power point typhoid fever

Post on 27-Dec-2015

59 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

case report 1

Transcript

SAJIAN KASUS 1SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 5,5 TAHUN DENGAN DEMAM 12 HARI SUSPEK DEMAM TIFOID

Pembimbing:

dr. A. Septiarko, Sp. A

dr. Hj. Elief Rohana, Sp. A, M. Kes

Dipresentasikan Oleh :Bentarisukma D R, S. Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : An.R Jenis Kelamin : Laki-laki TTL : Karanganyar , 1 Januari 2009 Nama Ayah : Tn.E/50 th

Nama ibu : Ny.N/43 th Alamat : Padon 1/6 Gayam Dompo Kra

Tgl masuk RS : 27 Juni 2014 Jam : 21.00 Tgl pemeriksaan : 1 Juli 2014 Diagnosis masuk : Obs. Febris Hr 7

ANAMNESIS

Didapatkan secara Alloanamnesis pada tanggal

1 Juli 2014

Keluhan Utama : PanasKeluhan Tambahan : Batuk,

Pilek

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

7 HSMRSPANAS Pasien panas sumer-sumer, semakin tinggi pada sore dan malam hari, sudah periksa ke dokter umum panas hanya turun sebentar kemudian naik lagi. Panas disertai batuk (+), pilek (+), keringat dingin (+) setiap kali panas, lemas (+), nafsu makan berkurang (+), minum sedikit 

LANJUTAN...

HMRS masih panas

lemas (+), batuk (+), pilek (+), muntah (-),

muntah (-), nafsu makan berkurang (+), minum

sedikit (+), bintik merah pada kulit (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), batuk

(-),pilek (-),nyeri tenggorokan (-) BAB/ BAK

baik.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat batu pilek : disangkal Riwayat batuk lama : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat kejang tanpa demam : disangkal Riwayat kejang dengan demam : disangkal Riwayat alergi : disangkal

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan

penyakit sekarang

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat batuk pilek : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat alergi : disangkal

Kesan : tidak terdapat penyakit keluarga yang berhubungan dengan

penyakit pasien

RIWAYAT PENYAKIT LINGKUNGAN

Riwayat penyakit serupa : disangkal Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit

lingkungan yang berhubungan dengan penyakit pasien.

POHON KELUARGA

Laki-laki

Perempuan

Pasien

RIWAYAT PRIBADI • Ibu G3P2A0 Hamil saat usia 38 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan. Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), Merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.

Riwayat kehamilan ibu

pasien

• Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3500 gram dan panjang 48 cm, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.

Riwayat persalinan ibu

pasien

• Bayi laki-laki BB 3500 gr, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI langsung keluar, bayi dilatih menetek dari hari pertama keluar ASI.

Riwayat paska lahir

pasien

Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.

RIWAYAT MAKANAN

0-6 bulan : ASI 6-12 bulan : ASI, bubur susu, buah buahan

(pisang, jeruk), diselingi nasi tim kuah sayur. 1-2 tahun : ASI, bubur susu, diselingi nasi dan

kuah sayur.

Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan cukup, kuantitas makan cukup.

PERKEMBANGAN DAN KEPANDAIAN PASIEN:

Motorik Kasar Motorik Halus Bahasa Personal Sosial

Duduk sendiri

(9 bulan)

Memegang benda (4

bulan)

Menoleh ke sumber

suara

(5 bulan)

Tersenyum

(3 bulan)

Belajar berjalan

(12 bulan)Makan sendiri (3 tahun)

Berbicara baik

(1,5 tahun)

Berpartisipasi dalam

permainan (ikut tepuk

tangan)

(9 bulan)

Berlari

(3 tahun)

Berpakaian sendiri (4

tahun)

Lancar berbicara (3,5

tahun)

Aktif & bermain

bersama temannya di

lingkungan rumah

(4 tahun)

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia.

RIWAYAT VAKSINASI

Vaksin I II III IV V VI

HEPATITIS

B

0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -

BCG 1 bulan - - - - -

DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

POLIO 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -

CAMPAK 9 bulan - - - - -

Kesan : Imunisasi dasar lengkap

RIWAYAT SOSIOEKONOMI DAN LINGKUNGAN• Ayah (50 tahun, petani) dan ibu (43 tahun, petani), penghasilan keluarga tidak menentu sekitar Rp750.000,00 – Rp 1.500.000.,- /bulan keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

SOSIO EKONO

MI • Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan 2

saudaranya. Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi dan 3 kamar tidur. WC menyatu dengan kamar mandi. Sumber air berasal dari air sumur. Rumah berlantai tanah.

LINGKUNGAN

Kesan : keadaan sosial ekonomi dan lingkungan kurang

ANAMNESIS SISTEM

Cerebrospinal : kejang (-), delirium (-), sakil kepala (-)

Kardiovaskuler : sianosis (-), biru (-) Respiratorius : batuk (+), pilek (+), nyeri

tenggorokan(-),sesak (-) Gastrointestinal : muntah (-), BAB (+) dbn Urogenital : BAK (+) dbn, nyeri berkemih (-) Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-),

nyeri otot (-) Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-) Otonom : demam (+)

Kesan : terdapat masalah di sistem respiratorius dan otonom

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Compos Mentis TANDA VITAL : Nadi : 100 x/menit RR : 28 x/menit Suhu : 38,1ºC Status Gizi : BB/TB : 16/115 cm BMI : 12,09 kg/m2

Kesimpulan status gizi : buruk menurut WHO

LANJUTAN...

Kulit : Sawo matang, pucat (-), sianosis (-), petekie (-).

Kel.limfe : Tidak terdapat pembesaran limfonodi.

Otot : Kelemahan (-),atrofi (-),nyeri otot (-).

Tulang : Tidak ada deformitas tulang Sendi : Gerakan bebas

Kesan : Kulit, kel limfe, Otot, Tulang dan Sendi dalam batas normal 

PEMERIKSAAN KHUSUS

Kepala : Normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup. Ubun-ubun besar sudah menutup.

Mata : Mata cowong (-/-), air mata (+/+), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-)

Hidung : Sekret (+/+), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut : Mukosa bibir dan lidah kering (-), sianosis (-) Faring : Hiperemis (-), tonsil membesar (-) Leher : Pembesaran limfonodi (-)

Kesan : terdapat gangguan di bagian hidung

PEMERIKSAAN THORAX

COR Inspeksi : ictus cordis tampak Palpasi : ictus cordis kuat angkat Perkusi

batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra batas kiri bawah : SIC IV linea midclavicula sinistra

Auskultasi : BJ I-II intensitas reguler (+), bising jantung (-)

PARU

Kesan : Tidak terdapat gangguan di bagian thorax

Kanan DEPAN Kiri

Simetris(+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+),retraksi (-)

Ketinggalan gerak (-), fremitus (+)

Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus (+)

Sonor Perkusi Sonor

SDV normal, Rh (-), Wh (-) Auskultasi SDV normal, Rh (-), Wh (-)

Kanan BELAKANG Kiri

Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)

Ketinggalan gerak (-), fremitus (+)

Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus (+)

Sonor Perkusi Sonor

SDV, Rh (-), Wh (-) Auskultasi SDV, Rh (-), Wh (-)

PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi : Distended (-), sikatrik (-) Auskultasi : Peristaltik Perkusi : Timpani (+), pekak beralih (-) Palpasi : Turgor kulit normal, nyeri

tekan (-), Hepar : Tidak teraba membesar Lien : Tidak teraba membesar Anogenital : Tidak ada kelainan

Kesan : abdomen dalam batas normal

LANJUTAN ...

Kesan : ektremitas dan status neurologi dalam batas normal 

Pemeriksaan Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

Sianosis - -

Oedema - -

Akral dingin - -

Capiler refill < 2 detik < 2 detik

Reflek fisiologis normal normal

Reflek patologis - -

Tonus normal normal

Klonus - -

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN(27 JUNI 2014)

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 9,8 14-18 g/DL

Hematokrit 26,4 32-44 %

Lekosit 6,7 5-10 x10^3 ul

Trombosit 107 150-300 x10^3 ul

Eritrosit 3,53 4,5-5,5 x10^6 ul

MPV 12,5 6,5-12 Fl

PDW 18,2 9-17 %

INDEX

MCV 74,8 82-92 fl

MCH 27,8 27-31 pg

MCHC 37,1 32-37 g/DL

HITUNG JENIS

Limfosit % 53,4 25-40 %

Monosit % 7,7 3-9 %

Granulosit % 38,9 50-70 %

Limfosit # 3,6 1,25-4 x10^3ul

Monosit # 0,5 0,30-1 x10^3ul

Granulosit # 2,6 2,5-7 x10^3ul

RDW 13,6 11,5-14,7 %

IMUNO-SEROLOGI

WIDAL

Salmonella Typhi O 1/80 Negative

Salmonella Typhi H 1/80 Negative

Salmonella Paratyphi AO Negative Negative

Salmonella Paratyphi AH Negative Negative

Salmonella Paratyphi BO Negative Negative

Salmonella Paratyphi BH Negative Negative

Salmonella Paratyphi CO Negative Negative

Salmonella Paratyphi CH Negative Negative

Kesan : Hasil laboratorium terdapat penurunan hemoglobin, hematokrit, dan trombosit serta peningkatan limfosit dan titer Salmonella typhi O.

RINGKASAN ANAMNESIS

Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan panas (+) terus menerus, makin panas terutama malam hari, batuk (+), pilek (+)

Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang..

Tidak terdapat riwayat penyakit pada lingkungan yang ditularkan pada pasien.

Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik.

Pasien dahulu mendapatkan ASI eksklusif. Imunisasi dasar lengkap. Perkembangan baik. Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan

rumah kurang.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK

KU: CM Vital sign Nadi : 100 x/menit ; RR : 28 x/menit ; Suhu : 38,1ºC Status gizi buruk menurut WHO. Kepala: CA -/-, SI -/- Mata: cekung (-/-) Hidung : sekret (+/+) Mulut : mukosa dan lidah kering (-), sianosis (-) Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Thorax : dalam batas normal Abdomen: peristaltic dan turgor kulit dalam batas normal Extremitas: dalam batas normal

LABORATORIUMKesan : Hasil laboratorium terdapat penurunan hemoglobin, hematokrit, dan trombosit serta peningkatan limfosit dan titer Salmonella typhi O.

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF

AKTIFDemam, nafsu makan menurun

INAKTIF Kondisi lingkungan

DIAGNOSIS KERJA Obs. Febris Hari 12 Susp.

Demam Typoid

RENCANA PENGELOLAAN

Rencana Tindakan Obsevasi keadaan

umum dan vital sign Pemeliharaan hidrasi

dan nutrisi Bed rest

Rencana Edukasi* Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.* Menjaga kebersihan tangan dan rajin cuci tangan* Memperhatikan kebersihan keluarga dan lingkungan* Mengatur pola makan

Rencana Terapi Inf KAEN 3A 12 tpm Inj. Chloramfenikol 250 mg/6 jam Inj. Ranitidin 2 mg/12 jam Inj. Ampicilin 1/3 mg/8 jam Oral : CTM 1/3 / Dexametason 1/3 / Vit.C 20mg /

Salbutamol 0,5 mg Ambroxol 2xCTH ¾

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubiaad bonam Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam Quo ad sanam : Dubia ad bonam

DISKUSI

KASUS Panas terus makin naik sore/

malam hari lemas (+) pusing (-) mual (-), muntah (-) nyeri perut (-) keringat dingin nafsu makan berkurang (+),

minum BAIK BAB/BAK normal Lab Hb menurun, Hematokrit

menurun, Leukositosis relatif Widal

Salmonella O 1/80 Salmonella H 1/80

Demam tipe Kontinyu Lidah tifoid Bradikardi relatif. Gx sal cerna malaise, nyeri kepala,

pusing, nyeri otot. Hepatomegali,

splenomegali. Gangguan kesadaran Widal kenaikan titer widal

4 kali lipat atau titer widal O > 1/200, titer H > 1/160 (dalam sekali pemeriksaan).

TEORI

Demam

Adalahpeninggian suhu tubuh dari variasi suhu

normal sehari-hari, berhubungan dengan

peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.

Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-

37,2°C

Dikatakan demam apabila

rectal temperature ≥38,0°C,

oral temperature ≥37,5°C,

axillary temperature ≥37,2°C

Keadaan hiperpireksia jika demam dengan

suhu >41,5°C

TIPE DAN POLA DEMAM

Pola demam PenyakitKontinyu Demam tifoid, malaria falciparum

malignanRemitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteriIntermiten Malaria, limfoma, endokarditisHektik atau septik

Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivaxDouble quotidian

Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau periodik

Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

Demam rekuren Familial Mediterranean fever

DEMAM KONTINYU

Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC

Periode 24 jam Fluktuasi diurnal suhu normal tidak signifikan

DEMAM REMITEN

Penurunan suhu setiap hari, tetapi tidak mencapai suhu normal

Fluktuasi > 0,5oC per 24 jam Sering ditemukan pada penyakit pediatri Terdapat variasi diurnal, terutama jika etiologinya

infeksi

DEMAM INTERMITEN

Suhu kembali normal setiap hari, umumnya pagi hari, dan puncak pada siang hari

Pola demam tersering nomor 2 dalam praktik klinis

DEMAM SEPTIK

Terjadi saat demam remiten atau intermiten Menunjukkan perbedaan antara puncak dan

titik terendah suhu yang sangat besar

DEMAM QUOTIDIAN disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan

paroksisme demam yang terjadi setiap hari Dikatakan Demam Quotidan GANDA jika memiliki

dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam)

UNDULANT FEVER

Menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

DEMAM LAMA (PROLONGED FEVER)

Menggambarkan satu penyakit dengan lama demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya > 10 hari untuk infeksi saluran nafas atas

DEMAM REKUREN

Demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ multipel

DEMAM BIFASIK

Menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda (camelback fever pattern, atau saddleback fever)

Terdapat pada : Poliomielitis, leptospirosis, demam dengue, demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola, dan demam Lassa)

DEMAM PERIODIK

Ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau irregular

Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal

Terdapat pada penyakit Malaria

DEMAM PERIODIK PADA MALARIA

KLASIFIKASI DEMAM

KlasifikasiPenyebab tersering

Lama demam pada umumnya

Demam dengan localizing signs

Infeksi saluran nafas atas

<1 minggu

Demam tanpa localizing signs

Infeksi virus, infeksi saluran kemih

<1minggu

Fever of unknown origin

Infeksi, juvenile idiopathic arthritis

>1 minggu

Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada pasien pediatrik

DEFINISI ISTILAH DEMAM YANG DIGUNAKAN

Istilah Definisi

Demam dengan localization Penyakit demam akut dengan fokus infeksi, yang dapat didiagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

Demam tanpa localization Penyakit demam akut tanpa penyebab demam yang jelas setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

Letargi Kontak mata tidak ada atau buruk, tidak ada interaksi dengan pemeriksa atau orang tua, tidak tertarik dengan sekitarnya

Toxic appearance Gejala klinis yang ditandai dengan letargi, perfusi buruk, cyanosis, hipo atau hiperventilasi

Infeksi bakteri serius Menandakan penyakit yang serius, yang dapat mengancam jiwa. Contohnya adalah meningitis, sepsis, infeksi tulang dan sendi, enteritis, infeksi saluran kemih, pneumonia

Bakteremia dan septikemia Bakteremia menunjukkan adanya bakteri dalam darah, dibuktikan dengan biakan darah yang positif, septikemia menunjukkan adanya invasi bakteri ke jaringan, menyebabkan hipoperfusi jaringan dan disfungsi organ

DEMAM TIFOID

DEFINISI

disebut juga dengan Typus abdominalis atau

typoid feverialah penyakit infeksi akut, terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih

disertai gangguan pada saluran pencernaan dan

dengan atau tanpa gangguan kesadaran

ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau

urin orang yang terinfeksi

ETIOLOGI

Oleh

• Bakteri Salmonella typhi

• Bakteri Salmonella paratyphi

Bentuk

• Batang, gram negatip• Membentuk spora, motil,

berkapsul dan mempunyai flagella

Bakteri •Hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu•Mati dengan pemanasan

SALMONELLA TYPHI Mempunyai 3 macam antigen

Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid

Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alkohol

Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis

PATOGENESIS

Makanan yang

terkontaminasi Salmonella

typhi dan Salmonella paratyphi

Kegagalan respon

imunitas humoran

IgA usus menembus sel epitel terutama sel M dan

lamina PropriaDifagosit

oleh makrofag

kuman dapat berkembang

biak di makrofag

Kuman berkembang biak dibawa ke

plaque peyeri ileum distal KGB

mesenterika duktus torasikus aliran

darah

Kuman berkembang biak di luar sel dan ruang sinusoid

bakteremia ke 2 timbul tandan dan

gejala klinis

Masuk ke tubuh

Di Lamina propria kuman berkembang biak

Masuk ke sirkulasi darah bakterimia yg asimptomatik menyebar ke seluruh organ retikuloendotelia

TANDA DAN GEJALA KLINISMasa Inkubasi 10-20 hari

Perjalanan tanda dan gejala penyakit minggu I-IV

MINGGU I

Muncul gejala : demam tinggi kontinyu (39ºc -40ºc), sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, HR 80-100x bpm, denyut lemah, pernapasan cepat, perut kembung ,diare dan sembelit silih berganti

Khas : lidah kotor (di bag. tengah & tepi, ujung merah, kadang tremor)

Ruam kulit (bercak Roseola) terjadi 3-5 hari

MINGGU II

Suhu tubuh terus menerus dalam keadaan tinggi

Kadang terjadi penurunan pada pagi hari Peningkatan HR relatif Gejala Toksikemia memberat Penurunan kesadaran delirium

MINGGU III

Suhu tubuh berangsur normal Gejala berkurang Akan tetapi terjadi peningkatan komplikasi

perdarahan dan perforasi karena lepasnya kerak dari usus

Inkontinensia uri dan alvi Masih terdapat meteorismus dan nyeri perut Jika terjadi kompliasi penurunan kesadaran

hingga kolaps Dapat terjadi miokardial toksik

MINGGU IV

Fase penyembuhan Masih dapat terjadi komplikasi yaitu

pneumonia lobaris dan tromboflebitis vena femoralis

DIAGNOSIS

Demam Tifoid

Uji Serologis

Klinis

Mikrobiologis

KLINIS

Trias demam tifoid : demam, gangguan saluran pencernaan, penurunan kesadaran (pasien yang awalnya komposmentis menjadi letargi hingga mencapai delirium)

MIKROBIOLOGIS

Kultur sumsum tulang (paling spesifik) Kultur darah pada minggu ke-1 dan ke-2 Kultur urin pada minggu ke-3 dan ke-4 Kultur feses dapat ditemukan hingga 3 bulan

UJI SEROLOGIS

Uji Widal Titer O yang tinggi (≥160) menunjukkan adanya

infeksi akut Titer H yang tinggi (≥160) telah mendapat

imunisasi atau pernah menderita infeksi Titer antibodi yang tinggi terhadap antigen Vi

terjadi pada carrier ELISA

untuk melacak antibodi terhadap antigen Salmonella typhi

KOMPLIKASI DEMAM TIFOID

Komplikasi intestinal

• Perdarahan & Perforasi Usus

Kompliasi ektraintestinal

• Multisistem komplikasi : kardiovaskuler, hematologi, paru, hepatologi, kandung kemih, ginjal, tulang, dan neuropsikiatri

PENATALAKSANAAN DEMAM TIFOID

Umum

• Tirah baring• Fisioterapi pada pasien

dengan penurunan kesadaran

Diet

• Diet Lunak, tidak merangsang (tidak boleh pedas dan kecut)

• Kebersihan makanan

Medika mentosa• Kloramfenikol• Ampisilin dan amoksisilin• Sefalosporin generasi ketiga

KLORAMFENIKOL

Masih merupakan obat pilihan utama pada pasien demam tifoid

Dosis yang diberikan 100 mg/kgBB/Hari dibagi dalam 4x pemberian selama 10-14 hari

AMPISILIN DAN AMOKSISILIN

Dosis ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4x pemberian secara intravena.

Amoxicilin dosis yang diberikan 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4x pemberian per oral.

SEFALOSPORIN GENERASI KETIGA

Efektif Antara lain ceftriaxon dan cefotaxim Dosis ceftriaxon 100mg/kg/hari dibagi dalam

1 atau 2 dosis (maksimal 4 gr/hari) selama 5-7 hari.

Dosis cefotaxime 150-200 mg/kg/hari.

TERIMA KASIH

top related