PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …
Post on 16-Oct-2021
8 Views
Preview:
Transcript
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR
MATA KULIAH MENYIMAK BERBASIS AUDIOVISUAL
(Prototype Development of Teaching Materials Listening to Audio-Visual Based)
Oleh/by
Asri Wijayanti dan Firstya Evi Dianastiti
Universitas Tidar
Jalan Kapten Suparman No. 39 Magelang
Telepon 0293-364113; Faksimile 0293-362438
Posel: asriwijayanti@untidar.ac.id
Diterima: 26 September 2019, Disetujui: 1 November 2019
ABSTRAK
Kebutuhan bahan ajar menyimak yang dilengkapi dengan latihan dan tugas menjadi hal
penting untuk mendukung kemampuan menyimak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan
kebutuhan bahan ajar menyimak berjenis audiovisual dan penyusunan prototipenya bagi
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini adalah
bahan ajar dan desain prototipe bahan ajar menyimak yang dikumpulkan dengan metode
angket. Penelitian ini berjenis research and development, yaitu mengembangkan bahan
ajar berjenis audiovisual pada mata kuliah menyimak. Analisis data menggunakan teknik
analisis dokumen sehingga diperoleh model prototipe bahan ajar yang tepat. Hasil
penelitian menunjukkan kebutuhan bahan ajar yang dilengkapi dengan tugas dan latihan.
Agar memiliki pengalaman menyimak langsung, dibutuhkan bahan ajar berjenis
audiovisual. Pada aspek penyajian, mahasiswa membutuhkan bahan ajar yang
mencantumkan tujuan pembelajaran secara runtut. Pada aspek keterbacaan, mahasiswa
membutuhkan bahan ajar yang ditulis dengan kalimat efektif berupa kalimat tunggal.
Mahasiswa membutuhkan buku dengan sampul berwarna cerah dan mencolok agar
membangkitkan semangat belajar.
Kata kunci: prototipe, bahan ajar, audiovisual, mata kuliah menyimak
ABSTRACT The needs of teaching materials that are equipped with exercises and tasks are important
to support listening skills. This research aims to explains the important of listening
teaching materials audiovisual type and compiles the prototype for students in
Indonesian Language and Literature Education. The data are the important of the
teaching materials and the prototype design using questionaire methods. This is a
research and development type, which is developing audiovisual type teaching materials
on the courses of the listening subjects. Data analysis used document analysis techniques
so that the prototype model of the proper teaching materials is obtained. This research
indicates that teaching materials that are equipped with assignments and exercises is
required. In order to have direct listening experience, audiovisual type teaching
materials are needed. In the aspect of presentation, students need teaching materials that
include learning objectives by coherently presented. In the aspect of readability, students
need teaching materials written in effective sentences with a single sentence. Students
need books with brightly colored and conspicuous covers to arouse learning enthusiasm.
Keyword: prototype, teaching materials, audiovisual, listening subjects
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
174
PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai pertama kali sebelum
keterampilan berbahasa lainnya
adalah menyimak. Menyimak
bersifat reseptif, artinya saat proses
tersebut terjadi, penyimak hanya
mendapatkan atau menerima
informasi, bukan menghasilkan atau
memproduksi informasi baru
(Tarigan, 2015: 5). Oleh karena itu,
pada keterampilan menyimak, bahan
simakan wajib ada agar proses
menyimak dapat dijalankan. Bahan
simakan tersebut harus dirancang
dengan tepat agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Menyimak merupakan mata
kuliah wajib bagi mahasiswa
program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia (PBSI). Pada
mata kuliah ini mahasiswa
diwajibkan terampil menyimak
wacana sastra dan nonsastra yang
diperdengarkan sebelum nantinya
terampil mengajarkan menyimak.
Proses pembelajaran mata
kuliah Menyimak memerlukan bahan
ajar yang tepat agar mahasiswa
memiliki pengalaman menyimak
wacana di kelas. Bahan ajar tersebut
harus seimbang antara teori dan
praktik. Bahkan, porsi praktik harus
diperbanyak karena tujuan mata
kuliah ini adalah membuat
mahasiswa terampil.
Mahasiswa membutuhkan bahan
ajar menyimak yang dilengkapi
dengan bahan simakan berupa
rekaman sebagai bahan latihan,
bukan hanya buku teoretis saja.
Bahan ajar tersebut diwujudkan
dengan rekaman audiovisual.
Bahan ajar berjenis audiovisual
sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran mata kuliah
Menyimak. Pembelajaran menyimak
yang dilakukan dengan membacakan
teks saat latihan akan membuat
terkesan membosankan. Praktik
menyimak yang dilakukan dengan
tugas menyimak wacana lisan di
media massa akan membuat
mahasiswa tidak mandiri karena
proses yang tidak dipantau oleh
dosen. Padahal, menyimak pada
konteks pembelajaran termasuk
intensif sehingga harus dengan
bimbingan instruktur atau dosen.
Dengan demikian, pembelajaran
dengan bahan ajar audiovisual akan
menghadirkan pengalaman
menyimak yang alami. Bahan ajar
tersebut akan menghadirkan rekaman
yang sesuai dengan kenyataan,
artinya lafal, kecepatan, ekspresi
ujaran tidak dibuat-buat. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian
pengembangan untuk menghasilkan
bahan ajar yang dibutuhkan
mahasiswa, khususnya pada
pembelajaran menyimak. Bahan ajar
tersebut juga perlu divalidasi oleh
ahli agar sesuai kriteria ideal
sehingga dapat digunakan dalam
pembelajaran. Penelitian pengembangan
sangat penting karena menghasilkan
buku atau media yang dapat
menunjang pembelajaran.
Kondisi tersebut menunjukkan
pentingnya bahan ajar menyimak
berjenis audiovisual untuk
menghadirkan pembelajaran yang
kontekstual di kelas. Selanjutnya,
mahasiswa dapat mengadakan
pembelajaran di laboratorium bahasa
dengan bahan ajar audiovisual
tersebut agar proses menyimak dapat
berjalan dengan wajar dan lancar.
Oleh karena itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian pengembangan
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
175
bahan ajar menyimak berjenis
audiovisual bagi mahasiswa prodi
PBSI. Selanjutnya, peneliti berusaha
menggali kebutuhan bahan ajar dan
menyusun prototipenya.
Permasalahan yang akan
dibahas pada penelitian ini adalah (1)
bagaimanakah kebutuhan prototipe
bahan ajar menyimak berjenis
audiovisual bagi mahasiswa prodi
PBSI dan (2) bagaimanakah
deskripsi pengembangan prototipe
bahan ajar menyimak berjenis
sudiovisual bagi mahasiswa prodi
PBSI. Tujuan penelitian ini adalah
menjelaskan kebutuhan prototipe
bahan ajar menyimak berjenis
audiovisual dan menjelaskan
deskripsi pengembangan prototipe
yang sesuai kebutuhan tersebut.
Penelitian tentang
pengembangan materi pembelajaran
menyimak telah banyak dilakukan
oleh beberapa ahli. Misalnya,
Farihah (2012), Sugiyono (2014),
dan Nurani, Nugraha, Sidik (2018).
Farihah (2012) melakukan
penelitian berjudul “Pengembangan
Materi Ajar Menyimak Informasi
Berbasis Budaya melalui Tuturan
Langsung dalam Bentuk CD
Interaktif untuk Siswa SMA”.
Berdasarkan analisis kebutuhan
diketahui bahwa guru membutuhkan
materi ajar dalam bentuk CD
interaktif yang menyertakan
pengembangan materi yang lengkap.
Sementara itu, siswa menginginkan
adanya pembelajaran yang lebih
kreatif, menarik, dan memotivasi
daya berpikir kritis mereka.
Penelitian ini sampai pada tahap
menguji produk atau prototipe yang
telah dibuat. Persamaan penelitian ini
dengan yang dilakukan oleh Farihah
adalah sama-sama mengembangkan
bahan ajar menyimak, perbedaannya
adalah bahan ajar yang disusun oleh
Farihah diperuntukkan bagi siswa
SMA, sedangkan bahan ajar yang
akan dirancang dalam penelitian ini
untuk mahasiswa PBSI.
Sugiyono (2014) menulis artikel
yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Menyimak Berbasis
Multimedia Interaktif dalam Model
Belajar Mandiri untuk Sekolah
Menengah Pertama” dan dimuat di
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Volume 3,
Nomor 2 bertujuan untuk
merumuskan kebutuhan bahan ajar
menyimak berbasis multimedia
interaktif model belajar mandiri,
merumuskan prinsip-prinsip
pengembangannya, membuat desain
bahan ajar menyimak, serta
merumuskan keefektifan bahan ajar
tersebut untuk meningkatkan
kemampuan menyimak peserta didik
SMP melalui uji terbatas. Penelitian
tersebut menggunakan pendekatan
research and development dari Borg
dan Gall dengan langkah-langkah
yang ditempuh mulai dari analisis
teori dan praktis, analisis kebutuhan
guru dan siswa, pengembangan
desain, validasi desain, revisi desain,
dan uji terbatas. Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian
ini adalah sama-sama
mengembangkan materi ajar
menyimak. Perbedaannya adalah
penelitian Sugiyono mengembangkan
bahan ajar menyimak sampai dengan
uji coba terbatas, sedangkan
penelitian ini mengembangkan
purwarupa sampai dengan
pengembangan desain. Selain itu,
bahan ajar menyimak yang disusun
diperuntukan bagi mahasiswa
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
176
perguruan tinggi dan bermuatan nilai
budaya di dalamnya.
Keefektifan media berjenis
audiovisual pernah diuji oleh Nurani,
Nugraha, dan Sidik (2018) melalui
penelitian berjudul Penggunaan
Media Audio Visual dalam
Pembelajaran Menyimak Dongeng di
Era Digital yang diterbitkan
Eduhumaniora: Jurnal Pendidikan
Dasar Vol. 10 No. 2. Hasil penelitian
menunjukkan antusiasme siswa
dalam pembelajaran menyimak
dongeng dengan menggunakan
media audiovisual lebih baik
daripada pembelajaran menyimak
dongeng yang dibacakan langsung
oleh gurunya. Hal itu dibuktikan
dengan rata-rata kemampuan
menyimak dongeng siswa setelah
menggunakan media audiovisual
adalah 84,53; sedangkan rata-rata
kemampuan menyimak dongeng
sebelumnya hanya 67,20. Selain
membuat rata-rata kemampuan
menyimak dongeng siswa
meningkat, penggunaan media
audiovisual juga membuat siswa
lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Hal itu terlihat saat
guru mengajukan beberapa
pertanyaan ketika dongeng telah
diputar, sebagian besar siswa
merespon dengan baik pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Persamaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini adalah sama-
sama membahas bahan ajar
menyimak berjenis audiovisual.
Perbedaannya, penelitian tersebut
menguji efektivitasnya, sedangkan
penelitian ini mengembangkan media
pembelajarannya.
Menyimak berbeda dengan
mendengar. Mendengar adalah
peristiwa tertangkapnya rangsangan
bunyi oleh pancaindera yang terjadi
pada waktu pendengar dalam
keadaan sadar akan adanya
rangsangan tersebut, sedangkan
menyimak adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan
sengaja penuh perhatian terhadap apa
yang didengar. Sementara itu,
menyimak intensitas perhatiannya
terhadap apa yang disimak
(Subyantoro dan Bambang Hartono,
2003: 1—2).
Rost (2002: 279) mengemukakan
bahwa menyimak ialah proses mental
dalam menafsirkan makna dari input
lisan, sedangkan Richard and
Schmidt dalam Rost (2002: 313)
berpendapat bahwa pemahaman
menyimak adalah proses memahami
ucapan dalam bahasa asal atau
bahasa kedua. Sementara itu, Nunan
(2005: 3) menyatakan bahwa
menyimak adalah proses aktif dan
berarti dalam memaknai apa yang
kita dengar.
Tarigan (2015) berpendapat
bahwa menyimak adalah suatu
proses mendengarkan lambang-
lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan,
serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
Jadi, menyimak adalah
mendengarkan informasi dengan
penuh perhatian dengan tujuan untuk
memberikan respons, baik lisan
maupun tulisan.
Depdiknas (2008: 6) menyatakan
bahwa materi pembelajaran dapat di
klasifikasi menjadi (1) fakta, yaitu
segala hal yang bewujud kenyataan
dan kebenaran, meliputi nama-nama
objek, peristiwa sejarah, lambang,
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
177
nama tempat, nama orang, nama
bagian atau komponen suatu benda,
dan sebagainya; (2) konsep, yaitu
segala yang berwujud pengertian-
pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti/isi dan sebagainya; (3)
prinsip, yaitu berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi
terpenting, meliputi dalil, rumus,
adagium, postulat, paradigma,
teorema, serta hubungan antarkonsep
yang menggambarkan implikasi
sebab akibat; (4) prosedur, yaitu
langkah-langkah sistematis atau
berurutan dalam mengerjakan suatu
aktivitas dan kronologi suatu sistem;
dan (5) sikap atau nilai, yaitu hasil
belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-
menolong, semangat dan minat
belajar dan bekerja, dan sebagainya.
Materi menyimak memiliki
beberapa tujuan (Sutari dkk., 1994:
120), yaitu (1) materi yang bertujuan
untuk mendapatkan respons
penyimak berupa bunyi-bunyian,
baik berupa suara, suku kata, kata,
frasa, klausa, maupun kalimat; (2)
materi yang memerlukan pemusatan
perhatian, yakni menentukan gagasan
pokok pembicaraan dan gagasan
penunjang; (3) materi yang bertujuan
membandingkan dan
mempertentangkan dengan
pengalaman atau pengetahuan
menyimak; (4) materi yang bertujuan
untuk menuntut penyimak berpikir
kritis melalaui proses analisis; (5)
materi yang bertujuan untuk
menghibur bersifat santai; (6) materi
yang bertujuan untuk informatif; dan
(7) materi yang bertujuan untuk
deskriminatif, yakni setelah
mendapat pesan penyimak dapat
memberikan reaksi yang sesuai
dengan keinginan pembicara.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan research and
development (R&D) dalam buku
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D karya Sugiono
dengan sedikit penyesuaian
berdasarkan konteks penelitian.
Langkah-langkah penelitian research
and development dikemukakan oleh
Borg and Gall dalam Sugiono (2009:
409), yaitu (1) potensi masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi
desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) uji coba pemakaian, (9)
revisi produk, dan (10) produksi
massal. Penelitian ini hanya sampai
pada tahap ketiga, yaitu mendesain
produk. Hal tersebut disebabkan oleh
jangka waktu penelitian hanya satu
tahun. Oleh karena itu, pada tahun
berikutnya dapat dilakukan tahap
selanjutnya.
Data penelitian ini adalah
kebutuhan prototipe bahan ajar
menyimak berjenis audiovisual dan
desain prototipe bahan ajar
menyimak berjenis audiovisual.
Instrument penelitian menggunakan
angket. Data kebutuhan mahasiswa
terhadap bahan ajar menyimak
dianalisis menggunakan teknik
analisis dokumen sehingga diperoleh
model purwarupa bahan ajar yang
tepat.
Sesuai dengan fokus penelitian,
yaitu pengembangan bahan ajar
menyimak bagi mahasiswa PBSI,
dibutuhkan angket kebutuhan. Dalam
angket ini hal-hal yang dikupas
meliputi (1) aspek kompetensi dasar,
(2) aspek materi pembelajaran, (3)
aspek kegiatan pembelajaran; (4)
aspek jenis penilaian, (5) aspek
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
178
alokasi waktu, (6) sumber belajar,
dan (7) harapan terhadap bahan ajar
menyimak. Gambaran tentang angket
ini dapat dilihat pada tabel kisi-kisi
angket kebutuhan berikut ini. Tabel 1
Kisi-kisi Angket Kebutuhan
Aspek Indikator
1. Materi/Isi Kebutuhan adanya
bahan ajar:
• Tanggapan
terhadap bahan
ajar menyimak
yang sudah ada
• Kebutuhan isi
bahan ajar
menyimak yang
dapat
dipertanggung-
jawabkan
kebenarannya
(disertai contoh)
• Kebutuhan isi
materi yang
sesuai dengan
tingkat
pemahaman
mahasiswa PBSI
Kebutuhan isi bahan
ajar menyimak
• Penjelasan tentang
pengertian
menyimak
• Penjelasan tentang
ragam menyimak
• Suasana
menyimak
• Faktor
pemengaruh
menyimak
• Aspek situasi
menyimak
• Hal-hal yang
dapat
meningkatkan
daya simak
2. Penyajian • Kebutuhan
pencantuman
tujuan
pembelajaran
• Kebutuhan bahan
ajar yang
menarik
• Kebutuhan bahan
ajar yang mudah
dipahami
• Kebutuhan bahan
ajar yang
dilengkapi
dengan latihan
• Kebutuhan bahan
ajar yang
dilengkapi
dengan tugas
3. Bahasa/
Keterbacaan • Kebutuhan bahan
ajar yang
menggunakan
bahasa Indonesia
baik dan benar
• Kebutuhan
penggunaan
bahasa dengan
kalimat sederhana
4. Grafika • Judul buku
• Petunjuk
penggunaan buku
• Cover buku
• Ketebalan buku
• Desain/model
buku
• Jenis dan ukuran
huruf
• Gambar/ilustrasi
5. Harapan
terhadap
bahan ajar
menyimak
• Saran dan
masukan
Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan studi pustaka dan
angket. Studi pustaka untuk menemukan
kebutuhan prototipe bahan ajar serta
angket yang digunakan adalah angket
kebutuhan. Angket kebutuhan diisi oleh
mahasiswa PBSI FKIP UNTIDAR
Semester 1. Data kebutuhan mahasiswa
terhadap bahan ajar menyimak dianalisis
menggunakan teknik analisis dokumen
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
179
sehingga diperoleh model prototipe
bahan ajar yang tepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pengembangan
prototipe bahan ajar menyimak
berjenis audiovisual ini dijelaskan
dari sudut pandang kebutuhan bahan
ajar dan deskripsi pengembangan
prototipe.
Kebutuhan Prototipe Bahan Ajar
Mata Kuliah Menyimak Berbasis
Audio Visual
Setelah dilakukan analisis, kebutuhan
bahan ajar menyimak dirinci sebagai
berikut.
Aspek Materi
Pada aspek ini mahasiswa
membutuhkan bahan ajar menyimak
yang disertai contoh dan latihan,
tetapi tetap berisi teori. Teori tersebut
meliputi pengertian menyimak,
ragam menyimak yang efisien, peran
menyimak, proses menyimak yang
ideal, dan sistem ingatan jangka
pendek. Berikut ini adalah tabel hasil
penilaian kebutuhan prototipe bahan
ajar menyimak pada aspek materi. Tabel 2
Hasil Angket Kebutuhan Aspek
Materi Prototipe Bahan Ajar
Menyimak
No. Pernyataan Persentase
Responden
Ya Tidak
Aspek Materi
1. Bahan ajar mata
kuliah
Menyimak
yang sudah ada
di lapangan
selama ini telah
85,4% 14,6%
memadai.
2. Bahan ajar mata
kuliah
Menyimak
yang akan
dibuat harus
disertai contoh
bahan simakan
100% 0%
3. Bahan ajar mata
kuliah
Menyimak
dijelaskan
dengan rinci
dan uraian yang
panjang
59% 40,2%
4. Bahan ajar mata
kuliah
Menyimak
dijelaskan
dengan singkat
67,1% 32,9%
5. Perlu adanya
penjelasan
tentang
pengertian
menyimak pada
bahan ajar mata
kuliah
Menyimak
93,9% 6,1%
6. Ragam
menyimak juga
perlu dijelaskan
dalam bahan
ajar mata kuliah
Menyimak
98,8% 1,2%
7 Tujuan
menyimak juga
perlu dijelaskan
dalam bahan
ajar mata kuliah
Menyimak
80,5% 19,5%
8. Menyimak
yang efisien
juga perlu
dijelaskan
dalam materi
ajar mata kuliah
Menyimak
97,6% 2,4%
9. Peran
menyimak
93,9% 6,1%
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
180
dalam
kehidupan
sehari-hari juga
perlu dijelaskan
dalam materi
ajar mata kuliah
Menyimak
10. Proses
menyimak yang
idealjuga perlu
dijelaskan
dalam materi
ajar mata kuliah
Menyimak
98,8% 1,2%
Berdasarkan hasil angket
kebutuhan pada aspek materi tersebut
diketahui bahwa 85,4% bahan ajar
menyimak yang ada sudah
memenuhi kebutuhan responden.
Akan tetapi, bahan ajar tersebut
belum dilengkapi dengan latihan dan
tugas sehingga 100% responden
menginginkan adanya bahan ajar
yang dilengkapi latihan dan tugas.
Perihal cara menguraikan bahan ajar,
59,8% responden menginginkan
uraian yang panjang dan 67,1%
responden menginginkan uraian
singkat. Berdasarkan persentase
tersebut, materi akhirnya diuraikan
dengan singkat disertai uraian yang
cukup mudah dipahami.
Aspek penyajian
Aspek penyajian materi meliputi
pencantuman tujuan pembelajaran,
materi yang dilengkapi dengan tugas
dan latihan, serta materi yang
disajikan dengan berurutan dan
mudah dipahami.
Tabel 3
Hasil Angket Kebutuhan Aspek
Penyajian Prototipe Bahan Ajar
Menyimak
No. Pernyataan Persentase
Responden
Ya Tidak
Aspek Penyajian
11. Perlu
dicantumkan
tujuan
pembelajaran
dalam buku
materi ajar
mata kuliah
Menyimak
berjenis
Audiovisual.
97,6% 2,4%
12. Bahan ajar
mata kuliah
Menyimak
yang menarik
adalah materi
ajar yang
memberikan
tantangan
dengan tugas-
tugas yang
harus
diselesaikan
58,5% 41,5%
13. Bahan ajar
yang menarik
adalah materi
ajar yang
menyajikan
teori dan tugas
sesuai dengan
kebutuhan
mahasiswa.
90,2% 9,8%
14. Materi ajar
yang mudah
dipahami
adalah materi
ajar yang
menjelaskan
teori dan tugas
secara
berurutan.
90,2% 9,8%
15. Materi ajar 72% 28%
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
181
mata kuliah
Menyimak
yang mudah
dipahami
adalah materi
ajar yang
menyajikan
tugas pada
setiap teori
yang
dijelaskan.
16. Materi ajar
yang mudah
dipahami
disajikan
dengan singkat.
82,9% 17,1%
17. Perlu
dilengkapi
latihan
menyimak
dengan bahan
audiovisual
pada setiap bab
dalam bahan
ajar mata
kuliah
Menyimak.
92,7% 7,3%
18. Perlu
dilengkapi
tugas pada
materi ajar
mata kuliah
Menyimak.
79,3% 20,7%
Pada tabel 3 tersebut dapat
diketahui bahwa 97,6% responden
menginginkan tujuan pembelajaran
dicantumkan pada bahan ajar. Tujuan
pembelajaran ini dirumuskan pada
kompetensi yang diharapkan sesuai
skema rencana perkuliahan semester.
Selain itu, 58,5% responden
menyatakan membutuhkan bahan
ajar yang menantang dengan tugas-
tugas dan 72% responden
membutuhkan bahan ajar yang
menarik, yang disertai latihan.
Kemudian, 82,9% responden
menginginkan adanya materi yang
ditulis dengan singkat.
Latihan yang dikehendaki
responden pada bahan ajar
menyimak adalah rekaman berjenis
audiovisual. Hal tersebut dibutuhkan
oleh 92,7% responden. Selain
latihan, 79,3% responden
menginginkan bahan ajar yang
disertai dengan tugas.
Aspek Keterbacaan
Pada aspek keterbacaan mahasiswa
membutuhkan bahan ajar yang ditulis
dengan kalimat efektif dengan
kalimat tunggal agar mudah
dipahami. Berikut ini adalah tabel
aspek keterbacaan pada bahan ajar
yang dibutuhkan mahasiswa. Tabel 4
Hasil Angket Kebutuhan Aspek
Keterbacaan Prototipe Bahan Ajar
Menyimak
No. Pernyataan Persentase
Responden
Ya Tidak
Aspek Keterbacaan
19. Materi ajar
mata kuliah
Menyimak
ditulis dengan
menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
96,3% 6,7%
20. Jenis kalimat
untuk
menguraikan
materi adalah
kalimat
tunggal.
70,7% 29,3%
21. Materi ajar
menggunakan
kalimat
majemuk
setara.
81,7% 18,3%
22. Materi ajar 62,2% 37,8%
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
182
menggunakan
kalimat
majemuk
bertingkat.
Pada tabel 4 terlihat 96,3%
responden menginginkan bahan ajar
yang ditulis dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar agar mudah
dibaca oleh mahasiswa. Berkaitan
dengan variasi penggunaan kalimat,
70,7% responden menginginkan
materi yang ditulis dengan kalimat
sederhana, 81,7% dengan kalimat
majemuk setara, dan 62,2% dengan
majemuk bertingkat. Oleh karena itu,
ketiga jenis kalimat tersebut perlu
digunakan sesuai dengan kebutuhan
responden.
Aspek Grafika
Aspek grafika menjelaskan tentang
judul bahan ajar, sampul, dan
ketebalan halaman. Sebanyak 78%
responden membutuhkan bahan ajar
berjudul Bahan Ajar Menyimak
Audiovisual bagi Mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Namun, unsur budaya
juga perlu dimasukkan sehingga
judul buku menjadi Menyimak Teks
Berbasis Nilai Budaya: Bahan Ajar
Mata Kuliah Menyimak Berjenis
Audiovisual. Hal tersebut secara
lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut ini. Tabel 5
Hasil Angket Kebutuhan Aspek
Grafika Prototipe Bahan Ajar
Menyimak
No. Pernyataan Persentase
Responden
Ya Tidak
Aspek Keterbacaan
23. Judul yang saya 58,5% 41,5%
inginkan adalah
“Bahan Ajar
Mata Kuliah
Menyimak
dengan Media
Audiovisual
Berbasiswa
Nilai Budaya”
24. Judul yang saya
inginkan adalah
“Belajar
Menyimak
dengan Media
Audiovisual
Berbasis Nilai
Budaya”
73,2% 26,8%
25. Judul yang saya
inginkan adalah
“Bahan Ajar
Menyimak
Audiovisual
bagi
Mahasiswa
Pendidikan
Bahasa dan
Sastra
Indonesia”
78% 22%
26. Bahan ajar
Menyimak
yang akan
dibuat perlu
disertai
petunjuk
menggunakan
buku.
89% 11%
27 Sampul buku
panduan
dengan warna
cerah dan
mencolok
59,8% 40,2%
28. Sampul buku
panduan dibuat
dengan banyak
warna
42,7% 57,3%
29. Sampul buku
panduan
berwarna gelap
30,5% 69,5%
30. Sampul buku
panduan
82,9% 17,1%
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
183
bergambar
31. Jumlah
halaman bahan
ajar kurang dari
50 halaman
63,4% 36,6%
32. Jumlah
halaman bahan
ajar antara 50
s.d. 80 halaman
51,2% 48,8%
33. Jumlah
halaman bahan
ajar antara 80
s.d. 100
halaman
75,6% 24,4%
34. Jumlah
halaman bahan
ajar lebih dari
100 halaman
89% 11%
35. Desain atau
bentuk bahan
ajar mata
kuliah
Menyimak
seperti buku
pelajaran (buku
paket)
63,4% 36,6%
36. Desain atau
bentuk buku
panduan
menulis surat
dinas seperti
buku bacaan
(A5)
69,5% 30,5%
37. Huruf yang
digunakan
untuk menulis
bahan ajar
adalah Times
New Roman
ukuran 11,
contoh “bahan
ajar”
84,1% 15,9%
38. Huruf yang
digunakan
untuk menulis
buku panduan
adalah Candara
ukuran 11,
contoh “bahan
75,6% 24,4%
ajar”
39. Huruf yang
digunakan
untuk menulis
buku panduan
adalah Arial
ukuran 11,
contoh “buku
panduan”
63,4% 36,6%
40. Perlu adanya
ilustrasi atau
gambar
pendukung
pada bahan ajar
97,6% 2,4%
Pada tabel 5 dapat diketahui
bahwa sebanyak 59,8% mahasiwa
menginginkan buku panduan dengan
warna cerah dan mencolok serta
82,9% responden menginginkan
buku panduan yang bergambar.
Aspek grafik berikutnya
berkaitan dengan ketebalan dan
bentuk buku. Sebanyak 63,4%
responden menginginkan buku
dengan tebal kurang dari 50 halaman.
Akan tetapi, 69,5% responden
menginginkan buku yang bentuknya
A5. Oleh karena itu, diputuskan
untuk menyusun buku berbentuk A5
dengan tebal lebih dari 50 halaman.
Aspek Audiovisual Berbasis Nilai
Budaya yang Dibutuhkan
Mahasiswa
Aspek ini menjelaskan lebih detail
terkait bahan ajar berjenis
audiovisual, jenis nilai karakter, dan
jenis tes yang dibutuhkan
mahasiswa. Berikut ini tabel hasil
penilaian responden.
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
184
Tabel 6
Hasil Angket Kebutuhan Aspek
Audiovisual Berbasis Nilai Budaya
Prototipe Bahan Ajar Menyimak
No. Pernyataan Persentase
Responden
Ya Tidak
Aspek Keterbacaan
41. Nilai budaya
yang
dibutuhkan
adalah budaya
yang
menunjukkan
kearifan lokal
98,8% 1,2%
42. Nilai budaya
yang
dibutuhkan
adalah budaya
modern
53,7% 46,3%
43. Nilai karakter
yang
dibutuhkan
adalah karakter
yang sesuai
dengan nilai-
nilai yang
diyakini bangsa
Indonesia
98,8% 1,2%
44. Bentuk
rekaman yang
dibutuhkan
adalah
audiovisual
100% 0%
45. Bentuk
rekaman yang
dibutuhkan
adalah visual
57,3% 42,7%
46. Bentuk
rekaman yang
dibutuhkan
adalah audio
50% 50%
47. Jenis tes yang
dibutuhkan
adalah pilihan
ganda
82,9% 17,1%
48. Jenis tes yang
dibutuhkan
adalah isian
82,9% 17,1%
singkat
49. Jenis tes yang
dibutuhkan
adalah benar-
salah
76,8% 23,2%
50.
Jenis tes yang
dibutuhkan
adalah uraian
53,7% 46,3%
Pada tabel tersebut diketahui
bahwa 98,8% mahasiswa
menginginkan rekaman yang
menunjukkan kearifan lokal sesuai
dengan nilai-nilai yang diyakini
bangsa Indonesia. Selanjutnya,
berkaitan dengan jenis rekaman,
42,7% responden menginginkan
rekaman audio dan 50%
menginginkan rekaman visual
sehingga kedua jenis tersebut
diakomodasi pada bahan ajar yang
dihasilkan. Untuk jenis soal latihan
dan tugas, mahasiswa menginkan
pilihan ganda, isian singkat, benar-
salah, dan uraian.
Deskripsi Pengembangan Prototipe
Bahan Ajar Menyimak Berjenis
Audiovisual
Mengacu pada kebutuhan bahan ajar
menyimak berjenis audiovisual,
prototipe yang dihasilkan adalah
materi yang disajikan dalam bahan
ajar meliputi definisi menyimak,
ragam menyimak, tujuan menyimak,
menyimak yang efisien, peran
menyimak dalam kehidupan sehari,
serta proses menyimak. Hal tersebut
didasarkan pada persentase
kebutuhan yang lebih dari 90% pada
setiap subbab. Berikut ini adalah
gambar daftar isi yang menunjukkan
materi bahan ajar.
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
185
Gambar 1
Materi pada Pertemuan 1–7
Gambar 2
Materi pada Pertemuan 8–16
Pada gambar 2 materi yang
disajikan pada bahan ajar ditambah
dengan sistem ingatan jangka
pendek. Hal itu sangat dibutuhkan
dalam keterampilan menyimak.
Daftar isi pada gambar 1 dan 2 juga
menunjukkan adanya prates praktik,
dan pertemuan 16 yang berisi latihan
ujian akhir semester.
Aspek penyajian
Gambar 3
Pencantuman Tujuan Pembelajaran
berupa Kompetensi Akhir yang
Diharapkan
Gambar 4
Materi yang Disajikan dengan Berurutan
dan Mudah Dipahami
Latihan dan tugas ini
dicantumkan pada bagian praktik di
setiap bab. Berikut ini adalah gambar
latihan dan tugas tersebut
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
186
Gambar 5
Latihan dan Tugas yang Disajikan
setelah Materi
Kebutuhan pada aspek grafika
dihadirkan pada bentuk sampul
berikut ini.
Gambar 6
Sampul Bahan Ajar
Dengan mempertimbangkan
ukuran buku yang tidak terlalu besar,
ketebalan tersebut dirasa cukup.
Berikut ini adalah sampul belakang
buku panduan yang dapat
memberikan gambaran buku.
Gambar 7
Sampul Belakang Bahan Ajar
Sementara itu, perihal rekaman
berbasis kearifan lokal disajikan
sesuai prototipe berikut ini.
Gambar 8
Menyimak Sejarah Candi Borobudur
yang Menunjukkan Kearifan Lokal
Jenis soal latihan dan tugas
diwujudkan pada prototipe berikut
ini.
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
187
Gambar 9
Jenis Soal Pilihan Ganda
Gambar 10
Jenis Soal Isian Singkat
Gambar 11
Jenis Soal Uraian
Gambar 12
Jenis Soal Benar Salah
SIMPULAN
Setelah dianalisis, responden, yaitu
mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, menginginkan
bahan ajar yang memenuhi syarat
aspek materi, penyajian, keterbacaan,
dan grafika. Berdasarkan keempat
aspek tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Pada aspek kebutuhan bahan
ajar responden menginginkan bahan
ajar yang berisi materi dilengkapi
dengan tugas dan latihan untuk
menunjang keterampilan menyimak.
Agar memiliki pengalaman
menyimak langsung, dibutuhkan
bahan ajar berjenis audiovisual. Pada
aspek penyajian, mahasiswa
membutuhkan bahan ajar yang
mencantumkan tujuan pembelajaran
dan disajikan dengan runtut. Hal
tersebut diperlukan agar mahasiswa
mengerti urutan ilmu yang dipelajari.
Pada aspek keterbacaan, mahasiswa
membutuhkan bahan ajar yang ditulis
dengan kalimat efektif dengan
kalimat tunggal agar mudah
dipahami. Mahasiswa membutuhkan
Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)
188
buku dengan sampul berwarna cerah
dan mencolok agar membangkitkan
semangat belajar. Selain itu,
mahasiswa menginginkan buku yang
praktis dengan ukuran A5 dan tidak
terlalu tebal, yaitu sekitar 50
halaman. Pada aspek jenis bahan ajar
audiovisual berbasis nilai budaya
menjelaskan lebih detail terkait
bahan ajar berjenis audiovisual, jenis
nilai karakter, dan jenis tes yang
dibutuhkan mahasiswa. Jenis tes
yang dibutuhkan mahasiswa adalah
pilihan ganda, isian singkat, benar
salah, dan uraian.
Berdasarkan aspek kebutuhan
tersebut dikembangkan prototipe
bahan ajar menyimak berjenis
audiovisual berbasis nilai budaya.
Prototipe tersebut
mempertimbangkan aspek materi,
penyajian, keterbacaan, dan grafika
yang menjadi kriteria dan sesuai
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Panduan Pengembangan
Materi Pembelajaran SMP.
Jakarta: Depdiknas.
Farihah, Siti. 2012. “Pengembangan
Materi Ajar Menyimak
Informasi Berbasis Budaya
melalui Tuturan Langsung
dalam Bentuk CD Interaktif
untuk Siswa SMA”. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Nurani, Nugraha, dan Sidik. 2018.
“Penggunaan Media Audio
Visual dalam Pembelajaran
Menyimak Dongeng di Era
Digital” yang diterbitkan
Eduhumaniora: Jurnal
Pendidikan Dasar Vol. 10 No.
2. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hartono, Bambang. 2008.
Bagaimana Menyusun Buku
Pelajaran (yang Bermutu).
Semarang: Unnes.
Nunan, David. 2005. Practical
English Language Teaching.
Singapore: MCGraw Hill
Companies, Inc.
Pusat Perbukuan. 2003. Standar
Penilaian Buku Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakata: Depdiknas.
Rost, Michael. 2002. Teaching and
Researching Listening. (hlm.
279). Edinburgh: Pearson
Educational Limited.
Subyantoro dan Bambang Hartono.
2003. “Pengembangan
Kemampuan Berbahasa
Pembelajaran Keterampilan
Mendengarkan, Berbicara,
Membaca, dan Menulis”.
Disampaikan pada Pelatihan
Terintegrasi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis
Kompetensi Tahun 2003.
Universitas Negeri Semarang.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Kuatitatif, Kualitatif, dan R &
D. (hlm. 409). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, Eko Iman. 2014.
“Pengembangan Bahan Ajar Menyimak Berbasis
Multimedia Interaktif dalam
Model Belajar Mandiri untuk
Sekolah Menengah Pertama”.
Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189
189
Seloka: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia,
Volume 3 Nomor 2, hal 83-
89. ISSN 2301-6744.
Sutari, Ice, Tiem Kartimi, dan
Vismaia. 1994. Menyimak
sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2015.
Menyimak: sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
top related