Sistem peredaran darah

Post on 28-Jul-2015

32 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

XI IPA 2

KELOMPOK :

Verani Nurizki

Alviyani Rahmadini

Marcel Ezra

Darah

Darah ...Merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas sel-sel darah,keping darah dan matriks

Karakteristik darah : Darah lebih berat &

lebih kental daripada air,berbau khas dan memiliki ph 7,35-7,49

Warna darah bervariasi,tergantung kadar oksigen yang dibawanya.

Volume darah yang ada di dalam tubuh adalah 8% dari berat badan.

Fungsi darah

• Mengangkut zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh

• Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan

• Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit• Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu

proses fisiologis• Menjaga stabilitas suhu tubuh• Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh

untuk menghindari kerusakan• Mencegah pendarahan

Sistem Peredaran Darah pada Manusia Apakah Sistem Peredaran Darah itu ?

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh

Jenis-Jenis Sistem Peredaran darah dalam tubuh manusia :1. Sistem peredaran darah besar (sistemik)

Peredaran besar atau sistemik di mulai dari bagian anatomi jantung yang tepatnya pada bagian aorta, menuju pada bagian tubuh lainnya, pada bagian tubuh atas maupun tubuh manusia bagian bawah. Peredaran darah terjadi melewati pembuluh darah arteri, mengalirkan darah yang kaya akan unsur oksigen dan kemudian menyebar menuju semua organ tubuh manusia. Maka dari itu, peredaran darah yang satu ini disebut peredaran darah besar.

2. Sistem Peredaran darah kecil (Pulmunol)Kemudian untuk peredaran darah kecil ini, merupakan peredaran darah pada manusia yang berisikan muatan darah kotor, lalu diangkut oleh arteri Pulmonalis mulai dari serambi bagian kanan ke organ paru-paru. Pada fungsi paru-paru inilah akan terjadi kegiatan seperti “pembersihan”, yang pada akhirnya darah bersih ini akan di bawa keluar dari paru-paru melewati Vena pulmonalis dan menuju ke jantung tepatnya pada bagian bilik kiri.

KOMPONEN DARAH

A. PLASMA DARAH1. Hampir 90% air yang di dalamnya terlarut

berbagai macam zat, sari makanan, garam

mineral, hormon, enzim, protein, dan zat sisa

metabolisme;

2. Garam-garam mineral, misalnya NaCl, KCl dan

garam-garam fosfat

FUNGSI :

- ALAT TRANSPORTASI DARI BAHAN METABOLIK, SISA METABOLISME, JUGA HORMON.

- MENGATUR DISTRIBUSI PANAS TUBUH, KESEIMBANGAN ASAM BASA MAUPUN KESEIMBANGAN OSMOTIK.

Sel darah adalah sel-sel yang hidup, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah pembeku (trombosit).

B. SEL-SEL DARAH

• Berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung.

• Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin.

• Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari.

Sel darah merah (eritrosit)

• Hemoglobin (Hb) protein yang mengandung zat besi.

• Fungsi: untuk mengikat O2 & CO2 dalam darah. Hemoglobin berwarna merah karena itu sel darah merah berwarna merah.

Hemoglobin (Hb)

•Sel darah merah yang rusak atau sudah tua akan dirombak dalam limfa.

•Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu.

•Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas tadi.

VARIASI BENTUK ERITROSIT

1. RULO ( ROULEAUX )- MENYERUPAI TUMPUKAN UANG LOGAM AKIBAT SALING MELEKATNYA ERITROSIT.

2. KRENASI ( CRENATION )-ERITROSIT BERADA DALAM SUASANA HYPERTONIS PERMUKAAN ERITROSIT BERKERUT, KARENA CAIRAN DALAM ERITROSIT TERTARIK KELUAR.

3. SEL HANTU ( GHOST CELL ) -- ERITROSIT BERADA DALAM SUASANA HYPOTONIS, CAIRAN MASUK, BENTUK BERUBAH SEPERTI BOLA, BILA PECAH TINGGAL SELAPUTNYA SAJA DENGAN BENTUK TIDAK BERATURAN

Sel Darah Putih (Leukosit)• Berwarna jernih• Bentuknya tidak teratur atau tidak

tetap• Sel darah putih dapat keluar dari

pembuluh darah agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh

• Memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki

pigmen.• Jumlahnya kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3 darah. • Hanya hidup sekitar 12 – 13 hari. • Berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit.

Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasma sel, leukosit dibedakan menjadi 2 tipe:• Granulosit

Merupakan leukosit yang bergranula. Granulosit berperan dalam membunuh kuman penyakit dan sel asing (termasuk sel kanker), serta memakan sel mati.

• Agranulosit Merupakan leukosit yang tidak bergranula. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.

Keping Darah (Trombosit)• Berbentuk bulat atau

lonjong• Jumlahnya kurang lebih

300.000 pada tiap 1 mm3 darah

• Masa hidupnya hanya 8 hari

• Trombosit dibuat dalam sumsum merah dari megakariosit

• Trombosit berfungsi dalam pros

• es pembekuan darah jika terjadi luka

Skema pembentukan benang fibrin saat penutupan luka

Sebaliknya pada pengambilan darah, agar pembekuan darah dapat

dicegah dilakukan hal-hal berikut.

1. Memberikan garam natrium sitrat atau natrium oksalat, dengan tujuan

mengikat ion Ca++ hingga pembentukan trombin terhambat.

2. Mencegah terjadinya luka yang besar, misalnya menggunakan jarum yang

tajam.

3. Darah yang sudah diambil disimpan di tempat yang dingin, pada suhu 0ºC,

hingga enzim pembekuan tidak aktif.

4. Memberikan bahan antikoagulasi, seperti hirudin, heparin yang

menghalangi reaksi fibrinogen dengan trombin.

Kesimpulan

Golongan Darah

• Karl Landsteiner (1968 – 1947), seorang ahli dari Austria, menemukan cara penggolongan darah dengan sistem AB0.

• Berdasarkansistem ABO, darah dikelompokkan menjadi 4 golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.

• Dasar penggolongan darah sistem ABO adalah keberadaan aglutinogen pada permukaan sel darah merah.

Sistem ABO• Aglutinogen (antigen) merupakan senyawa protein darah yang

terdapat pada sel-sel darah merah, berfungsi sebagai antigen dan bersifat dapat di gumpalkan. Ada 2 macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. – Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung

asetilglukosamin pada rangka glikoproteinnya.– Aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya.

• Aglutinin (antibodi) adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma darah, berfungsi antibody dan bersifat menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α dan β.

Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.

Sistem ABOMenurut sistem ABO, golongan darah manusia

dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai.

• Antigen dan antibodi yang sesuai akan larut atau tidak menggumpal.• Antigen dan antibodi yang tidak sesuai akan menggumpal.• Golongan darah AB disebut dengan resipien universal (penerima) dapat menerima transfusi dari golongan darah lain• Golongan darah O disebut sebagai donor universal dapat menjadi donor (pemberi) untuk semua golongan darah

Sistem ABO

Sistem Rhesus

Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah, nama lainnya adalah faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada 1940 oleh Karl Landsteiner.

Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh- (Rhesus Negatif). Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+ (Rhesus Positif)

85 persen penduduk dunia memiliki faktor Rhesus (Rh+) dalam darahnya, sementara 15% tidak memiliki faktor Rhesus (Rh-) dalam darahnya.

Mengingat langkanya pemilik darah Rhesus Negatif (Rh-) ini, faktor Rhesus menjadi sangat penting terutama pada

• 1. Pengaruh faktor rhesus pada transfusi darah. Pemilik darah Rhesus Negatif (Rh-) yaitu golongan darah yang tidak

mempunyai antigen Rhesus. pendonor Rhesus Positif (Rh+) bersifat dominan, oleh karena itu Rh+ tidak boleh mendonorkan darahnya ke tipe Rh- karena akan terjadi aglutinasi menyebabkan darah Rhesus Negatif (Rh-) tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk transfusi ke Rhesus Negatif (Rh-) lain. Akan tetapi orang bergolongan darah Rh- boleh menyumbangkan darah ke orang bergolongan darah Rh+.

• 2. Wanita Rhesus Negatif (Rh-) hamil dengan janin Rhesus Positif(Rh+).Jika seorang wanita Rhesus Negatif (Rh-) menikah dengan seorang pria yang

memiliki Rhesus Positif (Rh+), hampir 100% keturunannya akan memiliki Rhesus Positif (Rh+). Keberadaan janin dengan Rhesus Positif (Rh+) dalam tubuh wanita hamil Rhesus Negatif (Rh-), terutama yang telah memiliki antibodi anti Rh+ dalam darahnya akan memicu timbulnya akibat fatal bagi janin yang dikandungnya.

Tranfusi Darah

Apabila karena sesuatu hal (luka parah, operasi

atau melahirkan) seseorang kehilangan darah

terlalu banyak, untuk menolongnya diberikan

tambahan darah. Peristiwa ini disebut tranfusi

darah, orang yang memberi disebut donor dan

yang menerima disebut resipien. Pada tranfusi

darah golongan darah donor harus sama dengan

resipien, tetapi dalam keadaan darurat dapat

dilakukan dengan memerhatikan aglutinogen dan

aglutininnya. Jika aglutinogen donor tidak

digumpalkan aglutinogen resipien, transfusi

darah dapat dilakukan.

Donor Universal

Keterangan : Donor : Pemberi Darah Resipen : Penerima Darah

A A O O

B B

AB

AB

Tranfusi Darah

~Selesai~

top related