PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23845/1/Skripsi... · perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan
Post on 11-Mar-2019
223 Views
Preview:
Transcript
PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index Periode 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
IRA ROBIAH ADAWIYAH
109082000116
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Periode 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ira Robiah Adawiyah
NIM. 109082000116
Dibawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 11 April 2013 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Ira Robiah Adawiyaah
2. Nim : 109082000116
3. Jurusan : Akuntansi/Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan
Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 27 Agustus 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Ira Robiah Adawiyah
2. NIM : 109082000116
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ira Robiah Adawiyah
No Induk Mahasiswa : 109082000116
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya
ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Ira Robiah Adawiyah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Oktober 1990
3. Alamat : Jl. Masjid No. 3 Kel. Susukan, Kec. Ciracas, Jakarta
Timur
4. Telepon : 08998156963
5. Email : irarobiahadawiyah@ymail.com
II. PENDIDIKAN
1. SD N 13 Pagi Ciracas Tahun 1997-2003
2. MTS N 7 Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMA N 58 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PMR MTS N 7 Jakarta, periode 2003-2004
2. Anggota KARATE SMA N 58 Jakarta, periode 2006-2008
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Mamad Mahari, SH.i
2. Ibu : Hayati
3. Alamat : Jl. Masjid No. 3 Kel. Susukan, Kec.Ciracas Jakarta
Timur
4. Anak Ke dari : 2 dari 4 bersaudara
vii
ABSTRACT
The Effects of Industry Type, Company Size, Profitability, and Leverage on
Corporate Social Responsibility Disclosure.
By: Ira Robiah Adawiyah
This research purposes to check the effects of Industry Type, Company Size,
Profitability, and Leverage on Corporate Social Responsibility Disclosure. This
research used samples of industry which is listed in Jakarta Islamic Index during
2008-2012 period. The number of industries that were became in this study were
12 companies with 5 year observation. Based on purposive sampling method,
research sample total are 60 financial statements. Hypothesis in this research are
tested by the multiple regression. The result of Adjusted R2 38,2% obtained value
variation of Corporate Social Responsibility Disclosure can be explained the
independent this research indicates variables there are Industry Type, Company
Size, Profitability, and Leverage to Corporate Social Responsibility Disclosure
61,8% can be explained by other variables outside model.
Keywords: Industry Type, Company Size, Profitability, Leverage, Corporate
Social Responsibility Disclosure.
viii
ABSTRAK
Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage
terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Oleh: Ira Robiah Adawiyah
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tipe industri, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index selama periode 2008-2012. Jumlah perusahaan yang dijadikan
sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun.
Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 60 laporan
keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi
berganda. Dari hasil penelitian Adjusted R2 diperoleh 38,2% variasi pengungkapan
Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan oleh keempat variabel yaitu tipe
industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage sedangkan sisanya sebesar
61,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Kata kunci: tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, pengungkapan
Corporate Social Responsibility.
\
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah, yang telah
memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda terkasih, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan
sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga
semakin hari ananda semakin mampu membuat bangga ayah dan ibunda.
2. Keluarga besar di Jakarta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
untuk kesuksesan penulis. Terimakasih atas semua kasih sayang.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak
berikan selama ini.
x
7. Ibu Erika Amelia, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat seperjuanganku, Titus Puspita Sari, Nina Indriani, Dini Utami, Imah
Astinia, Siti Aliyah, dan Arin Dwi Thahira, kami dipertemukan dalam ikatan
silaturahmi yang indah, terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang
diberikan kepada penulis.
10. Sahabatku Anik, Dwi, Ade, kiki, dan Orin, walaupun jarak memisahkan, penulis
yakin bahwa kasih sayang dan tali persahabatan tetap terjaga diantara kita,
terimakasih atas segala doa dan semangatnya.
11. Rekan Accounting C’s Indescribable Democracy (ACID) yang berjuang dari
awal dengan suka duka yang tak mungkin terlupakan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 27 Juli 2013
Ira Robiah Adawiyah
xi
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ......................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 13
A. Tinjauan Literatur ......................................................................... 13
1. Teori Stakeholder ................................................................... 13
2. Teori Legitimasi ..................................................................... 14
3. Sejarah Singkat CSR .............................................................. 16
4. Definisi CSR ........................................................................... 17
5. Komponen CSR ...................................................................... 19
6. Manfaat Melaksanakan dan Kerugian Tidak Melaksanakan CSR
Bagi Perusahaan ..................................................................... 21
7. Tahap-Tahap Melaksanakan Program CSR ........................... 24
8. Pengungkapan CSR dalam Laporan Tahunan ........................ 27
9. Tipe Industri ........................................................................... 29
10. Ukuran Perusahaan ................................................................. 30
11. Profitabilitas ........................................................................... 31
12. Leverage ................................................................................. 33
13. Jakarta Islamic Index ............................................................ ̀ 34
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 36
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 42
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 44
1. Tipe Industri dengan CSR ..................................................... 44
2. Ukuran Perusahaan dengan CSR .......................................... 45
3. Profitabilitas dengan CSR ..................................................... 46
xiii
4. Leverage dengan CSR ........................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 50
B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ...................................... 50
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 51
D. Teknik Analisis............................................................................. 52
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 52
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 53
3. Pengujian Hipotesis ................................................................ 56
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 59
1. Variabel Dependen (Y) .......................................................... 59
2. Variabel Independen (X) ....................................................... 61
a. Tipe Industri ..................................................................... 61
b. Ukuran perusahaan ........................................................... 62
c. Profitabilitas .................................................................... 62
d. Leverage ........................................................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 65
B. Hasil Uji Analisis Data................................................................. 66
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 67
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 69
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................ 73
xiv
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 82
A. Kesimpulan .................................................................................. 82
B. Implikasi ....................................................................................... 83
C. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .......................................................................................................... 93
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 38
3.1 Operasional Variabel dan Pengukurannya.................................................... 64
4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................................ 65
4.2 Nama Perusahaan Hasil Observasi ............................................................... 66
4.3 Hasil Statistik Deskriptif............................................................................... 67
4.4 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ................................................................... 70
4.5 Hasil Uji Multikoloniearitas ......................................................................... 70
4.6 Hasil Uji Glejser .......................................................................................... 72
4.7 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................. 73
4.8 Hasil Adj R2 .................................................................................................. 73
4.9 Hasil Uji t ...................................................................................................... 75
4.10 Hasil Uji F .................................................................................................... 76
4.11 Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................................... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................................ 42
4.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 69
4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................................ 71
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Perusahaan High Profile dan low profile ............................................... 93
Lampiran 2 Kategori Item Pengungkapan CSR Menurut Sembiring ....................... 94
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Tipe Industri dan Ukuran Perusahaan ..... 100
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Profitabilitas dan Leverage ..................... 101
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel CSR ......................................................... 102
Lampiran 6 Output Hasil Pengujian Data ............................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada
saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat
terjadi, karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini
(Wiwoho, 2008). Banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut
Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada prinsipnya CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari
perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau
ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta para pemangku kepentingan
(stakeholder). Tanggung jawab tersebut meliputi mencegah dampak negatif yang
ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan lingkungan serta meningkatkan
kualitas masyarakat termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan lingkungan
sekitar perusahaan.
Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)
sering juga dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak
hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada
pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap
pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi
2
kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari
perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan
dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau
customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier
bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman
ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba
(profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan
hidup dalam planet ini (Nugroho, 2007).
Akhir-akhir ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (CSR)
semakin banyak di bahas di dunia, baik di media cetak dan elektronik, seminar
ataupun konferensi. Perusahaan di dunia juga semakin banyak yang mengklaim
bahwa mereka telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak lagi dianggap sebagai cost,
melainkan sebagai investasi perusahaan (Herawati, 2007). Menurut
http://www.kpmg.com/Global/en/IssuesAndInsights/ArticlesPublications/corporate-
responsibility/Pages/de-facto-business-law.aspx, persentase perusahaan yang
melaporkan pada inisiatif CSR 2008-2011 meningkat dari 74% menjadi 83% di
Amerika Serikat, dari 62% menjadi 79% di Kanada, dan dari 91% menjadi 100%
di Inggris. Berdasarkan survei tersebut dapat dilihat persentase peningkatan
perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR di wilayah Amerika dan Inggris
mengalami peningkatan 9%, sedangkan di wilayah Kanada mengalami
peningkatan 17% selama 4 tahun.
3
Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk
mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang
muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat diterima lagi. Karena
perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan
perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan diharapkan tidak hanya
mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan
kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungannya
(Purnasiwi, 2011). Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha juga menuntut
perusahaan untuk memikirkan strategi untuk memenangkan persaingan.
Perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan
efisiensi.
Menurut Jalal (2007), perkembangan topik CSR di perguruan tinggi di
Indonesia juga menunjukkan sebuah peningkatan. Relatif cukup banyak
mahasiswa berbagai strata membuat karya tulis akhir skripsi, tesis, maupun
disertasi tentang CSR. Berdasarkan data yang dihimpun oleh situs
(http://www.csrindonesia.com/) kebanyakan dari mereka berasal dari fakultas ilmu
sosial serta fakultas ekonomi dari berbagai perguruan tinggi. Kesadaran
masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial juga semakin
meningkat. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya untuk memastikan bahwa hak-
hak mereka telah terpenuhi. Utama (2007), menyatakan bahwa perkembangan
4
CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di
Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air,
hingga perubahan iklim.
Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah
menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar
terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan
kompetitif nampak menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk
melakukan pengungkapan informasi sosial.
Beberapa fenomena kasus lain di Indonesia terkait permasalahan yang
muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang
memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya
perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.
Sebagai contoh, PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di
Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969,
sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan
masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun
kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Wibisono, 2007).
Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut
yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT. Newmon
Minahasia Raya tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional
5
(Fauzi, 2008). Kasus lumpur lapindo yang sampai saat ini belum juga
terselesaikan serta demonstran para karyawan akibat ketidakadilan.
Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan
yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang
sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah
berbalik menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan
sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap
penting dalam beroperasinya perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan aspek penting yang
harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Hal tersebut bukan semata-
mata memenuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana untuk perusahaan
tambang diatur dalam Undang-Undang No 22 tahun 2001, maupun untuk
Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang No. 40 pasal 74 tahun
2007, melainkan secara logis terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika
operasional perusahaan memberikan dampak negatif, maka akan muncul respon
negatif yang jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan yang dirugikan.
Dalam upaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan transparansi
dan akuntabilitas, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen
sejak tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA).
ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang
telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan
sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan (sustainability)
6
perusahaan itu sendiri, baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi
dalam laporan tahunan (annual report) (Purnasiwi, 2011).
Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Tipe industri
didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan
sosial perusahaan. Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh
perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang
dimiliki dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian Sembiring (2005) variabel
tipe industri yang dikelompokkan dalam industri high profile dan low profile
memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang
bertipe high profile dalam melakukan aktivitasnya banyak memodifikasi
lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif terhadap masyarakat.
Berbeda dengan hasil penelitian Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe
industri tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility dengan sampel penelitian adalah 47 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 dan 2008.
Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang banyak digunakan
untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Menurut
Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar
kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum
perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada
perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis
7
yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan positif signifikan antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Andreas dan Lawer (2010). Penelitian
dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan properti dan real estat yang
tercatat di BEI tahun 2007. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan
hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2000 sampai 2004.
Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dengan profitabilitas juga telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh
Susilatri dan Indriani (2011) yang menemukan hubungan yang positif signifikan
antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan pada perusahaan
pertambangan yang listing di BEI tahun pengamatan periode 2004-2008. Semakin
besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi
juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan
perusahaan. Berbeda dengan Wijaya (2012) yang melakukan penelitian dengan
menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010
menemukan hasil pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) pembahasan
mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility juga dipengaruhi oleh
leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan mendorong
8
perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu
ukuran kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage
tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak
membiayai asetnya dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat leverage besar
kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan
berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya
termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Penelitian
lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Lawer (2010)
yang menyatakan bahwa menemukan hubungan yang tidak signifikan antara
kedua variabel tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility yang masih menunjukkan hasil yang beragam,
bahkan bertentangan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya
sehingga menarik untuk di teliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil
yang lebih konsisten. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan
judul “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”.
9
Menurut peneliti topik ini penting untuk diteliti mengingat semakin
banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh operasional perusahaan
yang tidak bertanggung jawab, dan masih adanya hak-hak kaum buruh yang
terabaikan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan
kesadaran perusahaan atas pentingnya program Corporate Social Responsibility
serta untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Andreas dan Lawer (2010) yang berjudul “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial”. Karakteristik
perusahaan tersebut diproksikan dalam ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas
dan umur perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah:
1. Populasi yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan
pada semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) karena dianggap dalam
pelaksanaan operasionalnya telah berbasis syariah.
2. Perbedaan satu variabel independen. Pada penelitian sebelumnya terdapat
variabel umur perusahaan, sedangkan pada penelitian ini variabel tersebut
digantikan dengan variabel tipe industri karena banyak jurnal penelitian
sebelumnya yang memasukkan variabel tipe industri kedalam penelitiannya
10
yang dikaitkan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) masih
menunjukkan hasil yang beragam.
3. Tahun pengamatan. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan pada
tahun 2007, sedangkan pada penelitian ini pengamatan dimulai dari tahun
2008-2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah tipe industri berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan
perusahaan?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan?
4. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan?
5. Apakah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage
berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan?
11
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris mengenai:
1. Tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2. Ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
3. Profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
4. Leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
5. Pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan,
mengetahui pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan
leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab suatu perusahaan untuk
memenuhi tanggung jawab sosialnya serta merupakan sebuah aplikasi dari
teori yang telah didapatkan oleh peneliti dalam perkuliahan.
2. Bagi mahasiswa khususnya jurusan akuntansi, untuk menambah studi
literatur mengenai pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, leverage, dan
12
profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),
serta memberikan landasan bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama
dimasa yang akan datang.
3. Bagi pihak perusahaan, untuk memberikan masukan bagi pengembangan
penerapan Corporate Social Resposibility (CSR) pada perusahaan, dan
meningkatkan kesadaran perusahaan akan pentingnya melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, serta sebagai pertimbangan dalam
pembuatan kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
pada lingkungan sosial perusahaan.
4. Bagi pemerintah, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengungkapan
pertanggungjawaban sosial yang telah dilakukan perusahaan. Sehingga
pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar pelaporan CSR yang
sesuai dengan kondisi Indonesia.
5. Bagi investor, penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam
mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.
6. Bagi Stakeholder, membantu menambah frekuensi komunikasi yang baik
dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust
stakeholders kepada perusahaan.
7. Bagi masyarakat, agar kepentingan masyarakat terakomodasi, dan diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus
diperoleh.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Literatur
2. Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan
memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (shareholder),
namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan
tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk
kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan
terhadap perusahaan (Untung, 2008). Mereka adalah pemasok, pelanggan,
pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan
asosiasi perdagangan. Seperti halnya pemegang saham yang mempunyai hak
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan,
stakeholder juga mempunyai hak terhadap perusahaan (Waryanti, 2009).
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang
14
digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan
oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber ekonomi
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa
kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas
(modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh,
kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau juga kemampuan untuk
mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan (Deegan, 2000).
Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu
perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Manfaat
tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social
Responsibility (CSR). Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan
akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat
lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan
dengan lingkungan sekitar.
3. Teori Legitimasi
Teori legitimasi mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinyu
berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma dalam
masyarakat. Atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar aktivitasnya
diterima menurut persepsi pihak eksternal (Deegan, 2000).
15
Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat
bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori legitimasi
adalah hal yang paling penting bagi organisasi. Batasan-batasan yang
ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi terhadap
batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial
yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan
beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi organisasi dapat
dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan
sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.
Adanya teori legitimasi memberikan landasan bahwa perusahaan harus
menaati norma-norma yang berlaku di masyarakat dimana perusahaan berada
agar operasi perusahaan juga dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
konflik dari masyarakat sekitar. Untuk hal tersebut, perusahaan dapat
menyesuaikan diri dengan cara mengembangkan program Corporate Social
Responsibility (CSR). Dengan adanya program Corporate Social
Responsibility (CSR), perusahaaan dapat memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar dapat menerima baik
keberadaan perusahaan di lingkungannya.
16
4. Sejarah Singkat Corporate Social Responsibility
Gema CSR mulai terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu,
persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan
mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Beberapa
kalangan bahkan menyebutkan bahwa saat inilah era modern dari Corporate
Social Responsibility (CSR) dimulai. Mereka menggangap buku yang bertajuk
Social Responsibility of the Businessman karya Howard R. Bowen yang
ditulis pada tahun 1953 merupakan literature awal yang menjadi tonggak
sejarah modern CSR dan karena karyanya itu Bowen diganjar dengan sebutan
“Bapak CSR” (Wibisono, 2007).
Dekade 1960-an, pemikiran Bowen terus dikembangkan oleh berbagai
ahli sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis yang memperkenalkan
konsep “Iron Law of Social Responsibility”. Dalam konsepnya, Davis
berpendapat bahwa penekanan pada tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki korelasi positif dengan ukuran perusahaan, studi ilmiah yang
dilakukan Davis menemukan bahwa semakin besar perusahaan atau lebih
tepat dikatakan, semakin besar dampak suatu perusahaan terhadap masyarakat
sekitar, semakin besar pula bobot tanggung jawab yang harus dipertahankan
perusahaan itu pada masyarakatnya (Untung, 2008).
Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam
“The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966.
Menurutnya, kapitalisme yang menjadi mainstream saat itu tidak hanya
17
berkutat pada masalah ekonomi, namun juga memasukkan unsur sosial dan
lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya disebut sustainabla societ.
Pada dasawarsa 1070-an terbitlah “The Limits to Growth”. Buku yang hingga
kini terus diperbaharui itu merupakan hasil pemikiran para cendikiawan dunia
yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini menginggatkan kepada
masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan
daya dukung. Sementara disisi lain, manusia bertambah secara eksploitasial.
Karenanya eksploitasi alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya
pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan (Wibisono, 2007).
Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT Bumi (Eart
Summit). KTT yang diadakan di Rio de Jenairo Brazil ini menegaskan konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan atas
perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal
yang harus dilakukan. Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakannya
World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di
Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak itulah, definisi CSR mulai berkembang
(Wibisono, 2007).
5. Definisi Corporate Social Responsibility
Menurut World Bank (Fox, Ward dan Howard, 2002), CSR
merupakan komitmen sektor swasta untuk mendukung terciptanya
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Sedangkan
18
menurut sebuah organiasi dunia World Bisnis Council for Sustainable
Development (WBCD) menyatakan bahwa CSR adalah komitmen
berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat
yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya
demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Solihin, 2009).
Menurut Draf 3 ISO 2600, 2007, guidance on social responsibility,
mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab dari suatu organisasi untuk
dampak–dampak dari keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan
lingkungan melalui transparasi dan perilaku etis yang konsisten dengan
perkembangan berkelanjutan dan kesejahteraan dari masyarakat;
pertimbangkan harapan stakeholders; sesuai dengan ketentuan hukum yang
bisa diterapkan dan norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku;
dan terintergrasi sepanjang organisasi. Sedangkan dalam UU PM, yang
digunakan sebagai rujukan pewajiban CSR, Undang-Undang No. 25 tahun
2007 pasal 15(b) tentang Penanaman Modal, CSR didefinisikan sebagai
“Tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”.
Dalam teks Pasal 74 RUU PT sendiri CSR tidak didefinisikan. Namun
dalam dokumen kerja Tim Perumus terdapat definisi bahwa tanggung jawab
sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam
19
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Sementara, menurut CSR
Forum (Wibisono, 2007), Corporate Social Responsibility (CSR)
didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka
serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat
kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
6. Komponen Corporate Social Responsibility
Menurut Darwin (2006) cakupan CSR sangat luas, tidak hanya terkait
dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy). Secara umum isu
CSR mencakup lima komponen pokok, yaitu:
a. Hak Asasi Manusia (HAM)
Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strateginya serta
kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya
pelanggaran HAM dalam perusahaan.
b. Tenaga Kerja (Buruh)
Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain ataupun dipabrik, mulai
dari sistem panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja,
peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada
pola penggunaan tenaga kerja di bawah umur.
20
c. Lingkungan hidup
Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah
lingkungan hidup. Usaha perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas
produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah
pembuangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
proses produksi dan distribusi produk.
d. Sosial masyarakat
Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan
masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi
perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat.
e. Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan
Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa
produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif seperti
menggangu kesehatan pelanggan, mengancam keamanan dan produk
yang dilarang.
Berdasarkan kelima komponen diatas maka komponen-komponen
tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran
perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada
stakeholdernya. Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja
dari kelima komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan masih
rendah. Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kelima komponen tersebut
21
dapat dikatakan kesadaran perusahaan tinggi terhadap tanggung jawab
sosialnya.
7. Manfaat Melaksanakan dan Kerugian Tidak Melaksanakan CSR
Menurut Untung (2008), manfaat CSR bagi perusahaan antara lain:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
Kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif
perusahaan. Inilah yang menjadi modal non financial utama bagi
perusahaan sementara bagi stakeholdernya menjadi nilai tambah bagi
perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.
b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka
pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga
imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan
perusahaan untuk menjalankan bisnisnya di wilayah tersebut.
c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan
merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan harus
menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti
akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan
22
misalnya, penghentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan
menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan
Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi
perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya
yang diperlukan perusahaan.
e. Membuka peluang besar
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi
perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di
dalamnya akan memupuk realitas konsumen dan menembus pangsa pasar
baru.
f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR
diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang
kedalam proses produksi.
g. Memperbaiki hubungan dengan regulator
Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu
meringankan beban pemerintah sebagai regulator untuk mensejahterakan
masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan,
umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
23
h. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh
melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan.
oleh karenanya wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan
kinerjanya. Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata
stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk
meningkatkan motivasi dalam berkarya.
i. Peluang mendapatkan penghargaan
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk
mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi.
Menurut WBCSD dalam Wadjaja dan Pratama (2008) tidak
melaksanakan CSR dapat berakibat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi dalam kegiatan usaha, diantaranya:
a. Boikot konsumen
b. Serangan terhadap aset tetap seperti tanah perkebunan dan bangunan
c. Kegagalan untuk menarik karyawan yang berkualitas dan kehilangan
dukungan dari karyawan
d. Pengeluaran ekstra untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu
e. Kesulitan dengan siklus hidup perusahaan (konsumen akhir dan pemasok)
Jika hubungan antara masyarakat dan perusahaan tidak baik bisa
dipastikan akan ada masalah sehingga dapat menghambat jalannya operasi
perusahaan. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
24
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang
pada gilirannya menciptakan customer loyalty.
8. Tahap-Tahap Melaksanakan Program Corporate Social Responsibility
Terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika perusahaan akan
melakukan program CSR, menurut Wibisono (2008), setidaknya terdapat
empat tahap, diantaranya:
a. Tahap perencanaan
Perencanaan terdapat tiga langkah utama, yaitu awareness building,
CSR Assessment, dan CSR manual building.
1) Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai pentingnya CSR dan komitmen manajemen,
Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya,
diskusi kelompok, dan lain-lain.
2) CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat
untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan
CSR secara efektif.
3) Langkah selanjutnya adalah membuat CSR manual. Hasil assessment
merupakan dasar menyusun manual atau pedoman implementasi
CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking,
25
menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli. Manual
merupakan inti dari perencanaan, karena menjadi panduan atau
petunjuk pelaksanaan CSR bagi komponen perusahaan. Penyusunan
manual CSR dibuat sebagai acuan, panduan dan pedoman dalam
pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan
dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen
perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu,
efektif dan efesien.
b. Tahap Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan
berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Tahap
impelementasi ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi,
pelaksanaan dan internalisasi.
1) Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen
perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan
implementasi CSR khsusnya mengenai pedoman penerapan CSR.
Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim atau divisi
khusus yang dibentuk untuk mengelola program CSR, langsung
berada dibawah pengawasan salah satu direktur atau CEO. Tujuan
utama sosialisasi adalah agar program CSR yang akan
diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh
26
komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada
kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara.
2) Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan
dengan pedoman CSR yang ada, berdasarkan roadmap yang telah
disusun.
3) Internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi mencakup
upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh aspek
bisnis perusahaan, misalnya melalui sistem manajemen kinerja,
prosedur pengadaan, proses produksi, pemasaran dan proses bisnis
lainnya.
c. Tahap Evaluasi
Setelah program diimplementasikan langkah berikutnya adalah
evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan
secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhmana
efektifitas penerapan CSR. Terkadang ada kesan, evaluasi baru dilakukan
jika ada program yang gagal. Sedangkan jika program tersebut berhasil,
justru tidak dilakukan evaluasi. Padahal evaluasi harus tetap dilakukan,
baik saat kegiatan tersebut berhasil atau gagal. Bahkan kegagalan atau
keberhasilan baru bisa diketahui setelah program tersebut dievaluasi.
Evaluasi juga bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan. Evaluasi
dilakukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Misalnya
keputusan untuk menghentikan, melanjutkan, memperbaiki atau
27
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang telah
diimplementasikan.
d. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dalam rangka membangun sistem informasi baik
untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan
keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi
selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder yang
memerlukan.
9. Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Laporan Tahunan
Menurut Chariri dan Ghozali (2007), pengungkapan (disclosure) berarti
tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan
laporan keuangan, laporan keuangan harus memberikan informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Sedangkan
pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan.
Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain
laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman
kepada bursa efek atau melalui media masa.
Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan
informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan
atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang
28
merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari
peraturan yang berlaku. Effendi (2009) mengatakan bahwa terdapat dua hal
yang mendorong perusahaan menerapkan CSR, yaitu faktor yang berasal dari
luar perusahaan (external drivers) dan dari dalam perusahaan (internal
drivers). Faktor pendorong dari luar perusahaan adalah adanya regulasi,
hukum dan diwajibkannya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
dari operasi perusahaan. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam
perusahaan antara lain, nilai, kebijakan manajemen, strategi dan tujuan
perusahaan.
Setiap pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang
saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai
tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan,
IAI dalam PSAK No. 1 paragraf keduabelas (revisi 2009) secara implisit
menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah
lingkungan dan sosial yaitu:
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di
mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi
industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan
yang memegang peranan penting”.
Pernyataan di atas secara jelas menyebutkan bahwa perusahaan
diharapkan menyajikan laporan mengenai lingkungan hidup terutama
perusahaan industri yang meninggalkan limbah. Karena itu dengan adanya
29
PSAK No. 1 tersebut diharapkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan
menjadi bertambah.
10. Tipe Industri
Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang
berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki, dan
lingkungan perusahaan. Tipe industri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
industri high-profile dan low-profile. Robert (1992) dalam Anggraini (2006)
menggambarkan industri yang high-profile sebagai perusahaan yang
mempunyai tingkat sensivitas yang tinggi terhadap lingkungan (consumer
visibility), tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetisi yang ketat.
Keadaan tersebut membuat perusahaan menjadi lebih mendapatkan sorotan
oleh masyarakat luas mengenai aktivitas perusahaannya. Sedangkan industri
low-profile adalah kebalikannya. Perusahaan ini memiliki tingkat consumer
visibility, tingkat risiko politik, dan tingkat kompetisi yang rendah, sehingga
tidak terlalu mendapat sorotan dari masyarakat luas mengenai aktivitas
perusahaannya meskipun dalam melakukan aktivitasnya tersebut perusahaan
melakukan kesalahan atau kegagalan pada proses maupun hasil produksinya.
Berdasarkan penelitian Robert (1992) dan definisi yang telah
diuraikan, penelitian ini memasukkan perminyakan dan pertambangan, kimia,
hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agrobisnis, tembakau dan rokok,
makanan dan minuman, media dan komunikasi, energi (listrik) engineering,
30
kesehatan, transportasi dan pariwisata sebagai perusahaan yang high profile.
Sedangkan bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis,
properti, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, produk rumah
tangga sebagai perusahaan low profile.
11. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya
suatu perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat
dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan
pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja
dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar
pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak
modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar
pula ia dikenal dalam masyarakat.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang banyak
digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kualitas pengungkapan. Ada dugaan bahwa perusahaan
kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan
besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam
laporan tahunan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki
31
public demand akan informasi yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan kecil (Waryanti, 2009).
12. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti
aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009). Profitabilitas perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin
besar pula pengungkapan informasi sosialnya (Hidayat, 2007). Dengan
demikian pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat
efektifitas manajemen secara menyeluruh dan secara tidak langsung. Para
investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis ini.
Selain itu keuntungan (profitabilitas) sangat penting bagi perusahaan bukan
saja untuk terus mempertahankan pertumbuhan bisnisnya namun juga
memperkuat kondisi keuangan perusahaan.
Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan
gabungan pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil
operasi perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Dalam mengukur tingkat
32
profitabilitas ada beberapa rasio yang bisa dipakai. Diantaranya akan
dijelaskan dibawah ini, yai tu :
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan
laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat penjualan yang berhasil
dilakukan akan memberikan tingkat pendapatan yang berupa laba kotor.
Rumusnya yaitu:
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan
laba bersih. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c. Return On Asset (Pengembalian atas Asset)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Return On Asset = Laba Bersih
Total aktiva
33
d. Return On Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,
baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu:
Return On Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
13. Leverage
Leverage merupakan salah satu rasio keuangan. Menurut peneliti
Sofyan (2008), rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila
perusahan dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan
dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal
sendiri. Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiyai oleh
pihak luar atau kreditor. Tarjo (2008) juga berpendapat bahwa rasio leverage
menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan.
Adapun rasio yang tergabung dalam rasio leverage diantaranya akan di
jelaskan di halaman selanjutnya.
34
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Yaitu perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu:
Debt to Equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
Yaitu perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus yaitu:
Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
14. Jakarta Islamic Index
Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama
dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks
saham yang dibuat berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII).
Indeks ini diharapkan menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin
35
berinvestasi sesuai syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain
itu, indeks ini juga menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis
syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah.
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-
saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan
saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas
Syariah PT. Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring
perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh
Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional.
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan
syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan
Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam–LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah, terdapat jenis kegiatan utama suatu badan usaha
yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam yang dapat dilihat pada halaman
selanjutnya.
Jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi
syariah Islam:
a. Menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
36
b. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual
beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.
c. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan menyediakan
barang atau jasa yang haram, merusak moral dan bersifat mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.
b. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas
tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan
dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%.
Jakarta Islamic Index akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan
Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam-LK
yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah. Sedangkan perubahan
jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data
publik yang tersedia.
15. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian-penelitian terdahulu tentang faktor
pengungkapan Corporate Social Responsibility yang banyak dilakukan.
37
Diantaranya yaitu Sembiring (2005), Anggaraini (2006), Andreas dan
Chrystina Lawer (2010), Restu Agusti Susilatri dan Deri Indriani (2011),
Maria Wijaya (2012), Farah Diba (2012), serta Branco dan Rodriguez (2008).
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan
dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 di halaman selanjutnya.
38
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman selanjutnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Sembiring
(2005)
Karakteristik
perusahaan dan
pengungkapan
tanggung
Jawab sosial.
1. Metode analisis
data regresi
berganda (multiple
regression).
2. Terdapat variabel
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage,
1. Tidak ada variabel
ukuran dewan komisaris.
2. Populasi penelitian
adalah semua perusahaan
yang tercatat (go-public)
di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) seperti yang
tercantum dalam
Indonesian Capital
Market
Directory 2002.
1. Size perusahaan, profile dan
ukuran dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
2. Leverage, dan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan.
2. Fr. Reni.
Retno
Anggraini
(2006)
Pengungkapan
Informasi Sosial
dan Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Informasi Sosial
dalam Laporan
Keuangan
Tahunan.
1. Metode analisis
data regresi
berganda (multiple
regression).
2. Terdapat variabel
tipe industri,
ukuran perusahaan,
profitabilitas dan
leverage.
1. Tidak ada variabel
kepemilikan manajemen.
2. Populasi penelitian
adalah seluruh
perusahaan yang go
publik di Bursa Efek
Jakarta.
3. Tahun pengamatan
periode 2000-2004.
1. Kepemilikan manajemen dan
tipe industri yang
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
Informasi Sosial.
2. Ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan Leverage
tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan.
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Andreas
dan
Chrystina
Lawer
(2010)
Pengaruh karakteristik
perusahaan (size,
leverage, profitabilitas
dan umur) terhadap
pengungkapan
Tanggungjawab sosial.
1. Metode analisis
data regresi
berganda
(multiple
regression).
2. Terdapat variabel
leverage, ukuran
perusahaan dan
profitabilitas.
1. Tidak ada variabel
umur perusahaan.
2. Populasi penelitian
adalah semua
perusahaan
properti dan real
estat yang tercatat
di Bursa Efek
Indonesia.
3. Tahun pengamatan
periode 2007.
1. Size perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan.
3. Leverage, profitabilitas dan
umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan.
4. Restu
Agusti
Susilatri
dan Deri
Indriani
(2011)
Pengaruh leverage,
profitabilitas, size,
umur perusahaan dan
ukuran dewan
komisaris terhadap
pengungkapan
tanggung
Jawab sosial
perusahaan.
1. Metode purposive
sampling.
2. Metode analisis
dara regresi
berganda
(multiple
regression).
3. Terdapat variabel
leverage, ukuran
perusahaan dan
profitabilitas.
1. Tidak ada variabel
umur perusahaan,
dan ukuran dewan
komisaris.
2. Populasi penelitian
adalah perusahaan
pertambangan
yang listing di BEI
3. Tahun pengamatan
periode 2004-
2008.
1. Profitabilitas, size, umur
perusahaan dan ukuran dewan
komisaris berpengaruh
terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan.
2. Leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan.
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Maria
Wijaya
(2012)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengungkapan
tanggung jawab
sosial pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia.
1. Metode purposive
sampling
2. Metode analisis
data regresi
berganda (multiple
regression)
3. Terdapat variabel
leverage, dan
profitabilitas.
1. Tidak ada variabel
ukuran dewan
komisaris, dan
kinerja lingkungan,
2. Populasi penelitian
adalah perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
3. Tahun pengamatan
periode 2008-2010
1. Ukuran dewan komisaris,
leverage, profitabilitas, dan
kinerja lingkungan tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
2. Ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
6. Farah Diba
(2012)
Pengaruh karakteristik
perusahaan dan
regulasi pemerintah
terhadap
pengungkapan laporan
Corporate Social
Responbility (CSR)
pada laporan tahunan
di Indonesia.
1. Metode analisis
data regresi
berganda
(multiple
regression).
2. Terdapat variabel
ukuran
perusahaan, tipe
perusahaan dan
profitabilitas.
1. Tidak ada variabel
kepemilikan saham
asing, kepemilikan
saham pemerintah,
dan regulasi
pemerintah.
2. Populasi penelitian
adalah semua
perusahaan yang
terdaftar di BEI.
3. Tahun pengamatan
periode 2006-2008.
1. Kepemilikan saham
pemerintah, regulasi
pemerintah, dan ukuran
industri berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan CSR di
Indonesia.
2. Kepemilikan saham asing, tipe
perusahaan dan profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR
di Indonesia.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Branco dan
Rodriguez
(2008)
Factors Influencing
Social Responsibility
Disclosure by
Portuguese
Companies
1. Terdapat variabel
company size
1. Tidak ada variabel
international
experience,
industry affiliation,
dan media
exposure
2. Populasi penelitian
adalah perusahaan
di Portugal.
1. Company size, dan media
exposure terbukti signifikan
terhadap pengungkapan CSR
di laporan tahunan.
2. International experience, dan
industry affiliation tidak
terbukti berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR di laporan
tahunan.
Sumber: Berbagai Jurnal
42
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Hamid (2007), kerangka pemikiran merupakan sintesa
dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada
dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam
memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang di
tetapkan. Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian
ini adalah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage
yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR). Berikut ini merupakan gambaran kerangka pemikiran dari
penelitian ini.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Banyaknya perusahaan yang menjadi semakin berkembang maka
pada saat itu pula terjadinya kerusakan lingkungan yang timbul
akibat aktivitas perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Oleh
karena itu, banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang
disebut Corporate Social Responsibility (CSR).
Dikeluarkannya UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
yang mewajibkan perusahaan untuk menguraikan aktivitas dan biaya
yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat dan lingkungan.
43
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.1 Lanjutan
Variabel Independen Variabel Dependen
Profitabilitas (X3)
Metode Analisis:
Regresi berganda
Tipe Industri (X1)
Pengungkapan CSR (Y)
Leverage (X4)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Ukuran (X2)
Basis Teori:
Teori Stakeholder dan Teori Legitimasi
Uji Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik Pengujian Hipotesis
44
D. Hipotesis Penelitian
1. Tipe Industri dengan Corporate Social Responsibility
Tipe industri adalah karateristik yang dimiliki oleh perusahaan
yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki
dan lingkungan perusahaan. Tipe industri didefinisikan sebagai faktor
potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan.
Berdasarkan penelitian Utomo (2000) dalam Mirfazli (2007) menyatakan
bahwa praktek pengungkapan sosial kelompok industri high-profile lebih
tinggi daripada kelompok industri low profile.
Peneliti Sembiring (2005) juga menggunakan variabel tipe industri
yang dikelompokkan dalam industri high profile dan low profile
memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
yang bertipe high profile dalam melakukan aktivitasnya banyak
memodifikasi lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif
terhadap masyarakat, atau secara luas terhadap stakeholdersnya. Berbeda
dengan hasil penelitian Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe industri
tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Oleh karena itu hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:
H1: Tipe Industri berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
CSR.
2. Ukuran Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility
Ukuran perusahaan adalah tingkat identifikasi besar atau kecilnya
suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak
45
digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan
perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan
besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan
kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis
yang lebih besar dibanding perusahaan kecil.
Beberapa penelitian mengenai variabel ukuran perusahaan terhadap
CSR telah banyak dilakukan. Andreas dan Lawer (2010) memasukkan
variabel ukuran perusahaan ke dalam penelitiannya yang menggunakan
sampel semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007, dan menemukan hubungan yang positif
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Seperti halnya dengan Andreas dan Lawer (2010), Wijaya (2012) juga
memasukkan variabel ukuran perusahaan ke dalam penelitiannya yang
dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Tetapi
Wijaya (2012) menggunakan kriteria sampel yang berbeda, yaitu
perusahaan yang terdaftar di PROPER tahun 2008-2010. Hasilnya adalah
Wijaya (2012) juga menemukan hubungan yang positif signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Ada pun Sembiring (2005) melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel perusahaan yang listing di BEJ seperti yang
tercantum dalam Indonesian Capital Market Direction 2002. Dalam
penelitiannya, Sembiring menggunakan variabel ukuran perusahaan yang
dihubungkan dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
46
perusahaan, dan hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang positif
signifikan antara kedua variabel tersebut. Susilatri dan Indriani (2011)
melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan
pertambangan yang listing di BEI tahun 2004-2008. Hasilnya menemukan
bahwa ukuran perusahaan juga mempengaruhi secara positif
pengungkapan CSR. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan
hubungan antara keduanya. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
tersebut, maka peneliti menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga
rumusan hipotesisnya adalah:
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
3. Profitabilitas dengan Corporate Social Responsibility
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kepada pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka akan semakin besar pula pengungkapan
pertanggungjawaban sosialnya (Marbim, 2008). Ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Susilatri dan Indriani (2011), dimana dia
menggunakan profitabilitas sebagai variabel independen, dan menemukan
hubungan yang positif signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan.
47
Sementara, Andreas dan Lawer (2010) menemukan pengaruh
profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Selanjutnya, hasil penelitian oleh Wijaya (2012)
membuktikan adanya pengaruh tidak signifikan antara profitabilitas
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) dan
Anggraini (2006) juga menemukan pengaruh profitabilitas yang tidak
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Oleh karena itu hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:
H3: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
CSR.
4. Leverage dengan Corporate Social Responsibility
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar
perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiyai asset perusahaan.
Leverage memiliki arti penting bagi perusahaan, karena dapat diketahui
dampak leverage terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat leverage
besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan
akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi
biaya-biaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial
perusahaan.
Beberapa penelitian yang menghubungkan leverage dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian yang dilakukan oleh
Marbun (2008) membuktikan ada pengaruh antara leverage dengan
pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Seperti halnya dengan
48
Marbun (2008), Zulmi (2008) dan Cahya (2010) juga menyatakan bahwa
tingkat leverage perusahaan yang tinggi akan mendorong perusahaan
melakukan pengungkapan sosialnya (kedua variabel berhubungan positif).
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Andreas dan Lawer (2010),
Susilatri dan Indriani (2011), dan wijaya (2012) yang membuktikan tidak
ada pengaruh antara leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti
menduga bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap
Corporate Social Responsibility, sehingga rumusan hipotesisnya adalah:
H4: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
5. Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006) yang
meneliti mengenai Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi
Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Diproksikan oleh variabel tipe
industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan kepemilikan
manajemen. Menemukan hasil tipe industri, ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajemen.berpengaruh secara
simultan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
Selanjutnya, Andreas dan Lawer (2010) yang memasukkan faktor
size, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan sebagai faktor yang
mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
menemukan hasil size perusahaan, leverage, profitabilitas dan umur
49
perusahaan juga berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
tersebut, maka peneliti menduga bahwa tipe industri, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap
pengungkapan CSR, sehingga rumusan hipotesisnya adalah:
H5: Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu tipe
industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap variabel
dependen, yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII) selama periode penelitian, yaitu tahun 2008 sampai tahun 2012
yang berjumlah 30. Perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII)
digunakan sebagai populasi karena selain perusahaan tersebut mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan dan laporan tahunan
perusahaan kepada pihak luar perusahaan, terutama pada stakeholder, melainkan
juga sudah mencantumkan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan
tahunan perusahaan serta saham-sahamnya telah dianggap memenuhi kriteria
syariah.
51
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik puposive
sampling dengan jumlah data sebanyak 60 periode tahun 2008 sampai 2012.
Metode puposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
subjektif peneliti, dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang
harus dipenuhi oleh sampel (Sugiyono, 2003).
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2008-
2012.
b. Perusahaan yang menerbitkan annual report dan laporan keuangan tahunan
untuk periode 31 Desember 2008-2012
c. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR
d. Menyajikan data perusahaan yang lengkap sesuai dengan variabel yang
diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelusuran laporan
tahunan perusahaan yang dipilih dan memiliki semua data yang lengkap meliputi
annual report untuk menghitung item CSR, neraca untuk mendapatkan total aset,
laporan perubahan modal untuk mendapatkan total kewajiban, dan laporan laba
rugi untuk mendapatkan total laba bersih.
52
Sumber data penelitian yang digunakan penulis adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder dari penelitian ini diambil dari:
1. Laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari Jakarta Islamic Index (JII).
2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
D. Teknik Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan
cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang
dibutuhkan dalam analisis. Terdapat tiga uji yang dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami
dan diinterpretasikan. Pengujian ini menyajikan ringkasan, pengaturan atau
penyusunan data dalam bentuk tabel dan grafik. Statistik deskriptif umumnya
53
digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik
variabel penelitian yang utama (Ikhsan, 2008).
Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif
suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varians, dan range statistik (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.
Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi berganda
menggunakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokendastisitas, dan uji autokorelasi
yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu (residual) mempunyai distribusi yang normal
(Ghozali, 2011). Sedangkan menurut Winarno (2009) model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
54
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dikatakan berdistribusi normal yaitu
nilai K-S memiliki nilai probabilitasnya di bawah α = 5%.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi
antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
pada penelitian ini dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel
independen, apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat
multikolinieritas (Winarno, 2009).
Lain halnya menurut Ghozali (2011) uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai toleransi dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Untuk
pengambilan keputusan dalam menentukan ada atau tidaknya
multikolinearitas yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0, 1 maka ada
multikolinearitas dalam model regresi.
2) Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0, 1 maka tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi.
55
c. Uji Heterokendastisitas
Menurut Ghozali (2011) uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Namun,
dalam penelitian ini dapat dideteksi dengan melihat Grafik Plot antara
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
studentized. Dasar analisis:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu beda periode t
56
dengan tingkat kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi adanya
autokorelasi dapat dilihat dari angka DW (Durbin-Watson).
Namun demikian, menurut Winarno (2011) menyatakan bahwa secara
umum biasanya bisa diambil patokan dengan beberapa kriteria sebagai
berikut:
1) Angka Durbin Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka Durbin Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3) Angka Durbin Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi
3. Pengujian Hipotesis
Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur
ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini
dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan
analisis regresi berganda.
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghazali, 2011).
57
Tetapi karena R2
mengandung kelemahan mendasar, yaitu bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka
penelitian ini menggunakan adjusted R2
berkisar antara nol dan satu. Jika
nilai adjusted R2
semakin mendekati satu maka makin baik kemampuan
model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen (Winarno, 2009).
b. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)
Menurut Ghozali (2011), tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel penjelasan (independen)
secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Membandingkan antara p value dengan tingkat signifikansi 0,05, maka
dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau diterima (Ho diterima apabila p
value > 0,05, Ho ditolak apabila p value < 0,05). Kriteria signifikansi
hipotesis adalah:
1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2011), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria
signifikansi simultan adalah:
1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
58
d. Analisis Regresi Berganda yang Terbentuk
Regresi berganda merupakan metode analisis yang tepat ketika
penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan
berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Tujuan analisis
regresi berganda adalah memperkirakan perubahan respons pada variabel
terikat terhadap beberapa variabel bebas. Analisis regresi ialah sebuah
pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis
antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa variabel
independen (X). Hubungan matematis digunakan sebagai suatu model
regresi yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai (Y)
berdasarkan nilai (X) tertentu. Dengan menggunakan analisis regresi
akan diketahui variabel independen yang benar-benar signifikan yang
mempengaruhi variabel dependen dan dengan variabel yang signifikan
dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen dalam suatu
penelitian (Hair, Anderson dan Tatham, 1995).
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda (multiple regression), yaitu dengan melihat tipe industri, ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap variabel dependen, yaitu
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Model yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat pada halaman selanjutnya.
59
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +e
Dimana:
Y = pengungkapan Corporate Social Responsibility
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = tipe industri
X2 = ukuran perusahaan
X3= profitabilitas
X4 = leverage
e = eror
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Adapun
operasional variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR.
CSR Disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam mengukur CSR
disclosure ini digunakan CSR index yang merupakan luas pengungkapan
relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya,
60
dimana instrumen pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005),
yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori yakni:
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga
kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari
penelitian Hackston dan Milne (1996). Ke tujuh kategori tersebut terbagi
dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2
tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan di
Indonesia maka dilakukan penyesuaian hingga tersisa 78 item pengungkapan.
Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan
masing–masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan
dari setiap sektor berbeda–beda. Total item CSR berkisar antara 63 sampai 78,
tergantung dari tipe industri perusahaan.
Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan
pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi
nilai 1 jika diungkapkan, dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan.
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan
skor untuk setiap perusahaan. Rumus untuk perhitungan CSRI adalah sebagai
berikut: (Haniffa dan Cook, 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2010).
61
Dimana:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
Nj : Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij : dummy variable: 1 = jika item diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
2. Varibel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah tipe industri, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut
sebagai berikut:
a. Tipe Industri (X1)
Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu
pemberian skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri high-
profile, dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri low-
profile. Kriteria untuk menentukan perusahaan termasuk high-profile dan
low-profile digunakan pengelompokan menurut penelitian yang
dilakukan Roberts (1992) dalam Hakston dan Milne (1996). Nilai 1
diberikan untuk industri high profile yaitu, dalam bidang pertambangan,
kimia, otomotif, agrobisnis, dan komunikasi, dan kesehatan. Sedangkan
produk personal, dan produk rumah tangga sebagai perusahaan low
profile diberikan nilai 0.
62
b. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau
kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan total asset sebagai skala
pengukurannya.
Size perusahaan yang diukur dengan total aset akan
ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel
lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan
variabel-variabel lain dalam penelitian ini. Metode pengukuran ini
berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya
yaitu, Machmud dan Djakman (2008).
SIZE= log (nilai buku total asset)
c. Profitabilitas (X3)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009).
Profitabilitas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan
Return On Asset (ROA) sebagaimana telah dilakukan dalam penelitian
Sembiring ( 2005).
63
ROA menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam
menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif
penggunaan aktiva tersebut. Syamsuddin (2009) merumuskan formula
untuk menghitung pengembalian tingkat aktiva/Return On Asset (ROA)
sebagai berikut:
d. Leverage (X4)
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar
perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan.
Skala pengukuran untuk leverage adalah rasio. Rumus yang digunakan
untuk menghitung leverage menurut Kasmir (2009) adalah sebagai
berikut:
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian
disajikan secara ringkas dalam tabel 3.1 di halaman selanjutnya.
ROA = Net Income
Total Assets
DTA = Total Debt
Shareholders Equity
64
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No. Variabel Jenis
Variabel
Proxy Skala
Pengukuran
1. Pengungkapan
CSR
(Sembiring,
2005)
Dependen Variabel dummy,
1 untuk setiap
item
pengungkapan
dibagi total
jumlah item
pengungkapan.
Rasio
2. Tipe Industri
(Roberts, 1992
dalam Hakston
dan Milne
1996)
Independen Variabel dummy,
nilai 1 diberikan
jika perusahaan
termasuk dalam
kriteria high
profile, dan 0 jika
perusahaan
termasuk kriteria
low profile.
Nominal
3, Ukuran
Perusahaan
(Machmud dan
Djakman,
2008)
Independen Jumlah assets yang
dimiliki
perusahaan, log
assets
Rasio
4. Profitabilitas
(Sembiring,
2005)
Independen Laba bersih atas
total asset
Rasio
5. Leverage
(Kasmir, 2009)
Independen Total kewajiban
atas total asset
Rasio
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di
Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008-2012. Sampel perusahaan
yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 12 perusahaan
dengan total data 60 selama 5 tahun. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Jakarta Islamic Index (JII). Fokus penelitian
ini adalah ingin melihat pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan,
profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR).
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan
ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang ditampilkan:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII)
pada tahun 2008-2012
30
2. Perusahaan yang keluar masuk dari Jakarta Islamic
Index selama periode pengamatan
(17)
3. Perusahaan yang tidak memiliki data secara lengkap
pada laporan keuangannya dan annual report.
(1)
4. Data tersedia dan lengkap 12
Total sampel selama lima tahun periode penelitian 60
Sumber: Data sekunder yang diolah
66
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan
perusahaan yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti item pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang diterbitkan dalam annual report, jumlah asset,
jumlah liabilities, dan jumlah laba bersih dalam laporan keuangan
perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi
objek dalam penelitian ini:
Tabel 4.2
Nama Perusahaan Hasil Observasi
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2. Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM
3. Astra International Tbk. ASII
4. International Nickel Indonesia Tbk. INCO
5. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
6. Kalbe Farma Tbk. KLBF
7. PP London Sumatera Indonesia Tbk. LSIP
8. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA
9. Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR
10. Timah (Persero) Tbk. TINS
11. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
12. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Analisis Data
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda (multiple regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh
67
gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh tipe industri, ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 60 data
observasi yang berasal dari jumlah perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII). Sampel yang berjumlah 60 yang memiliki data yang
lengkap untuk kepentingan penelitian.
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TYPE 60 .00 1.00 .9167 .27872
SIZE 60 9.04 11.99 10.0804 .60874
ROA 60 .03 .41 .1950 .08563
DTA 60 .14 .67 .3169 .12796
CSRD 60 .12 .58 .3098 .09190
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSRD) dengan melihat jumlah item pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSRD) yang dilakukan perusahaan, menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,12, nilai maksimum sebesar 0,58 dengan rata-rata
sebesar 0,3098 dan standar deviasi sebesar 0,09190. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap tipe industri (TYPE) dengan
melihat pengelompokkan perusahaan yang termasuk dalam industri high-
68
profile dan low-profile, menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00 nilai
maksimum sebesar 1,00 dengan rata-rata sebesar 0,9167 dan standar
deviasi 0,27872. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap ukuran perusahaan (SIZE) yang dihitung dengan cara
menghitung log dari total asset menunjukkan nilai minimum sebesar 9,04,
nilai maksimum sebesar 11,99 dengan rata-rata sebesar 10,0804 dan
standar deviasi 0,60874. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap profitabilitas (ROA) yang dihitung dengan cara
membagi jumlah laba bersih dengan jumlah asset menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,03, nilai maksimum sebesar 0,41 dengan rata-rata
sebesar 0,1950 dan standar deviasi sebesar 0,08563. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap leverage (DTA) yang dihitung
dengan cara membagi jumlah liabilities dengan jumlah asset menunjukkan
nilai minimum sebesar 0,14, nilai maksimum sebesar 0,67 dengan rata-rata
sebesar 0,3169 dan standar deviasi sebesar 0,12796.
Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage
memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut baik, karena nilai
rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan
bahwa standar error dari variabel tersebut kecil (Ghozali, 2011).
69
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Tahapan dalam pengujian regresi berganda menggunakan beberapa uji
asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang secara
rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Berikut ini disajikan hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada
gambar 4.1 sebagai berikut.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Grafik P-P Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik normal
probability garis observasi mendekati atau menyentuh garis
diagonalnya yang berarti nilai residual berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas juga bisa dilihat dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk lebih meyakinkan bahwa data telah
terdistribusi secara normal dapat dilihat dalam tabel berikut.
70
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal
Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .06972868
Most Extreme
Differences
Absolute .117
Positive .072
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .905
Asymp. Sig. (2-tailed) .386
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan uji
One-Sample Kolmogrov-Smirnov. Terlihat bahwa nilai K-S sebesar
0,386 dengan nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti nilai residual
terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik.
b. Hasil Uji Multikoloniearitas
Berikut ini disajikan hasil uji multikoloniearitas yang dapat dilihat
pada tabel 4.5 di halaman selanjutnya:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoloniearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TYPE .294 3.403
SIZE .570 1.754
ROA .487 2.052
DTA .354 2.826
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
71
Tampilan output SPSS dari tabel 4.5 menunjukkan VIF dan
tolerance mengindikasikan tidak terdapat multikoloniearitas dalam
variabel. Hal ini terlihat pada nilai VIF tidak ada yang melebihi 10
dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.
c. Uji Heterokedastisistas
Berikut ini disajikan hasil uji untuk heterokedastisitas yang dapat
dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Gambar 4.2 dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak dipakai untuk
kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.
72
Uji Glejser adalah salah satu cara lain untuk meneliti adanya
heterokedastisitas pada model regresi. Uji Glejser dilakukan agar
terdapat keyakinan terhadap hasil analisis regresi yang dilakukan.
Berikut ini disajikan hasil uji Glejser yang dapat dlihat pada tabel
4.6 di halaman selanjutnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Glejser
S
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa ketiga variabel independen
tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, hal
ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Sehingga dalam model regresi tidak terdapat
indikasi adanya Heterokedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi yang dapat dlihat pada
tabel 4.7 dihalaman selanjutnya.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.301 .110 -2.736 .008
TIPE .055 .037 .336 1.515 .135
SIZE .026 .012 .342 2.152 .036
ROA .109 .093 .203 1.179 .244
DTA .063 .073 .175 .865 .391
a. Dependent Variable: Abs_Res
73
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .651
a .424 .382 .07222 1.552
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat angka Durbin Watson sebesar
1.552. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah
autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Sedangkan penggunaan
adjusted R2
(Adj R2), atau koefisien determinasi yang telah
disesuaikan, untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2.
Berikut ini disajikan hasil uji Adj R2
penelitian dapat dilihat pada
tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Adj R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .651a .424 .382 .07222
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
74
Tabel 4.8 di menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R)
menunjukkan nilai sebesar 0,651 yang menandakan bahwa hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat
karena memiliki nila R > 0,5.
Adapun nilai Adj R2
sebesar 0,382 menunjukkan bahwa hanya
sebesar 38,2% variasi variabel dependen (CSRD) yang dapat
dijelaskan oleh variasi variabel independen (TYPE, SIZE, ROA dan
DTA) dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya yang sebesar 61,8%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) seperti kinerja lingkungan,
kinerja manajerial, dan ukuran dewan komisaris.
b. Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual (parsial) yaitu tipe industri, ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage dalam menerangkan variabel
dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat
nilai sig. yang ada di tabel 4.9 di halaman selanjutnya.
75
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .100 .187 .532 .597
TYPE .001 .062 .002 .008 .994 .294 3.403
SIZE .009 .020 .061 .450 .654 .570 1.754
ROA -.160 .157 -.149 -1.019 .313 .487 2.052
DTA .468 .124 .651 3.786 .000 .354 2.826
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Berdasarkan pada hasil analisis data diperoleh persamaan model
regresi sebagai berikut:
CSRD = 0,100 + 0,001X1 + 0,009X2 - 0,160X3+ 0,468X4+ ε
Berdasarkan pengujian regresi berganda (multiple regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi
hasil disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas
pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh
ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh
profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) (H3). Bagian keempat membahas pengaruh
leverage (DTA) terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) (H4). Dari keempat variabel independen yang
dimasukkan dalam model dengan signifikansi 5% dan 1% dapat
76
disimpulkan bahwa variabel TYPE, SIZE. ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR), sedangkan variabel DTA berpengaruh
signifikan terhadap variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berikut ini disajikan hasil uji F penelitian yang dapat dilihat pada
tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .211 4 .053 10.133 .000a
Residual .287 55 .005
Total .498 59
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai F hitung dengan nilai sig.
sebesar 0,000. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi tingkat pengungkapan Corporate
Social Responsibility karena nilai sig. <alpha (α = 5%). Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara TYPE,
SIZE, ROA dan DTA secara simultan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR).
77
d. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1) Pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (H1).
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri
berpengaruh positif tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari
Koefisien regresi positif TYPE adalah sebesar 0,001 dengan nilai
t hitung sebesar 0,008 dan nilai sig. sebesar 0,994. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap CSR, berarti
perbedaan tipe industri tidak mempengaruhi pengungkapan
Corporate Social Responsibility, sehingga hipotesis ke-1 tidak
berhasil didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2005)
yang memberikan hasil yang signifikan. Adanya perbedaan
populasi yang diteliti memberikan alasan perbedaan hasil
penelitian ini. Sembiring menggunakan populasi semua
perusahaan yang tercatat (go-public) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
seperti yang tercantum dalam Indonesian Capital Market
Directory 2002. Sedangkan penelitian ini menggunakan
perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe
industri tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
78
Corporate Social Responsibility. Jumlah sampel (perusahaan)
yang tidak berimbang antara perusahaan high profile dan low
profile menjadi alasan temuan ini. Jumlah perusahaan low profile
yang hanya 1 perusahaan berbanding dengan perusahaan tipe high
profile yang berjumlah 11 perusahaan sehingga mengurangi
optimalisasi hasil penelitian. Artinya sampel tersebut kurang
dapat mendukung penelitian ini. Alasan lainnya berdasarkan teori
stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk memberikan
manfaat bagi stakeholdernya karena keberadaan sebuah
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
oleh stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan
cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR)
Sehingga baik perusahaan tipe high profile dan low profile sama-
sama akan berusaha memberikan pengungkapan Corporate Social
Responsibility sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama
oleh investor. Oleh karena itu, tipe industri tidak mempengaruhi
besar kecilnya pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2) Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (H2).
Variabel SIZE menunjukkan koefisien regresi positif 0,009
dengan nilai t hitung sebesar 0,450 nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,654. Hal ini berarti tingkat signifikansinya jauh diatas
0,05, sehingga hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Nilai ini
79
membuktikan anggapan bahwa tanggung jawab sosial tidak
dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, dimana perusahaan besar
belum tentu mengungkapkan informasi yang lebih luas. Penelitian
ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sembiring (2005), Lawer (2010), dan Susilatri (2011).
Penelitian Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007)
mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori legitimasi, yang menyatakan perusahaan akan
berusaha menaati peraturan dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat termasuk Undang-Undang No. 40 tahun 2007 agar
keberadaan perusahaan dapat diterima di tengah masyarakat.
Adanya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 turut menciptakan
iklim penerapan kegiatan CSR bagi seluruh perusahaan publik
secara wajib dan tidak lagi bersifat sukarela sehingga ukuran
perusahaan di duga menjadi kurang relavan terhadap
pengungkapan CSR.
Alasan lainnya adalah karena yang menjadi populasi dalam
penelitian ini merupakan perusahaan Jakarta Islamic Index yang
dalam kegiatannya sudah di nilai sesuai dengan syariah sehingga
kegiatan sosial seperti Corporate Social Responsibility cenderung
akan diungkapkan. Perusahaan juga menganggap bahwa
80
pengungkapan Corporate Social Responsibility sangat penting
untuk mengangkat citra perusahaan dan tingkat penjualan di
tengah ketatnya persaingan. Oleh karena itu, besar kecilnya
perusahaan atau berapapun asset yang dimiliki perusahaan tidak
akan menurunkan atau meningkatkan tanggung jawab sosial yang
dilakukan perusahaan.
3) Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (H3).
Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi negatif
sebesar -0,160 dengan nilai t hitung sebesar -1,019 nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,313. Hal ini berarti tngkat
signifikansinya jauh diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-3 tidak
berhasil didukung. Penelitan ini tidak mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susilatri (2011).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh peneliti Sembiring (2005), Lawer (2010),
dan Wijaya (2012) yang menemukan pengaruh profitabilitas yang
tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang
mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak
melakukan aktivitas sosial karena perusahaan lebih berorientasi
pada laba semata. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa
ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan
81
(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang
dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan
perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah,
mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good
news” kinerja perusahaan. “Good news” ini dapat berupa
aktivitas-aktivitas sosial lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang
menyatakan bahwa dengan adanya laba yang tinggi maka
manajemen akan melakukan pengungkapan sosial yang luas.
Argumen lain adalah manajemen merasa tidak perlu memberikan
pengungkapan lingkungan karena tidak mempengaruhi posisi dan
kompensasi yang diterimanya. Pengungkapan sosial perusahaan
justru memberikan kerugian kompetitif (competitive
disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan
biaya untuk mengungkapkan informasi sosial tersebut.
4) Pengaruh leverage (DTA) terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (H4).
Variabel DTA menunjukkan koefisien regresi positif
sebesar 0,468 dengan nilai t hitung sebesar 3,786 nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti tingkat
signifikansinya jauh dibawah 0,05, sehingga hipotesis ke-3
berhasil didukung. Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Cahya (2010) yang menyatakan bahwa
82
tingkat leverage perusahaan yang tinggi akan mendorong
perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Dikarenakan
berdasarkan teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan
dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan
lebih banyak informasi. Hal ini karena rasio leverage digunakan
untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak
tertagihnya suatu utang. Tambahan informasi diperlukan untuk
menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap
dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mempunyai
kewajiban lebih untuk mengungkapkan tanggung jawab
sosialnya.
Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Penelitian
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Pengungkapan Corporate
Social Responsibility
TYPE (+) X
SIZE (+) X
ROA (-) X
DTA (+) √
83
Keterangan:
√ = Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen atau hipotesis diterima.
X = Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen atau hipotesis ditolak.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh
tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dilihat dari annual
report dan laporan keuangan perusahaan go public. Analisis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 17. Data sampel sebanyak 12
perusahaan dengan total data 60 selama 5 tahun yang menerbitkan annual
report dan laporan keuangan di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2012. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel tipe industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diba (2012).
2. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006) dan
Rosmasita (2007).
3. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung
85
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Sembiring (2005),
Anggraini (2006), Lawer (2010), dan Wijaya (2012).
4. Variabel leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan Lawer (2010), Susilatri dan Indriani (2011),
dan Wijaya (2012).
5. Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage
berpengaruh secara silmutan dan signifikan terhadap pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian yang
dilakukan Sembiring (2005), dan Andreas dan lawer (2010).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu akuntansi yang khususnya membahas mengenai
pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan
kesimpulan yang telah diuraikan, menunjukkan bahwa tipe industri memiliki
pengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Hal ini mengimplikasikan bahwa perbedaan tipe industri
belum tentu mempengaruhi luasnya pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Sehingga perusahaan yang dikatakan high profile dan low
profile sama-sama berusaha melakukan pengungkapan yang lebih luas
86
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility untuk memberikan
manfaat kepada stakeholdernya.
Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Ukuran perusahaan yang
diproksikan terhadap total asset menunjukkan bahwa berapapun total asset
yang dimliki perusahaan tidak mempengaruhi luasnya pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Hal tersebut berdampak besar kecilnya
ukuran perusahaan, perusahaan tetap di tuntut untuk melaksanakan
pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai bentuk menaati
peraturan pemerintah dan norma-norma yang ada di tengah masyarakat.
Profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini menunjukkan
perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak
melakukan aktivitas sosial. Hal ini berdampak ada perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi namun tidak mengungkapkan pengungkapan sosial
karena menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat menganggu
informasi tentang suksesnya laporan keuangan.
Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Hal ini berdampak semakin tinggi tingkat
leverage maka semakin besar pengungkapan sosial yang dilakukan perusahan
untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya
hak-hak mereka sebagai kreditor.
87
C. Saran
Penelitian mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan saran dibawah ini:
1. Menambahkan cakupan jumlah sampel dan periode pengamatan yang lebih
panjang, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih menjelaskan gambaran
kondisi yang sesungguhnya.
2. Menambahkan beberapa variabel lain sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),
seperti ukuran dewan komisaris, kinerja lingkungan dan kinerja
manajerial.
3. Selain data sekunder juga menggunakan data lain, seperti kuesioner
ataupun interview ke perusahaan atau institusi pemerintah untuk
mengetahui informasi lebih lengkap mengenai pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR).
88
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan
Tahunan: Studi Empiris Pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ.
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
CSR Indonesia. 2013. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Diakses 4 Maret 2013:
http://www.csrindonesia.com.
Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Darwin, Ali. 2006. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi
Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan.Yogyakarta.
Data Laporan Tahunan Perusahaan. 2008-2012. Diakses pada 30 Mei 2013:
www.idx.co.id.
Diba, Farah. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah
Terhadap Pengungkapan Laporan Corporate Social Responbility (CSR) Pada
Laporan Tahunan di Indonesia. Skripsi Universitas Hasanuddin: Makassar.
Deegan, Craig. 2002. The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure
– A Theoritical Foundation. Accounting, Auditing & Accountability Journal,
15(3).
Effendi, M. A. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
implementasi. Salemba Empat: Jakarta.
Fahrizqi, Anggara. 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan,
Tesis Pascasarjana FE Undip, Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro: Semarang.
89
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Hackston, David and Milne, Marcus J. 1996. Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies‖. Accounting, Auditing
and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, hal 77-108.
Hair, Anderson dan Tatham. 1995. Multivariance Data Analisys. Sixth Edition.
Pearson Education, Inc. New Jersey. United State of America.
Hannifa, R. M. dan T. E. Cook. 2005. The Impact of Culture and Governance on
Corporate Social Reporting, Journal of Accounting and Public Policy,
24:391-430.
Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Krisis Laporan Keuangan. Edisi 1, PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Herawati, Erna. 2008. Pengaruh Elemen-elemen Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Earning Manajemen dan Kinerja Perusahaan. Disertasi.
Universita Airlangga.
Hidayat, Bambang. 2007. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile dan Leverage
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Skripsi UNRI,
Pekanbaru.
Hilmi, Utari dan Ali, Syaiful. 2008 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada
Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006).
Simposium Nasional.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba
Empat: Jakarta
Ikhsan. 2008. Metedologi Penelitian Akuntansi Keprilakuan. Edisi Pertama. BPFE:
Yogyakarta.
Indriantoro dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Jalal. 2007. Perkembangan Mutakhir CSR di Indonesia. Lingkar Studi CSR: Jakarta.
90
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama. Rajawali Pers: Jakarta.
KPMG. 2011. International Corporate Survey Responsibility Report. Diakses 9 Mei
2013: http://www.greenbusinesstimes.com/tag/kpmg-international-corporate-
responsibility-reporting-survey-2011/.
Kuncoro. 2001. Metode Kuantitatif: Teori Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi
Pertama. AMP YKPN: Yogyakarta.
Lawer, Chrystina. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate
Tahun 2007. Skripsi, Universitas Riau, Pekanbaru.
Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusahaan: Study Empiris pada Perusahaan Publik yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11.
Marbun, Daniel, 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Riau.
Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi
Pertanggungawaban Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan Dalam
Kelompok Aneka Industri yang Go Public di BEJ. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Volume 12.
Roberts, R.W. 1992. Determinants Of Corporate Social Responsibility Disclosure: An
Application Of Stakeholder Theory”, Accounting, Organisations and Society, Vol. 17
No. 6, pp. 595-612.
Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997. Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001. Minyak dan Gas Bumi.
Republik Indonesia.2007. Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Perseroan Terbatas.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 25 tahun 2007. Penanaman Modal.
Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosures
Terhadap Earning Response Coeficient (Studi Empiris Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.
91
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Edisi ke 13, IKAPI Bandung. hal.
93-95, 103.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Solo.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility From Charity to
Sustainability. Salemba Empat: Jakarta.
Sudana, I. M. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktek. Airlangga University
Press, Surabaya.
Susilatri, Restu Agusti dan Deri Indriani. 2011. Pengaruh Leverage, Profitabilitas,
Size, Umur Perusahaan dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan yang Listing di BEI Tahun 2004-2008). Jurnal Lipi.
Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo’s Weblog at
http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 9 Januari 2013.
Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham Serta Cost of Equity Capital,
Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corpotare Social Responsibility. Sinar Grafika: Jakarta.
Utama, Sidharta. 2007. Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia. http://www.ui.edu/
Utomo, 2000. Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan
di Indonesia. Proceedings Simposium Nasional Akuntansi 3, hal. 99-122
Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1 Akuntansi
UNDIP.
92
Winarno, Wing. Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Program EViews. Edisi 3. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing:
Gresik.
Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko Hukum dan Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.
Wiwoho, Jamal. 2009. Sinkronisasi Kebijakan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Dengan Hukum Pajak Sebagai Upaya Mewujudkan Kesejahteraan di
Indonesia. Pidato Pengukuhan Profesor Fakultas Hukum UNS, Surakarta, 20
Agustus 2009.
Wijaya, Maria. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
World Bank. Corporate Social Responsibility Definition. Diakses 12 November
2012: http://www.ifc.org/ifcext/economics.nsf/content/csr-intropage.
Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi
Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan-perusahaan High Profile di BEJ).
Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Zulmi, Nizar. 2008. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Tingkat Leverage dan
Tingkat Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan. Skripsi
UNRI, Pekanbaru.
93
Lampiran 1
Perusahaan High Profile
No. Nama Perusahaan Kode
1. PT Astra Agro Lestari Tbk AALI
2. Aneka Tambang Tbk ANTM
3. Astra International Tbk ASII
4. International Nickel Indonesia Tbk INCO
5. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
6. PT Kalbe Farma Tbk KLBF
7. PP London Sumatera Tbk LSIP
8. Tambang Batu Bara Bukitasam Tbk PTBA
9. PT Semen Gresik Tbk SMGR
10. PT. Timah Tbk TINS
11. Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
Perusahaan Low Profile
No. Nama Perusahaan Kode
1 Unilever Indonesia Tbk UNVR
94
Lampiran 2
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lingkungan
1 Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan
pengembangan untuk pengurangan polusi
Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y
2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak
mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan
peraturan polusi;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan
dikurangi;
Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y
4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan
sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi;
Y T Y T Y T T T T T Y Y
5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi,
minyak, air dan kertas;
T T Y T Y T T T T T Y Y
6 Penggunaan material daur ulang; T T Y Y Y T T T T T Y Y
7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang
dibuat perusahaan;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah
lingkungan
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
11 Pengolahan limbah Y Y Y T Y T T T T T Y Y
Bersambung pada halaman selanjutnya
95
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lingkungan
12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak
lingkungan perusahaan;
Y Y Y Y Y Y T Y T T Y Y
13 Perlindungan lingkungan hidup Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Energi
1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi; T Y Y T Y T T T T T Y Y
3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur
ulang;
T Y Y T Y T T T T T Y Y
4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk T T Y T Y Y T T T T Y Y
6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk; Y T Y T Y Y T T T T Y Y
7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja
1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
mental;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
4 Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Bersambung pada halaman selanjutnya
96
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja
7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Lain-lain tentang Tenaga kerja
1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang
dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
11 Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
15 Mengungkapkan disposisi staff - di mana staff ditempatkan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Bersambung pada halaman selanjutnya
97
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lain-lain tentang Tenaga kerja
16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga
kerja;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga
kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan;
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan.
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
27 Peningkatan kondisi kerja secara umum; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Produk
1 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya,
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Bersambung pada halaman selanjutnya
98
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Produk
2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk
memperbaiki produk.
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan; Y Y Y Y Y Y T T T Y Y Y
5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y
7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan
dan penyiapan produk;
Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y
8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y
9 Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan.
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat. (Misalnya ISO 9000).
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Keterlibatan Masyarakat
1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni.
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
4 Membantu riset medis; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
5 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
6 Membiayai program beasiswa Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
No. Kategori Sektor Industri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterlibatan Masyarakat
7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
8 Mendukung pengembangan industri lokal Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Umum
1 Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Total item yang diharapkan diungkapkan 73 73 78 71 78 73 64 67 63 67 78 78
Sumber: Sembiring (2005)
* untuk sektor Others dilakukan penyesuaian untuk masing-masing perusahaan
Keterangan:
Y = item yang diharapkan diungkapkan sektor bersangkutan
T = item yang tidak relevan untuk sektor bersangkutan
Sektor Industri
1 = Agriculture Forestry and Fishing
2 = Animal Feed and Husbandry
3 = Mining and Mining service
4 = Construction
5 = Manufacturing
6 = Transportation Service
7 = Communication
8 = Whole Sale and Retail Trade
9 = Banking, Credit Agencies Other than Bank, securities, Insurance
and Real estate
10 = Hotel And Travel Service
11 = Holding and Other Investment 12 = Other
100
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Tipe Industri
No. EMITEN TYPE
2008 2009 2010 2011 2012
1. AALI 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2. ANTM 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
3. ASII 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
4. INCO 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5. ITMG 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
6. KLBF 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
7. LSIP 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
8. PTBA 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
9. SMGR 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
10. TINS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
11. TLKM 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
12. UNVR 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan
No. EMITEN SIZE
2008 2009 2010 2011 2012
1. AALI 3.814 3.879 3.944 4.009 4.094
2. ANTM 4.011 3.997 4.090 4.182 4.295
3. ASII 4.907 4.949 5.053 5.186 5.261
4. INCO 3.266 3.307 3.340 3.384 3.368
5. ITMG 5.991 3.079 3.037 4.198 3.173
6. KLBF 3.756 3.812 3.847 3.918 3.974
7. LSIP 3.692 3.685 3.745 3.832 3.878
8. PTBA 4.105 3.907 3.941 4.061 4.425
9. SMGR 4.025 4.112 4.192 4.294 3.785
10. TINS 3.762 3.686 3.769 3.818 5.047
11. TLKM 4.960 4.991 5.002 5.013 4.079
12. UNVR 3.813 3.874 3.940 4.020 4.094
101
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Profitabilitas
No. EMITEN ROA
2008 2009 2010 2011 2012
1. AALI 0.404 0.219 0.239 0.245 0.203
2. ANTM 0.134 0.061 0.137 0.127 0.152
3. ASII 0.114 0.113 0.127 0.137 0.125
4. INCO 0.195 0.084 0.200 0.138 0.029
5. ITMG 0.240 0.280 0.187 0.346 0.290
6. KLBF 0.124 0.143 0.183 0.184 0.188
7. LSIP 0.189 0.146 0.186 0.251 0.148
8. PTBA 0.178 0.338 0.229 0.149 0.185
9. SMGR 0.238 2.568 0.235 0.201 0.071
10. TINS 0.232 0.065 0.161 0.470 0.165
11. TLKM 0.161 0.164 0.158 0.150 0.404
12. UNVR 0.370 0.407 0.389 0.397 0.203
Hasil Perhitungan Variabel Leverage
No. EMITEN DTA
2008 2009 2010 2011 2012
1. AALI 1.884 0.151 0.152 0.174 0.246
2. ANTM 0.208 0.176 0.220 0.291 0.349
3. ASII 0.497 0.450 0.480 0.000 0.507
4. INCO 0.175 0.220 0.233 2.694 0.262
5. ITMG 0.377 0.343 0.339 0.031 0.328
6. KLBF 0.238 0.261 0.179 0.213 0.217
7. LSIP 0.350 0.213 0.181 0.140 0.168
8. PTBA 0.332 0.284 0.261 0.290 0.317
9. SMGR 0.229 0.203 0.220 0.257 0.253
10. TINS 0.339 0.293 0.285 0.300 0.399
11. TLKM 0.522 0.495 0.439 0.408 0.669
12. UNVR 0.522 0.504 0.535 0.649 0.246
102
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility
No. EMITEN CSRD
2008 2009 2010 2011 2012
1. AALI 0.123 0.164 0.123 0.192 0.233
2. ANTM 0.128 0.244 0.282 0.321 0.321
3. ASII 0.256 0.577 0.577 0.577 0.577
4. INCO 0.244 0.282 0.321 0.346 0.321
5. ITMG 0.244 0.256 0.321 0.321 0.346
6. KLBF 0.244 0.244 0.244 0.282 0.321
7. LSIP 0.137 0.219 0.260 0.260 0.301
8. PTBA 0.282 0.256 0.295 0.295 0.346
9. SMGR 0.346 0.321 0.346 0.346 0.321
10. TINS 0.256 0.282 0.282 0.321 0.321
11. TLKM 0.244 0.321 0.321 0.321 0.449
12. UNVR 0.295 0.397 0.423 0.423 0.233
103
Lampiran 6
Output Hasil Pengujian Data
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 DTA, ROA, SIZE, TIPE
a
. Enter
a. All requested variables entered.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TIPE 60 .00 1.00 .9167 .27872
SIZE 60 9.04 11.99 10.0804 .60874
ROA 60 .03 .41 .1950 .08563
DTA 60 .14 .67 .3169 .12796
CSRD 60 .12 .58 .3098 .09190
Valid N (listwise) 60
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .651a .424 .382 .07222
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE
b. Dependent Variable: CSRD
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .651a .424 .382 .07222 1.552
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE
b. Dependent Variable: CSRD
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .211 4 .053 10.133 .000a
Residual .287 55 .005
Total .498 59
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE
104
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .06972868
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .072
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .905
Asymp. Sig. (2-tailed) .386
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .100 .187 .532 .597
TIPE .001 .062 .002 .008 .994
SIZE .009 .020 .061 .450 .654
ROA -.160 .157 -.149 -1.019 .313
DTA .468 .124 .651 3.786 .000
a. Dependent Variable: CSRD
105
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimention Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) TIPE SIZE ROA DTA
1 1 4.654 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .238 4.420 .00 .05 .00 .11 .03
3 .098 6.906 .00 .00 .00 .34 .28
4 .009 22.979 .09 .92 .05 .50 .42
5 .001 62.528 .91 .03 .05 .27
a. Dependent Variable: CSRD
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TIPE .294 3.403
SIZE .570 1.754
ROA .487 2.052
DTA .354 2.826
a. Dependent Variable: CSRD
106
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.301 .110 -2.736 .008
TIPE .055 .037 .336 1.515 .135
SIZE .026 .012 .342 2.152 .036
ROA .109 .093 .203 1.179 .244
DTA .063 .073 .175 .865 .391
a. Dependent Variable: Abs_Res
top related