PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …distanbun.jatengprov.go.id/.../0e0f4-pengembangan-tanaman-karet-(apbn-p-2015).pdfDi masa depan, permintaan akan karet alam dan karet
Post on 26-Dec-2019
9 Views
Preview:
Transcript
PENINGKATAN PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS
TANAMAN TAHUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNANKEMENTERIAN PERTANIANMARET 2015
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KARETTAHUN 2015
(REVISI)
KATA PENGANTAR
Dengan maksud terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan karet dengan dukungan APBN 2015 dan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah, telah diterbitkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015. Dengan terbitnya DIPA APBN-P 2015, maka dilakukan revisi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 dimaksud.
Materi Pedoman Teknis dimaksud memuat pelaksanaan kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman Karet Rakyat dengan dukungan APBN dan APBN-P tahun 2015.
Dalam rangka tertib teknis dan administratif, selanjutnya pedoman ini perlu dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat Kabupaten/Kota.
Jakarta, 9 Maret 2015
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN iii
I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sasaran Nasional 4
C. Tujuan 5
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan 5
B. Spesifikasi Teknis 8
III. PELAKSANAAN KEGIATAN 9 A. Ruang Lingkup 9 B. Pelaksana Kegiatan 9 C. Lokasi, Jenis dan Volume 13 D. Simpul Kritis 13
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
14
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
16
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
17
VII. PEMBIAYAAN 19
VIII. PENUTUP 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Peremajaan
Tanaman Karet Tahun 2015 ….. 21
Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Perluasan
Tanaman Karet di Wilayah
Spesifik Tahun 2015……………… 24
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Peremajaan Tanaman Karet Tahun 2015 (APBN-P) ........................ 25
Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Peremajaan Tanaman Karet Tahun 2015 (APBN-P) .......................... 27
Lampiran 5. Monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan tanaman karet rakyat. ............................. 28
Hal
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditi andalan ekspor dan bahan baku industri berperan strategis bagi Indonesia, baik dalam dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan.
Perkebunan karet Indonesia terluas di dunia. Pada tahun 2013, luasnya mencapai 3,6 juta Ha. Dari total perkebunan karet tersebut, seluas 3 juta Ha atau 85% merupakan Perkebunan Rakyat (PR). Penyerapan tenaga kerja lebih dari 2,3 juta tenaga kerja yang tersebar ke 25 propinsi, dengan luasan terbesar di Sumatera Utara, kemudian diikuti oleh Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat.
Indonesia dengan produksi sebesar 3,1 juta ton merupakan negara produsen karet alam terbesar ke-2 di dunia. Dengan produksi tersebut, ekspornya mencapai sebesar 2,4 juta Ton, dengan nilai US $ 7.86 juta. Tujuan ekspornya adalah USA, Cina, Jepang, Brazil, Turki, Kanada, India, German, Belgia, Prancis, Singapura, Thailand, Netherland, Argentina, Inggris, dll
Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang mampu memberikan manfaat dalam pelestarian lingkungan, terutama dalam hal
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
2
penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan, tanaman karet merupakan sumber kayu yang potensial yang dapat mensubtitusi kebutuhan kayu hutan alam yang dari tahun ke tahun ketersediaannya semakin menurun.
Di masa depan, permintaan akan karet alam dan karet sintetik masih cukup signifikan, karena didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban yang berbahan baku karet sintetik dan karet alam.
Dibalik peran strategis dimaksud, perkebunan karet Indonesia masih mengalami berbagai tantangan, antara lain: dari total perkebunan karet Indonesia seluas 3,6 juta Ha, seluas 63 ribu Ha (2%) merupakan Tanaman Tidak Menghasilkan/ Tanaman Rusak (TTM/TR), yang perlu diremajakan. Disamping itu, sebagian Perkebunan rakyat menggunakan benih asalan, yang juga perlu diremajakan.
Rata-rata produktivitas, khususnya perkebunan rakyat sebesar 1 ton/ha/tahun atau 40 % dari potensi produktivitas karet sebesar 2,5 ton/Ha/tahun. Produktivitas Perkebunan Rakyat di bawah potensinya, karena penerapan paket teknologi baku tidak terjangkau oleh petani.
Disamping itu, perkebunan rakyat karet juga mengalami tantangan seperti luas lahan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
3
petani terbatas, tuntutan kebutuhan terus meningkat, penyadapan tidak sesuai baku teknis, merupakan usaha monokultur yang rawan terhadap penurunan harga, kebutuhan pangan di wilayah perkebunan karet didatangkan dari luar wilayah, teknologi konvensional (penggunaan pupuk anorganik & pestisida) tidak ramah lingkungan, infrastruktur belum memadai (jalan, pelabuhan).
Berkenaan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani, setiap tahun dilakukan kegiatan peremajaan perkebunan rakyat melalui dana APBN, yang sifatnya menjadi percontohan dan stimulan, dengan harapan timbul gerakan secara swadaya. Dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan pendapatan petani di wilayah khusus, juga dilakukan kegiatan perluasan perkebunan rakyat karet di wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin dan tertinggal.
Sebagai kelanjutan dan peningkatan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2015melalui dana APBN dan APBN-P akan dilsanakan kegiatan peremajaan dan perluasan karet. Untuk acuan semua pemangku kepentingan, khususnya petugas, maka dipandang perlu
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
4
disusun Pedoman Teknis Pengembangan Karet.
B. Sasaran Nasional
Pengembangan perkebunan karet, sejatinya adalah pengembangan perkebunan rakyat, yang luasnya sekitar 85% total luas areal perkebunan karet di Indonesia. Usahanya umumnya monokultur, sehingga rawan terhadap penurunan harga. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani perlu dilakukan usaha diversifikasi integratif berbasis karet.
Untuk kegiatan peremajaan dan perluasan, pada waktu Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dapat dilakukan pengembangan tanaman tumpangsari pangan dan pada waktu Tanaman Menghasilkan (TM), perlu dicari tanaman-tanaman yang tahan naungan.
Dalam rangka memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan tumpangsari pangan/hortikultura/tanaman perkebunan lainnya, baik pada waktu TBM maupun TM, dipandang strategis untuk dilakukan perubahan jarak tanam.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
5
C. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan karet tahun 2015 yaitu: 1. Percepatan peremajaan karet rakyat
didaerah sentra-sentra produksi dan pelaksanaan perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin/tertinggal;
2. Penggunaan klon unggul untuk peningkatan produksi dan produktivitas karet rakyat;
3. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan karet rakyat rakyat, memperluas kesempatan dan peluang kerja;
4. Menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
6
pengembangan Pertanian di Kabupaten/ Kota;
2. Daerah sasaran kegiatan pengembangan karet : a. Daerah sasaran peremajaan karet
rakyat adalah daerah sentra produksi karet, yang diutamakan pada kondisi:
Tanaman tua/rusak/ tidak menggunakan bahan tanaman unggul.
Tingkat kerusakan bidang sadap minimal 60%.
Produksi per ha dibawah batas minimum nilai ekonomis;
Kerapatan tanaman kurang dari 100 pohon/ha atau melebihi 800 pohon/ha.
b. Daerah sasaran perluasan karet adalah daerah-daerah yang secara agroklimat sesuai untuk pengembangan karet, diutamakan di wilayah wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin/tertinggal;
c. Proses seleksi kelompok sasaran dan calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk Provinsi, jika Kegiatan merupakan TP Propinsi, sedangkan jika kegiatan merupakan TP Kabupaten/kota, dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk Kabupaten/Kota,
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
7
yang dilakukan secara terbuka, ditetapkan secara musyawarah atas dasar kepentingan pengembangan usaha pertanian di daerah dan usulan dari masyarakat;
d. Untuk TP Provinsi, Calon Petani (CP) yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi setempat, sedangkan untuk TP Kabupaten/Kota, Calon Petani (CP) yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten/ Kota setempat;
e. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik petani, yang tidak dalam sengketa dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat;
Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada;
Pelaksanaan kegiatan diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat;
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
8
Paket bantuan dalam bentuk benih siap salur, sarana dan prasarana produksi.
3. Paket bantuan merupakan hibah, yang pelaksanaannya mengacu kepada peraturan perundangan
B. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis benih karet yang digunakan sebagai berikut:
1. Berasal dari benih bina, yaitu benih yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian, dengan klon anjuran yaitu IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, PB 340 (klon penghasil lateks) dan IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, IRR 119, RRIC 100 (klon penghasil lateks-kayu), dengan memperhatikan kondisi agroekosistem daerah setempat;
2. Menggunakan polybag sesuai ketentuan teknis;
3. Merupakan benih okulasi (bukan seedling) dan telah disertifikasi.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pengembangan karet meliputi peremajaan karet rakyat, perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik bencana alam, daerah teringgal/miskin meliputi identifikasi, seleksi dan penetapan calon lokasi, calon lahan dan calon kelompok tani/petani, pemberdayaan petani/kelembagaannya, pengawalan dan pendampingan, Monotoring, evaluasi dan pelaporan yang disusun secara spesifik lokasi.
B. Pelaksana Kegiatan
1. Kegiatan Pusat
Pelaksanaan kegiatan peremajaan dan perluasan karet rakyat di Pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan), meliputi :
a. Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan tanaman karet;
b. Melakukan Sosialisasi kegiatan bersama Dinas Propinsi dan Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan;
c. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan;
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
10
d. Melakukan pemantauan, monitoring dan pengendalian kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan;
e. Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan.
2. Kegiatan Provinsi
a. Menetapkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan;
b. Menjabarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah;
c. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama –sama Dinas Kabupaten yang membidangi Perkebunan;
d. Jika Kegiatan merupakan TP propinsi: maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Propinsi atau Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan;
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
11
e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan Pengembangan Tanaman Karet secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan.
3. Kegiatan Kabupaten
a. Menjabarkan Pedoman Teknis kedalam Petunjuk Teknis (Juknis);
b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi;
c. Jika Kegiatan merupakan TP Kabupaten : maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan;
d. Membuat dan melaporkan hasil kegiatan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Karet secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah ditetapkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
12
4. Kelompok Tani
a. Persiapan lahan seperti pembersihan lahan dan penyiapan lubang tanam;
b. Penetapan waktu tanaman yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah;
c. Penanaman dan Pemeliharan tanaman karet;
d. Melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiatan peremajaan dan perluasan karet yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan.
5. Metode Pelaksanaan
a. Peremajaan
Kegiatan Peremajaan tanaman karet merupakan penanaman kembali pada areal tanaman yang sudah ada dengan kondisi tanaman tua dan tidak ekonomis;
Menerapkan inovasi teknologi terkini.
b. Perluasan Perluasan tanaman dilakukan dengan :
Menanam tanaman pada lahan kosong, lahan bukaan baru yang sesuai untuk pengembangan tanaman karet;
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
13
Menerapkan inovasi teknologi terkini, dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing;
Lokasi pada daerah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin/tertinggal dan sebagai konservasi lahan pada daerah-daerah tertentu.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
1. Peremajaan karet rakyat tahun 2015, dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan bantuan berupa benih siap tanam dan sarana prasarana lainnya dengan luasan masing-masing seperti pada Lampiran1;
2. Perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik dan bencana alam tahun 2015, dengan bantuan benih siap tanaman dan sarana prasarana produksi lainnya, dilaksanakan di 7 Provinsi dan 17 Kabupaten/Kota (Lampiran 2).
D. Simpul kritis
1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
14
2. Pemilihan lokasi/CPCL diusahakan lokasi yang mudah dijangkau dan di monitor oleh petugas, sehingga memudahkan pengadaan dan penyaluran bahan tanaman dan sarana prasarana produksi serta evaluasi kegiatan ke daerah tersebut.
3. Ketepatan bahan tanaman (benih karet) yang disalurkan merupakan klon unggul, dengan pertimbangan bahwa benih merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan kegiatan pengembangan tanaman karet;
4. Ketepatan waktu pengadaan dan penyaluran bahan tanaman serta sarana dan prasarana produksi lainnya untuk pengembangan tanaman tahunan, sehingga tidak menyebabkan keterlambatan.
5. Teknologi budidaya yang akan diterapkan harus sesuai dengan baku teknis serta kondisi di lapangan.
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan karet dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
15
1. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Provinsi (TP. Provinsi) atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermutu bersertifikat siap tanam serta sarana dan prasarana.
2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya juncto Perpres 70 beserta perubahannya.
3. Kontrak pengadaan benih dan sarana dan prasarana tersebut telah ditandatangani paling lambat akhir triwulan I tahun 2015.
4. Penyaluran benih siap tanam dan atau sarana prasarana lainnya kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2015, dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
16
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
1. Pembinaan
Pembinaan dalam kegiatan pengembangan karet dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok tani/gapoktan penerima bantuan mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan yang bersumber dari APBD.
2. Pengendalian Pengendalian kegiatan Pengembangan Karet Rakyat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (tidak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, pengendalian dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan.
3. Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan Pengembangan Karet Rakyat tidak hanya menyediakan bantuan benih, namun termasuk bimbingan dan pengawalan/pendampingan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten serta bekerjasama dengan TNI-AD melalui unit teknis seperti Dinas yang membidangi Perkebunan dan Babinsa dilapangan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
17
Bimbingan dan pengawalan/pendampingan meliputi koordinasi antara Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten ke lokasi, pengawalan di tingkat petani secara periodik dan berkesinambungan oleh petugas lapang (sejak penyiapan benih, penanaman hingga pemeliharaan).
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Tanaman Tahunan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:
Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;
Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
18
Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;
Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan;
b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.
c. Laporan akhir kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.
2. Waktu penyampaian laporan:
a. Laporan monitoring dan evaluasi dibuat per bulan dengan ketentuan:
Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
19
b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan;
c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015.
VII. PEMBIAYAAN
Kegiatan Pengembangan Karet Rakyat Tahun anggaran 2015 dibiayai, melalui anggaran APBN dan APBN-Perubahan melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi atau Kabupaten.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
20
VIII. PENUTUP
Dengan terlaksananya kegiatan Pengembangan tanaman Karet Rakyat, diharapkan dapat mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan peremajaan karet, meningkatkan kesejahteraan petani, tumbuhnya ekonomi wilayah, serta menjaga wilayah perbatasan.
Jakarta, Maret 2015 Direktur Jenderal Perkebunan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
21
Lampiran 1. Lokasi Pelaksanaan Peremajaan Karet Rakyat Tahun 2015
PROVINSI KABUPATEN VOLUME
1 ACEH 1 Singkil 50 Ha
2 Aceh Utara 100 Ha
3 Aceh Timur 100 Ha
4 Nagan Raya 100 Ha
5 Kota langsa 50 Ha
6 Aceh Jaya 50 Ha
2 SUMUT 7 Simalungun 100 Ha
8 Labuhan Batu 100 Ha
3 SUMBAR 9 Dharmasraya 150 Ha
10 Sijunjung 150 Ha
11 Pasaman 150 Ha
12 Pesisir Selatan 125 Ha
13 Pasaman barat 100 Ha
14 Solok Selatan 100 Ha
4 RIAU 15 Pelalawan 150 Ha
16 Rokan Hulu 150 Ha
17 Kuantan Sengingi 150 Ha
18 Rokan Hilir 150 Ha
19 Siak 100 Ha
20 Kampar 150 Ha
21 Meranti 150 Ha
22 Indragiri Hulu 150 Ha
5 JAMBI 23 Batang Hari 200 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
22
24 Bungo 100 Ha
25 Sarolangun 100 Ha
26 Merangin 100 Ha
27 Muaro Jambi 100 Ha
28 Kerinci 100 Ha
29 Tebo 100 Ha
6 SUMSEL 30 Banyuasin 100 Ha
31 OKU 100 Ha
32 Musi Rawas 150 Ha
33 Ogan Komering Ilir 100 Ha
34 Kota Prabumulih 59 Ha
35 Penukal Abab Pematang Timur
100 Ha
37 OKU Timur 100 Ha
7 BENGKULU 39 Bengkulu Utara 100 Ha
40 Seluma 100 Ha
41 Bengkulu Tengah 200 Ha
8 KEPRI 42 Bintan 100 Ha
43 Lingga 100 Ha
44 Karimun 100 Ha
9 BABEL 45 Bangka 100 Ha
46 Bangka Tengah 100 Ha
47 Bangka Barat 100 Ha
48 Belitung 100 Ha
10 LAMPUNG 49 Mesuji 150 Ha
11 BANTEN 50 Pandeglang 200 Ha
51 Lebak 200 Ha
12 JABAR 52 Cianjur 150 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
23
53 Garut 150 Ha
54 Bandung Barat 100 Ha
14 KALBAR 55 Ketapang 100 Ha
57 Kota Singkawang 100 Ha
58 Melawi 100 Ha
59 Bengkayang 200 Ha
60 Sanggau 200 Ha
61 Kapuas Hulu 400 Ha
62 Sekadau 100 Ha
63 Kayong Utara 100 Ha
15 KALSEL 64 Tanah Bumbu 200 Ha
65 Hulu Sungai Selatan 100 Ha
66 Banjar 150 Ha
67 Hulu Sungai Tengah 200 Ha
68 Tabalong 200 Ha
69 Tapin 100 Ha
16 KALTIM 70 Kutai Barat 75 Ha
17 KALTENG 71 Kobar 150 Ha
Jumlah 8.609 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
24
Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Perluasan Tanaman Karet Rakyat di Wilayah Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam Tahun 2015
PROVINSI KABUPATEN VOLUME
1 ACEH 1 Semeulue 150 Ha
2 Bireun 200 Ha
3 Subusssalam 150 Ha
2 BENGKULU 4 Kaur 150 Ha
3 KEPRI 5 Natuna 200 Ha
4 KALBAR 6 Sintang 150 Ha
7 Sambas 150 Ha
5 KALTIM 8 Kutai Barat 100 Ha
6 KALTARA 9 Malinau 100 Ha
10 Bulungan 100 Ha
7 KALTENG 11 Kapuas 150 Ha
12 Pulang Pisau 100 Ha
13 Barito utara 150 Ha
14 Gunung Mas 100 Ha
15 Kota waringin Timur 100 Ha
16 Barito Timur 100 Ha
Jumlah 2.150 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
25
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Peremajaan Karet Tahun 2015 (APBN-P)
NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha)
1 Aceh 1 Aceh Jaya 50 Ha
2 Aceh Singkil 50 Ha
3 Nagan Raya 150 Ha
4 Aceh Timur 200 Ha
5 Aceh Utara 200 Ha
2 Sumut 6 Labuhan Batu Utara 100 Ha
7 Batubara 100 Ha
3 Sumbar 8 Pesisir Selatan 75 Ha
9 Pasaman 100 Ha
10 Solok Selatan 100 Ha
11 Sijunjung 150 Ha
12 Pasaman Barata 200 Ha
13 Dharmasraya 350 Ha
4 Riau 14 Inhul 150 Ha
15 Kampar 150 Ha
16 Meranti 150 Ha
17 Pelalawan 150 Ha
18 Rohil 150 Ha
19 Siak 150 Ha
20 Kuantan Sengingi 200 Ha
21 Rohul 250 Ha
5 Sumsel 22 Oku 50 Ha
23 Kota Palembang 100 Ha
24 Ogan Ilir 100 Ha
25 Oku Timur 100 Ha
26 PALI 100 Ha
27 Banyuasin 200 Ha
28 Kota Prabumulih 350 Ha
29 Musi Rawas 350 Ha
30 OKI 421 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
26
6 Babel 31 Bangka 100 Ha
32 Bangka Barat 100 Ha
33 Bangka Tengah 100 Ha
34 Belitung 100 Ha
7 Bengkulu 35 Bengkulu Utara 200 Ha
36 Seluma 200 Ha
8 Jambi 37 Tanjabar 150 Ha
38 Bungo 250 Ha
39 Merangin 300 Ha
40 Muaro Jambi 300 Ha
41 Sarolangun 300 Ha
42 Batanghari 400 Ha
9 Jabar 43 Garut 50 Ha
10 Jateng 44 Cilacap 200 Ha
11 Kalbar 45 Kota Singkawang 50 Ha
46 Sekadau 50 Ha
47 Bengakayang 100 Ha
48 Kayong Utara 100 Ha
49 Melawi 100 Ha
50 sanggau 100 Ha
51 Kapuas Hulu 150 Ha
12 Kalteng 52 Kobar 50 Ha
13 Kalsel 53 Tanah Bumbu 50 Ha
54 Tabalong 65 Ha
55 HST 70 Ha
14 Sulteng 56 Morowali 150 Ha
Jumlah 8.731 Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015
27
Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Perluasan Karet Tahun 2015 (APBN-P)
NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha)
1 Aceh 1 Simeulu 50 Ha
2 Biuren 50 Ha
2 Bengkulu 3 Kaur 50 Ha
3 Kepri 4 Natuna 50 Ha
4 Kalbar 5 Sintang 50 Ha
6 Sambas 50 Ha
5 Kalteng 7 Barito Utara 50 Ha
8 Kapuas 50 Ha
6 Kaltim 9 Kutai Barat 100 Ha
Jumlah
500
Ha
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 28
Lampiran 5. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 2011 Provinsi : Kabupaten : Luas total : ………………… ha Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM DALAM PROSES
SUDAH
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
I.
1.
2.
UMUM
Persiapan : a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan : a. Mengadakan Pengawalan dan
Monev ke kabupaten/kelompok tani. b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat - Laporan Triwulan - ran Akhir
*) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 29
3.
4.
5.
6.
Persiapan : a. Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten
b. Penyusunan Juklak/juknis c. Sosialisasi Kegiatan d. Identifikasi CP/CL
Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev
Pelaporan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 30
II.
PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan: a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang
tender) b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III. REKAPITULASI CP/CL
Nama Kelompok Tani
Kecamatan Desa Jumlah Anggota
(KK) Luas (Ha)
Keterangan
Jumlah
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 31
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN
1. Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ................................... - Asal benih : ................................... - Klon : ................................... - Pemesanan : .................batang, pada tanggal............ - Benih diterima : ..................batang, pada tanggal.............
2. Penanaman
- Jarak tanam : ........m x .......m, populasi dalam 1 Ha : .................batang - Jumlah benih yang ditanaman : .................................. batang - Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ................................. - Benih yang tumbuh : .................. batang, yang mati : ...................... batang - Penyulaman : ............................ batang - Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ............................. - Kondisi tanaman : .....................................................
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 32
V. PERMASALAHAN VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT ...................... , ................... 2011 PELAKSANA EVALUASI (..........................................................)
top related