Presentasi MP

Post on 15-Jan-2016

33 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Proposal Presentation

Transcript

PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA ANTARA SRPMK DAN

SRBK TIPE 2X-LANTAI

I GEDE AGUS KRISNHAWA PUTRA1104105075

PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Struktur Rangka Baja

Struktur Rangka Bresing Konsentrik (SRBK)

Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM)

Sambungan momen (rigid connection),Biaya relatif mahal, Susah dilaksanakan di lapangan,

Sambungan sendi (flexible connection),Mudah dilaksanakan di lapangan,

Latar Belakang

Struktur menjadi kakuStruktur menjadi kurang

kaku, sehingga perlu penambahan bresing

Perilaku dan Kinerja SRPM dan SRBK

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perilaku struktur yang dirancang sebagai struktur rangka pemikul momen dengan bresing konsentrik x-2 lantai

2. Bagaimanakah perbandingan kinerja struktur yang dirancang sebagai struktur rangka pemikul momen dengan bresing konsentrik x-2 lantai

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perilaku struktur yang dirancang sebagai struktur rangka pemikul momen dengan bresing konsentrik x-2 lantai

2. Mengetahui perbandingan kinerja struktur yang dirancang sebagai struktur rangka pemikul momen dengan bresing konsentrik x-2 lantai

Manfaat Penelitian

Agar dapat mengetahui perilaku dan kinerja dari struktur rangka pemikul momen dan struktur rangka baja dengan bresing konsentrik x-2 lantai sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan atau acuan dalam memilih kedua struktur yang dimodel.

Ruang Lingkup/Batasan Masalah

1. Tidak melakukan perhitungan manual dimensi balok, kolom, dan bresing.

2. Pondasi tidak dimodel.3. Tidak meninjau pengaruh komposit pelat beton

dengan balok baja.

Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)

•Sistem rangka ruang di dalam komponen-komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial.

•Sambungan antara balok dan kolom harus didesain cukup untuk memperkuat kekuatan balok dan mengurangi risiko keruntuhan pada sambungan balok dan kolom.•Berdasarkan daktilitasnya, rangka baja SRPM dibagi dalam 3 kategoriSistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB).

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK)SRBK adalah sistem struktur penahan beban lateral dengan kekakuan struktur yang tinggi, karena adanya bresing diagonal yang berfungsi untuk menahan beban lateral sehingga deformasinya akan menjadi lebih kecil.

Pada sistem struktur SRBK, kategori struktur dibagi menjadi dua yaitu: •Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB) dan •Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus (SRBKK).

Mekanisme kerja gaya-gaya yang bekerja pada rangka bresing dapat ditunjukkan oleh Dewobroto (2012) seperti gambar di bawah.

Adanya batang tekan (-) dan tarik (+) pada rangka dengan bresing, menjadi petunjuk bahwa sistem braced-frame lebih optimal terhadap beban lateral daripada sistem rigid-frame yang mengandalkan penghubung balok horisontal saja.

Perbandingan mengenai perilaku seismik antara rangka bresing konfigurasi x-bresing 2 lantai dengan rangka bresing konfigurasi v-bresing terbalik ditunjukkan oleh Hewitt, Sabelli, dan Bray (2009) melalui sebuah skema. Ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Dapat dilihat melalui gambar di atas bahwa pada sistem rangka dengan konfigurasi x bresing 2 lantai, gaya-gaya tidak seimbang pada balok didistribusikan melalui batang tarik bresing yang berada di lantai atasnya. 

Analisis Perilaku Struktur

Analisis Perilaku Struktur

Gaya-gaya dalam

Simpangan struktur

Stress Ratio

Pembebanan Struktur

Analisis Statik Linier

Beban Gravitasi

Beban Gempa

Analisis Kinerja Struktur

Analisis Kinerja Struktur

Mekanisme keruntuhan

gedung

Kurva Pushover

Daktilitas Struktur

Analisis Non Linier (Analisis

Pushover)

Analisis Statik Non Linier

•Prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisis pushover atau analisis beban dorong statik.

•Analisis pushover dilakukan dengan memberikan suatu pola beban lateral statis pada struktur, yang kemudian secara bertahap ditingkatkan sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai yang kemudian menghasilkan kurva pushover, yaitu kurva yang menggambarkan hubungan antara gaya geser dasar (V) dan perpindahan titik acuan (D).

Kategori Level Kinerja Bangunan Mengacu FEMA-273

Operational Level

Immediate Occupanc

y

Life Safety

Collapse Prevention

Tidak terjadi kerusakan komponen baik struktural maupun non struktural

Pada level ini tidak terjadi kerusakan struktur dan dapat segera untuk digunakan kembali sesuai fungsinya.

Pada level ini bangunan mengalami kerusakan yang ekstensif pada komponen struktural maupun nonstruktural.

Pada level ini bangunan menimbulkan bahaya yang signifikan terhadap keselamatan jiwa akibat kegagalan komponen nonstruktural.

Kinerja struktur terhadap gaya geser dasar dan perpindahan

Pemodelan Sendi

Kolom:Menggunakan tipe sendi plastis PMM dengan pertimbangan bahwa elemen kolom terdapat hubungan gaya aksial dengan momen (diagram interaksi P-M).

Balok:Menggunakan M3, dengan pertimbangan bahwa balok efektif menahan momen dalam arah sumbu kuat (sumbu-3) mengacu pada tabel 5-6 FEMA 356 (Lampiran B), sehingga sendi plastis diharapkan terjadi pada balok.

Bresing:Perilaku nonlinier elemen bresing dapat dimodel dengan mengansumsikan sendi platis terletak ditengah-tengah bentang. Sendi plastis untuk beban aksial dimodel untuk semua bresing.

Target Perpindahan

1. Metode Koefisien Perpindahan (FEMA 273/356)Metode koefisien perpindahan merupakan metode utama yang terdapat dalam FEMA 273/356 untuk prosedur statik nonlinier.

2. Metode Spektrum Kapasitas ATC-40Metode spektrum kapasitas menyajikan dua buah grafik yang disebut spektrum, yaitu spektrum kapasitas yang menggambarkan kapasitas struktur berupa hubungan gaya geser dasar dan perpindahan lateral struktur, dan spektrum demand yang menggambarkan besarnya demand

akibat beban gempa dengan periode ulang tertentu.

3. Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI 03-1726-2002Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam kondisi struktur gedung diambang keruntuhan,

Denah Struktur

METODE PENELITIAN

Struktur Rangka Baja yang dimodelSRPMK SRBK X-2

Lantai

Data Struktur

Mutu baja: Massa jenis, = 7850 kg/m3Tegangan leleh, = 250 MPaTegangan putus, = 410 MPaModulus elastisitas, = 200.000 MpaModulus geser, = 80.000 Mpa

Mutu beton: Massa jenis, = 2400 kg/m3Kuat tekan, = 25 MPaModulus elastisitas, = 200.000 MPa

Pembebanan: Beban mati (D) = Berat sendiri struktur

Beban mati tambahan (D+) = 121 kg/m2 (pelat atap)

145 kg/m2 (pelat lantai)

Beban hidup atap (La) = 100 kg/m2Beban hidup lantai (L) = 250 kg/m2Beban gempa (E) = Auto Load IBC 2006

Diagram Alir

top related