Sistem Reproduksi, Hormon & Seks Pertemuan 25

Post on 12-Jan-2016

148 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Matakuliah: L0044/Psikologi Faal Tahun: 2009. Sistem Reproduksi, Hormon & Seks Pertemuan 25. Fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk homeostasis, tetapi penting untuk kelangsungan hidup spesies. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript

Sistem Reproduksi, Hormon & SeksPertemuan 25

Matakuliah : L0044/Psikologi FaalTahun : 2009

Bina Nusantara

• Fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk homeostasis, tetapi penting untuk kelangsungan hidup spesies.

• Walaupun tidak memberi kontribusi untuk homeostasis, sistem ini tetapi penting berperan penting dalam kehidupan seseorang.

• Contoh: perilaku psikososial,pengaruh mendalam dalam masyarakat.

• Organisasi universal masyarakat menciptakan– Lingkungan stabil kondusif bagi kelangsungan

spesies.– Ledakan populasi dan terkurasnya sumber daya.

Bina Nusantara

• Reproduksi tergantung pada penyatuan gamet (sel germinativum/sel reproduktif) pria dan wanita.

• Untuk membentuk satu individu baru dibutuhkan separuh set kromosom orang tua.

• Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk memungkinkan penyatuan bahan genetik dari kedua mitra seksual.

• Sistem reproduksi wanita diperlengkapi untuk menampung dan memberi makan keturunan hingga dapat bertahan secara independen di lingkungan eksternal.

Bina Nusantara

From: Carlson, N. R. (2007). Physiology of behavior (9th ed.). Boston: Pearson.

Bina Nusantara

• Organ reproduksi primer/gonad terdiri dari:– Sepasang testis ♂– Sepasang ovarium ♀

• Pada kedua jenis kelamin, gonad matang melaksanakan fungsi ganda:– Gametogenesis spermatozoa/sperma ♂ dan ovum

♀ – Hormon seks, terutama testosteron pada ♂, esterogen

dan progesteron pada ♀.

Bina Nusantara

Selain gonad, sistem reproduksi pada ♂ dan ♀ juga mencakup:•Saluran reproduksi.•Kelenjar seks tambahan.•Payudara ♀ .•Dan genitalia eksterna

Bina Nusantara

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

Karakteristik seks sekunder berbagai karakteristik eksternal yang tidak secara langsung terlibat dalam reproduksi tetapi membedakan pria dan wanita, contoh:

•Konfigurasi tubuh.

•Distribusi rambut.

Testosteron pd pria dan esterogen pd wanita penentu perkembangan dan pemeliharaan karakter tersebut.

From: Putz, R., & Pabst, R. (2006). Sobotta atlas der anatomie des menschen, Band 1 (22 Auflage). Elsevier GmbH: München.

Bina Nusantara

• Pada sebagian spesies karakteristik seks sekunder sangat penting dalam perilaku pacaran dan kawin.

Contoh:• Jengger ayam jantan menarik perhatian ayam betina.• Tanduk pada menjangan jantan untuk mengusir jantan

lain.• Sedang pada manusia, tanda-tanda yang membedakan

antara pria dan wanita memang menarik perhatian lawan jenis, tetapi daya tarik sangat dipengaruhi olek kompleksitas masyarakat manusia dan perilaku budaya.

Bina Nusantara

Fungsi reproduksi penting pd pria:• Pembentukan sperma (spermatogenesis)• Penyaluran sperma pada wanita.

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

Fungsi reproduksi penting pd wanita:• Pembentukan ovum (oogenesis)• Menerima sperma.• Transportasi sperma dan ovum ke tempat penyatuan

(fertilisasi, konsepsi).

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

• Pemeliharaan janin (gestasi, kehamilan), termasuk pembentukan plasenta.

• Melahirkan bayi (partus).• Memberi makan pd bayi yg baru dilahirkan (laktasi).

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

• Produk pembuahan EMBRIO (2 bulan pertama intrauterus).

• FETUS / JANIN selama sisa gestasi.

• Molekul DNA yang membawa kode genetik sel tidak secara acak dimasukkan ke dalam nukleus tetapi disusun secara rapi menjadi banyak kromosom.

• Setiap kromosom molekul DNA berbeda serta rangkaian gen yang unik.

• Sel somatik mengandung 46 kromosom (diploid), yg dpt disortir menjadi 23 pasangan berdasarkan berbagai ciri pembeda.

• Kromosom homolog kromosom yg membentuk satu pasangan dari ayah dan ibu.

• Gamet mengandung hanya salah satu anggota dari setiap pasangan kromosom sehingga jumlah total kromosomnya 23 (jumlah haploid).

Bina Nusantara

Distribusi kromosom pada reproduksi seksual.

From: Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

• Apakah individu ditakdirkan menjadi pria atau wanita suatu fenomena genetik yang ditentukan oleh kromosom2 seks.

• 22 pasang kromosom otosom, sifat spesifik, misal warna mata.

• 1 pasang kromosom kromosom seks, terdiri dari 2 jenis yang berbeda secara genetis,

– Kromosom X dan kromosom Y.

• Penentuan jenis kelamin tergantung kombinasi kromosom seks.

• Pria 1 X dan 1 Y ; Wanita 2 X

• Kromosom Y bertanggungjawab untuk semua perbedaan anatomis dan fungsional antara pria dan wanita.

Bina Nusantara

• Kasus ketidakcocokan antara jenis kelamin genetik dan anatomik karena kesalahan pada diferensiasi jenis kelamin:

• Testis gagal berdiferensiasi dan tidak mengeluarkan hormon berkembangnya individu dengan anatomi wanita tetapi gen pria. (steril).

• Defisiensi genetik enzim yang mengubah testosteron menjadi DHT akan menghasilkan pria secara genetik dengan testis dan saluran reproduksi pria tetapi genitalia eksternanya wanita.

• Sindrom androgenital maskulinisasi wanita, saluran reproduksi dan genitalia eksterna berkembang mengikuti jalur pria.

Bina Nusantara

• Kadang ketidaksesuaian tsb belum diketahui sampai masa pubertas, saat menyadarinya krisis identitas gender yang menimbulkan trauma psikologis.

Contoh:• Individu dengan gen wanita yg mengalami maskulinisasi

memiliki ovarium tetapi dengan genitalia eksterna pria, sehingga dibesarkan sebagai anak laki-laki. Ketika ovarium mensekresi estrogen payudara membesar dan tidak timbul janggut (tidak ada testosteron karena tidak ada testis), akan timbul masalah.

• Masalah diferensiasi jenis kelamin harus didiagnosa sejak masa bayi.

Bina Nusantara

• Diagnosa sedini mungkin.• Jika jenis kelamin sudah ditentukan, hal tersebut dapat

diperkuat, jika diperlukan, dengan terapi bedah atau hormon sehingga perkembangan psikoseksual dapat berlangsung senormal mungkin.

• Kasus2 ketidaksesuaian diferensiasi jenis kelamin yang lebih ringan sering muncul sebagai masalah sterilitas.

Bina Nusantara

ReferencesCarlson, N. R. (2007). Physiology of behavior (9th ed.).

Boston: Pearson.Pinel, J. P. J. (2006). Biopsychology (6th ed.). Boston:

Pearson.Putz, R., & Pabst, R. (2006). Sobotta atlas der anatomie

des menschen, Band 1 (22 Auflage). Elsevier GmbH: München.

Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

Bina Nusantara

THANKS

top related