REDHA SADHU LEKSONO - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-28414-3107100117-presentation...Dinding bata diasumsikan sebagai bracing tekan setara ... Bila terjadi Gempa
Post on 23-Mar-2019
241 Views
Preview:
Transcript
REDHA SADHU LEKSONO 3107 100 117 (Pembimbing) Data Iranata ST., MT., Ph.D. Ir. Heppy Kristijanto, MS.
Indonesia merupakan negara dengan intensitas gempa yang tinggi.
Banyak bangunan gedung yang runtuh ketika terjadi gempa.
Pada perencanaan suatu bangunan gedung, dinding bata dianggap sebagai komponen non struktural.
Dinding bata memiliki kekuatan dan kekakuan tertentu.
Perbedaan perilaku bangunan yang memperhatikan
dinding bata sebagai beban terbagi rata dan inding
bata sebagai salah satu komponen struktural.
Besarnya pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding
bata pada bangunan bertingkat.
Sampai pada tingkat berapakah dinding bata
berpengaruh cukup signifikan pada bangunan.
Mengetahui perbedaan perilaku bangunan yang
memperhatikan dinding bata sebagai beban mati terbagi
rata dan dinding bata sebagai salah satu komponen
struktural.
Mengetahui berapa besar kekuatan dan kekakuan
dinding bata pada bangunan bertingkat.
Mengetahui sampai tingkat berapakah dinding bata
berpengaruh cukup signifikan pada bangunan.
Untuk desain elemen – elemen struktur digunakan peraturan perencanaan SNI 03-
2847-2002.
Untuk desain pembebanan gempa menggunakan SNI 1726-2002.
Peraturan yang dipakai untuk penentuan tingkatan kinerja gedung memakai
Federal Emergency Management Agency (FEMA-273/356/440).
Analisa perilaku non – liniernya menggunakan Analisa Beban Dorong Statik (Static
Pushover Analysis), dengan program bantu SAP 2000.
Menggunakan dinding bata standart dengan dimensi 230 x 110 x 50 mm menurut
Standar Bata Merah di Indonesia yaitu Y.D.N.I. (Yayasan Dana Normalisasi
Indonesia) nomor NI-10.
Tingkat bangunan bervariasi mulai dari 2 tingkat, 3 tingkat, 4
tingkat, 6 tingkat, 8 tingkat, dan 10 tingkat.
Bangunan terletak pada zona gempa 4 dan 6 dan berada di
jenis tanah sedang.
Dinding bata diasumsikan sebagai bracing tekan setara
setengah tinggi portal dan setara tinggi portal.
Dinding bata menggunakan pasangan setengah bata.
Luas bangunan 24 m x 24 m, tinggi tiap lantai 3,5 m.
Mengetahui bagaimana perilaku dinding bata pada
struktur bangunan bertingkat.
Dapat digunakan sebagai referensi dalam
merencanakan bangunan gedung bertingkat rendah
maupun gedung bertingkat tinggi.
Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah,
dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas,
dsb).
Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non
strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.
Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen
non struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan
tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni
bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman. (SNI – 03 - 1726 – 2002)
Susunan batu bata yang digunakan dalam konstruksi,
biasanya diletakan dengan menggunakan mortar
membentuk dinding. Dinding bata diatur dalam SNI
sebagai dinding non struktural. Dinding bata sering
digunakan sebagai partisi pemisah dibagian dalam atau
penutup luar bangunan pada struktur portal beton
bertulang maupun struktur portal baja (Wiryanto,2005).
Siregar (2010), pemodelan dinding pengisi bata pada
struktur portal dapat dilakukan dalam dua cara,
yaitu :
1. Diagonal Compression Strut
2. Continuum Model
Suatu cara analisis statik 2 dimensi atau 3 dimensi linier dan non linier, di
mana pengaruh Gempa Rencana terhadap struktur gedung dianggap
sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-
masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur sampai
melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi
plastis) pertama di dalam struktur gedung, kemudian dengan peningkatan
beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk elasto-plastis yang besar
sampai mencapai kondisi di ambang keruntuhan. (SNI – 03 - 1726 – 2002)
6,0 m 24,0 m
24,0 m
6,0 m
Denah Bangunan Gedung
Strukur Open Frame
Strukur dengan Bracing Tekan Setara Setengah Tinggi Portal
Strukur dengan Bracing Tekan Setara Tinggi Portal
Bracing Tekan Setara Setengah Tinggi Portal
Bracing Tekan Setara Tinggi
Portal Open Frame
Bracing Tekan Setara Setengah Tinggi
Portal
Bracing Tekan Setara Tinggi
Portal
Open Frame
Bracing Tekan Setara Setengah
Tinggi Portal
Bracing Tekan Setara Tinggi
Portal
Open Frame
Open Frame target perpindahan (δt) = 0,116 m
Bracing Tekan Setara Setengah Tinggi Portal target perpindahan (δt) = 0,096 m
Bracing Tekan Setara Tinggi Portal target perpindahan (δt) = 0,062 m
Bracing Tekan Setara Setengah
Tinggi Portal
Bracing Tekan Setara Tinggi
Portal
Open Frame
Kesimpulan : Struktur open frame memiliki perilaku struktur yang lebih
baik daripada struktur dengan bracing tekan.
Pada bangunan bertingkat rendah (2 lantai), base shear yang dihasilkan bangunan dengan bracing tekan dan bangunan struktur open frame memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Namun mulai dari bangunan 4 lantai, nilai base shear yang dihasilkan oleh bangunan dengan bracing tekan memiliki nilai yang jauh lebih besar dengan struktur open frame, nilainya mencapai dua kali lipatnya.
Dinding bata dapat mengganggu kinerja struktur utama untuk berdeformasi secara maksimal. Semakin tinggi tingkat lantai suatu gedung, maka tingkat pengaruh kekuatan dan kekauan dinding bata semakin besar terhadap kinerja struktur utama.
Saran : Kekuatan dan kekakuan dinding bata perlu diperhatikan
dalam proses desain bangunan gedung bertingkat tinggi maupun rendah, karena dari hasil studi membuktikan bahwa dinding bata dapat menggangu kinerja dari struktur utama.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kinerja dinding bata pada bangunan bertingkat dengan analisa non linier pushover 3D dan dengan variasi tingkat gedung dan pemodelan dinding bata yang lebih bervariasi.
Dari kesimpulan yang didapat, disarankan untuk panel penutup atau partisi bangunan gedung menggunakan bahan yang memiliki kekuatan dan kekakuan yang rendah agar tidak menggangu deformasi dan kinerja pada struktur utama.
top related