PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32753... · 2016-11-28 · Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”.
Post on 10-May-2019
247 Views
Preview:
Transcript
PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE
ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
PADA KONSEP PROTISTA
(Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nuri Shabania
NIM. 1110016100046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Skipsi berjudul Pengaruh Pembetajaran Model Advance OtganiTer terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista (Eksperimen di SMAN 9
Kota Tangerang) disusun oleh Nuri Shabania, NIM 1110016100046, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 4 Juni 2015
di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, Juni 2015
Panitia Uj ian Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)Dr. Zulfiani. M.Pd.NIP. 19760309 200501 2002
Penguji INenssih Juanenssih. M.Pd.NIP. 19790510 200604 2 001
Penguji IIMeiry Fadilah Noor, M.Si.NIP. 19800516 200710 2 001
Dekan F
9./-t.tls..
b-L-i,
t - ] -Totf
Mengetahui,Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN S Hidayatullah J
NrP. 1955 198203 1007
LEMBARPENGESAHAN
PE}IGARUH PEMBELAJARAN MlODr,L ADYANCE ORGANIZERTERHADAP SASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
PADA KONSEP PROTISTA
(Eksperimen di SNIAN 9 Kota Tangerang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nuri Shabania
NIM. 1110016100046
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing III
(d----9:.=F
Yuke Mardiati. M.Si.NIP. 19760117 20070t 2 0t3
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nuri Shabania
NIM : 1110016100046
Jurusan : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Alamat : Komplek Setneg blok E5/26 Kec. Pinang, Kota Tangerang.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Model Advance
Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista adalah
benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.
NIP : 19650115 198703 1 020
Nama Pembimbing II : Yuke Mardiati, M.Si.
NIP : 19760117 200701 2 013
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Juni 2015
Yang Menyatakan
Nuri Shabania
KEMENTERIAN ACAMA.ffi., UIN JAKARTA
ffi li.Y#^*r,r5ciputat !5.tr2bdoncsia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
Tgl. Terbit : I Maret 2010
No. Revisi: : 0lltal Ul
"SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
19lt
Dosen Pembimbing
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benarhasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya lulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh LljianMunaqasah.
Jakafta, ...... Me( )sl6
Nqir ShbcriNIM, tl 100161 00049
i
ABSTRAK
Nuri Shabania (1110016100046), “Pengaruh Pembelajaran Model Advance
Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model advance
organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 9 Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Sampel penelitian berjumlah 40 orang untuk kelas eksperimen dan 40
orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes
pilihan ganda dan angket. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan
perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh nilai t-hitung sebesar
3,087, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df)
= 78 sebesar 1,67, maka dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel yang berarti
bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model
advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
Kata Kunci: Model pembelajaran, advance organizer, hasil belajar biologi.
ii
ABSTRACT
Nuri Shabania (1110016100046), “The Influence of Using Advance Organizer
Model to Students’ Biology Achievement in Protists Concept”. Undergraduate
Thesis, Biology Education Program, Natural Science Education Department,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University, Jakarta.
This research purposed to know the influence of using advance organizer model
to students’ biology achievement in protists concept. This research had been
carried out in SMAN 9 Tangerang. This research was used quasi experiment
method with pretest-posttest control group design. The sample was taken by using
cluster random sampling technique. The amount of research sample was 40
persons for the experiment class and 40 persons for the control class. The data
was taken by using multiple choice test instrument and questionnaire instrument.
The data analysis was used t-test, from the result of calculating mean
differentiation of posttest both groups, obtained the value of t-count was equal to
3,087, while t-table at the level of significant 5% with degree of freedom (df) = 78
that was equal to 1,67. So, it can be said that t-count > t-table that means the
alternative hypothesis (Ha) was accepted and the zero hypothesis (H0) was
refused. It showed that there was influence of using advance organizer model to
students’ biology achievement in protists concept.
Keywords: Teaching model, advance organizer, biology achievement.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT untuk segala
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”. Shalawat teriring salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta kepada
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi yang telah disusun penulis ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staf
jajarannya.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Yuke
Mardiati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing,
memotivasi, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan
ilmunya selama penulis menjalankan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Hj. Chuzaimah HS, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang
beserta para guru dan staf jajarannya yang telah memberikan izin dan
membantu penulis dalam penelitian.
7. Ibu Siti Rodiah, S.Pd. selaku Guru Biologi di SMA Negeri 9 Kota Tangerang
yang telah membimbing dan memberikan arahan serta motivasinya kepada
penulis selama penelitian.
iv
8. Seluruh siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 3 di SMA Negeri 9 Kota Tangerang
tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
selama penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak M. Soleh Lubis dan Ibu Neneng, serta kakak
dan adik-adik tersayang, Bang Nendy, Nia, dan Tasha, yang telah memberikan
doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Para sahabat seperjuangan, Hilda, Meriza, Ani, Vira, Ninta, Ara, yang selalu
memberikan dukungan dan semangatnya selama masa-masa perkuliahan serta
rekan-rekan seperjuangan lainnya khususnya pada Program Studi Pendidikan
Biologi 2010.
11. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Alloh SWT membalas semua kebaikan yang
telah diberikan untuk keberhasilan penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, Mei 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 9
1. Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9
a. Pengertian dan Hakikat Belajar ................................................... 9
b. Ciri-Ciri Belajar ........................................................................... 13
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................ 14
d. Pembelajaran ............................................................................... 18
2. Hasil Belajar Biologi Siswa ............................................................. 20
3. Model Pembelajaran Advance Organizer ........................................ 21
a. Model Pembelajaran .................................................................... 21
b. Advance Organizer (Pengatur Awal) .......................................... 23
4. Peta Konsep ...................................................................................... 27
B. Hasil Penelitan yang Relevan ............................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 32
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34
B. Variabel Penelitian ................................................................................ 34
C. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 34
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 35
vi
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36
F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 39
G. Uji Coba Instrumen ............................................................................... 40
H. Teknik Analisis Data............................................................................. 44
I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 49
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................... 50
2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................... 50
3. Deskripsi Normal Gain (N-Gain) ..................................................... 51
B. Analisis Data ......................................................................................... 53
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................... 53
a. Uji Normalitas ............................................................................. 53
b. Uji Homogenitas .......................................................................... 54
2. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 55
3. Analisis Data Angket ....................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 58
1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran .................................................... 58
2. Interpretasi Data Penelitian .............................................................. 60
3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi .......... 62
D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 65
B. Saran ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................................................. 17
2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep .................................................... 28
3.1. Desain Penelitian ........................................................................................ 35
3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi .............................................. 37
3.3. Kisi-kisi angket respon siswa ..................................................................... 38
4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest ............................... 50
4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest .............................. 51
4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain ........................................................ 52
4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors .................... 53
4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher .................... 54
4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest ........................................................... 55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya ............................................. 15
2.2. Bagan kerangka pikir ................................................................................. 33
4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol ........................ 52
4.2. Grafik persentase indikator ARCS ............................................................. 56
4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan ............................. 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Perhitungan Normal Gain ...................... 70
2. Perhitungan Statistik Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 73
3. Perhitungan Uji Normalitas ........................................................................ 86
4. Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................................... 89
5. Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................................... 91
6. Perhitungan Data Angket ............................................................................ 94
7. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ..................................................................... 96
8. Soal Instrumen Uji Coba ............................................................................. 113
9. Rekapitulasi Analisis Butir Soal ................................................................. 121
10. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................... 138
11. RPP Kelas Kontrol ...................................................................................... 151
12. Instrumen Penilaian Afektif, Psikomotor, dan Kognitif ............................. 162
13. Lembar Kerja Siswa (LKS)......................................................................... 173
14. Instrumen Tes Pilihan Ganda ...................................................................... 194
15. Instrumen Angket ........................................................................................ 198
16. Lembar Observasi Guru dan Siswa ............................................................. 201
17. Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer ....................................... 203
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan.1 Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi dewasa atau mencapai
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.2 Dengan demikian, pendidikan
merupakan aspek yang sangat penting karena di dalamnya terjadi proses
perubahan menuju kedewasaan sebagai penunjang kemajuan bangsa di masa
depan.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Potensi-potensi tersebut
merupakan ciri manusia dewasa dari hasil belajar dalam hidupnya. Peserta didik
atau siswa dalam hal ini merupakan objek utama dari pendidikan yang
diselenggarakan baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Belajar adalah proses berkesinambungan untuk membentuk konsep atau
pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.4
Belajar merupakan istilah yang sangat penting dalam setiap usaha pendidikan, di
mana jika tanpa adanya belajar maka tidak akan ada pendidikan.
Belajar dalam perspektif agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap
muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), h. 1. 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.
1. 3 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.
92. 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.
118.
1
2
kehidupannya meningkat.5 Hal ini dinyatakan dalam potongan ayat Al-Qur’an
surat Al-Mujadilah ayat 11:
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11)6
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas X
di SMAN 9 Kota Tangerang dapat dikategorikan cenderung masih rendah. Siswa
yang tidak mencapai nilai 76 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berjumlah lebih dari 50% dari total seluruh siswa kelas X pada tahun ajaran
2013/2014. Selain itu, beberapa siswa mengungkapkan sulit mengingat istilah-
istilah dalam ilmu biologi yang telah dipelajarinya.
Hasil belajar biologi yang rendah dapat disebabkan oleh kesulitan siswa
dalam memahami materi biologi. Kesulitan dalam memahami materi tersebut
secara umum dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu siswa sebagai peserta didik, guru
sebagai pendidik, dan materi yang dipelajari.7 Sebagian besar siswa menganggap
materi biologi bersifat hafalan dan adanya ketidaknyamanan dalam proses
pembelajaran karena fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai seperti
laboratorium dan buku cetak. Kekeliruan guru dalam menggunakan strategi
pembelajaran serta materi biologi yang memiliki kajian cukup padat juga dapat
menyebabkan kesulitan belajar siswa. Dalam pelajaran biologi juga banyak
mengandung istilah-istilah asing yang sebagian besar siswa mengeluhkannya
karena sulit untuk diingat.
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 94. 6 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2009), h. 801. 7 Liza Yulia Sari, “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di Kelas X
SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”, Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013, h.
54.
3
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa sebagai peserta didik
dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8
Interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kemungkinan
kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan pada saat
proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta
didik dalam mengikuti pelajaran.
Kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Strategi
maupun metode belajar yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan
dalam pembelajaran biologi. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam hasil belajar
memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam tahap pembelajaran
selanjutnya. Akan tetapi, metode konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan
penugasan yang berpusat pada guru masih cukup mendominasi pembelajaran di
sekolah saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dan lebih
banyak menghafal materi biologi yang diberikan guru maupun yang tersedia di
buku paket.
Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional agar
tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dan tidak menggunakan media
pembelajaran. Penggunaan laboratorium sekolah pun masih terbatas yang
disebabkan kurang lengkapnya peralatan laboratorium, kondisi alat yang tersedia
tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan penggunaan laboratorium sebagai
ruang kelas akibat kekurangan ruangan di sekolah yang bersangkutan.
Data The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
menyebutkan siswa Indonesia hanya mampu menjawab konsep dasar atau hafalan
dan tidak mampu menjawab soal yang memerlukan nalar dan analisis. Pada tahun
2007 Indonesia menempati peringkat 35 dari 49 negara. Rendahnya hasil TIMSS
ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.9
8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 9 Deo Demonta Panggabean dan Retno Dwi Suyanti, “Analisis Pemahaman Awal dan
Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance
Organizer dan Model Pembelajaran Direct Instruction”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 1,
No. 2, 2012, h. 14.
4
Karena itu, pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku saat ini di mana siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, baik dalam
menalar maupun menganalisis, bukan menghafal materi pelajaran saja.
Pendidikan modern yang diiringi dengan perubahan kurikulum yang baru
tidak lagi memiliki sistem pembelajaran pada guru yang aktif, tetapi siswa sebagai
objek maupun subjek pendidikan yang dituntut untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang komunikasinya dua
arah, guru dan siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran di kelas,
laboratorium, maupun di lingkungan sekitar sekolah. Semua itu dilakukan agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu dan menimbulkan belajar
biologi yang terpusat pada siswa. Tetapi, berdasarkan studi pendahuluan berupa
wawancara langsung dengan guru diperoleh data bahwa padatnya materi ajar
biologi tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang tersedia.
Protista merupakan salah satu dari materi biologi kelas X yang sulit
dipahami siswa. Konsep-konsep pada materi protista sebagian besar bersifat
abstrak sehingga siswa hanya dapat membayangkannya saja setelah melihat
gambar. Materi kajian protista pun cukup padat sehingga saat menerima informasi
ada kemungkinan siswa lebih cenderung menghafalkan informasi yang didapat
tanpa mencoba mengaitkan dengan konsep yang pernah dimiliki sebelumnya.
Berbagai hambatan akan timbul akibat ketidakpahaman siswa terhadap
materi biologi seperti sulit memahami materi selanjutnya dan miskonsepsi pada
konsep lain yang memiliki keterkaitan sehingga mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai serta rendahnya hasil belajar siswa.10
Pemahaman
yang kurang terhadap konsep menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru masih dilandasi dengan metode transfer informasi yang hanya
menyentuh ingatan siswa saja. Kondisi ini akan menyebabkan siswa tidak dapat
melihat hubungan antara materi pelajaran yang telah dipelajarinya dengan materi
yang sedang atau akan dipelajarinya sehingga pembelajaran tidak akan bermakna
dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa.
10
Sari, loc. cit.
5
Siswa harus mengulangi pembelajaran sebelumnya yang berhubungan
dengan pembelajaran baru yang akan dipelajarinya. Hal tersebut berlaku terutama
pada mata pelajaran eksakta seperti ilmu pengetahuan alam (IPA).11
Pengetahuan
yang telah dimiliki individu selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan bagi
masing-masing individu. Semakin baik cara penataan pengetahuan di dalam dasar
pengetahuan, semakin mudah pengetahuan itu ditelusuri dan dimunculkan
kembali pada saat diperlukan.12
Maka itu, dengan modal pengetahuan awal yang
telah dimiliki, siswa akan lebih mudah memahami pengetahuan-pengetahuan
selanjutnya yang berkaitan.
Proses pembelajaran memiliki faktor yang sangat penting, yaitu apa yang
telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya.13
Hal
tersebut dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang
telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Tetapi sering terjadi siswa tidak
mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya
alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi
pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung yang dimaksud dapat
menggunakan pengatur awal atau advance organizer.
Advance organizer mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya
dan memudahkan untuk mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga
membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap
semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.14
Tujuan dari
pengatur awal tersebut adalah untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan
mengaitkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari
serta untuk membantu peserta didik dalam membedakan materi baru dengan
11
Purwanto, loc. cit. 12
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 45-
46. 13
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
100. 14
Ibid.
6
materi lama yang telah dipelajarinya.15
Advance organizer dapat dideskripsikan
sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran
dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi daripada tugas
pembelajaran itu sendiri.
Usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan penyajian
materi dengan metode ceramah antara lain menggunakan model pembelajaran
yang berbentuk advance organizer untuk membantu siswa belajar lebih aktif. Alat
atau cara yang dapat digunakan sebagai pengatur awal tersebut salah satunya
dengan peta konsep. Peta konsep dikembangkan untuk menggali struktur kognitif
siswa dan untuk mengetahui apa yang telah diketahui pelajar.16
Seorang guru dituntut untuk dapat kreatif dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa. Usaha ini harus dilakukannya dalam rangka untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tersebut tidaklah mudah. Tetapi, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab guru
agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan, dan apa yang
diperolehnya merupakan sesuatu yang bermakna dalam hidupnya.
Siswa yang menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang
sulit diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa dapat mengakibatkan
hasil belajar siswa yang rendah. Dalam ilmu biologi, terdapat banyak istilah-
istilah asing yang harus diingat dan dipahami siswa. Dengan menerapkan model
advance organizer ini diharapkan pandangan negatif siswa terhadap pelajaran
biologi akan berubah menjadi positif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
biologi siswa.
Metode dan model pembelajaran yang beraneka macam telah banyak
diterapkan sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan biologi. Model
pembelajaran advance organizer yang berbantukan peta konsep ini dapat
memperkuat struktur kognitif siswa sehingga diharapkan dapat membantu siswa
dalam mempelajari materi protista yang padat dan kaya akan istilah asing. Model
pembelajaran advance organizer perlu diterapkan guna mengetahui pengaruhnya
15
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 94. 16
Dahar, op. cit., h. 106.
7
terhadap hasil belajar siswa pada konsep protista. Penelitian ini berjudul
“Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa pada Konsep Protista”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar biologi siswa yang rata-rata masih rendah.
2. Siswa menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang sulit
diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa.
3. Metode transfer informasi yang diterapkan pada pembelajaran umumnya
hanya menyentuh ingatan saja, sehingga dianggap kurang bermakna.
4. Materi kajian protista yang padat tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang
tersedia di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian yang dilaksanakan ini dibatasi pada hal-hal berikut, seperti:
1. Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran advance
organizer dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa.
2. Ranah kognitif yang digunakan pada soal tes pilihan ganda meliputi aspek C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
3. Materi SMA yang dipilih adalah kingdom protista yang meliputi protista
mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.
8
D. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh
pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep protista?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep protista.
2. Respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran advance organizer.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Guru, sebagai pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran
advance organizer sebagai salah satu cara belajar siswa aktif dan bermakna.
2. Siswa, sebagai sarana latihan untuk berperilaku rajin dan membiasakan diri
aktif dalam pembelajaran.
3. Peneliti, sebagai pengalaman peneliti di bidang pendidikan serta bekal untuk
menjadi pendidik di dunia sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian dan Hakikat Belajar
“Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.1 Ini
menunjukkan bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik saat siswa berada di sekolah maupun
di lingkungan sosial lain khususnya saat bersama keluarganya. Belajar memiliki
beberapa pengertian di antaranya sebagai berikut:
1) “Belajar merupakan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.2
2) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor”.3
3) “Belajar adalah modification of behavior through experience and training,
artinya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan”.4
4) “Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.5
Berdasarkan uraian mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses atau tahapan perubahan seluruh atau sebagian
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 87. 2 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 157. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 13.
4 Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993). h. 99.
5 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.
84.
9
10
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor.
Hasil pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan yang menetap pada
tingkah laku merupakan faktor yang penting dalam belajar. Pengalaman dan
latihan dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati
berupa gejala mental, maupun yang tidak dapat diamati berupa proses mental.
Belajar dapat terjadi akibat interaksi secara terus menerus antara peserta didik dan
lingkungannya, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya)
berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami
situasi tadi.6 Perubahan dalam belajar dapat berupa suatu penemuan informasi
atau penguasaan suatu keterampilan yang telah ada, penambahan dari informasi
atau pengetahuan atau keterampilan yang telah ada, dan menghilangkan sifat atau
prilaku tertentu yang tidak dikehendaki.7 Perubahan tingkah laku yang timbul
akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.8
Belajar memiliki tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan
institusional dan rumusan kualitatif. (1) Secara kuantitatif (ditinjau dari
sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam
hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. (2)
Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-
materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa
telah belajar dapat diketahui setelah proses mengajar. Ukurannya, semakin
baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa
yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. (3) Secara kualitatif (ditinjau
dari mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar
dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti
dihadapi siswa.9
6 Ibid.
7 Makmun, op. cit., h. 158.
8 Syah, op. cit., h. 90.
9 Ibid.
11
Belajar memiliki beberapa elemen penting yang tersusun sehingga suatu
kegiatan atau pekerjaan dapat dikatakan sebagai belajar. Elemen-elemen tersebut
antara lain:
1) Belajar terdiri dari suatu perubahan dalam tingkah laku, yang dapat mengarah
kepada tingkah laku yang lebih baik dan bahkan kepada tingkah laku yang
lebih buruk.
2) Perubahan yang terjadi dalam belajar terjadi melalui latihan atau pengalaman.
Sedangkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi, orang yang mabuk karena
meminum minuman keras, orang yang merasa jenuh saat berkegiatan, dan
sebagainya.
3) Belajar dapat menyebabkan perubahan yang relatif menetap dan harus
merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi merupakan proses yang cukup
panjang yang berlangsung hingga berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-
tahun. Hal-hal yang berlangsung sementara harus dikesampingkan seperti
perubahan-perubahan tingkah laku akibat motivasi, kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, karena perubahan yang terjadi
tidak dalam periode yang cukup panjang.
4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar meliputi aspek fisik
maupun aspek psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah, keterampilan berpikir atau analisis, kebiasaan, ataupun sikap.10
Arti penting belajar dalam Al-Qur’an yaitu: (1) Orang yang belajar akan
mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala
masalah yang dihadapinya di kehidupan di dunia. (2) Manusia dapat
mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Alloh sangat
membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang
dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggung
jawabannya. (3) Dengan ilmu yang dimiliki, orang mampu mengangkat
derajatnya di mata Alloh.11
10
Purwanto, op. cit., h. 84-85. 11
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013), h. 55.
12
Belajar merupakan proses yang terjadi dengan adanya perubahan atau
penambahan informasi maupun keterampilan yang telah dimiliki. Unsur yang
penting dalam belajar meliputi perubahan-perubahan dalam diri individu seperti
perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman dan relatif menetap
pada diri individu tersebut. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan
sehingga memerlukan waktu agar tujuan dari belajar tersebut dapat tercapai.
Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat
dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini
meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan.12
Belajar yang dimaksud merupakan
koordinasi dari beberapa fungsi yang ada dalam diri manusia seperti pada ranah
kognitif, psikomotor dan afektif, sehingga fungsi-fungsi tersebut saling
berkoordinasi dan bekerja sama dalam melakukan proses belajar dalam diri
seseorang.
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.13
Hakikat belajar sangat penting
diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah
belajar. Seseorang dikatakan belajar jika melakukan aktivitas belajar dan di akhir
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki
pengalaman baru.14
Hal terpenting dalam belajar adalah proses belajar, bukan hasil yang
diperolehnya.15
Perubahan yang terjadi akibat aktivitas belajar adalah perubahan
yang berhubungan dengan aspek kejiwaan (psikis) dan mempengaruhi tingkah
laku, bukan sebagai hasil dari kematangan atau pertumbuhan seseorang.
12
Syah, op. cit., h. 92. 13
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 6. 14
Djamarah, op. cit., h. 14. 15
Fathurrohman, loc. cit.
13
b. Ciri-Ciri Belajar
Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan tertentu yang diuraikan
sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, di mana individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan pada dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, yaitu perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak
statis. Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan-perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perbuatan belajar akan
mengakibatkan perubahan-perubahan yang selalu bertambah untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Karena itu, makin aktif
usaha belajar yang dilakukan akan menghasilkan perubahan-perubahan yang
makin baik (positif).
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan-perubahan
yang bersifat sementara (temporer) hanya terjadi beberapa saat saja, seperti
menangis, berkeringat, lelah, jenuh, dan sebaginya tidak dapat dikategorikan
sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan dalam belajar adalah
perubahan yang relatif menetap pada individu, seperti kecakapan individu
dalam memainkan piano setelah belajar. Hal tersebut akan terus dimiliki
individu tersebut bahkan makin berkembang dengan adanya latihan secara
terus menerus.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, di mana terjadinya perubahan
tingkah laku disebabkan adanya tujuan yang ingin dicapai, seperti individu
yang bertujuan ingin mahir bermain piano, maka dilakukannya latihan piano
sebagai proses belajar menuju kemahirannya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika individu belajar
tentang sesuatu maka individu tersebut akan mengalami perubahan tingkah
laku sebagai hasilnya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat terjadi secara
14
menyeluruh seperti dalam kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya.16
Belajar dicirikan dengan adanya perubahan-perubahan dalam diri individu.
Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku yang berkelanjutan, terarah, dan
tidak bersifat sementara. Perubahan tingkah laku tersebut dapat bersifat positif
maupun negatif akibat pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal dari
individu yang bersangkutan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Perubahan yang terjadi akibat kegiatan belajar adalah hasil yang dicapai dari
suatu proses belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dengan adanya pengaruh-
pengaruh dari dalam individu maupun dari luar individu. Proses belajar yang
terjadi secara psikis pada individu hanya dapat disimpulkan dari hasilnya,
misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan dalam tingkah laku dan/atau kecakapannya. Berhasil tidaknya
belajar dapat tergantung kepada bermacam-macam faktor, yaitu: (1) faktor yang
ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individu), yaitu kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan/inteligensi, latihan dan ulangan, motivasi, dan sifat
pribadi seseorang, dan (2) faktor yang berasal dari luar individu (faktor sosial),
yaitu keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat pelajaran, motivasi
sosial, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.17
Belajar terjadi akibat adanya unsur-unsur lain yang terlibat langsung di
dalamnya. Masukan mentah (raw input) merupakan bahan pengalaman tertentu
yang dimiliki seseorang sebagai bekal dalam proses belajar mengajar (learning
teaching process). Proses tersebut diharapkan dapat berubah menjadi keluaran
(output) dengan perubahan-perubahan yang diinginkan atau kualifikasi tertentu.
Di dalam proses belajar mengajar tersebut ikut berpengaruh beberapa masukan,
16
Djamarah, op. cit., h. 15-17. 17
Purwanto, op. cit., h. 102-105.
15
yaitu dari faktor lingkungan (environmental input) dan faktor instrumental
(instrumental input) yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang
tercapainya hasil belajar mengajar yang dikehendaki18
(Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya
Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Karena itu, suksesnya belajar
tergantung pada banyak faktor.19
Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi
menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmaniah
(kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal
yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah),
dan faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 20
Pendapat lain mengenai faktor yang mempengaruhi belajar dikemukakan
oleh Syah yang membagi faktor-faktor tersebut menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan jasmani dan
18
Djamarah, op. cit., h. 175-176. 19
Thonthowi, op. cit., h. 103. 20
Slameto , Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), h. 54-71.
16
rohani siswa. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi
lingkungan di sekitar siswa. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran.21
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi faktor internal
(aspek fisiologis dan aspek psikologis), faktor eksternal (lingkungan sosial dan
nonsosial), dan faktor pendekatan belajar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek Fisiologis
Faktor fisiologis yang dimaksud bersifat jasmiah seperti kondisi tonus atau
tegangan otot dan organ-organ khusus seperti indera pendengar dan indera
penglihat. Kemungkinan timbulnya masalah pada kondisi jasmani tersebut
perlu diatasi dengan langkah bijaksana guru dan pihak terkait untuk
mempertahankan self-esteem dan self confidence siswa. Kemerosotan self-
esteem dan self confidence seorang siswa akan menimbulkan frustasi yang
cepat atau lambat mengakibatkan siswa tersebut menjadi underachiever atau
mungkin gagal, walaupun kapasitas kognitifnya normal atau lebih tinggi dari
pada siswa yang lain.
2) Aspek Psikologis
Faktor psikologis (bersifat rohaniah) yang umumnya dipandang lebih esensial
di antaranya tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan
motivasi.
3) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dapat mencakup guru, tenaga kependidikan (kepala
sekolah dan wakil-wakilnya), teman sekelas siswa, masyarakat, tetangga,
teman sepermainan di sekitar lingkungan tempat tinggal, orang tua, dan
keluarga siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah
orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Dampak negatif yang dipengaruhi
oleh faktor orang tua dan keluarga dapat menimbulkan dampak tidak mau
21
Syah, op. cit., h. 129.
17
belajar bahkan siswa cenderung berperilaku menyimpang yang berat seperti
antisosial.
4) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
5) Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar
materi tertentu. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan tinggi
(speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep) dan
pendekatan rendah (reproductive dan surface).22
Uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diperjelas
dengan Tabel 2.1 sebagai berikut:23
Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar Siswa
1. Aspek Fisiologis
- tonus jasmani
- mata dan telinga
2. Aspek Psikologis
- inteligensi
- sikap
- minat
- bakat
- motivasi
1. Lingkungan Sosial
- keluarga
- guru dan staf
- masyarakat
- teman
2. Lingkungan Nonsosial
- rumah
- sekolah
- peralatan
- alarm
1. Pendekatan Tinggi
- speculative
- achieving
2. Pendekatan Sedang
- analytical
- deep
3. Pendekatan Rendah
- reproductive
- surface
22
Ibid., h. 130-136. 23
Ibid., h. 137.
18
Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat menyebabkan munculnya siswa-
siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan underachievers (berprestasi
rendah) atau gagal sama sekali.24
Karena itu, seorang guru harus kompeten dan
profesional dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya
kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha
mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa.
d. Pembelajaran
“Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.25
Kegiatan pembelajaran
adalah satu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada
tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada
terwujudnya perubahan tingkah laku.26
Pembelajaran dalam maknanya yang lebih kompleks adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi
dua arah antara guru dan peserta didik yang intens dan terarah menuju pada suatu
target yang telah ditetapkan sebelumnya.27
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sistematik dan terarah
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Interaksi yang terjadi berupa interaksi
dua arah dan merupakan interaksi yang dilakukan secara berkesinambungan.
Pembelajaran yang efektif dapat menunjang keberhasilan dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif
jika memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: (1)
Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan
24
Ibid., h. 129-130. 25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 26
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117. 27
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), h. 17.
19
belajar mengajar (KBM); (2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang
tinggi di antara siswa; (3) Ketepatan antara kandungan materi ajar dengan
kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4)
Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4).28
Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan
moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Tetapi dalam implementasinya masih banyak
kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik
tersebut.29
Hal tersebut diakibatkan karena pembelajaran yang hanya terfokus
pada kemampuan intelektualnya saja, sehingga mengabaikan aspek dan
kemampuan siswa yang lain dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran memiliki ciri-ciri, di antaranya: (1) merupakan upaya sadar
dan disengaja, (2) pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) tujuan harus
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4) pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.30
Pembelajaran juga
memerlukan peran guru sebagai pendidik maupun fasilitator untuk menunjang
terjadinya proses belajar siswa yang terarah dan memotivasi siswa agar siap
mengikuti proses pembelajaran.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa faktor,
di antanya:
1) Tujuan, yaitu pedoman arah yang akan dicapai dalam proses belajar
mengajar.
2) Guru, baik dari performance-nya, pandangan terhadap murid, serta latar
belakang pendidikan dan pengalaman belajar.
3) Peserta didik dengan segala macam perbedaannya, seperti motivasi, minat,
bakat, perhatian, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, dan
sebagainya.
28
Ibid., h. 20. 29
Zurinal, op. cit., h. 117-118. 30
Nurochim, op. cit., h. 18.
20
4) Kegiatan Pengajaran di mana gaya mengajar guru akan mempengaruhi gaya
dan cara belajar siswa.
5) Evaluasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan
proses yang dilakukan.31
2. Hasil Belajar Biologi Siswa
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”.32
Dalam sistem pendidikan nasional,
pengklasifikasikasian hasil belajar menggunakan sistem klasifikasi dari Benjamin
S. Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Berikut jenjang-jenjang pada setiap ranah: (1) Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. (2) Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu derakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan
interpretatif.33
Hasil belajar sebagai hasil pengorganisasian struktur kognitif yang baru,
merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang baru.34
Untuk
mencapai hasil belajar yang ideal yang ditandai oleh munculnya pengalaman-
pengalaman psikologis baru yang positif, kemampuan para pendidik dalam
membimbing belajar siswanya sangat dituntut.35
Biologi merupakan bagian dari sains yang memiliki dua dimensi yang
bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai
31
Fathurrohman, op. cit., h. 115-117. 32
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 22. 33
Ibid., h. 22-23. 34
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 47. 35
Syah, op. cit., h. 94.
21
dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan
sumber konsep. Biologi sebagai dimensi proses mengandung keterampilan, nilai,
dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk mendapatkan dan
mengembangkan pengetahuan biologi.36
Hasil belajar biologi dapat diperoleh setelah siswa mengalami proses
pembelajaran biologi. Siswa akan mengalami proses pengintegrasian pengetahuan
hasil pengalaman hidupnya sehingga terorganisir untuk memperoleh hasil belajar
yang akan dicapai. Hasil belajar biologi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dialami siswa setelah menjalani
proses belajar. Baik dan buruknya hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi.
Jika proses pembelajaran yang diikuti siswa semakin baik, maka seharusnya hasi
belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan menentukan
tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang dapat
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
3. Model Pembelajaran Advance Organizer
a. Model Pembelajaran
“Model adalah suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan
dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing
penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum
begitu berkembang”.37
Model bermakna sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi
untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.38
“Model pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menyelenggarakan
pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan (intelligence-oriented education),
36
Nur Efendi, “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan
Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. Pedagogia, Vol. 2, No. 1, 2013, h. 85. 37
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
13. 38
Trianto, op. cit., h. 21.
22
dan memberikan keluasan pada siswa untuk mendidik dirinya sendiri”.39
Model
pembelajaran mengarahkan seorang guru dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.40
Suatu model pembelajaran merupakan gambaran suatu lingkungan
pembelajaran, yang juga meliputi perilaku guru saat model tersebut diterapkan.41
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang
akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
tingkat kemampuan peserta didik.42
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli tertentu
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem
pendukung
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran (dampak
pembelajaran dan dampak pengiring)
6) Membuat persiapan mengajar atau desain instruksional dengan model
pembelajaran yang dipilihnya.43
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan dalam diri siswa yang merupakan tujuan dari
pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran yang ada saat ini sangat
bervariasi sehingga guru harus pintar dalam memilih model pembelajaran yang
tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu materi pembelajaran.
39
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), h. 1. 40
Trianto, op. cit., h. 22. 41
Joyce, op. cit., h. 30. 42
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 52. 43
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 136.
23
b. Advance Organizer (Pengatur Awal)
Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif sehingga belajar bermakna pun
terjadi, tidak hanya menekankan pada belajar menghafal.44
Struktur kognitif yang ada dalam diri seseorang merupakan faktor utama
yang menentukan apakah materi baru akan bermanfaat atau tidak dan bagaimana
pengetahuan yang baru itu dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik.45
Upaya memperbaiki struktur kognitif dapat memudahkan peserta belajar
memperoleh dan menguasai informasi baru yang merupakan salah satu tujuan
utama model pembelajaran.46
Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan
seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke
dalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya
pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi
dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.47
Jadi, struktur kognitif
merupakan struktur terorganisir dalam ingatan seseorang yang mengorganisasi
pengetahuan-pengetahuan yang diterima sehingga dapat tersusun dalam suatu unit
konseptual.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur
kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang
tertentu dan pada waktu tertentu. Jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan diatur
dengan baik maka informasi baru akan timbul dan cenderung bertahan sehingga
belajar bermakna terjadi.48
Terdapat dua prinsip dalam memprogramkan isi bidang studi sehingga
konsep itu dapat menjadi bagian yang stabil dalam struktur kognitif peserta
belajar dan materi tersebut mempunyai makna psikologis. Prinsip-prinsip
44
Budiningsih, op. cit., h. 43. 45
Joyce, op. cit., h. 281. 46
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90. 47
Budiningsih, op. cit., h. 44. 48
Dahar, op. cit., h. 98-99.
24
tersebut adalah: (1) Diferensiasi progresif, yang berarti bahwa gagasan dan
disiplin paling umum disajikan lebih dahulu, kemudian didiferensiasikan
secara progresif dari segi perincian dan kekhususan. (2) Rekonsiliasi
integratif, yang berarti bahwa gagasan baru direkonsiliasikan dan
diintegrasikan dengan isi yang telah dipelajari terdahulu.49
Belajar bermakna merupakan inti dari teori Ausubel tentang belajar. Belajar
bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.50
Belajar
bermakna berarti apa yang telah dipelajari, dihubungkan secara intelektual dan
dipahami dalam konteks yang telah diketahui. Belajar bermakna dapat terjadi jika
informasi yang baru diterima dapat dipertahankan dengan baik dalam struktur
kognitif dalam diri seseorang.
Hal-hal yang bersifat hafalan (subtansial-material) mudah dilupakan
dibandingkan hasil proses mental (fungsional-struktural) yang lebih tinggi, atau
hasil-hasil pengalaman praktik yang berarti (meaningful).51
Belajar dengan
menghafal sebagai hasil belajar yang tidak bermakna, karena hasil itu tidak
dikaitkan dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis.52
Belajar hafalan berciri kurangnya pendekatan kritis dan konseptual terhadap
informasi yang diperoleh. Biasanya hal itu tidak dipersiapkan untuk
mentransformasikan pengetahuan atau menerapkannya dalam konteks yang baru
sehingga materi belajar hafalan mudah terlupakan.53
Belajar hafalan dapat terjadi jika siswa tidak dapat menggunakan konsep-
konsep yang relevan dalam struktur kognitif untuk mengasimilasikannya dengan
informasi atau pengetahuan yang baru diterimanya. Belajar hafalan dianggap tidak
efektif karena materi yang diajarkan dalam pembelajaran tersebut mudah
dilupakan.
Pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hierarkis,
yang berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak
49
Basleman, op. cit., h. 93. 50
Dahar, op. cit., h. 95. 51
Makmun, op. cit., h. 169. 52
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 405. 53
Basleman, op. cit., h. 91.
25
membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkret.54
Cara
mengorganisasikan materi pelajaran dan cara pengorganisasian pengetahuan
dalam ingatan seseorang tersebut memiliki kesamaan dalam struktur hierarkisnya.
Tugas pokok dari guru pengampu bidang studi adalah membantu siswa
untuk mengaitkan pengetahuan dan pemahaman baru (hal-hal yang akan
dipelajari) dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki siswa.55
Faktor
terpenting yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui
siswa itu sendiri. Agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.56
Informasi baru dapat dikaitkan dengan informasi yang sudah ada dalam ingatan
seseorang dengan menggunakan suatu pengatur awal atau advance organizer.
Advance organizer merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama
kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas
yang lebih tinggi dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah
menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam
tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (dan
juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah
dipelajari sebelumnya).57
Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif
siswa, yaitu pengetahuan tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola,
memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.58
Advance
organizer dapat mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari dan
menolong untuk mengingatkan kembali informasi yang berhubungan yang dapat
digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.59
Model advance
organizer memiliki tiga tahap kegiatan, yaitu:
1) Presentasi advance organizer, yang terdiri dari mengklarifikasi tujuan-tujuan
pembelajaran, menyajikan organizer, mengidentifikasi karakteristik-
karakteristik yang jelas atau konklusif, memberi contoh atau ilustrasi yang
54
Budiningsih, loc. cit. 55
Winkel, loc. cit. 56
Dahar, op. cit., h. 100. 57
Joyce, op. cit., h. 286. 58
Ibid., h. 281. 59
Dahar, loc. cit.
26
sesuai, menyajikan konteks, mengulang, dan mendorong kesadaran
pengetahuan dan pengalaman siswa.
2) Presentasi tugas atau materi pembelajaran, yang terdiri dari menyajikan
materi, mempertahankan perhatian, memperjelas pengolahan, dan
memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal.
3) Memperkuat pengolahan kognitif, yang terdiri dari menggunakan prinsip-
prinsip rekonsiliasi integratif (pengetahuan baru yang dihubungkan dengan
materi yang telah dipelajari), menganjurkan pembelajaran resepsi aktif,
membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran, dan mengklarifikasi.60
Terdapat dua jenis advance organizer, yaitu ekspositori dan komparatif.
organizer ekspositori menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi
atau beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer ini mempresentasikan
perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan
informasi baru yang ditemuinya. organizer ini khususnya berguna karena
dapat menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi asing/tidak
biasa. Sedangkan organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi
yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru
dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh
kesamaan antar keduanya.61
Siswa kemungkinan membutuhkan advance organizers yang berbeda-beda,
tergantung pada pengetahuan sebelumnya dan keterampilan membacanya.62
Penggunaan advance organizer pada siswa dapat membantu mengaktifkan
pengetahuan terdahulu sebelum penugasan atau pelajaran.63
Jadi, Advance
organizer merupakan materi awal atau pengenalan yang berguna untuk membantu
siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan
baru yang akan dipelajarinya. Advance organizer dapat memperkuat struktur
kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi baru dalam diri seseorang.
Hasil belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan jika pengetahuan baru
60
Joyce, op. cit., h. 289-291. 61
Ibid., h. 287. 62
Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), h. 251. 63
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT Indeks, 2008),
h. 259.
27
diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada dengan bantuan advance
organizer.
Advance organizer mengarah pada pembembelajaran bermakna sebagai
lawan dari pembelajaran dengan cara menghafal. Advance organizer dapat berupa
pengantar ringkas tentang apa yang akan dipelajari yang berhubungan dengan
informasi dalam struktur kognitif siswa. Pembelajaran oleh guru harus sedemikian
rupa sehingga siswa dapat membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya
dan pembelajaran pun menjadi bermakna. Setelah diterapkannya suatu pengatur
awal, siswa diharapkan telah siap menerima materi pelajaran baru sehingga siswa
tidak jatuh kembali ke pembelajaran dengan pola hafalan.
4. Peta Konsep
Pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat untuk
mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah
dimiliki.64
Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai advance organizer dalam
pembelajaran adalah peta konsep.
“Peta konsep merupakan suatu bentuk bantuan untuk mengembangkan
pikiran siswa atau merupakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentuk proposisi-proposisi”.65
Konsep merupakan suatu abstraksi
dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek
atau kejadian.66
Sedangkan proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep
yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.67
Dengan menguasai
konsep, siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu,
misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya.
Terdapat tiga gagasan dalam teori belajar kognitif Ausubel yang mendasari
pembentukan peta konsep. Pertama, struktur kognitif itu tersusun secara
hierarkis dengan konsep dan proposisi yang lebih inklusif superordinal
terhadap konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus.
64
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), h. 157. 65
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), h. 117. 66
Trianto, op. cit., h. 158. 67
Yamin, loc. cit.
28
Kedua, konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif, yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses kontinu di mana
konsep-konsep baru meningkat, artinya konsep-konsep tersebut tidak pernah
tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih
eksplisit dan lebih inklusif karena konsep-konsep itu secara progresif
mengalami diferensiasi. Ketiga, penyesuaian integratif merupakan salah satu
prinsip belajar yang mengemukakan bahwa belajar bermakna meningkat
jika pelajar mengenal hubungan-hubungan yang baru antara satu set konsep
atau proposisi yang berhubungan.68
“Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi
hierarkis konsep”.69
Penyusunan konsep secara hierarki, artinya konsep yang lebih
inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan
menjadi konsep yang kurang inklusif.70
Peta konsep juga memuat konsep dalam
kategori superordinat dan mencakup contoh yang termasuk di dalamnya dan
contoh yang bukan termasuk di dalamnya.71
Peta konsep dapat disusun dengan membuat suatu sajian visual atau suatu
diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan
satu sama lain.72
Peta konsep dapat dibuat dengan langkah-langkah seperti pada
Tabel 2.2 berikut ini:73
Tabel 2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep
Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
sejumlah konsep. Contoh ekosistem.
Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang
menunjang ide utama. Contoh individu, populasi dan
komunitas.
Langkah 3 Menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta
tersebut.
Langkah 4 Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang
secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan
ide utama.
68
Dahar, op. cit., h. 106. 69
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 353. 70
Trianto, op. cit., h. 159. 71
Santrock, 353-354. 72
Trianto, loc. cit. 73
Ibid., 160.
29
Peta konsep memiliki beberapa ciri yang di antaranya dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Berbentuk konsep-konsep atau proposisi-proposisi agar lebih jelas dan
bermakna
2) Berupa gambar berbentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan
antara konsep-konsep
3) Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya
4) Berbentuk hierarkis, di mana terdapat suatu konsep yang membawahi konsep-
konsep lainnya.74
Peta konsep memiliki beberapa kegunaan, yaitu: (1) menyelidiki apa yang
telah diketahui siswa, (2) mempelajari cara belajar siswa, (3) mengungkapkan
miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dan (4) sebagai alat evaluasi.75
Karena peta
konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat
dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta
konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam
satu peta konsep.76
Peta konsep dapat digunakan untuk mengintegrasikan unsur-
unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk mengaitkan
pengetahuan baru.77
Berdasarkan uraian di atas, peta konsep merupakan presentasi visual yang
menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya secara hierarkis. Peta
konsep dalam ilmu biologi dapat membantu mengolah informasi yang abstrak
menjadi konkret dan sangat bermanfaat untuk mengingatkan pada suatu konsep
pembelajaran. Pemetaan yang jelas dari informasi atau pengetahuan dapat
membantu siswa dalam menghindari ketidakpahaman ataupun miskonsepsi pada
siswa.
74
Yamin, op. cit., h. 125. 75
Dahar, op. cit., h. 110-111. 76
Trianto, op. cit., h. 165. 77
Budiningsih, op. cit., h. 44-45.
30
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Salah satu penelitian yang relevan mengenai model advance organizer pada
pembelajaran biologi adalah Neneng Salmiah dalam skripsinya yang berjudul
“Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal
(Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi
Sistem Ekskresi” menjelaskan bahwa penguasaan konsep awal setelah pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, tetapi setelah
posttest peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Respon siswa yang diperoleh melalui angket menunjukkan
bahwa kelas kontrol merespon secara negatif pada beberapa aspek, sedangkan
kelas eksperimen rata-rata merespon positif. Jadi, terdapat pengaruh belajar
bermakna melalui model pembelajaran advance organizer terhadap penguasaan
konsep siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi.78
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Dwi Imawati dengan judul
“Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi
Elaborasi” memaparkan bahwa keberhasilan penelitian ini ditunjukkan oleh
keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran advance
organizers melalui strategi elaborasi dapat terlaksana dengan baik sesuai sintaks
pembelajaran advance organizers melalui strategi elaborasi berdasarkan
peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan nilai posttest dari siklus I dan siklus
II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 20,54 % pada siklus II. Rata-
rata nilai pretest sebesar 4,83, rata-rata nilai posttest siklus I adalah 7,44, dan rata-
rata nilai posttest siklus II adalah 8,00.79
Penelitian relevan lainnya mengenai pengaruh advance organizer terhadap
motivasi belajar biologi adalah Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro dalam
jurnalnya yang berjudul “Using Advance Organizers to Enhance Students
Motivation in Learning Biology” dengan topik bahasan polusi menjelaskan bahwa
78
Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan
Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem
Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan. 79
Dwi Imawati, “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi
Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, h. ii, tidak dipublikasikan.
31
pengajaran dengan advance organizer memiliki level motivasi yang lebih tinggi
dibandingkan pengajaran konvensional. Penemuan lebih jauh mengindikasikan
bahwa siswa laki-laki memiliki motivasi yang signifikan lebih tinggi dibanding
siswa perempuan sebayanya.80
Penelitian tesis yang dilakukan Nirmala Sari Nasution dengan judul
“Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan Mengingat terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli” memaparkan bahwa
hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan pemberian advance organizer
bentuk skema lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar biologi siswa yang
diajar dengan pemberian advance organizer bentuk narasi. Siswa dengan
kemampuan mengingat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding
dengan siswa yang memiliki kemampuan mengingat rendah. Adapun siswa yang
memiliki kemampuan mengingat rendah akan memperoleh hasil belajar lebih
tinggi jika diajar dengan advance organizer bentuk narasi dibanding jika diajar
dengan advance organizer bentuk skema.81
Penelitian relevan lain dilakukan oleh William B. Cutrer, Danny Castro,
Kevin M. Roy, dan Teri L. Turner dengan judul penelitiannya “Use of An Expert
Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory
Failure”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan peta konsep yang
bersifat expert sebagai advance organizer dapat meningkatkan organisasi
pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh mengenai ilmu medis di
antara para dokter.82
80
Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’
Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413. 81
Nirmala Sari Nasution, “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan
Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli”, Skripsi pada
Universitas Negeri Medan, Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan. 82
William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, Teri L. Turner, Use of An Expert
Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure, Medical
Teacher, Vol. 33, No. 12, 2011, h. 1018.
32
C. Kerangka Berpikir
Materi Protista merupakan salah satu kajian materi dalam pembelajaran
biologi. Protista merupakan organisme eukariot mikroskopis maupun
makroskopis, yang sudah menyerupai ciri-ciri dari tumbuhan, hewan, maupun
jamur. Bahan kajian materi ini cukup padat dan sulit dipahami oleh siswa karena
memiliki objek abstrak yang tidak dapat dilihat secara langsung. Siswa cenderung
menghafal materi dan pasif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat
menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi protista sehinggga
hasil belajar pun cenderung rendah.
Pembelajaran di beberapa sekolah saat ini masih banyak didominasi oleh
pembelajaran konvensional melalui metode ceramah maupun penugasan. Tetapi
dalam pelaksanaannya, metode ini membuat siswa menjadi pasif dalam proses
pembelajaran. Seharusnya dalam proses pembelajaran siswa dituntut agar aktif
dan guru pun harusnya memfasilitasi agar terjadi komunikasi dua arah sehingga
siswa tidak mengalami salah persepsi.
Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan utama dari proses
pembelajaran itu sendiri. Hal ini tentu sangat diinginkan oleh setiap guru sebagai
pelaksana dari proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, sudah seharusnya
memiliki kemampuan untuk mentransfer informasi dan mengarahkan siswa serta
memfasilitasi proses pembelajaran. Seorang guru harus mengupayakan pemilihan
model pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan ditransferkan kepada
siswanya guna tercapainya keberhasilan dari proses pembelajaran.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu
pokok bahasan biologi adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran untuk memperkuat struktur
kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang
bersifat baru adalah model pembelajaran Advance Organizer.
Model pembelajaran advance organizer adalah suatu model yang
mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya dan memudahkan untuk
mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga membantu menanamkan
pengetahuan baru. Alat yang digunakan sebagai organizer tersebut dapat berupa
33
peta konsep. Dalam model ini, siswa dituntut aktif untuk dapat menguasai materi
pelajaran secara tuntas agar hasil yang diperoleh siswa dapat bermanfaat dan
pembelajaran menjadi bermakna.
Model pembelajaran advance organizer terdiri dari tiga fase atau tahapan,
yaitu penyajian advance organizer, penyajian materi, dan memperkuat struktur
kognitif. Berdasarkan tahapan dan kegunaan dari model ini serta hasil penelitian
yang relevan dapat diduga bahwa pembelajaran model advance organizer
memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa, di mana dengan
menerapkan model ini, hasil belajar biologi siswa akan meningkat. (Gambar 2.2)
Gambar 2.2. Bagan kerangka pikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran
advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang, Jl. H. Jali No. 9,
Pinang, Kota Tangerang. Penelitian dilaksanakan di kelas X pada bulan
November – Desember semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
B. Variabel Penelitian
Variabel memiliki arti “ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat
diubah-ubah”.1 Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi.
2 Penelitian
ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat
(variabel Y). Variabel bebas adalah variabel yang akan dilihat efeknya, sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang muncul atau berubah karena perlakuan dari
variabel bebas.3 Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
advance organizer ekspositori dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (eksperimen
semu). Quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.4 Karena berbagai hal, terutama
berkenaan dengan pengontrolan variabel, sulit kemungkinan digunakan
eksperimen murni.5 Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kelompok.
Dalam pelaksanaan penelitian, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok
1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 36. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Rineka
Cipta, 2010), h. 159. 3 Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: CV Mandar Maju,
2009), h. 170. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 207.
34
35
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran advance
organizer dan kelompok kontrol yang tanpa diberikan model pembelajaran
advance organizer.
Desain penelitian yang digunakan berupa pretest-posttest control group
design.6 Dalam desain ini dipilih dua kelompok secara acak untuk menjadi
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian diberikan pretest guna
mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal pengajaran pada masing-masing
kelompok.7 Setelah itu, masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda.
Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah dan
diskusi (tanpa advance organizer), sedangkan kelompok eksperimen
menggunakan pembelajaran advance organizer. Pada tahap akhir, kedua
kelompok diberikan posttest guna mengetahui tingkat kemajuan kemampuan yang
telah dicapai siswa setelah perlakuan yang diberikan.8 Adapun desain penelitian
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:9
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 - T2
Keterangan:
X : perlakuan dengan model pembelajaran advance organizer
T1 : pretest untuk mengetahui hasil belajar biologi sebelum pemberian perlakuan
T2 : posttest untuk mengetahui hasil belajar biologi setelah pemberian perlakuan
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.10
Populasi target dalam penelitian ini
6 Sugiyono, op. cit., h. 112-113.
7 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 414.
8 Ibid., h. 415.
9 Sudjarwo, op. cit., h. 95.
10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 118
36
adalah seluruh siswa SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan populasi terjangkau
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Kota Tangerang.
Sampel merupakan sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi.11
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak atau random yang populasinya tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster.12
Kelompok-kelompok individu tersebut terdiri dari 2 unit kelas dari
beberapa kelas yang ada yaitu kelas X MIA 1 dan X MIA 3. Dari 2 kelas tersebut
diundi untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga diperoleh X
MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk variabel penelitian ini menggunakan teknik
test dan nontest. Teknik test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
tingkat kognitif yaitu berupa soal pretest dan posttest. Sedangkan teknik nontest
digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran menggunakan
model advance organizer yaitu berupa angket respon siswa terhadap pembelajaran
advance organizer dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
penelitian ini adalah tes pilihan dengan 5 alternatif jawaban. Tes pilihan ganda
merupakan tes objektif tertulis yang tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas.13
Tes tersebut diberikan saat pretest dan posttest. Masing-masing item soal diberi
bobot skor 1 jika jawaban betul dan skor 0 jika jawaban salah. Ranah kognitif
yang diukur dalam tes ini meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).14
Dari 55 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 25 soal dinyatakan valid dan
11
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250. 12
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007), h. 124. 13
Margono, op.cit., h. 170-171. 14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 22.
37
reliabel berdasarkan perhitungan ANATES. Soal-soal tersebut mewakili masing-
masing indikator soal dengan kisi-kisi pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi
No Indikator
Tingkat Pengetahuan dan
Butir Soal ∑
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum
dari kingdom protista berdasarkan
kajian literatur dan pengamatan
1
1
2. Mengklasifikasikan macam-macam
protista berdasarkan karakteristik
yang dimiliki
11
1
3. Mengidentifikasi macam-macam
protista dari gambar
2
18
2
4. Membandingkan protista dengan
makhluk hidup lain
8 1
5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum
protista mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip jamur
3
20
2
6. Mengklasifikasikan protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki dan
pengamatan
9
10
4
3
7. Menjelaskan anggota dari protista
mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip jamur
berdasarkan karakteristik yang
dimiliki dan pengamatan
5 12
16
21
4
8. Menjelaskan habitat, cara hidup,
dan reproduksi dari protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur
14 13
24
19 7 15
6
9. Menyebutkan peranan protista
mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip jamur
dalam kehidupan
23 6
22
25
17
5
∑ 8 6 3 5 2 1 25
38
Instrumen nontest yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi dan angket (kuesioner). Observasi merupakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.15
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana guru dan siswa
melakukan kegiatan pembelajaran dengan model advance organizer (variabel X).
Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden guna memperoleh informasi yang dibutuhkan.16
Angket
yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup dengan skala
bertingkat (ratting scale) seperti sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.17
Angket tersebut diberikan kepada siswa setelah pembelajaran advance organizer
untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau respon siswa mengenai
pembelajaran dengan model tersebut. Angket yang digunakan menggunakan
angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfation)18
yang
diperkaya dengan indikator pemahaman dan keaktifan dengan kisi-kisi pada Tabel
3.3 berikut.
Tabel 3.3. Kisi-kisi angket respon siswa
No Indikator Motivasi Nomor Pernyataan
Positif
Nomor Pernyataan
Negatif Jumlah
1. Perhatian (Attention) 1, 3, 6 2, 4, 5 6
2. Relevansi (Relevance) 7, 10, 12 8, 9, 11 6
3. Percaya Diri
(Confidence)
13, 14, 17 15, 16 ,18 6
4. Kepuasan (Satisfation) 19, 21, 22 20, 23 5
5. Pemahaman 24, 25 26, 27 4
6. Keaktifan 28, 30 29 3
Jumlah 16 14 30
15
Margono, op. cit., h. 158. 16
Sudjarwo, op. cit., h. 143. 17
Arikunto, op. cit., h. 195. 18
Calisa Ari Pranata, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-
Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA di SMPN 1 Ngaglik
Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta, h. 156-158, tidak dipublikasikan.
39
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dapat diuraikan dengan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
atau prosedur penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan / Persiapan
a. Menentukan masalah penelitian dan studi pendahuluan.
b. Melakukan observasi ke sekolah.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan LKS
materi protista.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda, angket dan
lembar observasi.
e. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
f. Mengolah data hasil uji coba instrumen dan menentukan soal-soal yang
valid yang akan digunakan untuk penelitian.
g. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak menggunakan
teknik cluster random sampling (pengambilan sampel menurut kelompok).
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model advance
organizer pada kelas eksperimen dan metode konvensional (seperti
ceramah dan diskusi) pada kelas kontrol.
c. Memberikan posttest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
d. Memberikan angket kepada seluruh siswa di kelas eksperimen.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest, hasil posttest dan data
angket.
b. Mengolah data hasil tes pilihan ganda dengan analisis statistik.
40
c. Mengolah data angket dengan persentase dan kategorisasi.
d. Menganalisis hasil perhitungan data penelitian.
e. Menarik kesimpulan.
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada soal tes terlebih dahulu untuk
mengetahui kualitas soal yang diberikan. Uji coba dilakukan dengan bantuan
software ANATES. Soal tes tersebut terdiri dari 55 soal pilihan ganda yang
diujicobakan kepada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas
XI MIA dengan jumlah siswa 30 orang. Adapun uraian uji coba instrumen adalah
sebagai berikut.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.19
Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki
validitas jika instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek yang akan diukur
dalam penelitian.20
Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus
korelasi biserial sebagai berikut:21
√
Keterangan :
r bis (i) = koefisien korelasi point biserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
Xi = rerata skor dari subjek yang menjawab benar pada nomor i
Xt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
pi = proporsi subjek yang menjawab benar untuk butir nomor i
qi = proporsi subjek yang menjawab salah untuk butir nomor i
19
Arikunto, op. cit., h. 211. 20
Sukmadinata, op. cit., h. 228. 21
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109-110.
41
Dengan kriteria sebagai berikut:22
0,80 – 1,00 = validitas sangat tinggi
0,60 – 0,80 = validitas tinggi
0,40 – 0,60 = validitas cukup
0,20 – 0,40 = validitas rendah
0,00 – 0,20 = validitas sangat rendah
Hasil uji validitas instrumen menunjukkan terdapat 25 soal yang valid dari
55 soal pilihan ganda yang diujicobakan.23
2. Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas atau reliabel (dapat
dipercaya) jika instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama juga.24
Perhitungan
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:25
[
∑
]
Keterangan :
rii = koefisien reliabilitas tes
pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
piqi = varians skor butir
k = jumlah butir soal
St2 = varians skor total
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.
75. 23
Lampiran 9, h. 132. 24
Sudjarwo, op. cit., h. 242. 25
Sofyan, op.cit., h. 113.
42
Dengan kriteria sebagai berikut:26
0,80 ≤ rii ≤ 1,00 = reliabilitas sangat tinggi
0,60 ≤ rii ≤ 0,80 = reliabilitas tinggi
0,40 ≤ rii ≤ 0,60 = reliabilitas sedang
0,20 ≤ rii ≤ 0,40 = reliabilitas rendah
-1,00 ≤ rii ≤ 0,20 = reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)
Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa dari 25 soal pilihan
ganda yang valid dan diujicobakan pada 30 siswa diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,90 (tergolong reliabilitas sangat tinggi).27
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang
menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.28
Tingkat
kesukaran dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:29
JS
BP
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:30
0,00 – 0,30 = soal sukar
0,30 – 0,70 = soal sedang
0,70 – 1,00 = soal mudah
26
Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Ms. Excel
dan SPSS, 2015, h. 16, (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/
196412051990031- BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November_2008.pdf). 27
Lampiran 9, h. 138. 28
Sofyan, op. cit., h. 103. 29
Arikunto, op. cit., h. 208. 30
Ibid., h. 210.
43
Perhitungan tingkat kesukaran pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan
terdapat 4 soal sangat mudah, 7 soal mudah, 26 soal sedang, 6 soal sukar, dan 12
soal sangat sukar.31
4. Daya Beda
Daya beda suatu soal adalah kemampuan soal itu dalam membedakan siswa-
siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang
termasuk kelompok kurang (lower group).32
Untuk menentukan daya beda
digunakan rumus sebagai berikut:33
N
BbBaD
5,0
Keterangan:
D = daya beda soal
Ba = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
Dengan klasifikasi sebagai berikut:34
< 0,00 (negatif) = tidak baik (diabaikan)
0,00 – 0,20 = buruk (poor)
0,20 – 0,40 = cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 = baik (good)
0,70 – 1,00 = sangat baik (excellent)
Perhitungan daya pembeda pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan
terdapat 8 soal sangat baik, 9 soal baik, 12 soal cukup, 11 soal buruk, dan 15 soal
tidak baik.35
31
Lampiran 9, h. 130. 32
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remadja Karya CV, 1986), h. 153. 33
Sofyan, op. cit., h. 104. 34
Arikunto, op. cit., h. 218. 35
Lampiran 9, h. 129.
44
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis. Analisis data dilakukan pada data yang bersifat kualitatif, yaitu data
angket, dan data yang bersifat kuantitatif, yaitu data hasil tes pilihan ganda. Untuk
menganalisis data angket, digunakan cara persentase rata-rata dari setiap aspek
atau butir angket dengan rumus:36
Secara rinci dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
= persentase hasil angket
JKS = jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator
BNB = banyak nomor butir indikator
n = banyak siswa
Dengan kategori persentase angket sebagai berikut:
25% - 43% = kurang
44% - 62% = cukup
63% - 81% = baik
82% - 100% = baik sekali
Data hasil pretest dan posttest selanjutnya akan dianalisis. Sebelum
dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, perlu dilakukan uji prasyarat analisis
36
Erni Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, “Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada
Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh”, Jurnal Peluang, Vol. 1, No. 2,
2013, h. 15.
45
terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji homogenitas
untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis
data. Penganalisaan data untuk tes pilihan ganda melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors. Uji normalitas dilakukan untuk
melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau
tidak. Langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut:37
a) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar.
b) Ditentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:
Keterangan:
Zi = skor baku
= mean
Xi = skor data
S = simpangan baku / standar deviasi (SD)
c) Ditentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi
sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F (Zi) 0.5 + nilai
tabel, jika Zi < 0, maka F (Zi) 0.5 – nilai tabel.
d) Selanjutnya dihitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2, Z3…Zn lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:
S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, Z3…Zn ≤ Zi
N
e) Dihitung selisih nilai F (Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
f) Diambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini
dinamakan Lo.
g) Diberikan interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang
diambil tabel harga kritis uji Liliefors.
h) Diambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat,
apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.
37
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467.
46
2. Dilakukan uji homogenitas dengan uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data memiliki varians homogen (sama) atau tidak.
Uji homogenitas dilakukan setelah data normalitas terpenuhi, yaitu data
berdistribusi normal. Rumus uji Fisher adalah sebagai berikut:38
∑ ∑
Keterangan:
F = homogenitas
S12 = varians terbesar atau data pertama
S22 = varians terkecil atau data kedua
Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua sampel homogen
Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua sampel tidak homogen.
3. Setelah data terbukti normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian ini untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan pada penggunaan model advance organizer
terhadap hasil belajar biologi siswa. Pengujian hipotesis dengan uji-t
dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:39
a) Dicari Mean, yaitu M = ∑
b) Dicari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √∑
∑
c) Dicari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
√
d) Dicari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) =
√
e) Dicari thitung atau t0, yaitu t0 =
38
Ibid., h. 249. 39
Sudijono, op. cit., h. 346-353.
47
f) Diberikan interpretasi terhadap t0 dan mencari harga t dari tabel “t”, dengan
= 0,05 dan df = n1+n2-2
Keterangan:
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
g) Ditarik kesimpulan
4. Setelah didapat hasil dari pengaruh penggunaan model advance organizer
terhadap hasil belajar siswa yang telah terbukti dengan uji-t, kemudian dapat
dilanjutkan dengan melakukan uji n-gain. Gain merupakan selisih antara nilai
pretest dan posttest. Uji n-gain dilakukan untuk memperkuat hasil
kesimpulan dan untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran.
Rumus untuk mencari normal gain adalah sebagai berikut:40
N-Gain = Skor posttest – Skor pretest
Skor ideal – Skor pretest
Dengan kategorisasi sebagai berikut:41
g-tinggi : nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 > (g) > 0,30
g-rendah : nilai (g) < 0,30
40
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, 2014, h. 3,
(http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf). 41
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics Indiana University,
2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf).
48
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H0 : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2
Keterangan :
H0 = Hipotesis nol atau nihil
Ha = Hipotesis alternatif
μ1 = Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (advance organizer)
μ2 = Rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar (aspek kognitif) siswa dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini dilakukan
di SMA Negeri 9 Kota Tangerang dengan menggunakan kelas X MIA 1 sebagai
kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen terdiri dari 40 siswa dengan perlakuan pembelajaran model advance
organizer, sedangkan kelas kontrol terdiri dari 40 siswa dengan pembelajaran
konvensional tanpa perlakuan pembelajaran model advance organizer. Penelitian
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi pelajaran protista. Materi
protista tersebut mencakup sub konsep berupa protista mirip hewan, protista mirip
tumbuhan, dan protista mirip jamur.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
berupa tes pilihan ganda (PG) dengan 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji
validitas dan realibilitasnya. Tes tersebut diberikan kepada siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada awal pembelajaran sebagai pretest dan pada
akhir pembelajaran sebagai posttest. Pretest bertujuan untuk mengukur
kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan, sedangkan posttest bertujuan
untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah adanya perlakuan. Selain
instrumen tes, digunakan instrumen lain berupa angket untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran model advance organizer. Angket tersebut hanya
diberikan kepada kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran selesai
dilaksanakan.
49
50
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi data hasil pretest dari masing-masing kelompok pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:1
Tabel 4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest
No Deskripsi Eksperimen Kontrol
1 Xmin 12 12
2 Xmax 60 68
3 Rata-rata (Mean) 36,68 35,80
4 Median 35,23 34,50
5 Modus 33 28
6 Varians 133,15 183,60
7 Standar Deviasi 11,54 13,55
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata maupun nilai
tertinggi dari hasil pretest masing-masing kelompok tersebut belum mencapai
skor 76 yang merupakan skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada sekolah
dilakukannya penelitian. Perbandingan skor pretest tersebut menujukkan bahwa
nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul 0,88 poin dibanding dengan
nilai rata-rata kelompok kontrol.
Perolehan skor pretest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada
interval 30 – 36 dengan persentase sebesar 27,5% siswa dan perolehan skor
terendah adalah skor pada interval 58 – 64 dengan persentase 2,5% siswa.
Sedangkan skor pretest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor
pada interval 21 – 29 dengan persentase sebesar 25% siswa dan yang terendah
adalah skor pada interval 57 – 65 dan 66 – 74 dengan persentase masing-masing
sebesar 2,5% siswa.
2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi data hasil posttest dari masing-masing kelompok pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:2
1 Lampiran 2, h. 74-77 dan h. 81-83.
2 Ibid., h. 78-80 dan h. 84-86.
51
Tabel 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest
No Deskripsi Eksperimen Kontrol
1 Xmin 44 24
2 Xmax 92 84
3 Rata-rata (Mean) 70,70 62
4 Median 71,76 62,07
5 Modus 72,50 50,34
6 Varians 127,34 182,31
7 Standar Deviasi 11,29 13,50
Perbandingan nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut belum
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Tetapi, terdapat beberapa
siswa yang telah mencapai nilai KKM, di antaranya 13 siswa pada kelas
eksperimen dan 10 siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan data-data yang
diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelompok eksperimen lebih
baik dari hasil posttest kelompok kontrol. Siswa-siswa yang belum mencapai nilai
KKM pada kedua kelompok diinstruksikan untuk mengerjakan kembali soal
posttest mengenai materi protista sebagai tes remedial sehingga nilai KKM dapat
tercapai.
Perolehan skor posttest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada
interval 68 – 75 dengan persentase sebesar 37,5% siswa dan perolehan skor
terendah adalah skor pada interval 92 – 99 dengan persentase sebesar 2,5% siswa.
Sedangkan skor posttest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor
pada interval 44 – 53 dengan persentase sebesar 32,5% siswa dan yang terendah
adalah pada interval 24 – 33 dan 84 – 93 dengan persentase masing-masing
sebesar 2,5% siswa.
3. Deskripsi Normal Gain
Uji normal gain (n-gain) dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman
atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan antara guru dan
siswa. Uji n-gain dilakukan dengan cara menghitung nilai gain yaitu selisih antara
52
nilai pretest dan nilai posttest yang dinormalisasikan. Hasil perhitungan n-gain
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.3
Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain
Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Terendah 0,18 0,07
Tertinggi 0,89 0,71
Rata-Rata 0,51 0,40
Kategori sedang sedang
Hasil uji n-gain kelompok eksperimen menunjukkan bahwa rata-rata n-gain
yang diperoleh sebesar 0,51 sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa
dengan kategori tinggi sebanyak 4 orang, kategori sedang sebanyak 30 orang, dan
kategori rendah sebanyak 6 orang. Sedangkan pada hasil uji n-gain kelompok
kontrol menunjukkan bahwa rata-rata n-gain yang diperoleh sebesar 0,40
sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa dengan kategori tinggi
sebanyak 2 orang, kategori sedang sebanyak 24 orang, dan kategori rendah
sebanyak 14 orang. Perbandingan pengkategorian n-gain dari masing-masing
kelompok tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Gambar 4.1).4
Gambar 4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol
3 Lampiran 1, h. 73.
4 Ibid., h. 71 dan h. 72
0
5
10
15
20
25
30
35
Tinggi Sedang Rendah
Jum
lah
Sis
wa
Kategori N-Gain
Eksperimen
Kontrol
53
B. Analisis Data
Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini selanjutnya diolah
atau dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan yang
diujicobakan pada sampel yang diteliti. Analisis data tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Pengujian prasyarat analisis data dilakukan sebelum pengujian hipotesis.
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat dilakukan beberapa uji sebagai
berikut.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal memiliki kriteria
L0 < Lt yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas
pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua data baik pretest maupun posttest
pada kelompok eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal (Tabel 4.4).5
Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors
Deskripsi
L0
Lt Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
α = 0,05 0,0859 0,1209 0,1198 0,1017 0,14
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Data pretest kelompok eksperimen yang telah diuji normalitasnya
menghasilkan Lhitung (L0) sebesar 0,0859. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan
taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,0859) < Lt (0,14), sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji
normalitas posttest kelompok eksperimen diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1209 dan
5 Lampiran 3, h. 88-89.
54
Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt
(0,14), maka disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
Data pretest kelompok kontrol yang telah diuji normalitasnya menghasilkan
Lhitung (L0) sebesar 0,1198. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan taraf signifikansi
5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa L0 (0,1198) < Lt (0,14), sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji normalitas posttest
kelompok kontrol diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1017 dan Ltabel (Lt) sebesar 0,14.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt (0,14), maka
disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Sampel yang telah dinyatakan berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan
menguji homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher. Uji
homogenitas tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians sampel
homogen atau tidak. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel
4.5.6
Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher
Deskripsi Fhitung
Ftabel Pretest Posttest
α = 0,05 1,379 1,432 1,69
Kesimpulan Homogen Homogen
Data pretest kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) yang diuji
homogenitasnya menghasilkan Fhitung sebesar 1,379. Dengan jumlah sampel 40
siswa pada masing-masing kelompok dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka
diperoleh Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung
(1,379) < Ftabel (1,69), maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel bersifat
homogen. Sedangkan pada uji homogenitas posttest kedua kelompok diperoleh
Fhitung sebesar 1,432 dan Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui
6 Lampiran 4, h. 91.
55
bahwa Fhitung (1,432) < Ftabel (1,69), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
sampel bersifat homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan pada data hasil pretest maupun posttest kedua
kelompok yang terbukti berdistribusi normal dan bersifat homogen. Uji hipotesis
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara
kelompok eksperimen (pembelajaran model advance organizer) dan kelompok
kontrol (pembelajaran konvesional) pada konsep protista. Pengujian hipotesis
pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test).
Hasil uji-t data posttest kedua kelompok menunjukkan bahwa perhitungan
untuk thitung sebesar 3,087 dengan ttabel 1,67 (α = 0,05; n1 = 40; n2 = 40). Dari data
tersebut diketahui thitung (3,087) > ttabel (1,67) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar
biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran advance organizer. Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.7
Tabel 4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest
Kelompok Mean SD thitung ttabel (df = 78)
Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01
Eksperimen 70,7 11,285 3,087 1,67 2,38 H0 ditolak
Kontrol 62 13,502
7 Lampiran 5, h. 94.
56
3. Analisis Data Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
respon siswa pada kelompok eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran
model advance organizer. Instrumen angket bersifat kualitatif yang digunakan
sebagai instrumen pelengkap pada penelitian ini. Angket yang dibuat terdiri dari
indikator perhatian, relevansi, percaya diri, kepuasan, pemahaman, dan keaktifan.
Angket tersebut merupakan adaptasi dari angket ARCS (Attention, Relevance,
Confidende, and Satisfation) yang dimodifikasi.
Hasil angket yang diperoleh dari 40 siswa lalu dianalisis sehingga
menghasilkan data seperti pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.8 Untuk jumlah
pernyataan pada setiap indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) perhatian
sebanyak 6 butir, 2) relevansi sebanyak 6 butir, 3) percaya diri sebanyak 6 butir,
4) kepuasan sebanyak 5 butir, 5) pemahaman sebanyak 4 butir, dan 6) keaktifan
sebanyak 3 butir.
Gambar 4.2. Grafik persentase indikator ARCS
Hasil persentase rata-rata dari tiap indikator ARCS tersebut menunjukkan
persentase pada interval 63% - 81% sehingga semua indikator berkategori baik.
8 Lampiran 6, h. 95-96.
75.08
77.75
68.50
71.60
62.00
64.00
66.00
68.00
70.00
72.00
74.00
76.00
78.00
80.00
Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan
Indikator
%
57
Persentase tertinggi diperoleh pada indikator relevansi sedangkan persentase
terendah diperoleh pada kategori percaya diri.
Gambar 4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan
Hasil persentase rata-rata dari indikator pemahaman dan keaktifan tersebut
menunjukkan persentase pada interval yang sama dengan indikarot ARCS, yaitu
63% - 81% sehingga kedua indikator tersebut juga dapat dikategorikan baik.
Persentase tertinggi diperoleh pada indikator keaktifan yang berselisih sebesar
2,29% dengan indikator pemahaman.
Berdasarkan hasil analisis data pada indikator ARCS maupun indikator
pemahaman dan keaktifan dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki
persentase pada interval 63% – 81%, sehingga semua indikator dikategorikan
baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran model advance organizer
mendapatkan respon yang baik dan memberikan dampak positif bagi para siswa
yang telah melaksanakannya.
74.88
77.17
73.50
74.00
74.50
75.00
75.50
76.00
76.50
77.00
77.50
Pemahaman Keaktifan
Indikator
%
58
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran
Peneliti bertindak sebagai guru dalam pembelajaran di sekolah, baik pada
kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Kelas eksperimen di sini
menggunakan pembelajaran advance organizer dan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan
dengan konsep protista. Kelas yang digunakan merupakan kelas X MIA 1
(eksperimen) dan kelas X MIA 3 (kontrol) yang masing-masing kelas terdiri dari
40 siswa.
Pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelas kontrol dilakukan
dengan metode seperti ceramah dan diskusi. Pembelajaran diawali dengan
pemaparan materi dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan pengerjaan
LKS protista secara berkelompok. Dengan jumlah sampel 40 siswa yang
heterogen, diskusi kelompok dianggap baik untuk pembelajaran yang lebih
efektif. Pembelajaran konvensional tersebut dilakukan selama tiga kali pertemuan
termasuk dengan praktikum protista.
Pembelajaran dengan model advance organizer dilakukan selama tiga kali
pertemuan yang di dalamnya termasuk praktikum protista. Advance organizer
(pengatur awal) merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam
pembelajaran yang bertujuan untuk menghubungkan materi baru dengan materi
yang telah dipelajari sebelumnya.9 Penelitian dengan advance organizer tersebut
dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu presentasi advance organizer, presentasi
tugas atau materi pembelajaran, dan penguatan struktur kognitif.10
Pada penelitian
ini, advance organizer yang digunakan berupa peta konsep yang mencakup materi
protista secara umum.
Pembelajaran advance organizer pada pertemuan pertama membahas
tentang materi protista secara umum dan dilakukan praktikum protista.
Pembelajaran diawali dengan penyajian peta konsep sebagai advance organizer.
Peta konsep tersebut disajikan dengan media OHP yang ditayangkan di depan
9 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. 10
Ibid., h. 289-291.
59
kelas. Sebelum penyajian tersebut, guru membacakan tujuan-tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pembelajaran tentang protista. Pada saat penyajian
advance organizer, guru beberapa kali melakukan apersepsi mengenai materi-
materi sebelumnya yang berkaitan dengan tanya jawab. Hal tersebut dilakukan
sebagaimana sintaksnya dan diharapkan dapat membangun pengetahuan dasar
dalam diri siswa mengenai materi protista. Pada tahap penyajian materi
pembelajaran, guru memaparkan secara singkat tentang materi protista secara
umum. Guru juga menayangkan berbagai foto protista guna membangun rasa
ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk bertanya. Pada tahap penguatan
struktur kognitif, siswa melakukan tugas yang diberikan guru. Pada pertemuan ini,
dilakukan pengamatan terhadap protista dari berbagai habitatnya di alam.
Pengamatan dilakukan secara berkelompok dengan berpedoman pada LKS yang
dibagikan guru. Siswa terlihat sangat semangat dalam melakukan pengamatan
terhadap protista menggunakan mikroskop. Siswa secara berkelompok
mengerjakan LKS dan menyusun laporan hasil pengamatan protista tersebut.
Tahapan-tahapan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan kedua
dan ketiga tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Pokok bahasan pada
pertemuan kedua mengenai klasifikasi protista dan pokok bahasan pada
pertemuan ketiga mengenai peranan protista dalam kehidupan. Pada pertemuan
kedua dan ketiga juga dilakukan pembelajaran model advance organizer dengan
bantuan peta konsep di awal pembelajaran. Bedanya, pada tahap penguatan
struktur kognitif di pertemuan ketiga diadakan kuis cepat-tepat untuk memperkuat
struktur kognitif siswa mengenai materi protista.11
Siswa diinstruksikan untuk
mengisi kotak-kotak kosong pada skema/bagan konsep yang dibuat guru di papan
tulis. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kegunaan dari peta konsep itu sendiri,
yaitu untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mempelajari cara belajar
siswa, mengungkapkan miskonsepsi pada siswa, dan sebagai alat evaluasi.12
11
Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan
Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem
Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan. 12
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),
h.110-111.
60
Siswa diharapkan termotivasi untuk belajar lebih aktif lagi. Hasilnya, siswa-siswa
dengan antusias mengajukan diri untuk mengisi peta konsep tersebut.
2. Interpretasi Data Penelitian
Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar biologi siswa pada konsep protista antara yang diajarkan melalui
pembelajaran model advance organizer dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest
kelompok eksperimen sebesar 36,68 dan kelompok kontrol sebesar 35,80. Hasil
pretest yang memiliki selisih 0,88 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan pengetahuan awal yang signifikan sebelum dilakukan pembelajaran
pada masing-masing kelompok. Karena itu, tingkat kognitif siswa dianggap sama
dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian. Nilai rata-rata yang masih rendah
dianggap wajar karena kedua kelompok masih belum melaksanakan pembelajaran
dengan konsep protista. Tetapi, terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di
atas nilai rata-rata pretest yang mungkin dikarenakan siswa tersebut telah
mempelajari materi yang akan diajarkan atau memiliki pengetahuan awal hasil
dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.
Nilai rata-rata posttest kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan
hasil belajar yang cukup signifikan. Berdasarkan perhitungan, nilai rata-rata
posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata posttest
kelompok kontrol, yaitu sebesar 70,7 dan 62, dengan selisih sebesar 8,7. Jika hasil
posttest tersebut dibandingkan dengan hasil pretest masing-masing kelompok,
maka dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan
pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh hasil perhitungan normal gain (n-gain)
dengan rata-rata n-gain kelompok eksperimen sebesar 0,51 dan kelompok kontrol
sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan masing-
masing kelompok dengan kategori sedang. Perbedaan hasil-hasil tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar maupun pengetahuan pada
kelompok eksperimen dengan model advance organizer lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
61
Pengujian hipotesis dilakukan setelah data diuji normalitas dan
homogenitasnya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh data yang berdistribusi
normal dan bersifat homogen, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji
hipotesis pada hasil posttest kedua kelompok membuktikan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran model advance
organizer. Dengan ttabel sebesar 1,67 (α = 0,05 dan df = 78) dan thitung sebesar
3,087, sehingga thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Hal tersebut berarti bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan melalui
pembelajaran model advance organizer lebih tinggi dari pada yang diajarkan
melalui pembelajaran konvensional.
Penelitian ini juga dilengkapi dengan instrumen angket. Angket yang
digunakan terdiri dari indikator-indikator seperti perhatian, relevansi, percaya diri,
kepuasan, pemahaman, dan keaktifan. Data angket yang diperoleh dianalisis
sehingga berbentuk persentase, lalu dikategorikan sesuai besarnya persentase
yang diperoleh. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa masing-masing
indikator dikategorikan baik dengan berada pada interval 63% – 81%. Hal
tersebut berarti pembelajaran dengan model advance organizer mendapatkan
respon baik dan membawa pengaruh positif dari para siswa yang telah
melaksanakannya. Indikator dengan persentase tertinggi ditunjukkan pada
indikator relevansi yang memperoleh 77,75% yang berarti bahwa pembelajaran
advance organizer membantu siswa dalam memahami materi protista yang
abstrak dengan mengaitkannya informasi yang telah diketahuinya dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berarti telah terjadi belajar bermakna di mana
terjadi suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan
yang terjadi dalam struktur kognitifnya.13
Belajar bermakna dapat dilakukan jika terdapat relevansi antara apa yang
akan dipelajari dengan kebutuhan siswa pada saat itu. Jika tidak ada relevansinya,
maka belajar hafalanlah yang akan terjadi. Materi-materi biologi dalam
pembelajaran di sekolah merupakan hal-hal yang berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Sebelum siswa mempelajari hal-hal baru seperti materi protista
13
Ibid., h. 95.
62
ini, siswa menganggap dirinya tidak mengetahui apa yang akan dipelajarinya.
Tetapi setelah siswa mempelajari protista, dan menyadari bahwa protista
merupakan mikroorganisme yang dekat dengan kehidupannya, maka siswa pun
akan lebih tertarik dalam mempelajari materi tersebut.
3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi
Beberapa siswa masih mengeluhkan materi protista yang sulit dipahami
karena tingkat keabstrakannya yang cukup tinggi dan objek protista yang tidak
dapat dilihat langsung oleh mata manusia. Menurut studi pendahuluan, rata-rata
nilai biologi siswa kelas X masih di bawah nilai KKM. Hal ini mungkin
dikarenakan pandangan siswa yang menganggap biologi sebagai materi hafalan
yang sulit diingat, apalagi jika ditemukan istilah-istilah asing. Berbagai macam
permasalahan tersebut dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar biologi siswa,
salah satunya pada materi protista.
Data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang
diajarkan melalui pembelajaran advance organizer belum memenuhi 50% siswa
yang lulus nilai KKM. Tetapi, hal itu masih unggul jika dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional, di mana
pengetahuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Selain itu, rata-rata hasil
posttest, n-gain, dan hasil uji hipotesis yang diperoleh dari kedua kelompok
menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model advance organizer lebih baik
jika dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan
advance organizer berbasis mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa.14
Advance organizer yang digunakan dalam belajar bermakna dapat berfungsi
untuk memudahkan siswa mempelajari materi baru serta hubungannya dengan
materi yang telah dipelajarinya.15
Karena itu, penggunaan advance organizer
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena
14
Karya Sinulingga dan Denny Munte, “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Besaran Satuan di
Kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 5. 15
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 44.
63
merupakan kerangka yang berisikan konsep-konsep dasar dan umum yang
berkaitan dengan seluruh materi yang akan dipelajarinya. Hal tersebut akan lebih
mudah dipelajari dan diingat siswa dibandingkan jika tanpa disajikan advance
organizer terlebih dahulu di awal pembelajaran baru.
Pembelajaran model advance organizer berbantukan peta konsep ini
dianggap dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa.16
Hal ini karena
siswa dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep atau informasi yang baru
diterimanya dengan yang telah dimiliki sebelumnya. Setelah dikaitkan, maka
siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat bahwa apa yang baru
dipelajarinya merupakan hal yang berkelanjutan dari apa yang telah diketahuinya.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu di mana model pembelajaran advance
organizer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa.17
Karena merasa telah memahami apa yang
baru dipelajarinya, motivasi siswa untuk belajar pun akan meningkat sehingga
menimbulkan keaktifan pada siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian advance
organizer sebelumnya yaitu pengajaran dengan advance organizer memiliki level
motivasi yang lebih tinggi dibandingkan pengajaran konvensional.18
Model advance organizer ini menekankan pada pembelajaran yang
melibatkan struktur kognitif siswa. Struktur kognitif tersebut berkaitan erat
dengan perolehan dan retensi pengetahuan baru siswa. Pada fase ketiga yang
berupa penguatan struktur kognitif ini, siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa terlihat aktif pada fase ketiga tersebut di
mana terdapat diskusi kelompok maupun kuis cepat-tepat. Hasil penelitian yang
relevan menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
advance organizer berbasis peta konsep dapat meningkatkan aktivitas belajar
16
Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, “Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses
Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah
melalui Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009”, Jurnal Wahana-Bio, Vol. 3, 2010, h. 50. 17
I Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Ohm dan
Hukum Kirchhoff, 2013, h. 14, (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3412
/3388). 18
Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’
Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413.
64
siswa.19
Penelitian relevan lain juga menunjukkan adanya korelasi positif antara
aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran advance organizer.20
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan ini memiliki
beberapa kendala dan keterbatasan, di antaranya:
1. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas (n = 40) mengakibatkan
pembelajaran menjadi kurang efektif sehingga pengawasan guru saat proses
pembelajaran di kelas harus lebih intensif.
2. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran sangat terbatas
sehingga dirasa kurang untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap
konsep protista yang dianggap masih sulit dipahami.
19
Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, “Efek Model Pembelajaran Advance
Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal
Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, Vol. 4, No. 2, 2012, h. 37. 20
Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, “Pengembangan Model Pembelajaran
Advance Organizer untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, h. 505.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan pada penerapan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil
belajar biologi siswa pada konsep protista. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil
perhitungan uji-t yang diperoleh, yaitu thitung > ttabel (3,087 > 1,67) pada taraf
signifikansi 5%.
Hasil belajar biologi siswa pada konsep protista yang diperoleh setelah
pembelajaran dengan model advance organizer terbukti lebih tinggi dibanding
dengan hasil belajar biologi siswa tanpa menggunakan model advance organizer.
Pembelajaran biologi melalui model advance organizer juga memberikan dampak
positif terhadap siswa terutama pada aspek relevansi antara materi protista dengan
kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat
beberapa saran yang diajukan peneliti untuk perbaikan di masa mendatang. Saran-
saran tersebut di antaranya adalah guru diharapkan memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang cukup dalam memilih metode ataupun teknik pembelajaran agar
sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu, guru dapat menggunakan model pembelajaran advance
organizer sebagai alternatif model pembelajaran khususnya untuk meningkatkan
hasil belajar biologi siswa.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran advance organizer dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik
lagi khususnya untuk mata pelajaran biologi. Peneliti juga berharap agar
pembelajaran advance organizer selanjutnya dapat diterapkan untuk mengetahui
pengaruhnya pada variabel-variabel lain selain hasil belajar siswa.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
1999.
---------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT Rineka
Cipta, 2010.
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2009.
Basleman, Anisah & Mappa, Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Budiartawan, I Kadek. “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA
pada Materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff”. http://kim.ung.ac.id/
index.php/KIMFMIPA/article/download/3412/3388, 2013.
Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Cutrer, William B. et. al. Use of An Expert Concept Map as An Advance
Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure. Medical
Teacher. 33 (12), 2011.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
2011.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Efendi, Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi
Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Pedagogia, 2
(1), 2013.
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika
Aditama, 2007.
Gredler, Margaret E. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Hake, Richard R. “Analyzing Change/Gain Scores”. http://www.physics.indiana.
edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, 2014.
66
67
Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Harahap, Rofiqoh Hasan & Harahap, Mara Bangun. Efek Model Pembelajaran
Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika. 4 (2),
2012.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Imawati, Dwi. “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui
Strategi Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011.
tidak dipublikasikan.
Joyce, Bruce et. al. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Maidiyah, Erni & Fonda, Cut Zulisna. Penerapan Model Pembelajaran ARCS
pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.
Jurnal Peluang. 1 (2), 2013.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Meltzer, David E. “The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Scores”. http://physicseducation.net/docs/Addendum_on
_normalized_gain.pdf, 2014.
Nasution, Nirmala Sari. “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan
Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri
1 Labuan Deli”, Skripsi pada Universitas Negeri Medan: 2008. tidak
dipublikasikan.
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013.
Panggabean, Deo Demonta & Suyanti, Retno Dwi. Analisis Pemahaman Awal
dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Direct
Instruction. Jurnal Online Pendidikan Fisika. 1 (2), 2012.
Pitriyani dkk. Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas
VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui
Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. 3,
2010.
68
Pranata, Calisa Ari. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-
Games-Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
IPA di SMPN 1 Ngaglik Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta: 2012.
tidak dipublikasikan.
Priatna, Bambang Avip. “Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan
Ms. Excel dan SPSS”. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.
_MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG_AVIP_ PRIATNA_M/
Makalah_November_2008.pdf, 2015.
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya CV, 1986.
---------. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Rahayu, Sri dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. 4 (1), 2010.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Salmiah, Neneng. “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran
Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi”, Skripsi pada UPI Bandung: 2013.
tidak dipublikasikan.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008.
Sari, Liza Yulia. “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di
Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”,
Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013.
Shihusa, Hudson & Keraro, Fred N. Using Advance Organizers to Enhance
Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics,
Science & Technology Education. 5 (4), 2009.
Sinulingga, Karya & Munte, Denny. Pengaruh Model Pembelajaran Advance
Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada
Materi Pokok Besaran Satuan di Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. 1
(2), 2012.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2008.
69
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Sudjarwo & Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV Mandar Maju,
2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Thonthowi, Ahmad. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1993.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011.
---------. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20_2003
Sisdiknas.pdf, 2013.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
Wuryani, Sri Esti. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 2009.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Zurinal & Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
70
Lampiran 1
A. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Eksperimen
No. Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain Kategori
1 36 68 32 0.50 sedang
2 16 76 60 0.71 tinggi
3 52 76 24 0.50 sedang
4 24 92 68 0.89 tinggi
5 52 72 20 0.42 sedang
6 40 68 28 0.47 sedang
7 56 84 28 0.64 sedang
8 56 64 8 0.18 rendah
9 60 88 28 0.70 sedang
10 40 56 16 0.27 rendah
11 20 64 44 0.55 sedang
12 32 80 48 0.71 tinggi
13 28 64 36 0.50 sedang
14 44 56 12 0.21 rendah
15 36 68 32 0.50 sedang
16 20 60 40 0.50 sedang
17 36 76 40 0.63 sedang
18 24 48 24 0.32 sedang
19 32 72 40 0.59 sedang
20 40 52 12 0.20 rendah
21 28 72 44 0.61 sedang
22 48 76 28 0.54 sedang
23 48 68 20 0.38 sedang
24 32 72 40 0.59 sedang
25 32 60 28 0.41 sedang
26 20 76 56 0.70 sedang
27 36 76 40 0.63 sedang
28 48 80 32 0.62 sedang
29 36 88 52 0.81 tinggi
30 28 76 48 0.67 sedang
31 44 72 28 0.50 sedang
32 40 68 28 0.47 sedang
33 32 72 40 0.59 sedang
34 40 72 32 0.53 sedang
35 32 44 12 0.18 rendah
36 24 44 20 0.26 rendah
37 52 68 16 0.33 sedang
38 16 56 40 0.48 sedang
39 40 68 28 0.47 sedang
40 44 72 28 0.50 sedang
Total 1464 2764 1300 20.23
Rata-Rata 36.6 69.1 32.5 0.51
71
Lampiran 1
B. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Kontrol
No. Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain Kategori
1 44 80 36 0.64 sedang
2 28 52 24 0.33 sedang
3 36 52 16 0.25 rendah
4 48 72 24 0.46 sedang
5 44 84 40 0.71 tinggi
6 32 72 40 0.59 sedang
7 40 44 4 0.07 rendah
8 32 52 20 0.29 rendah
9 12 68 56 0.64 sedang
10 24 52 28 0.37 sedang
11 28 60 32 0.44 sedang
12 48 64 16 0.31 sedang
13 40 56 16 0.27 rendah
14 24 60 36 0.47 sedang
15 28 44 16 0.22 rendah
16 32 48 16 0.24 rendah
17 20 64 44 0.55 sedang
18 68 76 8 0.25 rendah
19 28 56 28 0.39 sedang
20 16 52 36 0.43 sedang
21 48 72 24 0.46 sedang
22 36 56 20 0.31 sedang
23 16 44 28 0.33 sedang
24 60 64 4 0.10 rendah
25 48 76 28 0.54 sedang
26 28 60 32 0.44 sedang
27 40 68 28 0.47 sedang
28 52 68 16 0.33 sedang
29 44 80 36 0.64 sedang
30 28 48 20 0.28 rendah
31 28 44 16 0.22 rendah
32 32 56 24 0.35 sedang
33 44 76 32 0.57 sedang
34 32 80 48 0.71 tinggi
35 12 24 12 0.14 rendah
36 36 52 16 0.25 rendah
37 32 76 44 0.65 rendah
38 48 76 28 0.54 sedang
39 28 44 16 0.22 rendah
40 48 76 28 0.54 sedang
Total 1412 2448 1036 16.02
Rata-Rata 35.3 61.2 25.9 0.40
72
Lampiran 1
Uji Normal Gain (N-Gain)
Uji normal gain dilakukan untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk mengukur
signifikansi peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Rumus untuk mencari
normal gain adalah sebagai berikut:
N-Gain = skor posttest – skor pretest
skor ideal – skor pretest
Dengan kategorisasi sebagai berikut:
g-tinggi : nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,30 < (g) < 0,70
g-rendah : nilai (g) < 0,30
Rekapitulasi Normal Gain
Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Terendah 0,18 0,07
Tertinggi 0,89 0,71
Rata-Rata 0,51 0,40
Kategori sedang sedang
73
Lampiran 2
Perhitungan Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, dan Varians
A. Kelas Eksperimen Advance Organizer
1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No. Responden Nilai No. Responden Nilai
1 L1 36 21 P15 28
2 L2 16 22 P16 48
3 P1 52 23 L7 48
4 P2 24 24 P17 32
5 P3 52 25 P18 32
6 L3 40 26 P19 20
7 P4 56 27 L8 36
8 L4 56 28 L9 48
9 P5 60 29 P20 36
10 P6 40 30 L10 60
11 P7 20 31 P21 44
12 P8 32 32 L11 40
13 P9 28 33 P22 32
14 P10 44 34 P23 40
15 L5 36 35 P24 32
16 P11 20 36 P25 24
17 P12 36 37 P26 52
18 L6 24 38 P27 16
19 P13 32 39 P28 40
20 P14 40 40 L12 44
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 60 dan nilai minimum
adalah 16, sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu
menentukan nilai rentang (r), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya
dapat diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini:
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar
16, 16, 20, 20, 20, 24, 24, 24, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 36, 36, 40, 40, 40,
40, 40, 40, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 52, 52, 52, 56, 56, 60
b. Menentukan rentangan/range (r)
r = skor terbesar – skor terkecil
r = 60 – 16
r = 44
74
Lampiran 2
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 (1,602)
K = 1 + 5,287
K = 6,287 ≈ 6 atan 7
d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈ 7
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(x)
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif
(fk)
f.x x2 f.x
2
16 – 22 15.5–22.5 19 5 5 95 361 1805
23 – 29 22.5–29.5 26 6 11 156 676 4056
30 – 36 29.5–36.5 33 11 22 363 1089 11979
37 – 43 36.5–43.5 40 6 28 240 1600 9600
44 – 50 43.5–50.5 47 6 34 282 2209 13254
51 – 57 50.5–57.5 54 5 39 270 2916 14580
58 – 64 57.5–64.5 61 1 40 61 3721 3721
∑ 280 40 1467 12572 58995
f. Menentukan rata-rata/mean
∑
75
Lampiran 2
g. Menentukan median
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 29,5
p = panjang kelas = 7
n = banyak data = 40
F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 11
f = nilai frekuensi kelas median = 11
maka:
(
)
h. Menentukan modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 29,5
p = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 5
maka:
(
)
76
Lampiran 2
i. Menentukan varians (Si2)
∑( ) (∑ )
( )
( ) ( )
( )
j. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
√ ∑( ) (∑ )
( )
√
77
Lampiran 2
2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Advance Organizer
No. Responden Nilai No. Responden Nilai
1 L1 68 21 P15 72
2 L2 76 22 P16 76
3 P1 76 23 L7 68
4 P2 92 24 P17 72
5 P3 72 25 P18 60
6 L3 68 26 P19 76
7 P4 84 27 L8 76
8 L4 64 28 L9 80
9 P5 88 29 P20 88
10 P6 56 30 L10 76
11 P7 64 31 P21 72
12 P8 80 32 L11 68
13 P9 64 33 P22 72
14 P10 56 34 P23 72
15 L5 68 35 P24 44
16 P11 60 36 P25 44
17 P12 76 37 P26 68
18 L6 48 38 P27 56
19 P13 72 39 P28 68
20 P14 52 40 L12 72
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 92 dan nilai minimum adalah 44.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar
44, 44, 48, 52, 56, 56, 56, 60, 60, 64, 64, 64, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 72, 72, 72,
72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 84, 88, 88, 92
b. Menentukan rentangan (r)
r = skor terbesar – skor terkecil
r = 92 – 44
r = 48
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 (1,602)
K = 1 + 5,287
K = 6,287 ≈ 6 atan 7
78
Lampiran 2
d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈ 8
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(x)
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif
(fk)
f.x x2 f.x
2
44 – 51 43.5–51.5 47.5 3 3 142.5 2256.25 6768.75
52 – 59 51.5–59.5 55.5 4 7 222 3080.25 12321
60 – 67 59.5–67.5 63.5 5 12 317.5 4032.25 20161.25
68 – 75 67.5–75.5 71.5 15 27 1072.5 5112.25 76683.75
76 – 83 75.5–83.5 79.5 9 36 715.5 6320.25 56882.25
84 – 91 83.5–91.5 87.5 3 39 262.5 7656.25 22968.75
92 – 99 91.5–99.5 95.5 1 40 95.5 9120.25 9120.25
∑ 500.5 40 2828 37577.75 204906
f. Menentukan rata-rata/mean
∑
g. Menentukan median
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 67,5
p = panjang kelas = 8
n = banyak data = 40
F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 12
f = nilai frekuensi kelas median = 15
79
Lampiran 2
maka:
(
)
h. Menentukan modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 67,5
p = panjang kelas = 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 10
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 6
maka:
(
)
i. Menentukan varians (Si2)
∑( ) (∑ )
( )
( ) ( )
( )
j. Menentukan simpangan baku (SD)
√ ∑( ) (∑ )
( )
√
80
Lampiran 2
B. Kelas Kontrol
1. Hasil Pretest Kelas Kontrol
No. Responden Nilai No. Responden Nilai
1 L1 44 21 L9 48
2 L2 28 22 P13 36
3 L3 36 23 P14 16
4 P1 48 24 P15 60
5 P2 44 25 P16 48
6 P3 32 26 P17 28
7 P4 40 27 P18 40
8 P5 32 28 L10 52
9 P6 12 29 L11 44
10 L4 24 30 P19 28
11 L5 28 31 P20 28
12 P7 48 32 P21 32
13 P8 40 33 P22 44
14 P9 24 34 L12 32
15 L6 28 35 P23 12
16 L7 32 36 P24 36
17 P10 20 37 P25 32
18 P11 68 38 L13 48
19 L8 28 39 P26 28
20 P12 16 40 L14 48
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 68 dan nilai minimum adalah 12.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar
12, 12, 16, 16, 20, 24, 24, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 40,
40, 40, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 48, 48, 48, 52, 60, 68
b. Menentukan rentangan (r)
r = skor terbesar – skor terkecil
r = 68 – 12
r = 56
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 (1,602)
K = 1 + 5,287
K = 6,287 ≈ 6 atan 7
81
Lampiran 2
d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈ 9
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(x)
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif
(fk)
f.x x2 f.x
2
12 – 20 11.5–20.5 16 5 5 80 256 1280
21 – 29 20.5–29.5 25 10 15 250 625 6250
30 – 38 29.5–38.5 34 9 24 306 1156 10404
39 – 47 38.5–47.5 43 7 31 301 1849 12943
48 – 56 47.5–56.5 52 7 38 364 2704 18928
57 – 65 56.5–65.5 61 1 39 61 3721 3721
66 – 74 65.5–74.5 70 1 40 70 4900 4900
∑ 301 40 1432 15211 58426
f. Menentukan rata-rata/mean
∑
g. Menentukan median
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 29,5
p = panjang kelas = 9
n = banyak data = 40
F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 15
f = nilai frekuensi kelas median = 9
82
Lampiran 2
maka:
(
)
h. Menentukan modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 20,5
p = panjang kelas = 9
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 1
maka:
(
)
i. Menentukan varians (Si2)
∑( ) (∑ )
( )
( ) ( )
( )
j. Menentukan simpangan baku (SD)
√ ∑( ) (∑ )
( )
√
83
Lampiran 2
2. Hasil Posttest Kelas Kontrol
No. Responden Nilai No. Responden Nilai
1 L1 80 21 L9 72
2 L2 52 22 P13 56
3 L3 52 23 P14 44
4 P1 72 24 P15 64
5 P2 84 25 P16 76
6 P3 72 26 P17 60
7 P4 44 27 P18 68
8 P5 52 28 L10 68
9 P6 68 29 L11 80
10 L4 52 30 P19 48
11 L5 60 31 P20 44
12 P7 64 32 P21 56
13 P8 56 33 P22 76
14 P9 60 34 L12 80
15 L6 44 35 P23 24
16 L7 48 36 P24 52
17 P10 64 37 P25 76
18 P11 76 38 L13 76
19 L8 56 39 P26 44
20 P12 52 40 L14 76
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 84 dan nilai minimum adalah 24.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar
24, 44, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 52, 52, 52, 52, 52, 52, 56, 56, 56, 56, 60, 60, 60, 64, 64, 64, 68,
68, 68, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 80, 84
b. Menentukan rentangan (r)
r = skor terbesar – skor terkecil
r = 84 – 24
r = 60
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 (1,602)
K = 1 + 5,287
K = 6,287 ≈ 6 atan 7
84
Lampiran 2
d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈ 10
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(x)
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif
(fk)
f.x x2 f.x
2
24 – 33 23.5–33.5 28.5 1 1 28.5 812.25 812.25
34 – 43 33.5–43.5 38.5 0 1 0 1482.25 0
44 – 53 43.5–53.5 48.5 13 14 630.5 2352.25 30579.25
54 – 63 53.5–63.5 58.5 7 21 409.5 3422.25 23955.75
64 – 73 63.5–73.5 68.5 9 30 616.5 4692.25 42230.25
74 – 83 73.5–83.5 78.5 9 39 706.5 6162.25 55460.25
84 – 93 83.5–93.5 88.5 1 40 88.5 7832.25 7832.25
∑ 409.5 40 2480 26755.75 160870
f. Menentukan rata-rata/mean
∑
g. Menentukan median
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 53,5
p = panjang kelas = 10
n = banyak data = 40
F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 14
f = nilai frekuensi kelas median = 7
85
Lampiran 2
maka:
(
)
h. Menentukan modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
(
)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 43,5
p = panjang kelas = 10
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 13
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 6
maka:
(
)
i. Menentukan varians (Si2)
∑( ) (∑ )
( )
( ) ( )
( )
j. Menentukan simpangan baku (standar
deviasi)
√ ∑( ) (∑ )
( )
√
86
Lampiran 3
Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan
rumus: Lo = F (Zi) – S (Zi)
Langkah-langkah perhitungan uji Liliefors adalah sebagai berikut:
1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar (kolom Xi).
2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus:
Keterangan:
Zi = skor baku
= mean
Xi = skor data
S = simpangan baku / standar deviasi (SD)
3) Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt).
4) Untuk kolom F (Zi):
Jika Zi negatif, maka F (Zi) = 0,5 – Zt
Jika Zi positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt
5) Untuk kolom S (Zi):
S (Zi) = Nomor Responden
Jumlah Responden
6) Kolom |F(Zi) – S(Zi)| merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi).
7) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk mendapatkan Lo hitung.
8) Apabila L hitung < L tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.
87
Lampiran 3
A. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No. Xi f Zn X
( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|
1 16 2 2 -20.6 -1.79 0.4633 0.0367 0.05 0.0133
2 20 3 5 -16.6 -1.44 0.4251 0.0749 0.125 0.0501
3 24 3 8 -12.6 -1.09 0.3621 0.1379 0.2 0.0621
4 28 3 11 -8.6 -0.75 0.2734 0.2266 0.275 0.0484
5 32 6 17 -4.6 -0.40 0.1554 0.3446 0.425 0.0804
6 36 5 22 -0.6 -0.05 0.0199 0.4801 0.55 0.0699
7 40 6 28 3.4 0.29 0.1141 0.6141 0.7 0.0859
8 44 3 31 7.4 0.64 0.2389 0.7389 0.775 0.0361
9 48 3 34 11.4 0.99 0.3389 0.8389 0.85 0.0111
10 52 3 37 15.4 1.33 0.4082 0.9082 0.925 0.0168
11 56 2 39 19.4 1.68 0.4535 0.9535 0.975 0.0215
12 60 1 40 23.4 2.03 0.4788 0.9788 1 0.0212
= 36,6 SD = 11,539 Lo = 0,0859
√
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,0859 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi
normal.
2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen
No. Xi f Zn X
( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|
1 44 2 2 -25.1 -2.22 0.4868 0.0132 0.05 0.0368
2 48 1 3 -21.1 -1.87 0.4693 0.0307 0.075 0.0443
3 52 1 4 -17.1 -1.52 0.4357 0.0643 0.1 0.0357
4 56 3 7 -13.1 -1.16 0.3770 0.123 0.175 0.0520
5 60 2 9 -9.1 -0.81 0.2910 0.21 0.225 0.0160
6 64 3 12 -5.1 -0.45 0.1736 0.3264 0.3 0.0264
7 68 7 19 -1.1 -0.10 0.0398 0.4602 0.475 0.0148
8 72 8 27 2.9 0.26 0.1026 0.6026 0.675 0.0724
9 76 7 34 6.9 0.61 0.2291 0.7291 0.85 0.1209
10 80 2 36 10.9 0.97 0.3340 0.834 0.9 0.0660
11 84 1 37 14.9 1.32 0.4066 0.9066 0.925 0.0184
12 88 2 39 18.9 1.67 0.4525 0.9525 0.975 0.0225
13 92 1 40 22.9 2.03 0.4788 0.9788 1 0.0212
= 69,1 SD = 11,285 Lo = 0,1209
√
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,1209 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi
normal.
88
Lampiran 3
B. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
1. Hasil Pretest Kelas Kontrol
No. Xi f Zn X
( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|
1 12 2 2 -23.3 -1.72 0.4573 0.0427 0.05 0.0073
2 16 2 4 -19.3 -1.42 0.4222 0.0778 0.1 0.0222
3 20 1 5 -15.3 -1.13 0.3708 0.1292 0.125 0.0042
4 24 2 7 -11.3 -0.83 0.2967 0.2033 0.175 0.0283
5 28 8 15 -7.3 -0.54 0.2054 0.2946 0.375 0.0804
6 32 6 21 -3.3 -0.24 0.0948 0.4052 0.525 0.1198
7 36 3 24 0.7 0.05 0.0199 0.5199 0.6 0.0801
8 40 3 27 4.7 0.35 0.1368 0.6368 0.675 0.0382
9 44 4 31 8.7 0.64 0.2389 0.7389 0.775 0.0361
10 48 6 37 12.7 0.94 0.3264 0.8264 0.925 0.0986
11 52 1 38 16.7 1.23 0.3907 0.8907 0.95 0.0593
12 60 1 39 24.7 1.82 0.4656 0.9656 0.975 0.0094
13 68 1 40 32.7 2.41 0.4920 0.992 1 0.008
= 35,3 SD = 13,55 Lo = 0,1198
√
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,1198 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi
normal.
2. Hasil Posttest Kelas Kontrol
No. Xi f Zn X
( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|
1 24 1 1 -37.2 -2.76 0.4971 0.0029 0.025 0.0221
2 44 5 6 -17.2 -1.27 0.3980 0.102 0.15 0.0480
3 48 2 8 -13.2 -0.98 0.3365 0.1635 0.2 0.0365
4 52 6 14 -9.2 -0.68 0.2517 0.2483 0.35 0.1017
5 56 4 18 -5.2 -0.39 0.1517 0.3483 0.45 0.1017
6 60 3 21 -1.2 -0.09 0.0359 0.4641 0.525 0.0609
7 64 3 24 2.8 0.21 0.0832 0.5832 0.6 0.0168
8 68 3 27 6.8 0.50 0.1915 0.6915 0.675 0.0165
9 72 3 30 10.8 0.80 0.2881 0.7881 0.75 0.0381
10 76 6 36 14.8 1.10 0.3643 0.8643 0.9 0.0357
11 80 3 39 18.8 1.39 0.4177 0.9177 0.975 0.0573
12 84 1 40 22.8 1.69 0.4545 0.9545 1 0.0455
= 61,2 SD = 13,502 Lo = 0,1017
√
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,1017 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi
normal.
89
Lampiran 4
Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua
varians, yaitu uji Fisher. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho : data yang memiliki varians homogen
Ha : data yang memiliki varians tidak homogen
2. Kriteria pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua varians homogen
b. Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua varians tidak homogen
3. Menentukan df pembilang (varians terbesar) dan df penyebut (varians terkecil)
dengan n = 40
df1 = n – 1= 40 – 1= 39
df2 = n – 1= 40 – 1 = 39
4. Menentukan nilai Ftabel
Untuk df penyebut 39 dan df pembilang 39 pada taraf signifikan α = 0,05 (0,05;39,39)
tidak terdapat pada tabel distribusi F sehingga digunakan df yang terdekat yaitu df
penyebut 40 dan df pembilang 40 (0,05;40,40). Adapun nilai yang ditunjukkan pada tabel
F dengan df tersebut adalah 1,69.
5. Menentukan nilai Fhitung
Keterangan:
Fhitung = uji Fisher (Homogenitas)
S12 = varians terbesar atau data pertama
S22 = varians terkecil atau data kedua
90
Lampiran 4
A. Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Diketahui : S terbesar = 183,6 (Kelas Kontrol)
S terkecil = 133,148 (Kelas Eksperimen)
Karena Fhitung < Ftabel ( 1,379 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data
tersebut memiliki varians homogen.
B. Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Diketahui : S terbesar = 182,308 (Kelas Kontrol)
S terkecil = 127,344 (Kelas Eksperimen)
Karena Fhitung < Ftabel ( 1,432 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data
tersebut memiliki varians homogen.
91
Lampiran 5
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
uji-t (t-test) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
H0 = μ1 ≤ μ2
Ha = μ1 > μ2
Keterangan:
H0 = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
μ1 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan advance organizer
μ2 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
b. Menentukan kriteria pengujian
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
c. Uji signifikansi dengan uji-t
Pengujian hipotesis dengan uji-t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari Mean, yaitu M = ∑
2. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √∑
(∑ )
3. Mencari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) = √
5. Mencari thitung atau t0, yaitu t0 =
92
Lampiran 5
A. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Mencari Mean
Diketahui: M1 = 36,675 (Kelas Eksperimen)
M2 = 35,8 (Kelas Kontrol)
2. Mencari Standar Deviasi (SD)
Diketahui: SD1 = 11,539
SD2 = 13,55
3. Mencari Standar Error Mean (SEM)
√
√
√
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2)
(SEM1-M2) = √
= √
= √
= √
= 2,85
5. Mencari thitung atau t0
Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh
harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut:
Pada taraf signifikan 5% = 1,67
Pada taraf signifikan 1% = 2,38
Dengan demikian t0 lebih kecil dari pada ttabel, yaitu:
1,67 > 0,307 < 2,38
Dengan demikian hipotesis nihil (H0) diterima.
Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan model pembelajaran
advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
93
Lampiran 5
B. Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Mencari Mean
Diketahui: M1 = 70,7 (Kelas Eksperimen)
M2 = 62 (Kelas Kontrol)
2. Mencari Standar Deviasi (SD)
Diketahui: SD1 = 11,285
SD2 = 13,502
3. Mencari Standar Error Mean (SEM)
√
√
√
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2)
(SEM1-M2) = √
= √
= √
= √
= 2,818
5. Mencari thitung atau t0
Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh
harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut:
Pada taraf signifikan 5% = 1,67
Pada taraf signifikan 1% = 2,38
Dengan demikian t0 lebih besar dari pada ttabel, yaitu:
1,67 < 3,087 >2,38
Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak.
Kesimpulan: terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan model pembelajaran advance
organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
94
Lampiran 6
No. Siswa Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan Pemahaman Keaktifan
1 27 30 28 22 17 14
2 17 21 21 19 9 12
3 25 26 24 19 19 11
4 18 21 16 13 14 11
5 25 28 28 24 20 15
6 18 25 17 21 19 12
7 22 23 21 16 16 12
8 26 26 27 20 17 14
9 23 23 22 19 15 12
10 25 29 15 18 9 8
11 19 20 20 17 17 11
12 20 22 17 15 15 9
13 28 28 26 20 15 13
14 25 23 21 22 16 12
15 23 18 18 13 16 11
16 20 18 19 19 12 10
17 27 21 23 20 17 12
18 21 16 19 17 15 10
19 25 30 27 24 20 15
20 22 23 16 16 14 11
21 25 28 25 22 14 13
22 24 24 20 16 9 12
23 26 27 25 21 18 14
24 20 23 20 18 15 10
25 21 23 19 18 16 12
26 20 23 21 20 15 12
27 16 16 16 10 11 11
28 26 25 24 21 20 15
29 23 21 21 16 14 10
30 25 26 22 20 15 12
31 24 22 13 13 10 12
32 22 21 20 19 14 10
33 23 26 19 19 15 12
34 21 23 20 18 14 11
35 20 19 20 15 13 9
36 23 22 19 15 17 12
37 21 25 20 17 15 11
38 22 22 19 10 14 11
39 21 23 14 14 13 8
40 22 23 20 20 15 11
Total 901 933 822 716 599 463
Jml Pernyataan 6 6 6 5 4 3
95
Lampiran 6
Perhitungan Data Angket
Rumus:
Keterangan:
= persentase hasil angket
JKS = jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator
BNB = banyak nomor butir indikator
n = banyak siswa
Dengan kategori persentase angket sebagai berikut:
25% - 43% = kurang
44% - 62% = cukup
63% - 81% = baik
82% - 100% = baik sekali
Perhatian
(baik)
Kepuasan
(baik)
Relevansi
(baik)
Pemahaman
(baik)
Percaya Diri
(baik)
Keaktifan
(baik)
96
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas / Semester : X / Ganjil
Tahun Ajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar Indikator Jenjang
Kognitif Butir Soal
Nomor
Soal
3.5. Menerapkan
prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan
protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas
dan perannya dalam
kehidupan melalui
pengamatan secara
teliti dan sistematis.
Mendeskripsikan ciri-
ciri umum dari
kingdom protista
berdasarkan kajian
literatur dan
pengamatan
C2
Berikut ini adalah ciri-ciri organisme:
1) Bersifat eukariotik
2) Bersifat prokariotik
3) Respirasi secara aerobik
4) Dinding sel terbentuk dari peptidoglikan
5) Respirasi secara anaerob
6) Bersifat uniseluler dan multiseluler
Berdasarkan keterangan di atas, yang menjadi ciri-ciri protista adalah nomor ....
A. 1, 3, 6
B. 1, 4, 5
C. 2, 3, 6
D. 2, 4, 5
E. 2, 5, 6
Jawaban: A
31
C2
Protista memiliki karakteristik sebagai organisme eukariotik, yaitu ....
A. tidak memiliki membran inti sel
B. tidak memiliki membran plasma
C. memiliki membran inti sel
D. tidak memiliki membran plasma
E. memiliki kemampuan berfotosintesis
Jawaban: C
1
97
Lampiran 7
Mengklasifikasikan
macam-macam
protista berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki C4
Seorang peneliti sedang mengamati suatu mikrooganisme menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme tersebut berbentuk seperti sandal dengan rambut-rambut kecil yang disebut
silia di sekeliling tubuhnya, memiliki makronukleus dan mikronukleus, serta tidak terdapat
kloroplas. Mikroorganisme tersebut termasuk ke dalam protista golongan ....
A. protozoa
B. alga
C. jamur protista
D. archaebacteria
E. oomycota
Jawaban: A
46
C2
Berikut ini ciri-ciri suatu organisme:
1) Tidak terdapat metagenesis
2) Dominan bersifat parasit
3) Memiliki klorofil
4) Fotoautotrof
5) Vakuola makanan sebagai gudang makanan
Nomor yang menunjukkan ciri dari alga adalah ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 4
D. 2 dan 5
E. 3 dan 5
Jawaban: C
2
C1
Berikut ini yang merupakan filum dengan contoh organisme yang tepat adalah ....
Filum Contoh
A. protozoa Spirogyra
B. protozoa Phytium sp.
C. alga Chlorella
D. alga Amoeba proteus
E. protozoa Macrocystis pyrifera
Jawaban: C
18
98
Lampiran 7
Mengidentifikasi
macam-macam
protista dari gambar
C1
Perhatikan gambar berikut ini!
Mikroorganisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan ....
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
Jawaban: E
3
C1
Perhatikan gambar di bawah ini!
Organisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan ....
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
Jawaban: A
32
Membandingkan
protista dengan
makhluk hidup lain
C2
Protista yang memiliki pigmen dominan sama dengan sianobakteri adalah ....
A. alga keemasan
B. diatom
C. euglenoid
D. alga cokelat
E. alga merah
Jawaban: E
54
99
Lampiran 7
C2
Anggota kingdom protista merupakan organisme .... yang membedakannya dengan kingdom
archaebacteria dan eubacteria.
A. prokariot
B. anaerob
C. heterotrof
D. autotrof
E. eukariot
Jawaban: E
14
Mendeskripsikan ciri-
ciri umum protista
mirip hewan
C1
Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan ....
A. pigmentasi
B. alat gerak
C. bentuk tubuh
D. cara hidup
E. ekologi
Jawaban: B
4
C1
Pada lingkungan yang kurang menguntungkan, protozoa akan bertahan hidup dengan cara
mengubah dirinya menjadi sel tidak aktif yang disebut ....
A. makrogamet
B. ciri
C. kinetoplas
D. trikosis
E. sista
Jawaban: E
34
Mengklasifikasikan
protista mirip hewan
berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C1
Berikut ini yang merupakan kelompok protozoa adalah ....
A. sarcodina dan rhodophyta
B. diatom dan euglenoid
C. rhizopoda dan sporozoa
D. sarcodina dan diatom
E. euglenoid dan rhodophyta
Jawaban: C
5
C5
Jika dibandingkan antara organisme Amoeba, Paramecium, Trypanosoma gambiense,
Vorticella, dan Plasmodium, maka yang termasuk golongan ciliata adalah ....
A. Paramecium, Vorticella
B. Paramecium, Trypanosoma gambiense
C. Amoeba, Trypanosoma gambiense
D. Vorticella, Plasmodium
E. Paramecium, Plasmodium
Jawaban: A
6
100
Lampiran 7
Menjelaskan anggota
protista mirip hewan
berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C2
Perhatikan gambar di bawah ini!
Protozoa di atas merupakan ....
A. sarcodina
B. ciliata
C. flagelata
D. rhizopoda
E. sporozoa
Jawaban: B
7
C2
Perhatikan gambar jasad renik dan tabel ciri-ciri makhluk hidup berikut!
Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1 dan 3
B. 3 dan 4
C. 1, 2, dan 3
D. 1, 4, dan 5
E. 2, 3, dan 5
Jawaban: C
55
C4
Pada uji laboratorium terhadap feses manusia, ditemukan mikroorganisme uniseluler tidak
berklorofil, berambut getar, dan menyebabkan diare. Organisme tersebut adalah ....
A. Paramecium caudatum
B. Balantidium coli
C. Stentor roeseli
D. Didinium
E. Vorticella
Jawaban: B
35
101
Lampiran 7
C1
Perhatikan gambar berikut ini!
Nomor yang menunjukkan silia dan vakuola kontraktil adalah ....
A. 1 dan 6
B. 6 dan 5
C. 1 dan 5
D. 1 dan 4
E. 12 dan 9
Jawaban: C
8
Menyebutkan
peranan protista mirip
hewan dalam
kehidupan C3
Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi adalah
....
A. Globigerina
B. Radiolaria
C. Difflugia
D. Heliozoa
E. Arcella
Jawaban: A
36
C3
Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina umumnyaditunjukkan dengan gejala ....
A. kerusakan pada gigi dan gusi
B. kejang-kejang pada usus
C. demam berulang-ulang atau tidak menentu
D. nyeri pada otot dan sendi
E. tubuh lemah dan kurus
Jawaban: C
9
102
Lampiran 7
C3
Trypanosoma gambiense dapat menyebabkan penyakit .... yang menyerang orang-orang Afrika.
A. malaria tropikana
B. influenza
C. malaria tertiana
D. penyakit tidur
E. diare
Jawaban: D
37
Menjelaskan habitat,
cara hidup, dan
reproduksi protista
mirip hewan C2
Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu gerak ....
A. berpindah tempat dengan membuat kaki
B. membuat semacam akar
C. membuat aliran sitoplasma
D. membuat lekukan protoplasma
E. membuat tonjolan protoplasma disertai aliran protoplasma ke satu arah
Jawaban: E
10
C2
Gerakan fototropisme yang terjadi pada Euglena viridis disebabkan oleh ....
A. makanan
B. oksigen
C. zat asam
D. zat lemas
E. sinar matahari
Jawaban: E
47
C3
Perhatikan tahapan reproduksi Plasmodium pada tubuh manusia berikut ini.
1) merozoit
2) sporozoit
3) tropozoit
Urutan proses reproduksi yang tepat adalah ....
A. 1 - 2 - 3
B. 1 - 3 - 2
C. 2 - 1 - 3
D. 2 - 3 - 1
E. 3 - 1 - 2
Jawaban: C
12
C2
Bagian yang bertindak sebagai osmoregulator pada protozoa adalah ....
A. plasma gel
B. plasma sol
C. plasmodesma
D. vakuola nonkontraktil
E. vakuola kontraktil
Jawaban: E
11
103
Lampiran 7
C5
Protozoa dapat digolongkan berdasarkan alat geraknya menjadi rhizopoda, flagellata, ciliata,
dan sporozoa. Tetapi, sporozoa dapat dikatakan berbeda dengan protozoa lainnya karena ....
A. sporozoa hanya berperan sebagai parasit dalam kehidupan
B. sporozoa merupakan mikroorganisme dengan ukuran tubuh hanya beberapa mikron
C. sporozoa memerlukan inang sementara berupa nyamuk
D. sporozoa memiliki beberapa fase dalam siklus hidupnya
E. sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus
Jawaban: E
13
C4
Mula-mula dua Paramecium saling berdekatan. Kemudian makronukleus melebur, sedangkan
mikronukleus membelah. Selanjutnya terjadi pertukaran salah satu mikronukleus. Lalu
Paramecium memisahkan diri dan nukleusnya membelah sehingga menghasilkan Paramecium
baru. Cara yang digunakan oleh Paramecium dalam melakukan proses reproduksi tersebut
adalah ....
A. oogami
B. singami
C. konjugasi
D. kariogami
E. plasmogami
Jawaban: C
38
C1
Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam sporozoa adalah ....
A. Trypanosoma
B. Plasmodium
C. Euglena
D. Fucus
E. Paramecium
Jawaban: B
33
Mendeskripsikan ciri-
ciri umum protista
mirip tumbuhan
C2
Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom protista. Protozoa berbeda dengan alga, karena
alga bersifat ....
A. heterotrof
B. fotoautotrof
C. eukariotik
D. kemoautotrof
E. tidak memiliki alat gerak
Jawaban: B
15
104
Lampiran 7
C1
Dilihat dari cara memperoleh makanan (nutrien), alga diklasifikasikan sebagai protista ....
A. saprofit
B. heterotrof
C. autotrof
D. parasit
E. epifit
Jawaban: C
39
Mengklasifikasikan
protista mirip
tumbuhan
berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C2
Berikut ini merupakan pengelompokan alga berdasarkan pigmen yang dominan adalah ....
A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta
B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata
C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta
D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta
E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta
Jawaban: C
16
C2
Ganggang pada gambar di bawah ini merupakan Laminaria sp. dari golongan ....
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. chlorophyta
D. chrysophyta
E. pyrrophyta
Jawaban: A
17
Menjelaskan anggota
dari protista mirip
tumbuhan
berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C1
Pigmen dominan pada alga merah adalah ....
A. klorofil
B. fukosantin
C. fikoeritrin
D. karoten
E. santofil
Jawaban: C
48
105
Lampiran 7
C2
Berikut ini ganggang yang memiliki globul dan nukul sebagai alat reproduksinya adalah ....
A. Volvox
B. Euglena viridis
C. Spirogyra
D. Hydrodictyon
E. Chara braunii
Jawaban: E
49
C4
Sekelompok siswa MA Aulia sedang mengamati mikroorganisme yang diambil dari air sawah
di sekitar sekolah mereka. Setelah diamati di bawah mikroskop ternyata ditemukan
mikroorganisme yang berbentuk seperti benang, berwarna hijau, dan kloroplasnya berbentuk
pita spiral. Mikroorganisme yang dimaksud adalah ....
A. Euglena sp.
B. Spirogyra
C. Ulva
D. Chlorella
E. Volvox
Jawaban: B
40
C4
Berikut pernyataan yang benar adalah ....
A. Euglena dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang karena ada tidaknya
vakuola
B. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena merupakan protozoa
C. Euglena memiliki flagel dan klorofil sehingga dapat digolongkan sebagai protozoa maupun
ganggang
D. Euglena tidak mempunyai alat gerak karena merupakan ganggang uniseluler
E. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil
Jawaban: C
19
Menyebutkan
peranan protista mirip
tumbuhan dalam
kehidupan
C3
Chlorella sebagai protein sel tunggal (PST) berpotensi sebagai .... karena memiliki kandungan
protein dan amilum yang tinggi.
A. bahan pembuat agar-agar
B. antibiotik
C. obat malaria
D. sumber makanan baru
E. bahan pembuat pupuk kompos
Jawaban: D
41
106
Lampiran 7
C3
Ganggang yang menyebabkan terjadinya pasang merah (red tide) di laut adalah ....
A. Noctiluca scintillans
B. Sargassum
C. Macrocystis
D. Corralina
E. Vaucheria
Jawaban: A
50
C3
Ganggang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar adalah ....
A. Macrocystis
B. Eucheuma spinosum
C. Laminaria
D. Fucus
E. Chlorella
Jawaban: B
20
Menjelaskan habitat,
cara hidup, dan
reproduksi protista
mirip tumbuhan
C3
Susunan reproduksi seksual:
1. Terjadi peleburan inti sel (kariogami)
2. Pembentukan zigospora (inti 2n)
3. Peleburan plasma sel (plasmogami)
4. Zigospora mengalami meiosis menjadi 4 sel haploid
5. 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru
Susunan reproduksi konjugasi pada Spirogyra adalah ....
A. 1-2-3-4-5
B. 2-1-3-4-5
C. 3-1-2-4-5
D. 3-2-1-4-5
E. 4-5-3-2-1
Jawaban: C
23
107
Lampiran 7
C2
Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar di atas merupakan Spirogyra yang sedang melakukan ....
A. konjugasi
B. fragmentasi
C. singami
D. anisogami
E. pembelahan biner
Jawaban: A
21
C1
Alga hijau memiliki pigmen dominan yang dikandungnya. Pigmen tersebut adalah ....
A. pirenoid
B. karoten
C. klorofil
D. laminarin
E. fikoeritrin
Jawaban: C
22
C5
Pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada alga karena ....
A. Seluruh anggota alga merupakan multiseluler
B. Alga merupakan organisme makroskopis yang bergerak menggunakan flagel
C. Alga memiliki sel yang banyak yang disebut pirenoid
D. Sebagian anggota alga merupakan multiseluler
E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi menjadi sel berukuran besar
Jawaban: D
42
Mendeskripsikan ciri-
ciri umum protista
mirip jamur
C2
Berikut yang merupakan karakteristik dari protista mirip jamur adalah ....
A. prokariotik dan heterotrof
B. fotoautotrof dan eukariotik
C. menghasilkan spora dan heterotrof
D. fotoautotrof dan prokariotik
E. menghasilkan spora dan prokariotik
Jawaban: C
24
108
Lampiran 7
C2
Ciri mendasar dari jamur protista adalah ....
A. reproduksi dengan singami
B. menghasilkan spora
C. dinding sel dari selulosa
D. parasit pada tumbuhan lain
E. hidup di tempat lembab
Jawaban: B
51
Mengklasifikasikan
protista mirip jamur
berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C4
Pernyataan berikut yang benar adalah .....
A. Fuligo septica merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut plasmodium
B. Amoeba bergerak secara ameboid sehingga digolongkan sebagai myxomycota
C. Saprolegnia digolongkan sebagai myxomyxota karena merupakan parasit pada ikan
D. Phytophthora sp. tidak bersifat senositik sehingga termasuk dalam myxomycota
E. Didymium sp. merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut amoeba
Jawaban: A
43
C1
Berikut yang merupakan contoh organisme dari myxomycota atau jamur lendir plasmodial
adalah ....
A. Eucheuma spinosum
B. Phytium sp.
C. Saprolegnia sp.
D. Fuligo septica
E. Volvox
Jawaban: D
25
Menjelaskan anggota
dari protista mirip
jamur berdasarkan
karakteristik yang
dimiliki dan
pengamatan
C2
Perhatikan data berikut!
1. Benang hifa tidak bersekat
2. Benang hifa bersekat
3. Dinding sel dari selulosa
4. Dinding sel dari zat kitin
5. Reproduksi aseksual dengan zoospora
6. Reproduksi aseksual dengan plasmodium
Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1, 3, 6
B. 2, 3, 5
C. 2, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 2, 4, 6
Jawaban: D
44
109
Lampiran 7
C4
Pernyataan berikut yang benar tentang jamur lendir (myxomycota) adalah ....
A. termasuk kingdom fungi karena reproduksinya mirip fungi
B. termasuk kingdom fungi karena tidak berklorofil
C. termasuk kingdom protista karena membran sel terdiri dari zat kitin
D. termasuk kingdom protista karena reproduksinya mirip Amoeba
E. termasuk kingdom protista karena gerak pada fase vegetatifnya mirip Amoeba
Jawaban: E
26
Menyebutkan
peranan protista mirip
jamur dalam
kehidupan C3
Penyakit rebah semai yang mematikan bibit tanaman disebabkan oleh ....
A. Phytophthora infestans
B. Plasmopara viticola
C. Saprolegnia sp.
D. Phytium sp.
E. Fuligo septic
Jawaban: D
28
C4
Seorang siswa mengambil sampel potongan kayu membusuk yang basah, kemudian
mengamatinya di bawah mikroskop. Dia menemukan organisme dengan ciri-ciri :
1. Tubuh terdiri dari benang-benang tidak bersekat (senositik)
2. Inti sel banyak dan membentuk zoospora berflagel 2
Dapat ditentukan bahwa organisme tersebut adalah ....
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. myxomycota
D. oomycota
E. acrasiomycota
Jawaban: D
27
C1
Gambar berikut merupakan hifa dari protista yang menyebabkan infeksi pada kulit ikan.
Protista tersebut adalah ....
A. Phytium sp.
B. Phytophthora sojae
C. Phytophthora infestans
D. Fuligo septica
E. Saprolegnia sp.
Jawaban: E
29
110
Lampiran 7
C1
Berikut ini merupakan contoh protista dari kelompok oomycota, yaitu ....
A. jamur karat putih
B. jamur merang
C. jamur kuping
D. jamur lendir plasmodial
E. jamur lendir selular
Jawaban: A
45
C6
Penyebaran penyakit late blight pada tanaman kentang yang disebabkan oleh jamur air
Phytophthora dapat menyebabkan gagal panen pada tanaman tersebut. Untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut, para petani dapat melakukan ....
A. pemberian insektisida secara rutin
B. penyemprotan fungisida
C. pemberian urea untuk menyuburkan tanah
D. pengasapan pada kentang
E. penyemprotan air secara teratur
Jawaban: B
53
Menjelaskan habitat,
cara hidup, dan
reproduksi protista
mirip jamur C1
Saat bereproduksi aseksual, acrasiomycota membentuk ....
A. tunas
B. nukleus
C. flagela
D. tubuh buah
E. sitoplasma
Jawaban: D
52
C1
Fase vegetatif jamur lendir yang dapat bergerak seperti Amoeba sp. disebut ....
A. amoeba
B. plasmodium
C. myxoamoeba
D. sporangium
E. anteridium
Jawaban: B
30
111
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
No. Indikator
Tingkat Pengetahuan dan Butir Soal Jumlah
Soal
Jumlah
Soal yang
Valid C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Mendeskripsikan ciri-ciri
umum dari kingdom protista
berdasarkan kajian literatur
dan pengamatan
1**, 31
2 1
2. Mengklasifikasikan macam-
macam protista berdasarkan
karakteristik yang dimiliki
18** 2 46 3 1
3. Mengidentifikasi macam-
macam protista dari gambar
3**,
32**
2 2
4. Membandingkan protista
dengan makhluk hidup lain
14**, 54 2 1
5. Mendeskripsikan ciri-ciri
umum protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur
4**, 34,
39*
15, 24, 51
6 2
6. Mengklasifikasikan protista
mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip
jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki
dan pengamatan
5, 25 16**,
17**
43 6**
6 3
7. Menjelaskan anggota dari
protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan
8**, 48 7, 44, 49,
55
19**,
26**, 35,
40**
10 4
112
Lampiran 7
protista mirip jamur
berdasarkan karakteristik
yang dimiliki dan
pengamatan
8. Menjelaskan habitat, cara
hidup, dan reproduksi dari
protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur
33, 22**,
30, 52
10, 11,
21**,
47**
12, 23** 38* 13**, 42
13 6
9. Menyebutkan peranan
protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur dalam
kehidupan
29, 45** 9**, 20,
28, 36,
37, 41**,
50**
27** 53
11 5
Jumlah 55 25
Keterangan soal yang valid :
* = Signifikan
** = Sangat signifikan
113
Lampiran 8
1. Protista memiliki karakteristik sebagai
organisme eukariotik, yaitu ....
A. tidak memiliki membran inti sel
B. tidak memiliki membran plasma
C. memiliki membran inti sel
D. tidak memiliki membran plasma
E. memiliki kemampuan berfotosintesis
2. Berikut ini ciri-ciri suatu organisme:
1) Tidak terdapat metagenesis
2) Dominan bersifat parasit
3) Memiliki klorofil
4) Fotoautotrof
5) Vakuola makanan sebagai gudang
makanan
Nomor yang menunjukkan ciri alga
adalah ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 4
D. 2 dan 5
E. 3 dan 5
3. Perhatikan gambar berikut ini!
Mikroorganisme pada gambar di atas
merupakan protista dari golongan ....
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
4. Protozoa dapat diklasifikasikan
berdasarkan ....
A. pigmentasi
B. alat gerak
C. bentuk tubuh
D. cara hidup
E. ekologi
5. Berikut ini yang merupakan kelompok
protozoa adalah ....
A. sarcodina dan rhodophyta
B. diatom dan euglenoid
C. rhizopoda dan sporozoa
D. sarcodina dan diatom
E. euglenoid dan rhodophyta
6. Jika dibandingkan antara organisme
Amoeba, Paramecium, Trypanosoma
gambiense, Vorticella, dan Plasmodium,
maka yang termasuk golongan ciliata
adalah ....
A. Paramecium, Vorticella
B. Paramecium, Trypanosoma gambiense
C. Amoeba, Trypanosoma gambiense
D. Vorticella, Plasmodium
E. Paramecium, Plasmodium
SOAL INSTRUMEN UJI COBA
Nama Siswa :
Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista
Kelas / Semester : X SMA / Ganjil
Hari, Tanggal :
Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada
jawaban yang Anda anggap paling tepat!
114
Lampiran 8
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Protozoa di atas merupakan ....
A. sarcodina
B. ciliata
C. flagelata
D. rhizopoda
E. sporozoa
8. Perhatikan gambar berikut ini!
Nomor yang menunjukkan silia dan
vakuola kontraktil adalah ....
A. 1 dan 6
B. 6 dan 5
C. 1 dan 5
D. 1 dan 4
E. 12 dan 9
9. Penyakit malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium sp. dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina
umumnya ditunjukkan dengan gejala ....
A. kerusakan pada gigi dan gusi
B. kejang-kejang pada usus
C. demam berulang-ulang atau tidak
menentu
D. nyeri pada otot dan sendi
E. tubuh lemah dan kurus
10. Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu
gerak ....
A. berpindah tempat dengan membuat
kaki
B. membuat semacam akar
C. membuat aliran sitoplasma
D. membuat lekukan protoplasma
E. membuat tonjolan protoplasma
disertai aliran protoplasma ke satu
arah
11. Bagian yang bertindak sebagai
osmoregulator pada protozoa adalah ....
A. plasma gel
B. plasma sol
C. plasmodesma
D. vakuola nonkontraktil
E. vakuola kontraktil
12. Perhatikan tahapan reproduksi
Plasmodium pada tubuh manusia
berikut ini.
1) merozoit
2) sporozoit
3) tropozoit
Urutan proses reproduksi yang tepat
adalah ....
A. 1 - 2 - 3
B. 1 - 3 - 2
C. 2 - 1 - 3
D. 2 - 3 - 1
E. 3 - 1 - 2
13. Protozoa dapat digolongkan berdasarkan
alat geraknya menjadi rhizopoda,
flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi,
sporozoa dapat dikatakan berbeda
dengan protozoa lainnya karena ....
115
Lampiran 8
A. sporozoa hanya berperan sebagai
parasit dalam kehidupan
B. sporozoa merupakan mikroorganisme
dengan ukuran tubuh hanya beberapa
mikron
C. sporozoa memerlukan inang
sementara berupa nyamuk
D. sporozoa memiliki beberapa fase
dalam siklus hidupnya
E. sporozoa tidak memiliki alat gerak
khusus
14. Anggota kingdom protista merupakan
organisme .... yang membedakannya
dengan kingdom archaebacteria dan
eubacteria.
A. prokariot
B. anaerob
C. heterotrof
D. autotrof
E. eukariot
15. Protozoa dan alga termasuk ke dalam
kingdom protista. Protozoa berbeda
dengan alga, karena alga bersifat ....
A. heterotrof
B. fotoautotrof
C. eukariotik
D. kemoautotrof
E. tidak memiliki alat gerak
16. Berikut ini merupakan pengelompokan
alga berdasarkan pigmen yang dominan
adalah ....
A. chlorophyta, phaeophyta,
euglenophyta
B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata
C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta
D. rhodophyta, chrysophyta,
euglenophyta
E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta
17. Ganggang berikut merupakan
Laminaria sp. dari golongan ....
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. chlorophyta
D. chrysophyta
E. pyrrophyta
18. Berikut ini yang merupakan filum
dengan contoh organisme yang tepat
adalah ....
Filum Contoh
A. protozoa Spirogyra
B. protozoa Phytium sp.
C. alga Chlorella
D. alga Amoeba proteus
E. protozoa Macrocystis
pyrifera
19. Berikut pernyataan yang benar adalah
....
A. Euglena dapat digolongkan sebagai
protozoa maupun ganggang karena
ada tidaknya vakuola
B. Euglena tidak dapat berfotosintesis
karena merupakan protozoa
C. Euglena memiliki flagel dan klorofil
sehingga dapat digolongkan sebagai
protozoa maupun ganggang
D. Euglena tidak mempunyai alat gerak
karena merupakan ganggang
uniseluler
E. Euglena tidak dapat berfotosintesis
karena tidak memiliki klorofil
20. Ganggang yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan agar-agar adalah ....
A. Macrocystis
B. Eucheuma spinosum
C. Laminaria
116
Lampiran 8
D. Fucus
E. Chlorella
21. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan Spirogyra
yang sedang melakukan ....
A. konjugasi
B. fragmentasi
C. singami
D. anisogami
E. pembelahan biner
22. Alga hijau memiliki pigmen dominan
yang dikandungnya. Pigmen tersebut
adalah ....
A. pirenoid
B. karoten
C. klorofil
D. laminarin
E. fikoeritrin
23. Susunan reproduksi seksual:
1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami)
2) Pembentukan zigospora (inti 2n)
3) Peleburan plasma sel (plasmogami)
4) Zigospora mengalami meiosis
menjadi 4 sel haploid
5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru
Susunan reproduksi konjugasi pada
Spirogyra adalah ....
A. 1-2-3-4-5
B. 2-1-3-4-5
C. 3-1-2-4-5
D. 3-2-1-4-5
E. 4-5-3-2-1
24. Berikut yang merupakan karakteristik
dari protista mirip jamur adalah ....
A. prokariotik dan heterotrof
B. fotoautotrof dan eukariotik
C. menghasilkan spora dan heterotrof
D. fotoautotrof dan prokariotik
E. menghasilkan spora dan prokariotik
25. Berikut yang merupakan contoh
organisme dari myxomycota atau jamur
lendir plasmodial adalah ....
A. Eucheuma spinosum
B. Phytium sp.
C. Saprolegnia sp.
D. Fuligo septica
E. Volvox
26. Pernyataan berikut yang benar tentang
jamur lendir (myxomycota) adalah ....
A. termasuk kingdom fungi karena
reproduksinya mirip fungi
B. termasuk kingdom fungi karena tidak
berklorofil
C. termasuk kingdom protista karena
membran sel terdiri dari zat kitin
D. termasuk kingdom protista karena
reproduksinya mirip Amoeba
E. termasuk kingdom protista karena
gerak pada fase vegetatifnya mirip
Amoeba
27. Seorang siswa mengambil sampel
potongan kayu membusuk yang basah,
kemudian mengamatinya di bawah
mikroskop. Dia menemukan organisme
dengan ciri-ciri :
1) Tubuh terdiri dari benang-benang
tidak bersekat (senositik)
2) Inti sel banyak dan membentuk
zoospora berflagel 2
Dapat ditentukan bahwa organisme
tersebut adalah ....
117
Lampiran 8
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. myxomycota
D. oomycota
E. acrasiomycota
28. Penyakit rebah semai yang mematikan
bibit tanaman disebabkan oleh ....
A. Phytophthora infestans
B. Plasmopara viticola
C. Saprolegnia sp.
D. Phytium sp.
E. Fuligo septic
29. Gambar berikut merupakan hifa dari
protista yang menyebabkan infeksi pada
kulit ikan. Protista tersebut adalah ....
A. Phytium sp.
B. Phytophthora sojae
C. Phytophthora infestans
D. Fuligo septica
E. Saprolegnia sp.
30. Fase vegetatif jamur lendir yang dapat
bergerak seperti Amoeba sp. disebut ....
A. amoeba
B. plasmodium
C. myxoamoeba
D. sporangium
E. anteridium
31. Berikut ini adalah ciri-ciri organisme:
1) Bersifat eukariotik
2) Bersifat prokariotik
3) Respirasi secara aerobik
4) Dinding sel terbentuk dari
peptidoglikan
5) Respirasi secara anaerob
6) Bersifat uniseluler dan multiseluler
Berdasarkan keterangan di atas, yang
menjadi ciri-ciri protista adalah nomor
....
A. 1, 3, 6
B. 1, 4, 5
C. 2, 3, 6
D. 2, 4, 5
E. 2, 5, 6
32. Perhatikan gambar di bawah ini!
Organisme pada gambar di atas
merupakan protista dari golongan ....
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
33. Contoh makhluk hidup yang termasuk
dalam sporozoa adalah ....
A. Trypanosoma
B. Plasmodium
C. Euglena
D. Fucus
E. Paramecium
34. Pada lingkungan yang kurang
menguntungkan, protozoa akan bertahan
hidup dengan cara mengubah dirinya
menjadi sel tidak aktif yang disebut ....
A. makrogamet
B. ciri
C. kinetoplas
D. trikosis
E. sista
118
Lampiran 8
35. Pada uji laboratorium terhadap feses
manusia, ditemukan mikroorganisme
uniseluler tidak berklorofil, berambut
getar, dan menyebabkan diare.
Organisme tersebut adalah ....
A. Paramecium caudatum
B. Balantidium coli
C. Stentor roeseli
D. Didinium
E. Vorticella
36. Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan
sebagai petunjuk adanya sumber minyak
bumi adalah ....
A. Globigerina
B. Radiolaria
C. Difflugia
D. Heliozoa
E. Arcella
37. Trypanosoma gambiense dapat
menyebabkan penyakit .... yang
menyerang orang-orang Afrika.
A. malaria tropikana
B. influenza
C. malaria tertiana
D. penyakit tidur
E. diare
38. Mula-mula dua Paramecium saling
berdekatan. Kemudian makronukleus
melebur, sedangkan mikronukleus
membelah. Selanjutnya terjadi
pertukaran salah satu mikronukleus.
Lalu Paramecium memisahkan diri dan
nukleusnya membelah sehingga
menghasilkan Paramecium baru. Cara
yang digunakan oleh Paramecium
dalam melakukan proses reproduksi
tersebut adalah ....
A. oogami
B. singami
C. konjugasi
D. kariogami
E. plasmogami
39. Dilihat dari cara memperoleh nutrien,
alga diklasifikasikan sebagai protista ....
A. saprofit
B. heterotrof
C. autotrof
D. parasit
E. epifit
40. Sekelompok siswa MA Aulia sedang
mengamati mikroorganisme yang
diambil dari air sawah di sekitar sekolah
mereka. Setelah diamati di bawah
mikroskop ternyata ditemukan
mikroorganisme yang berbentuk seperti
benang, berwarna hijau, dan
kloroplasnya berbentuk pita spiral.
Mikroorganisme tersebut adalah ....
A. Euglena sp.
B. Spirogyra
C. Ulva
D. Chlorella
E. Volvox
41. Chlorella sebagai protein sel tunggal
(PST) berpotensi sebagai .... karena
memiliki kandungan protein dan
amilum yang tinggi.
A. bahan pembuat agar-agar
B. antibiotik
C. obat malaria
D. sumber makanan baru
E. bahan pembuat pupuk kompos
42. Pembagian protista berdasarkan sifat
uniseluler tidak dapat dilakukan pada
alga karena ....
119
Lampiran 8
A. Seluruh anggota alga merupakan
multiseluler
B. Alga merupakan organisme
makroskopis yang bergerak
menggunakan flagel
C. Alga memiliki sel yang banyak yang
disebut pirenoid
D. Sebagian anggota alga merupakan
multiseluler
E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi
menjadi sel berukuran besar
43. Pernyataan berikut yang benar adalah
.....
A. Fuligo septica merupakan
myxomycota yang fase vegetatifnya
disebut plasmodium
B. Amoeba bergerak secara ameboid
sehingga digolongkan sebagai
myxomycota
C. Saprolegnia digolongkan sebagai
myxomyxota karena merupakan
parasit pada ikan
D. Phytophthora sp. tidak bersifat
senositik sehingga termasuk dalam
myxomycota
E. Didymium sp. merupakan
myxomycota yang fase vegetatifnya
disebut amoeba
44. Perhatikan data berikut!
1) Benang hifa tidak bersekat
2) Benang hifa bersekat
3) Dinding sel dari selulosa
4) Dinding sel dari zat kitin
5) Reproduksi aseksual dengan
zoospora
6) Reproduksi aseksual dengan
plasmodium
Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh
nomor ....
A. 1, 3, 6
B. 2, 3, 5
C. 2, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 2, 4, 6
45. Berikut ini merupakan contoh protista
dari kelompok oomycota, yaitu ....
A. jamur karat putih
B. jamur merang
C. jamur kuping
D. jamur lendir plasmodial
E. jamur lendir selular
46. Seorang peneliti sedang mengamati
suatu mikrooganisme menggunakan
mikroskop. Mikroorganisme tersebut
berbentuk seperti sandal dengan rambut-
rambut kecil yang disebut silia di
sekeliling tubuhnya, memiliki
makronukleus dan mikronukleus, serta
tidak terdapat kloroplas.
Mikroorganisme tersebut termasuk ke
dalam Protista golongan ....
A. protozoa
B. alga
C. jamur protista
D. archaebacteria
E. oomycota
47. Gerakan fototropisme yang terjadi pada
Euglena viridis disebabkan oleh ....
A. makanan
B. oksigen
C. zat asam
D. zat lemas
E. sinar matahari
48. Pigmen dominan pada alga merah
adalah ....
A. klorofil
B. fukosantin
C. fikoeritrin
120
Lampiran 8
D. karoten
E. santofil
49. Berikut ini ganggang yang memiliki
globul dan nukul sebagai alat
reproduksinya adalah ....
A. Volvox
B. Euglena viridis
C. Spirogyra
D. Hydrodictyon
E. Chara braunii
50. Ganggang yang menyebabkan
terjadinya pasang merah (red tide) di
laut adalah ....
A. Noctiluca scintillans
B. Sargassum
C. Macrocystis
D. Corralina
E. Vaucheria
51. Ciri mendasar dari jamur protista adalah
....
A. reproduksi dengan singami
B. menghasilkan spora
C. dinding sel dari selulosa
D. parasit pada tumbuhan lain
E. hidup di tempat lembab
52. Saat bereproduksi secara aseksual,
acrasiomycota membentuk ....
A. tunas
B. nukleus
C. flagela
D. tubuh buah
E. sitoplasma
53. Penyebaran penyakit late blight pada
tanaman kentang yang disebabkan oleh
jamur air Phytophthora dapat
menyebabkan gagal panen pada
tanaman tersebut. Untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut, para
petani dapat melakukan ....
A. pemberian insektisida secara rutin
B. penyemprotan fungisida
C. pemberian urea untuk menyuburkan
tanah
D. pengasapan pada kentang
E. penyemprotan air secara teratur
54. Protista yang memiliki pigmen dominan
sama dengan sianobakteri adalah ....
A. alga keemasan
B. diatom
C. euglenoid
D. alga cokelat
E. alga merah
55. Perhatikan gambar jasad renik dan tabel
ciri-ciri makhluk hidup berikut.
Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas
ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1 dan 3
B. 3 dan 4
C. 1, 2, dan 3
D. 1, 4, dan 5
E. 2, 3, dan 5
121
Lampiran 9
REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN UJI COBA (55 SOAL PG)
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 30
Butir soal = 55
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 ALFIAN... 17 38 0 17 17
2 2 IVAN A... 22 33 0 22 22
3 3 MOCHAM... 26 29 0 26 26
4 4 NAURA ... 11 44 0 11 11
5 5 ZIADHA... 13 42 0 13 13
6 6 AJENG ... 22 33 0 22 22
7 7 RODELL... 20 35 0 20 20
8 8 REZA A... 17 38 0 17 17
9 9 NIA AN... 20 35 0 20 20
10 10 AYU SA... 21 34 0 21 21
11 11 INEZ J... 31 24 0 31 31
12 12 QORI L. 21 34 0 21 21
13 13 SUHAND... 30 25 0 30 30
14 14 MUHAMM... 30 25 0 30 30
15 15 AJI SO... 30 25 0 30 30
16 16 ROSI H... 27 28 0 27 27
17 17 MEGA S... 21 34 0 21 21
18 18 FAIRUZ... 24 31 0 24 24
19 19 MARHAT... 26 29 0 26 26
20 20 RETNO ... 24 31 0 24 24
21 21 KURNIA... 31 24 0 31 31
22 22 SITI M... 29 26 0 29 29
23 23 CINDY ... 25 30 0 25 25
24 24 FERNANDO 26 29 0 26 26
25 25 M. ROZ... 26 29 0 26 26
26 26 MITA M... 34 21 0 34 34
27 27 DWIYAN... 33 22 0 33 33
28 28 DHIMAS... 25 30 0 25 25
29 29 YOHANA... 29 26 0 29 29
30 30 STELLA... 31 24 0 31 31
122
Lampiran 9
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 24.73
Simpang Baku= 5.73
KorelasiXY= 0.65
Reliabilitas Tes= 0.79
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 ALFIANTY K. 10 7 17
2 2 IVAN ARMAYN 14 8 22
3 3 MOCHAMAD DANDI 15 11 26
4 4 NAURA SALSABILA 6 5 11
5 5 ZIADHATURRAHMA 6 7 13
6 6 AJENG NURUL H. 12 10 22
7 7 RODELLA PRADITA 13 7 20
8 8 REZA ANUGRAH Y. 13 4 17
9 9 NIA ANUARI T. 13 7 20
10 10 AYU SARASWATI M. 14 7 21
11 11 INEZ J.M.P. 20 11 31
12 12 QORI L. 11 10 21
13 13 SUHANDI JAFAR 18 12 30
14 14 MUHAMMAD FAIA F. 18 12 30
15 15 AJI SOKO P. 18 12 30
16 16 ROSI HANDAYANI 16 11 27
17 17 MEGA SAFIRA 12 9 21
18 18 FAIRUZ NABILA 16 8 24
19 19 MARHATUN AWALIAH 16 10 26
20 20 RETNO WATI 14 10 24
21 21 KURNIA ADITYA R. 19 12 31
22 22 SITI MUTIARA ... 18 11 29
23 23 CINDY M.K. 14 11 25
24 24 FERNANDO 16 10 26
25 25 M. ROZZAK FARHAN 18 8 26
26 26 MITA MUSTAHIDAH 18 16 34
27 27 DWIYANTI F. 21 12 33
28 28 DHIMAS BAGUS ... 13 12 25
29 29 YOHANA MARGARETH 17 12 29
30 30 STELLA M.I. 20 11 31
123
Lampiran 9
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 1 - 1 -
2 27 DWIYANTI F. 33 1 - 1 1 1 1 1
3 11 INEZ J.M.P. 31 1 - 1 1 1 1 1
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - 1 1 1 1 1 1
5 30 STELLA M.I. 31 1 - 1 1 1 1 1
6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 - 1 1 1 1 1
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - 1 1 1 1 1 1
8 15 AJI SOKO P. 30 1 - 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 6 3 8 8 7 8 7
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 1 1 1 1
2 27 DWIYANTI F. 33 1 1 - - 1 1 1
3 11 INEZ J.M.P. 31 1 1 - - - 1 1
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - 1 - 1 - 1 -
5 30 STELLA M.I. 31 1 1 - - - 1 1
6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 1 - - - 1 1
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - 1 - 1 - 1 -
8 15 AJI SOKO P. 30 1 1 - - - 1 1
Jml Jwb Benar 6 8 1 3 2 8 6
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 - - 1 1 - 1
2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 1 1 1 - 1
3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 1 1 1 - 1
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 1 1 1 1 - 1
5 30 STELLA M.I. 31 - 1 1 1 1 - 1
6 13 SUHANDI JAFAR 30 - 1 1 1 1 - 1
124
Lampiran 9
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 1 1 1 1 - 1
8 15 AJI SOKO P. 30 - 1 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 3 7 7 8 8 0 8
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 - - 1 -
2 27 DWIYANTI F. 33 1 1 - - 1 1 -
3 11 INEZ J.M.P. 31 1 1 - - 1 1 -
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 1 1 - - 1 -
5 30 STELLA M.I. 31 1 1 - - 1 1 -
6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 1 1 - 1 - -
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 1 1 - - 1 -
8 15 AJI SOKO P. 30 1 1 1 - 1 - -
Jml Jwb Benar 8 8 5 0 5 6 0
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - 1 1 1 1 1 1
2 27 DWIYANTI F. 33 - - - 1 1 - 1
3 11 INEZ J.M.P. 31 - - - 1 1 - 1
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 - - 1 1 1 1
5 30 STELLA M.I. 31 - - - 1 1 - 1
6 13 SUHANDI JAFAR 30 - - - 1 1 - 1
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 - - 1 1 1 -
8 15 AJI SOKO P. 30 - - - 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 2 1 1 8 8 3 7
36 37 38 39 40 41 42
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - 1 - 1 - 1 -
2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 1 1 1 1 -
3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 1 1 1 1 -
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - - 1 1 1 -
5 30 STELLA M.I. 31 - 1 1 1 1 1 -
6 13 SUHANDI JAFAR 30 - 1 - 1 1 1 -
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - - 1 1 1 -
8 15 AJI SOKO P. 30 - 1 - 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 0 6 3 8 7 8 0
125
Lampiran 9
43 44 45 46 47 48 49
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - - 1 - 1 1 -
2 27 DWIYANTI F. 33 1 - 1 - 1 - -
3 11 INEZ J.M.P. 31 - - 1 - 1 - -
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - 1 1 1 1 -
5 30 STELLA M.I. 31 - - 1 - 1 - -
6 13 SUHANDI JAFAR 30 - - 1 - 1 - -
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - 1 1 1 1 -
8 15 AJI SOKO P. 30 - - 1 - 1 - -
Jml Jwb Benar 1 0 8 2 8 3 0
50 51 52 53 54 55
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55
1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 - 1 - - -
2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 - 1 - -
3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 - 1 - -
4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - - - - -
5 30 STELLA M.I. 31 - 1 - 1 - -
6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 - - 1 - -
7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - - - - -
8 15 AJI SOKO P. 30 1 - - 1 - -
Jml Jwb Benar 3 3 1 5 0 0
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 12 QORI L. 21 1 1 1 1 1 1 1
2 17 MEGA SAFIRA 21 1 1 - - 1 1 1
3 7 RODELLA PRADITA 20 - 1 1 - 1 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 - 1 1 - 1 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - - 1 1
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - 1
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 1 1 1 -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - - 1
Jml Jwb Benar 2 4 4 2 6 6 5
126
Lampiran 9
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 12 QORI L. 21 - 1 - 1 - - -
2 17 MEGA SAFIRA 21 - - 1 - - - 1
3 7 RODELLA PRADITA 20 - 1 - - - 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 - 1 - - - 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - - 1 - -
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 1 - - - -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - - - - -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 0 5 2 1 1 2 1
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 12 QORI L. 21 1 1 - - - - 1
2 17 MEGA SAFIRA 21 1 - - - - - 1
3 7 RODELLA PRADITA 20 1 - - - - 1 1
4 9 NIA ANUARI T. 20 1 - - - - 1 1
5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - - - 1
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 1 - 1 1 -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - - - - 1
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1 -
Jml Jwb Benar 4 2 1 0 1 4 6
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 12 QORI L. 21 - - 1 - 1 - -
2 17 MEGA SAFIRA 21 1 1 1 - - 1 -
3 7 RODELLA PRADITA 20 1 1 - - - 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 1 1 - - - 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 - - 1 - - - 1
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 1 - - 1 - - -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 - - - 1
8 4 NAURA SALSABILA 11 1 - 1 - - - -
Jml Jwb Benar 5 3 5 1 1 3 2
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 12 QORI L. 21 - 1 - - - 1 1
127
Lampiran 9
2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 1 - -
3 7 RODELLA PRADITA 20 1 - - - 1 - 1
4 9 NIA ANUARI T. 20 1 - - - 1 - 1
5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - 1 - 1
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - 1
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - 1 1 - -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 2 1 0 3 7 1 6
36 37 38 39 40 41 42
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 12 QORI L. 21 - - - - - - -
2 17 MEGA SAFIRA 21 - 1 - 1 1 - -
3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - - - 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - - - 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 1 1 - - - 1 -
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 - 1 - 1 -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - 1 - 1 - - -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - 1 - 1 - - -
Jml Jwb Benar 1 5 0 4 1 4 0
43 44 45 46 47 48 49
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
1 12 QORI L. 21 - - - 1 1 1 -
2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 1 - -
3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - 1 1 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - 1 1 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - - 1 1 -
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - 1 - - -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1 -
Jml Jwb Benar 0 1 0 5 6 5 0
50 51 52 53 54 55
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55
1 12 QORI L. 21 - - - 1 - -
2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 - -
3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - - 1 -
4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - - 1 -
5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - 1 - -
128
Lampiran 9
6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 - - - -
7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 - - -
8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1
Jml Jwb Benar 0 2 1 3 2 1
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 55
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 6 2 4 50.00
2 2 3 4 -1 -12.50
3 3 8 4 4 50.00
4 4 8 2 6 75.00
5 5 7 6 1 12.50
6 6 8 6 2 25.00
7 7 7 5 2 25.00
8 8 6 0 6 75.00
9 9 8 5 3 37.50
10 10 1 2 -1 -12.50
11 11 3 1 2 25.00
12 12 2 1 1 12.50
13 13 8 2 6 75.00
14 14 6 1 5 62.50
15 15 3 4 -1 -12.50
16 16 7 2 5 62.50
17 17 7 1 6 75.00
18 18 8 0 8 100.00
19 19 8 1 7 87.50
20 20 0 4 -4 -50.00
21 21 8 6 2 25.00
22 22 8 5 3 37.50
23 23 8 3 5 62.50
24 24 5 5 0 0.00
25 25 0 1 -1 -12.50
26 26 5 1 4 50.00
27 27 6 3 3 37.50
129
Lampiran 9
28 28 0 2 -2 -25.00
29 29 2 2 0 0.00
30 30 1 1 0 0.00
31 31 1 0 1 12.50
32 32 8 3 5 62.50
33 33 8 7 1 12.50
34 34 3 1 2 25.00
35 35 7 6 1 12.50
36 36 0 1 -1 -12.50
37 37 6 5 1 12.50
38 38 3 0 3 37.50
39 39 8 4 4 50.00
40 40 7 1 6 75.00
41 41 8 4 4 50.00
42 42 0 0 0 0.00
43 43 1 0 1 12.50
44 44 0 1 -1 -12.50
45 45 8 0 8 100.00
46 46 2 5 -3 -37.50
47 47 8 6 2 25.00
48 48 3 5 -2 -25.00
49 49 0 0 0 0.00
50 50 3 0 3 37.50
51 51 3 2 1 12.50
52 52 1 1 0 0.00
53 53 5 3 2 25.00
54 54 0 2 -2 -25.00
55 55 0 1 -1 -12.50
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 55
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 16 53.33 Sedang
2 2 16 53.33 Sedang
3 3 25 83.33 Mudah
4 4 21 70.00 Sedang
130
Lampiran 9
5 5 22 73.33 Mudah
6 6 26 86.67 Sangat Mudah
7 7 19 63.33 Sedang
8 8 14 46.67 Sedang
9 9 26 86.67 Sangat Mudah
10 10 7 23.33 Sukar
11 11 10 33.33 Sedang
12 12 12 40.00 Sedang
13 13 19 63.33 Sedang
14 14 14 46.67 Sedang
15 15 18 60.00 Sedang
16 16 18 60.00 Sedang
17 17 14 46.67 Sedang
18 18 15 50.00 Sedang
19 19 18 60.00 Sedang
20 20 5 16.67 Sukar
21 21 26 86.67 Sangat Mudah
22 22 27 90.00 Sangat Mudah
23 23 23 76.67 Mudah
24 24 14 46.67 Sedang
25 25 3 10.00 Sangat Sukar
26 26 10 33.33 Sedang
27 27 17 56.67 Sedang
28 28 3 10.00 Sangat Sukar
29 29 8 26.67 Sukar
30 30 3 10.00 Sangat Sukar
31 31 3 10.00 Sangat Sukar
32 32 16 53.33 Sedang
33 33 25 83.33 Mudah
34 34 7 23.33 Sukar
35 35 24 80.00 Mudah
36 36 2 6.67 Sangat Sukar
37 37 21 70.00 Sedang
38 38 7 23.33 Sukar
39 39 23 76.67 Mudah
40 40 12 40.00 Sedang
41 41 20 66.67 Sedang
42 42 1 3.33 Sangat Sukar
43 43 3 10.00 Sangat Sukar
44 44 4 13.33 Sangat Sukar
45 45 10 33.33 Sedang
46 46 13 43.33 Sedang
47 47 23 76.67 Mudah
131
Lampiran 9
48 48 14 46.67 Sedang
49 49 0 0.00 Sangat Sukar
50 50 4 13.33 Sangat Sukar
51 51 14 46.67 Sedang
52 52 3 10.00 Sangat Sukar
53 53 15 50.00 Sedang
54 54 5 16.67 Sukar
55 55 4 13.33 Sangat Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 55
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.489 Sangat Signifikan
2 2 0.027 -
3 3 0.566 Sangat Signifikan
4 4 0.628 Sangat Signifikan
5 5 0.199 -
6 6 0.330 Sangat Signifikan
7 7 0.148 -
8 8 0.626 Sangat Signifikan
9 9 0.556 Sangat Signifikan
10 10 -0.002 -
11 11 0.172 -
12 12 0.099 -
13 13 0.615 Sangat Signifikan
14 14 0.554 Sangat Signifikan
15 15 0.010 -
16 16 0.505 Sangat Signifikan
17 17 0.566 Sangat Signifikan
18 18 0.686 Sangat Signifikan
19 19 0.698 Sangat Signifikan
20 20 -0.550 -
21 21 0.417 Sangat Signifikan
22 22 0.458 Sangat Signifikan
23 23 0.645 Sangat Signifikan
24 24 -0.134 -
132
Lampiran 9
25 25 -0.181 -
26 26 0.473 Sangat Signifikan
27 27 0.412 Sangat Signifikan
28 28 -0.359 -
29 29 0.029 -
30 30 0.055 -
31 31 0.114 -
32 32 0.347 Sangat Signifikan
33 33 0.011 -
34 34 0.222 -
35 35 0.080 -
36 36 -0.248 -
37 37 0.046 -
38 38 0.292 Signifikan
39 39 0.296 Signifikan
40 40 0.570 Sangat Signifikan
41 41 0.469 Sangat Signifikan
42 42 0.042 -
43 43 0.134 -
44 44 -0.068 -
45 45 0.736 Sangat Signifikan
46 46 -0.197 -
47 47 0.380 Sangat Signifikan
48 48 -0.098 -
49 49 NAN NAN
50 50 0.349 Sangat Signifikan
51 51 0.092 -
52 52 -0.024 -
53 53 0.237 -
54 54 -0.058 -
55 55 -0.225 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
133
Lampiran 9
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 55
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d e *
1 1 11--- 1- 16** 1- 1- 0
2 2 4++ 2+ 16** 8--- 0-- 0
3 3 0-- 1++ 2- 2- 25** 0
4 4 1- 21** 2++ 6--- 0-- 0
5 5 5--- 2++ 22** 0-- 1- 0
6 6 26** 1++ 0-- 3--- 0-- 0
7 7 4+ 19** 2+ 2+ 3++ 0
8 8 9--- 0-- 14** 4++ 3+ 0
9 9 0-- 2-- 26** 2-- 0-- 0
10 10 6++ 4+ 2- 11-- 7** 0
11 11 4++ 2- 10-- 4++ 10** 0
12 12 3+ 1-- 12** 12--- 2- 0
13 13 1- 3++ 7--- 0-- 19** 0
14 14 1-- 8-- 3+ 4++ 14** 0
15 15 9--- 18** 2+ 0-- 1- 0
16 16 7--- 3++ 18** 2+ 0-- 0
17 17 14** 10--- 2- 2- 2- 0
18 18 0-- 2+ 15** 11--- 2+ 0
19 19 1- 4+ 18** 4+ 3++ 0
20 20 1-- 5** 7++ 14--- 3- 0
21 21 26** 1++ 2-- 0-- 1++ 0
22 22 0-- 2--- 27** 0-- 1+ 0
23 23 3- 1+ 23** 1+ 2++ 0
24 24 9--- 6+ 14** 0-- 1-- 0
25 25 15--- 5+ 5+ 3** 2- 0
26 26 3+ 3+ 8- 6++ 10** 0
27 27 1- 3++ 8--- 17** 1- 0
28 28 6++ 10+ 3- 3** 8++ 0
29 29 4+ 10-- 6++ 2- 8** 0
30 30 2- 3** 18--- 7++ 0-- 0
134
Lampiran 9
31 31 3** 18--- 4+ 3- 2- 0
32 32 16** 8--- 0-- 3++ 3++ 0
33 33 3--- 25** 1++ 0-- 1++ 0
34 34 4+ 3+ 15--- 1-- 7** 0
35 35 4--- 24** 0-- 1+ 1+ 0
36 36 2** 15--- 4+ 1-- 8++ 0
37 37 0-- 8--- 1- 21** 0-- 0
38 38 9- 5++ 7** 8+ 1-- 0
39 39 4--- 3- 23** 0-- 0-- 0
40 40 5++ 12** 3+ 4++ 6+ 0
41 41 6--- 2++ 1- 20** 1- 0
42 42 0-- 1-- 21--- 1** 7++ 0
43 43 3** 10+ 6++ 4+ 7++ 0
44 44 3- 0-- 20--- 4** 3- 0
45 45 10** 2- 10-- 6++ 2- 0
46 46 13** 1-- 9--- 1-- 6+ 0
47 47 2++ 2++ 1+ 2++ 23** 0
48 48 10--- 3+ 14** 0-- 3+ 0
49 49 11+ 3- 7++ 9++ 0** 0
50 50 4** 17--- 3- 5++ 1-- 0
51 51 4++ 14** 4++ 3+ 5++ 0
52 52 22--- 0-- 2- 3** 3- 0
53 53 2+ 15** 3++ 9--- 1- 0
54 54 3- 6++ 8+ 8+ 5** 0
55 55 10- 3- 4** 8++ 5++ 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
135
Lampiran 9
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 24.73
Simpang Baku= 5.73
KorelasiXY= 0.65
Reliabilitas Tes= 0.79
Butir Soal= 55
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 50.00 Sedang 0.489 Sangat Signifikan
2 2 -12.50 Sedang 0.027 -
3 3 50.00 Mudah 0.566 Sangat Signifikan
4 4 75.00 Sedang 0.628 Sangat Signifikan
5 5 12.50 Mudah 0.199 -
6 6 25.00 Sangat Mudah 0.330 Sangat Signifikan
7 7 25.00 Sedang 0.148 -
8 8 75.00 Sedang 0.626 Sangat Signifikan
9 9 37.50 Sangat Mudah 0.556 Sangat Signifikan
10 10 -12.50 Sukar -0.002 -
11 11 25.00 Sedang 0.172 -
12 12 12.50 Sedang 0.099 -
13 13 75.00 Sedang 0.615 Sangat Signifikan
14 14 62.50 Sedang 0.554 Sangat Signifikan
15 15 -12.50 Sedang 0.010 -
16 16 62.50 Sedang 0.505 Sangat Signifikan
17 17 75.00 Sedang 0.566 Sangat Signifikan
18 18 100.00 Sedang 0.686 Sangat Signifikan
19 19 87.50 Sedang 0.698 Sangat Signifikan
20 20 -50.00 Sukar -0.550 -
21 21 25.00 Sangat Mudah 0.417 Sangat Signifikan
22 22 37.50 Sangat Mudah 0.458 Sangat Signifikan
23 23 62.50 Mudah 0.645 Sangat Signifikan
24 24 0.00 Sedang -0.134 -
25 25 -12.50 Sangat Sukar -0.181 -
26 26 50.00 Sedang 0.473 Sangat Signifikan
27 27 37.50 Sedang 0.412 Sangat Signifikan
28 28 -25.00 Sangat Sukar -0.359 -
29 29 0.00 Sukar 0.029 -
30 30 0.00 Sangat Sukar 0.055 -
31 31 12.50 Sangat Sukar 0.114 -
136
Lampiran 9
32 32 62.50 Sedang 0.347 Sangat Signifikan
33 33 12.50 Mudah 0.011 -
34 34 25.00 Sukar 0.222 -
35 35 12.50 Mudah 0.080 -
36 36 -12.50 Sangat Sukar -0.248 -
37 37 12.50 Sedang 0.046 -
38 38 37.50 Sukar 0.292 Signifikan
39 39 50.00 Mudah 0.296 Signifikan
40 40 75.00 Sedang 0.570 Sangat Signifikan
41 41 50.00 Sedang 0.469 Sangat Signifikan
42 42 0.00 Sangat Sukar 0.042 -
43 43 12.50 Sangat Sukar 0.134 -
44 44 -12.50 Sangat Sukar -0.068 -
45 45 100.00 Sedang 0.736 Sangat Signifikan
46 46 -37.50 Sedang -0.197 -
47 47 25.00 Mudah 0.380 Sangat Signifikan
48 48 -25.00 Sedang -0.098 -
49 49 0.00 Sangat Sukar NAN NAN
50 50 37.50 Sangat Sukar 0.349 Sangat Signifikan
51 51 12.50 Sedang 0.092 -
52 52 0.00 Sangat Sukar -0.024 -
53 53 25.00 Sedang 0.237 -
54 54 -25.00 Sukar -0.058 -
55 55 -12.50 Sangat Sukar -0.225 -
137
Lampiran 9
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN (25 SOAL PG)
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 14.80
Simpang Baku= 6.25
KorelasiXY= 0.82
Reliabilitas Tes= 0.90
Nama berkas: D:\NS SKRIPSI NS\BAHAN SKRIPSI NS\BAHAN INSTRUMEN\VALIDASI
ANATES PENELITIAN NS\AO PROTISTA.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 ALFIANTY K. 1 4 5
2 2 IVAN ARMAYN 3 7 10
3 3 MOCHAMAD DANDI 5 8 13
4 4 NAURA SALSABILA 0 3 3
5 5 ZIADHATURRAHMA 2 4 6
6 6 AJENG NURUL H. 5 4 9
7 7 RODELLA PRADITA 4 6 10
8 8 REZA ANUGRAH Y. 1 7 8
9 9 NIA ANUARI T. 4 6 10
10 10 AYU SARASWATI M. 5 6 11
11 11 INEZ J.M.P. 12 12 24
12 12 QORI L. 4 5 9
13 13 SUHANDI JAFAR 11 12 23
14 14 MUHAMMAD FAIA F. 9 10 19
15 15 AJI SOKO P. 11 12 23
16 16 ROSI HANDAYANI 8 6 14
17 17 MEGA SAFIRA 5 6 11
18 18 FAIRUZ NABILA 8 5 13
19 19 MARHATUN AWALIAH 4 9 13
20 20 RETNO WATI 8 6 14
21 21 KURNIA ADITYA R. 9 10 19
22 22 SITI MUTIARA ... 10 11 21
23 23 CINDY M.K. 9 9 18
24 24 FERNANDO 8 10 18
25 25 M. ROZZAK FARHAN 6 9 15
26 26 MITA MUSTAHIDAH 10 10 20
27 27 DWIYANTI F. 12 12 24
28 28 DHIMAS BAGUS ... 4 9 13
29 29 YOHANA MARGARETH 12 12 24
30 30 STELLA M.I. 12 12 24
138
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 9 Kota Tangerang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)
I. Kompetensi Inti (KI) :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator :
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
1.1. Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan
lingkungan hidup.
Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan,
yaitu protista yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,
jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
Menerapkan prilaku ilmiah saat proses
pembelajaran protista.
139
Lampiran 10
tanggung jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam
dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan
perannya dalam kehidupan melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari
Kingdom Protista berdasarkan kajian
literatur dan pengamatan
2. Mengklasifikasikan macam-macam
protista berdasarkan karakteristik
yang dimiliki
3. Mengidentifikasi macam-macam
protista dari gambar
4. Membandingkan protista dengan
makhluk hidup lain
5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum
protista mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip jamur
6. Mengklasifikasikan protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki dan
pengamatan
7. Menjelaskan anggota dari protista
mirip hewan, protista mirip tumbuhan
dan protista mirip jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki dan
pengamatan
8. Menjelaskan habitat, cara hidup, dan
reproduksi dari protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan protista
mirip jamur
9. Menyebutkan peranan protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur dalam kehidupan
140
Lampiran 10
4.5. Merencanakan dan melaksanan
pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan
menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/charta/gambar.
1. Menyusun laporan tertulis hasil
pengamatan dan hasil diskusi untuk
memahami konsep keanekaragaman
protista
2. Menyusun laporan pengamatan yang
berbentuk gambar dan ulasan tentang
ciri-ciri protista dalam kehidupan
3. Menulis laporan hasil praktikum dan
hasil diskusi tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan
4. Mempresentaasikan tentang ciri-ciri
dan peran protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat:
1. Mengidentifikasi macam-macam protista.
2. Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak,
cara mencari makan, dan sebagainya).
3. Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur
berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.
4. Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan,
mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang
dimiliki.
5. Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
6. Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan,
mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
7. Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur
dalam kehidupan.
8. Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri
protista.
9. Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.
10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan.
11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen.
12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di
dunia.
141
Lampiran 10
IV. Materi Ajar
Fakta
1. Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh
organisme).
2. Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.
Konsep
1. Ciri-ciri umum protista
2. Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara
hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
3. Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara
hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
4. Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi,
peranan dalam kehidupan).
Prinsip
Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
Prosedur
1. Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium
2. Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya
V. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Advance organizer model ekspositori
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum
142
Lampiran 10
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (7 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah Religius
Disiplin
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Proaktif
Responsif
Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
Membersihkan kelas sesuai
jadwal piket dan merapihkan
pakaian serta tempat duduk
(Fase 1:
penyajian advance
organizer)
Apersepsi
Mengulas sekilas tentang
klasifikasi makhluk hidup
Siswa mendengarkan
penjelasan awal guru
Memberi pertanyaan awal,
“Apa yang kalian ketahui
tentang protista?”
Siswa menyebutkan hal-hal
yang mereka ketahui tentang
protista
Motivasi Memberi motivasi siswa
untuk belajar aktif dalam
materi protista
Memperhatikan arahan dan
motivasi yang diberikan guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang dibacakan
guru
Kegiatan Inti (70 menit)
Menyajikan advance
organizer berupa peta konsep
yang berisi kerangka umum
materi protista dengan OHP
Memperhatikan dengan
seksama peta konsep yang
ditayangkan
Disiplin
Proaktif
Responsif
Berani
Santun
Gotong
royong
Kerja
sama
Teliti
Jujur
Menyebutkan setiap atribut
di dalam advance organizer
yang ditayangan
Memperhatikan penjelasan
guru dengan seksama
Menyampaikan fokus dari
materi yang akan dipelajari
mengenai ciri umum protista
dan keanekaragamannya
Mendengarkan dan
menyimak dengan baik
Mengingatkan kembali
dengan tanya jawab tentang
materi sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari
Menjawab pertanyaan guru
dengan aktif
Menayangkan berbagai foto
atau gambar berbagai macam
protista
Mengamati dengan seksama
berbagai foto atau gambar
berbagai macam protista
yang ditampilkan guru
(mengamati)
Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
foto/gambar
Menanyakan tentang:
Nama organisme dalam
gambar
Nama kelompok
organisme
Habitatnya
(menanyakan)
(Fase 2: Menyajikan materi Memperhatikan dengan
143
Lampiran 10
penyajian materi
pembelajaran)
pembelajaran sesuai peta
konsep yang telah
ditayangkan
(keanekaragaman protista
dan ciri umumnya)
seksama penjelasan materi
dari guru
Menarik dan
mempertahankan perhatian
siswa dengan
menginformasikan manfaat
materi yang dipelajari
Melakukan apa yang diminta
guru untuk tetap
memperhatikan
Mengajukan pertanyaan dan
menunjuk siswa secara acak
untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah
pemaparan materi
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru
(Fase 3:
penguatan
organisasi
kognitif)
Membagi siswa menjadi 8
kelompok dan membagikan
LKS kepada masing-masing
kelompok
Berkumpul sesuai dengan
kelompok yang dibentuk dan
mempelajari LKS
Menginstruksikan siswa
untuk melakukan
pengamatan mikroskopis air
kolam/selokan/sawah, dan
air rendaman jerami
(medium Paramecium) untuk
menemukan karakteristik
protista
Memperhatikan instruksi
guru dan mempersiapkan diri
untuk memulai praktikum
( mengumpulkan
data/eksperimen /
mengeksplorasi)
Membimbing siswa dalam
mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum serta
memfasilitasi kegiatan
praktikum siswa
Mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum serta
melaksanakan praktikum
sesuai arahan guru dan
instruksi di LKS
Menginstruksikan siswa
untuk mencatat data-data
yang diperoleh dari
pengamatan dan
menggambar hasil
pengamatan mikroskopis
Mencatat data-data yang
diperoleh dari pengamatan
serta menggambar hasil
pengamatan mikroskopis
Membimbing siswa dalam
mendiskusikan hasil
pengamatan dan
mengidentifikasi jenis
protista yang ditemukan
sesuai kajian literatur
Mendiskusikan hasil
pengamatan dan
mengidentifikasi jenis
protista yang ditemukan
sesuai kajian literatur
(mengasosiasikan)
Membimbing siswa dalam
mendiskusikan ciri-ciri
umum dari protista mirip
hewan, mirip tumbuhan, dan
mirip jamur menggunakan
gambar/foto berbagai jenis
protista
Mendiskusikan ciri-ciri
umum dari protista mirip
hewan, mirip tumbuhan, dan
mirip jamur menggunakan
gambar/foto berbagai jenis
protista
Mengarahkan siswa untuk
membandingkan hasil
pengamatan dengan
Membandingkan hasil
pengamatan dengan
gambar/foto berbagai
144
Lampiran 10
gambar/foto berbagai
organisme golongan protista
organisme golongan protista
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
ciri protista
Membuat kesimpulan tentang
ciri protista
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis hasil pengamatan dan
hasil diskusi
Menyusun laporan tertulis
hasil pengamatan dan hasil
diskusi
(mengkomunikasikan)
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mengklarifikasi hasil
presentasi siswa serta
menarik kesimpulan bersama
mengenai konsep
keanekaragaman protista dan
dasar pengelompokannya
Memperhatikan klarifikasi
guru dan menyimpulkan
bersama-sama materi yang
telah dipelajari
Kegiatan Akhir (13 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami Gotong
royong
Jujur
Disiplin
Memberikan evaluasi
kelompok dengan menunjuk
secara acak siswa untuk
menjawab pertanyaan secara
lisan
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru secara lisan
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
Menyimak kesimpulan yang
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
Pertemuan 2
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (5 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah Religius
Disiplin
Perhatian Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian Membersihkan kelas sesuai
145
Lampiran 10
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
jadwal piket dan merapihkan
pakaian serta tempat duduk Rasa
ingin tahu
Proaktif
Responsif (Fase 1:
penyajian advance
organizer)
Apersepsi
Mengingatkan kembali
tentang ciri umum protista
berdasarkan hasil
pengamatan dan diskusi
pertemuan sebelumnya
Siswa memperhatikan
dengan seksama paparan dari
guru
Memberi pertanyaan awal,
“Setelah mempelajari ciri
umum protista, tahukah
kalian tentang klasifikasi dari
masing-masing kelompok
protista? bagaimana cara
hidupnya?”
Siswa menyebutkan hal-hal
yang mereka ketahui terkait
pertanyaan awal dari guru
Motivasi Memberikan arahan agar
siswa lebih giat dalam
kegiatan pembelajaran baik
di kelas maupun di luar kelas
Memperhatikan dengan
seksama arahan yang
disampaikan oleh guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang dibacakan
guru
Kegiatan Inti (33 menit)
Menyajikan advance
organizer berupa peta konsep
yang berisi kerangka umum
materi protista dengan OHP
Memperhatikan dengan
seksama peta konsep yang
ditayangkan
Disiplin
Proaktif
Responsif
Berani
Santun
Gotong
royong
Kerja
sama
Teliti
Jujur
Menyebutkan setiap atribut
di dalam advance organizer
yang ditayangan
Memperhatikan hal-hal yang
disampaikan guru
Menyampaikan fokus dari
materi yang akan dipelajari
mengenai berbagai kelompok
protista dan klasifikasinya
Mendengarkan dan
menyimak dengan baik
Mengingatkan kembali
dengan tanya jawab tentang
materi sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari
Menjawab pertanyaan guru
dengan aktif
Menayangkan foto atau
gambar berbagai protista
berdasarkan klasifikasinya
Mengamati foto atau gambar
berbagai macam protista
yang ditayangkan
(mengamati)
Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
foto/gambar
Mengajukan pertanyaan
tentang:
Nama organisme dalam
gambar
Nama kelompok
organism
Cara hidup, reproduksi,
habitat
(menanyakan)
146
Lampiran 10
(Fase 2:
penyajian materi
pembelajaran)
Menyajikan materi
pembelajaran sesuai peta
konsep yang telah
ditayangkan (masing-masing
kelompok protista)
Memperhatikan dengan
seksama penjelasan materi
dari guru
Menarik dan
mempertahankan perhatian
siswa dengan
menginformasikan manfaat
materi yang dipelajari
Melakukan apa yang diminta
guru untuk tetap
memperhatikan
Mengajukan pertanyaan dan
menunjuk siswa secara acak
untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah
pemaparan materi
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru
(Fase 3:
penguatan
organisasi
kognitif)
Membagi siswa menjadi 8
kelompok dan membagikan
LKS kepada masing-masing
kelompok
Berkumpul sesuai dengan
kelompok yang dibentuk dan
mempelajari LKS
Menginstruksikan siswa
untuk berdiskusi mengenai
pertanyaan-pertanyaan di
LKS dengan berdasarkan
kajian literatur
Memperhatikan instruksi
guru untuk berdiskusi
mengenai pertanyaan-
pertanyaan di LKS
Menginstruksikan siswa
untuk mencari data relevan
dari berbagai sumber
mengenai bahan diskusi
Mencari data relevan dari
berbagai sumber mengenai
bahan diskusi
( mengumpulkan
data/eksperimen /
mengeksplorasi)
Membimbing dan
memfasilitasi siswa dalam
proses diskusi di kelas
Melakukan diskusi secara
berkelompok dan bertanya
jika terdapat hal yang kurang
dimengerti
(mengasosiasikan)
Menginstruksikan siswa
untuk membandingkan hasil
diskusi dengan data-data
relevan yang diperoleh
Membandingkan hasil
diskusi dengan data-data
relevan yang diperoleh
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
berbagai kelompok protista
(mirip hewan, mirip
tumbuhan, dan mirip jamur)
Membuat kesimpulan tentang
berbagai kelompok protista
(mirip hewan, mirip
tumbuhan, dan mirip jamur)
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis mengenai hasil
diskusi
Menyusun laporan tertulis
mengenai hasil diskusi
(mengkomunikasikan)
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mengklarifikasi hasil Memperhatikan klarifikasi
147
Lampiran 10
presentasi siswa serta
menarik kesimpulan bersama
mengenai berbagai kelompok
protista dan contoh
organisme anggotanya
guru dan menyimpulkan
bersama-sama materi yang
telah dipelajari
Kegiatan Akhir (7 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami Gotong
royong
Jujur
Disiplin Memberikan evaluasi
kelompok dengan menunjuk
secara acak siswa untuk
menjawab pertanyaan secara
lisan
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru secara lisan
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
Menyimak kesimpulan yang
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
Pertemuan 3
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (5 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah Religius
Disiplin
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Proaktif
Responsif
Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
Membersihkan kelas sesuai
jadwal piket dan merapihkan
pakaian serta tempat duduk
(Fase 1:
penyajian advance
organizer)
Apersepsi
Mengingatkan kembali
tentang materi sebelumnya
(pengelompokan protista)
Siswa memperhatikan
dengan seksama paparan dari
guru
Mengingatkan kembali
tentang materi sebelumnya
dan memberi pertanyaan
awal, “Adakah peranan dari
protista dalam kehidupan
manusia? bermanfaat atau
merugikan?”
Siswa menyebutkan hal-hal
yang mereka ketahui terkait
pertanyaan awal dari guru
Motivasi Memberikan motivasi agar
lebih serius dan giat
Memperhatikan dengan
seksama motivasi yang
148
Lampiran 10
mempelajari materi protista
untuk persiapan ulangan
harian
disampaikan oleh guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang dibacakan
guru
Kegiatan Inti (33 menit)
Menyajikan advance
organizer berupa peta konsep
yang berisi kerangka umum
materi protista dengan OHP
Memperhatikan dengan
seksama peta konsep yang
ditayangkan
Disiplin
Proaktif
Responsif
Berani
Santun
Gotong
royong
Kerjasama
Teliti
Jujur
Menyebutkan setiap atribut
di dalam advance organizer
yang ditayangan
Memperhatikan hal-hal yang
disampaikan guru
Menyampaikan fokus dari
materi yang akan dipelajari
mengenai peranan protista
dalam kehidupan
Mendengarkan dan
menyimak dengan baik
Mengingatkan kembali
dengan tanya jawab tentang
materi sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari
Menjawab pertanyaan guru
dengan aktif
Menayangkan foto atau
gambar beberapa contoh
protista dan peranannya
Memperhatikan foto atau
gambar beberapa contoh
protista dan peranannya
(mengamati)
Menginstruksikan siswa agar
membaca teks di berbagai
literatur tentang peran
berbagai protista
Membaca teks di berbagai
literatur tentang peran
berbagai protista
Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
foto/gambar
Mengajukan pertanyaan:
Apa saja peran protista
dalam kehidupan
Menguntungkan atau
merugikan
(menanyakan)
(Fase 2:
penyajian materi
pembelajaran)
Menyajikan materi
pembelajaran sesuai peta
konsep yang telah
ditayangkan (peranan protista
dalam kehidupan)
Memperhatikan dengan
seksama penjelasan materi
dari guru
Menarik dan
mempertahankan perhatian
siswa dengan
menginformasikan manfaat
materi yang dipelajari
Melakukan apa yang diminta
guru untuk tetap
memperhatikan
Mengajukan pertanyaan dan
menunjuk siswa secara acak
untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah
pemaparan materi
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru
(Fase 3:
penguatan
Membagi siswa menjadi 10
kelompok dan membagikan
Berkumpul sesuai dengan
kelompok yang dibentuk dan
149
Lampiran 10
organisasi
kognitif)
artikel tentang peranan
protista dalam kehidupan
mempelajari artikel yang
dibagikan guru
Menginstruksikan siswa
untuk mencari informasi
melalui buku pelajaran, buku
referensi, maupun internet
Mencari informasi melalui
buku pelajaran, buku
referensi maupun internet
( mengumpulkan
data/eksperimen /
mengeksplorasi)
Menginstruksikan kelompok
untuk berdiskusi dan
menganalisis artikel yang
dibagikan
Memperhatikan instruksi
guru serta memulai diskusi
dan menganalisis artikel
yang dibagikan
Mengarahkan siswa agar
mencatat informasi-informasi
yang didapatkan dari sumber
relevan
Mencatat informasi-
informasi yang didapatkan
dari sumber relevan
Membimbing dan
memfasilitasi siswa dalam
proses diskusi di kelas
Melakukan diskusi secara
berkelompok dan bertanya
jika terdapat hal yang kurang
dimengerti
(mengasosiasikan)
Menginstruksikan siswa
untuk mengaitkan berbagai
penyakit dan fenomena alam
seperti malaria, penyakit
tidur, fosil minyak bumi
dengan peran berbagai jenis
protista
Mengaitkan berbagai
penyakit dan fenomena alam
seperti malaria, penyakit
tidur, fosil minyak bumi
dengan peran berbagai jenis
protista
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
peran protista
Membuat kesimpulan tentang
peran protista
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis mengenai hasil
diskusi
Menyusun laporan tertulis
mengenai hasil diskusi
(mengkomunikasikan)
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mengklarifikasi hasil
presentasi siswa serta
menarik kesimpulan bersama
mengenai peranan protista
dalam kehidupan
Memperhatikan klarifikasi
guru dan menyimpulkan
bersama-sama materi yang
telah dipelajari
Kegiatan Akhir (7 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami Gotong
royong
Jujur
Disiplin
Memberikan pertanyaan dan
menunjuk secara acak siswa
untuk menjawab pertanyaan
secara lisan
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru secara lisan
150
Lampiran 10
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
Menyimak kesimpulan yang
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
ulangan harian pada
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
3. Internet
4. LKS
5. Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan
6. Mikroskop, kaca objek
7. Laptop, LCD, OHP
8. Sumber lain yang relevan
VIII. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi (sikap) Pedoman observasi sikap
Tes tertulis (pengetahuan) LKS, tes essay
Portofolio (keterampilan) Skala penilaian dan rubrik
151
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 9 Kota Tangerang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)
I. Kompetensi Inti (KI) :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator :
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
1.1. Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan
lingkungan hidup.
Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan,
yaitu protista yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,
jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
Menerapkan prilaku ilmiah saat proses
pembelajaran protista.
152
Lampiran 11
tanggung jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam
dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan
perannya dalam kehidupan melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari
kingdom protista berdasarkan kajian
literatur dan pengamatan
2. Mengklasifikasikan macam-macam
protista berdasarkan karakteristik
yang dimiliki
3. Mengidentifikasi macam-macam
protista dari gambar
4. Membandingkan protista dengan
makhluk hidup lain
5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum
protista mirip hewan, protista mirip
tumbuhan dan protista mirip jamur
6. Mengklasifikasikan protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki dan
pengamatan
7. Menjelaskan anggota dari protista
mirip hewan, protista mirip tumbuhan
dan protista mirip jamur berdasarkan
karakteristik yang dimiliki dan
pengamatan
8. Menjelaskan habitat, cara hidup, dan
reproduksi dari protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan protista
mirip jamur
9. Menyebutkan peranan protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan dan
protista mirip jamur dalam kehidupan
153
Lampiran 11
4.5. Merencanakan dan melaksanan
pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan
menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/charta/gambar.
1. Menyusun laporan tertulis hasil
pengamatan dan hasil diskusi untuk
memahami konsep keanekaragaman
protista
2. Menyusun laporan pengamatan yang
berbentuk gambar dan ulasan tentang
ciri-ciri protista dalam kehidupan
3. Menulis laporan hasil praktikum dan
hasil diskusi tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan
4. Mempresentaasikan tentang ciri-ciri
dan peran protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat:
1. Mengidentifikasi macam-macam protista.
2. Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak,
cara mencari makan, dan sebagainya).
3. Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur
berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.
4. Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan,
mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang
dimiliki.
5. Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
6. Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan,
mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
7. Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur
dalam kehidupan.
8. Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri
protista.
9. Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.
10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan.
11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen.
12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di
dunia.
154
Lampiran 11
IV. Materi Ajar
Fakta
1. Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh
organisme).
2. Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.
Konsep
1. Ciri-ciri umum protista
2. Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara
hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
3. Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara
hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
4. Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi,
peranan dalam kehidupan).
Prinsip
Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
Prosedur
1. Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium
2. Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya
V. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Cooperative learning
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum
155
Lampiran 11
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (10 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah
a. Religius
b. Disiplin
c. Perhatian
d. Rasa
ingin tahu
e. Proaktif
f. Responsif
Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
Membersihkan kelas sesuai
jadwal piket dan merapikan
pakaian serta tempat duduk
Apersepsi Mengulas sekilas tentang
klasifikasi makhluk hidup
Mendengarkan penjelasan
awal guru
Memberi pertanyaan awal,
“Apa yang kalian ketahui
tentang protista?”
Menyebutkan hal-hal yang
diketahui tentang protista
Motivasi Memotivasi siswa untuk
belajar aktif dalam materi
protista
Memperhatikan arahan dan
motivasi yang diberikan guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
Kegiatan Inti (60 menit)
1.Mengamati Menayangkan foto atau
gambar berbagai macam
protista
Mengamati foto atau gambar
berbagai macam protista
yang ditayangkan
a. Disiplin
b. Proaktif
c. Responsif
Menyampaikan garis besar
cakupan materi protista
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan guru
2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
gambar dan penjelasan
materi
Mengajukan pertanyaan
tentang:
Nama organisme dalam
gambar
Nama kelompok
organisme
Habitatnya
a. Berani
b. Santun
c. Responsif
d. Proaktif
3.Mengumpulkan
Data (Eksperimen /
Mengeksplorasi)
Membagi siswa dalam 8
kelompok kerja dan
membagikan LKS kepada
masing-masing kelompok
Berkumpul sesuai kelompok
yang ditentukan serta
mempelajari LKS
a. Proaktif
b. Responsif
c. Kerja
sama
d. Teliti
e. Disiplin
f. Jujur
Menginstruksikan siswa
untuk melakukan
pengamatan mikroskopis air
kolam/selokan/sawah, dan
air rendaman jerami
(medium Paramecium) untuk
menemukan karakteristik
protista
Memperhatikan instruksi
guru dan mempersiapkan diri
untuk memulai praktikum
Membimbing siswa dalam
mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum serta
memfasilitasi kegiatan
praktikum siswa
Mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum serta
melaksanakan praktikum
sesuai arahan guru dan
instruksi di LKS
156
Lampiran 11
Menginstruksikan siswa
untuk mencatat data-data
yang diperoleh dari
pengamatan dan
menggambar hasil
pengamatan mikroskopis
Mencatat data-data yang
diperoleh dari pengamatan
serta menggambar hasil
pengamatan mikroskopis
4.Mengasosiasikan Membimbing siswa dalam
mendiskusikan hasil
pengamatan dan
mengidentifikasi jenis
protista yang ditemukan
sesuai kajian literatur
Mendiskusikan hasil
pengamatan dan
mengidentifikasi jenis
protista yang ditemukan
sesuai kajian literatur
a. Jujur
b. Gotong
royong
c. Teliti
d. Jujur
e. Responsif
f. Proaktif Membimbing siswa dalam
mendiskusikan ciri-ciri
umum dari protista mirip
hewan, mirip tumbuhan, dan
mirip jamur menggunakan
gambar/foto berbagai jenis
protista
Mendiskusikan ciri-ciri
umum dari protista mirip
hewan, mirip tumbuhan, dan
mirip jamur menggunakan
gambar/foto berbagai jenis
protista
Mengarahkan siswa untuk
membandingkan hasil
pengamatan dengan
gambar/foto berbagai
organisme golongan protista
Membandingkan hasil
pengamatan dengan
gambar/foto berbagai
organisme golongan protista
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
ciri protista
Membuat kesimpulan tentang
ciri protista
5.Mengkomunikasi
kan
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis hasil pengamatan dan
hasil diskusi
Menyusun laporan tertulis
hasil pengamatan dan hasil
diskusi
a. Kerja
sama
b. Responsif
c. Proaktif
d. Berani
e. Santun
f. Disiplin
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Mempersentasikan hasil
pengamatan dan diskusi ke
depan kelas
Membimbing siswa dalam
menarik kesimpulan bersama
mengenai konsep
keanekaragaman protista dan
dasar pengelompokannya
Menarik kesimpulan bersama
mengenai konsep
keanekaragaman protista dan
dasar pengelompokannya
Kegiatan Akhir (20 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami
a. Gotong
royong
b. Jujur
c. Disiplin
Memberikan evaluasi
kelompok dengan menunjuk
secara acak siswa untuk
menjawab pertanyaan secara
lisan
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru secara lisan
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan Menyimak kesimpulan yang
157
Lampiran 11
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
Pertemuan 2
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (5 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah
a. Religius
b. Disiplin
c. Perhatian
d. Rasa
ingin tahu
e. Proaktif
f. Responsif
Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
Membersihkan kelas sesuai
jadwal piket dan merapihkan
pakaian serta tempat duduk
Apersepsi Mengingatkan kembali
tentang ciri umum protista
berdasarkan hasil
pengamatan dan diskusi
pertemuan sebelumnya
Memperhatikan dengan
seksama paparan dari guru
Memberi pertanyaan awal,
“Setelah mempelajari ciri
umum protista, tahukah
kalian tentang klasifikasi dari
masing-masing kelompok
protista? bagaimana cara
hidupnya?”
Menyebutkan hal-hal yang
mereka ketahui terkait
pertanyaan awal dari guru
Motivasi Memberikan arahan agar
siswa lebih giat dalam
kegiatan pembelajaran baik
di kelas maupun di luar kelas
Memperhatikan dengan
seksama arahan yang
disampaikan oleh guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
Kegiatan Inti (30 menit)
1.Mengamati Menayangkan foto atau
gambar berbagai protista
berdasarkan klasifikasinya
Mengamati foto atau gambar
berbagai macam protista
yang ditayangkan
a. Disiplin
b. Proaktif
c. Responsif
Menyampaikan penjelasan
materi tentang masing-
masing kelompok protista
(protista mirip hewan, mirip
tumbuhan, dan mirip jamur)
Memperhatikan dengan
seksama penjelasan yang
disampaikan guru
2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
Mengajukan pertanyaan
tentang:
a. Berani
b. Santun
158
Lampiran 11
gambar dan penjelasan
materi Nama organisme dalam
gambar
Nama kelompok
organisme
Cara hidup, reproduksi,
habitat
c. Responsif
d. Proaktif
3.Mengumpulkan
Data (Eksperimen /
Mengeksplorasi)
Membagi siswa dalam 8
kelompok kerja dan
membagikan LKS kepada
masing-masing kelompok
Berkumpul sesuai kelompok
yang ditentukan serta
mempelajari LKS
a. Proaktif
b. Responsif
c. Kerja
sama
d. Teliti
e. Disiplin
f. Jujur
Menginstruksikan siswa
untuk berdiskusi mengenai
pertanyaan-pertanyaan di
LKS dengan berdasarkan
kajian literatur
Memperhatikan instruksi
guru untuk berdiskusi
mengenai pertanyaan-
pertanyaan di LKS
Menginstruksikan siswa
untuk mencari data relevan
dari berbagai sumber
mengenai bahan diskusi
Mencari data relevan dari
berbagai sumber mengenai
bahan diskusi
4.Mengasosiasikan Membimbing dan
memfasilitasi siswa dalam
proses diskusi di kelas
Melakukan diskusi secara
berkelompok dan bertanya
jika terdapat hal yang kurang
dimengerti
a. Jujur
b. Gotong
royong
c. Teliti
d. Jujur
e. Responsif
f. Proaktif
Menginstruksikan siswa
untuk membandingkan hasil
diskusi dengan data-data
relevan yang diperoleh
Membandingkan hasil
diskusi dengan data-data
relevan yang diperoleh
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
berbagai kelompok protista
(mirip hewan, mirip
tumbuhan, dan mirip jamur)
Membuat kesimpulan tentang
berbagai kelompok protista
(mirip hewan, mirip
tumbuhan, dan mirip jamur)
5.Mengkomunikasi
kan
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis mengenai hasil
diskusi
Menyusun laporan tertulis
mengenai hasil diskusi
a. Kerja
sama
b. Responsif
c. Proaktif
d. Berani
e. Santun
f. Disiplin
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas
Mempersentasikan hasil
diskusi ke depan kelas
Membimbing siswa dalam
menarik kesimpulan bersama
mengenai berbagai kelompok
protista dan contoh
organisme anggotanya
Menarik kesimpulan bersama
mengenai berbagai kelompok
protista dan contoh
organisme anggotanya
Kegiatan Akhir (10 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami
a. Gotong
royong
b. Jujur
c. Disiplin
Memberikan evaluasi
kelompok dengan menunjuk
secara acak siswa untuk
Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru secara lisan
159
Lampiran 11
menjawab pertanyaan secara
lisan
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
Menyimak kesimpulan yang
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
Pertemuan 3
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kegiatan Awal (5 menit)
Orientasi Membuka pelajaran dengan
salam dan basmalah
Menjawab salam dan
membaca basmalah
a. Religius
b. Disiplin
c. Perhatian
d. Rasa
ingin tahu
e. Proaktif
f. Responsif
Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak
Melakukan pengkondisian
kelas seperti mengecek
kebersihan kelas dan
kerapihan siswa
Membersihkan kelas sesuai
jadwal piket dan merapihkan
pakaian serta tempat duduk
Apersepsi Mengingatkan kembali
tentang materi sebelumnya
(pengelompokan protista)
Mendengarkan penjelasan
awal guru
Memberi pertanyaan awal,
“Adakah peranan dari
protista dalam kehidupan
manusia? bermanfaat atau
merugikan?”
Menyebutkan hal-hal yang
mereka ketahui terkait
pertanyaan awal dari guru
Motivasi Memberikan motivasi agar
lebih serius dan giat
mempelajari materi protista
untuk persiapan ulangan
harian
Memperhatikan dengan
seksama motivasi yang
disampaikan oleh guru
Membacakan tujuan
pembelajaran
Menyimak paparan guru
dengan baik
Kegiatan Inti (30 menit)
1.Mengamati Menayangkan foto atau
gambar beberapa contoh
protista dan peranannya
Memperhatikan foto atau
gambar beberapa contoh
protista dan peranannya
a. Disiplin
b. Proaktif
c. Responsif
Memberikan paparan singkat
tentang peranan protista
dalam kehidupan
Memperhatikan pemaparan
materi yang disampaikan
guru
Menginstruksikan siswa agar
membaca teks di berbagai
literatur tentang peran
Membaca teks di berbagai
literatur tentang peran
berbagai protista
160
Lampiran 11
berbagai protista
2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk
bertanya setelah penayangan
gambar dan pemaparan
materi
Mengajukan pertanyaan:
Apa saja peran protista
dalam kehidupan
Menguntungkan atau
merugikan
a. Berani
b. Santun
c. Responsif
d. Proaktif
3. Mengumpulkan
Data (Eksperimen /
Mengeksplorasi)
Membagi siswa menjadi 10
kelompok dan membagikan
artikel tentang peranan
protista dalam kehidupan
Berkumpul sesuai kelompok
yang ditentukan dan
mempelajari artikel yang
dibagikan guru
a. Proaktif
b. Responsif
c. Kerja
sama
d. Teliti
e. Disiplin
f. Jujur
Menginstruksikan kelompok
untuk berdiskusi dan
menganalisis artikel yang
dibagikan
Memperhatikan instruksi
guru untuk berdiskusi dan
menganalisis artikel yang
dibagikan
Menginstruksikan siswa
untuk mencari informasi
melalui buku pelajaran, buku
referensi, maupun internet
Mencari informasi melalui
buku pelajaran, buku
referensi maupun internet
Mengarahkan siswa agar
mencatat informasi-informasi
yang didapatkan dari sumber
relevan
Mencatat informasi-
informasi yang didapatkan
dari sumber relevan
4.Mengasosiasikan Membimbing dan
memfasilitasi siswa dalam
proses diskusi
Melakukan diskusi secara
berkelompok dan bertanya
jika terdapat hal yang kurang
dimengerti
a. Jujur
b. Gotong
royong
c. Teliti
d. Jujur
e. Responsif
f. Proaktif
Menginstruksikan siswa
untuk mengaitkan berbagai
penyakit dan fenomena alam
seperti malaria, penyakit
tidur, fosil minyak bumi
dengan peran berbagai jenis
protista
Mengaitkan berbagai
penyakit dan fenomena alam
seperti malaria, penyakit
tidur, fosil minyak bumi
dengan peran berbagai jenis
protista
Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan tentang
peran protista
Membuat kesimpulan tentang
peran protista
5.Mengkomunikasi
kan
Menginstruksikan siswa
untuk menyusun laporan
tertulis hasil diskusinya
Menyusun laporan tertulis
hasil diskusi
a. Kerja
sama
b. Responsif
c. Proaktif
d. Berani
e. Santun
f. Disiplin
Memberikan kesempatan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas
Mempersentasikan hasil
diskusi ke depan kelas
Menarik kesimpulan bersama
siswa mengenai peranan
protista dalam kehidupan
Menarik kesimpulan bersama
mengenai peranan protista
dalam kehidupan
Kegiatan Akhir (10 menit)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
Menanyakan tentang materi
yang kurang dipahami
a. Gotong
royong
b. Jujur
c. Disiplin
Memberikan pertanyaan dan Menjawab pertanyaan yang
161
Lampiran 11
menunjuk secara acak siswa
untuk menjawab pertanyaan
secara lisan
diajukan guru secara lisan
Memberikan tugas mandiri
dalam bentuk tes tertulis
Mengerjakan tugas mandiri
yang diberikan guru
Menyimpulkan kegiatan
yang dilakukan dari awal
hingga akhir pembelajaran
Menyimak kesimpulan yang
dipaparkan guru
Menginformasikan kegiatan
ulangan harian pada
pertemuan berikutnya
Memperhatikan informasi
yang disampaikan guru
Menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
salam
Membaca hamdalah dan
menjawab salam guru
VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
3. Internet
4. LKS
5. Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan
6. Mikroskop, kaca objek
7. Laptop, LCD, OHP
8. Sumber lain yang relevan
VIII. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi (sikap) Pedoman observasi sikap
Tes tertulis (pengetahuan) LKS, tes essay
Portofolio (keterampilan) Skala penilaian dan rubrik
162
Lampiran 12
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)
Performa saat pengamatan/praktikum
Format Lembat Observasi :
No Nama
Siswa
Kerja
Keras
Tanggung
Jawab
Disiplin Toleransi Jumlah
Skor
Nilai Predikat
1 Adi 4 4 4 3 15 (15/16)
x100
= 94
SB
2
dst
Rubrik Penilaian :
No. Aspek yang
dinilai
S k o r
1 2 3 4
1 Kerja Keras
Tidak ikut serta
dalam
praktikum,
hanya
menyaksikan
temannya
bekerja
Menyelesaikan
sebagian
tahapan dengan
benar, pasif
bertanya
Menyelesaikan
sebagian
tahapan dengan
benar, aktif
bertanya, tidak
mengulang
pengamatan
Menyelesaikan
semua tahapan
dengan benar,
aktif bertanya,
mengulangi
pengamatan
berkali-kali
2 Tanggung
Jawab
Tidak
mengumpulkan
laporan
Mengumpulkan
laporan, kurang
rapi dan kurang
tepat
Mengumpulkan
laporan, kurang
rapi tapi tepat
waktu
Mengumpulkan
laporan dengan
benar, rapi, dan
tepat waktu
3 Disiplin
Tidak mengikuti
praktikum
dengan tertib
Mengikuti
praktikum
dengan tertib,
mengerjakan
tugas tidak tepat
waktu.
Mengikuti
praktikum dengan
tertib,
mengerjakan
tugas tepat waktu,
tapi tidak
mengembalikan
alat dan bahan
praktikum pada
tempatnya
Mengikuti
praktikum dengan
tertib,
mengerjakan
tugas tepat waktu,
dan
mengembalikan
alat dan bahan
praktikum pada
tempatnya
4 Toleransi
Tidak
menerima
kritik temannya
Menerima
kritik temannya
dengan
terpaksa
Menerima kritik
temannya, tidak
membantu
teman yang
kurang paham
Menerima kritik
temannya,
membantu
teman yang
kurang paham
163
Lampiran 12
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut.
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Aktivitas dalam diskusi dan presentasi
Format Lembar Observasi :
No Nama
Siswa
Santun Toleransi Menghargai
Pendapat
Menerima
Kritik
Kreatif Jumlah
Skor
Nilai Predikat
1 Adi 4 4 4 3 3 18 (18/20)
x100
= 90
SB
2
dst
Rubrik Penilaian :
No. Aspek yang
dinilai
S k o r
1 2 3 4
1 Santun
Menyampaikan
pendapat dan
sanggahan
dengan bahasa
yang tidak
baik, tidak
benar dan tidak
sopan
Menyampaikan
pendapat dan
sanggahan
dengan bahasa
yang baik,
tetapi tidak
benar dan
kurang sopan
Menyampaikan
pendapat dan
sanggahan
dengan bahasa
yang baik,
sopan, tetapi
kurang benar
Menyampaikan
pendapat dan
sanggahan
dengan bahasa
yang baik, benar
dan sopan
2 Toleransi
Tidak
menghargai
kerja teman
kelompoknya
Kurang
menghargai
kerja teman
kelompoknya
Menghargai
kerja teman
kelompoknya,
tidak membantu
teman yang
kurang paham
Menghargai
kerja teman
kelompoknya,
membantu
teman yang
kurang paham
3 Menghargai
Pendapat
Tidak
menerima
pendapat
Menerima
pendapat
temannya
Menerima
pendapat
temannya tanpa
Menerima
pendapat
temannya dan
164
Lampiran 12
temannya dengan
terpaksa
berterima kasih mengucapkan
terima kasih
4 Menerima
Kritik
Tidak mau
menerima
kritik saat
diskusi/
presentasi
Kurang
menghargai
kritik saat
diskusi/
presentasi
Menerima kritik
tetapi sedikit
acuh
Menerima Kritik
saat mengikuti
diskusi /
presentasi
5 Kreatif
Ide dan
gagasan tidak
menarik
Ide dan
gagasan kurang
menarik
Ide dan gagasan
menarik, namun
kurang inovatif
Memunculkan
semua ide,
gagasan secara
menarik, dan
inovatif
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut.
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Penilaian Sikap Spiritual
Format Lembar Observasi :
No Nama
Siswa
A B C D E Jumlah
Skor
Nilai Predikat
1 Adi 4 4 4 3 3 15 (18/20) x4
= 3,6
SB
2
dst
165
Lampiran 12
Keterangan :
Aspek yang diamati
A Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
B Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
C Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
D Mengungkapakan kekaguman terhadap kebesaran Tuhan
E Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk Tuhan
Kriteria Skor
4 Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)
Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19 (70 – 79)
Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79 (60 – 69)
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40 (kurang dari 60%)
166
Lampiran 12
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PSIKOMOTOR)
Laporan Pengamatan/Praktikum
Format Penilaian :
Rubrik Penilaian :
Poin Kriteria
Skor 4 3 2 1
Tujuan Ditulis dengan
kalimat baku,
rinci, terkait
dengan topik
yang ditugaskan
Ditulis dengan
kalimat baku,
terkait dengan topik
yang ditugaskan
Ditulis kurang fokus,
kalimat tidak baku,
sebagian tidak terkait
dengan topik yang
ditugaskan
Ditulis kurang
spesifik, kalimat
tidak baku, tidak
terkait dengan
topik yang
ditugaskan
Alat dan
Bahan
Mencantumkan
semua alat dan
bahan yang
diperlukan
percobaan
Mencantumkan
sebagian besar alat
dan bahan yang
diperlukan
percobaan
Mencantumkan
sebagian kecil alat
dan bahan yang
diperlukan percobaan
Tidak
mencantumkan
alat dan bahan
yang digunakan
Langkah
kegiatan
Langkah
kegiatan
lengkap, urut,
rinci, dan benar
Langkah kegiatan
lengkap dan urut
Langkah kegiatan
tidak urut dan/atau
tidak lengkap
Tidak ada
langkah kegiatan
Data dan
Analisis
Data
Data ditabulasi
secara logis dan
dianalisis
dengan tepat dan
rinci
Data ditabulasi
secara logis dan
dianalisis dengan
tepat
Data ditabulasi
sembarangan dan
dianalisis kurang
tepat
Data tidak
ditabulasi dan
tidak dianalisis
Gambar dan
Ulasan
Gambar mirip
dan jelas, ulasan
tepat, rinci, dan
benar
Gambar jelas,
ulasan tepat
Gambar dan ulasan
kurang lengkap
Gambar dan
ulasan tidak tepat
Kesimpulan Ditulis
berdasarkan
hasil analisis dan
akurat
Ditulis berdasarkan
hasil analisis
Ditulis tidak
berdasarkan hasil
analisis
Tidak ada
kesimpulan
No. Nama
Siswa
Laporan Praktikum/Pengamatan Jumlah
Skor
Nilai
Tu
jua
n
Ala
t d
an
Ba
ha
n
La
ng
ka
h
Keg
iata
n
Da
ta d
an
An
ali
sis
Da
ta
Ga
mb
ar
da
n U
lasa
n
Kes
imp
ul-
an
1
2
dst
167
Lampiran 12
Kriteria penilaian :
4= sangat baik, 3= baik, 2= sedang, 1=kurang
Teknik penskoran :
Nilai =
Keterangan :
1. Perolehan skor adalah skor yang diperoleh peserta didik dari kriteria yang ada
2. Skor maksimal adalah hasil dari banyaknya kriteria dikalikan skor tertinggi
Performa/Kinerja Praktikum
Format Penilaian :
No. Nama Siswa
INDIKATOR
Jumlah
Skor
Nilai
Ala
t d
an
Bah
an
Ran
gk
aia
n A
lat
Lan
gk
ah
Ker
ja
Kes
elam
ata
n K
erja
Data
Kes
imp
ula
n
Tam
pil
an
lap
ora
n
1.
2.
dst
Rubrik Penilaian :
KRITERIA SKOR INDIKATOR
Persiapan
Skor maks 3
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
2 Pemilihan alat saja yang tepat / pemilihan bahan saja yang tepat
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
Pelaksanaan
Skor Maks 9
3 Rangkaian alat tepat dan rapi
2 Rangkaian alat tepat atau rapi
1 Rangkaian alat tidak tepat dan tidak rapi
3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat
2 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
1 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat
168
Lampiran 12
3 Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan
2 Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan
1 Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan
Hasil
Skor maks 6
3 Data akurat
2 Data kurang akurat
1 Data tidak akurat
3 Kesimpulan tepat
2 Kesimpulan kurangtepat
1 Kesimpulan tidak tepat
Laporan
Skor maks 3
3 Tampilan menarik dan bahasa sesuai kaidah
2 Tampilan menarik atau bahasa sesuai kaidah
1 Tampilan tidak menarik dan bahasa tidak sesuai kaidah
Teknik penskoran :
Laporan Diskusi/Presentasi
Format Penilaian :
No. Aspek yang dinilai Skor maksimal Skor yang diperoleh
1. Sistematika laporan 4
2. Kelengkapan laporan 4
3. Kejelasan dan keruntutan penulisan 4
4. Kebenaran konsep ide yang
dipaparkan 4
5. Ketepatan pemilihan kosakata 4
6. Kemampuan siswa menjelaskan isi
laporan 4
7. Usaha siswa dalam menyusun laporan 4
8. Presentasi laporan diskusi 4
169
Lampiran 12
Rubrik Penilaian :
Poin Kriteria
Skor 4 3 2 1
Sistematika
Laporan
laporan dibuat
sesuai sistematika
penulisan, jelas
dan benar
laporan dibuat
dengan benar tetapi
kurang jelas
laporan dibuat
kurang benar dan
kurang jelas
laporan dibuat
dengan
sistematika yang
salah
Kelengkapan
laporan
laporan dibuat
secara lengkap
sesuai petunjuk
pembuatan
laporan
laporan dibuat
tanpa kesimpulan
laporan dibuat
tanpa diskusi,
kesimpulan, daftar
pustaka
laporan dibuat
tidak lengkap
(mencakup 3
unsur saja)
Kejelasan
laporan
laporan jelas,
dapat dipahami,
ditulis secara
runtut
laporan jelas, tetapi
penulisan kurang
runtut
laporan kurang
jelas, kurang sesuai
dengan keruntutan
penulisan
laporan tidak
jelas, tidak sesuai
dengan keruntutan
penulisan
Kebenaran
konsep
konsep/ide yang
dipaparkan tepat,
benar, dan sesuai
dengan teori
konsep/ide yang
dipaparkan sesuai
dengan teori tetapi
kurang jelas
konsep/ide yang
dipaparkan kurang
tepat
konsep/ide yang
dipaparkan tidak
tepat
Ketepatan
pemilihan
kosakata
menggunakan
kata-kata yang
tepat,
menggunakan
kalimat aktif
menggunakan kata-
kata yang kurang
tepat, menggunakan
kalimat aktif
menggunakan kata-
kata yang kurang
tepat, tidak
menggunakan
kalimat aktif
menggunakan
kosakata yang
salah
Kemampuan
siswa
menjelaskan
isi laporan
menguasai latar
belakang, metode,
diskusi,
kesimpulan
menguasai latar
belakang, metode,
dan diskusi
menguasai latar
belakang dan
metode
menguasai latar
belakang saja
Usaha siswa
dalam
menyusun
laporan
berusaha
melengkapi isi
laporan dengan
sungguh-sungguh,
berusaha
memperbaiki isi,
tulisan rapi,
mudah dibaca
sesuai aspek yang
tercantum pada
nomor 1, kecuali
ada 1 aspek yang
tidak dilakukan
sesuai aspek yang
tercantum pada
nomor 1, kecuali
ada 2 aspek yang
tidak di lakukan
tidak berusaha
melengkapi dan
memperbaiki isi
laporan.
Presentasi
laporan
percobaan
semua anggota
kelompok aktif
dan berusaha
menjawab
pertanyaan
dengan benar
semua anggota
kelompok aktif
akan tetapi kurang
berusaha menjawab
pertanyaan dengan
benar
beberapa anggota
saja yang aktif
(dominasi) namun
ada usaha untuk
menjawab
pertanyaan dengan
benar.
beberapa anggota
saja yang aktif
(dominasi) namun
kurang berusaha
untuk menjawab
pertanyaan
dengan benar.
Skor Maksimal = 32/32 x 100 = 100
170
Lampiran 12
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (KOGNITIF)
Ter Tertulis
Indikator
Pencapaian
Teknik Bentuk
Instrumen
Butir Soal
Menyampaikan
pemahaman
pada suatu
konsep
Uraian Tes Essay 1. Sebutkan minimal 5 protista dengan peranannya dalam
kehidupan manusia!
Jawaban:
1) Globigerina: fosilnya sebagai petunjuk pencarian minyak
bumi
2) Chlorella: sebagai protein sel tunggal
3) Eucheuma spinosum: sebagai bahan agar-agar
4) Plasmodium falciparum: penyebab penyakit malaria tropikana
5) Trichomonas vaginalis: penyebab keputihan pada wanita
Uraian Tes Essay 2. Jelaskan perbedaan pigmen yang dimiliki antara alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, alga hijau, dan diatom menurut
pemahanmu!
Jawaban:
1) Alga cokelat (phaeophyta): klorofil a dan c, fukosantin,
karoten, santofil
2) Alga merah (rhodophyta): klorofil a dan b, karoten, fikosianin,
fikoeritrin
3) Alga keemasan (chrysophyta): klorofil a dan c, karoten,
santofil
4) Alga hijau (chlorophyta): klorofil a dan b, karoten, santofil
5) Diatom: klorofil a dan c, karoten, fukosantin, diatoksantin,
diadinoksantin
Menjelaskan
alasan
pengelompokan
/ dasar
klasifikasi
Uraian Tes Essay 3. Mengapa kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip
hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur?
Jelaskan!
Jawaban:
Kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur karena dasar
pengelompokannya adalah kemiripan organisme tersebut dengan
kingdom yang lebih tinggi, seperti hewan (animalia), tumbuhan
(plantae) dan jamur (fungi). Pengelompokan protista juga dapat
dilakukan dengan dasar cara memperoleh makanannya.
Merefleksikan
pemahaman
dari suatu
gambar
Uraian Tes Essay 4. Gambar di bawah merupakan proses konjugasi pada
Spirogyra. Jelaskan proses konjugasi tersebut menurut
pemahamanmu!
171
Lampiran 12
Jawaban:
Konjugasi Spirogyra:
1) Filamen haploid (n) yang berbeda jenis saling berdekatan
2) Sel-sel yang saling berdekatan membentuk tonjolan yang
merupakan jembatan konjugasi
3) 3.Protoplasma dari sel yang satu (+) berpindah/mengalir ke sel
pasangannya (-)
4) Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami
5) Konjugasi menghasilkan zigospora yang diploid (2n)
6) Zigospora diploid (2n) membelah secara meiosis
menghasilkan empat sel haploid (n)
7) Dari empat sel haploid yang dihasilkan, biasanya hanya satu
yang tumbuh menjadi benang Spirogyra baru
Menyebutkan
informasi dan
menjelaskan
data yang
didapat dari
tabel
Uraian Tes Essay 5. Menurut tabel berikut, jelaskan cara rhizopoda bergerak dan
bereproduksi dalam bentuk paragraf!
Jawaban:
Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau
pseudopodia yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Bagian
protoplasma yang kental (plasmogel) mencair sementara menjadi
plasmosol, sehingga mudah bergeral membentuk penjuluran.
Kemudian, jika plasmosol mengental maka penjuluran tertarik
kembali, demikian seterusnya.
Rhizopoda bereproduksi dengan membelah diri. Proses
perkembangbiakan ini diawali dengan pembelahan inti menjadi
dua (kariokinesis) dan diikuti dengan pembelahan sitoplasma
(sitokinesis). Dua sel hasil pembelahan tersebut bersifat sama
dengan induknya.
172
Lampiran 12
Rubrik Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) :
No.
Soal
Kriteria Penilaian Skor Penilaian
1, 2,
3, 4,
5
Tidak mengerjakan
Menjawab soal tetapi tidak benar
Menjawab soal tetapi hanya setengahnya yang
benar
Menjawab dengan benar
0 @ jawaban
max. 5 @ jawaban
max. 15 @ jawaban
- max. 30 @ jawaban
(soal no. 4, 5)
- max. 15 @ jawaban
(soal no. 1, 2)
- max. 10 @ jawaban
(soal no. 3)
Skor Maksimal 100
Nilai Kognitif = (skor perolehan / skor maksimal) x 100
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Terlampir
173
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
LEMBAR KERJA SISWA 1
PENGAMATAN PROTISTA
A. Tujuan
Mengamati dan menjelaskan ciri-ciri berbagai jenis protista yang hidup bebas di alam.
B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Mikroskop
2. Kaca objek (cekung dan datar)
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Alat gambar
1. Air dari berbagai macam sumber
(kolam, sawah, selokan)
2. Air rendaman jerami
C. Cara Kerja
1. Air kolam yang terlihat kotor, keruh, atau berwarna hijau diambil menggunakan
pipet tetes.
2. Air kolam tersebut ditetesi pada bagian cekung dari kaca objek, kemudian ditutup
dengan kaca penutup dan diamati menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran
lemah hingga perbesaran kuat.
3. Diamati ciri tubuh dan cara bergerak yang terlihat. Ciri tubuh meliputi bentuk,
warna, uniseluler (bersel satu) atau multiseluler (bersel banyak), jenis alat gerak, dan
lainnya.
4. Hasil pengamatan tersebut digambar dan dicatat ke dalam tabel, kemudian
dibandingkan dengan gambar/foto dari literatur.
5. Dengan cara yang sama, pengamatan dilakukan terhadap protista yang terdapat di air
sawah, air selokan, dan air rendaman jerami.
6. Jika ditemukan ganggang/alga berbentuk benang (seperti rambut), maka diletakkan
di kaca objek datar dan diamati bentuk kloroplasnya.
174
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
D. Tabel dan Hasil Pengamatan
No. Gambar
protista
Ciri
tubuh
Bergerak/
tidak
bergerak
Habitat Nama
protista Keterangan
1.
2.
dst.
E. Pertanyaan
1. Bandingkan hasil dari kegiatan yang telah Anda lakukan dengan gambar berikut ini
atau dengan menggunakan sumber literatur lainnya! Jawablah pada tabel sesuai
dengan poin D! (skor 70)
2. Di habitat manakah paling banyak ditemukan protista? Mengapa? (skor 25)
jawaban:
Protista paling banyak ditemukan pada habitat yang keruh dan tidak terdapat
arus/aliran pada air seperti air rendaman jerami. Semakin lama perendaman, maka
akan semakin banyak protista yang hidup di air tersebut.
3. Berdasarkan literatur, sebutkan contoh organisme protista lainnya! (skor 5)
jawaban:
Chlamydomonas, Chlorella, Spirogyra, Vorticella, Didinium, dan sebagainya
Nilai = (skor perolehan / 100) x 100
175
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
LEMBAR KERJA SISWA 2
PROTISTA MIRIP HEWAN, PROTISTA MIRIP TUMBUHAN,
DAN PROTISTA MIRIP JAMUR
A. Tujuan
Menjelaskan karakteristik dari masing-masing anggota kelompok protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.
Setelah membaca dan mempelajari konsep protista mirip hewan, protista mirip
tumbuhan, dan protista mirip jamur, kerjakanlah LKS berikut ini sesuai tugas masing-
masing dalam kelompok kemudian diskusikanlah hasil pekerjaanmu!
B. Pertanyaan
1. Jelaskan karakteristik dari ciliata, rhizopoda, flagelata dan sporozoa dalam bentuk
tabel! (skor 30)
jawaban:
176
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
2. Jelaskan karakteristik dari anggota dari kelompok alga dalam bentuk tabel! (skor
30)
jawaban:
3. Jelaskan karakteristik dari masing-masing anggota protista mirip jamur yang terdiri
dari jamur lendir plasmodial, jamur lendir seluler, dan jamur air! (skor 25)
jawaban:
jamur lendir plasmodial: hifa tidak bersekat, bersifat heterotrof fagosit, memiliki
fase massa ameboid (plasmodium).
jamur lendir seluler: hifa bersekat, fase makan berbentuk soliter tapi setelah
makanan habis berbentuk koloni, berkromosom haploid dan hanya zigotnya yang
diploid, reproduksi aseksual membentuk tubuh buah.
jamur air: memiliki dinding sel dari selulosa, berbulu halus (jamur karat putih), tidak
bersekat, memiliki banyak inti (senositik).
177
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
4. Mengapa pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada
alga? (skor 5)
jawaban:
Karena terdapat beberapa dari anggota alga yang merupakan organisme multiseluler,
seperti alga merah dan alga cokelat.
5. Ada beberapa organisme kingdom protista (jamur protista) yang mirip dengan
kingdom fungi. Ciri apakah yang menjadi persamaannya? (skor 10)
jawaban:
1) hidup sebagai saprofit, yaitu pengurai organisme yang sudah mati, 2) bersifat
heterotrof, 3) ada yang berupa parasit, 4) tidak memiliki klorofil, 5) menghasilkan
spora, dan 6) bersifat eukariotik.
Nilai = (skor perolehan / 100) x 100
178
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
LEMBAR KERJA SISWA 3
PERANAN PROTISTA DALAM KEHIDUPAN
A. Tujuan
Menjelaskan peranan protista yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan.
Setelah membaca dan mempelajari artikel peranan protista dalam kehidupan, diskusi
dan kerjakanlah LKS berikut ini secara berkelompok!
B. Pertanyaan
1. Berdasarkan artikel, apakah nama protista tersebut? Dari kelompok protista
manakah? (skor 2)
jawaban:
- Artikel 1: Plasmodium sp. dari kelompok protozoa
- Artikel 2: Chlorella dari kelompok alga
- Artikel 3: Plasmopara viticola dari kelompok jamur protista
2. Jelaskan peranan protista tersebut dalam kehidupan! (skor 2)
jawaban:
- Artikel 1: Plasmodium sp. menyebabkan penyakit malaria melalui nyamuk
Anopheles
- Artikel 2: Chlorella sebagai alat detoksifikasi, obat berbagai penyakit,
penyeimbang pH tubuh, sumber energi bagi tubuh, meningkatkan regenerasi sel,
memperkuat sistem imum dan sebagainya. Chlorella juga dapat dijadikan sumber
makanan baru bagi manusia karena merupakan protein sel tunggal (PST) yang
mengangdung protein dan amilum cukup tinggi.
- Artikel 3: Plasmopara viticola menyebabkan penyakit downy mildew pada
tanaman anggur dengan gejala daun memiliki bercak-bercak kuning.
179
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
3. Lengkapilah tabel berikut ini! (skor 20)
No. Gambar Protista Filum Protista Peranan
1
Chlorella
jawaban: Chlorophyta (alga)
jawaban: Sebagai protein sel tunggal (PST)
yang diproduksi menjadi suplemen
makanan dan kosmetik
2
Giardia lamblia
jawaban: Flagellata
(protozoa)
jawaban: Menyebabkan diare dan kejang
usus (giardiasis)
3
Globigerina globularis
jawaban: Rhizopoda
(protozoa)
jawaban: Fosilnya sebagai penanda untuk
batuan sedimen dan petunjuk
pencarian sumber minyak bumi
4
Navicula sp.
jawaban: Diatom (alga)
jawaban: Fosil tanahnya sebagai bahan pasta
gigi, bahan penggosok, medium
penyaring, campuran semen,
isolasi, dan penyerap nitrogliserin
pada bahan peledak
5
jawaban: Sporozoa
(protozoa)
jawaban: Penyebab toksoplasmosis yang
membahayakan ibu hamil
180
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
Toxoplasma gondii
6
Trichomonas vaginalis
jawaban: Flagellata
(protozoa)
jawaban: Penyebab penyakit keputihan pada
wanita
7
Trypanosoma gambiense
jawaban: Flagellata
(protozoa)
jawaban: Penyebab penyakit tidur dengan
vektor lalat tse-tse
8
Saprolegnia sp.
jawaban: Oomycota (jamur
protista)
jawaban: Parasit pada ikan, menyebabkan
kematian ikan air tawar
9
Ulva lactuca
jawaban: Chlorophyta (alga)
jawaban: Sebagai bahan sayuran
10
Gelidium robustum
jawaban: Rhodophyta (alga)
jawaban: Sebagai bahan agar-agar, jeli, es
krim, dan campuran kue kering;
diolah menjadi makanan dan
minuman
Nilai = (skor perolehan + 1) x 4
181
Lampiran 13
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
Rubrik Penilaian LKS (Kognitif)
Kriteria Penilaian Skor Penilaian
Tidak mengerjakan atau menjawab soal
tetapi tidak benar
Menjawab soal tetapi kurang benar atau
hanya setengahnya yang benar
Menjawab dengan benar
0 @ jawaban
setengah dari skor max. @ jawaban
(skor max/2)
skor max. @ jawaban
Skor Maksimal 100
182
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
MALARIA, INFEKSI TROPIS ENDEMIS DI INDONESIA
Kata Malaria berasal dari Italia abad ke-18, mala yang berarti “buruk” dan aria yang berarti “udara”.
Kemungkinan besar, istilah ini pertama kali digunakan oleh Dr. Francisco Torti, Italia, ketika orang
mengira penyakit itu disebabkan oleh udara kotor di daerah berawa. Sebelum 1880, para ilmuwan
menemukan bahwa malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini
menginfeksi host dengan parasit bersel satu yang disebut Plasmodium. Tidak lama setelahnya mereka
menemukan bahwa Malaria ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk betina, yang
membutuhkan darah untuk telur-telurnya.
Sekitar 40% dari total populasi global beresiko terinfeksi Malaria. Selama abad ke-20 penyakit ini
efektif dihilangkan di sebagian besar negara non-tropis. Malaria menyebabkan lebih dari 350 juta
penyakit pada manusia, serta setidaknya satu juta kematian setiap tahunnya. Nyamuk Anopheles
terdapat di sebagian besar negara tropis dan sub-tropis, serta banyak negara Amerika Latin dan
Karibia, Afrika, Oceania, dan Asia.
Menurut WHO (World Health Organization), sebagian besar kematian malaria yang terjadi pada anak-
anak di sub-Sahara Afrika, membunuh seorang anak Afrika setiap 30 detik. Tidak hanya terkait dengan
kemiskinan, Malaria juga merupakan penyebab kemiskinan dan hambatan penting untuk pembangunan
ekonomi.
Terdapat lima jenis Malaria:
1. Plasmodium vivax (P. vivax) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, orang yang
terinfeksi masih perlu pengobatan karena bila tidak diobati mereka juga bisa menyebabkan sejumlah
masalah kesehatan. Tipe ini memiliki distribusi geografis global terluas. Sekitar 60% infeksi di India
disebabkan oleh P. vivax. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat menetap di dalam tubuh selama
bertahun-tahun tanpa menyebabkan penyakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif
kembali dan menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-
tahun tanpa gejala.
2. Plasmodium malariae (P. malariae) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia
terinfeksi masih perlu pengobatan karena tidak adanya perawatan juga dapat menyebabkan sejumlah
masalah kesehatan. Jenis parasit ini telah dikenal tinggal dalam darah sebagian orang selama beberapa
dekade.
183
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
3. Plasmodium ovale (P. ovale) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia
terinfeksi masih perlu ditangani karena dapat berkembang dan menyebabkan sejumlah masalah
kesehatan. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat tetap di dalam tubuh selama bertahun-tahun
tanpa menyebabkan sakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif kembali dan
menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun tanpa
gejala.
4. Plasmodium falciparum (P. falciparum) - bentuk yang paling serius dari penyakit. Penyakit ini paling
umum di Afrika, terutama Afrika sub-Sahara. Data saat ini menunjukkan bahwa dari kasus-kasus yang
sekarang sedang dilaporkan di berbagai wilayah di dunia, jenis ini dianggap telah diberantas.
5. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi) - menyebabkan malaria pada kera tetapi juga dapat menginfeksi
manusia.
Nyamuk Anopheles betina mentransmisikan parasit terhadap manusia ketika menggigit manusia untuk
mengisap darah. Hanya nyamuk Anopheles betina dapat menularkan malaria, dan harus telah terinfeksi
melalui mengisap darah sebelumnya diambil dari manusia yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit orang
yang terinfeksi dalam beberapa menit parasit malaria (plasmodium) dalam darah diambil. Sekitar satu
minggu kemudian nyamuk yang terinfeksi mengambil darah berikutnya. Parasit Plasmodium bercampur
dengan air liur nyamuk dan disuntikkan ke dalam host (manusia).
Sebagai parasit yang terdapat dalam sel darah merah manusia, malaria dapat ditularkan dari satu orang
ke orang lain melalui transplantasi organ, penggunaan bersama jarum / jarum suntik, dan transfusi
darah. Seorang ibu yang terinfeksi juga bisa menularkan malaria ke bayinya pada saat persalinan
(melahirkan) hal ini disebut malaria kongenital.
-Gejala Malaria tahap awal antara lain:
Demam
Panas dingin
Sakit kepala
Berkeringat
Kelelahan
184
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
Mual
Muntah
-Gejala umum lainnya meliputi:
Batuk kering
Nyeri punggung
Sakit otot
Pembesaran limpa
-Gejala yang sangat langka di antaranya:
Penurunan fungsi otak
Penurunan fungsi saraf tulang belakang
Kejang
Kehilangan kesadaran
Orang yang terinfeksi dengan parasit P. falciparum dan menjadi sakit umumnya memiliki gejala yang
lebih serius, yang mungkin menjadi fatal. Masa inkubasi mengacu pada berapa lama waktu yang
dibutuhkan dari infeksi awal untuk munculnya gejala. Hal ini umumnya tergantung pada jenis parasit:
P. falciparum - 9 sampai 14 hari
P. vivax - 12 sampai 18 hari
P. ovale - 12 sampai 18 hari
P. malariae - 18 sampai 40 hari
Namun, periode inkubasi dapat bervariasi dari hanya dalam 7 hari, hingga beberapa bulan untuk P. vivax
dan P. ovale. Jika kita minum obat untuk mencegah infeksi (kemoprofilaksis) masa inkubasi biasanya
lebih lama.
Menurut WHO, di daerah endemis ART harus dimulai dalam 24 jam setelah gejala pertama muncul.
Seseorang dengan malaria tanpa komplikasi bisa diobati sebagai pasien rawat jalan, sementara mereka
dengan malaria berat perlu dirawat di rumah sakit. Di daerah non-endemik WHO merekomendasikan
bahwa pasien dengan malaria dengan komplikasi atau berat harus diobservasi secara klinis jika
memungkinkan.
185
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), obat-obatan berikut ini sering digunakan
untuk mengobati malaria:
artemisin derivat (tidak berlisensi di Amerika Serikat, yang umum di tempat lain)
atovakuon-proguanil (Malarone)
klorokuin
doksisiklin
mefloquine (Lariam)
kina
sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar)
Juga, primakuin efektif terhadap hypnozoites (bentuk tidak aktif parasit hati) dan mencegah
kekambuhan (relaps). Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, atau pasien yang kekurangan
glukosa-6-fosfat dehidrogenase G6PD.
Cara utama untuk mencegah malaria adalah menghindari gigitan nyamuk, hal ini dapat dicapai dengan
pengendalian vektor - ini berarti mencoba mengurangi kontak antara manusia dan vektor penyakit.
Vektor adalah organisme, seperti nyamuk, atau kutu yang membawa mikroorganisme penyebab penyakit
dari satu host ke yang lain. Pengendalian nyamuk dapat secara signifikan mengurangi kejadian malaria,
serta lainnya nyamuk penular penyakit.
Menyingkirkan malaria di suatu daerah tidak berarti menghilangkan semua nyamuk Anopheles yang
mungkin menularkan penyakit. Nyamuk Anopheles masih ada di Amerika Utara dan Eropa - namun,
parasit tidak lagi di sana. Perbaikan dalam standar hidup rakyat, seperti pemasangan kawat nyamuk, AC,
bersama dengan strategi untuk mengurangi populasi vektor sangat efektif, dan telah menyebabkan
penghapusan total malaria tanpa sepenuhnya menyingkirkan nyamuk.
Kelambu yang berinsektisida dapat mengurangi kejadian infeksi malaria, dan juga kematian, di daerah
endemik yang jauh. Kelambu yang tidak diobati secara signifikan kurang efektif karena nyamuk bisa
menggigit tuan rumah melalui jaring jika orang tersebut berdiri di sebelahnya. Juga, bahkan lubang-
lubang kecil di jaring biasanya cukup bagi nyamuk untuk menemukan jalan masuk, sehingga kelambu yang
telah diobati dengan insektisida jauh lebih protektif. Jika kelambu berinsektisida banyak digunakan di
daerah endemik, populasi nyamuk mungkin turun drastis.
Sumber: http://medicalplanology.blogdetik.com/2012/12/22/malaria-infeksi-tropis-endemis-di-indonesia/
186
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
MENGENAL LEBIH JAUH ALGA HIJAU (Chlorella pyrenoidosa)
Chlorella pyrenoidosa adalah alga hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, air
laut, dan pada tempat-tempat yang basah. Alga ini memiliki tubuh seperti bola. Di dalam
tubuhnya terdapat kloroplas yang berbentuk mangkuk. Perkembangbiakannya terjadi secara
vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan
empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Alga ini digunakan di laboratorium untuk
penyelidikan fotosintesis.
Chlorella adalah whole food, sumber paling bagus bagi protein, karbohidrat, seluruh
jenis vitamin B, C, E, dan mineral langka (dengan zat besi dan zat seng dalam jumlah yang
cukup untuk dianggap sebagai suplemen). Hampir-hampir chlorella merupakan makanan yang
paling lengkap dan mengandung vitamin B12 yang tinggi. Chlorella lebih banyak mengandung
klorofil per-gramnya dari pada tumbuhan manapun di dunia.
PERBEDAAN ALGA SPIRULINA DENGAN ALGA CHLORELLA
Kandungan pigmen/zat warna Alga Spirulina adalah klorofil (hijau), Karotenoid (jingga),
Betakatoten (jingga kemerahan), dan Phycocianin (biru). Secara garis besar kandungan
nutrisi pada Alga Spirulina adalah sebagai berikut:
Protein 60-70%,
Karbohidrat 15-25%,
Lemak 6-8%,
Mineral dan vitamin 7-13%,
Serat 8-10%.
187
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
Sementara, Alga Chlorella hanya mengandung pigmen klorofil (hijau) dan kandungan
nutrisinya secara umum adalah:
Protein 45%,
Karbohidrat 20%
Lemak 20%
Mineral dan vitamin 10%.
Serat 5%
Alga Chlorella pyrenoidosa juga digunakan untuk menghilangkan nutrient dan logam berat
pada air limbah. Mikroalga ini dapat diaplikasikan dalam bidang budidaya terutama untuk
menjaga kualitas air terhadap kandungan amonia, nitrat dan meningkatkan kandungan
oksigen dalam air, khususnya pada kolam ikan.
CIRI ALGA CHLORELLA
Bentuk sel Chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal (uniseluler), dan
kadang-kadang bergerombol. Chlorella memiliki diameter sel berkisar antara 2 − 8 mikron,
berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan. Dinding selnya keras
terdiri dari selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan.
Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak
bergerak.
HABITAT ALGA CHLORELLA
Menurut habitat hidupnya, ada dua macam Chlorella yaitu Chlorella yang hidup di air tawar
dan Chlorella yang hidup di air laut. Chlorella bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh
dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupan.
188
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
BEBERAPA MANFAAT ALGA CHLORELLA UNTUK KESEHATAN MANUSIA :
1. Kandungan klorofil yang tinggi menjadikan Alga Chlorella sebagai alat detoksifikasi
yang hebat yang dengan izin Allah Ta’ala dapat membuang logam berat (merkuri,
kadmium, timah, dsb) dan pestisida dari dalam tubuh. Detoksifikasi logam berat dan
racun kimia lain dalam tubuh akan membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan untuk
memulai proses ini tergantung berapa banyak chlorella yang dikonsumsi. Aksi
pembersihan chlorella pada sistem pencernaan dan sistem pembuangan yang lain
membantu darah tetap bersih. Darah yang bersih dapat memastikan bahwa sampah
hasil metabolisme akan terbuang dari jaringan secara efisien.
2. Kandungan klorofil yang tinggi dari chlorella dapat membantu menghilangkan bau
mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa hari.
3. Chlorella dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki sistem
imunitas pencernaan, menawarkan racun dari tubuh, mempercepat penyembuhan,
melindungi tubuh dari radiasi, membantu mencegah penyakit degeneratif, membantu
penanganan infeksi jamur Candida albicans, menangani penyakit radang sendi, dan
membantu program penurunan berat badan.
4. Klorofil dalam chlorella efektif melawan penyakit Anemia dan menstimulasi produksi
sel darah merah dalam tubuh. Chlorella juga membantu membawa oksigen ke seluruh
tubuh dan otak. Karena hal inilah maka mengapa chlorella sering disebut sebagai
makanan otak.
5. Membantu melawan kanker yang meliputi kemampuan memperbaiki kerusakan DNA
dan mempengaruhi ekspresi gen.
6. Chlorella bersifat basa, sehingga membantu menyeimbangkan pH tubuh. Penting bagi
kita untuk menyeimbangkan pH tubuh sekitar 7,2 – 7,4 pH netral. Diet atau pola
makan yang terdiri dari makanan yang bersifat asam seperti junk food, makanan
olahan, daging merah olahan, dan soft drink yang memiliki pH 2,7 adalah awal dari
kebanyakan penyakit. Pada umumnya bakteri dan virus tidak dapat hidup dengan baik
dalam kondisi basa.
189
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
7. Chlorella melindungi tubuh dari radiasi sinar ultraviolet, menormalkan gula darah dan
tensi.
8. Chlorella yang mengandung Chlorella Growth Factor (CGF) dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi sebagai nutrisi anti kanker.
Chlorella juga membantu memperbaiki jaringan saraf dalam tubuh dan sangat
bernilai dalam mengatasi penyakit otak dan kelainan saraf.
9. Chlorella membantu proses pencernaan makan menjadi lebih baik, dan memberikan
energi bagi tubuh.
10. Chlorella membantu meningkatkan regenerasi sel, sehingga hal ini dapat
memperlambat proses penuaan.
11. Chlorella dapat membuat tulang dan pembuluh darah menjadi kuat.
EFEK SAMPING :
Beberapa efek samping dari alga chlorella telah dilaporkan dalam bentuk gangguan lambung
dan usus. Apabila anda telah mendapatkan reaksi alergi, maka berhenti dulu
mengonsumsinya sampai gejala alergi telah hilang, kemudian mulailah lagi dengan dosis yang
lebih rendah.
Sumber:
http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/01/mengenal-lebih-jauh-alga-hijau-
chlorella-pyrenoidosa.html
190
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
HAMA DAN PENYAKIT ANGGUR (JAMUR)
Anggur adalah tanaman yang sangat mudah tumbuh, tidak banyak menuntut
unsur hara pada media tumbuhnya walaupun dengan pemberian pupuk yang tepat
pastinya akan memberikan hasil yang memuaskan. Yang dibutuhkan hanyalah media
yang porous dan cahaya matahari yang optimal. Namun demikian dalam perawatannya
pasti akan muncul gangguan baik dari hama maupun gangguan berupa penyakit,
seperti yang diuraikan di bawah ini:
POWDERY MILDEW (Erysiphe necator burr.)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bisa menyerang seluruh bagian
tanaman anggur yang berwarna hijau. Jamur powdery mildew mudah menyebar
191
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
terbawa hembusan angin, berjangkitnya serangan jamur ini biasanya dipicu oleh
kelembaban udara yang tinggi dan sirkulasi udara yang buruk, terutama pada musim
hujan saat mendung di siang hari yang hangat.
Serangan pada daun terjadi pada permukaan daun bagian atas, jamur tumbuh
membentuk bercak-bercak putih keabu-abuan yang menyebar makin meluas, daun
yang terserang akan mengering atau gugur sebelum waktunya.
Serangan pada cabang yang masih hijau akan terlihat seperti luka tipis
berwarna coklat kehitaman, dan saat cabang berkayu bercak luka tersebut akan
berubah menjadi coklat kemerahan. Cabang yang terserang tidak akan mengalami
gangguan, hanya saja jamur yang menempel pada batang akan tumbuh hingga
menghasilkan spora yang bisa membuat serangan ulang berkali-kali jika tidak segera
diatasi.
Serangan pada buah yang masih muda akan terlihat jelas berupa jamur putih
yang menyelimuti permukaan buah, serangan yang berlanjut akan membuat kulit
buah berubah menjadi kecoklatan dan bertekstur kasar, biasanya buah yang
terinfeksi tidak bisa matang sempurna bahkan membusuk sebelum sempat menjadi
besar.
Untuk menghindari penggunaan obat-obatan berbahan dasar kimia sebaiknya
dilakukan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan dengan penjarangan daun dan
cabang secara berkala pada area yang tumbuh lebat dan terlalu rapat supaya
sirkulasi udara membaik dan penetrasi cahaya matahari meningkat sehingga
pertumbuhan dan penyebaran jamur bisa diredam. Untuk serangan skala kecil
sebaiknya bagian yang terinfeksi segera dipotong dan dibuang jauh-jauh atau
dibakar.
192
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
DOWNY MILDEW (Plasmopara viticola)
Gejala yang ditimbulkan oleh serangan jamur ini bervariatif tergantung pada
usia permukaan daun yang terserang. Pada umumnya spora jamur downy mildew ini
menempel pada bagian bawah daun, berbentuk butiran-butiran kecil yang berwarna
kuning-orange. Gejala serangan yang terjadi pada daun muda biasanya berupa
perubahan warna pada permukaan atas daun yang menjadi bercak-bercak kekuningan
mengkilap seperti berminyak, pada daun yang lebih tua daerah yang terserang
biasanya berubah warna menjadi kuning kemerahan seperti hampir mengering dan
sedikit berkerut ke atas.
Memperbaiki drainase media tumbuhnya dan kebersihan sekitar tanaman dari
rumput bisa mengurangi resiko terjangkitnya downy mildew. Selain itu sebaiknya
tidak memberikan kompos/bahan organik terlalu banyak pada media tanam di
sekitarnya, daun yang gugur dan sampah pruning sebaiknya tidak ditimbun di
sekitar, terutama sampah yang telah terinfeksi downy mildew ini.
Keterlambatan pengandalian serangan jamur ini akan membuatnya berkembang dan
mask ke mata tunas, sehingga pada saat tunas bersemi setelah pemangkasan bisa
terserang kembali dengan cepat.
Jamur downy mildew sangat mudah menjadi kebal terhadap fungisida yang
diaplikasikan terus menerus, sebaiknya gunakan beberapa fungisida secara
193
Lampiran 13
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
bergantian. Serangan yang tidak terkendali dan telah meluas bisa menyebabkan
sebagian besar daun gugur sebelum waktunya dan membuat tanaman menjadi stress,
hal ini membuat tanaman anggur menjadi lemah terhadap serangan penyakit yang
lain.
BLACK ROT / BUSUK HITAM
Sumber:
http://www.thomasgrape.com/detailnews/136/hama-dan-penyakit-anggur-jamur.html
194
Lampiran 14
1. Protista memiliki karakteristik sebagai
organisme eukariotik, yaitu ....
A. tidak memiliki membran inti sel
B. tidak memiliki membran plasma
C. memiliki membran inti sel
D. tidak memiliki membran plasma
E. memiliki kemampuan berfotosintesis
2. Perhatikan gambar berikut ini!
Mikroorganisme pada gambar di atas
merupakan protista dari golongan ....
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
3. Protozoa dapat diklasifikasikan
berdasarkan ....
A. pigmentasi
B. alat gerak
C. bentuk tubuh
D. cara hidup
E. ekologi
4. Jika dibandingkan antara organisme
Amoeba, Paramecium, Trypanosoma
gambiense, Vorticella, dan Plasmodium,
maka yang termasuk golongan ciliata
adalah ....
A. Paramecium, Vorticella
B. Paramecium, Trypanosoma gambiense
C. Amoeba, Trypanosoma gambiense
D. Vorticella, Plasmodium
E. Paramecium, Plasmodium
5. Perhatikan gambar berikut ini!
Nomor yang menunjukkan silia dan
vakuola kontraktil adalah ....
A. 1 dan 6
B. 6 dan 5
C. 1 dan 5
D. 1 dan 4
E. 12 dan 9
SOAL PRETEST & POSTTEST PROTISTA
Nama Siswa :
Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista
Kelas / Semester : X SMA / Ganjil
Hari, Tanggal :
Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada
jawaban yang Anda anggap paling tepat!
195
Lampiran 14
6. Penyakit malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium sp. dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina
umumnya ditunjukkan dengan gejala ....
A. kerusakan pada gigi dan gusi
B. kejang-kejang pada usus
C. demam berulang-ulang atau tidak
menentu
D. nyeri pada otot dan sendi
E. tubuh lemah dan kurus
7. Protozoa dapat digolongkan berdasarkan
alat geraknya menjadi rhizopoda,
flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi,
sporozoa dapat dikatakan berbeda
dengan protozoa lainnya karena ....
A. sporozoa hanya berperan sebagai
parasit dalam kehidupan
B. sporozoa merupakan mikroorganisme
dengan ukuran tubuh hanya beberapa
mikron
C. sporozoa memerlukan inang
sementara berupa nyamuk
D. sporozoa memiliki beberapa fase
dalam siklus hidupnya
E. sporozoa tidak memiliki alat gerak
khusus
8. Anggota kingdom protista merupakan
organisme .... yang membedakannya
dengan kingdom archaebacteria dan
eubacteria.
A. prokariot
B. anaerob
C. heterotrof
D. autotrof
E. eukariot
9. Berikut ini merupakan pengelompokan
alga berdasarkan pigmen yang dominan
adalah ....
A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta
B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata
C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta
D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta
E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta
10. Ganggang berikut merupakan
Laminaria sp. dari golongan ....
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. chlorophyta
D. chrysophyta
E. pyrrophyta
11. Berikut ini yang merupakan filum
dengan contoh organisme yang tepat
adalah ....
Filum Contoh
A. protozoa Spirogyra
B. protozoa Phytium sp.
C. alga Chlorella
D. alga Amoeba proteus
E. protozoa Macrocystis
pyrifera
12. Berikut pernyataan yang benar adalah
....
A. Euglena dapat digolongkan sebagai
protozoa maupun ganggang karena
ada tidaknya vakuola
B. Euglena tidak dapat berfotosintesis
karena merupakan protozoa
C. Euglena memiliki flagel dan klorofil
sehingga dapat digolongkan sebagai
protozoa maupun ganggang
196
Lampiran 14
D. Euglena tidak mempunyai alat gerak
karena merupakan ganggang
uniseluler
E. Euglena tidak dapat berfotosintesis
karena tidak memiliki klorofil
13. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan Spirogyra
yang sedang melakukan ....
A. konjugasi
B. fragmentasi
C. singami
D. anisogami
E. pembelahan biner
14. Alga hijau memiliki pigmen dominan
yang dikandungnya. Pigmen tersebut
adalah ....
A. pirenoid
B. karoten
C. klorofil
D. laminarin
E. fikoeritrin
15. Susunan reproduksi seksual:
1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami)
2) Pembentukan zigospora (inti 2n)
3) Peleburan plasma sel (plasmogami)
4) Zigospora mengalami meiosis
menjadi 4 sel haploid
5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru
Susunan reproduksi konjugasi pada
Spirogyra adalah ....
A. 1-2-3-4-5
B. 2-1-3-4-5
C. 3-1-2-4-5
D. 3-2-1-4-5
E. 4-5-3-2-1
16. Pernyataan berikut yang benar tentang
jamur lendir (myxomycota) adalah ....
A. termasuk kingdom fungi karena
reproduksinya mirip fungi
B. termasuk kingdom fungi karena tidak
berklorofil
C. termasuk kingdom protista karena
membran sel terdiri dari zat kitin
D. termasuk kingdom protista karena
reproduksinya mirip Amoeba
E. termasuk kingdom protista karena
gerak pada fase vegetatifnya mirip
Amoeba
17. Seorang siswa mengambil sampel
potongan kayu membusuk yang basah,
kemudian mengamatinya di bawah
mikroskop. Dia menemukan organisme
dengan ciri-ciri :
1) Tubuh terdiri dari benang-benang
tidak bersekat (senositik)
2) Inti sel banyak dan membentuk
zoospora berflagel 2
Dapat ditentukan bahwa organisme
tersebut adalah ....
A. phaeophyta
B. rhodophyta
C. myxomycota
D. oomycota
E. acrasiomycota
18. Perhatikan gambar di bawah ini!
Organisme pada gambar di atas
merupakan protista dari golongan ....
197
Lampiran 14
A. alga
B. jamur protista
C. sianobakteri
D. oomycota
E. protozoa
19. Mula-mula dua Paramecium saling
berdekatan. Kemudian makronukleus
melebur, sedangkan mikronukleus
membelah. Selanjutnya terjadi
pertukaran salah satu mikronukleus.
Lalu Paramecium memisahkan diri dan
nukleusnya membelah sehingga
menghasilkan Paramecium baru. Cara
yang digunakan oleh Paramecium
dalam melakukan proses reproduksi
tersebut adalah ....
A. oogami
B. singami
C. konjugasi
D. kariogami
E. plasmogami
20. Dilihat dari cara memperoleh nutrien,
alga diklasifikasikan sebagai protista ....
A. saprofit
B. heterotrof
C. autotrof
D. parasit
E. epifit
21. Sekelompok siswa MA Aulia sedang
mengamati mikroorganisme yang
diambil dari air sawah di sekitar sekolah
mereka. Setelah diamati di bawah
mikroskop ternyata ditemukan
mikroorganisme yang berbentuk seperti
benang, berwarna hijau, dan
kloroplasnya berbentuk pita spiral.
Mikroorganisme tersebut adalah ....
A. Euglena sp.
B. Spirogyra
C. Ulva
D. Chlorella
E. Volvox
22. Chlorella sebagai protein sel tunggal
(PST) berpotensi sebagai .... karena
memiliki kandungan protein dan
amilum yang tinggi.
A. bahan pembuat agar-agar
B. antibiotik
C. obat malaria
D. sumber makanan baru
E. bahan pembuat pupuk kompos
23. Berikut ini merupakan contoh protista
dari kelompok oomycota, yaitu ....
A. jamur karat putih
B. jamur merang
C. jamur kuping
D. jamur lendir plasmodial
E. jamur lendir selular
24. Gerakan fototropisme yang terjadi pada
Euglena viridis disebabkan oleh ....
A. makanan
B. oksigen
C. zat asam
D. zat lemas
E. sinar matahari
25. Ganggang yang menyebabkan
terjadinya pasang merah (red tide) di
laut adalah ....
A. Noctiluca scintillans
B. Sargassum
C. Macrocystis
D. Corralina
E. Vaucheria
198
Lampiran 15
ANGKET RESPON SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
Nama Siswa: Mata Pelajaran: Biologi / Protista
Kelas: Hari, Tanggal:
Petunjuk:
Bacalah dengan teliti semua pernyataan. Pertimbangkan baik-baik pernyataan yang
berkaitan dengan materi biologi “Protista” yang telah kamu pelajari, dan tentukan
kebenarannya.
Pilihlah salah satu jawaban dengan “jujur” pada kolom yang tersedia dengan memberi
tanda checklist (√).
Keterangan pilihan jawaban:
- Tabel 1 - Tabel 2
1. STS = Sangat Tidak Setuju 1 = Tidak ada sama sekali
2. TS = Tidak Setuju 2 = Sebagian kecil
3. RR = Ragu-Ragu 3 = Sebagian
4. S = Setuju 4 = Sebagian besar
5. SS = Sangat Setuju 5 = Seluruhnya
Tabel 1
No PERNYATAAN PILIHAN
SS S RR TS STS
Perhatian
1 Saya sangat tertarik pada proses pembelajaran dengan model
advance organizer yang digunakan guru.
2 Materi biologi yang diajarkan guru sangat membosankan bagi
saya.
3 Diskusi dan kerja kelompok dalam pembelajaran ini sangat
menarik bagi saya.
4 Pelajaran ini sangat abstrak atau sulit dibayangkan sehingga sulit
bagi saya untuk mempertahankan perhatian.
5 Saya tidak bersemangat bekerja kelompok pada pembelajaran ini.
6 Dari awal hingga akhir pelajaran ini, saya fokus hanya pada
pelajaran ini.
Relevansi
7
Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran dengan hal yang
telah saya lihat, saya lakukan atau saya pikirkan di dalam
kehidupan sehari-hari.
8 Saya merasa isi dari pembelajaran ini kurang bermanfaat bagi
saya.
199
Lampiran 15
9 Pelajaran ini tidak ada hubungannya dengan kebutuhan saya
sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
10 Saya merasa pembelajaran ini membuat rasa ingin tahu saya
tumbuh.
11 Saya tidak melihat hubungan antara isi pelajaran dengan sesuatu
yang telah saya ketahui.
12 Pembelajaran ini bermanfaat bagi saya di kehidupan sehari-hari.
Percaya Diri
13 Saat memulai pembelajaran ini saya percaya bahwa pembelajaran
ini mudah bagi saya.
14 Tugas dan soal biologi yang diberikan guru, mudah untuk saya
selesaikan.
15 Saya tidak dapat bekerja sendiri tanpa dibantu teman saat
mengerjakan soal dan tes.
16 Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya
harapkan.
17 Saya percaya diri dengan hasil pekerjaan yang saya kerjakan
sendiri.
18 Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya tidak
yakin akan lulus nilai KKM.
Kepuasan
19 Saya merasa puas karena telah menyelesaikan pembelajaran
dengan model advance organizer ini.
20 Saya kecewa terhadap hasil yang saya dapat setelah pembelajaran
ini.
21 Komentar-komentar dari guru pada pembelajaran ini membuat
saya merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya.
22 Saya merasa puas dan bahagia saat menyelesaikan tugas-tugas
dalam pembelajaran ini.
23 Saya merasa ada ketidakpuasan dengan pembelajaran ini.
Tabel 2
No PERNYATAAN PILIHAN
5 4 3 2 1
Pemahaman
24 Dengan bantuan peta konsep membuat saya lebih mudah
memahami dan mengingat materi pembelajaran biologi.
25
Saya lebih mudah memahami isi materi biologi menggunakan
model advance organizer daripada model-model pembelajaran
yang lain.
200
Lampiran 15
26 Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi dalam
pembelajaran ini.
27 Pembelajaran dengan model ini tidak membantu saya dalam
mengingat materi biologi yang telah diajarkan.
Keaktifan
28 Saya merasa pembelajaran ini membuat saya semakin aktif dan
kreatif.
29 Saya tidak terpacu untuk belajar lebih aktif saat proses
pembelajaran berlangsung.
30
Saya merasa lebih bersemangat untuk mengemukakan pendapat
karena dengan bantuan advance organizer ini, saya merasakan
belajar menjadi lebih mudah dan bermakna.
Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Advance Organizer
No. Indikator
Motivasi
Nomor
Pernyataan
Positif
Nomor
Pernyataan
Negatif
Jumlah
1. Perhatian
(Attention)
1, 3, 6 2, 4, 5 6
2. Relevansi
(Relevance)
7, 10, 12 8, 9, 11 6
3. Percaya Diri
(Confidence)
13, 14, 17 15, 16 ,18 6
4. Kepuasan
(Satisfation)
19, 21, 22 20, 23 5
5. Pemahaman 24, 25 26, 27 4
6. Keaktifan 28, 30 29 3
Jumlah 16 14 30
201
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
No. Kegiatan Penilaian Catatan
Ya Tidak
Kegiatan Pendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah
2. Melakukan absensi dan pengkondisian kelas
3. Melakukan apersepsi dan motivasi
4. Membacakan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
5. Menyajikan advance organizer berupa peta konsep dan
menyebutkan atribut-atributnya
6. Menyampaikan fokus materi yang akan dipelajari
7. Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan materi
sebelumnya
8. Menayangkan berbagai foto/gambar dan memotivasi siswa
untuk bertanya
9. Menyajikan materi pembelajaran sesuai peta konsep yang
telah ditayangkan
10. Mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan
manfaat materi yang dipelajari
11. Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak
untuk menjawab
12. Membagi siswa dalam kelompok dan membagikan
LKS/artikel
13. Menginstruksikan siswa untuk melakukan praktikum/diskusi
dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran
14. Menginstruksikan siswa untuk mencatat dan menggambar
hasil pengamatan/hasil diskusi
15. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
16. Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis
hasil pengamatan/hasil diskusi
17. Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan
hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas
18. Mengklarifikasi hasil presentasi siswa serta menarik
kesimpulan bersama
Kegiatan Penutup
19. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang kurang dipahami
20. Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan lisan dan
memberi tugas mandiri/PR
21. Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga
akhir pembelajaran
22. Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
23. Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah
dan salam
Observer
202
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
No. Kegiatan Penilaian Catatan
Ya Tidak
Kegiatan Pendahuluan
1. Menjawab salam dan membaca basmalah
2. Menyatakan hadir/tidak, melaksanakan piket dan kerapihan di
kelas
3. Menjawab apersepsi dan memperhatikan motivasi
4. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan
Kegiatan Inti
5. Memperhatikan dengan seksama peta konsep
6. Menyimak fokus materi yang akan dipelajari
7. Menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya jawab
8. Mengamati berbagai foto/gambar dan bertanya
9. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
10. Memperhatikan guru dengan seksama
11. Menjawab pertanyaan guru saat ditunjuk
12. Berkumpul sesuai kelompok dan mempelajari LKS/artikel
13. Melakukan praktikum/diskusi atas instruksi guru
14. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan/hasil diskusi
15. Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
16. Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan/hasil diskusi
17. Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan
kelas
18. Memperhatikan klarifikasi hasil presentasi serta menarik
kesimpulan bersama
Kegiatan Penutup
20. Bertanya tentang materi yang kurang dipahami
21. Menjawab pertanyaan evaluasi dari guru dan mengerjakan
tugas mandiri/mencatat PR
22. Menyimak kesimpulan kegiatan pembelajaran yang
disampaikan guru
23. Memperhatikan informasi guru tentang kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
24. Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah
dan salam
Observer
203
Lampiran 17
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Pertama
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Kedua
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Ketiga
Ii;;ffifiI PEMERI NTAH KOTA TANGERANGDINAS PENDIDIKAN
UPTD SMA NEGERI 9 TANGERANGJl.H.JaliNo.gKelurahanKunciranJayaKecamatanPinangTelepon(021)28939727,
70285041 Kode Pos 15144 Kota Tangerang Provinsi Banten
email : smangtanqeranqkota@vahoo'com
SURAT KETERANGANNomor'.ffiu-
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang menerangkan
bahwa:
Nama
NIM
Instansi
Fakultas
Jurus*a
Semester
: Nuri Shabania
: 1110016100046
: Universitas Islam Negeri (JIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
: Pendidikan IPA - Biologi
: D( (Sembilan)
Bahwa nama tersebut di atas benar telah melaksanakan penelitian di SMA Negeri 9 Kota
Tangerang pada bulan November sampai dengan Desember 2014, dalam rangka
penyusunan skipsi dengan judul '?engaruh Pembelajaran Model Adtance Organizer
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista'.
Demikiardah surat keterangan ini, dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
f-i*t.v/#J lto+,
b*
27 lzllluzri20li
MP. 19551224 198903 2 001
Nama
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
LEMBAR UJI REFERENSI
Nuri Shabania
1110016100046
Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Pengaruh Pembelajaran Model ,4 dvance Organizer terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kousep Protista
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.
Yuke lvfardiati, M.Si.
No Referensi
ParafPembimbing
I IIBAB I
1 Trianto, Mendes ain Mod el Pembelaj aran Inovatif-Progresif, (J akarla:
Kencana Prenada Media Group, 201 1), h. 1. {' ftL-2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 1. {(>,-
3 Lukmanul HakJim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CY
Wacana Prima, 2A09),h. 92. {(h--
4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 118.:( (tz-'
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 94. / o,-
6 Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tofsir Ath-Thabai,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 801. f ftL--
7 Liza Yulia Sari, "Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi
Protista di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman", Semirata 2013 FMIPA Unila,2013,h. 54./ ftL-
8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Si s tem P endidihtn N es io nal, 20 13, h. 3. (http:/iwww.dikti. go.id/fil es/
aturAJU20 2003Sisdiknas.pdf). /ct>-
9 Deo Demonta Panggabean dan Retno Drvi Suyanti, "Analisis
Pemahaman Awal dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi
Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan
Model Pembelajaran Direct Instruction", Jurnal Online Pendidikan
Fisika,Y ol. l, No. 2. 201 2, h. 14.
p
/-l
(dz-
10 Sari,, loc. cit. t/ ta^1l P.uffwanlo, loc. cit. tv(t ldL.-12 C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran,
Cipta,2005),h. 45-46.
(Jakarla: PT Rineka'/ /t-,--
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Erlangga, 2011), h. 100.
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201l), h. 94.
Dahar, op. cit.,h. 106.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan tlengan Pendekatan Baru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakar,va, 2010), h. 87.
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2A0$, h. 157
Syaiful Bahri Dlarr,arah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2011). h. 13.
Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandng'. Argkasa, t 993)
h.99.M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Barrdung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 84.
Ibid.
Makmun, op. cit.,h. 158.
Syah, op. cit.,h. 90.
Purwanto, op. cit., h. 84-85.
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran llmu-Ilmr Sosial, (Jakarla: PT
RajaGralindo Perseda. 2013). h. 55.
Syah, op. cit.,h.92.Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Stllkno, Strategi Belajar
Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum tlan Konsep Islami,
(Bandung: PT Refika Aditama,2007),h. 6.
Djamarah, op. ci..h. 14.
Fathurrolunan, /oc. ciL
Djamarah, op. cit.,h. 15-17.
Purwarrto, op. cit.,h. 102-105.
Dj amalah, op. cit.,h. 175-176.
Thonthowi, op. cit.,h. 103.
Slameto , Belajar d.cn Faktor-Fcktor tang iempengaruhinya,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 54-7i.
Syah, op. cit.,h. 129.
Ibid.,h. 130-136.
Ibid.,h. 137.
Ibitl.,h. 129-130.
Undang-(Jndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2043 rcntang
Sistem Pendidikan Nasional, 2A1.3, h. 3. (http://www.dikti.go.id/liles/
atur,{JU2O 2003 Sisdiknas.pdf).
i;rrrinal Z. dan Wahdi Saluti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan
Dasar-Dasar Pelaksanaan Penditlikan, (Jakafia: UIN Jakarta Press,
2006), h. l 17.2 'd-r--
27 Tianto, Mendesain Model Pembel aj aran Inovatif-Progresif, (J akarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 17."f{
w28 Trianto, op. cit., h. 20. l/ d1-.-29 Zllinal, op. cit.,h. 117-118. /p ( dt..-30 Nurochim, op. cit.,h. 18. VL-31 Fathurrohman, op. cit., h. 115-117. f />L3L Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 22. t lv33 Nana Sudjana, op. cit.,h.22-23. v t/'-34 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajara;t, (Jakarta: PT Rineka
Ctpra,2005),h. 47 .
,( (v35 Syah, op. cit.,h. 94. t [dr''36 Nur Efendi, "Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi
Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA'.Pedagogia,Yo1.2, No. 1,2013, h. 85. r 1""
37 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (lakarta:
Erlangga, 2011), h. 13. t (b-J6 Tianlo, op. cit.,h.21. ,/ \v-39 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1. f &-40 Tianlo, op. cit.,h.22. / _t1-'-41 Joyce, op. cit.,h.30. fl Itu-42 Tianlo, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.52.
,/ ft-43 Rusman, Model-Model
P rofes i o n ali s me Guru, (J akarta:
136.
Pembelajaran: Mengembangkan
PT RajaGrahndo Persada, 201 1), h.f F"-
44 Budiningsih, op. cit., h. 43. f /{v45 Joyce, op. cit.,h. 281. I /dL46 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasq
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90. t ft,-47 Budiningsih, op. cit.,h. 44. /rL-48 Dahar, op. cit., h. 98-99. I t\-49 Basleman, op. cit.,h. 93. ,4 l>.-50 Dahar, op. cit.,h. 95. 4 1---5i Makmun, op. cit.,h. 169. /l n--52 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,
2004),h.405. r (+-53 Basieman, op. cit.,h. 91. { 'Y\--54 Budiningsih, /oc. clr { Tr--55 Winkel loc. cit. f h.r-55 Dahar, op. cit.,h. 100. r>51 Joyce, op. cit.,h.286. rta-58 Ibid.,h.281. ,l 'f\-
59 Daha\ loc. cit. J"r-..-60 Joyce, op. cit., h. 289-291. /'k61 Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi,
(Jakarla: Kencana Prenada N{edia Group, 2011), h. 251.(J
( ft.-62 Robert E. Slavin, Psikologi Pendiclikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta:
PT Indeks, 2008), h. 259. f. t?'--63 Tnanlo, Mendes ain Mo del P embe I tj aran Inott atif- Pro gresif, (! akarta'.
Kencana Prenada Media Group, 201 1), h. 157. d fh-64 llartinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
(Jakarla: Gaung PerSada Press, 2009),h. lll. f w65 Tianto, op. cit.,h. 158. n 6t,'66 Yamin, loc. cit. ,T' (>-,--61 Dahar, op. cit.,h. 106. t" f>-t--68 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Pienada
Media Group, 2008), h. 353. v t)*69 Tianto, op. cit.,h. 159. ^f dw.'70 Santrock, 353-354. >-\-/7t, Tianta, loc. cit. /k,72 rbid.,1.60.73 Yamin, op. cit.,h. 125. v o>74 Dahal op. cil, h. 110-111 t C>1-<75 Tiar]1.o, op. cit.,h. 165. a h--76 Budiningsih, op. cit., h. 44-45. & *L"i7 Neneng Salrniah, "Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model
Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap
Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",
Skripsi padaUPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan.
( td/78 Dwi Imawati, "Implementasi l,[oclel Pembelajaran Advence
Organizers melalui Strategi Elaborasi", Skripsi pada UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 201 1, h. ii, tidak dipubliL,asikan.t V
79 Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to
Enhance Students' Motivation in Learrring Brology, Eurasia Journal
of Mathematics, Science & Techru-,logt Etlucution, Vol. 5, No. 4,
2009,h.41.3.r V
80 Nirrnala Sari Nasution, "Pengamh P emberiat Advance Orgcnizer dart
Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP
Negeri 1 Labuan Deli ", Skripsi pada Universitas Negeri Medan,
Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan.tP
(1/81 William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, 1.ti L. Turner, Use
of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve
Understanding of Respiratcry Failure, Medical Teacher, Y ol. 33, No.12, 2011, h. 1018
/3r'
BAB IIII Arras Sudijono, Pengantar Statistik Pentiidikar, (Jakafia: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), h. 36. f..,--
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010), h. 159. / {>>
3 Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung:
CV Mandar Maju, 2009), h. 170.t) afL-
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pentlekatan Kua titotif,Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),h. 111- t, ft.-
5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendiclikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20l2),h. 207. {(h--
6 Sugiyono, op. ct.,h. 112-113. / I t1-.7 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarla: PT Grasindo,
2009),h.414. ! G.-8 Ibid.,h.415. , la--9 Sudjarwo, op. cit., h.95. td.--10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT funeka
Cipta, 2010), h. 118.
,/, (7-z-1l Zainal Arifin, Pcnelitian Penditlikan: Metocle dan Paradigma Baru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250. f (b,-12 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Penrlidikan: Teori-
Aplikasi, (lakarta: PT Bumi Aksara,2007),h. 124. v f\-13 Margono, op. cit., h. 17 0 -17 1.
ttv. 'dr-'\4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22. ( fb>15 Margono, op. cit.,h. 158. I tL-16 Sudjarwo, op. cit.,h. 143. I {Et--l7 Arikunto, op. cit.,h. 195. 11 / dz:18 John Keller, "How to Integrate Leamer Motivation Planning into
Lesson Planning: The ARCS Model Approach", Makalah
disampaikan pada VII Semanar-io,Santiago-Cuba, Febmari 2000, h. 4.
:n k-l9 Arikunto, op. cit.,h. 211 I o7-20 Sukmadinata, op. cit., h. 228. ,-t (t-,-21 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 109-110.
(
"(, G-22 Suharsimi Arikunto, Dasar- Das ar Ev aluas i Pend i rii kan, (J akarta:
Bumi Aksara, 1999), h. 75. r ftr-a/ Sudjarwo, op. cit., h. 242. r ti-25 Sofyan, op.cil., h. 113. t {bu^26 Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan
Menggunakan Ms. Excel dan 5P55,2015, h. 16, (http://file.upi.
edu/D irektorVFPMIPA/JL'R._PEND._MATEMATIKA"/ 1 9 6 4 1 20 5 1 9 9
003 1 -BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November, 2008.
pd0
f (h-
28 Sofyan, op. cit.,h. 't03. f ( t1-29 Arikunto, op. ci t., h. 208. tdL,,30 Ibid.,h.2t0. ry ftL-
32 M. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya CV, 1986), h. 153. r Cn-
33 Sofyan, op. cit.,h. 104. a t n--34 Arikunto, op. cit., h.218. v f h--36 Emi Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, "Penerapan Model
Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri
2 RSBI Banda Ac eh", Jurnal Peluairg, Vol. 1 , No. 2,201,3,h. 15.
(, fil'-37 Stdjana, Metoda Statistika, (Bandtsng: Tarsito, 2005), h. 466-467 . / d>_"Jd Ibid.,h.249. ty d.-39 Sudijono, op. cit., h. 346-353.
,t o-.-40 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics
Preparation and Conceptual Leanting Gains in Physics: A Possible
Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, 2074, h. 3,
(http ://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_giin.pdf).
I
I it-.--
4t Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics
Indiana Universjly, 2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/
-sdi/AnalyzingChange-Gain.pd{).
(" WBAB IV
12 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching,
(Yogyakarla: Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. t /h-l3 Ibid.,h.289-291. v ( 81,'t4 Neneng Salmiah, "Penganrh Belajar Betmakna melalui Model
Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap
Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",
Skripsi padaIJPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan.
',I
a (v15 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajarar, (Jakafia:
Erlangga, 201 1), h.1 l0-1 1 l. P M16 Ibid.,b.95. t l,6w'17 Karya Sinulingga dan Denny Niunte, "Pengaruh Model Pembelajaran
Adyance Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa pada Materi Pckok Besaran Satuan di Kelas X SMA", Jurnal
Pendidikan Fisika, Vcl. 1, No. 2,2012,h. 5.
t (k-18 C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005), h. 44. t at-19 Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, "Meningkatkan Hasil
Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10
Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui Strategi
Peta Konsep Tahun Ajaran 200812009". Jurnal ll/ahana-Bto, Yol. 3,
2010, h. 50.
/ fMi Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance
Organizer terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMA pada Materi Httkum Ohm dan l{ukum Kirchhoff,
2013, h. 14, (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/aticle/
download3412 /33 88).
v
(\--
Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to
Enhance Students' Motivation in Leaming Biology, Eurasia Journalof Mathematics, Science & Technologt Education, Vol. 5, Nc. 4,
2009.h.413.Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, "Efek Model
Pembelaiarart Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitasterhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", Jurnal Penelitian Inovasi
Pembelajaran Fisifra, Vol. 4, No. 2,2012,h. 37.
Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, "Pengembangan ModelPembelalaran Advance Organizer .urlfLuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa", Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,Yol. 4,No.1,2010, h. 505.
Menyetujui,
Jakarta, Mei 2015
e--'+Yuke Mardiati. l&Si.
NIP. 19760117 200701 2013
Pembimbing I
196s01
top related