PERBANDINGAN PAKAN IKAN (PELET) DENGAN PAKAN …
Post on 18-Nov-2021
29 Views
Preview:
Transcript
PERBANDINGAN PAKAN IKAN (PELET) DENGAN PAKAN
ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN BOBOT BADAN IKAN
LELE (clarias gariepinus) DI KERAMBAH AURDURI
KOTA JAMBI
SKRIPSI
M. AMINULLAH
NIM. TB. 120751
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
PERBANDINGAN PAKAN IKAN (PELET) DENGAN PAKAN
ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN BOBOT BADAN IKAN
LELE (clarias gariepinus) DI KERAMBAH AURDURI
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
M. AMINULLAH
NIM. TB. 120751
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
KEMENTERIAN AGAMA RIUNTYERSTTAS ISLAM TYEGERT (UrN)SULTHAI\ THAHA SAIFUI'I}IN JAMBI
: NotaDinasLampiran : -Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dm KegurumUIN Sulthan Thaha SaiftddinJmbiDi
Tempat
Assalamu' alaikum, wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikm pehmjuk dan mengoreksi sefra
mengadakan perbaikan sepalunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwaslaipsi Saudara:
Nama : M. AminullahNIM : TB 120751
Judul Slaipsi : Perbandingan Pakm Ikm (Pelet) Dengan Pakm Alami Terhadap
Perhmbuhm Bobot Badan Ikm lele Dumbo (Clarias Gariepimx) DiKerambah Aurduri Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/
Program Studi Pendidikm fuama Islam UIN Sulthffi Thaha Saifuddin Jambi sebagai
salah satu syarat untuk me,mperoleh gelu Sarjara Strab Satu Dengan ini kamimengharapkan agar skripsiltugas akhir Saudara tersebut diatas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kmi ucapkan terimakasih.
Jmbi, 2019
-aII
T'a-mltas Tartfry& Dan -Rbguruan UIN StS JamU;i
PERSETUJUAN SKRIPSTTUGAS AKIIIR
i,
In.08-PP-O5-01 In.08-FM-PP-05-03
- -2419 R-0
NIP. l%801 1 1 1995031001
KEMENTERIAN AGAMA RIuNryERsrTAS rsLAM r{EcERr (UrN)SI]LTHAN THAHA SAIFUI}I}IN JAMBI
: NotaDinasLampiran : -Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Sulthan Thaha-Saifuddin JmbiDi
Tempat
Assalamu' alar:kum, un wb.
Setelah membac4 meneliti, me,mberikan petmjuk dan mengoreksi sertamengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpemdapat bahwaslcripsi Saudara:
Nama : M. AminullahMM : TB 120751
Judul Skripsi : Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami TerhadapPertunbuhatr Bobot Badan Ikan kle Dumbo (Clarias Goriepinus) DiKerannbah Aurdlrri Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Kegrnuan Jurusan/hogram Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagaisalah satu syarat untuk merrperoleh gelar Sarjma Strata Satu. Dengan ini kamimengharapkan agff slaipsiltugas akhir Saudara tersebut diatas dapat segeradimunaqasatrkan. Atas perhatimnya kmi ucapkan terimakasih-
Jambi, 2019
iii
Fahltas TerHyah llan
PERSETUJUAN SKRIPSIiTUGAS AKHIR
i-ffi;flX.ii;iil*ffi
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03
- -2419 R-0
.19821W%A09122A03
Kcguruanlm{ STSJambi
KEMENTRIAN AGAMA RIUIN SULTHAN THAHA SAIFUDI}IN JAMBIX'AKULTAS TARBTYAH DAI{ KEGURUAN
PENGESATIAN SKRIPSI'TUGAS AKTIIR
I 8-t l-2015
Norren B. 4t5 lD"l/PP.00.9nln0I9
Stripsi/Tugas Alfiir dengan jdul
Yangdip€miopkffi dm disusun olehNamaNIMTelatr dimunaqasyalrkin padaNiihi Munarysyah
: Pubadingnn kkm Ikan (Pelet) Dilgan Palmn AWTuhadry Pertrnnhhn Bobot Bndan ftarl L,ele Jur$o(Clarias gariepiws) Di Kerambah Aurfuri Kota Jambi
: M. Amirullah:TB. 120751:7 Agustus 2019: ?8-SI(B+)
Dirytfirh drh &ima olch F& Tafifine drn Kqlrom UIfrI ffi Tffi Sefrfiddfin Jambi
TmIffiTNAQASTAH
I(itur Siilrry
rP. 1976061420n.3t2200r
NrP. 19r2tt;92mBt22 003
Sekretrris Sidang
NIP. t983l2l0mn0l t m9
Jwbi. September 2019:,. .F tdffi.Tebryan dan Keguruan
' utl*S*h]intr4p saituddin JambiIlekan .
' *,NR,.itSeI223 199m3 2 001
'iv
NrP.trro03l? 199302 I 001Ptugnjil
W*rnA;ngflt2V
"'Kb6UMusyaddad- M.AIP.19680111 199503 I 001
Perpbimbing II
Fe ln- S.P $i
'r€R1gffir n.g:.-'.!*i
PERNryATAAN ORI SINALITAS
. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapuniagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah yang dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
nonna, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari diternukan seluruh atau sebagian Skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
201,9
vFakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambie
vi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk
Ayah ku, Abas
Ibu ku, Siti Aminah
Yang telah menjadi figur penginspirasi bagi penulis
Yang senantiasa mengasuh, membimbing, memberikan motivasi
Serta do’a yang tulus kepada ku hingga bangku perguruan tinggi.
Tiada kata yang indah,
Tiada doa yang bermakna untuk dipanjatkan
Kecuali permohonan kepada Allah agar berkenan memberikan
Keridhoan dan kebahagiaan kepada keduanya baik didunia maupun diakhirat
Terimakasih
Kepada
Kakakku Suaila dan Susanti
Yang selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis
Kepada
Segenap keluarga besar yang selalu mendukung dan mendo’akan
Serta
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi khususnya untuk kelas B beserta
angakatan 2012
kota Jambi.
vii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
MOTTO
Artinya: “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar
(ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”
( QS AN NAHL:14) (Anonim,1994:404).
viii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim
yang kita tidak mengatahui kecuali apa yangdiajarkannya, atas melimpahkan
Rahmat dan Ridhonyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dapat dirampungkan shalawat dan salam atas Nabi SAW, pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan,MA sebagai Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. H. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Kholid Musyaddad, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu
Reny Safita M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Muhamad Ridho selaku Pemilik Kerambah Aurduri Kota Jambi
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh
data di lapangan.
5. Sahabat – Sahabat mahasiswa seperjuangan yang telah menjadi fhatner
diskusi dalam penyusun skripsi ini.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Akhirnya semoga allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
ix
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : M. Aminullah
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul : Perbandingan Pemberian Pakan Alami Dengan Pakan Pelet Terhadap
Pertambahan bobot Ikan Lele Dumbo (Clarias Grapienus).
Penelitian ini membahas tentang Perbandingan Pemberian Pakan Alami
Dengan Pakan Pelet Terhadap Pertambahan Bobot Ikan Lele Dumbo (Clariias
Grapienus) Dikerambah Aurduri Kota Jambi. Dalam penelitian dilapangan
peneliti memperoleh hasil percobaan terhadap perbandingan pakan ikan (pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus), Di Kerambah Aurduri Kota Jambi. Berdasarkan data pertumbuhan
yang diperoleh selama kurang lebih dua bulan peneliti telah melakukan percobaan
dengan menggunakan RAL. Yaitu peneliti menggunakan 2 pelakuan. dari kedua
perlakuan memiliki beberapa kecenderungan. Pertumbuhan berat benih ikan lele
dumbo (Clariias grapienus) (cm), dan panjang ikan Lele Dumbo (cm). Dari hasil
deskripsi statistik di atas, untuk berat benih ikan Lele Dumbo (Clariias
grapienus) yang diberikan pakan alternatif (jenis deduanan) berat keseluruhan
sebanyak 2910 gram, rata-rata berat terhadap pakan alami 415,7 gram. Sedangkan
untuk berat ikan Lele Dumbo yang diberikan pakan pelet berat keseluruhan
sebanyak 2780 gram, rata-rata berat keseluruhan 291,0 gram. Untuk panjang ikan
Lele Dumbo yang diberikan pakan alami didapatkan panjang keseluruhan yaitu
Untuk panjang ikan Lele Dumbo yang diberikan pakan pelet kolam A,B dalam
kolam A. panjang keseluruhan ikan 38,1 cm, Sedangkan dalam kolam B, panjang
keseluruhan ikan 39 cm, rata-rata panjang keseluruhan ikan 39,7 cm. Untuk
panjang ikan Lele Dumbo yang diberikan pakan pelet kolam C,D dalam kolam C.
panjang keseluruhan ikan 40,1 cm, Sedangkan dalam kolam D, panjang
keseluruhan ikan 40,8 cm, rata-rata panjang keseluruhan ikan 50.2 cm.
Berdasarkan dari kedua perlakuan diberikan ikan yang sama, perlakuan pertama
yang disimbolkan dengan pakan (A,B) yaitu perlakuan yang diberikan pakan
pellet sedangkan perlakuan kedua disimbolkan dengan (C,D) diberikan pakan
alami sendiri. Setelah dilakukan penelitian perbandingan pemberian pakan alami
dengan pakan pelet terhadap pertambahan bobot Lele Dumbo (Clariias
Grapienus). Dimana benih ikan lele berjumlah 8 ekor. Masing-masing ikan
diletakkan di kolam A,B,C dan kolam D. Selama 2 bulan dilakukan penelitian
terdapat perbedaan pertambahan bobot ikan lele pada kolam A,B,C dan kolam D.
Ikan di kolam C dan D berat bobot nya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan
yang ada dikolam A dan B. yang diberikan pakan pelet Akan tetapi perbedaan
berat nya tidak beda nyata. Selisih berat ikan tersebut 20 gram.
Kata Kunci : Pemberian pakan alami dan pakan pelet, pertambahan bobot
dan ikan lele dumbo.
x
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Name : M. Aminullah
Department : Biology Education
Title : Comparison of Giving Natural Feed with Pellet Feed Against the
Weights of Dumbo Catfish (Clarias Grapienus).
This study discusses the Comparison of Natural Feeding with Pellet Feed
on Increased Weight of Dumbo Catfish (Clariias Grapienus) Aurduri added by
Jambi City. In the field research the researchers obtained the results of
experiments on the comparison of fish feed (pellets) with natural food on body
weight growth of catfish (Clarias gariepinus), in Kerambah Aurduri, Jambi City.
Based on growth data obtained for approximately two months researchers have
conducted experiments using CRD. Namely researchers using 2 treatments. Both
treatments have several trends. Seedling weight growth of African catfish
(Clariias grapienus) (cm), and length of catfish catfish (cm). From the results of
the statistical description above, for seed weight of catfish (Clariias grapienus)
given alternative feed (type of deduanan) overall weight of 2910 grams, the
average weight of natural feed 415.7 grams. As for the weight of catfish catfish
given a total weight of 2780 grams of pellets, an average overall weight of 291.0
grams. for the length of catfish catfish that are given natural food, the overall
length is obtained. For the length of catfish fish that are given pellet feed ponds A,
B in pond A. overall length of fish is 38.1 cm, whereas in pond B, the overall
length of fish is 39 cm the overall length of the fish is 39.7 cm. For the length of
catfish catfish given pellet feed pond C, D in pond C. overall length of fish is 40.1
cm, whereas in pond D, overall length of fish is 40.8 cm, the average overall
length of fish is 50.2 cm. Based on the two treatments given the same fish, the
first treatment symbolized by feed (A, B) is the treatment that is given pellet feed
while the second treatment is symbolized by (C, D) given natural feed itself. After
a comparison study of natural feeding with pellet feed on the weight gain of
catfish (Clariias Grapienus). Where there are 8 catfish seeds. Each fish was placed
in ponds A, B, C and pool D. During the 2 months of research there were
differences in the weight gain of catfish in ponds A, B, C and pool D. The fish in
ponds C and D had higher weight weights than with fish in pond A and B. which
are given pellet feed, but the difference in weight is not significantly different.
The weight difference of the fish is 20 grams.
Keywords: Provision of natural feed and pellet feed, weight gain and African
catfish.
xi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ......................................................................................... 8
B. Studi Relavan ........................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................. 33
xi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
B. Alat Dan Bahan ........................................................................................ 33
C. Metode Penelitian..................................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian................................................................................... 34
E. Analisis Data ............................................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 37
B. Pembahasan .............................................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 47
B. Saran – Saran............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Gizi Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) ....... ..................................... 12
Tabel 3.1 Rancangan Perlakuan Ulangan……….. .............. ..................................... 34
Tabel 4.1 Pertambahan Bobot Ikan Lele……… .................. ..................................... 41
Tabel 4.2 Pertumbuhan Panjang Ikan Lele…….. ................ ..................................... 43
vii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi.
MOTTO
Artinya: “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar
(ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”
( QS AN NAHL:14) (Anonim,1994:404).
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Ikan Lele adalah salah satu ikan yang berasal dari Taiwan dan
pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1985 melalui sebuah perusahaan
swasta di Jakarta (Suryanto, 1986). Lele (Clarias sp) memiliki ciri-ciri tubuh
yaitu berwarna hitam keabu-abuan, dengan abdomen berwarna putih dan
mempunyai patil yang beracun di atas mulutnya. Ikan Lele adalah salah satu
jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam ordo Siluriformes dan
digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan dengan tubuhnya
yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang menyembul dari
daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias sp. Yang berasal
dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam bahasa
Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan
walking catfish. Di beberapa daerah ikan lele dikenal dengan nama lele atau
lindi di Jawa tengah, ikan kalang di Sumatera, ikan pintet di Kalimantan, dan
ikan keling di Sulawesi (Susanto, 2004: 65).
Pemerintah Indonesia, tanggal 11 Juni 2005 merancang Program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Hal ini ditindak
lanjuti oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya dengan menetapkan 120
komoditas unggulan karena mempunyai potensi besar untuk ekspor, yaitu:
lele, udang, rumput laut, ikan lele (dumbo), ikan kerapu, ikan nila, ikan
gurami, ikan bandeng, ikan patin, ikan hias dan abalone. Program ini
diharapkan dapat memberi kontibusi yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan
pendapatan pembudidaya. Penyebaran geografis ikan lele cukup luas, hampir
di seluruh wilayah Indonesia terutama di Wilayah Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Ikan ini ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di bagian sungai,
seperti lubuk (lembah sungai) yang dalam (Agribisnis & Aquacultures,
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
2009).
Feeding rate adalah jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari
pada ikan yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikan dalam persen
biomas ikan. Feeding rate pada pemberian pakan ikan berkisar antara 2–5%
perhari. Budidaya ikan lele, khususnya pendederan pakan yang digunakan
adalah pelet komersial 2 dengan kandungan protein 28-30%. Jumlah pakan
yang diberikan setiap hari pada ikan yang berukuran besar semakin
berkurang dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan
semakin banyak. Hal ini karena ikan yang berukuran kecil mempunyai masa
pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan berukuran besar.
Dalam pemberian pakan yang perlu diperhatikan adalah feeding habit atau
kebiasaan makan dari ikan yang dibudidayakan. Pakan merupakan input
produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan,
namun sebagian pakan yang diberikan hanya 25% yang dikonveri sebagai
hasil produksi dan yang lainnya terbuang sebagai limbah (62% berupa bahan
terlarut dan 13% berupa partikel terendap). Hal ini berdampak secara
signifikan terhadap penurunan kualitas air budidaya. Dampak ekologi yang
dapat ditimbulkan dari buangan ini adalah terjadinya pengkayaan nutrien
(eutrofikasi), perubahan pola rantai dan jarring makanan, dan meningkatnya
tingkat kebutuhan oksigen sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
terganggu (Schneider et al., 2005)
Akhir-akhir ini budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
berkembang dengan pesat, baik di pulau Jawa, maupun di Kalimantan dan
Sumatera. Adanya usaha pembesaran yang meningkat saat ini mengakibatkan
naiknya permintaan jumlah benih yang bermutu serta tersedia setiap saat.
Budidaya ikan lele hingga saat ini dilakukan peternak ikan, baik di Pulau
Sumatera, Kalimantan Selatan maupun Jawa Barat. Pembudidayaan ikan
ini dilakukan secara intensif menggunakan pakan pellet yang dijual secara
komersial. Upaya peningkatan laju pertumbuhan ikan lele masih terus
ditingkatkan agar penggunaan pakan pelet lebih efisien (Bambang cahyono,
2000).
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Pakan merupakan sumber energi dan meteri bagi pertumbuhan dan
kehidupan makhluk hidup. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan
protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Pakan terdiri
dari dua macam yaitu pakan pelet dan pakan alami. Di antara kedua jenis
pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh karena sebab itu,
peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar
dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan pelet dan pakan
alami. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit
untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan khusus sebelum
pakan tersebut diberikan kepada ikan. Pakan buatan (pellet), dapat diartikan
secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan
yang memenuhi nutrisi yang diperlukan, Pakan buatan sering dijumpai dalam
bentuk pelet (Syahputra, 2005).
Masyarakat pada umumnya mengenal dua jenis pelet, pelet
terapung dan pelet tenggelam. Seperti namanya, disebut pelet terapung
ditujukan untuk ikan yang hidup dan beraktifitas dipermukaan air dan
sifatnya yang mengapung di atas air kolam pada saat ditebar, sedangkan
pakan tenggelam untuk ikan yang hidup dan beraktifitas di dasar perairan dan
jenis pelet yang langsung tenggelam jika ditebar pada kolam. Pabrik yang
memproduksi pelet di Indonesia sangat banyak. Oleh karena itu, sebaiknya
para peternak lele harus selektif dalam memilih jenis pelet dan tempat
pembeliannya. Pilihlah pelet yang berprotein tinggi, biasanya kandungan
protein yang tinggi terdapat dalam pelet terapung, sementara pelet tenggelam
kisaran proteinnya lebih rendah, oleh sebab itu para pelaku usaha budidaya
lele disegmen pembesaran biasanya hanya memberikan pelet tenggelam
pada saat akhir menjelang masa panen.
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan pelet.
Pakan alami adalah pakan yang di konsumsi oleh organisme yang disediakan
secara alami dari alam yang ketersediaanya dapat dibudidayakan oleh
manusia, seperti alga, cacing darah, dan zooplankton. Sedangkan, Pakan
Buatan (pelet) adalah pakan yang dibuat di pabrik dengan bahan-bahan baku
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
yang siap digunakan dan mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pelet. Jenis
pakan buatan sendiri hanya bersifat pelengkap atau tambahan guna
memenuhi kebutuhan energi ikan yang dipelihara. Pembuatan pakan buatan
sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi hewan
ternak atau pemiliharaan yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan
baku, dan nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut,
diharapkan pakan buatan yang dihasilkan, dalam hal ini adalah pakan ikan,
dapat memiliki standar mutu tinggi dengan biaya yang murah. Dalam
melakukan kegiatan budidaya ikan secara intensif, pakan buatan merupakan
faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan agribisnis budidaya tersebut.
Selain itu, pakan buatan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi
perkembangan dan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan. Berdasarkan
tingkat kebutuhan dan urgensi pemberiannya.
Alasan peneliti menggunakan pakan pelet dengan pakan alami
sendiri yaitu ingin melihat apakah ada perbandingan pakan ikan (pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan ikan lele (Clarias
gariepinus). Hal ini dikarenakan bahan dari pakan ikan (pelet) dengan pakan
alami merupakan bahan yang sudah ada dan mudah didapatkan. Sehingga
peneliti melakukan penelitian ini agar terjadi penerapan pada kegiatan
budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus) di kalangan pembudidaya
diberbagai tempat.
Untuk melihat lebih lanjut dan langsung mengamati perbandingan
pakan ikan (pelet) dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan
Ikan Lele (Clarias gariepinus), maka perlu dilakukan suatu percobaan.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian
“Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami Terhadap
Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di Kerambah
Aurduri Kota Jambi”.
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan permasalahan pokok pada penelitian ini yaitu:“Apakah terdapat
perbedaan dalam Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami
Terhadap Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di
Kerambah Aurduri Kota Jambi.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah :
1. Ingin mengetahui Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Terhadap
Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di
Kerambah Aurduri Kota Jambi.
2. Ingin mengetahui Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus) Dengan Pemakaian Pakan Alami Di Kerambah Aurduri
Kota Jambi.
3. Ingin mengetahui pengaruh Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan
Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus) Di Kerambah Aurduri Kota Jambi.
D. Manfaat Penelitiian
Kegunaan penelitian ini adalah untuk:
1 Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para peternak
agar dapat melihat dari segi pakan alami yang sudah ada tersedia dari
alam dengan pakan pelet pabrik untuk pertambahan berat badan
badan ikan lele (Clarias gariepinus) sehingga harga biaya pakan
ternak ikan dapat dipenuhi oleh masyarakat sekitarnya.
2 Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia
pendidikan pada umumnya dan pendidikan biologi khususnya mata
kuliah biologi terapan pada materi budidaya Ikan Lele.
6
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
3 Sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu
(S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Klarifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
Gambar 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Ciri Morfologi Eksternal Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Ikan Lele Dumbo di Indonesia lele merupakan jenis ikan yang
cukup populer.Lele yang berada di Indonesia bermacam-macam jenisnya.
Terutama jenis lele yang biasa dikonsumsi seperti lele Afrika, Dumbo, dan
Lokal. Lele Afrika (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan lele yang
berasal dari Afrika yang diimpor ke Indonesia untuk dikawin silangkan
dengan lele Lokal dan dinamakan lele Dumbo (Clarias gariepinus),( Budi,
1995: 18).
Clarias gariepinus yakni ikan lele dumbo memiliki bentuk badan
memanjang, bagian kepala gepeng atau pipih, batok kepala umumnya
keras dan meruncing kebelakang dengan ukuran kepala 3-3,5 kali lebih
besar dari lele local. Lele dumbo memiliki moncong yang bulat lebar
lebar, ia dapat menghisap makanan organisme di dasar perairan yaitu
makanan alami dari alam dan makanan buatan. Matanya memiliki posisi
supero-lateral dan relatif kecil, Gigi pada premaxilla dan rahang bawah
kecil, halus dan diatur dalam beberapa baris. Barbels 1/5 sampai ½ kali
dari ukuran kepala dan ½ sampai 4/5 kali dari ukuran kepala ketika
individu masih kecil. Bahkan dengan gigi-giginya yang tajam ia sanggup
menghabiskan bangkai dengan cara mencabik-cabik. Sungut berada di
sekitar mulut berjumlah delapan buah atau empat pasang terdiri dari
sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular
dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Selain itu mengenal
mangsanya dengan alat penciuman, lele dumbo dapat mengenal dan
menemukan makanan dengan cara rabaan (Tentakel) dengan mengerak-
gerakkan salah satu sungutnya terutama mandibular ( Budi, 1995: 18).
Lele dumbo juga mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari
sirip pasanga (ganda) dan sirip tunggal. Yang berpasangan adalah sirip
dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sedangkan yang tunggal adalah
sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal). Pada sirip
dada dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Sedangkan Berwarna
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
abu ungu kemerahan dan bercorak marble. Ikan lele Dumbo memiliki
tubuh yang lebih besar 6-8 kali panjang standar dibandingkan lele Lokal
dan memiliki gen pertumbuhan yang lebih cepat. ( Budi, 1995: 18-19).
3. Ciri Morfologi Internal Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Menurut Budi, 1995 22:23 Morfologi internal merupakan bagian
organ dalam ikan yang terdiri dari insang, bentuk lambung, bentuk usus,
testes dan ovarium.
a. Ingsang
Selain ingsang, ikan Lele memiliki alat pernapasan tambahan
arboresence yang digunakan dalam kondisi lingkungan perairan yang
kandungan oksigen terlarutnya rendah. Alat pernapasan tambahan ini
terletak di bagian kepala di dalam rongga yang dibentuk oleh dua pelat
tulang kepala. Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk
seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Pada
sepanjang tepi depan tulang lengkung insang terapat deretan saringan
insang (gill rakers) yang berbentuk panjang yang berfungsi sebagai
penyaring makanan yang berupa plankton atau jasad renik.
b. Lambung
Lambung lele terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa,
submukosa, otot dan sereus. Bagian posterior lambung ikan Lele
membentuk zig-zag seperti jaringan tawon.
c. Testis
Testis merupakan organ dalam dari alat kelamin lele
jantan.Testes yang siap memijah umumnya melewati tahap-tahap
perkembangan testis yaitu dari spermatogonia menjadi spermatosit
primer kemudian menjadi spermatosit sekunder mejadi spermatid dan
yang terakhir menjadi spermatozoa. Proses dari spermatogonia
menjadi spermatid disebut spermiogenesis, sedangkan dari spermatid
menjadi spermatozoa disebut spermatogenesis. lnduk lele jantan yang
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
telah siap memijah (telah matang gonad) ditandai dengan kantong
sperma yang penuh dan berwarna putih susu.
d. Ovarium
Ovarium yaitu organ dalam dari alat kelamin betina berupa
kantung telur. Ovarium yang matang umumnya akan melewati
beberapa tahapan yaitu dari oogonia menjadi previtellogenik kemudian
menjadi vitellogeni, kemudian menjadi posWitellogenik (pada tahap
ini ovarium telah matang) dan tahap selanjutnya adalah atresia {pada
tahap ini ovarium tidak produktif lagi).
4. Habitat Hidup
Semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup atau
habitat lele. Misalnya waduk, bendungan, danau, rawa dan genangan air
tawar lainnya (Santoso,1994: 19).
Habitat ikan lele di alam adalah di perairan tergenang yang relatif
dangkal, ada pelindung atau tempat yang agak gelap dan lebih menyukai
substrat berlumpur. Karena ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan
yang terdapat dalam rongga ingsang. Dalam hidupnya ikan lele sangat
perlu untuk menyembulkan kepalanya ke udara terbuka untuk memperoleh
oksigen langsung dari udara. Kualitas air yang dianggap baik untuk
kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC, akan tetapi suhu
optimalnya adalah 27oC, kandunga oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan
NH3 sebesar 0.05 ppm (Susanto, 2004: 66).
Di sungai, ikan lele ini lebih banyak dijumpai pada tempat-
tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Pada tempat kelokan aliran
sungai yang arusnya lambat, ikan lele seringkali tertangkap. Ikan ini tidak
menyukai tempat-tempat tertutup rapat oleh tanaman air, tetapi menyukai
tempat yang terbuka. Ini mungkin berhubungan dengan sifatnya yang
sewaktu-waktu dapat mengambil oksigen langsung dari udara (Ghufran
dan Kordi, 2010: 19-20).
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Tingkah laku
Ikan lele adalah ikan yang hidup di air tawar. Ia bersifat
noktural, artinya ia aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat
yang gelap. Pada siang hari yang cerah, ikan lele lebih suka berdiam di
dalam lubang-lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu
deras. Ikan lele membuat sarang di dalam lubang-lubang di tepian sungai,
tepi-tepi rawa atau pematang sawah, dan kolam yang teduh dan tenang.
Berhubung sifat-sifat dan tingkah lakunya itu, memancing ikan lele pada
malam hari lebih berhasil daripada siang hari, karena ikan lele aktif
mencari makan pada waktu malam atau sesudah matahari terbenam
(Suyanto,1990: 6).
6. Kebiasaan Berkembang Biak
Di alam, lele memijah pada musim penghujan. Jika sudah matang
gonad, lele jantan dan betina saling berpasangan dalam memijah. Pasangan
ini lalu mencari lokasi yang teduh dan aman untuk membuat sarang.
Lubang sarang yang dibuat ikan lele kira-kira 20-30 cm di bawah
permukaan air. Ikan lele tidak membuat sarang dari suatu bahan (jerami
atau rumput-rumputan) seperti gurami, melainkan dengan hanya menggali
sebuah lubang yang berdiameter sekitar 25 cm dan telurnya diletakkan di
atas dasar lubang sarang tersebut. Pada perkawinannya, induk betina
melepaskan telur bersamaan waktunya dengan jantan melepaskan
spermanya di dalam air. Pembuahan antara telur dan sperma terjadi di
dalam air. Telur yang telah dibuahi tersebut akan dijaga oleh induk betina
sampai telur menetas dan anak-anak lele cukup kuat berenang. Lama
penjagaan ini antara 7-10 hari (Ghufran dan Kordi, 2010: 21-22).
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Karakteristik Daging Lele (Clarias gariepinus)
Menurut Djatmika dan rusdi, 1986: 7-8. Daging ikan lele
memiliki karakteristik rasa yang sangat khas karena daging lele lunak dan
lembut.Dari semua jenis ikan lele-lelean, rasa daging lele boleh dibilang
termasuk sangat enak.Lele mengandung zat protein yang cukup tinggi dan
zat penguat tulang (kalsium) yang sangat baik untuk makanan anak belita.
Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk
kesehatan tubuh. Macam zat gizi lele dan banyaknya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Nilai Gizi Lele (Clarias gariepinus)
No Macam Zat Gizi Bagian Ikan Yang Dapat
Dimakan
Ikan
Segar
Utuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kadar air (%)
Sumber energi (cal.)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Kalsium ( Ca) (mgr)
Phospor (P) (mgr)
Zat besi (Fe) (mgr)
Natrium (mgr)
Thiamine (vit B1)
Riboflavin (vit B2)
Niacin ((mgr)
78, 5
90
18, 7
1, 1
15
260
2
150
0, 10
0, 05
2,0
47,1
54
11, 2
0, 7
9
156
1, 2
90
0,06
0,03
1, 2
8. Makanan (pakan ) Ikan Lele (Clarias gariepinus)
Pakan merupakan peristilahan yang digunakan dalam dunia
perikanan yang mempunyai arti makanan. Pakan adalah sumber energi dan
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang
terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan
yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya
seimbang. Kriteria kualitas pakan adalah kandungan proteinnya. Semakin
tinggi kandungan proteinnya, kualitas pakan juga semakin bagus. Akan
tetapi nutrisi lain seperti karbohidrat juga dibutuhkan untuk pertumbuhan
ikan lele dumbo. "pakan yang kandungan energinya atau karbohidratnya
kurang akan menyebabkan ikan menggunakan sebagian protein sebagai
sumber energi, sehingga bagian protein yang digunakan untuk
pertumbuhan menjadi berkurang". Dengan kata lain jika ikan lele dumbo
kekurangan karbohidrat maka akan menghambat pertumbuhan ikan lele
dumbo tersebut. Hal yang harus diperhatikan dalam mengenai pakan yaitu
pakan tidak boleh disimpan dalam 2 minggu, tempat penyimpanan pakan
sebaiknya kering (tidak lembap). Apabila pakan dibeli di pabrik sebaiknya
dipastikan pabrik tersebut memproduksi pakan dengan kualitas yang baik.
Kualitas pakan dapat menentukan kualitas ternak . Jika pakan disimpan
dalam wadah, sebaiknya wadah tersebut ditutup rapat dan tidak
ada udara yang masuk. Pakan yang terkontaminasi udara lembap akan
berjamur. Peran pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Bila
pakan yang diberikan hanya seadanya maka produksi yang dihasilkan
tentu sedikit. Kandungan gizi pakan juga harus diperhatikan sehingga hasil
ikan yang diperoleh maksimal (Rahardi, 1993).
Ikan sangat membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan
mempertahankan hidup. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yang kompleks. Pertumbuhan dan kemampuan mempertahankan hidup
ikan dipengaruhi oleh perubahan pada kemelimpahan organisme yang
menjadi makanannya. Kandungan gizi lebih berperan dibanding jumlah
yang diberikan. Bila ikan sudah kenyang, pakan yang diberikan akan
dibiarkan saja tanpa disentuh lagi. Oleh karena itu, usahakan pada pakan
sudah terkandung zat–zat makanan yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan ikan (Rahardi, 1993).
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Mudjiman kebutuhan ikan akan karbohidrat sangat
bervariasi. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung
pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim amilase serta
kemampuannya ini tergantung juga pada jenis ikannya. Pada ikan buas
biasanya sangat sedikit membutuhkan karbohidrat. Ikan sangat
membutuhkan protein, untuk menghasilkan tenaga atau energi serta untuk
pertumbuhan. Protein dan lemak lebih banyak digunakan oleh ikan 12
sebagai sumber energi dibandingkan dengan karbohidrat. Kadar optimal
protein berkisar antara 30 – 60% dari berat tubuh ikan (Mudjiman, 1987).
Lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah protein.
Kandungan lemak harus 4-8% sebagai pakan ikan yang baik dan untuk
formula pakan yang baik setidaknya mengandung vitamin minimal 0,5%
(Mudjiman, 1987).
Dalam tubuh ikan lemak memegang peranan yang penting untuk
menjaga keseimbangan dan daya apung tubuh ikan dalam air. Secara
umum vitamin juga berperan, karena vitamin mempunyai fungsi sebagai
bagian dari suatu enzim atau koenzim sehingga dapat dikatakan sebagai
pengatur berbagai proses metabolisme tubuh; mempertahankan fungsi
berbagai jaringan tubuh; mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan
sel-sel baru (Djajasewaka, 1985).
Mineral berfungsi sebagai bahan pembentuk berbagai jaringan
tubuh seperti sisik ikan, tulang dan gigi. Serta berfungsi dalam proses
metabolisme, proses osmose antara cairan tubuh dengan lingkungan,
proses pembekuan darah dan sebagai pengatur keseimbangan asam basa
dalam tubuh (Djajasewaka, 1985).
Menurut Suhenda et al. (2003), pada benih ikan patin dengan 7,6
g/ekor menyatakan bahwa pakan yang mengandung protein 35%,
karbohidrat 36% dan lemak 6% memberikan pertumbuhan paling baik
bagi benih. Selain pakan yang akan dimakan oleh ikan lele dumbo untuk
meningkatkan pertambahan bobot nya, ikan lele dumbo juga memerlukan
air untuk mempertahankan hidupnya.
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pakan ikan dalam penelitian ini dibagi dua bagian yaitu pakan
alami dan pakan pelet adapun pakan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Pakan Alami
Makanan (pakan) alami ikan lele ialah binatang-binatang renik,
seperti kutu-kutu air (Daphania, Cladosera, Copepoda), cacing-cacing,
larva (jentik-jentik serangga), siput-siput kecil dan sebagainya. Selain
bersifat karnivora (pemakan daging), ikan lele juga makan sisa-sisa
benda yang membusuk dan kotoran manusia, sedangkan tumbuh-
tumbuhan kurang disenangi. Ikan lele biasanya mencari makanan dari
dasar kolam, tetapi bila ada makanan yang terapung, juga tidak lepas
dari sambarannya. Karena ikan lele bersifat karnivora, maka makanan
tambahan yang baik untuk ikan lain ialah yang banyak mengandung
protein hewani, bila makanan yang di berikan banyak mengandung
protein nabati, pertumbuhannya lambat. ( Suyanto, 1990: 8)
Pakan alami merupakan pakan yang berasal dari alam. Namun
dalam perkembangannya, sumber pakan alami tidak hanya berasal dari
alam . Sumber makan ini juga bisa berasal dari budidaya. Pakan alami
rata-rata memiliki kandungan protein cukup tinggi. Pakan alami yang
masih hidup bisa disimpan dalam lemari espada bagian freezer. Kadar
air pakan alami harus tetap dijaga. Jika tidak dibekukan, pakan alami
bisa membusuk hingga menurunkan kualitas pakan. Pakan alami hidup
contohnya untuk ikan koi, terdiri dari cacing darah (blood worm), cacing
sutera (tubifex), kutu air (daphnia) dan udang ( Suyanto, 1990: 8)
Gambar 2.2 Pakan Alami Berupa Alga dan Cacing Darah
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pakan alami adalah pakan yang sengaja dibuat oleh produsen
dengan formulasi khusus sesuai target produksi yang ingin dicapai
produsen budidaya ikan . Sementara pakan alami adalah pakan yang
berasal dari makhluk hidup dan aktif bergerak. Selain itu, pakan
alamibutuh waktu pemeliharaan yang cukup lama. (Simanjuntak,
1989:5).
b. Pakan Pelet
Pakan pabrik merupakan pakan yang di formulakan oleh ahli
pakan ikan dengan memperhatikan kualitas dan kandungan nutrisi.
Sayangnya harga pakan formula pabrik lebih tinggi. Pakan formula
pabrik biasanya sudah dibedakan untuk ikan golongan tertentu, misalnya
golongan ikan herbivora, omnivora dan golongan karnivora. Masing-
masing jenis ikan memang memiliki kebutuhan protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin yang berbeda. ( Suyanto, 1990: 9).
Pelet dapat dibuat dalam beragam bentuk, seperti batang, bulat,
atau gilik (bulat memanjang). Ukuran panjang dan diameternya
disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan diberi makan. Ragam ukuran
pelet tersebut dibuat dengan mengatur lubang-lubang pada alat
pencetaknya. Panjang pelet diaitur dengan penyetelan alat pemotongnya.
Pelet dapat diberikan ikan-ikan dalam fase pertumbuhan atau dewasa.
Porsi pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak
daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin lebih aktif pada
malam hari. ( Suyanto, 1990: 9).
Pakan ikan buatan pabrik juga sudah disesuaikan dengan umur
ikan, yaitu crumble untuk pakan ikan yang masih kecil, butiran untuk
ikan ukuran sedang, pelet kecil untuk ikan yang lebih besar, dan pelet
besar untuk ikan yang siap panen. Pemberian pakan berupa pelet buatan
pabrik dilakukan sejak benih ditebar sampai saat ikan dipanen dengan
jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan berupa
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pelet buatan dilakukan sejak benih ditebar di transito sampai benih
berumur 2 bulan.
Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet buatan
ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Untuk Budidaya Intensif sering
kali penggunaan pakan pelet menjadi makanan utama sehingga tidak
heran jika sampai 100% makanannya adalah pelet. Tetapi pelet memiliki
harga yang sangat tinggi, menjadikan biaya yang dikeluarkan akan
sangat banyak. Biaya yang cukup tinggi akan berdampak pada
keuntungan pemilik budidaya. ( Suyanto, 1990: 10)
Gambar 2.3 Produk Pakan Pelet Pabrik
Bentuk remah, butiran, dan tepung sebenarnya berasal dari
pelet yang digiling lalu diayak dengan mata ayakan tertentu sesuai
dengan bentuk yang diingikan. Ukuran pelet berkisar antara 3-3,5 mm,
sedangkan remah berkisar antara 1-2mm. Kekerasan pelet tergantung
pada cara pembuatan, jenis bahan baku, jenis perekat, dan jumlah
perekatnya. Pembuatan pelet tidak boleh asal mencampurkan bahan-
bahan pembuat pakan. Harus jelas dahulu jumlah kadar protein pelet
yang dikehendaki, atau tepatnya cocok untuk ikan dipelihara. Untuk ikan
yang dibudidayakan di kolam, rata-rata kadar protein yang dibutuhkan
sekitar 24-40%. Untuk dapat membuat pelet dengan kandungan protein
yang mendekati kebutuhan, harus diketahui terlebih dahulu kandungan
protein masing-masing bahannya. (Satoh al. 2005:12).
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Setelah diketahui komposisi masing-masing bahan maka dapat
dibuat perkiraan bahan-bahan yang akan digunakan dalam menyusun
ramuan pelet. Seluruh bahan harus berjumlah 100 bagian. Banyaknya
bahan-bahan penyusun ditentukan oleh kandungan proteinnya. Sebagai
contoh, tepung daging yang tinggi kandungan proteinnya tentunya hanya
dibutuhkan sedikit, dibandingkan dengan dedak yang kadar proteinnya
lebih rendah. Bukan berarti tepung daging kurang dibutuhkan, tetapi
hanya untuk mengimbangi agar jumlah penyusunnya menjadi 100
bagian dapat dipenuhi. (Satoh al. 2005:12).
Disamping kebutuhan protein diatas untuk mengoptimalkan
pertumbuhan ikan, maka pada pakan perlu ditambahkan lemak sebagai
pengganti sumber energi yang disumbangkan oleh protein, sehingga
protein dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan.
Kebutuhan lemak bagi ikan berbeda-beda dan sangat tergantung dari
stadia ikan, jenis ikan dan lingkungan. Pemanfaatan nutrien berupa
protein dan lemak sangat erat hubungannya dengan proses pencernaan.
Kemampuan ikan untuk mencerna sangat dipengaruhi oleh kandungan
nutrien yang terdapat dalam pakan. Menurut Anggordi (1990), daya
cerna pakan dari suatu organisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah: komposisi pakan, pemberian pakan dan jumlah
konsumsi pakan. Proses fisika dan kimia dalam tubuh mempunyai
peranan penting pada proses pencernaan.
Asam lemak fungsi sebagai komponen struktur membran yang
merangsang pertumbuhan. Pentingnya peranan asam lemak dalam tubuh
ikan mengharuskan ketepatan dalam penyediaan pakan yang akan
diberikan dan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
spesies ikan tersebut. Kebutuhan asam lemak untuk channel catfish,
adalah 18:3n-3 sebanyak 1,0-2,0% dan 22-6n-3 sebanyak 0,5-0,7% .
(Satoh al. 2005:13).
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan yang hidup di laut memerlukan asam lemak n – 3
sedangkan ikan yang hidup di perairan tawar dan tropis ada yang hanya
membutuhkan lemak n-3 dan n-6. Pengaturan pakan merupakan hal yang
paling penting dalam budidaya pembesarran ikan Lele. Sebaiknya,
pemberian pakan kita atur menjadi beberapa periode tertentu, sehingga
benih-benih patin yang baru saja pindah ke dalam kolam tidak merasa
kaget dan mampu beradaptaasi dengan baik. (Goddar, mohamad,
2005:27).
a) Periode Awal (Fase Pemuasaan)
Periode ini berlangsung selama lima hari sejak benih Lele tidak
diberi makanan pokok (pelet) ataupun pakan alternatif. Benih
dipuasakan sebab keadaan metabolism tubuhnya sedang kacau setelah
proses pengangkutan. Jika benih tetap saja diberi pakan atau tidak
dipuasakan, biasanya benih akan muntah. Muntahan benih ini akan
membahayakan kolam sebab dalam jumlah yang banyak akan
meracuninya. Selain itu, muntahan benih ini juga akan merangsang
pertumbuhan penyakit yang timbul dari menjamurnya bakteri pathogen.
Maka dari itu, memuasakan benih selama lima hari merupakan
hal yang penting. Bisa juga kita memuasakan benih-benih ini selama tiga
hingga empat hari. Hal ini dilihat dari tingkat stress yang ada. (Goddar
,mohamad, 2005:27).
b) Periode kedua Periode Ketiga Fase Pemberian Pakan Pelet
Periode ketiga ini adalah periode peralihan cukup disebarkan di
beberapa titik di dalam kolam sehingga benih-benih Lele dapat dengan
mudah menjangkaunya. Agar pemberian pelet tidak berlebihan dan
cukup merata ke seluruh Lele di dalam kolam, di perlukan pengamatan
yang tinggi selama tiga hari. Alasannya, pelet yang tersisa di dalam
kolam akan membahayakan ekosistem kolam tersebut. Pelet yang tersisa
di dalam kolam biasanya mengandung bakteri yang dapat berkembang
biak dan membahayakan kehidupan Lele.
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Waktu untuk pemberian pakan ini adalah pagi dan sore hari.
Pakan diberikan dengan mengamati respon dari Lele. Pemberiannya juga
tidak boleh berlebihan, harus sedikit demi sedikit hingga pakan menjadi
habis. (Goddar ,mohamad, 2005:28).
c) Frekuensi Pemberian Pakan
Biasanya, petani memberikan pakan sebanyak dua kali dalam
sehari, yaitu di pagi dan sore hari. Namun, boleh juga memberikan pakan
sebanyak tiga waktu dalam sehari, yaitu pada pukul 06.00 di pagi hari,
lalu pada pukul 12.00 di siang haru, dan yang terakhir adalah pada pukul
19.00 malam hari.
Namun, pemberian pakan pada Lele ini walaupun memiliki
perbedaan waktu tetap harus menghabiskan jatah pakan Lele di hari itu.
Contohnya, apabila jatah pakan Lele adaalah 20 kg per hari maka jika
diberikan dua kali di pagi dan sore hari, setiap kali pemberian adalah 10
kg. Jika pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, maka setiap kali
pemberian pakan adalah 6,7 kg pellet. Frekuensi dan banyaknya pakan
yang diberikan haruslah sama di setiap kali sesi waktu pemberian. Jika
tidak sama, dikhawatirkan Lele akan muntah karena kekenyangan.
Muntahan ini tentunya akan membahayakan kolam secara keseluruhan.
(Goddar ,mohamad, 2005:28).
d) Menentukan Jumlah Pakan Per Hari
Menurut Goddar dan mohamad, 2005:29 terkadang petani
kebingungan untuk menentukan jumlah pakan yang perlu diberikan
kepada Lele setiap harinya. Sebenarnya, ada dua macam penghitungan
jumlah pakan yang bisa dilakukan. Pertama, menentukan penghitungan
pakan dengan persentase jumlah pakan per hari. Rumusnya adalah
dengan melakukan penghitungan dengan memberikan pakan 3-5% dari
jumlah bobot keseluruhan Lele di kolam. Contoh :
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Untuk penebaran sebanyak 5000 ekor dengan bobot 50 gram
per ekor, maka penghitungan jumlah pakan yang di perlukan adalah
sebagai berikut.
Jumlah Keseluruhan Benih di dalam kolam
= Jumlah total benih × berat per ekor
= 5000 × 50
= 25.000 gram
= 25 kg
Presentase jumlah pakan per hari (4%) = 4% × 25 kg
= 1 kg
Rumus antara 3-5% dari berat total akan memudahkan
dalam pemberian pakan pada Lele. Jika kita menginginkan 4% dari
berat total, maka hasilnya adalah 1 kg per hari sesuai dengan
penghitungan tersebut. Namun, bisa pula kita menghitungnya dengan
5% dari berat total keseluruhan. Maka berikut ini penghitungannya.
Presentase jumlah pakan per hari (5%) = 5%×25 kg
= 1,25 kg
Dengan demikian penghitungan jumlah pakan per hari
adalah 1,25 kg pelet. Demikian seterusnya. Pemilihan pelet yang
digunakan sebagai pakan haruslah pelet yang tinggi protein,
setidaknya mengandung 25 hingga 30% protein.
Sementara Stickney dan Hardy mohamad (2005) meninjau
berbagai literatur untuk kebutuhan nutrisi lemak ikan dan
melaporkan bahwa channel catfish memerlukan kedua asam lemak
linolenat (n-3). Kebutuhan asam lemak esensial untuk channel
catfish dan sebagian besar ikan air tawar lainnya tidak dapat
tergambarkan dengan tepat, namun channel catfish terlihat
membutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk asam lemak n-3.
Lemak sebagai komponen penyedia energl terbesar mutlak adanya.
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Aktivitas harian mulai dari berenang, mencari makan, menghindari
musuh, metabolisme, pertumbuhan dan ketahanan tubuh
memerlukan energi. Padanya terkandung asam-asam lemak esensial
dan umumnya ikan tidak dapat membuatnya sendiri dan harus
diberikan dalam pakanny. Lemak merupakan salah satu zat makanan
utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan, sebab lemak
mempunyai nilai energi yang tinggi dan mengandung vitamin yang
larut didalamnya seperti A, D, E, dan K selain itu lemak juga
mengandung asam lemak esensial yang tidak dapat disintesa dalam
tubuh ikan. Penggunaan lemak dalam pakan ikan sangat penting
artinya dalam menunjang pertumbuhan ikan. Karena lemak
merupakan sumber energi yang memiliki nilai cukup tinggi
dibanding protein dan karbohidrat. Penggunaan lemak sebagai
sumber energi sebenamya hanya sebagai "Protein sparing" yaitu
lemak mempunyai fungsi untuk menggantikan protein sebagai
sumber energi, sehingga penggunaan protein dapat dihemat. Untuk
memaksimaikan pertumbuhan maka penggunaan lemak dalam pakan
buatan diperlukan dalam jumlah tertentu, akan tetapi penggunaan
lemak dalam jumlah yang lebih besar akanmenurunkan pertumbuhan
dan menyebabkan terjadinya penimbunan asam lemak dalam tubuh.
Kerusakan lain akibat kelebihan lemak adalah kerusakan pada ginjal
serta gejala odema dan anemia yang dapat menimbulkan kematian
ikan. (Djajasewaka, 1990).
Minyak ikan merupakan lemak, dikarenakan Minyak ikan
adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya
manfaat. Minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D, dua jenis
vitamin yang larut dalam lemak dalam jumlah tinggi. kadar vitamin
A dalam minyak ikan berkisar antara 1.000-1.000.000 SI(Standar
Internasional) per gr&ffi, sementara vitamin D sekitar 50 - 30.000 SI
per gram.(Sumber DepoIKAN.com - Fresh & Frozen Seafood O
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2007) Minyak ikan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh
jamak atau polyunsaturated fatty acids (PUFA). Asam lemak tak
jenuh jamak yang banyak terdapat pada ikan adalah asam lemak
omega-3, terutama eikosapentanoat/EPA (C20:5, n-3) dan asam
dokosaheksanoat/DHA (C22:6, n-3) (Sumber Badan Riset Kelautan
dan Perikanan, 2004).
Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan
sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangbiakan . Selain itu, pakan juga dapat
digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan
warna dan rasa tertentu. Fungsi lainnya diantaranya yaitu sebagai
pengobatan, reproduksi, perbaikan metabolisme lemak. Namun
pemberian pakan berlebih dapat membuat hewan peliharaan menjadi
rentan terhadap penyakit, produktifitasnya pun akan menurun.
Bentuk pakan beraneka ragam, baik kering maupun lembap, sangat
beragam. Pakan kering dapat dibuat dalam bentuk pelet, (Sumber
Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2004).
9. HAMA dan PENYAKIT
Hama pada pembesaran ikan patin di KJA dan KJT antara lain
lingsang/berang - berang, labi-labi, biawak, ular air, dan burung. Cara
untuk menghindari dari serangan burung adalah dengan menutupi bagian
atas wadah budidaya dengan jaring. Cara lain untuk mengusir burung
adalah memasang pengusir burung (Bird Scare Device/BSD dari senar
atau bahan yang mengeluarkan bunyi bila terkena angin).
PENYAKIT
Penyakit ikan Lele ada yang disebabkan infeksi dan non-
infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat
adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul
karena gangguan organisme patogen.
1. Penyakit akibat infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya
berupa parasit, jamur dan bakteri.
a. Penyakit parasit Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh
parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis
foquet. Penangulangannya dengan menggunakan sistem
perendaman dengan garam, dosis yang digunakan 500-1500 3 gr/m
selama 3 hari berturut-turut serta lakukan pergantian air setiap hari.
Infeksi oleh Tricodina sp. biasa terjadi pada fase pendederan
dengan tanda-tanda warna tubuhnya terlihat pucat, produksi lendir
yang berlebihan dan terlihat kurus. Diagnosis dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengerokan (scraping) pada kulit, atau
mengambil lembaran insang dan melakukan pemeriksaan secara
mikroskopis. Penanggulangannya dengan perendaman
menggunakan formalin dosis 10-20 ppm selama 30 menit dengan
aerasi setelah itu lakukan pergantian air.
b. Penyakit jamur Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka
pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka
pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp.
dan Achlya sp.. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin
terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat
dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu
ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus
segera diobati.
c. Penyakit bakteri Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas
sp. dan Pseudomonas sp.. Ikan yang terserang akan mengalami
pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan
pangkal sirip. Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri,
ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara
yang terinfeksi, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa
cara pengobatan, antara lain dengan merendam ikan dalam larutan
kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30-60 menit.
2. Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan
dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti
pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena
pencemaran lingkungan perairan. Gejala keracunan dapat diidentifikasi
dari tingkah laku ikan: Ikan akan lemah, berenang megap-megap
dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik
dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala
terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang
lincah dan berkembang tidak normal. Penanganan: Perbaikan kualitas
air dan pemberian pakan sesuai diet ikan patin (kebutuhannya).
Berikut ini peralatan pendukung budidaya ikan Lele Dumbo
diantaranya sebagai berikut:
1. Keranjang Plastik
Keranjang plastik berguna untuk menampung hasil panen
ikan Lele. Sebenarnya, keranjang ini biasa diletakkan di dasar kolam
patin saat terjadi pengurangan air. Ikan-ikan Lele dimasukkan ke
dalam keranjang plastik kemudian baru diangkat ke atas. Fungsi
lainnya, keranjang plastik ini berguna untuk melindungi ikan Lele
dari sedotan pompa diesel saat terjadi pengurasan. Muatan keranjang
plastik ini cukup banyak.
2. Ember Plastik
Ember plastik biasanya digunakan untuk mempermudah
menyiapkan pakan pabrikan (pelet). Selain itu, ember plastik juga
bisa digunakan untuk menyiapkan pakan alternatif. Saat panen,
ember ini bisa pula digunakan untuk menampung ikan Lele.
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Baskom Plastik Berlubang
Baskom plastik berlubang ini tampak unik, karena memang
didesain untuk membantu petani saat pendederan benih ikan Lele.
Baskom ini memiliki berbagai ukuran yang berbeda sehingga dapat
pilih sesuai dengan kebutuhan petani. Baskom plastik berlubang ini
akan sangat membantu saat petani menyortir benih ikan Lele.
4. Pompa Diesel
Pompa diesel digunakan untuk menguras dan menyuplai
kolam utamanya apabila kolam tidak mempunyai saluran
pembuangan dan pemasukan air yang baik. Pompa air akan
menyedot isi air, kemudian dapat pula untuk menyuplai air ke dalam
kolam. Selang plastik sangat membantu untuk membuang isi air ke
luar dan jauh dari kolam. Dengan pompa diesel, pengurasan dan
pengisian kolam akan menjadi lebih mudah.
5. Seser
Alat yang satu ini cukup popular dan dimiliki oleh hamper
semua petani. Seser terbuat dari jaring yang diletakkan di sebuah alat
dengan pegangan atau gagang. Seser bisa digunakan untuk
menangkap ikan, membersihkan kolam dari dedaunan ataupun
kotoran lainnya.
6. Alat Timbangan
Alat timbangan sangat dibutuhkan untuk menimbang berat
dari ikan Lele. Saat panen, alat ini digunakan untuk menyortir dan
mengelompokkan berat ikan Lele Dumbo yang sesuai. Selain untuk
panen ikan Lele di kolam pembesaran, timbangan juga digunakan
untuk menimbang benih yang nantinya akan ditebar di dalam kolam
pembesaran.
7. Sabit dan Cangkul
Sabit dan cangkul sangat membantu untuk membersihkan
kotoran di sekitar kolam apalagi jika lokasi kolam berada di
persawahan. Sebab apabila rumput liar di sekitar kolam tidak
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dibersihkan, tentunya hal ini akan mengundang datangnya binatang
berbisa seperti ular. Selain berbagai macam peralatan budidaya ikan
Lele diatas, berikut ini ada beberapa alternatif jenis kolam untuk
pembesaran ikan Lele Dumbo. Diantaranya adalah kolam tanah,
kolam semen, dan kolam terpal. Masing-masing jenis kolam
memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebaiknya, kita memilih jenis
kolam yang sesuai dengan lingkungan, lokasi, anggaran, dan
kemampuan yang dimiliki.
a. Kolam Tanah
Kolam tanah sangat populer di kalangan petani ikan air tawar,
sebab di samping pembuatannya relatif mudah, kolam tanah ternyata juga
memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh kolam-
kolam lainnya. Salah satunya adalah, tingkat kesuburan dan pertumbuhan
planton di dalamnya sangatlah tinggi, sehingga ini bisa menjadi tambahan
pakan alami untuk ikan. Dengan kata lain, ikan Lele yang dibesarkan di
dalam kolam tanah akan memiliki jumlah pakan yang relatif lebih banyak
dibandingkan jika ditempatkan di kolam lain. Pemilihan lokasi pembuatan
kolam tanah menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam usaha pembesaran
ikan Lele Dumbo di kolam tanah. Lokasi pembuatan kolam haruslah
memiliki struktur tanah yang kuat dan liat, sehingga tanah dapat menahan
beban air dengan sempurna. Apabila tanah lokasi pembulatan kolam tidak
kuat (pourous), maka air akan lebih mudah terserap dan cepat habis.
Contoh-contoh lokasi tanah yang memiliki kolam dengan
struktur tanah yang kuat adalah di daerah persawahan. Struktur tanah di
lokasi ini lebih kuat dan liat. Tanah lempung yang mendominasi area
persawahan sangat baik untuk dijadikan sebagai pondasi dasar kolam
tanah. Berbeda halnya apabila kolam tanah dibuat di lokasi yang
cenderung berpasir dan penuh dengan batu-batu. Kolam akan lebih mudah
untuk pourous dan juga lebih boros. Untuk mensiasati hal tersebut, petani
bisa melapisi dasar kolam dengan terpal sehingga air tidak mudah keluar.
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pembuatan kolam tanah relatif lebih mudah dibandingkan dengan
kolam lainnya. Selain itu, kolam tanah tidak banyak memerlukan biaya.
Tanah hasil galian kolam tanah bisa dibuat sebagai tanggul, sehingga kita
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengangkutan.
10. Pertambahan dan Kelangsungan Hidup Ikan
Pada suatu makhluk hidup memerlukan habitat yang baik untuk
melangsungkan pertumbuhan nya. Selain dari faktor lingkungan untuk
bertambahnya volume ukuran, berat suatu makhluk hidup diperlukan
pakan/makanan yang menunjang untuk hidupnya ikan Lele Dumbo
tersebut. Pertumbuhan sebagai pertambahan dalam volume dan berat
dalam waktu tertentu (Handajani dan widodo,2010).
Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein
dalam pakan. Hal berkaitan dengan fungsi dari protein yaitu sebagai
sumber energi utama karena protein ini terus menerus diperlukan dalam
pakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak. Hal ini
terlihat bahwa kandungan nutrisi akan berpengaruh pada tingkah laku,
kesehatan, fungsi fisiologis, reproduksi, dan pertumbuhsn ikan. (Gusrina,
2008).
Menurut Rinda Ulfah Likandi (2014), Pertumbuhan menjadi
salah satu parameter penting dalam menentukan jumlah produksi yang
dihasilkan. Pertumbuhan juga sering digunakan sebagai indikator
pengaruh dari suatu perlakuan, misalnya jumlah pakan akan memengaruhi
pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan juga menjadi suatu variabel yang
diamati dalam kebutuhan nutrisi ikan. Percobaan ini dilakukan dengan
memberi pakan alami dan buatan serta dengan menggunakan dua metode
yaitu restricted dengan FR 5 %, 7%, 10 %, dan 12 % serta secara at
satiation. Ikan yang menjadi objek pengamatan yaitu ikan Lele Dumbo.
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari dan pemeliharaan ikan
berlangsung selama dua minggu. Parameter yang diamati yaitu laju
pertumbuhan spesifik (SGR), laju pertumbuhan (GR), efisiensi pemberian
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pakan (EPP), laju konversi pakan (FCR), sintasan (SR), serta produksi.
Hasil pengamatan dijabarkan secara deskriptif. Setelah dilakukan
pemeliharaan ikan, diketahui faktor yang memengaruhi pertumbuhan yaitu
jenis pakan, metode pemberian pakan, nilai feeding rate yang digunakan,
dan kecernaan pakan dalam hal ini laju konversi pakan.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh (panjang, berat,
dan volume) per satuan waktu pada suatu individu. Pertumbuhan dalam
budidaya perikanan merupakan parameter yang penting karena akan
berkaitan langsung dengan jumlah biomassa yang diproduksi. Semakin
besar biomassa, maka akan semakin besar pula tingkat produksi yang
dicapai. Pertumbuhan suatu organisme termasuk ikan, dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu genetic, varietas, strain,
jenis kelamin, ukuran, stadia hidup, dan kondisi kesehatan. Sementara
faktor eksternal yaitu kualitas dan kuantitas pakan, kondisi lingkungan
habitat seperti suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, dan salinitas/alkalinitas
(Mulfizaret al 2012:34).
Ikan Lele Dumbo perkembangan gametnya dipengaruhi oleh
suhu lingkkungan. Ikan Lele Dumbo jantan mencapai dewasa lebih cepat
daripada ikan betina, karena proses kematangan kelamin relatif lama.
Namun, ikan Lele yang hidup di daerah tropis, perkembangan telur dan
spermanya lebih cepat daripada ikan Lele yang hidup di daerah
subtropis(Kordi,2005). Ikan akan tumbuh dengan normal jika pertambahan
berat sesuai dengan pertambahan panjang. Pertumbuhan ikan dapat
dinyatakan menurut rata-rata berat/panjang pada umur tertentu. (Mulfizaret
al 2012:34).
Pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jaringan dari
pembelahan sel secara mitosis yang terjadi karena adanya kelebihan input
energi tersebut digunakan oleh tubuh untuk metabolisme, gerak,
reproduksi, dan menggantikan sel-sel yang rusak. Pakan yang diberikan
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan bobot mutlak
dan laju pertumbuhan spesifik ikan Lele Dumbo. (Mulfizaret al 2012:34).
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitan yang secara tidak langsung isinya
berkaitan dengan tema pembahasan penulisan yang berjdul
“Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami Terhadap
Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di Kerambah
Aurduri Kota Jambi“. Berikut paparan secara singkat.
Penelitian yang dilakukan Puspa Kusumastuti (2017) dengan
judul penelitian “Perbandingan Variasi Konsentrasi Pelet Bulu Ayam
Sebagai Sumber Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus)”. Percobaan ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan
Biologi Dan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
experimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan variasi
konsentrasi pelet bulu ayam sebagai sumber pakan terhadap pertumbuhan
ikan lele dumbo. Dengan menggunakan Model Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Dari penelitian ini pemberian pakan Pelet Bulu Ayam
Sebagai Sumber Pakan. Persamaan pada penelitian ini adalah peneliti ini
menggunakan ikan lele (Clarias Gariepinus)”. sebagai hewan ternak uji
dan rancangan yang sama yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Penelitian yang dilakukan Vita Yanuar (2017) dengan judul
penelitian “Perbanding Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap
Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang Dan Kualitas Air Di
Akuarium Pemeliharaan”. Penelitian dilakukan di Fakultas Pertanian
Universitas Anta Kusuma Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini metode ekperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). dari penelitian ini pemberian pakan
buatan yang dibuat sendiri lebih episien pertumbuhannya dan murah,
dibandingkan pakan PT. belian persamaan pada penelitian ini adalah
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penelitian mengunakan ikan lele sangkuriang () sebagai hewan ternak uji
yang sama yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Novita Mardhia
Aggraeni Dan Nurlita Abdulgani (2012) dengan judul “Pengaruh
Pemberian Pakan Alami Dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan
Betutu (Oxyeleostris Marmorata) Pada Skala Laboratorium. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Zoologi Program Studi Biologi Institut
Teknologi, Surabaya pada bulan November 2012 hingga Desember
2013. Penelitian menggunakan rancangan berupa Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 variasi pakan dengan 5 kali
pengulanga. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemberian pakan
alami dan pakan buatan memberi pertumbuhan terhadap ikan betutu.
Persamaan pada penelitian ini adalah peneliti menggunakan pakan alami
dan pakan buatan dan perbedaan nya peneliti menggunakan ikan betutu
dengan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 5kali pengulangan.
Perbedaan dari hasil penelitian terdahulu ditinjau dari aspek
judul, judul penelitian ini adalah:
“Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami
Terhadap Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di
Kerambah Aurduri Kota Jambi “. Dari segi judul terdapat perbedaan
antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, letak
perbedaannya adalah penelitian ini membandingkan 2 pemberian pakan
berupa pakan alami dan pakan pelet dari pabrik. Terdapat perbedaan
pemberian pakan pelet dan pakan alami terhadap pertambahan bobot ikan
Lele (Clarias gariepinus), Selain itu, perbedaan yang paling menonjol
adalah lokasi dan waktu peneltian.
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rt.17, Aurduri Kelurahan
Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Waktu penelitian ini
adalah dillakukan pada bulan April sampai Mei 2019 .
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1 Kolam Tanah.
2 Pipa
3 Penggaris.
4 Timbangan.
5 Meteran.
6 Alat Tulis.
7 Ember
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1 Ikan Lele (Clarias gariepinus).
2 Pakan dari Pabrik (Pelet).
3 Pakan Kolam
C. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian sains dan terapan untuk mengetahui
Perbandingan Pakan Ikan (Pelet) Dengan Pakan Alami Terhadap
Pertumbuhan Bobot Badan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Di Kerambah
Aurduri Kota Jambi.
Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak lengkap (RAL)
yang terdiri dari 2 perlakuan dengan masinng-masing 2 kelompok. Penelitian
33
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
dilakukan dalam lingkungan yang terkondisi sehingga memberikan
perbandingan yang berbeda hanya dari perlakuan/homogen.
Perlakuan yang diberikan adalah (Suhendra, 2014)
Perlakuan A,B : Pakan Alami terhadap Berat Badan Ikan Lele.
Perlakuan B,C : Pakan Pelet Terhadap Berat Badan Ikan Lele
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL), menggunakan 2 perlakuan dan 3 ulangan sehingga jumlah satuan
percobaan adalah 4 unit. Penelitian dilakukan dalam lingkungan yang
terkontrol sehingga memberikan pengaruh yang berbeda hanya dari
perlakuan atau homogen. Perlakuan yang diberikan adalah : perlakuan A
dan B (pemberian alami), Perlakuan C dan D (pemberian Pelet).
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali yaitu pagi, siang, dan
malam dengan dosis pemberian yaitu 5% dari berat badan biomassa ikan uji.
Bahwa jumlah pakan yang diberikan 5-10% dari berat badan total ikan yang
dipelihara dengan frekuensi pakan 2-5 kali perhari (Suhendra, 2014).
Tabel 2. 1 Rancangan Perlakuan Dan Ulangan
Perlakuan Kolam
A dan B Pb1 Pp2
C dan D Pp1 Pb2
D. Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Persiapan wadah, wadah tersebut berupa kolam tanah. Kolam terdiri
dari 2 kolam yaitu kolam A,B dan kolam C,D. Masing-masing bak di
isi air setinggi 170 cm.
3. Setelah persiapan kolam, Selanjutnya Ikan Lele diukur panjang awal
dan ditimbang bobot awal.
34
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Ikan Lele berjumlah 20 ekor, dimana 5 ekor Lele dimasukkan ke
kolam A,B dan 5 ekor lagi ke kolam C,D.
5. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, dikarenakan ikan Lele
bersifat nokturnal ( aktivitas di malam hari), Pemeliharaan dilakukan
selama 40 hari dan lakukan pengukuran berat pada tubuh Lele.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (Steel dan Torrie, 2009) dengan tujuan untuk melihat
beberapah yaitu sebagai berikut:
1. Perubah yang Diamati
a. Pertambahan Bobot
Menurut Effendie (1979), pengukuran pertumbuhan bobot
(berat badan), mutlak dilakukan secara periodik dari awal hingga akhir
penelitian dengan menimbang bobot biomassa ikan.Sehingga dalam
penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap pertumbuhan bobot
mutlak setiap 10 hari sebanyak 6 kali. Penimbangan berat ikan uji
dilakukan dalam keadaan basah dengan cara memasukan ikan dalam
wadah yang berisi air yang telah diketahui beratnya. Wadah yng telah
berisi ikan kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan.
Selisih berat wadah setelah berisi ikan uji dengan sebelum berisi ikan
uji adalah mutlak pengukuran dengan rumus sebagai berikut:
H+ WT – WO
h = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
wt = Bobot rata-rata pada akhir penelitian (g)
w0 = Bobot rata-rata pada awal penelitian (g)
Data yang dianalisis adalah data pertumbuhan berat, panjang,
kemudian data yang ada diuji dengan data yang terkumpul. Kemudian
35
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
akan dilakukan analisis statistik menggunakan Analisis Sidik Ragam
(ANSIRA) (Suhendra, 2014).
b. Pertumbuhan Panjang
Menurut Effendie (1979) Pengukuran pertumbuhan panjang
mutlak dilakukan secara periodik dari awal hingga akhir penelitian
dengan ukur panjang ikan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Lm = Lt-Lo
Keterangan :
Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm).
Lt = Panjang total pada akhir penelitian (cm).
Lo = Panjang total pada awal penelitian (cm)
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. TEMUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Habitat Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Di Kerambah
Aurduri Kota Jambi. Merupakan Tempat Budidaya ikan yang dikelola oleh
Bapak Ridho selaku pemilik kolam yang ada di kerambah Auduri Kota
Jambi. Tempat penelitian adalah di Kerambah Aurduri Kota Jambi.
Aurduri terletak di Kecamatan Telanaipura mempunyai luas ±
79,20 Ha atau 3,4 Km2 dengan kedalaman danau 2 - 15 meter yang
dibatasi oleh wilayah Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan
Telanaipura, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Sipin,
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pasar Jambi, dan Sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi luar Kota (Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Jambi, 2014).
Dalam penelitian ini saya menggunakan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus). Ikan Lele Dumbo dikenal sebagai komiditi
berprospek yang cerah. Ikan Lele Dumbo memiliki badan memanjang dan tidak
bersisik. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120 cm. Tubuh berwarna abu-abu gelap
seperti dan berbintik kecil sedangkan punggung berwarna kecoklatan, memiliki
dua pasang kumis sebagai indra peraba.
1. Clarias gariepinus
Clarias gariepinus yakni Ikan Lele Dumbo memiliki
bentuk badan memanjang, bagian kepala gepeng atau pipih, batok
kepala umumnya keras dan meruncing kebelakang. Lele dumbo dengan
mulutnya yang lebar dapat menghisap makanan organisme di dasar
perairan dan makanan buatan. Bahkan dengan gigi-giginya yang tajam
ia sanggup menghabiskan bangkai dengan cara mencabik-cabik.
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau
empat pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar
dua buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah.
Selain itu mengenal mangsanya dengan alat penciuman, Lele Dumbo
dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan
(Tentakel) dengan mengerak-gerakkan salah satu sungutnya terutama
mandibular ( Budi, 1995: 18).
Lele Dumbo juga mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari
sirip pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Yang berpasangan adalah sirip
dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sedangkan yang tunggal
adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal).
Pada sirip dada dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun ( Budi,
1995: 18-19).
Lele Dumbo (Clarias gariepinus). adalah salah satu ikan air
tawar yang dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Ikan Lele Dumbo ini banyak dikonsumsi karena mudah diolah, banyak
disukai, dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Selain itu, Ikan
ini juga dibudidayakan karena pertumbuhan yang relatife cepat. Hal ini
menyebabkan permintaan ikan akan selalu meningkat dari waktu
kewaktu, baik untuk tujuan konsumsi, maupun untuk pasar ekspor.
Sejalan dengan berkembangnya budidaya ikan maka perlu didukung
oleh ketersediaan pakan. Kualitas pakan yang digunakan sanggat
berpengaruh terhadap pertumbuhan Ikan Lele, hal ini berhubungan
dengan pertambahan berat badan Ikan lele.Sugih (2005).
Ikan Lele bersifat nokturnal atau melakukan aktivitas dimalam
hari sebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Lele suka
bersembunyi di dalam liang-liang tepi sungai dan termasuk ikan dasar,
hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang condong kebawah
(Susanto, 2002).
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan Lele mampu bertahan hidup pada perairan yang
kondisinya sangat buruk dan akan tumbuh normal di perairan yang
memenuhi persyaratan ideal sebagaimana habitat aslinya. Kandungan
oksigen (O2) yang cukup baik untuk kehidupan Ikan Lele berkisar 2-5
ppm dengan kandungan karbondioksida (CO2) tidak lebih 12,0 ppm.
Nilai pH adalah 7,2-7,5, konsentrasi ammonia (NH3) yang masih dapat
ditoleransi oleh Ikan Lele yaitu 1 ppm. Keadaan suhu air yang optimal
untuk kehidupan Ikan Lele antara 280C-29
0C (Djariah, 2001).
Ahmadi (2012), menyatakan bahwa pertumbuahan ikan
meningkat jika pakan yang diberikan dapat dicerna dengan baik oleh
ikan sehingga energi yang diperoleh ikan dari pakan dapat
dimanfaatkan secara optimal.Adanya enzim pencernaan dalam tubuh
ikan dapat meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan serta dapat
memacu pertumbuhan ikan. Ikan Lele Dumbo juga memiliki kandungan
yang sangat rendah kolesterol, yang membuat ikan ini sangatlah sehat
untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Ikan ini merupakan salah satu
ikan yang baik untuk diet dan mengurangi kadar kolesterol. Selain itu
ikan lele memilki beberapa kelebihan lain (Khairuman, 2008).
Ikan Lele Dumbo mempunyai keunggulan antara lain daya
toleransi yang tinggi terhadap kondisi kualitas air, produksi telur
(fekunditas) tinggi serta teknik pemijahan buatannya relatif mudah
dilakukan. Di Perairan Indonesia banyak ditemui Ikan Lele yang
tersebar di sungai-sungai besar baik di Kalimantan maupun Sumatera.
Selain ikan lele lokal (asli Indonesia) dikenal juga Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) Salah satu jenis Ikan Lele yang diperoleh dari
sungai di Jambi yaitu Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini
dijadikan sebagai kandidat ikan lokal yang dapat dikembangkan
budidayanya karena mempunyai prospek untuk diekspor. Nutrisi
(nutrion) adalah kandungan gizi yang dikandung pakan yang diberikan
pada ikan budidaya. Apabila pakan yang diberikan pada ikan peliharaan
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi maka hal ini tidak
saja menjamin hidup dan aktivitas ikan tetapi juga mempercepat
pertumbuhanya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan pada ikan
budidaya selama dipelihara, tidak hanya sekedar cukup dan tepat
waktu, tetapi juga pakan tersebut harus memiliki kandungan nutrisi atau
gizi yang tinggi. Bila ikan budidaya mengkonsumsi pakan yang
kandungan nutrisinya rendah maka pertumbuhanya terhambat bahkan
ikan timbul gejala-gejala tertentu yang disebut kekurangan gizi
(Malnutrition) (Ghufron, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pakan ikan (pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus), Alasan peneliti menggunakan pakan pelet dengan pakan alami
sendiri yaitu ingin melihat apakah ada perbandingan pakan ikan (pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan ikan lele (Clarias
gariepinus). Hal ini dikarenakan bahan dari pakan ikan (pelet) dengan
pakan alami merupakan bahan yang sudah ada dan mudah didapatkan.
Untuk melihat lebih lanjut perbandingan pakan ikan (Pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus), maerlu dilakukan suatu percobaan dengan memberikan
perlakuan dalam percobaan rancangan acak lengkap (RAL).
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1) HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian dilapangan peneliti memperoleh hasil
percobaan terhadap perbandingan pakan ikan (pelet) dengan pakan
alami terhadap pertumbuhan bobot badan Ikan Lele (Clarias
gariepinus), Di Kerambah Aurduri Kota Jambi. Berikut dibawah ini
data hasil percobaan peneliti tentang perbandingan pakan ikan (pelet)
dengan pakan alami terhadap pertumbuhan bobot badan Ikan Lele
(Clarias gariepinus) yaitu sebegai berikut:
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan data pertumbuhan yang diperoleh selama kurang
lebih dua bulan peneliti telah melakukan percobaan dengan
menggunakan RAL. Yaitu peneliti menggunakan 2 pelakuan. dari
kedua perlakuan memiliki beberapa kecenderungan. Pertumbuhan berat
benih ikan lele dumbo (Clariias grapienus) (cm), dan panjang ikan
Lele Dumbo (cm). Berikut ini Grafik rata-rata berat ikan Lele Dumbo
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Pertambahan Bobot Ikan Lele Dumbo Terhadap
Pemberian Pakan Pada Fase Awal Perlakuan.
Perlakuan Bobot
Awal
(gram
)
Min
ggu
ke 1
(gr)
Ming
gu
ke 2
(gr)
Ming
gu
ke 3
(gr)
Ming
gu
ke4
(gr)
Ming
gu
ke 5
(gr)
Ming
gu
ke 6
(gr)
Tot
al
Rata-
rata
Kolam A,B
(Pakan Pelet)
300 310 330 360 480 490 510 27
80
397,1
Kolam.C,D
(Alami)
300 350 370 400 420 520 550 29
10
415,7
Berdasarkan dari hasil tabel 4.2 Pertambahan Bobot Ikan Lele
Dumbo Terhadap Pemberian Pakan Pada Fase Awal Perlakuan. Dapat
dilihat dalam bobot awal ikan Lele Dumbo yang sama-sama 300grm
dimasukan kedalam kolam A dan B, dengan pemberian pakan yang
berbeda yaitu berupa pakan pelet.dengan pertambahan dri minggu ke
minggu dapat dilihat dari hasil tabel diatas. Hingga mencapai total
27,80 dan bobot keseluruhan ikan yang diberikan pakan pelet yaitu
397,1grm.
Sedangkan untuk pada perlakuan fase awal, dalam kolam C dan
D yang pada awalnya diberikan juga sama dengan berat awal 300grm
Ikan Lele Dumbo. Namun hanya berbeda dalam bentuk pakan nya
saja, dimana kolam C dan D diberikan pakan alami berupa pakan yang
sudah tersedia didalam kolam (jentik nyamuk, cacing darah, dan larva)
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari hasil tabel 4.2 diatas dapat dilihat peningkatan pertambahan dri
minggu ke minggu bobot badan ikan Lele Dumbo. Hingga mencapai
total 29,10 dan bobot keseluruhan ikan yang diberikan pakan pelet
yaitu 145,7grm.
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Berat Badan Ikan Lele Dumbo (Clariias
grapienus)
Dari hasil deskripsi statistik di atas, untuk berat benih ikan Lele
Dumbo (Clariias grapienus) yang diberikan pakan alternatif (jenis
deduanan) berat keseluruhan sebanyak 2910 gram, rata-rata berat terhadap
pakan alami 415,7 gram. Sedangkan untuk berat ikan Lele Dumbo yang
diberikan pakan pelet berat keseluruhan sebanyak 2780 gram, rata-rata
berat keseluruhan 291,0 gram.
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata berat badan
ikan lele dumbo terhadap fase awal perlakuan pemberian pakan alami dan pakan
pelet. pemberian pakan 5% dari biomassa ikan Lele Dumbo, terdapat pengaruh
pakan alami yang tidak berbeda nyata dengan pakan pelet. selisih total bobot
ikan Lele Dumbo sekisar 20 gram.
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6
minggu
pakan pelet A dan B
Pakan Alami C dan D
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.3 Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Dumbo Terhadap
Pemberian Pakan.
Perlaku
an
Panj
ang
(cm)
Min
ggu
ke 1
Mingg
u
ke 2
Mingg
u
ke 3
Ming
gu
ke 4
Mingg
u
ke 5
Ming
gu ke
6
Total Rata –
rata
Pakan
Pelet
Kolam
A
29 30 32 33 34 35 36 229 38,1
Pakan
Pelet
Kolam
B
29 31 32 33 36 36 37 234 39
Pakan
Alami
Kolam
C
29 33 34 35 36 37 38 244 40,1
Pakan
Alami
Kolam
D
29 33 35 35 36 38 39 245 40,8
Berdasarkan hasil deskripsi statistik tabel diatas, untuk panjang ikan
Lele Dumbo yang diberikan pakan alami didapatkan panjang keseluruhan
yaitu 245 cm, rata-rata panjang keseluruhan 40,8 cm. Untuk panjang ikan Lele
Dumbo yang diberikan pakan pelet panjang keseluruhan ikan 232 cm, rata-rata
panjang keseluruhan ikan 38,7 cm.
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari panjang
tubuh ikan lele dumbo pada dua perlakuan. setelah dilakukan pengukuran
maka diketahui perbedaan panjang dari masing-masing perlakuan, yaitu
panjang tubuh ikan lele dumbo yang paling panjang adalah pada perlakuan
pemberian pakan alami berupa pakan yang sudah ada tersedia didalam
kolam, seperti larva, cacing darah yang ada dipermukaan dasar kolam,
dedaunan,jentik, dan alga.
Sedangkan data berat ikan lele dumbo yang terdiri dari dua
perlakuan ditemukan juga perbedaan. Hal ini diperkuat dengan hasil uji
statisik yang menunjukkan F hit> Fdaf (pada taraf signifikasi 5%) yang
berarti hipotesis " bagaimana pengaruh pada salah sau perlakuan (B)
terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo dari pada perlakuan (A)" diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ( pada taraf signifikasi 5%) " ada
perbedaan nyata berat ikan lele dumbo dari 2 perlakuan dan 3 kali ulangan
tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan pada masing-masing
pemberian pakan. Begitu juga pada ukuran diameter tubuh ikan lele
dumbo sudah jelas terlihat perbedaan ukuran dari 2 perlakuan yang
diberikan dan perlakuan yang berpengaruh besar yaitu perlakuan B atau
pemberian pakan alami.
Gambar 4.2 Kolam Ikan Lele Dumbo (dokumentasi pribadi).
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pertumbuhan adalah perubahan bentuk dalam hal panjang, bobot
maupun isi sesuai dengan perubahan waktu. Kualitas air yang optimal
merupakan salah satu syarat dalam kegiatan pendederan, khususnya benih
ikan lele dumbo. Kualitas air dalam wadah pemeliharaan harus tetap
terkontrol agar dapat menghasilkan pertumbuhan benih ikan lele yang
optimal. Namun peristiwa fluktuasi kualitas air yang ekstrim dalam wadah
terkontrol pun dapat mempengaruhi kinerja pertumbuhan. Parameter
kualitas air aktual yang teramati pada penelitian ini antara lain suhu,
oksigen terlarut, dan pH air yang merupakan dasar parameter yang sering
diaplikasikan pembudidaya pada umumnya. Adapun parameter lainnya
yang dapat digunakan dalam monitoring kualitas air pendederan ikan lele
antara lain, seperti total amoniak terlarut (TAN), kesadahan, dan
alkalinitas.
Perbedaan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kandungan
nutrisi pakan yang diberikan pada ikan lele. Dari pemberian pakan alami
tersebutlah akan mempengaruhi pertumbuhan ikan lele dumbo yang
berbeda sehingga akan terlihat pertumbuhan yang paling baik dari
perlakuan pemberian pakan pelet yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.3 Gambar pemberian pakan alami pada kolam ikan Lele
Dumbo(dokumentasi pribadi)
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam pertumbuhan ikan
lele dumbo. selain makanan pertumbuhan ikan lele dumbo juga dapat
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dipengaruhi dengan perubahan suhu, kandungan oksigen, pH, atau sifat air
yang lain akan sangat mudah menyebabkan ikan stres. Hal yang terpenting
dalam pertumbuhan ikan lele dumbo adalah kebutuhan pakan dalam setiap
harinya. Menurut Najiyanti (1992:29) menyatakan bahwa ikan lele dumbo
membutuhkan makanan 3-5% dari berat lele keseluruhan.
Berdasarkan proses penelitian, kedua perlakuan mendapatkan
jenis ikan lele yang sama, dan ukuran yang sama. Dari kedua perlakuan
diberikan ikan yang sama, perlakuan pertama yang disimbolkan dengan
pakan (A) yaitu perlakuan yang diberikan pakan pellet sedangkan
perlakuan kedua disimbolkan dengan (B) diberikan pakan buatan sendiri.
Gambar 4.4 Clarias gariepinus ( Dokumentasi Pribadi)
Memiliki panjang seluruhnya ± 20-27 cm, panjang standar ± 17,5- 23
cm, panjang predorsal± 4,2-6,8 cm, panjang penducle ekor ± 3,5-5,5 cm,
panjang dasar sirip punggung ± 1,2-1,5 cm, tinggi badan ± 3-3,5 cm, memiliki ±
48 jari-jari sirip punggung, jumlah jari-jari sirip ekor ±15-18, ±35 sirip dubur,
jumlah jari-jari sirip dada ±5, sedangkan jumlah jari-jari sirip perut ± 11,
panjang kepala ± 4-6 cm, lebar mata relatif kecil yaitu 0,2-0,5 cm, panjang
hidung ±0,3 -2,5 cm, panjang bagian kepala dibelakang mata ± 2,8- 5 cm, tinggi
bawah mata ±0,1-0,6 cm, panjang kumis ± 4- 7 cm, tinggi kepala ±1-2,5 cm, dan
panjang mulutnya ± 2-3,2 cm.
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penelitian perbandingan pemberian pakan alami dengan pakan pelet
terhadap pertambahan bobot Lele Dumbo (Clariias Grapienus).
Dimana benih ikan lele berjumlah 8 ekor. Masing-masing ikan diletakkan
di kolam A,B,C dan kolam D. Selama 2 bulan dilakukan penelitian terdapat
perbedaan pertambahan bobot ikan lele pada kolam A,B,C dan kolam D. Ikan di
kolam C dan D berat bobot nya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang ada
dikolam A dan B. Akan tetapi perbedaan berat nya tidak beda nyata. Selisih berat
ikan tersebut 20 gram.
Tabel 4.5 Gambar ikan Lele Dumbo setelah masa panen (dokuemntasi
pribadi).
Pada penelitian ini terdapat perbedaan pertumbuhan pada perlakuan kedua
perlakuan. pertumbuhan ikan lele pada perlakuan kolam A dan B sangat lambat
dibandingkan dengan perlakuan kolam ikan C dan D. Hal itu disebabkan karena
kurangnya nutrisi yang terdapat pada pelet dibandingkan dengan pakan alami
sendiri berupa pakan yang sudah ada tersedia didalam kolam, seperti larva, cacing
darah yang ada dipermukaan dasar kolam, dedaunan,jentik, dan alga. "pakan yang
kandungan energinya atau karbohidratnya kurang akan menyebabkan ikan
menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi, sehingga bagian protein
yang digunakan untuk pertumbuhan menjadi berkurang". Oleh sebab itu
pertumbuhan ikan lele dumbo pada perlakuan yang diberikan pakan pelet
mengalami lambat dalam pertumbuhannya.
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Faktor yang utama dalam penelitian ini yaitu berupa nutrisi yang berasal
dari pakan alami pakan yang sudah ada tersedia didalam kolam, seperti larva,
cacing darah yang ada dipermukaan dasar kolam, dedaunan,jentik, dan alga.
Masing-masing pakan alami ini memiliki kandungan protein, karbohidrat,
serta lemak yang cukup akan memberikan pengaruh pertambahan bobot ikan lele
dumbo dalam penelitian ini karena sumber protein untuk pertumbuhan tidak
berkurang untuk menutupi kekurangan nutrisi lain. Berdasarkan analisis hasil
penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ikan Lele Dumbo (Clariias
Grapienus) yang diberi pakan alami pakan yang sudah ada tersedia didalam
kolam, seperti larva, cacing darah yang ada dipermukaan dasar kolam,
dedaunan,jentik, dan alga. Lebih baik dari pada pakan pellet.
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian selama 1 bulan. Dengan menggunakan
pakan alami terhadap pertambahan bobot ikan lele dumbo didapatkan rata-rata
berat pada kolam A,B dengan diberikan pakan pelet sebanyak 397,1 gram,
Sedangkan hasil penelitian menggunakan pakan alami pada kolam C,D
didapatkan rata-rata berat 415,7 gram.
Jadi berdasarkan hasil rata-rata berat pada dua pakan tersebut.
Didapatkan hasil yang tidak beda nyata antara masing-masing pakan. Akan
tetapi, disini pakan alami lebih unggul sedikit terhadap pertambahan bobot
lele. Walaupun selisih nya tidak jauh tipis dibandingkan pakan pellet. Hal ini
terjadi karena pakan alami terdapat protein yang tidak dimiliki oleh pakan
pelet. Pakan alami berdasarkan nilai ekonomisnya jauh lebih murah
dibandingkan dengan pakan pellet ini dikarenakan pakan alami terdiri dari
pakan yang sudah ada tersedia didalam kolam, seperti larva, cacing darah
yang ada dipermukaan dasar kolam, dedaunan, jentik, dan alga.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap
ada penelitian lebih lanjut dengan kandungan gizi pakan yang bermutu dan
mengandung banyak protein untuk mendapatkan hasil yang baik yang lebih
maksimal sehingga penggunaan pemberian pakan alami yang sudah ada lebih
meningkatkan pertambahan bobot yang maksimal lagi. Selain itu, peneliti
juga berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau literatur dalam
proses pembelajaran Biologi mata kuliah Biologi Terapan di Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
49
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1981) Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta : Depok Ri
Afrianto Eddy dan Evi Liviawaty. (1988). Beberapa Metode Budidaya Ikan.
Yogyakarta : Kanisius
Ahmad Mujiman. (1987). Makanan Ikan. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
Ahmad Wiyono & Puspita RM (2014) Budidaya Ikan Cepat Panen. Jakarta: Infra
group
Bambang Cahyono. (2000). Budidaya Ikan Air Tawar.Yogyakarta : Kanisius
Badan Riset Kelautan Dan Perikanan (2004) : Institut Teknologi, Surabaya
Djarijah, A.S. (2001). Budidaya Ikan Lele. Yogyakarta : Kanisius
Khairuman dan Dodi Sudenda. (2002). Budidaya Ikan Lele Secara Intensif. Jakarta:
PT.Agromedia Pustaka
Khairuman dan Khairul Amri. (2012). Budidaya Lele di Kolam Tanah. Jakarta:
PT.Agromedia Pustaka
Novita Mardhia Aggraeni Dan Nurlita Abdulgani (2012), Pengaruh Pemberian
Pakan Alami Dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu
(Oxyeleostris Marmorata) Pada Skala Laboratorium. : Institut Teknologi,
Surabaya
Puspa Kusumastuti (2017), Perbandingan Variasi Konsentrasi Pelet Bulu Ayam
Sebagai Sumber Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Rinda ulfah likandi. (2014). Pertumbuhan (Growth). : Insitut Pertanian Bogor
Tim Penyusun, (2017) Pedoman Penulisan Panduan Skripsi. Jambi UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Vita Yanuar (2017), Perbanding Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap
Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang Dan Kualitas Air Di
Akuarium Pemeliharaan. : Fakultas Pertanian Universitas Anta Kusuma
Kalimantan Tengah
50
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/Uji-Perbandingan.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/223937-pengaruh-pemberian-jenis-
pakan-yang-berb.pdf
51
Lampiran 1 Data Hasil Percobaan
Tabel 1 Pertambahan Bobot Ikan Lele Dumbo Terhadap Pemberian Pakan Pada Fase Awal
Perlakuan.
Perlakuan Bobot
Awal
(gram
)
Min
ggu
ke 1
(gr)
Ming
gu
ke 2
(gr)
Ming
gu
ke 3
(gr)
Ming
gu
ke4
(gr)
Ming
gu
ke 5
(gr)
Ming
gu
ke 6
(gr)
Tot
al
Rata-
rata
Kolam A,B
(Pakan Pelet)
300 310 330 360 480 490 510 27
80
397,1
Kolam.C,D
(Alami)
300 350 370 400 420 520 550 29
10
415,7
Tabel 2
Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Dumbo Terhadap Pemberian Pakan.
Perlaku
an
Panj
ang
(cm)
Min
ggu
ke 1
Mingg
u
ke 2
Mingg
u
ke 3
Ming
gu
ke 4
Mingg
u
ke 5
Ming
gu ke
6
Total Rata –
rata
Pakan
Pelet
Kolam
A
29 30 32 33 34 35 36 229 38,1
Pakan
Pelet
Kolam
B
29 31 32 33 36 36 37 234 39
Pakan
Alami
Kolam
C
29 33 34 35 36 37 38 244 40,1
Pakan 29 33 35 35 36 38 39 245 40,8
52
Alami
Kolam
D
53
Lampiran 2 Perhitungan
1. Uji Statistik Pertambahan Bobot Ikan Dengan Menggunakan Pakan Pelet pada
kolam (A,B dan C,D)
FK =
=
= 187690,0
JK Total =Yij2 – Fk
= (3002 +330
2+350
2+380
2+400
2+480
2+500) – 187690,0
= 918510
JK Perlakuan =
− Fk
=
JK Galat = Jk Total
= 91851,0 1063,67
=90,33
KT Perlakuan =
=
= 531,835
KT Galat =
=
=22,5825
F Hitung =
=
54
=23,3%
2. Uji Statistik Pertambahan Bobot Ikan Dengan Menggunakan Pakan alami (B)
FK =
=
= 187690,0
JK Total =Yij2 – Fk
= (3002 +330
2+350
2+380
2+400
2+480
2+500) – 187690,0
= 918510
JK Perlakuan =
− Fk
=
JK Galat = Jk Total
= 91851,0 1063,67
=90,33
KT Perlakuan =
=
= 531,835
KT Galat =
=
=22,5825
F Hitung =
=
=23,3%
Untuk mengetahui pertambahan bobot ikan lele (Clarias grapienus), dengan menggunakan
pakan pabrik di hitung dengan rumus sebagai berikut:
55
B = Wt – Wo
= 391,4 – 300
B = 91,4 gr
Ket:
B = Pertambahan biomassa mutlak ikan uji (gr)
Wt= Biomassa ikan uji pada akhir percobaan (gr)
Wo: Biomassa ikan uji pada awal percobaan (gr)
Pertambahan bobot ikan lele (Pangasius sp), dengan menggunakan pakan alami di hitung
dengan rumus sebagai berikut:
B = Wt – Wo
= 415,7 – 300
B = 115,7 gr
Ket:
B = Pertambahan biomassa mutlak ikan uji (gr)
Wt= Biomassa ikan uji pada akhir percobaan (gr)
Wo: Biomassa ikan uji pada awal percobaan (gr)
56
Lampiran Dokumentasi Penelitian di Lapangan
1.Letak kolam ikan lele milik Bapaak Ridho Dikerambah Aurduri.
(Dokumentasi pribadi).
2. Jenis pelet yang digunakan pada kolam A dan B.
57
(Dokumentasi pribadi)
3. Pengukuran badan ikan lele pada awal menaburan benih. dikolam A,B Pelet,
dan dikolam C,D pakan alami (Dokumentasi pribadi).
58
4. Pengukuran badan ikan lele pada awal menaburan benih. dikolam A,B
Pelet, dan dikolam C,D pakan alami setelah masa panen.(dokumentasi
pribadi).
5. Peralatan yang digunakan untuk mengukur pertambahan badan ikan lele
dan bobot badan ikan lele pada kolam A,B Pelet, dan dikolam C,D
pakan alami setelah masa panen.(dokumentasi pribadi).
6. Perbandingan panjang badan dan bobot badan ikan lele pada kolam A,B
Pelet, dan dikolam C,D pakan alami setelah masa
panen.(dokumentasi pribadi).
top related