PENGUATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL
Post on 23-Dec-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS 25
PENGUATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL
Disusun oleh:
Nama : Ni Ketut Rizkitha DeviNRP : 1413100003Jurusan : Kimia
Dosen :
Windiani, S.Sos, M.Si
UNIT PENGELOLA MATAKULIAH BERSAMA (UPMB)INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penguatan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Ekonomi Lokal” dengan lancar. Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk menyelesaiakan tugas tengah semester Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya
kepada :
1. Ibu Windiani, S.Sos, M.Si , Dosen Kewarganegaraan, yang telah memberikan
bimbingan dan dukungannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
2. Orang tua dan keluarga di rumah yang telah memberikan bantuan materil maupun
doanya serta dukungan yang tiada henti sehingga pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan
3. Teman – teman yang telah memberikan dukungan
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kekurangan atau kesalahan. Namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang
tidak disadari oleh penulis. Oleh sebab itu, penulis menerima saran dan kritik agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih.
Surabaya, 27 April 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................3
2.1 Partisipasi Masyarakat.............................................................................................3
2.1.1 Bentuk dan Tipe Masyarakat............................................................................4
2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi..............................................4
2.2 Pembangunan Ekonomi Lokal.................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................10
4.1 Kesimpulan............................................................................................................10
4.2 Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
LAMPIRAN....................................................................................................................12
BIOGRAFI PENULIS.....................................................................................................15
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Partisipasi masyarakat merupakan aspek yang penting dalam pembangunan
ekonomi lokal. Hal ini disebabkan karena partisipasi masyarakat merupakan salah satu
dari tiga unsur pembangunan berorientasi masyarakat disamping unsur keadilan dan
unsur pemberdayaan. Selain itu, partisipasi masyarakat juga dijadikan faktor penentu
serta sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi lokal. Seberapa
kerasnya usaha pemerintah untuk membangun ekonomi lokal, jika tidak melibatkan
serta menumbuhkan partisipasi masyarakat serta tidak didukung oleh masyarakat, maka
tingkat keberhasilan pembangunan dan keberlanjutan progam pembangunan ekonomi
lokal akan berbeda dengan hasil yang diperoleh jika masyarakat turut berpartisipasi
didalamnya.
Dalam era modern ini, masyarakat tidak boleh hanya menjadi seorang yang
menuruti keputusan dari penguasa saja. Akan tetapi, masyarakat harus turut
berpartisipasi dalam setiap pengambilan keputusan dari proses perencanaan hingga
evaluasinya. Partisipasi masyarakat harus secara kontinyu dalam pembangunan
ekonomi lokal.
Akan tetapi, partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi hanya sebatas
partisipasi pasif sehingga pembangunan ekonomi lokal belum terasa dampaknya.
Sebagai contoh, kurang partisipasinya masyarakat terhadap program kemitraan mandiri
yang telah dikeluarkan pemerintah. Padahal program ini akan meningkatkan
pembangunan ekonomi masyarakat sehingga hal ini akan berdampak langsung kepada
semakin tingginya pembangunan ekonomi lokalnya. Sehingga diperlukan upaya untuk
menguatkan dan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi
lokal tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang
diperoleh adalah bagaimana upaya menguatkan partisipasi masyarakat sehingga
terciptanya masyarakat partisipatif dalam pembangunan ekonomi lokal.
2
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui upaya –
upaya menguatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi lokal sehingga
nantinya diharapkan terbentuknya masyarakat yang partisipatif dalam pembangunan
ekonomi lokal.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah masyarakat diharapkan lebih
mengetahui bagaimana partisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi lokal sehingga
semakin menguatkan partisipasinya dalam pembangunan ekonomi lokal dan masyarakat
dapat lebih meningkatkan peran sertanya dalam mewujudkan pembangunan ekonomi
lokal. Selain itu, pemerintah diharapkan lebih membina dan membawa masyarakat
untuk lebih mebuka ruang berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi lokal dan
diharapkan dengan adanya pembangunan ekonomi lokal dapat lebih meningkatkan
pemberdayaan masyarakat.
3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Partisipasi Masyarakat
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999) partisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan
upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi
perubahan yang terjadi. Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam)
pengertian, yaitu:
i. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut
serta dalam pengambilan keputusan;
ii. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-
proyek pembangunan;
iii. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri;
iv. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
v. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para
staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;
vi. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan,
dan lingkungan mereka.
(Loekman, 1995)
Jadi, partisipasi masyarakat adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau
sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam
4
program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
sampai pada tahap evaluasi (Loekman, 1995).
Pentingnya partisipasi masyarakat menurut Conyers (1991) sebagai berikut:
1. Suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap
masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta
proyek-proyek akan gagal
2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika
merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan
lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut
3. Suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat
mereka sendiri.
(Conyers, 1991)
Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya
kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak
langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih
panjang (Loekman, 1995).
2.1.1 Bentuk dan Tipe Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk partisipasi yang
diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dapat dilihat pada Gambar 1 Partisipasi
Masyarakat Nyata (Partisipasi Tenaga) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan
dalam bentuk tidak nyata (abstrak) dapat dilihat pada Gambar 2 Partisipasi Masyarakat
Tidak Nyata (Partisipasi Representatif). Bentuk – bentuk partisipasi masyarakat dapat
dilihat pada Tabel 1 Bentuk – Bentuk Partisipasi Masyarakat yang terdapat pada
lampiran. Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat kita sebut juga sebagai
tingkatan partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dapat dilihat pada Gambar 3 Tipe
Partisipasi Masyarakat Partisipasi Fungsional. Tipe partisipasi masyarakat dapat dilihat
pada Tabel 2 Tipe – Tipe Partisipasi Masyarakat pada lampiran (Soelaiman, 1980).
2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
5
Angell (dalam Ross, 1967) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam
masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada
nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang
berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam
banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga,
akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.
3. Pendidikan
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap
lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari
dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.
5. Lamanya tinggal
Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki
terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam
setiap kegiatan lingkungan tersebut.
(Ndraha, 1990)
Sedangkan menurut Holil (1980), unsur-unsur dasar partisipasi sosial yang juga
dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah:
i. Kepercayaan diri masyarakat;
ii. Solidaritas dan integritas sosial masyarakat;
iii. Tanggungjawab sosial dan komitmen masyarakat;
6
iv. Kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki keadaan dan
membangun atas kekuatan sendiri;
v. Prakarsa masyarakat atau prakarsa perseorangan yang diterima dan diakui
sebagai/menjadi milik masyarakat;
vi. Kepentingan umum murni;
vii. Organisasi, keputusan rasional dan efisiensi usaha;
viii. Musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan;
ix. Kepekaan dan ketanggapan masyarakat terhadap masalah, kebutuhan-kebutuhan
dan kepentingan-kepentingan umum masyarakat.
(Soelaiman, 1980)
Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga
dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut Holil (1980: 10) ada 4 poin yang
dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:
i. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara warga
masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat
dengan sistem di luarnya;
ii. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga,
pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang
menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi
masyarakat;
iii. Kesempatan untuk berpartisipasi;
iv. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi.
(Loekman, 1995)
2.2 Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan ekonomi lokal adalah proses pembangunan dimana pemenrintah
lokal atau kelompok masyarakat mengatur sumber daya yang ada dan melakukan
hubungan rekanan baru dengan swasta atau lainnya untuk membuat pekerjaan –
pekerjaan baru dan merangsang aktivitas ekonoi wilayahnya. Pembangunan ekonomi
lokal (local economic development) beranggapan bahwa pengembangan wilayah sangat
ditentukan oleh tumbuh kembangnya wiraswasta lokal yang ditopang kelembagaan –
kelembagaan di wilayah tersebut yang meliputi industr, universitas/institut, asosiasi
7
kegiatan usaha, pemerintah daerah, pengusaha lokal dan lainnya. Pembangunan
ekonomi lokal mencakup pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif,
perbaikan kapasitas kerja untuk menghasilkan prosuk dan jasa yang lebih baik,
identifikasi pasar – pasar baru, transfer ilmu pengetahuan serta pembangunan usaha –
usaha baru (Soelaiman, 1980).
Menurut Coffey dan Polase (1984), pembanguan ekonomi lokal ditandai dengan
4 perkembangan sebagai berikut :
1. Tumbuhnya kewiraswastaan – kewiraswastaan lokal
2. Lepas landas perusahaan – perusahaan lokal
3. Berkembangnya perusahaan – perusahaan lokal
4. Terbentuknya suatu perekonomian wilayah yang bertumpu pada kegiatan dan
inisiatif lokal serta keunggulan komparatif ekonomi lokal
(Soelaiman, 1980)
Empat peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan
ekonomi lokal yaitu :
1. Enterpreneur
Pemerintah daerah bertenggung jawab untuk menjalankan suatu bisnis dengan
cara mengintroduksi suatu produk – produk baru, penggunaan metode berproduksi
baru, pembukaan pasar baru dan diperolehnya sumber – sumber bahan mentah
baru.
2. Koordinator
Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk menetapkan
kebijakan atau mengusulkan strategi – strategi bagi pembangunan di daerahnya.
3. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan
lingkungan attitudinal (budaya masyarakat) di daerahnya.
4. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha
melalui tindakan – tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan –
8
perusahaan untuk masuk ke daerah dan menjaga agar perusahaan – perusahaan
yang telah ada tetap di daerah tersebut.
(Soelaiman, 1980)
9
BAB III PEMBAHASAN
Usaha untuk menguatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi
lokal berkaitan dengan beberapa kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum partisipasi
bebas. Hal ini terjadi ketika masyarakat menyadari bahwa situasi sekarang tidak
memuaskan, tidak sesuai dengan tujuan mereka, yang mungkin untuk dirubah dan
diperbaiki dan bahwa mereka dapat dan akan menyumbang terhadap perubahan situasi
ini. Masyarakat harus diyakinkan bahwa keuntungan berkaitan dengan proses
pembangunan ekonomi lokal yang direncanakan dan partisipasi mereka lebih besar dari
biayanya. Masyarakat diyakinkan bahwa mereka akan mendapat beberapa keuntungan
ekologi, sosial atau material. Masyarakat harus harus diberi kesempatan untuk terlibat
dalam beberapa tahap dari proses pembangunan ekonomi lokal yang direncanakan.
Masyarakat akan berpartisipasi bila dari konteks sosial dan politik membuatnya
mungkin untuk berpartisipasi. Beberapa ahli, menyejajarkan partisipasi masyarakat
dengan pemberdayaan masyarakat. Peningkatan partisipasi masyarakat atau
pemberdayaan masyarakat terlebih dahulu harus diupayakan beberapa hal untuk
terciptanya suasana yang kondusif dalam pembangunan ekonomi lokal antara lain:
Menciptakan kondisi pemberdayaan
Masyarakat yang madani yang mampu turut serta dalam pembangunan ekonomi
lokal tidak muncul dengan sendirinya. Akan tetapi dibina secara bertahap oleh
pemerintah pada tahap pertama, kemudian ditangani oleh masyarakat sendiri
Memberikan kesempatan agar masyarakat semakin berdaya
Pemberian peran kepada LSM merupakan suatu bentuk pemberian kesempatan
agar masyarakat semakin berdaya sehingga akan semakin meningkatkan
pembangunan ekonomi lokal kedepannya.
Perlindungan agar keberdayaan dapat berkembang
Perlindungan terhadap ketidakberdayaan masyarakat melalui berbagai progam
dan pemberian bimbingan dan kesempatan kepada LSM agar ikut serta dalam
pembangunan dilakukan untuk sementara, sampai akhirnya masyarakat mandiri dan
dapat bersaing dalam era globalisasi.
10
Meningkatkan kemampuan agar semakin berdaya
Peningkatan kemampuan gar masyarakat berdaya dilakukan melalui pendidikan
dan pelatihan. Selain itu, termasuk akses terhadap sumber – sumber pembangunan
agar tidak dimonopoli oleh sekelompok anggota yang berkuasa, tetapi memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap anggota masyarakat yang mampu,
memberikan kesempatan pada lahirnya suatu masyarakat yang berdasarkan
profesionalisme.
Terdapatnya fungsi pemerintah dalam turut serta membangun partisipasi
masyarakat dalam pembangunan ekonomi lokal.
Pemerintah yang diharapkan adalah yang bersih dan efektif dan terhindar dari
kekuatan sistem birokrasi serta pemberian wewenang yang lebih luas kepada daerah
untuk menangani masalah daerahnya sendiri termasuk untuk mengembangkan
pembangunan ekonomi lokal.
Secara umum, partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi lokal dapat
ditinjau dari keterlibatannya dalam tahapan – tahapan pembangunan. Aspirasi
masyarakat yang diwarnai kebutuhan yang dirasakan, dapat diakomodir. Penguatan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekomomi lokal yaitu keterlibatan
masyarakat dalam proses inisiasi, legitimasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi
dan perencanaan kembali.
Pada dasarnya, penguatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi
lokal adalah peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai proses kemandirian
ekonomi masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi lebih antusias dalam
mengembangkan ekonominya dan lebih mandiri dalam mengelola ekonomi dalam
masyarakat. Dalam hal ini, apabila ekonomi dalam setiap masyarakat telah kuat maka
akan berimbas pada meningkatnya ekonomi lokal dari masyarakat tersebut. Hal ini akan
menjadikan penguatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan eknomi lokal.
Karena tidak hanya terdapat peran pasif dari masyarakat dalam membangun ekonomi
lokalnya akan tetapi juga terdapat peran aktif dalam membangun ekonomi lokalnya.
Dan dalam pembangunan ekonomi lokal, masyarakat tidak hanya dijadikan suatu
pemerhati pembangunan ekonomi tetapi diikutsertakan dalam setiap proses
pembangunan ekonomi lokal.
11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menguatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan ekonomi lokal antara lain:
Menciptakan kondisi pemberdayaan dalam masyarakat
Memberikan kesempatan agar masyarakat semakin berdaya dalam mengembangkan
usahanya dalam meningkatkan ekomomi masyarakat
Perlindungan agar keberdayaan dapat berkembang sehingga partisipasi masyarakat
dalam pembangunan ekonomi lokal semakin menguat dan kokoh
Meningkatkan kemampuan masyarakat agar semakin berdaya melalui pendidikan
dan pelatihan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat sehingga dihasilkan
penguatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi lokal
Terdapatnya fungsi pemerintah dalam turut serta membangun partisipasi
masyarakat dalam pembangunan ekonomi lokal.
4.2 Saran
Masyarakat disarankan agar dapat meningkatkan peran sertanya dan partisipasinya
dalam mewujudkan pembangunan ekonomi lokal agar pembangunan dapat lebih
dirasakan oleh masyarakat luas
Bagi pemerintah, disarankan bahwa agar lebih membina dan membawa masyarakat
untuk lebih berpartisipsi sehingga pembangunan tidak hanya dirasakan golongan
tertentu saja tetapi juga masyarakat luas serta disarankan pemerintah untuk lebih
memberdayakan masyarakat sehingga partisipasi masyatakat dalam pembangunan
semakin menguat
Bagi pihak swasta, disarankan untuk lebih berpartisipasi untuk ikut serta dalam
proses pembangunan terutama pembangunan ekonomi lokal dengan memberikan
ruang dan arahan agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana partisipasinya
dalam pembangunan sehingga tercipta masyarakat yang aktif dan kuat
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi lokal dan melahirkan masyarakat yang
berbasis pemberdayaan
12
DAFTAR PUSTAKA
Conyers, D. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia. Yogyakarta: UGM PRess.
Loekman, S. (1995). Menuju Masyarakat Partisipastif. Yogyakarta: Kanisius.
Ndraha. (1990). Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal
Landas. Jakarta: Rineka Cipta.
Soelaiman, H. (1980). Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosila. Bandung:
Bandung Press.
13
LAMPIRAN
Tabel 1 Bentuk – Bentuk Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Nyata
1. Patisipasi uang Bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha –
usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat
yang memerlukan bantuan
2. Partisipasi Harta Benda Partisipasi dalam bentuk menyumbang harta
benda biasanya berupa alat – alat kerja atau
perkakas
3. Partisipasi Tenaga Partisipasi yangn diberikan dalam bentuk tenaga
untuk pelaksanaan usaha – usaha yang dapat
menunjang keberhasilan suatu progam
4. Partisipasi Ketrampilan Memberikan dorongan melalui ketrampilan yang
dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang
membutuhkannya
Partisipasi Tidak Nyata
1. Partisipasi Buah Pikiran Partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau
buah pikiran konstruktif baik untuk menyusun
progam maupun untuk memperlancar pelaksanaan
program dan juga mewujudkannya dengan
memberikan pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan kegiatan yang diikutinya
2. Partisipasi Sosial Partisipasi diberikan oleh partisipan sebagai tanda
paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri
kematian, dan lainnya dan dapat juga sumbangan
perhatian atau tanda kedekatan dalam rangka
memotivasi orang lain untuk berpartisipasi.
3. Pengambilan Keputusan Masyarakat terlibat dalam setiap diskusi/forum
dalam rangka untuk mengambil keputusan yang
14
terkait dengan kepentingan bersama.
4. Partisipasi Representatif Partisipasi yang dilakukan dengan cara
memberikan kepercayaan/mandat kepada
wakilnya yang duduk dalam organisasi atau
panitia
Tabel 2 Tipe – Tipe Partisipasi Masyarakat
No. Tipe Partisipasi Karakteristik
1. Partisipasi Pasif / ManipulatifMasyarakat berpartisipasi dengan cara
diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi.
2.Partisipasi dengan cara
memberikan informasi
Masyarakat berpartisipasi dengan cara
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
seperti dalam kuesioner atau sejenisny
3. Partisipasi melalui konsultasi
Masyarakat berpartisipasi dengan cara
berkonsultasi, orang luar mendengarkan dan
membangun pandangan-pandangannya
sendiri untuk kemudian mendefinisikan
permasalahan dan pemecahannya, dengan
memodifikasi tanggapan-tanggapan
masyarakat
4. Partisipasi untuk insentif materil
Masyarakat berpartisipasi dengan cara
menyediakan sumber daya seperti tenaga
kerja, demi mendapatkan makanan, upah,
ganti rugi, dan sebagainya
5. Partisipasi fungsional
Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk
kelompok untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan proyek
6. Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dalam analisis
bersama yang mengarah pada perencanaan
kegiatan dan pembentukan lembaga sosial
baru atau penguatan kelembagaan yang telah
15
ada
7. Self mobilization
Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil
inisiatif secara bebas (tidak
dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk
mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang
mereka miliki
Gambar 1 Partisipasi Masyarakat Nyata (Partisipasi Tenaga)
Gambar 2 Partisipasi Masyarakat Tidak Nyata (Partisipasi Representatif)
16
Gambar 3 Tipe Partisipasi Masyarakat Partisipasi Fungsional
BIOGRAFI PENULIS
Nama Lengkap : Ni Ketut Rizkitha Devi
Nama Panggilan : Ni Ketut
NRP : 1413100003
Jurusan / Fakultas : Kimia / FMIPA
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto , 5 Desember 1994
Alamat Asli : Jl. Diponegoro No. 147, Slepi, Trawas, Mojokerto
Alamat Surabaya : Keputih 1B/12
No. HP : 087856760026
Motto hidup : Tidak ada usaha dan kegagalan yang sia – sia
Riwayat Pendidikan :
SDN Ketapanrame II 2001 – 2007
SMPN 1 Trawas 2007 – 2010
SMAN 1 Pandaan 2010 – 2013
ITS 2013 – sekarang
17
Riwayat Pelatihan :
Pelatihan Pra-TD FMIPA
Pelatihan Entrepreneur HIMKA
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah HIMKA
Pelatihan TD HIMKA
Riwayat Organisasi : -
top related