PSIKOLOGI PASIEN dan KONSELING - FK UNISSULA

Post on 28-Nov-2021

7 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

PSIKOLOGI PASIEN DAN KONSELING

Apt, Nisa Febrinasari M.Sc

PSIKOLOGI■ ilmu yang mempelajari, memahami bagaimana pengaruh faktor psikologis dalam

menjaga kondisi sehat, ketika mengalami kondisi sakit, dan bagaimana cara

merespon ketika individu mengalami sakit.

Self-Concept(Sehat)

Self-Concept

■ One’s mental image of oneself

■ Appearance, values, beliefs

■ Influences behavior

■ Dimensions of self-concept

– Self-knowledge – Self-expectation

– Social self – Social evaluation

■ Me-centered versus other-centered

■ Self-awareness

Components (SEHAT)

■ Personal Identity

■ Body image

■ Role performance

■ Self-esteem

Apabila Sakit??Self-Concept Stressors

■ Identity stressors

■ Body image stressors

■ Role performance stressors

– Conflict

– Ambiguity

– Strain

– Overload

■ Self-esteem stressors

PSIKOLOGI PASIEN

Alterations/Perubahan

■ Exhibited in a variety of ways

– Alterations may be temporary

– Lower self-esteem

■ Eating disorders

– Set of maladaptive responses to stress

– Cause low self-esteem, self-hatred, fear

Psikologi PasienWhat are Patients’ Psychological Needs?

■ Need to be WHOLE

■ With a past, present and future

■ With own personality & world view

■ Unique relationship with self & others

■ They also need to be:

• recognized

• respected

• accepted

KONSELING

KONSELING

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

KONSELING PALIATIF

1. Kasus penyakit yang belum dapat disembuhkan semakin meningkat jumlahnyabaik pada pasien dewasa maupun anak; Penyakit2 tsb : kanker, penyakitdegeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi sepertiHIV/AIDS yang memerlukan perawatan paliatif

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif juga diperlukan perawatan Paliatif bagi pasien dengan stadium terminal;

3. Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisiterminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru perawatan paliatifmenekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalahfisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik

Luar Negeri

Perawatan paliatif mulai

dikenalkan pada tahun 60-

an di Inggris oleh Cicely

Saunders ada sekitar 220

panti perawatan paliatif

(Hospice) di Inggris dan

lebih dari 8.000 di seluruh

dunia.

Indonesia

1992 Perawatan paliatif

pertama oleh RS Dr. Soetomo

(Surabaya)

2007 Poli klinik paliatif di

Puskesmas Balongsari

Surabaya bagi pasien kanker

stadium lanjut di daerah

Tandes dan sekitarnya yang

sudah tidak akan memperoleh

tindakan kuratif di rumah sakit

atau memiliki kesulitan untuk

berangkat ke rumah sakit

1) Mengurangi penderitaan yang dialami oleh penderita

2) Memperpanjang umurnya

3) Meningkatkan kualitas hidupnya

4) Memberikan support kepada keluarganya

5) Menyiapkan mental penderitas secara psikologis dan spiritual, serta tidak stresmenghadapi penyakit yang dideritanya, meski pada akhirnya harus meninggal.

6) Bukan untuk menyembuhkan penyakit!

7) Menyadarkan pasien bahwa hidupnya begitu indah dan sama sekali tak perlumenyesali diri maupun menyia-nyiakan hidupnya.

8) Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.

9) Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.

10) Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah kematian.

1. Penderita sudah tidak akan dilakukan

tindakan kuratif lagi selama di rumah sakit.

2. Penderita atau keluarga menginginkan

perawatan dilanjutkan di rumah.

3. Penderita tidak mungkin lagi datang ke poli

klinik di rumah sakit(intransportable).

1. Penatalaksanaan nyeri.

2. Penatalaksanaan keluhan fisik lain.

3. Asuhan keperawatan.

4. Dukungan psikologis.

5. Dukungan sosial.

6. Dukungan kultural dan spiritual.

7. Dukungan persiapan dan selama masa duka cita(Bereavement).

■ Penderita merasa nyaman.

■ Penderita merasa bebas.

■ Penderita merasa lebih dekat dengan keluarga.

■ Penderita merasa lebih aman.

■ Penderita merasa memiliki otonomi.

■ Memberi kesempatan bagi anggota keluarga untuk ikut terlibat

dalam perawatan.

1. Kegiatan dalam gedung (poli klinik rawat jalan) hari

Senin dan Rabu pukul 09.00 – 11.00 WIB.

2. Kegiatan Palliative Home Care (PHC) dilakukan

3x/seminggu.

Hari perawatan paliatif sedunia jatuh pada tanggal 11 Oktober.

TIM KERJA:

1) Tim medis, seperti dokter.

2) Tim perawat.

3) Apoteker dan Konselor/

Psychologist.

4) Aliansi ahli kesehatan lainnya,

seperti Occupational

Therapist, Physhiotherapoist,

Diversional Therapist, Speech

Patologist, dan ahli gizi.

5) Pekerja sosial, spiritual, atau

rohaniawan.

6) Para relawan dan pengasuh.

Kunjungan Pendidikan di Puskesmas Paliatif

1. Menjaga mutu pelayanan.

2. Mendapat ilmu melalui bed side teaching

3. Para tenaga medis dilattih tentang perawatan

paliatif selama 3 hari.

Contoh:

Pada Puskesmas Balongsari, poli klinik rawat

jalannya selalu mendapat supervise dari dokter-

dokter yang bersetifikasi PGD Pall Med (ECU)

dari Edith Cowan University Perth, Australia yang

tergabung dalam Pusat Pengembangan Paliatif

dan Bebas Nyeri (P3BN) RSU Dr. Soetomo-

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK

UNAIR).

1. Kurangnya informasi.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat.

3. Jumlah puskesmas yang mempunyai poli klinik paliatif masih sedikit.

4. Banyak dokter yang belum tertarik dengan perawatan paliatif di puskesmas.

5. Banyak puskesmas yang belum mampu menyediakan perawatan paliatif.

6. Konsep pelayanan paliatif yang ideal belum dapat terlaksana di Indonesia.

7. Membutuhkan kemampuan dan kemauan dalam bekerja sama dengan anggota tim..

8. Komite medic harus membuat acuan mengenai perawatan paliatif di puskesmas agar tidak

seperti, “Importan but not concern”.

9. Kurangnya tenaga medis dan ketidakpedulian pemerintah.

10. Banyak keluarga salah paham saat dokter menyarankan pasien kanker stadium lanjut untuk

dirawat di rumah.

11. Selain penyakit kanker, HIV/AIDS, dan para lansia, sebenarnya masih banyak penderita

penyakit-penyakit non-kanker yang membutuhkan Perawatan Paliatif.

12. Dalam hal perawatan paliatif, masalah psikologis memang menempati urutan pertama

dibandingkan masalah fisik seperti nyeri dan lain sebagainya.

13. Banyak yang menilai sebagai progam tidak menarik untuk dikerjakan.

top related