareng tapi sampai sekarang belom di respon
kayaknya deh dari sananya, sebenernya kalyanamitra udah ngasih
banyak tentang pelajaran ke kita kayak fungsi sebagai ibu bapak
di rumah tangga tuh apa apa gitu. Kalyanamitra juga kayak suka
ngasih motivasi gitu kayak apa kita di rumah tangga ibu suaminya
gini gini gak coba bu seandainya kalo gini gini ya pokoknya
tentang perempuan sama anak
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Wah bagus banget kita bisa nyerap bisa ngerti ya metode yang
diberikan mah
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya namanya kita hidup bermasyarakat seperti apa gitu jadi kita
ambil hikmahnya lebih terbuka wawasannya
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya ya kalo emang lagi acara di luar saya engga bisa ya
tapi kan ada perwakilannya tuh nanti dari perwakilannya apa
yang dia dapet disana dibagi lagi gitu
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya gimana ya apa yang di kasih kalyanamitra tuh saya
terapkan di rumah di posyandu kayak yang tadinya suami gak
peduli kalau kita capek gitu istilahnya kita bersosialisasi lebih
taulah lebih ngerti penyampaiannya apa apa, ya kader juga lebih
berani ya kalo ngomong kalyanamitra kan soalnya suka ngadain
ini nih ada kayak bukan semacem lomba misalnya kayak
penyuluhan asi atau kesehatan nanti pas posyandu itu siapa yang
berani ngomong di depan ibu-ibu istilahnya kesehatan manfaatnya
pemberian asi jadi kita di kasih kayak makalah nanti kita tinggal
berani ngomongnya aja gitu
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Rosmaliana
Nama Inisial : RM
Hari/ Tanggal : Rabu / 7 November 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Rosmaliana
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Sebenernya sih udah lama tapi kemaren kan ada pelatihan lagi
jadi harusnya kurang lebih satu tahunan lah
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Ingin membantu masyarakat sini aja biar bisa imunisasi lengkap
trus terhindari dari penyakit seperti hepatitis gitu kan karena kan
dasarnya hepatitis tuh anak kita engga dapet imunisasi hepatitis B
gitu dari HB 0 baru di keluarin baru lahir baru di suntik gitu
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Kesehatan ibu dan anak itu kan mencakup dari imunisasi 5 dasar
juga kan jadi alangkah baiknya saya bisa bantu mereka yang
tadinya engga tau manfaat posyandu tuh jadi tau trus ada
perbaikan gizi kalo misalnya nanti tau tau di lihat eh ini berat
badannya kurang dibawah garis merah kah jadi udah tau gitu kita
tau bisa kita kondisikan di bawa ke tempat yang memang udah
harus dibawa ke pos klinik gizi buruk
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Yang kemaren ini di kecamatan untuk pelayanan dasar sekali jadi
ya bagian penimbangan apa aja bagian pendataan apa aja jadi
semua muanya jadi prosedur posyandu dasar itu yang kemaren di
kecamatan jatinegara
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Pernah
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Disini kita door to door sebelum hari H kalo di sini nih mbak nanti
besok posyandu ya trus kalo ketemu lagi kan bisa juga dari
jumantik tuh tiap minggu kan ada jumantik tuh ibu-ibu penjentik
nyamuk nah dari situ kita kasih tau ibu nanti hari kamis dateng ya
kamis depan sekalian kita keliling gitu jadi di sini door to door
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Kalo itu saya taunya dari bu endang ya tau dari kordinator
kadernya langsung itu kayaknya cukup bagus ibu endang
mengelolanya jadi apa yang bisa kita sama kelurahan sama ibu
lurah sama puskesmas terkendali dengan baik kalo menurut saya
ya karena hampir setiap ada acara di RW 4 ini gaada yang
mengecewakan jadi semuanya kalo misalnya bantu-bantu gitu
tergantung pos posnya masing jadi kalo dari RW 4 ini terkendali
dengan bagus
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Kalo sekarang alhamdulillah karena mereka kan tau ya apalagi
sekarang kalo mau masuk sekolah harus punya sertifikat
imunisasi jadi mereka lebih sadar gitu oh iya yaa kalo saya kurang
nanti saya gabisa masuk sekolah jadi oh yaudah deh anak saya
dateng ke posyandu gitu yang ke 2 mereka jadi tau kalo ada sakit
hepatitis kalo dia ga posyandu dari awal oh iya ya ntar anak saya
sakit bahaya juga kesananya kan kalo misalnya itu kan kan kita
liat KIA nya kadang-kadang ditanyakan jadi udah pada sadar
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Seneng sekarang kayaknya udah makin aktif udah semakin rame
bahkan bapak-bapaknya udah ada jadi udah tau pentingnya
imunisasi
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Udah ada cuma untuk bapak kadernya belom ada kecuali di RW 4
ini suaminya bu endang itu ikut
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Kayaknya ga ada masalah apa apa ya cuma jadi masalah kalo
orang itu kan orang baru kita jadi engga kenal dan susah juga kita
ketemunya untuk ngasih taunya kadang-kadang kan sekarang
permasalahannya kalo yang dateng suka-suka ada kerja jadi kita
kan gabisa ketemu sama pembantunya ketemu lagi sama neneknya
jadi itu yg jadi masalah karena pendatang baru. Kalo pendatang
lamanya mereka antusias hari H posyandu dateng semua sama
seperti poslansia kalo yg udah lama-lama
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
Kalo kesejahteraan posyandu kan seperti yang temen-temen juga
ini kan yang penting saya kalo pas posyandu saya dateng kita bisa
ya dateng gitu aja dibilang ga mengharap juga engga tapi saya
tergantung ketuanya aja karena kan yang mengelola. Paling yang
diperbaiki ya PMTnya di perbanyak karena kalo engga dari
bikornya langsung yang mengelola kan ada kurang-kurang kalo
bisa si ditambahin lagi maksudnya kalo dari standar ditambahin
lagi biar bener-bener memadai
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya tadi posyandu balita, posyandu lansia, kalo kemaren saya
pernah ikut tentang penyuluhan kanker serviks pernah diajak gitu
trus banyak sih ya tentang anti rokok juga trus tentang pernikahan
dini saya ga ikut tapi saya tau ceritanya sedikit di WA di share ke
group jadi kita paham sedikit-sedikit jadi yang ga ikut tau juga
cuma ini khusus di kalangan kader nah dari kader kalo mau ke
masyarakat bisa gitu kalo mau berbagi kadang-kadang saya kan
juga ketemu sama yang nikah muda saya kasih pengarahannya
saya bantu cerita lagi saya bantu share lagi oh iya bu trus gimana
bu yaudah ibu kalo pernikahan dini kan tau konsekuensinya
gimana ya yang kedua ibu harus siap menjalani nanti ada
kehamilan ada persalinan ada tentang perubahan psikologinya
trus jiwanya jadi ibu yang tadinyas sendiri akan jadi orang tua
gitu
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Bagus menurut saya jadi kalo kak jo itu pengen kader yang ikut
pelatihan dia juga bisa membagi bagi juga trus udah gitu membuat
kader jadi pada percaya diri jadi kalo misalnya saya nih dapet
pelatihan tentang kanker serviks trus nanti karena saya yang ikut
saya juga harus bisa nyampein lagi ke masyarakat jadi istilahnya
saya diajarin sama kak jo untuk berani memberikan penyuluhan
juga dan itu sangat baik juga buat saya ngasih tau ke orang itu
makannya top deh
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Nambah pengalaman nambah pengetahuan jadi kita bisa tau
pengendaliannya saya kan juga punya anak nih anak perempuan
jadi saya bisa ngendaliin belajar mengendalikan saya punya anak
supaya anak saya ga sampe terjadi pernikahan dini mudah-
mudahan ya Allah menghendaki insha allah jadi saya dapet
pelajaran gitu
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendala si aku gak ada kendala ya mudah-mudahan cuma kan
disini aku tinggal bertiga ibu sama anak aku bertiga ibu aku udah
tua tapi itu sih bisa di cover bisa di tutupi kalo kendala sih insha
allah engga ada
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya ya yang tadi banyak pengetahuan banyak pengalaman
trus bisa berinteraksi lagi sama mereka yang tadinya kita takut
orang itu jadi bagi-bagi pengetahuan sama orang yang engga
ngerti seperti yang tadi kanker serviks mereka jadi ga malu-malu
kalo misalnya mereka punya keluhan gini kita bisa arahkan harus
kemana harus ke puskesmas ke rumah sakit jadi kader lebih kritis
dan aktif lah
PEDOMAN WAWANCARA KADER POSYANDU
Nama : Ibu Sri
Nama Inisial : SR
Hari/ Tanggal : Rabu / 7 November 2018
Tempat Wawancara : PAUD Ibu Sri Mengajar
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kader posyandu?
Ada sih 10 tahun bareng sama bu endang itu bu endang malah
lebih 15 tahun
2. Apa alasan ibu menjadi kader posyandu?
Ya saya si tadinya hanya cari kesibukan ya menolong masyarakat
tanpa pamrihlah
3. Apa yang ibu ketahui tentang kesehatan balita/anak?
Ya yang diketahui timbangan kurang atau lebih kalo misalnya
diare ininya apa
4. Apa saja pelatihan yang pernah ibu ikuti selama menjadi kader
posyandu?
Kalo pelatihan saya jarang ya kalo saya selalu menolak untuk
yang lain aja tapi pernah sih hanya sekali dua kali jadi saya
ngasihin yang lebih muda kan engga semuanya paling perwakilan
satu orang dua orang
5. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
arti penting posyandu?
Penyuluhan sih engga sih cuma tau aja
6. Bagaimana usaha ibu untuk mendorong masyarakat agar selalu
aktif datang ke posyandu?
Kan suka di siarin tuh nanti kalo ketemu dijalan suka ga denger eh
ibu-ibu nanti posyandu ya tanggal sekian
7. Bagaimana dukungan instansi dalam kegiatan posyandu?
Puskesmas sih selalu ada, kalo lurah sih jarang kalo puskesmas
kan namanya ada imunisasi selalu ngedampingin kita
8. Bagaimana perilaku dan pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu?
Udah bagus mendingan
9. Bagaimana antusias warga terhadap adanya program posyandu?
Ya dia sih suka warga
10. Bagaimana keterlibatan laki-laki dengan adanya program
posyandu?
Kadang-kadang sekarang bapaknya mau mengantar semenjak ada
kalyanamitra udah mau mengantar istrinya anaknya menimbang
kalau dulu-dulu kan belom tapi sekarang alhamdulillah bapak-
bapak banyak kok yang mau mengantar istrinya kan selalu ngasih
tau gender jadi bekerja sama keluarga antara bapak dan ibu, jadi
kalyanamitra ngasih tau ke kader lalu kader ngasih tau ke peserta
posyandu
11. Apa masalah yang terjadi di dalam kegiatan posyandu?
Engga sih kita selalu bekerja sama
12. Apa saja yang harus di perbaiki di dalam kegiatan posyandu?
PMT yang harus diperbaiki, kalo kader posyandu kan emang
gaada op ya gitu bener-bener pamrih kalo macem jumantik kan
sekarang ada ya dananya kalo posyandu belom, tapi kita kan lagi
usahain bareng-bareng ya mudah-mudahan ada hasil supaya ada
perubahan lebih maju gitu
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan komunitas
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Saya ga ikut yang sampe ke yogya kan hanya berapa orang ya
perwakilan RW 4 Cuma 4 orang gitu tapi saya pernah ikut
pelatihan di hotel fave cilitan masalah gender diskusi gitu
14. Bagaimana metode yang diberikan oleh pendamping komunitas
dari yayasan kalyanamitra?
Enak cara menyampaikannya gitu enak orangnya pokoknya enak
deh kalo bisa jangan pindah dari sini supaya bimbing kita biar
ngisi kayak kasih motivasi jadi kalo kayak penimbangan
pendamping juga hadir jadi ngasih tugas ke ibu-ibu bergantian
bulan ini siapa bulan ini siapa yang untuk ngasih motivasi orang-
orang menyampaikan materi pas lagi rame-rame pas ibu-ibu
sewaktu banyak nanti kalo udah siang dikit kan satu-satu gitu yang
hadir banyak soalnya sampai ratusan saya aja keteter
15. Apa yang membuat ibu tertarik untuk mengikuti program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Tertariknya ya kita jadi nambah pengalaman tapi saya bener
ngerasa udah tua jadi ya udah yang muda aja yang ikut kesana-
kesana kalo untuk posyandu ya yang penting ngerti gitu jadi saya
ga ikutin kesana kemari soalnya kata suami udah kamu gausah
yang lain aja jadi saya kan juga ikut izin suami kan jadi seneng-
seneng aja makannya itu kendalanya saya banyak kegiatan bantu
di paud di suruh lansia banyak sih kerjaan di posyandu itu banyak
pos bumil pos bindu lansia itu saya ikut semua yang ga ikut pos
bumil aja trus jumantik
16. Apa saja kendala dalam mengikuti program pendampingan kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Kendalanya ya gaada si waktu paling
17. Apa saja manfaat yang didapat setelah mengikuti program
pendampingan komunitas kader posyandu di yayasan
kalyanamitra?
Manfaatnya ya lebih memuaskan gitu kader kan jadi lebih ada
pengalaman dan pengetahuan
PEDOMAN WAWANCARA VOLUNTEER YAYASAN
KALYANAMITRA
Nama : Ikrima Nur Alfi
Nama Inisial : IN
Hari/ Tanggal : Selasa / 6 November 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ikrima Nur Alfi
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di yayasan kalyanamitra?
Dari tahun 2017 ya kalo engga salah pas magang di kampus
2. Apa alasan anda menjadi volunteer di yayasan kalyanamitra?
Ya alasannya kan waktu magang nyari-nyari lembaga dapet kan
tuh setelah searching-searching kalyanamitra trus jadi lama
kelamaan diajak jadi volunteer di kalyanamitra bantu-bantu gitu
3. Apa saja pelatihan kader posyandu yang anda ketahui di yayasan
kalyanamitra?
Pelatihan yang saya ikuti waktu itu suka ada diskusi tentang
gender, pernah ikut jambore sama kader posyandu kalyanamitra
trus kita suka ikut pertemuan-pertemuan gitu di hotel ngebahas
perlindungan anak dan perkawinan anak
4. Apa saja kegiatan yang anda ikuti selama menjadi volunteer di
yayasan kalyanamitra?
Kayak yang jambore ya kegiatannya waktu itu ada istrinya bapak
menteri katanya dia ketua ibu-ibu pkk dia ngasih masukan trus pas
jambore itu memperjuangkan UU untuk kayak kesejahteraan gitu
5. Bagaimana menurut anda program pendampingan komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya jadi bagus kader posyandu lebih ngerti trus kayak suami harus
ngedampingin ke posyandu jadi ga cuma perempuan aja tapi
bapak-bapak juga bisa nganterin anaknya ke posyandu ya sebelum
ada kalyanamitra kader juga kurang aktif trus juga dalam
berbicara kurang berani trus kan di dampingin sama kalyanamitra
trus lebih percaya diri
6. Bagaimana metode yang digunakan pada program pendampingan
komunitas di yayasan kalyanamitra?
Ya paling dia selalu ngasih diskusi bareng-bareng dikasih tau
berulang-ulang jadi kadernya ngerti
7. Faktor pendukung apa saja yang ada dalam program
pendampingan komunitas di yayasan kalyanamitra?
Ya ibu-ibunya merasa terbantu jadi menambah wawasan
8. Faktor penghambat apa saja yang ada dalam program
pendampingan komunitas di yayasan kalyanamitra?
Engga ada sih waktu kali ya kadang ada yang gak dateng
kadernya
9. Apa saja perubahan yang terlihat pada kader posyandu setelah
mengikuti kegiatan pendampingan komunitas kader posyandu di
yayasan kalyanamitra?
Ibu-ibunya lebih aktif lebih berani lebih pinter lagi lebih ke masuk
omongannya kayak nyambung gitu terutama kayak ngasih motivasi
yang baik terhadap kader dan masyarakat setempat kalo ngomong
kayak ke kelurahan ada apa-apa berani ngomong, yang aku lihat
itu kader posyandu itu kayak punya mimpi besar gitu menanamkan
motivasi banyak supaya tetep semangat kayak gak dibayar aja
mereka tetep mau kan untuk ngasih secara cuma-cuma tenaga dan
pikirannya
10. Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya responnya baik sih karena kan kalo ada pendampingan
terhadap kader-kadernya justru semakin bagus dong edukasi
terhadap kadernya
PEDOMAN WAWANCARA VOLUNTEER YAYASAN
KALYANAMITRA
Nama : Syifa Nurohmah
Nama Inisial : SN
Hari/ Tanggal : Rabu, 7 November 2018
Tempat Wawancara : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di yayasan kalyanamitra?
Awalnya sih cuma 4 bulan sekalian magang, tapi setelah magang
pun saya masih sering ikut kalo ada kegiatan di Kalyanamitra
2. Apa alasan anda menjadi volunteer di yayasan kalyanamitra?
Ya pertamanya sih karena emang magang disana tapi setelah
mengikuti kegiatan selama magang saya jadi tertarik untuk terus
ikut soalnya banyak pengetahuan yang saya dapat hal yang saya
tidak tau jadi tau
3. Apa saja pelatihan kader posyandu yang anda ketahui di yayasan
kalyanamitra?
Banyak sih, kya kegiatan diskusi di RPTRA atau seminar-seminar
ada juga yang acara di Kalyanamitra Banjaroyo
4. Apa saja kegiatan yang anda ikuti selama menjadi volunteer di
yayasan kalyanamitra?
Selama di Kalyanamitra banyak kegiatan yang saya ikuti beberapa
yang saya ingat sih seminar perkawinan anak, diskusi publik
tentang isu-isu perempuan dan juga diskusi tentang gender di
RPTRA. Oia ada juga tuh acara jambore di cibubur yang temanya
mengangkat isu-isu kader posyandu salah satunya mengenai
kesejahteraan kader postandu, pendampingan dari Banjaroyo juga
ikut dateng. Kesejahteraan kader itu ya penting awalnya mereka
kader itu bekerja sebagai kader emang tidak mendapatkan upah
emang keinginan sendiri tapi seharusnya kan kita sebagai kayak
saya sebagai mahasiswa wajib mendukunglah di zaman sekarang
ini ya emang kerja sosial sih tapi kita harusnya menghargai gitu
loh harus ada sesuatunya harus ada uangnya untuk membantu dia
kan juga punya keluarga punya waktu sendiri gitu time is money
harus ada ini nya. Kayak kemaren pas jambore kan kader
mengeluarkan aspirasinya disana yang dateng bukan cuma kader
tapi ada ketua Rwnya ada ya emang aparat-aparat yang berkaitan
ya bagus jadi kalyanamitra ini mendorong kadernya untuk
berpendapat sendiri biar dari kadernya itu ingin memajukan jadi
kalyanamitra yang mendorong dari kadernya sendiri yang
mengukapkan tinggal dari atasnya aja deh.
5. Bagaimana menurut anda program pendampingan komunitas kader
posyandu di yayasan kalyanamitra?
Menurut saya ini sangat bagus karena dampak yang diterima
bukan hanya kadernya aja tapi juga dirasakan perubahannya oleh
masyarakat.
6. Bagaimana metode yang digunakan pada program pendampingan
komunitas di yayasan kalyanamitra?
Ini sepenglihatan saya aja ya soalnya saya kan belum lama ikut
serta di Kalyanamitra, yang saya lihat melalui diskusi cara
penyampaian pedamping komunitas yang santai namun berisi dan
media nya kan pakai papan tulis yang di tempel kertas warna
warni sesuai materi nah kertas tersebut berisi poin-poin saja jadi
memudahkan untuk diserap. Ada juga games nya jadi tidak
membuat jenuh para kader posyandu. Oia satu lagi jadi para
kader posyandu juga ikut menyampaikan pendapat dan berperan
aktif dalam diskusi.
7. Faktor pendukung apa saja yang ada dalam program
pendampingan komunitas di yayasan kalyanamitra?
Mungkin terletak dari para kader posyandu nya, kalau para kader
posyandu semangat dan berperan aktif dalam mengikuti setiap
kegiatan pasti akan jadi hasil yg baik buat program tersebut.
8. Faktor penghambat apa saja yang ada dalam program
pendampingan komunitas di yayasan kalyanamitra?
Yang saya tau sih paling jam diskusi nya aja ya soalnya kan para
kader posyandu juga punya kegiatan masing-masing diluar jadi
suka bentrok gitu. Sebenernya jadwal diskusi juga udah
disesuaikan sama jadwal para kader tapi ya tetep aja kadang tidak
semua bisa hadir.
9. Apa saja perubahan yang terlihat pada kader posyandu setelah
mengikuti kegiatan pendampingan komunitas kader posyandu di
yayasan kalyanamitra?
Lebih percaya diri untuk menyampaikan pendapat dan lebih
banyak pengetahuan yang diterima itu aja sih menurut saya mah
ga tau deh kalo menurut para kader mungkin lebih banyak lagi
10. Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap program
pendampingan kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Saya kurang tau sih respon masyarakat sekitar soalnya saya kan
seringnya ikut kegiatan yang ada para kader aja, tapi kalo
sedenger saya sih cukup bagus responnya kya pas posyandu kan
suka ada materi yg disampaikan oleh kader nah itu kan menambah
wawasan masyarakat juga.
PEDOMAN WAWANCARA PESERTA POSYANDU
Nama : Ibu Liana
Nama Inisial : LA
Hari/ Tanggal : Selasa / 6 November 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Liana
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa bentuk kegiatan balita/anak di posyandu?
Ya penimbangan dia kan udah komplit ya nanti kalo udah 1.5
tahun dia imunisasi lagi
2. Apa saja manfaat posyandu bagi ibu dan keluarga?
Ya pengen tau perkembangan anak berat badannya berapa tiap
bulannya naik apa turun kan keliatan kalo engga ada gitu kan
gatau berat badannya berapa
3. Apa saja pelayanan yang diberikan pada saat kegiatan posyandu?
Penimbangan
4. Bagaimana cara kader posyandu menangani peserta posyandu?
Udah bagus sih ya lumayan dari pada dulu saya di bekasi jarang
bisa-bisa 3 bulan sekali baru ada posyandu kalo disini kan rutin
tiap bulannya ada kayak suami saya nelpon dulu ke Rtnya bu
bagaimana nih udah berapa bulan engga ada posyandu jadi kita
harus aktif kadang-kadang 3 bulan baru ada kalo disini kan ada
5. Apa saja informasi yang diberikan kader posyandu?
Gaada sih informasi apa apa, kader sih aktif kalo ngasih informasi
Bagus sih ya dari pada yang di bekasi kalo pas lagi jumantikan
pasti disini selalu ada kayak waktu itu suntik rubella ada kalo
dibekasi kurang bagus sih kalo disini bagus
6. Apa yang ibu harapkan dari kader posyandu dalam pelayanan
posyandu?
Kata saya sih di sini udah bagus, kalo ngantri sih saya ga pernah
karena datengnya udah siang pas pulang sekolah jadi langsung di
layanin walau siang juga kader tetep semangat
7. Jika ibu tidak bisa mengantar, apakah ayah bersedia mengantar
balita/anak ke posyandu?
Belom pernah si bapaknya nganter selalu kerja, tapi waktu itu si
pas mau kerja denger ada informasi trus pas pulang ditanya itu
udah nimbang belom suka ditanya gitu
8. Bagaimana menurut anda program pendampingan kader posyandu
yang dilakukan yayasan kalyanamitra?
Kurang tahu si karena kan emang kadernya yang ikutin
9. Apa saja perubahan kader posyandu setelah mengikuti kegiatan
pendampingan?
(Tidak Menjawab)
10. Bagaimana respon masyarakat terhadap program pendampingan
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
Ya semoga pelayanannya semakin bagus sih
PEDOMAN WAWANCARA PESERTA POSYANDU
Nama : Tiara
Nama Inisial : TR
Hari/ Tanggal : Selasa / 6 November 2018
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Tiara
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa bentuk kegiatan balita/anak di posyandu?
Kemaren sih posbumil sama posyandu
2. Apa saja manfaat posyandu bagi ibu dan keluarga?
Jadi tau berat badan setiap bulannya perkembangan tubuh anak
bagus apa engga
3. Apa saja pelayanan yang diberikan pada saat kegiatan posyandu?
Ya imunisasi gitu vitamin trus
4. Bagaimana cara kader posyandu menangani peserta posyandu?
Bagus juga sih
5. Apa saja informasi yang diberikan kader posyandu?
Ya suka ngasih penjelasan penyuluhan gitu
6. Apa yang ibu harapkan dari kader posyandu dalam pelayanan
posyandu?
Kadernya selalu memberi support, biar ingetin imunisasinya
lengkap
7. Jika ibu tidak bisa mengantar, apakah ayah bersedia mengantar
balita/anak ke posyandu?
Engga, bapaknya kerja
8. Bagaimana menurut anda program pendampingan kader posyandu
yang dilakukan yayasan kalyanamitra?
Ya engga tau sih kurang tau
9. Apa saja perubahan kader posyandu setelah mengikuti kegiatan
pendampingan?
Kurang tau sih soalnya kan itu kader
10. Bagaimana respon masyarakat terhadap program pendampingan
kader posyandu di yayasan kalyanamitra?
(Tidak menjawab)
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN
Senin, 22 Oktober 2018
Pada hari senin tepat pada tanggal 22 Oktober 2018, saya
datang ke Yayasan Kalyanamitra untuk melakukan wawancara
kepada pendamping komunitas. Sebelumnya saya sudah
menghubungi AS, YT dan JS izin meminta waktu untuk melakukan
wawancara. AS menghubungi saya memberi tahu bahwa pada hari
senin ini dia bisa untuk wawancara. Pada pukul 10.00 saya sampai di
Yayasan Kalyanamitra.
Suasana kantor sangatlah rame dengan para staff yang sibuk
diruangannya. Saya awalnya bertemu dengan mba ika yang bertugas
sebagai informasi, dokumentasi dan advokasi. Setelah itu AS
mengajak saya ke ruangan staff pendamping komunitas untuk
melakukan wawancara. Pada pukul 10.12 saya melakukan wawancara
dengan AS, karena saya sudah kenal dengan AS cukup mudah
bertanya terkait penelitian saya pada proses wawancara. Pukul 10.38
prosesi wawancara selesai, saya mengucapkan terimakasih kepada
AS.
Setelah wawancara dengan AS saya bertemu dengan YT di
ruang staff pendamping komunitas, karena YT sedang sibuk dengan
pekerjaannya jadi saya mengatur ulang jadwal wawancara dengan
YT. Setelah itu saya membuka laptop untuk mentraskripkan hasil
wawancara dengan AS. Pukul 11.30 saya masuk ke ruangan HT yang
bekerja sebagai senior researcher. Sebelumnya saya sudah sering
diskusi dengan HT terkait Yayasan Kalyanamitra, gender maupun isu-
isu perempuan ketika praktikum.
Kemudian saya berbicara dengan HT bahwa saya ingin
mewawancarainya HT mengizinkan saya untuk bisa
mewawancarainya saat itu juga di karenakan siang HT ada kunjungan
ke luar. Pukul 11.43 di Ruang Meeting Yayasan Kalyanamitra proses
wawancara dengan HT di mulai. Setelah wawancara selesai saya
mengucapkan terimakasih. Pukul 12.15 saya di panggil untuk makan
siang bersama. Setelah makan siang saya izin pamitan untuk pulang
ke rumah.
Jum’at, 26 Oktober 2018
Pada hari Jum’at tepat pada tanggal 26 Oktober 2018 saya
melakukan wawancara dengan YT. Sebelumnya saya sudah mengatur
waktu dengan YT hari rabu namun dikarenakan YT sedang ada dan
diskusi dikantor jadi wawancara dilakukan pada hari jum’at. Pukul
10.00 saya sampai di Yayasan Kalyanamitra. Seperti biasanya suasana
kantor sangat rame dengan kesibukan staff masing-masing. Saya
menghubungi YT namun ternyata ada mahasiswa UI yang sedang
berdiskusi juga. Sambil menunggu saya duduk di ruang staff
pendamping komunitas lalu membuka laptop untuk mengerjakan
transkrip wawancara yang belum selesai.
Pukul 11.23 saya di panggil untuk datang ke Ruang Meeting
Yayasan Kalyanamitra. Ketika itu saya meminta izin untuk
wawancara dan YT bersedia. Proses wawancara dilakukan dengan
baik dikarenakan saya sudah pernah mengikuti kegiatan
pendampingan komunitas bersama YT ketika praktikum. Wawancara
selesai saya berbincang terkait penelitian saya di posyandu kasuari
lalu YT memberikan nomor kontak kader posyandu kasuari, habis itu
saya mengucapkan terimakasih atas waktunya. Setelah itu saya pergi
ke masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at. Pukul 12.30 saya
kembali ke Yayasan Kalyanamitra, staff kantor yayasan kalyanamitra
mengajak untuk makan siang bersama. Setelah makan siang saya
pamitan untuk pulang ke rumah.
Senin, 29 Oktober 2018
Pada hari Senin tepat pada tanggal 29 Oktober 2018, saya
melanjutkan prosesi wawancara. Sebelumnya saya menghubungi ibu
EG untuk melakukan wawancara. Saya melakukan wawancara tidak
ketika kegiatan posyandu berlangsung dikarenakan takut mengganggu
dan kader posyandu lelah setelah kegiatan posyandu.
Pukul 09.00 saya sampai dirumah ibu EG saya meminta izin
untuk meminta waktu, namun ibu EG sudah mengetahui karena
mendapatkan info dari YT sebagai pendamping komunitas. Proses
wawancara berjalan dengan baik dikarenakan saya sudah pernah
bertemu dengan ibu EG ketika kegiatan pendampingan komunitas.
Ketika wawancara dengan ibu EG ada seorang ibu yang
datang untuk melakukan KB, ibu EG selain menjadi kader dia juga
seorang bidan namun ibu EG meminta untuk menunggu sebentar.
Ketika wawancara ibu EG menunjukkan kartu-kartu ketika kegiatan
posyandu menurut ibu EG dia belum mengerjakan kartu-kartu itu. Ibu
EG juga bercerita bahwa kader posyandu berkurang karena ada yang
meninggal dan pindah. Setelah wawancara selesai saya mengucapkan
terimakasih dengan ibu EG sambil menanyakan saya bisa
mewawancarai kader selanjutnya. Ibu EG memberi tahu rumah ibu
TN, ibu IA, ibu EY.
Selanjutnya saya dateng ke ibu TN. Ibu TN kaget dengan
kedatangan saya dikarenakan saya sudah pernah bertemu ketika
kegiatan Yayasan Kalyanamitra. Saya menjelaskan kedatangan saya
untuk bisa mewawancarai ibu TN, lalu ia bersedia untuk di
wawancarai. Proses wawancara berjalan dengan baik, setelah
wawancara selesai saya mengucapkan terimakasih. Saya bertanya ke
ibu TN rumah ibu IA. Setelah itu ibu TN mengantarkan saya ke
rumah ibu IA. Ibu IA selain aktif sebagai kader posyandu dia juga
membuka usaha warung. Saya meminta izin ke ibu IA untuk
melakukan wawancara. Proses wawancara berjalan dengan baik dan
saya mengucapkan terimakasih ke ibu IA.
Selanjutnya saya ke rumah ibu EY, ibu EY bersedia untuk
diwawancarai. Ibu EY memberikan saya minum dan makanan. Proses
wawancara berjalan dengan baik dan saya mengucapkan terimakasih
ke ibu EY atas waktunya. Ibu EY merekomendasikan ibu SS untuk
selanjutnya bisa di wawancarai. Saya mengunjungi PAUD ibu SS, ibu
SS selain aktif di PAUD dia juga aktif sebagai TU di PAUD. Proses
wawancara berjalan dengan baik setelah itu pukul 10.24 saya pamit
dan mengucapkan terimakasih.
Selasa, 6 November 2018
Pada hari selasa tepat pada tanggal 6 November 2018, saya
melanjutkan prosesi wawancara. Awalnya saya datang ke rumah ibu
EY untuk bertanya rumah ibu SM. Ibu EY bersedia mengantar
kerumah ibu SM. Sampai dirumah ibu SM tidak ada untuk itu saya
memutuskan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.
Pada pukul 12.23 saya datang kembali ke rumah ibu SM untuk
memberi tahu maksud kedatangan saya. Ibu SM bersedia untuk di
wawancarai. Proses wawancara berjalan dengan baik ibu SM sedikit
cerita tentang kesejahteraan posyandu. Setelah wawancara dengan ibu
SM saya mengucapkan terimakasih dan saya mewawancarai TR
selaku peserta posyandu. TR aktif datang ke posyandu namun TR
tidak mengetahui kegiatan pendampingan komunitas kader posyandu
yang di berikan oleh Yayasan Kalyanamitra. Setelah mewawancarai
TR saya mewawancarai LA. Saya meminta izin ke LA bahwa saya
ingin mewawancarai seputar posyandu. Wawancara dengan LA
berjalan baik namun untuk kegiatan pendampingan komunitas kader
posyandu LA tidak mengetahui di karenakan kegiatan itu untuk kader.
Pukul 13.05 prosesi wawancara berakhir dan saya
mengucapkan terimakasih kepada LA. Sehabis itu saya ke rumah ibu
RM namun tidak ada orangnya dan saya berjanjian di keesokan
harinya lalu saya ke rumah ibu EY dan mengobrol sebentar seputar
peserta posyandu, menurut ibu EY para peserta posyandu memang
tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh kader posyandu dari
Yayasan Kalyanamitra. Setelah itu saya pamit pulang dengan ibu EY.
Di karenakan peserta posyandu tidak mengetahui kegiatan
pemberdayaan yang di lakukan oleh Yayasan Kalyanamitra saya
memutuskan fokus mengambil data wawancara melalui volunteer.
Setelah itu saya datang ke rumah IN, meminta izin untuk wawancara
lalu ia bersedia. Prosesi wawancara berjalan dengan baik di karenakan
saya sudah mengenal IN dan sering menjadi volunteer bersama di
Yayasan Kalyanamitra.
Rabu, 7 November 2018
Pada hari rabu tepat pada tanggal 7 November 2018, saya
sudah berjanjian dengan ibu RM untuk wawancara. Pukul 08.43
prosesi wawancara di mulai. Ibu RM selain aktif sebagai kader
posyandu juga seorang bidan. Ketika wawancara saya di belikan
minum teh pucuk oleh ibu RM. Proses wawancara berjalan dengan
baik. Setelah itu saya berbincang dengan ibu RM dan ibu RM
memberi tahu saya untuk ke PAUD tempat ibu SR. Ketika saya ke
PAUD ibu SR, saya meminta izin melalui ibu SS. Ibu SR bersedia
namun saya harus menunggu sampai pada pukul 10.00, akhirnya saya
memutuskan untuk makan bubur terlebih dahulu.
Pukul 10.05 wawancara dengan ibu SR dimulai, proses
wawancara berjalan dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih dan
pamit untuk izin pulang. Pukul 11.30 saya datang kerumah SN yang
sebagai volunteer di Yayasan Kalyanamitra, saya meminta izin untuk
wawancara lalu ia bersedia. Prosesi wawancara berjalan dengan baik
di karenakan saya sudah mengenal SN dan sering menjadi volunteer
bersama di Yayasan Kalyanamitra.
Kamis, 15 November 2018
Pada hari ini saya mengakhiri tahapan penelitian, saya
mengunjungi kegiatan Posyandu Kasuari RW 04 Cipinang Besar
Utara. Saya sampai di sana pada pukul 08.15 dengan meja dan bangku
yang sudah tersusun rapi. Saya bertemu dengan semua para kader
yang sudah siap untuk bertugas. Saya di sambut oleh suami ibu EG
yang juga ikut membantu dalam kegiatan posyandu. Menurutnya baru
saja di umumkan di masjid oleh kader tentang adanya kegiatan
posyandu. Terlihat para kader bekerja sesuai dengan tugasnya ada
yang bertugas di pendaftaran, di penimbangan berat badan, di
pengukuran tinggi badan, di pencatatan hasil timbangan, pemberian
PMT, ada juga yang bertugas di tempat imunisasi.
Sekitar pukul 08.30 mulai banyak ibu-ibu yang datang
membawa balitanya. Awal mula ibu-ibu yang membawa balita
mendaftar di pendaftaran posyandu setelah itu menimbang berat
badan ditulis lalu mengukur tinggi badan di tulis oleh kader hasilnya.
Setelah menimbang selesai ibu-ibu memberi hasilnya ke kader yang
bertugas di pencatatan, kader biasanya memberikan saran jika berat
badannya turun atau stabi, dan terakhir ibu-ibu datang ke kader yang
bertugas memberikan PMT. Ibu balita yang mengambil PMT di
wajibkan membayar RP 1000 untuk kas di posyandu. PMT yang di
berikan pada bulan ini berupa vitamin sakatonik abc, pisang, biskuit
dan susu. Jika balita yang belum di imunisasi dateng ke kader yang
bertugas imunisasi yang bekerja sama dengan puskesmas.
Pukul 09.10 petugas puskesmas datang untuk memberikan
imunisasi kepada balita yang belum. Terlihat suasana di posyandu
kasuari sangat rame dan antusias. Tidak lama kemudian saya melihat
ada 2 bapak yang membawa balita nya ke posyandu, terlihat
keterlibatan laki-laki sudah mulai ada biasanya yang membawa balita
nya ke posyandu adalah ibu-ibu namun kini bapak-bapak sudah mau
berperan membantu istrinya datang ke posyandu. Ketika saya sedang
observasi saya duduk di samping kader yang bertugas di pencatatan,
ada seorang ibu yang anaknya turun berat badannya lalu kader
memberikan saran bahwa anak nya harus banyak makan agar berat
badan naik.
Para kader lalu berbincang sesama kader menanyakan apakah
ada balita yang bergaris merah (kurang gizi) namun menurut kader
belum ada. Tidak lama kemudian bapak LMK RW 04 datang melihat
berjalannya kegiatan posyandu dan saya pun berbincang dengan
bapak LMK RW 04 seputar Yayasan Kalyanamitra. Saat saya sedang
berbincang-bincang ada seorang ibu yang belum memiliki KMS
(Kartu Menuju Sehat) untuk posyandu. Ibu EG menanyakan alasan
ibu balita yang belum memiliki KMS. Kader menanyakan alamat dan
kapan bayi lahir lalu ibu EG membuatkan KMS agar ibu balita bisa
datang ke posyandu lagi.
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Cipinang Besar Utara
1. Letak Geografis Kelurahan Cipinang Besar Utara
Kelurahan Cipinang Besar Utara merupakan salah satu dari
8 (delapam) Kelurahan dan terletak dibagian utara Kecamatan
Jatinegara Kota Jakarta Timur dengan luas 115,20 Ha yang
terdiri dari 191 Rukun Tetangga dan 14 Rukun warga dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Batas Utara : Kelurahan Pisangan Baru
Batas Timur : Jalan Cipinang Jaya dan Kelurahan Muara
Batas Selatan : Kelurahan Cipinang Besar Selatan
Batas Barat : Jalan D.I Panjaitan Kelurahan Rawa Bunga
2. Kondisi Demografis Kelurahan Cipinang Besar Utara
Yayasan Kalyanamitra melakukan pendampingan
komunitas di Kelurahan Cipinang Besar Utara yang memiliki
jumlah penduduk 58.094 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis
kelamin laki-laki sejumlah 29.993 jiwa dan yang berjenis
kelamin perempuan sejumlah 28.101 jiwa, serta jumlah Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 18.303 KK.1
3. Kondisi Sosial Budaya Kelurahan Cipinang Besar Utara
a. Kondisi Kehidupan Beragama
Keagamaan masyarakat kelurahan Cipinang Besar
Utara menganut agama Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Budha, dan Hindu. Dimana mayoritas penduduknya
beragama Islam berjumlah 53.639 jiwa. Kehidupan antar
umat beragama di wilayah Cipinang Besar Utara berjalan
dengan baik, setiap sabtu pagi dilaksanakan sholat subuh
gabungan di Masjid dan Mushola secara bergiliran yang
berada di wilayah Kelurahan Cipinang Besar Utara dengan
tujuan disamping melaksanakan sholat gabungan bersama
juga dilakukannya acara silaturahim antara Ulama dan
1Laporan Bulan Kelurahan Cipinang Besar Utara, Bulan Juli 2018,
Kelurahan Cipinang Besar Utara.
Umaroh. Pada saat adanya kegiatan besar keagamaan antar
umat satu dengan lainnya terlihat toleransi yang tinggi.2
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator penentu
berhasilnya suatu daerah dalam pembangunan. Pendidikan
berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM). Jumlah anak yang putus sekolah di Kelurahan
Cipinang Besar Utara sebagai berikut:
T
a
b
e
l
F
F
a
Faktor penyebab anak putus sekolah disebabkan oleh
biaya pendidikan yang cukup mahal padahal di Jakarta sudah
tersedia beasiswa Kartu Jakarta Pintar (KJP). Terkadang niat
orang tua yang sangat tinggi untuk menyekolahkan anak
2Laporan Bulanan Kelurahan Cipinang Besar Utara, Bulan Juli 2018,
Kelurahan Cipinang Besar Utara.
No
Pendidikan
Tertinggi
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Tidak Sekolah 431 399 830
2 Dari SD 270 289 559
3 Dari SLTP 409 352 761
4 Dari SLTA 352 278 630
5 Dari
Akademi/PT
71 70 141
Jumlah .1.533 1.389 2.922
malah anaknya yang kurang berniat untuk sekolah, itu semua
kembali ke kemauan sendiri pada anak. Anak putus sekolah
disebabkan oleh lingkungan karena lingkungan
menitikberatkan pergaulan di dalam masyarakat tempat
tinggal. Apabila lingkungan tempat tinggal banyak sekali
anak-anak yang putus sekolah disebabkan oleh kenakaln
remaja, pergaulan bebas, perjudian, narkoba, minuman keras
dan lainnya makan akan mempengaruhi anak yang sedang
dalam masa sekolah karena lingkungan teman bermain
sangatlah besar pengaruhnya dalam mempengaruhi
perkembangan perilaku anak yang berusia 6-18 tahun yang
mana pada masa pubertas ini anak memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dan ingin mencoba hal-hal yang baru maka tidak
heran kerap kali anak yang putus sekolah terpengaruh oleh
lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan teman
bermain.
c. Sarana Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan kesehatan anak
dilaksanakan kegiatan penimbangan anak balita di posyandu
dengan maksud untuk mengetahui sampai sejauh mana anak-
anak tersebur dapat dipantau kesehatannya.
Adapun jumlah anak balita yang ada diwilayah
Kelurahan Cipinang Besar Utara adalah sampai dengan bulan
Juni 2018 adalah sebagai berikut :
No RW Anak Balita
yang ada
Yang
ditimbang
dan
Imunisasi
Yang naik
timbanganny
a
1 1 620 372 334
2 2 585 351 315
3 3 650 390 351
4 4 466 279 251
5 5 564 338 304
6 6 546 327 294
7 7 768 460 414
8 8 689 413 371
9 9 469 282 253
10 10 470 280 252
11 11 255 153 137
12 12 725 435 391
13 13 460 276 248
14 14 455 273 245
15 Rusun 695 417 375
Jumlah 8.415 5.046 4.535
Dari data diatas terdapat balita yang tidak berpartisipasi
dalam kegiatan posyandu karena untuk kegiatan posyandu
beberapa orang tua malas mengantar bahkan informasi untuk
kegiatan posyandu tidak sampai ke orang tua. Orang tua
banyak yang berpartisipasi ketika posyandu memberikan
makanan tambahan seperti bubur sumsum, bubur kacang
hijau, susu dll. Beberapa orang tua tidak mau anak di
imunisasi karena alasan agama vaksin haram, anak paska di
imunisasi panas sehingga anak tidak di antar ke posyandu.3
3Wawancara Kak Anna selaku pendamping komunitas kader posyandu
pada tanggal 13 Agustus 2018
top related