Spesifikasi Teknis Bangun Baru (Rks) - Indra. r
Post on 23-Jan-2016
128 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Uraian Tugas
Tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus
terpenuhi. Kebutuhan akan tempat tinggal pada saat ini terus meningkat seiring
dengan perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
khususnya teknologi bangunan dan sistim pengelolaan (manajemen) pada
pembiayaan suatu perumahan dapat menjadikan pembiayaan suatu perumahan
menjadi lebih murah. Namun bila dalam pengelolan pembiyaan pembuatan suatu
bangunan tidak ditangani secara hati-hati maka akan terjadi pembengkakan biaya
yang seharusnya dapat kita cegah apabila kita mengelolanya dengan baik sehingga
kita dapat menentukan kisaran harga ( perkiraan harga ) yang dapat menjadi acuan
kita dalam membuat suatu bangunan ( khususnya perumahan ).
Untuk menghindari atau mengurangi resiko pembengkakan biaya yang tak
terkontrol, maka kita perlu mengetahui parameter utama yang sangat
mempengaruhi dalam hal pembuatan bengunan. Parameter itu antara lain yakni
luas bangunan, tipe bangunan, lokasi proyek, material yang digunakan, hingga
uraian pekerjaan yang telah dirinci secara jelas yang dimulai dari tahap awal
hingga tahap akhir dimana bangunan tersebut siap digunakan.
1.1.1 Luas bangunan/luas tanah
Luas bangunan/luas tanah pada Mata Kuliah Estimasi Biaya Konstruksi ini
diambil bangunan rumah tinggal dengan luas 100 m².
1.1.2 Bentuk/tipe bangunan
Pada Mata Kuliah Estimasi Biaya Konstruksi ini diambil bangunan gedung
rumah tinggal dengan luas 100 m2 yang merupakan bangunan 1 (satu) lantai, yang
1INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
mempunyai fasilitas 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang shalat, dapur, dan 2 kamar
mandi.
1.1.3 Bahan-bahan yang dipakai
Proyek bangunan rumah tinggal type 100 ini terbuat dari pas. Batu koral,
pas dinding bata , konstruksi kayu dan konstruksi beton bertulang.
1.2 Susunan Laporan
Untuk lebih mudah dipahami dan dimengerti maka, dalam penyusunan
laporan mempunyai tahap-tahap atau urutan, dimana dalam penyelesaian
penyusunan laporan ini pada tahap awal adalah pembuatan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS). Rencana Kerja dan Syarat-syarat meliputi uraian pekerjaan
dan persyaratan material yang akan digunakan dalam melaksanakan pembangunan
rumah tersebut. Setelah pembuatan RKS selesai maka dilanjutkan dengan
perhitungan volume pekerjaan yang disajikan dalam bentuk SNI disertai dengan
rekapitulasi hasil perhitungan volume. Bagian terakhir yaitu estimasi perhitungan
biaya pelaksanaan proyek dengan perhitungan analisa harga satuan, dilanjutkan
dengan perhitungan biaya proyek dan rekapitulasi disajikan dalam bentuk tabel.
Bagian akhir penyusunan laporan ini yaitu pembahasan hasil dimana hasil
perhitungan biaya dikelompokkan berdasarkan sumberdaya yang akan dipakai.
Adapun sumber daya yang akan dipakai yaitu bahan, upah, peralatan, dan
overhead.
2INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2.1 Uraian Pekerjaan
Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pemasangan Bouwplank.
3. Penggalian/Penimbunan.
4. Pekerjaan Pondasi.
5. Pekerjaan Beton Bertulang.
6. Pekerjaan Batu Kosong.
7. Pekerjaan Batu Gunung
8. Pekerjaan Dinding.
9. Pekerjaan Plesteran.
10. Pekerjaan Atap.
11. Pekerjaan Plafond (Langit-Langit).
12. Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding.
13. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela.
14. Pekerjaan Kaca.
15. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung.
16. Pekerjaan Sanitair / Plumbing.
17. Pekerjaan Pengecatan.
18. Pekerjaan Elektrikal.
19. Penutup.
2.1.1 Pekerjaan Persiapan
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor berkewajiban :
3INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala
kotoran/sampah dan akar-akar kayu.
2. Pagar Sementara
Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat pagar
sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya
dari kontrak sendiri. Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan
umum, jalan kereta api, harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh
Pemerintah Setempat.
3. Sarana Air Kerja Dan Penerangan
3.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak
mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja
dan air kamar mandi/WC.
3.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut
bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet,
Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan
penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggungan jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut
termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak
serta sakelar/panel.
4INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
4. Barak Untuk Pekerjaan, Ruang Direksi, Gudang Dan Ruang Rapat
Lapangan
4.1 Barak untuk kerja, ruang direksi, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat
ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan
peralatannya letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
4.2 Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya
mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup
menjamin perlindungan.
4.3 Ruang Rapat Lapangan.
Pembuatan Ruang rapat lapangan dibuat di lokasi proyek untuk
melaksanakan rapat-rapat bersama dan lain-lain.
5. Papan Nama Proyek
5.1 Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di
lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang
Pelelangan.
5.2 Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Ukuran papan (120 x 90) cm harus dibuat dari papan kayu kelas II
dan dilapisi dengan BWG 28 atau yang sejenis.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran
(5x7) cm².
c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah
terletak setinggi 2 m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan
penyokong ditanam, di dalam lubang yang kemudian dicor dengan
beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume) sedalam 40 cm di
dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni
sekali, cat dasar sekali dan cat penutup sekali. Dipapan nama
ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan petunjuk Direksi :
5INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
JUDUL KEGIATAN PROYEK
- Nama Kegiatan
- Nama Pekerjaan
- Nomor Kontrak
- Volume
- Besar Nilai Kontrak.
- Nama Kontraktor.
- Nama Konsultan pengawas
- Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan
- Nama (Badan) Sumber Dana.
Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap
dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya
kepada Direksi Pekerjaan.
6. Pengukuran
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/ garis dan
elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang
ditentukan dalam gambar kerja dan/atau yang ditentukan pengawas
lapangan dan termasuk penyediaan team ukur yang berpengalaman dan
peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan
spesifikasi ini.
b. Prosedur Umum
1. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan polygon tertutup tiga titik koordinat
dan patok akan disediakan pemilik proyek dan akan menjadai patokan
pengukuran yang dilakukan kontraktor.
Bila kontraktor berkeberatan atas penentuan system koodinat tersebut,
maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, kontraktor dapat
6INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk
kemudian akan di pertimbangan oleh pengawas lapangan.
2. Persyaratan pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan
pemeriksaan untuk mendapatkan kokasi yang tepat sesuai gambar
kerja dan harus disetujui pengawas lapangan.
2.1.2 Pemasangan Bowplank
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm
dan untuk papan 2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-
sudutnya harus siku
Bouwplank harus terpasang kuat.
Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik
ukuran diberi tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar
mudah terlihat sewaktu diperlukan.
Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.
2.1.3 Penggalian dan Penimbunan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
Timbunan kembali galian tanah pondasi.
Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
Perataan tanah sekeliling bangunan.
7INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan pasir urug
kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran
dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya
3. Pelaksanaan Penggalian
3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.
3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan
penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang
meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke
tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor
wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk
keperluan penyedotan air tersebut.
3.4 Kontraktor wajib membuat jalan penghubung untuk naik/turun bagi
kegunaan inspeksi.
3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.6 Penyangga/Penahan Tanah
3.6.1 Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah
tanggung jaawab dari Kontraktor yang harus memperbaiki
semua kelongsoran-kelongsoran. Kontraktor harus membuat
8INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama
pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
3.6.2 Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi
turap yang cukup kuat untuk menahan tekanan tanah di belakang
galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut harus direncanakan
dan dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Selama pelaksanaan tanah di belakang galian tidak
boleh longsor. Semua biaya turap dan perkuatannya sudah
termasuk beban biaya bangunan dalm kontrak.
3.6.3 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua
tebing dan galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki
longsoran-longsoran tanah selama masa Kontrak dan masa
perawatan.
3.6.4 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi
kelebihan tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
4. Penimbunan
4.1 Penimbunan Kembali
4.1.1 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan
harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk
penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
4.1.2 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan pondasi beton, dasar galian harus ditimbun
dengan pasir urug 5 cm (setelah disirami, diratakan, dan
dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm
dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dan untuk di bawah lantai
juga harus di urug pasir setebal 5 cm kemudian dipasang lantai
Rabat beton dengan adulkan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
9INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
4.1.3 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan sloof beton, di bawah sloof beton dipasang
lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
4.2. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus
ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus
cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).
4.3 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisan.
4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah
4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua
semak-semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan
dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.
4.4.2 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug
yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
4.4.3 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai,
ditumbuk hingga padat. Lapisan–lapisan urugan ini dibuat
maksimal 5 cm.
4.4.4 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan
memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum
15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2.1.4 Pekerjaan Pondasi
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu gunung dan
beton bertulang, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
10INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang
diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang
jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu gunung didasari dengan pasangan
batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan adukan 1 Pc :
2 Ps : 3 Kr.
2.1.5 Pekerjaan Beton Bertulang
1. Pekerjaan beton bertulang
a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas.
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal
12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil
tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton
dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-
tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan
dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).
11INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol,
kamar mandi dan WC, talang beton, dan lantai.
Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang
dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat
tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam
PBI-1971.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen
beton.
Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru
dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan
Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan
di cor.
Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton
bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran
adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB
(NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).
12INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam
Gambar Kerja, harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut
permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya
untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali
dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut
di atas.
Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam
Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran
Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
acuan/bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya.
Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboratorium
dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila
telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih
besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari
yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak
dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik
hasil pengecorannya.
3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran
< Ø 14 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U
32.
13INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Bending Schedule dan Pergantian Besi
Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan
pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat “Bending
Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan
dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas
Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yag ada, maka :
Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan
harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan
atau penyampaian pengetar.
14INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Toleransi besi
Diameter, ukuran sisi(jarak antara dua diameter
permukaan yang berlawanan)
Variasi dalam beratYang diperbolehkan
Toleransi
Dibawah 10 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)
± 7%
± 5%
± 4%
± 0,4 mm
± 0,4 mm
± 0,3 mm
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10
hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton.
Pembasahan terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya
dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus
menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan
terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan
Pengawas. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses
pengerasan tidak boleh diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan
unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah
pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan
15INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
syarat Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan
untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
5. Tanggung Jawab Pemborongan
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan.
Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau
Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.
6. Perbaikan Permukaan Beton
Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil
akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada
pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila
terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan
lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.
Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya
boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya
Pemborong.
16INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang
lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton
Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang. Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau
instalasi.
8. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975
dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek
yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali
mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat
diberikan dalam keadaan :
- Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
- Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta
memiliki karakteristik seperti yang disyaratkan dibawah ini. Agregat dapat
berasal dari galian, sungai atau sumber-sumber lainnya, harus diperiksa
17INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
dalam pengujian material di lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam
beton (kg/m³) berdasarkan pada kadar air bebas dan berat jenis relative dari
kombinasi agregat, dimana ini berkaitan dengan ukuran maksimum agregat
dan ruang workabilitasnya.
- Agregat halus
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran
keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2.
SII. 0052-80. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir
tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan
organis.
Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa di atas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat,
Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimun 10 % berat
Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus 80 % - 90 % berat
- Agregat kasar
Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat,
awet, dan bebas dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis,
serta harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-
80, Butir-butirnya harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah
butir-butir pipih tidak lebih dari 20%. Agregat kasar yang dipakai harus
bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa ayakan 31, 5 MM harus 0 % berat
Sisa ayakan 4 MM harus 90% - 98 % berat
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah
10%.
18INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
d. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø14 mm dan baja
sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32
Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton
harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
9. Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan
cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1
PBI-1971.
19INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
10. Mutu Beton
Kekuatan ultimate tekanan beton silinder 150 mmx300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-250
Semua kolom dan dinding beton : K-250
Pondasi tiang bor : K-250
Untuk semua beton non struktual seperti lantai kerja dan sebagainya : beton
klas-Bo
Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water
Profing )
11. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
12. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila
pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
20INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
13. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk
pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya
berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
2.1.6 Pasangan Batu Kosong
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai
dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi
pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk,
ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.
2. Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari
sumber material dimana bentuknya mendekati bulat.
Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh
cuaca dan air. Material untuk pelindung sloof , bahu jalan akhir dan timbunan
dan sebagainya, dibutuhkan batu dengan beratnya berkisar dari minimum 10 kg
sampai maksimum 70 kg dan tidak kurang dari 50% batu itu beratnya lebih dari
30 kg.
Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum 20
kg sampai maksimum 100 kg dan tidak kurang 60% batu tersebut mempunyai
berat lebih dari 40 kg.
Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan bongkaran
jembatan, kepala gorong-gororng dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai
bahan pengganti asal disetujui oleh Direksi.
21INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
3. Pelaksanaan
a). Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut
bentuk yang diminta.
b). Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus
didistribusikan sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan
bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta atau yang disyaratkan.
Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan
disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa
sehingga cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian
akhir disusun tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan
pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan
baik sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat.
Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus
pada sloof.
2.1.7 Pasangan Batu Gunung
1. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi
konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang
ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi.
Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi
lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk,
ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau persetujuan
Direksi/Pengawas.
22INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Material
a). Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui
oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan
dipergunakan.
Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus
mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 11/2
kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 11/2 kali lebarnya. Setiap
batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya
kekuatan batu.
b). Adukan semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps
3. Pelaksanaan
a). Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan
lain sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas
sebelum pasangan batu dipasang.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun
dan dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen
diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan,
dan ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu
harus disusun paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.
b). Dasar dan hubungannya
Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai
5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus
menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan
tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan
siar tidak boleh dari 2 (dua) batu.
23INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0º sampai 45º tidak
boleh ada pertemuan dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.
c). Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk
menghindari adanya genangan air.
d). Lubang Rembesan
Seluruh dinding dan abutmen harus dilengkapi dengan lobang rembesan
lebih kurang menurut petunjuk Direksi. Lobang rembesan ditempatkan di
sebelah bawah, dimana pengaliran keluar dapat bebas dan lancar. Jaraknya
tidak lebih 2 cm dari as ke as lubang.
e). Batu gunung Sebelah Luar
Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai
disusun dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu
dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.
2.1.8 Pekerjaan Dinding
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan,
seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Dinding Bata
2.1 Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan
tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata
merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air.
24INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri
setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai.
Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm
denagn toleransi ± 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan
pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan
ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh
Konsultan Pengawas
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-
butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti
persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
2.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai
diatas sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai
gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari
permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang
basah (toilet, kamar mandi dan WC).
Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
25INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti
dan sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus
rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus
menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
2.1.9 Pekerjaan Plasteran
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,
dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
26INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.\
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps ,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan
secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang
berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesterannya.
2.1.10 Pekerjaan Atap
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua rangka
atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap.
27INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan
ini didapat hasil yang baik.
2. Pekerjaan Rangka Atap Kayu
2.1 Persyaratan Bahan
Rangka atap kayu yang digunakan adalah rangka kayu kelas I yang
berukuran gording 6/12, kaki kuda-kuda 6/12,m balok diagonal 6/12,
hangker 6/12, balok api 2 x 5/14, dan balok bint 2 x 5/12
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap kayu dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan Penutup Atap
3.1 Bahan yang digunakan
Untuk atap digunakan genteng metal dan bumbungan memakai jenis
yang sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus
standar (SII).
3.2 Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan
menggunakan paku ulir (paku khusus untuk atap).
b. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
c. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil
akhir pasangan akan rapi.
d. Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu
lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus
sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm.
e. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
28INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2.1.11 Pekerjaan Plafond (Langit-Langit)
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya, sesuai RKS
dan gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah asbes tebal 10 mm, ukuran 1000 mm x
1000 mm.
b. Rangka Plafond menggunakan rangka kayu.
c. Untuk pemasangan rangka plafond kayu menggunakan jenis kayu
klas II.
d. Kompon untuk bahan plafond digunakan untuk pada sistem
sambungan tertutup (flush joint system), untuk perekat profil gypsum pada
board, untuk penutup kepala sekrup atau paku.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1 Persiapan dan Pemasangan
Tempat penggantungan rangka plafond (biasanya terdiri dari plat beton,
balok, atau struktur lainnya) harus dapat mendukung beban minimum 38
kg/m2. Urutan pemasangan pada umumnya adalah :
Buat garis (marking line) ketinggina plafond pada sekeliling dinding.
Gantung furing-channel sebagai main runner pada setiap jarak interval
1200 mm.
Dengan penggantung (yang berupa C joint, rod hanger, nut dan L-
bracket) dengan titik gantung yang berjarak interval 1200 mm pada
setiap batang main-runner.
Atur ketinggina main –runner pada level yang dikehendaki dengan
patokan garis marking dan membentuk bidang datar yang sempurna.
29INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Kemudian pasang furing-channel sebagai cross-runner di bawah main-
runner dengan menggunakan joiner pada jarak interval 481 mm untuk
tebal 4,5 mm.
Pasang sekrup board pada setiap jarak maksimum 200 mm sepanjang
cross-runner, dengan ketentuan minimum 12 mm dari tepi panel dan
minimum 50 mm dari sudut panel. Mulailah menyekrup/memaku dari
tengah panel lalu kemudian berurut ke tepi.
Terakhir lakukan proses penutup sambungan (flush-joint) dengan
prosedur seperti dijelaskan berikut.
3.2 Penutup Sambungan
Pastikan terdapat nat berjarak 4 mm pada setiap pertemuan panel board.
Tempelkan Self Adhesive Joint Tape Board di atas nat sedemikian rupa
setelah sebelumnya nat dibersihkan dari debu dengan kuas bersih.
Dengan kapi-1 aplikasikan Kompon board sebagai kompon pengisi nat
sekaligus menutup Joint Tape setipis mungkin Namur pastikan
menembus Joint Tape dan mengisi nat di belakangnya. Sekaligus pula
tutup kepala sekrup dengan Kompon Board sebagai tahap 1.
Setelah kompon pengisi mengering dengan rapi 2 aplikasikan Kompon
board sebagai kompon penutup (kompon tahap 2) selebar 35 cm di atas
kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin. Sekaligus pula tutup
kepala sekrup dengan kompon board sebagai tahap 2.
Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang
berkompon dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat
bantu.
Agar pekerjaan penutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal
gunakan alat bantu yang sesuai untuk pekerjaan ini.
3.3 Pemotongan
Cara pemotongan board adalah gurat dengan alat penggurat bermata
tungsen carbide atau cutter kemudian patahkan lalu haluskan bekas
potong dengan amplas.
30INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Cara lain juga dapat menggunakan gergaji tangan. Untuk mendapatkan
hasil potong yang rapih gunakan gergaji mesin putaran rendah dengan
mata pemotong jenis circular diamond tip blade.
3.4 Pembuatan Lubang
Gunakan jangka penggurat untuk membuat guratan melingkar di
permukaan board, lalu gurat silang di tengah lingkaran kemudian pukul
tengah lingkaran dengan martil. Haluskan tepi lubang dengan amplas.
Untuk lubang persegi, gurat sekeliling garis lubang kemudian pukul
dengan martil bagian tengah sampai berlubang lalu gergaji diagonal dari
lubang ke arah empat sudut. Lalu patahkan keempat segmen kemudia
haluskan bekas potongan dengan amplas.
3.5 Finishing Awal Permukaan
Finishing awal permukaan dalam hal ini adalah penyelesaian permukaan
board untuk siap ditutup oleh penutup (finishing)akhir yang arsitektural
(seperti cat polos, cat motif, cat textur dan lain-lain).
Untuk itu tingkat finishing awal dibagi dalam 2 macam :
1). Tingkatan A
Pada area dimana :
a) Akan difinish dengan cat yang tidak mengkilap, cat
bermotif/dekoratif, cat yang agak tebal dan/atau bertextur.
b) Tidak ada cahaya yang jatuh miring dengan sudut tajam pada
permukaan. Cahaya yang jatuh hayan frontal baik langsung
maupun pantulan.
Tahapan Finishing :
i). Lakukan tahap penutup sambungan (flush joint).
ii). Pastikan tidak ada goresan atau tonjolan.
2). Tingkatan B
Pada area dimana :
31INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
a) Akan difinish dengan cat semi
mengkilap yang halus dan tipis serta tidak bertekstur.
b) Adanya cahaya yang jatuh miring
dengan sudut tajam yang menimpa di permukaan.
Tingkatan Finishing
i). Lakukan tahap penutupan sambungan (flush joint)
ii). Aplikasikan selapis tpis skim coat dengan menggunakan
finishing compound (topping compound) pada seluruh
permukaan.
iii). Pastikan tidak ada goresan atau tonjolan.
3.7 Finishing Akhir
Dalam melaksanakan finishing akhir haruslah mengikuti tata cara dari
pabrik pembuatnya. Yang perlu dicatat disini adalah bahwa bahan
finishing tersebut haruslah cocok diaplikasikan untuk bahan plafond ini.
Untuk pengecatan dianjurkan memakai cart acrylic, apabila menggunakan
cat non acrylic harus dilakukan pengecatan pada kedua sisi lembaran
board.
2.1.12 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
1. Pekerjaan Pelapis Lantai
1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencangkup semua pekerjaan penutup lantai dalam
bangunan dan teras-teras termasuk plin dan tangga, seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyedian bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pengiriman ubin kelokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan lebel/merk dagang
yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada pemilik proyek.
32INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
1.2 Bahan
a. Ubin keramik yang dipakai ukuran 30 x 30 cm type cutting, 20 x
25 cm, 20 x 20 cm, semua bahan buatan dalam negeri ( produk
asia Tile atau Roman).
Corak dan warna ubin keramik akan ditetapkan kemudian oleh
owner dan konsultan perencana.
b. Sebelum ubin keramik dan granit tile dibawa ketempat pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan contoh dan catalog/persyaratan
teknis operatif dari pabrik pembuat kepada pengawas untuk
memperoleh persetujuan. Semua keramik dan granit tile yang akan
di pakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin kramik yang
dapat dipasang harus mulus dan bebas cacat.
1.3 Dasar lantai
Dilapis pasir pasangan setebal 5 Cm.
1.4 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa-pipa, saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah
terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
1.5 Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
1.6 Pemasangan
a. Pemasangan Ubin keramik
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk
mengindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
Permukaan lantai yang akan di pasang keramik haurs bersih, cukup
kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan
tata letak ruangan/tangga/lantai yang ada. Pemasangan keramik
lantai di mulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai
agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan
sebaiknya ditarik benang rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun
33INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
dibadan belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan
adukan dan ketebalan rata – rata yang di anjurkan adalah semen :
pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4cm. Lebar nat yang
dianjurkan untuk lantai adalah 4 – 5 mm kecuali untuk keramik
type cutting dan grant tile, dengan campuran pengisi nat ( grout)
bahan khusus AM 50. bagi area yang luas dianjurakan untuk diberi
expansion joint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan
keramik dapat digunakan bahan pembersihan yang ada dipasar
dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera
bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk
keramik, yang disebkan proses pembakaran pada temperature
tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa
dan pastikan keramik lantai yang akan di pasang mempunyai seri
dan golongan ukuran yang sama.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi – rapinya oleh tukang
yang benar – benar ahli dan berpengalaman sesuai dengan petunjuk
pabrik bahan yang bersangkutan.
2. Pekerjaan Pelapis Dinding
2.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pelapis dinding keramik dilakukan pada semua dinding kamar
mandi
2.2 Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi
Lapangan setelah diseleksi mengenai kualitas bahan, warna, tekstur, dan
bahan tidak boleh retak maupun retak.
2.3 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu keramik ukuran 20 x 20 cm dan sebagai
pengikat spesi dengan campuran 1 Pc : 3 Ps.
2.4 Pelaksanaan
a. Persiapan
34INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat ataupun bernoda.
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan pabrik.
b. Pemasangan Dinding Keramik
Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40
untuk area dalam ditambah bahan perekat seperti yang
dipersyaratkan.
Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata dan tidak bergelombang
Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan
perletakan features sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam
gambar.
Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai
gambar detail atau sesuai petunjuk Pengawas.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu samal lain (siar-
siar), harus sama lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-
gais sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama dalamnya untuk
siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir
sama dengan warna keramik.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan
maksimum 6 mm.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
35INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain
selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
2.1.13 Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan, serta
pembuatan dan pemasangan komponen terdiri dari :
Kosen, daun pintu, jendela atau sesuai gambar.
2. Persyaratan Bahan
1. Bahan produksi Kayu dengan kualitas baik kelas I.
2. Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui Pemberi Kerja/Pengawas.
Tebal Profil Sesuai Gambar.
Warna profil adalah : warna coklat. Profil yang dipakai dengan ukuran yang
disesuaikan dengan gambar kerja.
Persyaratan bahan yang dipergunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya. Seluruh bahan aluminium
berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan pelindung/pembungkus
dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan Pemilik
Proyek/Pengawas.
Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m.
Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m/hr dan terhadap tekanan air
15 kg/m” yang harus disertai hasil test.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai den-
gan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan
yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses
36INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian
pada waktu pabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dinding dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
Untuk diagonal : 2 mm
Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dan vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealand. Angkur-angkur untuk rangka /kosen aluminium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
sehingga dapat bergeser.
Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton adukan atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laguer yang jernih atau anti corrusive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltir varnish atau bahan insulation lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi lapangan (ukuran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
system konstruksi bahan lain.
Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
mebuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pemberi Kerja/Pen-
gawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran. Se-
mua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
pabrikasi dengan teliti seperti dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasil-
nya dapat dipertanggungjawabkan.
37INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Pemotongan . Disarankan untuk dikerjakan pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan paku, rivel,
stap dan harus cocok. Penyambungan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
Angkur-angkur untuk rangka/kosen terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
Pemasangann harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari setiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm”. Celah antara kaca dan sistem kosen..
Diisyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
Dapat dijadikan kosen untuk dinding maupun kaca mati.
Sesuai digunakan untuk berbagai bentuk jendela seperti : jendela geser,
jendela gulung dan lain-lain.
Dapat menggunakan engsel yang bervariasi, untuk perencanaan ini,
pada pekerjaan pintu menggunakan engsel type Floor Hings ( Engsel
Tanam ).
Material kosen 600mm/1300 mm
Sistem kosen dapat menampung pintu kaca Frame less maupun pintu kayu dou-
ble teakwood. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.
Untuk fitting hard ware dan reinforoing material yang mana kosen aluminium
akan kontak dengan bes, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
Toleransi pemasangan kosen kayu disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout, atau dengan teknik tertentu yang
mengacu pada gambar kerja.
Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
38INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing
door dan double door.
Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealent
supaya kedap air dan suara.
2.1.14 Pekerjaan Kaca
1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksankan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang
baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi :
Pemasangan seluruh kaca-kaca bagian dinding, pintu, jendela dll.
Pemasangan peralatan karet, silicon dan lain sebagainya (bila ada pekerjaan
alluminium).
Pengadaan/Pemasangan kaca cermin pada toilet dll, lengkap dengan sekerup
dan bingkai.
2. Persyaratan Bahan
Sistem kaca yang digunakan adalah proyek ini adalah system “Float” yaitu
mengembangkan cairan kaca diatas cairan logam (Float Process).
Jenis kaca yang digunakan untuk ruang kerja adalah kaca bening product ex
Asahimas atau yang setara dengannya, sedangkan untuk kamar mandi
menggunakan kaca buram tebal 5 mm.
Bahan-bahan kaca pada daun jendela yang akan digunakan kaca bening dengan
ketebalan 5 mm, kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan contoh-contoh
kaca yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Pemberi Kerja.
3. Persyaratan Pekerjaan
Semua pekerjaan dilaksankan dengan mengikuti pertunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan petunjuk Pemberi Tugas.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
39INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
Bahan kaca yang digunakan adalah produksi dalam Asahimas atau yang setara
dengannya.
4. Pemasangan Kaca
Pemasangan kaca ini dilaksankan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar seperti jendela, pintu. Ukuran, tebal, warna dan jenis
kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat tertulis,
petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas.
5. Shop Drawing dan Contoh
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
2.1.15 Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
40INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Persyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4"
dan 3" kualitas baik. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang
berkualitas baik. Grendel dan hak angin berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap
lembaran daun pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap
daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk alumunium
dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen alumunium
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Direksi atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
d. Grendel I buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela.
e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan
alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur ( atau sejenis )
seperti tersebut pada ayat pasal ini.
2.1.16 Pekerjaan Sanitasi Air/Plumbing
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang
telah ada, penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya
sehingga instalasi berfungsi dengan baik.
41INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Bahan
Pipa-pipa PVC yang digunakan Type AW dari beberapa ukuran, antara lain
diameter, 3/4” dan 3”.
Pipa diameter 3/4” digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 3” untuk
instalasi air kotor (Buangan KM/WC) dan limbah.
Sebagai alat sambung digunakan sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan
spesifikasi dan ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
Kran air yang digunakan harus poliakitact atau yang setara dari steinlessteel.
Kloset jongkok menggunakan bahan keramik dengan Merek TOTO atau yang
setara.
3. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan
yang standar, atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.
2.1.17 Pekerjaan Pengecatan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak
b. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat kayu Cap Kuda Terbang atau setara
b. Cat tembok Vinilex atau setara..
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai
42INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah
itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan
kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut:
Membersihkan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul
bagian bagian sambungan dan sudut plafond.
Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda
mengelupas.
d. Warna yang digunakan
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna
sebagai berikut :
Dinding dalam/luar digunakan warna peach dari merk Vinilex atau
setara. Plafond gypsum warna putih.
Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu cap Kuda
Terbang atau yang setara.
2.1.18 Pekerjaan Elektrikal
1. Pekerjaan Instalasi listrik
1.1 Lingkup Pekerjaan
43INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan
yang telah ada, peenyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC
sesuai gambar kerja dan sebagainya sehingga listrik menyala.
1.2 Bahan-bahan yang digunakan
a. Kabel NYA dengan kualitas Golden life atau yang setara.
b. Pipa kabel dari PVC HIC khusus untuk instalasi listrik diameter
3/4".
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional
merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas.
e. Box Sekering (MCB) sesuai dengan gambar.
f. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik,Produksi dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
1.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-
pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan
kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air
tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220
Volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong
boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin
44INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap bertanggung
jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban
penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang
timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor
tetap harus melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-
lampunya sesuai gambar instalasi yang beersangkutan dan
bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.
45INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB III
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
3.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
Dalam menghitung ( estimasi ) biaya suatu bangunan, volume pekerjaan
haruslah dihitung dengan teliti karena volume pekerjaan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perkiraan harga yang didapat. Volume suatu pekerjaan adalah
Perhitungan jumlah banyaknya suatu pekerjaan dalam satu satuan atau sering juga
disebut dengan kubikasi pekerjaan. Volume suatu pekerjaan bukanlah volume
yang sesungguhnya, melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu
kesatuan.
Pekerjaan perhitungan volume dilakukan mulai tahap persiapan yakni
pembersihan , pemasangan bowlplank , pekerjaan tanah , pekerjaan batu , beton
bertulang sampai pekerjaaan akhir seperti pengecatan atau perlengkapan lainnya.
Setiap jenis pekerjaan yang dihitungn, mempunyai kaitan dengan pekerjaan yang
lain sehingga perhitungan volume pekerjaan ini haruslah seteliti mungkin.
Perhitungan volume haruslah mengikuti gambar bestek yang telah dibuat
oleh perencana sehingga kita akan mendapatkan data volume pekerjaan yang akan
kita pergunakan dalam mengestimasi biaya yang diperlukan. Perhitungan volume
pekerjaan yang detail dapat mengurangi resiko pembengkakan biaya dimana
perhitungan volume dapat kita kaitkan dengan bahan material yang akan kita
gunakan sehingga pembiayaan dapat menjadi se-efiien dan sekecil mungkin.
Perhitungan volume pekerjaan dengan menggunakan bentuk Back Up
Data, dapat dilihat pada lampiran.
46INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB IV
ESTIMASI BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
4.1 Analisa Harga Satuan
Harga Satuan Pekerjaan merupakan jumlah harga bahan dan upah tenaga
kerja berdasarkan perhitungan analisis. Perhitungan ini berguna untuk menghitung
jumlah biaya masing – masing pekerjaan secara rinci. Perhitungan analisis
dilakukan setelah semua daftar harga bahan dan upah pekerja dikumpulkan dan
dibuat dalam satu daftar yang disebut dengan Daftar Harga Satuan Bahan dan
Upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja berbeda – beda di setiap
daerah. Jadi, dalam menghitung dan menyusun anggara biaya suatu proyek
Sangat tergantung pada lokasi dimana pekerjaan proyek konstruksi dilaksanakan.
Untuk perhitungan analisis, biasanya digunakan perhitungan analisa yang
dikeluarkan oleh Stándar Nasional Indonesia (SNI), Analisa Soedrajat (lebih
mengutamakan penggunaan alat berat/mobilisasi), dan analisa BOW (Burgerlijke
Openbare Werken), biasa dipakai pada proyek – proyek dengan peralatan
konvensional dengan sistem pekerjaan padat karya. Pada proyek pembangunan
rumah tinggal ini digunakan analisa SNI dan BOW,
Dalam menyusun Anggaran Biaya untuk proyek pembangunan rumah
tinggal kali ini, digunakan daftar bahan dan upah yang dikeluarkan oleh Bupati
Aceh Barat T.A 2014.Untuk harga bahan yang tidak tercantum dalam ketentuan
tersebut, dapat ditaksir dengan tetap berpedoman pada harga terdahulu.
4.2 Perhitungan Biaya Proyek
Anggaran Biaya suatu proyek konstruksi adalah menghitung banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis,
47INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
serta biaya - biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan suatu
proyek.
Secara umum Estimate Real of Cost adalah jumlah dari masing – masing
hasil perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
RAB = ∑ (VOLUME X HARGA SATUAN PEKERJAAN)
Semua daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan dijumlahkan, selanjutnya
harga satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume pekerjaan sehingga
didapatkan jumlah harga biaya bangunan.
Apabila semua harga satuan pekerjaan sudah dikalikan dengan volume,
dan telah didapat total harga untuk masing – masing pekerjaan, selanjutnya
dimasukkan ke dalam tabel Rekapitulasi, yang merupakan total harga bangunan
murni.
Total harga tersebut biasanya akan ditambahkan dengan biaya Ppn sebesar
10% dari total harga bangunan.
4.3 Pembahasan Hasil
Presentase Bobot Pekerjaan merupakan besarnya persen pekerjaan selesai,
yang dibandingkan dengan pekerjaan selesai seluruhnya.
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100 %. Sebagaimana diketahui dalam
Rencana Anggaran Biaya terdahulu, biaya/harga murni bangunan, sebelum
ditambahkan dengan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) sebesar 10 % dari harga
bangunan, adalah sebesar Rp. 108.660.000,-.
Perhitungan Persentase Bobot Pekerjaan dapat dilakukan dengan rumus
berikut :
PBP =
Perhitungan Persentase Bobot Pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan
pekerjaan yang telah di –breakdown – kan pada perhitungan Volume.
48INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penyusunan langkah kerja dan perhitungan estimasi anggaran
biaya pada pembangunan Rumah tinggal Type 100 ini dapat disimpulkan bahwa
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung tersebut adalah
sebesar Rp. 353,500,000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Tiga Juta lima Ratus Ribu
Rupiah)
5.2 Saran
Dari hasil penyusunan langkah kerja dan perhitungan estimasi anggaran
biaya pada pembangunan rumah tinggal type 100 ini, dapat di disampaikan
beberapa saran diantaranya :
a. Diharapkan kepada setiap estimator agar dapat menggunakan
perhitungan dengan tepat dan teliti, sehingga dapat dihasilkan biaya
yang tepat sasaran. Hal ini guna menghindari pembengkakan dana
akibat hitungan yang tidak tepat.
b. Biaya yang diperoleh sangan tergantung pada analisa yang digunakan,
maka sebaiknya digunakan analisa yang tepat sehingga estimasi harga
yang diperoleh bernilai ekonomis.
49INDRA RIANDI (11C10203050)
Estimasi Biaya Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Pedoman Rancangan Estimasi Biaya Konstruksi, Pembanguna
Ruko type 100 (UTU, Alue Peunyareng)
Anonim, Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum, 1982) http://www.geogle.co.id/
Anonim, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum, 1987) http://www.geogle.co.id/
Anonim, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI – 5 (PKKI) (Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum, 1961)
Anonim, Badan Standarisasi Nasional , http://www.geogle.co.id/
UNSRI, 2002)
50INDRA RIANDI (11C10203050)
top related