Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar ...
Post on 16-Oct-2021
6 Views
Preview:
Transcript
64
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar
Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19 Julia Damayanti1, Giraldi Kuswanda 2
1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email :
damayanti.julia@gmail.com 2Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email :
giraldi.fardiaz@gmail.com.
Abstract
Online lectures have become the main means of academic learning during the COVID-19 pandemic. Without
exception, this includes the students of the Civil Engineering study program, Faculty of Civil Engineering &
Planning of Trisakti University who use online application facilities, such as google classroom, zoom, and other
media applications during online lectures. The purpose of this study is to determine the students’ perceptions of
the online teaching and learning process during the COVID-19 pandemic. The population of this study is students
of the Civil Engineering program batch 2016 to 2020 who are registered as active for the odd semester of the
2020/2021 Academic Year. This research is a descriptive quantitative study and was conducted by using a simple
random sampling method. The data collection techniques using interviews and questionnaires. The data analysis
used to complete this research is the Likert scale survey method with a total sample of 247 student respondents.
The results have shown that the majority of students of Civil Engineering as much as 90% attended online lectures
using laptops. As many as 90% of the students stated that they used the Zoom application to attend lectures via
video conference. Technical issues that are often experienced by students during online lectures are dominated
by unstable internet networks, this was stated by 75% of the students. About 66% of the students agree that online
lectures can be accessed easily, only 34% of the students are satisfied with the online lecture mode, and on the
latest rule of New Normal, 58% of the students agree that learning should be done by blended learning method.
Keywords: E-Learning; Perception; Pandemic
Abstrak
Perkuliahan online merupakan sarana utama dalam pembelajaran ketika terjadi wabah pandemi COVID-19.
Tidak terkecuali mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Universitas Trisakti yang menggunakana sarana aplikasi online, seperti google classroom, zoom dan media
aplikasi lain ketika perkuliahan online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa
terhadap proses belajar mengajar secara online di masa pandemi COVID-19. Populasi pada penelitian ini
adalah mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil angkatan 2016 sampai dengan angkatan 2020 yang
terdaftar aktif di semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dan dilakukan dengan metode simple random sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara dan kuestioner. Analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah metode
Likert scale survey dengan total sampel sebanyak 247 responden mahasiswa. Hasil dan pembahasan
menunjukkan bahwa 90% mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil mengikuti perkuliahan online
menggunakan komputer jinjing/laptop. Sebanyak 90 % mahasiswa menyatakan bahwa mereka menggunakan
aplikasi Zoom untuk hadir di perkuliahan melalui video conference. Kendala teknis yang sering dialami
mahasiswa pada saat perkuliahan online didominasi oleh jaringan internet yang tidak stabil , hal ini dinyatakan
oleh 75 % mahasiswa. Sejumlah 66 % mahasiswa setuju bahwa perkuliahan Online dapat diakses dengan
mudah, hanya 34% mahasiswa yang puas dengan mode perkuliahan Online, dan pada aturan baru New Normal
, terhitung 58% mahasiswa setuju pembelajaran dilaksanakan secara blended learning.
Kata kunci : Pembelajaran Online; Persepsi; Pandemi
E-ISSN : 2621-4164 Vol. 3 No 2
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
65
Pendahuluan
Penyebaran pandemi virus corona COVID-19 yang
begitu cepat menimbulkan kekhawatiran bagi
Pemerintah Indonesia, khususnya Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan , dan dari kalangan
orang tua maupun peserta didik. Untuk
mengantisipasi penyebaran pandemi tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan
seperti isolasi, pola perilaku hidup sehat dan bersih
dengan selalu mencuci tangan setelah beraktivitas,
social and physical distancing, Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sampai dengan tatanan
kehidupan normal baru ( new normal). Kondisi ini
mengharuskan warga termasuk mahasiswa dan
dosen untuk work form home, bekerja, beribadah dan
belajar dirumah ( Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan &
Paujiah, 2020 ). Fakta inilah yang akhirnya membuat
sejumlah perguruan tinggi terpaksa menghentikan
sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara
tatap muka di dalam kelas. Hal ini untuk mencegah
penyebaran dan penularan COVID-19 kepada
mahasiswa.
Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan
untuk melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Bentuk inovasi tersebut ialah dengan
melakukan pembelajaran secara online. Hal ini
kemudian direspon oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan menerbitkan beberapa Surat
Edaran (SE) terkait pencegahan dan penanganan
COVID-19. Pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun
2020 tentang pencegahan dan penanganan COVID-
19 di lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat
Edaran nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan
COVID-19 pada Satuan Pendidikan. Ketiga, Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease ( COVID-19) yang
antara lain berisi arahan tentang proses belajar dan
mengajar dari rumah ( Arifa, 2020 ) .
Dengan kepraktisan sistem belajar virtual atau
online learning, banyak lembaga pendidikan yang
menggunakan sistem pembelajaran online. Dengan
kesepakatan antara dosen dan mahasiswa,
pembelajaran online dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun ( Adijaya & Santosa , 2018).
Pembelajaran secara online atau pembelajaran
virtual dianggap sebagai paradigma baru dalam
proses pembelajaran karena dapat dilakukan dengan
cara mudah tanpa harus bertatap muka di ruang kelas
dan hanya mengandalkan suatu aplikasi berbasis
koneksi internet maka proses pembelajaran sudah
dapat dilaksanakan. Pembelajaran online merupakan
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi sebagai media transfer ilmu yang tidak
dibatasi oleh waktu dan tempat. Pembelajaran secara
online dianggap menjadi solusi terbaik terhadap
kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi
COVID-19. Meski telah disepakati, pembelajaran
ini tetap menimbulkan kontroversi. Bagi Dosen ,
pembelajaran online hanya efektif untuk penugasan,
sedangkan untuk membuat mahasiswa memahami
materi pembelajaran secara online dinilai masih
bermasalah. Selain itu kemampuan teknologi dan
ekonomi setiap mahasiswa berbeda-beda. Tidak
semua mahasiswa memiliki fasilitas yang
menunjang kegiatan pembelajaran online. Koneksi
internet yang tidak memadai, perangkat yang tidak
mendukung, dan kuota internet yang mahal menjadi
penghambat pembelajaran daring. Namun
pembelajaran harus terus berlanjut.
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis
yang penting bagi manusia dalam merespon
kehadiran berbagai aspek dan gejala disekitarnya.
Berbagai ahli telah memberikan definisi yang
beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama (Jayanti, 2018).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
adalah tanggapan ( penerimaan ) langsung dari
sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya. Menurut P. Robbins dan
Timothy, dalam buku Perilaku Organisasi,
pengertian persepsi adalah proses dimana individu
mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima
seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas
objektif. Oleh karena itu, setiap individu mempunyai
stimulus yang saling berbeda meskipun obyeknya
sama. Cara pandang melihat situasi ini cenderung
lebih penting daripada situasi itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan
berpikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki
individu tidak sama, tanggapan mungkin akan
berbeda antar individu satu dengan individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam
melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-
beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandangnya.
Tujuan dari model pembelajaran online saat ini
adalah, agar semua bisa belajar dirumah untuk
menghindari wabah COVID-19, mempersiapkan
mahasiswa yang siap bersaing di era digital, proses
pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun
tenggat waktu untuk mengerjakan tugas/belajar
materi yang diberikan, mengirim tugas tepat waktu
dan lebih banyak waktu untuk belajar.Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah aktifitas belajar dalam
pembelajaran online memiliki nuansa yang sama
atau sekurangnya mendekati dengan aktivitas belajar
dalam pembelajaran tatap muka yang dilakukan di
kelas. Pembelajaran online bukanlah suatu jenis
pembelajaran yang tanpa permasalahan dalam
prosesnya. Penelitian yang dilakukan oleh Adijaya,
N., & Santosa,L.P. (2018) menyatakan bahwa ada
beberapa jenis mata kuliah yang dapat dilakukan
dalam perkuliahan online dan sulit dilakukan dalam
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
66
perkuliahan. online . Mata kuliah yang dapat
dilakukan secara online adalah matakuliah tidak
memerlukan penjelasan lebih rinci/menggunakan
rumus. Sedangkan matakuliah yang sulit dilakukan
dalam perkuliahan online adalah matakuliah yang
perlu penjelasan lebih rinci/ menggunakan rumus-
rumus seperti Matematika , Statistika dan
sebagainya. Kondisi ini dapat mengurangi semangat
mahasiswa dalam memahami materi kuliah dalam
perkuliahan online. Dalam perkuliahan online
mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam
berinteraksi baik sesama mahasiswa maupun
interaksi dengan dosen. Kendala lain adalah
miskomunikasi, kadang-kadang apa yang dijelaskan
dosen disalahpahami oleh mahasiswa Hal ini
berakibat mahasiswa mengalami permasalahan
dalam mengutarakan masalah yang timbul dalam
perkuliahan. Temuan yang diperoleh Aswasulasikin
(2020) menyatakan bahwa perkuliahan online
membosanka, sedangkan Candara (2020)
mengamati bahwa sebagaian besar mahasiswa
kadang-kadang memahami materi perkuliahan yang
disampaikan secara online. Mahasiswa secara
keseluruhan memilih kuliah tatap muka
dibandingkan dengan kuliah online.
Hasil penelitian Nabila Hilmy (2020) yang
melakukan pengamatan mengenai model
pembelajaran online terkait pemanfaatan media,
gaya belajar, dan model komunikasi tertentu yang
digemari mahasiswa menghasilkan bahwa media
pembelajaran online selama masa karantina yang
paling digemari adalah whatsapp dan Google
Classroom. Mahasiswa sudah mengenal media
pembelajaran online tersebut sebelum perkuliahan
online dimulai. Model komunikasi yang paling
diminati , adalah model komunikasi semi dua-arah
yang memanfaatkan media chatroom seperti
whatsapp . Model komunikasi ini diminati, karena
mahasiswa telah paham dan terbiasa menggunakan
chatroom dalam kegiatan sehari-harinya. Hal ini
senada dengan besarnya prosentase penggunaan
whatsapp sebagai media pembelajaran online .
Terkait gaya belajar , mahasiswa menyukai bahan
perkuliahan yang dibagikan dalam bentuk visual
seperti power point, tulisan dan foto mengenai bahan
perkuliahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Bobby Briando ( 2020) terdapat dua jenis
kendala yang paling banyak dialami selama
pembelajaran online , yakni jaringan internet yang
sulit. Kendala laptop atau gawai bermasalah ketika
sedang ujian atau server error. Hambatan
berikutnya yang sering ditemui adalah tidak
memiliki kuota atau terbatasnya kuota internet. Hal
ini tentunya harus menjadi perhatian, karena tidak
semua mahasiswa memiliki kondisi ekonomi yang
mencukupi.
Peran teknologi pendidikan merupakan efek dari
perkembangan teknologi yang mempengaruhi
akademisi untuk mengubah pembelajarannya , hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fuad Saffudin (2020) yang menunjukkan
perlunya pembelajaran online dalam pembelajaran
di era digital. Ketersediaan teknologi yang
digunakan secara interaktif dengan diskusi dan
panduan dapat menjadi alat untuk pengembangan
ketrampilan berpikir tinggi. Kegiatan belajar
mengajar dimulai dengan persiapan secara khusus
bahan ajar. Bahan ajar memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran sebagai sumber
kajian dalam proses belajar. Apakah bahan ajar yang
digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan
mudah dimengerti oleh peserta didik ? Oleh karena
itu materi harus didesain sedemikian rupa sehingga
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Inah,
2015).
Berdasarkan uraian diatas, maka fokus penelitian ini
adalah bagaimana persepsi mahasiswa Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas
Trisakti terhadap proses belajar mengajar secara
online di masa pandemi COVID-19 . Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan informasi dan
penyempurnaan bagi institusi terhadap proses
perkuliahan online , untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun regulasi yang tepat
agar memberikan dampak positif terhadap efektifitas
proses perkuliahan selama pandemi wabah COVID-
19.
Metode
Metode Likert scale survey digunakan dalam
penelitian ini, yaitu dengan menyebar kuestioner
secara online dengan menggunakan google form
kepada mahasiswa jurusan Teknik Sipil. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan metode survey yang
dilakukan secara online (Sugiyono, 2017).
Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil &
Perencanaan Universitas Trisakti yang aktif di
semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021 dengan
sebaran sebagai berikut:
Tabel 1: Daftar Populasi Penelitian
No Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa Teknik
Sipil per angkatan
1 2016 77
2 2017 110
3 2018 130
4 2019 120
5 2020 89
Sumber : Staf Akademik Program Studi Teknik
Sipil FTSP-Usakti
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini :
Pertama, penyusunan instrumen/indikator
kuestioner yang akan digunakan untuk
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
67
pengumpulan data.
Kedua, dilakukan uji Validitas dan uji Reliabilitas
pada kuestioner yang telah disusun
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner yang harus
dibuang /diganti karena dianggap tidak relevan.
Untuk mengukur uji validitas ini, penulis
menggunakan aplikasi SPSS versi 22 Dalam
penelitian ini indikator dikembangkan menjadi item-
item pertanyaan ke dalam instrumen. Kriteria
pengujian adalah jika Rhitung > Rtabel dan atau nilai
sig. < 0,05 yang berarti valid. Sebaliknya jika Rhitung
< Rtabel dan atau nilai sig > 0,05 berarti tidak valid
(Thoifah, 2015).Reliabilitas adalah istilah yang
dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas merupakan
indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
(Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 2008).
Mengingat alat ukur yang digunakan untuk
mengukur variabel dalam penelitian ini adalah
kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan,
maka perlu diuji reliabilitas dari variabel yang
digunakan dengan melihat Cronbrach’s coefficient
alpha sebagai koefisien dari reliabilitas.
Cronbrach’s coefficient alpha yang cukup dapat
diterima (acceptable) adalah yang bernilai antara
0,60 sampai 0,70 atau lebih. (Uma Sekaran, (2006),
Research Methods for Business, Jakarta, Salemba
empat).
Dasar pengambilan keputusan uji relisbilitas :
● Cronbrach’s alpha > 0,6 → Cronbrach’s alpha acceptable (construct reliable)
● Cronbrach’s alpha < 0,6 → Cronbrach’s alpha poor acceptable (construct unreliable)
Ketiga , mengumpulkan data dengan kuestioner
yang telah divalidasi dari mahasiswa angkatan 2016
sampai dengan mahasiswa angkatan 2020 . Data
yang diperoleh dari mahasiswa berupa data kualitatif
dan kuantitatif, yang kemudian dilakukan analisis
secara deskriptif.
Analisis kuestioner dilakukan dengan model skala
Likert yaitu skala penelitian yang menggunakan
responden untuk menentukan tingkat kesetujuan
atau ketidaksetujuan atas setiap pertanyaan dan
memiliki gradasi dari sangat positif sampai dengan
sangat negatif . Pola jawaban untuk pernyataan
positif yaitu 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = netral,
2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju.
Tabel 2 : Skala Likert
Pilihan Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Metode Skala Likert tersebut digunakan karena
menurut Sugiyono (2011) metode skala Likert cocok
digunakan untuk mengeksplorasi persepsi
mahasiswa. Metode Likert scale survey adalah
metode penelitian kuantitatif untuk mendapatkan
data dari sekelompok orang dengan pendekatan
setuju/tidak setuju, puas/tidak puas, dan sebagainya
tentang sikap, opini, tingkah laku, persepsi atau
karakteristik dari orang tersebut. Dalam penelitian
jenis ini, peneliti mengumpulkan data secara
kuantitatif, data tersebut berupa kuestioner yang
dapat dianalisis secara statistik untuk menunjukkan
trend dari respon yang diberikan oleh populasi
sassaran tentang fenomena yang dibahas ( Creswell,
2014,2016).
Data diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 22.
Data yang didapat dan diolah dari google form
tersebut disajikan dalam bentuk pie-chart dan tabel
untuk mengetahui kecenderungan persepsi
mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
online selama masa pandemi COVID-19.
Hasil dan Pembahasan
Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi Sarjana Teknik Sipil dari angkatan
2016 sampai dengan angkatan 2020 yang aktif dan
sedang menempuh kuliah di semester ganjil Tahun
Akademik 2020/2021 . Kuestioner disebarkan
melalui Google Form kepada 285 responden
(mahasiswa) dan yang telah kembali sebanyak 247
(87%) kuestioner. Deskripsi responden yang
menjadi sampel penelitian berdasarkan tahun
angkatan, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Daftar Sampel Penelitian
No Tahun
Angkatan
Jumlah
Mahasiswa
Teknik
Sipil per
angkatan
Jumlah
Respon
den
Prosentase
(%)
1 2016 77 12 15,58%
2 2017 110 51 46,36%
3 2018 130 57 43,85%
4 2019 120 56 46,67%
5 2020 89 71 79,78%
Sumber : Data Primer yang diolah 2020
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
68
Gambar 1 : Sebaran Responden berdasarkan
angkatan
Gambar2 : Responden berdasarkan jenis
kelamin
Media Pembelajaran
Jenis media platform pembelajaran online yang ada
saat ini sangat beragam.
Pembelajaran secara online yang dilakukan oleh
program studi Sarjana Teknik Sipil selama masa
pandemi COVID-19 sangat dimudahkan dengan
adanya berbagai pilihan media pembelajaran. Hasil
analisis media pembelajaran yang digunakan
mahasiswa Teknik Sipil ditunjukkan pada Gambar 3
Gambar 3 : Media pembelajaran yang
digunakan
Dalam perkuliahan online sebanyak 90 %
mahasiswa menyatakan bahwa mereka
menggunakan aplikasi Zoom untuk hadir di
perkuliahan melalui video conference. Sebanyak 6 %
mahasiswa menggunakan Google Classroom
sebagai media pembelajaran, dengan berbagai fitur
yang tentunya lebih memudahkan dosen dan
mahasiswa untuk membagikan tugas serta adanya
transparasi nilai. 3 % menyatakan mereka
menggunakan google meet dan 3 orang = 1 %
menggunakan fitur whatsapp yang memudahkan
dosen dan mahasiswa untuk berkirim softcopy
materi perkuliahan, diskusi dan tanya jawab pun
dapat dilakukan dengan mudah, karena mahasiswa
sudah terbiasa dengan aplikasi ini.
Kendala Teknis
Kendala teknis yang sering dialami mahasiswa pada
saat perkuliahan online, dapat dilihat pada Gambar
4 dibawah ini , didominasi oleh jaringan internet
yang tidak stabil , hal ini dinyatakan oleh 75 %
mahasiswa . Jaringan internet yang tidak stabil
merupakan hambatan dalam proses pembelajaran
dengan sistem online, karena berkaitan dengan
kelancaran proses pembelajaran.Berikutnya yang
menjadi kendala adalah adanya pemadaman listrik
yang dinyatakan oleh 12 % mahasiswa, kuota
internet terbatas yang dinyatakan oleh 9 %
mahasiswa dan yang terakhir adalah
gadget/perangkat yang tidak kompatibel yang
dinyatakan oleh 4 % mahasiswa.
Gambar 4 : Kendala teknis yang dihadapi
Prasarana Pendidikan
Perangkat yang digunakan merupakan salah satu
sumberdaya yang penting dalam menunjang proses
pembelajaran agar pencapaian tujuan pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar.
5%20%
23%23%
29%
Angkatan
2016
2017
2018
2019
2020
65%
35%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
90%
6%3%
1%Zoom
GCR
Google Meet
WA Group
Telegram
4%
75%
9%
12% Gadget/perangkat yangtidakkompatibel
Jaringaninternet tidakstabil
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
69
Gambar 5 : Perangkat yang digunakan
Pilihan media yang digunakan mahasiswa untuk
perkuliahan online saat pandemi COVID-19 yaitu
komputer Desktop (PC), Komputer Jinjing ( Laptop
) dan Smartphones. Dari Gambar 5., diperoleh hasil
bahwa 90 % mahasiswa menggunakan komputer
jinjing / laptop, 6% menggunakan PC dan 4%
menggunakan smartphone dalam perkuliahan online
di masa Pandemi COVID-19.
Kuestioner yang disebarkan berisi item-item
pertanyaan aspek Proses Belajar Mengajar . Setiap
butir pertanyaan menggunakan skala Likert, yaitu :
Sangat Tidak Setuju / STS(1), Tidak Setuju/TS(2),
Netral /N(3), Setuju/S(4), Sangat Setuju /SS (5).
Data yang diperoleh melalui kuestioner berupa
persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan online,
dipersentasikan berdasarkan aspek yang diamati
serta paparan secara deskriptif kualitatif
berdasarkan respon yang disampaikan. Secara
keseluruhan hasil kuestioner dapat dinyatakan dalam
Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 4. Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap
Proses Belajar Mengajar Online N
o
Skor Kriteria Frekuensi
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
1 5 Sangat
setuju
64 70 46 19 79
2 4 Setuju 100 110 108 65 65
3 3 Netral 59 56 63 69 44
4 2 Tidak
setuju
15 9 25 70 26
5 1 Sangat
tidak
setuju
9 2 5 24 33
Jumlah 247 247 247 247 247
Sumber : Olah Data SPSS 22
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil
kuestioner pada tabel diatas untuk mengetahui
persentase persepsi mahasiswa terhadap setiap butir
pertanyaan yang tercermin dalam diagram dibawah
ini.
Gambar 6 : Analisis Persepsi Mahasiswa
Terhadap Proses Belajar Mengajar Online
Sedangkan tabel indikator yang digunakan dalam
kuestioner penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Indikator
No Indikator
Q1 Pelaksanaan perkuliahan daring dapat
diakses dengan mudah
Q2 Materi yang disajikan secara daring sesuai
dengan Kontrak Perkuliahan/ RPS
Q3 Materi kuliah disajikan dalam berbagai
format multimedia dan ada diskusi dengan
dosen pada pembelajaran online
Q4 Kepuasan Mahasiswa dalam mode
pembelajaran Online
Q5 Persepsi Mahasiswa pada mode
pembelajaran campuran (blended learning)
Uji Validitas
Uji validitas kuestioner dalam tulisan ini adalah uji
validasi yang digunakan untuk mengukur
keakuratan kuestioner dalam menentukan persepsi
mahasiswa Teknik Sipil Universitas Trisakti dalam
proses belajar mengajar Online. Responden yang
mengisi kuestioner sebanyak 247 responden, maka
diperoleh Rtabel = 0,12485.
Tabel 6. Uji Validitas Aspek Proses Belajar
Mengajar
No Corrected Item-
Total Correlation
( Rhitung)
R tabel Keputusan
1 0,446 0,12485 valid
2 0,452 0,12485 valid
3 0,533 0,12485 valid
6%
90%
4%
KomputerDesktop (PC)
KomputerJinjing(Laptop)
Smartphone
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Persepsi Mahasiswa Terhadap Proses
Belajar Mengajar Online
Sangat Setuju Setuju
Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
70
4 0,524 0,12485 valid
5 0,138 0,12485 valid
Sumber : diolah SPSS 22
Berdasarkan tabel di atas, item-item pertanyaan
diatas memiliki Rhitung > Rtabel , yang berarti item-
item pertanyaan yang digunakan adalah valid.
Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha dengan jumlah responden
sebanyak 247 orang, ditunjukkan oleh Tabel 5 .
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel N of
Items
Cronbach's
Alpha
Keputusa
n
Proses
Belajar
Mengajar
5 0.638 Reliabel
Sumber : diolah SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas, koefisien Cronbrach’s
alpha untuk aspek Proses Belajar Mengajar
mempunyai koefisien Cronbrach’s alpha > 0,6,
yang berarti Cronbrach’s alpha dapat diterima
(acceptable) atau reliable
A. Pelaksanaan perkuliahan daring dapat
diakses dengan mudah
Aksesbilitas merupakan tingkat kenyamanan
seseorang untuk mencapai tujuan yang berhubungan
dengan perilaku komunikasi. Sebagian besar
mahasiswa mengakses dengan menggunakan web-
broser baik dari laptop, PC maupun dari
smartphones. Berdasarkan hasil kuestioner yang
telah diisi oleh mahasiswa, dapat ditunjukkan
sebagai berikut .
Gambar 7 : Analisis Kemudahan Akses
Pada aspek kemudahan akses dalam pelaksanaan
perkuliahan Online , hasil analisis memperlihatkan
bahwa mahasiswa yang sangat setuju dan setuju
bahwa pelaksanaan perkuliahan daring dapat diakses
dengan mudah, sebesar 66,4 %, sedangkan 24 %
mahasiswa menjawab ragu-ragu dan terdapat , 9,71
% mahasiswa mengalami kesulitan untuk
mengakses pembelajaran secara Online. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa penyebab
mahasiswa kesulitan mengakses pembelajaran
Online, yaitu(1) kondisi jaringan yang tidak stabil
atau tidak memadai, (2) pemadaman listrik yang
terjadi.
B. Materi yang disajikan secara daring sesuai
dengan Kontrak Perkuliahan/ RPS
Gambar 8 : Analisis Kesesuaian RPS dengan
Materi Kuliah
Pada aspek kesesuaian materi kuliah dengan
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) , hasil
analisis memperlihatkan bahwa mahasiswa yang
sangat setuju dan setuju bahwa materi kuliah yang
diberikan sesuai dengan RPS sebesar 73 %,
sedangkan 23% mahasiswa menjawab ragu-ragu.
Sisanya sebesar 4% menjawab tidak setuju.
C. Materi kuliah disajikan dalam berbagai
format multimedia dan ada diskusi dengan
dosen pada pembelajaran online
Gambar 9 : Analisis suasana Perkuliahan
Online
4%6%
24%
40%
26%
Kemudahan Akses
sangat tidaksetuju
tidak setuju
netral
setuju
1%
4%
23%
44%
28%
Kesesuaian RPS
sangat tidaksetuju
tidak setuju
netral
setuju
2%10%
25%
44%
19%
Suasana Perkuliahan Online
sangat tidaksetuju
tidak setuju
netral
setuju
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
71
Pada aspek suasana dalam perkuliahan online , hasil
analisis memperlihatkan bahwa mahasiswa yang
sangat setuju dan setuju bahwa diskusi yang
berlangsung didalam perkuliahan daring
membangkitkan minat dan perhatian selama
perkuliahan adalah sebesar 62 %, sedangkan 26%
mahasiswa menjawab ragu-ragu. Dengan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa dosen perlu
meningkatkan minat mahasiswa dalam perkuliahan
daring dengan cara mengunggah video, audio yang
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
D. Kepuasan Mahasiswa dalam mode
pembelajaran Online
Gambar 10 : Analisis Kepuasan Mahasiswa
Pada aspek kepuasan mahasiswa dalam mode
perkuliahan online , hasil analisis menunjukkan
bahwa , mahasiswa yang sangat setuju dan setuju
sebesar 34 %, sedangkan 28% mahasiswa
menjawab ragu-ragu, karena belum terbiasa dengan
model pembelajaran Online dan 38% menyatakan
tidak setuju. Perkuliahan online dengan
menggunakan berbagai fitur canggih tidak bisa
menggantikan peran dosen melalui perkuliahan tatap
muka, karena lebih memberikan motivasi dan
semangat kepada mahasiswa untuk belajar
E. Persepsi Mahasiswa pada mode
pembelajaran campuran (blended learning)
Terdapat kebijakan baru yang dibuat pemerintah
seperti the new normal live ( tatanan hidup baru)
memberikan beberapa pandangan yang berbeda
terhadap aktivitas perkuliahan. Tidak terkecuali
mahasiswa yang ingin memberikan pendapatnya.
Hasil kuestioner persepsi mahasiswa terhadap kuliah
campuran antara tatap muka di kelas dan
pembelajaran online (blended learning ) tersaji
dalam pie-chart di bawah ini. Dengan pola blended
learning, maka mahasiswa dapat mengakses materi
sebelum masuk kelas dan mengetahui gambaran
aktivitas yang akan dilakukan dengan mempelajari
instruksi maupun desain pembelajaran yang tersedia,
sehingga materi dapat digunakan untuk belajar
secara mandiri dan dosen akan lebih dapat
melakukan eksplorasi pembelajaran
Gambar 11 : Analisis Persepsi mahasiswa
terhadap Mode Pembelajaran Blended Learning
Pada aspek mode pembelajaran campuran ( blended
learning) , hasil analisis memperlihatkan bahwa
mahasiswa yang sangat setuju dan setuju bahwa
pelaksanaan perkuliahan dapat dilaksanakan secara
campuran sebesar 58 %, sedangkan 18 %
mahasiswa menjawab ragu-ragu dan terdapat , 24 %
mahasiswa tidak setuju pembelajaran dilaksanakan
secara campuran .
Kesimpulan
Pembelajaran Online merupan salah satu solusi
pembelajaran ditengah merebaknya pandemi
COVID-19. Berdasarkan analisis di atas , maka
dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut
1. Mahasiswa memiliki persepsi terhadap
kepuasan mengikuti perkuliahan online yang
belum memadai ( 34%) , hal ini perlu menjadi
perhatian bagi pimpinan jurusan untuk dapat
meningkatkan minat mahasiswa terhadap proses
belajar mengajar secara online. Diharapkan para
dosen lebih kreatif dan inovatif dalam
memanfaatkan media yang digunakan agar
proses pembelajaran lebih menyenangkan
Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai
bentuk, seperti modul, video, audio yang
disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan. Menggugah catatan perkuliahan
dan file presentasi dosen (bahan ajar)
merupakan cara yang umum dilakukan dan
sangat efektif .
2. Beberopa orang mahasiswa Teknik Sipil berasal
dari Indonesia Timur, masih terkendala oleh
akses internet yang masih terbatas , dan juga
10%
28%
28%
26%
8%
Kepuasan Mahasiswa
sangat tidaksetuju
tidak setuju
netral
setuju
13%
11%
18%
26%
32%
Mode Blended Learning
sangat tidaksetuju
tidak setuju
netral
setuju
Sangat setuju
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19
72
pemadaman listrik yang terjadi di beberapa
daerah tempat tinggal mahasiswa.
3. Pembelajaran online memberikan manfaat bagai
mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa,
perkuliahan online merupakan alternatif belajar
dibandingkan pembelajaran konvensional
dosen, dimana pembelajaran dapat berlangsung
diluar ruang kuliah, dan membentuk
kemandirian belajar. Sedangkan bagi dosen,
perkuliahan online mendorong inovasi dan
kreatif dalam menyampaikan bahan ajar serta
mengubah gaya mengajar yang berdampak pada
profisionalitas kerja.
Daftar Pustaka
Adijaya,N.,& Santosa, L.P. (2018). Persepsi
Mahasiswa dalam Pembelajaran Online,
Wanastra Jurnal,10(2), 105-110.
https://doi.org/2579-3438
Arifa,F.N. (2020). Tantangan pelaksanaan
Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
darurat Covid-19. Info Singkat:kajian
Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis-
XII (7/I).6.Retieved from
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singk
at/Indfo Singkat-XII-7-I-P3DI-April-2020-
1953.pdf
Aswasulasikin, Yul Afian, Dina ; Persepsi
Mahasiwa Terhadap Kuliah Daring dimasa
Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).
Universitas Hamzanwadi. 2020
Briando, Bobby: Persepsi siswa terhadap
pembelajaran Online di masa Pandemi pada
sekolah Menengah Atas Negeri Empat
Tanjung Pinang; University Utara Malaysia,
June 2020
Candra Gultom & Selsa (2020) ; Persepsi
Mahasiswa Unika Terhadap Kuliah Online
di Masa Pandemi COVID19. ISSN : 15421-
71667. Vol 3 No 1 Juni 2020
Creswell. J. W. (2014). Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (4th ed). United States
of America: SAGE Publication.
Inah,E.N.(2015). Peran Komunikasi dalam Interaksi
Guru dan Siswa. Jurnal Al-Ta’dib,8(2),167
Jayanti, Fitri dan Nanda Tika Arista (2018) .
Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelayanan
Perpustakaan Universitas Trunojoyo
Madura, Kompetensi, Vol 12, No 2, Oktober
2018
Jamaluddin.
D.,Ratnasih.T.,Gunawan,H.,&Paujiah.E.(20
20). Pembelajaran Daring Masa Pandemik
Covid-19 Pada Calon Guru : Hambatan,
Solusi dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, pp. 1-10.
Retrieved from
http://digilib.uinsgd.ac.id/30518/
Nabila, Hilmy & Yenny Ertika& Chairiyaton
(2020); Persepsi Mahasiswa Terhadap
Perkuliahan Daring sebagai Sarana
Pembelajaran Selama Masa Karantina
COVID-19. Jurnal Bisnis dan kajian Strategi
Manajemen Vol4 No 1 2020
Novita,M.(2017). Sarana dan Prasarana yang Baik
Menjadi Bagian Ujung Tombak
Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam.
Nur El-Islam, 4(2),97-129
Sekaran , U.,Bougie, R. (2013). Research Method
for Business. Italy : Printer Trento Srl.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode
Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2008.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta
Widiyono, Aan.; Efektifitas Perkuliahan Daring
(Online) pada mahasiswa PGSD di Saat
Pandemi Covid 19 . Jurnal Pendidikan,
Vol.8.No.2.,Tahun 2020. ISSN:2337-7607 e-
ISSN:2337-7593
top related