Transcript
5/20/2018 rangkuman mpt
1/34
Bismillahirrahmanirrahim
Rangkuman slide MPT
putri handalasakti ayogo
ALERGI MAKANAN
Dibagi menjadi 2 kategori:
1. Terjadi melalui mekanisme imunologis, yaitu:
- Diperantarai oleh Ig E alergi kacangterjadi saat atau segera setelah makan
- Tidak diperantarai Ig E misalnyaprotein-induced enterocolitis syndrome) terjadi dalam beberapa jam
2. Intoleransi makanan intoleransi laktosa, keracunan makanan yang mengandung
bakteri
- Patofisiologi
Sebagian besar alergi makanan diperantarai oleh Ig E Alergen makanan biasanya berupa glikoprotein yang tahan terhadap
pemanasan dan proteolisis
Mempunyai berat molekul rendah (10-70kD) sehingga dapatmenembus mukosa
Contoh alergen makanan: kacang, putih telur, ikan, udang, soybeandapat terjadi reaksi silang dengan alergen lain misalnya putik sari
bunga
Mediator yang dilepaskan: histamin, prostaglandin, leukotrien,chemotactic factor, sitokin
Reaksi yang terjadi: vasodilatasi, kontraksi otot polos, dan sekresimukus,dll
- Epidemiologi
Insiden alergi makanan di Amerika sekitar 6% pada bayi dan anak, 3,7% pada dewasa
2,5% alergi susu sapi, 1.3% alergi telur, 0,8% kacang, 0,4% wheat, 0,4% soy
Kematian biasanya disebabkan oleh reaksi anafilaksis yang hebat edema laring, irreversible bronchospasm, refractory hypotension, atau kombinasi
ketiganya Alergi makanan tercatat sebagai 1/3 penyebab kasus reaksi anafilaksis
5/20/2018 rangkuman mpt
2/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Cara menegakan Diagnosis
Anamnesis Kulit Saluran pencernaan Saluran pernafasan
- Telaah semua daftar makanan yang
mungkin menjadi penyebab- Bagaimana cara penyajian?
- Berapa banyak yang dimakan?
- Catat semua reaksi yang terjadi :
- cara terpapar (ditelan, skin contact,inhalasi, suntikan) dan dosis?
- onset terjadinya reaksi?
- catat semua gejala dan tingkat
keparahannya
- lama reaksi terjadi?- terapi yang diberikan dan responnya?
- reaksi yang paling sering terjadi
- mulai dari urtikaria akut (palingsering),flushing, angioedema,
eksaserbasi dermatitis atopi, dermatitis
herpetiformis
- Alergi makanan jarang menimbulkanurtikaria kronik atau angioedema
- Termasuk didalamnya reaksi
hipersensitivitas cepat danpollen-food allergy syndrome(oral
allergy syndrome)
- Gejala: mual, muntah, nyeri
perut, diare (jarang terjadi)- Oral allergy syndrometimbul
rasa gatal di bibir, lidah, palatum,
dan tenggorokan disertai edema3% kasus berkembang
menjadi edema laring atauhipotensi
- URTKongesti hidung,
bersin, hidung terasa gatal, ataurinorebiasanya terjadi
bersamaan dengan gejala pada
mata, kulit, dan GIT
- LRTedema laring, batuk,bronkospasme
- Asmapatogenesisnya masih
kontroversialreaksi utama
bukanlah bronkospasme akut,
tapi timbul gejala asma kronikatau kesulitan untuk mengatasi
serangan asma
* Mixed IgE/non-IgE
gastrointestinal
food allergy (eosinophilic
* Food-induced pulmonary
hemosiderosis
5/20/2018 rangkuman mpt
3/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
gastroenteritis)
Gejala:- mual, nyeri perut, tanda khas
pada anakBB danfailure to
thrive- Lab darah: eosinofilia
- Endoskopi dan biopsi
ditemukan eosinofil di salurancerna
- Terapi biasanya dengan diet
makanan yang merupakanalergen tidak berhasil
kortikosteroid
- Disebut juga Heiner syndrome
- Jarang terjadi
- Ditandai pneumonia berulang,hemosiderosis, perdarahan GIT,
anemia defisiensi besi, dan FTT(pada bayi)- Mekanisme imunologis masih
belum jelassekunder
terhadap non-IgE
hypersensitivity
* Non-IgE mediated
gastrointestinalfood allergy
- Dietary protein enterocolitisterjadi pada bulan pertama
kehidupanmuntah proyektil
yang hebat, diare, FTTbayi
tampak lemah dan dapat terjadidehidrasi
- Biasanya disebabkan oleh susu
sapi atau protein kedelai- Reaksi terjadi setelah 2 jam
ingesti makanan
- Untuk menegakkan diagnosis
oral foodchallenge
* Food induced anaphylaxis
- Gelaja :
Orofaringeal pruritus,
angioedema (edema laring),urtikaria, ocular injection,
ocular pruritus, edema
konjungtiva,periocular swelling,
kongesti nasal, nasal pruritus,rinore, bersin, stridor, disfonia,
batuk, dyspnea, wheezing,
bronkospasme, mual, muntah,nyeri perut, diare, kegagalam
kardiovaskular
Pemeriksaan penunjang
Eosinofilia (darah atau jaringan)hitung jenis eosinofil >3%, eosinofil total >300/ml
Pemeriksaan IgE total dan spesifik IgE RASTpositif bila hasilnya 1 dan hasil yang positif berkorelasi baik dengan uji tusuk kulit (prick test)
Epicutaneous (prick) test
Double blind food challenges
Pharmacin CAP system~ ELISA positif bila hasilnya >32kUa/L dan berkorelasi baik dengan double blind placebo controlled food challenge (DBPCFC)
5/20/2018 rangkuman mpt
4/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Pemeriksaan Penunjang
Uji kulit Uji Provokasi susu sapi DBPCCMC Elimination challenge test
- Uji tusuk, uji gores, serta ujiintradermal
- Akurasi hasil positif 2
tahun berarti positif
- Merupakan pemeriksaan lanjutanbila dari A/, PF, salah satu
pemeriksaan Ig E total, Ig E spesifik,
dan uji kulit menunjukkan hasil yangpositif
- Baku emas diagnosis alergi susu sapi
adalah DBPCFCmahaldoubleblind placebo controlled cows milk
challenge (DBPCMC)
Elimisasi susu sapi ataumakanan yang mengandung
susu sapi minimal 14 hari
sebelum tes Antihistamin tidak boleh
diberikan 3 hari sebelumnya,steroid dan bronkodilator
sejak 1 hari sebelumnya
Dosis awal harus
5/20/2018 rangkuman mpt
5/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Penatalaksanaan
Eliminasi makanan
Terapi farmakologi
Pada pasien malabsorpsipemberian nutrisi lain harus optimal
Imunoterapi dan hiposensitisasi oral
Edukasi pasien- Terapi farmakologi
diberikan bila tidak ada perbaikan dengan eliminasi makanan, tidak dapat menghindari makanan tersebut, alergen makanannya tidak dapat t eridentifikasi
1. H1receptor antihistamine(t,u untuk reaksi yang melepaskan histaminurtikaria, angioedema, konjungtivitis, rinitis, pada kasus GIT masih kontroversial)pemberian sebelum makan bisa mengurangi gejala tapi tidak mencegah terjadinya reaksi anafilaksis
2. H2receptor antihistaminesimetidin, ranitidinperannya masih belum jelas3. Adrenergic agentepinefrin4. Jika reaksinya ringan (urtikaria atau pruritus saja cukup antihistamin oral5. Reaksi anafilaksisepinefrin
Epinefrin Antihistamin H1 Antihistamin H2 Bronkodilator
Merupakan obat pilihan untuk reaksianafilaksis
- Albuterol (ventolin) 2,5-5 mgnebulisasi
Cara kerja: resistensi vaskuler sistemik, tek diastolik, bronkodilator,aktivitasinotropik dan kronotropik jantung
mengurangi urtikaria, angioedema, edema
laring, dan gejala anafilaksis yang lain
Melalui reseptor H1mencegahkontraksi otot polos, permeabilitas kapiler, mencegah
timbulnya edema
Contoh : difenhidramin
Histamin-2 blockerranitidin,simetidinuntuk ulkus gaster
- Metaproterenolefekterhadap HR kecil0,3 ml
nebulisasi
Dosis: 0,3 ml s.k atau i.m (1:1000) untuk i.v
(1:10.000)
Dosis dewasa: 25-50 mg p.o tiap
6 jam atau 50-75mg iv/im tiap 6
jam, atau 5mg/kgBB/hari iv,
maksimal 300 mg/hari
Dosis ranitidin dewasa: 150mg
p.o tiap 8-12 jam, atau 50mg i.v
tiap 6-8 jamPada anak tidak
dianjurkan
- Teofilin5-6 mg/kg i.v
dilarutkan dalam Dx 5% hingga
20 ml, diberikan dalam 15-20
menit, diikuti dosis
maintenance 0,5-1
mg/kgBB/jam
Dosis anak: 0,01ml/kgBB/dosis (1:1000)
MAKSIMAL 0,3 ML
Dosis anak: 1-2 mg/kgBB/dosis,
tiap 6 jam, p.o/i.v/i.m, drip5mg/kgBB/hari
Dosis simetidin 300 mg p.o/i.v
tiap 6-8 jam
anak>16 tahun20-40 mg/kgBB/hari p.o/i.v
5/20/2018 rangkuman mpt
6/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Kortikosteroid
Metilprednisolon Hidrokortison Prednison
antiinflamasi, mengembalikan
permeabilitas vaskular yang meningkat
Dosis: 60-80 mg i.v, 1 dosis, diulang setelah6 jam
Dosis: 100-200 mg i.v tiap 6-8jam
Dosis: 20-40 mg p.o kemudian tapp off
Dosis anak: 1-2 mg/kgB/dosis i.v tiap 6
jam, maksimal 60-80 mg
Dosis anak: tidak lebih dari 5-
10 mg/kg i.v tiap 6-8 jam
Dosis anak: 1-2 mg/kg/hari p.o
kemudian tapp. off, tidak lebih dari 2 mg
- Kondisi yang menyerupai reaksi alergi makanan
Kelainan dengan muntah sebagai salah satu gejalagastroesofageal refluks (GER)
Diare karena sebab lain (infeksi)
Intoleransi laktosa
5/20/2018 rangkuman mpt
7/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
ALERGI SUSU SAPI
Reaksi hipersensitivitas tipe I fase cepat atau fase lambat Angka kejadian menurun sejalan dengan ebrtambahnya umur Biasanya terjadi pada bayi dari ibu dengan riwayat atopi Tindakan pencegahan :
- ASI ekslusif
- Diet penghindaran susu sapi pada ibu menyusui bayi yang mempunyai risiko atopi
- Pemberian formula hipoalergenik, casein free, protein hidrolisat- Pemberian formula susu kedelai
Diagnosis- Anamnesis:
Gejala timbul didahului minum susu sapi Ada riwayat penyaki atopi di keluarga atau pasien sendiri (asma, rinitis alergi, dermatitis atopi, urtikaria, alergi makanan, alergi obat Keluhan utama berupa gejala klinis, misalnya pada kulit (urtikaria, dermatitis atopik), GIT (muntah, diare, kolik, obstipasi, diare berdarah)
- Pemeriksaan Fisik Kulit kering, urtikaria, dermatitis atopik Alergic schiners, nasal creases, geographic tongue, mukosa pucat, mengi
- Pemeriksaan penunjang
Darah tepi: hitung jenis eosinofil >3%, eosinofil total >300/ml
Kadar Ig E total (menurut umur)
Kadar Ig E spesifik susu sapi
Radioallegroorbent Test (RAST) yang dinyatakan positif bila hasilnya 1 dan hasil yang positif berkorelasi baik dengan uji tus uk kulit
Pharmacin CAP system~ ELISApositif bila hasilnya >32kUa/L dan berkorelasi baik dengan do uble blind placebo controlled food challenge (DBPCFC)
Uji kulit, uji provokasi susu sapi, DBPCCMC, dan Elimination challenge test (sama dengan alergi makanan)
Penatalaksanaan ASI eksklusif dan penghindaran susu sapi pada ibu Jika tidak mungkin diberi ASIberi susu formula bebas susu sapi pada bayi berisiko tinggi yang diketahui mempunyai riwayat atopi Melakukan eliminasi susu sapi dan produknya pada diet ibu menyusui yang berisiko atopi. Tidak dianjurkan untuk mengganti dengan susu kambing atau
hewan lain, karena takut ada reaksi silang Terapi medikamentosa sesuai dengan gejala yang timbul
http://www.dermis.net/bilder/CD032/550px/img0100.jpg5/20/2018 rangkuman mpt
8/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
VAKSINASI
IMUNISASI
Prinsipnya adalah :- membentuk antibodi
- mengaktifkan sel limfosit dan makrofag
Tujuan imunisasi
Mengapa perlu jadwal? - Untuk mengetahui pertama kali vaksinasi dimulai- Agar hasilnya maksimal : interval suntikan, imunisasi dan booster
- Menyesuaikan dengan tahapan imunologik : catch-up
Mengapa jadwal vaksin harus diatur? Agar mendapat respon imun teratur, keseragaman
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu(intermediate goal)
Menurunkan prevalensi penyakit
Eradikasi penyakit
(final goal)
Vaksin hidup mencegah
infeksi
Mencegah penyakit
Mencegah transmisipenularan
di masyarakatcakupan imunisasi 80%
Herd immunity
5/20/2018 rangkuman mpt
9/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
BCG HEPATITIS B POLIO (oral polio vaccine) IPV
- Diberikan 3 bln
perlu uji tuberkulin dulu
- Manfaat BCG diragukan??
- Daya lindung hanya 42% (WHO 50-
78%)- 70% TB berat mempunyai parut BCG
- dewasa: BTA (+) 25-36%
WALAUPUN PERNAH BCG Masa depan ditunggu vaksin
TB baru
Setelah dilarutkan, dalamsuhu 2-8C (bukanfreezer),
hanya boleh 3 jam Dalam keadaan kering
simpan dalamfreezer
Penularan infeksi virus Hepatitis B- Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat
lahir
- 70-90% bayi yang terinfeksi menjadikarier 25% diantaranya meninggal
- chronic carrier sebagai sumber
infeksi
- Horisontal: bayi ke bayi/anak ke
dewasa
- Parenteral, perkutan: unsafe
injection, transfusi darah- Sexual transmission
* Bayi lahir dari ibu dengan HbsAg (-)atau tidak diketahui atau negatif
- HB-1 diberikan vaksin rekombinan
HB, 10 mg i.m, dalam waktu 12 jamsetelah lahir
- HB-2 diberikan umur 1 bulan dan
dosis ketiga umur 3-6 bulan
- Apabila pada pemeriksaan
- Jadwal: saat lahir, 2,4,6,18 bulan, 5tahun
- Dosis: 2 tetes p.o
- Ada resiko VAPP dan cVDPVOPVharus diubah menjadi IPV
- Kasus polio terakhir di Indonesia:
Februari 2005
- Perhatikan warna Vaccine Vial
Monitor(VVM)
- Setelah pemberian OPV boleh
langsung diberi ASI, tetapi kalaukolostrum harus ditunda dahulu karena
mengandung Ig yang tinggi
Kapan IPV digunakan?- Cakupan imunisasi OPV tinggi, >90%
- Cakupan AFP tetap tinggi (AFP
rate2)- Tidak ada virus polio liar yang
bersirkulasi selama 3 tahun berturut-
turut
* Keuntungan
- Tidak ada resiko VAPP dan cVDPV
- Imunitas konstan, menetap, tinggi- Pasien imunokompromais
- Ada kemasan kombinasi
- Herd immunity- Termostabil
* Kerugian Imunitas intestinal sedang Tidak ada contact immunity Mahal/single dose Produksi bar
5/20/2018 rangkuman mpt
10/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Jangan kena sinar matahari selanjutnya diketahui ibu HBsAg-nya(+), segera berikan 0,5 ml HBIg
(sebelum 1 minggu)
- Daya perlindungan Hep B s/d 15
tahun bila diberikan 3 kali
* Bayi lahir dari ibu HBsAg (+)
- Dalam waktu 12 jam setelah lahir:
- diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin
rekombinan Hep. B secara bersamaan
- i.m, di sisi tubuh yang berlainan
- Hep B-2 diberikan umur 1 bulan dan
dosis ketiga umur 3-6 bulan
Penting:
- Jarak antara HepB-1 ke HepB-2 : 4-8minggu (terbaik 4 mgg)
- Jarak antara HepB-2 ke HepB-3: 2-
12 bulan (terbaik 5 bulan)
OPV TETANUS DTwP atau DTaP Vaksin pertusis (whole cell)* Keuntungan
Diperoleh imunitas humoraldan lokal
Imunitas mukosa usus Pemberian mudah Murah Herd immunity Contact immunity
* Kerugian Resiko VAPP, resipien dan
- Eliminasi tetanus neonatorum tahun
2000 (?)
- Target imunisasi tetanus 3x:- 3 dosis saat bayi setara 2 dosis
toksoid dewasa
- Dosis ke-4 (18-24 bulan) kekebalan + 5 tahun
- Dosis ke-5 (masuk SD) kekebatan
+ 10 tahun
- Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan +20 tahun
- minimal 6 minggu), interval 4-6
minggu
- Ulangan:- 18-24 bulan
- 5 tahun (dianjurkan DPT bukan DT)
- 12 tahun (program BIAS) DTP merupakan core vaksin
kombinasi
Di Indonesia: DPT/Hep.B,DPT/Hib
- Vaksin klasik dibuat dari bakteri utuh
(whole bacteria) melalui biakan dan
inaktivasi
- Efikasi 87-93%
- Masalah (kontroversi global)
5/20/2018 rangkuman mpt
11/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
kontak Resiko cVDPV KI pada pasien
imunokompromais Kegagalan vaksinasi (pada
diare, muntah) Diperlukan cold chain Menimbulkan pencemaran
CAMPAK MMR (Measles, Mumps,
Rubella)
Vaksin polisakarida Vaksin pneumokokus Vaksin Meningokokus
* Data:
- umur 10-12 tahun: 50% titer
antibodi di atas ambang
pencegahan
- umur 5-7 tahun: 29,3%pernah menderita campak
walaupun pernah diimunisasi- kantong daerah campak
- BIAS: ulangan campak saat
masuk SD
- Program: reduksi kematian
campak
- Dosis: 0,5 ml s.k pada usia 9
bulan, ulangan usia 6 tahun
- Diperlukan untuk catch-up
measles, membentuk antibodi
terhadap mumps dan rubella- MMR 2 diberikan sebelum
usia pubertas- MMR tidak terbuktiberhubungan dengan kejadian
autis
- Dosis: 0,5 ml sk atau i.m
- Waktu: 15-18 bulan, ulangan
usia 6 tahun MMR (Measles,
Mumps, Rubella)
- Vaksin berasal dari kapsul
bakteri
* Kentungan: aman, satu kali
pemberian
* Kerugian: tidak efektif 2 tahun
- vaksin meningokokus
polisakarida konjugasi dapatdiberikan pada bayi2
tahun
- Antibodi terbentuk 10-14
hari kemudian
- Perlindungan 3 tahun
- Dosis: 0,5 ml sub kutan
dalam
5/20/2018 rangkuman mpt
12/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Varicella Vaksin Influenza Vaksin rotavirus Vaksin HPV Vaksin Kombinasi
- Pertimbangan:
- penularan terutama terjadidi sekolah
- tujuan utama: mencegah
varisela kongenital
- varisela dewasa lebih berat
- Kebijaksanaan IDAI:diberikan pada saat masuk
sekolah (>5 tahun), atau atas
permintaan orangtua
- Populasi target: anak sehat,
imunokompromais, kontakdalam 72 jam
- Diberikan pada bayi dan
anak sejak umur 6 bulan ataulebih pada semua individu,
tidak memandang ada
tidaknya faktor resiko
- Dianjurkan diberikan pada
bulan September-Oktober (3
bulan sebelum puncakprevalensi influenza)
- Diulang tiap tahun
- Vaksin Rotavirus sedang
dalam proses negosiasidengan BPOM (Rotarix,
Rotateq)
- Diberikan pada sejak umur 2
bulan, 2 dosis oral, interval 4
minggu
- Dapat bersama vaksin lain
- Infeksi HPV diperkirakan
terjadi pada 50-80% wanitaselama hidupnya, 50%
diantaranya mempunyai sifat
onkogenik
- Tidak semua wanita yang
terinfeksi HPV ditemukan
kelainan pada mukosa serviks,
sekitar 80% infeksi HPVbersifat transien,
asimptomatik, dan sembuh
secara spontan- Sudah mendapat ijin edar di
Indonesia karena
imunogenitas sangat efektifuntuk mencegah kanker
serviks, aman- Ada 2 jenis vaksin: cervarix
dan gardasil- Vaksinasi HPV ditujukan
untuk pencegahan, bukan
untuk mengobati kanker
serviks
*Kapan vaksin HPV diberikan?
- Dianjurkan diberikan saatremaja, sebelum melakukan
aktifitas seksual
- ACIP: remaja putri 11-12
tahun dan catch upumur 13-26 tahun
- Australia : umur 10-45 tahun
- Antibodi yang terbentuk saat
remaja lebih tinggi
- Gabungan beberapa antigen
tunggal menjadi satu jenisproduk antigen untuk
mencegah penyakit yang
berbeda
- Diberikan pada saat dan
lokasi yang sama
- Contoh vaksin kombo
tradisional: DPT, MMR, danPolio 1,2,3
* Dasar kombinasi DPT
- Quadrivalent
- DTwP/HepB
- DTwP/Hib atau DTaP/Hib- DTaP/IPV
- Pentavalent
- DTaP/Hib/IPV- DTaP/HepB/Hib
- Hexavalent
- DTaP/HepB/Hib/IPV
5/20/2018 rangkuman mpt
13/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Vaksin KomboKeuntungan
Me(-) jumlah suntikan, jumlah kunjungan, ketidaknyamananbayi/dokter
Memudahkan mengejar imunisasi yang tertunda, manambah vaksinbaru dalam jadwal
Mengurangi pengadaan spuit
Kerugian Menurunkan respons imun tiap antigen Jadwal harus disesuaikan Mempengaruhi suplai dan harga vaksin Menambah ruang penyimpanan Dapat membingungkan perawat dalam membantu dokter Mengurangi kunjungan dokter
Susunan penyimpanan vaksin di lemari es Rak I (paling atas) : Polio, campak BCG
Rak II (tengah) : DPT, Hep B Rak III (bawah) : DT, TT Jarak menyusun dus vaksin 1-2 cm atau 1 jari Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung Sirkulasi udara cukup Tidak terlalu sering dibuka-tutup, tidak menyimpan bersamaan dengan makanan/minuman
Vaksin hidup: sensitif (tidak tahan panas), tahan beku Vaksin Mati: sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas
dibandingkan orangtua
- Rekomendai IDAIsejakusia 10 tahun
-Perlu sosialisi lebih lanjut
5/20/2018 rangkuman mpt
14/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Prosedur pemberian vaksin
Informed consent Peralatan vaksin Alat penanganan kedaruratan (adrenalin, kortikosteroid, selang dan cairan infus, oksigen) Pencatatan vaksin (buku KIA, KMS, blangko vaksinasi)
Pemantauan setelah vaksinasi: perhatikan keadaan umum, tunggu 30 menit di ruang tunggu
Vaksinasi pada keadaan khusus Lahir dari ibu dengan HBsAg (+) Pasien imunokompromaispada umumnya tidak diberikan vaksin hidup Pasien mendapat obat yang menekan sistem imun (misalnya prednison >2 mg/kgBB/hari, >14 hari) ditunda Vaksinasi pada anak dengan penyakit kronis semua vaksin dibolehkan kecuali pada imunodefisiensi sekunder, vaksin hidup dipertimbangkan Vaksin pneumokokus dan influenza diperlukan terutama pada penyakit kardiovaskular, sal. nafas kronik, ginjal, metabolik, hematoonkologi
Jadwal catch-up immunization
5/20/2018 rangkuman mpt
15/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Stigma & Hak Asasi Manusia (HAM) pada KESEHATAN
Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat.
Salah satu hambatan dalam penanggulangan epidemik HIV/AIDS adalah masih adanyastigma
Stigmaterhadap status HIV/AIDS adalah hambatan terbesar pada pelaksanaan pencegahan, penyediaan perawatan, dukungan dan pengobatan sertadampak pada epidemi penyakit HIV/AIDS.
Stigma adalah stempel yang menimbulkan kesan jijik, kotor, antipati dan berbagai perasaan negatif lainnya. Sayangnya stigmatisasi juga bisa timbul karena persepsi masyarakat yang keliru.
Dampak dari stigma, perlakuan salah, diskriminasi & pelayanan yang minimal :- Pada perjalanan penyakit Kronis- Menyulitkan proses pemulihan.
- Produktivitas penderita menurun
- Beban psikososial & ekonomi keluarga.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2007 ditemukan bahwa stigma terhadap Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) :
- lingkungan masyarakat (71,4%),- di tempat pelayanan kesehatan (35,5%)- di lingkungan keluarga (18,5%).
Peningkatan pengetahuan masyarakat, penyedia layanan kesehatan dan anggota keluarga menjadi hal yang perlu dilakukan untuk me ningkatkan pemahaman
akan penyakit HIV/ AIDS.
Pelaku diskriminasi, bisa keluarga, masyarakat, pers, rumah sakit, dokter paramedis, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Bentuk diskriminasi dalam keluarga: dikucilkan, ditempatkan dalam ruang atau rumah khusus, diberi makanan secara terpisah, ba hkan ada yang diborgoldan dijaga satpam.
Media/Pers : memuat foto, nama, dan alamat tanpa izin.
Diskriminasi yang dilakukan perusahaan : PHK, mutasi atau pelarangan kerja ke luar negeri.
Bentuk diskriminasi RS dan tenaga kesehatan adalah penolakan untuk merawat, mengoperasi atau menolong persalinan, diskriminasi dalam pemberianperawatan serta penolakan untuk memandikan jenazah.
KESEHATAN SEBAGAI HAK FUNDAMENTAL
(Konvensi PBB)
5/20/2018 rangkuman mpt
16/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Kesehatan adalah HAM yang fundamental dan tak ternilai demi terlaksananya HAM yang lain.Setiap manusia mempunyai hak atas standar kehidupan yang cukup bagi kesehatan dirinya dan keluarganya, yang mencakup makanan, tempat tinggal, pakaian danpelayanan kesehatan serta pelayanan sosial yang penting
PENGERTIAN HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia (UU No. 39/1999)
PENGERTIAN PELANGGARAN HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,yang melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini dan tidakmendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
PENGERTIAN KESEHATAN
Menurut UU No. 23 Tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
TUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
HAK UNTUK SEHAT
Hak untuk sehat bukan berarti hak untuk menjadi sehat juga bukan berarti pemerintah yang miskin harus menanggung beban atas biaya kesehatan yangtinggi, sementara mereka tak memiliki sumber daya (dana) untuk itu. Tetapi, pemerintah dan pemegang kewenangan publik harus mengambil kebijakan
dan rencana tindakan yang akan mampu mendorong ketersediaan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan untuk semua dalam waktu secepat-cepatnya
yang dimungkinkan. Untuk memastikan itu bisa terwujud, inilah tantangan yang dihadapi oleh komunitas HAM dan para profesional kesehatan masyarakat.(United Nation High Commissioner for Human Right, Mary Robinson).
KEBIJAKAN KESEHATAN BERPENDEKATAN HAM
Menggunakan hak asasi manusia sebagai kerangka kerja dalam pembangunan kesehatan
Menetapkan dan memusatkan perhatian atas implikasi dari HAM pada setiap kebijakan, program dan legislasi kesehatan
5/20/2018 rangkuman mpt
17/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Menggunakan HAM sebagai dimensi utama dalam membuat desain, implementasi, monitoring da n evaluasi dari setiap kebijakan dan program kesehatan didalam segala keadaan, termasuk dimensi politik, ekonomi dan sosial.
ELEMEN SUBSTANTIF
Memelihara harkat dan martabat manusia
Memberikan perhatian kepada kelompok masyarakat rentan dalam penetapan kebijakan, program dan strategi: anak-anak, remaja, lanjut usia, perempuan,masyarakat adat, etnis, kelompok minoritas, pengungsi, imigran dan migran, cacat, tahanan, orang miskin dan kelompok marjinal lain.
Memastikan sistem (pelayanan) kesehatan yang dibangun bisa diakses oleh semua orang, lebih khusus masyarakat marjinal dan rentan, tanpa adadiskriminasi.
Memperhatikan perspektif gender
Memastikan berlakunya kesetaraan dan bebas dari diskriminasi dalam mendesaian dan mengimplementasikannya.
Memastikan prinsip partisipasi dalam mengembangkan kebijakan dan program kesehatan yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat
Memajukan dan melindungi hak atas pendidikan dan hak untuk memperoleh, menerima dan memanfaatkan informasi dan gagasan tentang kesehatan.
PRINSIP BEBAS DARI DISKRIMINASI
Fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus bisa dimanfaatkan oleh semuanya. Pembayaran untuk pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan yang berkaitandengan faktor awal penentu kesehatan, harus didasarkan atas prinsip kewajaran,apakah itu berbentuk fasilitas pelayanan publik atau swasta, harus
mampu dimanfaatkan oleh semua orang.
Aksesibilitas yang dimaksud, termasuk di dalamnya hak itu mencari, menerima dan memperoleh informasi dan gagasan berkaitan dengan masalahkesehatan. Akan tetapi, aksesibilitas terhadap informasi tidak boleh merusak hak untuk kerahasiaan data pribadi.
Konsepsi bahwa sehat adalah Hak Asasi Manusia (HAM) dapat dijabarkan ke dalam 3 (tiga) kategorial (Moeloek, 2002), yaitu bahwa:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan kesehatan.2. Setiap warga negara berhak mendapatkan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.
3. Setiap upaya, usaha, produk yang mengakibatkan kesakitan atau kematian adalah melanggar Hak Asasi Manusia.
5/20/2018 rangkuman mpt
18/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
IMUNOLOGIPendahuluanImunologi adalah ilmu yang mempelajari kekebalan tubuh, terutama terhadap penyakit infeksi
IMUNOLOGI adalah ilmu yg mempelajari imunitas atau kekebalan yg terjadi setelah organisme kontak dengan mikroba atau bahan asing lainnya.
Tubuh manusia mempunyai kemampuan membedakan bahan asing (non-self ANTIGEN) dari bahan yang berasal dari tubuh sendiri (self)
Kekebalan selain menguntungkan juga ada yang berakibat negatif pada tubuh IMUNITAS dapat dibedakan menjadi
IMUNITAS ALAMIAH ( natural, nonspesifik) IMUNITAS DIDAPAT (acquired, spesifik, adaptif)
PENTINGNYA SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Peran system kekebalan tubuh Implikasi
Pertahanan terhadap infeksi Hasil kekebalan kekurangan peningkatan kerentanan terhadap infeksi;dicontohkan oleh AIDSpenguat vaksinasi pertahanan kekebalan tubuh dan melindungi terhadapinfeksi
Sistem kekebalan tubuh mengenali dan merespon cangkok jaringan dan
protein baru diperkenalkan
Respon imun hambatan penting untuk transplantasi dan terapi gen
Pertahanan terhadap tumor Potensi imunoterapi kanker
Antibodi reagen sangat spesifik untuk mendeteksi setiap kelas molekul Pendekatan imunologi untuk pengujian laboratorium secara luas digunakandalam pengobatan klinis dan penelitian
5/20/2018 rangkuman mpt
19/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
GAMBARAN DARI SISTEM KEKEBALAN TUBUH
SISTEM IMUN
SPESIFIK
HUMORAL SELULER
SEL B SEL T
NON SPESIFIK
FIFIK/MEKANIK
- Kulit
- Selaput lender
- Batuk, bersin
- Dll
LARUT
- As. Lambung
- Interferon
- Komplemen
SEULER
- Fagosit
- Sel NK
Sistem Imun
Pembawaan lahir
(non-spesifik)
Pertahanan pertama
Adaptif
(spesifik)
Pertahanan kedua
Men a a embon karan
Komponen seluler Komponen humoral Komponen seluler Komponen humoral
5/20/2018 rangkuman mpt
20/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Organ yang berperan dalam Imunitas Organ limfoid primer atau sentral
Sumsum tulang Kelenjar timus
Organ limfoid sekunder atau perifer
Adenoid, tonsil, kelenjar limfe, limpa, apendiks LimfonodiBALT, MALT, Peyers patch
SEL-SEL SISTEM KEKEBALAN TUBUH
SISTEM IMUN
Sel Myeloid Sel Limfoid
Granulosit Monosit
Neutrofil
Basofil
Eosinofil
Sel Kupffer
Sel Dendritik
Sel T Sel B Sel NK
Sel Helper
Sel Supresor
Sel Sitotoxic
Sel Plasma
5/20/2018 rangkuman mpt
21/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
SEL yang terlibat dalam sistem imun:
Limfosit Limfosit B Limfosit T
FAGOSIT MONONUKLEAR
SEL DENDRITIK GRANULOSIT
Sel yang terlibat dalam system imun Sel yang berperan dalam system imun
perbandingan imunitas bawaan dan adaptif Perkembangan sel-sel system kekebalan tubuh
Imunitas bawaan Kekebalan adaptif
- Tidak ada waktu lag- Tidak antigen spesifik- Tidak ada memori
- Periode lag- Antigen spesifik- Pengembangan memori
5/20/2018 rangkuman mpt
22/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Mekanisme imunitas bawaan dan kekebalan adaptive Kekebalan natural Kekebalan natural = alamiah = non-spesifik
Dipunyai sejak lahir
Pertahanan pertama dari bahan asing atau antigen dari luar
Bersifat non-spesifik karena tidak ditujukan terhadap
mikroorganisme tertentu
Responnya cepat- Barier fisik: Kulit, selaput lendir, batuk, bersin
Bahan yang terlarut:- asam lambung, laktoferin, asam lemak- Komplemen, interferon (IFN), dll.
Sel:- sel makrofag, netrofil, sel natural killer ( sel NK)
Imunitas natural & didapat
Imunitas natural Imunitas didapat Kulit, membran mukosa Komplemen Fagosit (makrofag,netrofil), sel NK Sitokin yang dihasilkan makrofag
Sistem imun kulit & mukosa, Ab dlm sekret Antibodi (Ab) Limfosit T dan B Sitokin yang dihasilkan limfosit
Inflamasi Fagositosis
5/20/2018 rangkuman mpt
23/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Respon fagositosis terhadap infeksi- Sinyal SOS
N-formil metionin mengandung peptide Peptida sistem pembekuan
Produk pelengkap
Sitokin dilepaskan oleh makrofag jaringan
- Respon fagosit
Kepatuhan vaskular
diapedesis
kemotaksis
aktivasi
Fagositosis dan pembunuhan
a. attachment melalui reseptor - FCR, comlement R, pemulung R,Pulsa seperti Rb. ekstensi pseudopodc. pembentukan phagosomed. granul fusi dan pembentukan phagolysosome
KOMPLEMEN
5/20/2018 rangkuman mpt
24/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
- Kekebalan didapat (adaptif)Kekebalan didapat = spesifik = adaptifDibentuk sesudah kontak dengan bahan asing (non-self);
antigen/imunogen/alergenKekebalan terbentuk sesudah:
SakitInfeksi subklinikImunisasi:
Imunisasi pasifVaksinasi atau imunisasi aktifKekebalan didapat berdasar
komponen sistem imun diklasifikasikan:Kekebalan Humoral (Antibody Mediated Immunity), ditandai denganterbentuknya antibodi / imunoglobulin (Ig)
Kekebalan seluler (Cell Mediated Immunity), ditandai dengan adanya limfosit Tyang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi virus atau menghancurkan sel
5/20/2018 rangkuman mpt
25/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
kanker / sel tumorKekebalan didapat berdasar proses terjadinya kekebalan:1. Imunitas AKTIF
Individu aktif merespon antigen (Ag) yang masuk. eg. Vaksinasi, Infeksi (klinis / subklinis)2. Imunitas PASIF
Individu memperoleh kekebalan setelah mendapat serum atau sel dari individuyang telah kebal. eg. Pemberian ATSCiri Kekebalan didapat / spesifik / adaptif1. Mampu membedakan self dan non-self2. Bersifat spesifik3.4. Self-limitation5. Diversity (keaneka-antigen, karena variabilitas struktur reseptor antigen
PK IMUNODIAGNOSTIK
5/20/2018 rangkuman mpt
26/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
DASAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI SECARA UMUM
Uji respon imunologik non spesifik Uji respon imunologik spesifik Menilai respon tubuh terhadap bendaasing secara non-spesifik (inflamasi,fagositosis)
Indikasi: penyakit autoimun dan imunodefisiensi kelainan imunoproliferatif
tumor ganas seleksi donor untuk transplantasi organ dugaan reaksi penolakan jaringan transplantasi
Kuantitatif :penambahan atau pengurangan
jumlah leukosit, hitung jenis leukosit(limfopenia, neutrofilia, eosinofilia), LEDcepat.
Kualitatif :uji fungsi fagositosis, uji
kemampuan metabolismeoksidatif sel.
Penetapan reaksi inflamasi:
Kadar CRP (C-Reactive Protein;protein fase akut)meningkat >100x pada infeksi,kerusakan jaringan.
Kadar Komplemen t.u C3 dan C4menurun karena terpakai dalam
proses inflamasi.
A. Uji respon imun seluler A1. Uji Kuantitatif:- Hitung jumlah limfosit & subset nya- Subset limfosit mengekspresikan CD (cluster ofdifferentiation) dihitung dengan flowsitometri.CD4< 400 sel/L progresif AIDS dalam 4 tahun
A2. Uji Kualitatif (uji fungsi)Uji transformasi blast:Limfosit T mampu memberikan respon terhadap stimulasi
dengan antigen phytohaemaglutinin (PHA) & concovalen A(Con A) Uji kemampuan produksi sitokin:
Limfosit Th1 menghasilkan IL-2, IFN-, TNF-/ Limfosit Th2menghasilkan IL-4, IL-5, IL-6, IL-10, dan IL-13B. Uji respon imun humoral
Pengukuran kadar imunoglobulin
Menguji fungsi sel B untuk membentuk Ig.Cara: imunoelektroforesis, imunonefelometri,
imunodifusiradial, dll.
5/20/2018 rangkuman mpt
27/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA HIV1. Evaluasi awala. Anamnesisb. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan laboratorium:
- Hematologi lengkap + gambaran darah tepi.- Urinalisis + tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin).- Tes fungsi hati (SGOT, SGPT, LDH, Alkali Pospa-tase, bilirubin).- Pemeriksaan feses lengkap.
Hasil laboratorium bervariasi sesuai keadaan klinis pasien.
2. Diagnosis pastia. Tes langsung- Menemukan adanya virus HIV.- Sensitif dan spesifik.- Rumit dan mahal.
- Window period: 12 hari- Cara: Nucleic acid based-Test (NAT)Reverse Transcriptase-RNA (RT-PCR)
b. Tes tidak langsung- Menemukan antigen atau antibodi terhadapvirus HIV.- Lebih murah, lebih cepat, mempunyai spesifisitasyang setara dengan tes langsung.- window period: 16 hari (antigen) 3 minggu6 bulan (antibody)
TABEL PENGGUNAAN STRATEGI PEMERIKSAAN HIV
5/20/2018 rangkuman mpt
28/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
DIAGNOSIS HIV
A1: Untuk pemeriksaan pertama, biasanya digunakanrapid test untuk uji saring.Tes dipilih yang memiliki sensitifitas paling tinggi.
A2: Bila hasil A1(+) --> periksa ulang dengan tes yangmemillikiprinsip dasar tes yang berbeda dan / menggunakanpreparasI antigen yang berbeda dari tes pertama.Biasanya dengan cara Enzym-l inked immunos orbentassay (ELISA) atau rapid test yang mempunyaispesifisitas lebih tinggi daripada tes pertama.A3: Tes konfirmasi dapat menggunakan Western Blot(WB),Radio Immunoprecip i ta t ion Assay (RIPA), atauImmunof luorescense assay (IFA)
Faktor Risiko epidemiologis:1. Perilaku berisiko (sekarang atau masa lalu)- hubungan seks dgn mitra seks risiko tinggi tanpa kondom.- pecandu narkotika suntikan- hubungan seks tidak aman:
- memiliki banyak mitra seks- mitra seks adalah pasien HIV/AIDS- mitra seks dari daerah dgn prevalensi HIV/AIDS tinggi
- homoseks2. Pekerja dan pelanggan tempat hiburan, seperti panti pijat, diskotik, karaoke atau tempat prostitusi terselubung.3. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.4. Riwayat menerima transfusi darah berulang.5. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril.
5/20/2018 rangkuman mpt
29/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Hasil tes indeterminate (meragukan):*Dapat terjadi pada stadium awal serokonversi.*Harus diperiksa kembali 14 hari kemudian, lebih baik bila dilakukan dengan cara WB.*Bila hasil tetap sama, harus periksa lab secara serial setiap 3 bulan selama sedikitnya 6 bulan.*Bila dgn tes WB terus menghasilkan indeterminate selama 6 bulan tanpa faktor risiko epidemiologi atau tanpa gejala klinis maka dapat dianggap negative
dan dilakukan pemeriksaanpolymerase chain reaction (PCR).
3. Pemeriksaan untuk monitoring dan prognosisa. Memantau jumlah CD4 atau limfosit total- Dilaporkan dalam bentuk jumlah total atau persentase.b. Memantau viral load- Jumlah partikel virus HIV per mililiter darah- makin banyak viral load makin rendah CD4 prognosis makin buruk.- Cara : RT-PCR
DEFINISI KASUS DEWASASeorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV (+) dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Gejala mayor Gejala minor
Berat badan turun drastis lebih dari 10% dalam 1 bulan. Diare kronislebih dari 1 bulan.
Demam kronis lebih dari 1 bulan.Penurunan kesaadaran dan gangguan neurologis. Demensia/HIV
ensefalopati.
Batuk kronis lebih dari 1 bulan. Dermatitis generalisata.Herpes zoster multisegmental / berulang. Kandidiasis orofaringeal.Herpes simpleks kronis progresif. Limfadenopati generalisata.Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita. Retinitis virus
(CMV)
DEFINISI KASUS ANAKa. Anak umur > 18 bulan, menunjukkan tes HIV (+) dengan ibu HIV (+), didapatkan minimal 2 gejala mayor dan 2 gejala minor, dan gejala tersebut bukandisebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.b. Anak umur 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor yang berkaitan dan 2 gejala minor dengan ibu HIV (+). Gejala tersebut bukan disebabkan oleh keadaanlain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Bayi yang dilahirkan dari ibu HIV (+):1. Tes HIV (+) pada bayi 18 bulan- Karena antibodi HIV (IgG) dari ibunya ditransfer melalui plasenta.
5/20/2018 rangkuman mpt
30/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
- -).- Bila hasil tetap (+) berarti bayi terinfeksi HIV.2. Tes konfirmasi infeksi HIV pada bayi < 18 bulan:- Deteksi virus dengan metode PCR.- Deteksi antibodi IgA (tidak menembus plasenta). - Pemeriksaan antigen p24.
PENYAKIT AUTOIMUN Normal : sistim imun dapat membedakan antigen self dan non-self.
timbul respon imun terhadap jaringan tubuh sendiri.sendiri (disebut: AUTOANTIBODI)
DIAGNOSIS LABORATORIUM PENYAKIT AUTOIMUN Berdasarkan adanya autoantibodi, baik yang spesifikorgan maupun non spesifik organ. Dapat digunakan untuk mendiagnosis, memantauaktifitas penyakit, dan memantau hasil terapi Berdasarkan adanya reaksi inflamasi dan kelainanfungsi organ terkait.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT AUTOIMUN1. Pemeriksaan Laboratorium Awal.a. Hematologi- Anemia.- Peningkatan atau penurunan jumlah leukosit dan atau trombosit.b. Hemostasis- ada penyakitAntiphospholipid syndrome ada inhibitor terhadap faktor pembekuan.c. Kimia- Kelainan kadar enzim yang dihasilkan organ tertentu atau kelainan proses metabolisme tertentu.mis:
* Sarcoidosis*Autoimmune inflammatory myopathies
d. Urinalisis* proteinuria, hematuria, silinder granula
5/20/2018 rangkuman mpt
31/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
2. Pemeriksaan Penanda inflamasi (= acute phase reactant)- Merupakan protein serum yang dihasilkan terutama oleh hati sebagai respon terhadap inflamasi, infeksi,keganasan, dan penyakit autoimun.a. Laju endap darah (LED)
* Dipengaruhi berbagai faktor (jumlah dan bentuk eritrosit, protein plasma terutama fibrinogen & globulin, dan faktor teknis).* Untuk memonitor aktivitas penyakit dan respon terapi. * Nilai normal: < 10 mm < 15 mm
b. C- Reactive Protein (CRP) high sensi t ive CRP (hs-CRP)* Protein yang mempunyai aktivitas terhadap C- Polysaccharide dinding sel S. Pneumoniae
katkan opsonisasi, fagositosis, aktivasi komplemen.* Sintesis CRP diatur oleh sitokin pro-inflamasi (IL-1, IL-6, TNF-) Bila ada inflamasi, perubahan kadar CRP/hs-CRP lebih cepat daripada LED dan waktu pemeriksaan lebih cepat (< 1 jam)
pada LED.* Nilai normal: < 0,2 mg/dL.
c. Ferritin
- Protein cadangan besi tubuh.- Sintesis diatur oleh besi intrasel, sitokin pro-inflamasi dan faktor pertumbuhan.- Kadar meningkat pada sepsis akut/kronik, inflamasi, keganasan.- Nilai normal : 15 200 ng/mL 30 300 ng/mL- Fibrinogen, albumin, haptoglobin.
d. Penanda lain:3. Pemeriksaan Autoantibodi dan Imunologia. Autoantibodi non spesifik organa1. Anti-nuclear antibody (ANA)- Antibodi terhadap komponen inti sel, mis. DNA, RNA, histon dan centromer.- Dapat dilakukan dengan cara IFA atau ELISA.- ANA sensitif tapi tidak spesifik, dapat ditemukan pada beberapa penyakit autoimun (SLE, RA, hepatitis autoimun)
- Titer rendah dapat ditemukan pada orang normal, tu wanita > 60 thn, peny. infeksi (hepatitis virus, lepra), keganasan(leukemia, limfoma), sirosis bilier.- Titer ANA tidak berhubungan dengan aktifitas penyakit, tidak dianjurkan untuk menilai beratnya penyakit. Terdiri dari berbagai pola: homogen, perifer,speckled, nukleolar, centromer- ANA (+) pada beberapa penyakit autoimun: SLE, Sindroma Sjogren, Scleroderma, Rheumatoid Artrhitis, Mixed Connective Tissue Disease
5/20/2018 rangkuman mpt
32/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
a2. Anti Neutrofil Cytoplasmic (ANCA) Antibodi terhadap antigen sitoplasma neutrofil. Ada 2 tipe: cytoplasmic (c-ANCA) dan perinuclear (p-ANCA). Dapat dijumpai pada Wegener's granulomatosis, polyartritis nodosa, crescentic glomerulonephritis, Crohn's disease, ulcerative colitis, primary sclerosingcholangitisa3. Antifosfolipid Ada 2 jenis: anti-cardiolipin (ACA) dan lupus antikoagulan (LA). ACA: Paling sensitif untuk sindroma antifosfolipid, tapi tidak spesifik Faktorrisiko terjadinya trombosis. LA: Erat hubungannya dengan trombosis.
b. Autoantibodi spesifik organb1. Autoantibodi tiroid- Anti tiroperoksidase (anti-TPO)
tiroid autoimun- Anti reseptor TSH (TRAb)
- Anti tiroglobulin (anti-Tg)penderita dgn goiter noduler.
b2. Autoantibodi hati- Anti smooth muscle (SMA)
spesifik krn dapat dijumpai pada beberapa penyakit hepar dan non-hepar.- Anti actin.
- Anti mitochondrial antibodies (AMA)
5/20/2018 rangkuman mpt
33/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
SISTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS (SLE)
ANA Sangat sensitif untuk SLE, ditemukan pada 90-100% penderita. Bila ANA (+) dan gejala klinik khas, tidak diperlukan pemeriksaantambahan. Bila ANA (+) tapi gejala klinik tidak khas,diperlukan minimal 2 pemeriksaantambahan (anti ds-DNA dan anti Sm). Bila ANA (-) dan gejala klinik khas, diperlukan minimal 2 pemeriksaan tambahan(anti ds-DNA dan anti Sm).
Anti ds-DNA Cukup sensitif untuk SLE, ditemukan pada 60-70% penderita. Sangat spesifik untuk SLE terutama pada titer tinggi. Bila titer rendah atau sedang, menunjang diagnosis
Dapat digunakan untuk menentukan aktifitas penyakitdan adanya lupus nefritis
Anti Sm Cukup spesifik untuk SLE, terutama bila titer tinggi. Kurang sensitif, hanya dijumpai pada 20-40% penderita SEL LE
sedian hapus sumsum tulang.-DNA.
KomplemenC3 dan C4.
Dapat digunakan untuk memantau aktifitas penyakit
Kelainan ginjal proteinuria > 0,5 g/hari atau >3+ silinder granula, atau eritrosit dalam sedimen urin.
5/20/2018 rangkuman mpt
34/34
Putri handalasakti ayogo
MPT
Kelainan hematologi Anemia normositik normokrom akibat penekanan sumtul. Kadang dijumpai anemia hemolitik autoimun. Retikulositosis Leukopenia < 4000/ul Limfopenia < 1500/ul Trombositopenia
top related