PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA …eprints.uny.ac.id/51905/1/Nofingatun Munawaroh.pdf · The quantitative dataanalysis used descriptive statistic by ... reading literature text by
Post on 24-Jun-2018
234 Views
Preview:
Transcript
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI SUSTAINED SILENT READING (SSR) DI KELAS V
SD NEGERI SERANG PENGASIH
KABUPATEN KULON PROGO
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Nofingatun Munawaroh
NIM 13108241166
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI SUSTAINED SILENT READING (SSR) DI KELAS V
SD NEGERI SERANG PENGASIH
KABUPATEN KULON PROGO
Oleh
Nofingatun Munawaroh
NIM 13108241166
ABSTRAK
Penelitian ini disusun dengan tujuan: (1) meningkatkan proses pembelajaran
membaca pemahaman melalui Sustained Silent Reading (SSR), dan (2)
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui Sustained Silent
Reading (SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif
antara peneliti dan guru dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 yaitu bulan
Maret-April. Subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri Serang yang terdiri dari
22 siswa. Objek penelitian adalah keterampilan membaca pemahaman.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Data
kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan mencari nilai rata-
rata. Data kualitatif dianalisis deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan data
hasil observasi dan dokumentasi.
Proses pembelajaran membaca pemahaman melalui sustained silent reading
meliputi: (1) membaca teks bacaan dengan sustained silent reading, (2)
mengamati cara membaca dengan sustained silent reading,(3) tanya jawab tentang
isi bacaan, (4) berdiskusi dan mempresentasikan hasil lembar kerja siswa, (5)
reward. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan sustained silent
reading dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan proses
dan keterampilan membaca pemahaman. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pratindakan 46,36%, siklus I
59,54%, dan siklus II 75%. Selain itu, nilai rata-rata keterampilan membaca
pemahaman meningkat dari pratindakan sebesar 60,72 (kategori cukup), nilai rata-
rata pada siklus I sebesar 66,69 (kategori baik), dan nila rata-rata pada siklus II
76,84 (kategori baik).
Kata kunci: membaca pemahaman, sustained silent reading, SD
iii
IMPROVING READING COMPREHENSION SKILL THROUGH
SUSTAINED SILENT READING (SSR) AT FIFTH GRADE SERANG
STATE ELEMENTARY SCHOOL PENGASIH KULON PROGO
DISTRICT
By
Nofingatun Munawaroh
NIM 13108241166
ABSTRACT
Theresearch aims: (1) to improve reading comprehension learning process
through Sustained Silent Reading (SSR), and (2) to improve students reading
comprehension skill through Sustained Silent Readin\g (SSR) at the fifth grade
ofSerang State Elementary School.
This researchwas a collaborative Classroom Action Research (CAR)
between the researcher and the teacher. That used Kemmis and Mc Taggart
Model. The researchconducted in March-April, the second semester of year
2016/2017. The subject of the research was22 students of fifth grade students in
Serang State Elementary School. The object of the research was reading
comprehension skill. The technique used for collecting data were observation,
test, and documentation. The quantitative dataanalysis used descriptive statistic by
calculated the mean score. The qualitative data analysis used descriptive of
qualitative by described observation and documentation data results.
Reading comprehension learning process through Sustained Silent Reading
(SSR) consist of: (1) reading literature text by Sustained Silent Reading (SSR), (2)
observing the reading method by Sustained Silent Reading (SSR), (3) questioning
and answering the literature content, (4) discussing and presenting the students‟
worksheet results, (5) reward. The finding of the research shown that using
Sustained Silent Reading (SSR) in the reading comprehension learning process is
able to improve reading comprehension skill and process. The result proven by
increased of students activity in the learning process 46,36 % before treatment,
cycle I 59,54%, and cycle II 75 %. Besides, the mean score of reading
comprehension skill increased from 60,72 before treatment, mean of cycle I is
66,69, and mean of cycle II is 76,84.
Keywords: reading comprehension, sustained silent reading, elementary school
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Tugas akhir skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Orang tua dan kakak-kakak yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
perhatian, dan dukungan.
2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Nusa, bangsa, dan agama.
viii
MOTTO
Bismillahirrahmanirrahim
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah
menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan
Kami tinggikan bagimu sebutan namamu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu barharap.
(Terjemahan Al-Quran, Surat Al Insyirah ayat 1-8)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Sustained Silent Reading (SSR) di
Kelas V SD Negeri Serang Pengasih Kabupaten Kulon Progo”.Tugas Akhir
Skripsi ini disusun atas bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat sebagai berikut.
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan proses
penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan izin
penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Murtiningsih,M.Pd. yang selalu sabar dalam
membimbing sehingga Tugas Akhir Skripsi ini terselesaikan.
5. Validator instrumen penelitian Tugas Akhir Skripsi, H. Sujati, M.Pd. yang
telah memberikan saran dan masukan perbaikan sehingga penelitian dapat
terlaksana sesuai tujuan.
6. Kepala Sekolah SD Negeri Serang yang telah memberikan izin dan bantuan
dalam pelaksanaan penelitian.
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Membaca Pemahaman .......................................... 9
1. Pengertian Keterampilan Membaca Pemahaman ................................. 9
2. Tujuan Keterampilan Membaca Pemahaman ..................................... 12
3. Proses Keterampilan Membaca Pemahaman ....................................... 14
4. Prinsip-prinsip Keterampilan Membaca Pemahaman .......................... 15
5. Strategi pengajaran Keterampilan Membaca Pemahaman ................... 16
6. Jenis Keterampilan Membaca Pemahaman .......................................... 17
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman ................. 20
B. Hakikat Sustained Silent Reading (SSR) .................................................. 21
1. Kedudukan Sustained Silent Reading(SSR)
dalam Whole Language ........................................................................ 21
2. Sistained Silent Reading (SSR) ............................................................ 24
3. Karakteristik Sustained Silent Reading (SSR) ..................................... 26
4. Tahapan Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui
Sustained Silent Reading (SSR) ........................................................... 27
C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar ............................................. 28
1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ...................................................... 28
2. Karakteristik Siswa Kelas V SD .......................................................... 32
D. Evaluasi Keterampilan Membaca Pemahaman ......................................... 34
1. Pengertian Evaluasi ............................................................................. 34
xii
2. Tes Kompetensi Membaca Pemahaman .............................................. 36
3. Evaluasi Aspek Kognitif Keterampilan Membaca Pemahaman ......... 38
E. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 40
F. Kerangka Pikir .......................................................................................... 41
G. Hipotesis ................................................................................................... 44
H. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 45
B. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian ................................................. 46
C. Setting Penelitian ...................................................................................... 47
D. Desain Penelitian ...................................................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 53
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 59
H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 63
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I...................................................... 63
2. Deskripsi Hasil Peneitian Siklus II ..................................................... 78
B. Pembahasan Penelitian .............................................................................. 94
1. Peningkatan Proses Pembelajaran ....................................................... 94
2. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman ............................. 96
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 102
B. Saran ..................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 105
LAMPIRAN .................................................................................................... 108
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Profil Kelas Pratindakan................................................................ 46
Tabel 2. Rencana Pelaksanaan PTK ............................................................ 50
Tabel 3. Kisi-kisi Observasi Guru ............................................................... 54
Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Siswa.............................................................. 55
Tabel 5. Persentase Hasil Observasi Proses Pembelajaran ......................... 56
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Pratindakan .................................................... 57
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus I........................................................................................... 57
Tabel 8. Hasil Pelaksanaan Validasi Instrumen Expert Judgement ............ 58
Tabel 9. Rentang Nilai Siswa ...................................................................... 59
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Serang ............................................... 74
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Siklus I kelas V SD Negeri Serang .................................. 75
Tabel 12. Peningkatan Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus I Siswa kelas V SD Negeri Serang .................................. 76
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II
SiswaKelas V SD Negeri Serang ................................................ 87
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Serang ................................ 88
Tabel 15. Peningkatan Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Serang ................................ 89
Tabel 16. Perbandingan Skor Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Serang ................................ 91
Tabel 17. Nilai Rata-rata Keterampilan Membaca Pemahaman Setiap
Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Serang .................................... 92
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 43
Gambar 2. Desain Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart .............................. 48
Gambar 3. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru ....................................... 71
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi .............................................. 72
Gambar 5. Diagram Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus I ........................................................................................ 76
Gambar 6. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok ......................................... 83
Gambar 7. Siswa Membaca Teks Bacaan dengan Sustained Silent
Reading ....................................................................................... 84
Gambar 8. Siswa Menyampaikan Hasil Membaca Pemahaman .................. 85
Gambar 9. Diagram Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II ............ 89
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa .............................................................. 109
Lampiran 2. Nilai Empat Aspek Bahasa .................................................. 110
Lampiran 3. Instrumen Post Test Siklus II ............................................... 111
Lampiran 4. Data Hasil Tes ...................................................................... 112
Lampiran 5. Hasil Deskripsi Observasi Siswa ......................................... 118
Lampiran 6. Hasil Deskripsi Observasi Guru .......................................... 123
Lampiran 7. Persentase Hasil Observasi Siswa ....................................... 128
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................... 131
Lampiran 9. Materi Pembelajaran ............................................................ 146
Lampiran 10. Teks Bacaan ......................................................................... 147
Lampiran 11. Soal Tes ............................................................................... 155
Lampiran 12. Contoh Hasil Pekerjaan Tes Siswa ...................................... 190
Lampiran 13. Surat Keterangan Validasi Instrumen .................................. 197
Lampiran 14. Perizinan .............................................................................. 200
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki dan
dilakukan oleh semua manusia. Manusia tidak pernah lepas dari kegiatan
membaca. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar informasi yang dibutuhkan
manusia disampaikan dalam bahasa tulis. Kemampuan membaca dapat dipelajari
oleh manusia dalam hal ini siswa di lingkungan sekolah yaitu saat kegiatan
pembelajaran. Membaca dilakukan dengan didahului adanya minat membaca dari
dalam diri siswa.
Minat membaca berhubungan dengan kemauan siswa untuk membaca suatu
bacaan atau informasi. Minat membaca merupakan keinginan, kemauan, dan niat
yang berasal dari diri siswa kemudian diwujudkan berupa tindakan berkaitan yaitu
kegiatan membaca. Hal tersebut didukung pendapat dari Farida Rahim (2011: 28),
yang mengungkapkan bahwa minat membaca merupakan keinginan yang disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Berdasarkan hal tersebut, minat membaca
adalah hal yang mendasari keterampilan membaca sehingga keterampilan
membaca siswa dapat diciptakan, dikembangkan, dan ditingkatkan. Siswa dengan
minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat
bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri supaya dapat
mengembangkan keterampilan membaca.
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (Anton Yogi Setiawan,
2014: 2), keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan
2
mempelajarinya di sekolah. Berkaitan hal tersebut berarti keterampilan membaca
pada siswa dapat diciptakan, ditumbuhkan, dikembangkan, dan ditingkatkan
melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat dinilai dari proses
kognitif siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu
keterampilan membaca. Keterampilan membaca yang dipelajari dalam hal ini
salah satunya bermanfaat untuk memahami isi bacaan atau biasa disebut dengan
keterampilan membaca pemahaman. Keterampilan membaca pemahaman
merupakan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan.
Keterampilan membaca pemahaman dilakukan untuk memperoleh atau mencari
tahu tentang informasi, pengetahuan, hiburan, sumber belajar, dan sebagainya.
Berkaitan hal diatas, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Serang terlihat bahwa
kemauan serta keterampilan membaca pemahaman siswa masih sangat rendah.
Hal tersebut terlihat saat siswa diminta membaca teks bacaan, siswa tidak
langsung membaca serta membutuhkan waktu yang cukup lama saat membaca.
Masih ada siswa yang membaca dengan suara yang cukup keras sehingga
menggangu konsentrasi siswa lain. Selain itu, saat kegiatan tanya jawab
berlangsung mayoritas siswa masih terlihat bingung dalam menjawab pertanyaan
tentang ide pokok bacaan dan arti kata-kata dalam bacaan. Rendahnya
keterampilan membaca pemahaman siswa juga dapat dilihat dari hasil nilai rata-
rata tes soal objektif dengan tema kesehatan yaitu 60,72. Nilai rata-rata membaca
tersebut lebih rendah dibandingkan keterampilan lain seperti menulis yang
mencapai 75,59; menyimak 66,09; dan berbicara 72,63. Hal tersebut dikarenakan
3
selama pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang kurang memperhatikan,
menggangu dan berbicara sendiri dengan siswa lain.
Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas V
SD Negeri Serang tentang permasalahan tersebut, perlu adanya upaya untuk
mengatasi beberapa masalah tersebut. Upaya untuk memahami isi bacaan dapat
dilakukan dengan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
Keterampilan membaca pemahaman dapat dilakukan salah satunya dengan
membuat suasana serta teknik membaca yang mendukung. Cara atau teknik
tersebut dapat dilakukan melalui membaca diam dengan suasana tenang sehingga
siswa lebih berkonsentrasi memahami isi atau informasi bacaan. Hal tersebut
didukung oleh Rubin (Farida Rahim, 2011: 130) yang berpendapat bahwa salah
satu program untuk meningkatkan keterampilan membaca dengan menumbuhkan
kesenangan atau minat membaca adalah melalui Drop Everything and Read
(DEAR) atau juga dikenal juga dengan istilah program membaca Sustained Silent
Reading (SSR).
Berdasarkan pendapat tersebut berarti keterampilan membaca pemahaman
dapat ditingkatkan diawali dengan meningkatkan kesenangan serta minat siswa
untuk membaca sehingga siswa lebih tertarik untuk memahami isi bacaan.
Pendapat tersebut sejalan dengan Rotlein dan Meinbach (Farida Rahim, 2011:
131) yang menjelaskan bahwa program SSR merupakan program yang sangat
sederhana. SSR merupakan salah satu program yang dimaksudkan untuk
membiasakan siswa membaca berkelanjutan sampai kegiatan membaca menjadi
kebutuhan bagi siswa untuk memahami isi atau pesan dari bacaan yang telah
4
dibaca. Kegiatan membaca dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari siswa
untuk melakukan pemahaman. Kebutuhan dalam membaca akan mempengaruhi
minat siswa dimana nantinya dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa
dalam memahami bacaan.
Penggunaan Sustained Silent Reading (SSR) berperan dalam meningkatkan
keterampilan membaca, karena dengan SSR siswa dapat lebih berkonsentrasi dan
memahami bacaan. Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan
menggunakan SSR dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas
khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD
Negeri Serang terlihat bahwa pembelajaran masih cenderung guru yang lebih aktif
menjelaskan sehingga siswa terlalu banyak mendengarkan. Siswa masih ragu-ragu
dalam menyampaikan pendapat dan terdapat beberapa siswa belum mau
membaca. Berdasakan hasil nilai, masih ada siswa yang kemampuan membaca
serta pemahamannya tertinggal dan rendah dibandingkan teman-temannya. Saat
diberi tugas oleh guru untuk membaca bacaan serta mengerjakan soal, sebagian
siswa masih menggerakan bibir dan bersuara membuat suasana siswa dalam
mengerjakan kurang kondusif. Siswa juga hanya membaca bacaan secara sekilas
sehingga dimungkinkan pemahaman terhadap bacaan kurang yang buktikan
dengan lamanya waktu dalam mengerjakan.
Pembelajaran yang biasa dilakukan adalah menggunakan metode ceramah
sehingga siswa terlalu banyak mendengarkan. Guru memberi kesempatan siswa
untuk membaca dengan waktu yang sedikit. Siswa dalam mengerjakan tugas
5
membaca dan mengerjakan dikelas dilakukan dengan kerja kelompok sehingga
tidak semua siswa membaca dan memahaminya kemudian mengandalkan teman
satu kelompoknya untuk mengerjakan. Permasalahan diperkuat dengan
pelaksanaan waktu membaca siswa dilakukan bersamaan dengan guru
memberikan soal dan menjelaskan sehingga siswa kurang konsentrasi dalam
membaca.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa adalah dengan membaca diam atau Sustained Silent
Reading (SSR). Pelaksanaan SSR membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam
membaca serta memahami bacaan. Selain itu, SSR hanya mempergunakan ingatan
visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan sehingga penekanannya
diarahkan pada keterampilan menguasai isi bacaan dan memperoleh serta
memahami ide-ide dengan usaha sendiri.
Berdasarkan uraian dan data hasil observasi yang telah dijabarkan, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitiansebagai upaya meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa menggunakan SSR. Peneliti ingin melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Membaca Pemahaman melalui Sustained Silent Reading (SSR) di Kelas V SD
Negeri Serang Pengasih Kabupaten Kulon Progo”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah peneliti kemukakan diatas maka
peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.
6
1. Rendahnya kemauan siswa dalam membaca.
2. Rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa.
3. Kurangnya konsentrasi siswa saat mengerjakan tugas dari guru karena
gangguan siswa lain seperti diajak berbicara sendiri dan membaca dengan
suara cukup keras.
4. Kurangnya variasi model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.
5. Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan pendapat.
6. Kurangnya peran guru dalam pembelajaran membaca.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi pada masalah seperti berikut.
1. Kurangnya prosespembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V di SD Negeri Serang.
2. Meningkatkan proses pembelajaran membaca dan meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman melalui Sustained Silent Reading (SSR) pada siswa
kelas V SD Negeri Serang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
7
1. Bagaimana meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman melalui
Sustained Silent Reading (SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang?
2. Bagaimana meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui
Sustained Silent Reading (SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan seperti
berikut.
1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman melalui
Sustained Silent Reading(SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang.
2. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui Sustained
Silent Reading (SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini mempunyai manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk:
1) menerapkan Sustained Silent Reading (SSR) dengan baik pada proses
pembelajaran maupun diluar pembelajaran,
2) sebagai bahan acuan guru dalam langkah-langkah pembelajaran supaya dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.
2. Bagi Sekolah
8
Berdasarkan pelaksanaan penelitian ini, diharapkan sekolah dapat:
1) menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca misalnya dengan
menyediakan bahan bacaan atau buku yang sesuai dan menarik perhatian
siswa,
2) mengadakan program diluar kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1) meningkatkan keterampilan membaca siswa yang selanjutnya diterapkan dalam
pembelajaraan dan kegiatan sehari-hari,
2) memberikan pengalaman serta pengetahuan siswa karena dengan membaca
siswa dapat mengetahui banyak hal tenang bahan bacaan yang telah dibaca,
3) meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami bacaan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Membaca Pemahaman
1. Pengertian Keterampilan Membaca Pemahaman
Suwaryo Wiryodijoyo (1989: 3) mengungkapkan bahwa untuk memelihara
dan memberikan arti bagi hidupnya, manusia memerlukan berbagai keterampilan.
Keterampilan yang perlu dikembangkan tersebut diawali dengan keterampilan
berbicara, setelah dapat berbicara dengan lancar kemudian dikembangkan lagi
menjadi keterampilan membaca. Menurut Pramila Ahuja dan G. C. Ahuja (2010:
61) kemampuan membaca dengan baik adalah salah satu keterampilan paling
berharga yang dapat dicapai oleh manusia. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar
(2013: 254) berpendapat bahwa keterampilan membaca pada umumnya diperoleh
dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan membaca sangat
diperlukan dan menjadi keterampilan yang wajib dimiliki setiap siswa.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki manusia.
Saat ini, sebagian besar informasi disampaikan secara tertulis sehingga
keterampilan membaca perlu dipelajari manusia terutama oleh siswa. Menurut
Henry Guntur Tarigan (2015: 7) membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalman (2013:
5) mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan atau proses
kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan. Sedangkan, Yunus Abidin (2012: 147) mengemukakan bahwa membaca
10
secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambang bahasa tertulis.
Selain itu, menurut Tampubolon (2015: 5) membaca merupakan komunikasi
tulisan dimana lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang
tulisan atau huruf-huruf, dalam hal ini huruf alfabet latin. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses yang
dilakukan pembaca untuk menemukan dan memahami isi atau informasi yang
terdapat dalam bacaan yang disampaikan penulis dalam bentuk bahasa tulis atau
kata-kata.
Membaca memerlukan keterampilan untuk menemukan dan memahami isi
atau informasi dalam bacaan. Berkaitan hal tersebut, membaca mempunyai
beberapa tahapan. Menurut Dalman (2013: 85-87) terdapat dua tahapan membaca
yaitu membaca permulaan atau membaca mekanik dan membaca pemahaman atau
membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan suatu keterampilan awal yang
harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca. Sedangkan, membaca pemahaman
atau membaca lanjut merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan
yang lebih tinggi dimana pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan.
Kasihani K. E. Suyanto (2010: 65) berpendapat bahwa membaca
pemahaman (reading comprehension) merupakan kegiatan membaca yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari teks atau bahan bacaan yang dibaca.
Membaca pemahaman juga merupakan rekonstruksi pesan yang terdapat dalam
teks yang dibaca sehingga dalam proses membaca terjadi interaksi bahasa dan
pikiran. Sejalan pendapat tersebut, menurut Rubin (1982: 106) membaca
pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks serta mencakup dua
11
kemampuan utama yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang
konsep verbal. Pendapat tersebut memandang bahwa dalam membaca pemahaman
terjadi konsentrasi dua arah dalam pikiran pembaca yaitu aktif merespon dengan
mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis.
Membaca pemahaman menurut Dalman (2013: 87) merupakan keterampilan
membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi. Lebih lanjut Dalman
mendefinisikan membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca
untuk memahami) dimana pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan.
Pendapat tersebut didukung oleh Harjasujana (Samsu Somadayo,2011: 13) yang
mendefinisikan membaca pemahaman sebagai suatu proses yang aktif dan bukan
merupakan proses yang pasif. Artinya seorang pembaca harus dengan aktif
berusaha menangkap isi bacaan yang dibacanya. Membaca dengan aktif disini
dilakukan dengan menangkap pesan, informasi, fakta, atau ide pokok bacaan
dengan baik.
Ahmad Rofi‟udin dan Darmiyati Zuchdi (2001: 179) menyatakan bahwa
yang dimaksud membaca pemahaman adalah membaca yang mensyaratkan siswa
untuk dapat memahami isi bacaan, materi hubungan antarhal, hubungan sebab
akibat, perbedaan dan persamaan antarhal dalam wacana. Hal tersebut dapat
dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa
yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan.
Yoakam (Pramila Ahuja dan G. C. Ahuja, 2010: 50) mengungkapkan bahwa
membaca pemahaman merupakan memahami materi bacaan melibatkan asosiasi
(kaitan) yang benar antara makna dan lambang (simbol) kata, penilaian konteks
12
makna yang diduga ada, pemilihan makna yang benar, organisasi gagasan ketika
materi bacaan di baca, penyimpanan gagasan, dan pemakaiannya dalam berbagai
aktivitas sekarang atau mendatang. Hal tersebut didukung pendapat Guszak
(Pramila Ahuja dan G. C. Ahuja, 2010: 51) yang menjelaskan membaca
pemahaman adalah proses membaca yang dilakukan dengan memahami isi bacaan
melalui melokalisasikan informasi, mengingat, mengorganisasi, meramalkan
hasil, mengembangkan gagasan, dan mengevaluasi dengan kritis.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman merupakan serangkaian proses membaca yang dilakukan untuk
memahami isi bacaan dan terjadi interaksi antara bahasa serta pikiran.
Pemahaman dalam memahami isi bacaan dalam proses membaca pemahaman
meliputi menemukan pesan, informasi, fakta, gagasan, dan ide pokok bacaan.
Membaca pemahaman dilakukan tidak hanya dalam pengucapan isi bacaan secara
verbal, namun juga penguasaan makna, aktif merespon dan kemampuan berpikir
tentang isi bacaan.
2. Tujuan Keterampilan Membaca Pemahaman
Keterampilan membaca pemahaman memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan pemahaman serta penguasaan terhadap
informasi, ide, gagasan dalam bacaan. Samsu Somadayo (2011: 10)
mengemukakan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah pemerolehan
pemahaman. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha
memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh. Seseorang dikatakan memahami
bacaan secara baik adalah apabila memiliki kemampuan sebagai berikut.
13
a. Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis.
b. Kemampuan menangkap makna tersurat dan makna tersirat.
c. Kemampuan membuat simpulan.
Kemampuan diatas secara tidak langsung telah menyebutkan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai saat memiliki keterampilan membaca pemahaman seperti
berikut.
“Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2013: 289), tujuan umum dari
keterampilan membaca, yaitu: 1) mengenali naskah tulisan suatu bahasa. 2)
memaknai dan menggunakan kosakata asing.3) memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dan implisit. 3) memahami makna konseptual. 4)
memahami nilai komunikatif dari suatu kalimat. 5) memahami hubungan dalam
kalimat, antarkalimat, antarparagraf. 6) menginterpretasi bacaan. 7)
mengidentifikasi informasi penting dalam wacana. 8) membedakan antara gagasan
utama dan gagasan penunjang.9) menentukan hal-hal penting untuk dijadikan
rangkuman. 10) skimming. 11) scanning.”
Anderson (Samsu Somadayo, 2011: 12) berpendapat bahwa membaca
pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan
tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Membaca untuk memperoleh rincian dan fakta-fakta.
b. Membaca untuk memperoleh ide pokok.
c. Membaca untuk mendapatkan urutan organisasi teks.
d. Membaca untuk mendapatkan kesimpulan.
e. Membaca untuk mendapatkan klasifikasi.
f. Membaca untuk membuat perbandingan atau pertentangan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (Samsu Somadayo, 2011: 12) tujuan utama
membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan-partanyaan
yang disediakan oleh pembaca berdasarkan pada teks bacaan. Selanjutnya Tarigan
14
juga menyatakan bahwa tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan.
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut
disimpulkan, bahwa keterampilan membaca pemahaman memiliki tidak hanya
satu tujuan, namun fokus tujuannya adalah untuk memahami isi bacaan.
3. Proses Keterampilan Membaca Pemahaman
Dalman (2013: 87) mengungkapkan bahwa pada dasarnya membaca
pemahaman merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Pembaca tidak lagi
dituntut bagaimana melafalkan huruf dengan benar dan merangkaikan setiap
bunyi bahasa menjadi bentuk kata, frasa, dan kalimat. Tetapi, proses yang
dilakukan dalam membaca pemahaman adalah memahami isi bacaan yang dibaca.
Menurut Burns (Samsu Somadayo, 2011: 14) membaca pemahaman
merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik
dan mental. Sedangkan, menurut Burns proses membaca pemahaman terdiri atas
sembilan aspek sebagai berikut.
a. Sensori atau mengamati simbol-simbol tulisan.
b. Perseptual atau menginterpretasi apa yang diamati.
c. Sequential atau mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata yang tertulis.
d. Eksperiential atau menghubungkan kata-kata dan maknanya dengan
pengetahuan yang dipunyai.
e. Thiking atau membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca.
f. Learning atau mengingat apa yang dipelajari sebelumnya, dan memasuki
gagasan serta fakta-fakta baru.
15
g. Asociation atau membangun asosiasi.
h. Afective atau menyikapi secara personal tugas membaca.
i. Constructive atau mengumpulkan serta menata semua tanggapan sehingga
dapat memahami semua materi yang dibaca.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
keterampilan membaca pemahaman terdapat beberapa proses yang sebaiknya
dilakukan secara runtut supaya mendapatkan hasil yang baik serta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam keterampilan membaca pemahaman.
4. Prinsip-prinsip Keterampilan Membaca Pemahaman
Prinsip dalam keterampilan membaca pemahaman pada dasarnya adalah
melakukan kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan atau memperoleh
informasi melalui cara yang sesuai sehingga pembaca terbiasa untuk
melakukannya. Brown (Samsu Somadayo, 2011: 16) menyatakan bahwa prinsip
utama pembaca yang baik ialah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses
membaca. Pembaca yang baik menggunakan strategi pemahaman untuk
mempermudah membangun makna. Sedangkan, Anderson (Samsu Somadayo,
2011: 17) pembaca yang baik mengintegrasikan informasi dengan terampil dalam
teks dengan pengetahuan sebelumnya tentang topik. Sehingga, prinsip yang
dilakukan dalam keterampilan membaca pemahaman adalah dimana pembaca
secara aktif melakukan kegiatan membaca dengan memahami bacaan
menggunakan strategi pemahaman serta keterampilan dalam memahami informasi
dan memaknai bacaan.
16
5. Strategi Pengajaran Keterampilan Membaca Pemahaman
Pengajaran keterampilan membaca pemahaman dilakukan dengan
menggunakan strategi. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan menentukan
terlebih dahulu strategi pembelajaran yang dilakukan di kelas. Andri Wicaksono
dan Ahmad Subhan Roza (2015:128) mengemukakan strategi yang dapat
diterapkan pada teknik pembelajaran di kelas sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi tujuan dalam membaca
Setiap mengajarkan keterampilan membaca, pastikan siswa mengetahui
tujuan mereka dalam membaca sesuatu. Selain itu diperlukan menciptakan
bagaimana cara membaca yang efektif dan efisien yaitu harus mengidentifikasi
dengan jelas apa tujuan membaca sesuatu. Dengan demikian akan diketahui apa
yang dicari dari kegiatan membaca.
b. Gunakan aturan grafemis dan pola untuk proses decoding
Kegiatan ini dapat di gunakan teknik membaca diam (silent reading) untuk
pemahaman cepat.
c. Skimming
Skimming merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh pembaca dengan
keceepatan tinggi untuk mendapatkan ide pokok dari suatu bacaan.
d. Scanning
Scanning merupakan teknik pembelajaran membaca dengan kecepatan tinggi
untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta khususyang tersurat dalam bacaan.
Keterampilan membaca pemahaman memerlukan strategi dalam
mengajarkan supaya tujuannya dapat tercapai serta dapat dilakukan dengan baik.
17
Yunus Abidin (2012: 171) berpendapat bahwa membaca pemahaman ditugaskan
kepada siswa dengan menggunakan berbagai strategi yang digunakan untuk
memahami cerita. Jadi, dalam membangun pemahaman ada beberapa strategi
yang dilakukan misalnya membaca ulang teks, menggarisbawahi teks,
mengabaikan kata sulit, memaknai kalimat, dan mengoreksi kesalahan sendiri
dengan bantuan. Strategi tersebut dapat dilakukan di lingkungan belajar siswa,
salah satunya sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, strategi pengajaran keterampilan membaca
pemahaman dilakukan dengan terlebih dahulu memilih strategi pembelajaran yang
sesuai. Selanjutnya, siswa diminta untuk membaca teks, menggarisbawahi teks,
mengabaikan kata sulit yang nantinya dapat ditanyakan setelah kegiatan membaca
selesai, dan mengireksi kesalahan yang dilakukan dengan bantuan teman atau
guru.
6. Jenis Keterampilan Membaca Pemahaman
Andri Wicaksono dan Ahmad Subhan Roza (2015: 128) berpendapat bahwa
keterampilan membaca pemahaman mempunyai beberapa jenis misalnya
pemahaman bacaan permulaan yang dimulai dengan hanya mengetahui arti dari
bacaan kemudian menemukan atau mengetahui makna dari bacaan, setelah
mengetahui makna kemudian mengembangkan bacaan yang disesuaikan dengan
lingkungan sekitar. Sedangkan, keterampilan membaca pemahaman menurut
Samsu Somadayo (2011: 19-26) terdiri atas, sebagai berikut.
18
a. Pemahaman literal
Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau
disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman dapat diperoleh dengan
memahami arti kata, kalimat, dan paragraf. Dalam pemahaman literal, tidak
terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi informasi bacaan. Menurut Dalman
(2013: 92) membaca literal adalah membaca teks bacaan dengan maksud
memahami makna yang tersurat atau memahami makna yang terdapat di dalam
teks itu sendiri. Jadi, membaca literal dapat diartikan sebagai kegiatan membaca
yang bertujuan untuk mengetahui makna atau isi yang sudah tertulis secara
langsung dalam bacaan sehingga pembaca tidak harus memahami isi bacaan
secara lebih mendalam.
Menurut Burn, Roe, dan Ross (Dalman, 2013: 94) untuk membangun
pemahaman literal, siswa diberi panduan pertanyaan arahan sebagai berikut.
1) Siapa, untuk menyatakan orang/binatang atau tokoh di dalam bacaan.
2) Apa, untuk menanyakan barang dan peristiwa.
3) Dimana, untuk menanyakan tempat.
4) Kapan, untuk menanyakan waktu.
5) Bagaimana, untuk menanyakan proses jalannya suatu peristiwa alasan tertentu.
6) Mengapa, untuk menanyakan suatu sebagaimana disebutkan di dalam bacaan.
b. Pemahaman interpretasi/interpretatif
Pemahaman interpretasi merupakan pemahaman terhadap apa yang
dimaksudkan oleh penulis dalam bacaan, sehingga pemahaman lebih mendalam
jika dibandingkan dengan pemahaman literal. Siswa diharapkan mampu
19
menginterpretasikan atau menafsirkan maksud pengarang, apakah karangan itu
fakta atau fiksi,sifat-sifat tokoh, reaksi emosional, gaya bahasa dan bahasa kias,
serta dampak-dampak cerita. Dalam membaca interpretasi, pembaca lebih aktif
dalam menemukan makna dan informasi dari bacaan yang kemudian dapat
menyimpulkan informasi dari bacaan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya.
c. Pemahaman klinis/kritis
Pemahaman klinis merupakan membaca dengan lebih memahami daripada
pemahaman interpretasi. Pemahaman klinis memahai bacaan kemudian pembaca
memberikan respon terhadap bacaan yang telah dibaca dengan memberikan
komentar, mempertimbangkan, dan menganalisis bacaan secara lebih mendalam
serta mengaitkannya dalam keadaan yang sedang terjadi dengan
mempertimbangkan manfaat, kesesuaian pada kehidupan sehari-hari dan lain-lain.
Pemahaman klinis memerlukan pengetahuan serta pengalaman yang lebih luas
supaya dapat memahami bacaan. Albert (Henry Guntur Tarigan, 2015: 92
berpendapat bahwa membaca kritis (critical reading) adalah sejenis membaca
yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta
analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa membaca pemahaman kritis merupakan kegiatan membaca
dengan mencari dan memahami isi bacaan serta memberi tanggapan/menanggapi.
d. Pemahaman kreatif
Menurut Burdansyah (Dalman, 2013:127-128) membaca pemahaman kreatif
adalah membaca yang tidak berhenti setelah bacaan atau buku tuntas dibaca, dan
20
masih ada proses tindak lanjut yang tujuan akhirnya berupa peningkatan kualitas
hidup dan tingkatan kualitas hidup yang paling bermakna dalam kegiatan
membaca. Pemahaman kreatif merupakan kemampuan membaca tertinggi yang
dimiliki seseorang. Pemahaman kreatif merupakan kegiatan dimana setelah
kegiatan membaca serta memahami bacaan, pembaca kemudian dapat
menerapkan hasil pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaat.
Berdasarkan beberapa jenis membaca pemahaman di atas, penelitian ini di
batasi pada pemahaman literal dan pemahaman interpretasi/interpretatif. Berkaitan
dengan hal tersebut, kegiatan membaca pemahaman yang dilakukan adalah
memahami makna yang terdapat di dalam teks bacaan yang berupa arti kata,
kalimat, dan paragraf. Selain itu, membaca pemahaman juga dilakukan untuk
menemukan makna dan informasi dalam bacaan yang kemudian menyimpulkan
informasi tersebut.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
Pearson dan Johnson (Darmiyati Zuchdi, 2007: 23-24) menyatakan faktor-
faktor yang berada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik
(kebahasaan), minat (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang
dihadapinya), motivasi (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas
membaca atau perasaan umum mengenai membaca dan sekolah), dan kumpulan
kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat membaca). Selain itu,
terdapat faktor di luar pembaca yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan
membaca. Unsur-unsur bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks
(kesulitan bahan bacaan), dan organisasi teks (jenis pertolongan yang tersedia
21
berupa bab dan subbab, susunan tulisan, dsb). Kualitas lingkungan membaca
meliputi faktor-faktor yaitu persiapan sebelum, pada saat atau suasana umum
penyelesaian tugas (hambatan, dorongan, dsb). Semua faktor tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
B. Hakikat Sustained Silent Reading (SSR)
1. Kedudukan Sustained Silent Reading (SSR) dalam Whole Language
Sustained Silent Reading (SSR) atau kegiatan membaca diam merupakan
salah satu bagian atau komponen dari pendekatan Whole Language. Whole
language merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007: 130) melalui
pendekatan Whole Language kemampuan keterampilan berbicara, mendengar,
menulis, dan membaca dapat dikembangkan secara operasional dan menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut berarti SSR yang dalam kegiatannya dilakukan membaca
secara diam tanpa bersuara akan dapat mengembangkan keterampilan dalam
membaca. Sustained Silent Reading (SSR) merupakan salah satu komponen dalam
pendekatan Whole Language dimana masih terdapat beberapa komponen lain
yang juga mendukung SSR. Pendekatan Whole Language merupakan kegiatan
membaca dimana siswa terlebih dahulu menguasai huruf, kata, kalimat, dan
paragraf. Sehingga kegiatan membaca dilakukan secara bertahap.
Yahya Othman, Roselan Baki, dan Naffi Mat (2009: 9) mengungkapkan
bahwa pendekatan Whole Language mengajarkan aspek bahasa yang sebenarnya,
kemudian barulah aspek-aspek kecil atau mendasarnya. Berarti dalam membaca
22
memerlukan proses yang runtut sehingga pemahaman tersebut dapat tercapai serta
bisa diukur dan dinilai. Hal tersebut juga didukung pendapat Andri Wicaksono
dan Ahmad Subhan Roza (2015: 90) bahwa Whole Language merupakan
pembelajaran bahasa secara utuh (menyeluruh). Jadi, dalam membaca
menggunakan pendekatan Whole Language dilaksanakan dengan menyeluruh dan
dilakukan secara kronologis serta logis.
Komponen Whole Language menurut Teuku Alamsyah (2007: 14-17), sebagai
berikut.
a. Reading aloud
Reading Aloud merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru
untuk siswanya. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks
atau buku cerita lainnya dan membacakannya dengan suara keras dan intonasi
yang baik sehingga setiap siswa dapat mendengarkan informasi yang dibacakan
serta menikmatinya.
b. Journal writing
Jurnal writing atau menulis jurnal merupakan komponen yang dapat dengan
mudah diterapkan. Jurnal digunakan untuk mengungkapkan perasaan,
menceritakan kejadian atau peristiwa, menceritakan hasil belajar, dan
menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan.
c. Sustained silent reading (SSR)
Sustained Silent Reading (SSR) merupakan kegiatan membaca dalam hati
yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk memilih
sendiri buku atau materi yang akan dibawanya. Siswa dibiarkan untuk memilih
23
bacaannya sendiri sesuai dengan minat dan apa yang disukainya. Biarkan siswa
memilih bacaan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga mereka dapat
menyelesaikan dan memahami isi bacaan yang mereka baca. Guru dapat memberi
contoh sikap membaca dalam hati yang baik sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan membaca dalam hati untuk waktu yang cukup lama.
d. Shared reading
Shared Reading merupakan kegiatan membaca yang dilakukan bersama antara
guru dengan siswa menggunakan buku yang dibaca masing-masing.
e. Guided reading
Guided Reading dilakukan dengan guru berperan sebagai model dalam
membaca. Tugas guru adalah membimbing dan mengamati sisiwa dalam
membaca.
f. Guided writing
Guided Writing merupakan kegiatan menulis terbimbing dimana guru menjadi
fasilitator dan pembimbing siswa dalam kegiatanmenulis.
g. Independent reading
Independent Reading (membaca bebas) merupakan kegiatan membaca yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan sendiri materi yang ingin
dibaca.
h. Independent writing
Independent Writing merupakan kegiatan menulis bebas yang bertujuan untuk
membiasakan dan meningkatkan berpikir kritis dalam hal menulis.
24
Berdasarkan delapan komponen Whole Language, komponen yang
digunakan dalam peneltian ini adalah Sustained Silent Reading (SSR). SSR
merupakan kegiatan membaca dalam hati atau membaca diam. Pada komponen
SSR terlihat bahwa siswadiberi kesempatan untuk melakukan kegiatan membaca
secara mandiri dengan tujuan untuk memahami isi bacaan yang diberikan
2. Sustained Silent Reading (SSR)
Menurut H. G. Tarigan (2015: 30)Sustained Silent Reading (SSR)
merupakan kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan siswa dengan tujuan
mamahami isi bacaan. Siswa dibiarkan untuk memilih bacaan yang sesuai dengan
keinginan dan kemampuannya supaya dapat dengan mudah memahami isi bacaan
serta siswa juga senang dalam membaca. Pendapat tersebut di dukung oleh
Rothlein dan Mainbach (Farida Rahim, 2005: 121) yang mengemukakan bahwa
kegiatan membaca dalam hati yang dikenal dengan istilah Sustained Silent
Reading (SSR) atau Uninterupted Sustained Time (USRT) adalah salah satu
komponen dari sekian banyak program membaca. Dengan kata lain, program
membaca SSR bukanlah satu-satunya program untuk kegiatan membaca dalam
hati.
Masidah (2012: 2) berpendapat bahwa membaca dalam hati (Sustained
Silent Reading) merupakan suatu keterampilan membaca yang dilakukan untuk
menangkap pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bacaan. Menurut Farida
Rahim (2005: 121) membaca dalam hati atau Sustained Silent Reading (SSR)
memberi kesempatan pada siswa untuk memahami teks yang dibacanya secara
lebih mendalam. Selan itu, membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada
25
guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan membaca siswa. Guru terlebih dahulu
mencontohkan sikap dalam melakukan SSR atau membaca diam yang baik
sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan memahami bacaannya.
Harris Sipay (Farida Rahim, 2005: 121-122) mengemukakan bahwa telah
terjadi perubahan dalam pengajaran membaca dalam hati. Salah satu
perubahannya ialah kecenderungan berpikir, bahwa terdapat beberapa jenis
membaca dan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatakan membaca
tersebut. Pembelajaran menggunakan SSR dirancang untuk memberikan latihan
menemukan ide pokok suatu bacaan, sedangkan yang lainnya dirancang untuk
meningkatkan kemampuan menemukan jawaban dari suatu pertanyaan bacaan
yang spesifik. Disamping itu, SSR dirancang untuk mengembangkan kemampuan
siswa mengingat urutan peristiwa.
Rothlein dan Mainbach (Farida Rahim, 2005: 131) menjelaskan bahwa
program SSR merupakan kegiatan yang sangat sederhana. Pembelajaran
dilakukan dengan siswa dan guru memilih bacaan, kemudian dibaca dalam hati
tanpa interupsi untuk beberapa menit. Menurut Farida Rahim (2005: 130-131)
program SSR mengharuskan guru mengikuti aturan-aturan tertentu, seperti
berikut.
a. Setiap siswa harus membaca.
b. Guru juga harus membaca ketika siswa membaca.
c. Siswa tidak perlu membuat laporan apapun tentang apa yang telah mereka
baca.
d. Siswa membaca untuk periode waktu tertentu.
26
e. Siswa memilih bahan bacaan yang mereka sukai.
Rothlein dan Meinbach (Farida Rahim, 2005: 131) mengungkapkan
program SSR harus dijadwalkan pada waktu yang sama setiap hari. Dengan
program SSR, siswa diharapkan membaca sebagai suatu kegiatan yang tetap
dilakukan setiap hari. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa menjadikan membaca
sebagai kegiatan yang menyenangkan.Selanjutnya, Kasihani K.E. Suyanto (2007:
65) berpendapat bahwa Sustained Silent Reading merupakan teknik membaca
yang perlu diterapkan di kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas 5 dan 6.
3. Karakteristik Sustained Silent Reading (SSR)
Dalman (2013: 67) berpendapat bahwa membaca dalam hati atau Sustained Silent
Reading mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun.
b. Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala.
c. Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring.
d. Membaca tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk.
e. Mengerti dan memahami bahan bacaan.
f. Dituntut kecepatan mata dalam membaca.
g. Membaca dengan pemahaman yang baik.
h. Menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam
bacaan.
27
4. Tahapan Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui Sustained Silent
Reading (SSR)
Menurut Fitria Nurhidayati (2014: 46) pembelajaran membaca pemahaman
melalui Sustained Silent Reading (SSR) dilakukan dengan memberi kesempatan
siswa untuk memilih sendiri buku atau materi yang akan dibaca. Biarkan siswa
untuk memilih bacaan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga siswa dapat
menyelesaikan membaca bacaan tersebut. Guru dapat memberi contoh sikap
membaca dalam hati yang baik sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan
membaca dalam hati untuk waktu yang cukup lama.
Kasihani K.E. Suyanto ( 2007: 65) berpendapat bahwa dalam pelaksanaan
Sustained Silent Reading (SSR) diawali dengan guru melakukan observasi ketika
siswa melakukan silent reading (membaca diam). Guru mengingatkan siswa
supaya tidak menggerakan bibir atau mengeluarkan suara ketika melakukan silent
reading. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap isi bacaan, setelah waktu
yang diberikan habis misalnya 5-10 menit, guru dapat memberikan pertanyaan
tentang isi bacaan. Siswa dapat menjawab secara lisan atau diminta menunjukkan
dan membaca kalimat yang tertulis sebagai jawaban.
Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan Sustained Silent
Reading (SSR) menurut teori Kasihani K.E. Suyanto.Langkah-langkah
pembelajaran keterampilan membaca pemahaman melalui SSR dilakukan sebagai
berikut.
28
a. Guru dan peneliti merencanakan pelaksanaan SSR dengan mengamati
pelaksanaan membaca dalam hati yang dilakukan oleh siswa.
b. Siswa diberi arahan atau penjelasan tentang pelaksanaan SSR.
c. Siswa memilih bacaan yang sudah ditentukan tema atau siswa diberi teks
bacaan yang telah disediakan oleh guru.
d. Siswa membaca dalam hati teks bacaan yang diperoleh baik secara individu
maupun secara berkelompok, namun siswa tetap membaca teks bacaan masing-
masing.
e. Guru ikut melakukan kegiatan membaca saat siswa sedang membaca dan tidak
memberikan perintah atau kegiatan apapun yang dapat menggangu siswa.
f. Siswa menjawab pertanyaan secara lisan yang diberikan oleh guru tentang isi
bacaan.
g. Siswa dan guru berdiskusi untuk menyimpulkan isi bacaan.
h. Siswa menyampaikan hasil pemahaman terhadap teks bacaan yang telah
dibaca.
C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Menurut Zulkifli L (2005: 52) siswa sekolah dasar adalah siswa yang
berusia sekitar 6-12 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa
kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Setelah siswa memasuki usia
enam atau tujuh tahun, perkembangan jasmani dan rohaninya mulai sempurna
29
sehingga sudah siap untuk masuk ke sekolah dasar. Siswa yang berumur enam
atau tujuh tahun dianggap matang untuk belajar di sekolah, seperti berikut.
a. Kondisi jasmani cukup sehat dan kuat untuk melakukan tugas di sekolah.
b. Ada keinginan belajar.
c. Fantasi tidak lagi leluasa dan liar.
d. Perkembangan perasaan sosial telah memadai.
Syamsu Yusuf L. N. (2009: 24) mengatakan bahwa masa usia sekolah dasar
sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada
umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar
dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun
pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah
dasar.
Zulkifli (2005: 53) menjelaskan siswa sekolah dasar diharapkan dapat
menguasai tiga kemampuan supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
yaitu matang menulis, membaca, dan berhitung. Kemampuan membaca dan
menulis termasuk keterampilan yang harus dipelajari dengan sengaja. Siswa
dalam belajar membaca memerlukan beberapa persyaratan, seperti berikut.
a. Siswa mampu manangkap perkataan orang lain.
b. Siswa mampu mengeluarkan isi hatinya.
c. Fantasi tidak lagi leluasa dan liar.
d. Perkembangan perasaan sosial telah memadai.
Menurut Zulkifli L. (2005: 54-62) terdapat 7 perkembangan pada siswa sekolah
dasar diantaranya sebagai berikut.
30
a. Perkembangan pengamatan
Mengamati adalah kegiatan yang menggunakan lima alat indera yaitu melihat
dengan mata, mendengar dengan telinga, mencium dengan hidung, meraba
dengan ujung-ujung jari, dan mengecap dengan lidah.
b. Perkembangan fantasi
Sejak siswa berumur lima atau enam tahun, perhatiannya mulai ditujukan ke
dunia luar, ke alam kenyataan. Fantasi yang ditujukan ke kenyataan tidak
membuat fantasi tersebut menjadi lenyap, fantasi itu masih terus hidup. Fantasi
yang senantiasa hidup itu akan mencari lapangan penyaluran lain misalnya
hiburan seperti membaca buku-buku, mendengarkan cerita, membuat sesuatu, dan
sebagainya.
c. Perkembangan gambar anak sekolah
Menurut Kerschensteiner (Zulkifli L., 2005: 57) dengan cara mengumpulkan
beribu-ribu gambar hasil karya siswa ternyata bahwa kemajuan menggambar itu
melalui beberapa taraf yaitu menggores, skema, bentuk dan garis, silhuet (bayang-
bayang), dan perspektif.
d. Perkembangan berpikir
Berpikir dilakukan melalui perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan,
menghubung-hubungkan, sampai akhirnya mengambil keputusan.
e. Perkembangan perasaan
Siswa sekolah dasar cepat merasa puas, siswa sekolah dasar selalu gembira,
jarang bahkan tidak pernah menyesali perbuatannya. Siswa belum mampu turut
merasakan kesusahan yang dirasakan orang lain.
31
f. Perkembangan rasa sosial
Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan siswa lain merupakan suatu
usaha untuk membangkitkan rasa sosial atau usaha memperoleh nilai-nilai sosial.
Sehubungan dengan usaha kearah itu, sekolah hendaknya secara eksplisit ikut
menanamkan paham rasa sosial yang demokratis.
g. Perkembangan kemauan
Masa sekolah adalah masa yang sangat baik untuk pembentukan kemauan.
Siswa suka dan rela tunduk kepada pimpinan yang kuat dan tegas. Siswa sudah
pandai memberi kritik walaupun masih bersifat sederhana.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2013: 115) mengemukakan ciri-ciri siswa sekolah
dasar menjadi dua bagian yaitu siswa kelas rendah dan siswa kelas tinggi. Adapun
ciri-ciri siswa kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) sebagai berikut.
a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b. Suka memuji diri sendiri.
c. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan siswa lain, jika hal itu menguntungkan
dirinya.
e. Suka meremehkan orang lain.
Sedangkan, ciri-ciri siswa kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sebagai berikut.
a. Perhatiannya yang tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
32
d. Siswa memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.
e. Siswa suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar memiliki
karakteristik yang berbeda-beda pada masing-masing kelas. Perbedaan
karakteristik tersebut dipengaruhi oleh perkembangan fisik, emosi, perasaan,
moral, sosial, pikiran, minat, keterampilan, pengamatan, dan lain-lain. Hal
tersebut dapat dilihat melalui perilaku siswa serta prestasi hasil belajar siswa.
Adanya karakteristik siswa yang berbeda-beda pada mengharuskan guru untuk
menyesuaikan kagiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan karakter siswa.
2. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Masa kelas V SD termasuk dalam masa kelas tinggi. Siswa kelas V SD
mempunyai usia 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Syamsu Yusuf LN.,
(2009: 25) siswa pada masa ini mempunyai sifat khas atau karakteristik, seperti
berikut.
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran
khusus yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai
mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus).
33
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun, siswa membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas umur ini pada umumnya siswa menghadapi tugas-tugasnya dengan
bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, siswa memandang nilai (angka raport) sebagai ukuran yang
tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f. Siswa pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama. Permainan yangdilakukan siswa tidak lagi terikat
kepada peraturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat
peraturan sendiri.
Menurut Dalman (2013: 72) keterampilan yang dituntut siswa kelas V sekolah
untuk membaca dalam hati atau Sustained Silent Reading (SSR) supaya tujuan
keterampilan membaca pemahaman dapat tercapai sebagai berikut.
a. Membaca dalam hati jauh lebih cepat daripada membaca bersuara.
b. Membaca dengan pemahaman yang baik.
c. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk
dengan jari tangan.
d. Menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, senang membaca dalam hati.
Siswa kelas V Sekolah dasar sudah memiliki kemampuan atau
perkembangan sebagai bekal meningkatkan kemampuan mereka. Menurut
William Stern (Zulkifli L., 2005: 55) siswa usia 9-10 tahun mulai mengenal
hubungan antara waktu, tempat, dan sebab-akibat. Selain itu, pada usia lebih dari
34
10 tahun siswa sudah mulai mampu menganalisis pengamatannya sehingga siswa
mengenal sifat-sifat benda, manusia, dan hewan.
Perkembangan fantasi siswa pada siswa kelas V SD juga sudah memiliki
perubahan. Zulkifli L., (2005: 56) mengungkapkan perkembangan fantasi siswa
kelas V SD memasuki masa Robinson Crusoe (8-12 tahun) dimana pada masa ini
siswa mengalami realisme naif (diterima tanpa kritik). Kemudian siswa memasuki
masa realisme kritis, yaitu masa siswa tidak menyukai lagi dongeng yang
fantastis, dongeng yang tidak masuk akal, siswa lebih menyukai cerita yang
benar-banar terjadi, cerita yang masuk akal seperti cerita perjalanan, cerita roman,
dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik tersebut menunjukkan bahwa siswa usia kelas V
SD sudah mengalami perubahan dan perkembangan. Siswa usia kelas V lebih
menyukai hal-hal yang lebih nyata dan tidak lagi menyukai cerita khayal atau
dongeng. Pembelajaran membaca siswa usia kelas V juga sudah memilih-milih
bahan bacaan dan mampu memahami isi bacaan tidak hanya sekedar membaca.
Adanya perubahan dan perkembangan serta perbedaan karakteristik tiap siswa,
diharapkan guru dapat menyampaikan pembelajaran dengan menyesuaikan
karakteristk dan kondisi tersebut.
D. Evaluasi Keterampilan Membaca Pemahaman
1. Pengertian Evaluasi
Djemari Mardapi (Eko Putro Widoyoko, 2009: 1-4) berpendapat bahwa
evaluasi merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
35
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menurut H. M. Sukardi (2010: 2)
evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar-
mengajar. Jadi, evaluasi merupakan penyedia informasi dalam melakukan
pengambilan keputusan penilaian siswa dalam proses belajar mengajar.
Pengukuran hasil belajar dapat melibatkan pengukuran secara kuantitatif yang
menghasilkan data kuantitatif misalnya tes dan skor, dan dapat pula mengukur
dengan data kualitatif yang menghasilkan deskripsi tentang subjek atau objek
yang diukur, misalnya rendah; medium; dan tinggi.
Menurut H. M. Sukardi (2010: 11) evaluasi mempunyai dua bentuk yaitu tes
dan nontes. Tes biasanya dilakukan dengan tes tertulis serta mempunyai dua jenis
yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif pengetahuan serta menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang
siswa. Sedangkan, evaluasi nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa.
Evaluasi pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dengan jenis tes
objektif pilihan ganda. Tes objektif digunakan sebagai alat evaluasi untuk
mengungkap, menghafal kembali, dan mengenal materi yang diberikan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2013: 130) bahwa tes
objektif pilihan ganda tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
kompetensi jenjang sederhana seperti ingatan, pemahaman, dan penerapan.
Berdasarkan hal tersebut, tes objektif pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengevaluasi berkaitan dengan ingatan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan
(C3) yang dimiliki siswa.
36
2. Tes Kompetensi Membaca Pemahaman
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2013: 368) kegiatan membaca merupakan
aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan.
Kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya
yang menyangkut huruf dan ejaan. Tes kompetensi membaca pemahaman perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Burhan Nurgiyantoro, 2013: 369-385).
a. Penekanan tes kompetensi membaca pemahaman
Membaca mempunyai beberapa tujuan diantaranya membaca pemahaman,
membaca nyaring, membaca indah, dan lain-lain. Namun, membaca pemahaman
dianggap paling penting dan harus mendapat perhatian khusus. Membaca dengan
pemahaman yang baik diperlukan dan menjadi prasyarat untuk dapat membaca
dan memahami berbagai literatur mata pelajaran yang lain. Berdasarkan hal
tersebut berarti tes kompetensi membaca pemahaman diperlukan penekanan dan
dilakukan dengan baik serta mempertimbangkan kelayakan bahan yang
digunakan.
b. Bahan tes kompetensi membaca pemahaman
Tes membaca pemahaman dimaksudkan untuk mengukur kompetensi
peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena
itu, teks bacaan yang diujikan diharapkan mengandung informasi untuk dipahami.
Pemilihan wacana tes membaca pemahaman perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.
37
1) Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan wacana ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan
struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Semakin sulit dan
kompleks kedua aspek tersebut akan semakin sulit pemahaman wacana yang
bersangkutan. Prosedur memperkirakan tingkat kesulitan wacana dapat diketahui
melalui hasil wacana yang diteskan yaitu jika rata-rata jawaban betul betul siswa
minimal 75% maka wacana dinyatakan mudah. Sebaliknya, jika rata-rata betul
kurang dari 20% maka wacana dinyatakan sulit bagi siswa. Wacana yang baik
untuk digunakan sebagai tes kompetensi membaca pemahaman adalah wacana
dengan kesulitan sedang atau sesuai kemampuan siswa.
2) Isi wacana
Bacaan atau wacana yang baik digunakan untuk bahan tes adalah yang
sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa, minat, kebutuhan atau menarik
perhatian siswa. Wacana juga harus menghindari hal-hal yang bersifat kontra dan
kontroversial. Misalnya bacaan yang bersifat menentang (kontra) pemerintah,
pertentangan antargolongan, kontra kehidupan beragama dan bermasyarakat
secara pancasila, nilai-nilai yang diyakini betul keberadaannnya, atau secara
umum bacaan yang tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia.
3) Panjang pendek wacana
Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman sebaiknya tidak terlalu
panjang. Secara psikologis, siswa lebih senang pada wacana yang pendek, karena
tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk membacanya dan wacana pendek
terlihat lebih mudah.
38
Wacana pendek yang dimaksud berdasarkan hal diatas adalah berupa satu
atau dua alinea, atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata. Wacana pendek juga
dapat hanya terdiri dari satu atau dua kalimat maupun satu pernyataan.
4) Jenis wacana
Wacana yang digunakan sebagai bahan tes kompetensi membaca
pemahaman dapat berjenis prosa, dialog, teks kesastraan, tabel, diagram, iklan,
dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan wacana dengan jenis prosa, dialog, dan
teks kesastraan (kutipan cerpen, cerita anak, maupun teks drama).
c. Pembuatan tes kompetensi membaca pemahaman
Tes kompetensi membaca pemahaman dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu tes tradisional dan tes otentik. Tes tradisional menuntut peserta didik untuk
mengidentifikasi, memilih, dan merespon jawaban yang telah disediakan,
misalnya bentuk soal objektif seperti pilihan ganda. Sedangkan, tes otentik
merupakan tes pemahaman pesan tertulis sekaligus menuntut siswa untuk
mengonstruksi jawaban sendiri, baik secara lisan, tertulis, maupun keduanya.
Penelitian ini menggunakan tes objektif pilihan ganda atau tes tradisional.
Tes objektif digunakan untuk mengevaluasi dengan mengidentifikasi, memilih,
dan merespon jawaban yang telah disediakan sesuai isi bacaan serta berkaitan
dengan aspek kognitif keterampilan membaca pemahaman.
3. Evaluasi Aspek Kognitif Keterampilan Membaca Pemahaman
Penilaian hasil belajar keterampilan membaca pemahaman dilakukan
dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda. Penilaian hasil belajar tersebut
dilakukan dengan tes pengetahuan atau kognitif. Tes pengetahuan diukur melalui
39
penilaian aspek kognitif. Menurut Lorin W. Anderson dan David R. Krathwol
(2015: 99-119) penilaian kognitif meliputi enam tingkatan yaitu ingatan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
Penelitian ini menggunakan aspek kognitif ingatan, pemahaman, dan penerapan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ingatan (C1)
Ingatan atau mengingat dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan untuk
memahami materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan. Proses mengingat
adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.
Ingatan atau mengingat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Mengenali/mengidentifikasimerupakan menempatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.
2) Mengingat kembali/mengambil merupakan mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang.
b. Pemahaman (C2)
Pemahaman merupakan mengkontruksi atau membangun makna dari materi
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
Pemahaman dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Menafsirkan yaitu mengubah satu bentuk gambaran.
2) Mencontohkan yaitu menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau
prinsip.
3) Mengklasifikasikan yaitu menentukan sesuatu dalam satu kategori.
4) Merangkum yaitumengabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok.
40
5) Menyimpulkan yaitu membuat kesimpulan logis dari informasi yang diterima.
6) Membandingkan yaitu menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan
semacamnya.
7) Menjelaskan yaitu membuat model sebab akibat dalam sebuah sistem.
c. Penerapan (C3)
Penerapan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Penerapan dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Mengeksekusi/melaksanakan yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas
yang familier.
2) Mengimplementasikan yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak
familier.
Berdasarkan hal tersebut, penilaian hasil belajar dalam aspek pengetahuan
atau kognitif setidaknya harus mencakup 3 aspek tersebut yaitu ingatan (C1),
pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Sehingga tiga aspek tersebut harus termuat
dalam tes yang digunakan.
E. Penelitian yang Relavan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah “Penerapan Pendekatan
Whole Language dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas IV SDN 2 Kalibeji Tahun Ajaran 2012/2013” oleh Rovey Widianto (2013).
Hasil penelitian ini adalah dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
membaca pemahaman dengan menerapkan Whole Language telah membawa
suasana baru di kelas. Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru, namun
41
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat, sehingga hasil
belajar siswa meningkat, dan keterampilan membaca pemahaman siswa semakin
baik.
Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini karena salah satu komponen
Whole Language adalah Sustained Silent Reading (SSR), sehingga apabila
penerapan Whole Language dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman dapat meningkatkan proses pembelajaran serta keterampilan
membaca pemahaman, maka Sustained Silent Reading (SSR) juga dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sesuai
dengan penelitian dilakukan peneliti.
Penelitian Rovey Widianto tersebut relevan dengan penelitian ini
dikarenakan mempunyai persamaan yaitu peningkatan keterampilan membaca
pemahaman pada siswa. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga
memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Rovey Widianto dilakukan
dengan menerapkan Whole Language sedangkan pada penelitian ini menerapkan
Sustained Silent Reading (SSR).
F. Kerangka Pikir
Keterampilan membaca pemahaman yang dimiliki siswa di SD Negeri
Serang masih kurang. Hal tersebut salah satunya dikarenakan kurangnya kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan membaca pemahaman siswa. Kegiatan
pembelajaran untuk memahami bacaan juga berjalan kurang efektif karena
42
didominasai penjelasan atau ceramah dari guru sehingga metode dan teknik yang
digunakan kurang efisien.
Kegiatan membaca dengan Sustained Silent Reading (SSR) efektif
dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan
kegiatan membaca secara mandiri untuk memahami bacaan tanpa bantuan guru
sehingga tugas guru hanya membimbing dan mengarahkan. SSR dilakukan siswa
yang dibimbing dan diarahkan oleh guru dalam belajar membaca pemahaman
yang baik dan benar. Siswa diberi atau diminta memilih bacaan yang menarik
supaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membaca serta siswa
tidak seperti dipaksa untuk membaca karena bacaan yang dipilih atau diberikan
adalah yang disukai. Selain memilih sendiri bacaan, siswa juga diberi bacaan yang
sesuai dengan usia siswa. SSR menyebabkan keterampilan membaca pemahaman
siswa akan lebih bermakna, siswa menjadi senang dan nyaman dalam membaca.
Selain itu juga akan menumbuhkan kreatifitas siswa dalam membaca terutama
dalam keterampilan membaca pemahaman siswa. Pembelajaran keterampilan
membaca yang berlangsung di kelas V SD Negeri Serang dapat digambarkan pada
bagain di bawah ini.
43
Bagan tersebut menjelaskan bahwa masih terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran pemahaman membaca siswa serta hasil belajar
membaca pemahaman yang masih cukup rendah, sehingga dilakukan tindakan
Sustained Silent Reading (SSR) sebagai upaya meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa. Berdasarkan kegiatan tersebut diharapkan hasil
keterampilan membaca pemahaman siswa akan naik. Hasil pelaksaanaan
Sustained Silent Reading (SSR) dapat diketahui melalui tes pengetahuan
menggunakan instrumen tes objektif pilihan ganda.
Tindakan
Pembelajaran
keterampilan
membaca
pemahaman
dilakukan dengan
Sustained Silent
Reading (SSR) atau
membaca diam..
Kondisi Akhir
Proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman menggunakan
Sustained silent Reading (SSR) atau
membaca diam.
Keterampilan membaca pemahaman
siswa meningkat.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Kondisi Awal
Proses pembelajaran di dominasi
kegiatan ceramah guru.
Masih terdapat siswa yang membaca
dengan bersuara sehingga mengganggu
konsentrasi siswa lain dalam membaca.
Hasil keterampilan membaca
pemahaman siswa masih rendah
dibandingkan keterampilan lain.
44
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, dirumuskan hipotesis tindakan
penelitian ini yaitu Sustained Silent Reading (SSR) diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri
Serang.
H. Definisi Operasional Variabel
1. Keterampilan membaca pemahaman mahir dalam membangun pemahaman,
mencari informasi, memaknai bahasa tulis. Keterampilan membaca
pemahaman dilakukan untuk mendapatkan pemahaman serta pengetahuan yang
digunakan untuk mengembangkan atau sekedar sebagai penambah
pengetahuan baru. Keterampilan membaca pemahaman dilakukan untuk
mencari informasi, ide, gagasan, hubungan, menyimpulkan, dan lain-laindalam
suatu bacaan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan maupun dikembangkan
lebih lanjut.
2. Sustained Silent Reading (SSR) merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
di dalam hati atau membaca diam. Kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa
untuk memperoleh pemahaman terhadap isi bacaan yang telah dibaca. Kegiatan
SSR dilakukan dengan guru berposisi sebagai pembimbing yang mengarahkan
dan memberi contoh siswa dalam membaca sehingga kemampuan membaca
pemahaman siswa meningkat. SSR merupakan salah satu komponen dalam
Whole Language yan digunakan dalam peningkatan keterampilan membaca
pemahaman.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
“Kunandar (2008: 46) mendefinisikan pengertian PTK dalam konteks pendidikan
adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan
keadilan tentang:
1. Praktik-praktik kependidikan
2. Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut
3. Situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.”
Berdasarkan hal tersebut PTK berarti dilakukan pada bidang pendidikan
dimana situasi pendidikan yang sedang atau telah terjadi diperbaiki dengan
berbagai hal dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan,
menurut Pardjono, dkk. (2007: 12) penelitian tindakan kelas atau classroom
action research adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Selain itu, Wijaya
Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010: 9) berpendapat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat, Jadi, PTK merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan guru yang bertujuan meningkatkan hasil pembelajaran dengan
menerapkan hal-hal tertentu yang dianggap sesuai.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas difokuskan pada tindakan tertentu yang
direncanakan peneliti kemudian dicoba diterapkan pada suatu kelas yang
46
kemudian dievaluasi untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari tindakan yang
diterapkan dalam pembelajaran. Tindakan dalam PTK merupakan alternatif untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Partisipatory
(Collaborative), karena penelitian dilakukan dengan melibatkan beberapa pihak.
Kunandar (2008: 61) menjelaskan bahwa PTK dilaksanakan secara kolaboratif
dan bermitra dengan pihak lain seperti teman sejawat. Jenis penelitian tindakan
kelas ini akan berpartisipasi atau berkolaborasi antara peneliti dan guru. Peneliti
dan guru akan bekerja sama dalam melakukan penelitian melalui kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dikelas dimana siswa menjadi objek penelitian.
Peneliti dan guru terlibat secara langsung pada proses penelitian. Proses penelitian
yang dilakukan dimulai dari menemukan masalah, perencanaan kegiatan atau
tindakan yang akan dilakukan, memantau kegiatan pembelajaran, mencatat
informasi penting dalam kegiatan, mengumpulkan data, menganalisis data,
menyusun dalam bentuk laporan jadi.
B. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan tempat penelitian akan
dilakukan di SD Negeri Serang, Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo yang
berjumlah 22 siswadengan perincian 7 siswa laki-laki dan 15 siswa Perempuan.
Tabel 1. Profil Kelas Pratindakan
Kelas
Jumlah Siswa Kelas
Keseluruhan Nilai Rata-rata
Keterampilan
Membaca Laki-laki Perempuan
V SD Negeri Serang 7 15 60,72
47
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di dalam kelas V SD Negeri Serang. SD
tersebut beralamat di Pedukuhan Serang, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih,
Kabupaten Kulon Progo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Maret-April 2017.
3. Deskripsi Tempat Penelitian
SD Negeri Serang berada di Pedukuhan Serang, Desa Sendangsari,
Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. SD Negeri Serang terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota atau
pemerintahan yaitu sekitar 3-4 km. Meskipun sekolah masih berada di daerah
pedesaan, akses atau jalan menuju sekolah tersebut cukup mudah. Namun, kondisi
jalan kurang baik karena banyak lubang akibat aspal yang rusak serta berada tepat
di pinggir jalan yang cukup ramai. Bangunan dan fasilitas sekolah sudah cukup
baik dan masih dalam tahap perkembangan.
Setting dalam penelitian kelas ini dilaksanakan didalam kelas maupun di
luar kelas yaitu perpustakaan. Kegiatan dilakukan saat siswa sudah masuk sekolah
dan dilakukan saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung di SD Negeri
Serang. Kelas V dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan data yang
diperoleh melalui kegiatan observasi yang berupa pengamatan awal serta
wawancara guru, bahwa keterampilan membaca siswa masih sangat rendah
terutama dalam memahami bacaan. Hal tersebut diperkuat dengan hasilnilai rata-
48
rata kelas yang baru mencapai 60,72. Nilai rata-rata tersebut lebih rendah
dibandingkan keterampilan lain seperti menulis yang mencapai 75,59; menyimak
66,09; dan berbicara 72,63. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran serta
menambah kegiatan membaca menggunakan Sustained Silent Reading (SSR).
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart.
Pardjono (2007: 23) komponen tindakan dan observasi pada model Kemmis dan
Mc Taggart menjadi satu komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara
simultan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Desain Penelitian Kemmis dan Mc Taggart
Keterangan:
Siklus I:
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Siklus II:
1. Revisi Rencana
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
49
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap, sebagai berikut.
1. Perancanaan
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK.
Perencanaan merupakan tindakan yang dibangun dan akan dilaksanakan, sehingga
harus mampu melihat jauh ke depan. Perencanaan meliputi perencanaan umum
dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi
penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar,
instrumen monitoring, alat-alat perekam data, dan lain-lain. Rencana tindakan
(Action Plan) adalah prosedur, strategi yang akan dilakukan oleh guru dalam
rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan tindakan dalam konteks
proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan
oleh peneliti ataupun kolaborator. Setiap tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu
yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang akan memantau terjadinya
perubahan akibat suatu tindakan.
3. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai proses
dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Pengamatan berfungsi
sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan
informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan
dirancang sebelumya dengan baik.
50
4. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus dan berdasarkan refleksi ini lalu
dilakukan revisi pada rencana tindakan (action plan) dan dibuat kembali rencana
tindakan yang baru (replanning) untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya.
Peneliti menguraikan rincian rencana kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari
kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut.
Tabel 2. Rencana Pelaksanaan PTK Siklus I 1. Perencanaan Peneliti dan guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan
diterapkan dengan menggunakan Sustained Silent Reading (SSR).
Peneliti dan guru menentukan materi yang akan disampaikan.
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti melakukan konsultasi RPP.
Peneliti menyiapkan lembar observasi pelaksanaan SSR.
Peneliti menyiapkan skala atau lembar penilaian keterampilan
membaca pemahaman.
2. Tindakan Guru menrapkan kegiatan yang mengacu pada RPP yang telah
dibuat.
Membagikan skala kretifitas membaca pemahaman serta
melakukan penilaian.
3. Pengamatan/
Observasi
Peneliti melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat.
4. Refleksi Peneliti dibantu guru serta observer melakukan evaluasi tindakan
siklus I yang telah dilakukan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil evaluasi
yang akan digunakan untuk siklus berikutnya.
Siklus II 1. Perencanaan Penetapan alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil
refleksai siklus I.
Pengembangan program tindakan siklus II.
2. Tindakan Pelaksanaan program tindakan siklus II.
3. Pengamatan/
Observasi
Pengumpulan data tindakan siklus II.
4. Refleksi Peneliti dibantu guru dan observer melakukan evaluasi tindakan
siklus II yang telah diimplementasikan.
*apabila siklus II belum memenuhi tujuan penelitian, maka kan ditambah siklus berikutnya berdasarkan
hasil siklus II.
51
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi menurut Wina Sanjaya (2009: 86) merupakan teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
diamati atau diteliti. Pengamatan atau observasi dilakukan selama kegiatan atau
proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) bisa dilakukan untuk memantau guru dan siswa. Pengamatan dilakukan
dengan melihat atau memperhatikan keaktifan siswa, perilaku siswa, motivasi
siswa, perhatian siswa, semangat siswa, respon siswa, dan lain-lain. Menurut
Kunandar (2008: 143) pengamatan digunakan untuk memperoleh data kualitatif
misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Sehingga dalam penelitian ini
hal-hal yang akan diobservasi misalnya keaktifan siswa, motivasi siswa, dan
respon siswa terhadap tugas.
Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang dilakukan siswa selama
proses pembelajaran. Pedoman tersebut digunakan untuk mengamati keaktifan,
motivasi, dan respon siswa selama proses pembelajaran. Pedoman observasi
digunakan peneliti untuk memperoleh data peningkatan aktivitas siswa serta guru
dalam proses pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Sustained Silent
Reading (SSR).
2. Tes
Kunandar (2008: 186) berpendapat tes adalah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan
52
atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam
dirinya. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010: 78) berpendapat tes adalah
seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor atau
angka. Sedangkan, menurut Wina Sanjaya (2009: 99) sebagai alat ukur dalam
proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu validitas dan reliabilitas. Tes
ini dilakukan untuk mengukur keterampilan pemahaman membaca siswa pada
aspek kognitif atau pengetahuan. Uji validitas dilakukan melalui expert
judgement. Ketepatan memahami bacaan terdiri dari kemampuan memahami
makna arti kata dalam kalimat atau bacaan, kemampuan memahami paragraf,
kemampuan memahami ide atau gagasan, kemampuan menentukan ide pokok,
dan kemampuan memahami isi bacaan.
Wina Sanjaya (2009: 100) membedakan tes berdasarkan cara
pelaksanaannya yaitu tes lisan, tes tulisan, dan tes perbuatan. Tes tulisan atau tes
tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal
dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes tertulis yaitu tes esai dan tes objektif. Tes
esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
secara terbuka, yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang
disusunnya sendiri. Sedangkan, tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan
siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan.
3. Studi Dokumenter (documentary study)
Nana Syaodih (Adyvian Prihandika, 2013: 62) menyatakan studi
dokumenter merupakan suatu metode atau teknik pengumpulan data dengan
53
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik. Data yang diperoleh melalui dokumentasi yaitu
berupa foto ketika proses pembelajaran sedang berlangsung yaitu siklus I dan
siklus II.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Menurut Emory (Sugiyono, 2011: 102) meneliti dengan data
yang sudah ada lebih tepat jika dinamakan membuat laporan dari pada melakukan
penelitian. Instrumen penilaian harus disesuaikan dengan metode pengumpulan
data yang digunakan. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar
panduan observasi. Sedangkan untuk tes, instrumen yang digunakan adalah soal
tes objektif.
1. Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Adapun kisi-kisi yang
digunakan sebagai berikut.
54
Tabel 3. Kisi-kisi Observasi Guru No. Aspek Indikator Ya Tidak Keterangan
1. Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
3. Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
4. Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
5. Refleksi Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Melakukan tindak lanjut.
6. Penilaian Melakukan tes evaluasi.
Kisi-kisi observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman disesuaikan dengan teori tentang strategi pengajaran
membaca pemahaman menggunakan Sustained Silent Reading (SSR) serta aspek
aspek yang dapat diamati peneliti menurut teori Andri Wicaksono dan Ahmad
Subhan Roza pada kajian teori.
55
Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Siswa
No. Aspek Indikator Ya
(skor 1)
Tidak
(skor 0) Keterangan
1. Keterampilan
membaca
pemahaman.
Siswa menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa mengerjakan soal
tentang bacaan dengan cepat
dan benar.
Siswa berani menyimpulakan
isi bacaan.
2. Pelaksanaan
Sustained
Silent Reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Siswa menggunakan alat bantu
untuk menunjuk bacaan.
Siswa menggerakan mata saat
membaca.
Siswa tidak menggerakan
kepala saat membaca.
Siswa tidak menggerakan bibir
saat membaca.
Siswa sungguh-sungguh
mengikuti pembelajaran.
Jumlah Skor
Kisi-kisi dan rubrik penilaian observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran keterampilan membaca pemahaman tersebut disesuaikan dengan
teori tentang pembelajaran membaca menggunakan Sustained Silent Reading
(SSR) dan aspek-aspek yang dapat diamati peneliti. Kisi-kisi observasi tersebut
disesuaikan dengan teori tentang karakteristik Sustained Silent Reading (SSR)
menurut Dalman dalam kajian teori. Rumus untuk menghitung persentase
aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Persentase =
56
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
tabel persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman berdasarkan pendapat Acep Yonny, dkk. (2010: 175: 176)
sebagai berikut.
Tabel 5. Persentase Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa
Persentase (%) Kategori
75 – 100 Sangat Tinggi
50 – 74,99 Tinggi
25 – 49,99 Rendah
< 24,99 Sangat Rendah
2. Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
pilihan ganda. Sukardi (2010: 40) berpendapat bahwa instrumen sebagai alat
pengumpul data penelitian perlu memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, dan
kebermanfaatan. Validitas suatu instrumen menunjukkan dimana suatu tes
mengukur apa yang hendak diukur.
Instrumen penelitian keterampilan membaca pemahaman disusun
berdasarkan pada teori aspek kognitif dan standar kompetensi atau kompetensi
inti serta kompetensi dasar khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Aspek
kognitif yang digunakan di sekolah dasar meliputi ingatan (C1), pemahaman (C2),
dan penerapan (C3). Berdasarkan aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian
keterampilan membaca pemahaman dapat disusun kisi-kisi instrumen sebagai
berikut.
57
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Membaca Pemahaman
Pratindakan
No Indikator Deskriptor
Nomor Butir Aspek
Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1. Pemahaman
Literal
Memahami arti kata sulit
dalam bacaan.
15 20 17 3
Memahami setting/ latar
pada bacaan.
10 2, 24 18 4
Memahami gagasan
pokok/ pokok pikiran pada
bacaan.
16 1 19 3
Memahami tokoh dan
karakter dalam bacaan.
13, 23 12 21 4
Penggunaan kata/ kalimat
tanya.
7 4 8 3
5. Pemahaman
Interpretatif
Menentukan amanat/ pesan
dan saran berdasarkan isi
bacaan.
9, 11 5 6 4
Menyimpulkan isi bacaan. 14 3, 25 22 4
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
No Indikator Deskriptor
Nomor Butir Aspek
Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1. Pemahaman
Literal
Memahami arti kata
sulit dalam bacaan.
18 12 19 3
Memahami setting/ latar
pada bacaan.
3 8, 20 17 4
Memahami gagasan
pokok/ pokok pikiran
pada bacaan.
1, 25 15 16 4
Memahami tokoh dan
karakter dalam bacaan.
10 11, 24 21 4
Penggunaan kata/
kalimat tanya.
5 4 6 3
5. Pemahaman
Interpretatif
Menyimpulkan isi
bacaan.
22 2, 23 9 4
Menentukan amanat/
pesan dan saran
berdasarkan isi bacaan.
7 13 14 3
Sebelum digunakan untuk penelitian, instrumen tes objektif terlebih
dahulu dilakukan uji validitas melalui validasi expert judgement. Validator
instrumen penelitian sebagai expert judgement dalam penelitian ini adalah H.
Sujati, M. Pd. yang merupakan salah satu dosen penelitian Fakultas Ilmu
58
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Berikut ini hasil validasi instrumen
tes yang telah dilakukan validasi.
Tabel 8. Hasil Pelaksanaan Validasi InstrumenExpert Judgement
No. Hari/
Tanggal Materi Saran/ Tanggapan
1. Senin/ 6
Februari
2017
Bab II dan
Instrumen
Penelitian
Merevisi Bab II sebagai pedoman pembuatan
instrumen.
2. Senin/ 13
Februari
2017
Bab II Membatasi jenis membaca pemahaman yang
digunakan untuk membuat instrumen.
3. Selasa/
14
Februari
2017
Instrumen
Penelitian
Instrumen dikelompokan berdasarkan jenis
membaca pemahaman yang digunakan dan
aspek kognitif (C1, C2, dan C3).
4. Jumat/
17
Februari
2017
Instrumen
Penelitian
a. Proporsi penyebaran soal pada kisi-kisi kurang
proporsional sehingga perlu diseimbangkan dan
disesuaikan.
b. Menambahkan tes kompetensi membaca pada
bab II sebagai pedoman evaluasi.
5. Jumat/
24
Februari
2017
Instrumen
Penelitian
Kisi-kisi soal tes instrumen penelitian sudah
disesuaikan dengan indikator dan aspek
kognitif (C1, C2, dan C3) serta sudah
proporsional.
Berdasarkan hal di atas, instrumen penelitian berupa tes objektif pilihan
ganda sudah dapat digunakan untuk pengambilan data berupa nilai pada
penelitian. Apabila sudah diketahui nilai yang diperolah, nilai tersebut kemudian
diartikan atau dimasukkan dalam bentuk data kualitatif yang dimasukkan rentang
hubungan antara skala angka dengan huruf sesuai pendapat Suharsimi Arikunto
(2007: 245), seperti tabel berikut.
59
Tabel 9. Rentang Nilai Siswa
Rentang Angka Huruf Keterangan
80 – 100 A Baik Sekali
66 – 79 B Baik
56 – 65 C Cukup
40 – 55 D Kurang
0 – 39 E Gagal
Tabel rentang nilai siswa akan menjadi pedoman untuk memasukkan nilai
siswa kedalam kualitatif serta digunakan dalam analisis data. Indikator
ketercapaian keterampilan membaca pemahaman yang ditentukan adalah apabila
nilai rata-rata tiap siklus meningkat. Indikator ketercapaian keterampilan
membaca pemahaman tidak menggunakan nilai tertentu seperti Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), karena penelitian ini hanya meneliti tentang
peningkatan salah satu aspek bahasa yaitu keterampilan membaca pemahaman
dan bukan meneliti satu mata pelajaran.
3. Studi Dokumenter
Penelitian dilakukan dengan menggunakan hasil observasi, nilai tes pratindakan,
nilai tes setiap siklus, serta foto yang diambil saat proses pembelajaran
berlangsung.
G. Teknik Analisis Data
Wina Sanjaya (2009: 106) berpendapat menganalisis data adalah suatu
proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukakan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang
jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Pardjono (2007: 53) mengatakan bahwa
analisis data pada dasarnya bertujuan untuk mengolah informasi kuantitatif dan
60
kualitatif sedemikian rupa sampai informasi itu menjadi lebih bermakna. Analisis
data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya
berbagai tindakan yang dilakukan guru. Sedangkan, analisis data kuantitatif
digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh
dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Hasil refleksi dari siklus I menjadi dasar
pelaksanaan siklus II dan seterusnya.
1. Analisis Hasil Observasi
Analisis hasil observasi diperoleh berdasarkan lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setiap siklus. Lembar observasi
digunakan untuk mengukur proses pelaksanaan pembelajaran yang di ikuti siswa.
Selain itu, lembar observasi juga digunakan untuk mengamati kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan RPP. Hasil dari lembar
observasi tersebut kemudian di deskripsikan.
2. Analisis Hasil Tes
Tes individu dilakukan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman
siswa yang dilakukan dengan Sustained Silent Reading (SSR). Selanjutnya, hasil
tersebut dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui peningkatan keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas V melalui SSR. Peningkatan tersebut
dibuktikan dengan hasil tes setiap siklus. Nilai tes akan dibandingkan antara siklus
I dan siklus II, apabila mengalami peningkatan maka dapat disimpulkan bahwa
SSR dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V.
61
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD
Negeri Serang. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari peningkatan
keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan Sustained Silent
Reading (SSR). Indikator keberhasilan keterampilan membaca pemahaman
didasarkan pada hasil penilaian tes yang dilakukan siswa. Penelitian ini dikatakan
berhasil apabila nilai rata-rata kelas hasil tes siswa dalam keterampilan membaca
pemahaman mengalami kenaikan pada tiap siklus serta sudah mencapai nilai ≥75
(kategori baik).
Penilaian tes akhir yang diperoleh siswa pada tes tiap siklus menggunakan rumus
sebagai berikut.
Nilai :
Peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa diketahui dengan
menghitung nilai rata-rata, maka tiap siklus dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut.
Mean =
Keterangan:
∑x = jumlah semua skor yang diperoleh
N = jumlah skor keseluruhan
62
Apabila hasil mean post test pada akhir siklus mengalami kenaikan dan mencapai
nilai ≥75 setelah menggunakan Sustained Silent Reading (SSR) maka siklus akan
dihentikan karena udah memenuhi kriteria.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perencanaan.
Tahap perencanaan dilakukan oleh guru dan peneliti melalui beberapa kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan guru dan peneliti dalam tahap perencanaan yaitu sebagai
berikut.
1) Peneliti dan guru menentukan waktu penelitian yang berupa penelitian
tindakan kelas. Penelitian akan dilaksanakan pada jadwal mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Serang yaitu setiap hari Senin dan Kamis.
Setiap pertemuan dilakukan selama dua jam pelajaran atau dua kali 35 menit.
2) Peneliti dan guru menentukan materi yang akan disampaikan pada pelaksanaan
penelitian yaitu tentang tema transportasi.
3) Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menentukan teks bacaan disertai LKS, dan soal tes evaluasi membaca
pemahaman. RPP yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
4) Menentukan teks bacaan serta pertanyaan-partanyaan berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, kata-kata sukar (belum dimengerti), isi bacaan,
serta kesimpulan isi bacaan.
64
5) Peneliti dan guru menyiapkan teks bacaan dan LKS disertai lembar jawab
untuk menuliskan jawaban siswa.
6) Peneliti dan guru menyiapkan kartu nama siswa untuk mempermudah
pelaksanaan observasi proses pembelajaran yang dilakukan siswa
Teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sustained
Silent Reading (SSR). SSR biasa dikenal dengan membaca dalam hati. SSR akan
digunakan dengan menyesuaikan materi dan tema pada pembelajaran yang akan
dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Menyesuaikan dengan program pembelajaran semester II tahun 2016/2017
telah disusun tindakan siklus I pada bulan Januari minggu ke-3 di SD Negeri
Serang. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan membahas tema transportasi. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Kamis, 16 Maret 2017 pada jam kedua (09.30-10.40). Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2017 pada jam pertama (07.50-09.00).
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Senin, 27 Maret 2017 pada jam pertama
(07.50-09.00).
Materi yang diberikan pada siklus I adalah menyimpulkan isi teks cerita
anak dalam beberapa kalimat. Materi yang dberikan pada siklus pertama ini
membahas tentang cara menyimpulkan isi teks cerita anak dalam beberapa
kalimat dengan tema transportasi. Berikut ini deskripsi pelaksanaan tindakan
siklus I yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
1) Pertemuan 1
65
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis, 16 Maret 2016 pukul 09.30-
10.40. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah
membaca pemahaman dan menyimpulkan teks bacaan cerita anak. Pembelajaran
dilakukan dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan
sustained silent reading. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada
siswa tentang alat transportasi apa yang digunakan siswa untuk pergi ke sekolah,
kemudian siswa secara bersama-sama menyebutkan alat-alat transportasi. Siswa
selanjutnya dibentuk menjadi 6 kelompok. Siswa diminta untuk memilih bacaan
sendiri di perpustakaan yang selanjutnya menentukan kalimat utama, ide pokok
paragraf, mencari kata-kata , dan menyimpulkan isi bacaan.
Bacaan yang dipilih siswa bersama kelompoknya bermacam-macam yaitu
yang berkaitan dengan transportasi seperti “Pengalaman Naik Sepeda” dan
“Sejarah Kereta Api”. Sementera itu, masih ada 1 kelompok yang memilih bacaan
diluar tema yaitu bacaan “Sejarah Kerajaan Mataram”.
Siswa secara berkelompok diminta membaca dalam hati bacaan yang telah
dipilih. Setelah selesai membaca, siswa mengerjakan tugas yang telah
disampaikan guru. Siswa masih kebingungan dalam mengerjakan namun tidak
mau bertanya.
Siswa dan guru bertanya jawab tentang teks bacaan yang telah dibaca dan
tugas yang telah dikerjakan. Perwakilan siswa secara bergantian membacakan isi
cerita yang telah dibaca. Kemudian pembelajaran dilakukan dengan
menyimpulkan secara bersama-sama tentang materi yang telah dipelajari.
66
Pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan tes evaluasi yang berupa soal
pilihan ganda.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua dilaksanakann pada hari Senin, 20
Maret 2017 pukul 07.50-09.00. Pembelajaran diawali dengan mengingat materi
pada pertemuan sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua adalah
menentukan dan menuliskan kalimat utama, ide pokok paragraf, arti kata-kata
sukar, dan menyimpulkan isi bacaan. Berbeda dengan pertemuan pertama, bacaan
pada pertemuan kedua sudah disediakan guru disertai dengan pertanyaan yang
dikerjakan secara individu oleh siswa.
Guru memberi pengarahan tentang bagaimana sikap siswa saat membac.
Siswa membaca dalam hati bacaan “Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”
yang telah dibagikan guru. Siswa diminta mengerjakan tugas tentang bacaan
tersebut. Siswa dan guru selanjutnya membahas bersama tugas yang telah
dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mengerjakan tes
evaluasi berupa tes pilihan ganda.
3) Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga dilaksanakan hari Senin, 27 Maret
2017 pukul 07.50-09.00. Pembelajaran diawali dengan mengulang materi pada
pertemuan sebelumnya. Siswa diminta membaca bacaan “Naik Kereta Api”
dengan cara sustained silent reading yang dijelaskan terlebih dahulu. Setelahsiswa
membaca,siswa dan guru melakukan tanya jawab secara lisan tentang isi bacaan.
67
Siswa mengemukakan isi bacaan berdasarkan pertanyaan lisan yang disampaikan
guru.
Siswa dan guru membahas tentang tugas yang telah dikerjakan oleh siswa
berkaitan dengan bacaan. Perwakilan siswa kemudian diminta menyampaikan isi
bacaan dengan menyimpulkan isi bacaan.
Pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga diakhiri dengan siswa mengerjakan
tes evaluasi (post test). Kegiatan pembelajaran berjalan secara kondusif meskipun
masih ada beberapa siswa yang membaca dengan bersuara dan kurang memahami
materi.
c. Observasi Tindakan Siklus I
Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan yang
diharapkan menghasilkan perubahan berupa peningkatan keterampilan membaca
pemahaman siswa melalui sustained silent reading. Observasi dilakukan dengan
mengamati kegiatan guru dan siswa pada pelaksanaan pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas dengan panduan lembar observasi. Berdasarkan pelaksanaan
tindakan siklus I, diperoleh beberapa hasil observasi sebagai berikut.
1) Kegiatan guru
Pertemuan pertama pada siklus I siswa diberi apersepsi berupa pertanyaan
lisan berupa “tadi pagi anak-anak datang ke sekolah jam berapa?”, “anak-anak
datang ke sekolah naik apa?”, “alat yang digunakan untuk datang ke sekolah
disebut alat apa?”, “coba sebutkan alat-alat transportasi yang anak-anak ketahui!”.
Siswa menjawab secara serentak pertanyaan dari guru, namun masih ada siswa
yang diam dan tidak menjawab pertanyaan guru. Siswa dijelaskan tema
68
pembelajaran yaitu tentang transportasi dan tujuan pembelajaran. Siswa kurang
dijelaskan tentang tujuan pembelajaran danhanya disampaikan kegiatan yang akan
dilakukan yaitu membacabacaan. Siswa diminta mencari bacaan di perpustakaan
secara berkelompok dengan tema transportasi. Siswa diminta menentukan kalimat
utama, ide pokok paragraf, kata-kata sukar, dan kemudian menyimpulkan isi
bacaan tersebut. Siswa diminta membaca dengansustained silent reading. Siswa
kurang dijelaskan tentang pelaksanaan sustained silent reading, namun guru
mengingatkan siswa ketika membaca dengan suara cukup keras. Setelah
membaca, siswa diberi penguatan dengan pertanyaan secara lisan tentang judul
bacaan, tokoh, kata-kata sukar, serta amanat. Kemudian siswa diminta menuliskan
kalimat utama, ide pokok paragraf, dan kesimpulan bacaan. Pertemuan pertama
diakhiri dengan meminta siswa untuk membacakan kesimpulan isi cerita yang
telah dibaca.
Pertemuan kedua dilakukan dengan mengingat kembali materi yang
dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang membaca pemahaman dan
menyimpulkan teks cerita anak. Siswa dijelaskan tentang cara menentukan
kalimat utama, ide pokok paragraf, dan kesimpulan isi bacaan. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu membaca, menentukan, dan menuliskan
kesimpulan isi cerita anak bertema transportasi. Siswa diberi teks bacaan berjudul
“Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007” secara individu kemudian meminta
siswa membaca dalam hati teks bacaan tersebut. Siswa dan Guru membahas
bacaan melalui tanya jawab tentang kalimat utama, ide pokok paragraf, kata-kata
sukar, isi bacaan, serta kesimpulan isi bacaan. Siswa diminta untuk mencatat
69
kesimpulan isi bacaan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tes evaluasi
secara lisan tentang isi bacaan “Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”.
Pertemuan ketiga siswa diberi apersepsi dengan menanyakan cara
menyimpulkan isi bacaan. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok kemudian diminta
membaca dalam hati teks bacaan “Naik Kereta Api”. Siswa diingatkan supaya
tidak bersuara dalam membaca dan memberikan batas waktu membaca dan
memahami bacaan tersebut selama 10 menit. Salah satu perwakilan siswa
kemudian diminta membaca teks bacaan “Naik Kereta Api” dengan suara keras.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kata-kata yang sulit dimengerti
dalam bacaan “Naik Kereta Api”. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan isi bacaan, kalimat utama, ide pokok, serta kesimpulan. Siswa
dibimbing guru saat mengerjakan tugas kelompok dengan dikunjungi guru. Siswa
bersama guru membahas tugas yang berkaitan dengan teks bacaan “Naik Kereta
Api”. Siswa dan guru menyimpulkan secara bersama-sama isi bacaan.
Pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan tes evaluasi (post test).
2) Kegiatan siswa
Pertemuan pertama siswa mendengarkan penjelasan guru tentang membaca
pemahaman dan menyimpulkan teks bacaan cerita anak. Siswa secara
berkelompok diminta mencari dan memilih bacaan di perpustakaan bertema
transportasi. Siswa membaca dalam hati teks bacaan yang telah dipilih. Beberapa
siswa yang membaca dengan suara keras dan membacakan teks bacaan yang
dipilih kepada teman kelompoknya, sehingga tidak semua siswa membaca karena
70
ada yang sudah dibacakan. Beberapa siswa yang menggunakan alat bantu dan
menggerakkan kepala saat membaca. Siswa membutuhkan waktu yang lama
dalam membaca dan memahami bacaan. Siswa dan guru bertanya jawab secara
lisan judul bacaan, tokoh, kata-kata sukar, dan amanat bacaan yang telah dibaca
siswa. Siswa menuliskan jawaban tentang kalimat utama,ide pokok paragraf, kata-
kata sukar, dan kesimpulan isi bacaan yang telah dibaca oleh siswa. Masih banyak
siswa yang belum memahami cara menentukan kalimat utama, ide pokok
paragraf, dan kesimpulan bacaan. Kegiatan siswa dilanjutkan dengan
menyimpulkan bacaan yang disampaikan secara lisan oleh masing-masing
kelompok. Namun, saat menyampaikan kesimpulan secara lisan siswa masih malu
sehingga harus di tunjuk guru terlebih dahulu.
Pertemuan kedua siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara
menentukan kalimat utama dan ide pokok paragraf. Siswa secara individu diberi
teks bacaan berjudul “Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”. Siswa
membaca bacaan dengan sungguh-sungguh yang telah diberikan oleh guru
kemudian menjawab pertanyaan lisan tentang kalimat utama dan isi bacaan.
Masih ada siswa yang membaca dengan suara pelan dan menggerakkan bibir.
Siswa belum berani menjawab pertanyaan lisan dari guru, sehingga harus
ditunjuk terlebih dahulu. Siswa menjawab secara tertulis pertanyaan berdasarkan
bacaan dengan tepat waktu dan sebagian besar jawaban sudah benar. Siswa fokus
mengikuti pembelajaran, tetapi kadang ada yang berbicara dengan teman dalam
satu kelompoknya. Siswa menjawab tes evaluasi yang disampaikan secara lisan
oleh guru.
71
Gambar 3. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru
Pertemuan ketiga siswa secara berkelompok diberi teks bacaan “Naik
Kereta Api”. Siswa mendengarkan perintah guru sebelum membaca teks bacaan
dan mengerjakan tugas. Siswa diminta membaca dalam hati dan memahami isi
bacaan dengan waktu 10 menit. Masih ada siswa yang membaca dengan bersuara
serta menggangu teman saat membaca. Ada siswa yang menggunakan alat bantu
untuk menunjuk bacaan dan masih ada siswa yang menggerakkan bibir dan
bersuara dalam membaca. Selain itu, siswa menggerakkan mata dan ada beberapa
siswa yang menggerakkan kepala saat membaca. Siswa belum memahami dalam
menjawab soal yang diberikan tetapi sudah memiliki keberanian dan aktif
bertanya kepada guru. Melalui perwakilan kelompok menyampaikan kesimpulan
isi bacaan secara lisan dengan membacakannya tanpa ditunjuk terlebih dahulu.
Siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran walaupun masih ada siswa yang
berbicara sendiri dengan teman kelompoknya. Pembelajaran diakhiri dengan
siswa mengerjakan soal evaluasi yang berupa tes pilihan ganda.
72
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi
Suasana pembelajaran mengalami perubahan secara bertahap. Kegiatan
pembelajaran pertama siswa tidak semuanya membaca dan memahami isi bacaan.
Siswa masih pasif dalam menjawab pertanyaan guru sehingga perlu ditunjuk
terlebih dahulu. Siswa masih membutuhkan waktu cukup lama dalam
mengerjakan tugas. Siswa mulai aktif dan dapat mengikuti tahapan sustained
silent reading ketika sudah dijelaskan dan diingatkan tentang pelaksanaan
sustained silent reading oleh guru. Siswa juga diberi batas waktu sehingga siswa
lebih sungguh-sungguh dalam membaca dengan sustained silent reading. Siswa
menjadi lebih aktif dalam bertanya maupun mengemukakan pendapat.
Siswa lebih memahami isi bacaan dan pembelajaran membaca pemahaman
lebih mudah dilakukan dengan sustained silent reading karena konsentrasi siswa
dalam membaca lebih maksimal. Penggunaan sustained silent reading juga
menjadikan waktu lebih efektif, siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan
berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
73
d. Hasil Siklus I
Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman menggunakan Sustained
Silent Reading (SSR) di kelas V SD Negeri Serang pada setiap pertemuan siklus I
sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun. Siswa
diberi apersepsi dengan kegiatan tanya jawab untuk menggali pemahaman serta
keaktifan siswa. Siswa secara perlahan membuat siswa lebih aktif dan memahami
isi bacaan.
Pembelajaran dilakukan siswa dengan membaca teks cerita kemudian
mengerjakan soal-soal tentang bacaan tersebut. Siswa dan guru membahas bacaan
serta tugas yang dikerjakan siswa. Siswa mengerjakan tes evaluasi. Tes evaluasi
digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa.Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa dan
hasil keterampilan membaca pemahaman siswa pada tabel dan gambar sebagai
berikut.
74
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I Siswa
Kelas V SD Negeri Serang
No Aspek Jumlah Skor
Pratindakan Siklus I
1. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang isi
bacaan. 12 19
2. Siswa menyampaikan isi bacaan secara lisan. 10 11
3. Siswa mengerjakan soal tentang bacaan dengan
cepat dan benar. 6 10
4. Siswa berani menyimpulakan isi bacaan. 4 7
5. Siswa membaca dengan tenang dan tanpa suara. 12 14
6. Siswa menggunakan alat bantu untuk menunjuk
bacaan. 11 11
7. Siswa menggerakan mata saat membaca. 13 15
8. Siswa tidak menggerakan kepala saat membaca. 9 12
9. Siswa tidak menggerakan bibir saat membaca. 7 13
10. Siswa sungguh-sungguh mengikuti
pembelajaran. 18 19
Jumlah Skor 102 131
Rata-rata (Mean) 10,2 13,1
Persentase (%) 46,36 59,54
Kategori Rendah Tinggi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor tiap
aspek proses pembelajaran yang dilakukan siswa dari pratindakan ke siklus I.
Peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran juga terlihat dari adanya
peningkatan jumlah skor sebanyak 29 dari jumlah skor pratindakan 102 menjadi
131 pada siklus I. Persentase aktivitas proses pembelajaran siswa meningkat
13,18% dari persentase pratindakan yaitu 46,36% menjadi 59,54% pada siklus II.
Selain itu, kategori aktivitas proses pembelajaran siswa juga meningkat dari
kategori rendah menjadi tinggi.
75
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Tes Siklus I Keterampilan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama Hasil
Nilai Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1. Ra 35 50 52 45,66 Kurang
2. Ri 40 40 48 42,66 Kurang
3. DR 40 55 56 50,33 Kurang
4. IM 70 75 76 73,66 Baik
5. SWA 60 60 64 61,33 Cukup
6. WVR 70 80 80 76,66 Baik
7. RFA 65 75 76 72 Baik
8. IF 75 75 76 75,33 Baik
9. RAN 80 80 80 80 Baik
Sekali
10. BFY 65 65 68 66 Cukup
11. AWA 65 70 76 70,33 Baik
12. NAL 50 60 72 60,66 Cukup
13. AK 60 60 60 60 Kurang
14. Sh 70 70 72 70,66 Baik
15. ZOS 75 75 76 75,33 Cukup
16. AR 50 55 52 52,33 Kurang
17. LMP 75 80 80 78,33 Baik
18. MW 75 80 80 78,33 Baik
19. ARP 55 65 68 62,66 Cukup
20. Al 80 75 80 78,33 Baik
21. DNS 65 65 68 66 Baik
22. MZZ 65 75 72 70,66 Baik
Jumlah Nilai 1385 1485 1532 1467,33
Rata-rata
Nilai 62,95 67,5 69,63 66,69 Cukup
76
Tabel 12. Peningkatan Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Serang
Kelas Nilai Rata-rata
V Pratindakan Siklus I
60,72 66,69
Berdasarkan tabel tersebut dapat digambarkan peningkatan hasil keterampilan
membaca pemahaman dari pratindakan sampai siklus I pada gambar diagram
berikut.
Gambar 5. Diagram Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus I
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman dengan Sustained Silent Reading (SSR) dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata nilai siswa pada siklus Ipertemuan pertama 62,95;
pertemuan kedua 67,5; dan pertemuan ketiga 69,63.Meningkatnya keterampilan
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Pratindakan Siklus I
Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rataPratindakan
Nilai Rata-rata Siklus I
77
membaca pemahaman terlihat peningkatan nilai rata-rata sebanyak 5,97 dari nilai
rata-rata pratindakan 60,72 meningkat menjadi 66,69.
e. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus I
1) Refleksi tindakan siklus I
Refleksi merupakan langkah proses penelitian yang digunakan untuk
mengetahui permasalahan dan memperbaiki perencaaan sebelumnya sesuai
dengan temuan di lapangan. Refleksi siklus I dilakukan peneliti dan guru setelah
pelaksanaan siklus I selesai.
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran dan hasil tes keterampilan
membaca pemahaman yang telah dilaksanakan, menunjukkan bahwa keterampilan
membaca pemahaman siswa sudah mengalami peningkatan walaupun belum
semuanya mencapai nilai >75. Selain itu, aktivitas siswa saat proses pembelajaran
membaca pemahaman menggunakan Sustained Silent Reading (SSR) sudah cukup
meningkat baik dari skor, persentase, dan kategori.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan
beberapa permasalahan yang dihasilkan oleh siswa dan guru. Beberapa
permasalahan yang dihasilkan oleh siswa antara lain: a) masih ada siswa yang
belum sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran yaitu dengan berbicara sendiri
dengan teman kelompoknya, b) siswa masih belum memahami cara menentukan
kalimat utama dan ide pokok paragraf meskipun semua siswa sudah bisa
membaca, c) masih ada siswa yang membaca dengan cukup keras sehingga
menggangu siswa yang lain. Sedangkan permasalahan yang dihasilkan oleh guru
78
yaitu guru kurang jelas dan rinci dalam menyampaikan tahapan sustained silent
reading.
2) Revisi tindakan siklus I
Berdasarkan permasalahan yang dihasilkan pada siklus I, guru dan peneliti
mengadakan revisi pada rancangan pelaksanaan tindakan siklus II. Revisi
pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan sustained
silent reading yaitu sebagai berikut.
a) Guru lebih menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa aktif.
b) Guru lebih komunikatif dengan siswa.
c) Guru menjelaskan kembali tentang cara menentukan kalimat utama dan ide
pokok paragraf.
d) Guru menjelaskan tahapan pelaksanaan sustained silent reading kepada siswa.
e) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman menggunakan Sustained
Silent Reading (SSR) pada siklus II dilakukan dengan menerapkan perencanaan
penyusunan rancangan pembelajaran berdasarkan revisi rancangan pada siklus
sebelumnya. Tahap perencanaan siklus II, guru dan peneliti melakukan beberapa
kegiatan. Kegiatan yang dilakukan guru dan peneliti yaitu sebagai berikut.
1) Peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD)yang sama dengan siklus I, dengan materi membaca pemahaman dan
79
menyimpulkan cerita anak, menjelaskan arti kata sukar, menentukan kalimat
utama dan ide pokok paragraf, serta menenentukan bacaan dan tes evaluasi
dengan tema kesenian.
2) Peneliti dan guru akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih santai
namun tetap kondusif.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan selama 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan yaitu
tanggal 30 Maret 2017 dan 3 April 2017. Materi yang dibahas adalah membaca
pemahaman untuk menyimpulkan teks cerita anak dalam beberapa kalimat dengan
tema kesenian.
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Maret 2017 pukul
09.30-10.40. Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan siswa dan
menanyakan kesiapan siswa mengikuti pelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II
guru lebih mengkondisikan siswa supaya lebih fokus dalam membaca dan
memahami isi bacaan serta menjadikan siswa lebih aktif. Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang menentukan kalimat utama, ide pokok paragraf, dan
menyimpulkan isi bacaan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang dan
menggunakan serta menyampaikan tahapan pelaksanaan sustained silent reading
secara lebih jelas kepada siswa.
Awal pembelajaran siswa diberi apersepsi dengan pertanyaan “siapa yang
suka bercerita?”, “anak-anak suka bercerita apa?”, “coba sebutkan macam-macam
80
cerita anak yang kalian ketahui!”. Salah satu perwakilan siswa bercerita di depan
kelas dengan judul “Kisah Naga Putih”.
Guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Siswa membaca bacaan “Nyanyi Sunyi Seruni” dan kemudian
mengerjakan tugas. Siswa membaca dengan terlebih dahulu dijelaskan cara
melakukan membaca diam atau sustained silent reading yaitu salah satunya
memberi batas waktu membaca dan mengerjakan. Siswa dan guru kemudian
membahas bersama bacaan tersebut. perwakilan siswa dengan suka rela bersedia
untukmenyampaikan kesimpulan isi bacaan tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh
guru.
Pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan tes evaluasi. Tes evaluasi
dikerjakan secara individu oleh siswa.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin, 3 April 2017 pukul 07.50-09.00.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan siswa antara lain berdoa
dan presensi kehadiran siswa. Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan
mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Pembelajaran dilakukan dengan siswa dibentuk menjadi 6 kelompok.
Masing-masing kelompok mendapatkan bacaan “Merencanakan Pameran Seni”
beserta soal-soal. Siswa membaca dalam hati bacaan tersebut dengan terlebih
dahulu dijelaskan aturannya oleh guru.
Siswa dan guru membahas tugas yang telah dikerjakan dengan sedikit
melakukan permainan. Sebelumnya masing-masing kelompok juga diminta
81
menyanyikan lagu anak-anak atau lagu wajib nasional terlebih dahulu. Tiap
kelompok menyanyikan lagu yang berbeda diantaranya lagu Balonku, Garuda
Pancasila, Naik Delman, Satu Nusa Satu Bangsa, Berkibarlah Benderaku, dan
Hari Merdeka. Siswa harus menjawab secara berebut dan dengan jawaban yang
benar. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan setelah guru menyebutkan
nomor soalnya.
Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama. Siswa mengerjakan tes evaluasi (post test). Tes evalusi dikerjakan secara
individu oleh siswa.
c. Observasi Tindakan Siklus II
Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan yang diharapkan
menghasilkan perubahan berupa proses pembelajaran dan peningkatan
keterampilan membaca pemahaman siswa melalui sustained silent reading.
Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa pada
pelaksanaan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan
pelaksanaan tindakan siklus II, diperoleh beberapa hasil observasi sebagai berikut.
1) Kegiatan guru
Pelaksanaan tindakan siklus II pada kegiatan pembelajaran hampir sama
dengan pelaksanaan siklus I. Pertemuan pertama, pembelajaran dilakukan dengan
melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “siapa yang suka
bercerita?”, “suka bercerita apa?”, “siapa yang suka membaca cerita?”, “cerita apa
saja yang sudah pernah dibaca?”. Salah satu perwakilan siswa untuk bercerita di
depan kelas. Siswa bersedia bercerita dengan judul “Kisah Naga Putih”. Guru
82
menyampaiakan tujuan pembelajaran yaitu memahami dan menyimpulkan isi
cerita anak bertema kesenian. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
menentukan kalimat utama dan ide pokok paragraf serta membaca pemahaman
teks cerita anak.
Siswa diberi teks bacaan secara individu dengan judul “Nyanyi Sunyi
Seruni”. Siswa membaca dengan menerapkan sustained silent reading. Siswa
diberi waktu untuk membaca teks bacaan “Nyanyi Sunyi Seruni” terlebih dahulu.
Kemudian siswa menyimak guru membacakan teks bacaan tersebut. Siswa dan
guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan. Selanjutnya siswa mengerjakan
soal berkaitan dengan bacaan tersebut. Siswa menukarkan jawaban mereka
dengan teman untuk dicocokan. Siswa mengerjakan tes evaluasi di akhir
pembelajaran
Pertemuan kedua dilakukan guru dengan memberikan apersepsi untuk
mengawali pembelajaran dengan mengingat materi sebelumnya yaitu tentang
kalimat utama, ide pokok pragraf, dan menyimpulkan isi teks bacaan cerita anak.
Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok dengan tujuan supaya siswa yang mengalami
kesulitan dapat saling membantu dan bekerja sama. Kerja kelompok dinilai
supaya siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sebelum mengerjakan
tugas, tiap kelompok diminta untuk menyanyikan lagu wajib nasional atau lagu
anak-anak terlebih dahulu.
83
Gambar 6. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
Siswa diberi teks bacaan berjudul “Merencanakan Pameran Seni” beserta
pertanyaan-pertanyaan. Siswa membaca teks bacaan tersebut dengan sustained
silent reading. Siswa dan guru membahas bersama tugas yang sudah dikerjakan.
Siswa diminta menyampaikan kesimpulan isi bacaan. Pembelajaran diakhiri
dengan memberikan tes evaluasi kepada siswa berupa tes pilihan ganda.
84
Gambar 7. Siswa Membaca Teks Bacaan dengan Sustained Silent Reading
2) Kegiatan siswa
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, aktivitas siswa menunjukkan
keaktifan selama pelaksanaan pembelajaran pemahaman membaca dengan
sustained silent reading. Siswa lebih antusias dan tenang dalam membaca dan
menjawab pertanyaan. Pemahaman siswa terhadap isi bacaan sudah dilakukan
dengan baik. Siswa sudah lebih cepat dalam mengerjakan serta menjawab soal-
soal dengan tepat.
85
Gambar 8. Siswa Menyampaikan Hasil Membaca Pemahaman Bacaan
Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa direspon dengan antusias dan
diperhatikan oleh siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan guru akan
mendapatkan rewardberupa sticker bintang. Siswa mengerjakan tugas dengan
baik dan tepat waktu walaupun ada kelompok yang sedikit melewati batas waktu
dalam mengerjakan. Adapula siswa yang tidak langsung mengerjakan tugas,
namun setelah diingatkan guru langsung mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tes evaluasi.
86
d. Hasil Siklus II
Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman menggunakan Sustained
Silent Reading (SSR) di kelas V SD Negeri Serang pada setiap pertemuan siklus
II sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun. Siswa
diberi apersepsi dengan kegiatan tanya jawab untuk menggali pemahaman serta
keaktifan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bercerita di depan kelas yang
bertujuan melatih keberanian siswa.
Pembelajaran dilakukan siswa dengan mendengarkan penjelasan guru
tentang cara memahami isi bacaan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
cara membaca dalam hati yang benar. Siswa membaca teks cerita kemudian
mengerjakan soal-soal tentang bacaan. Siswa dan guru membahas bacaan serta
tugas yang dikerjakan siswa. Siswa mengerjakan tes evaluasi. Tes evaluasi
digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa.
Pembelajaran membaca menggunakan Sustained Silent Reading (SSR)
dapat meningkatkan proses pembelajaran dan keterampilan membaca pemahaman
siswa kelas V SD Negeri Serang.Proses pembelajaran meningkat ditandai dengan
keaktifan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan maupun
menyampaikan pendapat. Keterampilan membaca pemahaman meningkat
ditunjukan dari hasil tes yang dilakukan siswa.Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa dan hasil keterampilan
membaca pemahaman siswa pada tabel sebagai berikut.
87
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II Siswa Kelas
V SD Negeri Serang
No Aspek
Jumlah Skor
Pratindakan Siklus I Siklus
II
1.
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang
isi bacaan. 12 19 20
2.
Siswa menyampaikan isi bacaan secara
lisan. 10 11 14
3.
Siswa mengerjakan soal tentang bacaan
dengan cepat dan benar. 6 10 15
4. Siswa berani menyimpulakan isi bacaan. 4 7 11
5.
Siswa membaca dengan tenang dan tanpa
suara. 12 14 15
6.
Siswa menggunakan alat bantu untuk
menunjuk bacaan. 11 11 14
7. Siswa menggerakan mata saat membaca. 13 15 19
8.
Siswa tidak menggerakan kepala saat
membaca. 9 12 18
9.
Siswa tidak menggerakan bibir saat
membaca. 7 13 16
10.
Siswa sungguh-sungguh mengikuti
pembelajaran. 18 19 20
Jumlah Skor 102 131 162
Persentase (%) 46,36 59,54 75
Kategori Rendah Tinggi Sangat
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor tiap
aspek proses pembelajaran yang dilakukan siswa dari pratindakan, siklus I, dan
siklus II. Peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran juga terlihat dari
adanya peningkatan jumlah skor sebanyak 60 dari jumlah skor pratindakan 102
menjadi 162 pada siklus II, peningkatan jumlah skor sebanyak 31 dari jumlah skor
131 pada siklus I menjadi 162 pada siklus II. Persentase aktivitas proses
pembelajaran siswa meningkat 28,64% dari persentase pratindakan yaitu 46,36%
menjadi 75% pada siklus II dan meningkat 15,46 dari persentase siklus I yaitu
59,54% menjadi 75% pada siklus II. Selain itu, kategori aktivitas proses
pembelajaran siswa juga meningkat dari kategori rendah pada pratindakan
88
menjadi kategori tinggi pada siklus I dan meningkat menjadi kategori sangat
tinggi pada siklus II.
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Tes Siklus II Keterampilan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama Hasil
Nilai Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 (post test)
1. Ra 60 60 60 Cukup
2. Ri 65 68 66,5 Baik
3. DR 55 56 55,5 Kurang
4. IM 80 80 80 Baik Sekali
5. SWA 75 76 75,5 Baik
6. WVR 80 84 82 Baik Sekali
7. RFA 85 84 84,5 Baik Sekali
8. IF 80 80 80 Baik Sekali
9. RAN 85 80 82,5 Baik Sekali
10. BFY 80 80 80 Baik Sekali
11. AWA 70 68 69 Baik
12. NAL 80 80 80 Baik Sekali
13. AK 60 64 62 Cukup
14. Sh 80 84 82 Baik Sekali
15. ZOS 85 84 84,5 Baik Sekali
16. AR 70 76 73 Baik
17. LMP 80 80 80 Baik Sekali
18. MW 85 84 84,5 Baik Sekali
19. ARP 80 80 80 Baik Sekali
20. Al 90 88 89 Baik Sekali
21. DNS 80 80 80 Baik Sekali
22. MZZ 80 80 80 Baik Sekali
Jumlah Nilai 1685 1696 1690,5 Baik
Rata-rata Nilai 76,59 77,09 76,84
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada pelaksanaan tes
keterampilan membaca pemahaman siklus II mengalami peningkatan nilai rata-
rata pada tiap pertemuan. Nilai rata-rata pertemuan kedua naik 0,5 dari hasil nilai
rata-rata petemuan pertama 76,59 menjadi 77,09. Hasil nilai rata-rata setiap
pertemuan pada siklus II menghasilkan nilai rata-rata siklus II yaitu 76,84.
89
Sementara itu, peningkatan nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman
setiap siklus siswa kelas V SD Negeri Serang secara keseluruhan ditunjukkan
pada tabel dan gambar sebagai berikut.
Tabel 15. Peningkatan Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Serang
Kelas Nilai Rata-rata
V Pratindakan Siklus I Siklus II
60,72 66,69 76,84
Berdasarkan tabel tersebut dapat digambarkan peningkatan hasil keterampilan
membaca pemahaman dari pratindakan sampai siklus II pada gambar diagram
berikut.
Gambar 9. Diagram Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus II
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman dengan Sustained Silent Reading (SSR) dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya
nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman dari pratindakan, siklus I, dan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pratindakan Siklus I Siklus II
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
90
siklus II.Nilai rata-rata keterampilan membaca siklus II meningkat sebanyak 16,12
dari nilai rata-rata pratindakan 60,72 menjadi 76,84 pada siklus II dan meningkat
sebanyak 10,15 dari nilai rata-rata siklus I 66,69 menjadi 76,84 pada siklus II.
e. Refleksi Tindakan Siklus II
Tahap refleksi peneliti melakukan analisis hasil pelaksanaan tindakan siklus
II. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan sustained silent
reading yang dilakukan sesuai dengan rancangan yang telah disusun, peneliti
menemukan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas
V SD Negeri Serang dengan hasil semakin baik. Berdasarkan hasil refleksi
pembelajaran, masih terdapat permasalahan yang dihasilkan. Namun,
permasalahan tersebut sudah berkurang jika dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Permasalahan yang dihasilkan yaitu: 1) masih terdapat siswa yang
belum memahami materi tentang kalimat utama dan ide pokok pragraf, 2) masih
ada siswa yang tidak langsung melaksanakan tugas yang diberikan guru, 3) masih
terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria yang ditentukan. Namun,
siklus II sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya yang
sudah dilakukan perbaikan.
Berdasarkan 2 pertemuan padapelaksanaan siklus II, secara keseluruhan
keterampilan membaca pemahaman siswa semakin baik, hal tersebut ditunjukkan
dengan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat dan keberanian siswa saat
menyampaikan kesimpulan isi bacaan yang telah dibaca. Selain itu, hasil penilaian
keterampilan membaca pemahaman siswa pada siklus II semakin meningkat.
91
Hasil proses pembelajaran dan penilaian keterampilan membaca pemahaman
siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 16. Perbandingan Skor Hasil Observasi Proses Pembelajaran Setiap
Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama Pratindakan Siklus I Siklus II Rata-rata (mean)
1. Ra 3 4 6 4,33
2. Ri 3 4 5 4
3. DR 5 5 6 5,33
4. IM 4 8 8 6,66
5. SWA 4 6 9 6,33
6. WVR 4 7 8 6,33
7. RFA 5 6 9 6,66
8. IF 4 7 8 6,33
9. RAN 4 7 8 6,33
10. BFY 3 6 8 5,66
11. AWA 4 4 6 4,66
12. NAL 5 6 7 6
13. AK 4 5 5 4,66
14. Sh 6 6 8 6,66
15. ZOS 4 5 7 5,33
16. AR 6 6 8 6,66
17. LMP 6 6 8 6,66
18. MW 5 6 8 6,33
19. ARP 4 6 8 6
20. Al 7 7 9 7,66
21. DNS 8 8 9 8,33
22. MZZ 4 6 7 5,66
Jumlah Skor 102 131 165 132,66
Persentase (%) 46,36 59,54 75 60,3
92
Tabel 17. Nilai Rata-rata Keterampilan Membaca Pemahaman Setiap
Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama Nilai
Keberhasila
n (75)
Pratindakan Siklus I Siklus II Naik Tidak
1. Ra 36 45,66 60 1
2. Ri 44 42,66 66,5 1
3. DR 36 50,33 55,5 1
4. IM 60 73,66 80 1
5. SWA 64 61,33 75,5 1
6. WVR 76 76,66 82 1
7. RFA 60 72 84,5 1
8. IF 60 75,33 80 1
9. RAN 76 80 82,5 1
10. BFY 64 66 80 1
11. AWA 56 70,33 69 1
12. NAL 56 60,66 80 1
13. AK 64 60 62 1
14. Sh 68 70,66 82 1
15. ZOS 60 75,33 84,5 1
16. AR 40 52,33 73 1
17. LMP 72 78,33 80 1
18. MW 72 78,33 84,5 1
19. ARP 60 62,66 80 1
20. Al 80 78,33 89 1
21. DNS 68 66 80 1
22. MZZ 64 70,66 80 1
Jumlah 1336 1467,25 1690,5 16 6
Rata-rata
(mean) 60,72 66,69 76,84
Nilai Tertinggi 80 80 89
Nilai
Terendah 36 42,66 55,5
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penggunaan Sustained Silent
Reading (SSR) dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman cukup
berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Terjadi peningkatan persentase aktivitas
93
siswa pada proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman setelah
menggunakan SSR. Peningkatan aktivitas tersebut yaitu siklus II meningkat
sebanyak 28,64% dari persentase 46,36% (kategori rendah) pada pratindakan
menjadi 75% (kategori sangat tinggi) pada siklus II dan peningkatan sebanyak
15,46% dari persentase 59,54% (kategori tinggi) pada siklus Imenjadi 75%
(kategori sangat tinggi) pada siklus II.
Pembelajaran keterampilan membaca menggunakan Sustained Silent
Reading (SSR) pada siklus II dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa.
Peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siklus II sebesar 16,12 dari
nilai rata-rata pratindakan 60,72 meningkat menjadi 76,84 pada siklus II dan
meningkat 10,15 dari nilai rata-rata siklus I 66,69 meningkat menjadi 76,84 pada
siklus II.
Berdasarkan dua tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang aktivitas
pembelajaran menggunakan Sustained Silent Reading (SSR) rendah menjadi salah
satu penyebab rendahnya nilai keterampilan membaca pemahaman. Hal tersebut
dibuktikan dengan siswa yang memiliki skor aktivitas proses pembelajaran rendah
mempunyai nilai hasil tes keterampilan membaca pemahaman rendah. Sehingga,
penggunaan Sustained Silent Reading (SSR) secara benar dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Serang.
94
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Peningkatan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Sustained Silent
Reading (SSR) membuat siswa lebih terbiasa untuk membaca. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Zulkifli (2005: 53) bahwa siswa sekolah dasar diharapkan dapat
menguasai tiga kemampuan supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
yaitu matang menulis, membaca, dan berhitung. Berdasarkan pendapat tersebut,
membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran, sehingga membaca perlu dipelajari secara mendalam
khususnya membaca pemahaman salah satunya melalui Sustained Silent Reading
(SSR). Selain itu, membaca pemahaman dengan cara tersebut membuat siswa
lebih memahami isi bacaan diantaranya kalimat utama, ide pokok paragraf, serta
kesimpulan isi bacaan. Siswa lebih aktif dalam berpendapat dikarenakan sudah
tahu dan memahami isi bacaan.
Peningkatan proses pembelajaran membaca pemahaman pada siswa juga
disebabkan oleh adanya motivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut sesua dengan
pendapat Pearson dan Johnson (Darmiyati Zuchdi, 2007: 23-24) yang menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman siswa salah satunya
adalah motivasi yaitu seberapa besar kepedulian siswa sebagai pembaca terhadap
tugas membaca atau perasaan umum mengenai tugas membaca dan sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam membaca salah satunya dilakukan dengan melakukan permainan atau
game serta reward untuk menarik minat siswa dalam membaca.
95
Pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas
V SD Negeri Serang mengalami peningkatan dari pratindakan. Pembelajaran
dirancang supaya memberi pengaruh positif pada pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa. Terjadi peningkatan persentase aktivitas siswa pada proses
pembelajaran keterampilan membaca pemahaman setelah menggunakan SSR.
Peningkatan aktivitas tersebut yaitu siklus II meningkat sebanyak 28,64% dari
persentase 46,36% (kategori rendah) pada pratindakan menjadi 75% (kategori
sangat tinggi) pada siklus II dan peningkatan sebanyak 15,46% dari persentase
59,54% (kategori tinggi) pada siklus I menjadi 75% (kategori sangat tinggi) pada
siklus II.
Pendapat guru kelas dengan pelaksanaan Sustained Silent Reading (SSR) ini
membuat siswa lebih terbiasa melakukan kegiatan membaca serta memahami isi
bacaan. Hal ini menjadi salah satu cara untuk tetap diterapkan pada kegiatan mata
pelajaran Bahasa Indonesia maupun dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
Sustained Silent Reading (SSR) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
tentang memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri Serang. Aktivitas
siswa tersebut dilihat dari keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat yang mengalami perubahan pada tiap siklusnya. Keaktifan siswa
semakin meningkat pada siklus II karena adanya pemberian reward yang berupa
sticker bintang dan game tanya jawab.
Berdasarkan pembahasan tentang proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman melalui Sustained Silent Reading (SSR) dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan aktivitas pembelajaran siswa selama proses
96
pembelajaran berlangsung. Peningkatan tersebut dilihat berdasarkan perubahan
kategori nilai pada tiap siklus yang berubah dari cukup menjadi baik serta
persentase serta nilai rata-rata yang selalu meningkat dari pratindakan, siklus I,
dan siklus II.
2. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan Sustained Silent Reading
(SSR) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri Serang menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan keterampilan
membaca pemahaman tersebut menunjukkan bahwa SSR memiliki pengaruh yang
baik terhadap proses pembelajaran khususnya mata pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam keterampilan membaca pemahaman. Pengaruh penerapan SSR
tersebut dapat meningkatkan hasil dari keterampilan membaca
pemahaman.Peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siklus II
sebesar 16,12 dari nilai rata-rata pratindakan 60,72 meningkat menjadi 76,84 pada
siklus II dan meningkat 10,15 dari nilai rata-rata siklus I 66,69 meningkat menjadi
76,84 pada siklus II.
Nilai rata-rata pratindakan masuk dalam kategori cukup karena baru
mencapai 60,72. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 245)
bahwa kriteria nilai yang masuk dalam kategori cukup adalah rentang 56-65.
Penyebab kondisi tersebut diantaranya sebagian besar siswa masih belum
memahami materi yang dipelajari, kurangnya keterampilan membaca pemahaman
siswa terhadap bacaan, siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan sehingga sebagian
besar siswa membaca bacaan dengan sekilas, kurangnya keberanian siswa untuk
97
bertanya kepada guru, serta kurangnya penyampaian proses pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman yang seharusnya dilakukan.
Pelaksanaan tindakan siklus I terjadi kenaikan keterampilan membaca
pemahaman siswa yaitu sebesar 5,86 dari nilai rata-rata pratindakan 60,72
meningkat menjadi 66,69. Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan
keterampilan membaca pemahaman adalah siswa sudah mulai terbiasa untuk
membaca dengan menggunakan Sustained Silent Reading (SSR) dalam
pelaksanaan membaca pemahaman.
Penggunaan Sustained Silent Reading (SSR) menyebabkan siswa lebih
berkonsentrasi untuk memahami isi bacaan dan lebih memahami pertanyaan-
partanyaan yang berkaitan dengan bacaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Masidah (2012: 2) bahwa membaca dalam hati merupakan keterampilan membaca
yang dilakukan untuk menangkap pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
bacaan. Berdasarkan hal tersebut, apabila siswa sudah dapat menangkap pokok-
pokok pikiran dalam bacaan maka siswa akan mudah memahami isi dan
pertanyaan-partanyaan berkaitan dengan bacaan. Selain itu, dalam salah satu
kegiatan pembelajaran siswa dibebaskan untuk memilih bahan bacaan yang
disukai dengan tetap memperhatikan tema serta siswa dapat diberi teks bacaan
yang sesuai dengan usia, kemudian siswa diminta untuk membaca. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Rothlen dan Mainbach (Farida Rahim, 2011: 131) bahwa
pelaksanaan Sustained Silent Reading (SSR) dilakukan secara sederhana dimana
guru meminta siswa untuk memilih sesuatu untuk di baca, kemudian dibaca dalam
hati tanpa interupsi atau perintah untuk beberapa menit. Hasil dan pendapat
98
tersebut juga didukung oleh pendapat H. G. Tarigan (2015:30) bahwa Sustained
Silent Reading (SSR) merupakan kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan
siswa dengan tujuan memahami isi bacaan. Kegiatan yang dilakukan adalah siswa
dibiarkan untuk memilih bacaan yang sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya supaya dapat dengan mudah memahami isi bacaan sehingga
keterampilan membaca pemahaman siswa dapat terlatih dan meningkat.
Pelaksanaan tidakan siklus I terdapat beberapa kekurangan. Permasalahan
pada siklus I diantaranya kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, selain
itu siswa belum melaksanakan sustained silent reading dengan sesuai yang
ditunjukkan dengan masih terdapat siswa yang melakukan hal-hal yang
seharusnya tidak dilakukan saat melakukan sustained silent reading, serta siswa
belum dapat memahami isi bacaan dengan tepat.
Permasalahan pada siklus I disebabkan oleh beberapa penyebab. Penyebab
permasalahan tersebut yaitu siswa kurang memahami proses membaca dengan
kegiatan sustained silent reading dikarenakan kurangnya penjelasan tentang
proses pelaksanaannya secara spesifik. Siswa juga belum terlalu memahami
tentang membaca pemahaman sehingga pemahaman siswa terhadap isi bacaan
kurang yang menjadikan siswa belum terlalu berani untuk berpendapat.
Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Serang
mengalami peningkatan. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa
sebesar 10,15 berdasarkan nilai rata-rata siklus I sebesar 66,69 meningkat menjadi
76,84. Keterampilan membaca pemahaman siswa pada pembelajaran siklus II
sebagian besar siswa sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Hal ini
99
dikarenakan pada siklus II sudah memperbaiki langkah-langkah dan pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Sustained Silent Reading (SSR), memperjelas
penyampaian tentang memahami isi bacaan, serta memotivasi siswa dengan
pemberian reward yang berupa sticker bintang dan melakukan game untuk lebih
menarik keaktifan siswa.
Siklus II dilakukan guru dengan lebih menjelaskan tahapan pelaksanaan
sustained silent reading sehingga siswa lebih memahami dan melaksanakan hal
tersebut. Guru melakukan tanya jawab setelah siswa membaca bacaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kasihani K. E. Suyanto (2007:65) bahwa dalam
pelaksanaan sustained silent reading guru mengingatkan siswa supaya tidak
menggerakkan bibir atau mengeluarkan suara ketika melakukan silent reading.
Kemudian untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap isi bacaan, setelah waktu
yang diberikan habis guru memberikan pertanyaan tentang isi bacaan. siswa yang
dapat menjawab secara lisan atau diminta menunjukan dan membaca kalimat yang
tertulis.
Guru memberikan tanya jawab serta game untuk lebih memotivasi siswa
supaya lebih aktif dan berani mengemukakan pendapat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Farida Rahim (2011: 19) bahwa motivasi adalah faktor utama belajar
membaca dan guru harus mendemonstrasikan kepada siswa praktik
pengajarannya.
Berdasarkan hasil pratindakan, siklus I, dan siklus II secara keseluruhan
sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Serang sudah dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman sesuai dengan kriteria ketuntasan yang telah
100
ditentukan. Terdapat 6 siswa yang belum mencapai keberhasilan yaitu mencapai
nilai ≥75. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan kognitif siswa yang
ditunjukan dari hasil tes siswa yang jauh lebih rendah dari nilai siswa yang lain
dan siswa kurang mengikuti proses pembelajaran menggunakan Sustained Silent
Reading (SSR). Selain itu, rasa percaya diri siswa tersebut masih kurang yang
ditunjukan saat kegiatan pembelajaran jarang atau bahkan tidak pernah
berpendapat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bloom dan Piaget (Farida
Rahim, 2011: 20) bahwa pemahaman merupakan dimensi hierarkis kognitif.
Namun, semua aspek kognisi tersebut bersumber dari aspek afektif seperti minat
dan percaya diri, pengontrolan perasaan negatif, serta penundaan dan kemauan
untuk mengambil resiko. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan aspek afektif pada siswa yang belum mengalami peningkatan pada
keterampilan membaca pemahaman yang dapat dilakukan pada proses
pembelajaran selanjutnya oleh guru.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui
Sustained Silent Reading (SSR) pada siswa kelas V SD Negeri Serang ini
dipandang masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu: 1) masih terdapat siswa
yang belum bisa melaksanakan Sustained Silent Reading (SSR) sesuai dengan
tahapan dan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan, 2) keterbatasan
pengamat, dimana jumlah pengamat dengan subyek yang diamati berbanding
101
jauh, pengamat yang dilakukan oleh satu orang harus mengamati 22 subyek,
sehingga dimungkinkan data yang diperoleh kurang cermat dan kurang spesifik.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri Serang dapat meningkat melalui pelaksanaan Sustained Silent Reading
(SSR).
Peningkatan diketahui berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
dimana siswa menjadi lebih terbiasa dalam membaca dan memahami isi
bacaan. Selain itu, siswa lebih aktif dalam berpendapat karena sudah
mengetahui dan memahami isi bacaan. Sebagian besar siswa sudah bisa
mengikuti pelaksanaan Sustained Silent Reading (SSR) dengan sesuai,
walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa langsung melakukan hal
tersebut seperti masih mengeluarkan suara saat membaca dan menggunakan
alat sebagai penunjuk saat membaca.
Peningkatan juga diketahui berdasarkan persentase aktivitas siswa pada
proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman setelah menggunakan
SSR. Peningkatan aktivitas tersebut yaitu siklus II meningkat sebanyak 28,64%
dari persentase 46,36% (kategori rendah) pada pratindakan menjadi 75%
(kategori sangat tinggi) pada siklus II dan peningkatan sebanyak 15,46% dari
persentase 59,54% (kategori tinggi) pada siklus I menjadi 75% (kategori
sangat tinggi) pada siklus II.
103
2. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Serang melalui Sustained Silent Reading (SSR). Peningkatan keterampilan
membaca pemahaman tersebut ditunjukan pada peningkatan nilai rata-rata tes
keterampilan membaca pemahamanyaitu siklus II sebesar 16,12 dari nilai rata-
rata pratindakan 60,72 meningkat menjadi 76,84 pada siklus II dan meningkat
10,15 dari nilai rata-rata siklus I 66,69 meningkat menjadi 76,84 pada siklus II.
3. Peningkatan keterampila membaca pemahaman melalui Sustained Silent
Reading (SSR) dikarenakan siswa lebih berkonsentrasi dalam membaca, selain
itu siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran serta aktif dalam
membaca.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, peneliti menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa perlu membiasakan diri untuk membaca berbagai bahan bacaan yang sesuai
dengan usia, supaya pengetahuan serta kemampuan memahami isi bacaan
semakin bertambah.
2. Bagi Guru
Guru perlu menerapkan pendekatan yang bermacam-macam dalam pembelajaran
membaca. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah sustained silent
reading. Selain itu, guru lebih menjelaskan lagi tentang tata cara saat
melaksanakan sustained silent reading kepada siswa.
104
3. Bagi Sekolah
Sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah sebaiknya perlu menyediakan bahan
bacaan serta tempat yang nyaman untuk kegiatan membaca siswa. Selain itu,
pelaksanaan pembiasaan membaca siswa sebaiknya dilakukan tindak lanjut
sehingga siswa membaca dengan sungguh-sungguh.
105
DAFTAR PUSTAKA
Acep Yonny, dkk. (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:
Familia.
Adyvian Prihandika. (2013). Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA pada
Materi Sistem Pernapasan Manusia dan Hewan melalui Metode Role
Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Toyareja Purbalingga Jawa
Tengah. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ahmad Rofi‟udin dan Darmiyati Zuchdi. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Andri Wicaksono dan Ahmad Subhan Roza. (2015). Teori Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Garudhawaca.
Anton Yogi Setiawan. (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman
melalui Pendekatan Whole Language pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3
Sidoagung Kebumen. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Asep Jihad. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Burhan Nurgiyantoro. (2013). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darmiyati Zuchdi. (2007). Strategi Peningkatan Kemampuan Membaca.
Yogyakarta: UNY Press.
Doni Prasetyo Wibowo. (2013). Peningkatan Keterampilan Membaca
Pemahaman melalui Strategi PQ4R dengan Media Visual pada Siswa Kelas
VA SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang. Skripsi. Semarang: UNNES.
Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Farida Rahim. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Fitria Nurhidayati. (2014). Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
dengan Sustained Silent Reading di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mendak
Ponjong Gunungkidul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
106
H.M. Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Henry Guntur Tarigan. (2015). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2013). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kasihani K.E. Suyanto. (2010). English For Young Learners. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. (2015). Pembelajaran Pengajaran
dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masidah. (2012). Model Pembelajaran Membaca Dalam Hati (Ekstensif) dengan
Menggunakan Teknik Latihan. Jurnal Pendidikan, Vol. I. Bandung: STKIP
Siliwangi Bandung.
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.
Pramila Ahuja dan G. C. Ahuja. (2010). Membaca Secara Efektif dan Efisien.
Bandung: Kiblat Buku Utama.
R. Masri Sareb Putra. (2008). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta:
Indeks.
Rita Eka Izzaty. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Rovey Widianto. (2013). Penerapan Pendekatan Whole Language dalam
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN 2
KalibejiTahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas
Sebelas Maret.
Rubin. (1982). A Practical Approuch to Teaching Reading. Boston: Allyn Bacon.
Samsu Somadayo. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
107
Suharsimi Arikunto. (2007). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Suwaryo Wiryodijoyo. (1989). Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.
Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Syamsu Yusuf LN. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tampubolon. (2015). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bendung: Angkasa.
Teuku Alamsyah. (2007). Model Penelitian Tindakan Kelas PLG Rayon Unsyiah.
Banda Aceh: FKIP Universitas Syiah Kuala.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: IMTIMA.
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Indeks.
Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Yahya Othman, Roselan Baki, dan Naffi Mat. (2009). Pemerkasa Pendidikan
Bahasa Melayu dari Teori ke Praktik. Malaysia: Unipress Printer SDN
BHD.
Yunus Abidin, M. Pd. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan
Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Zulkifli L. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
108
LAMPIRAN
109
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa
Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Serang Pengasih Kulon Progo
Tahun Ajaran 2016/2017
No Nama Jenis Kelamin
1. Rusinta Perempuan
2. Rusanti Perempuan
3. Dian Rahmawati Perempuan
4. Ilham Mahfudin Laki-laki
5. Sri Wahyuni „Atun Perempuan
6. Wisnu Veka Radifan Laki-laki
7. Rizka Faza Amalia Perempuan
8. Iva Fintrianti Perempuan
9. Rani Anisa Nuraini Perempuan
10. Bagas Fajar Yulianto Laki-laki
11. Aning Widi Astuti Perempuan
12. Nabila Anis Latifa Perempuan
13. Arif Kurniawan Laki-laki
14. Sumarsih Perempuan
15. Zacky Okan Sagama Laki-laki
16. Alfarizky Ramadhani Laki-laki
17. Livia Melani Putri Perempuan
18. Mutia Widyaningrum Perempuan
19. Ariska Rasita Putri Perempuan
20. Alviana Perempuan
21. Dila Nur Saviqah Perempuan
22. Muhammad Zahid Zaqwan Laki-laki
110
Lampiran 2. Nilai Empat Aspek Bahasa
Daftar Nilai Empat Aspek Bahasa Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama Aspek
Jumlah Rata-
rata Membaca Menulis Menyimak Berbicara
1. Rusinta 36 56 41 45 178 44,5
2. Rusanti 44 60 40 56 200 50
3. Dian Rahmawati 36 70 40 60 206 51,5
4. Ilham Mahfudin 60 77 66 76 279 69,75
5. Sri Wahyuni 64 76 62 78 280 70
6. Wisnu Veka R. 76 75 60 78 289 72,25
7. Rizka Faza A. 60 75 77 80 292 73
8. Iva Fintrianti 60 85 70 85 300 75
9. Rani Anisa N 76 88 88 85 337 84,25
10. Bagas Fajar Y. 64 76 62 77 279 69,75
11. Aning Widi A. 56 70 68 70 264 66
12. Nabila Anis L. 56 78 70 60 264 66
13. Arif Kurniawan 64 77 68 60 269 67,25
14. Sumarsih 68 80 66 70 284 71
15. Zacky Okan
Sagama 60 70 62 76 268 67
16. Alfarizky
Ramadhani 40 70 68 76 254 63,5
17. Livia Melani P. 72 87 77 78 314 78,5
18. Mutia W. 72 87 78 78 315 78,75
19. Ariska Rasita P. 60 76 68 75 279 69,75
20. Alviana 80 80 78 85 323 80,75
21. Dila Nur S. 68 75 74 75 292 73
22. Muhammad Z.
Z. 64 75 71 75 285 71,25
Jumlah 1336 1663 1454 1598 6051 1512,75
Rata-rata 60,7273 75,5909 66,0909 72,6364 275,045 68,7614
111
Lampiran 3. Instrumen Post Test Siklus II
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II
No Indikator Deskriptor
Nomor Butir Aspek
Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1. Pemahaman
Literal
Memahami arti kata
sulit dalam bacaan.
5 2, 16 17 4
Memahami setting/
latar pada bacaan.
11 10 20 3
Memahami gagasan
pokok/ pokok pikiran
pada bacaan.
1 12, 14 15 4
Memahami tokoh dan
karakter dalam
bacaan.
13 18, 24 19 4
Penggunaan kata/
kalimat tanya.
4, 22 3 23 4
5. Pemahaman
Interpretatif
Menyimpulkan isi
bacaan.
7 6 24 3
Menentukan amanat/
pesan dan saran
berdasarkan isi
bacaan.
21 8 9 3
112
Lampiran 4. Data Hasil Tes
Data Hasil Tes Pratindakan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ∑
skor Nilai
1. Ra 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 9 36
2. Ri 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11 44
3. DR 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 36
4. IM 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 60
5. SWA 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 64
6. WVR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 19 76
7. RFA 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 60
8. IF 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 15 60
9. RAN 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19 76
10. BFY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16 64
11. AWA 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 14 56
12. NAL 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 14 56
13. AK 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 16 64
14. Sh 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 68
15. ZOS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 15 60
16. AR 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 10 40
17. LMP 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 72
18. MW 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18 72
19. ARP 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 15 60
20. Al 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20 80
21. DNS 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 17 68
113
22. MZZ 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 16 64
Jumlah 1336
Rata-rata (Mean) 60,72
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 36
Ketuntasan Kelas 13,63%
114
Data Hasil Post Test Siklus I Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ∑ Skor Nilai
1. Ra 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13 52
2. Ri 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 12 48
3. DR 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 56
4. IM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 19 76
5. SWA 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 64
6. WVR 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 20 80
7. RFA 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 19 76
8. IF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 19 76
9. RAN 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 20 80
10. BFY 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 17 68
11. AWA 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 19 76
12. NAL 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 72
13. AK 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 15 60
14. Sh 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 72
15. ZOS 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 19 76
16. AR 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 13 52
17. LMP 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 80
18. MW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20 80
19. ARP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 17 68
20. Al 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 20 80
21. DNS 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 17 68
22. MZZ 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 72
115
Jumlah 1532
Rata-rata (Mean) 69,63
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 48
Ketuntasan Kelas 45,45%
116
Data Hasil Post Test Siklus II Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Serang
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ∑ Skor Nilai
1. Ra 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 15 60
2. Ri 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 17 68
3. DR 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 14 56
4. IM 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 20 80
5. SWA 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 76
6. WVR 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 84
7. RFA 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 84
8. IF 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 80
9. RAN 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 80
10. BFY 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20 80
11. AWA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 17 68
12. NAL 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 20 80
13. AK 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 64
14. Sh 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 84
15. ZOS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 84
16. AR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 19 76
17. LMP 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 20 80
18. MW 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 21 84
19. ARP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 80
20. Al 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 88
21. DNS 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20 80
22. MZZ 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 80
117
Jumlah 1696
Rata-rata (mean) 77,09
Nilai tertinggi 88
Nilai terendah 56
Ketuntasan Kelas 77,27%
118
Lampiran 5. Hasil Deskripsi Observasi Siswa
Lembar Observasi Siswa
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Maret 2016
Pukul : 09.30 – 10.40
Siklus/Pertemuan : Siklus I/1 (Pertama)
Aspek Indikator Keterangan
Keterampilan
membaca
pemahaman.
Menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kalimat
utama, ide pokok paragraf, kata-kata sukar, dan
kesimpulan isi bacaan tentang transportasi yang siswa
peroleh dari perpustakaan yaitu dengan menuliskan
jawaban yang dikerjakan secara berkelompok.
Menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa menyampaikan isi bacaan meliputi judul bacaan,
tokoh, kata-kata sukar, serta amanat secara lisan
berdasarkan bacaan yang telah dipilih yaitu tentang
transportasi.
Mengerjakan soal
tentang bacaan dengan
cepat dan benar.
Siswa mengerjakan soal tentang bacaan yang meliputi
menentukan kalimat utama, ide pokok, dan kesimpulan
dengan waktu yang cukup lama.
Keberanian siswa
menyimpulkan isi
bacaan.
Siswa masih kurang berani untuk menyimpulkan isi
bacaan secara lisan, sehingga harus ditunjuk guru
terlebih dahulu.
Pelaksanaan
sustained
silent reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Ada beberapa siswa yang membaca dengan cukup
keras dan membacakan teks bacaan kepada teman
kelompoknya, sehingga tidak semua siswa membaca
karena hanya mendengarkan teman yang membacakan.
Penggunaan alat bantu
untuk menunjuk
bacaan.
Ada siswa (2 siswa) yang menggunakan pulpen
sebagai alat penunjuk bacaan dalam membaca.
Gerakan mata dan
kepala saat membaca.
Ada siswa (3 siswa) yang menggerakan kepala saat
membaca, namun sebagian besar siswa hanya
menggerakan mata saat membaca.
Gerakan bibir saat
membaca.
Ada 1 siswa yang menggerakan bibir dan membaca
dengan suara keras, selain itu ada beberapa siswa yang
menggerakkan bibir namun tidak bersuara.
Kesungguhan siswa
mengikuti
pembelajaran.
Siswa sungguh-sungguh mengikuti pelajaran,
walaupun masih banyak siswa yang pasif dan belum
mau berpendapat.
119
Lembar Observasi Siswa
Hari/Tanggal : Senin, 20 Maret 2017
Pukul : 07.50 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus I/2 (Kedua)
Aspek Indikator Keterangan
Keterampilan
membaca
pemahaman.
Menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa dapat menjawab tetapi ditunjuk terlebih dahulu
oleh guru.
Menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa diminta untuk menyampaikan kalimat utama
dan isi bacaan.
Mengerjakan soal
tentang bacaan dengan
cepat dan benar.
Siswa mengerjakan tepat waktu dan sebagian besar
jawaban sudah benar.
Keberanian siswa
menyimpulkan isi
bacaan.
Tidak ada siswa yang berani tunjuk tangan untuk
menyimpulkan isi bacaan sehingga harus ditunjuk oleh
guru.
Pelaksanaan
sustained
silent reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Ada 2 siswa yang mambaca dengan suara pelan.
Penggunaan alat bantu
untuk menunjuk
bacaan.
Tidak ada siswa yang menggunakan alat bantu untuk
menunjuk bacaan.
Gerakan mata dan
kepala saat membaca.
Ada siswa membaca dengan menggerakan kepala
(kanan-kiri).
Gerakan bibir saat
membaca.
Masih ada beberapa siswa yang menggerakan bibir
ketika membaca.
Kesungguhan siswa
mengikuti
pembelajaran.
Siswa fokus memberhatikan dan mengikuti
pembelajaran, tetapi kadang ada siswa yang berbicara
dengan teman satu kelompoknya.
120
Lembar Observasi Siswa
Hari/Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Pukul : 07.30 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus I/3 (Ketiga)
Aspek Indikator Keterangan
Keterampilan
membaca
pemahaman.
Menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan membaca
jawaban yang sudah ditulis serta membeca pada teks
bacaan.
Menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa melalui perwakilan kelompok menyampaikan
isi bacaan secara lisan dengan membacakannya di
kelas.
Mengerjakan soal
tentang bacaan dengan
cepat dan benar.
Masih ada siswa yang belum memahami dalam
menjawab soal yang diberikan, sehingga mananyakan
langsung pada guru. Selain itu, waktu siswa dalam
mengerjakan masih cukup lama.
Siswa mengerjakan secara bergantia dalam satu
kelompok.
Keberanian siswa
menyimpulkan isi
bacaan.
Siswa masih ragu-ragu dalam menyampaikan
kesimpulan isi bacaan sehingga perlu ditunjuk oleh
guru terlebih dahulu.
Pelaksanaan
sustained
silent reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Masih ada beberapa siswa yang membaca dengan
cukup keras. Selain itu, adapula siswa yang
mengganggu teman saat membaca.
Penggunaan alat bantu
untuk menunjuk
bacaan.
Ada siswa (2 siswa) yang menggunakan jari dan
pulpen untuk menunjuk teks bacaan saat membaca.
Gerakan mata dan
kepala saat membaca.
Siswa menggerakan mata saat membaca serta ada
beberapa siswa yang menggerakan kepala (kanan-kiri).
Gerakan bibir saat
membaca.
Masih ada siswa (1 siswa) yang menggerakan bibir
serta membaca dengan bersuara.
Kesungguhan siswa
mengikuti
pembelajaran.
Siswa sungguh-sungguh mengikuti pelajaran meskipun
kadang ada siswa yang berbicara sendiri dengan temen
kelompoknya.
121
Lembar Observasi Siswa
Hari/Tanggal : Kamis, 30 Maret 2017
Pukul : 09.30 – 10.40
Siklus/Pertemuan : Siklus II/1 (Pertama)
Aspek Indikator Keterangan
Keterampilan
membaca
pemahaman.
Menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa menjawab pertanyaan tentang isi bacaan dengan
tepat. Namun, ada 2 siswa yang masih belum tepat.
Menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa secara antusias dan berebut menjawab
pertanyaan guru.
Mengerjakan soal
tentang bacaan dengan
cepat dan benar.
Siswa mengerjakan soal dengan tepat waktu dan benar.
Namun, masih ada 2 siswa yang kurang cepat sehingga
tidak semua soal dikerjakan, selain itu masih kurang
benar dalam menjawab.
Keberanian siswa
menyimpulkan isi
bacaan.
Siswa dengan kemauan sendiri membacakan
kesimpulan isi bacaan.
Pelaksanaan
sustained
silent reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Ada siswa yang tidak langsung membaca ketika sudah
disuruh membaca. Tetapi setelah diingatkan siswa
tersebut langsung membaca dengan tenang.
Penggunaan alat bantu
untuk menunjuk
bacaan.
Ada 2 siswa yang menggunakan alat bantu yaitu pensil
untuk menunjuk teks bacaan.
Gerakan mata dan
kepala saat membaca.
Siswa membaca tanpa gerakan kepala.
Gerakan bibir saat
membaca.
Ada beberapa siswa yang menggerakan bibir saat
membaca namun tanpa suara.
Kesungguhan siswa
mengikuti
pembelajaran.
Siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dan
aktif menjawab pertanyaan guru.
122
Lembar Observasi Siswa
Hari/Tanggal : Senin, 3 April 2017
Pukul : 07.50 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus II/2 (Kedua)
Aspek Indikator Keterangan
Keterampilan
membaca
pemahaman.
Menjawab pertanyaan
guru tentang isi bacaan.
Siswa menjawab pertanyaan lisan yang disampaikan
guru tentang isi bacaan.
Menyampaikan isi
bacaan secara lisan.
Siswa membacakan jawaban tentang bacaan secara
lisan dan dengan kemauan siswa sendiri tanpa ditunjuk
terlebih dahulu oleh guru.
Mengerjakan soal
tentang bacaan dengan
cepat dan benar.
Siswa membaca dengan sedikit melewati batas waktu
yang sudah ditentukan yaitu lebih dari 5 menit.
Keberanian siswa
menyimpulkan isi
bacaan.
Siswa secara bergantian menyimpulkan isi bacaan
dengan kemauan sendiri dengan cara mengangkat
tangan setelah guru mengatakan “siapa yang mau
menyimpulkan isi bacaan Merencanakan Pameran
Seni?”.
Pelaksanaan
sustained
silent reading
(SSR) atau
membaca
dalam hati.
Siswa membaca dengan
tenang dan tanpa suara.
Masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan teman
kelompoknya saat diminta untuk membaca. namun
kemudian tetap membaca dan mengerjakan.
Penggunaan alat bantu
untuk menunjuk
bacaan.
Ada 1 siswa yang membaca dengan menggunakan jari
untuk menunjuk bacaan.
Gerakan mata dan
kepala saat membaca.
Siswa sudah membaca dengan tenang dan
menggunakan gerakan mata. Walaupun sebelum
membaca masih ada siswa yang berbicara.
Gerakan bibir saat
membaca.
Siswa membaca dengan tenang dan ada beberapa
siswa (5 siswa) yang menggerakan bibir saat membaca
namun tidak bersuara.
Kesungguhan siswa
mengikuti
pembelajaran.
Siswa membaca dengan tenang dan kondusif
mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas.
123
Lampiran 6. Hasil Deskripsi Observasi Guru
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Maret 2017
Pukul : 09.30 – 10.40
Siklus/Pertemuan : Siklus I/1 (Pertama)
Aspek Indikator Keterangan
Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa. Guru mengkondisikan siswa saat dikelas dan di
perpustakaan dalam kegiatan pembelajaran.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru kurang menjelaskan tujuan pembelajaran
secara rinci dan hanya menyampaikan tema
pembelajaran yaitu tentang transportasi.
Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman.
Siswa diminta memilih bacaan bertema
transportasi, kemudian diminta membaca untuk
memahami isi bacaan berupa tokoh, kata-kata
sukar, serta amanat.
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
Guru hanya meminta siswa untuk membaca
dalam hati saja tanpa memberi tahu tata cara
yang benar untuk melakukannya.
Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa
melakukan Sustained Silent
Reading (SSR) atau membaca
dalam hati.
Guru menyiapkan siswa untuk melakukan SSR
dengan meminta siswa untuk memilih bacaan
di perpustakaan, kemuadian kembali ke kelas
dan duduk bersama kelompoknya kemudian
membaca bacaan yang telah diperoleh/dipilih.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading
(SSR) atau membaca dalam
hati.
Guru mengingatkan siswa yang masih
membaca dengan suara keras danmeminta
siswa meminta siswa membaca dalam hati
dengan memahami isi bacaan yang dibaca.
Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
Guru memberi pertanyaan secara lisan seperti
judul bacaan, tokoh, kata-kata sukar, serte
amanat dalam bacaan.
Refleksi Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
dengan memberi pertanyaan terkait isi
pembelajaran dan bacaan. Kemudian
menyimpulkan bersama-sama. Guru juga
meminta salah satu siswa untuk menceritakan
kesimpulan cerita yang dibaca.
Melakukan tindak lanjut. Guru meminta siswa untuk mempelajari
kembali materi yang telah dipelajari.
Siswa membacakan kesimpulan isi cerita yang
telah dibaca.
Penilaian Melakukan tes evaluasi. Guru meminta siswa mengerjakan tes evaluasi.
124
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Senin, 20 Maret 2017
Pukul : 07.50 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus I/2 (Kedua)
Aspek Indikator Keterangan
Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa. Guru mengkndisikan siswa untuk tenang dan
memperhatikan pelajaran.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu membaca teks cerita dengan tema
transportasi.
Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman.
Guru menyampaikan tentang membaca
pemahaman dan menyimpulkan teks cerita
anak dengan menjelaskan cara menentukan
kalimat utama, ide pokok paragraf, dan
kesimpulan isi bacaan.
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
Guru meminta siswa untuk membaca dalam
hati teks bacaan, kemudian melakukan tanya
jawab tentang isi bacaan.
Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa
melakukan Sustained Silent
Reading (SSR) atau membaca
dalam hati.
Guru membagikan teks bacaan “Kereta Api
Wisata Mulai Diaktifkan 2007”.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading
(SSR) atau membaca dalam
hati.
Guru membimbing siswa dengan cara
mendekati dan menanyai siswa satu per satu.
Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
Guru memberi soal tentang kalimat utama ide
pokok paragraf, kata-kata sukar, isi bacaan,
serta kesimpulan bacaan.
Refleksi Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Guru meminta siswa menuliskan kesimpulan
bacaan pada kolom jawaban pada lembar
jawab.
Melakukan tindak lanjut. Guru meminta siswa untuk mempelajari
kembali materi yang telah dipelajari.
Penilaian Melakukan tes evaluasi. Guru meminta siswa mengerjakan tes
evaluasi.
125
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Pukul : 07.50 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus I/3 (Ketiga) Aspek Indikator Keterangan
Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa. Guru mengkondisikan siswa dengan menanyakan
kabar dan kesiapan siswa mengikuti
pembelajaran. Guru menanyakan materi pada
pertemuan sebelumnya yaitu cara menyimpulkan
isi bacaan berupa teks cerita.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
berupa memahami dan menyimpulkan isi bacaan
cerita anak.
Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman.
Guru menjelaskan membaca pemahaman untuk
memahami isi bacaan serta menyimpulkannya
dengan terlebih dahulu harus mengetahui kalimat
utama, ide pokok, isibacaan, sehingga dapat
memahami isi bacaan.
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
Guru menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan SSR
siswa tidak boleh bersuara dalam membaca dan
guru memberi batas waktu siswa dalam membaca.
Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok,
kemudian membagikan teks bacaan “Naik Kereta
Api” beserta pertanyaan serta lembar jawab.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
Guru mengingatkan siswa ketika ada siswa yang
membaca dengan bersuara.
Guru memberi tahu batas waktu dalam membaca
dan siswa diminta membaca dengan sungguh-
sungguh.
Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
Guru memberi pertanyaan berkaitan isi bacaan
“Naik Kereta Api”.
Refleksi
Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Guru dan siswa menyimpulkan secara bersama-
sama setelah siswa diberi pertanyaan lisan dan
tertulis berdasarkan bacaan “Naik Kereta Api”.
Guru meminta perwakilan siswa untuk maju
kedepan kelas dan menyimpulkan bacaan.
Melakukan tindak lanjut. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
yang telah dipelajari dan akan dipelajari yaitu
tentang tema kesenian.
Penilaian Melakukan tes evaluasi. Guru meminta siswa mengerjakan tes evaluasi
(post test)
126
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 30 Maret 2017
Pukul : 09.50 – 10.40
Siklus/Pertemuan : Siklus II/1 (Pertama) Aspek Indikator Keterangan
Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa. Guru menyiapkan kondisi siswa.
Guru menanyakan kabar dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran.
Guru melakukan presensi siswa.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang
memahami dan menyimpulkan isi teks cerita anak
tentang kesenian.
Siswa diminta bercerita “Kisah Naga Putih”.
Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman.
Guru menjelaskan tentang memahami isi cerita
anak tentang kesenian (membaca pemahaman teks
cerita anak).
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
Guru menyampaikan aturan pelaksanaan
membaca dalam hati antara lain tidak bersuara,
memberi batas waktu, tidak boleh menggerakan
kepala, tidak menggunakan alat bantu untuk
menunjuk bacaan.
Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
Guru memberi teks bacaan beserta LKS tentang
kesenian dengan judul “Nyanyi Sunyi Seruni”.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading (SSR)
atau membaca dalam hati.
Guru mengingatkan siswa yang tidak langsung
membaca dan siswa yang membaca dengan
bersuara serta waktu yang diberikan untuk
membaca.
Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
Tanya jawab tentang isi bacaan.
Siswa yang menjawab benar mendapat reward
berupa stiker bintang..
Refleksi Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Guru dan siswa menyimpulkan bersama.
Mempersilahkan siswa yang bersedia
menyimpulkan dan memberi reward siswa
tersebut.
Melakukan tindak lanjut. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa yang sudah
dicocokan.
Penilaian Melakukan tes evaluasi. Siswa mengerjakan tes evaluasi.
127
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Senin, 3 April 2017
Pukul : 07.50 – 09.00
Siklus/Pertemuan : Siklus I/2 (Kedua)
Aspek Indikator Keterangan
Pembelajaran Mengkoordinasikan siswa. Guru menyiapkan kondisi siswa.
Guru menanyakan kabar dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan dan materi
pembelajaran tentang memahami isi teks
cerita anak tentang kesenian.
Menjelaskan Menjelaskan tentang membaca
pemahaman.
Guru menjelaskan cara memahami bacaan
melalui membaca pemahaman.
Guru mengukur daya ingat siswa dengan
meminta siswa membaca berulang-ulang
kemudian menutup bacaan dan memberi
pertanyaan kepada siswa.
Menjelaskan tentang Sustained
Silent Reading (SSR) atau
membaca dalam hati.
Siswa diminta untuk membaca teks bacaan
dengan membaca dalam hati.
Penggunaan
teknik
pembelajaran
Mempersiapkan siswa
melakukan Sustained Silent
Reading (SSR) atau membaca
dalam hati.
Guru membagikan lembar bacaan dan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok.
Membimbing siswa melakukan
Sustained Silent Reading
(SSR) atau membaca dalam
hati.
Guru meminta siswa untuk membaca dalam
hati.
Guru memberikan waktu siswa untuk
membaca dan mengerjakan.
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok
yang selesai terlebih dahulu.
Memeriksa
pemahaman
siswa
Memberikan soal-soal maupun
pertanyaan secara lisan.
Guru memberi dan membahas bacaan dengan
soal-soal yang tertulis maupun disampaikan
secara lisan oleh guru.
Refleksi Membimbing siswa dalam
menyimpulkan.
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan isi
bacaan secara sukarela (tanpa ditunjuk).
Melakukan tindak lanjut. Guru memberikan tindak lanjut dengan
menanyakan pemahaman siswa tentang
bacaan yang telah dibaca,
Penilaian Melakukan tes evaluasi. Guru meminta siswa mengerjakan tes evaluasi
(post test).
128
Lampiran 7. Persentase Hasil Observasi Siswa
129
130
131
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : SD Negeri Serang
Kelas/Semester : V/ 2 (Genap)
Tahun Ajaran : 2016/2017
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Unit 10 Tema Transportasi
Pertemuan ke : 1, 2, 3
Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan (6 x 35 Menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Membaca teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
7.3. Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
C. INDIKATOR
7.3.1. Membaca dalam hati bacaan cerita anak tentang transportasi.
7.3.2. Mengidentifikasi informasi berkaitan dengan kalimat utama, ide
pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan cerita
anak tentang transportasi.
7.3.3. Memilih jawaban pertanyaan secara tertulis berkaitan dengan
kalimat utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta
kesimpulan cerita anak tentang transportasi.
7.3.4. Mengemukakan informasi secara lisan berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta
kesimpulan cerita anak tentang transportasi.
7.3.5. Menyimpulkan isi cerita anak tentang transportasi.
D. TUJUAN
Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan guru tentang memahami
informasi bacaan tentang jadwal perjalanan, siswa dapat:
132
1. Membaca dalam hati dan memahami cerita anak tentang transportasi.
2. Mengidentifikasi informasi berkaitan dengan kalimat utama, ide pokok
paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan cerita anak tentang
transportasi dengan baik.
3. Memilih jawaban pertanyaan secara tertulis berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan
cerita anak tentang transportasi dengan tepat.
4. Mengemukakan informasi secara lisan berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan
cerita anak tentang transportasi dengan baik.
5. Menyimpulkan isi cerita anak tentang transportasi dengan baik.
E. KARAKTER YANG INGIN DICAPAI
Rasa ingin tahu, gemar membaca.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Teks cerita anak tentang transportasi.
G. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBALAJARAN
1. Pendekatan : Student Centered
2. Model : PAKEM
3. Metode : ceramah, tanya jawab, sustained silent reading,
penugasan.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 35 Menit)
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 menit)
a. Siswa menjawab salam yang disampaikan guru.
b. Siswa bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin salah satu
siswa.
c. Siswa ditanya kabar dan kesiapannya mengikuti pelajaran.
133
d. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
e. Apersepsi:
Apersepsi dilakukan melalui kegiatan tanya jawab guru dengan
siswa antara lain:
1) Tadi pagi anak-anak datang ke sekolah jam berapa?
2) Anak-anak datang kesekolah naik apa?
3) Alat yang digunakan untuk datang ke sekolah disebut alat apa?
4) Coba sebutkan alat-alat transportasi yang kalian ketahui!
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti/ Isi (50 menit)
Eksplorasi
a. Guru menggali pemahaman siswa tentang cara memahami isi atau
informasi bacaan.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara memahami isi
atau informasi bacaan.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang apa yang belum
dipahami siswa tentang cara memahami isi bacaan.
Elaborasi
a. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok.
b. Secara berkelompok, siswa diminta mencari 1 teks bacaan/ cerita
anak ke perpustakaan atau di buku yang mereka miliki.
c. Siswa diberi tugas untuk membaca dan mencari kalimat utama dan
ide pokok tiap paragraf, kata-kata sulit beserta artinya, serta
kesimpulan isi bacaan/ cerita anak.
d. Siswa membaca dalam hati bacaan yang sudah dipilih lalu
mengerjakan tugas yang sudah diberikan.
e. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya.
Konfirmasi
a. Siswa dan guru menyamakan persepsi tentang hasil pekerjaan
siswa.
134
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
c. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan
tentang materi yang telah dipelajari.
b. Siswa diberi motivasi supaya lebih rajin belajar.
c. Guru memberikan salam penutup pembelajaran.
Pertemuan 2 (2 x 35 Menit)
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 menit)
a. Siswa menjawab salam yang disampaikan guru.
b. Siswa bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin salah satu
siswa.
c. Siswa ditanya kabar dan kesiapannya mengikuti pelajaran.
d. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
e. Apersepsi:
Apersepsi dilakukan dengan mengulas kembali materi sebelumnya.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti/ Isi (50 menit)
Eksplorasi
a. Guru menggali pengetahuan siswa tentang cara menentukan
kalimat utama dann ide pokok paragraf.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang
diberikan.
Elaborasi
a. Siswa diberi teks bacaan berjudul “Kereta Api Wisata Mulai
Diaktifkan 2007”.
b. Siswa membaca dalam hati teks bacaan “Kereta Api Wisata Mulai
Diaktifkan 2007”
135
c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kalimat utama, ide pokok
paragraf, kata-kata yang sulit dimengerti, isi bacaan, serta
kesimpulan bacaan.
Konfirmasi
a. Siswa dan guru menyamakan persepsi hasil tanya jawab tentang
bacaan “Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
c. Guru mengulang kembali materi yang belum dipahami siswa.
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi
3. Kegiatan Akhir/ Penutup (10 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan
tentang apa yang telah dipelajari yaitu cara mencari informasi pada
bacaan tentang transportasi.
b. Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang telah dipelajari
dan akan dipelajari selanjutnya di rumah.
c. Guru memberikan salam penutup pembelajaran.
Pertemuan 3 (2 x 35 Menit)
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 menit)
a. Siswa menjawab salam yang disampaikan guru.
b. Siswa bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin salah satu
siswa.
c. Siswa ditanya kabar dan kesiapannya mengikuti pelajaran.
d. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
e. Apersepsi:
Guru mengingatkan kembali materi yang telah di pelajari
sebelumnya .
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti/ Isi (50 menit)
Eksplorasi
136
a. Guru menggali pemahaman siswa tentang cara memahami isi dan
menyimpulkan cerita anak.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang memahami dan
menyimpulkan isi bacaan.
Elaborasi
a. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok.
b. Tiap kelompok mendapat bacaan tentang “Naik Kereta Api”
beserta pertanyaan.
c. Siswa secara berkelompok membaca dalam hati bacaan “Naik
Kereta Api”.
d. Siswa menjawab pertanyaan tentang bacaan “Naik Kereta Api”.
e. Siswa dan guru bertanya jawab tentang bacaan “Naik Kereta Api”.
Konfirmasi
a. Siswa dan guru menyamakan persepsi tentang isi bacaan “Kereta
Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”.
b. Siswa diberi kesempatan untuk menyakan materi yang belum
dipahami.
c. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi (post test).
3. Kegiatan Akhir/ Penutup (10 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan
tentang apa yang telah dipelajari yaitu cara mencari informasi pada
bacaan tentang transportasi.
b. Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang telah dipelajari
dan akan dipelajari selanjutnya di rumah.
c. Guru memberikan salam penutup pembelajaran.
I. ALAT MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Alat Media
a. Teks bacaan
b. Lembar penugasan
137
2. Sumber
a. Silabus
b. Muhammad Darisman, dkk. 2007. Ayo Belajar Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Yudhistira.
c. Engkos Kosasih. 2007. Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar.
Jakarta: Quadra.
d. Tim Bina Bahasa.2010. Bahasa Indonesia Kelas V SD. Jakarta:
Yudhistira.
b. Edi Warsidi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku
Cerdas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
c. A. Malik Thachir, dkk. 2007. Bahasa Kita Bahasa Indonesia 5B.
Jakarta: Esis.
J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Proses, Tes
2. Jenis Penilaian : Tertulis
3. Bentuk Penilaian : Tes Objektif Pilihan Ganda
4. Alat : Soal (terlampir)
5. Penilaian
Jawaban benar : Skor 1
Jawaban salah : Skor 0
Sehingga nilai :
138
139
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : SD Negeri Serang
Kelas/Semester : V/ 2 (Genap)
Tahun Ajaran : 2016/2017
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Unit 11 Tema Kesenian
Pertemuan ke : 1, 2
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan (4 x 35 Menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Membaca teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
7.3.Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
C. INDIKATOR
7.3.1. Membaca dalam hati bacaan cerita anak tentang kesenian.
7.3.2. Mengidentifikasi informasi berkaitan dengan kalimat utama, ide
pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan cerita
anak tentang kesenian.
7.3.3. Memilih jawaban pertanyaan secara tertulis berkaitan dengan
kalimat utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta
kesimpulan cerita anak tentang kesenian.
7.3.4. Mengemukakan informasi secara lisan berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta
kesimpulan cerita anak tentang kesenian.
7.3.5. Menyimpulkan isi informasi cerita anak tentang kesenian.
140
D. TUJUAN
Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan guru tentang memahami
isi bacaan, siswa dapat:
1. Membaca dalam hati dan memahami cerita anak tentang kesenian.
2. Mengidentifikasi informasi berkaitan dengan kalimat utama, ide pokok
paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan cerita anak tentang
kesenian dengan baik.
3. Memilih jawaban pertanyaan secara tertulis berkaitan dengan kalimat
utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan
cerita anak tentang kesenian dengan tepat.
4. Mengemukakan informasi secara lisan berkaitan dengan kalimat utama,
ide pokok paragraf, isi bacaan, arti kata sulit, serta kesimpulan cerita
anak tentang kesenian dengan baik.
5. Menyimpulkan isi cerita anak tentang kesenian dengan baik.
E. KARAKTER YANG INGIN DICAPAI
Gemar membaca, percaya diri.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Teks cerita anak tentang kesenian.
G. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBALAJARAN
1. Pendekatan : Student Centered
2. Model : PAKEM
3. Metode : ceramah, sustained silent reading, tanya jawab,
penugasan.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 35 Menit)
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 menit)
a. Siswa menjawab salam yang disampaikan guru.
141
b. Siswa bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin salah satu
siswa.
c. Siswa ditanya kabar dan kesiapannya mengikuti pelajaran oleh
guru.
d. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
e. Apersepsi:
Apersepsi dilakukan dengan menanyakan kepada siswa sebagai
berikut.
1. Siapa yang suka bercerita?
2. Suka bercerita apa?
3. Siapa yang suka membaca cerita?
4. Cerita apa saja yang sudah pernah dibaca?
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti/ Isi (50 menit)
Eksplorasi
a. Guru menggali pengetahuan siswa tentang kesenian yang siswa
ketahui.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang memahami isi cerita
anak tentang kesenian.
Elaborasi
a. Siswa secara individu diberi teks cerita anak “Nyanyi Sunyi
Seruni” beserta beberapa pertanyaan.
b. Siswa membaca dalam hati teks cerita anak “Nyanyi Sunyi Seruni”
dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Salah satu perwakilan siswa diminta untuk membacakan teks cerita
anak “Nyanyi Sunyi Seruni” di depan kelas. (siswa yang membaca
di depan kelas mendapatkan reward)
d. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi cerita “Nyanyi
Sunyi Seruni”.
e. Siswa menjawab pertanyaan secara tertulis berdasarkan teks cerita
anak “Nyanyi Sunyi Seruni”.
142
f. Siswa dan guru mencocokan jawaban pertanyaan tentang cerita
“Nyanyi Sunyi Seruni” yang dilakukan dengan saling menukarkan
jawaban siswa.
Konfirmasi
a. Siswa dan guru menyamakan persepsi tentang apa yang telah
dipelajari.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3. Kegiatan Akhir/ Penutup (10 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan
tentang apa yang telah dipelajari yaitu cara mencari informasi pada
bacaan tentang kesenian
b. Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang telah dipelajari
dan akan dipelajari selanjutnya di rumah.
c. Guru memberikan salam penutup pembelajaran.
Pertemuan 2 (2 x 35 Menit)
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 menit)
a. Siswa menjawab salam yang disampaikan guru.
b. Siswa bersama guru berdoa bersama dengan dipimpin salah satu
siswa.
c. Siswa ditanya kabar dan kesiapannya mengikuti pelajaran oleh
guru.
d. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
e. Apersepsi:
Apersepsi dilakukan dengan mengingat materi pada pertemuan
sebelumnya.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti/ Isi (50 menit)
Eksplorasi
a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang cara memahami
bacaan cerita anak, menentukan kalimat utama, ide pokok paragraf,
dan menyimpulkan isi bacaan.
143
b. Siswa diminta untuk bertanya tentang kata-kata yang sulit
dimengerti.
Elaborasi
a. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok.
b. Masing-masing kelompok mendapatkan teks bacaan
“Merencanakan Pameran Seni”.
c. Tiap kelompok akan bersaing memperoleh nilai terbaik
berdasarkan beberapa kategori yaitu kelompok ter-aktif, ter-
kompak, ter-disiplin, ter-rapi, ter-kooperatif, ter-inovatif.
d. Sebelum mengerjakan tugas yang diberikan, masing-masimg
kelompok secara bersama-sama menyanyikan salah satu lagu
wajib nasional atau lagu anak-anak yang dipilih kelompok.
e. Siswa bersama kelompoknya membaca bacaan dalam hati teks
bacaan “Merencanakan Pameran Seni” dengan waktu yang telah
ditentukan.
f. Perwakilan siswa membacakan teks bacaan “Merencanakan
Pameran Seni” di depan kelas.
g. Siswa diminta menuliskan jawaban dari pertanyaan tentang bacaan
“Merencanakan Pameran Seni”.
h. Siswa dan guru membahas jawaban tentang bacaan
“Merencanakan Pameran Seni”.
i. Siswa menyampaikan hal yang belum dipahami berkaitan dalam
mengerjakan soal.
j. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
Konfirmasi
a. Siswa dan guru menyamakan persepsi tentang apa yang telah
dipelajari.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi (post test).
3. Kegiatan Akhir/ Penutup
144
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan
tentang apa yang telah dipelajari yaitu cara mencari informasi pada
bacaan tentang kesenian.
b. Pemberian reward kepada kelompok yang memperoleh kategori
yang telah ditentukan.
c. Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang telah dipelajari
dan akan dipelajari selanjutnya di rumah.
d. Guru memberikan salam penutup pembelajaran.
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : teks cerita anak dan lembar penugasan
2. Sumber :
a. Silabus
b. Muhammad Darisman, dkk. 2007. Ayo Belajar Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Yudhistira.
c. Engkos Kosasih. 2007. Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar.
Jakarta: Quadra.
d. Tim Bina Bahasa.2010. Bahasa Indonesia Kelas V SD. Jakarta:
Yudhistira.
e. Edi Warsidi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku
Cerdas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Proses, Tes
2. Jenis Penilaian : Tertulis
3. Bentuk Penilaian : Tes Objektif Pilihan Ganda
4. Alat : Soal (terlampir)
5. Penilaian :
145
146
Lampiran 9. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Membaca Pemahaman
Membaca adalah proses melisankan dan atau memahami bacaan atau
sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan
penulisnya. Membaca pemahaman merupakan suatu proses untuk memahami isi
bacaan, mencari hubungan antar hal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan
persamaan antar hal dalam wacana, mengklarifikasikan kebingungan,
menyimpulkan bacaan, dan merefleksikan hal-hal yang telah dibaca. Unsur yang
dinilai dalam membaca pemahaman adalah kemampuan memahami makna kata
dalam kalimat, kemampuan memahami paragraf, kemampuan menangkap ide,
kemampuan menentukan garis besar, dan kemampuan menyimpulkan bacaan.
Menyimpulkan isi cerita anak merupakan memahami isi cerita anak yang
telah dibaca dengan menuliskan atau menyampaikan hal-hal pokok yang terdapat
dalam cerita anak dalam beberapa kalimat. Dalam menyimpulkan cerita anak
diperlukan keterampilan membaca pemahaman bacaan. Untuk memahami bacaan
dan menyimpulkan cerita anak, terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami
kalimat utama, ide pokok paragraf, isi bacaan, mengetahui arti kata-kata yang sulit
dimengerti atau sukar, dan selanjutnya dapat menyimpulkan isi cerita anak ang
dibaca.
147
Lampiran 10. Teks Bacaan
TEKS BACAAN
SIKLUS I
1. Bacaan 1 (untuk pertemuan 1)
Teks bacaan pertemuan 1 dipilih sendiri oleh siswa dengan mencari pada buku
di perpustakaan atau buku milik pribadi.
2. Bacaan 2 (untuk pertemuan 2)
KERETA API WISATA MULAI DIAKTIFKAN 2007
(Engkos Kosasih, 2007: 11)
Kereta api (KA) wisata yang melayani jalur kota Padang menuju
Padang Panjang, SumateraBarat, segera diaktifkan kembali pada tahun 2007.
Pengaktifan kembali KA Wisata itu diprakarsai oleh Masyarakat Pecinta
Kereta Api Sumbar (MPKAS).
Selama uji coba beberapa waktu lalu, kereta api sempat beberapa kali
berhenti. Uji coba dilakukan untuk mengecek kondisi dan kesiapan pos
penjagaan pintu perlintasan yang ada di sepanjang jalur Padang-Padang
Panjang. Perjalanan dengan kereta api wisata menawarkan pesona alam
Sumbar di setiap jalur yang dilewati.
Kereta api juga sempat berhenti sejenak di Air Terjun Lembah Anai,
Kabupaten Padang Pariaman. “Kita akan usulkan secepatnya kereta api wisata
ini diaktifkan kembali untuk lebih memacu arus wisatawan ke Sumbar,” kata
Ketua MPKAS Khaidir Latief.
Pertanyaan : (disampaikan secara lisan oleh guru sebagai tanya jawab dan
diskusi)
1) Sebutkan kalimat utama tiap paragraf bacaan “Kereta Api Wisata Mulai
Diaktifkan 2007”!
2) Sebutkan ide pokok tiap paragraf bacaan “Kereta Api Wisata Mulai
Diaktifkan 2007”!
3) Sebutkan kata-kata yang belum dipahami pada bacaan “Kereta Api Wisata
Mulai Diaktifkan 2007”!
4) Apa kesimpulan isi bacaan “Kereta Api Wisata Mulai Diaktifkan 2007”?
148
3. Bacaan 2 (untuk pertemuan 3)
NAIK KERETA API
(Tim Bina Bahasa, 2010: 106-107)
Rima dan ayahnya berada di Stasiun Tugu Yogyakarta karena akan
pergi ke Jakarta menggunakan kereta api. Waktu menunjukkan pukul 19.00.
mereka harus segera menentukan kereta api yang akan mereka naiki. Dengan
cepat, Rima membaca jadwal perjalanan kereta apai pada sebuah papan. Mata
Rima terarah pada kolom keberangkatan yang memuat waktu keberangkatan
kereta api. Ternyata, kereta api Taksaka I akan berangkat ke Jakarta pukul
20.00.
Ayah Rima segera membeli dua lembar tiket kerata api Taksaka I.
Kereta api tersebut diperkirakan sampai Stasiun Gambir, Jakarta, pada pukul
03.56. harga tiket untuk hari Minggu sebesar Rp 150.000,00. Tiket yang sudah
dibeli disimpan baik-baik dalam saku kemeja ayah Rima. Rima mengajak
ayahnya untuk duduk di kursi ruang tunggu. “masih ada waktu 30 menit lagi,
kita duduk saja dulu di ruang tunggu sebelah sana, Ayah!” Ajak Rima. “Benar
Rima, ayo!” kata ayah Rima.
Sambil menunggu kereta api Taksaka I, Rima memperhatikan
sekelilingnya. Rima melihat sekelompok ibu penjual salak pondoh. Mereka
tidak bosan-bosan menawarkan dagangannya pada setiap orang yang berlalu-
lalang di Stasiun tugu. “Ayah, bagaimana kalau kita membeli salak pondoh
untuk oleh-oleh?” usul Rima. “wah, barang-barang kita sudah terlalu banyak,
Rima. Lagipula Ayah sudah membeli 5 kotak bakpia patuk untuk oleh-oleh di
Jakarta nanti!” kata ayah Rima.
Waktu telah menunjukkan pukul 19.45. Seorang petugas
mengumumkan bahwa kereta api Taksaka I sudah siap berangkat di jalur 3 dan
semua penumpang yang sudah membeli tiket dipersilahkan naik. Rima dan
ayahnya segera menuju gerbong kereta api untuk menempati tempat duduk
sesuai dengan nomor kursi yang tertera pada tiket. Tepat pukul 20.00 seorang
petugas memberikan aba-aba pada masinis untuk segera menjalankan kereta
149
api ke Jakarta. Semua orang yang mengantar segera turun. Kereta api Taksaka I
pun mulai berjalan meninggalkan Yogyakarta.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai isi bacaan!
1) Tuliskan kalimat utama paragraf pertama!
2) Tuliskan ide pokok paragraf kedua!
3) Apa yang Rima lakukan untuk mengetahui jadwal keberangkatan kereta?
4) Kereta api apa yang Rima naiki?
5) Dari mana kereta api tersebut berangkat?
6) Pukul berapa kereta api diperkirakan akan tiba di Jakarta?
7) Apa yang dilakukan Rima ketika duduk di kursi ruang tunggu?
8) Apa yang diumumkan petugas kereta api pada pukul 19.45?
9) Bagaimana cara Rima menentukan tempat duduk di kereta api?
10) Tuliskan kesimpulan isi bacaan “Naik Kereta Api”!
150
Kunci Jawaban
1) Rima dan ayahnya berada di Stasiun Tugu Yogyakarta karena akan pergi
ke Jakarta menggunakan kereta api.
2) Ayah Rima membeli dua lember tiket kereta api Taksaka I.
3) Rima membaca jadwal perjalanan kereta api pada sebuah papan
4) Kereta api Taksaka I
5) Stasiun Tugu Yogyakarta
6) Pukul 03.56
7) Rima memperhatikan sekelilingnya, melihat sekelompok ibu-ibu penjual
salak pondoh.
8) Kereta api Taksaka I sudah siap berangkat di jalur 3 dan penumpang yang
sudah membeli tiket dipersilahkan naik.
9) Menuju gerbong kereta api untuk menempati tempat duduk sesuai nomor
kursi yang tertera pada karcis.
10) Rima dan ayahnya berada di Stasiun Tugu Yogyakarta dan akan pergi ke
Jakarta. Setelah melihat jadwal perjalanan kereta, Rima dan ayahnya
memilih untuk naik kereta api Taksaka I. Harga tiket kereta api Tksaka I
adalah Rp 150.000,00. Kereta api Taksaka I berangkat pukul 20.00 dan
diperkirakan sampai di Stasiun Gambir, Jakarta pukul 03.56. Sambil
menunggu kereta, Rima dan ayahnya menunggu di ruang tunggu. Saat
menunggu kereta, Rima melihat ibu-ibu penjual salak pondoh. Rima
mengusulkan untuk membeli salak pondoh sebagai oleh-oleh, namun ayah
Rima menolak karena barang bawaan sudah banyak dan sudah membawa
oleh-oleh 5 kotak bakpia patuk. Pukul 19.45 kereta yang ditunggu siap
untuk dinaiki. Tepat pukul 20.00 kereta api Taksaka I berangkat dari
Yogyakarta.
151
TEKS BACAAN
SIKLUS II
1. Teks Bacaan Pertemuan 1
Nyanyi Sunyi Seruni
Teks cerita. Intan Riyani, dkk. (Edi Warsidi dan Farika, 2008: 58-59)
Seruni gadis cilik berusia enam tahun. Dia hidup bersama ibu dan
kakak perempuannya. Sang ayah meninggal dalam kecelakaan. Kini, ibunya
yang menanggung beban hidup keluarganya.
Seruni lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dia tidak
memiliki teman. Bahkan, kakaknya tidak memperdulikannya. Seruni terlahir
sebagai gadis cilik yang bisu dan tuli. Seruni hanya dapat bermain dengan ibu
dan kawan khayalannya.
Sampai suatu hari, dia bertemu dengan Diah. Diah adalah anak yang
baik hati dan dapat dipercaya. Baru kali ini, seruni bertemu dengan orang yang
mampu memahami dirinya.
Sejak kedatangan Diah, Seruni lebih riang. Dia dapat menggerakkan
jemarinya, sebagai bahasa isyarat. Diah yang mengajarkannya. Kini, jemari
Seruni dapat bergerak dengan lincah. Ia dapat mengungkapkan isi hatinya.
Ada satu keinginan yang disampaikan Seruni kepada Diah. Seruni ingin
mendengar, walaupun sehari. Suatu hari, Seruni mengalami kecelakaan.
Peristiwa ini menyebabkan Seruni tidak mampu lagi menggerakkan jemarinya.
Dia pun kehilangan semangat hidupnya.
Kisah Seruni ini banyak memberikan pelajara berharga bagi pembaca.
Cerita in berusaha mengenalkan pelajaran arti hidup, terutama bersyukur atas
sesuatu yang diberikan Tuhan. Kecacatan tubuh bukanlah segala-galanya untuk
ditangisi. Rasa kasih sayang antar sesama bukan sekedar milik orang yang
diciptakan sempurna keadaan badannya. Justru kitalah yang harus sadar
mengasihi orang yang tidak memiliki kesempurnaan badan.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai isi cerita!
1) Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita “Nyanyi Sunyi Seruni”!
152
2) Tuliskan ide pokok paragraf ketiga!
3) Bagaimana sifat tokoh Diah?
4) Apa saja latar dalam cerita “Nyanyi Sunyi Seruni‟?
5) Mengapa ibu seruni yang menanggung beban hidup keluarganya?
6) Apa penyebab Seruni kehilangan semangat hidupnya?
7) Tuliskan kalimat utama paragraf kelima!
8) Tuliskan kesimpulan isi cerita “Nyanyi Sunyi Seruni”!
Kunci Jawaban
1) Seruni, ibu Seruni, kakak Seruni, Diah
2) Seruni bertemu dengan Diah.
3) Baik hati dan dapat dipercaya
4) Latar tempat: rumah Seruni, lata waktu: siang hari, latar suasana: sedih/haru
dan senang/bahagia.
5) Karena ayah Seruni sudah meninggal.
6) Seruni mengalami kecelakaan sehingga dia tidak bisa menggerakkan
jemarinya.
7) Kisah Seruni ini banyak memberikan pelajara berharga bagi pembaca
8) Berdasarkan cerita tersebut kita diajarkan untuk mensyukuri atas sesuatu
yang diberikan Tuhan serta rasa kasih sayang antar sesama serta tidak
membeda-bedakan orang berdasarkan keadaaan fisiknya.
153
2. Teks Bacaan Pertemuan 2
Merencanakan Pameran Seni
(Malik Thachir, dkk. 2007: 51-52
Atas kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa, SD
Simpangtuju 01 mengadakan pameran dan pentas seni. Pameran dan pentas seni
ini berlangsung di beberapa ruang kelas dan aula sekolah. Guru, siswa, dan orang
tua siswa menyusun jadwal pameran seni yang akan dilaksanakan selama empat
hari berturut-turut.
Menurut Kepala SD Simpangtuju 01, Pak Damiri, pameran dan pentas seni
diadakan untuk menyongsong acara HUT Kota Simpangtuju tahun ini. Pak
Damiri menjelaskan, “untuk memperingati hari jadi Kota Simpangtuju,
Pemerintah Kota Simpangtuju mengadakan pameran pembangunan. Pameran
tersebut dilaksanakan di alun-alun Simpangtuju yang merupakan jantung kota
Simpangtuju. Pameran pembangunan ini menampilkan hasil-hasil pembangunan,
pasar murah, dan aneka seni yang dipentaskan warga masyarakat”. “untuk ikut
memeriahkan perayaan hari jadi kota Simpangtuju, sekolah kita juga akan
mengadakan pameran dan pentas seni. Siswa akan memamerkan dan
mementaskan hasil karyanya di bidang seni. Maka, berpartisipasilah kalian dalam
pameran ini dengan cara menampilkan bakat dan hasil karya kalian. Kalian dapat
berkreasi di bidang seni lukis, tarik suara, tari, atau memainkan alat-alat musik,”
lanjut Pak Damiri.
Anak-anak menyambut gembira rencana tersebut. Mereka mempersiapkan
acara itu dengan sangat baik.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1) Apa kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SD Simpangtuju 01?
2) Dalam rangka apa kegiatan tersebut dilaksanakan?
3) Dimana kegiatan tersebut berlangsung?
4) Siapa peserta kegiatan itu?
5) Di Alun-alun Kota Simpangtuju juga dilaksanakan pameran
pembangunan. Apa saja yang dipamerkan disana?
154
Kunci Jawaban
1) Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SD Simpangtuju 01 adalah
pameran dan pentas seni.
2) Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT Kota Simpangtuju.
3) Kegiatan tersebut berlangsung di beberapa ruang kelas dan aula
sekolah.
4) Peserta kegiatan itu adalah guru, siswa, dan orang tua siswa.
5) Pameran pembangunan di alun-alun Kota Simpangtuju menampilkan
hasil-hasil pembangunan, pasar murah, dan aneka seni yang
dipentaskan warga masyarakat.
155
Lampiran 11. Soal Tes
LEMBAR TEST PRATINDAKAN
Standar Kompetensi:
7. Membaca teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
Kompetensi Dasar :
7. 2. Mengidentifikasi unsur cerita.
Tema : Palang Merah Remaja
Tulislah nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia. Pilihlah salah
satu jawaban yang kalian anggap benar (A, B, C, dan D) dengan cara memberi
tanda silang (X) pada lembar jawab!
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 1-3!
SD Indrasari mendirikan organisasi Palang Merah Remaja (PMR) tiga
bulan yang lalu. Tujuan didirikannya PMR adalah agar setiap siswa memahami
tugas-tugas kepalangmerahan. Organisasi PMR itu termasuk organisasi yang
bergerak dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
Kegiatan PMR di SD Indrasari tergolong masih baru sehingga siswa kelas
lima dan kelas enam banyak yang mendaftar menjadi anggota. Ada juga beberapa
siswa kelas empat yang menjadi anggota.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
1. Gagasan utama paragraf pertama adalah...
a. Tujuan didirikannya PMR adalah agar setiap siswa emahami tugas-tugas
kepalangmerahan.
b. SD Indrasari mendirikan organisasi Palang Merah Remaja (PMR).
c. Organisasi PMR bergerak dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
d. Pendaftar anggota PMR adalah siswa kelas lima dan kelas enam serta
beberapa kelas empat.
2. Latar tempat bacaan tersebut adalah...
a. Sekolah
b. Lapangan
c. Kelas
d. Sekolah dan lapangan
3. Kesimpulan isi bacaan tersebut adalah...
156
a. Organisasi PMR bergerak dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
b. Pendaftar anggota PMR adalah siswa kelas lima dan enam serta beberapa
siswa kelas empat SD Indrasari.
c. SD Indrasari mendirikan organisasi PMR yang bertujuan supaya siswa
memahami tugas-tugas kepalangmerahan.
d. Tujuan didirikannya PMR adalah supaya siswa memahami tugas-tugas
kepalangmerahan.
4. Laila tertidur di kelas karena semalaman ia menunggu ayahnya di rumah
sakit.
Kata tanya yang tepat untuk jawaban diatas adalah...
a. Bagaimana
b. Mengapa
c. Kapan
d. Siapa
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 5 dan 6!
Andita terjatuh saat bermain di halaman sekolah. Kaki dan tangannya berdarah.
5. Saran yang tepat untuk peristiwa tersebut adalah...
a. Sebaiknya Andita dibawa ke ruang UKS.
b. Sewajarnya Andita marah kepada temannya.
c. Sebaiknya Andita tidak menangis.
d. Alangkah baiknya Andita bermain lagi.
6. Berikut merupakan kalimat yang mengungkapkan pesan sesuai bacaan tersebut
adalah...
a. Saat bermain di halaman sekolah harus berhati-hati.
b. Bermain di halaman sekolah bersama teman-teman sebanyak mungkin.
c. Jangan bermain di halaman sekolah karena berbahaya.
d. Lebih baik bermain di dalam kelas supaya lebih aman.
Bacalah teks dialog dibawah ini untuk menjawab soal nomor 7 dan 8!
Roni : “Hari Minggu begini kakak mau pergi kemana?”
Kak Santi : “Ke sekolah, mau latihan PMR”
Roni : “Apa itu PMR, Kak?”
157
Kak Santi: “PMR singkatan dari Palang Merah Remaja. PMR bergerak dalam
bidang sosial dan kemasyarakatan”
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
7. Kata tanya yang terdapat pada dialog di atas adalah...
a. Kemana
b. Apa
c. Kemana dan apa
d. Dimana dan apa
8. Kalimat tanya yang sesuai untuk melanjutkan dialog diatas adalah...
a. “Bagaimana asal mula berdirinya PMR?”
b. “Apa bentuk latihan yang dilakukan dalam kegiatan PMR?”
c. “Mengapa perlu dilakukan latihan PMR?”
d. “Siapa saja yang mengikuti PMR?”
9. Sebaiknya siswa-siswa yang bukan anggota PMR ikut serta mengumpulkan
bantuan dana dan membantu tugas kemanusiaan korban bencana tanah
longsor di Desa Sumbersari.
Kalimat diatas termasuk...
a. Alasan
b. Saran
c. Informasi
d. Jawaban
10. Mita : “Apa yang terjadi? Dimana aku sekarang?”
Nina : “Kamu berada di ruang UKS, Mit. Kamu tidak sadarkan diri”
Elsa : “Kepalamu pusing?”
Latar tempat bacaan diatas adalah...
a. Sekolah
b. Halaman sekolah
c. Ruang UKS
d. Ruang kelas
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 11-14!
Rima menghabiskan susu di gelasnya dengan wajah muram. Ayah bertanya,
“Apa yang sedang kamu pikirkan, Rima?”
158
“Rima baru saja membaca tentang malaria di Papua, Ayah. Apa yang bisa kami
lakukan sebagai anggota Palang Merah Remaja?” sahut Rima sambil meletakkan
gelas.
“Apakah kamu punya sahabat pena di Papua?” tanya Ayah sambil tersenyum
haru.
Rima mengangguk, “Cristina dan Taufik merupakan sahabat pena Rima di
Papua.”
“Surati saja mereka dan usulkan untuk mengadakan pembersihan lingkungan.
Sarang-sarang nyamuk harusdi bersihkan. Minta juga kepada mereka untuk
mengajak teman-teman di sana agar lebih memerhatikan kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Apalagi bagi mereka yang tinggal di dekat rawa-rawa dan hutan. O,
ya perhatikan siklus hidup nyamuk Anopheles yang biasanya bergerak aktif pada
pagi dan sore hari. Jangan lupa usulkan juga untuk menggunakan krim anti
nyamuk,” nasihat Ayah.
“Begitu saja, Ayah?” tanya Rima masih murung.
“Iya. Seingat Ayah itu tugas Palang Merah Remaja. Kalau kamu sudah lebih
besar, kamu bisa pergi kesana dan melakukan lebih banyak hal untuk menolong
korban malaria. Kamu juga bisa ikut Ibu bersama tim sukarelawan Palang Merah
Indonesia ke Papua,” lanjut Ayah.
“Terima kasih, Ayah. Rima akan segera menulis surat untuk Cristina dan Taufik,”
sahut Rima sambil mencium pipi ayahnya, lalu berpamitan untuk pergi sekolah.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
11. Saran yang diberikan Ayah kepada Rima adalah...
a. Meminta Rima supaya kalau sudah besar pergi ke Papua.
b. Meminta Rima utuk ikut bersama Ibu bersama tim sukarelawan Palang
Merah Indonesia ke Papua.
c. Meminta Rima untuk mengajak teman-temannya lebih memperhatikan
kebersihan dan kesehatan.
d. Meminta Rima untuk mengirim surat kepada temannya supaya
mengadakan pembersihan lingkungan.
12. Karakter Rima berdasarkan bacaan tersebut adalah...
a. Penyayang
b. Murung
c. Penyayang dan penolong
d. Murung dan penolong
13. Bagian yang menunjukkan karakter ayah Rima bijaksana adalah...
159
a. Bertanya tentang apa yang sedang dipikirkan Rima.
b. Menasihati Rima untuk mengirimkan surat kepada sahabatnyasupaya
mengadakan pembersihan lingkungan.
c. Memberi tahu Rima tugas Palang Merah Remaja.
d. Meminta Rima untuk ikut ibunya bersama tim sukarelawan Palang Merah
Remaja.
14. Kesimpulan berdasarkan isi bacaan tersebut adalah...
a. Rima berpamitan untuk pergi ke sekolah.
b. Rima akan segera menulis surat untuk Cristina dan Taufik yang berisi
nasihat Ayah dalam mengatasi malaria di Papua.
c. Rima membaca tentang malaria di Papua berdasarkan surat sahabatnya.
d. Rima sudah mengetahui cara membantu sahabatnya dalam mengatasi
malaria di Papua.
Bacalah teks bacaan dibawah ini untuk menjawab soal nomor 15-18!
Donor darah sangat diperlukan oleh para korban bencana atau penderita
penyakit tertentu. Darah yang telah didonorkan kemudian ditransfusikan kepada
para korban. Transfusi darah dilakukan sesuai dengan golongan darah pendonor
dan korban. Melalui donor darah, korban kecelakaan bancana dan penderita
penyakit akan sangat terbantu.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
15. Orang yang menyumbangkan bagian dari tubuhnya untuk menolong orang
lain sesuai bacaan diatas adalah...
a. Transfusi
b. Golongan
c. Penderita
d. Donor
16. Gagasan pokok bacaan tersebut adalah...
a. Donor darah sangat diperlukan para korban bencana atau penderita
penyakit tertentu.
b. Dengan donor darah korban kecelakaan encana dan penderita penyakit
akan sangat terbantu.
c. Darah yang telah didonorkan kemudian ditransfusikan kepada para korban.
160
d. Transfusi darah dilakukan sesuai dengan golongan darah pendonor dan
korban.
17. Kata “donor” tepat digunakan pada kalimat...
a. Rumah sakit membutuhkan donor dana untuk pengembangan fasilitas.
b. Pasien penyakit ginjal di Rumah Sakit Insan Mulia akan segera mendapat
donor ginjal.
c. Seorang dermawan menjadi donor sumbangan untuk pengembangan
Palang Merah Indonesia.
d. Palang Merah membutuhkan donor perlengkapan.
18. Tindakan yang perlu dilakukan terhadap tempat donor darah adalah...
a. Menjaga secara ketat tempat donor.
b. Membatasi pengunjung yang datang ke tempat donor.
c. Selalu menjaga kebersihan tempat supaya tidak menimbulkan penyakit.
d. Memeriksa pengunjung yang masuk ke tempat donor.
Bacalah teks bacaan dibawah ini untuk menjawab soal nomor 19-22!
Bencana alam tsunami telah memporak-pondakan Nangroe Aceh Darussalam.
Palang Merah diturunkan untuk menolong para korban.
dr. Rizki : Bagaimana keadaan para korban, Suster?
Suster Dewi: Saya amat sedih, Dok. Banyak sekali korban berjatuhan. Para
relawan dan tim SAR terus mengumpulkan korban jiwa untuk
dikuburkan secara massal. Sementara itu, Palang Merah kita masih
engevakuasi korban luka berat dan juga luka ringan untuk segera
diberikan pertolongan.
dr. Rizki : Tampaknya kita membutuhkan banyak sekali tenaga untuk
mengatasi para korban tsunami ini.
Suster Dewi : Ya, Dok. Semoga bantuan dari daerah-daerah lain segera datang.
dr. Rizki : Kita harus mengerahkan segenap tenaga yang kita punya.
Bagaimana persediaan dara dan obat-obatan, Sus?
Suster Dewi : Obat-obatan sangat minim. Saya rasa kita harus mengajukan
bantuan obat-obatan lagi, Dok.
dr. Rizki : Baik, Suster. Harap segera laksanakan. Kirimkanlah surat
permohonan bantuan kepada pemerintah dan rumah-rumah sakit.
(masuk seorang anggota Palang Merah, bernama Roni)
161
Roni : Dokter, maaf mengganggu. Saya ingin memberitahukan bahwa
relawan untuk membantu Palang Merah telah tiba. Mereka
berjumlah 60 orang.
dr. Rizki : Syukurlah. Harap para relawan itu segera diberikan pengarahan
agar dapat segera membantu kita.
Roni : Ya, Dok. Akan segera saya laksanakan.
Suster Dewi : Mari saya bantu, Ron.
Roni : Terima kasih, Sus.
Suster Dewi : Kami permisi, Dok.
dr. Rizki : Ya, Silakan. Saya menyusul sebentar lagi.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
19. Berdasarkan gagasan pokok bacaan, hal yang dapat kita lakukan adalah...
a. Mendoakan korban bencana dan ikut serta kegiatan Palang Merah.
b. Mengikuti kegiatan Palang Merah.
c. Membantu memberikan dana kepada para korban bencana Tsunami di
Nangroe Aceh Darussalam.
d. Mendoakan korban bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan
membantu memberikan sumbangan serta mendukung kegiatan Palang
Merah.
20. Makna kata “evakuasi” pada bacaan adalah...
a. Mengobati penduduk
b. Menyelematkan penduduk
c. Pemindahan penduduk dari daerah berbahaya
d. Melindungi penduduk
21. Berdasarkan karakter tokoh Roni, hal yang dapat kita lakukan dalam kegiatan
sehari-hari adalah...
a. Menolong siapapun tanpa mengharap balasan atau imbalan.
b. Mengikuti kegiatan palang merah.
c. Mengikuti kegiatan relawan.
d. Mengikuti kegiatan dokter dan suster.
22. Hal yang dapat dilakukan berdasarkan kesimpulan bacaan adalah...
a. Mendukung kegiatan menolong korban bencana.
162
b. Tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan bencana alam serta
ikut membantu korban bencana alam.
c. Ikut serta menjadi relawan menolong korban bencana alam.
d. Ikut dalam penggalangan dana untuk korban bencana alam.
Bacalah teks dibawah ni untuk menjawab soal nomor 23-25!
Suasana hening ketika dr. Aji memberi penjelasan kepada siswa kelas V.
Ia berkata, “Anak-anak, menolong orang lain merupakan perbuatan mulia.
Dengan menolong orang lain, kalian telah meringankan penderitaan orang lain.
Pertolongan kepada orang lan dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Salah
satunya adalah dengan menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR). Melalui
kegiatan PMR, kalian dilatih bentuk berempati terhadap penderitaan sesama.”
“Pak, apa saja syarat yang dibutuhkan untuk menjadi anggota PMR?” tanya
Didin.
“Tidak diperlukan syarat khusus untuk menjadi anggota PMR. Yang penting
kalian memiliki keikhlasan untuk menolong sesama.”
“Apa saja kegiatan PMR itu, Pak?” tanya Elsa. “Kegiatan PMR banyak sekali!
Diantaranya adalah memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan,
melakukan bakti sosial, mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam, dan
melakukan tugas-tugas kemanusiaan lainnya.
“Wah, menarik sekali kegiatan PMR itu,” kata Bimo.
“Juga berpahala!” kata dr. Aji menutup penjelasannya.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
23. Tokoh-tokoh pada bacaan tersebut adalah...
a. dr. Aji, siswa kelas V, Didin, Elsa, dan Bimo
b. dr. Aji dan siswa kelas V
c. dr. Aji, Didin, Elsa, dan Bimo
d. dr. Aji, siswa kelas V, Didin, Elsa, Bimo, dan anggota PMR
24. Latar suasana pada bacaan tersebut adalah...
a. Ramai
b. Gaduh
c. Terkendali
d. Tenang
25. Kesimpulan isi bacaan tersebut adalah...
a. dr. Aji memberikan penjelasan kepada siswa kelas V tentang cara
menolong orang lain, kegiatan PMR, dan manfaat kegiatan PMR.
163
b. Kelas V diberi penjelasan tentang kegiatan dan manfaat mengikuti PMR
oleh dr. Aji.
c. dr. Aji memberi penjelasan kepada siswa kelas V tentang cara menolong
orang lain.
d. dr. Aji memberikan penjelasn tentang cara menolong orang lain melalui
kegiatan PMR.
KUNCI JAWABAN TES PRATINDAKAN
1. B 6. A 11. D 16. A 21. A
2. A 7. D 12. C 17. B 22. B
3. C 8. B 13. B 18. C 23. B
4. B 9. B 14. B 19. D 24. D
5. D 10. C 15. D 20. C 25. A
164
LEMBAR TES EVALUASI KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN PERTEMUAN 1 SIKLUS I
Tulislah nama dan nomor absen pada kolom yang tersedia. Pilihlah salah satu
jawaban yang kalian anggap benar (A, B, C, dan D) dengan cara memberi tanda
silang (X) pada lembar jawab!
Bacalah teks dibawah ini!
JATUH DARI SEPEDA
Sama seperti biasanya, setiap hari sabtu atau minggu kami sekeluarga
selalu jalan-jalan pagi. Aku dan kakakku memakai sepeda tetapi ayah dan ibuku
jalan kaki. Saat itu ukuran sepedaku lebih kecil di bandingkan dengan sepeda
milik kakakku. Itu karena aku baru bisa naik sepeda roda dua.
Kami berempat mengelilingi komplek rumah. Aku asik dengan sepedaku.
Ketika aku melihat jalan yang panjang dan jalan itu sangat jarang di lewati orang,
tiba – tiba aku berpikir untuk balap sepeda bersama kakakku. Ketika itu ibu dan
ayahku masih berada sedikit jauh dari lokasi aku dan kakakku sekarang.
Aku dan kakakku mengendarai sepeda dengan kecepatan yang tinggi. Aku
terus mengayuh sepedaku dengan cepat tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.
Aku terus di susul oleh kakakku. Aku tidak mau menyerah dan terus saja
mengayuh. Tiba – tiba aku merasakan angin yang cukup kencang menerpa
wajahku. Dan aku merasa sepedaku berjalan kencang sekali ketika aku akan
mengayuhnya lagi itu semua sudah tidak berfungsi. Sepedaku sudah tak
terkendali. Aku mulai panik dengan keadaan seperti itu. Lalu karena sepedaku
sudah tak terkendali tiba – tiba saja sepedaku mengarah ke sepeda kakakku. Aku
sudah tidak bisa mengendalikannya. Cuma ada satu cara yang bisa kulakukan,
yaitu berteriak.
Aku jatuh saat mengendarai sepedaku. Aku masih selamat tapi sepedaku
melaju dengan sangat cepat. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan sepedaku.
Aku mulai goyah sampai akhirnya aku jatuh terseret. Ketika itu bagian wajah dan
dada ku yang menatap jalanan jadi bagian bawah bibirku luka, tangan, lengan,
serta dada ku lecet. Aku kesakitan tapi aku menahan tangisan keluar dari mataku.
Aku takut akan dimarahi oleh orang tuaku.
Kakak, ayah, dan ibuku membantu aku berdiri dan memberikan nasihat.
Lalu kami segera berjalan pulang karena keadaanku ini. Selama perjalanan aku
terus di nasehati. Mulai dari kejadian itu aku jadi takut mengendarai sepeda.
Selama beberapa bulan aku tidak berani mengendarai sepeda karena aku takut
kejadian itu terulang lagi.
1. Kalimat utama paragraf pertama adalah...
a. Setiap Sabtu atau Minggu kami selalu jalan-jalan pagi.
b. Aku dan kakakku naik sepeda tetapi ayah dan ibukku jalan kaki.
165
c. Aku baru bisa naik sepeda.
d. Saat itu ukuran sepedaku lebih kecil dibandingkan dengan sepeda milik
kakakku.
2. Setiap hari apa biasanya aku jalan-jalan pagi bersama keluarga?
b. Sabtu
c. Minggu
d. Setiap hari
e. Sabtu dan Minggu
3. Bersama siapa aku jalan-jalan pagi?
a. Ayah dan Ibu
b. Ayah, Ibu, dan Kakak
c. Ayah dan Kakak
d. Kakak dan Ibu
4. Dimana kami sekeluarga biasa jalan-jalan?
a. Mengelilingi komplek rumah
b. Mengelilingi taman
c. Mengelilingi perkampungan
d. Mengelilingi perumahan
5. Siapa yang mempunyai ide untuk balap sepeda?
a. Aku
b. Kakak
c. Ayah
d. Ibu
6. Kalimat utama paragraf kedua adalah...
a. Aku asyik dengan sepedaku.
b. Ketika itu ibu dan ayahku masih berada sedikit jauh dari lokasi aku dan
kakakku sekarang.
c. Kami berempat mengelilingi komplek rumah.
d. Tiba-tiba aku berpikir untuk balap sepeda bersama kakakku.
7. Ide pokok paragraf kedua adalah...
a. Kami berempat mengelilingi komplek rumah untuk jalan-jalan.
b. Aku berpikir untuk balap sepeda.
c. Lokasi ayah dan ibu jauh dari lokasi aku dan kakakku.
d. Aku dan kakakku asyik bersepeda.
8. Kalimat utama paragrat ketiga adalah...
a. Aku tidak mau menyerah dan terus saja mengayuh.
b. Aku dan kakakku mengendarai sepeda dengan kecepatan yang tinggi.
c. Aku terus di susul oleh kakakku.
d. Sepedaku sudah tak terkendali.
9. Ide pokok paragraf ketiga adalah...
166
a. Aku tidak menyerah dan terus mengayuh.
b. Sepedaku tidak terkendali.
c. Aku terus disususk oleh kakakku saat balap sepeda.
d. Aku dan kakakku mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi tanpa
memikirkan apa yang akan terjadi.
10. Bagaimana awal mula aku bisa jatuh dari sepeda?
a. Karena tidak seimbang.
b. Karena merasakan angin yang cukup kencang menerpa wajahku.
c. Karena akan mengejar kakak yang sudah di depan.
d. Karena sepaku rusak dan tidak berfungsi.
11. Apa yang sebaiknya dilakukan sebelum bersepeda supaya sepeda berfungsi
dengan baik?
a. Mengetahui jalan yang akan dilalui.
b. Mencoba menaiki sepeda terlebih dahulu.
c. Memeriksa keadaan sepeda apabila terjadi kerusakan.
d. Menggunakan perlengkapa bersepeda.
12. Ide pokok paragraf keempat adalah...
a. Aku jatuh saat mengendarai sepedaku.
b. Aku tidak bisa mengendalikan sepedaku.
c. Aku takut dimarahi orangtuaku.
d. Aku goyah sampai jatuh terseret.
13. Bagian tubuh apa saja yang lecet akibat jatuh dari sepeda?
a. Bagian wajah, dada, bibir, serta dada.
b. Bagian dada, wajah, tangan, lengan.
c. Bagian bawah bibir, tangan, lengan, wajah, serta dada.
d. Bagian bawah bibirku luka, tangan, lengan, serta dada.
14. Apa arti kata “goyah” pada paragaf keempat?
a. Kebingung
b. Tidak terkendali
c. Jatuh
d. Tidak seimbang
15. Ide pokok paragraf kelima adalah...
a. Kakak, ayah, dan ibukku membantu berdiri.
b. Kami segera pulang ke rumah.
c. Kakak, ayah, dan ibu memberikan nasihat.
d. Selama beberapa bulan aku tidak berani mengendarai sepeda.
16. Siapa yang memberi nasihat untuk aku?
a. Ayah dan Ibu
b. Ibu dan Kakak
c. Kakak dan Ayah
167
d. Kakak, Ayah, dan Ibu
17. Siapa yang seharusnya memenangkan balap sepeda?
a. Aku
b. Kakak
c. Tidak ada yang menang
d. Aku dan Kakak
18. Berapa lama aku tidak berani mengendarai sepeda?
a. Beberapa bulan
b. Satu bulan
c. Satu minggu
d. Berbulan-bulan
19. Apa nasihat yang pantas untuk aku?
a. Sebaiknya mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi supaya cepat
sampai.
b. Sebaiknya mengendarai sepeda dengan santai dan tidak tergesa-gesa
supaya tidak celaka.
c. Sebaiknya mengendarai sepeda sambil bermain-main.
d. Sebaiknya sering mengayuh sepeda dengan cepat supaya bisa menjadi
pembalap.
20. Apa kesimpulan dari teks bacaan “Jatuh dari Sepeda”?
a. Setiap hari Sabtu dan Minggu kami sekeluarga selalu jalan-jalan. Aku dan
kakakku naik sepeda, sedangkan ayah dan ibu jalan kaki. Aku dan kakakku
melakukan balap sepeda. Aku terjatuh dari sepeda. Bagian wajah dan
dadaku lecet. Aku takut dimarahai orangtuaku. Kakak, ayah, dan ibu
membantu aku berdiri dan menasihatiku.
b. Setiap hari Sabtu atau Minggu kami sekeluarga selalu jalan-jalan. Aku dan
kakakku naik sepeda, sedangkan ayah dan ibu jalan kaki. Aku dan kakakku
melakukan balap sepeda. Aku terjatuh dari sepeda. Bagian wajah dan
dadaku lecet. Aku takut dimarahai orangtuaku. Kakak, ayah, dan ibu
membantu aku berdiri dan menasihatiku.
c. Setiap hari Sabtu atau Minggu kami sekeluarga selalu jalan-jalan. Aku dan
kakakku naik sepeda, sedangkan ayah dan ibu jalan kaki. Aku dan kakakku
melakukan balap sepeda. Aku terjatuh dari sepeda. Aku takut dimarahai
orangtuaku. Kakak, ayah, dan ibu membantu aku berdiri dan menasihatiku.
168
d. Setiap hari Sabtu dan Minggu kami sekeluarga selalu jalan-jalan. Aku dan
kakakku naik sepeda, sedangkan ayah dan ibu jalan kaki. Aku dan kakakku
melakukan balap sepeda. Aku terjatuh dari sepeda. Bagian wajah dan
dadaku lecet. Kakak, ayah, dan ibu membantu aku berdiri dan
menasihatiku.
KUNCI JAWABAN TES KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
PERTEMUAN 1
1. A
2. D
3. B
4. A
5. A
6. C
7. A
8. B
9. D
10. B
11. C
12. A
13. D
14. D
15. C
16. D
17. B
18. A
19. B
20. B
169
LEMBAR TES EVALUASI KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN PERTEMUAN 2 SIKLUS I
Tulislah nama dan nomor absen pada kolom yang tersedia. Pilihlah salah satu
jawaban yang kalian anggap benar (A, B, C, dan D) dengan cara memberi tanda
silang (X) pada lembar jawab!
Bacalah teks dibawah ini!
ASYIKNYA NAIK KERETA API
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya
menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang
yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan
angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,
transportasi darat, laut, dan udara.
Siti pertama kali naik transportasi darat yaitu kereta api pertama kali ketika
berusia 7 tahun. Siti naik kereta api tepat pada menjelang hari raya idul fitri.
Tujuan Siti adalah Jakarta-Kebumen. Waktu itu Siti melihat kereta api pertama
kali. Siti naik kereta api bersama dengan ayah, ibu, dan adiknya yang bernama
Danu.
Tepat pukul 19.00 kereta yang ditunggu datang. Siti dan keluarganya
langsung masuk kedalam gerbong kereta dan duduk di kursi yang telah
ditentukan. Beberapa menit kemudian keretapun melaju perlahan-lahan
meninggalkan stasiun. Setelah 6 jam perjalanan kereta pun perlahan-lahan
berhenti itu menandakan bahwa kami telah sampai di tujuan meskipun kereta
ekonomi banyak berhenti di semua stasiun.
Siti sangat suka naik kereta api. Dengan menggunakan kereta api,
perjalanan menjadi cepat sampai dibandingkan kendaraan darata lain seperti bus.
Jika menggunakan bus, waktu tempuh lebih lama karena jalan yang lebih panjang
dan sering terjadi kemacetan di jalan.
Hal yang tidak disukai Siti saat naik kereta adalah banyak pedagang
asongan dan calo tiket kereta api. Pedagang asongan yang masuk kedalam kereta
menjadikan keadaan kereta sangat penuh. Sedangkan calo tiket menjadikan harga
tiket kereta api lebih mahal dari harga biasanya. Hal tersebut membuat Siti dan
penumpang lain menjadi kurang nyaman. Selain itu, keamanan juga sangat kurang
karena siapa saja dapat masuk kedalam gerbong kereta.
Keadaan ketertiban kereta api sekarang sudah jauh berubah. Sudah tidak
ada lagi pedagang asongan yang masuk kedalam kereta. Keberadaan calo tiket
170
juga sudah sangat jarang, karena calon penumpang harus menggunakan kartu
identitas seperti KTP saat membeli tiket. Penumpang kereta api merasa lebih
aman dan nyaman.
1. Kalimat utama paragraf pertama adalah...
a. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
b. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin.
c. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara.
d. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah
(subway) dan taksi.
2. Transportasi terdiri dari...
a. Transportasi darat, laut, udara, dan kereta bawah tanah.
b. Transportasi darat, laut, udara, dan taksi.
c. Transportasi darat, laut, udara, kereta bawah tanah, dan taksi.
d. Transportasi darat, laut, dan udara.
3. Kesimpulan isi paragraf pertama adalah...
a. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang menggunakan
kendaraan yang digerakan manusia atau mesin untuk mempermudah
aktivitas manusia serta dibagi menjadi 3 macam yaitu transportasi darat,
laut, dan udara.
b. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang di negara maju
menggunakan kendaraan yang digerakan manusia atau mesin untuk
mempermudah aktivitas manusia serta dibagi menjadi 3 macam yaitu
transportasi darat, laut, dan udara.
c. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang di negara maju
dengan menggunakan angkutan umum yang terdiri dari 3 macam yaitu
transportasi darat, laut, dan udara.
d. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang menggunakan
kendaraan yang digerakan manusia atau mesin untuk mempermudah
aktivitas melalui darat, laut, dan udara.
171
4. Kalimat utama paragraf kedua adalah...
a. Siti naik kereta api pertama kali ketika berusia 7 tahun.
b. Siti naik kereta api bersama dengan ayah, ibu, dan adiknya.
c. Siti pertama kali naik transportasi darat yaitu kereta api.
d. Siti pertama kali naik transportasi darat yaitu kereta api pertama kali
ketika berusia 7 tahun.
5. Siti naik kereta api di...
a. Jakarta
b. Kebumen
c. Jakarta dan Kebumen
d. Kebumen ke Jakarta
6. Ide pokok paragraf kedua adalah...
a. Siti pertama kali naik naik kereta api.
b. Siti naik kereta api.
c. Siti naik kereta api bersama ayah, ibu, dan adiknya.
d. Siti naik kereta api ketika berusia 7 tahun.
7. Siti naik kereta bersama...
a. Ayah, ibu, adiknya, dan Danu
b. Ayah dan Ibunya
c. Ayah, ibu, dan adiknya
d. Ayah dan adiknya.
8. Saat kereta datang, siti seharusnya...
a. Masuk kedalam gerbong kereta tanpa mengikuti antrian
b. Masuk kedalam gerbong kereta dengan sangat pelan dan santai.
c. Masuk kedalam gerbong kereta dengan memeriksa barang bawaan dan
mengikuti antrian.
d. Masuk kedalam gerbong kereta dengan tergesa-gesa supaya tidak
tertinggal.
9. Kereta api yang naiki Siti sampai pukul...
a. 06.00 WIB
b. 01.00 WIB
172
c. 19.00 WIB
d. 02.00 WIB
10. Kalimat utama paragraf keempat adalah...
a. Siti suka naik kereta api.
b. Siti suka naik kereta api karena perjalanan menjadi cepat.
c. Siti sangat suka naik kereta api.
d. Siti suka kerta api karena cepat.
11. Ide pokok paragraf keempat adalah...
a. Alasan Siti sangat suka naik kereta api.
b. Menggunakan kereta api perjalanan menjadi cepat sampai.
c. Menggunakan bus sering terjadi kemacetan.
d. Siti menggunakan kereta api.
12. Siti suka naik kereta karena...
a. Jika menggunakan buswaktu tempuh lebih lama.
b. Jika mnggunakan bus sering terjadi kemacetan.
c. Perjalanan menjadi cepat sampai.
d. Tidak terjadi kemacetan.
13. Kalimat utama paragraf kelima adalah...
a. Siti tidak suka naik kereta api karena banyak pedagang asongan dan calo
tiket kereta api.
b. Hal yang tidak disukai Siti saat naik kereta api.
c. Hal yang tidak disukai Siti saat naik kereta api adalah banyak pedagang
asongan dan calo tiket kereta api.
d. Banyak pedagang asongan dan calo tiket kereta api.
14. Kata “calo” sama artinya dengan...
a. Penyalur
b. Pedagang
c. Penawar
d. Perantara
15. Apa yang seharusnya kita lakukan terhadap keberadaan calo tiket kereta api?
a. Langsung membeli supaya lebih cepat.
173
b. Mencoba melakukan tawar-menawar dengan calo tiket.
c. Tidak membeli kepada calo tiket dan membeli di loket penjualan tiket.
d. Membeli tiket dengan membandingkan harga terlebih dahulu.
16. Pedagang asongan adalah...
a. Pedagang yang ada di stasiun
b. Pedagang yang berpindah-pindah
c. Pedagang yang menetap
d. Pedagang makanan kecil
17. Ide pokok paragraf kelima adalah...
a. Keamanan gerbong sangat kurang karena siapa saja dapat masuk kedalam
gerbong kereta api.
b. Hal yang tidak disukai Siti saat naik kereta api adalah karena banyak
pedagang asongan dan calo tiket.
c. Pedagang asongan dan calo tiket kereta api banyak yang masuk kedalam
kereta api.
d. Hal yang tidak disukai penumapng kereta api adalah adanya pedagang
asongan dan calo tiket kereta api.
18. Salah satu hal yang tidak disukai Siti saat naik kereta adalah...
a. Banyaknya pedagang asongan yang masuk ke dalam gerbong kereta api.
b. Pembelian tiket kereta api harus menggunakan kartu identitas atau KTP.
c. Mahalnya harga tiket kereta api.
d. Tiket kereta api sudah dibeli semua oleh calo tiket.
19. Ide pokok paragraf keenam adalah...
a. Ketertiban kereta api sekarang sudah jauh berubah.
b. Tidak ada pedagang asongan dan calo tiket kereta api.
c. Calon penumpang harus menggunakan kartu identitas saat membeli tiket.
d. Penumpang kereta api merasa lebih aman dan nyaman.
20. Kesimpulan isi paragraf keenam adalah...
a. Sudah tidak ada lagi pedagang asongan dan calo tiket dalam kereta api
sehingga penumpang lebih merasa lebih aman dan nyaman.
174
b. Ketertiban kereta api sudah jauh berubah karena sudah tidak ada lagi
pedagang asongan dan calo tiket sehingga penumpang lebih merasa aman
dan nyaman.
c. Ketertiban kereta api sudah jauh berubah karena sudah tidak ada lagi
pedagang asongan dan calo tiket.
d. Ketertiban kereta api sudah jauh berubah sehingga calon menumpang
harus membeli tiket dengan menunjukkan kartu identitas.
KUNCI JAWABAN TES KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
PERTEMUAN 2
1. B
2. D
3. A
4. D
5. A
6. A
7. C
8. C
9. B
10. C
11. A
12. C
13. C
14. D
15. C
16. B
17. B
18. A
19. A
20. B
175
LEMBAR TES KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
PERTEMUAN 3 POST TEST SIKLUS I
Standar Kompetensi :
7. Membaca teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
Kompetensi Dasar :
7. 3. Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
Tema : Transportasi
Tulislah nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia. Pilihlah salah
satu jawaban yang kalian anggap benar (A, B, C, dan D) dengan cara memberi
tanda silang (X) pada lembar jawab!
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 1-3!
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya
menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang
yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan
angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,
transportasi darat, laut, dan udara.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
1. Gagasan pokok paragraf tersebut adalah...
a. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
b. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin.
c. Transportasi dibagi menjadi 3 yaitu transportasi darat, laut, dan udara.
d. Di negara maju biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan
taksi.
2. Kesimpulan isi bacaan tersebut adalah...
176
a. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang menggunakan
kendaraan yang digerakkan manusia atau mesin untuk mempermudah
aktivitas manusia serta dibagi menjadi 3 macam yaitu transportasi darat,
laut, dan udara.
b. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang di negara maju
menggunakan kendaraan yang digerakan manusia atau mesin untuk
mempermudah aktivitas manusia serta dibagi menjadi 3 macam yaitu
transportasi darat, laut, dan udara.
c. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang di negara maju
dengan menggunakan angkutan umum yang terdiri dari 3 macam yaitu
transportasi darat, laut, dan udara.
d. Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang menggunakan
kendaraan yang digerakkan manusia atau mesin untuk mempermudah
aktivitas melalui darat, laut, dan udara.
3. Berdasarkan tempatnya transportasi terdiri dari...
a. Transportasi darat dan transportasi laut
b. Transportasi udara dan transportasi darat
c. Transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara
d. Transportasi darat dan transportasi udara
4. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka
sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.
Kata tanya yang tepat untuk jawaban diatas adalah...
a. Apa
b. Dimana
c. Mengapa
d. Bagaimana
Bacalah teks dibawa ini untuk menjawab soal nomor 5-9!
Ayah Mita: Mita, jangan lupa besok bangun pagi , ya. Kita akan berangkat ke
bandara pukul 08.00.
Mita : Kita naik pesawat pukul berapa, Yah?
Ayah Mita : Pukul 10.00, Mit!
177
Mita : Mengapa kita tidak naik kereta api saja, Yah? Mita senang naik
kereta api.
Ayah Mita: Ayah ingin segera bertemu nenekmu, Mit. Nanti kembali dari
Yogyakarta kita naik kereta api.
Mita : Asyik!
Ibu Mita : Sekarang ini kita mudah bepergian. Ketika Ibu masih kecil,
penerbangan ke Yogyakarta belum ada. Untunglah sekarang
transportasi sudah maju.
Ayah Mita: Ya, Bu. Bahkan, penerbangan ke tempat terpencil sudah dapat
dilakukan. Namanya penerbangan perintis.
Mita : Wah, hebat ya, Yah!
Ayah Mita: Ya. Mudah-mudahan transportasi terus berkembang. Ya sudah, Mit.
Cepat tidur, besok kita berangkat pagi-pagi.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
5. Kata tanya yang terdapat dalam bacaan adalah...
a. Kapan
b. Dimana
c. Apa
d. Mengapa
6. Sekarang ini kita mudah berpergian. Ketika Ibu masih kecil, penerbangan ke
Yogyakarta belum ada. Untunglah sekarang transportai sudah maju.
Pertanyaan yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah...
a. Bagaimana keadaan transportasi untuk berpergian ketika Ayah gan Ibu
masih kecil?
b. Bagaimana keadaan penerbangan ketika Ayah dan Ibu masih kecil?
c. Apa transportasi yang digunakan untuk berpergian saat Ayah dan Ibu
masih kecil?
d. Dimana transportasi untuk berpergian mulai berkembang?
7. Pesan yang disampaikan Ayah Mita kepada Mita adalah...
a. Mengingatkan Mita supaya bangun pagi karena akan berangkat ke
bandara pukul 08.00.
b. Ayah ingin segera bertemu nenek Mita.
c. Memberi tahu Mita bahwa sudah ada penerbangan ke tempat terpencil.
d. Mengharapkan supaya transportasi terus berkembang.
178
8. Tempat yang akan dikunjungi keluarga Mita adalah...
a. Bandara
b. Stasiun
c. Rumah nenek Mita
d. Yogyakarta
9. Kesimpulan berdasarkan bacaan tersebut yang dapat dilakukan adalah...
a. Menggunakan alat transportasi terbaru supaya perjalanan memjadi
nyaman.
b. Mempersiapkan keperluan saat akan dibawa serta mengatur waktu dan
perjalanan supaya tidak terlambat.
c. Tidur dan bangun tepat waktu supaya tidak terlambat.
d. Memilih waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan.
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 10-14!
Aku jatuh saat mengendarai sepedaku. Aku masih selamat tapi sepedaku
melaju dengan sangat cepat. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan sepedaku.
Aku mulai goyah sampai akhirnya aku jatuh terseret. Ketika itu bagian wajah dan
dadaku yang menatap jalanan sehingga bagian bawah bibirku luka, tangan,
lengan, serta dadaku lecet. Aku kesakitan tapi aku menahan tangisan keluar dari
mataku. Aku takut dimarahi orangtuaku.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
10. Tokoh pada bacaan tersebut adalah...
a. Aku
b. Orang tua
c. Aku dan Orang tuaku
d. Aku, orang tuaku, dan kakakku
11. Karakter tokoh dalam bacaan tersebut adalah...
a. Penakut
b. Ceroboh
c. Pemberani
d. Tegar
12. Arti kata “goyah” pada bacaan tersebut adalah...
a. Kebingungan
b. Tidak terkendali
179
c. Jatuh
d. Tidak seimbang
13. Pesan yang pantas untuk tokoh dalam bacaan adalah...
a. Sebaiknya mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi supaya cepat
sampai.
b. Sebaiknya mengendarai sepeda dengan santai dan tidak tergesa-gera.
c. Sebaiknya mengendarai sepeda sambil bermain-main.
d. Sebaiknya sering mengayuh sepeda dengan cepat supaya bisa menjadi
pembalap.
14. Supaya sepeda berfungsi dengan baik saat bersepeda yang perlu dilakukan
adalah...
a. Mengetahui jalan yang akan dilalui.
b. Mencoba menaiki sepeda terlebih dahulu.
c. Memeriksa kondisi sepeda apabila terjadi kerusakan.
d. Menggunakan perlengkapan bersepeda.
Bacalah teks bacaan dibawah ini untuk menjawab soal nomor 15-17!
Siti sangat suka naik kereta api. Dengan menggunakan kereta api,
perjalanan menjadi cepat sampai dibandingkan kendaraan darat lain seperti bus.
Jika menggunakan bus, waktu tempuh lebih lama karena jalan yang lebih panjang
dan sering terjadi kemacetan di jalan.
15. Gagasan pokok bacaan tersebut adalah...
a. Siti suka naik kereta karena perjalanan mengunakan kereta api menjadi
cepat sampai dibandingkan kendaraan darat lain seperti bus.
b. Siti suka naik kereta api karena jika menggunakan bus sering terjadi
kemacetan.
c. Menggunakan kereta api perjalanan menjadi cepat sampai.
d. Menggunakan bus waktu tempuh lebih lama dan sering terjadi kemacetan.
16. Berdasarkan gagasan pokok bacaan tersebut, hal yang dapat dilakukan
adalah...
a. Selalu menggunakan kereta api apabila melakukan perjalanan.
b. Tidak pernah menggunakan bus saat melakukan perjalanan.
c. Menjadikan kereta api sebagai kendaraan favorit.
180
d. Memilih kendaraan untuk perjalanan dengan mempertimbangkan waktu,
biaya, dan resiko yang dapat terjadi.
17. Ketika akan naik kereta, tempat yang perlu didatangi adalah...
a. Terminal
b. Pelabuhan
c. Stasiun
d. Bandara
18. Pak Darno bekerja sebagai tukang servis mobil di Bengkel Jaya Mulia.
Istilah lain dari “tukang servis motor” adalah...
a. Sopir
b. Masinis
c. Sales
d. Montir
Bacalah teks bacaan dibawah ini untuk menjawab soal nomor 19-22!
Rima berada di Stasiun Tugu Yogyakarta. Rima akan pergi ke Jakarta
menggunakan kereta api bersama ayahnya. Waktu menunjukkan pukul 19.00.
mereka harus segera menentukan kereta api yang akan mereka naiki. Dengan
cepat, Rima membaca jadwal perjalanan kereta api pada sebuah papan. Mata
Rima terarah pada kolom keberangkatan yang memuat waktu kereta api. Ternyata,
Kereta Api Taksaka Malam akan berangkat ke Jakarta pada pukul 20.00.
Ayah Rima segera membeli dua lembar tiket Kereta Api Taksaka Malam.
Kereta api tersebut diperkirakan sampai di Stasiun Gambir, Jakarta pada pukul
04.06. Harga tiket untuk hari Minggu sebesar Rp 260.000,00. Tiket yang sudah
dibeli disimpan baik-baik dalam saku kemeja ayah Rima. Rima mengajak ayahnya
untuk duduk di kursi ruang tunggu.
(Sumber: buku Bahasa Indonesia kelas V SD).
19. Kata “tiket” seperti pada bacaan tersebut dapat digunakan untuk...
a. Penumpang bus harus menunjukkan tiket bus kepada kondektur yang
bertugas.
b. Pengendara sepeda motor akan mendapatkan tiket saat memarkirkan
kendaraannya.
c. Pengendara sepeda motor harus menggunakan tiket sebagai tanda
pengenal saat mengambil kendaraan yang dititipkan.
d. Tempat penitipan sepeda motor memberikan tiket kepada pelanggannya.
181
20. Waktu perjalanan Rima dan Ayahnya menuju Jakarta adalah...
a. 8 jam 54 menit
b. 8 jam 06 menit
c. 15 jam 06 menit
d. 15 jam 54 menit
21. Berdasarkan tokoh dalam bacaan, hal yang dapat kita lakukan adalah...
a. Apabila akan melakukan perjalanan, harus membeli tiket sebelum hari
keberangkatan.
b. Apabila akan melakukan perjalanan, harus memilih transportasi umum
dengan tarif paling murah.
c. Apabila akan melakukan perjalanan, harus datang ke tempat
pemberhentian transportasi yang dipilih lebih awal supaya tidak
tertinggal.
d. Apabila akan melakukan perjalanan, harus memilih transportasi umum
yang paling nyaman.
22. Kegiatan terakhir Rima dan Ayahnya setelah memperoleh tiket kereta dapat
disimpulkan yaitu...
a. Rima dan Ayahnya menunggu kedatangan kereta api.
b. Rima menyimpan tiket kereta yang sudah dibeli.
c. Rima duduk di kursi ruang tunggu.
d. Rima dan Ayahnya menyimpan tiket kereta dan duduk di kursi ruang
tunggu.
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 23!
Mita beserta ayah dan ibunya telah sampai kembali di Simpangtuju. Mita
menikmati perjalanannya, terutama perjalanan pulang. Mita senang dapat melihat
pemandangan dari balik jendela kereta api.
Banyak sekali yang ia lihat. Ada sawah, pepohonan, rumah-rumah
penduduk, dan lain sebagainya. Mita ingin menulis pengalamannya itu.
23. Kesimpulan bacaan tersebut adalah...
a. Mita bersama ayah dan ibunya telah sampai di Simpangtuju.
b. Mita bersama ayah dan ibunya telah sampai di Simpangtuju menggunakan
kereta api dan Mita ingin menulis pengalamannya.
182
c. Mita bersama ayah dan ibunya telas sampai di Simpagtuju menggunakan
kereta api.
d. Mita beserta ayah dan ibunya telah sampai di Simpangtuju dan Mita ingin
menulis pengalamannya.
Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 24-25!
Pete-pete adalah sebutan bagi salah satu jenis angkutan umum di
Makassar. Para pengemudinya senang membunyikan klakson. Mereka sungguh
berani saling salip-menyalip. Sebagai penumpang yang sudah terbiasa dengan
keadaan itu, Diani tidak terlalu risau. Apalagi Diani juga sudah mengenal Pak
Baso, pengemudi pete-pete yang biasa ditumpangi Diani.
24. Karakter tokoh Diani pada bacaan tersebut adalah...
a. Pemberani
b. Penakut
c. Gelisah
d. Suka tantangan
25. Gagasan pokok bacaan tersebut adalah...
a. Para pengemudi pete-pete senang membunyikan klakson.
b. Diani sudah mengenal Pak Baso, pengemudi pete-pete yang biasa
ditumpangi.
c. Pete-pete adalah sebutan bagi salah satu jenis angkutan umum di
Makassar.
d. Para pengemudi pete-pete senang membunyikan klakson dan berani
saling salip-manyalip.
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS I
1. B 6. A 11. B 16. D 21. C
2. A 7. A 12. D 17. C 22. D
3. C 8. D 13. B 18. D 23. B
4. C 9. B 14. C 19. A 24. A
5. D 10. C 15. A 20. B 25. C
183
LEMBAR TES EVALUASI KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN PERTEMUAN 1 SIKLUS II
Tulislah nama dan nomor absen pada kolom yang tersedia. Pilihlah salah satu
jawaban yang kalian anggap benar (A, B, C, dan D) dengan cara memberi tanda
silang (X) pada lembar jawab!
Bacalah teks dibawah ini! Untuk menjawab soal nomor 1-14.
BREAK DANCE
Sore itu Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket di
dekat perumahan mereka. Begitu mereka memasuki teras supermarket, Rima
melihat sekelompok remaja berkerumun. Terdengar juga musik ingar-bingar.
Sesekali terdengar seruan kagum dari mulut mereka dan tepuk tangan meriah.
“Mereka sedang apa, ayah?” tanya Rima ingin tahu.
“Oh, mereka sedang ber-break dance,” sahut Ayah.
“Apa itu break dance? Tarian patah?” tanya Rima lagi.
“Kira-kira begitulah artinya. Bahasa Inggrismu sudah semakin baik, Sayang.
Apakah pengaruh Sam, temanmu dari Kanada?”
“Ya, Ayah. Kami saling belajar.”
“Ayo kita lihat mereka,” ajak ayah Rima. Lalu mereka bergegas ke arah
kerumunan anak-anak remaja.
Rima mengamati gerakan anak-anak yang menari di tengah-tengah
lingkaran kawan-kawannya. Tarian mereka aneh, pikir Rima. Rima tidak dapat
merasakan keindahannya, namun ia kagum pada kelenturan tubuh juga keberanian
para penari. Mereka berjungkir balik, memutar tubuh mereka dengan hanya
bertumpu pada sebelah tangan mereka, bahkan mereka dapat bertumpu dengan
kepala mereka! Hebat! Sementara musik yang menghentak mau tidak mau
memengaruhi mereka untuk lebih bersemangat mengolah tubuh mereka. Rima
pun ikut mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai.
“Apakah kamu suka musiknya?” tanya Ayah. Rima tersenyum dan mengangguk.
“Sangat berbeda dengan musik balet dan gamelan Bali yang kamu pelajari,
bukan?” tanya Ayah.
“Memang, Ayah. Tetapi, Rima bisa menikmatinya,” sahut Rima sambil
tersenyum. Mata Rima terus mengawasi mereka yang menari. Mereka lebih tepat
kalau disebut sedang berakrobat pikir Rima sambil tersenyum.
1. Kalimat utama paragraf pertama adalah...
a. Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket di dekat
perumahan mereka.
b. Rima melihat sekelompok remaja berkerumun.
184
c. Sore itu Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket di
dekat perumahan mereka.
d. Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket.
2. Ide pokok paragraf pertama adalah...
a. Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket.
b. Rima melihat sekelompok remaja berkerumun.
c. Rima dan ayahnya berjalan-jalan di dekat perumahan mereka.
d. Rima dan ayahnya melihat break dance.
3. Kata “supermarket” sama artinya dengan...
a. Toko grosir
b. Toko kelontong
c. Pasar swalayan
d. hypermarket
4. Teman Rima berasal dari...
a. Inggris
b. Kanada
c. Bali
d. Jakarta
5. Rima menonton break dance di...
a. Perumahan
b. Dalam supermarket
c. Depan supermarket
d. Teras supermarket
6. Berdasarkan bacaan tersebut, nama “break dance” berasal dari bahasa...
a. Inggris
b. Kanada
c. Indonesia
d. Bali
7. Kesimpulan paragraf pertama adalah...
185
a. Sore itu Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke debuah supermarket di
dekat perumahan mereka dan di teras supermarket mereka melihat
sekelompok remaja berkerumun.
b. Rima berjalan-jalan bersama ayahnya dan di teras supermarket mereka
melihat break dance.
c. Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket dan mereka
melihat sekelompok remaja berkerumun serta mendengar musik disertai
seruan kagum.
d. Sore itu Rima berjalan-jalan bersama ayahnya ke sebuah supermarket dan
mereka melihat sekelompok remaja yang sedang ber-break dance di teras
supermarket.
8. Kalimat utama paragraf kedua adalah...
a. Rima mengamati gerakan anak-anak yang menari di tengah-tengah
lingkaran kawan-kawannya.
b. Rima mengamati gerakan anak-anak yang menari.
c. Musik yang menghentak mau tidak mau memengaruhi mereka untuk lebih
bersemangat mengolah tubuh mereka.
d. Rima mengamati gerakan anak-anak di tengah-tengah lingkaran kawan-
kawannya.
9. Ide pokok paragraf kedua adalah...
a. Rima mengamati gerakan anak-anak yang menari di tengah-tengah
lingkaran kawan-kawannya.
b. Rima mengamati gerakan anak-anak yang menari.
c. Musik yang menghentak mau tidak mau memengaruhi mereka untuk lebih
bersemangat mengolah tubuh mereka.
d. Rima mengamati gerakan anak-anak di tengah-tengah lingkaran kawan-
kawannya.
10. Kesenian yang dipelajari Rima adalah...
a. Break dance
b. Break dance dan balet
c. Break dance dan gamelan Bali
186
d. Balet dan gamelan Bali
11. Kata “akrobat” sama artinya dengan...
a. Bermain ketangkasan
b. Bela diri
c. Kelenturan
d. Kelincahan
12. Perasaan Rima saat melihat break dance adalah...
a. Senang
b. Kagum
c. Bersemangat
d. Bahagia
13. Setelah menonton break dance, sebaiknya yang dilakukan Rima adalah...
a. Langsung mempelajari break dance.
b. Tidak mau melihat break dance lagi karena bukan berasal dari Indonesia.
c. Mempromosikan break dance.
d. Lebih manghargai keberagaman kesenian.
14. Kesimpulan isi paragraf kedua adalah...
a. Rima mengamati gerakan anak-anak dan merasa kagum pada kelenturan
tubuh serta keberanian para penari yang berjungkir balik, memutar tubuh
dengan bertumpu pada sebelah tangan, dan bertumpu dengan kepala.
b. Rima mengamati gerakan anak-anak dan ikut mengetuk-ngetukkan
kakinya di lantai.
c. Rima mengamati gerakan anak-anak di tengah-tengah lingkaran kawan-
kawannya dan menyukai musiknya.
d. Rima mengamati gerakan anaka-anak dan berpikir tarian mereka aneh
karena Rima tidak dapat merasakan keindahannya.
Bacalah teks dibawah ini! Untuk menjawab soal nomor 15-20.
BERLATIH MUSIK DAN LAGU
Faris mempunyai sebuah gitar berwarna coklat. Gitar tersebut diperoleh
Faris dari pamannya yang tinggal di Surabaya. Sejak mempunyai gitar, Faris rajin
berlatih memetik gitar bersama Kak Romi, kakak sepupunya yang kuliah di
Jakarta. Sekarang Faris mulai pandai memetik gitar mengiringi beberapa lagu.
187
Pada acara perpisahan kelas enam bulan Juni nanti, Faris diminta teman-
teman sekelasnya untuk mengiringi mereka menyanyi lagu perpisahan berjudul
“Terima Kasih Guru”. Faris pun menyanggupinya.
“Agar pentas kita berlangsung dengan baik dan memuaskan, aku akan berlatih
bermain gitar lebih baik lagi,” kata Faris.
“Aku akan membantu dengan menyanyikan lagu tersebut bersama Anto,” kata
Riki.
“Bagaimana, kamu setuju?” tanya riki melanjutkan.
“Wah, aku senang sekali. Kita akan berlatih musik da lagu-lagu bersama-sama,”
jawab Faris.
“Ya, nanti aku akan minta tolong pada kakakku untuk menuliskan syair lagunya,”
kata Anto.
Sebelum berlatih bersama teman-teman sekelasnya, Faris akan berlatih
dengan Riki dan Anto. Faris akan berlatih mengiringi Riki dan Anto dalam
menyanyikan lagu perpisahan.
15. Kalimat utama paragraf pertama adalah...
a. Sekarang Faris pandai memetik gitar mengiringi beberapa lagu.
b. Faris mempunyai sebuah gitar berwarna coklat.
c. Faris rajin berlatih memetik gitar bersama Kak Romi.
d. Faris memperoleh gitar dari pamannya yang tinggal di Surabaya.
16. Faris berlatih memetik gitar bersama...
a. Pamannya
b. Anto
c. Riki
d. Kak Romi
17. Kata “pentas” sama artinya dengan...
a. Persembahan
b. Pameran
c. Pertunjukan
d. Penampilan
18. Sebaiknya yang di lakukan Romi sebelum pentas adalah...
a. Terus berlatih gitar sendiri.
b. Berlatih menyanyi bersama teman-temannya.
c. Terus berlatih gitar dan menyanyi bersama teman-temannya.
188
d. Berlatih gitar dan menyanyi sendiri.
19. Ide pokok paragraf kedua adalah...
a. Faris dan teman-temannya menyanyi lagu perpisahan berjudul “Terima
Kasih Guru”.
b. Acara perpisahan kelas enam bulan Juli.
c. Faris diminta teman-teman sekelasnya untuk mengiringi mereka
menyanyi lagu perpisahan.
d. Pada acara perpisahan kelas enam bulan Juli, Faris diminta teman-teman
sekelasnya untuk mengiringi mereka menyanyi lagu perpisahan.
20. Kesimpulan isi paragraf kedua adalah...
a. Pada acara perpisahan kelas enam bulan Juli nanti Faris diminta
mengiringi teman-teman sekelasnya menyanyi lagu perpisahan berjudul
“Terima Kasih Guru” yang dibantu Anto dan Riki.
b. Faris diminta mengiringi teman-teman sekelasnya menyanyi lagu
perpisahan berjudul “Terima Kasih Guru” yang dibantu Anto dan Riki.
c. Pada acara perpisahan kelas enam bulan Juli nanti Faris diminta
mengiringi teman-teman sekelasnya menyanyi lagu perpisahan yang
dibantu Anto dan Riki.
d. Pada acara perpisahan kelas enam bulan Juli nanti Faris diminta
mengiringi teman-teman sekelasnya menyanyi lagu perpisahan berjudul
“Terima Kasih Guru”.
KUNCI JAWABAN TES KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
PERTEMUAN 1
1. C
2. A
3. C
4. B
5. D
6. A
11. A
12. B
13. D
14. A
15. B
16. D
189
7. D
8. A
9. B
10. D
17. C
18. C
19. D
20. A
190
Lampiran 12. Contoh Pekerjaan Tes Siswa
191
192
193
194
195
196
197
Lampiran 13. Surat Keterangan Validasi Instrumen
1. Surat Pengantar Validasi Instrumen
198
2. Surat Keterangan Validasi Instrumen Expert Judgement
199
3. Surat Hasil Validasi Instrumen Expert Judgement
200
Lampiran 14. Perizinan
1. Surat Permohonan Izin dari Dekan FIP UNY
201
2. Surat Izin dari BPMPT Kulon Progo
202
3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD Negeri Serang
top related