PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4296/1/skrpsi fik.pdf · materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning pada siswa
Post on 13-Nov-2020
6 Views
Preview:
Transcript
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI HUKUM PERKAWINAN
MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN
MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
HANIF MUHIBBURRAHMAN
NIM. 114-13-013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
Siti Rukhayati M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Dekan FTIK
IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka
naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Hanif Muhibburrahman
NIM : 114-13-013
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI
METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS
XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR
BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk
ditujukan dalam sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, September 2018
Pembimbing,
Siti Rukhayati M.Ag.
NIP.197704032003132003
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan lingkar Salatiga Km. 2 Telepon : (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
iv
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI HUKUM PERKAWINAN
MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN
MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DI SUSUN OLEH :
HANIF MUHIBBURRAHMAN
NIM 114-13-013
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam, FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 Oktober 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil.
Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji I : Imam Mas Arum, M.Pd.I.
Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Salatiga, 2 Oktober 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
v
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hanif Muhibburrahman
NIM : 114 13 013
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. . Naskah skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-
repository IAIN SALATIGA.
Salatiga, September 2018
Yang menyatakan
Hanif Muhibburrahman
NIM 114 13 013
vi
MOTTO
Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan
Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan
(QS : Al-Insyirah ayat 5 dan 6)
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan rahmat , ridho dan
hidayah-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau
berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud
yang sederhana dan jauh dari sempurna.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah
membantu mewujudkan impianku :
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda M Amin Ma‟ruf dan
Ibunda Nur Hikmah Suguyarti, yang tidak pernah berhenti memberikan
doa dan kasih sayang yang tulus.
2. Istriku tercinta, Riyhammah yang telah mendukung dan memberikan
semangat.
3. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta
memberikan motivasi khususnya teruntuk Dedy Aris Setiawan.
4. Teman-teman tercinta PAI Ekstensi, PPL, KKN dan semuanya yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
5. Tidak lupa kepada seluruh teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2013,
yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dan menyusun skripsi,
terimakasih atas semuanya atas kekompakannya dari awal sampai akhir.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohhmanirrohim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tetap
terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam dan juga selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan
waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi
petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan
selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini
5. Kepala sekolah Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran Bapak Makmun
Santoso, M.Pd.I beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan ijin
pada penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Al Manar
Bener Tengaran
ix
6. Guru Pengampu Mata Pelajaran fiqih kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar
Bener Tengaran Bapak Agus Saghara, S.Pd.I yang berkenan meluangkan
waktu untuk membantu jalannya penelitian di Madrasah Aliyah Al Manar
Bener Tengaran
7. Siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran yang sudah
berkenan menjadi subyek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian
dengan sungguh-sungguh
Selanjutnya penulis hanya dapat berdoa “Jazakumullah khoirul katsiran”.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Salatiga, September 2018
Penulis
Hanif Muhibburrahman
NIM 114-13-013
x
ABSTRAK
Muhibburrahman, Hanif . 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Fiqh Materi Hukum Perkawinan Melalui Metode Discovery
Learning Pada Siswa Kelas Xi Keagamaan Madrasah Aliyah
Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Studi Pendidikan Guru
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Siti
Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Discovery Learning
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar mata pelajaran fiqh materi hukum perkawinan melalui metode discovery
learning pada siswa kelas XI Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan
Kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas XI Keagamaan MA Al Manar Bener Kecamatan Tengaran. Analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian
ini adalah metode pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas XI Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Kabupaten Semarang 2017/2018. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pra siklus
diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 8 siswa dari 22 siswa atau 36%
sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 14 siswa atau 64% dengan rata-rata
59,09. Selanjutnya dari persentase siswa yang tuntas pada siklus I 55% dan naik
pada siklus II sebesar 93,3%, sehingga telah memenuhi indikator kinerja yaitu
minimal 85% dari seluruh siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
pada pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II mengalami peningkatan dan telah
mencapai KKM yang telah ditentukan.
xi
xii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
3.1. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecmatan Tengaran
3.2. Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran
3.3. Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
3.4. Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener
3.5. Daftar Nama Siswa
3.6. Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener
4.1. Hasil Belajar Siswa Siklus I
4.2. Tabel Pengamatan Guru Siklus I
4.3. Tabel Pengamatan Siswa Siklus I
4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
4.5. Tabel Pengamatan Guru Siklus II
4.6. Tabel Pengamatan Siswa Siklus II
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1. Siklus Penelitian Tindak Kelas
4.1. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
4.2. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3. Instrumen Observasi Guru Siklus I
Lampiran 4. Instrumen Observasi Guru Siklus II
Lampiran 5. Instrumen Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 6. Instrumen Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 7. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus I
Lampiran 8. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus II
Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa
Lampiran 10. Dokumentasi
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 13. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam datang disertai dengan lahirnya sebuah paradigma baru
tentang proses kehidupan manusia dalam menjalani hidup di dunia sebagai
hamba Allah dan pemimpin di bumi. Kehadiran Islam sebagai salah satu
pendobrak kebekuan dan kejumudan peradaban manusia proses ini disertai
dengan sebuah revolusi dalam bidang pendidikan sebagai salah satu prasarat
pokok untuk membangun sebuah peradaban manusia yang mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin untuk mengelola alam
ini (Thoha, 2006: 4).
Hakekat pendidikan sendiri yang semula merupakan kegiatan
simbiosis dengan kehidupan dalam masyarakat primitif dengan bentuk
pendidikan tradisional non formal menuju hakekat pendidikan sebagai
kegiatan formal dan administratif, akhirnya telah melahirkan pendidikan
formal dalam wujud persekolahan sehingga kini pendidikan lebih identik
dengan pembelajaran di sekolah. Menilik hal di atas dan jika dikaitkan
dengan proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia, maka pendidikan
di Indonesia masih bersifat pada pengenalan teori untuk masukan-masukan
kognitif taraf rendah. Artinya, pendidikan yang substansial yang menekankan
pada nilai-nilai belum terlaksana karena peserta didik masih ditempatkan
sebagai obyek pembelajaran, bukan menjadi subyek itu sendiri. Artinya,
dalam proses pendidikan memerlukan kreatifitas, inovasi, dan pengembangan
2
wawasan nilai dari pendidik, yakni pendidik yang memiliki kemampuan
untuk menghayati ilmu, mengetahui rahasia ilmu yang diajarkan, kekuatan
dan kelemahan teori-teori serta validitasnya.
Dalam mengajar tentunya seorang pendidik memakai strategi kreasi
intelektual dan strategi kognitif dari pada informasi verbal. Cara mengajar
yang demikian membutuhkan peranan yang besar dari guru atau pengajar
untuk dapat menumbuhkan dan mengarahkan peserta didik pada keaktifan
dan pengembangan potensi serta berproses menempa diri sesuai dengan bakat
dan kesadaran dari perserta didik itu sendiri akan pentingnya sebuah
pendidikan. Strategi seperti ini diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan
keterlibatan maksimal siswa dalam belajar.
Metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap dan mental pendidik
yang dirasa kurang mendukung proses, dan materi pelajaran yang kurang
relevan menyebabkan proses pembelajaran materi Fiqih kurang menarik.
Adanya kelemahan-kelemahan metode yang digunakan karena metode yang
digunakan masih cenderung menggunakan metode ceramah. Kurang
kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk
pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung
monoton. Sedangkan dalam proses pembelajaran peran guru sangat
menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun tugas guru
adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Yakni guru lebih banyak
berurusan dengan strategi dari pada memberikan informasi. Tugas guru
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
3
sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari
„menemukan sendiri‟ bukan dari „apa kata guru‟. Begitulah peran guru di
kelas yang dikelola dengan metode inkuiri.
Peran guru dalam pembelajaran dengan metode discovery learning
hanya sebagai fasilitator oleh karena itu guru harus peran aktif dan kreatif
dalam memberikan materi pelajaran pada siswa sehingga terwujud proses
pembelajaran yang berkualitas. Setiap materi yang disajikan memiliki makna
dengan kualitas yang beragam. Makna tersebut berupa pemberian
kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep apa yang dipelajarinya.
Pembelajaran Fiqih di kelas XI keagamaan Madrasah Aliyah Bener
masih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa hanya pasif
mendengarkan ceramah guru saja. Karena hanya mendengarkan ceramah
guru, ada sebagian siswa yang kurang konsentrasi. Akibatnya siswa tidak
memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut tercermin dari hasil
belajarnya yang rata-rata baru mencapai 62 dengan ketuntasan 61% (KKM =
70).
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk
memperbaiki hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa, sehingga siswa tidak pasif mendengarkan
guru, tetapi juga aktif memahami materi yang disampaikan. Salah satu
metode yang digunakan adalah dengan metode discovery learning. Discovery
learning berarti penemuan, artinya siswa menemukan konsep materi dengan
terlebih dahulu mendapatkan penjelasan dari guru. Dengan menemukan
4
konsep secara individu, dalam memori siswa akan selalu teringat, sehingga
akan mudah memahami materi yang disampaikan.
Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering
dipertentangkan yang sesungguhnya saling membutuhkan, yakni teori dan
praktik. Sedangkan hukum perkawinan adalah menyangkut materi norma-
norma dalam Islam mengenai perkawinan. Oleh karena itu dalam
pembelajaran hendaknya tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah
dan juga siswa dituntut untuk menghafal dan memahami saja akan tetapi
hendaknya siswa diajarkan untuk menemukan konsep hukum perkawinan.
Dalam materi hukum perkawinan ini, jika siswa mampu menemukan
konsep atau kunci dari materi yang dirumuskan, maka siswa akan memahami
siapa yang merumuskan materi tersebut.
Dalam memahami hukum perkawinan untuk siswa XI belum banyak
yang memahami. Melalui metode discovery learning, siswa memahami dan
menemukan konsep untuk memahami hukum perkawinan, sehingga siswa
akan mudah memahami materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil
pengamatan sementara, siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang masih banyak yang belum memahami
masalah hukum perkawinan sehingga hasil belajarnya menjadi rendah. Hal
tersebut merupakan tantangan yang sangat berat bagi peneliti selaku guru
agama untuk melakukan penelitian.
Bertolak dari latar belakang di atas peneliti terdorong untuk
mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan hasil belajar mata pelajaran
5
fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah
Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang melalui
metode discovery learning Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan
metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah
Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan melalui metode
discovery learning pada siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al
Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah metode
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih
materi hukum perkawinan pada siswa Kelas XI Keagaamaan Madrasah
6
Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penerapan metode discovery
learning adalah sebagai berikut:
a. Ketuntasan belajar individu
Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 70 dari seluruh penguasaan.
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
Menurut Trianto (2009:241) ketuntasan siswa secara klasikal dalam
pelajaran PAI adalah 85% siswa di kelas dapat mencapai KKM.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
1) Bagi guru
Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini, sehingga dapat diambil langkah-langkah
yang tepat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya.
2) Bagi siswa
7
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, dengan
harapan bahwa pembelajaran tidak hanya terfokus pada ceramah
guru, tetapi juga harus didukung keaktifan siswa dalam memahami
materi yang disampaikan.
3) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran di MA
dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan.
b. Manfaat praktis
Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat yaitu:
1) Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi
peningkatan mutu dan efektifitas pembelajaran di sekolah.
2) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi
siswa dan menambah wawasan serta ketrampilan dalam pembelajaran
fiqih.
3) Bagi siswa akan memperoleh pelajaran hukum perkawinan yang lebih
menarik, menyenangkan dengan menggunakan metode discovery
learning.
8
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan
WJS Poerwadarminto (2014:628 dan 1078) menyimpulkan
bahwa “peningkatan adalah suatu bentuk hasil usaha mempertinggi
atau membuat lebih, sedang kemampuan adalah kesanggupan,
ketrampilan, atau kekuatan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar diartikan sebagai kemampuan memahami suatu
abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai
suatu kelompok objek atau kejadian (Trianto, 2008: 158).
3. Mata Pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian pendidikan agama
Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun
Islam dari ketentuan dan tata caranya (Saebani, 2009: 24).
Perkawinan menurut hukum islam adalah akad yang sangat
kuat atau miitsaqon gholiidhon untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah. Berdasarkan syariat islam dan
tuntunan cara perkawinan yang benar maka hukum perkawinan dapat
digolongkan dalam lima kategori yaitu wajib, sunnah, haram, makruh,
dan mubah.
9
3. Discovery Learning
Discovery Learning sebagai salah satu metode yang
memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya
untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari
(Huda, 2012: 33).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis
dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan
yang berupa identifikasi permasalahan.
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al
Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
10
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama akhir Pebruari-awal Maret 2018
terdiri 2 siklus.
c. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
Kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang sebanyak 22 orang siswa pada semester
II Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri
dari empat tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan,
pengamatan (observasi) dan refleksi. Setiap akhir kegiatan siklus diadakan
refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada
siklus berikutnya.
Suharsimi Arikunto (2006: 16) mengemukakan penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan (observasi) dan refleksi.
11
Berikut skema dari proposal penelitian:
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16)
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:
membuat skenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi guru dan siswa untuk
melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode
pembelajaran diaplikasikan, membuat tugas-tugas yang harus
dikerjakan selama proses pembelajaran oleh setiap kelompok untuk
mencapai indikator hasil belajar.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan
pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat
bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi
harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi pelaksanaan
pengamatan
perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Refleksi pelaksanaan
12
Pada tahap ini, peneliti mengamati pelaksanaan proses
pembelajaran pada mata pelajaran PAI materi hukum perkawinan
dengan menggunakan metode discovery learning. Pada tahap ini
peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat.
c. Observasi
Menurut Supardi dalam bukunya Suyadi (2010:63) menyatakan
bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data dengan kata
lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan
telah mencapai sasaran.
Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajarandari
awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses kegiatan
belajar-mengajar.
d. Tahap Refleksi
Data yang terkumpul dari hasil observasi terhadap setiap
pembelajaran segera diolah dan dideskripsikan maknanya dengan cara
diklasifikasikan, dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang bersama
dengan kolaborator, terutama yang berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan
refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk pertimbangan penyusunan
rencana tindakan berikutnya. Peneliti dan kolaborator menganalisis
dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan siklus I. Berdasarkan
13
hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I dijadikan dasar
pertimbangan dalam menentukan rencana perbaikan di siklus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan
data adalah sebagai berikut:
a. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
PAI materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning.
1) Lembar observasi guru
Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini menurut
Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:
kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses
pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan belajar
mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran, dan tindak lanjut/follow up.
2) Lembar observasi siswa
Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran PAI melalui metode discovery learning.
14
b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan
tindakan siklus I, siklus II, dst.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan metode discovery
learning. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang
berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa
kamera.
5. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, lembar observasi dan
dokumentasi.
a. Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengajar
saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data
mengenai kemampuan memahami materi pelajaran.
15
c. Dokumentasi
Dokumen peristiwa saat penelitian tindakan kelas merupakan
dokumen otentik pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum
dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap
data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data
kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni
dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat
penilaian-penilaian kuantitatif (kategori).
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa.
Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan
rumus (Djamarah, 2005: 262):
x 100%
P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah siswa
16
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,
2010: 204):
X =
Dengan:
X = Nilai rata-rata
X = Jumlah nilai
N = Jumlah siswa
H. Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar
lampiran.
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I terdiri dari Pendahuluan, berisi: Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian
dan Sistematika Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka. Landasan Teori berisi : Hasil Belajar dan
Metode Discovery Learning.
17
BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi semua hasil penelitian yang
dilakukan yang terdiri dari siklus I dan II.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas hasil penelitian
dikaitkan dengan teori yang digunakan.
BAB V Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan
dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasar simpulan. Bagian akhir
skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dan keterampilan (Dalyono, 1997). Menurut Rogers
dalam Dalyono (1997) belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan
dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses
belajar tersebut. Suradi dalam Sardiman (2001) juga menyatakan
bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan
adanya aktivitas siswa. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami
belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau
mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa
tersebut terjadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan,
keterampilan maupun terjadi perubahan tingkah laku ataupun sikap.
Manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai akal dan
pikiran tidak akan pernah berhenti dari proses belajar. Belajar secara
sadar atau tidak telah dilakukan manusia secara terus menerus untuk
memenuhi segala kebutuhan akan pengetahuan.
18
Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk
mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau
prosedur yang ditempuh (Hamalik 2001: 29) sehingga dapat dikatakan
belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami
siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga
banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan
dan pandangan yang berbeda-beda. Berikut ini pendapat tentang
pengertian belajar :
a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman (Morgan dalam
Saptorini 2004: 3).
b. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan seseorang
yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan itu
bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya
secara alamiah (Gagne dalam Saptorini 2004: 3).
c. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya (Burton W. H dalam Usman 2014: 4).
19
d. Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya
suatu kegiatan karena mereaksi dengan keadaan (Hilgard E.R
dalam Usman 2014: 5).
e. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian
(Witherington H. C. dalam Usman 2014: 5).
Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan
kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan.
Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan
dan mencatat seperti yang lazim terjadi dalam pembelajaran pada
umumnya. Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang
bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam
Sardiman (2001) menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang
antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi, interupsi.
20
c. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan
uraian, percakapan, diskusi, interupsi.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,
peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain
melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun,
berternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira,
bersemangat, berani, tenang, gugup.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai
aktivitas seperti diuraikan diatas, akan menciptakan suasana belajar
yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan
maksimal.
2. Proses belajar
Belajar merupakan suatu proses dimana siswa dengan
kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar
mengajar sehingga didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau
tercapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
21
yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa
sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai
dan mendukung. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan sebuah
proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur
dan terencana.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa
terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam
waktu tertentu (Arikunto, 2002). Keberhasilan seseorang dalam
mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Slameto (2003) faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu.
2) Faktor intern
1) Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu,
selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun
ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya.
22
2) Inteligensi dan bakat
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang
tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat
inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk
belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi
belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik.
3) Minat dan motivasi
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik
minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat menambah kegiatan belajar.
Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
23
tujuan. Menurut Nasution (2000) motivasi dapat berasal dari
dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi
ekstrinsik). Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor
penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil
belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan
siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus
diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan
berhasil optimal.
Sardiman (2004) menyebutkan ada sebelas bentuk dan
cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi,
ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian,
hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
4) Kematangan dan kesiapan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan
dan kesiapan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut.
24
b. Faktor ekstern
1) Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi
keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi
keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan
orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya
(pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan
belajar siswa.
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada
tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode
mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil
belajarpun terpengaruh.
3) Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa
kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat.
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun
25
secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Adapun
Nasution (2003: 22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan
pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga
membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang
belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif
maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian
terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah
menguasai suatu materi atau belum. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil
nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif),
dan nilai ulangan semester (sumatif).
Menurut Subiyanto (2008), hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan
untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam
waktu tertentu. Menurut Sutrisno (2008), hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar menurut Good (Poerwadarminto, 2001) adalah
pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau
sekumpulan pengetahuan. Dalam hal ini pengetahuan yang dicapai atau
keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran di sekolah, biasanya
ditetapkan dengan nilai tes atau ujian yang diberikan oleh guru.
26
Adapun pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang
dikembangkan tersebut meliputi:
a. Ranah kognitif, seperti informasi dan pengetahuan, konsep dan prinsip,
pemecahan masalah dan kreativitas.
b. Ranah afektif, seperti perasaan, sikap, nilai dan integritas pribadi.
c. Ranah psikomotorik.
Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes.
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara
pendidikan (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari
proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar diwujudkan dari hasil
penilaian belajar; baik peniliaian kualitatif naupun hasil penilaian kuantitatif
yang terangkum dalam buku laporan pendidikan (rapor).
B. HUKUM PERKAWINAN
1. Arti Pernikahan atau Perkawinan
Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki
persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah
berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah syarak, nikah itu
berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri
27
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka
rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT.
Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia
sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan
sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang
berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi
kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat
mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk
mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup
berumah tangga.
Nikah termasuk perbuatan yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Islam telah
menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Dan ada banyak
hikmah di balik anjuran tersebut. Antara lain adalah :
a. Sunnah Para Nabi dan Rasul
ىقذ اجا أص جعيا ى قثيل ىشسه أسسيا سسلا ا ما ح رس
تآح إلا تئر الل ىنو أجو مراب أ ؤذ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan
sesuatu ayat melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada
Kitab. (QS. Ar-Ra'd : 38).
28
b. Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah
آاذ اجا ىرسنا إىا أص أفسن خيق ىن جعو تن أ
اخ ف رىل ح إ سح ج د رفن ىق ش
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(QS. Ar-Ruum : 21)
c. Salah Satu Jalan Untuk Menjadi Kaya
أنحا إ ائن إ عثادم اىح اىص ن ى نا فقشاء الأا
الل فضي الل اسع غ عي
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)
d. Ibadah Dan Setengah Dari Agama
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengatakan,
29
مخ م م
ج م ب ك ب
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa yang
menikah, berarti telah melindungi setengah agamanya. Karena itu
bertaqwalah kepada Allah untuk setengah agamanya yang kedua.” Ini
merupakan isyarat tentang keutamaan nikah, yaitu dalam rangka
mlindungi diri dari penyimpangan, agar terhinndar dari kerusakan.
Karena yang merusak agama manusia umumnya adalah kemaluannya
dan perutnya. Dengan menikah, maka salah satu telah terpenuhi. (Ihya
Ulumiddin, 2/22)
e. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam
Islam berpendirian tidak ada pelepasan kendali gharizah seksual
untuk dilepaskan tanpa batas dan tanpa ikatan. Untuk itulah maka
diharamkannya zina dan seluruh yang membawa kepada perbuatan
zina. Tetapi di balik itu Islam juga menentang setiap perasaan yang
bertentangan dengan gharizah ini. Untuk itu maka dianjurkannya
supaya kawin dan melarang hidup membujang dan kebiri.
Seorang muslim tidak halal menentang perkawinan dengan
anggapan, bahwa hidup membujang itu demi berbakti kepada Allah,
padahal dia mampu kawin; atau dengan alasan supaya dapat seratus
persen mencurahkan hidupnya untuk beribadah dan memutuskan
hubungan dengan duniawinya.
Nabi memperhatikan, bahwa sebagian sahabatnya ada yang kena
pengaruh kependetaan ini (tidak mau kawin). Untuk itu maka beliau
menerangkan, bahwa sikap semacam itu adalah menentang ajaran
Islam dan menyimpang dari sunnah Nabi. Justru itu pula, fikiran-
30
fikiran Kristen semacam ini harus diusir jauh-jauh dari masyarakat
Islam.Allah berfirman
ا أا ا أحو الل ىن ا طثاخ ا لا ذحش آ الل اىز لا ذعرذا إ
عرذ لا حة اى
Hai orang-orang yang beriman! Jangan kamu mengharamkan yang
baik-baik dari apa yang dihalalkan Allah untuk kamu dan jangan
kamu melewati batas, karena sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-orang yang melewati batas. (QS. Al-Maidah: 87)
Dari sini, sebagian ulama ada yang berpendapat: bahwa kawin itu
wajib hukumnya bagi setiap muslim, tidak boleh ditinggalkan selama
dia mampu. Sementara ada juga yang memberikan pembatasan --wajib
hukumnya-- bagi orang yang sudah ada keinginan untuk kawin dan
takut dirinya berbuat yang tidak baik.
Setiap muslim tidak boleh menghalang-halangi dirinya supaya
tidak kawin karena kawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung
yang berat terhadap keluarganya. Tetapi dia harus berusaha dan
bekerja serta mencari anugerah Allah yang telah dijanjikan untuk
orang-orang yang sudah kawin itu demi menjaga kehormatan dirinya.
f. Menikah Itu Ciri Khas Makhluk Hidup
Selain itu secara filosofis, menikah atau berpasangan itu adalah
merupakan ciri dari makhluq hidup. Allah SWT telah menegaskan
bahwa makhluq-makhluq ciptaan-Nya ini diciptakan dalam bentuk
berpasangan satu sama lain.
31
ء مو ش ذزمش ىعين ج خيقا ص
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.(QS. Az-Zariyat : 49)
اىزي أ سثحا ا ذثد الأسض ا اج مي خيق الأص ا فس
لا عي
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS. Yaasin : 36)
2. Hukum Pernikahan
a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah,
artinya boleh dikerjakan boleh ditinggalkan. Bisa disebut juga orang
yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong
keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk
menikah, maka bagi hukum menikah itu menjadi mubah atau boleh.
Tidak dianjurkan untuk segera menikah namun juga tidak ada larangan
atau anjuran untuk mengakhirkannya. Pada kondisi tengah-tengah
seperti ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah. Dikerjakan tidak
ada pahalanya dan ditingkalkan tidak berdosa. Meskipun demikian,
ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan,
hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau
haram.
32
b. Nikah yang Hukumnya Sunnah
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah
itu sunnah. Alasan yang mereka kemukakan bahwa perintah nikah
dalam berbagai Al-Qur’an dan hadits hanya merupakan anjuran
walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadits tersebut. Akan
tetapi, bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus
wajib, kadangkala menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya
mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah bagi orang yang sudah
mampu memberi nafkah dan berkehendak untuk nikah.
د جا اى ذ ذض ا أح ح س اىقا الأثاء ناثش تن ىد إ د اى
حثا ح ات صح
Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAw bersabda,"Nikahilah
wanita yang banyak anak, karena Aku berlomba dengan nabi lain
pada hari kiamat. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibbam)
c. Nikah yang Hukumnya Wajib
Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan
alasan bahwa diberbagai ayat dan hadits sebagaimana tersebut diatas
disebutkan wajib. Selanjutnya nikah itu wajib sesuai dengan faktor dan
situasi. Jika ada sebab dan faktor tertentu yang menyertai nikah
menjadi wajib. Contoh: jika kondisi seseorang sudah mampu memberi
nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi
seperti itu wajib nikah. Sebab zina adalah perbuatan keji dan buruk
yang dilarang Allah SWT.
33
Sebagai mana firmanNya;
أنحا إ ائن إ عثادم اىح اىص ن ى نا فقشاء الأا
اسع الل فضي الل غ عي
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)
d. Nikah yang Hukumnya Makruh
Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan
perkawinan telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia
belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah tanggungannya. Lebih
jelasnya adalah orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan
tidak sempurna kemampuan untuk berhubungan seksual, hukumnya
makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya rela dan punya harta
yang bisa mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi
mereka untuk menikah meski dengan karahiyah.
Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah
suami, melainkan menjadi tanggung jawab pihak suami.
Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab berdampak dharar
bagi pihak wanita. Apalagi bila kondisi demikian berpengaruh kepada
ketaatan dan ketundukan istri kepada suami, maka tingkat
kemakruhannya menjadi jauh lebih besar.
34
e. Nikah yang Hukumnya Haram
Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk
menyakiti perempuan yang dinikahinya.
Firman Allah di dalam Al-Qur‟an:
اىساء فانحا ا طاب ىن
Maka nikahilah wanita yang engkau senangi. (QS.An-Nisa/4:3)
أنحا إ عثادم اىح اىص ن ى إالأا ائن نا فقشاء
اسع الل فضي الل غ عي
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara
kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan kemampuan-
Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui.
(QS.An-Nur/24:32)
Berpijak dari firman Allah dan hadits sebagaimana tersebut di atas,
maka bahwa dapat dijelaskan bahwa hukum menikah itu akan berubah
sesuai dengan faktor dan sebab yang menyertainya. Dalam hal ini
setiap mukalaf penting untuk mengetahuinya. Misalnya, orang-orang
yang belum baligh, seorang pemabuk, atau sakit gila, maka dalam
situasi dan kondisi semacam itu seseorang haram uinutuk menikah.
Sebab, jikja mereja menikah dikhawatirkan hanya akan menimbulkan
mudharat yang lebih besar pada orang lain.
35
3. Rukun Nikah
Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk
melangsungkan suatu pernikahan. Rukun nikah terdiri atas:
a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar
pria, tidak karena terpaksa, bukan mahram (perempuan calon istri),
tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya
19 tahun.
b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar
perempuan, tidak karena terpaksa, halal bagi calon suami, tidak
bersuami, tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-
kurangnya 16 tahun.
c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini
dilakukan olehy wali mempelai perempuan dan mempelai laki-laki.
Ijab diucapkan wali mempelai perempuan dan kabul diucapkan
wali mempelai laki-laki.
d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragama islam,
baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan),
adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Wali inilah yang
menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan
pernikahannya.
Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai
berikut:
1) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali.
36
2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan.
3) Saudara laki-laki kandung.
4) Saudara laki-laki sebapak.
5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung.
6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.
7) Paman (saudara laki-laki bapak).
8) Anak laki-laki paman.
9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas
semuanya tidak ada, sedang berhalangan, atau menyerahkan
kewaliannya kepada hakim. .
e. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh
(dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan
tidak sedang ihram haji atau umrah. Pernikahan yang dilakukan
tanpa saksi adalah tidak sah.
4. Pernikahan yang Terlarang
Pernikahan yang terlarang aalah pernikahan yang di haramkan oleh
agama Islam. Adapun penikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:
a. Nikah Mutah
Nikah mut’ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan
untuk sementara waktu saja (hanya untuk bersenang-senang),
misalnya seminggu, satu bulan, atau dua bulan. Masa berlakunya
37
pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut’ah telah dilarang oleh
rasulullah saw.
b. Nikah Syigar
Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan
anak perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain
menikahkan anak perempuannya kepada laki-laki (pertama) tanpa
mas kawin (pertukaran anak perempuan). Perkawinan ini dilarang
dengan sabda Rasulullah saw.
Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya Rasulullah saw. melarang
perkawinan syigar. (HR. Muslim)
c. Nikah Muhallil
Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-
laki terhadap seorang perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan
bermaksud pernikahan tersebut membuka jalan bagi mantan suami
(pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya tersebut
setelah cerai dan habis masa idah.
Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas
suami yang menalak ba’in untuk mengawini bekas istrinya.
Pernikahan ini dilarang oleh rasulullah saw.
d. Kawin dengan pezina
Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram)
mengawini perempuan pezina. Wanita pezina hanya diperbolehkan
38
kawin dengan laki-laki pezina, kecuali kalau perempuan itu benar-
benar bertobat.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.
اىضاح لا نحا إلا صا ششمح اىضا لا نح إلا صاح أ
ؤ رىل عيى اى حش ششك أ
Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina
perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan Pezina
perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki
atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan
bagi orang mukmin. (QS. An-Nur/24:3)
Akan tetapi, kalau perempuan pezina tersebut sudah bertobat,
halallah perkawinan yang dilakukannya.
Dengan demikian, secara lahiriah perempuan pezina kalau
benar-benar bertobat, maka dapat kawin dengan laki-laki yang
bukan pezina (baiuk-baik)
5. Hikmah Pernikahan
Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri. Ia merupukan pintu gerbang kehidupan
berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan
kehidupan masyrakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat
penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia
pada umumnya.
39
Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci,
baik, dan mulia. Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara
manusia dari kemungkinan jatuh ke lembah dosa yang disebabkan oleh
nafsu birahi yang tak terkendalikan.
Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara
lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina ketentraman hidup,
menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara
dari noda dan dosa, dan lain-lain. Di bawah ini dikemukakan beberapa
hikmah pernikahan.
a) Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan
jasmaniah dan rohaniah sudah pasti memerlukan ketenangan
jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu dipenuhi
dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada
kebutuhan pria yang pemenuhnya bergantung kepada wanita.
Demikian juga sebaliknya. Pernikahan merupakan lembaga
yang dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan
lembaga yang ampuh untuk membina ketenangan, ketentraman,
dan kasih sayang keluarga.
Allah berfirman:
جعو أفسن أصاجا ىرسنا إىا أ خيق ىن آاذ
رفنش اخ ىق ف رىل ح إ سح ج د تن
40
Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah dia
meniptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia
menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terhadap tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-
Rum/30:21)
b) Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik
Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan
shaleh. Anak yang shaleh adalah idaman semua orang tua.
Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan selalu
mendoakan orang tuanya.
Rasulullah saw. bersabda:
c) Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara
Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan
rumah tangga akan baik. Pelaksanaan ajaran agama terutama
dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur.
Rasulullah saw. memberikan penghargaan yang tinggi kepada
istri yang shaleh. Mempunyai istri yang shaleh, berarti Allah
menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan
agamnya.
d) Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang
Wanita
Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu
tidak boleh dijadikan mainan. Wanita harus diperlakukan
dengan sebaik-baiknya.
41
Pernikahan merupakan cara untuk memperlakukan wanita
secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus
memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan
terhormat pula.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
عشف تاى عاشش
Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut. (QS.
An-Nisa/4:19)
حصاخ فانح عشف تاى أجس آذ أي تئر
رخزاخ أخذا لا سافحاخ غش
Karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah
mereka maskawin yang pantas, karena mereka adalah
perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina
dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki sebagai
piarannya. (QS. An-Nisa/4:25)
e) Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan
Setiap orang, baik pria maupun wanita, secara naluriah
memiliki nafsu seksual. Nafsu ini memerlukan penyaluran
dengan baik. Saluran yang baik, sehat, dan sah adalah melalui
pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan
tetap mencari penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar
aturan agama, maka akan terjerumus ke lembah perzinahan
atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama.
42
Firman Allah dalam Surah Al-isra ayat 32:
ساء سثلا فاحشح ما ا إ لا ذقشتا اىض
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
(QS. Al-Isra/17:32)
Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil.
b. Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita.
c. Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan
terhormat.
d. Dengan nikah agama akan terpelihara.
e. Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu
memakmuram bumi.
C. Metode Discovery Learning
1. Discovery Learning
Discover berarti menemukan, sedangkan Discovery adalah penemuan. Oleh
karena itu, Illahi (2012: 33-34) mendefinisikan Discovery Learning sebagai
salah satu metode yang memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya
untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Menurut
Wilcox (Hosnan, 2014: 281), pembelajaran Discovery Learning mendorong
siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
43
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Penemuan (discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih &
Sani (2014: 64) Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah
menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh
melalui pengamatan atau percobaan. Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh
Hosnan (2014: 282) bahwa Discovery Learning adalah suatu metode untuk
mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan.
Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.
Wilcox (dalam Hosnan, 2014: 281) menyatakan bahwa dalam pembelajaran
dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan
guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka
sendiri. Metode Discovery Learning merupakan pembelajaran yang menekankan
pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide
44
penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau
permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan
yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui
penemuan sendiri.
Bruner (dalam Kemendikbud, 2013b: 4) mengemukakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan
Discovery Learning ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan
kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.
Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara
keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri.
Sardiman (dalam Kemendikbud, 2013b: 4) mengungkapkan bahwa dalam
mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa metode Discovery Learning adalah suatu proses
pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan
menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep
ataupun prinsip yang belum diketahuinya.
45
2. Langkah-langkah Metode Discovery Learning
Pengaplikasian metode Discovery Learning dalam pembelajaran,
terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014:
68-71) mengemukakan langkah-langkah operasional metode Discovery
Learning yaitu sebagai berikut.
a. Langkah persiapan metode Discovery Learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas,
dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
b. Prosedur aplikasi metode Discovery Learning
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang) Pada tahap ini siswa
dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
2) Guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah) Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang relevan dengan bahan 19 pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
46
3) Data collection (pengumpulan data) Tahap ini siswa diberi kesempatan
untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
4) Data processing (pengolahan data) Pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa melalui
wawancara, observasi dan sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi, sehingga siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang perlu mendapat pembuktian
secara logis.
5) Verification (pembuktian) Pada tahap ini siswa melalakukan
pemeriksaansecara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif dan dihubungkan dengan
hasil pengolahan data.
6) Generalization (menarik kesimpulan) Tahap generalisasi/menarik
kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi.
3. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Discovery Learning
Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran
harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan
ataupun kelebihan.
47
Hosnan (2014: 287-288) mengemukakan beberapa kelebihan dari metode
Discovery Learning yakni sebagai berikut:
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
d. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.
e. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
f. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
g. Melatih siswa belajar mandiri.
Hosnan (2014: 288-289) mengemukakan beberapa kekurangan dari metode
Discovery Learning yaitu:
a. Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar
yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator,
dan pembimbing
b. Kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas
c. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Setiap
metode pembelajaran pasti memiliki kekurangan, namun kekurangan
tersebut dapat diminimalisir agar berjalan secara optimal.
48
Westwood (dalam Sani, 2014: 98) mengemukakan pembelajaran dengan
metode discovery akan efektif jika terjadi hal-hal berikut:
a. Proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati,
b. Siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk belajar,
c. Guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan
penyelidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa kelebihan dari metode Discovery Learning yaitu dapat
melatih siswa belajar secara mandiri, melatih kemampuan bernalar siswa, serta
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan
sendiri dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.
Kekurangan dari metode Discovery Learning yaitu menyita banyak waktu
karena mengubah cara belajar yang biasa digunakan, namun kekurangan
tersebut dapat diminimalisir dengan merencanakan kegiatan pembelajaran
secara terstruktur, memfasilitasi siswa dalam kegiatan penemuan, serta
mengonstruksi pengetahuan awal siswa agar pembelajaran dapat berjalan
optimal
49
D. Kajian Pustaka
Keberhasilan metode pembelajaran Discovery Learning untuk
meningkatkan hasil belajar sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian,
diantaranya penelitian Khadijah, Cita, dan Iriyanto. Khadijah (2015)
menerapkan Discovery Learning pada siswa kelas IV dalam mata pelajaran
matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Penelitian
Cita (2013) dan Iriyanto (2012) berturut-turut menerapkan Discovery
Learning pada siswa kelas IV dan kelas VI dalam mata pelajaran matematika
pada materi bangun ruang dan materi titik koordinat.
Ichmanto (2014) dengan judul “Penerapan Metode Discovery Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Kenampakan Bulan
Kelas IV SDN 6 Arjawinangun Kec. Arjawinangun Kb. Cirebon”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Discovery Learning pada
pembelajaran IPA di kelas IV SDN 6 Arjawinangun dapat dilaksanakan
dengan efektif. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar peserta
didik. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan tindakan
dari 25 jumlah peserta didik keseluruhan di kelas IV hanya 7 orang memenuhi
KKM sebesar 70 pada mata pelajaran IPA. Kemudian naik menjadi 10 siswa
pada siklus I, kemudian siklus II meningkat menjadi 18 siswa, dan pada siklus
III semua siswa dapat melampaui KKM.
Yunari, Naviah (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui Penerapan Metode Discovery Learning Materi Pecahan di
Kelas III SDN 1 Wonorejo Kec Pagerwojo Kab Tulungagung” Dari hasil
50
penelitian yang telah dilaksanakan dengan penerapan metode Discovery
Learning, diperoleh peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan pada
siswa di kelas III. Peningkatan hasil belajar dari pra tindakan, siklus I ke siklus
II sebagai berikut. Pada tahap pra tindakan rata-rata nilai kelas 53,73 dengan
presentase ketuntasan 32%. Siklus I dari pertemuan 1 ke pertemuan 2
mengalami peningkatan rata-rata 3,16 dengan peningkatan presentase
ketuntasan secara klasikal sebesar 10%. Siklus II dari pertemuan 1 ke
pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,22 dengan
peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 16%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
Matematika setelah diterapkan pembelajaran menggunakan metode Discovery
Learning.
Penelitian oleh Siska (2014) yang berjudul “Penerapan Pendekatan
Konstruktivis Dengan Metode Guide Discovery Learning Pada Pembelajaran
Matematika di Kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun ajaran 2013/2014”. Hasil
penelitian menunjukkan hasil belajar matematika peserta didik dengan
menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery
Learning lebih baik daripada hasil belajar matematika peserta didik yang tanpa
menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery
Learning pada kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian oleh Restuti (2013) yang berjudul “Penggunaan Media
Benda Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya pada
Peserta didik Kelas V SDN 1 Kedungpuji tahun 2012/2013”. Hasil penelitian
51
menunjukkan hasil belajar yang dicapai lebih tinggi. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 85. Pada siklus II nilai rata-
rata kelas mencapai 81,25. Pada siklus III nilai rata-rata kelas mencapai 86.
Ketuntasan belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus III mencapai
87,5%. Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini yaitu
sama-sama menggunakan media benda konkrit. Kemudian metode yang
digunakan menggunakan penelitian tindakan kelas. Sedangkan perbedaan dari
penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada kelas yang dikaji,
tidak menggunakan metode Discovery Learning, pembelajaran IPA.
Penelitian oleh Supriyadi (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai
Ambawang Kubu Raya tahun 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil observasi diketahui pada siklus 1 sebagian besar kegiatan telah
dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan-kegiatan pembelajarannya yaitu
sebesar 65% setelah siklus II seluruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah
dapat dilaksanakan oleh guru pada pembelajaran bentuk daun dan fungsinya
dengan metode discovery learning dapat meningkat menjadi 100%.
Melihat dari beberapa temuan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan metode Discovery Learning, peneliti merasa tertarik untuk
menggunakan dan menerapkan metode tersebut dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Peneliti yakin dengan menerapkan metode Discovery
Learning, dapat meningkatkan pembelajaran Fiqih khususnya materi hukum
perkawinan. Penelitian yang dilakukan peneliti menyangkut hukum
52
perkawinan, mengingat usia remaja siswa sangat perlu dilakukan pemberian
pelajaran sehingga siswa memahami hukum perkawinan.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Madrasah Aliyah Al Manar merupakan salah satu lembaga pendidikan
setara SLTA yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Al Manar Desa Bener
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. MA Al Banar menyelenggarakan
pendidikan dengan jurusan Agama dan IPS saja.
1. Profil Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Manar Bener Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan
lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Secara garis besar lokasi penelitian
dapat penulis sampaikan hal-hal berikut :
a. Identitas
Nama Madrasah : MA Al-Manar
NSM : 131233220001
NPSN : 20363210
Alamat : Jl. KH Jalal Suyuthi 17
Status Madrasah : Swasta
Tahun berdiri : 25 Februari 1991
Bangunan : Milik Yayasan
Luas Bangunan : 4.540 m2
54
b. Letak Geografis
MA Al-Manar Bener terletak di Dusun Bener, Desa Bener, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang.
c. Sejarah Berdirinya MA Al-Manar
MA Al-Manar didirikan pada tahun 1991 yang didirikan oleh suatu
yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. MA Al-Manar didirikan
oleh yayasan dan masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik
dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat melaksanakan
syariat agama islam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
1) Visi
Terwujudnya peserta didik yang sntun dan peka terhadap lingkungan
sosial, taqwa, terampil, unggul dan mandiri.
2) Misi
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.
b) Meningkatkan proses pembelajaran, kinerja, profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Meningkat kan prestasi akademik dan pengembangan potensi,
minat, dan bakat peserta didik.
d) Menigkatkan harmonisasi, kerjasama, dan pencitraan madrasah
55
d. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.1
Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Data Bangunan/Ruang Kelas MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Bangunan/Ruang Jumlah
1 Ruang Kelas 6 ruang
2 Ruang Kepala Madrasah 1 ruang
3 Ruang Guru 1 ruang
4 Ruang Tata Usaha 1 ruang
5 Ruang Laboratorium fisika 1 ruang
6 Ruang Laboratoriaum Komputer 1 ruang
7 Ruang Perpustakaan 1 ruang
8 Toilet Guru 1 ruang
9 Toilet Siswa 2 ruang
10 Masjid/mushola 1 ruang
56
Tabel 3.2
Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 20017/2018
No Nama Barang Jumlah
1 Meja Siswa 83 buah
2 Kursi Siswa 136 buah
3 Meja guru di ruang kelas 6 buah
4 Kursi guru di ruang kelas 6 buah
5 Papan tulis 6 buah
6 komputer/leptop diruang computer 14 buah
7 Bola sepak 3 buah
8 Bola voli 4 buah
9 Bola basket 2 buah
10 Meja pingpong (tenis meja) 1 buah
11 Lapangan sepakbola/futsal 1 buah
12 Lapangan bola voli 1 buah
13 Lapangan bulu tangkis 2 buah
14 LCD Proyektor 3 buah
15 Screen (layar) 1 buah
16 Meja Guru dan Pegawai 18 buah
17 Kursi Guru dan Pegawai 21 buah
18 Lemari arsip 6 buah
19 Kotak obat (P3K) 1 buah
20 Pengeras suara 2 buah
57
e. Keadaan Guru
Jumlah guru dan staf karyawan di MA Al-Manar Bener Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018 secara rinci
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.3
Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
No Nama Jenjang Tugas Mengajar
Pendidikan
1. Makmun Santoso M.Pd.I S2 Kepala sekolah
2. Haris As‟ad Guru mapel
3. Kusumaningrum Baroroh S.Ag S1 Guru mapel
4. Prehanto S.Pd.I S1 Guru mapel
5. Nuzul rahmawati S.Pd.I S1 Guru mapel
6. Ahmad Makmun S.Pd.I S1 Guru mapel
7. Puji Astuti S.Pd.I S1 Guru mapel
8. Agus Wahib Sabara S.H.I S1 Guru mapel
9. Tri Murti Dyah S S.Pd S1 Guru mapel
10. Rohmat Hidayat S.Pd.I S1 Guru mapel
11. Linda Nur andriyani S.Pd S1 Guru mapel
12. Wahyu Wijayanto S.TP S1 Guru mapel
13. Desita Prehatini S.Pd S1 Guru mapel
14. Anggar indrasmiki S.Pd S1 Guru mapel
58
f. Keadaan Siswa
Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
berjumlah 135 siswa, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.4
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. X 18 23 41
2. XI 26 23 49
3. XII 22 40 62
Jumlah 66 86 152
2. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kelas XI Madrasah
Aliyah Al Manar Bener sebanyak 22 orang. Adapun daftar namanya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Daftar Nama Siswa Subjek Penelitian
No Nama L/P
1 Aina‟ul Wavaroh P
2 Arif Nur Sholeh L
3 Diyah Ayu P
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah P
5 Fenty Aryana P
6 Fitriani Rinta P
7 Istikomah P
8 Kurnia Chandra P
9 Latif Nafi‟udin L
59
10 M. Misbachul Munir L
11 M. Zainal Arifin L
12 Maita Isnaeni P
13 Mistakhudin L
14 Mila Arina P
15 Muchammad Ni‟am L
16 Muhamad Hafid L
17 Muhammad Hasim L
18 Mukhamad Ikhlasul Ali L
19 Muhammad Mazza L
20 Nurul Hidayatul P
21 Oktaviana P
22 Saidah P
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melaksanakan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran
FIQIH di kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kabupaten Semarang
yang masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah yang lebih
dominan. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, yang
ditunjukkan dengan antusiasme siswa mengikuti pelajaran yang rendah.
60
Tabel 3.6
Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas XI Keagamaan MA Al-Manar
Bener
Kecamatan Tengaran Kabupaten semarang Tahun Pelajaran
2017/2018
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 70 T
2 Arif Nur Sholeh 50 BT
3 Diyah Ayu 50 BT
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 60 BT
5 Fenty Aryana 70 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 70 T
8 Kurnia Chandra 50 BT
9 Latif Nafi‟udin 50 BT
10 M. Misbachul Munir 80 T
11 M. Zainal Arifin 80 T
12 Maita Isnaeni 60 BT
13 Mistakhudin 40 BT
14 Mila Arina 50 BT
15 Muchammad Ni‟am 60 BT
16 Muhamad Hafid 50 BT
17 Muhammad Hasim 70 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 70 T
19 Muhammad Mazza 50 BT
20 Nurul Hidayatul 60 BT
21 Oktaviana 50 BT
22 Saidah 50 BT
Jumlah 1300
Rata-rata 59,09
Ketuntasan Klasikal 36
61
Berdasarkan hasil pre test diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah
8 siswa dari 22 siswa atau 36% sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah
14 siswa atau 64% dengan rata-rata 59,09.
Tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :
Diagram 4.1
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus
Berdasarkan tabel dan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa
kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tergolong rendah dalam hasil belajar Fiqih materi Hukum
Perkawinan. Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai siswa yang mampu
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya 8 siswa (36%) dan
siswa yang masih di bawah KKM berjumlah 14 siswa (64%). Data di atas
sebagai dasar dalam menerapkan metode discovery learning bidang studi
Fiqih materi Hukum Perkawinan kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
62
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan
difokuskan pada penerapan discovery learning, sebagai upaya
meningkatkan pemahaman materi fiqih oleh siswa. Maka fokus
penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan
penerapan discovery learning serta dampaknya terhadap hasil
pembelajaran. Pada tahapan perencanaan peneliti juga melakukan
identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan, untuk
membuat rencana perbaikan siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus I dilaksanakan Maret 2018. Materi
yang diajarkan adalah hukum perkawinan. Proses pembelajaran ini
menggunakan rencana perbaikan pembelajaran siklus I. Proses
pembelajaran dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan
apersepsi dan diakhiri dengan lembar kerja. Hasil lembar kerja ini
dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah perbaikan
pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Kegiatan pelaksanaan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Peran guru dalam pembelajaran
63
Sebelum perbaikan melalui siklus I peran guru masih
menggunakan metode ceramah menerangkan materi pelajaran,
dengan menggunakan penerapan discovery learning dominasi guru
menjadi berkurang, sebab siswa terlibat dalam proses pembelajaran.
b) Kondisi pembelajaran
Kondisi pembelajaran lebih interaktif, ditandai dengan terjadi
kerjasama baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa.
Terjadi pula komunikasi siswa dalam mengerjakan lembar kerja
kelompok.
c) Penguasaan materi
Penguasaan materi pelajaran ini dapat dilihat ketika siswa
dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dan memiliki keterampilan
dalam menyelesaikan tugas.
3). Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil pengamatan
aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a). Aktivitas Siswa
Keaktifan siswa dalam siklus I mencapai 55% sehingga masih
kurang dari 85%, keaktifan siswa dalam kelompok baru
mencapai 79,6%. Keaktifan siswa masih didominasi oleh siswa
berkemampuan tinggi yang menjadi tim ahli, sehingga perlu
dilakukan perbaikan dalam pembelajaran melalui siklus II.
64
b). Aktivitas Guru
Adanya ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan observasi
yang dipadukan menciptakan keikutsertaan siswa pada proses
kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya terpaku di bangku
sebagai pendengar, tetapi berubah dengan kegiatan mengerjakan
lembar kerja dan diskusi dengan kelompoknya sesuai dengan
tuntutan proses pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi
guru, persentase keberhasilan guru dalam mengajar baru
mencapai 67,5%, sehingga masih kurang dari 85%.
4). Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa
penerapan discovery learning masih belum optimal, yaitu banyak
siswa yang belum memahami tugasnya sebagai tim ahli, karena
penjelasan guru tergesa-gesa. Selain itu materi yang disamFiqhkan
guru juga cukup singkat dan tergesa-gesa. Siswa juga kurang aktif
dalam kelompoknya, siswa yang aktif merupakan siswa yang
memiliki kemampuan akademik tinggi.
65
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Sehubungan masih kurang berhasilnya pembelajaran pada
perbaikan pembelajaran siklus I maka peneliti berupaya menemukan
faktor penyebab kekurangberhasilan pembelajaran pada siklus I.
Dari kegiatan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat, ditemukan
faktor penyebabnya, yaitu penggunaan discovery learning yang
kurang optimal. Selanjutnya peneliti memfokuskan penelitian
perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan discovery learning
yang optimal, yaitu mengaktifkan tim ahli dalam membimbing
kelompoknya.
2. Pelaksanaan
Penggunaan discovery learning yang optimal dalam
perbaikan pembelajaran pada siklus II dimaksudkan untuk
membantu siswa belajar untuk mencapai hasil pembelajaran,
menganalisis, melakukan refleksi dan mendiskusikan dengan teman
sejawat. Dari kegiatan tersebut terekam kondisi pembelajaran yang
mengarah pada peningkatan. Peningkatan tersebut meliputi aktivitas
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil evaluasi
di akhir pembelajaran. Peningkatan dimaksud adalah adanya
relevansi antara metode dan materi. Dalam hal ini discovery learning
sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan, yang
66
dimulai dengan penjelasan guru disertai dengan media, sehingga
siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, semangat membentuk
kelompok dan mengerjakan tugas selanjutnya menyampaikan
hasilnya. Discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif mengerjakan tugas, dan berdiskusi dengan kelompoknya,
sehingga siswa dapat lebih terbuka menyampaikan kesulitan dalam
memahami materi karena yang membimbing adalah tim ahli.
Perolehan nilai dan persentase ketuntasan belajar meningkat.
Jika pada perbaikan pembelajaran siklus I ketuntasan belajar
mencapai 55% pada siklus II ini persentase ketuntasan menjadi
93,33%
3. Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II pada
mata pelajaran FIQIH materi hukum perkawinan pada tanggal 24
Maret 2018 diperoleh refleksi sebagai berikut :
a. Guru telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan
b. Siswa terlihat aktif dalam kegiatan kelompok dan kegiatan
pembelajaran.
c. Secara umum proses pembelajaran sudah baik. Perbaikan
pembelajaran siklus II sudah berhasil sebab hasil belajar yang
dicapai sudah memenuhi kriteria keberhasilan.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Hasil Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 70 T
2 Arif Nur Sholeh 70 T
3 Diyah Ayu 65 BT
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 60 BT
5 Fenty Aryana 80 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 75 T
8 Kurnia Chandra 65 BT
9 Latif Nafi‟udin 65 BT
10 M. Misbachul Munir 70 T
11 M. Zainal Arifin 80 T
12 Maita Isnaeni 85 T
13 Mistakhudin 80 T
14 Mila Arina 60 BT
15 Muchammad Ni‟am 70 T
16 Muhamad Hafid 75 T
17 Muhammad Hasim 75 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 70 T
19 Muhammad Mazza 55 BT
20 Nurul Hidayatul 65 BT
21 Oktaviana 65 BT
68
22 Saidah 65 BT
Jumlah 1525
Rata-rata 69,3
Ketuntasan Klasikal 55%
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat
diketahui bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa
(55%), sedangkan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 10 siswa
(45%) dari target yang ditentukan yaitu nilai KKM (70). Hasil di
atas menunjukkan bahwa KKM kelas belum tercapai karena masih
di bawah 85% untuk standar minimal kelas. Oleh karena itu perlu
dilakukannya siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil belajar siklus I pada tabel 4.1 dapat
digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang
persentase siswa yang tuntas dan siswa yang belum tuntas. Berikut
diagram lingkaran dari data di atas:
GAMBAR 4.1 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
69
Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti juga
mengamati hal-hal yang mendukung dan menghambat. Berikut ini
adalah instrument yang digunakan dalam penelitian:
a. Lembar pengamatan guru siklus I
TABEL 4.2 Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (berkaitan dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan dipelajari
Penguasaan bahan ajar
6. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
7. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
Kegiatan belajar mengajar
8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
belajar yang disampaikan
9. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
10. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
11. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
discovery learning
12. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
dengan tepat
13. Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi
pembelajaran
14. Melibatkan siswa ikut aktif dalam pembelajaran
15. Mampu memberikan timbal balik terkait materi
pembelajaran
16. Mampu memberikan penguatan terkait hasil materi
17. Memiliki keterampilan membangkitkan semangat
anak dan menjelaskan tata cara metode discovery
learning
18. Memiliki keterampilan membagi kelompok dan
70
menunjuk siswa untuk menjadi tim ahli untuk
mendiskusikan terkait pembagian materi
pembelajaran
19. Melanjutkan diskusi masing-masing sub materi tiap
kelompoknya
Evaluasi pembelajaran
20. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
21. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut/follow up
24. Memberi tugas kepada siswa
25. Menginformasikan materi bahan ajar yang akan
dipelajari selanjutnya
Jumlah 2 18 5 0
Total 8 54 10 0
Total Kinerja Guru 72
Kategori Sedang
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori Total Kinerja Guru:
76-100 = Baik
51-75 = Sedang
25-50 = Kurang (Sulistiowati, 2016: 89)
Berdasarkan lembar pengamatan guru siklus I, dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru selama proses pembelajaran PAI pada siklus I
termasuk dalam kategori sedang dan terdapat hal-hal yang menghambat
71
dan mendukung pada saat pembelajaran sehingga harus diadakan
perbaikan pada siklus selanjutnya. Berikut ini penjelasan hal-hal yang
mendukung dan menghambat pada proses pembelajaran siklus I dengan
berpedoman pada lembar pengamatan:
1) Hal-hal yang mendukung
a) Kemampuan Guru dalam membuka pelajaran sudah baik
b) Sikap Guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan baik
c) Kemampuan Guru dalam menggunakan metode discovery learning
cukup baik
d) Evaluasi pembelajaran diberikan dilakukan dengan baik
e) Kemampuan Guru dakam menutup kegiatan pembelajaran sudah
baik
f) Tindak lanjut/follow up cukup maksimal
2) Hal-hal yang menghambat
a) Guru belum bisa memberikan motivasi diawal pembelajaran
b) Mobilitas posisi mengajar belum maksimal
c) Guru belum bisa membangkitkan semangat anak untuk
melanjutkan kegiatan pembelajaran
d) Guru kurang menguasai metode discovery learning sehingga
pelaksanaannya tidak berjalan dengan lancar
e) Keterampilan Guru dalam melaksanakan metode pembelajaran
kurang maksimal sehingga dalam pelaksanaan metode discovery
learning menjadi kurang efektif dan efisien
72
b. Lembar pengamatan Siswa
Tabel 4.3 Pengamatan Siswa Siklus I
No. Jenis Keterlibatan Skor
1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa ketika
pembelajaran
2. Perhatian terhadap media
3. Memperhatikan materi yang disampaikan
4. Keaktifan dalam bertanya
5. Keaktifan menjawab pertanyaan
6. Keaktifan siswa pada saat berdiskusi
7. Antusias dalam melaksanakan metode
pembelajaran discovery learning
8. Kesungguhan menjawab pertanyaan evaluasi
9. Kemandirian mengerjakan soal
Jumlah 1 8 9 4
Total 22
Keterangan:
Skor 1 : Kurang
Skor 2 : Cukup
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Kategori Pengamatan Siswa:
1-12 : Kurang
13-24 : Cukup
35-36 : Baik (Istiqomah, 2015: 65)
Berdasarkan tabel di atas, kegiatan pembelajaran siswa
termasuk dalam kategori cukup dengan jumlah skor 22. Dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, terdapat hal-hal yang mendukung dan
73
menghambat pada saat proses pembelajaran. Sehingga harus
dilakukan perbaikan. Berikut ini adalah penjelasannya:
1) Hal-hal yang mendukung
a) Perhatian siswa terhadap media sudah baik
b) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan
baik
c) Siswa aktif dalam melakukan metode pembelajaran discovery
learning
d) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi
dilakukan dengan baik
e) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal dilakukan dengan
baik
2) Hal-hal yang menghambat
a) Antusias dan perhatian siswa ketika pembelajaran belum
maksimal
b) Keaktifan siswa dalam bertanya kurang maksimal
c) Keaktifan siswa dalam berdiskusi kurang maksimal
d) Kedisiplinan saat mempraktikkan metode discovery learning
kurang maksimal
c. Refleksi
Penerapan metode discovery learning pada mata pelajaran fiqih
pada siklus I masih kurang menarik bagi siswa, dikarenakan proses
pembelajaran masih kurang maksimal dan kurangnya perhatian siswa.
74
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti telah menemukan hal-hal
yang mendukung dan hal-hal yang menghambat pembelajaran seperti
yang diterangkan di atas. Peneliti berencana untuk melakukan
perbaikan pada siklus II seperti yag dipaparkan berikut ini:
1) Memberikan motivasi diawal pelajaran
2) Lebih memperhatikan mobilitas posisi mengajar
3) Lebih memperhatikan bahan pelajaran agar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
4) Lebih melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
5) Lebih menguasai metode pembejaran
6) Mencoba menarik perhatian siswa dengan menunjukkan gambar
7) Lebih menguasai kelas
8) Lebih menarik perhatian siswa agar berani bertanya
9) Mendampingi siswa dalam kegiatan berdiskusi
10) Meningkatkan penguasaan kelas
75
B. Pelaksanaan Siklus II
Setelah dilaksanakan perbaikan atas kelemahan siklus I, maka
kemudian dilaksanakan siklus II dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 80 T
2 Arif Nur Sholeh 76 T
3 Diyah Ayu 76 T
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 86 T
5 Fenty Aryana 87 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 90 T
8 Kurnia Chandra 90 T
9 Latif Nafi‟udin 76 T
10 M. Misbachul Munir 90 T
11 M. Zainal Arifin 95 T
12 Maita Isnaeni 78 T
13 Mistakhudin 90 T
14 Mila Arina 90 T
15 Muchammad Ni‟am 75 T
16 Muhamad Hafid 85 T
17 Muhammad Hasim 90 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 86 T
19 Muhammad Mazza 72 T
20 Nurul Hidayatul 85 T
21 Oktaviana 86 T
22 Saidah 90 T
Jumlah 2437
Rata-rata 81.23
Ketuntasan Klasikal
93.33
76
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diketahui
bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa (93.33%) dan
siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 1 siswa (6.67%) dari target
yang telah ditentukan yaitu nilai KKM (70). Dari data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus II adanya
peningkatan pada nilai terendah dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa.
Nilai rata-rata kelas yang meningkat yaitu pada siklus I nilai rata-rata
kelas 70 yang pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 81,23. Hasil
data diatas menunjukkan bahwa KKM kelas sudah tercapai karena KKM
kelas sudah mencapai 85% untuk standar minimal kelas, dengan kata
lain pada siklus II semua siswa telah tuntas.
Berdasarkan hasil belajar siklus I pada tabel 4.4 dapat digambarkan
dalam bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa
yang tuntas dan siswa yang belum tuntas. Berikut diagram lingkaran dari
data di atas:
GAMBAR 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II
77
Pada pembelajaran siklus II ini peneliti hampir tidak menemukan
hal-hal yang menunjang dan menghambat dalam kegiatan
pembelajaran. Berikut ini adalah instrumen yang digunakan dalam
penelitian:
a. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 4.5 Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (berkaitan dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan
dipelajari
Penguasaan bahan ajar
6. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
7. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
Kegiatan belajar mengajar
8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
belajar yang disampaikan
9. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
10. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
11. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
discovery learning
12. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
dengan tepat
13. Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi
pembelajaran
14. Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
15. Mempu memberikan umpan balik terkait materi
pembelajaran
78
16. Mampu memberikan penguatan terkait hasil diskusi
siswa
17. Mampu memberikan penguatan terkait materi
18. Memiliki keterampilan membagi kelompok dan
menunjuk siswa untuk menjadi tim ahli untuk
mendiskusikan terkait pembagian materi
pembelajaran
19. Melanjutkan diskusi masing-masing sub materi tiap
kelompoknya
Evaluasi pembelajaran
20. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
21. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
H. Tindak lanjut/follow up
24. Memberi tugas kepada siswa
25. Menginformasikan materi bahan ajar yang akan
dipelajari selanjutnya
Jumlah 22 3 0 0
Total 88 9 0 0
Total Kinerja Guru 97
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori Total Kinerja Guru:
76-100 = Baik
51-75 = Sedang
25-50 = Kurang (Sulistiowati, 2016: 89)
79
Berdasarkan pada lembar pengamatan guru siklus II, dapat
disimpulkan bahwa guru telah menerapkan metode discovery learning
dengan baik dan dapat dilihat dari pengamatan pada siklus II.
b. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Tabel 4.6 Pengamatan Siswa Siklus II
No. Jenis Keterlibatan Skor
1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa ketika
pembelajaran
2. Perhatian terhadap media
3. Memperhatikan materi yang disampaikan
4. Keaktifan dalam bertanya
5. Keaktifan menjawab pertanyaan
6. Keaktifan siswa pada saat berdiskusi
7. Antusias siswa dalam pelaksanaan metode
pembelajaran jigsaw dan kedisiplinan saat
memainkan tongkat
8. Kesungguhan menjawab pertanyaan evaluasi
9. Kemandirian mengerjakan soal
Jumlah 36
Total 36
Keterangan:
Skor 1 : Kurang
Skor 2 : Cukup
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Kategori Pengamatan Siswa:
1-12 : Kurang
13-24 : Cukup
35-36 : Baik (Istiqomah, 2015: 65)
80
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada proses
pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa keaktifan dan partisipasi
dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik, dari hasil evaluasi
juga menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Dari
siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan metode discovery learning
pada mata pelajaran PAI materi hukum perkawinan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik.
C. Pembahasan
1. Siklus I
Fokus perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan
discovery learning. Tipe ini merupakan penerapan yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk memberikan penjelasan pada siswa lain
yang belum memahami, dimana guru merupakan pembimbing, sehingga
dominasi guru dalam proses pembelajaran menjadi berkurang dan siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa sudah mulai bersemangat dalam
membentuk kelompok sebagaimana yang diperintahkan gurunya.
Namun demikian siswa, terutama tim ahlinya belum begitu menguasai
tugasnya sehingga tim ahli masih mengalami kebingungan apa yang
harus dikerjakan. Selain itu dominasi dalam kelompok masih dikuasai
oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedangkan
siswa yang memiliki kemampuan rendah kurang aktif.
81
Perolehan tingkat keaktifan siswa pada siklus I masih belum
optimal yaitu hanya sebesar 55%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran
belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam
pembelajaran dan siswa yang aktif itu pun sebagian besar merupakan
siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dan juga merupakan
siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi. Siswa yang belum
aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena meraka
masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab
pertanyaan atau mengemukakan pendapat.
Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus I juga
disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan
pembelajaran dengan model discovery learning. Siswa yang kurang
pandai belum percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya dalam
kegiatan diskusi. Siswa tampaknya masih perlu berlatih untuk
mengemukakan pendapat dan menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lie (2004) yang menyatakan bahwa
keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses
penjang. Pendapat yang serupa juga disamFiqhkan Ibrahim (2001)
bahwa discovery learning memerlukan waktu lebih lama bagi siswa
untuk berinteraksi mengenai ide-ide secara langsung kepada siswa lain.
Belum optimalnya peran siswa dalam pembelajaran juga
berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari. Pada siklus I ini siswa yang tuntas belajar baru
82
mencapai 55% dengan nilai rata-rata 69,03. Siswa yang turut aktif dalam
menemukan konsep tentang materi yang dipelajari akan lebih mudah
paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar
melihat dan mengamati. Hal ini sesuai dengan yang disamFiqhkan
Darsono (2000) bahwa siswa yang belajar dengan melakukan sendiri
akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang
mendalam.
Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh
karena itu sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih
aktif dan agar mereka berusaha menemukan sendiri suatu konsep yang
dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan
siswa melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa seperti
mengerjakan tugas yang diberikan, kegiatan diskusi maupun
pengamatan langsung. Hal ini seperti pendapat Mulyasa (2004) yang
menyatakan bahwa guru sebagai fasilitator merupakan pembimbing
proses, orang sumber, orang yang menunjukkan dan mengenalkan
kepada peserta didik tentang masalah yang dihadapi.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, perlu adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran selanjutnya. Guru harus lebih banyak
memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa
sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat memberikan
83
bimbingan dan pemantauan atas jalannya diskusi secara menyeluruh
kepada semua kelompok sehingga kegiatan diskusi dapat berkembang
dengan baik dan guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa. Guru harus selalu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa, tidak menegangkan, serta memungkinkan
siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
2. Siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan baik peran guru, persentase pembelajaran maupun
persentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa
belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa yang
menjadi kendalanya adalah belum optimalnya pelaksanaan pendekatan
kooperatif tipe jigsaw, terutama tim ahli dalam kelompoknya belum
memahami tugasnya. Selain itu siswa dengan kemampuan akademik
yang rendah juga kurang aktif dalam kelompoknya.
Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan pembelajaran,
difokuskan pada pelaksanaan discovery learning yang optimal, yaitu tim
ahli benar-benar berperan dalam memberikan penjelasan materi terhadap
kelompoknya. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih proaktif.
Hasilnya ketuntasan belajar siswa mencapai 93,33% meskipun belum
dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah
84
mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan
belajar 85%.
Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, masih ditemukan
beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai
tuntas. Hal ini disebabkan karena daya serap siswa terhadap materi
sangat rendah dan motivasi belajarnya kurang.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Isjoni (2009) yang
mengatakan bahwa dengan adanya tim ahli dalam kelompok
memberikan motivasi pada siswa lain yang belum memahami materi
untuk bertanya pada tim ahli, karena mereka tidak merasa malu daripada
harus bertanya kepada guru. Selain itu, tim ahli dalam memberikan
penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa lain.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian
ini adalah metode pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan pada siswa kelas XI
keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat Berdasarkan hasil pra siklus diperoleh
data siswa yang tuntas berjumlah 8 siswa dari 22 siswa atau 36% sedangkan siswa
yang tidak tuntas berjumlah 14 siswa atau 64% dengan rata-rata 59,09. Selanjutny
dari persentase siswa yang tuntas pada siklus I 55% dan naik pada siklus II
sebesar 93,3%, sehingga telah memenuhi KKM yaitu minimal 85% dari seluruh
siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada pra siklus ke siklus I
kemudian ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai KKM yang
telah ditentukan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan guru untuk lebih aktif
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kesempatan.
86
2. Bagi Guru
1) Guru disarankan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
penerapan pembelajaran yang tepat khususnya pembelajaran discovery
learning.
2) Guru diberikan gambaran penerapan pembelajaran discovery learning
dalam pembelajaran Fiqh.
3) Guru diberi inspirasi untuk menerapkan pembelajaran discovery learning
pada materi lainnya ataupun pada mata pelajaran lain.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diberi masukan dalam rangka pelaksanaan supervisi sehingga dapat
meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.
4. Bagi Penelitian lain
Peneliti lain diberikan bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat
dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitian
selanjutnya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdul Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Arifin, H.M. 1994. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Di Lingkungan
Sekolah dan Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, S, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamaroh, Saiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Adad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Huda. Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy &
Mental Vocatiional Skill Tutorial Inspiratif Bagi Para Pembelajar.
Yogyakarta: DIVA Press.
88
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013
Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminto, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Rusman. 2011. Metode-metode Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Bina Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Thoha. M. 2006. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Trianto. 2008. Model-model Pembelajaran Kontruktivistik. Malang: Prestasi
Pustaka
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas /Semester
Materi
:
:
XI/2
Hukum Perkawinan
Waktu : 2 X 45 Menit ( 1 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap ajaran
Islam tentang perkawinan dan hukumnya, serta mampu mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Merumuskan masalah yang berhubungan dengan pernikahan
C. Indikator
1. Mampu menjelaskan pengertian nikah dan khitbah
2. Dapat mengetahui hukum pernikahan
3. Dapat memahami syarat-syarat wali dan saksi nikah
4. Mengetahui hikmah dari pernikahan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian nikah dan khitbah
2. Dapat mengetahui hukum pernikahan
3. Dapat memahami syarat-syarat dan rukun nikah
4. Mengetahui hikmah dari pernikahan
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, CTL dan Metode Discovery Learning
G. Media dan Sumber Belajar
Media : Papan Tulis, Spidol, penghapus
Sumber belajar : 1. Buku Paket PAI Fiqih untuk MA Depag
2. Al quran dan terjemah
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Alokasi Waktu
1.
Pembukaan
a. Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
memberi salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan
pembelajaran
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyiapkan sumber belajar
Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengertian nikah atau perkawinan
Guru bertanya kepada siswa tentang hukum
perkawinan
Siswa memberikan pendapat apa hukum
perkawinan
60 menit
Guru melibatkan siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran
b. Elaborasi
Guru menjelaskan sedikit tentang pengertian
nikah dan hukum perkawinan
Guru menjelaskan langkah-langkah metode
discovery learning
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok masing-masing kelompok
Masing-masing anggota kelompok dibagi materi
yang berbeda
Guru menyuruh kelompok tim ahli untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan.
c. Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik dan bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh
siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
3.
Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum diketahui
c. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa
d. Guru memberikan tindak lanjut berupa arahan agar
siswa mempelajari materi selanjutnya.
e. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
membaca bacaan hamdalah bersama
20 menit
f. Guru mengucapkan salam
I. Penilaian
1. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk soal : Pilihan Ganda
3. Instrument soal : terlampir
4. Kunci jawaban :
1) D 6) A 11) E 16) A
2) D 7) B 12) C 17) C
3) C 8) B 13) D 18) A
4) B 9) C 14) A 19) A
5) C 10) C 15) C 20) E
5. Teknik penskoran :
Jika benar = skor 1
Jika salah = skor 0
Nilai = jumlah skor x 100
Skor maksimal
Tengaran, 10 Maret 2018
Guru Mapel PAI
Agus Wahib Sabara, S.H.I
NIP:
Peneliti
Hanif Muhibburrahman
NIM: 114-13-043
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Makmun Santoso M.Pd.I
NIP:131233220001023005
MATERI SIKLUS I
A. Pernikahan
1. Pengertian pernikahan
1) Kata Nikah atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan. Nikah artinya suatu akad
yang menghalalkan pergaulan antara seseorang laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrim dan menimbulkan hak dan kewajiban
antara keduanya.
2) Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah merupakan suatu
ikatan lahir dan batin antara dua orang laki-laki dan perempaun, untuk
hidup bersama dalam suatu rumah tangga untuk mendapatkan
keturunan yang dilaksanakan menurut ketentuan syariat Islam.
3) Pergaulan antara laki-laki dan perempuan itu menjadi syah/halal jika
sudah terikat tali ikatan perkawinan. Tanpa adanya perkawinan, tidak
akan pernah ada proses saling melengkapi dalam kehidupan ini antara
laki-laki dan perempuan.
2. Pengertian dan hukum pernikahan
Menurut jumhur ulama menetapkan bahwa hukum perkawinan dibagi
menjadi limamacam yaitu : Asal hukum pernikahan adalah
1) Hukum Sunah. Artinya seseorang yang telah mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani dan sudah mempunyai bekal untuk menikah, tetapi
tidak takut terjerumus dalam perbuatan zina.
Firman Allah (QS. An Nur /24 :32) :
Artinya: dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin
Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.
Sabda Rasulullah :
Artinya : “Hai kaum pemuda, apabila diantara kamu kuasa untuk kawin,
maka kawinlah,. Sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan
kemaluan, dan barangsiapa tidak kuasa hendaklah ia berpuasa, sebab puasa
itu jadi penjaga baginya (HR. Bukhari dan muslim)
2) Hukum mubah (boleh), yaitu bagi orang yang tidak mempunyai pendorong
atau faktor yang melarang untuk menikah.
3) Hukum wajib, jika seseorang yang dilihat dari pertumbuhan jasmaniyah
sudah layak untuk menikah, kedewasaan rohaniyahnya sudah matang dan
memiliki biaya untuk menikah serta untuk menghidupi keluarganya dan
bila ia tidak menikah khawatir terjatuh pada perbuatan mesum (zina).
4) Hukum Makruh hukumnya bagi seseorang yang dipandang dari
pertumbuhan jasmaniyahnya sudah layak, kedewasaan rohaniyahnya
sudah matang tetapi tidak mempunyai biaya untuk bekal hidup beserta
isteri kemudian anaknya. Untuk mengendalikan nafsunya dianjurkan untuk
menjalankan puasa.
5) Hukum Haram hukumnya bagi seseorang yang menikahi wanita dengan
tujuan untuk menyakiti, mempermainkan dan memeras hartanya.
3. Syarat nikah :
1) Calon suami syaratnya menurut ketentuan syari‟at Islam adalah : beragama
Islam, jelas bahwa ia laki-laki, atas keinginan dan pilihan sendiri (tidak
terkena paksaan), tidak beristri empat (termasuk istri yang telah dicerai
tetapi dalam masa iddah / waktu tunggu), tidak mempunyai hubungan
mahram dengan calon isteri, tidak mempunyai isteri yang haram dimadu
dengan calon isterinya, mengetahui bahwa calon isteri itu tidak haram
baginya dan tidak sedang berihram haji atau umrah.
2) Calon istri yang akan dinikahi syaratnya adalah :beragama Islam, jelas
bahwa ia seorang perempuan, telah mendapat ijin dari walinya, tidak
bersuami dan tidak dalam masa iddah, tidak mempunyai hubungan
mahram dengan calon suami, belum pernah di li‟an (dituduh zina) oleh
calon suaminya, jika ia perempuan janda, harus atas kemauan sendiri,
bukan karena dipaksa oleh siapapun, jelas ada orangnya dan tidak sedang
ihram haji atau umrah.
3) Wali , syaratnya : laki-laki, beragama Islam, sudah baligh, berakal,
merdeka (bukan budak), adil dan tidak sedang melaksanakan ihram haji
atau umrah.
4) Dua orang saksi , syaratnya : dua orang laki-laki, beragama islam, baligh,
berakal, merdeka dan adil, bisa melihat dan mendengar, memahami bahasa
yang digunkan dalam akad, tidak sedang mengerjakan ihram haji atau
umrah dan hadir dalam ijab qabul.
5) Ijab dan qabul. Ijab yaitu ucapan wali (dari pihak permpuan) atau wakilnya
sebagai penyerahan kepada pihak pengantin laki-laki. Sedangkan qabul
yaitu ucapan pengantin laki-laki atau wakilnya sebagai tanda
penerimaan.Adapaun syarat-syarat ijab qabul adalah sebagai berikut:
a) Menggunakan kata yang bermakna menikah atau mengawinkan
baik bahasa Arab ataupun padanan kata itu dalam bahasa Indonesia
atau bahasa daerah sang pengantin.
b) Lafadz ijab qabul diucapkan pelaku akad nikah
c) Antara ijab dan qaul harus bersambung tidak boleh diselingi
perkataan atau perbuatan lain.
d) Pelaksanaan ijab dan qabul harus berada pada satu tempat tidak
dikaitkan dengan suatu persyaratan apapun
e) Tidak dibatasi dengan waktu tertentu.
4. Rukun nikah
Adapun rukun nikah ada lima macam, yaitu : calon suami, calon istri, wali, dua
orang saksi dan ijab qabul.
B. Khitbah / Meminang
1. Pengertian khitbah
Khitbah/pinangan yaitu melamar untuk menyatakan permintaan
atau ajakan untuk mengikat perjodohan, dari seorang laki-laki kepada
seorang perempuan sebagai calon isterinya.
2. Khitbah (lamaran)
Khitbah adalah jalan pembuka menuju pernikahan. Boleh dibilang,
khitbah merupakan jenjang yang memisahkan antara pemberitahuan
persetujuan seorang gadis yang sedang dipinang oleh seorang pemuda dan
pernikahannya. Keduanya sepakat untuk menikah. Tapi, ini hanya sekadar
janji untuk menikah yang tidak mengandung akad nikah.
3. Pengertian dan hukum khitbah
Lamaran atau pinanangan bukan sesuatu yang menjadi wajib
hukumnya. Hal ini menurut pendapat jumhur ulama‟ yang didasarkan pada
pinangan nikah yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi
Dawud berpendapat bahwa pinangan hukumnya wajib.
Dalil yang membolehkan pinangan sebagaimana firmanAllah SWT :
Artinya : “ Dan tak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran yang baik atau harus menyembunyikan keinginan
mengawini mereka dalam hatimu … “(QS. Al Baqarah /2: 235)
4. Batasan Khitbah
1) Khitbah biasanya, peminangan seorang pria kepada wanita (tentunya
kepada wali wanita tersebut). seorang wanita juga bisa meminta kepada
pria untuk dinikiahi.
Rasulullah bersabda yang di riwayatkan oleh imam bukhari dan
muslim. Yang artinya: telah datang seorang prempuan kepada
Rasulullah yang mana perempuan tersebut meminta kepada nabi untuk
menikahinya, sehingga nabi berdiri di sampingnya lama sekali, ketika
itu salah satu dari sahabat melihatnya dan beranggapan bahwa beliau
tidak berkehendak untuk menikahinya, maka sahabat tersebut berkata:
nikahkan saya ya Rasullah jikalau kamu tidak ada hajah (berkehendak)
untuk menginginkannya, maka berkata Rasulullah : apakah kamu punya
punya sesuatu? dia berkata tidak!, dan beliau berkata lagi buatlah cicin
walaupun dari besi, kemudian sahabat tersebut mencarinya dan tidak
mendapatkan nya, kemudian beliau bersabda : apakah kamu hafal
beberapa surat dari alquran ? Dia menjawab iya! surat ini dan ini, maka
beliau bersabda : saya nikahkan kamu dengan nya dengan apa yang
kamu hafal dari alquran.”
Dari kontek hadist di atas sudah jelas sekali bahwa di perbolehkan
bagi perempuan untuk meminta kepada seorang lelaki soleh yang
bertaqwa dan berpegang teguh terhadap Dinnya untuk meminangnya,
jika lelaki tersebut ingin maka nikahi dan jikalau tidak maka tolaklah,
akan tetapi tidak di anjurkan untuk menolaknya secara terang-terangan
cukup diam dengan memberikan isyarat, untuk menjaga kehormatan
hati prempuan tersebut .
2) Khitbah bukan menghalalkan segalanya Khitbah (tunangan) bukanlah
syarat sahnya nikah ,akad nikah tanpa khitbah tetap sah, akan tetapi
khitbah suatu wasilah untuk menuju ke jenjang pernikahan yang di
perbolehkan .
Mari kita simak syafi‟iyah: khitbah adalah suatu yang di sunatkan
dan di anjurkan ,dengan dalil fi‟iliyah sebagai mana Rasulullah
meminang aisyah binti abu bakar ra. Dalam masa penantian sebelum
resmi menikah, seorang lelaki dan perempuan wajib menjaga
kehormatan dirinya. Meskipun sudah melakukan khitbah atau
pertunangan, tetap saja keduanya belum dihalalkan untuk melakukan
sesuatu yang lazim dipraktekkan pasangan suami isteri.
Dari sini, tidak dibenarkan bagi kedua tunangan untuk melanggar
batas-batas syariat, seperti percampuran dan kencan. Ketentuan umum
terkait aurat, ikhtilath/khalwat tetap menjadi larangan. Untuk
menghindari hal-hal sepertiini, solusi terbaik adalah tindakan preventif
dari hal-hal yang diharamkan Allah swt, termasuk menjaga jarak
dengan calon isteri atau suaminya sedini mungkin. Sebab, hubungan
khatib (pelamar) dgn makhtubahnya (perempuan yang dilamar) adalah
hubungan yang paling rawan dan berbahaya.
3) Jangan berlama dalam masa khitbah Meski tidak ada nash khusus
tentang batas waktu masa khitbah, tapi dianjurkan menikah dan khitbah
tidak terlalu lama. Untuk menghindarkan fitnah dan berbagai potensi
terjadinya kerusakan. Sesudah khitbah (permohonan menikah) disetujui,
sebaiknya keluarga kedua pihak bermusyawarah mengenai kapan dan
bagaimana walimah dilangsungkan.
“Dan sesuatu yang mengantarkan kepada keharaman, haram pula
hukumnya”
4) Haram meminang pinangan saudaranya diriwayatkan oleh al-Bukhari
bahwa Ibnu „Umar Radhiyallahu „anhuma menuturkan: “Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam melarang sebagian kalian membeli apa
yang dibeli saudaranya, dan tidak boleh pula seseorang meminang atas
pinangan saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya
atau peminang mengizinkan kepadanya”
Boleh hukumnya mengkhitbah lewat SMS, karena ini termasuk
mengkhitbah lewat tulisan (kitabah) yang secara syar‟i sama dengan
khitbah lewat ucapan. Kaidah fikih menyatakan : al-kitabah ka al-
khithab (tulisan itu kedudukannya sama dengan ucapan/lisan). (Wahbah
Az-Zuhaili, Ushul Al-Fiqh Al-Islami, 2/860). Kaidah itu berarti bahwa
suatu pernyataan, akad, perjanjian, dan semisalnya, yang berbentuk
tulisan (kitabah) kekuatan hukumnya sama dengan apa yang diucapkan
dengan lisan (khithab).
SOAL EVALUASI SIKLUS I
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban
serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan mahrom, dinamakan dengan ...
a. Tijaroh
b. Mudhorobah
c. Muammalah
d. Pernikahan
e. Mukhobaroh
2. Bagi seseorang yang dipandang dari pertumbuhan jasmaniyahnya
sudah layak menikah hanya saja ia khawatir tidak bisa memberikan
nafkah kepada calon istrinya….
a. Wajib
b. Haram
c. Sunah
d. Makruh
e. Mubah
3. Hukum asal pernikahan yaitu,
a. Haram
b. Sunnah
c. Jaiz
d. Wajib
e. Makruh
4. Pernikahan yang dilarang adalah pernikahan yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang dengan
menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad nikah, misalnya satu
minggu, satu bulan dan seterusnya. Dengan berakhirnya batas waktu
maka dengan sendirinya pernikahan berakhir tanpa ada ucapan talaq,
maka nikah yang demikian disebut....
a. Nikah Syighar
b. Nikah Mut‟ah
c. Nikah tahlil
d. Menikahi Mahram
e. Pernikahan dalam Masa Iddah
5. Seseorang yang melaksanakan pernikahan dengan niat untuk balas
dendam, maka hukum melaksanakan pernikahan seperti tersebut, yaitu
a. Mubah
b. Sunnah
c. Haram
d. Makruh
e. Wajib
6. Ibu Siti ketika menikah dengan bapak Ahmad membawa seorang putri
yang bernama Aisyah, ketika perkawinan mereka kandas di tengah
jalan dan perceraian merupakan jalan terbaik. Seandainya bapak
Ahmad ingin menikah kembali, maka terlarang baginya untuk
menikahi Aisyah, karena Aisyah merupakan mahram dengan sebab . . .
.
a. Pertalian agama
b. Keturunan
c. Persusuan
d. Pernikahan
e. Dimadu
7. Seseorang yang dipandang dari segi jasmaniah dan umur sudah layak
menikah namun tidak mampu memberikan nafkah, maka hukum
pernikahan tersebut adalah.....
a. Haram
b. Makruh
c. Mubah
d. Sunnah
e. Wajib
8. Istri yang di tinggal meninggal oleh suami maka masa iddahnya
selama . . . .
a. 3 bulan
b. 3 kali suci
c. 4 bulan 10 hari
d. 5 bulan
e. 6 bulan
9. Dibawah ini yang bukan termasuk rukun nikah, yaitu
a. Akad
b. Wali
c. Dua orang saksi
d. Mahar
e. Mempelai pria dan wanita
10. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Terhindar dari perbuatan maksiat
2) Untuk meneruskan kehidupan manusia
3) Pasangan yang didapat sesuai dengan perilaku
4) Terwujudnya ketentraman, kasih sayang dan cinta
5) Ikatan yang menyatukan seorang laki-laki dan wanita
6) Merupakan status simbol dalam kehidupan masyarakat
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk hikmah pernikahan adalah
nomor . . . .
a. 1), 2) dan 3)
b. 4), 5) dan 6)
c. 1), 2) dan 4)
d. 3), 5) dan 6)
e. 2), 3) dan 4)
11. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang
yang tidak sah menjadi wali pengantin wanita sebagai berikut,
adalah....
a. Bapak pengantin wanita
b. Saudara laki-laki sebapak
c. Anak laki-laki dari saudara sebapak
d. Kakek mempelai wanita
e. Saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita
12. Seorang wanita yang tidak ada wali nasabnya, maka apabila menikah
siapa yang berhak menjadi wali ?
a. Wali 'adol
b. Wali mujbir
c. Wali hakim
d. Pamannya
e. Saudaranya
13. Pemberian sesuatu yang bernilai dari suami kepada isteri sebab
pernikahan. Pemberian tersebut bisa berupa uang, benda, perhiasan,
atau jasa seperti mengajar Al-Qur‟an. yang demikian pengertian dari
....
a. Hadiah
b. Sedekah
c. Infak
d. Mahar
e. Hibah
14. Menurut ajaran Islam, yang lebih kita utamakan dalam memilih
pasangan hidup adalah ....
a. Agama dan pendidikan
b. Golongan, suku dan kebangsaan
c. Rupa dan adat istiadat setempat
d. Pangkat, golongan dan penghasilan
e. Harta dan tingkat keturunan dalam masyarakat
15. Orang yang tidak halal dinikahi disebut ......
a. Amil
b. Muqim
c. Mahrom
d. Muhallil
e. Mu'min
16. Rasululloh bersabda تى لاناح الا berdasarkan hadist tersebut
pernikahan tidak sah tanpa ....
a. Wali
b. Dua orang saksi
c. Saksi
d. Ijab dan Qobul
e. Dua orang wali
17. Dalam pernikahan saksi yang dihadirkan sebanyak ....
a. Satu laki-laki
b. Satu laki-laki dua perempuan
c. Dua laki-laki
d. Dua laki-laki dua perempuan
e. Tiga laki-laki
18. Kalau nikah ditujukan semata-mata hanya kepada kepuasan biologis,
maka akan timbul dampak negatif sebagai berikut, kecuali ....
a. Perempuan tua tidak berguna lagi dalam kehidupan
b. Kecenderungan pria beristri muda, istri tua diceraikan
c. Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi tujuan pokok
d. Mengakibatkan peledakan penduduk bumi
e. Harkat dan martabat manusia terpelihara, karena fitrah biologisnya
terpenuhi
19. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan nikah adalah …..
a. Supaya hidup manusia tenteram dan bahagia
b. Melaksanakan perintah Allah SWT.
c. Membina rasa kasih saying
d. Mengikuti sunah rasulullah saw.
e. Terpenuhinya kebutuhan biologis semata
20. Berikut ini adalah termasuk kewajiban suami dalam kehidupan
berumah tangga, kecuali ….
a. Memberikan nafkah, sandang pangan kepada istri dan anak-
anaknya
b. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anaknya agar
bertaqwa
c. Menggauli istrinya secara ma‟ruf
d. Memelihara istri dan anak-anaknya dari bencana dunia akherat
e. Menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak disukai suami
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas /Semester
Materi
:
:
XI/2
Hukum Perkawinan
Waktu : 2 X 45 Menit ( 1 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap ajaran
Islam tentang perkawinan dan hukumnya, serta mampu mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hukum perkawinan
C. Indikator
1. Mampu menjelaskan pengertian nikah dan khitbah
2. Dapat mengetahui hukum pernikahan
3. Dapat memahami syarat-syarat wali dan saksi nikah
4. Mengetahui hikmah dari pernikahan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa Mampu menjelaskan pengertian nikah dan khitbah
2. Siswa dapat mengetahui hukum pernikahan
3. Siswa dapat syarat-syarat wali dan saksi nikah
4. Siswa mampu mengetahui hikmah dari pernikahan
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, CTL dan Metode Discovery Learning
G. Media dan Sumber Belajar
Media : Papan Tulis, Spidol, penghapus
Sumber belajar : 1. Buku Paket PAI Fiqih untuk MA Depag
2. Al quran dan terjemah
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Alokasi Waktu
1.
Pembukaan
a. Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
memberi salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan
pembelajaran
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyiapkan sumber belajar
Guru bertanya kembali tentang pengertian nikah
Guru bertanya kepada siswa tentang syarat dan
rukun nikah
Siswa memberikan pendapat rukun dan syarat
nikah
60 menit
Guru menyampaikan hikmah yang dapat diambil
dari pernikahan
Guru melibatkan siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran
b. Elaborasi
Guru menjelaskan sedikit tentang pengertian
perkawinan, rukun, syarat, dan hikmah
perkawinan
Guru menjelaskan langkah-langkah metode
discovery learning
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Masing-masing anggota kelompok dibagi materi
yang berbeda
Guru menyuruh kelompok tim ahli untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan.
c. Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik dan bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh
siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
3.
Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum diketahui
c. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa
d. Guru memberikan tindak lanjut berupa arahan agar
20 menit
siswa mempelajari materi selanjutnya.
e. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
membaca bacaan hamdalah bersama
f. Guru mengucapkan salam
B. Penilaian
1. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk soal : Pilihan Ganda
3. Instrument soal : terlampir
4. Kunci jawaban :
1) E 6) E 11) C 16) A
2) E 7) A 12) C 17) C
3) D 8) C 13) A 18) B
4) B 9) A 14) D 19) D
5) A 10) B 15) B 20) E
6. Teknik penskoran :
Jika benar = skor 1
Jika salah = skor 0
Nilai = jumlah skor x 100
Skor maksimal
Tengaran, 24 Maret 2018
Guru Mapel PAI
Agus Wahib Sabara, S.H.I
NIP:
Peneliti
Hanif Muhibburrahman
NIM: 114-13-043
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Makmun Santoso M.Pd.I
NIP:131233220001023005
MATERI SIKLUS II
E. HUKUM PERKAWINAN
2. Arti Pernikahan atau Perkawinan
Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki
persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah
berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah syarak, nikah itu
berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka
rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT.
Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia
sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan
sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang
berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi
kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat
mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk
mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup
berumah tangga.
Nikah termasuk perbuatan yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Islam telah
menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Dan ada banyak
hikmah di balik anjuran tersebut. Antara lain adalah :
g. Sunnah Para Nabi dan Rasul
h. Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah
i. Salah Satu Jalan Untuk Menjadi Kaya
j. Ibadah Dan Setengah Dari Agama
k. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam
l. Menikah Itu Ciri Khas Makhluk Hidup
6. Hukum Pernikahan
a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah,
artinya boleh dikerjakan boleh ditinggalkan. Bisa disebut juga orang
yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong
keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk
menikah, maka bagi hukum menikah itu menjadi mubah atau boleh.
Tidak dianjurkan untuk segera menikah namun juga tidak ada larangan
atau anjuran untuk mengakhirkannya. Pada kondisi tengah-tengah
seperti ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah. Dikerjakan tidak
ada pahalanya dan ditingkalkan tidak berdosa. Meskipun demikian,
ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan,
hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau
haram.
b. Nikah yang Hukumnya Sunnah
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah
itu sunnah. Alasan yang mereka kemukakan bahwa perintah nikah
dalam berbagai Al-Qur’an dan hadits hanya merupakan anjuran
walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadits tersebut. Akan
tetapi, bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus
wajib, kadangkala menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya
mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah bagi orang yang sudah
mampu memberi nafkah dan berkehendak untuk nikah.
ذ ا أح ح س اىقا الأثاء ناثش تن ىد إ دد اى جا اى ذض
حثا ح ات صح
Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAw bersabda,"Nikahilah
wanita yang banyak anak, karena Aku berlomba dengan nabi lain
pada hari kiamat. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibbam)
c. Nikah yang Hukumnya Wajib
Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan
alasan bahwa diberbagai ayat dan hadits sebagaimana tersebut diatas
disebutkan wajib. Selanjutnya nikah itu wajib sesuai dengan faktor dan
situasi. Jika ada sebab dan faktor tertentu yang menyertai nikah
menjadi wajib. Contoh: jika kondisi seseorang sudah mampu memberi
nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi
seperti itu wajib nikah. Sebab zina adalah perbuatan keji dan buruk
yang dilarang Allah SWT. Sebagai mana firmanNya;
أنحا إ ائن إ عثادم اىح اىص ن ى ا فقشاء ن الأا
اسع الل فضي الل غ عي
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)
d. Nikah yang Hukumnya Makruh
Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan
perkawinan telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia
belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah tanggungannya. Lebih
jelasnya adalah orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan
tidak sempurna kemampuan untuk berhubungan seksual, hukumnya
makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya rela dan punya harta
yang bisa mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi
mereka untuk menikah meski dengan karahiyah.
Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah
suami, melainkan menjadi tanggung jawab pihak suami.
Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab berdampak dharar
bagi pihak wanita. Apalagi bila kondisi demikian berpengaruh kepada
ketaatan dan ketundukan istri kepada suami, maka tingkat
kemakruhannya menjadi jauh lebih besar.
e. Nikah yang Hukumnya Haram
Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk
menyakiti perempuan yang dinikahinya.
Firman Allah di dalam Al-Qur‟an:
اىساء فانحا ا طاب ىن
Maka nikahilah wanita yang engkau senangi. (QS.An-Nisa/4:3)
أنحا ع اىح اىص ن ى إالأا ائن إ نا فقشاء ثادم
اسع الل فضي الل غ عي
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara
kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan kemampuan-
Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui.
(QS.An-Nur/24:32)
Berpijak dari firman Allah dan hadits sebagaimana tersebut di atas,
maka bahwa dapat dijelaskan bahwa hukum menikah itu akan berubah
sesuai dengan faktor dan sebab yang menyertainya. Dalam hal ini
setiap mukalaf penting untuk mengetahuinya. Misalnya, orang-orang
yang belum baligh, seorang pemabuk, atau sakit gila, maka dalam
situasi dan kondisi semacam itu seseorang haram uinutuk menikah.
Sebab, jikja mereja menikah dikhawatirkan hanya akan menimbulkan
mudharat yang lebih besar pada orang lain.
7. Rukun Nikah
Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk
melangsungkan suatu pernikahan. Rukun nikah terdiri atas:
a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar
pria, tidak karena terpaksa, bukan mahram (perempuan calon istri),
tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya
19 tahun.
b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar
perempuan, tidak karena terpaksa, halal bagi calon suami, tidak
bersuami, tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-
kurangnya 16 tahun.
c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini
dilakukan olehy wali mempelai perempuan dan mempelai laki-laki.
Ijab diucapkan wali mempelai perempuan dan kabul diucapkan
wali mempelai laki-laki.
d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragama islam,
baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan),
adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Wali inilah yang
menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan
pernikahannya.
Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai
berikut:
10) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali.
11) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan.
12) Saudara laki-laki kandung.
13) Saudara laklaki sebapak.
14) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung.
15) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.
16) Paman (saudara laki-laki bapak).
17) Anak laki-laki paman.
18) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas
semuanya tidak ada, sedang berhalangan, atau menyerahkan
kewaliannya kepada hakim. .
f. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh
(dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan
tidak sedang ihram haji atau umrah. Pernikahan yang dilakukan
tanpa saksi adalah tidak sah.
8. Pernikahan yang Terlarang
Pernikahan yang terlarang aalah pernikahan yang di haramkan oleh
agama Islam. Adapun penikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:
e. Nikah Mutah
Nikah mut’ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan
untuk sementara waktu saja (hanya untuk bersenang-senang),
misalnya seminggu, satu bulan, atau dua bulan. Masa berlakunya
pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut’ah telah dilarang oleh
rasulullah saw.
f. Nikah Syigar
Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan
anak perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain
menikahkan anak perempuannya kepada laki-laki (pertama) tanpa
mas kawin (pertukaran anak perempuan). Perkawinan ini dilarang
dengan sabda Rasulullah saw.
Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya Rasulullah saw. melarang
perkawinan syigar. (HR. Muslim)
g. Nikah Muhallil
Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-
laki terhadap seorang perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan
bermaksud pernikahan tersebut membuka jalan bagi mantan suami
(pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya tersebut
setelah cerai dan habis masa idah.
Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas
suami yang menalak ba’in untuk mengawini bekas istrinya.
Pernikahan ini dilarang oleh rasulullah saw.
h. Kawin dengan pezina
Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram)
mengawini perempuan pezina. Wanita pezina hanya diperbolehkan
kawin dengan laki-laki pezina, kecuali kalau perempuan itu benar-
benar bertobat.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.
اىضاح لا نحا إلا صا ششمح اىضا لا نح إلا صاح أ
ؤ رىل عيى اى حش ششك أ
Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina
perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan Pezina
perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki
atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan
bagi orang mukmin. (QS. An-Nur/24:3)
Akan tetapi, kalau perempuan pezina tersebut sudah bertobat,
halallah perkawinan yang dilakukannya.
Dengan demikian, secara lahiriah perempuan pezina kalau
benar-benar bertobat, maka dapat kawin dengan laki-laki yang
bukan pezina (baiuk-baik)
9. Hikmah Pernikahan
Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri. Ia merupukan pintu gerbang kehidupan
berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan
kehidupan masyrakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat
penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia
pada umumnya.
Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci,
baik, dan mulia. Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara
manusia dari kemungkinan jatuh ke lembah dosa yang disebabkan oleh
nafsu birahi yang tak terkendalikan.
Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara
lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina ketentraman hidup,
menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara
dari noda dan dosa, dan lain-lain. Di bawah ini dikemukakan beberapa
hikmah pernikahan.
f) Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan
jasmaniah dan rohaniah sudah pasti memerlukan ketenangan
jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu dipenuhi
dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada
kebutuhan pria yang pemenuhnya bergantung kepada wanita.
Demikian juga sebaliknya. Pernikahan merupakan lembaga
yang dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan
lembaga yang ampuh untuk membina ketenangan, ketentraman,
dan kasih sayang keluarga.
Allah berfirman:
جعو أفسن أصاجا ىرسنا إىا أ خيق ىن آاذ
رفنش اخ ىق ف رىل ح إ سح ج د تن
Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah dia
meniptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia
menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terhadap tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-
Rum/30:21)
g) Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik
Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan
shaleh. Anak yang shaleh adalah idaman semua orang tua.
Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan selalu
mendoakan orang tuanya.
Rasulullah saw. bersabda:
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw., bersabda: “Apabila
telah mati manusia cucu Adam, terputuslah amalnya kecuali
tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak shaleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim)
h) Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara
Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan
rumah tangga akan baik. Pelaksanaan ajaran agama terutama
dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur.
Rasulullah saw. memberikan penghargaan yang tinggi kepada
istri yang shaleh. Mempunyai istri yang shaleh, berarti Allah
menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan
agamnya.
i) Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang
Wanita
Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu
tidak boleh dijadikan mainan. Wanita harus diperlakukan
dengan sebaik-baiknya.
Pernikahan merupakan cara untuk memperlakukan wanita
secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus
memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan
terhormat pula.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
عشف تاى عاشش
Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut. (QS.
An-Nisa/4:19)
حصاخ فانح عشف تاى أجس آذ أي تئر
رخزاخ أخذا لا سافحاخ غش
Karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah
mereka maskawin yang pantas, karena mereka adalah
perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina
dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki sebagai
piarannya. (QS. An-Nisa/4:25)
j) Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan
Setiap orang, baik pria maupun wanita, secara naluriah
memiliki nafsu seksual. Nafsu ini memerlukan penyaluran
dengan baik. Saluran yang baik, sehat, dan sah adalah melalui
pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan
tetap mencari penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar
aturan agama, maka akan terjerumus ke lembah perzinahan
atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama.
Firman Allah dalam Surah Al-isra ayat 32:
ساء سثلا فاحشح ما ا إ لا ذقشتا اىض
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
(QS. Al-Isra/17:32)
Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut:
f. Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil.
g. Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita.
h. Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan
terhormat.
i. Dengan nikah agama akan terpelihara.
j. Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu
memakmuram bumi.
SOAL EVALUASI SIKLUS II
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Orang yang akan menikah menjadi wajib hukumnya apabila ....
a. Yang menikah itu belum mempunyai kemampuan apapun
b. Karena kebutuhan biologis
c. Kedua orang tua sudah menyetujuinya
d. Orang itu sudah bekerja dan mempunyai rumah sendiri
e. Orang itu sudah mampu dan sangat mendesak untuk nikah
2. Khamid sudah punya calon istri, setiap kali bertemu padanya, Khamid
selalu ingin menikah dan takut terjerumus pada perbuatan asusila /
zina. Hukum nikah bagi Hamid adalah ....
a. Mubah
b. Makruh
c. Sunah
d. Haram
e. Wajib
3. Akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban
serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan mahrom, dinamakan dengan ...
a. Tijaroh
b. Mudhorobah
c. Muammalah
d. Pernikahan
e. Mukhobaroh
4. Sementara itu bagi orang yang telah berhasrat tetapi belum mempunyai
bekal untuk memberi nafkah, hukum nikah atasnya adalah ....
a. Wajib
b. Makruh
c. Mubah
d. Sunnat
e. Haram
5. Kalau nikah ditujukan semata-mata hanya kepada kepuasan biologis,
maka akan timbul dampak negatif sebagai berikut, kecuali ....
a. Harkat dan martabat manusia terpelihara, karena fitrah biologisnya
terpenuhi
b. Perempuan tua tidak berguna lagi dalam kehidupan
c. Kecenderungan pria beristri muda, istri tua diceraikan
d. Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi tujuan pokok
e. Mengakibatkan peledakan penduduk bumi
6. Rukun nikah adalah suatu perkara yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan nikah, jika tidak maka nikahnya tidak sah. Rukun nikah
itu adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. Calon suami
b. Calon istri
c. Ijab kabul
d. 2 orang saksi
e. Bapak pengantin wanita
7. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang
yang sah menjadi wali pengatin wanita sebagai berikut, kecuali ....
a. Saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita
b. Bapak pengantin wanita
c. Saudara laki-laki sebapak
d. Anak laki-laki dari saudara sebapak
e. Kakek mempelai wanita
8. Kewajiban material suami kepada istrinya adalah ....
a. Memberi perlindungan keselamatan kepada istrinya
b. Memberi kesehatan badan dan rohani istri
c. Memberi nafkah istri sesuai kemampuannya
d. Memperhatikan keadaan istrinya
e. Meningkatkan mutu keislaman istrinya
9. Rasululloh bersabda لاناح الاتى berdasarkan hadist tersebut
pernikahan tidak sah tanpa ....
a. Wali
b. Dua orang saksi
c. Saksi
d. Ijab dan Qobul
e. Dua orang wali
10. Istri yang di tinggal meninggal oleh suami maka masa iddahnya
selama . . . .
a. 3 bulan
b. 3 kali suci
c. 4 bulan 10 hari
d. 5 bulan
e. 6 bulan
11. Dibawah ini yang bukan termasuk rukun nikah, yaitu
a. Akad
b. Wali
c. Dua orang saksi
d. Mahar
e. Mempelai pria dan wanita
12. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Terhindar dari perbuatan maksiat
2) Untuk meneruskan kehidupan manusia
3) Pasangan yang didapat sesuai dengan perilaku
4) Terwujudnya ketentraman, kasih sayang dan cinta
5) Ikatan yang menyatukan seorang laki-laki dan wanita
6) Merupakan status simbol dalam kehidupan masyarakat
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk hikmah pernikahan adalah
nomor . . . .
a. 1), 2) dan 3)
b. 4), 5) dan 6)
c. 1), 2) dan 4)
d. 3), 5) dan 6)
e. 2), 3) dan 4)
13. Kewajiban immaterial suami terhadap istrinya adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. Meningkatkan kualitas keislaman istri
b. Bergaul dengan baik terhadap istrinya
c. Memperhatikan keadaan istri
d. Menjaga dan melindungi istri
e. Memberikan kebebasan istrinya dalam segala hal
14. Seorang wanita yang tidak ada wali nasabnya, maka apabila menikah
siapa yang berhak menjadi wali ?
a. Wali 'adol
b. Wali mujbir
c. Pamannya
d. Wali hakim
e. Saudaranya
15. Pemberian sesuatu yang bernilai dari suami kepada isteri sebab
pernikahan. Pemberian tersebut bisa berupa uang, benda, perhiasan,
atau jasa seperti mengajar Al-Qur‟an. yang demikian pengertian dari ...
a. Hadiah
b. Mahar
c. Sedekah
d. Infak
e. Hibah
16. Menurut ajaran Islam, yang lebih kita utamakan dalam memilih
pasangan hidup adalah ....
a. Agama dan pendidikan
b. Golongan, suku dan kebangsaan
c. Rupa dan adat istiadat setempat
d. Pangkat, golongan dan penghasilan
e. Harta dan tingkat keturunan dalam masyarakat
17. Orang yang tidak halal dinikahi disebut ......
a. Amil
b. Muqim
c. Mahrom
d. Muhallil
e. Mu'min
18. Pernikahan yang dilarang adalah pernikahan yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang dengan
menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad nikah, misalnya satu
minggu, satu bulan dan seterusnya. Dengan berakhirnya batas waktu
maka dengan sendirinya pernikahan berakhir tanpa ada ucapan talaq,
maka nikah yang demikian disebut....
a. Nikah Syighar
b. Nikah Mut‟ah
c. Nikah tahlil
d. Menikahi Mahram
e. Pernikahan dalam Masa Iddah
19. Seseorang yang melaksanakan pernikahan dengan niat untuk balas
dendam, maka hukum melaksanakan pernikahan seperti tersebut, yaitu
a. Mubah
b. Sunnah
c. Makruh
d. Haram
e. Wajib
20. Ibu Siti ketika menikah dengan bapak Ahmad membawa seorang putri
yang bernama Aisyah, ketika perkawinan mereka kandas di tengah
jalan dan perceraian merupakan jalan terbaik. Seandainya bapak
Ahmad ingin menikah kembali, maka terlarang baginya untuk
menikahi Aisyah, karena Aisyah merupakan mahram dengan sebab . . .
.
a. Keturunan
b. Persusuan
c. Pernikahan
d. Dimadu
e. Pertalian agama
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (berkaitan dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan dipelajari
Penguasaan bahan ajar
6. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
7. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
Kegiatan belajar mengajar
8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
belajar yang disampaikan
9. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
10. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
11. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
discovery learning
12. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
dengan tepat
13. Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi
pembelajaran
14. Melibatkan siswa ikut aktif dalam pembelajaran
15. Mampu memberikan timbal balik terkait materi
pembelajaran
16. Mampu memberikan penguatan terkait hasil materi
17. Memiliki keterampilan membangkitkan semangat
anak dan menjelaskan tata cara metode discovery
learning
18. Memiliki keterampilan membagi kelompok dan
menunjuk siswa untuk menjadi tim ahli untuk
mendiskusikan terkait pembagian materi
pembelajaran
19. Melanjutkan diskusi masing-masing sub materi tiap
kelompoknya
Evaluasi pembelajaran
20. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
21. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut/follow up
24. Memberi tugas kepada siswa
25. Menginformasikan materi bahan ajar yang akan dipelajari selanjutnya
Jumlah 2 18 5 0
Total 8 54 10 0
Total Kinerja Guru 72
Kategori Sedang
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori Total Kinerja Guru:
76-100 = Baik
51-75 = Sedang
25-50 = Kurang (Sulistiowati, 2016: 89)
Tengaran, 10 Maret 2018
Pengamat
Prehanto, S.Pd.I.
TABEL PENGAMATAN SISWA SIKLUS I
No. Jenis Keterlibatan Skor
1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa ketika
pembelajaran
2. Perhatian terhadap media
3. Memperhatikan materi yang disampaikan
4. Keaktifan dalam bertanya
5. Keaktifan menjawab pertanyaan
6. Keaktifan siswa pada saat berdiskusi
7. Antusias dalam melaksanakan metode
pembelajaran discovery learning
8. Kesungguhan menjawab pertanyaan evaluasi
9. Kemandirian mengerjakan soal
Jumlah 1 8 9 4
Total 22
Keterangan:
Skor 1 : Kurang
Skor 2 : Cukup
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Kategori Pengamatan Siswa:
1-12 : Kurang
13-24 : Cukup
35-36 : Baik (Istiqomah, 2015: 65)
Tengaran, 10 Maret 2018
Pengamat
Prehanto, S.Pd.I.
TABEL PENGAMATAN GURU SIKLUS II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (berkaitan dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan
dipelajari
Penguasaan bahan ajar
6. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
7. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
Kegiatan belajar mengajar
8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
belajar yang disampaikan
9. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
10. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
11. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
discovery learning
12. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
dengan tepat
13. Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi
pembelajaran
14. Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
15. Mempu memberikan umpan balik terkait materi
pembelajaran
16. Mampu memberikan penguatan terkait hasil diskusi
siswa
17. Mampu memberikan penguatan terkait materi
18. Memiliki keterampilan membagi kelompok dan
menunjuk siswa untuk menjadi tim ahli untuk
mendiskusikan terkait pembagian materi
pembelajaran
19. Melanjutkan diskusi masing-masing sub materi tiap
kelompoknya
Evaluasi pembelajaran
20. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
21. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
H. Tindak lanjut/follow up
24. Memberi tugas kepada siswa
25. Menginformasikan materi bahan ajar yang akan
dipelajari selanjutnya
Jumlah 22 3 0 0
Total 88 9 0 0
Total Kinerja Guru 97
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori Total Kinerja Guru:
76-100 = Baik
51-75 = Sedang
25-50 = Kurang (Sulistiowati, 2016: 89)
Tengaran, 24 Maret 2018
Pengamat
Prehanto, S.Pd.I.
PENGAMATAN SISWA SIKLUS II
No. Jenis Keterlibatan Skor
1 2 3 4
1. Antusias dan perhatian siswa ketika
pembelajaran
2. Perhatian terhadap media
3. Memperhatikan materi yang disampaikan
4. Keaktifan dalam bertanya
5. Keaktifan menjawab pertanyaan
6. Keaktifan siswa pada saat berdiskusi
7. Antusias siswa dalam pelaksanaan metode
pembelajaran discovery learning dan
kedisiplinan saat memainkan tongkat
8. Kesungguhan menjawab pertanyaan evaluasi
9. Kemandirian mengerjakan soal
Jumlah 36
Total 36
Keterangan:
Skor 1 : Kurang
Skor 2 : Cukup
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Kategori Pengamatan Siswa:
1-12 : Kurang
13-24 : Cukup
35-36 : Baik (Istiqomah, 2015: 65)
Tengaran, 24 Maret 2018
Pengamat
Prehanto, S.Pd.I.
Nama :
Kelas :
SOAL EVALUASI SIKLUS I
II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
21. Akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban
serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan mahrom, dinamakan dengan ...
f. Tijaroh
g. Mudhorobah
h. Muammalah
i. Pernikahan
j. Mukhobaroh
22. Bagi seseorang yang dipandang dari pertumbuhan
jasmaniyahnyasudah layak menikah hanya saja ia khawatir tidak bisa
memberikan nafkahkepada calon istrinya….
f. Wajib
g. Haram
h. Sunah
i. Makruh
j. Mubah
23. Hukum asal pernikahan yaitu,
f. Haram
g. Sunnah
h. Jaiz
i. Wajib
j. makruh
24. Pernikahan yang dilarang adalah pernikahan yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang dengan
menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad nikah, misalnya satu
minggu, satu bulan dan seterusnya. Dengan berakhirnya batas waktu
maka dengan sendirinya pernikahan berakhir tanpa ada ucapan talaq,
maka nikah yang demikian disebut....
f. Nikah Syighar
g. Nikah Mut‟ah
h. Nikah tahlil
i. Menikahi Mahram
j. Pernikahan dalam Masa Iddah
25. Seseorang yang melaksanakan pernikahan dengan niat untuk balas
dendam, maka hukum melaksanakan pernikahan seperti tersebut, yaitu
f. Mubah
g. Sunnah
h. Haram
i. Makruh
j. Wajib
26. Ibu Siti ketika menikah dengan bapak Ahmad membawa seorang putri
yang bernama Aisyah, ketika perkawinan mereka kandas di tengah
jalan dan perceraian merupakan jalan terbaik. Seandainya bapak
Ahmad ingin menikah kembali, maka terlarang baginya untuk
menikahi Aisyah, karena Aisyah merupakan mahram dengan sebab . . .
.
f. Keturunan
g. Persusuan
h. Pernikahan
i. Pertalian agama
j. Dimadu
27. Seseorang yang dipandang dari segi jasmaniah dan umur sudah layak
menikah namun tidak mampu memberikan nafkah, maka hukum
pernikahan tersebut adalah.....
f. Haram
g. Makruh
h. Mubah
i. Sunnah
j. Wajib
28. Istri yang di tinggal meninggal oleh suami maka masa iddahnya
selama . . . .
f. 3 bulan
g. 3 kali suci
h. 4 bulan 10 hari
i. 5 bulan
j. 6 bulan
29. Dibawah ini yang bukan termasuk rukun nikah, yaitu
f. Akad
g. Wali
h. Dua orang saksi
i. Mahar
j. Mempelai pria dan wanita
30. Perhatikan pernyataan berikut ini!
7) Terhindar dari perbuatan maksiat
8) Untuk meneruskan kehidupan manusia
9) Pasangan yang didapat sesuai dengan perilaku
10) Terwujudnya ketentraman, kasih sayang dan cinta
11) Ikatan yang menyatukan seorang laki-laki dan wanita
12) Merupakan status simbol dalam kehidupan masyarakat
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk hikmah pernikahan adalah
nomor . . . .
f. 1), 2) dan 3)
g. 4), 5) dan 6)
h. 1), 2) dan 4)
i. 3), 5) dan 6)
j. 2), 3) dan 4)
31. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang
yang tidak sah menjadi wali pengantin wanita sebagai berikut,
adalah....
f. Bapak pengantin wanita
g. Saudara laki-laki sebapak
h. Anak laki-laki dari saudara sebapak
i. Kakek mempelai wanita
j. Saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita
32. Seorang wanita yang tidak ada wali nasabnya, maka apabila menikah
siapa yang berhak menjadi wali ?
f. Wali 'adol
g. Wali mujbir
h. Wali hakim
i. Pamannya
j. Saudaranya
33. Pemberian sesuatu yang bernilai dari suami kepada isteri sebab
pernikahan. Pemberian tersebut bisa berupa uang, benda, perhiasan,
atau jasa seperti mengajar Al-Qur‟an. yang demikian pengertian dari
....
f. Hadiah
g. Sedekah
h. Infak
i. Mahar
j. Hibah
34. Menurut ajaran Islam, yang lebih kita utamakan dalam memilih
pasangan hidup adalah ....
f. Agama dan pendidikan
g. Golongan, suku dan kebangsaan
h. Rupa dan adat istiadat setempat
i. Pangkat, golongan dan penghasilan
j. Harta dan tingkat keturunan dalam masyarakat
35. Orang yang tidak halal dinikahi disebut ......
f. Amil
g. Muqim
h. Mahrom
i. Muhallil
j. Mu'min
36. Rasululloh bersabda لاناح الاتى berdasarkan hadist tersebut
pernikahan tidak sah tanpa ....
f. Wali
g. Dua orang saksi
h. Saksi
i. Ijab dan Qobul
j. Dua orang wali
37. Dalam pernikahan saksi yang dihadirkan sebanyak ....
f. Satu laki-laki
g. Satu laki-laki dua perempuan
h. Dua laki-laki
i. Dua laki-laki dua perempuan
j. Tiga laki-laki
38. Kalau nikah ditujukan semata-mata hanya kepada kepuasan biologis,
maka akan timbul dampak negatif sebagai berikut, kecuali ....
f. Perempuan tua tidak berguna lagi dalam kehidupan
g. Kecenderungan pria beristri muda, istri tua diceraikan
h. Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi tujuan pokok
i. Mengakibatkan peledakan penduduk bumi
j. Harkat dan martabat manusia terpelihara, karena fitrah biologisnya
terpenuhi
39. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan nikah adalah …..
f. Supaya hidup manusia tenteram dan bahagia
g. Melaksanakan perintah allah swt.
h. Membina rasa kasih saying
i. Mengikuti sunah rasulullah saw.
j. Terpenuhinya kebutuhan biologis semata
40. Berikut ini adalah termasuk kewajiban suami dalam kehidupan
berumah tangga, kecuali ….
f. Memberikan nafkah, sandang pangan kepada istri dan anak-
anaknya
g. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anaknya agar
bertaqwa
h. Menggauli istrinya secara ma‟ruf
i. Memelihara istri dan anak-anaknya dari bencana dunia akherat
j. Menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak disukai suami
Nama :
Kelas :
SOAL EVALUASI SIKLUS II
II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
21. Orang yang akan menikah menjadi wajib hukumnya apabila ....
f. Yang menikah itu belum mempunyai kemampuan apapun
g. karena kebutuhan biologis
h. Kedua orang tua sudah menyetujuinya
i. Orang itu sudah bekerja dan mempunyai rumah sendiri
j. Orang itu sudah mampu dan sangat mendesak untuk nikah
22. Khamid sudah punya calon istri, setiap kali bertemu padanya, Khamid
selalu ingin menikah dan takut terjerumus pada perbuatan asusila /
zina. Hukum nikah bagi Hamid adalah ....
f. Mubah
g. Makruh
h. Sunah
i. Haram
j. Wajib
23. Akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban
serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan mahrom, dinamakan dengan ...
f. Tijaroh
g. Mudhorobah
h. Muammalah
i. Pernikahan
j. Mukhobaroh
24. Sementara itu bagi orang yang telah berhasrat tetapi belum mempunyai
bekal untuk memberi nafkah, hukum nikah atasnya adalah ....
f. Wajib
g. Mubah
h. Sunnat
i. Haram
j. Makruh
25. Kalau nikah ditujukan semata-mata hanya kepada kepuasan biologis,
maka akan timbul dampak negatif sebagai berikut, kecuali ....
f. Perempuan tua tidak berguna lagi dalam kehidupan
g. Kecenderungan pria beristri muda, istri tua diceraikan
h. Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi tujuan pokok
i. Mengakibatkan peledakan penduduk bumi
j. Harkat dan martabat manusia terpelihara, karena fitrah biologisnya
terpenuhi
26. Rukun nikah adalah suatu perkara yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan nikah, jika tidak maka nikahnya tidak sah. Rukun nikah
itu adalah sebagai berikut, kecuali ....
f. Calon suami
g. Calon istri
h. Ijab kabul
i. 2 orang saksi
j. Bapak pengantin wanita
27. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang
yang sah menjadi wali pengatin wanita sebagai berikut, kecuali ....
f. Bapak pengantin wanita
g. Saudara laki-laki sebapak
h. Anak laki-laki dari saudara sebapak
i. Kakek mempelai wanita
j. Saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita
28. Kewajiban material suami kepada istrinya adalah ....
f. Memberi perlindungan keselamatan kepada istrinya
g. Memberi kesehatan badan dan rohani istri
h. Memberi nafkah istri sesuai kemampuannya
i. Memperhatikan keadaan istrinya
j. Meningkatkan mutu keislaman istrinya
29. Rasululloh bersabda لاناح الاتى berdasarkan hadist tersebut
pernikahan tidak sah tanpa ....
f. Wali
g. Dua orang saksi
h. Saksi
i. Ijab dan Qobul
j. Dua orang wali
30. Istri yang di tinggal meninggal oleh suami maka masa iddahnya
selama . . . .
f. 3 bulan
g. 3 kali suci
h. 4 bulan 10 hari
i. 5 bulan
j. 6 bulan
31. Dibawah ini yang bukan termasuk rukun nikah, yaitu
f. Akad
g. Wali
h. Dua orang saksi
i. Mahar
j. Mempelai pria dan wanita
32. Perhatikan pernyataan berikut ini!
7) Terhindar dari perbuatan maksiat
8) Untuk meneruskan kehidupan manusia
9) Pasangan yang didapat sesuai dengan perilaku
10) Terwujudnya ketentraman, kasih sayang dan cinta
11) Ikatan yang menyatukan seorang laki-laki dan wanita
12) Merupakan status simbol dalam kehidupan masyarakat
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk hikmah pernikahan adalah
nomor . . . .
k. 1), 2) dan 3)
l. 4), 5) dan 6)
m. 1), 2) dan 4)
n. 3), 5) dan 6)
o. 2), 3) dan 4)
33. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang
yang tidak sah menjadi wali pengantin wanita sebagai berikut,
adalah....
a. Bapak pengantin wanita
b. Saudara laki-laki sebapak
c. Anak laki-laki dari saudara sebapak
d. Kakek mempelai wanita
e. Saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita
34. Seorang wanita yang tidak ada wali nasabnya, maka apabila menikah
siapa yang berhak menjadi wali ?
f. Wali 'adol
g. Wali mujbir
h. Wali hakim
i. Pamannya
j. Saudaranya
35. Pemberian sesuatu yang bernilai dari suami kepada isteri sebab
pernikahan. Pemberian tersebut bisa berupa uang, benda, perhiasan,
atau jasa seperti mengajar Al-Qur‟an. yang demikian pengertian dari ...
f. Hadiah
g. Sedekah
h. Infak
i. Mahar
j. Hibah
36. Menurut ajaran Islam, yang lebih kita utamakan dalam memilih
pasangan hidup adalah ....
f. Agama dan pendidikan
g. Golongan, suku dan kebangsaan
h. Rupa dan adat istiadat setempat
i. Pangkat, golongan dan penghasilan
j. Harta dan tingkat keturunan dalam masyarakat
37. Orang yang tidak halal dinikahi disebut ......
f. Amil
g. Muqim
h. Mahrom
i. Muhallil
j. Mu'min
38. Pernikahan yang dilarang adalah pernikahan yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang dengan
menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad nikah, misalnya satu
minggu, satu bulan dan seterusnya. Dengan berakhirnya batas waktu
maka dengan sendirinya pernikahan berakhir tanpa ada ucapan talaq,
maka nikah yang demikian disebut....
f. Nikah Syighar
g. Nikah Mut‟ah
h. Nikah tahlil
i. Menikahi Mahram
j. Pernikahan dalam Masa Iddah
39. Seseorang yang melaksanakan pernikahan dengan niat untuk balas
dendam, maka hukum melaksanakan pernikahan seperti tersebut, yaitu
f. Mubah
g. Sunnah
h. Haram
i. Makruh
j. Wajib
40. Ibu Siti ketika menikah dengan bapak Ahmad membawa seorang putri
yang bernama Aisyah, ketika perkawinan mereka kandas di tengah
jalan dan perceraian merupakan jalan terbaik. Seandainya bapak
Ahmad ingin menikah kembali, maka terlarang baginya untuk
menikahi Aisyah, karena Aisyah merupakan mahram dengan sebab . . .
.
f. Keturunan
g. Persusuan
h. Pernikahan
i. Pertalian agama
j. Dimadu
Daftar Nilai Prasiklus
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 70 T
2 Arif Nur Sholeh 50 BT
3 Diyah Ayu 50 BT
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 60 BT
5 Fenty Aryana 70 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 70 T
8 Kurnia Chandra 50 BT
9 Latif Nafi‟udin 50 BT
10 M. Misbachul Munir 80 T
11 M. Zainal Arifin 80 T
12 Maita Isnaeni 60 BT
13 Mistakhudin 40 BT
14 Mila Arina 50 BT
15 Muchammad Ni‟am 60 BT
16 Muhamad Hafid 50 BT
17 Muhammad Hasim 70 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 70 T
19 Muhammad Mazza 50 BT
20 Nurul Hidayatul 60 BT
21 Oktaviana 50 BT
22 Saidah 50 BT
Jumlah 1300
Rata-rata 59,09
Ketuntasan Klasikal 36
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 70 T
2 Arif Nur Sholeh 70 T
3 Diyah Ayu 65 BT
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 60 BT
5 Fenty Aryana 80 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 75 T
8 Kurnia Chandra 65 BT
9 Latif Nafi‟udin 65 BT
10 M. Misbachul Munir 70 T
11 M. Zainal Arifin 80 T
12 Maita Isnaeni 85 T
13 Mistakhudin 80 T
14 Mila Arina 60 BT
15 Muchammad Ni‟am 70 T
16 Muhamad Hafid 75 T
17 Muhammad Hasim 75 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 70 T
19 Muhammad Mazza 55 BT
20 Nurul Hidayatul 65 BT
21 Oktaviana 65 BT
22 Saidah 65 BT
Jumlah
1525
Rata-rata
69,3
Ketuntasan Klasikal
55%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Aina‟ul Wavaroh 80 T
2 Arif Nur Sholeh 76 T
3 Diyah Ayu 76 T
4 Evi Ma‟rifatul Fauziah 86 T
5 Fenty Aryana 87 T
6 Fitriani Rinta 60 BT
7 Istikomah 90 T
8 Kurnia Chandra 90 T
9 Latif Nafi‟udin 76 T
10 M. Misbachul Munir 90 T
11 M. Zainal Arifin 95 T
12 Maita Isnaeni 78 T
13 Mistakhudin 90 T
14 Mila Arina 90 T
15 Muchammad Ni‟am 75 T
16 Muhamad Hafid 85 T
17 Muhammad Hasim 90 T
18 Mukhamad Ikhlasul Ali 86 T
19 Muhammad Mazza 72 T
20 Nurul Hidayatul 85 T
21 Oktaviana 86 T
22 Saidah 90 T
Jumlah 2437
Rata-rata 81.23
Ketuntasan Klasikal
93.33
DOKUMENTASI
Guru menjelaskan sedikt pengertian perkawinan
Siswa mencatat hasil diskusi
Siswa
mengerjakan evaluasi
Siswa
mempresentasikan hasil diskusi
Siswa aktif dalam diskusi
Siswa
menanyakan kepada guru tentang materi yang belum diketahui
top related